Forwarded from Media Tashfiyah
Yang hendak berkurban, jangan memotong kuku, rambut, dan kulit mulai malam ini..
Forwarded from Media Tashfiyah
💐🔪 INGIN BERKURBAN, JANGAN POTONG RAMBUT, KUKU, DAN KULIT MULAI 1 DZULHIJJAH
✍🏻 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhutsil Ilmiyah wal Ifta'
(Komite tetap Urusan Pembahasan Ilmu dan Fatwa)
diketuai Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
❓ Tanya:
Hadis, "Siapa yang ingin untuk menyembelih atau disembelihkan, maka sejak awal bulan Dzulhijjah, dia tidak mengambil sedikit pun dari rambut, kulit, dan kukunya hingga dia menyembelih." Apakah larangan ini mencakup seluruh penghuni rumah, tua dan muda, ataukah hanya mencakup yang tua saja, tidak yang muda?
💡 Jawab:
لا نعلم أن لفظ الحديث كما ذكره السائل، واللفظ الذي نعلم أنه ثابت عن النبي صلى الله عليه وسلم هو ما رواه الجماعة إلا البخاري، عن أم سلمة رضي الله عنها، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: « إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضحي فليمسك عن شعره وأظفاره » ، ولفظ أبي داود وهو لمسلم والنسائي أيضا: « من كان له ذبح يذبحه فإذا أهل هلال ذي الحجة فلا يأخذ من شعره وأظفاره حتى يضحي »
🌾 Kami tidak mengetahui bahwa lafazh hadis seperti yang disebutkan oleh penanya. Lafazh yang kami ketahui tsabit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah hadis yang diriwayatkan oleh Al Jama'ah, kecuali Al Bukhari, dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya, "Jika kalian melihat hilal (bulan sabit pertama) Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin untuk berkurban, maka jagalah rambut dan kukunya."
Dan lafazh Abu Dawud, yang diriwayatkan pula oleh Muslim, dan An Nasai pula, "Siapa yang memiliki hewan sembelihan untuk dia sembelih, jika telah tampak hilal Dzulhijjah, maka dia tidak mengambil rambut dan kukunya hingga menyembelih."
فهذا الحديث دال على المنع من أخذ الشعر والأظفار بعد دخول عشر ذي الحجة لمن أراد أن يضحي، فالرواية الأولى فيها الأمر والترك، وأصله أنه يقتضي الوجوب، ولا نعلم له صارفا عن هذا الأصل، والرواية الثانية فيها النهي عن الأخذ، وأصله أنه يقتضي التحريم، أي: تحريم الأخذ، ولا نعلم صارفا يصرفه عن ذلك،
🌻 Hadis ini menunjukkan dilarangnya mengambil rambut dan kuku setelah masuknya sepuluh awal Dzulhijjah bagi yang ingin menyembelih. Riwayat pertama mengandung perintah dan tidak melakukan. Secara asal, konsekuensinya adalah wajib. Sedang riwayat kedua mengandung larangan mengambil. Secara asal, konsekuensinya adalah haram, yakni haram untuk mengambil. Kami tidak mengetahui dalil yang memalingkan dari hal hukum asal tersebut.
فتبين بهذا: أن هذا الحديث خاص بمن أراد أن يضحي فقط، أما المضحى عنه فسواء كان كبيرا أو صغيرا فلا مانع من أن يأخذ من شعره أو بشرته أو أظفاره بناء على الأصل وهو الجواز، ولا نعلم دليلا يدل على خلاف الأصل.
Maka, jelaslah dengan ini, bahwa hadis ini khusus bagi orang yang ingin menyembelih saja, adapun orang yang disembelihkan, sama saja tua maupun muda, maka tidak mengapa mengambil rambut, kulit, atau kukunya, dengan berpijak kepada hukum asalnya, yakni boleh. Kami tidak mengetahui dalil yang menunjukkan lawan dari asal ini.
Wabillahit taufiq wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wasallam.
📚 Majmu' Fatawa Al Lajnah Ad Daimah fatwa no 1407
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
#kurban #fatwa #lajnah #IdulAdha
🌏 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/telegram_tashfiyah
✍🏻 Al Lajnah Ad Daimah lil Buhutsil Ilmiyah wal Ifta'
(Komite tetap Urusan Pembahasan Ilmu dan Fatwa)
diketuai Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
❓ Tanya:
Hadis, "Siapa yang ingin untuk menyembelih atau disembelihkan, maka sejak awal bulan Dzulhijjah, dia tidak mengambil sedikit pun dari rambut, kulit, dan kukunya hingga dia menyembelih." Apakah larangan ini mencakup seluruh penghuni rumah, tua dan muda, ataukah hanya mencakup yang tua saja, tidak yang muda?
💡 Jawab:
لا نعلم أن لفظ الحديث كما ذكره السائل، واللفظ الذي نعلم أنه ثابت عن النبي صلى الله عليه وسلم هو ما رواه الجماعة إلا البخاري، عن أم سلمة رضي الله عنها، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: « إذا رأيتم هلال ذي الحجة وأراد أحدكم أن يضحي فليمسك عن شعره وأظفاره » ، ولفظ أبي داود وهو لمسلم والنسائي أيضا: « من كان له ذبح يذبحه فإذا أهل هلال ذي الحجة فلا يأخذ من شعره وأظفاره حتى يضحي »
🌾 Kami tidak mengetahui bahwa lafazh hadis seperti yang disebutkan oleh penanya. Lafazh yang kami ketahui tsabit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah hadis yang diriwayatkan oleh Al Jama'ah, kecuali Al Bukhari, dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya, "Jika kalian melihat hilal (bulan sabit pertama) Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin untuk berkurban, maka jagalah rambut dan kukunya."
Dan lafazh Abu Dawud, yang diriwayatkan pula oleh Muslim, dan An Nasai pula, "Siapa yang memiliki hewan sembelihan untuk dia sembelih, jika telah tampak hilal Dzulhijjah, maka dia tidak mengambil rambut dan kukunya hingga menyembelih."
فهذا الحديث دال على المنع من أخذ الشعر والأظفار بعد دخول عشر ذي الحجة لمن أراد أن يضحي، فالرواية الأولى فيها الأمر والترك، وأصله أنه يقتضي الوجوب، ولا نعلم له صارفا عن هذا الأصل، والرواية الثانية فيها النهي عن الأخذ، وأصله أنه يقتضي التحريم، أي: تحريم الأخذ، ولا نعلم صارفا يصرفه عن ذلك،
🌻 Hadis ini menunjukkan dilarangnya mengambil rambut dan kuku setelah masuknya sepuluh awal Dzulhijjah bagi yang ingin menyembelih. Riwayat pertama mengandung perintah dan tidak melakukan. Secara asal, konsekuensinya adalah wajib. Sedang riwayat kedua mengandung larangan mengambil. Secara asal, konsekuensinya adalah haram, yakni haram untuk mengambil. Kami tidak mengetahui dalil yang memalingkan dari hal hukum asal tersebut.
فتبين بهذا: أن هذا الحديث خاص بمن أراد أن يضحي فقط، أما المضحى عنه فسواء كان كبيرا أو صغيرا فلا مانع من أن يأخذ من شعره أو بشرته أو أظفاره بناء على الأصل وهو الجواز، ولا نعلم دليلا يدل على خلاف الأصل.
Maka, jelaslah dengan ini, bahwa hadis ini khusus bagi orang yang ingin menyembelih saja, adapun orang yang disembelihkan, sama saja tua maupun muda, maka tidak mengapa mengambil rambut, kulit, atau kukunya, dengan berpijak kepada hukum asalnya, yakni boleh. Kami tidak mengetahui dalil yang menunjukkan lawan dari asal ini.
Wabillahit taufiq wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wasallam.
📚 Majmu' Fatawa Al Lajnah Ad Daimah fatwa no 1407
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
#kurban #fatwa #lajnah #IdulAdha
🌏 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/telegram_tashfiyah
Forwarded from Media Tashfiyah
🕋 YANG BELUM BERKESEMPATAN BERHAJI
Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah mengatakan,
🔴 مَنْ لَمْ يَسْتَطِعِ الْوُقُوفَ بِعَرَفَة فَلْيَقِفْ عِنْدَ حُدُودِ اللهِ الَّذِي عَرَفَهْ.
"Siapa yang belum mampu untuk wukuf di Arafah, hendaknya dia wukuf (berhenti) pada batasan Allah yang dia ketahui
🔴وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعِ الْمَبِيْتَ بِمُزْدَلِفَةَ فَلْيَبِتْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ لِيُقَرِّبَهُ وَيُُزْلِفَه.
Siapa yang belum mampu bermalam di Muzdalifah, hendaknya dia bermalam pada ketaatan kepada Allah untuk mendekatkan dirinya
🔴وَمَنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى أَنْ يَذْبَحَ هَدْيَهُ بِمِنىً فَلْيَذْبَحْ هَوَاهُ لِيَبْلُغَ بِهِ المُنَى.
Siapa yang belum mampu menyembelih hewan kurbannya di Mina, hendaknya dia menyembelih hawa nafsunya agar sampai kepada Muna (tujuannya)
🔴وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ الوُصُوْلُ إِلَى الْبَيْتِ لِأَنَّهُ مِنْهُ بَعِيْدٌ فَلْيَقْصِدْ رَبَّ البَيْتِ فَإِنَّهُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد.
Siapa yang belum mampu sampai ke Baitullah karena jauh, hendaknya dia menuju kepada Rabb Baitullah, karena Dia lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
#hikmah #IbnuRajab #haji
🌍 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/telegram_tashfiyah
Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah mengatakan,
🔴 مَنْ لَمْ يَسْتَطِعِ الْوُقُوفَ بِعَرَفَة فَلْيَقِفْ عِنْدَ حُدُودِ اللهِ الَّذِي عَرَفَهْ.
"Siapa yang belum mampu untuk wukuf di Arafah, hendaknya dia wukuf (berhenti) pada batasan Allah yang dia ketahui
🔴وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعِ الْمَبِيْتَ بِمُزْدَلِفَةَ فَلْيَبِتْ عَلَى طَاعَةِ اللهِ لِيُقَرِّبَهُ وَيُُزْلِفَه.
Siapa yang belum mampu bermalam di Muzdalifah, hendaknya dia bermalam pada ketaatan kepada Allah untuk mendekatkan dirinya
🔴وَمَنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى أَنْ يَذْبَحَ هَدْيَهُ بِمِنىً فَلْيَذْبَحْ هَوَاهُ لِيَبْلُغَ بِهِ المُنَى.
Siapa yang belum mampu menyembelih hewan kurbannya di Mina, hendaknya dia menyembelih hawa nafsunya agar sampai kepada Muna (tujuannya)
🔴وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ الوُصُوْلُ إِلَى الْبَيْتِ لِأَنَّهُ مِنْهُ بَعِيْدٌ فَلْيَقْصِدْ رَبَّ البَيْتِ فَإِنَّهُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد.
Siapa yang belum mampu sampai ke Baitullah karena jauh, hendaknya dia menuju kepada Rabb Baitullah, karena Dia lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
#hikmah #IbnuRajab #haji
🌍 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com
📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/telegram_tashfiyah
«BAROMETER KEBENARAN AL QURAN DAN SUNNAH, BUKAN SIAPA YANG BERBICARA»
✍️ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
وكثير من الناس يزن الأقوال بالرجال، فإذا اعتقد في الرجل أنه معَظَّم قَبِل أقوالَه وإن كانت باطلةً مخالفةً للكتاب والسنة، بل لا يصغي حينئذ إلى مَنْ يردّ ذلك القول بالكتاب والسنة. بل يجعل صاحبه كأنه معصوم. وإذا ما اعتقد في الرجل أنه غير معَظَّم ردَّ أقوالَه وإن كانت حقًّا، فيجعل قائل القول سببًا للقبول والرد من غير وزن بالكتاب والسنة.
⚖️ "Banyak orang menjadikan tolok ukur kebenaran berdasarkan orang yang mengatakannya. Jika dia menyangka bahwa orang itu dihormati, dia terima ucapannya, meskipun ucapan itu batil menyelisihi Al Quran dan sunnah Nabi. Bahkan, dia tidak mau mendengar koreksi untuk pendapatnya, meskipun berdasarkan Al Quran dan sunnah. Bahkan, dia anggap seolah-olah orang yang diagungkannya itu maksum, terbebas dari dosa!
💡 Jika dia menganggap bahwa orang yang berkata itu bukanlah orang terhormat, dia tolak ucapannya, meskipun benar. Sehingga, dia jadikan orang yang berbicara sebagai sebab diterima atau ditolaknya pendapat, tidak menimbang berdasarkan Al Quran dan sunnah."
Jami'ul Masail 1/463
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#fawaidumum #IbnuTaimiyah #kebenaran #haq #sunnah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
✍️ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
وكثير من الناس يزن الأقوال بالرجال، فإذا اعتقد في الرجل أنه معَظَّم قَبِل أقوالَه وإن كانت باطلةً مخالفةً للكتاب والسنة، بل لا يصغي حينئذ إلى مَنْ يردّ ذلك القول بالكتاب والسنة. بل يجعل صاحبه كأنه معصوم. وإذا ما اعتقد في الرجل أنه غير معَظَّم ردَّ أقوالَه وإن كانت حقًّا، فيجعل قائل القول سببًا للقبول والرد من غير وزن بالكتاب والسنة.
⚖️ "Banyak orang menjadikan tolok ukur kebenaran berdasarkan orang yang mengatakannya. Jika dia menyangka bahwa orang itu dihormati, dia terima ucapannya, meskipun ucapan itu batil menyelisihi Al Quran dan sunnah Nabi. Bahkan, dia tidak mau mendengar koreksi untuk pendapatnya, meskipun berdasarkan Al Quran dan sunnah. Bahkan, dia anggap seolah-olah orang yang diagungkannya itu maksum, terbebas dari dosa!
💡 Jika dia menganggap bahwa orang yang berkata itu bukanlah orang terhormat, dia tolak ucapannya, meskipun benar. Sehingga, dia jadikan orang yang berbicara sebagai sebab diterima atau ditolaknya pendapat, tidak menimbang berdasarkan Al Quran dan sunnah."
Jami'ul Masail 1/463
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#fawaidumum #IbnuTaimiyah #kebenaran #haq #sunnah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
»JANGAN MENDATANGI SALAT DENGAN BERLARI«
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
"Jika salat sudah ditegakkan,
🚫 janganlah kalian datang dengan berlari.
👍🏻 Datanglah kalian dengan berjalan dan tetaplah tenang.
🕋 Apa yang kalian dapatkan maka salatlah (bersama imam).
🕋 Dan apa yang terlewatkan, maka sempurnakanlah."
HR. Al Bukhari dan Muslim
dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#hadis #BukhariMuslim #salat
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
"Jika salat sudah ditegakkan,
🚫 janganlah kalian datang dengan berlari.
👍🏻 Datanglah kalian dengan berjalan dan tetaplah tenang.
🕋 Apa yang kalian dapatkan maka salatlah (bersama imam).
🕋 Dan apa yang terlewatkan, maka sempurnakanlah."
HR. Al Bukhari dan Muslim
dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#hadis #BukhariMuslim #salat
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
❕ JANGAN LUPA PUASA TASU'A DAN PUASA 'ASYURA
(Puasa Tasu'a = Puasa pada tanggal 9 Muharram; Puasa 'Asyura = Puasa pada tanggal 10 Muharram)
وَسُئِلَ ﷺ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
💐 Rasulullah ﷺ ditanya mengenai puasa Asyura, maka beliau menjawab, "Menggugurkan dosa setahun yang telah lewat."
📚 HR. Muslim
_______________
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
❓ Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, ini (hari 'Asyura) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani."
💐 Rasulullah ﷺ menjawab, "Pada tahun depan, insya Allah kita akan puasa hari yang kesembilan (Tasu'a)."
🌻 Belum datang tahun depan yang dimaksud Rasulullah ﷺ, beliau telah diwafatkan.
📚 HR. Muslim
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈
#puasa #muharram #asyura #hadis
📱 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
(Puasa Tasu'a = Puasa pada tanggal 9 Muharram; Puasa 'Asyura = Puasa pada tanggal 10 Muharram)
وَسُئِلَ ﷺ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
💐 Rasulullah ﷺ ditanya mengenai puasa Asyura, maka beliau menjawab, "Menggugurkan dosa setahun yang telah lewat."
📚 HR. Muslim
_______________
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
❓ Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, ini (hari 'Asyura) adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani."
💐 Rasulullah ﷺ menjawab, "Pada tahun depan, insya Allah kita akan puasa hari yang kesembilan (Tasu'a)."
🌻 Belum datang tahun depan yang dimaksud Rasulullah ﷺ, beliau telah diwafatkan.
📚 HR. Muslim
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈
#puasa #muharram #asyura #hadis
📱 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
TIDAK MEMUDARATIMU, SELAMA ENGKAU TIDAK PEDULIKAN
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah mengatakan,
ومن الأمور النافعة أن تعرف أن أذية الناس لك وخصوصاً في الأقوال السيئة، لا تضرك بل تضرهم، إلا إن أشغلت نفسك في الاهتمام بها، وسوغت لها أن تملك مشاعرك، فعند ذلك تضرك كما ضرتهم، فإن أنت لم تضع لها بالاً لم تضرك شيئاً.
🍂 "Di antara perkara bermanfaat yang perlu engkau ketahui, bahwa gangguan orang-orang kepadamu, khususnya berupa ucapan jelek, tidak memudaratimu, namun justru memudarati mereka.
🚫 Kecuali, jika engkau sibukkan dirimu dengan memerhatikannya dan engkau biarkan ucapan itu mengendalikan kemarahanmu. Saat itulah, ucapan itu akan memudaratimu sebagaimana memudarati pelakunya. Jika engkau tidak memedulikannya, ucapan jelek itu tidak akan memudaratimu sama sekali."
📚 Al Wasailul Mufidah lil Hayatis Sa'idah hlm. 30
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#hikmah #fawaidumum #sabar #gangguan
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah mengatakan,
ومن الأمور النافعة أن تعرف أن أذية الناس لك وخصوصاً في الأقوال السيئة، لا تضرك بل تضرهم، إلا إن أشغلت نفسك في الاهتمام بها، وسوغت لها أن تملك مشاعرك، فعند ذلك تضرك كما ضرتهم، فإن أنت لم تضع لها بالاً لم تضرك شيئاً.
🍂 "Di antara perkara bermanfaat yang perlu engkau ketahui, bahwa gangguan orang-orang kepadamu, khususnya berupa ucapan jelek, tidak memudaratimu, namun justru memudarati mereka.
🚫 Kecuali, jika engkau sibukkan dirimu dengan memerhatikannya dan engkau biarkan ucapan itu mengendalikan kemarahanmu. Saat itulah, ucapan itu akan memudaratimu sebagaimana memudarati pelakunya. Jika engkau tidak memedulikannya, ucapan jelek itu tidak akan memudaratimu sama sekali."
📚 Al Wasailul Mufidah lil Hayatis Sa'idah hlm. 30
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#hikmah #fawaidumum #sabar #gangguan
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
EDISI 81
⛓⚒ MELEPAS JERATAN PERGAULAN BEBAS
🍂 Bagi yang gila dengan ‘teori hoax Charles Darwin’, ada lelucon yang menggambarkan keadaan kebanyakan manusia saat ini. ‘Manusia yang berasal dari kera akhirnya kembali menjadi kera’. Mengapa? Iya karena kera tidak mengenal tata krama, ‘manusia sekarang’ juga semakin tidak mengenal sopan santun. Kera tidak menutup auratnya ‘manusia sekarang’ (baca: manusia mutakhir, manusia akhir zaman) pun mulai melepas penutup auratnya. Kera tidak mengenal pernikahan, ‘manusia sekarang’ pun ingin melepas tali pernikahan. Kera hidup bebas, ‘manusia sekarang’ pun cenderung ingin hidup super bebas.
🍂 Pembaca yang kami hormati, ideologi kebebasan yang didengung-dengungkan dunia barat dan timur, adalah ideologi kesengsaraan. Ideologi yang berujung kepada kenestapaan. Penyakit badan dan kerusakan mental itulah kesudahannya.
🍂 Kaum muslimin sebagai pemilik ideologi kemuliaan, tentu sangat anti dengan ideologi keburukan ini. Jelas saja karena nilai-nilai serba bebas itu sendiri sangat tidak sesuai dengan fitrah manusia. Adam nenek moyang manusia adalah figur yang sangat beradab tidak hidup bebas tanpa batasan. Sehingga jika ada yang berdalih bahwa kebebasan adalah hak asasi manusia mungkin saja ia beranggapan bahwa dia adalah keturunan ‘kera si Darwin’.
🍂 Pembaca yang kami hormati, kini saatnya kaum muslimin sadar seluruhnya bahwa paham kebebasan hanya semata jeratan setan untuk teman mereka di neraka. Bagi yang telah terjerat tiba saatnya melepaskan jeratan. Sebelum tiba saatnya kebebasan semu itu berubah menjadi penjara senyatanya yang memenjarakan tanpa pernah terbebaskan (neraka).
🍂 Mari kita simak bersama lembar demi lembar Majalah Tashfiyah edisi ‘Melepas Jeratan Pergaulan Bebas’ berikut ini. Semoga dapat menjadi bara semangat untuk melepas jeratan pergaulan bebas yang ada di sekitar kita. Tiada kata terlambat untuk bebas dari neraka selama nyawa belum menghadap Yang Mahakuasa.
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#majalah #Darwin #globalisasi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
⛓⚒ MELEPAS JERATAN PERGAULAN BEBAS
🍂 Bagi yang gila dengan ‘teori hoax Charles Darwin’, ada lelucon yang menggambarkan keadaan kebanyakan manusia saat ini. ‘Manusia yang berasal dari kera akhirnya kembali menjadi kera’. Mengapa? Iya karena kera tidak mengenal tata krama, ‘manusia sekarang’ juga semakin tidak mengenal sopan santun. Kera tidak menutup auratnya ‘manusia sekarang’ (baca: manusia mutakhir, manusia akhir zaman) pun mulai melepas penutup auratnya. Kera tidak mengenal pernikahan, ‘manusia sekarang’ pun ingin melepas tali pernikahan. Kera hidup bebas, ‘manusia sekarang’ pun cenderung ingin hidup super bebas.
🍂 Pembaca yang kami hormati, ideologi kebebasan yang didengung-dengungkan dunia barat dan timur, adalah ideologi kesengsaraan. Ideologi yang berujung kepada kenestapaan. Penyakit badan dan kerusakan mental itulah kesudahannya.
🍂 Kaum muslimin sebagai pemilik ideologi kemuliaan, tentu sangat anti dengan ideologi keburukan ini. Jelas saja karena nilai-nilai serba bebas itu sendiri sangat tidak sesuai dengan fitrah manusia. Adam nenek moyang manusia adalah figur yang sangat beradab tidak hidup bebas tanpa batasan. Sehingga jika ada yang berdalih bahwa kebebasan adalah hak asasi manusia mungkin saja ia beranggapan bahwa dia adalah keturunan ‘kera si Darwin’.
🍂 Pembaca yang kami hormati, kini saatnya kaum muslimin sadar seluruhnya bahwa paham kebebasan hanya semata jeratan setan untuk teman mereka di neraka. Bagi yang telah terjerat tiba saatnya melepaskan jeratan. Sebelum tiba saatnya kebebasan semu itu berubah menjadi penjara senyatanya yang memenjarakan tanpa pernah terbebaskan (neraka).
🍂 Mari kita simak bersama lembar demi lembar Majalah Tashfiyah edisi ‘Melepas Jeratan Pergaulan Bebas’ berikut ini. Semoga dapat menjadi bara semangat untuk melepas jeratan pergaulan bebas yang ada di sekitar kita. Tiada kata terlambat untuk bebas dari neraka selama nyawa belum menghadap Yang Mahakuasa.
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#majalah #Darwin #globalisasi
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
🌏 PROGRAM NASIONAL PEDULI PEMULIHAN LOMBOK
📚 Setelah melihat dan mendengarkan secara langsung serta mempelajari kondisi korban gempa Lombok 2018, kemudian melakukan rapat koordinasi, maka bisa diambil kesimpulan:
1⃣ Kondisi kaum Muslimin Lombok terdampak bencana membutuhkan bantuan dan kepedulian dari kita.
2⃣ Bentuk bantuan dan tata cara penyaluran akan disampaikan pada keterangan di bawah.
3⃣ Menghasung kaum muslimin di seluruh Indonesia untuk membantu saudara mereka yang terdampak bencana.
4⃣ Dilakukan program pengiriman santri gabungan dari berbagai pondok pesantren secara berkala ke daerah terdampak bencana untuk membantu pemulihan kondisi.
5⃣ Santri yang akan dikirim mendapatkan pembekalan sebelum ditugaskan ke lokasi terdampak bencana.
6⃣ Pengiriman tenaga medis gabungan untuk membantu penyelenggaraan pelayanan medis bagi korban terdampak bencana.
7⃣ Program ini merupakan program jangka panjang dan membutuhkan SDM serta pembiayaan yang tidak sedikit.
✊ Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan untuk program di atas, kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari Anda semua dengan transfer ke nomor rekening:
1⃣ Mandiri : 1610004676446
2⃣ BNI Syariah : 0715 076795
3⃣ BCA 024 056 9701
📝 Semua Rekening a/n Taufik Ali Syammach
☎ Konfirmasi Transfer ke:
1⃣ Taufik Syammach 081 834 7676
2⃣ Abu Rafi Azwar 082 336 433 684
📬 NB:
✅ Selain pendanaan, panitia juga menerima barang dalam bentuk buku bacaan dan herbal saja (karena biaya ekspedisi yang sangat mahal). Adapun selainnya, seperti pakaian, paket sembako, dll diharapkan diwujudkan dalam bentuk dana.
✅ Buku dan herbal dikumpulkan di koordinator daerah masing-masing untuk kemudian dibawakan oleh Tim Santri yang dikirim.
📚 Hormat Kami, Panpel Program: Yayasan Darul Hadits Lombok dan Komunitas Ahlus-Sunnah Wal Jama'ah Indonesia
✍ Mengetahui Asatidzah Pembimbing:
▪ Ustadz Abdurrahman Lombok
▪ Ustadz Luqman Ba'abduh
▪ Ustadz Ahmad Alfian
▪ Ustadz Abu Abdurrahman Arif
▪ Ustadz Abu Ahmad Haidar
▪ Asatidzah yang lain.
🌏 Informasi Program bisa di-up date di:
Http://t.me/programpedulilombok
📚 Setelah melihat dan mendengarkan secara langsung serta mempelajari kondisi korban gempa Lombok 2018, kemudian melakukan rapat koordinasi, maka bisa diambil kesimpulan:
1⃣ Kondisi kaum Muslimin Lombok terdampak bencana membutuhkan bantuan dan kepedulian dari kita.
2⃣ Bentuk bantuan dan tata cara penyaluran akan disampaikan pada keterangan di bawah.
3⃣ Menghasung kaum muslimin di seluruh Indonesia untuk membantu saudara mereka yang terdampak bencana.
4⃣ Dilakukan program pengiriman santri gabungan dari berbagai pondok pesantren secara berkala ke daerah terdampak bencana untuk membantu pemulihan kondisi.
5⃣ Santri yang akan dikirim mendapatkan pembekalan sebelum ditugaskan ke lokasi terdampak bencana.
6⃣ Pengiriman tenaga medis gabungan untuk membantu penyelenggaraan pelayanan medis bagi korban terdampak bencana.
7⃣ Program ini merupakan program jangka panjang dan membutuhkan SDM serta pembiayaan yang tidak sedikit.
✊ Mengingat besarnya kebutuhan pendanaan untuk program di atas, kami mengharapkan dukungan dan partisipasi dari Anda semua dengan transfer ke nomor rekening:
1⃣ Mandiri : 1610004676446
2⃣ BNI Syariah : 0715 076795
3⃣ BCA 024 056 9701
📝 Semua Rekening a/n Taufik Ali Syammach
☎ Konfirmasi Transfer ke:
1⃣ Taufik Syammach 081 834 7676
2⃣ Abu Rafi Azwar 082 336 433 684
📬 NB:
✅ Selain pendanaan, panitia juga menerima barang dalam bentuk buku bacaan dan herbal saja (karena biaya ekspedisi yang sangat mahal). Adapun selainnya, seperti pakaian, paket sembako, dll diharapkan diwujudkan dalam bentuk dana.
✅ Buku dan herbal dikumpulkan di koordinator daerah masing-masing untuk kemudian dibawakan oleh Tim Santri yang dikirim.
📚 Hormat Kami, Panpel Program: Yayasan Darul Hadits Lombok dan Komunitas Ahlus-Sunnah Wal Jama'ah Indonesia
✍ Mengetahui Asatidzah Pembimbing:
▪ Ustadz Abdurrahman Lombok
▪ Ustadz Luqman Ba'abduh
▪ Ustadz Ahmad Alfian
▪ Ustadz Abu Abdurrahman Arif
▪ Ustadz Abu Ahmad Haidar
▪ Asatidzah yang lain.
🌏 Informasi Program bisa di-up date di:
Http://t.me/programpedulilombok
✋🏻💥‼☄ KARENA DOSA
Ada orang bilang, jangan kaitkan bencana dengan dosa. “Dosa tidak bisa dijadikan alat ukur terjadi bencana sebab ada orang atau komunitas lain yang lebih banyak dosanya, justru tidak mendapatkannya.”
“Jadi, adanya gempa bumi atau tsunami, itu adalah bencana dari peristiwa alam.”
“Bencana gempa bumi harus dilihat ilmu geologi. Mereka melihatnya dari sisi lempengan bumi menggerak. Di atas magma di dalam perut bumi. Ada yang ahli di bidang itu,”
Saudaraku, kalau yang mengucapkan kata-kata di atas adalah seorang ateis anti tuhan, akan kami katakan:
Maklumlah, tapi ketika yang mengatakannya adalah seorang muslim, apalagi kiyai, maka ucapannya membuat kita terheran-heran.
Sebagai orang beragama, terutama Islam, kita mengimani bahwa Allahlah Rabb sekalian alam, artinya, Dialah yang menciptakan alam, memilikinya dan mengaturnya.
Aktivitas langit, bumi dan segala sesuatu di alam ini adalah dengan pengaturan Allah, matahari terbit dari timur tenggelam di barat, semua dengan perintah Allah, oleh karenanya, kelak saat Allah perintahkan agar matahari terbit dari barat, iapun taat.
Api membakar, dengan perintah Allah, oleh karenanya, saat Allah perintahkan agar api tidak membakar, iapun taat sehingga tidak membakar Nabi Ibrahim.
Angin datang, angin pergi, menjadi manfaat atau bencana, semua dengan perintah Allah, sehingga ketika Allah perintahkan angin untuk menghancurkan kaum Aad, maka ia taat.
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
“(Angin) yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (Surat Al-Ahqaf, Ayat 25)
Kita tidak mengingkari kaitan sebab musabab, lempengan dalam tanah, tanah yang kandungan airnya banyak, dll dari teori-teori ilmu alam. Tapi, siapa yang mengatur sebab musabab tersebut, kalau anda seorang muslim tentu anda akan menjawab, 'Allah'.
Tentu beda dengan jawaban seorang ateis.
Mengapa Allah merubah aturan-Nya pada sebagian kondisi, ombak yang sebelumnya elok dipandang, berubah menjadi dahsyat dan mengerikan. Gunung yang sebelumnya terlihat menawan, berubah menjadi menyeramkan. Bumi yang damai dan tenang bagi penghuninya, berubah menjadi menakutkan. Tanah yang baik menjadi pijakan manusia, berubah, justru menelan mereka. Dulu makmur, kini hancur. Apa sebabnya? Allah telah memberikan jawabannya.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ [الروم: 41]
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Surat Ar-Rum, Ayat 41)
"Disebabkan karena perbuatan manusia," Maknanya dengan sebab apa yang manusia lakukan dari kemaksiatan dan kekafiran. [Tafsir Ibnu Juzai]
Setelah ayat diatas Allah mengatakan:
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Surat Ar-Rum, Ayat 42)
Ya, mereka diazab karena syirik. Andai manusia senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah, tentu Allah akan perintahkan alam dengan aturan yang membawa berkah, Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Surat Al-A'raf, Ayat 96)
Memang, kita tidak bisa menentukan dan m
Ada orang bilang, jangan kaitkan bencana dengan dosa. “Dosa tidak bisa dijadikan alat ukur terjadi bencana sebab ada orang atau komunitas lain yang lebih banyak dosanya, justru tidak mendapatkannya.”
“Jadi, adanya gempa bumi atau tsunami, itu adalah bencana dari peristiwa alam.”
“Bencana gempa bumi harus dilihat ilmu geologi. Mereka melihatnya dari sisi lempengan bumi menggerak. Di atas magma di dalam perut bumi. Ada yang ahli di bidang itu,”
Saudaraku, kalau yang mengucapkan kata-kata di atas adalah seorang ateis anti tuhan, akan kami katakan:
Maklumlah, tapi ketika yang mengatakannya adalah seorang muslim, apalagi kiyai, maka ucapannya membuat kita terheran-heran.
Sebagai orang beragama, terutama Islam, kita mengimani bahwa Allahlah Rabb sekalian alam, artinya, Dialah yang menciptakan alam, memilikinya dan mengaturnya.
Aktivitas langit, bumi dan segala sesuatu di alam ini adalah dengan pengaturan Allah, matahari terbit dari timur tenggelam di barat, semua dengan perintah Allah, oleh karenanya, kelak saat Allah perintahkan agar matahari terbit dari barat, iapun taat.
Api membakar, dengan perintah Allah, oleh karenanya, saat Allah perintahkan agar api tidak membakar, iapun taat sehingga tidak membakar Nabi Ibrahim.
Angin datang, angin pergi, menjadi manfaat atau bencana, semua dengan perintah Allah, sehingga ketika Allah perintahkan angin untuk menghancurkan kaum Aad, maka ia taat.
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَىٰ إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
“(Angin) yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (Surat Al-Ahqaf, Ayat 25)
Kita tidak mengingkari kaitan sebab musabab, lempengan dalam tanah, tanah yang kandungan airnya banyak, dll dari teori-teori ilmu alam. Tapi, siapa yang mengatur sebab musabab tersebut, kalau anda seorang muslim tentu anda akan menjawab, 'Allah'.
Tentu beda dengan jawaban seorang ateis.
Mengapa Allah merubah aturan-Nya pada sebagian kondisi, ombak yang sebelumnya elok dipandang, berubah menjadi dahsyat dan mengerikan. Gunung yang sebelumnya terlihat menawan, berubah menjadi menyeramkan. Bumi yang damai dan tenang bagi penghuninya, berubah menjadi menakutkan. Tanah yang baik menjadi pijakan manusia, berubah, justru menelan mereka. Dulu makmur, kini hancur. Apa sebabnya? Allah telah memberikan jawabannya.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ [الروم: 41]
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Surat Ar-Rum, Ayat 41)
"Disebabkan karena perbuatan manusia," Maknanya dengan sebab apa yang manusia lakukan dari kemaksiatan dan kekafiran. [Tafsir Ibnu Juzai]
Setelah ayat diatas Allah mengatakan:
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Surat Ar-Rum, Ayat 42)
Ya, mereka diazab karena syirik. Andai manusia senantiasa beriman dan bertakwa kepada Allah, tentu Allah akan perintahkan alam dengan aturan yang membawa berkah, Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (Surat Al-A'raf, Ayat 96)
Memang, kita tidak bisa menentukan dan m
emastikan, bahwa bencana ini sebabnya adalah dosa itu, dst. Akan tetapi, saat kita melihat dengan nyata bahwa syirik besar banyak terjadi, penyembelihan hewan bukan karena Allah, sesajen itu dilarung ke laut, atau ditanam di tanah. Doa dipanjatkan kepada selain Allah. Rasa takut kepada selain Allah menghantui masyarakat sehingga mereka mendekatkan diri -dengan berbagai ritual- kepada sesuatu yang dianggap penunggu tempat tertentu. Maksiat pun merebak, zina dan segala yang terkait dengannya, LBGT, narkoba, penipuan, riba dan masih banyak lagi yang lain. Banyak pula orang yang melakukan dosa dalam keadaan tidak takut kepada Allah, dosa diremehkan, syariat dilecehkan. Saat itulah datang bencana, apakah kita akan mengatakan bencana itu tidak ada kaitannya dengan dosa?!. Beginikan ucapan seorang muslim yang beriman dengan ayat-ayat Allah?!.
Bukankan Allah berfirman:
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Surat Al-Ankabut, Ayat 40)
Seorang mukmin akan selalu berada dalam keadaan harap dan cemas, ia berharap agar dosa yang dilakukan diampuni, namun disaat yang sama, ia cemas, jangan-jangan dosanya telah menjadi sebab malapetaka. Maka seorang mukmin akan segera introspesi diri dan berbenah dengan bertobat kepada Allah, meninggalkan syirik dan maksiatnya agar tidak kembali terulang musibah tersebut.
Kalau dikatakan, “mengapa mereka yang maksiatnya lebih besar tidak mendapat musibah tersebut, atau bahkan mereka yang di negeri kafir, komunis, ateis tidak terkena musibah tersebut."!?
Perlu kita ingat, tidak selalu ketika seseorang atau suatu kaum berbuat maksiat lalu seketika itu Allah menghukumnya, ada yang Allah tunda, ada yang Allah segerakan, semua sesuai hikmah yang inginkan. Bukankah Allah berfirman:
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ [القلم: 44، 45]
Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh. (Surat Al-Qalam ayat 44-45)
Nabipun bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِى لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ
“Sesungguhnya Allah benar-benar mengulur-ulur orang yang zhalim, hingga bila Allah mengazabnya Allah tidak kan melepaskannya.” (Sahih, HR al Bukhori)
Maka, kemakmuran orang kafir dan ahli maksiat tidak menunjukkan benarnya perbuatan mereka. Jangan pula dikatakan bencana yang menimpa umat islam bukan karena dosa mereka. Sebab, Allah timpakan bencana terhadap umat Islam, sebagai teguran bagi mereka agar mereka segera kembali kepada Allah dan meninggalkan maksiat. Dan musibah itu menjadi penghapus dosa-dosa mereka yang bertauhid dan beriman dengan benar, sehingga diakhirat mereka tidak lagi diazab.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أُمَّتِى هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِى الآخِرَةِ عَذَابُهَا فِى الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلاَزِلُ وَالْقَتْلُ
“Umatku adalah umat yang disayangi, tidak akan manimpa umatku azab (berat) di akhhirat. Azabnya di dunia, ujian ujian, gempa-gempa bumi dan pembunuhan." (Sahih, HR Abu Dawud, disahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Semoga Allah selamatkan kita dari murka-Nya
✍🏻 Ditulis Oleh: Qomar Zaenudin Abdullah Lc
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/ka
Bukankan Allah berfirman:
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Maka masing-masing Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Surat Al-Ankabut, Ayat 40)
Seorang mukmin akan selalu berada dalam keadaan harap dan cemas, ia berharap agar dosa yang dilakukan diampuni, namun disaat yang sama, ia cemas, jangan-jangan dosanya telah menjadi sebab malapetaka. Maka seorang mukmin akan segera introspesi diri dan berbenah dengan bertobat kepada Allah, meninggalkan syirik dan maksiatnya agar tidak kembali terulang musibah tersebut.
Kalau dikatakan, “mengapa mereka yang maksiatnya lebih besar tidak mendapat musibah tersebut, atau bahkan mereka yang di negeri kafir, komunis, ateis tidak terkena musibah tersebut."!?
Perlu kita ingat, tidak selalu ketika seseorang atau suatu kaum berbuat maksiat lalu seketika itu Allah menghukumnya, ada yang Allah tunda, ada yang Allah segerakan, semua sesuai hikmah yang inginkan. Bukankah Allah berfirman:
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ [القلم: 44، 45]
Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh. (Surat Al-Qalam ayat 44-45)
Nabipun bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِى لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ
“Sesungguhnya Allah benar-benar mengulur-ulur orang yang zhalim, hingga bila Allah mengazabnya Allah tidak kan melepaskannya.” (Sahih, HR al Bukhori)
Maka, kemakmuran orang kafir dan ahli maksiat tidak menunjukkan benarnya perbuatan mereka. Jangan pula dikatakan bencana yang menimpa umat islam bukan karena dosa mereka. Sebab, Allah timpakan bencana terhadap umat Islam, sebagai teguran bagi mereka agar mereka segera kembali kepada Allah dan meninggalkan maksiat. Dan musibah itu menjadi penghapus dosa-dosa mereka yang bertauhid dan beriman dengan benar, sehingga diakhirat mereka tidak lagi diazab.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أُمَّتِى هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِى الآخِرَةِ عَذَابُهَا فِى الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلاَزِلُ وَالْقَتْلُ
“Umatku adalah umat yang disayangi, tidak akan manimpa umatku azab (berat) di akhhirat. Azabnya di dunia, ujian ujian, gempa-gempa bumi dan pembunuhan." (Sahih, HR Abu Dawud, disahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Semoga Allah selamatkan kita dari murka-Nya
✍🏻 Ditulis Oleh: Qomar Zaenudin Abdullah Lc
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/ka
BERDOALAH, IJABAH ADALAH KENISCAYAAN
✍️ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
فمن ألهم الدعاء فقد أريد به الاجابة فان الله سبحانه يقول إدعوني أستجب لكم
"Siapa yang diberi ilham untuk berdoa, maka Allah telah menginginkan untuk mengabulkan doanya. Sungguh, Allah subhanahu wata'ala berfirman yang artinya, "Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian." [Q.S. Ghafir/Mu'min:60]
📚 Ad Da' wad Dawa'
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#doa #Ibnulqayyim #ijabah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah
✍️ Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
فمن ألهم الدعاء فقد أريد به الاجابة فان الله سبحانه يقول إدعوني أستجب لكم
"Siapa yang diberi ilham untuk berdoa, maka Allah telah menginginkan untuk mengabulkan doanya. Sungguh, Allah subhanahu wata'ala berfirman yang artinya, "Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untuk kalian." [Q.S. Ghafir/Mu'min:60]
📚 Ad Da' wad Dawa'
•┈┈•┈┈•⊰✿📖✿⊱•┈┈•┈┈•
#doa #Ibnulqayyim #ijabah
📘 Channel Majalah Tashfiyah t.me/majalahtashfiyah