4_5958273916307769202.pdf
881.6 KB
توجيهات مع العودة للمساجد في السعودية
💠📂HUKUM MENYENDIRIKAN (MENGKHUSUSKAN) HARI JUMAT DENGAN PUASA
📋Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Sungguh telah jelas dari apa yang telah lewat dari pendapat-pendapat para ulama dan dalil-dalil mereka bahwasanya pendapat yang paling rajih adalah pendapat yang menyatakan haramnya menyendirikan puasa pada hari Jumat kecuali apabila bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan oleh seseorang (seperti berpapasan dengan puasa Dawud atau puasa ayyamul bidh, pen), hal ini berdasarkan hadits-hadits dalam bab ini yang jelas menunjukkan hal ini, maka sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا يصم أحدكم يوم الجمعة إلا أن يصوم قبله أو يصوم بعده.
"Janganlah salah seorang dari kalian berpuasa di hari Jumat kecuali ia berpuasa sehari sebelumnya atau berpuasa sehari setelahnya". Muttafaqun alaih dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu.
👉🏻Hadits ini jelas menunjukkan haramnya menyendirikan hari Jumat dengan ibadah puasa, demikian pula sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا تخصوا يوم الجمعة بصيام من بين الأيام إلا أن يكون في صوم يصومه أحدكم.
"Janganlah kalian mengkhususkan hari Jumat dengan puasa diantara hari-hari yang lain kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang dari kalian". Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu.
👉🏻Hadits ini jelas menunjukkan haramnya berpuasa pada hari Jumat kecuali apabila bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan oleh seseorang.
🔸Kesimpulannya bahwa pendapat yang benar adalah haramnya menyendirikan hari Jumat dengan puasa kecuali bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa, maka pahamilah, wallahu Taala A'lam bish shawab.
📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj fi Syarhi Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/274.
#الصيام
🔶 حكم إفراد يوم الجمعة بالصوم
قال الجامع عفا الله عنه: قد تبيّن بما سلف من أقوال أهل العلم، وأدلّتهم أن أرجحها قول من قال بتحريم إفراد صوم يوم الجمعة، إلا لمن وافق عادته، وذلك لصراحة أحاديث الباب في ذلك، فقوله - صلى الله عليه وسلم -: "لا يصم أحدكم يوم الجمعة إلا أن يصوم قبله، أو يصوم بعده" صريح في تحريم إفراده بالصوم، وكذلك قوله - صلى الله عليه وسلم -: "ولا تخصّوا يوم الجمعة من بين الأيام إلا أن يكون في صوم يصومه أحدكم" صريح أيضًا في تحريم صومه إلا لمن وافق عادته.
والحاصل أن الحق تحريم إفراد يوم الجمعة بالصوم إلا لذي العادة، فتبصر، والله تعالى أعلم بالصواب.
🔶 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔶
📚 المصدر : #شرح_مسلم 21/274
______________________________
● aletioupi.com
● t.me/aletioupi
http://telegram.me/dinulqoyyim
📋Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Sungguh telah jelas dari apa yang telah lewat dari pendapat-pendapat para ulama dan dalil-dalil mereka bahwasanya pendapat yang paling rajih adalah pendapat yang menyatakan haramnya menyendirikan puasa pada hari Jumat kecuali apabila bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan oleh seseorang (seperti berpapasan dengan puasa Dawud atau puasa ayyamul bidh, pen), hal ini berdasarkan hadits-hadits dalam bab ini yang jelas menunjukkan hal ini, maka sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا يصم أحدكم يوم الجمعة إلا أن يصوم قبله أو يصوم بعده.
"Janganlah salah seorang dari kalian berpuasa di hari Jumat kecuali ia berpuasa sehari sebelumnya atau berpuasa sehari setelahnya". Muttafaqun alaih dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu.
👉🏻Hadits ini jelas menunjukkan haramnya menyendirikan hari Jumat dengan ibadah puasa, demikian pula sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا تخصوا يوم الجمعة بصيام من بين الأيام إلا أن يكون في صوم يصومه أحدكم.
"Janganlah kalian mengkhususkan hari Jumat dengan puasa diantara hari-hari yang lain kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang dari kalian". Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu.
👉🏻Hadits ini jelas menunjukkan haramnya berpuasa pada hari Jumat kecuali apabila bertepatan dengan kebiasaan puasa yang dilakukan oleh seseorang.
🔸Kesimpulannya bahwa pendapat yang benar adalah haramnya menyendirikan hari Jumat dengan puasa kecuali bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa, maka pahamilah, wallahu Taala A'lam bish shawab.
📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj fi Syarhi Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/274.
#الصيام
🔶 حكم إفراد يوم الجمعة بالصوم
قال الجامع عفا الله عنه: قد تبيّن بما سلف من أقوال أهل العلم، وأدلّتهم أن أرجحها قول من قال بتحريم إفراد صوم يوم الجمعة، إلا لمن وافق عادته، وذلك لصراحة أحاديث الباب في ذلك، فقوله - صلى الله عليه وسلم -: "لا يصم أحدكم يوم الجمعة إلا أن يصوم قبله، أو يصوم بعده" صريح في تحريم إفراده بالصوم، وكذلك قوله - صلى الله عليه وسلم -: "ولا تخصّوا يوم الجمعة من بين الأيام إلا أن يكون في صوم يصومه أحدكم" صريح أيضًا في تحريم صومه إلا لمن وافق عادته.
والحاصل أن الحق تحريم إفراد يوم الجمعة بالصوم إلا لذي العادة، فتبصر، والله تعالى أعلم بالصواب.
🔶 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔶
📚 المصدر : #شرح_مسلم 21/274
______________________________
● aletioupi.com
● t.me/aletioupi
http://telegram.me/dinulqoyyim
Telegram
الشيخ العلامة المحدث محمد بن علي آدم الإتيوبي رحمه الله
تراث الشيخ العلامة محمد آدم الإتيوبي رحمه الله
📋📂SEBAB LARANGAN DARI MENYENDIRIKAN HARI JUMAT DENGAN PUASA
🔹Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Apa yang dirajihkan (dikuatkan) oleh Al Hafizh (Ibnu Hajar) rahimahullah tentang sebab larangan adalah pendapat yang paling nampak (kuat) bagiku, dan kesimpulannya bahwasanya dilarang dari menyendirikan hari Jumat dengan puasa dikarenakan hari Jumat adalah hari ied dan hari ied dilarang berpuasa padanya.
📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj Syarh Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/276.
#الصيام
🔹سبب النهي عن إفراد يوم الجمعة بالصوم
قال الجامع عفا الله عنه: هذا الذي رجّحه الحافظ رحمه الله في سبب النهي هو الأظهر عندي، وحاصله أنه إنما نُهي عن إفراد يوم الجمعة بالصوم لكونه عيدًا، والعيد لا يُصام.
🔶 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔶
📚 المصدر : #شرح_مسلم 21/276
______________________________
● aletioupi.com
● t.me/aletioupi
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Apa yang dirajihkan (dikuatkan) oleh Al Hafizh (Ibnu Hajar) rahimahullah tentang sebab larangan adalah pendapat yang paling nampak (kuat) bagiku, dan kesimpulannya bahwasanya dilarang dari menyendirikan hari Jumat dengan puasa dikarenakan hari Jumat adalah hari ied dan hari ied dilarang berpuasa padanya.
📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj Syarh Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/276.
#الصيام
🔹سبب النهي عن إفراد يوم الجمعة بالصوم
قال الجامع عفا الله عنه: هذا الذي رجّحه الحافظ رحمه الله في سبب النهي هو الأظهر عندي، وحاصله أنه إنما نُهي عن إفراد يوم الجمعة بالصوم لكونه عيدًا، والعيد لا يُصام.
🔶 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔶
📚 المصدر : #شرح_مسلم 21/276
______________________________
● aletioupi.com
● t.me/aletioupi
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠📂FIQIH SHALAT BERJAMAAH DI MASA WABAH
📋Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Abdillah Al Ushaimi hafizhahullah berkata :
🔻Diantara fiqih shalat Jumat dan shalat berjamaah di hari-hari terjadinya wabah adalah meringankan shalat; dengan tujuan untuk memperpendek waktu berkumpul di masjid dan menyegerakan perpisahan (kepulangan) mereka dimana hal ini akan melindungi dengan izin Allah dari penularan penyakit, maka dalam Shahih Al Bukhari dari Abu Qatadah radhiallahu anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
إني لأقوم في الصلاة، وأريد أن أطول فيها، فأسمع بكاء الصبي؛ فأتجوز في صلاتي كراهية أن أشق على أمه.
"Sesungguhnya aku berdiri dalam shalat dan aku ingin memanjangkannya lalu aku mendengar tangisan anak kecil sehingga aku meringankan shalatku karena khawatir aku memberatkan ibunya".
👉🏻Maka meringankan shalat untuk menghilangkan kesusahan dari para jamaah shalat dengan menjauhkan dari adanya penularan penyakit dan menenangkan kegelisahan jiwa-jiwa serta memperhatikan kekhawatiran terhadap penyakit; hal itu lebih utama daripada menghilangkan kesusahan dari seorang ibu ketika anaknya menangis.
Sumber : https://twitter.com/Osaimi0543/status/1268586876165861384?s=09
من فقه صلاة الجمعة والجماعة - في أيَّام الوباء - تخفيفُها؛ لتقصير مدَّة الاجتماع في المسجد، وتعجيل تفرُّقهم، الواقِي - بإذن الله - من العدوى، ففي البخاريِّ عن أبي قتادةَ رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: "إنِّي لأقومُ في الصَّلاة، وأُريدُ أن أُطَوِّل فيها، فأسمعُ بكاء الصَّبيِّ؛ فأَتَجَوَّزُ في صلاتي كراهِيَةَ أن أشُقَّ على أُمِّهِ"؛ فالتَّجوز لرفع المشقة عن المصلِّين: تجنبيًا للعدوى، وتسكينًا لقلق النِّفوس، واعتدادًا بعارض خوف المرض؛ أولى من رفعها عن الأمِّ إذا بكى طفلُها.
📎https://twitter.com/Osaimi0543/status/1268586876165861384?s=09
#Covid_19
http://telegram.me/dinulqoyyim
📋Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Abdillah Al Ushaimi hafizhahullah berkata :
🔻Diantara fiqih shalat Jumat dan shalat berjamaah di hari-hari terjadinya wabah adalah meringankan shalat; dengan tujuan untuk memperpendek waktu berkumpul di masjid dan menyegerakan perpisahan (kepulangan) mereka dimana hal ini akan melindungi dengan izin Allah dari penularan penyakit, maka dalam Shahih Al Bukhari dari Abu Qatadah radhiallahu anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
إني لأقوم في الصلاة، وأريد أن أطول فيها، فأسمع بكاء الصبي؛ فأتجوز في صلاتي كراهية أن أشق على أمه.
"Sesungguhnya aku berdiri dalam shalat dan aku ingin memanjangkannya lalu aku mendengar tangisan anak kecil sehingga aku meringankan shalatku karena khawatir aku memberatkan ibunya".
👉🏻Maka meringankan shalat untuk menghilangkan kesusahan dari para jamaah shalat dengan menjauhkan dari adanya penularan penyakit dan menenangkan kegelisahan jiwa-jiwa serta memperhatikan kekhawatiran terhadap penyakit; hal itu lebih utama daripada menghilangkan kesusahan dari seorang ibu ketika anaknya menangis.
Sumber : https://twitter.com/Osaimi0543/status/1268586876165861384?s=09
من فقه صلاة الجمعة والجماعة - في أيَّام الوباء - تخفيفُها؛ لتقصير مدَّة الاجتماع في المسجد، وتعجيل تفرُّقهم، الواقِي - بإذن الله - من العدوى، ففي البخاريِّ عن أبي قتادةَ رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: "إنِّي لأقومُ في الصَّلاة، وأُريدُ أن أُطَوِّل فيها، فأسمعُ بكاء الصَّبيِّ؛ فأَتَجَوَّزُ في صلاتي كراهِيَةَ أن أشُقَّ على أُمِّهِ"؛ فالتَّجوز لرفع المشقة عن المصلِّين: تجنبيًا للعدوى، وتسكينًا لقلق النِّفوس، واعتدادًا بعارض خوف المرض؛ أولى من رفعها عن الأمِّ إذا بكى طفلُها.
📎https://twitter.com/Osaimi0543/status/1268586876165861384?s=09
#Covid_19
http://telegram.me/dinulqoyyim
Twitter
صالح العصيمي
فأسمعُ بكاء الصَّبيِّ؛ فأَتَجَوَّزُ في صلاتي كراهِيَةَ أن أشُقَّ على أُمِّهِ"؛ فالتَّجوز لرفع المشقة عن المصلِّين: تجنبيًا للعدوى، وتسكينًا لقلق النِّفوس، واعتدادًا بعارض خوف المرض؛ أولى من رفعها عن الأمِّ إذا بكى طفلُها.
📎📋SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (4)
📂Pertanyaan : Apakah wajib menggerak-gerakkan cincin dan jam tangan ketika berwudhu' ?
🖇Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
📍Para fuqaha mengatakan : disunnahkan untuk digerak-gerakkan namun apabila sempit maka harus digerak-gerakkan dikarenakan jika tidak digerak-gerakkan maka air tidak akan sampai ke anggota wudhu di bawahnya dalam keadaan Allah Taala berfirman :
فاغسلوا وجوهكم وأيديكم.
"Maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian". (Al Maidah : 6).
Maka harus membasuh tangan secara keseluruhan dari ujung jari-jemari hingga siku.
🔉Silsilah Liqaat Babil Maftuh no. 232.
تحريك الخاتم في الوضوء والغسل - ابن عثيمين
============================
السؤال :
هل يجب تحريك الخاتم والساعة أثناء الوضوء؟
الجواب :
"الفقهاء قالوا : يسن تحريكه .ولكن إذا كان ضيقا فلابد من تحريكه ؛ لأنه إذا لم يحركه لم يصل الماء إلى ما تحته ، والله عز وجل يقول: ( فاغسلوا وجوهكم وأيديكم ) [المائدة:6] فلابد من غسل اليد كلها من أطراف الأصابع إلى المرفق" انتهى.
📎http://binothaimeen.net/content/6524
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Pertanyaan : Apakah wajib menggerak-gerakkan cincin dan jam tangan ketika berwudhu' ?
🖇Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
📍Para fuqaha mengatakan : disunnahkan untuk digerak-gerakkan namun apabila sempit maka harus digerak-gerakkan dikarenakan jika tidak digerak-gerakkan maka air tidak akan sampai ke anggota wudhu di bawahnya dalam keadaan Allah Taala berfirman :
فاغسلوا وجوهكم وأيديكم.
"Maka basuhlah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian". (Al Maidah : 6).
Maka harus membasuh tangan secara keseluruhan dari ujung jari-jemari hingga siku.
🔉Silsilah Liqaat Babil Maftuh no. 232.
تحريك الخاتم في الوضوء والغسل - ابن عثيمين
============================
السؤال :
هل يجب تحريك الخاتم والساعة أثناء الوضوء؟
الجواب :
"الفقهاء قالوا : يسن تحريكه .ولكن إذا كان ضيقا فلابد من تحريكه ؛ لأنه إذا لم يحركه لم يصل الماء إلى ما تحته ، والله عز وجل يقول: ( فاغسلوا وجوهكم وأيديكم ) [المائدة:6] فلابد من غسل اليد كلها من أطراف الأصابع إلى المرفق" انتهى.
📎http://binothaimeen.net/content/6524
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔻📂APAKAH KAUM MU'TAZILAH ADA DI ZAMAN SEKARANG ?
💠Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Aman Bin Ali Al Jamy rahimahullah :
🔸Apabila engkau bertanya : apakah kaum Mu'tazilah ada sekarang ? ya, setiap orang yang berpaham Syi'ah maka ia seorang yang beraqidah Mu'tazilah, ambillah kaedah ini : setiap Syi'i (penganut paham Syi'ah) dimulai dari Syi'ah yang paling mendekati sunnah yaitu Zaidiyyah hingga Syi'ah yang paling jauh dari sunnah yaitu Syi'ah Al Imamiyyah Al Ja'fariyyah semuanya di atas aqidah Mu'tazilah.
🔹Madzhab Mu'tazilah ini sempat dianut oleh Abul Hasan Al Asy'ary selama 40 tahun hingga ia menjadi pembesar (tokoh) Mu'tazilah sepeninggal pamannya (namun kemudian beliau beralih ke madzhab Kullabiyyah dan akhirnya beliau menetapi manhaj salafus shalih dan beliau menyusun kitabnya yang beliau beri judul "Al Ibanah" dan beliau menyebutkan dalam muqaddimah kitabnya tersebut bahwa beliau di atas jalan yang ditempuh Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah yakni Imam Ahmad Bin Hanbal dan beliau memujinya dengan pujian yang indah yang sesuai dengan kedudukannya lalu beliau mengumumkan bahwa beliau kembali kepada manhaj salafus shalih, pent).
📝Sumber artikel : https://goo.gl/oDLv6O
❍ لِلشَّــيْخ العَلّامـَـة/
مُحَــمَّد أَمَــان الجَــامِّـي
-رَحِـمَهُ الله-
⬅️ وإذا سألت هل لها وجود الأن !؟ نعم. *كل شيعي فهو معتزلي خذوا هذه قاعدة: كل شيعي بدءً من أقرب الشيعة إلى السنة ، وهم: الزيدية ، ونهايةً إلى أبعدهم الإمامية الجعفرية كلهم على عقيدة الإعتزال في العقيدة. هذه قاعدة* ، هذه المعتزلة عاش فيها أبو الحسن الأشعري نحو أربعين عامًا حتى أصبح إمامًا بعد عمِّه .
📌 الــمَصْــدَر مِـنْ هُنـــ↶ـــا:
https://goo.gl/oDLv6O
#Aqidah
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Aman Bin Ali Al Jamy rahimahullah :
🔸Apabila engkau bertanya : apakah kaum Mu'tazilah ada sekarang ? ya, setiap orang yang berpaham Syi'ah maka ia seorang yang beraqidah Mu'tazilah, ambillah kaedah ini : setiap Syi'i (penganut paham Syi'ah) dimulai dari Syi'ah yang paling mendekati sunnah yaitu Zaidiyyah hingga Syi'ah yang paling jauh dari sunnah yaitu Syi'ah Al Imamiyyah Al Ja'fariyyah semuanya di atas aqidah Mu'tazilah.
🔹Madzhab Mu'tazilah ini sempat dianut oleh Abul Hasan Al Asy'ary selama 40 tahun hingga ia menjadi pembesar (tokoh) Mu'tazilah sepeninggal pamannya (namun kemudian beliau beralih ke madzhab Kullabiyyah dan akhirnya beliau menetapi manhaj salafus shalih dan beliau menyusun kitabnya yang beliau beri judul "Al Ibanah" dan beliau menyebutkan dalam muqaddimah kitabnya tersebut bahwa beliau di atas jalan yang ditempuh Imam Ahlussunnah Wal Jama'ah yakni Imam Ahmad Bin Hanbal dan beliau memujinya dengan pujian yang indah yang sesuai dengan kedudukannya lalu beliau mengumumkan bahwa beliau kembali kepada manhaj salafus shalih, pent).
📝Sumber artikel : https://goo.gl/oDLv6O
❍ لِلشَّــيْخ العَلّامـَـة/
مُحَــمَّد أَمَــان الجَــامِّـي
-رَحِـمَهُ الله-
⬅️ وإذا سألت هل لها وجود الأن !؟ نعم. *كل شيعي فهو معتزلي خذوا هذه قاعدة: كل شيعي بدءً من أقرب الشيعة إلى السنة ، وهم: الزيدية ، ونهايةً إلى أبعدهم الإمامية الجعفرية كلهم على عقيدة الإعتزال في العقيدة. هذه قاعدة* ، هذه المعتزلة عاش فيها أبو الحسن الأشعري نحو أربعين عامًا حتى أصبح إمامًا بعد عمِّه .
📌 الــمَصْــدَر مِـنْ هُنـــ↶ـــا:
https://goo.gl/oDLv6O
#Aqidah
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂📋AQIDAH ASY'ARIYYAH
📎Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Aman bin Ali Al Jami rahimahullah berkata :
🔻Aqidah Asy'ariyyah merupakan aqidah yang dipegangi oleh Abul Hasan Al Asy'ary sebelum ia kembali kepada manhaj salaf kemudian ia bertaubat dari aqidah asy'ariyyah tersebut.
🔸Dan aqidah Asy'ariyyah ini dipelajari sekarang di kebanyakan universitas-universitas islam di luar negeri ini seperti universitas Al Azhar dan cabang-cabang Al Azhar, semua yang dipelajari di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin di universitas Al Azhar dan cabang-cabangnya semuanya adalah aqidah Kullabiyyah Asy'ariyyah yang mana Abul Hasan Al Asy'ary bertaubat dari aqidah tersebut. Inilah Asy'ariyyah.
Sumber : https://goo.gl/oDLv6O
❍ قال الشَّــيْخ العَلّامـَـة/
مُحَــمَّد أَمَــان الجَـامي رحمه اللّٰه
الأشعرية إذن عقيدةٌ كان عليها أبو الحسن الأشعري قبل رجوعه إلى منهج السلف ثم رجع عنها ، وهي المدروسة الأن في كثير من الجامعات التي تسمى الجامعات الإسلامية خارج هذا البلد كـ ” الأزهر ” ، وفروع ”الأزهر ” كل ما يدرس في كلية الدعوة وأصول الدين في ” الأزهر الشريف ” وأتباع ” الأزهر الشريف ” كلها عقيدة كلابية أشعرية تاب عنها أبو الحسن الأشعري. هذه هي الأشعرية .
📌 الــمَصْــدَر مِـنْ هُنـــ↶ـــا:
https://goo.gl/oDLv6O
http://telegram.me/dinulqoyyim
📎Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Aman bin Ali Al Jami rahimahullah berkata :
🔻Aqidah Asy'ariyyah merupakan aqidah yang dipegangi oleh Abul Hasan Al Asy'ary sebelum ia kembali kepada manhaj salaf kemudian ia bertaubat dari aqidah asy'ariyyah tersebut.
🔸Dan aqidah Asy'ariyyah ini dipelajari sekarang di kebanyakan universitas-universitas islam di luar negeri ini seperti universitas Al Azhar dan cabang-cabang Al Azhar, semua yang dipelajari di Fakultas Dakwah dan Ushuluddin di universitas Al Azhar dan cabang-cabangnya semuanya adalah aqidah Kullabiyyah Asy'ariyyah yang mana Abul Hasan Al Asy'ary bertaubat dari aqidah tersebut. Inilah Asy'ariyyah.
Sumber : https://goo.gl/oDLv6O
❍ قال الشَّــيْخ العَلّامـَـة/
مُحَــمَّد أَمَــان الجَـامي رحمه اللّٰه
الأشعرية إذن عقيدةٌ كان عليها أبو الحسن الأشعري قبل رجوعه إلى منهج السلف ثم رجع عنها ، وهي المدروسة الأن في كثير من الجامعات التي تسمى الجامعات الإسلامية خارج هذا البلد كـ ” الأزهر ” ، وفروع ”الأزهر ” كل ما يدرس في كلية الدعوة وأصول الدين في ” الأزهر الشريف ” وأتباع ” الأزهر الشريف ” كلها عقيدة كلابية أشعرية تاب عنها أبو الحسن الأشعري. هذه هي الأشعرية .
📌 الــمَصْــدَر مِـنْ هُنـــ↶ـــا:
https://goo.gl/oDLv6O
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔸📂SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (5)
💠Pertanyaan : Apakah berbicara ketika berwudhu hukumnya makruh ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
🔻Berbicara ketika berwudhu tidak dimakruhkan, namun pada hakikatnya perbuatan tersebut bisa menyibukkan orang yang berwudhu; dikarenakan orang yang berwudhu sepantasnya baginya ketika membasuh wajahnya untuk menghadirkan niat bahwa ia sedang melaksanakan perintah Allah, dan ketika membasuh kedua tangannya dan mengusap kepalanya serta membasuh kedua kakinya ia menghadirkan niat tersebut, maka jika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia berbicara dengannya maka menjadi terputus usaha dia dalam menghadirkan niat tersebut, dan bisa jadi akan mengacaukannya dan terkadang terjadi baginya waswas dengan sebab itu, maka yang lebih utama adalah ia tidak berbicara hingga selesai dari wudhunya, namun jika ia berbicara maka tidak mengapa baginya.
🔉Fatawa Nuur alad Darb (344).
📎http://binothaimeen.net/content/12484
🖋سئل فضيلة الشيخ العثيمين رحمه الله تعالى :
‼️هل الكلام أثناء الوضوء مكروه ؟
📘 فأجاب :
ليس بمكروه ؛ الكلام في أثناء الوضوء ليس بمكروه ، لكن في الحقيقة أنه يشغل المتوضئ ؛ لأن المتوضئ ينبغي له عند غسل وجهه أن يستحضر أنه يمتثل إلى أمر الله، وعند غسل يديه ومسح رأسه وغسل رجليه يستحضر هذه النية، فإذا كلمه أحد وتكلم معه انقطع هذا الاستحضار، وربما يشوش عليه أيضاً، وربما يحدث له الوسواس بسببه،
👈 فالأولى أن لا يتكلم حتى ينتهي من الوضوء ، لكن لو تكلم فلا شيء عليه.
● المصدر :
سلسلة #فتاوى نور على الدرب /الشريط رقم [344]
الطهارة /ما يسن له الوضوء
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠Pertanyaan : Apakah berbicara ketika berwudhu hukumnya makruh ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
🔻Berbicara ketika berwudhu tidak dimakruhkan, namun pada hakikatnya perbuatan tersebut bisa menyibukkan orang yang berwudhu; dikarenakan orang yang berwudhu sepantasnya baginya ketika membasuh wajahnya untuk menghadirkan niat bahwa ia sedang melaksanakan perintah Allah, dan ketika membasuh kedua tangannya dan mengusap kepalanya serta membasuh kedua kakinya ia menghadirkan niat tersebut, maka jika ada seseorang yang mengajaknya berbicara dan ia berbicara dengannya maka menjadi terputus usaha dia dalam menghadirkan niat tersebut, dan bisa jadi akan mengacaukannya dan terkadang terjadi baginya waswas dengan sebab itu, maka yang lebih utama adalah ia tidak berbicara hingga selesai dari wudhunya, namun jika ia berbicara maka tidak mengapa baginya.
🔉Fatawa Nuur alad Darb (344).
📎http://binothaimeen.net/content/12484
🖋سئل فضيلة الشيخ العثيمين رحمه الله تعالى :
‼️هل الكلام أثناء الوضوء مكروه ؟
📘 فأجاب :
ليس بمكروه ؛ الكلام في أثناء الوضوء ليس بمكروه ، لكن في الحقيقة أنه يشغل المتوضئ ؛ لأن المتوضئ ينبغي له عند غسل وجهه أن يستحضر أنه يمتثل إلى أمر الله، وعند غسل يديه ومسح رأسه وغسل رجليه يستحضر هذه النية، فإذا كلمه أحد وتكلم معه انقطع هذا الاستحضار، وربما يشوش عليه أيضاً، وربما يحدث له الوسواس بسببه،
👈 فالأولى أن لا يتكلم حتى ينتهي من الوضوء ، لكن لو تكلم فلا شيء عليه.
● المصدر :
سلسلة #فتاوى نور على الدرب /الشريط رقم [344]
الطهارة /ما يسن له الوضوء
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠📂HUKUM BERPUASA DI HARI SABTU
📋Asy Syaikh Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Sungguh telah jelas dengan apa yang telah lewat bahwa pendapat yang rajih adalah bolehnya berpuasa pada hari Sabtu; karena shahihnya hadits-hadits yang datang tentang kebolehannya, Adapun hadits Ash Shamma'* maka yang nampak tidak shahih karena adanya illah (penyakit) idhthirab sebagaimana Al Hafizh condong kepada pendapat yang menyatakan lemahnya hadits ini karena adanya penyakit tersebut pada akhir ucapannya, dan hadits tersebut diingkari oleh para aimmah seperti Az Zuhri, Malik, Al Auza'i, Yahya Al Qaththan, Ahmad, Abu Dawud dan selain mereka.
🔸Dan jika hadits tersebut dinilai shahih maka tidaklah kuat untuk menentang hadits-hadits yang membolehkan; sebab hadits-hadits yang membolehkan lebih banyak dan lebih kuat secara derajat keshahihan daripada hadits larangan tersebut, terutama hadits Jabir dan hadits Abu Hurairah yang tersebut dalam bab ini (dimana dalam hadits tersebut menunjukkan dengan jelas bolehnya berpuasa pada hari Sabtu asalkan digandengkan dengan berpuasa pada hari Jumat) dalam keadaan kedua hadits ini terdapat dalam Ash Shahihain, demikian pula hadits Juwairiyyah radhiallahu anha dalam Shahih Al Bukhari (bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah masuk menemuinya pada hari Jumat dalam keadaan Juwairiyyah tersebut berpuasa maka beliau bertanya : apakah engkau kemarin berpuasa ? ia menjawab tidak, Rasulullah kembali bertanya : apakah engkau besok mau berpuasa ? ia menjawab : tidak, maka Rasulullah bersabda : hendaknya engkau membatalkan puasamu, pen).
🔹Atau larangan dari puasa pada hari Sabtu dibawa kepada makna menyendirikannya dengan puasa sebagaimana cara ini ditempuh oleh Ibnu Hibban dimana beliau membuat bab dengan ucapannya : ((Penyebutan alasan yang dengannya dilarang dari berpuasa pada hari Sabtu disertai penjelasan bahwa jika digandengkan dengan hari yang lain maka diperbolehkan berpuasa pada hari Sabtu)), maka pahamilah, wallahu Taala A'lam bish shawab.
📚Syarh Shahih Muslim 21/279-280.
___________
*Hadits Ash Shamma' diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
لا تصوموا يوم السبت إلا فيما افترض عليكم، فإن لم يجد أحدكم إلا لحاء عنبة أو عود شجرة فليمضغه.
"Janganlah kalian berpuasa di hari Sabtu kecuali pada puasa yang diwajibkan atas kalian", pen.
🔹حكم صيام يوم السبت
قال الجامع عفا الله عنه : قد تبين بما سبق أن الذي يترجح جواز صوم السبت؛ لصحة الأحاديث بذلك، وأما حديث الصماء فالظاهر عدم صحته؛ للإضطراب المذكور، كما مال إليه الحافظ في آخر كلامه، وقد أنكره الأئمة : الزهري ومالك والأوزاعي ويحيى القطان وأحمد وأبو داود وغيرهم.
وعلى تقدير صحته فلا يقوى لمعارضة أحاديث الجواز؛ إذ هي أكثر، وأقوى صحة منه، ولا سيما حديث جابر وأبي هريرة المذكوران في الباب، وهما في الصحيحين وحديث جويرية المتقدم، وهو في صحيح البخاري.
أو يحمل النهي فيه على إفراده كما سلكه ابن حبان حيث ترجم بقوله : ذكر العلة التي من أجلها نهي عن صيام يوم السبت مع البيان بأنه إذا قرن بيوم آخر جاز صومه، فتبصر، والله تعالى أعلم بالصواب.
🔸 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔸
📚المصدر : #شرح_صحيح_مسلم 21/279
http://telegram.me/dinulqoyyim
📋Asy Syaikh Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Sungguh telah jelas dengan apa yang telah lewat bahwa pendapat yang rajih adalah bolehnya berpuasa pada hari Sabtu; karena shahihnya hadits-hadits yang datang tentang kebolehannya, Adapun hadits Ash Shamma'* maka yang nampak tidak shahih karena adanya illah (penyakit) idhthirab sebagaimana Al Hafizh condong kepada pendapat yang menyatakan lemahnya hadits ini karena adanya penyakit tersebut pada akhir ucapannya, dan hadits tersebut diingkari oleh para aimmah seperti Az Zuhri, Malik, Al Auza'i, Yahya Al Qaththan, Ahmad, Abu Dawud dan selain mereka.
🔸Dan jika hadits tersebut dinilai shahih maka tidaklah kuat untuk menentang hadits-hadits yang membolehkan; sebab hadits-hadits yang membolehkan lebih banyak dan lebih kuat secara derajat keshahihan daripada hadits larangan tersebut, terutama hadits Jabir dan hadits Abu Hurairah yang tersebut dalam bab ini (dimana dalam hadits tersebut menunjukkan dengan jelas bolehnya berpuasa pada hari Sabtu asalkan digandengkan dengan berpuasa pada hari Jumat) dalam keadaan kedua hadits ini terdapat dalam Ash Shahihain, demikian pula hadits Juwairiyyah radhiallahu anha dalam Shahih Al Bukhari (bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah masuk menemuinya pada hari Jumat dalam keadaan Juwairiyyah tersebut berpuasa maka beliau bertanya : apakah engkau kemarin berpuasa ? ia menjawab tidak, Rasulullah kembali bertanya : apakah engkau besok mau berpuasa ? ia menjawab : tidak, maka Rasulullah bersabda : hendaknya engkau membatalkan puasamu, pen).
🔹Atau larangan dari puasa pada hari Sabtu dibawa kepada makna menyendirikannya dengan puasa sebagaimana cara ini ditempuh oleh Ibnu Hibban dimana beliau membuat bab dengan ucapannya : ((Penyebutan alasan yang dengannya dilarang dari berpuasa pada hari Sabtu disertai penjelasan bahwa jika digandengkan dengan hari yang lain maka diperbolehkan berpuasa pada hari Sabtu)), maka pahamilah, wallahu Taala A'lam bish shawab.
📚Syarh Shahih Muslim 21/279-280.
___________
*Hadits Ash Shamma' diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
لا تصوموا يوم السبت إلا فيما افترض عليكم، فإن لم يجد أحدكم إلا لحاء عنبة أو عود شجرة فليمضغه.
"Janganlah kalian berpuasa di hari Sabtu kecuali pada puasa yang diwajibkan atas kalian", pen.
🔹حكم صيام يوم السبت
قال الجامع عفا الله عنه : قد تبين بما سبق أن الذي يترجح جواز صوم السبت؛ لصحة الأحاديث بذلك، وأما حديث الصماء فالظاهر عدم صحته؛ للإضطراب المذكور، كما مال إليه الحافظ في آخر كلامه، وقد أنكره الأئمة : الزهري ومالك والأوزاعي ويحيى القطان وأحمد وأبو داود وغيرهم.
وعلى تقدير صحته فلا يقوى لمعارضة أحاديث الجواز؛ إذ هي أكثر، وأقوى صحة منه، ولا سيما حديث جابر وأبي هريرة المذكوران في الباب، وهما في الصحيحين وحديث جويرية المتقدم، وهو في صحيح البخاري.
أو يحمل النهي فيه على إفراده كما سلكه ابن حبان حيث ترجم بقوله : ذكر العلة التي من أجلها نهي عن صيام يوم السبت مع البيان بأنه إذا قرن بيوم آخر جاز صومه، فتبصر، والله تعالى أعلم بالصواب.
🔸 #الشيخ_محمد_آدم_الإتيوبي 🔸
📚المصدر : #شرح_صحيح_مسلم 21/279
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠📋KECINTAAN ASY SYAIKH MUQBIL AL WADI'I RAHIMAHULLAH TERHADAP ILMU HADITS
🔻Inilah masyayikh (guru-guru) para penyusun kutubus sittah (kitab induk yang enam) aku mengambil faedah tentangnya dari guru kami Asy Syaikh Muhammad Ali Adam hafizhahullah dalam syarh beliau terhadap Sunan An Nasai, dan aku menyebutkan faedah ini kepada guru kami Asy Syaikh Muqbil Al Wadi'i maka beliau bergembira dengan faedah ini hingga ketika beliau dalam kondisi sakit yang parah yang beliau wafat karenanya beliau berkata kepadaku : "sebutkanlah kepadaku sembilan masyayikh (guru-guru) para penyusun kutubus sittah yang mereka meriwayatkan hadits dari sembilan para masyayikh tersebut dengan tanpa perantara !", dan pada waktu itu hadir di sisi beliau guru kami Asy Syaikh Rabi' Al Madkhali, demikianlah kecintaan syaikh kami (Asy Syaikh Muqbil) terhadap hadits dan ilmu-ilmu hadits semoga Allah membalasnya dengan surga.
✍Ditulis oleh
Dr. Riyadh bin Abdil Muhsin As Sa'id.
شيوخ أصحاب الكتب الستة أخذتها من شيخنا محمد علي آدم شرحه للنسائي ، وذكرتها لشيخنا مقبل الوادعي ففرح بها حتى في شدة مرضه الذي مات فيه قال لي : اذكر لي شيوخ أصحاب الكتب الستة ٩ الذين يروون عنهم دون واسطه وبحضور شيخنا ربيع المدخلي حب الحديث وعلومه عند شيخنا جزاه الجنة
📎https://twitter.com/riyadhbinsaeed/status/1224439677886681093?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔻Inilah masyayikh (guru-guru) para penyusun kutubus sittah (kitab induk yang enam) aku mengambil faedah tentangnya dari guru kami Asy Syaikh Muhammad Ali Adam hafizhahullah dalam syarh beliau terhadap Sunan An Nasai, dan aku menyebutkan faedah ini kepada guru kami Asy Syaikh Muqbil Al Wadi'i maka beliau bergembira dengan faedah ini hingga ketika beliau dalam kondisi sakit yang parah yang beliau wafat karenanya beliau berkata kepadaku : "sebutkanlah kepadaku sembilan masyayikh (guru-guru) para penyusun kutubus sittah yang mereka meriwayatkan hadits dari sembilan para masyayikh tersebut dengan tanpa perantara !", dan pada waktu itu hadir di sisi beliau guru kami Asy Syaikh Rabi' Al Madkhali, demikianlah kecintaan syaikh kami (Asy Syaikh Muqbil) terhadap hadits dan ilmu-ilmu hadits semoga Allah membalasnya dengan surga.
✍Ditulis oleh
Dr. Riyadh bin Abdil Muhsin As Sa'id.
شيوخ أصحاب الكتب الستة أخذتها من شيخنا محمد علي آدم شرحه للنسائي ، وذكرتها لشيخنا مقبل الوادعي ففرح بها حتى في شدة مرضه الذي مات فيه قال لي : اذكر لي شيوخ أصحاب الكتب الستة ٩ الذين يروون عنهم دون واسطه وبحضور شيخنا ربيع المدخلي حب الحديث وعلومه عند شيخنا جزاه الجنة
📎https://twitter.com/riyadhbinsaeed/status/1224439677886681093?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
Twitter
د / رياض بن سعيد
شيوخ أصحاب الكتب الستة أخذتها من شيخنا محمد علي آدم شرحه للنسائي ، وذكرتها لشيخنا مقبل الوادعي ففرح بها حتى في شدة مرضه الذي مات فيه قال لي : اذكر لي شيوخ أصحاب الكتب الستة ٩ الذين يروون عنهم دون واسطه وبحضور شيخنا ربيع المدخلي حب الحديث وعلومه عند شيخنا…
📋🔸PARA PERAWI HADITS YANG MANA PENYUSUN KITAB INDUK YANG ENAM* SEPAKAT DALAM MERIWAYATKAN HADITS DARI MEREKA
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🖋 اشْتَركَ الأئمَّةُ الهُداةُ ... ذَوو الأصُول السِّتَّة الوُعَاةُ
في تسْعة من الشُيُوخ المَهَره ... الحافظين النَّاقدين البَرَرَهْ
أولئكَ الأشَجُّ وابنُ مَعْمَر ... نَصرٌ ويَعْقوبُ وعَمْرٌو السَّري
وابنُ العَلاء وابْنُ بَشَّار كَذَا ... ابنُ المثنَّى وزيَادٌ يُحْتَذَى [١
Para aimmah yang memberikan petunjuk berserikat....yakni para penyusun enam kitab induk hadits yang memiliki pemahaman .
Mereka berserikat dalam mengambil hadits dari sembilan masyayikh yang pandai....mereka adalah para penghafal hadits dan para peneliti hadits serta orang-orang yang baik.
Mereka adalah Al Asyaj, Ibnu Ma'mar...
Nashr, Ya'qub dan Amr As Sari.
Ibnul 'Ala', Ibnu Basysyar demikian pula...Ibnul Mutsanna dan Ziyad yang diikuti setelahnya (1).
(1)
1- Al Asyaj yaitu Abdullah bin Sa'id Abu Sa'id Al Kindi Al Kufi.
2- Ibnu Ma'mar yaitu Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi Al Bashri.
3- Nashr yaitu Nashr bin Ali Al Jahdhami Al Bashri.
4- Ya'qub yaitu Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi Al Baghdadi.
5- Amr yaitu Amr bin Ali Al Fallas.
6- Ibnu 'Ala' yaitu Muhammad ibnul Ala' Abu Kuraib Al Kufi.
7- Ibnu Basysyar yaitu Muhammad bin Basysyar Abu Bakr Bundar.
8- Ibnul Mutsanna yaitu Muhammad ibnul Mutsanna Abu Musa Al Anazi Al Bashri.
9- Ziyad yaitu Ziyad bin Yahya Al Adeni.
______
*Kitab induk yang enam adalah Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At Tirmidzi, Sunan An Nasai dan Sunan Ibnu Majah, pen.
#ilmu_rijal
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali bin Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🖋 اشْتَركَ الأئمَّةُ الهُداةُ ... ذَوو الأصُول السِّتَّة الوُعَاةُ
في تسْعة من الشُيُوخ المَهَره ... الحافظين النَّاقدين البَرَرَهْ
أولئكَ الأشَجُّ وابنُ مَعْمَر ... نَصرٌ ويَعْقوبُ وعَمْرٌو السَّري
وابنُ العَلاء وابْنُ بَشَّار كَذَا ... ابنُ المثنَّى وزيَادٌ يُحْتَذَى [١
Para aimmah yang memberikan petunjuk berserikat....yakni para penyusun enam kitab induk hadits yang memiliki pemahaman .
Mereka berserikat dalam mengambil hadits dari sembilan masyayikh yang pandai....mereka adalah para penghafal hadits dan para peneliti hadits serta orang-orang yang baik.
Mereka adalah Al Asyaj, Ibnu Ma'mar...
Nashr, Ya'qub dan Amr As Sari.
Ibnul 'Ala', Ibnu Basysyar demikian pula...Ibnul Mutsanna dan Ziyad yang diikuti setelahnya (1).
(1)
1- Al Asyaj yaitu Abdullah bin Sa'id Abu Sa'id Al Kindi Al Kufi.
2- Ibnu Ma'mar yaitu Muhammad bin Ma'mar Al Qaisi Al Bashri.
3- Nashr yaitu Nashr bin Ali Al Jahdhami Al Bashri.
4- Ya'qub yaitu Ya'qub bin Ibrahim Ad Dauraqi Al Baghdadi.
5- Amr yaitu Amr bin Ali Al Fallas.
6- Ibnu 'Ala' yaitu Muhammad ibnul Ala' Abu Kuraib Al Kufi.
7- Ibnu Basysyar yaitu Muhammad bin Basysyar Abu Bakr Bundar.
8- Ibnul Mutsanna yaitu Muhammad ibnul Mutsanna Abu Musa Al Anazi Al Bashri.
9- Ziyad yaitu Ziyad bin Yahya Al Adeni.
______
*Kitab induk yang enam adalah Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At Tirmidzi, Sunan An Nasai dan Sunan Ibnu Majah, pen.
#ilmu_rijal
http://telegram.me/dinulqoyyim
"Ilmu syar'i dengannya seseorang menjadi tinggi kedudukannya, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah cenderung kepada dunia, ilmu syariat bisa membuat kedudukan seseorang menjadi tinggi, dan jika ia meninggalkannya maka sungguh ia telah mendahulukan sesuatu yang rendah atas sesuatu yang tinggi".
📂Fadhilatusy Syaikh Dr. Muhammad bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah.
🔸Syarh Kitab Fadhli ilmis Salaf ala ilmil Khalaf (1).
“ الْعِلْمُ الشَّرْعِيِّ يَرْتَفِعُ بِهِ الْإِنْسَانُ، فَمَنْ تَرْكُهُ فَقَدْ أَخْلَدَ إِلَى الْأرْضِ، عِلْمُ الشَّرِيعَةِ يَرْتَفِعُ بِهِ الْإِنْسَانُ، وَإِذَا تَرْكَهُ فَقَدْ اِخْتَارَ الْأَدْنَى عَلَى الْأعْلَى ”
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Fadhilatusy Syaikh Dr. Muhammad bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah.
🔸Syarh Kitab Fadhli ilmis Salaf ala ilmil Khalaf (1).
“ الْعِلْمُ الشَّرْعِيِّ يَرْتَفِعُ بِهِ الْإِنْسَانُ، فَمَنْ تَرْكُهُ فَقَدْ أَخْلَدَ إِلَى الْأرْضِ، عِلْمُ الشَّرِيعَةِ يَرْتَفِعُ بِهِ الْإِنْسَانُ، وَإِذَا تَرْكَهُ فَقَدْ اِخْتَارَ الْأَدْنَى عَلَى الْأعْلَى ”
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂🔸SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (6)
💠Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya tentang memanjangkan rambut (bagi laki-laki) apakah termasuk sunnah ataukah tidak ?
📋Maka beliau menjawab :
🔻Tidak, bukan termasuk sunnah; dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam memanjangkan rambutnya dimana manusia pada waktu itu biasa memanjangkan rambutnya, oleh karena inilah tatkala beliau melihat anak kecil mencukur sebagian rambutnya maka beliau bersabda :
احلقه كله أو اتركه كله.
"Cukurlah secara keseluruhan atau biarkanlah secara keseluruhan". Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani.
Seandainya rambut termasuk yang dianjurkan untuk dipanjangkan niscaya beliau akan bersabda : "Biarkanlah rambutmu panjang".
🔹Dan atas dasar ini kita katakan : memanjangkan rambut bukan termasuk sunnah, namun apabila masyarakat terbiasa dengan hal itu maka lakukanlah, dan kalau tidak maka lakukanlah apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat...
📍Maka pendapat yang benar adalah bahwasanya memanjangkan rambut mengikuti kebiasaan masyarakat, jika engkau berada di suatu tempat dimana masyarakatnya terbiasa dalam memanjangkan rambutnya maka silahkan panjangkan dan kalau tidak maka jangan panjangkan.
📚Liqa' Babil Maftuh hal. 22.
سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله عن إطالة شعر الرأس وتوفيره هل هو من السنة أو لا ؟
فأجاب : لا، ليس من السنة؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم اتخذه حيث إن الناس في ذلك الوقت يتخذونه، ولهذا لما رأى صبيا قد حلق بعض رأسه قال : احلقه كله أو اتركه كله، ولو كان الشعر مما ينبغي اتخاذه لقال : أبقه، وعلى هذا فنقول : اتخاذ الشعر ليس من السنة، ولكن إن كان الناس يعتادون ذلك فافعل، وإلا فافعل ما يعتاده الناس....فالصواب أنه تبع لعادة الناس، إن كنت في مكان يعتاد الناس فيه اتخاذ الشعر فاتخذه وإلا فلا.
لقاء الباب المفتوح ص ٢٢.
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya tentang memanjangkan rambut (bagi laki-laki) apakah termasuk sunnah ataukah tidak ?
📋Maka beliau menjawab :
🔻Tidak, bukan termasuk sunnah; dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam memanjangkan rambutnya dimana manusia pada waktu itu biasa memanjangkan rambutnya, oleh karena inilah tatkala beliau melihat anak kecil mencukur sebagian rambutnya maka beliau bersabda :
احلقه كله أو اتركه كله.
"Cukurlah secara keseluruhan atau biarkanlah secara keseluruhan". Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani.
Seandainya rambut termasuk yang dianjurkan untuk dipanjangkan niscaya beliau akan bersabda : "Biarkanlah rambutmu panjang".
🔹Dan atas dasar ini kita katakan : memanjangkan rambut bukan termasuk sunnah, namun apabila masyarakat terbiasa dengan hal itu maka lakukanlah, dan kalau tidak maka lakukanlah apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat...
📍Maka pendapat yang benar adalah bahwasanya memanjangkan rambut mengikuti kebiasaan masyarakat, jika engkau berada di suatu tempat dimana masyarakatnya terbiasa dalam memanjangkan rambutnya maka silahkan panjangkan dan kalau tidak maka jangan panjangkan.
📚Liqa' Babil Maftuh hal. 22.
سئل الشيخ ابن عثيمين رحمه الله عن إطالة شعر الرأس وتوفيره هل هو من السنة أو لا ؟
فأجاب : لا، ليس من السنة؛ لأن النبي صلى الله عليه وسلم اتخذه حيث إن الناس في ذلك الوقت يتخذونه، ولهذا لما رأى صبيا قد حلق بعض رأسه قال : احلقه كله أو اتركه كله، ولو كان الشعر مما ينبغي اتخاذه لقال : أبقه، وعلى هذا فنقول : اتخاذ الشعر ليس من السنة، ولكن إن كان الناس يعتادون ذلك فافعل، وإلا فافعل ما يعتاده الناس....فالصواب أنه تبع لعادة الناس، إن كنت في مكان يعتاد الناس فيه اتخاذ الشعر فاتخذه وإلا فلا.
لقاء الباب المفتوح ص ٢٢.
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠📋SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (7)
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum memakai celak ?
📍Maka beliau menjawab :
🔻Memakai celak ada dua macam :
🔸Yang pertama : memakai celak dengan tujuan menguatkan pandangan dan menghilangkan rabun dari mata serta membersihkan mata dengan tanpa tujuan memperindah mata maka ini tidak mengapa bahkan hal itu termasuk yang dianjurkan untuk dilakukan; dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam bercelak di kedua matanya terutama apabila menggunakan celak itsmid yang asli.
🔹Macam yang kedua : bercelak dengan tujuan memperindah mata dan berhias, maka hal ini dianjurkan bagi kaum wanita; dikarenakan seorang perempuan dianjurkan untuk berhias untuk suaminya.
👉🏻Adapun bagi kaum laki-laki maka perlu ditinjau ulang, dan aku tawaqquf (tidak tahu hukumnya dan tidak bisa menentukan boleh atau tidaknya) dalam permasalahan ini, dan bisa jadi dibedakan antara seorang pemuda yang dikhawatirkan timbulnya fitnah tatkala ia bercelak sehingga hal itu dilarang dan antara orang yang sudah tua yang tidak dikhawatirkan timbulnya fitnah ketika ia bercelak sehingga tidak dilarang.
📚Majmu' Fatawa wa Rasail 11/116.
ﺳﺌﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻋﻦ ﺣﻜﻢ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ
ﺍﻟﻜﺤﻞ؟
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﻘﻮﻟﻪ :ﺍﻻﻛﺘﺤﺎﻝ ﻧﻮﻋﺎﻥ :
ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ : ﺍﻛﺘﺤﺎﻝ ﻟﺘﻘﻮﻳﺔ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﻭﺟﻼﺀ ﺍﻟﻐﺸﺎﻭﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﺗﻨﻈﻴﻔﻬﺎ ﻭﺗﻄﻬﻴﺮﻫﺎ
ﺑﺪﻭﻥ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻪ ﺟﻤﺎﻝ، ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ، ﺑﻞ ﺇﻧﻪ ﻣﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻓﻌﻠﻪ، ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﻳﻜﺘﺤﻞ ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻴﻪ، ﻭﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺑﺎﻷﺛﻤﺪ ﺍﻷﺻﻠﻲ .
ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻣﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺰﻳﻨﺔ، ﻓﻬﺬﺍ ﻟﻠﻨﺴﺎﺀ ﻣﻄﻠﻮﺏ، ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻄﻠﻮﺏ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺘﺠﻤﻞ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ.
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻓﻤﺤﻞ ﻧﻈﺮ، ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺗﻮﻗﻒ ﻓﻴﻪ، ﻭﻗﺪ ﻳﻔﺮﻕ ﻓﻴﻪ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﺍﻛﺘﺤﺎﻟﻪ ﻓﺘﻨﺔ ﻓﻴﻤﻨﻊ، ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺨﺸﻰ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻛﺘﺤﺎﻟﻪ ﻓﻼ ﻳﻤﻨﻊ .
ﻣﺠﻤﻮﻉ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻭﺭﺳﺎﺋﻞ فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين 116/11.
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hukum memakai celak ?
📍Maka beliau menjawab :
🔻Memakai celak ada dua macam :
🔸Yang pertama : memakai celak dengan tujuan menguatkan pandangan dan menghilangkan rabun dari mata serta membersihkan mata dengan tanpa tujuan memperindah mata maka ini tidak mengapa bahkan hal itu termasuk yang dianjurkan untuk dilakukan; dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam bercelak di kedua matanya terutama apabila menggunakan celak itsmid yang asli.
🔹Macam yang kedua : bercelak dengan tujuan memperindah mata dan berhias, maka hal ini dianjurkan bagi kaum wanita; dikarenakan seorang perempuan dianjurkan untuk berhias untuk suaminya.
👉🏻Adapun bagi kaum laki-laki maka perlu ditinjau ulang, dan aku tawaqquf (tidak tahu hukumnya dan tidak bisa menentukan boleh atau tidaknya) dalam permasalahan ini, dan bisa jadi dibedakan antara seorang pemuda yang dikhawatirkan timbulnya fitnah tatkala ia bercelak sehingga hal itu dilarang dan antara orang yang sudah tua yang tidak dikhawatirkan timbulnya fitnah ketika ia bercelak sehingga tidak dilarang.
📚Majmu' Fatawa wa Rasail 11/116.
ﺳﺌﻞ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻋﻦ ﺣﻜﻢ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ
ﺍﻟﻜﺤﻞ؟
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺑﻘﻮﻟﻪ :ﺍﻻﻛﺘﺤﺎﻝ ﻧﻮﻋﺎﻥ :
ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ : ﺍﻛﺘﺤﺎﻝ ﻟﺘﻘﻮﻳﺔ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﻭﺟﻼﺀ ﺍﻟﻐﺸﺎﻭﺓ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﺗﻨﻈﻴﻔﻬﺎ ﻭﺗﻄﻬﻴﺮﻫﺎ
ﺑﺪﻭﻥ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻪ ﺟﻤﺎﻝ، ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ، ﺑﻞ ﺇﻧﻪ ﻣﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻓﻌﻠﻪ، ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﻳﻜﺘﺤﻞ ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻴﻪ، ﻭﻻ ﺳﻴﻤﺎ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺑﺎﻷﺛﻤﺪ ﺍﻷﺻﻠﻲ .
ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ: ﻣﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺰﻳﻨﺔ، ﻓﻬﺬﺍ ﻟﻠﻨﺴﺎﺀ ﻣﻄﻠﻮﺏ، ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻣﻄﻠﻮﺏ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﺘﺠﻤﻞ ﻟﺰﻭﺟﻬﺎ.
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻓﻤﺤﻞ ﻧﻈﺮ، ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺗﻮﻗﻒ ﻓﻴﻪ، ﻭﻗﺪ ﻳﻔﺮﻕ ﻓﻴﻪ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﺍﻛﺘﺤﺎﻟﻪ ﻓﺘﻨﺔ ﻓﻴﻤﻨﻊ، ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺨﺸﻰ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻛﺘﺤﺎﻟﻪ ﻓﻼ ﻳﻤﻨﻊ .
ﻣﺠﻤﻮﻉ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻭﺭﺳﺎﺋﻞ فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين 116/11.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🍽🥛FAEDAH YANG MENARIK TENTANG HUKUM PUASA ORANG YANG MAKAN DAN MINUM KARENA LUPA
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Diantara faedah yang dinilai bagus adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari Ibnu Juraij dari Amr bin Dinar bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Abu Hurairah radhiallahu anhu lalu ia berkata : "aku hari ini berpuasa lalu aku lupa sehingga aku makan", Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata kepadanya : "laa ba'sa (tidak mengapa)", seorang laki-laki tersebut berkata : "kemudian aku masuk menemui seseorang lalu aku lupa sehingga aku makan dan minum", Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata kepadanya : "tidak mengapa, Allah yang telah memberimu makan dan minum", kemudian seorang laki-laki tersebut berkata : "akupun masuk menemui orang lain lalu aku lupa sehingga aku makan lagi", maka Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata : "engkau ternyata seseorang yang tidak terbiasa berpuasa".
👉🏻Atsar ini disebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Fath.
📚Sumber : Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj Syarh Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/405.
📎https://twitter.com/aletiopi/status/1254082716099915776?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :
🔻Diantara faedah yang dinilai bagus adalah apa yang diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari Ibnu Juraij dari Amr bin Dinar bahwasanya ada seseorang yang datang kepada Abu Hurairah radhiallahu anhu lalu ia berkata : "aku hari ini berpuasa lalu aku lupa sehingga aku makan", Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata kepadanya : "laa ba'sa (tidak mengapa)", seorang laki-laki tersebut berkata : "kemudian aku masuk menemui seseorang lalu aku lupa sehingga aku makan dan minum", Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata kepadanya : "tidak mengapa, Allah yang telah memberimu makan dan minum", kemudian seorang laki-laki tersebut berkata : "akupun masuk menemui orang lain lalu aku lupa sehingga aku makan lagi", maka Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata : "engkau ternyata seseorang yang tidak terbiasa berpuasa".
👉🏻Atsar ini disebutkan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Fath.
📚Sumber : Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj Syarh Shahih Muslim ibnil Hajjaj 21/405.
📎https://twitter.com/aletiopi/status/1254082716099915776?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
Twitter
العلامة محمد بن علي بن آدم الإتيوبي
🔖 #فائدة ▫️من المستظرفات في الصيام. 💠 لفضيلة الشيخ العلامة #محمد_بن_علي_بن_آدم_الإتيوبي 🤲🏻 حفظه الله وعافاه. 📚 البحر المحيط الثجاج ٢١ / ٤٠٥
📂Fadhilatusy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus Al Jazairi hafizhahullah berkata :
🔻Sesungguhnya memerangi kebid'ahan-kebid'ahan dalam agama termasuk karakteristik yang paling menonjol dari manhaj salaf dikarenakan kebid'ahan-kebid'ahan bertentangan dengan salah satu syarat diterimanya ibadah yaitu mutaba'atur rasul (mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam).
📋Fatwa no. 692.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔻Sesungguhnya memerangi kebid'ahan-kebid'ahan dalam agama termasuk karakteristik yang paling menonjol dari manhaj salaf dikarenakan kebid'ahan-kebid'ahan bertentangan dengan salah satu syarat diterimanya ibadah yaitu mutaba'atur rasul (mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam).
📋Fatwa no. 692.
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂📍SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (8)
📂Pertanyaan : Sebagian jamaah shalat mendapati imam dalam keadaan rukuk (apa yang seharusnya ia lakukan) ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
🔻Apabila makmum yang masbuk masuk dalam shalat dalam keadaan imam sedang rukuk maka ia diwajibkan untuk bertakbir dengan takbiratul ihram dalam keadaan ia berdiri kemudian ia jika ia berkehendak maka ia melakukan takbir rukuk (ketika menunduk untuk melakukan rukuk dan ini lebih utama, pen) dan jika ia berkehendak maka ia tidak melakukan takbir rukuk dikarenakan takbir rukuk dalam kondisi ini disunnahkan, demikian yang dikemukakan oleh (sebagian) para ulama rahimahumullah.
📚Liqaul Babil Maftuh (1).
═ ۞ ﷽ ۞ ═
#العقد_المتين_والدر_الثمين_من_فقهيات_الإمام_ابن_عثيمين
📌سئل الشيخ العلامة الفقيه ابن عثيمين- رحمه الله تعالى-
بعض المصلين يدرك الإمام وهو راكع.❓
💡أجاب -رحمه الله-
👈إذا دخل المسبوق في الصلاة والإمام راكع يلزمه أن يكبر تكبيرة الإحرام وهو قائم. ثم تكبيرة الركوع إن شاء كبر وإن شاء لم يكبر. تكون تكبيرة الركوع في هذه الحال مستحبة. هكذا قال أهل العلم رحمهم الله.
📚المصدر: لقاء الباب المفتوح [1].
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂Pertanyaan : Sebagian jamaah shalat mendapati imam dalam keadaan rukuk (apa yang seharusnya ia lakukan) ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :
🔻Apabila makmum yang masbuk masuk dalam shalat dalam keadaan imam sedang rukuk maka ia diwajibkan untuk bertakbir dengan takbiratul ihram dalam keadaan ia berdiri kemudian ia jika ia berkehendak maka ia melakukan takbir rukuk (ketika menunduk untuk melakukan rukuk dan ini lebih utama, pen) dan jika ia berkehendak maka ia tidak melakukan takbir rukuk dikarenakan takbir rukuk dalam kondisi ini disunnahkan, demikian yang dikemukakan oleh (sebagian) para ulama rahimahumullah.
📚Liqaul Babil Maftuh (1).
═ ۞ ﷽ ۞ ═
#العقد_المتين_والدر_الثمين_من_فقهيات_الإمام_ابن_عثيمين
📌سئل الشيخ العلامة الفقيه ابن عثيمين- رحمه الله تعالى-
بعض المصلين يدرك الإمام وهو راكع.❓
💡أجاب -رحمه الله-
👈إذا دخل المسبوق في الصلاة والإمام راكع يلزمه أن يكبر تكبيرة الإحرام وهو قائم. ثم تكبيرة الركوع إن شاء كبر وإن شاء لم يكبر. تكون تكبيرة الركوع في هذه الحال مستحبة. هكذا قال أهل العلم رحمهم الله.
📚المصدر: لقاء الباب المفتوح [1].
http://telegram.me/dinulqoyyim