الدين القيم
2.6K subscribers
868 photos
45 videos
88 files
2.54K links
Download Telegram
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (25)

✔️Mana yang lebih utama : membasuh kedua kaki ataukah mengusap kedua khuf ?

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Pendapat yang rajih (kuat) menurutku adalah pendapat yang menyatakan bahwa membasuh kedua kaki lebih utama namun dengan syarat ia tidak meninggalkan mengusap khuf karena membenci sunnah, ini jika ia berada diantara Ahlussunnah yang mereka menilai mengusap khuf merupakan hal yang diperbolehkan, adapun jika ia berada diantara ahlul bida' yang mengingkari mengusap khuf maka mengusap khuf lebih utama baginya; dikarenakan menghidupkan sunnah yang dimatikan lebih utama, wallahu Ta'ala a'lam bish shawab, wailaihil marji' wal ma-aab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/50.

🔹الغسل والمسح على الخفين، أيهما أفضل؟

قال الجامع عفا الله عنه:
الذي يترجّح عندي القول بأن الغسل أفضل، لكن بشرط أن لا يترك المسح رغبةً عن السنّة، هذا إذا كان بين أهل السنة الذي يرون المسح جائزًا، وأما إذا كان بين المبتدعة المنكرين له، فالمسح أولى؛ لأن إحياء السنّة المماتة أفضل، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/50
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #المسح_على_الخفين
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (54)

📍Seseorang yang lupa dalam shalatnya berkali-kali maka berapa kali ia melakukan sujud sahwi?

🔸Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah ditanya tentang seseorang yang lupa berkali-kali (di dalam shalatnya) seperti meninggalkan ucapan 'Subhaana Rabbiyal Azhiim' dalam rukuk, dan meninggalkan tasyahhud pertama serta meninggalkan ucapan 'Subhaana Rabbiyal A'la dalam sujud maka berapa kali ia melakukan sujud sahwi?

✔️Maka beliau menjawab :

Apabila seseorang lupa berkali-kali maka kita katakan kepadanya : cukup bagimu dua sujud (sahwi); dikarenakan kewajiban (shalat) termasuk satu jenis sehingga sebagiannya masuk pada sebagian yang lain, sebagaimana halnya jika seseorang mengalami hadats dengan sebab kencing, berak, buang angin dan memakan daging onta maka cukup baginya satu kali wudhu dan tidak harus baginya untuk berwudhu untuk masing-masing sebab wudhu tersebut.

📚Majmu' Fatawa wa Rasail 14/50.

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖🍃SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (26)

📋Tata cara mengusap kedua khuf.

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Menurutku pendapat yang paling rajih (kuat) adalah apa yang dipegangi oleh Al Hanafiyyah, Ats Tsauri, Ahmad, Ishaq dan sekelompok ulama yang lainnya yaitu mengusap bagian punggung khuf; dikarenakan shahihnya hadits Ali radhiallahu anhu dalam hal ini*.

Ibnu Mundzir rahimahullah berkata setelah menyebutkan pendapat yang menyatakan mengusap pada bagian punggung khuf : ini pendapat kami, dan aku tidak mengetahui seorangpun yang berpendapat bahwa mengusap hanya pada bagian bawah khuf adalah sah usapannya tersebut, demikian pula aku tidak mengetahui seorangpun yang mewajibkan untuk mengulangi bagi orang yang mencukupkan untuk mengusap bagian atas (punggung) khuf. Selesai ucapan beliau, dan ini merupakan tahqiq yang berharga, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab, wa ilaihil marji' wal ma-aab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/58.

*Yaitu hadits Ali radhiallahu anhu, ia berkata :

*لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ.

“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.”(pent).

🔹كيفية مسح الخفين:

قال الجامع عفا الله عنه:
عندي أرجح المذاهب ما ذهب إليه الحنفية، والثوري، وأحمد، وإسحاق، وجماعة أنه يمسح على ظاهر الخف؛ لصحة حديث علي رضي الله عنه بذلك.
قال ابن المنذر رحمه الله بعد ذكره نحو ما تقدم -يعني القول بالمسح على ظاهر الخف- نقول، ولا أعلم أحدا يرى أن مسح أسفل الخف وحده يجزىء من المسح، وكذلك لا أعلم أحدا أوجب الإعادة على من اقتصر على مسح أعلى الخف. انتهى، وهو تحقيق نفيس، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/58
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #المسح_على_الخفين
______________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (27)

🍃Hukum thaharah seseorang yang melepaskan kedua khufnya setelah mengusapnya.

🔹Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :

Pendapat yang benar menurutku adalah yang dikemukakan oleh kelompok yang ketiga (yaitu Al Hasan Al Bashri dan Sulaiman bin Harb, pen) yaitu barangsiapa yang melepas kedua khufnya maka ia boleh langsung melakukan shalat dan tidak ada kewajiban mengulangi wudhu dan tidak pula diwajibkan untuk membasuh kedua kakinya; dikarenakan tidak ada hujjah atas hal itu, bahkan apa yang berlaku baginya berupa thaharah (suci) yang sempurna sebelum ia melepaskan kedua khufnya terus senantiasa berlaku hingga datang sesuatu yang membatalkan wudhunya tersebut, dan melepaskan kedua khuf bukan termasuk yang membatalkan thaharah (wudhu) baik secara nash dalil maupun ijma' (konsensus) sehingga ia tetap berada pada thaharah (suci) yang sempurna maka ia bisa langsung melakukan shalat, maka pahamilah dengan inshaf, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab, wa ilaihil marji' wal ma-aab, wa Huwa hasbuna wa ni'mal wakiil.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/58.

🔹حكم طهارة من خلع خفّيه بعد المسح عليهما:

قال الجامع عفا الله عنه: الحقّ عندي هو ما قالته الطائفة الثالثة، وهو أن من خلع خفيه يصلّي، ولا وضوء، ولا غسل قدمه عليه؛ لأنه لا حجة على ذلك، بل ما ثبت له من الطهارة الكاملة قبل خلع خفيه ثابت لا يزال، حتى يأتي ما ينقضه، وليس الخلع مما ينقض الطهارة، لا بنصّ، ولا بإجماع، فثبت على ما هو عليه من الطهارة الكاملة، فيصليّ، فتبصر بالإنصاف، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/58
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #المسح_على_الخفين
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕🍃SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (28)

🔹Hukum orang yang bangun dari tidur memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum tangannya tersebut dicuci.*

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Menurutku bahwasanya pendapat yang paling rajih adalah apa yang dipegangi oleh jumhur berupa disunnahkannya mencuci tangan setelah bangun dari tidur, dan hal itu tidaklah diwajibkan, dan yang memalingkan perintah untuk membasuh kedua tangan dari makna wajib adalah riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau berwudhu setelah bangun tidur dengan tanpa membasuh kedua tangannya (sebelumnya) sebagaimana dalam Shahihain dan selainnya dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dimana beliau shallallahu alaihi wasallam berwudhu dari wadah (tempat air) yang digantung setelah beliau bangun dari tidur dan tidak diriwayatkan dari beliau bahwa beliau membasuh kedua tangannya sehingga ini menunjukkan bahwa perintah untuk membasuh kedua tangan setelah bangun tidur bermakna mustahab (sunnah) dan tidak bermakna wajib.
Dan tidak bisa dikatakan : bahwa hal itu termasuk kekhususan Nabi shallallahu alaihi wasallam; dikarenakan telah datang secara shahih dari beliau bahwasanya beliau membasuh kedua tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana ketika beliau dalam keadaan sadar, maka disunnahkannya hal itu setelah bangun dari tidur lebih utama, dan beliau meninggalkan hal itu (di sebagian keadaan) untuk menjelaskan kebolehannya, maka pahamilah.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/151.

*Telah datang dari Nabi shallallahu alaihi wasallam perintah untuk mencuci kedua tangan setelah bangun tidur dan sebelum memasukkannya ke dalam bejana, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا استيقظ أحدُكم من نومِهِ، فلا يَغْمِسْ يدَه في الإناءِ حتى يغسلَها ثلاثًا . فإنه لا يَدْرِي أين باتت يدُه.

“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka janganlah ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali dikarenakan ia tidak mengetahui dimana letak tangannya semalam”.(Muttafaqun alaih), pent

🔹حكم إدخال المستيقظ يده في الإناء قبل غسلها:

قال الجامع عفا الله عنه:
عندي أن الأرجح ما ذهب إليه الجمهور من استحباب غسل اليد بعد الاستيقاظ من النوم، وليس ذلك على الوجوب، والذي صرف الأمر بالغسل عن الوجوب ما صحّ عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - أنه توضّأ بعد الاستيقاظ من دون أن يغسل يديه، كما هو في "الصحيحين"، وغيرهما من حديث ابن عبّاس - رضي الله عنهما -، حيث إنه - صلى الله عليه وسلم - توضّأ من شنّ معلَّق بعد قيامه من النوم، ولم يرو عنه أنه غسل يديه، فدلّ على أن هذا الأمر للاستحباب، لا للوجوب.
ولا يقال: إنه من خصوصيّات النبيّ - صلى الله عليه وسلم -؛ لأنه صحّ عنه أنه غسل يديه قبل إدخالهما الإناء حال اليقظة، فاستحبابه بعد النوم يكون من بابِ أولى، ويكون تركه لبيان الجواز، فتبصّر.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/151
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
📍🌕SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (29)

🍃Hukum kencing dalam keadaan berdiri.

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

🔸Kesimpulannya adalah bahwasanya kencing sambil berdiri hukumnya diperbolehkan dengan tanpa dimakruhkan; berdasarkan hadits Hudzaifah radhiallahu anhu muttafaqun alaih
(bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mendatangi tempat sampah suatu kaum, lalu beliau kencing sambil berdiri), namun yang lebih utama adalah kencing sambil duduk dikarenakan itulah kebanyakan keadaan (perbuatan) Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits Aisyah radhiallahu anha yang telah lewat.*

🔹Jika engkau bertanya : Aisyah berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidaklah kencing melainkan dalam keadaan duduk, maka dalam hadits ini terdapat penafian (peniadaan) bahwa beliau kencing sambil berdiri, maka bagaimana cara mengkompromikan antara hadits ini dengan hadits Hudzaifah radhiallahu anhu?
Maka dijawab : bahwasanya penafian Aisyah radhiallahu anha berdasarkan pada pengetahuannya bukan kepada realita yang ada, sehingga ketika beliau tidak pernah melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam kencing sambil berdiri di rumahnya maka beliau menafikan hal itu, dan ketika Hudzaifah radhiallahu anhu melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam kencing sambil berdiri di luar rumahnya maka beliau menetapkannya, dan pihak yang menetapkan didahulukan atas pihak yang menafikan, dan barangsiapa yang menghafalkan sesuatu maka itu merupakan hujjah atas orang yang tidak menghafalkan; dikarenakan orang yang menghafalkan sesuatu memiliki tambahan pengetahuan, wallahu Ta'ala A'lam.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/71.

*Aisyah radhiallahu anha berkata :

"من حدثكم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يبول قائما فلا تصدقوه، ما كان يبول إلا قاعدا".

"Barangsiapa yang mengabarkan kepada kalian bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam kencing berdiri maka jangan kalian mempercayainya, beliau tidaklah kencing melainkan dalam keadaan duduk". Hadits riwayat At Tirmidzi dan An Nasa-i dengan sanad yang jayyid, pent.


🔹حكم البول قائما:

والحاصل أن البول قائما جائز بلا كراهة؛ لحديث حذيفة رضي الله عنه المتفق عليه، ولكن الأولى أن يبول قاعدا؛ لأنه أكثر أحوال النبي صلى الله عليه وسلم، كما يدل عليه حديث عائشة رضي الله عنها المتقدم.
فإن قلت : إنها قالت : ما كان يبول إلا قاعدا، ففيه نفي بوله صلى الله عليه وسلم قائما، فكيف الجمع بينه وبين حديث حذيفة رضي الله عنه هذا؟
أجيب : بأن نفيها مستند إلى علمها لا إلى الواقع، فحيث لم تره صلى الله عليه وسلم يبول قائما في البيت نفت ذلك، وحيث رآه حذيفة رضي الله عنه يبول قائما خارج البيت أثبته، والمثبت مقدم على النافي، ومن حفظ حجة على من لم يحفظ؛ لأنه عنده زيادة علم، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/71
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
__________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
Daurah Asy Syaikh Ahmad bin Yahya an Najmi rahimahullah- Jazan
📍📋SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH (30)

🔹Jangka waktu mengusap khuf (sepatu).

🍃Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Menurutku bahwasanya apa yang dinyatakan oleh jumhur bahwa mengusap khuf (sepatu) dibatasi waktunya bagi seorang yang mukim adalah sehari semalam dan bagi seorang yang musafir jangka waktu mengusap baginya selama tiga hari tiga malam inilah pendapat yang benar; dikarenakan ditetapkan berdasarkan hadits-hadits yang shahih:
Diantaranya adalah hadits Ali radhiallahu anhu dalam bab ini dengan lafazh :

"جعل رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاثة أيام ولياليهن للمسافر، ويوم وليلة للمقيم".

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menetapkan tiga hari tiga malam bagi musafir, dan sehari semalam bagi orang yang mukim"(Hadits riwayat Al Imam Muslim), maka hadits ini merupakan nash (dalil) yang jelas dalam menunjukkan pembatasan jangka waktu mengusap khuf.
..........................
Dan kesimpulannya adalah bahwasanya pendapat yang membatasi jangka waktu mengusap adalah pendapat yang benar ; karena sahnya dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut, adapun apa yang dijadikan hujjah oleh pihak yang berpendapat dengan tidak adanya pembatasan jangka waktu mengusap maka dalil-dalil yang mereka sebutkan lemah dan tidak bisa dipertentangkan dengan dalil-dalil yang dikemukakan oleh jumhur, dan sungguh aku telah memperinci pembahasan tentang dalil-dalil tersebut di Syarh An Nasa-i, maka merujuklah kepadanya niscaya engkau akan mendapatkan faedah yang banyak, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/128.

🔸توقيت مدة المسح:

قال الجامع عفا الله عنه: عندي أن ما قاله الجمهور من أن المسح مؤقت للمقيم بيوم وليلة، وللمسافر بثلاثة أيام ولياليهن هو الحق؛ لثبوته بأحاديث صحيحة:
فمنها : حديث علي رضي الله عنه في الباب بلفظ : جعل رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاثة أيام ولياليهن للمسافر، ويوم وليلة للمقيم، فإنه نص صريح في التوقيت.

والحاصل أن القول بتوقيت المسح هو المذهب الحق؛ لصحة الأدلة عليه، وأما ما احتج به القائلون بعدم التوقيت، فأدلة ضعيفة، لا تعارض أدلة الجمهور، وقد استوفيت الكلام عليها في شرح النسائي، فراجعه تستفد علما جما، والله تعالى أعلم بالصواب.


✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/128
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
______________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
Daurah Al Imam Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh rahimahullah- Jeddah
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah (31)

🔹Sejak kapan dihitung jangka waktu mengusap (yakni 1×24 jam bagi mukim dan 3×24 jam bagi musafir) ?

✔️Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Telah jelas dari penjelasan yang telah lewat bahwa pendapat yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang pertama yaitu hitungannya dimulai dari mengusap khuf pertama kali (setelah memakai khuf)*; dikarenakan pendapat ini sesuai dengan zhahir hadits, sebagaimana yang telah lewat penjelasannya (dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengaitkan hukum dengan mengusap dimana beliau bersabda "mukim mengusap" atau "musafir mengusap" sehingga waktu permulaan jangka waktu mengusap adalah semenjak mengusap pertama kali, pent), maka pahamilah, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab, wailaihil marji' wal ma-aab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/53.

*Contoh : seandainya seseorang berwudhu untuk melakukan shalat Dhuhur kemudian ia memakai kedua khufnya, dan iapun melakukan shalat Dhuhur, dan pada jam dua siang (14.00) ia mengalami hadats, dan tatkala masuk waktu Ashar pukul 15.30 maka ia ingin berwudhu untuk shalat Ashar sehingga iapun berwudhu dan mengusap kedua khufnya, maka menurut pendapat ini jangka waktu mengusap dimulai dari pertama kali mengusap yakni pukul 15.30, pada pukul 15.30 inilah mulai hitungan 1×24 jam baginya, jadi setelah 1×24 jam yaitu pukul 15.30 esok harinya masa mengusap khuf baginya usai sehingga apabila pada keesokan harinya ia ingin berwudhu pada pukul 14.30, apakah ia boleh mengusap khufnya menurut pendapat ini? jawabannya : ya, boleh baginya mengusap, dikarenakan jangka waktu mengusap baginya masih ada dan belum berakhir, pent.

🔹أول وقت المسح على الخفين:

قال الجامع عفا الله عنه:
قد اتَّضح مما سبق أن أرجح الأقوال هو القول الأول، وهو أنه يبدأ من وقت المسح؛ لموافقته لظاهر الحديث، كما سبق بيانه، فتبصّر، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/53
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #المسح_على_الخفين
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (32)

🔸Hukum berwudhu setiap kali hendak melakukan shalat.

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Telah jelas dengan apa yang disebutkan bahwa tidaklah diwajibkan berwudhu kecuali bagi orang yang mengalami hadats, dan bahwasanya diperbolehkan melakukan beberapa shalat dengan satu kali wudhu, dan ini merupakan kesepakatan ulama, dan apa yang dinukil dari sebagian mereka (bahwa mereka berpendapat wajibnya berwudhu untuk masing-masing shalat walaupun masih dalam keadaan suci, pent) maka penukilan ini tidak benar, atau dibawa kepada pengertian bahwasanya mereka menginginkan memperbarui wudhu setiap kali hendak melakukan shalat dengan hukum mustahab (sunnah) bukan wajib, dan kalau tidak demikian maka mereka terbantahkan dengan dalil-dalil yang shahih dan jelas ini*, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab, wailaihil marji' wal ma-aab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/138.

*Diantaranya adalah hadits Buraidah radhiallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan beberapa shalat (dalam riwayat Abu Dawud : lima kali shalat) pada hari Fathu Makkah dengan satu kali wudhu. Hadits Riwayat Muslim.
Dan hadits Anas radhiallahu anhu dalam Shahih Al Bukhari :

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يتوضأ عند كل صلاة، وكان أحدنا يكفيه الوضوء ما لم يحدث.

"Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berwudhu setiap kali hendak shalat dan salah seorang dari kami cukup baginya satu kali wudhu selama tidak mengalami hadats", pent.


🔹حكم الوضوء لكلّ صلاة:

قال الجامع عفا الله عنه: قد تبيّن بما ذُكر أنه لا يجب الوضوء إلا على من أحدث، وأنه يجوز الجمع بين الصلوات بوضوء واحد، وهذا إجماع، وما نقل عن بعضهم لا يصحّ، أو يُحمل على أنهم أرادوا التجديد على سبيل الاستحباب، لا الوجوب، وإلا فهم محجوجون بهذه الأدلّة الصحيحة الصريحة، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/138
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (33)

🔸Apakah dipersyaratkan dalam memperbarui wudhu suatu persyaratan berupa melakukan shalat atau amalan yang semisalnya dengan wudhu tersebut ?

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Pendapat yang rajih (kuat) menurutku adalah disunnahkannya memperbarui wudhu walaupun ia tidak melakukan amalan apapun dengan wudhu tersebut; dikarenakan wudhu merupakan ibadah yang bersendirian; berdasarkan hadits Abdullah Ash Shunabihi : bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إذا توضأ العبد المؤمن، فتمضمض خرجت الخطايا من فيه.... الحديث.

"Apabila seorang hamba yang mukmin berwudhu, maka ia berkumur-kumur niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari mulutnya, lalu apabila ia memasukkan air ke dalam hidungnya niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari hidungnya, lalu apabila ia membasuh wajahnya niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari wajahnya hingga keluar dari pinggir kelopak matanya, lalu apabila ia membasuh kedua tangannya niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari kedua tangannya hingga keluar dari bawah kuku-kuku kedua tangannya, lalu apabila ia mengusap kepalanya niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari kepalanya hingga keluar dari kedua telinganya, lalu apabila ia membasuh kedua kakinya niscaya akan keluar kesalahan-kesalahannya dari kedua kakinya hingga keluar dari bawah kuku-kuku kedua kakinya, kemudian berjalannya ia menuju masjid dan shalat yang ia lakukan sebagai tambahan baginya", hadits ini shahih dikeluarkan oleh Malik, Ahmad dan An Nasa-i.

Maka sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa dosa-dosanya semuanya dihapuskan dengan sebab wudhu, dan shalat dengan wudhu tersebut akan menambah derajat seorang hamba, maka hadits ini menunjukkan bahwa wudhu merupakan ibadah tersendiri yang dituju secara bersendirian walaupun tidak dilakukan shalat atau amalan semisalnya dengan wudhu tersebut, maka pahamilah, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/139.

قال الجامع عفا الله عنه : الراجح عندي استحباب تجديد الوضوء، وإن لم يفعل به شيئا أصلا؛ لأن الوضوء عبادة مستقلة بنفسها؛ لحديث عبدالله الصنابحي : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا توضأ العبد المؤمن، فتمضمض خرجت الخطايا من فيه.... الحديث، أخرجه مالك وأحمد والنسائي وابن ماجه.
فقد أخبر صلى الله عليه وسلم بأن ذنوبه كلها تكفر بالوضوء، وتكون الصلاة به زيادة في الدرجات، ففيه أن الوضوء عبادة مستقلة تقصد وحدها، وإن لم تؤد بها صلاة أو نحوها، فتبصر، والله أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/139
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
______________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (34)

🔹Bejana yang dijilati anjing berapa kali dicuci ?

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Telah jelas dari apa yang telah lewat dari penjelasan tentang pendapat-pendapat para ulama dan dalil-dalil mereka dan dari apa yang akan datang berupa hadits Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu* bahwa pendapat yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang menyatakan wajibnya mencuci jilatan anjing sebanyak delapan kali dengan mencampuri tanah pada salah satu cuciannya (yakni tanah dicampur dengan air lalu bejana yang dijilati anjing tersebut dicuci dengannya, pent) dan penggunaan air yang dicampur dengan tanah yang lebih utama dilakukan pada cucian yang pertama (supaya terwujud kebersihan yang diharapkan, pent); hal ini dikarenakan jelasnya hujjah pendapat ini lagi terang benderang, maka pahamilah dengan inshaf, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/179.

*Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

«إذا ولغ الكلب في الإناء فاغسلوه سبع مرات، وعفّروه الثامنة بالتراب» أخرجه مسلم

"Apabila anjing menjilati bejana maka cucilah bejana tersebut tujuh kali dan taburilah yang kedelapan dengan debu. Hadits riwayat Muslim.


🔹عدد ما يغسل الإناء من ولوغ الكلب فيه:

قال الجامع عفا الله عنه : قد تبين مما سبق من بيان أقوال العلماء، وأدلتها، بما لها وما عليها، ومما يأتي من حديث عبدالله بن مغفل رضي الله عنه أن أرجح الأقوال هو القول بوجوب غسل ولوغ الكلب ثمان مرات، مع تتريب إحداهن، وكونها الأولى هو الأولى؛ لوضوح حجته النيرة الواضحة، فتبصر بالإنصاف، والله تعالى أعلم بالصواب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/179
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
__________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (35)

🔹Apakah seluruh bagian tubuh anjing itu najis ?

🔖Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Kesimpulannya : bahwasanya pendapat yang menyatakan najisnya jilatan anjing adalah pendapat yang rajih (kuat) menurutku disebabkan kuatnya hujjah pendapat tersebut, adapun bagian tubuh anjing yang lain (seperti bulunya, pent) maka suci; dikarenakan tidak ada dalil yang menunjukkan najisnya sehingga ia tetap pada al baraa-atul ashliyyah (hukum asal segala sesuatu adalah suci) maka pahamilah, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab wailaihil marji' wal ma-aab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 1/174.

والحاصل : أن القول بنجاسة ولوغ الكلب هو الراجح عندي؛ لقوة حجته، وأما سائر أجزائه فطاهر؛ لأنه لم يقم دليل على نجاسته، فهو باق على البراءة الأصلية، فتفطن، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 1/174
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الوضوء
______________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (36)

🔹Apakah air mani najis ?

🍃Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh telah jelas dengan apa yang telah lewat dari penjelasan tentang madzhab-madzhab yang ada dan dalil-dalil masing-masing madzhab tentang hukum mani bahwasanya pendapat yang benar adalah pendapat yang menyatakan sucinya mani dikarenakan kuatnya hujjah-hujjah pendapat ini.

✔️Dan diantara dalil-dalil yang menunjukkan sucinya mani adalah tindakan Nabi shallallahu alaihi wasallam yang tidak bersegera untuk menghilangkannya dan beliau membiarkannya hingga kering, dan tidaklah hal itu melainkan dikarenakan sucinya mani; sebab yang dikenal dari petunjuk beliau shallallahu alaihi wasallam adalah bersegera untuk menghilangkan najis, maka sungguh beliau memerintahkan para shahabat radhiallahu anhum segera setelah seorang a'rabi menyelesaikan kencingnya (di masjid) untuk menuangkan air ke atasnya dan beliau bersegera untuk memercikkan air ke bajunya setelah anak bayi kencing di pangkuan beliau dan selain itu.
Dan sungguh aku telah memperpanjang pembahasan tentangnya dalam Syarh An Nasaa-i, maka merujuklah kepadanya niscaya engkau akan mendapatkan ilmu yang banyak, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/265.

🔹 اختلاف أهل العلم في طهارة المنيّ، ونجاسته:

قال الجامع عفا الله عنه: قد تبيّن بما سبق من بيان المذاهب، وأدلّتها في حكم المنيّ أن الصحيح مذهب من قال بطهارته؛ لقوّة حججه.
ومن الأدلّة على طهارته عدم مبادرة النبيّ - صلي الله عليه وسلم - إلى إزالته، وتركه حتى ييبس، وما ذلك إلا لطهارته؛ لأن المعروف من هديه - صلى الله عليه وسلم - المبادرة في إزالة النجاسة، فقد أمر الصحابة - رضي الله عنهم - فور فراغ الأعرابيّ من بوله بصبّ الماء عليه، وبادر بنضح الماء على ثوبه فور بول الغلام الذي بال في حجره، وغير ذلك.
وقد أطلت البحث في تحقيقه في "شرح النسائيّ"، فراجعه تستفد علمًا جمًّا، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/265
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #إزالة_النجاسات
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (37)

🔹Tata cara menyucikan kencing anak bayi laki-laki dan kencing bayi perempuan.

🔖Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh telah jelas dari apa yang telah lewat dari penyebutan pendapat-pendapat ulama dan dalil-dalil mereka bahwasanya pendapat yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang membedakan antara bayi laki-laki (yang masih menyusui dan belum mengonsumsi makanan pendamping ASI) dan bayi perempuan (baik yang sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI maupun belum) dimana kencing bayi laki-laki tersebut diperciki air pada baju yang terkena olehnya dan adapun kencing bayi perempuan harus dicuci, dikarenakan kuatnya dalil-dalil pendapat ini.

Dan mereka berhujjah dengan hadits Aisyah dan hadits Ummu Qais radhiallahu anhuma yang tersebut dalam bab ini dan mereka juga berhujjah dengan hadits yang dikeluarkan oleh Ashahabus Sunan kecuali At Tirmidzi dengan sanad yang shahih dari Abus Samhi radhiallahu anhu ia berkata : Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

يغسل من بول الجارية، ويرش من بول الغلام.

"Baju yang terkena kencing bayi perempuan harus dicuci dan baju yang terkena kencing bayi laki-laki cukup diperciki air".

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/244.

🔹كيفيّة تطهير بول الغلام والجارية:

قال الجامع عفا الله عنه:
قد تبيّن مما سبق من ذكر أقوال العلماء، وأدلّتهم أن أرجح الأقوال هو القول بالفرق بين بول الغلام والجارية، فيرشّ بوله، ويُغسل بولها، لقوّة أدلّته.
واحتجوا بحدبثي عائشة وأم قيس رضي الله عنهما في الباب.
وبما أخرجه أصحاب السنن إلا الترمذي بإسناد صحيح، عن أبي السمح رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : يغسل من بول الجارية، ويرش من بول الغلام.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/244
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #إزالة_النجاسات
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (38)

🔹Para ulama membicarakan tentang hikmah yang dengannya dibedakan antara kencing bayi laki-laki dan kencing bayi perempuan (Sebagian mereka mengatakan : banyaknya kaum lelaki dan kaum wanita yang menggendong bayi lelaki sehingga kencingnya banyak mengenai orang sehingga mencucinya cukup menyusahkan.
Dan sebagian mereka mengatakan : kencing bayi lelaki tidak mengenai satu tempat tapi berpencar di sana sini sehingga susah mencuci yang terkena maka diringankan dalam menyucikannya, berbeda dengan bayi perempuan yang kencingnya di satu tempat, pent)

📋Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Kelemahan alasan-alasan ini semuanya tidak tersamarkan bagi orang yang mengetahui, maka yang lebih utama adalah hendaknya kita menyerahkan ilmu hikmah kepada Allah yang Maha Bijaksana, dikarenakan kita mengetahui dengan yakin bahwa tidaklah Allah membedakan antara dua jenis dalam hal hukum yang disebutkan melainkan karena adanya hikmah yang mengharuskan untuk membedakan antara keduanya, dan tidaklah harus bagi kita untuk mengetahui hikmah tersebut secara pasti, maka hukum-hukum Allah Ta'ala tidaklah melainkan sesuai dengan kemaslahatan hamba-hambaNya, namun terkadang nampak hikmah tersebut dan terkadang tidak nampak, maka perhatikanlah dan janganlah engkau membebani dirimu dengan sesuatu yang engkau tidak diperintahkan dari hal-hal yang bukan urusanmu, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/246.

الحكمة التي من أجلها حصل التفريق بين بول الغلام والجارية:

قال الجامع عفا الله عنه :
ركاكة هذه الأوجه كلها مما لا يخفى على بصير، فالأولى أن نكل علم الحكمة إلى الشارع الحكيم، فإننا نعلم بيقين أنه ما فرق بين النوعين في الحكم المذكور إلا لحكمة تقتضي التفريق بينهما، ولا يلزمنا أن نعرف تلك الحكمة بالتعيين، فأحكام الله تعالى لا تكون إلا وفق مصلحة العباد، ولكن ربما تظهر، وربما لا تظهر، فتنبه، ولا تتكلف ما لم تكلف مما لا يعنيك، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/246
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #إزالة_النجاسات
__________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (39)

🔹Apakah diharuskan menggunakan air dalam menghilangkan najis ataukah tidak?

🔖Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh bisa disimpulkan dari apa yang telah lewat bahwasanya air adalah hukum asal dalam menghilangkan najis secara mutlak namun datang dalam syariat penggunaan selain air dalam menyucikan sebagian najis, maka mewajibkan penggunaan air pada sebagian najis tersebut merupakan sikap tanaththu' (berlebih-lebihan) dan sikap menempuh cara yang tidak inshaf (adil/pertengahan).
Dan kesimpulannya bahwasanya penggunaan air dalam menghilangkan semua jenis najis adalah hukum asal, dan apa yang datang dalam syariat berupa keharusan untuk menggunakan selain air dalam menyucikan sebagian najis seperti dengan cara penyamakan (untuk menyucikan kulit bangkai, pent) maka harus menggunakan cara tersebut dan tidak boleh disucikan dengan air, dan apa yang datang dalam syariat berupa keringanan dalam menghilangkan najis dengan selain air seperti mengusap kedua sandal yang ada kotoran (najis) ke tanah* maka diperbolehkan menggunakan air padanya sebagaimana diperbolehkan mencukupkan dengan cara mengusapkannya ke tanah atau cara yang lain, maka pahamilah dengan inshaf, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/297.

*Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiallahu anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

« إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِى نَعْلَيْهِ قَذَرًا أَوْ أَذًى فَلْيَمْسَحْهُ وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا »

“Apabila salah seorang di antara kalian pergi ke masjid, maka lihatlah, jika terdapat kotoran (najis) atau suatu gangguan di sandal kalian, maka usaplah sandal tersebut (ke tanah) dan shalatlah dengan kedua sandal tersebut".Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, pent.

🔹هل يتعيّن الماء في إزالة النجاسة أم لا؟

قال الجامع عفا الله عنه: قد تحصّل مما سبق أن الماء هو الأصل في إزالة النجاسة مطلقًا، لكن ورد في طهارة بعض النجاسة استعمال غير الماء فيه، فإيجاب استعمال الماء في ذلك تنطّعٌ، وسلوك مسلك غير الإنصاف.
والحاصل أن استعمال الماء في إزالة جميع أنواع النجاسات هو الأصل، وما ورد فيه تعيين تطهيره بغير الماء مثل الدباغ يتعيّن فيه ذلك، ولا يجوز تطهيره بالماء، وما ورد التخفيف في إزالته بغير الماء، كمسح النعلين من الأذى، فجائز استعمال الماء فيه، كما يجوز الاكتفاء بما ورد فيه من المسح أو غيره، فتبصّر بالإنصاف، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/297
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #إزالة_النجاسات
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (40)

🔹Apakah kencing dan kotoran hewan semuanya najis?

🔖Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh telah jelas dari apa yang telah lewat dari penjelasan pendapat-pendapat yang ada dan melihat kepada dalil-dalilnya bahwasanya pendapat yang paling rajih (kuat) adalah pendapat yang menyatakan bahwa kencing dan kotoran hewan hukumnya suci secara mutlak baik hewan yang dimakan dagingnya maupun hewan yang tidak dimakan dagingnya kecuali kencing dan kotoran manusia, demikian pula dikecualikan kotoran keledai; berdasarkan hadits : "sesungguhnya ia (kotoran keledai tersebut) adalah najis"*, dan pendapat ini berdasarkan dalil-dalil yang telah lewat, dan berpegangan kepada al baraa-atul ashliyyah (hukum asal segala sesuatu adalah suci); sebab tidak ada nash (dalil) yang bisa memindahkannya dari hukum asal ini, sehingga tetap pada hukum asal adalah pendapat yang benar, maka pahamilah dengan inshaf, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/325.

*Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia mengisahkan :

أَتَى النَّبِىُّ صلى الله عليه و سلم الْغَائِطَ ، فَأَمَرَنِى أَنْ آتِيَهُ بِثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ ، فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ ، وَالْتَمَسْتُ الثَّالِثَ فَلَمْ أَجِدْهُ ، فَأَخَذْتُ رَوْثَةً ، فَأَتَيْتُهُ بِهَا ، فَأَخَذَ الْحَجَرَيْنِ وَأَلْقَى الرَّوْثَةَ وَقَالَ : هَذَا رِكْسٌ . رواه البخاري.

"Pada suatu waktu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, dan beliau memerintahku untuk mengambilkan tiga bebatuan. Selanjutnya aku hanya mendapatkan dua batu, dan ketika aku mencari batu ketiga, aku tidak mendapatkannya, sehingga akupun mengambil sepotong kotoran hewan yang telah kering. Tanpa menunggu lebih lama, aku segera membawanya kepada beliau. Dan ternyata beliau hanya mengambil kedua batu dan mencampakkan kotoran hewan itu, dan beliau bersabda: “Sesungguhnya kotoran itu adalah najis.” (Hadits riwayat Al Bukhari).

Dan disebutkan pada riwayat Ibnu Khuzaimah bahwa kotoran yang dibawa oleh sahabat Abdullah bin Mas’ud itu adalah kotoran keledai jinak, pent.

🔹هل بول وروث ما يؤكل لحمه وما لا يؤكل لحمه نجس؟

قال الجامع عفا الله عنه : قد تبين مما أسلفته من بيان هذه الأقوال، والنظر في أدلتها، أن أرجح المذاهب هو القول بأن الأبوال والأزبال طاهرة مطلقا، من مأكولات اللحم وغيره، إلا الآدمي، وكذلك الروثة؛ لحديث : إنها ركس، وذلك للأدلة التي سبقت، وتمسكا بالبراءة الأصلية؛ إذ لم يرد نص قاطع ينقل عنها، فالبقاء عليها هو الحق، فتبصر بالإنصاف، والله تعالى أعلم بالصواب، وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/325
🗂⁩التصنيف: #الطهارة |
______________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim