الدين القيم
2.6K subscribers
868 photos
45 videos
88 files
2.54K links
Download Telegram
🌕📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH -Kitabut Thaharah- (41)

📋Batasan masa minimal dan batasan masa maksimal terjadinya haidh.

🔹Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh telah jelas dari apa yang disebutkan dari pendapat-pendapat yang ada dan dalil-dalilnya bahwasanya masa minimum haidh dan masa maksimum haidh dikembalikan kepada urf (kebiasaan), sehingga tidak ada batasan masa minimum dan tidak ada pula batasan masa maksimum terjadinya haidh; dikarenakan tidak ada nash (dalil) yang jelas menunjukkan hal tersebut, dan tidak ada ijma' (konsensus ulama) tentangnya, maka apa yang dialami oleh seorang wanita dengan ciri-ciri haidh di waktu-waktu yang diketahui olehnya maka dihukumi sebagai haidh baik sedikit atau banyak hingga ia suci, maka jika terus-menerus keluar darah haidh tersebut maka tidak melebihi 17 hari*; dikarenakan itulah batas maksimum yang dinukil dari para ulama dan telah terjadi ijma' atasnya sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Hazm rahimahullah, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/334-335.

*Pernah ditanyakan kepada Al Imam Ahmad rahimahullah : apakah haidh bisa terjadi selama 20 hari? Beliau menjawab : "tidak, dikarenakan masa maksimal yang kami dengar adalah 17 hari", pent.

🔹أقل مدة الحيض وأكثرها :

قال الجامع عفا الله عنه: قد تبين بما ذكر من الأقوال، وأدلتها أن مرجع أقل الحيض وأكثره هو العرف، فلا حد لأقله، ولا لأكثره؛ لعدم ورود نص قاطع، ولا إجماع على ذلك، فما حصل من المرأة بصفة الحيض في أوقاته المعلومة، فهو حيض قل أو كثر إلى أن تطهر، فإن تمادى بها فلا يتجاوز سبعة عشر يوما؛ لأن ذلك أقصى ما نقل عن أهل العلم، ووقع عليه الإجماع، كما أشار إليه ابن حزم رحمه الله، والله تعالى أعلم بالصواب.


✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/334
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الحيض
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📍SILSILAH TARJIHAT AL MUHADDITS MUHAMMAD ALI ADAM AL ITYUBI RAHIMAHULLAH (42)

🔸Hukum mencumbu wanita haidh.

🔖Fadhilatusy Syaikh Muhammad Ali Adam Al Ityubi rahimahullah berkata :

Sungguh jelas dengan apa yang telah lewat dari penjelasan pendapat-pendapat para ulama dan dalil-dalil mereka bahwasanya pendapat yang paling rajih (kuat) adalah pendapat pihak yang menyatakan bolehnya mencumbu wanita haidh secara mutlak baik di atas sarung (pakaian yang menutupi bagian bawah tubuhnya) maupun di bawah sarungnya kecuali farji (kemaluan); dikarenakan kuatnya hujjah pendapat ini sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnul Mundzir rahimahullah dalam ucapannya yang telah lewat dan ditegaskan oleh An Nawawi rahimahullah dalam ucapannya yang disebutkan baru saja, namun yang lebih utama adalah ia mencumbunya di atas sarungnya dalam rangka mengikuti sunnah*.

Kesimpulannya adalah bahwasanya bersenang-senang dengan istri yang sedang haidh diperbolehkan kecuali jima' pada kemaluannya, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam : "Lakukanlah segala sesuatu kecuali nikah" yaitu jima' pada kemaluan, wallahu Ta'ala A'lam bish shawab.

📚Al Bahrul Muhith Ats Tsajaj 7/347.

*Dari Aisyah radhiallahu anhu beliau berkata :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُنِي فَأَتَّزِرُ، فَيُبَاشِرُنِي وَأَنَا حَائِضٌ.

"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyuruhku untuk memakai izar (pakaian yang menutupi bagian bawah tubuh), kemudian beliau mencumbuiku dalam keadaan aku sedang haidh". Muttafaqun Alaih, pent.

🔹حكم مباشرة الحائض:

قال الجامع عفا الله عنه:
قد تبيّن بما سبق من بيان أقوال أهل العلم، وأدلّتهم، أن الأرجح هو مذهب القائلين بجواز مباشرة الحائض مطلقًا فوق الإزار وتحته إلا الفرج؛ لقوّة حجته، كما أشار إليه ابن المنذر رحمه الله في كلامه السابق، وصرّح به النوويّ رحمه الله في كلامه المذكور آنفًا، ولكن الأولى أن يكون فوق الإزار اتّباعًا للسنة.
والحاصل أن الإستمتاع بالحائض جائز غير الجماع في الفرج، كما نص عليه بقوله صلى الله عليه وسلم : اصنعوا كل شيء إلا النكاح" أي الجماع في الفرج، والله تعالى أعلم بالصواب وإليه المرجع والمآب.

✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي
📚المصدر:#البحر_المحيط_الثجاج 7/347
🗂⁩التصنيف: #الطهارة | #الحيض
__________________________________
aletioupi.com
t.me/aletioupi

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
4_5999296785334405535.mp4
🔖Pertanyaan : Apa perbedaan antara Nabi dan Rasul?

📍Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :

Nabi adalah orang yang diutus dengan syariat sebelumnya, ini merupakan perbedaan terbesar yaitu Nabi adalah orang yang diutus dengan syariat Nabi sebelumnya seperti para Nabi Bani Israil dimana mereka diutus dengan syariat Musa yakni Taurat, adapun Rasul maka ia datang dengan membawa syariat yang baru, ia tidak diutus dengan syariat Nabi sebelumnya, dan yang dimaksud dengan syariat disini adalah syariat amaliyyah, adapun syariat berupa tauhid maka ini merupakan agama semua para Nabi tidaklah berubah, adapun syariat yang merupakan hukum-hukum far'iyyah (cabang-cabang syariat) maka ini berubah-rubah sesuai dengan kemaslahatan hamba di setiap waktu, Allah Ta'ala berfirman :

لكل أجلٍ كتاب يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب.

"Segala urusan yang Allah tetapkan telah ditulis dalam satu kitab dan memiliki ajal yang tidak maju dan tidak mundur darinya. Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)". (Ar Ra'd : 38-39).


﴿ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا﴾ [المائدة:48]

"Kami telah memberikan syariat berupa ketentuan hukum amaliah dan jalan yang terang bagi tiap-tiap umat yang layak untuk diikuti". (Al Maidah : 48)

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

«نحن معاشر الأنبياء إخوةٌ لعلَّات ديننا واحد، وشرائعنا مختلفة»

"Kita segenap para Nabi seperti saudara sebapak, agama kami satu dan syariat kami berbeda-beda".

Maka tatkala Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diutus maka syariat beliau merupakan syariat yang mencukupi bagi umat manusia hingga hari kiamat dimana mereka tidak butuh kepada syariat yang kedua sebagaimana mereka tidak butuh kepada seorang Nabipun setelah Muhammad shallallahu alaihi waasallam.

📚Syarah Aqidah Ibnu Abi Zaid Al Qairuwani.

"[127 -308] ما الفرق بين النبي والرسول؟ - الشيخ صالح الفوزان

الجواب: النبي من يُبعث بشريعةٍ سابقة، هذا أعظم الفروق يُبعث بشريعةٍ سابقة بشريعة من قبله، كأنبياء بني إسرائيل بُعثوا بشريعة موسى بالتوراة، وأما الرسول فهو من يأتي بشريعة جديدة، ولا يُبعث بشريعة من قبله، والمُراد بالشريعة هنا الشريعة العملية، أما الشريعة التي هي التوحيد، فهذه دين الأنبياء كلهم لا تتغير، أما الشرائع التي هي الأحكام الفرعية، فهذه تتغير بحسب مصالح العباد في كل وقتٍ بحسبه لكل أجلٍ كتاب يمحو الله ما يشاء ويثبت وعنده أم الكتاب، ﴿ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا﴾ [المائدة:48] والرسول ﷺ يقول: «نحن معاشر الأنبياء إخوةٌ لعلَّات ديننا واحد، وشرائعنا مختلفة» في كل زمان بحسبه، فلما بُعث محمد ﷺ صارت شريعته هي الشريعة الكافية للناس إلى أن تقوم الساعة ما هم بحاجة إلى شريعةٍ ثانية، كما أنهم ليسوا بحاجة إلى نبيٍ بعد محمدٍ ﷺ.
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
الشيخ #صالح_الفوزان
انشرها ليعم النفع وتلقى الأجر
تنفيذ #مشروع_كبار_العلماء"

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم pinned «📋📍SILSILAH FATAWA MANHAJIYYAH (28) 📂Pertanyaan : apakah Asya'irah (kaum Asy'ariyyah) mereka adalah Ahlussunnah wal Jamaah kecuali dalam bab asma' was shifat ? 🔸Jawaban Fadhilatusy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah berkata : 🔹Tidak, mereka…»
🔖SILSILAH FATAWA MANHAJIYYAH (29)

📍Hukum mengghibahi penguasa yang tidak berhukum dengan syariat yang Allah turunkan.

🔸Pertanyaan : banyak terjadi di masa-masa ini sikap mengghibahi penguasa lantas apa hukum mengghibahi penguasa yang tidak berhukum dengan syariat yang Allah turunkan?

📋Jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :

🔹Sikap mengghibahi penguasa diharamkan dari dua sisi :

1⃣Sisi yang pertama : hal itu termasuk mengghibahi seorang muslim, padahal Allah Ta'ala berfirman :

وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً [الحجرات:12].

"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing/mengghibahi sebagian yang lain". (Al Hujurat : 12).

2⃣Sisi yang kedua : bahwasanya mengghibahi penguasa dapat menimbulkan kejelekan-kejelekan dan kerusakan yang hal itu tidak akan muncul dari mengghibahi orang biasa; dikarenakan orang biasa apabila dighibahi maka itu aibnya sendiri, namun apabila penguasa dighibahi maka manusia akan benci kepadanya dan bermaksiat kepadanya serta tidak mau menerima bimbingan-bimbingan dan perintah-perintahnya, dan ini merupakan mudharat yang besar yang mengakibatkan kekacauan dan bisa jadi keadaannya sampai pada pertikaian dan peperangan antara manusia.

🔻Adapun penguasa yang tidak berhukum dengan syariat yang Allah turunkan maka dikatakan : hendaknya diingkari perbuatan berhukum dengan selain yang diturunkan oleh Allah dan tidak boleh diingkari secara terang-terangan; dikarenakan tidak ada faedah dari mengingkarinya secara terang-terangan, dan sesungguhnya yang diingkari adalah penguasa itu sendiri dan hendaknya dikirimkan tulisan nasehat kepadanya, maka jika seseorang mampu untuk menemui penguasa secara langsung maka inilah yang diharapkan, dan jika tidak maka ia menulis nasehat dan memberikannya kepada pihak yang mampu menyampaikannya kepada penguasa.

📚Silsilah Liqaul Babil Maftuh 13/20.

═ ۞ ﷽ ۞

#حكم_غيبة_الحاكم_الذي_لا_يحكم_بما_أنزل_الله



🧷السؤال: كثرت في هذه الأزمان غيبة ولاة الأمور فما حكم غيبة الحاكم الذي لم يحكم بما أنزل الله؟




🔑الجواب: غيبة ولاة الأمور محرمة من وجهين:

الوجه الأول: أنها غيبة مسلم، وقد قال الله تعالى: وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضاً [الحجرات:12].


الوجه الثاني: أن غيبة ولاة الأمور يترتب عليها من الشرور والفساد ما لا يترتب على غيبة الرجل العادي؛ لأن الرجل العادي إذا اغتيب فإنما عيبه على نفسه, لكن ولي الأمر إذا اغتيب لزم من ذلك كراهة الناس له, وتمردهم عليه, وعدم تقبل توجيهاته وأوامره, وهذه مضرة عظيمة توجب الفوضى، وربما يصل الحال إلى القتال فيما بين الناس.


وأما من لم يحكم بما أنزل الله, فيقال: ينكر الحكم بغير ما أنزل الله, ولا ينكر علناً؛ لأنه لا فائدة من إنكاره علناً وإنما ينكر على الحاكم نفسه, ويكتب إليه بذلك, فإن كان الإنسان يستطيع أن يصل إلى الحاكم بنفسه فهذا المطلوب, وإلا كتب النصيحة وأعطاها من يوصلها إلى الحاكم.


🎞فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه >>سلسلة لقاء الباب المفتوح (120/13)

https://binothaimeen.net/content/4371

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌖📋SILSILAH PENJELASAN RINGKAS TERHADAP MATAN KITABUT TAUHID KARYA SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB RAHIMAHULLAH (22)

🍂Oleh Fadhilatusy Syaikh Zaid bin Falih Ar Roba' hafizhahullah.

🔸Bab Penjelasan tentang jenis-jenis sihir.

Tatkala penulis (Syaikhul Islam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah) dalam bab sebelumnya menyebutkan sihir, maka dalam bab ini beliau menyebutkan jenis-jenis sihir; dikarenakan banyaknya jenis-jenis sihir tersebut dan tersamarkannya atas manusia hingga mereka menilainya termasuk karamah para wali, dan keadaan mereka sampai pada tingkat mereka beribadah kepada para pemilik sihir tersebut; sehingga mereka terjatuh dalam kesyirikan.

✔️Maka diantara jenis-jenis sihir adalah :
Al Iyafah yaitu menerbangkan burung dan mengharapkan mendapatkan nasib baik dengan nama-namanya dan suaranya atau kicauannya serta arah terbangnya, dan ini merupakan kebalikan dari makna ath thiyarah.
At Tharqu yaitu memberi garis di atas permukaan tanah yang dilakukan oleh para peramal dimana dengan cara itu mereka mengaku mengetahui ilmu ghaib, dan termasuk diantaranya adalah melempar sejumlah kerikil, rumah kerang, biji mutiara yang dilakukan oleh kaum wanita.
At Tanjim yaitu mengabarkan tentang masa depan dengan bersandar kepada keadaan bintang-bintang langit.
An Namimah (sikap mengadu domba) disebutkan oleh penulis; dikarenakan menyamai sihir dalam hal memisahkan hubungan antara manusia.
Dan diantara jenis-jenisnya adalah : apa yang dilakukan oleh tukang sihir berupa membuat ikatan dengan tali-tali lalu meniupnya; dengan meminta bantuan kepada syaithan agar bisa mengirimkan sihir kepada korbannya.
Dan sebagian penjelasan, kedalaman dan kefasihan dalam berbicara bisa melakukan sihir; maka di dalamnya bisa mengandung penyembunyian kebenaran dan pencampuradukan antara kebenaran dan kebatilan yang bisa mempengaruhi hati-hati manusia dan pendengaran mereka dalam menggambarkan kebenaran dengan bentuk kebatilan dan menggambarkan kebatilan dengan bentuk kebenaran.
Adapun penjelasan untuk menjelaskan kebenaran maka hal tersebut merupakan perkara yang terpuji.


📚Tsimarut Taghrid hal. 46-47.

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم pinned «🌖SILSILAH PENJELASAN RINGKAS TERHADAP MATAN KITABUT TAUHID KARYA SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB RAHIMAHULLAH (21) 🍂Oleh Fadhilatusy Syaikh Zaid bin Falih Ar Roba' hafizhahullah. 📍Bab dalil-dalil yang datang tentang hukum sihir. Sihir adalah mantera…»
الدين القيم
Photo
🌖📍SILSILAH PENJELASAN RINGKAS TERHADAP MATAN KITABUT TAUHID KARYA SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB RAHIMAHULLAH (23)

🍂Oleh Fadhilatusy Syaikh Zaid bin Falih Ar Roba' hafizhahullah.

🔹Bab dalil-dalil yang datang tentang kahin (tukang ramal atau dukun) dan semisal mereka.

Kahin adalah orang yang mengabarkan tentang perkara-perkara ghaib yang lampau maupun yang akan datang; dengan bersandar kepada bantuan para syaithan seperti tukang ramal dan ahli nujum dan setiap orang yang mengaku-ngaku mengetahui ilmu ghaib; dikarenakan Allahlah yang bersendirian dengan ilmu ghaib, maka barangsiapa yang mengaku berserikat dengan Allah dalam mengetahui ilmu ghaib atau ia membenarkan orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib maka sungguh ia telah menjadikan sekutu bagi Allah pada hal-hal yang termasuk kekhususanNya, dan kebanyakan dari praktek peramalan atau perdukunan tidak kosong dari kesyirikan dan pendekatan diri kepada para perantara (syaithan) yang membantunya dalam pengakuan terhadap ilmu-ilmu ghaib; maka hal tersebut merupakan kesyirikan dari sisi menyekutukan Allah dalam hal mengakui ilmu ghaib dan dari sisi mendekatkan diri kepada selain Allah.

📚Tsimarut Taghrid hal. 48-49.

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖📋SILSILAH PENJELASAN RINGKAS TERHADAP MATAN KITABUT TAUHID KARYA SYAIKHUL ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB RAHIMAHULLAH (24)

🍂Oleh Fadhilatusy Syaikh Zaid bin Falih Ar Roba' hafizhahullah.

🔸Bab dalil-dalil yang datang tentang an nusyrah.

An nusyrah adalah melepaskan sihir dari orang yang terkena sihir, maka jika dengan cara ruqyah dan menggunakan obat-obatan yang diperbolehkan maka ini hukumnya jaiz (boleh). Dan jika an nusyrah dengan menggunakan sihir yang semisalnya maka ia dilarang dan diharamkan, dan itu termasuk amalan syaithan.

🔹Bab dalil-dalil yang datang tentang tathayyur.

Tathayyur/thiyarah adalah anggapan sial (dengan sesuatu yang dilihat atau didengar, pent), dan dahulu orang-orang jahiliyyah mereka mengait-ngaitkan nasib sial dengan burung-burung tertentu, apabila mereka melihat burung tersebut terbang ke arah tertentu maka mereka menganggap sial dan merekapun membatalkan apa yang mereka niatkan berupa safar atau pernikahan, kemudian mereka menganggap sial dengan segala hal, baik dengan waktu, tempat dan manusia.
Thiyarah merupakan syirik kecil yang wajib dijauhi oleh seorang muslim dan hendaknya ia melanjutkan urusan-urusannya dengan bertawakkal kepada Allah, merasa optimis dan berprasangka baik kepada Rabbnya, dan melakukan istikharah mencukupi dari perbuatan thiyarah.

📚Tsimarut Taghrid hal. 50-52.

http://telegram.me/dinulqoyyim
Tahdzir Kerajaan Saudi Arabia terhadap kelompok Jamaah Tabligh walhamdulillah
🌕📍BIHAMDILLAH RUJUKNYA FADHILATUSY SYAIKH MUHAMMAD BIN HIZAM AL BA'DANI DARI MANHAJ HAJAWURAH

🔖Pertanyaan : apakah kita bisa mengambil faedah dari buku-buku karya Asy Syaikh Abdurrahman Al Adni rahimahullah dan dari pelajaran-pelajaran beliau serta audio-audio beliau?

🔹Jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Hizam Al Fadhli Al Ba'dani hafizhahullah :

Fadhilatusy Syaikh Abdurrahman bin Mar'i Al Adni termasuk ulama ahlissunnah wal Jamaah dan termasuk ulama fiqih, rahimahullah wa ghafara lahu, dan beliau termasuk ulama yang diwasiatkan oleh guru kami Al Imam Al Wadi'i rahimahullah untuk merujuk kepadanya, maka tidak mengapa untuk mengambil faedah dari buku-buku beliau dan ilmu beliau, dan apa yang terjadi dari beliau rahimahullah berupa kesalahan maka hal itu termasuk yang tidak luput dari manusia, dan kesalahan-kesalahan yang terjadi dari beliau tidaklah mengharuskan beliau untuk divonis sebagai mubtadi' dan tidak pula mengharuskan untuk dihajr (diboikot), dan sungguh beliau telah berlepas diri sebelum beliau wafat dari orang-orang yang berta'asshub kepada beliau atau selain beliau.
Maka aku wasiatkan kepada para penuntut ilmu untuk menahan dari membicarakan secara dalam tentang tabdi' dan dalam perkara-perkara yang Allah mewajibkan untuk mengembalikannya kepada para ulama dan hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dalam menjaga dakwah Ahlussunnah dan janganlah mereka menjadi sebab terpecahnya dakwah Ahlussunnah, dan hendaknya mereka berupaya untuk bersatu di atas Al haq dan sunnah.

والحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

بسم اللــــه الرحمـــــــــن الرحيم.

📩 الســــــــــــؤال :-

يقول السائل: هل نستفيد من كتب الشيخ عبد الرحمن العدني رحمه الله، ومن دروسه وصوتياته؟

📝 الإجـــــــــابة :-

فضيلة الشيخ عبد الرحمن بن مرعي العدني من علماء أهل السنة والجماعة، ومن علماء الفقه، رحمه الله وغفر له، وهو من العلماء الذين أوصى شيخنا الإمام الوادعي رحمه الله بالرجوع إليهم، فلا حرج من الاستفادة من كتبه وعلومه، وما حصل له من أخطاء رحمه الله فهي مما لا يسلم منه البشر، والأخطاء التي حصلت له رحمه الله، لا توجب تبديعه ولا هجره، وقد تبرأ رحمه الله قبل موته ممن يتعصب له، أو لغيره.
فأوصي طلاب العلم أن يكفوا عن الخوض في التبديع، وفيما أوجب الله إعادته إلى أهل العلم. وعليهم أن يتقوا الله في دعوة أهل السنة، وأن لا يكونوا سببًا في تفريقها، وأن يحرصوا على الاجتماع على الحق والسنة، والحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

_________

للاشتراك في فتاوى فضيلة الشيخ محمد بن حزام عبر التيلجرام:- https://t.me/ibnhezam

http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Fadhilatusy Syaikh Muhammad Aman bin Ali Al Jami rahimahullah berkata :

Tidaklah kita mengetahui bahwasanya kaum muslimin diuji dengan suatu ujian atau ditimpa dengan suatu musibah yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada kelompok Shufiyyah; sebab dari pintu mereka masuk kepada kaum muslimin gambaran-gambaran dan pemahaman-pemahaman asing yang tidak dikenal oleh kaum muslimin di masa lalu mereka, bahkan ia merupakan pintu bagi setiap kebid'ahan yang masuk pada ibadah kaum muslimin dan aqidah mereka.

📚Tashihul Mafahim hal. 50.

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
💢🔖PRINSIP-PRINSIP KELOMPOK SHUFIYYAH DALAM HAL IBADAH

✔️Ma'alisy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah berkata :

Kelompok Shufiyyah mereka membangun agama mereka dan ibadah mereka di atas cara-cara dan istilah-istilah yang mereka buat dimana kesimpulannya sebagai berikut :

1- Mereka membangun ibadah mereka kepada Allah di atas sisi mahabbah (kecintaan) dan mereka meninggalkan sisi-sisi yang lain seperti khauf (rasa takut) dan raja' (harapan).
2- Mereka tidak kembali kepada Al Quran dan As Sunnah dalam perkara agama dan ibadah mereka, mereka hanyalah kembali kepada perasaan-perasaan mereka dan apa yang diperintahkan oleh para syuyukh (guru-guru) mereka berupa tarekat-tarekat, dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang diada-adakan.
3- Mereka terus-menerus menetapi amalan dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang dibuat oleh para syuyukh (guru-guru) mereka lalu mereka terikat dengan dzikir-dzikir tersebut dan beribadah dengannya, dan bisa jadi mereka mengunggulkannya atas tilawatil quran.
4- Bersikap ghuluw (melampaui batas) terhadap para wali dan para masyayikh mereka dengan menyelisihi aqidah Ahlis Sunnah wal Jamaah.
5- Mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan nyanyian, joget, menabuh rebana, bertepuk tangan dan mereka menilai semua ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
6- Termasuk agama mereka adalah apa yang disebut dengan 'al ahwal' yang bisa mengantarkan pelakunya kepada sikap keluar dari perintah-perintah syariat.

📚Muhadharat Al Aqidah wad Da'wah hal. 82-94.

http://telegram.me/dinulqoyyim
•┈┈•◈◉❒ 🎧 ❒◉◈•┈┈•

*مِنْ رَوَائِعِ الشَّيْخِ العَلَّامَةِ الحَبْرِ مُحَمَّدِ بنِ هَادِي المَدْخَلِيِّ -حَفِظَهُ اللَّهُ-*
🔗 *https://www.youtube.com/watch?v=CEJBioC-vm0*
*17:50 – 21:09*

•┈┈•◈◉❒ ❒◉◈•┈┈•

*قَــ🎙ــالَ –حَفِظَهُ اللَّهُ-:*


فَيَا إِخْوَةَ الإِسْلَامِ: اللَّهَ اللَّهَ؛ بِالتَّمَسُّكِ بِالسُّنَّةِ الصَّحِيحَةِ النَّقِيَّةِ الثَّابِتَةِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-.

اللَّهَ اللَّهَ؛ بِاتِّبَاعِ الطَّرِيقَةِ السَّلَفِيَّةِ الَّتِي نَقَلَهَا إِلَيْنَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّىٰ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَأَوْرَثُوهَا لِلتَّابِعِينَ وَوَرَّثُوهَا لَهُمْ، أَمْثَالَ: الحَسَنِ البَصْرِيِّ، وَابْنِ سِيرِينَ، وَسَعِيدٍ بنِ المُسَيِّبِ، وَالزُّهْرِيِّ، وَعُمَرَ بن عَبْدِ العَزِيزِ، وَمِنْ بَعْدِهِمْ كَ:حَمَّادِ بنِ زَيْدٍ، وَحَمَّادِ بن سَلَمَةَ، وَسُفْيَانَ بن عُيَيْنَةَ، وَسُفْيَانَ الثَّوْرِي.

وَهَكَذَا إِلَى أَحْمَدَ، وَابنِ مَعِينٍ، وابنِ مَهْدِي، وَعَلِي بن المَدِينِي، وَالبُخَارِيِّ، وَمُسْلِم، وَأَبِي دَاوُدَ، وَالتَّرْمِذِيِّ.

وَهَكَذَا كَالخَلَّالِ، وَالآجُرِّيِّ، وابنِ أَبِي عَاصِمٍ، وَهَكَذَا إِلَى أَنْ تَصِلَ إِلَى قوَامِ السُّنَّةِ الأَصْبَهَانِيِّ، وَالخَطِيبِ البَغْدَادِي.

وَهَكَذَا إِلَى شَيْخِ الإسْلَامِ ابْنِ تَيْمَيَّةَ -رَحِمَهُمْ اللَّهُ جَمِيعًا- وَابْنِ القَيِّمِ، ابنِ عَبْدِ الهَادِي، وَابنِ كَثِيرٍ، وَالذَّهَبِيِّ.

هَؤُلَاءِ وَمَنْ كَانَ عَلَى طَرِيقِهِمْ إِلَى عَهْدِ شَيْخِ الإسْلَامِ مُحَمَّدِ بنِ عَبْدِ الوَّهَابِ -رَحِمَهُ اللَّهُ- وَأَبْنَاءِهِ كَالشَّيْخِ عَبْدِ اللَّهِ بن مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ الوَّهَابِ، وَالشَّيْخِ العَلَّامَةِ سُلَيْمَانَ بنِ عَبْدِ اللَّهِ بنِ مُحَمَّدٍ بنِ عَبْدِ الوَّهَابِ، وَالمُجَدِّدِ الثَّانِي الشَّيْخِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بن حَسَن بن مُحَمَّد بن عَبْدِ الوَّهَابِ.

وَهَكَذَا العَلَّامَةُ الحَبْرُ عَبْدُ اللَّطِيفِ بن عَبْدِ الرَّحْمَنِ بن حَسَن بن عَبْدِ الوَّهَابِ، وَهَكَذَا العَلَّامَةُ عَبْدُ اللَّهِ بن عَبْدِ اللَّطِيفِ بن عَبْدِ الرَّحْمَن بن حَسَن بن مُحَمَّد بن عَبْدِ الوَّهَابِ، وَهَكَذَا الشَّيْخُ العَلَّامَةُ سُلَيْمَانُ بن سَحْمَان، وَالشَّيْخُ حَمَدُ بن عَتِيقٍ، الشَّيْخُ سَعْدُ بن عَتِيق.

وَهَكَذَا إِلَى عَهْدِ الشَّيْخِ مُحَمْدِ بن إبْرَاهِيمَ آل الشَّيْخِ، وَهَكَذَا إِلَى عَهْدِ شَيْخِنَا شَيْخِ الإسْلَامِ الشَّيْخِ عَبْدِ العَزِيزِ بنِ بَازٍ، ثُمَّ الشَّيْخ مُحَمَّد بن عُثَيْمِين، وَالشَّيْخُ نَاصِر الدِّين الأَلْبَانِي -رَحِمَ اللَّهُ- هَؤُلَاءِ جَمِيعًا.

هَؤُلَاءِ هُمْ الصَّادِقُونَ أَصْحَابُ الطَّرِيقَةِ السَّلَفِيَّةِ الَّذِينَ لَا يَسْكُتُونَ عَلَىٰ بِدْعَةٍ وَلَا رَزِيَّةٍ، وَإِنَّمَا يَرُدُّونَ عَلَى البِدَعِ، يَرُدُّونَ البِدَعَ وَيَرُدُّونَ عَلَى أَهْلِ البِدَعِ، يَرُدُّونَ البِدَعَ المُحْدَثَاتِ وَيَرُدُّونَ عَلَى أَهْلِهَا وَلَا يَسْكُتُونَ عَنْ بِدْعَةٍ مَهْمَا كَانَ الحَالُ وَمِمَنْ كَانَتْ هَذِهِ البِدْعَةُ صَادِرَةً، كَائِنًا مَنْ كَانَ صَاحِبُهَا لَا يُقِرُّونَهُ عَلَيْهَا.

وَهَذِهِ وَلِلَّهِ الحَمْدُ كُتُبُهُمْ دُلِيلٌ لَنَا شَاهِدٌ ظَاهِرٌ جَلِيٌّ يَدُلُّ عَلَى صِدْقِ مَا نَقُولُ وَعَلَى كَذِبِ مَا يَقُولُهُ هَؤُلَاءِ المُتَمَسِّحِينَ بِهِمْ، مِنْ دَعْوَاهُمْ أَنَّ هَؤُلَاءِ يَسْكُتُونَ عَمَنْ وَقَعَ فِي بَاطِلٍ، وَقَعَ فِي بِدْعَةٍ تَأَلُُفًا وَنَحْوِ ذَلِكَ كَمَا يَقُولُ هَؤُلَاءِ الكَذَّابُونَ، هَذِهِ كُتُبُ هَؤُلَاءِ الأَئِمَّةِ مَوْجُودَةٌ بَيْنَ أَيْدِينَا وِلِلَّهِ الحَمْدُ.


🔊 *مَقْطَعٌ مِنْ مُحَاضَرَةٍ بِعنْوَان: أَثْبِتْ سَلَفِيَتَكَ.*
_____

*أَسْأَلُ اللَّهَ العَظِيمَ أَنْ يَنْفَعَ بِهَا الجَمِيعَ.*

*تَفْــــرِيغُ: أَبِي أَنَسٍ الجَزَائِري.*

​•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•