MENGAKU SALAH ITU MULIA, TIDAK HINA
✍️ Al Allamah Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan,
والواجب أن يرجع الإنسان للحق حيثما وجده، حتى لو خالف قوله فليرجع إليه، فإن هذا أعز له عند الله، وأعز له عند الناس، وأسلم لذمته وأبرأ .
فلا تظن أنك إذا رجعت عن قولك إلى الصواب أن ذلك يضع منزلتك عند الناس، بل هذا يرفع منزلتك، ويعرف الناس أنك لا تتبع إلا الحق، أما الذي يعاند ويبقى على ما هو عليه ويرد الحق، فهذا متكبر والعياذ بالله .
📌 "Yang wajib, seorang insan rujuk pada kebenaran, di mana pun dia temui. Meski kebenaran itu menyelisihi pendapatnya, rujuklah kepada kebenaran. Ini akan membuatnya lebih MULIA di sisi Allah dan pandangan manusia. Selain itu, ini lebih selamat dan lebih bersih dari tanggungan.
📌 Jangan engkau sangka, bahwa jika engkau rujuk dari pendapatmu menuju kebenaran, hal itu akan membuatmu turun derajat di mata manusia. Justru hal itu akan mengangkat derajatmu. Orang akan tahu bahwa engkau hanya mengikuti kebenaran.
📌 Adapun orang yang membangkang (tahu kebenaran namun tidak mengikutinya), bersikeras pada pendapatnya, dan menolak kebenaran, dialah orang yang sombong. Semoga Allah melindungi kita."
📚 Syarh Riyadhis Shalihin
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#rujuk #alhaq #kebenaran #sombong #membangkang #derajat #kedudukan
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
✍️ Al Allamah Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan,
والواجب أن يرجع الإنسان للحق حيثما وجده، حتى لو خالف قوله فليرجع إليه، فإن هذا أعز له عند الله، وأعز له عند الناس، وأسلم لذمته وأبرأ .
فلا تظن أنك إذا رجعت عن قولك إلى الصواب أن ذلك يضع منزلتك عند الناس، بل هذا يرفع منزلتك، ويعرف الناس أنك لا تتبع إلا الحق، أما الذي يعاند ويبقى على ما هو عليه ويرد الحق، فهذا متكبر والعياذ بالله .
📌 "Yang wajib, seorang insan rujuk pada kebenaran, di mana pun dia temui. Meski kebenaran itu menyelisihi pendapatnya, rujuklah kepada kebenaran. Ini akan membuatnya lebih MULIA di sisi Allah dan pandangan manusia. Selain itu, ini lebih selamat dan lebih bersih dari tanggungan.
📌 Jangan engkau sangka, bahwa jika engkau rujuk dari pendapatmu menuju kebenaran, hal itu akan membuatmu turun derajat di mata manusia. Justru hal itu akan mengangkat derajatmu. Orang akan tahu bahwa engkau hanya mengikuti kebenaran.
📌 Adapun orang yang membangkang (tahu kebenaran namun tidak mengikutinya), bersikeras pada pendapatnya, dan menolak kebenaran, dialah orang yang sombong. Semoga Allah melindungi kita."
📚 Syarh Riyadhis Shalihin
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#rujuk #alhaq #kebenaran #sombong #membangkang #derajat #kedudukan
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
EDISI 92
🔥 TAKABUR PANGKAL KUFUR
🌪 Sebuah kekurangan yang menampakkan kelebihan. Sebuah kerendahan yang menyuarakan ketinggian. Sebuah kehinaan yang bertopeng kemuliaan. Barangkali itulah gambaran hakiki warisan Iblis ini.
🍂 Pembaca yang semoga dirahmati Allah, dari generasi ke generasi sejarah kehidupan seperti terus terulang. Betapa banyak umat-umat terdahulu yang binasa dan dibinasakan karena sifat takabur. Namun, meskipun generasi takabur telah berulang-ulang dibinasakan, masih ada saja pewarisnya hingga akhir zaman.
🍂Memang, Iblis telah totalitas dalam berjuang mencari teman untuk dijadikan bahan bakar api neraka. Usahanya untuk menyesatkan jin dan manusia selalu saja memiliki target utama kekufuran. Ia tidak akan pernah berhenti berusaha hingga target operasinya terhenti jantungnya dalam kondisi kufur kepada Rabb Alam Semesta. Dan senjata ampuhnya untuk itu adalah sifatnya pula yakni takabur. Sifat aslinya yang telah menyebabkan turun laknat Allah atasnya ini, akan ia gunakan pula untuk membinasakan anak manusia.
🍂Sifat takabur akan menyebabkan pemiliknya merasa paling benar, paling kuat, dan paling mulia hingga akhirnya memandang rendah pihak lain. Namun, ketika kebenaran berpihak kepada yang direndahkan maka akan muncul penolakan. Akhirnya, bangga diri menutup mata hatinya dari kebenaran yang hakiki meskipun berasal dari sumber kebenaran itu sendiri. Demikianlah, takabur adalah pangkal kekufuran!
🍂Pembaca yang dirahmati Allah, semoga kajian utama kita di edisi ini dapat mengingatkan kita untuk menjauh dari sifat yang sangat buruk ini. Sifat yang bukan saja dapat mengarahkan kita kepada akhlak yang rendahan, namun bahkan dapat menjatuhkan kita kepada kekufuran.
🤚🏻✋🏻 Semoga Allah menjaga kita dari berhias diri dengannya. Sebaliknya, semoga Allah menganugerahi kita sikap rendah hati. Karena itulah yang pantas untuk selain-Nya. Selengkapnya kami persilakan Anda menelaah sajian kami di edisi ini. Semoga bermanfaat.
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#majalah #sombong #takabur #kufur #kafir #Iblis #tawadhu #rendahhati
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
🔥 TAKABUR PANGKAL KUFUR
🌪 Sebuah kekurangan yang menampakkan kelebihan. Sebuah kerendahan yang menyuarakan ketinggian. Sebuah kehinaan yang bertopeng kemuliaan. Barangkali itulah gambaran hakiki warisan Iblis ini.
🍂 Pembaca yang semoga dirahmati Allah, dari generasi ke generasi sejarah kehidupan seperti terus terulang. Betapa banyak umat-umat terdahulu yang binasa dan dibinasakan karena sifat takabur. Namun, meskipun generasi takabur telah berulang-ulang dibinasakan, masih ada saja pewarisnya hingga akhir zaman.
🍂Memang, Iblis telah totalitas dalam berjuang mencari teman untuk dijadikan bahan bakar api neraka. Usahanya untuk menyesatkan jin dan manusia selalu saja memiliki target utama kekufuran. Ia tidak akan pernah berhenti berusaha hingga target operasinya terhenti jantungnya dalam kondisi kufur kepada Rabb Alam Semesta. Dan senjata ampuhnya untuk itu adalah sifatnya pula yakni takabur. Sifat aslinya yang telah menyebabkan turun laknat Allah atasnya ini, akan ia gunakan pula untuk membinasakan anak manusia.
🍂Sifat takabur akan menyebabkan pemiliknya merasa paling benar, paling kuat, dan paling mulia hingga akhirnya memandang rendah pihak lain. Namun, ketika kebenaran berpihak kepada yang direndahkan maka akan muncul penolakan. Akhirnya, bangga diri menutup mata hatinya dari kebenaran yang hakiki meskipun berasal dari sumber kebenaran itu sendiri. Demikianlah, takabur adalah pangkal kekufuran!
🍂Pembaca yang dirahmati Allah, semoga kajian utama kita di edisi ini dapat mengingatkan kita untuk menjauh dari sifat yang sangat buruk ini. Sifat yang bukan saja dapat mengarahkan kita kepada akhlak yang rendahan, namun bahkan dapat menjatuhkan kita kepada kekufuran.
🤚🏻✋🏻 Semoga Allah menjaga kita dari berhias diri dengannya. Sebaliknya, semoga Allah menganugerahi kita sikap rendah hati. Karena itulah yang pantas untuk selain-Nya. Selengkapnya kami persilakan Anda menelaah sajian kami di edisi ini. Semoga bermanfaat.
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#majalah #sombong #takabur #kufur #kafir #Iblis #tawadhu #rendahhati
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
TAK MENERIMA NASIHAT, TANDA SAKITNYA HATI
✍️ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
كما ان البدن اذا مرض لم ينفع فيه الطعام والشراب فكذلك القلب اذا مرض بالشهوات لم تنجع فيه المواعظ
💊 “Seperti halnya badan jika sakit tidak berguna makanan dan minuman, kalbu ketika sakit syahwat, tidak akan mempan dengan nasihat.”
📚 Al Fawaid
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#nasihat #wejangan #mauizah #sakit #kalbu #hati
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
✍️ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
كما ان البدن اذا مرض لم ينفع فيه الطعام والشراب فكذلك القلب اذا مرض بالشهوات لم تنجع فيه المواعظ
💊 “Seperti halnya badan jika sakit tidak berguna makanan dan minuman, kalbu ketika sakit syahwat, tidak akan mempan dengan nasihat.”
📚 Al Fawaid
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#nasihat #wejangan #mauizah #sakit #kalbu #hati
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
AMERIKA: Lambang Kebebasan Kebablasan
✍️ Ustadz Zubair
🇱🇷 Patung liberty adalah salah satu patung yang paling terkenal di dunia. Patung ini berada di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika Serikat. Patung ini menurut empunya merupakan simbol kebebasan, demokrasi, dan harapan. Konon patung ini adalah hadiah dari Prancis untuk Amerika Serikat pada tahun 1886 untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan Amerika. Rancangan patung buatan seorang pemahat patung berkebangsaan Perancis ini merujuk pada sosok Libertas, dewi kebebasan Romawi. Sang dewi digambarkan sedang mengangkat obor dan membawa tabula ansata — tablet batu yang merepresentasikan hukum. Begitulah, Amerika Serikat selalu mempromosikan dirinya sebagai negara pelopor paham kebebasan (liberalisme).
⛓ Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Dengan kata lain, setiap orang yang ada di negara liberal bebas menentukan nasibnya sendiri sesuai dengan apa yang mampu dilakukannya. Bebas tanpa takut melanggar hukum bahkan dilindungi hukum.
❓ Lantas kebebasan apa saja yang bisa diperoleh di negara-negara penganut liberalisme ini? Salah satunya adalah kebebasan penggunaan senjata api. Penggunaan senjata oleh warga sipil di AS termaktub dalam Amandemen Kedua Konstitusi AS tahun 1971, yang mengatur kebebasan kepemilikan senjata yang bahkan tidak bisa diganggu gugat oleh negara. Alhasil berdasarkan Small Arms Survey tahun 2007, AS menjadi negara dengan kepemilikan senjata oleh sipil terbanyak di dunia, sekitar 88,8 senjata setiap 100 orang, disusul oleh Yaman, Swiss, Finlandia, dan Serbia. Akibatnya? Sebagai contoh kecil saja, pada periode tahun 2012-2014 setidaknya terjadi 87 kasus penembakan di Amerika Serikat . (cnnindonesia. com)
⚒ Yang lain? Tentang hubungan pria dan wanita? Tentang hubungan pria dan pria? Tentang hubungan wanita dengan wanita? Amerika termasuk pelopor dalam membebaskan segala hubungan tersebut. Bahkan dengan binatang. Naudzubillahi min dzalika. Bahkan ketika Mahkamah Agung AS melegalkan perkawinan sesama jenis, presiden Amerika ketika itu, Obama, memujinya dengan pidatonya yang bertajuk ‘Kemenangan untuk Amerika’ (republika. co.id).
🔥 Apa yang mereka peroleh setelah itu? Jumlah penderita penyakit menular seksual melonjak mencapai rekor tertinggi di Amerika Serikat tahun lalu. Di negara yang dikenal dengan budaya seks bebas itu, ada lebih dari dua juta kasus klamidia, gonore, dan sifilis yang terdata secara nasional.Demikian pernyataan pejabat terkait, Selasa (26/9/2017), seperti dilansir Daily Mail.(tribunnews. com). Ini sekadar sedikit contoh. Contoh hasil kehidupan bebas yang dielu-elukan itu demikian banyak dan memilukan. Inikah yang diidam-idamkan? Semoga Allah melindungi kita dari kebebasan yang serupa hewan.
🌎 dari sini
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#liberal #liberalisme #amerika #senjata #kejahatan #kriminal #homoseks #gay #STD
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
✍️ Ustadz Zubair
🇱🇷 Patung liberty adalah salah satu patung yang paling terkenal di dunia. Patung ini berada di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York Harbor, Amerika Serikat. Patung ini menurut empunya merupakan simbol kebebasan, demokrasi, dan harapan. Konon patung ini adalah hadiah dari Prancis untuk Amerika Serikat pada tahun 1886 untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan Amerika. Rancangan patung buatan seorang pemahat patung berkebangsaan Perancis ini merujuk pada sosok Libertas, dewi kebebasan Romawi. Sang dewi digambarkan sedang mengangkat obor dan membawa tabula ansata — tablet batu yang merepresentasikan hukum. Begitulah, Amerika Serikat selalu mempromosikan dirinya sebagai negara pelopor paham kebebasan (liberalisme).
⛓ Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Dengan kata lain, setiap orang yang ada di negara liberal bebas menentukan nasibnya sendiri sesuai dengan apa yang mampu dilakukannya. Bebas tanpa takut melanggar hukum bahkan dilindungi hukum.
❓ Lantas kebebasan apa saja yang bisa diperoleh di negara-negara penganut liberalisme ini? Salah satunya adalah kebebasan penggunaan senjata api. Penggunaan senjata oleh warga sipil di AS termaktub dalam Amandemen Kedua Konstitusi AS tahun 1971, yang mengatur kebebasan kepemilikan senjata yang bahkan tidak bisa diganggu gugat oleh negara. Alhasil berdasarkan Small Arms Survey tahun 2007, AS menjadi negara dengan kepemilikan senjata oleh sipil terbanyak di dunia, sekitar 88,8 senjata setiap 100 orang, disusul oleh Yaman, Swiss, Finlandia, dan Serbia. Akibatnya? Sebagai contoh kecil saja, pada periode tahun 2012-2014 setidaknya terjadi 87 kasus penembakan di Amerika Serikat . (cnnindonesia. com)
⚒ Yang lain? Tentang hubungan pria dan wanita? Tentang hubungan pria dan pria? Tentang hubungan wanita dengan wanita? Amerika termasuk pelopor dalam membebaskan segala hubungan tersebut. Bahkan dengan binatang. Naudzubillahi min dzalika. Bahkan ketika Mahkamah Agung AS melegalkan perkawinan sesama jenis, presiden Amerika ketika itu, Obama, memujinya dengan pidatonya yang bertajuk ‘Kemenangan untuk Amerika’ (republika. co.id).
🔥 Apa yang mereka peroleh setelah itu? Jumlah penderita penyakit menular seksual melonjak mencapai rekor tertinggi di Amerika Serikat tahun lalu. Di negara yang dikenal dengan budaya seks bebas itu, ada lebih dari dua juta kasus klamidia, gonore, dan sifilis yang terdata secara nasional.Demikian pernyataan pejabat terkait, Selasa (26/9/2017), seperti dilansir Daily Mail.(tribunnews. com). Ini sekadar sedikit contoh. Contoh hasil kehidupan bebas yang dielu-elukan itu demikian banyak dan memilukan. Inikah yang diidam-idamkan? Semoga Allah melindungi kita dari kebebasan yang serupa hewan.
🌎 dari sini
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#liberal #liberalisme #amerika #senjata #kejahatan #kriminal #homoseks #gay #STD
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Amerika Liberty Kebebasan Kebablasan | Majalah Muslim Tashfiyah
(oleh: Ustadz Zubair) Patung liberty adalah salah satu patung yang paling terkenal di dunia. Patung ini berada di Pulau Liberty, di muara Sungai Hudson di New York
MARI MENGENAL BIDAH
bag. 1 Bidah Secara Bahasa
✍️ oleh Abu Yusuf Abdurrahman
a. Tinjauan Makna Etimologis
📚 Secara etimologis atau akar bahasa, بِدْعَةٌ berasal dari kata kerja بَدَعَ (fi’il madhi, kata kerja bentuk lampau) يَبْدَعُ (fi’il mudhari’, kata kerja bentuk sekarang dan akan datang) بَدْعاً (mashdar, kata kerja dibendakan). Makna dari kata ini adalah membuat inovasi, sesuatu yang baru, tidak ada contoh dan misal sebelumnya.
📚 Pada makna asal kata, kata ‘bid’ah’ ini tidaklah memiliki nilai celaan atau pujian. Karena, sesuatu yang baru belum mesti sesuatu yang jelek, sebagaimana sesuatu yang baru pun juga belum mesti sesuatu yang bagus. Nilai jelek dan baiknya tergantung dari apakah hal yang baru itu.
📚 Kesimpulannya, kata bid’ah secara bahasa tidaklah memiliki nilai positif dan negatif. Kita baru bisa menilai positif dan negatifnya dilihat dari produk atau hasil dari bid’ah itu.
🌎 dari Dikit-dikit bidah
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
bag. 1 Bidah Secara Bahasa
✍️ oleh Abu Yusuf Abdurrahman
a. Tinjauan Makna Etimologis
📚 Secara etimologis atau akar bahasa, بِدْعَةٌ berasal dari kata kerja بَدَعَ (fi’il madhi, kata kerja bentuk lampau) يَبْدَعُ (fi’il mudhari’, kata kerja bentuk sekarang dan akan datang) بَدْعاً (mashdar, kata kerja dibendakan). Makna dari kata ini adalah membuat inovasi, sesuatu yang baru, tidak ada contoh dan misal sebelumnya.
📚 Pada makna asal kata, kata ‘bid’ah’ ini tidaklah memiliki nilai celaan atau pujian. Karena, sesuatu yang baru belum mesti sesuatu yang jelek, sebagaimana sesuatu yang baru pun juga belum mesti sesuatu yang bagus. Nilai jelek dan baiknya tergantung dari apakah hal yang baru itu.
📚 Kesimpulannya, kata bid’ah secara bahasa tidaklah memiliki nilai positif dan negatif. Kita baru bisa menilai positif dan negatifnya dilihat dari produk atau hasil dari bid’ah itu.
🌎 dari Dikit-dikit bidah
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Mengenal pengertian definisi bidah | Majalah Muslim Tashfiyah
Mari mengenal bidah. Apa itu bidah? Apa pengertian, definisi, batasan bid'ah menurut ulama salaf? Dikit-dikit bidah tercela! Jangan menuduh bidah.
MARI MENGENAL BIDAH
(bag. 2 [akhir] Bidah menurut syariat)
✍️ oleh: Abu Yusuf
b.Tinjauan Terminologis Syara’
📚 Definisi yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Asy Syathibi rahimahullah di dalam kitab Al I’tisham:
“Suatu jalan dalam beragama yang diadakan, menyerupai jalan syariat, tujuan menempuhnya adalah kesungguhan dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.”
🔑 Ada beberapa kata kunci yang menjadi batasan bid’ah dalam definisi beliau.
1️⃣ Pertama, bid’ah adalah ‘thariqah’ suatu jalan. Artinya, bid’ah memang dijadikan sebagai suatu pedoman yang senantiasa dilazimi. Dengan batasan ini, kita bisa membedakan bid’ah dengan maksiat. Seseorang yang melakukan maksiat, dalam hati kecilnya dia berniat akan meninggalkannya dan bertobat darinya.
🍂 Dengan batasan thariqah ini pula, kita menyimpulkan bahwa bid’ah tidak terbatas hanya pada amalan lahiriah saja. Bid’ah juga mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Misalnya, keyakinan Khawarij bahwa pelaku dosa besar kekal di neraka.
2️⃣ ‘Fid din’ dalam agama Islam, artinya cakupan bid’ah hanya perkara yang ada dalam agama. Bid’ah tidak mencakup segala inovasi dan penemuan dalam hal dunia. Jadi, tidak tepat bid’ah diterapkan dalam penemuan-penemuan dunia, seperti kendaraan modern, kulkas, dan segala hal penemuan dunia yang lain.
3️⃣ ‘Mukhtara’ah’, yang diadakan, artinya bid’ah tersebut tidak memiliki dalil dalam syariat ini. Dengan batasan ini, maka ilmu-ilmu yang membantu dalam memahami agama Islam –seperti ilmu nahwu, sharaf, ushul fiqh, serta ilmu-ilmu lainnya yang dahulu tidak ada pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam — bukanlah bid’ah. Sebab, meskipun ilmu tersebut tidak ada di zaman Rasulullah n, namun ada asal dalil-dalil yang menunjukkan padanya.
4️⃣ ‘Tudhahi asy syar’iyyah’ menyerupai jalan syariat, artinya perbuatan bid’ah tersebut memiliki kesamaan dengan jalan syariat, namun bukan termasuk dari syariat ini.
Penyerupaan syariat tersebut bisa berupa: penentuan tata cara tertentu tanpa dalil (misal, zikir dengan tata cara berjamaah dengan suara berbarengan), menentukan batasan tanpa dalil (misal, puasa dengan memakan jenis makanan tertentu, nasi, umbi, dsb), menentukan waktu-waktu tertentu tanpa dalil (misal, salat pada pertengahan Sya’ban, atau Jumat pertama dari Rajab). Ini semua menyerupai jalan syariat, namun bukan termasuk syariat karena tidak ada dalil baik dari Al Quran, hadis, ataupun ijma’ mengenai penentuan-penentuan tersebut. Orang yang mengadakannya membuat seolah-olah ada tuntunannya dari syariat agar terlihat bagus dikerjakan, padahal tidak ada asalnya.
5️⃣ Tujuan dari ditempuhnya jalan tersebut adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Inilah niatan dari para pelaku bid’ah. Semuanya berkeyakinan bahwa bid’ah yang dilakukannya adalah sesuatu yang bisa mendekatkan kepada Allah subhanahu wata’ala . Namun, anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Bid’ah bukan termasuk syariat Islam. Maka, perbuatan bid’ah bukanlah sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai. Andaikan bid’ah itu merupakan sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai, niscaya sudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan dan jelaskan kepada kita. Sebab, beliau bersabda:
“Wahai manusia, tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan kalian dari neraka, kecuali pasti telah aku perintahkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali telah aku larang kalian darinya.” [H.R. Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, dari Abdullah bin Mas’ud z dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah]. Kita simpulkan dari hadis ini, bahwa segala hal yang disyariatkan pastilah sudah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga, ketika bid’ah tidak diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pastilah bid’ah bukan hal yang mendekatkan ke surga.
🌎 dari Dikit-dikit bidah
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 2 [akhir] Bidah menurut syariat)
✍️ oleh: Abu Yusuf
b.Tinjauan Terminologis Syara’
📚 Definisi yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Asy Syathibi rahimahullah di dalam kitab Al I’tisham:
“Suatu jalan dalam beragama yang diadakan, menyerupai jalan syariat, tujuan menempuhnya adalah kesungguhan dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala.”
🔑 Ada beberapa kata kunci yang menjadi batasan bid’ah dalam definisi beliau.
1️⃣ Pertama, bid’ah adalah ‘thariqah’ suatu jalan. Artinya, bid’ah memang dijadikan sebagai suatu pedoman yang senantiasa dilazimi. Dengan batasan ini, kita bisa membedakan bid’ah dengan maksiat. Seseorang yang melakukan maksiat, dalam hati kecilnya dia berniat akan meninggalkannya dan bertobat darinya.
🍂 Dengan batasan thariqah ini pula, kita menyimpulkan bahwa bid’ah tidak terbatas hanya pada amalan lahiriah saja. Bid’ah juga mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Misalnya, keyakinan Khawarij bahwa pelaku dosa besar kekal di neraka.
2️⃣ ‘Fid din’ dalam agama Islam, artinya cakupan bid’ah hanya perkara yang ada dalam agama. Bid’ah tidak mencakup segala inovasi dan penemuan dalam hal dunia. Jadi, tidak tepat bid’ah diterapkan dalam penemuan-penemuan dunia, seperti kendaraan modern, kulkas, dan segala hal penemuan dunia yang lain.
3️⃣ ‘Mukhtara’ah’, yang diadakan, artinya bid’ah tersebut tidak memiliki dalil dalam syariat ini. Dengan batasan ini, maka ilmu-ilmu yang membantu dalam memahami agama Islam –seperti ilmu nahwu, sharaf, ushul fiqh, serta ilmu-ilmu lainnya yang dahulu tidak ada pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam — bukanlah bid’ah. Sebab, meskipun ilmu tersebut tidak ada di zaman Rasulullah n, namun ada asal dalil-dalil yang menunjukkan padanya.
4️⃣ ‘Tudhahi asy syar’iyyah’ menyerupai jalan syariat, artinya perbuatan bid’ah tersebut memiliki kesamaan dengan jalan syariat, namun bukan termasuk dari syariat ini.
Penyerupaan syariat tersebut bisa berupa: penentuan tata cara tertentu tanpa dalil (misal, zikir dengan tata cara berjamaah dengan suara berbarengan), menentukan batasan tanpa dalil (misal, puasa dengan memakan jenis makanan tertentu, nasi, umbi, dsb), menentukan waktu-waktu tertentu tanpa dalil (misal, salat pada pertengahan Sya’ban, atau Jumat pertama dari Rajab). Ini semua menyerupai jalan syariat, namun bukan termasuk syariat karena tidak ada dalil baik dari Al Quran, hadis, ataupun ijma’ mengenai penentuan-penentuan tersebut. Orang yang mengadakannya membuat seolah-olah ada tuntunannya dari syariat agar terlihat bagus dikerjakan, padahal tidak ada asalnya.
5️⃣ Tujuan dari ditempuhnya jalan tersebut adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Inilah niatan dari para pelaku bid’ah. Semuanya berkeyakinan bahwa bid’ah yang dilakukannya adalah sesuatu yang bisa mendekatkan kepada Allah subhanahu wata’ala . Namun, anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Bid’ah bukan termasuk syariat Islam. Maka, perbuatan bid’ah bukanlah sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai. Andaikan bid’ah itu merupakan sesuatu yang Allah subhanahu wata’ala cintai, niscaya sudah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan dan jelaskan kepada kita. Sebab, beliau bersabda:
“Wahai manusia, tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke surga dan menjauhkan kalian dari neraka, kecuali pasti telah aku perintahkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang mendekatkan kalian ke neraka dan menjauhkan kalian dari surga kecuali telah aku larang kalian darinya.” [H.R. Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, dari Abdullah bin Mas’ud z dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah]. Kita simpulkan dari hadis ini, bahwa segala hal yang disyariatkan pastilah sudah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga, ketika bid’ah tidak diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pastilah bid’ah bukan hal yang mendekatkan ke surga.
🌎 dari Dikit-dikit bidah
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #definisi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Mengenal pengertian definisi bidah | Majalah Muslim Tashfiyah
Mari mengenal bidah. Apa itu bidah? Apa pengertian, definisi, batasan bid'ah menurut ulama salaf? Dikit-dikit bidah tercela! Jangan menuduh bidah.
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 1 Al Quran telah menjelaskan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman] )
Pembaca, semoga Allah merahmati kita semua. Semua jenis bid’ah dalam istilah pengertian syariat –yang telah kami sebutkan pengertian dan batasannya dalam pembahasan sebelumnya— adalah amalan yang tercela. Allah subhanahu wata’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para shahabat serta yang mengikuti mereka telah menyebutkan celaan dan peringatan agar umat tidak terjatuh dalam bid’ah. Pada kesempatan kali ini, kami akan menyebutkan beberapa kutipan dari Al Quran, hadis, serta ucapan para shahabat serta para ulama yang mengikuti mereka mengenai tercelanya bid’ah.
☝🏻 Al Quran Menjelaskan
1. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتََّبِعُوالسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lainnya yang akan mengakibatkan kalian bercerai-berai dari jalan-Nya. Itulah yang Allah perintahkan kepada kalian agar kalian bertakwa.” [Q.S. Al An’am:153]
📏 Abdullah bin Mas’ud z mengisahkan, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menggariskan satu garis lurus untuk kami. Beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian, beliau menggariskan banyak garis di kanan kiri garis tersebut. Lalu beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan-jalan, setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya.’ Kemudian beliau membaca ayat tersebut. [H.R. Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah ]
🛣 Jalan yang lurus adalah syariat Allah. Sedangkan jalan-jalan lain yang Allah subhanahu wata’ala larang adalah jalan bid’ah. Asy Syathibi rahimahullah menegaskan, ”Jalan-jalan yang dimaksud bukanlah jalan kemaksiatan. Sebab, maksiat itu sendiri tidak ada seorang pun menjadikannya sebagai jalan yang senantiasa ditempuh untuk menyamai syariat. Ciri-ciri seperti ini hanya ada pada jalan bid’ah yang diadakan.” [Al I’tisham]
📚 Mujahid rahimahullah , seorang tabiin senior, menafsirkan ayat ini, “(Jalan-jalan yang banyak itu adalah) bid’ah dan syubhat (kesalahan pemahaman dalam bab agama).”
2. Dalam ayat lainnya, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka berkelompok-kelompok, engkau bukan termasuk golongan mereka sama sekali.” [Q.S. Al An’am:159]
📖 Ummu Salamah x, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , menafsirkan, “Ayat ini terkait para pengikut bid’ah, hawa nafsu, dan pembuat fitnah (keonaran) dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Yakni, merekalah yang memecah belah agama Islam.” [Al Muharrar Al Wajiz, karya Ibnu Athiyyah rahimahullah , wafat 542 H]
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #tafsir
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 1 Al Quran telah menjelaskan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman] )
Pembaca, semoga Allah merahmati kita semua. Semua jenis bid’ah dalam istilah pengertian syariat –yang telah kami sebutkan pengertian dan batasannya dalam pembahasan sebelumnya— adalah amalan yang tercela. Allah subhanahu wata’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para shahabat serta yang mengikuti mereka telah menyebutkan celaan dan peringatan agar umat tidak terjatuh dalam bid’ah. Pada kesempatan kali ini, kami akan menyebutkan beberapa kutipan dari Al Quran, hadis, serta ucapan para shahabat serta para ulama yang mengikuti mereka mengenai tercelanya bid’ah.
☝🏻 Al Quran Menjelaskan
1. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَأَنَّ هٰذَا صِرٰطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتََّبِعُوالسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah ia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lainnya yang akan mengakibatkan kalian bercerai-berai dari jalan-Nya. Itulah yang Allah perintahkan kepada kalian agar kalian bertakwa.” [Q.S. Al An’am:153]
📏 Abdullah bin Mas’ud z mengisahkan, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menggariskan satu garis lurus untuk kami. Beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian, beliau menggariskan banyak garis di kanan kiri garis tersebut. Lalu beliau mengatakan, ‘Ini adalah jalan-jalan, setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya.’ Kemudian beliau membaca ayat tersebut. [H.R. Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh Al Albani rahimahullah ]
🛣 Jalan yang lurus adalah syariat Allah. Sedangkan jalan-jalan lain yang Allah subhanahu wata’ala larang adalah jalan bid’ah. Asy Syathibi rahimahullah menegaskan, ”Jalan-jalan yang dimaksud bukanlah jalan kemaksiatan. Sebab, maksiat itu sendiri tidak ada seorang pun menjadikannya sebagai jalan yang senantiasa ditempuh untuk menyamai syariat. Ciri-ciri seperti ini hanya ada pada jalan bid’ah yang diadakan.” [Al I’tisham]
📚 Mujahid rahimahullah , seorang tabiin senior, menafsirkan ayat ini, “(Jalan-jalan yang banyak itu adalah) bid’ah dan syubhat (kesalahan pemahaman dalam bab agama).”
2. Dalam ayat lainnya, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka berkelompok-kelompok, engkau bukan termasuk golongan mereka sama sekali.” [Q.S. Al An’am:159]
📖 Ummu Salamah x, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam , menafsirkan, “Ayat ini terkait para pengikut bid’ah, hawa nafsu, dan pembuat fitnah (keonaran) dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Yakni, merekalah yang memecah belah agama Islam.” [Al Muharrar Al Wajiz, karya Ibnu Athiyyah rahimahullah , wafat 542 H]
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #tafsir
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 2 Hadis Rasulullah menerangkan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
☝🏻 Hadis Pun Menerangkan
1. Shahabat Irbadh bin Sariyah z mengisahkan bahwa suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan wejangan kepada para shahabat. Mereka pun merasa terharu terhadap wejangan tersebut. Air mata berlinang dan kalbu pun bergetar. Nasihat yang begitu mengharukan seolah-olah nasihat orang yang hendak berpamitan. Maka, para shahabat pun meminta wasiat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mewasiatkan dengan wasiat yang ringkas namun memiliki makna yang padat dan penting. Kata beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
أوصيكُمْ بتَقوى الله ، والسَّمْعِ والطَّاعةِ ، وإنْ تَأَمَّرَ عَليكُم عَبْدٌ ، وإنَّه من يَعِشْ مِنْكُم بعدي فَسَيرى اختلافاً كَثيراً ، فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِي وسُنَّةِ الخُلفاء الرَّاشدينَ المهديِّينَ ، عَضُّوا عليها بالنَّواجِذِ ، وإيَّاكُم ومُحْدَثاتِ الأمور ، فإنَّ كُلَّ بِدعَةٍ ضَلالةٌ
☝🏻“Aku mewasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah), meski yang memerintahkan kalian sebelumnya adalah seorang budak. Sungguh, siapa yang masih hidup sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib untuk kalian pegang teguh jalanku dan jalan para Khulafaur Rasyidin yang terpetunjuk. Gigitlah ajaran itu dengan gigi geraham kalian. Hati-hatilah kalian dari hal yang diada-adakan karena sungguh, setiap bid’ah adalah kesesatan.” [H.R. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
2. Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berkhutbah memulai khutbahnya dengan ucapan:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
📖 “Sesungguhnya ucapan terbaik adalah Kitabullah dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” [H.R. Muslim]
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 2 Hadis Rasulullah menerangkan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
☝🏻 Hadis Pun Menerangkan
1. Shahabat Irbadh bin Sariyah z mengisahkan bahwa suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan wejangan kepada para shahabat. Mereka pun merasa terharu terhadap wejangan tersebut. Air mata berlinang dan kalbu pun bergetar. Nasihat yang begitu mengharukan seolah-olah nasihat orang yang hendak berpamitan. Maka, para shahabat pun meminta wasiat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam . Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun mewasiatkan dengan wasiat yang ringkas namun memiliki makna yang padat dan penting. Kata beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
أوصيكُمْ بتَقوى الله ، والسَّمْعِ والطَّاعةِ ، وإنْ تَأَمَّرَ عَليكُم عَبْدٌ ، وإنَّه من يَعِشْ مِنْكُم بعدي فَسَيرى اختلافاً كَثيراً ، فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِي وسُنَّةِ الخُلفاء الرَّاشدينَ المهديِّينَ ، عَضُّوا عليها بالنَّواجِذِ ، وإيَّاكُم ومُحْدَثاتِ الأمور ، فإنَّ كُلَّ بِدعَةٍ ضَلالةٌ
☝🏻“Aku mewasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemerintah), meski yang memerintahkan kalian sebelumnya adalah seorang budak. Sungguh, siapa yang masih hidup sepeninggalku, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib untuk kalian pegang teguh jalanku dan jalan para Khulafaur Rasyidin yang terpetunjuk. Gigitlah ajaran itu dengan gigi geraham kalian. Hati-hatilah kalian dari hal yang diada-adakan karena sungguh, setiap bid’ah adalah kesesatan.” [H.R. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah]
2. Dalam riwayat lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berkhutbah memulai khutbahnya dengan ucapan:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
📖 “Sesungguhnya ucapan terbaik adalah Kitabullah dan petunjuk terbaik adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” [H.R. Muslim]
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Dalil Tercelanya Bidah Al Qur'an, hadis, salaf, dan logika | Majalah Muslim Tashfiyah
Saudara, bidah adalah amalan tercela. Al Quran, sunnah hadis Nabi, dan para ulama telah menjelaskan dan menegaskannya. Logika yang sehat pun mendukung hal itu.
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 3 Para ulama mempersaksikan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
☝🏻 Para Ulama Terdahulu Mempersaksikan
Riwayat-riwayat dari para salaf yang mencela bid’ah sangat banyak. Kami cukupkan sebagian saja, semoga bisa menjadi gambaran tentang pendapat mereka terhadap bid’ah.
1️⃣ Abu Idris Al Khaulani rahimahullah (tabi’in senior, wafat 80 H) mengatakan, “Saya melihat di masjid ada api yang tidak bisa saya padamkan lebih baik daripada saya melihat di masjid ada bid’ah yang tidak bisa saya ubah.”
2️⃣ Abdullah bin Mas’ud z berkata, “Teladanilah dan jangan kalian berbuat bid’ah. Sungguh, kalian sudah dicukupi.”
3️⃣ Beliau mengucapkan dalam kesempatan lainnya, “Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah.”
4️⃣ Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Tidaklah bertambah semangat ahlul bid’ah dalam puasa dan salat, kecuali Allah justru bertambah jauh darinya.”
5️⃣ Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Jangan engkau duduk bersama pelaku bid’ah, itu akan menyebabkan kalbumu sakit.”
6️⃣ Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah (tabiut tabi’in, wafat 187 H) mengatakan, “Ikutilah jalan kebenaran, jangan risau dengan sedikitnya orang yang menganutnya. Jauhilah olehmu jalan kesesatan, jangan terpana dengan banyaknya orang yang binasa.”
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 3 Para ulama mempersaksikan)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
☝🏻 Para Ulama Terdahulu Mempersaksikan
Riwayat-riwayat dari para salaf yang mencela bid’ah sangat banyak. Kami cukupkan sebagian saja, semoga bisa menjadi gambaran tentang pendapat mereka terhadap bid’ah.
1️⃣ Abu Idris Al Khaulani rahimahullah (tabi’in senior, wafat 80 H) mengatakan, “Saya melihat di masjid ada api yang tidak bisa saya padamkan lebih baik daripada saya melihat di masjid ada bid’ah yang tidak bisa saya ubah.”
2️⃣ Abdullah bin Mas’ud z berkata, “Teladanilah dan jangan kalian berbuat bid’ah. Sungguh, kalian sudah dicukupi.”
3️⃣ Beliau mengucapkan dalam kesempatan lainnya, “Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam bid’ah.”
4️⃣ Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Tidaklah bertambah semangat ahlul bid’ah dalam puasa dan salat, kecuali Allah justru bertambah jauh darinya.”
5️⃣ Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Jangan engkau duduk bersama pelaku bid’ah, itu akan menyebabkan kalbumu sakit.”
6️⃣ Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah (tabiut tabi’in, wafat 187 H) mengatakan, “Ikutilah jalan kebenaran, jangan risau dengan sedikitnya orang yang menganutnya. Jauhilah olehmu jalan kesesatan, jangan terpana dengan banyaknya orang yang binasa.”
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hadis #albani
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Dalil Tercelanya Bidah Al Qur'an, hadis, salaf, dan logika | Majalah Muslim Tashfiyah
Saudara, bidah adalah amalan tercela. Al Quran, sunnah hadis Nabi, dan para ulama telah menjelaskan dan menegaskannya. Logika yang sehat pun mendukung hal itu.
SAUDARA, BIDAH ITU TERCELA
(bag. 4 [akhir] Logika Juga Sepakat)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
Bid’ah Tercela Secara Logika
1️⃣ Logika pertama, syariat Islam merupakan syariat yang telah sempurna. Semenjak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, Allah subhanahu wata’ala telah menegaskan bahwa Islam telah sempurna. Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Pada hari ini telah Aku lengkapi untuk kalian agama kalian dan telah Aku sempurnakan untuk kalian nikmat-Ku dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” [Q.S. Al Maidah:3]
Ayat yang turun saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan Hajjatul Wada’ ini menjadi pertanda bahwa Islam telah sempurna dan paripurna. Tidak diturunkan ayat mengenai hukum halal dan haram setelahnya. Sesuatu yang sempurna tidak memerlukan penambahan maupun pengurangan. Apabila ditambah, maka yang tadinya sempurna tidak menjadi lebih sempurna, namun justru menjadi cacat.
Sebagai contoh untuk memudahkan pemahaman, Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia memiliki dua tangan. Dua tangan ini merupakan sifat kesempurnaan pada manusia. Jika salah satu anggota tubuh manusia ini berkurang, maka dikatakan bahwa dia tidak sempurna. Demikian pula, jika dia diciptakan memiliki satu tangan yang lebih. Meskipun anggota tubuh tersebut mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tetap dikatakan tidak normal (cacat) dan tidak dikatakan sempurna. Maka, orang yang menambahi syariat ini, dia tidak menambahi kesempurnaan agama ini, justru menjadikan agamanya tidak sempurna. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa orang yang berbuat bid’ah telah melakukan hal yang tercela.
2️⃣ Logika kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan segala hal yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka. Sehingga, tidak ada lagi suatu amalan yang perlu ditambahkan. Siapa yang menambahi syariat ini, sadar atau tidak, dia menuduh bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati risalah. Secara tersirat, dia telah menuduh bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam belum menyampaikan semua syariat. Meskipun secara lisan dia mengingkarinya, namun inilah konsekuensi dari perbuatannya. Jadi, dipandang dari segi ini pun, orang yang berbuat bid’ah telah melakukan hal yang tercela.
Imam Malik rahimahullah sampai mengatakan, “Siapa yang mengadakan bid’ah dan dia anggap baik, maka dia telah menganggap bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhianati risalah (yakni beliau tidak menyampaikan seluruhnya). Sebab, Allah subhanahu wata’ala telah berfirman yang artinya, ‘Di hari ini telah Aku lengkapi agama kalian.’ [Q.S. Al Maidah:3] Maka segala hal yang bukan termasuk agama di hari turunnya ayat itu, bukan termasuk agama pula pada hari ini.”
3️⃣ Logika ketiga, asalnya, manusia diciptakan sebagai makhluk yang tidak mengetahui. Dia terlahir ke dunia ini tanpa memiliki pengetahuan sedikit pun. Lalu, dia pun sedikit demi sedikit bertambah ilmunya baik dari pengalaman maupun dari pengajaran yang dia dapatkan. Ilmunya yang dimilikinya pun sangat terbatas sekali karena berasal dari sumber yang terbatas.
Adapun pada perkara gaib, manusia sama sekali tidak memiliki jalan untuk mengetahuinya. Misalnya, surga serta cara untuk sampai kepadanya; dan neraka serta cara untuk menjauhinya. Oleh sebab itu, Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kepada manusia dengan diutusnya para rasul untuk menunjukkan jalan yang terbaik bagi manusia. Jalan terbaik tersebut adalah jalan syariat. Maka, ketika seseorang tidak mau meniti jalan rasul dalam urusan agama, namun malah membuat jalan lain, dia telah berbuat lancang. Orang itu telah melakukan hal yang tanpa didasari ilmu. Karena, hanya melalui rasul ini, ilmu agama didapatkan.
Pembaca Tashfiyah yang kami muliakan, demikianlah dalil-dalil dan alasan kenapa bid’ah dalam agama adalah sesuatu yang tercela. Maka, sebagai muslim yang beriman, tentunya sudah sepantasnya bagi kita untuk menjauhi perkara-perkara bid’ah dalam agama ini. Wallahu a’lam bish shawab.
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #akal #nalar #logika
(bag. 4 [akhir] Logika Juga Sepakat)
✍️ [oleh Abu Yusuf Abdurrahman]
Bid’ah Tercela Secara Logika
1️⃣ Logika pertama, syariat Islam merupakan syariat yang telah sempurna. Semenjak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup, Allah subhanahu wata’ala telah menegaskan bahwa Islam telah sempurna. Allah subhanahu wata’ala berfirman yang artinya, “Pada hari ini telah Aku lengkapi untuk kalian agama kalian dan telah Aku sempurnakan untuk kalian nikmat-Ku dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” [Q.S. Al Maidah:3]
Ayat yang turun saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan Hajjatul Wada’ ini menjadi pertanda bahwa Islam telah sempurna dan paripurna. Tidak diturunkan ayat mengenai hukum halal dan haram setelahnya. Sesuatu yang sempurna tidak memerlukan penambahan maupun pengurangan. Apabila ditambah, maka yang tadinya sempurna tidak menjadi lebih sempurna, namun justru menjadi cacat.
Sebagai contoh untuk memudahkan pemahaman, Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia memiliki dua tangan. Dua tangan ini merupakan sifat kesempurnaan pada manusia. Jika salah satu anggota tubuh manusia ini berkurang, maka dikatakan bahwa dia tidak sempurna. Demikian pula, jika dia diciptakan memiliki satu tangan yang lebih. Meskipun anggota tubuh tersebut mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tetap dikatakan tidak normal (cacat) dan tidak dikatakan sempurna. Maka, orang yang menambahi syariat ini, dia tidak menambahi kesempurnaan agama ini, justru menjadikan agamanya tidak sempurna. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa orang yang berbuat bid’ah telah melakukan hal yang tercela.
2️⃣ Logika kedua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan segala hal yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka. Sehingga, tidak ada lagi suatu amalan yang perlu ditambahkan. Siapa yang menambahi syariat ini, sadar atau tidak, dia menuduh bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhianati risalah. Secara tersirat, dia telah menuduh bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam belum menyampaikan semua syariat. Meskipun secara lisan dia mengingkarinya, namun inilah konsekuensi dari perbuatannya. Jadi, dipandang dari segi ini pun, orang yang berbuat bid’ah telah melakukan hal yang tercela.
Imam Malik rahimahullah sampai mengatakan, “Siapa yang mengadakan bid’ah dan dia anggap baik, maka dia telah menganggap bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhianati risalah (yakni beliau tidak menyampaikan seluruhnya). Sebab, Allah subhanahu wata’ala telah berfirman yang artinya, ‘Di hari ini telah Aku lengkapi agama kalian.’ [Q.S. Al Maidah:3] Maka segala hal yang bukan termasuk agama di hari turunnya ayat itu, bukan termasuk agama pula pada hari ini.”
3️⃣ Logika ketiga, asalnya, manusia diciptakan sebagai makhluk yang tidak mengetahui. Dia terlahir ke dunia ini tanpa memiliki pengetahuan sedikit pun. Lalu, dia pun sedikit demi sedikit bertambah ilmunya baik dari pengalaman maupun dari pengajaran yang dia dapatkan. Ilmunya yang dimilikinya pun sangat terbatas sekali karena berasal dari sumber yang terbatas.
Adapun pada perkara gaib, manusia sama sekali tidak memiliki jalan untuk mengetahuinya. Misalnya, surga serta cara untuk sampai kepadanya; dan neraka serta cara untuk menjauhinya. Oleh sebab itu, Allah subhanahu wata’ala mengaruniakan kepada manusia dengan diutusnya para rasul untuk menunjukkan jalan yang terbaik bagi manusia. Jalan terbaik tersebut adalah jalan syariat. Maka, ketika seseorang tidak mau meniti jalan rasul dalam urusan agama, namun malah membuat jalan lain, dia telah berbuat lancang. Orang itu telah melakukan hal yang tanpa didasari ilmu. Karena, hanya melalui rasul ini, ilmu agama didapatkan.
Pembaca Tashfiyah yang kami muliakan, demikianlah dalil-dalil dan alasan kenapa bid’ah dalam agama adalah sesuatu yang tercela. Maka, sebagai muslim yang beriman, tentunya sudah sepantasnya bagi kita untuk menjauhi perkara-perkara bid’ah dalam agama ini. Wallahu a’lam bish shawab.
🌎 dari Saudara, bidah itu tercela
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #akal #nalar #logika
Tashfiyah
Dalil Tercelanya Bidah Al Qur'an, hadis, salaf, dan logika | Majalah Muslim Tashfiyah
Saudara, bidah adalah amalan tercela. Al Quran, sunnah hadis Nabi, dan para ulama telah menjelaskan dan menegaskannya. Logika yang sehat pun mendukung hal itu.
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 1 Ucapan Umar)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
Apa itu bid'ah hasanah? Bid’ah hasanah artinya adalah bid’ah yang bernilai baik. Beberapa ulama telah menyebutkan jenis bid’ah ini dalam beberapa karya mereka. Pada kesempatan ini, kita akan sebutkan beberapa hal yang dianggap bidah hasanah dan nukilan ulama mengenai bid’ah jenis ini disertai telaah ringkas mengenainya.
🍃 1. Ucapan Umar radhiyallahu ‘anhu “Sebaik-baik bid’ah adalah ini.”
📚 Mari kita perhatikan sejenak mengenai ucapan beliau ini. Umar radhiyallahu ‘anhu mengucapkan ucapan ini saat beliau melihat salat tarawih yang dilakukan oleh para shahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah. Lantas, terbetik tanya, apakah salat tarawih termasuk bid’ah yang tidak ada dalilnya dari Al Quran dan hadis?
📖 Jawabannya, ada dalilnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meneladankan salat tarawih. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan bahwa dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam Ramadhan salat sendiri di masjid. Lalu, orang berkumpul ikut salat bersama dengan beliau tiga malam berturut-turut. Pada malam keempat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar mengimami mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan sebab beliau meninggalkan salat tarawih berjamaah, yang artinya, “Yang menyebabkan aku tidak keluar mengimami kalian hanya karena aku khawatir salat ini akan diwajibkan atas kalian.” Maka, salat ini pun tidak dilakukan secara berjamaah pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup dan pada khilafah Abu Bakar.
🕋 Barulah pada khilafah Umar, saat beliau melihat orang-orang salat dengan beberapa jamaah tercerai-berai, beliau pun mengumpulkan mereka di masjid dengan satu imam.
🤚🏻 Dengan melihat kepada kisah di atas, kita ketahui bahwa salat tarawih bukanlah bid’ah secara istilah syariat. Kriteria bid’ah ‘mukhtara’ah’ atau diada-adakan tidak terpenuhi pada amalan ini. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencontohkannya. Secara lisan pun, beliau juga memotivasi untuk melakukan salat malam di bulan Ramadhan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meneruskan mengimami hanya khawatir diwajibkan karena zaman itu adalah zaman pensyariatan. Saat beliau meninggal, syariat tidak lagi turun, alasan kekhawatiran telah hilang, makanya Umar radhiyallahu ‘anhu pun menghidupkan lagi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu. Umar bukan membuat hal yang baru dalam agama ini.
❓ Lantas, kenapa Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut salat tarawih sebagai bid’ah? Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut amalan ini sebagai bid’ah dipandang dari bahasa, yakni menghidupkan amalan yang dahulunya ditinggalkan. Ingat, penggunaan kata bid’ah secara bahasa tidak bernilai celaan secara langsung (lihat pembahasan tentang definisi bid’ah di https://tashfiyah.com/dikit-dikit-bidah/). Adapun secara istilah syariat, apa yang beliau sebutkan ini bukanlah bid’ah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #tarawih
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 1 Ucapan Umar)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
Apa itu bid'ah hasanah? Bid’ah hasanah artinya adalah bid’ah yang bernilai baik. Beberapa ulama telah menyebutkan jenis bid’ah ini dalam beberapa karya mereka. Pada kesempatan ini, kita akan sebutkan beberapa hal yang dianggap bidah hasanah dan nukilan ulama mengenai bid’ah jenis ini disertai telaah ringkas mengenainya.
🍃 1. Ucapan Umar radhiyallahu ‘anhu “Sebaik-baik bid’ah adalah ini.”
📚 Mari kita perhatikan sejenak mengenai ucapan beliau ini. Umar radhiyallahu ‘anhu mengucapkan ucapan ini saat beliau melihat salat tarawih yang dilakukan oleh para shahabat, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah. Lantas, terbetik tanya, apakah salat tarawih termasuk bid’ah yang tidak ada dalilnya dari Al Quran dan hadis?
📖 Jawabannya, ada dalilnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meneladankan salat tarawih. Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan bahwa dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada malam Ramadhan salat sendiri di masjid. Lalu, orang berkumpul ikut salat bersama dengan beliau tiga malam berturut-turut. Pada malam keempat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar mengimami mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan sebab beliau meninggalkan salat tarawih berjamaah, yang artinya, “Yang menyebabkan aku tidak keluar mengimami kalian hanya karena aku khawatir salat ini akan diwajibkan atas kalian.” Maka, salat ini pun tidak dilakukan secara berjamaah pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih hidup dan pada khilafah Abu Bakar.
🕋 Barulah pada khilafah Umar, saat beliau melihat orang-orang salat dengan beberapa jamaah tercerai-berai, beliau pun mengumpulkan mereka di masjid dengan satu imam.
🤚🏻 Dengan melihat kepada kisah di atas, kita ketahui bahwa salat tarawih bukanlah bid’ah secara istilah syariat. Kriteria bid’ah ‘mukhtara’ah’ atau diada-adakan tidak terpenuhi pada amalan ini. Sebab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mencontohkannya. Secara lisan pun, beliau juga memotivasi untuk melakukan salat malam di bulan Ramadhan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meneruskan mengimami hanya khawatir diwajibkan karena zaman itu adalah zaman pensyariatan. Saat beliau meninggal, syariat tidak lagi turun, alasan kekhawatiran telah hilang, makanya Umar radhiyallahu ‘anhu pun menghidupkan lagi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu. Umar bukan membuat hal yang baru dalam agama ini.
❓ Lantas, kenapa Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut salat tarawih sebagai bid’ah? Umar radhiyallahu ‘anhu menyebut amalan ini sebagai bid’ah dipandang dari bahasa, yakni menghidupkan amalan yang dahulunya ditinggalkan. Ingat, penggunaan kata bid’ah secara bahasa tidak bernilai celaan secara langsung (lihat pembahasan tentang definisi bid’ah di https://tashfiyah.com/dikit-dikit-bidah/). Adapun secara istilah syariat, apa yang beliau sebutkan ini bukanlah bid’ah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #tarawih
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Mengenal pengertian definisi bidah | Majalah Muslim Tashfiyah
Mari mengenal bidah. Apa itu bidah? Apa pengertian, definisi, batasan bid'ah menurut ulama salaf? Dikit-dikit bidah tercela! Jangan menuduh bidah.
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 2 Ucapan Imam Asy Syafi'i)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
🍃 2. Ucapan Imam Asy Syafi’i rahimahullah “Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji (mahmudah) dan bid’ah tercela (madzmumah).”
❔ Apakah dari ucapan beliau ini bisa dipahami adanya bid’ah secara istilah syariat yang bernilai baik? Untuk memahaminya, perlu diketahui apa yang beliau maksud sebagai bid’ah terpuji.
📖 Redaksi ucapan beliau secara lengkap seperti ini, “Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Yang sesuai sunnah adalah yang terpuji, sedang yang menyelisihi sunnah adalah tercela.” [Hilyatul Auliya]
📕 Dari penjelasan beliau sendiri ini, kita simpulkan bahwa yang beliau maksud bid’ah terpuji bukanlah bid’ah secara istilah syariat, namun bid’ah secara bahasa. Karena, beliau yang beliau maksudkan sebagai bid’ah terpuji adalah bid’ah yang sesuai sunnah. Sehingga, tidak terpenuhi padanya kriteria bid’ah ‘mukhtara’ah’ (yang diadakan) sebab amalan tersebut berdasarkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
📌 Akan lebih jelas lagi, jika kita mengetahui bahwa beliau berdalil adanya bid’ah terpuji dengan komentar shahabat Umar mengenai salat tarawih, seperti yang diriwayatkan dalam Hilyatul Auliya. Dan telah kita sampaikan di muka bahwa tarawih bukanlah bidah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #tarawih #Syafii
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 2 Ucapan Imam Asy Syafi'i)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
🍃 2. Ucapan Imam Asy Syafi’i rahimahullah “Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji (mahmudah) dan bid’ah tercela (madzmumah).”
❔ Apakah dari ucapan beliau ini bisa dipahami adanya bid’ah secara istilah syariat yang bernilai baik? Untuk memahaminya, perlu diketahui apa yang beliau maksud sebagai bid’ah terpuji.
📖 Redaksi ucapan beliau secara lengkap seperti ini, “Bid’ah ada dua macam: bid’ah terpuji dan bid’ah tercela. Yang sesuai sunnah adalah yang terpuji, sedang yang menyelisihi sunnah adalah tercela.” [Hilyatul Auliya]
📕 Dari penjelasan beliau sendiri ini, kita simpulkan bahwa yang beliau maksud bid’ah terpuji bukanlah bid’ah secara istilah syariat, namun bid’ah secara bahasa. Karena, beliau yang beliau maksudkan sebagai bid’ah terpuji adalah bid’ah yang sesuai sunnah. Sehingga, tidak terpenuhi padanya kriteria bid’ah ‘mukhtara’ah’ (yang diadakan) sebab amalan tersebut berdasarkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
📌 Akan lebih jelas lagi, jika kita mengetahui bahwa beliau berdalil adanya bid’ah terpuji dengan komentar shahabat Umar mengenai salat tarawih, seperti yang diriwayatkan dalam Hilyatul Auliya. Dan telah kita sampaikan di muka bahwa tarawih bukanlah bidah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #tarawih #Syafii
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 3 dalil dari hadis)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚 3. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, “Siapa yang meneladankan di dalam Islam ini teladan yang baik, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang beramal dengannya, tanpa mengurangi pahala orang yang beramal sedikit pun. Dan siapa yang mencontohkan dalam Islam ini teladan yang jelek, maka dia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang beramal dengannya, tanpa mengurangi dosa orang yang melakukannya sedikit pun.”
👍 Hadis ini adalah hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Ahmad, dan lainnya. Dari hadis ini diambil faedah bahwa orang yang mengajarkan kebaikan akan mendapat pahala yang sangat besar, terus mengalir selama ajarannya diamalkan.
🤚🏻 Sebagian orang memahami bahwa ini merupakan dalil adanya bid’ah hasanah. Mereka mengatakan bahwa siapa yang mengajarkan bid’ah hasanah, akan terus mendapat pahala yang terus mengalir selama bid’ah tersebut diamalkan.
📌 Pendalilan ini adalah pendalilan yang tidak tepat. Akan lebih jelas saat kita melihat sababul wurud atau sebab datangnya hadis ini.
☀️ Saat itu pertengahan siang. Datang sekelompok orang yang bertelanjang kaki dan berbaju wol dari kabilah Mudhar. Kondisi mereka memprihatinkan. Demi melihat kondisi mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasa kasihan. Beliau pun naik ke mimbar dan berkhutbah memberikan motivasi bersedekah kepada mereka. Namun, para shahabat tidak langsung menyambut ajakan tersebut. Sampai ada seorang dari Anshar yang datang membawa setangkup perak di tangannya. Lalu, para shahabat pun menjadi bersemangat hingga terkumpul dua gundukan makanan dan baju. Raut wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjadi cerah/bahagia. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengucapkan sabdanya di atas.
💡 Pembaca, dengan melihat sababul wurud di atas, kita bisa menilai bahwa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maksud dengan ‘sunnah hasanah’ (ajaran yang baik) bukanlah ‘bid’ah hasanah’. Sebab, sedekah merupakan amalan yang memiliki banyak sekali landasan dalil dalam syariat. Sehingga, kriteria ‘mukhtara’ah’ tidak terpenuhi dalam perkara ini. Kesimpulannya, tidak tepat dalil ini dipakai dalam bid’ah hasanah dan hanya berlaku dalam sunnah hasanah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #hadis #sedekah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 3 dalil dari hadis)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚 3. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang artinya, “Siapa yang meneladankan di dalam Islam ini teladan yang baik, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang beramal dengannya, tanpa mengurangi pahala orang yang beramal sedikit pun. Dan siapa yang mencontohkan dalam Islam ini teladan yang jelek, maka dia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang yang beramal dengannya, tanpa mengurangi dosa orang yang melakukannya sedikit pun.”
👍 Hadis ini adalah hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Ahmad, dan lainnya. Dari hadis ini diambil faedah bahwa orang yang mengajarkan kebaikan akan mendapat pahala yang sangat besar, terus mengalir selama ajarannya diamalkan.
🤚🏻 Sebagian orang memahami bahwa ini merupakan dalil adanya bid’ah hasanah. Mereka mengatakan bahwa siapa yang mengajarkan bid’ah hasanah, akan terus mendapat pahala yang terus mengalir selama bid’ah tersebut diamalkan.
📌 Pendalilan ini adalah pendalilan yang tidak tepat. Akan lebih jelas saat kita melihat sababul wurud atau sebab datangnya hadis ini.
☀️ Saat itu pertengahan siang. Datang sekelompok orang yang bertelanjang kaki dan berbaju wol dari kabilah Mudhar. Kondisi mereka memprihatinkan. Demi melihat kondisi mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasa kasihan. Beliau pun naik ke mimbar dan berkhutbah memberikan motivasi bersedekah kepada mereka. Namun, para shahabat tidak langsung menyambut ajakan tersebut. Sampai ada seorang dari Anshar yang datang membawa setangkup perak di tangannya. Lalu, para shahabat pun menjadi bersemangat hingga terkumpul dua gundukan makanan dan baju. Raut wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjadi cerah/bahagia. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengucapkan sabdanya di atas.
💡 Pembaca, dengan melihat sababul wurud di atas, kita bisa menilai bahwa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maksud dengan ‘sunnah hasanah’ (ajaran yang baik) bukanlah ‘bid’ah hasanah’. Sebab, sedekah merupakan amalan yang memiliki banyak sekali landasan dalil dalam syariat. Sehingga, kriteria ‘mukhtara’ah’ tidak terpenuhi dalam perkara ini. Kesimpulannya, tidak tepat dalil ini dipakai dalam bid’ah hasanah dan hanya berlaku dalam sunnah hasanah.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #hadis #sedekah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 4 ucapan Imam Nawawi)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚4. An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Para ulama mengatakan bahwa bid’ah ada lima macam: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.” [Syarh Shahih Muslim] Ucapan An Nawawi ini semakna dengan yang disebutkan oleh Al ‘Izz bin Abdis Salam rahimahullah dalam kitab Qawa’idul Ahkam.
📚 Setelah menyebutkan hukum-hukum bid’ah yang dibagi menjadi lima ini, An Nawawi rahimahullah mencontohkan jenis-jenis bid’ah tersebut. Bid’ah yang wajib, misalnya mengumpulkan dalil-dalil yang digunakan oleh ahlul kalam untuk membantah ahlul bid’ah (membantah kebatilan ahlul bid’ah adalah wajib). Bid’ah yang sunnah, contohnya adalah menyusun kitab-kitab ilmu dan membangun sekolah. Bid’ah yang mubah, seperti mengonsumsi berbagai makanan beraneka macam yang belum ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. “Adapun bid’ah yang haram dan makruh, jelas.” kata beliau. [Syarh Shahih Muslim]
💡 Pembaca yang kami hormati, dengan membaca perician contoh-contoh bid’ah tersebut, kita pun bisa menyimpulkan apa yang beliau sebut sebagai bid’ah dengan hukum wajib, sunnah, dan mubah, sejatinya bukanlah bid’ah menurut istilah syariat. Sebab, hal-hal tersebut telah ada dalil landasannya, baik secara tegas, maupun secara tersirat. Sehingga, penyebutan bid’ah yang menurut beliau bisa dibagi menjadi lima adalah bid’ah secara bahasa, yakni sesuatu yang baru, tidak memandang termasuk dalam hal agama atau tidaknya (seperti masalah makanan), tidak memerhatikan apakah ada dalil tersirat atau tidaknya (semisal penulisan karya ilmiah). Sedangkan hal-hal tersebut tidak termasuk dalam definisi bidah.
👍🏻 Lebih menguatkan apa yang kami sebutkan, bahwa An Nawawi rahimahullah menyebutkan pembagian ini setelah beliau mengatakan, “Para ahli bahasa mengatakan bid’ah adalah sesuatu yang diamalkan tanpa misal sebelumnya.” Setelah mengutip pendapat ahli bahasa inilah, beliau menyebutkan pembagian bid’ah. Maka kita pahami bahwa beliau menginginkan bid’ah secara bahasa, bukan bid’ah secara istilah syariat.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #nawawi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 4 ucapan Imam Nawawi)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚4. An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Para ulama mengatakan bahwa bid’ah ada lima macam: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.” [Syarh Shahih Muslim] Ucapan An Nawawi ini semakna dengan yang disebutkan oleh Al ‘Izz bin Abdis Salam rahimahullah dalam kitab Qawa’idul Ahkam.
📚 Setelah menyebutkan hukum-hukum bid’ah yang dibagi menjadi lima ini, An Nawawi rahimahullah mencontohkan jenis-jenis bid’ah tersebut. Bid’ah yang wajib, misalnya mengumpulkan dalil-dalil yang digunakan oleh ahlul kalam untuk membantah ahlul bid’ah (membantah kebatilan ahlul bid’ah adalah wajib). Bid’ah yang sunnah, contohnya adalah menyusun kitab-kitab ilmu dan membangun sekolah. Bid’ah yang mubah, seperti mengonsumsi berbagai makanan beraneka macam yang belum ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. “Adapun bid’ah yang haram dan makruh, jelas.” kata beliau. [Syarh Shahih Muslim]
💡 Pembaca yang kami hormati, dengan membaca perician contoh-contoh bid’ah tersebut, kita pun bisa menyimpulkan apa yang beliau sebut sebagai bid’ah dengan hukum wajib, sunnah, dan mubah, sejatinya bukanlah bid’ah menurut istilah syariat. Sebab, hal-hal tersebut telah ada dalil landasannya, baik secara tegas, maupun secara tersirat. Sehingga, penyebutan bid’ah yang menurut beliau bisa dibagi menjadi lima adalah bid’ah secara bahasa, yakni sesuatu yang baru, tidak memandang termasuk dalam hal agama atau tidaknya (seperti masalah makanan), tidak memerhatikan apakah ada dalil tersirat atau tidaknya (semisal penulisan karya ilmiah). Sedangkan hal-hal tersebut tidak termasuk dalam definisi bidah.
👍🏻 Lebih menguatkan apa yang kami sebutkan, bahwa An Nawawi rahimahullah menyebutkan pembagian ini setelah beliau mengatakan, “Para ahli bahasa mengatakan bid’ah adalah sesuatu yang diamalkan tanpa misal sebelumnya.” Setelah mengutip pendapat ahli bahasa inilah, beliau menyebutkan pembagian bid’ah. Maka kita pahami bahwa beliau menginginkan bid’ah secara bahasa, bukan bid’ah secara istilah syariat.
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #nawawi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Tashfiyah
Mengenal pengertian definisi bidah | Majalah Muslim Tashfiyah
Mari mengenal bidah. Apa itu bidah? Apa pengertian, definisi, batasan bid'ah menurut ulama salaf? Dikit-dikit bidah tercela! Jangan menuduh bidah.
MENGENAL BID'AH HASANAH
(bag. 5 ucapan Imam Nawawi pendalilan 'am makhsush)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚 5. An Nawawi rahimahullah saat menjelaskan hadis ‘Semua bid’ah adalah sesat’, beliau mengatakan, “Hadis ini adalah ‘am makhshush (yakni, redaksinya menyebutkan keseluruhan, namun hanya dimaksudkan hal yang parsial atau sebagian saja). Yakni, mayoritas bid’ah adalah sesat.” [Syarh Shahih Muslim]
☝🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seringkali memulai khutbahnya dengan mengatakan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Amma ba’du: Sungguh, ucapan terbaik adalah Kitabullah, petunjuk terbaik adalah petunjuk Muhammad. Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bidah adalah kesesatan.” [H.R. Muslim]
📖 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tegaskan dan beliau ulang-ulang dalam khutbah, “Setiap bid’ah adalah kesesatan.” Secara tersurat, hadis ini menunjukkan bahwa bidah seluruhnya adalah sesat. Dipahami dari sini, tidak ada pengecualian dan pembagian menjadi bidah yang tidak sesat.
❓ Akan tetapi, Imam An Nawawi mengatakan bahwa Rasulullah dalam hadis ini menggunakan uslub (metode pembicaraan) ‘am makhshush (ucapannya umum, namun diinginkan sebagian saja). Meski Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap bid’ah adalah kesesatan,” beliau memaksudkan hanya sebagian bid’ah saja yang sesat.
❓ Allah subhanahu wata’ala juga pernah memakai uslub ini, kata beliau. Di antara contoh uslub (metode pembicaraan) ‘am makhshush, kata An Nawawi rahimahullah, adalah firman Allah subhanahu wata’a:
تُدَمِّرُ كُلَّ شَىْءٍۭ بِأَمْرِ رَبِّهَا
“(Angin itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya,” [Q.S. Al Ahqaf:25]
❓ Kata Imam An Nawawi, penyebutan ‘segala sesuatu’ dalam ayat ini yang dimaksud bukan segala sesuatu secara mutlak, tapi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dilewati oleh angin tersebut. Sehingga, meski ucapannya umum, tapi yang diinginkan sebagian, parsial dari keumuman tersebut.
📖 Pembaca yang semoga dimuliakan Allah, pendalilan ini benar dengan catatan, kita harus memahaminya sesuai dengan penjelasan An Nawawi rahimahullah yang telah lewat pada poin sebelumnya.
💡 Benar bahwa sebagian bid’ah ada yang baik, tidak sesat. Namun bid’ah yang baik tersebut merupakan bid’ah secara bahasa (bukan dalam syariat). Adapun secara istilah (bid’ah dalam syariat), seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , “Semua bid’ah adalah sesat.”
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #sesat #hadis #nawawi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(bag. 5 ucapan Imam Nawawi pendalilan 'am makhsush)
✍️ Abu Yusuf Abdurrahman
📚 5. An Nawawi rahimahullah saat menjelaskan hadis ‘Semua bid’ah adalah sesat’, beliau mengatakan, “Hadis ini adalah ‘am makhshush (yakni, redaksinya menyebutkan keseluruhan, namun hanya dimaksudkan hal yang parsial atau sebagian saja). Yakni, mayoritas bid’ah adalah sesat.” [Syarh Shahih Muslim]
☝🏻 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seringkali memulai khutbahnya dengan mengatakan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Amma ba’du: Sungguh, ucapan terbaik adalah Kitabullah, petunjuk terbaik adalah petunjuk Muhammad. Dan perkara terjelek adalah yang diada-adakan dan setiap bidah adalah kesesatan.” [H.R. Muslim]
📖 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tegaskan dan beliau ulang-ulang dalam khutbah, “Setiap bid’ah adalah kesesatan.” Secara tersurat, hadis ini menunjukkan bahwa bidah seluruhnya adalah sesat. Dipahami dari sini, tidak ada pengecualian dan pembagian menjadi bidah yang tidak sesat.
❓ Akan tetapi, Imam An Nawawi mengatakan bahwa Rasulullah dalam hadis ini menggunakan uslub (metode pembicaraan) ‘am makhshush (ucapannya umum, namun diinginkan sebagian saja). Meski Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap bid’ah adalah kesesatan,” beliau memaksudkan hanya sebagian bid’ah saja yang sesat.
❓ Allah subhanahu wata’ala juga pernah memakai uslub ini, kata beliau. Di antara contoh uslub (metode pembicaraan) ‘am makhshush, kata An Nawawi rahimahullah, adalah firman Allah subhanahu wata’a:
تُدَمِّرُ كُلَّ شَىْءٍۭ بِأَمْرِ رَبِّهَا
“(Angin itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya,” [Q.S. Al Ahqaf:25]
❓ Kata Imam An Nawawi, penyebutan ‘segala sesuatu’ dalam ayat ini yang dimaksud bukan segala sesuatu secara mutlak, tapi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dilewati oleh angin tersebut. Sehingga, meski ucapannya umum, tapi yang diinginkan sebagian, parsial dari keumuman tersebut.
📖 Pembaca yang semoga dimuliakan Allah, pendalilan ini benar dengan catatan, kita harus memahaminya sesuai dengan penjelasan An Nawawi rahimahullah yang telah lewat pada poin sebelumnya.
💡 Benar bahwa sebagian bid’ah ada yang baik, tidak sesat. Namun bid’ah yang baik tersebut merupakan bid’ah secara bahasa (bukan dalam syariat). Adapun secara istilah (bid’ah dalam syariat), seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , “Semua bid’ah adalah sesat.”
🌍 Dari https://tashfiyah.com/inilah-bidah-hasanah/
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#bidah #hasanah #sesat #hadis #nawawi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah