الدين القيم
Photo
Harus bagi tokoh-tokoh dakwah Salafiyah untuk mengenali tokoh-tokoh dakwah yang memusuhi dakwah Salafiyyah
بسم الله الرحمن الرحيم
Wahai dai Salafi yang diberkahi, sebagaimana engkau menekuni ilmu-ilmu syariat, mengkaji ilmu masail dan ilmu wasail (alat), sehingga engkau mengkaji ilmu masail seperti akidah, fikih, tafsir, ilmu hadits dan ilmu-ilmu syar'i lainnya dan engkau mengkaji ilmu wasail (alat) seperti ilmu bahasa arab, musthalah, dan ushul fikih, — semua itu adalah fondasi mulia yang menjadi dasar bagi dakwah Salafiyah yang penuh berkah — maka segala puji bagi Allah.
Akan tetapi, engkau juga perlu untuk menjadikan pengetahuan tentang kondisi-kondisi para dai kontemporer sebagai bagian dari materi-materi ilmu yang butuh untuk diketahui oleh seorang dai salafy seperti ilmu rijal yang melalui ilmu tersebut engkau mengetahui perawi hadits yang tsiqah, shaduq, dha'if, diterima periwayatannya atau ditolak periwayatannya, maka engkau akan mengetahui melalui mengkaji materi ini siapa musuh-musuh dakwah salafiyyah sehingga engkau memperingatkan orang lain dari bahaya mereka, dan engkau menukil ucapan para ulama tentang mereka dengan ilmu, adil, dan sesuai dengan kebutuhan dan maslahat yang lebih besar, maka ilmu ini seperti garam dalam makanan; jika terlalu banyak akan merusak, dan jika terlalu sedikit akan hambar. Maka, tidak boleh berlebihan dan tidak pula menguranginya.
Maka termasuk aib dan kekurangan adalah bahwasanya sebagian tokoh-tokoh dakwah salafiyyah dan yang memiliki kapasitas ilmu mereka tidak perhatian dengan hal ini sehingga tersamarkan bagi mereka keadaan sebagian tokoh-tokoh dakwah yang menyelisihi dakwah salafiyyah, khususnya mereka yang memakai baju dakwah salafiyyah dan menisbahkan dirinya kepadanya bahkan bisa jadi dai salafi tersebut terpengaruh oleh syubhat-syubhat (kerancuan) mereka, lalu terjebak dalam perangkap mereka, sehingga menjadi "harta rampasan" yang mudah bagi mereka, disebabkan terlalu berbaik sangka kepada mereka dan tidak mengetahui syubhat-syubhat mereka serta tidak mampu membantahnya jika diperlukan.
Kemudian, wahai dai salafi, engkau berada di tengah-tengah medan dakwah, sementara para penentang dakwah ini mengelilingimu dari segala arah seperti gelang melingkari pergelangan tangan. Maka, bisa jadi engkau akan ditanya tentang mereka dari berbagai arah, maka hendaklah jawabanmu tepat dan perkataanmu bijak agar dakwah salafiyah tetap jernih dan murni, berbeda dari yang lain — seperti susu murni yang mudah ditelan bagi para peminumnya. Sementara dakwah-dakwah yang menyelisihi dakwah salafiyah akan tetap berada di antara kotoran dan darah, dan setiap kelompok telah mengetahui sumber minumannya.
---
Ditulis oleh:
Hamba yang faqir kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa,
Abu Ammar Muhammad bin Abdillah Bamusa (semoga Allah menjaganya)
Pengasuh Dar Al-Hadits dan Markaz As Salam Al Ilmi, Hudaidah Yaman.
Ditulis pada 11/7/1443 H.
http://telegram.me/dinulqoyyim
بسم الله الرحمن الرحيم
Wahai dai Salafi yang diberkahi, sebagaimana engkau menekuni ilmu-ilmu syariat, mengkaji ilmu masail dan ilmu wasail (alat), sehingga engkau mengkaji ilmu masail seperti akidah, fikih, tafsir, ilmu hadits dan ilmu-ilmu syar'i lainnya dan engkau mengkaji ilmu wasail (alat) seperti ilmu bahasa arab, musthalah, dan ushul fikih, — semua itu adalah fondasi mulia yang menjadi dasar bagi dakwah Salafiyah yang penuh berkah — maka segala puji bagi Allah.
Akan tetapi, engkau juga perlu untuk menjadikan pengetahuan tentang kondisi-kondisi para dai kontemporer sebagai bagian dari materi-materi ilmu yang butuh untuk diketahui oleh seorang dai salafy seperti ilmu rijal yang melalui ilmu tersebut engkau mengetahui perawi hadits yang tsiqah, shaduq, dha'if, diterima periwayatannya atau ditolak periwayatannya, maka engkau akan mengetahui melalui mengkaji materi ini siapa musuh-musuh dakwah salafiyyah sehingga engkau memperingatkan orang lain dari bahaya mereka, dan engkau menukil ucapan para ulama tentang mereka dengan ilmu, adil, dan sesuai dengan kebutuhan dan maslahat yang lebih besar, maka ilmu ini seperti garam dalam makanan; jika terlalu banyak akan merusak, dan jika terlalu sedikit akan hambar. Maka, tidak boleh berlebihan dan tidak pula menguranginya.
Maka termasuk aib dan kekurangan adalah bahwasanya sebagian tokoh-tokoh dakwah salafiyyah dan yang memiliki kapasitas ilmu mereka tidak perhatian dengan hal ini sehingga tersamarkan bagi mereka keadaan sebagian tokoh-tokoh dakwah yang menyelisihi dakwah salafiyyah, khususnya mereka yang memakai baju dakwah salafiyyah dan menisbahkan dirinya kepadanya bahkan bisa jadi dai salafi tersebut terpengaruh oleh syubhat-syubhat (kerancuan) mereka, lalu terjebak dalam perangkap mereka, sehingga menjadi "harta rampasan" yang mudah bagi mereka, disebabkan terlalu berbaik sangka kepada mereka dan tidak mengetahui syubhat-syubhat mereka serta tidak mampu membantahnya jika diperlukan.
Kemudian, wahai dai salafi, engkau berada di tengah-tengah medan dakwah, sementara para penentang dakwah ini mengelilingimu dari segala arah seperti gelang melingkari pergelangan tangan. Maka, bisa jadi engkau akan ditanya tentang mereka dari berbagai arah, maka hendaklah jawabanmu tepat dan perkataanmu bijak agar dakwah salafiyah tetap jernih dan murni, berbeda dari yang lain — seperti susu murni yang mudah ditelan bagi para peminumnya. Sementara dakwah-dakwah yang menyelisihi dakwah salafiyah akan tetap berada di antara kotoran dan darah, dan setiap kelompok telah mengetahui sumber minumannya.
---
Ditulis oleh:
Hamba yang faqir kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa,
Abu Ammar Muhammad bin Abdillah Bamusa (semoga Allah menjaganya)
Pengasuh Dar Al-Hadits dan Markaz As Salam Al Ilmi, Hudaidah Yaman.
Ditulis pada 11/7/1443 H.
http://telegram.me/dinulqoyyim
💡 Delapan Penemuan Ilmiah yang Diciptakan oleh Al-Allamah Al-Albani
📚 Dalam buku "Ibdā‘āt al-‘Ulamā’ wa al-Mu’allifīn" karya Syaikh Rasyid Al-Baddah –hafizhahullah– pada bab "Ulama dalam Syariat yang juga Penemu", biografi nomor (37) yaitu Al-Muhaddits Syaikh Al-Albani –rahimahullah– (wafat 1420 H), disebutkan bahwa beliau memanfaatkan waktu luangnya untuk berinovasi demi ilmu, dan beliau menciptakan delapan penemuan sebagai berikut:
1) Pekerjaan lamanya sebagai tukang reparasi jam, di bidang ini beliau sangat mahir.
2) Merancang alat pemanas air menggunakan panas matahari, hasil rancangan pribadinya.
3) Merancang mizwalah (jam matahari) untuk mengetahui waktu salat.
4) Membuat sendiri lift internal (mirip elevator) untuk naik dari lantai dasar ke lantai atas.
5) Salah satu penemuannya yang menghemat tenaga dan waktu: rak buku berputar. Beliau pernah melihatnya di rumah Syaikh Ahmad Syakir, lalu menirunya, mengembangkannya, dan menjadikannya mampu memuat lebih banyak buku.
6) Diantara penemuan hemat waktu lainnya: beliau memelihara berbagai jenis burung di rumahnya. Ketika hendak bepergian umrah selama dua minggu bersama keluarganya, beliau membuat alat otomatis yang sangat canggih, yang bisa mengeluarkan pakan dan air dalam jumlah tertentu pada jam tertentu setiap hari.
7) Di rumahnya di Amman terdapat burung-burung. Beliau meletakkan pipa dari balkon perpustakaannya ke kandang burung berjarak 20 meter. Jika beliau makan biji-bijian atau almond, sisa makanan dimasukkan ke ujung pipa agar turun ke kandang burung.
8) Di rumahnya ada pohon ara. Beliau memetik buahnya dari balkon rumah dengan tongkat panjang buatannya. Tongkat itu bisa diperpanjang dan dipendekkan, di ujungnya terdapat cawan runcing agar buah ara jatuh ke dalamnya saat disentuh.
💡الإختراعات العلمية الثمان التي اخترعها العلامة الألباني
📚جاء في كتاب: إبداعات العلماء والمؤلفين - للشيخ راشد البداح -حفظه الله- فصل- علماء بالشريعة مخترعون- الترجمة رقم (٣٧) المحدث الشيخ الألباني -رحمه الله (ت١٤٢٠هـ) فقد وجد فسحة من وقته ليوفر للعلم أوقاتا فاخترع ثمان اختراعات:
1)مهنته القديمة في تصليح الساعات والتي قد برع فيها.
2)تصميم جهاز لتسخين المياه بحرارة الشمس، صممه بنفسه.
3)صمم مزولة لمعرفة اوقات الصلاة.
4)صنع بنفسه مصعدا داخليا؛ ليصعد به من الطابق الأرضي حتى الطابق العلوي.
5)من اختراعاته الموفرة للجهد والوقت: دولاب دوار للكتب، فقد رأه عند الشيخ أحمد شاكر، فاقتبسه منه وطوره وجعله يستوعب كتبا أكثر.
6)ومن اختراعاته التوفيرية: أنه كان يربي في بيته أنواعا من الطيور، وقد أراد وبصحبته أهله السفر للعمرة لمدة أسبوعين، فصنع جهازا مؤقتًا ومبرمجا في غاية البراعة، بحيث إنه في ساعة محددة يوميًا يفرغ كمية محددة من الحبوب والماء.
7)في منزله بعمان طيور، وقد وضع أنبوبا طرفه عند شرفة مكتبته ونهايته منحدر في مكان الطيور على بعد عشرين مترًا، فإذا أكل شيئًا كالحب أو اللوز أدخل فضلاته في رأس الأنبوب لينزل إلى الطيور.
8)في منزله شجرة تين، وكان يأخذ ثمر التين منها وهو على شرفة المنزل عن طريق عصا طويلة من ابتكاره، وذلك أنه جعل العصا مقسمة متداخلة يتحكم في طولها وقصرها ووضع في نهايتها كأسًا مدببة حادة بحيث يسقط فيها التين إذا مسه برأس تلك العصا.
http://telegram.me/dinulqoyyim
📚 Dalam buku "Ibdā‘āt al-‘Ulamā’ wa al-Mu’allifīn" karya Syaikh Rasyid Al-Baddah –hafizhahullah– pada bab "Ulama dalam Syariat yang juga Penemu", biografi nomor (37) yaitu Al-Muhaddits Syaikh Al-Albani –rahimahullah– (wafat 1420 H), disebutkan bahwa beliau memanfaatkan waktu luangnya untuk berinovasi demi ilmu, dan beliau menciptakan delapan penemuan sebagai berikut:
1) Pekerjaan lamanya sebagai tukang reparasi jam, di bidang ini beliau sangat mahir.
2) Merancang alat pemanas air menggunakan panas matahari, hasil rancangan pribadinya.
3) Merancang mizwalah (jam matahari) untuk mengetahui waktu salat.
4) Membuat sendiri lift internal (mirip elevator) untuk naik dari lantai dasar ke lantai atas.
5) Salah satu penemuannya yang menghemat tenaga dan waktu: rak buku berputar. Beliau pernah melihatnya di rumah Syaikh Ahmad Syakir, lalu menirunya, mengembangkannya, dan menjadikannya mampu memuat lebih banyak buku.
6) Diantara penemuan hemat waktu lainnya: beliau memelihara berbagai jenis burung di rumahnya. Ketika hendak bepergian umrah selama dua minggu bersama keluarganya, beliau membuat alat otomatis yang sangat canggih, yang bisa mengeluarkan pakan dan air dalam jumlah tertentu pada jam tertentu setiap hari.
7) Di rumahnya di Amman terdapat burung-burung. Beliau meletakkan pipa dari balkon perpustakaannya ke kandang burung berjarak 20 meter. Jika beliau makan biji-bijian atau almond, sisa makanan dimasukkan ke ujung pipa agar turun ke kandang burung.
8) Di rumahnya ada pohon ara. Beliau memetik buahnya dari balkon rumah dengan tongkat panjang buatannya. Tongkat itu bisa diperpanjang dan dipendekkan, di ujungnya terdapat cawan runcing agar buah ara jatuh ke dalamnya saat disentuh.
💡الإختراعات العلمية الثمان التي اخترعها العلامة الألباني
📚جاء في كتاب: إبداعات العلماء والمؤلفين - للشيخ راشد البداح -حفظه الله- فصل- علماء بالشريعة مخترعون- الترجمة رقم (٣٧) المحدث الشيخ الألباني -رحمه الله (ت١٤٢٠هـ) فقد وجد فسحة من وقته ليوفر للعلم أوقاتا فاخترع ثمان اختراعات:
1)مهنته القديمة في تصليح الساعات والتي قد برع فيها.
2)تصميم جهاز لتسخين المياه بحرارة الشمس، صممه بنفسه.
3)صمم مزولة لمعرفة اوقات الصلاة.
4)صنع بنفسه مصعدا داخليا؛ ليصعد به من الطابق الأرضي حتى الطابق العلوي.
5)من اختراعاته الموفرة للجهد والوقت: دولاب دوار للكتب، فقد رأه عند الشيخ أحمد شاكر، فاقتبسه منه وطوره وجعله يستوعب كتبا أكثر.
6)ومن اختراعاته التوفيرية: أنه كان يربي في بيته أنواعا من الطيور، وقد أراد وبصحبته أهله السفر للعمرة لمدة أسبوعين، فصنع جهازا مؤقتًا ومبرمجا في غاية البراعة، بحيث إنه في ساعة محددة يوميًا يفرغ كمية محددة من الحبوب والماء.
7)في منزله بعمان طيور، وقد وضع أنبوبا طرفه عند شرفة مكتبته ونهايته منحدر في مكان الطيور على بعد عشرين مترًا، فإذا أكل شيئًا كالحب أو اللوز أدخل فضلاته في رأس الأنبوب لينزل إلى الطيور.
8)في منزله شجرة تين، وكان يأخذ ثمر التين منها وهو على شرفة المنزل عن طريق عصا طويلة من ابتكاره، وذلك أنه جعل العصا مقسمة متداخلة يتحكم في طولها وقصرها ووضع في نهايتها كأسًا مدببة حادة بحيث يسقط فيها التين إذا مسه برأس تلك العصا.
http://telegram.me/dinulqoyyim
▼| Telah wafat sang pemilik kitab-kitab bantahan! |▼
✍🏼Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ramzan Al-Hajiri –hafizhahullah– berkata:
"...Setelah hari-hari itu, wafatlah sang pemilik kitab-kitab bantahan –rahmatullah ‘alaih–, Syaikh Hamud At-Tuwaijiri. Mungkin sebagian kalian belum pernah melihatnya langsung, namun mengenalnya dari karya-karyanya. Sebelum beliau, ada Syaikh Sulaiman bin Sahman, yang dikenal sebagai ‘pemilik kitab-kitab bantahan’ (Shahibur Rudud), demikian memang julukannya: pemilik kitab-kitab bantahan, dengan lebih dari 30 atau 40 bantahan. Begitu juga Syaikh Hamud, jumlah bantahannya hampir mencapai 50 kitab bantahan.
Ketika Syaikh Hamud wafat, saya menghubungi Syaikh Rabi’ –semoga Allah selalu memberikan taufik kepadanya di mana pun beliau berada–, saya katakan: 'Ya Syaikh, kemarin Syaikh Hamud At-Tuwaijiri, pemilik kitab-kitab bantahan, telah wafat. Semoga Allah menolong Anda dalam memikul panji ini, wahai Syaikh!'.
Demi Allah, beliau menangis, wahai ikhwah. Saya katakan: 'Semoga Allah menolongmu, wahai Syaikh. Bertakwalah kepada Allah dalam membela Ahlus Sunnah.' Dan beliau memang orang yang mendapat taufik. Setiap bukunya, ada kisah di baliknya, semua kitab-kitab yang beliau tulis ada kisah di baliknya.
Ada bisikan yang ingin saya sampaikan ke telinga saudara-saudaraku –atau boleh saya sebut sebagai anak-anakku dari kalangan penuntut ilmu– bahwa dahulu jika Syaikh (Rabi') menulis buku, beliau tidak langsung menyebarkannya. Beliau kirimkan lebih dulu ke para ulama, bahkan bantahannya pun demikian. Termasuk bantahannya terhadap Salman Al-‘Awdah, yang setelah itu Syaikh menyadari bahwa sumber kerusakan bukan hanya pada tokoh-tokoh cabang, tapi pada kepala mereka: Sayyid Quthb. Maka mulailah beliau menulis tentang Sayyid Quthb.
Beliau termasuk yang pertama kali menjelaskan siapa sebenarnya Sayyid Quthb kepada para ulama, dan para ulama pun mengikutinya. Maka terbukalah bagi mereka tentang ‘madrasah tersembunyi’ yang telah merusak Kerajaan Saudi Arabia, juga negara-negara Arab dan Islam lainnya, bahkan dunia. Karena itulah kemarahan besar dari kelompok Ikhwanul Muslimin beserta seluruh cabangnya—karena Syaikh telah meruntuhkan ‘singgasana’ mereka yang hendak mereka tegakkan, dan beliau bongkar kedok mereka. Sungguh, semua yang mereka tuduhkan kepada para penguasa, kini mereka praktikkan sendiri dalam model kepemimpinan mereka yang ada saat ini.”
[Disarikan dari rekaman audio: Fakta-fakta tentang Syaikh Rabi’ Al-Madkhali –hafizhahullah–]
▼| توفي صاحب الرُّدود! |▼
✍🏼 يقول فضيلة الشيخ
محمد بن رمزان الهاجري -حفظه الله- :
«...بعد تلك الأيام توفي صاحب الردود -رحمة الله عليه- الشيخ حمود التويجري يمكن بعضكم ما يعرفه من حيث المشاهدة ويعرفه من خلال كتبه، الشيخ حمود قبله الشيخ سليمان بن سحمان كان يسمى صاحب الردود، هكذا اسمه: صاحب الردود له أكثر من ثلاثين أو أربعين رد، الشيخ حمود كذلك ردوده إلى قرب الخمسين، فلمَّا مات الشيخ حمود اتصلت بالشيخ [ربيع] -جعله الله موفق حيثما كان-، قلت ياشيخ بالأمس توفي الشيخ حمود التويجري صاحب الردود، الله يعينك في حمل الراية يا شيخ!؛ والله بكى يا إخوان، قلت الله يعينك يا شيخ، اتق الله في أهل السنَّة يا شيخ، والرجل موفَّق وكلُّ كتاب من كتبه له قصَّة، كلُّ كتبه التي يؤلفها له قصَّة.
وهناك همسة أجعلها في أذن إخواني وإن شئت أن أقول أبنائي من طلاب العلم، كان الشيخ إذا كتب كتابه ما ينشره يرسله على العلماء حتى ردوده يرسلها على العلماء، حتى من ضمنها ردُّه على [سلمان] العودة، لكن بعد ما ردَّ على العودة تبيَّن للشيخ الخلل، أنه ليس في هؤلاء الفروع إنَّما هو في الرَّأس وهو سيِّد قطب فبدأ كتاباته في سيِّد قطب. فكان له السَّبق في بيان من سيِّد قطب لأهل العلم وتبعه أهل العلم على ذلك، فتبيَّن لهم هذه المدرسة الخفيَّة التي نخرت في المملكة العربية السعودية وغيرها من الدول العربية والدول الإسلامية ودول العالم، ولذلك هذا الغضب الشَّديد من الإخوان المسلمين بجميع فروعها لأنَّه نقض العرش، عرشهم الذي أرادوا أن يثبتوه قد هدَّه وبيَّن ما هم عليه، والحقيقة كلَّ ما كانوا يقعون فيه في الحكام ها هم يمارسونه في أنموذجهم الذي يوجد الآن»اهـ
[مقطع صوتي : حقائق عن الشيخ ربيع المدخلي -حفظه الله-]
http://telegram.me/dinulqoyyim
✍🏼Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ramzan Al-Hajiri –hafizhahullah– berkata:
"...Setelah hari-hari itu, wafatlah sang pemilik kitab-kitab bantahan –rahmatullah ‘alaih–, Syaikh Hamud At-Tuwaijiri. Mungkin sebagian kalian belum pernah melihatnya langsung, namun mengenalnya dari karya-karyanya. Sebelum beliau, ada Syaikh Sulaiman bin Sahman, yang dikenal sebagai ‘pemilik kitab-kitab bantahan’ (Shahibur Rudud), demikian memang julukannya: pemilik kitab-kitab bantahan, dengan lebih dari 30 atau 40 bantahan. Begitu juga Syaikh Hamud, jumlah bantahannya hampir mencapai 50 kitab bantahan.
Ketika Syaikh Hamud wafat, saya menghubungi Syaikh Rabi’ –semoga Allah selalu memberikan taufik kepadanya di mana pun beliau berada–, saya katakan: 'Ya Syaikh, kemarin Syaikh Hamud At-Tuwaijiri, pemilik kitab-kitab bantahan, telah wafat. Semoga Allah menolong Anda dalam memikul panji ini, wahai Syaikh!'.
Demi Allah, beliau menangis, wahai ikhwah. Saya katakan: 'Semoga Allah menolongmu, wahai Syaikh. Bertakwalah kepada Allah dalam membela Ahlus Sunnah.' Dan beliau memang orang yang mendapat taufik. Setiap bukunya, ada kisah di baliknya, semua kitab-kitab yang beliau tulis ada kisah di baliknya.
Ada bisikan yang ingin saya sampaikan ke telinga saudara-saudaraku –atau boleh saya sebut sebagai anak-anakku dari kalangan penuntut ilmu– bahwa dahulu jika Syaikh (Rabi') menulis buku, beliau tidak langsung menyebarkannya. Beliau kirimkan lebih dulu ke para ulama, bahkan bantahannya pun demikian. Termasuk bantahannya terhadap Salman Al-‘Awdah, yang setelah itu Syaikh menyadari bahwa sumber kerusakan bukan hanya pada tokoh-tokoh cabang, tapi pada kepala mereka: Sayyid Quthb. Maka mulailah beliau menulis tentang Sayyid Quthb.
Beliau termasuk yang pertama kali menjelaskan siapa sebenarnya Sayyid Quthb kepada para ulama, dan para ulama pun mengikutinya. Maka terbukalah bagi mereka tentang ‘madrasah tersembunyi’ yang telah merusak Kerajaan Saudi Arabia, juga negara-negara Arab dan Islam lainnya, bahkan dunia. Karena itulah kemarahan besar dari kelompok Ikhwanul Muslimin beserta seluruh cabangnya—karena Syaikh telah meruntuhkan ‘singgasana’ mereka yang hendak mereka tegakkan, dan beliau bongkar kedok mereka. Sungguh, semua yang mereka tuduhkan kepada para penguasa, kini mereka praktikkan sendiri dalam model kepemimpinan mereka yang ada saat ini.”
[Disarikan dari rekaman audio: Fakta-fakta tentang Syaikh Rabi’ Al-Madkhali –hafizhahullah–]
▼| توفي صاحب الرُّدود! |▼
✍🏼 يقول فضيلة الشيخ
محمد بن رمزان الهاجري -حفظه الله- :
«...بعد تلك الأيام توفي صاحب الردود -رحمة الله عليه- الشيخ حمود التويجري يمكن بعضكم ما يعرفه من حيث المشاهدة ويعرفه من خلال كتبه، الشيخ حمود قبله الشيخ سليمان بن سحمان كان يسمى صاحب الردود، هكذا اسمه: صاحب الردود له أكثر من ثلاثين أو أربعين رد، الشيخ حمود كذلك ردوده إلى قرب الخمسين، فلمَّا مات الشيخ حمود اتصلت بالشيخ [ربيع] -جعله الله موفق حيثما كان-، قلت ياشيخ بالأمس توفي الشيخ حمود التويجري صاحب الردود، الله يعينك في حمل الراية يا شيخ!؛ والله بكى يا إخوان، قلت الله يعينك يا شيخ، اتق الله في أهل السنَّة يا شيخ، والرجل موفَّق وكلُّ كتاب من كتبه له قصَّة، كلُّ كتبه التي يؤلفها له قصَّة.
وهناك همسة أجعلها في أذن إخواني وإن شئت أن أقول أبنائي من طلاب العلم، كان الشيخ إذا كتب كتابه ما ينشره يرسله على العلماء حتى ردوده يرسلها على العلماء، حتى من ضمنها ردُّه على [سلمان] العودة، لكن بعد ما ردَّ على العودة تبيَّن للشيخ الخلل، أنه ليس في هؤلاء الفروع إنَّما هو في الرَّأس وهو سيِّد قطب فبدأ كتاباته في سيِّد قطب. فكان له السَّبق في بيان من سيِّد قطب لأهل العلم وتبعه أهل العلم على ذلك، فتبيَّن لهم هذه المدرسة الخفيَّة التي نخرت في المملكة العربية السعودية وغيرها من الدول العربية والدول الإسلامية ودول العالم، ولذلك هذا الغضب الشَّديد من الإخوان المسلمين بجميع فروعها لأنَّه نقض العرش، عرشهم الذي أرادوا أن يثبتوه قد هدَّه وبيَّن ما هم عليه، والحقيقة كلَّ ما كانوا يقعون فيه في الحكام ها هم يمارسونه في أنموذجهم الذي يوجد الآن»اهـ
[مقطع صوتي : حقائق عن الشيخ ربيع المدخلي -حفظه الله-]
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Hikmah Banyaknya Istri Rasulullah ﷺ
📒Al-‘Allāmah Muhammad Adam Al-Itiyubi رحمه الله berkata:
Telah dirangkum dari penjelasan para ulama bahwa hikmah dari banyaknya istri Rasulullah ﷺ ada sepuluh hal, sebagian telah disebutkan sebelumnya:
1. Agar banyak yang menyaksikan keadaan-keadaan batin beliau, sehingga hilang tuduhan kaum musyrikin bahwa beliau adalah tukang sihir atau semacamnya.
2. Agar kabilah-kabilah Arab mendapatkan kehormatan karena memiliki hubungan pernikahan dengan beliau.
3. Untuk menarik hati mereka lebih banyak, karena adanya hubungan kekeluargaan.
4. Sebagai bentuk peningkatan beban dakwah, di mana beliau diperintahkan untuk tidak lalai dari menyampaikan risalah meski sangat mencintai istri-istrinya.
5. Agar kerabat beliau dari jalur istri semakin banyak, sehingga bertambah pula pendukung beliau dalam menghadapi musuh.
6. Untuk menyampaikan hukum-hukum syariat yang hanya diketahui oleh wanita, karena banyak urusan rumah tangga bersifat tersembunyi dan hanya istri yang mengetahuinya.
7. Agar terlihat keindahan akhlak batin beliau, misalnya saat menikahi Ummu Habibah yang ayahnya saat itu memusuhi beliau, dan Shafiyyah setelah ayah, paman, dan suaminya terbunuh. Kalau bukan karena kesempurnaan akhlak beliau, tentu para istri itu akan menjauh darinya, namun sebaliknya mereka justru sangat mencintainya.
8. Apa yang telah lewat penjelasannya bahwasanya hal ini menunjukkan mukjizat beliau dalam hal kemampuan biologis, meski makan dan minumnya sedikit serta sering berpuasa dan melakukan puasa wiṣāl. Padahal beliau memerintahkan orang yang tak mampu menikah untuk berpuasa agar syahwatnya tertahan, namun kondisi ini tidak berlaku bagi beliau ﷺ.
9 & 10. Sebagaimana disebut oleh penulis "Asy-Syifā", yaitu untuk menjaga kehormatan para istri beliau dan agar beliau dapat menunaikan hak-hak mereka dengan sempurna, sebagaimana disebut dalam Fathul Bārī.
📚 Sumber: Al-Baḥr Al-Muḥīṭ Ats-Tsajjāj 25/767.
🔹الحكمة في استكثاره - صلى الله عليه وسلم - من النساء
قال العلامة محمد آدم الإتيوبي رحمه الله:
والذي تحصّل من كلام أهل العلم في الحكمة في استكثاره - صلى الله عليه وسلم - من النساء عشرة أوجه، تقدّمت الإشارة إلى بعضها:
(أحدها): أن يكثر من يُشاهد أحواله الباطنة، فينتفي عنه ما يظنّ به المشركون من أنه ساحر، أو غير ذلك.
(ثانيها): لتتشرّف به قبائل العرب بمصاهرته فيهم.
(ثالثها): للزيادة في تألفهم لذلك.
(رابعها): للزيادة في التكليف، حيث كلّف أن لا يَشغلَه ما حُبّب إليه منهنّ عن المبالغة في التبليغ.
(خامسها): لتكثر عشيرته من جهة نسائه، فتزداد أعوانه على من يُحاربه.
(سادسها): نقل الأحكام الشرعيّة التي لا يطّلع عليها الرجال؛ لأن أكثر ما يقع مع الزوجة مما شأنه أن يُخفَى مثله.
(سابعها): الاطلاع على محاسن أخلاقه الباطنة، فقد تزوّج أم حبيبة، وأبوها إذ ذاك يُعاديه، وصفيّة بعد قتل أبيها، وعمّها، وزوجها، فلو لم يكن أكمل الخلق في خُلُقه لنفرن منه، بل الذي وقع أنه كان أحبّ إليهنّ من جميع أهلهنّ.
(ثامنها): ما تقدّم مبسوطًا من خرق العادة له في كثرة الجماع مع التقلّل من المأكول والمشروب، وكثرة الصيام والوصال، وقد أمر من لم يقدر على مُؤَن النكاح بالصوم، وأشار إلى أن كثرته تكسر شهوته، فانخرقت هذه العادة في حقّه - صلى الله عليه وسلم -.
(تاسعها)، و (عاشرها): ما تقدّم نقله عن صاحب "الشفا" من تحصينهنّ، لقيام بحقوقهنّ، قاله في "الفتح".
✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي - رحمه الله
📚لمصدر: #البحر_المحيط_الثجاج 25/767
🗂التصنيف: #النكاح
___
http://telegram.me/dinulqoyyim
📒Al-‘Allāmah Muhammad Adam Al-Itiyubi رحمه الله berkata:
Telah dirangkum dari penjelasan para ulama bahwa hikmah dari banyaknya istri Rasulullah ﷺ ada sepuluh hal, sebagian telah disebutkan sebelumnya:
1. Agar banyak yang menyaksikan keadaan-keadaan batin beliau, sehingga hilang tuduhan kaum musyrikin bahwa beliau adalah tukang sihir atau semacamnya.
2. Agar kabilah-kabilah Arab mendapatkan kehormatan karena memiliki hubungan pernikahan dengan beliau.
3. Untuk menarik hati mereka lebih banyak, karena adanya hubungan kekeluargaan.
4. Sebagai bentuk peningkatan beban dakwah, di mana beliau diperintahkan untuk tidak lalai dari menyampaikan risalah meski sangat mencintai istri-istrinya.
5. Agar kerabat beliau dari jalur istri semakin banyak, sehingga bertambah pula pendukung beliau dalam menghadapi musuh.
6. Untuk menyampaikan hukum-hukum syariat yang hanya diketahui oleh wanita, karena banyak urusan rumah tangga bersifat tersembunyi dan hanya istri yang mengetahuinya.
7. Agar terlihat keindahan akhlak batin beliau, misalnya saat menikahi Ummu Habibah yang ayahnya saat itu memusuhi beliau, dan Shafiyyah setelah ayah, paman, dan suaminya terbunuh. Kalau bukan karena kesempurnaan akhlak beliau, tentu para istri itu akan menjauh darinya, namun sebaliknya mereka justru sangat mencintainya.
8. Apa yang telah lewat penjelasannya bahwasanya hal ini menunjukkan mukjizat beliau dalam hal kemampuan biologis, meski makan dan minumnya sedikit serta sering berpuasa dan melakukan puasa wiṣāl. Padahal beliau memerintahkan orang yang tak mampu menikah untuk berpuasa agar syahwatnya tertahan, namun kondisi ini tidak berlaku bagi beliau ﷺ.
9 & 10. Sebagaimana disebut oleh penulis "Asy-Syifā", yaitu untuk menjaga kehormatan para istri beliau dan agar beliau dapat menunaikan hak-hak mereka dengan sempurna, sebagaimana disebut dalam Fathul Bārī.
📚 Sumber: Al-Baḥr Al-Muḥīṭ Ats-Tsajjāj 25/767.
🔹الحكمة في استكثاره - صلى الله عليه وسلم - من النساء
قال العلامة محمد آدم الإتيوبي رحمه الله:
والذي تحصّل من كلام أهل العلم في الحكمة في استكثاره - صلى الله عليه وسلم - من النساء عشرة أوجه، تقدّمت الإشارة إلى بعضها:
(أحدها): أن يكثر من يُشاهد أحواله الباطنة، فينتفي عنه ما يظنّ به المشركون من أنه ساحر، أو غير ذلك.
(ثانيها): لتتشرّف به قبائل العرب بمصاهرته فيهم.
(ثالثها): للزيادة في تألفهم لذلك.
(رابعها): للزيادة في التكليف، حيث كلّف أن لا يَشغلَه ما حُبّب إليه منهنّ عن المبالغة في التبليغ.
(خامسها): لتكثر عشيرته من جهة نسائه، فتزداد أعوانه على من يُحاربه.
(سادسها): نقل الأحكام الشرعيّة التي لا يطّلع عليها الرجال؛ لأن أكثر ما يقع مع الزوجة مما شأنه أن يُخفَى مثله.
(سابعها): الاطلاع على محاسن أخلاقه الباطنة، فقد تزوّج أم حبيبة، وأبوها إذ ذاك يُعاديه، وصفيّة بعد قتل أبيها، وعمّها، وزوجها، فلو لم يكن أكمل الخلق في خُلُقه لنفرن منه، بل الذي وقع أنه كان أحبّ إليهنّ من جميع أهلهنّ.
(ثامنها): ما تقدّم مبسوطًا من خرق العادة له في كثرة الجماع مع التقلّل من المأكول والمشروب، وكثرة الصيام والوصال، وقد أمر من لم يقدر على مُؤَن النكاح بالصوم، وأشار إلى أن كثرته تكسر شهوته، فانخرقت هذه العادة في حقّه - صلى الله عليه وسلم -.
(تاسعها)، و (عاشرها): ما تقدّم نقله عن صاحب "الشفا" من تحصينهنّ، لقيام بحقوقهنّ، قاله في "الفتح".
✍️فضيلة الشيخ : #محمد_آدم_الإتيوبي - رحمه الله
📚لمصدر: #البحر_المحيط_الثجاج 25/767
🗂التصنيف: #النكاح
___
http://telegram.me/dinulqoyyim
Faedah dari Fadhilatusy Syaikh Dr. Umar Al-‘Umar di akun X beliau (@Dr_omaralomar):
"Ya Allah, timpakanlah kezaliman orang-orang zalim atas sesama mereka, dan selamatkanlah Ahlus Sunnah."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Jika dua kelompok dari orang-orang kafir saling berperang, maka seorang Muslim bergembira dengan pertempuran mereka, dan berkata: 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan orang-orang zalim saling menimpakan kezaliman di antara mereka'."
📚 [Majmū‘ Al-Fatāwā 28/546]
http://telegram.me/dinulqoyyim
"Ya Allah, timpakanlah kezaliman orang-orang zalim atas sesama mereka, dan selamatkanlah Ahlus Sunnah."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
"Jika dua kelompok dari orang-orang kafir saling berperang, maka seorang Muslim bergembira dengan pertempuran mereka, dan berkata: 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan orang-orang zalim saling menimpakan kezaliman di antara mereka'."
📚 [Majmū‘ Al-Fatāwā 28/546]
http://telegram.me/dinulqoyyim
❍ Apa yang kalian cela dari Ibnu Taimiyah?!
Sebutkan satu saja masalah akidah yang beliau nyatakan yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah!
Ketika Syaikhul Islam رحمه الله berdebat dalam masalah akidah ini, beliau menantang para lawan debatnya — yang merupakan tokoh-tokoh besar kalangan mutakallimin (ahlul kalam) dari berbagai mazhab — beliau berkata:
"Aku telah memberi tenggang waktu tiga tahun bagi siapa pun yang menyelisihiku dalam perkara ini. Jika ia bisa mendatangkan satu huruf saja — beliau tidak mengatakan "satu kata", tapi hanya "satu huruf"— dari tiga generasi yang dipuji Nabi ﷺ, yang menyelisihi apa yang aku sebutkan, maka aku akan rujuk dari pendapatku itu."
Tiga tahun pun berlalu, tiga puluh tahun berlalu, tiga ratus tahun berlalu, bahkan abad-abad telah berlalu hingga hari ini, namun tidak ada satu pun yang mampu membuktikan bahwa dalam satu kalimat ataupun dalam karya beliau رحمه الله yang beliau susun tentang akidah Ahlussunnah wal Jamaah yang menyelisihi akidah dan manhaj Salafus Shalih.
🎙Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah | Prof. Dr. Shalih Sindi حفظه الله.
❍ أي شيء تأخذونه على #ابن_تيمية ؟!
هاتوا مسألة عقدية واحدة خالف فيها مقتضـى الكتاب والسُّنَّة.
لمَّا نُوظِرَ #شيخ_الإسلام رحمه الله في هذه العقيدة، تحدى المناظرين له -وكانوا من المتكلمين الكبار من القضاة، من المذاهب المختلفة- تحداهم رحمه الله أن يؤتوا بحرفٍ واحد -لم يقل كلمة-، بل قال رحمه الله: «قد أمهلت من خالفني في شيء منها ثلاث سنين، فإذا جاء بحرف واحد عن القرون الثلاثة -المحمودة، الذين أثنى عليهم النبي ﷺ وما فعلوه- يخالف ما ذكرته، فأنا أرجع عن ذلك».
مضت ثلاث سنوات، وثلاثون سنة، وثلاثمائة سنة، ومضتْ قرونٌ طويلة وإلى اليوم ما استطاعوا أن يثبتوا شيئًا في هذه الكلمة، ولا شيئًا في مؤلفاته رحمه الله قرَّرها في معتقد أهل السُّنَّة والجماعة خالفت ما كان عليه السَّلف الصَّالح.
-شرح العقيدة #الواسطية I أ.د. #صالح_سندي.
http://telegram.me/dinulqoyyim
Sebutkan satu saja masalah akidah yang beliau nyatakan yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah!
Ketika Syaikhul Islam رحمه الله berdebat dalam masalah akidah ini, beliau menantang para lawan debatnya — yang merupakan tokoh-tokoh besar kalangan mutakallimin (ahlul kalam) dari berbagai mazhab — beliau berkata:
"Aku telah memberi tenggang waktu tiga tahun bagi siapa pun yang menyelisihiku dalam perkara ini. Jika ia bisa mendatangkan satu huruf saja — beliau tidak mengatakan "satu kata", tapi hanya "satu huruf"— dari tiga generasi yang dipuji Nabi ﷺ, yang menyelisihi apa yang aku sebutkan, maka aku akan rujuk dari pendapatku itu."
Tiga tahun pun berlalu, tiga puluh tahun berlalu, tiga ratus tahun berlalu, bahkan abad-abad telah berlalu hingga hari ini, namun tidak ada satu pun yang mampu membuktikan bahwa dalam satu kalimat ataupun dalam karya beliau رحمه الله yang beliau susun tentang akidah Ahlussunnah wal Jamaah yang menyelisihi akidah dan manhaj Salafus Shalih.
🎙Syarh Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah | Prof. Dr. Shalih Sindi حفظه الله.
❍ أي شيء تأخذونه على #ابن_تيمية ؟!
هاتوا مسألة عقدية واحدة خالف فيها مقتضـى الكتاب والسُّنَّة.
لمَّا نُوظِرَ #شيخ_الإسلام رحمه الله في هذه العقيدة، تحدى المناظرين له -وكانوا من المتكلمين الكبار من القضاة، من المذاهب المختلفة- تحداهم رحمه الله أن يؤتوا بحرفٍ واحد -لم يقل كلمة-، بل قال رحمه الله: «قد أمهلت من خالفني في شيء منها ثلاث سنين، فإذا جاء بحرف واحد عن القرون الثلاثة -المحمودة، الذين أثنى عليهم النبي ﷺ وما فعلوه- يخالف ما ذكرته، فأنا أرجع عن ذلك».
مضت ثلاث سنوات، وثلاثون سنة، وثلاثمائة سنة، ومضتْ قرونٌ طويلة وإلى اليوم ما استطاعوا أن يثبتوا شيئًا في هذه الكلمة، ولا شيئًا في مؤلفاته رحمه الله قرَّرها في معتقد أهل السُّنَّة والجماعة خالفت ما كان عليه السَّلف الصَّالح.
-شرح العقيدة #الواسطية I أ.د. #صالح_سندي.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔴 [ عقيدة أهل السنة واحدة على اختلاف الأزمان ] :
📌 قال الشيخ صالح بن عبدالعزيز سندي حفظه الله: " ومنَ المُهمِّ أنْ يلحظَ طالبُ العلْم أمرًا حينما يدْرسُ شيئًا من الكتب المتقدمة. هذه الرسالة ألَّفها أبو عثمان الصابوني وهو -كما سمعت- مولودٌ في سنة ثلاث وسبعين وثلاث مئة، وتوفى في سنة تسع وأربعين وأربع مئة؛ فهو مُتقدم. وهذا كتاب من الكتب المتقدمة في عقيدة أهل السنة والجماعة، ولعلّ بعضكم أو كثيرًا منكم قد كان معنا في دروس ماضية في كتب شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله في «التدمرية»، وفي «الواسطية»، وفي «العبودية»، ونحن -أيضًا- حدثاء عهدٍ برسالةٍ ألفها إمام معاصر وهو الشيخ ابن عثيمين رحمه الله في «عقيدة أهل السنة والجماعة» له، كذلك فيما سبق درسنا «القواعد المثلى»، درسنا -أيضًا- ما ألفه الشيخ حافظ الحكمي رحمه الله في «أعلام السنة المنشورة»، وأريدك أن تُقارن هل تجد فرقًا بين هذه المؤلفات؟
هل صحيحٌ ما يقوله أعداء هذه العقيدة وهو: أنّ هذه العقيدة عقيدةٌ تيمية اخترعها ابن تيمية؟
دونك هذه الرسالة بين وفاة مؤلفها وولادة شيخ الإسلام أكثر من مئتي سنة. قارن بين ما احتوته هذه الرسالة، وما كان يُقرِّره شيخ الإسلام في كتبه، هل تجد فرقًا؟
الجواب: كلا، هذه الرسالة يؤلِّفها شخص متوفى سنة تسع وأربعين وأربع مئة، وَضَعْ بجوارها كتابًا لشيخ الإسلام متوفى سبع مئة وثمان وعشرين، وضَعْ بجوارهما كتاب ابن عثيمين رحمه الله متوفى سنة إحدى وعشرين وأربع مئة بعد الألف، قارن بين هذه الرسائل لن تجد فرقًا. اعتقادٌ واحد يتوارد عليه أئمة أهل السنة كافة، ما يُقرره المتأخر هو ما يُقرره المتقدم، وما يُقرره المتقدم هو عين ما يُقرره المتأخر، لا فرق.
وهل على الحقّ دليلٌ أبْينُ من هذا؟ هذه عقيدةٌ مستفادة من الكتاب والسنة، {وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [سورة النساء:82].
قارنْ هذا مع عقائد المخالفين، وانظر في مذاهب المتكلمين، وقارن بين أقوال أساطينهم، كيف تجد الفرق الكبير، والبَوْن الشاسع، بين ما يُقرِّره هذا وهذا، بل بين ما يُقرِّره الواحد منهم في كتب مُتقدمة مع كتبه المتأخرة، لا تجد هذا في كتب اعتقاد أهل السنة والجماعة، والواقع أكبر شاهد، الواقع شاهدٌ لا يكذب، وسيمرُّ بك ما يؤكد هذه المعاني إن شاء الله تَعَالَى ". اهـ
[ شرح عقيدة السلف وأصحاب الحديث للصابوني الدرس الأول ]
📌 قال الشيخ صالح بن عبدالعزيز سندي حفظه الله: " ومنَ المُهمِّ أنْ يلحظَ طالبُ العلْم أمرًا حينما يدْرسُ شيئًا من الكتب المتقدمة. هذه الرسالة ألَّفها أبو عثمان الصابوني وهو -كما سمعت- مولودٌ في سنة ثلاث وسبعين وثلاث مئة، وتوفى في سنة تسع وأربعين وأربع مئة؛ فهو مُتقدم. وهذا كتاب من الكتب المتقدمة في عقيدة أهل السنة والجماعة، ولعلّ بعضكم أو كثيرًا منكم قد كان معنا في دروس ماضية في كتب شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله في «التدمرية»، وفي «الواسطية»، وفي «العبودية»، ونحن -أيضًا- حدثاء عهدٍ برسالةٍ ألفها إمام معاصر وهو الشيخ ابن عثيمين رحمه الله في «عقيدة أهل السنة والجماعة» له، كذلك فيما سبق درسنا «القواعد المثلى»، درسنا -أيضًا- ما ألفه الشيخ حافظ الحكمي رحمه الله في «أعلام السنة المنشورة»، وأريدك أن تُقارن هل تجد فرقًا بين هذه المؤلفات؟
هل صحيحٌ ما يقوله أعداء هذه العقيدة وهو: أنّ هذه العقيدة عقيدةٌ تيمية اخترعها ابن تيمية؟
دونك هذه الرسالة بين وفاة مؤلفها وولادة شيخ الإسلام أكثر من مئتي سنة. قارن بين ما احتوته هذه الرسالة، وما كان يُقرِّره شيخ الإسلام في كتبه، هل تجد فرقًا؟
الجواب: كلا، هذه الرسالة يؤلِّفها شخص متوفى سنة تسع وأربعين وأربع مئة، وَضَعْ بجوارها كتابًا لشيخ الإسلام متوفى سبع مئة وثمان وعشرين، وضَعْ بجوارهما كتاب ابن عثيمين رحمه الله متوفى سنة إحدى وعشرين وأربع مئة بعد الألف، قارن بين هذه الرسائل لن تجد فرقًا. اعتقادٌ واحد يتوارد عليه أئمة أهل السنة كافة، ما يُقرره المتأخر هو ما يُقرره المتقدم، وما يُقرره المتقدم هو عين ما يُقرره المتأخر، لا فرق.
وهل على الحقّ دليلٌ أبْينُ من هذا؟ هذه عقيدةٌ مستفادة من الكتاب والسنة، {وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا} [سورة النساء:82].
قارنْ هذا مع عقائد المخالفين، وانظر في مذاهب المتكلمين، وقارن بين أقوال أساطينهم، كيف تجد الفرق الكبير، والبَوْن الشاسع، بين ما يُقرِّره هذا وهذا، بل بين ما يُقرِّره الواحد منهم في كتب مُتقدمة مع كتبه المتأخرة، لا تجد هذا في كتب اعتقاد أهل السنة والجماعة، والواقع أكبر شاهد، الواقع شاهدٌ لا يكذب، وسيمرُّ بك ما يؤكد هذه المعاني إن شاء الله تَعَالَى ". اهـ
[ شرح عقيدة السلف وأصحاب الحديث للصابوني الدرس الأول ]
الدين القيم
🔴 [ عقيدة أهل السنة واحدة على اختلاف الأزمان ] : 📌 قال الشيخ صالح بن عبدالعزيز سندي حفظه الله: " ومنَ المُهمِّ أنْ يلحظَ طالبُ العلْم أمرًا حينما يدْرسُ شيئًا من الكتب المتقدمة. هذه الرسالة ألَّفها أبو عثمان الصابوني وهو -كما سمعت- مولودٌ في سنة ثلاث وسبعين…
🔴 [ Akidah Ahlus Sunnah Tetap Satu Sepanjang Zaman ]
📌 Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Sindi حفظه الله berkata:
“Termasuk hal penting yang perlu diperhatikan oleh penuntut ilmu saat mempelajari kitab-kitab terdahulu adalah hal berikut: Risalah ini ditulis oleh Abu Utsman Ash-Shabuni — sebagaimana telah kalian dengar — lahir tahun 373 H dan wafat tahun 449 H. Maka beliau adalah ulama terdahulu, dan ini termasuk kitab terdahulu dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Mungkin sebagian dari kalian pernah mengikuti kajian kami sebelumnya terhadap kitab-kitab karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله seperti "At-Tadmuriyyah", "Al-Wasithiyyah" dan "Al-Ubudiyyah". Juga baru-baru ini kita mempelajari risalah dari ulama kontemporer, yaitu Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله dalam dalam karya beliau "Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah". Sebelumnya, kita juga mempelajari "Al-Qawa'idul Mutsla" dan "A'lamus Sunnah Al-Mansyurah" karya Syaikh Hafizh Al-Hakami رحمه الله.
Saya ingin kalian membandingkan, adakah perbedaan antara kitab-kitab ini?
Benarkah tuduhan musuh-musuh akidah ini yang mengatakan bahwa akidah ini adalah ‘ciptaan Ibnu Taimiyah’, dan bahwa Ibnu Taimiyah lah yang mengada-adakannya?
Perhatikan, antara wafatnya Ash-Shabuni dan lahirnya Ibnu Taimiyah terdapat lebih dari 200 tahun. Bandingkan isi risalah ini dengan apa yang ditegaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitab-kitabnya — apakah kalian menemukan perbedaan?
Jawabannya: Tidak ada. Risalah ini ditulis oleh ulama yang wafat tahun 449 H. Letakkan di sebelahnya kitab Ibnu Taimiyah yang wafat tahun 728 H. Lalu tambahkan kitab Ibnu Utsaimin رحمه الله yang wafat tahun 1421 H. Bandingkan ketiganya — kalian tidak akan menemukan perbedaan. Akidahnya satu, diyakini oleh seluruh imam Ahlus Sunnah. Yang ditegaskan oleh ulama belakangan adalah hal yang sama yang ditegaskan oleh ulama terdahulu, tidak ada perbedaan.
Adakah bukti kebenaran yang lebih nyata dari ini? Akidah ini diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Allah berfirman:
{وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا}
{Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya} [An-Nisa: 82].
Bandingkan ini dengan akidah-akidah para penyimpang. Lihatlah madzhab para ahli kalam (teolog), bandingkan antara pendapat-pendapat tokoh mereka. Engkau akan dapati perbedaan yang besar dan pertentangan yang jauh, antara yang ditegaskan oleh salah satu tokoh mereka dengan tokoh mereka yang lain, bahkan kadang dalam satu orang dari mereka: berbeda antara kitab-kitab yang ia tulis terdahulu dan kitab-kitab yang ia tulis belakangan!
Ini tidak akan ditemukan dalam kitab-kitab akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Realita adalah saksi yang tak bisa dibantah. Dan akan engkau dapati bukti-bukti lain yang menguatkan makna ini, insyaAllah.”
🎙 Syarh ‘Aqidah as-Salaf wa Ashab al-Hadits, pelajaran pertama
http://telegram.me/dinulqoyyim
📌 Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Sindi حفظه الله berkata:
“Termasuk hal penting yang perlu diperhatikan oleh penuntut ilmu saat mempelajari kitab-kitab terdahulu adalah hal berikut: Risalah ini ditulis oleh Abu Utsman Ash-Shabuni — sebagaimana telah kalian dengar — lahir tahun 373 H dan wafat tahun 449 H. Maka beliau adalah ulama terdahulu, dan ini termasuk kitab terdahulu dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Mungkin sebagian dari kalian pernah mengikuti kajian kami sebelumnya terhadap kitab-kitab karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله seperti "At-Tadmuriyyah", "Al-Wasithiyyah" dan "Al-Ubudiyyah". Juga baru-baru ini kita mempelajari risalah dari ulama kontemporer, yaitu Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله dalam dalam karya beliau "Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah". Sebelumnya, kita juga mempelajari "Al-Qawa'idul Mutsla" dan "A'lamus Sunnah Al-Mansyurah" karya Syaikh Hafizh Al-Hakami رحمه الله.
Saya ingin kalian membandingkan, adakah perbedaan antara kitab-kitab ini?
Benarkah tuduhan musuh-musuh akidah ini yang mengatakan bahwa akidah ini adalah ‘ciptaan Ibnu Taimiyah’, dan bahwa Ibnu Taimiyah lah yang mengada-adakannya?
Perhatikan, antara wafatnya Ash-Shabuni dan lahirnya Ibnu Taimiyah terdapat lebih dari 200 tahun. Bandingkan isi risalah ini dengan apa yang ditegaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitab-kitabnya — apakah kalian menemukan perbedaan?
Jawabannya: Tidak ada. Risalah ini ditulis oleh ulama yang wafat tahun 449 H. Letakkan di sebelahnya kitab Ibnu Taimiyah yang wafat tahun 728 H. Lalu tambahkan kitab Ibnu Utsaimin رحمه الله yang wafat tahun 1421 H. Bandingkan ketiganya — kalian tidak akan menemukan perbedaan. Akidahnya satu, diyakini oleh seluruh imam Ahlus Sunnah. Yang ditegaskan oleh ulama belakangan adalah hal yang sama yang ditegaskan oleh ulama terdahulu, tidak ada perbedaan.
Adakah bukti kebenaran yang lebih nyata dari ini? Akidah ini diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Allah berfirman:
{وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا}
{Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya} [An-Nisa: 82].
Bandingkan ini dengan akidah-akidah para penyimpang. Lihatlah madzhab para ahli kalam (teolog), bandingkan antara pendapat-pendapat tokoh mereka. Engkau akan dapati perbedaan yang besar dan pertentangan yang jauh, antara yang ditegaskan oleh salah satu tokoh mereka dengan tokoh mereka yang lain, bahkan kadang dalam satu orang dari mereka: berbeda antara kitab-kitab yang ia tulis terdahulu dan kitab-kitab yang ia tulis belakangan!
Ini tidak akan ditemukan dalam kitab-kitab akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Realita adalah saksi yang tak bisa dibantah. Dan akan engkau dapati bukti-bukti lain yang menguatkan makna ini, insyaAllah.”
🎙 Syarh ‘Aqidah as-Salaf wa Ashab al-Hadits, pelajaran pertama
http://telegram.me/dinulqoyyim
Menjaga Waktu
Hadits:
"أعمار أمتي مابين الستين إلى السبعين"
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun.”
Al-Munawi berkata dalam al-Fayd (2/11) dengan sedikit penyesuaian:
"Termasuk rahmat Allah kepada umat Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah dengan memendekkan umur mereka agar mereka tidak terlalu terikat dengan dunia, kecuali hanya sedikit."
Al-Ghazzi asy-Syafi’i berkata dalam "Husn at-Tanabbuh lima Warada fi at-Tasyabbuh" (1/96):
"Hikmah dipendekkan umur mereka adalah karena Allah ingin meringankan beban taklif (tugas syariat) atas mereka agar tidak berat memikul kesulitan."
Saya katakan:
"Dunia ini, yang halal darinya akan dihisab/diperhitungkan, dan yang haram darinya adalah azab."
Riwayat ini dinisbatkan kepada Ali رضي الله عنه, meskipun sanadnya diperdebatkan. Juga diriwayatkan secara marfu’ (sampai Nabi) tetapi tidak sahih. Namun maknanya benar. Makna serupa juga diriwayatkan dari sebagian salaf seperti al-Hasan al-Bashri, Abu Hazim, dan Muhammad bin al-Yaman.
Maka perbanyaklah amal kebaikan, dan segeralah bertaubat dari dosa-dosa.
Karena dengan umur yang pendek, waktu yang berlalu seperti awan, dan ajal yang semakin dekat, manusia sebenarnya sedang berpacu dengan waktu. Waktu terus menyempit dan ajal semakin dekat.
Ya Allah, limpahkan kelembutan-Mu kepada kami.
Ditulis sebagai pengingat untuk diri sendiri dan orang-orang yang dicintainya /
Abul Harits Usamah bin Su'ud Al Amri
حفظ الوقت
حديث"أعمار أمتي مابين الستين إلى السبعين".
(من رحمة الله بأمة محمد صلى الله عليه وسلم قصر أعمارهم لئلا يلتبسوا بالدنيا إلا قليلًا)قاله المناوي في الفيض 2/ 11 بتصرف يسير.
لذا قال الغزي الشافعي في «حسن التنبه لما ورد في التشبه» ( 1/ 96):
«والحكمة في قصر أعمارهم: أن الله تعالى أراد بذلك تقصير مدة التكليف عليهم ليخف عليهم حمل المشاق».
قلت:
"فالدنيا حلالها حساب ،وحرامها عَذاب" روي ذلك عن علي -رضي الله عنه- ، وفيه مقال،وروي مرفوعًا ولا يصح أيضًا،ومعناه صحيح،وروي نحوه عن طائفة من السلف كالحسن البصري وأبي حازم ومحمد بن اليمان.
فاستكثروا من الحسنات،وبادروا بالتوبة من السيئات،فمع نقص الأعمار ومرورها مر السحاب وقرب الآجال،الناس في سباق مع الزمن،فالوقت يضيق والأجل يقرب.
اللهم لطفك بنا.
كتبه مذكرًا نفسه ومن يحب/
أبوالحارث
http://telegram.me/dinulqoyyim
Hadits:
"أعمار أمتي مابين الستين إلى السبعين"
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun.”
Al-Munawi berkata dalam al-Fayd (2/11) dengan sedikit penyesuaian:
"Termasuk rahmat Allah kepada umat Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah dengan memendekkan umur mereka agar mereka tidak terlalu terikat dengan dunia, kecuali hanya sedikit."
Al-Ghazzi asy-Syafi’i berkata dalam "Husn at-Tanabbuh lima Warada fi at-Tasyabbuh" (1/96):
"Hikmah dipendekkan umur mereka adalah karena Allah ingin meringankan beban taklif (tugas syariat) atas mereka agar tidak berat memikul kesulitan."
Saya katakan:
"Dunia ini, yang halal darinya akan dihisab/diperhitungkan, dan yang haram darinya adalah azab."
Riwayat ini dinisbatkan kepada Ali رضي الله عنه, meskipun sanadnya diperdebatkan. Juga diriwayatkan secara marfu’ (sampai Nabi) tetapi tidak sahih. Namun maknanya benar. Makna serupa juga diriwayatkan dari sebagian salaf seperti al-Hasan al-Bashri, Abu Hazim, dan Muhammad bin al-Yaman.
Maka perbanyaklah amal kebaikan, dan segeralah bertaubat dari dosa-dosa.
Karena dengan umur yang pendek, waktu yang berlalu seperti awan, dan ajal yang semakin dekat, manusia sebenarnya sedang berpacu dengan waktu. Waktu terus menyempit dan ajal semakin dekat.
Ya Allah, limpahkan kelembutan-Mu kepada kami.
Ditulis sebagai pengingat untuk diri sendiri dan orang-orang yang dicintainya /
Abul Harits Usamah bin Su'ud Al Amri
حفظ الوقت
حديث"أعمار أمتي مابين الستين إلى السبعين".
(من رحمة الله بأمة محمد صلى الله عليه وسلم قصر أعمارهم لئلا يلتبسوا بالدنيا إلا قليلًا)قاله المناوي في الفيض 2/ 11 بتصرف يسير.
لذا قال الغزي الشافعي في «حسن التنبه لما ورد في التشبه» ( 1/ 96):
«والحكمة في قصر أعمارهم: أن الله تعالى أراد بذلك تقصير مدة التكليف عليهم ليخف عليهم حمل المشاق».
قلت:
"فالدنيا حلالها حساب ،وحرامها عَذاب" روي ذلك عن علي -رضي الله عنه- ، وفيه مقال،وروي مرفوعًا ولا يصح أيضًا،ومعناه صحيح،وروي نحوه عن طائفة من السلف كالحسن البصري وأبي حازم ومحمد بن اليمان.
فاستكثروا من الحسنات،وبادروا بالتوبة من السيئات،فمع نقص الأعمار ومرورها مر السحاب وقرب الآجال،الناس في سباق مع الزمن،فالوقت يضيق والأجل يقرب.
اللهم لطفك بنا.
كتبه مذكرًا نفسه ومن يحب/
أبوالحارث
http://telegram.me/dinulqoyyim
Pelajaran dan Nasehat
Bersama kelompok yang mana engkau, wahai pembaca?!
Disebutkan dalam "Al-Majmu‘ fi Tarjamah al-‘Allamah al-Muhaddits asy-Syaikh Hammad bin Muhammad al-Anshari (rahimahullah)" (1/212-213):
"Kebiasaannya yang terus-menerus dalam membaca, terutama naskah-naskah manuskrip, adalah salah satu penyebab sakit pada matanya... Dan beliau telah membaca kitab "Fath al-Bari" sebanyak dua puluh kali."
Sebaliknya, tentang Abu Hamid Al-Ghazali disebutkan dalam "Siyar A‘lam An-Nubala’" (19/328):
"Telah dikatakan tentangnya: ‘Ia mencintai untuk terus-menerus membaca kitab "Rasa’il Ikhwan ash-Shafa", padahal kitab itu adalah penyakit kronis, kudis yang membinasakan, dan racun yang mematikan.’"
Di zaman kita sekarang, ada orang yang terus-menerus membaca buku-buku pemikiran harakah (gerakan) sampai terjangkit penyakit khawarij, dan menjadi gudang hawa nafsu.
Ada juga yang keranjingan menatap layar perangkat genggam seperti ponsel—baik untuk hal-hal mubah secara berlebihan atau mencuri pandang ke hal-hal yang haram.
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
Maka bersama kelompok yang mana engkau, wahai pembaca?
Ditulis oleh
Abul Harits Usamah bin Su'ud Al Amri
عبرة وعظة
مع أي الفريقين أنت ؟!
في«المجموع في ترجمة العلامة المحدث الشيخ حماد بن محمد الأنصاري (رحمه الله)» (1/ 212 -213):
«وكان إدمانه على القراءة سيّما المخطوطات أحد أسباب مرض عينيه ، ... وأنه قرأ (فتح الباري) عشرين مرّة» .
وفي المقابل نجد أن أبا حامد الغزالي كما في «سير أعلام النبلاء» (19/ 328):
قيل عنه «...وَحُبِّبَ إِلَيْهِ إِدمَانُ النَّظَر فِي كِتَاب (رَسَائِلِ إِخْوَانِ الصَّفَا) وَهُوَ دَاءٌ عُضَال، وَجَرَبٌ مُرْدٍ، وَسُمٌّ قَتَّالٌ».
وفي زماننا من الناس من أدمن النظر في الكتب الفكرية الحركية حتى أصيب بداء الخوارج،وأصبح مستودعًا للأهواء ، ومنهم من أدمن النظر في الأجهزة الكفية كالجوالات بكثرة النظر في المباحات أو باختلاس النظر في المحرمات –وإنا لله وإنا إليه راجعون-.
فمع أي الفريقين أنت –أيها القارئ- ؟!
كتبه أبو الحارث أسامة بن سعود العمري
http://telegram.me/dinulqoyyim
Bersama kelompok yang mana engkau, wahai pembaca?!
Disebutkan dalam "Al-Majmu‘ fi Tarjamah al-‘Allamah al-Muhaddits asy-Syaikh Hammad bin Muhammad al-Anshari (rahimahullah)" (1/212-213):
"Kebiasaannya yang terus-menerus dalam membaca, terutama naskah-naskah manuskrip, adalah salah satu penyebab sakit pada matanya... Dan beliau telah membaca kitab "Fath al-Bari" sebanyak dua puluh kali."
Sebaliknya, tentang Abu Hamid Al-Ghazali disebutkan dalam "Siyar A‘lam An-Nubala’" (19/328):
"Telah dikatakan tentangnya: ‘Ia mencintai untuk terus-menerus membaca kitab "Rasa’il Ikhwan ash-Shafa", padahal kitab itu adalah penyakit kronis, kudis yang membinasakan, dan racun yang mematikan.’"
Di zaman kita sekarang, ada orang yang terus-menerus membaca buku-buku pemikiran harakah (gerakan) sampai terjangkit penyakit khawarij, dan menjadi gudang hawa nafsu.
Ada juga yang keranjingan menatap layar perangkat genggam seperti ponsel—baik untuk hal-hal mubah secara berlebihan atau mencuri pandang ke hal-hal yang haram.
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn.
Maka bersama kelompok yang mana engkau, wahai pembaca?
Ditulis oleh
Abul Harits Usamah bin Su'ud Al Amri
عبرة وعظة
مع أي الفريقين أنت ؟!
في«المجموع في ترجمة العلامة المحدث الشيخ حماد بن محمد الأنصاري (رحمه الله)» (1/ 212 -213):
«وكان إدمانه على القراءة سيّما المخطوطات أحد أسباب مرض عينيه ، ... وأنه قرأ (فتح الباري) عشرين مرّة» .
وفي المقابل نجد أن أبا حامد الغزالي كما في «سير أعلام النبلاء» (19/ 328):
قيل عنه «...وَحُبِّبَ إِلَيْهِ إِدمَانُ النَّظَر فِي كِتَاب (رَسَائِلِ إِخْوَانِ الصَّفَا) وَهُوَ دَاءٌ عُضَال، وَجَرَبٌ مُرْدٍ، وَسُمٌّ قَتَّالٌ».
وفي زماننا من الناس من أدمن النظر في الكتب الفكرية الحركية حتى أصيب بداء الخوارج،وأصبح مستودعًا للأهواء ، ومنهم من أدمن النظر في الأجهزة الكفية كالجوالات بكثرة النظر في المباحات أو باختلاس النظر في المحرمات –وإنا لله وإنا إليه راجعون-.
فمع أي الفريقين أنت –أيها القارئ- ؟!
كتبه أبو الحارث أسامة بن سعود العمري
http://telegram.me/dinulqoyyim
🟢 Pertanyaan:
Semoga Allah memberkahi Anda wahai Syaikh kami, apa perbedaan antara bid‘ah haqiqiyyah dan bid‘ah idhafiyyah?
🌱 Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul –semoga Allah menjaganya–:
• Bid‘ah haqiqiyyah: adalah melakukan suatu amalan yang tidak memiliki asal dalam syariat sama sekali, tidak menyerupai ibadah syar‘i, dan diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seperti orang yang beribadah dengan menari, bersiul, dan semacamnya yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dari kalangan shufi, lalu mereka menganggap itu sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta‘ala.
• Bid‘ah idhafiyyah: adalah amalan yang pada asalnya disyariatkan, seperti salat atau puasa, namun ditambahkan sesuatu padanya, seperti pengkhususan waktu, tempat, cara tertentu, atau keyakinan khusus, sehingga karena tambahan itu berubah menjadi bid‘ah. Misalnya: shalat sunnah itu dianjurkan, puasa sunnah juga dianjurkan, namun jika seseorang mengkhususkan waktu tertentu untuk salat atau puasa tanpa ada dalil syar‘i yang mendasarinya, maka itu bid‘ah tambahan. Seperti mengkhususkan shalat dan puasa pada malam 27 Rajab, atau malam nisfu Sya‘ban, atau hari pertengahan Sya'ban, dan semacamnya.
🟢 السؤال:
أحسن الله اليكم شيخنا، ما الفرق بين البدعة الحقيقية والبدعة الاضافية؟
🌱 أجاب الشيخ محمد بازمول -حفظه الله-:
• "البدعة الحقيقية: أن تأتي بعمل لا أصل له في الشرع، لا يشابه عبادة شرعية أصلًا، وتقصد التقرب إلى الله به، كمن يتعبد بالرقص، والصفير، ونحو ذلك مما يفعله الجهلة من الصوفية، ويزعمون ذلك عبادة يتقربون بها إلى الله تعالى.
• البدعة الإضافية: أن يكون أصل العمل في الشرع، كالصلاة أو الصوم أو نحو ذلك، فيضيف إليه شيئًا كتخصيص زمان أو مكان أو هيئة أو اعتقاد فيصير بسبب هذه الإضافة بدعة، فمثلًا صلاة التطوع مرغب فيها، وصوم التطوع مرغب فيه، لكن أن تخصص بالصوم يومًا أو بالصلاة ليلة لم يرد بها دليل شرعي فهذا بدعة إضافية، كتخصيص ليلة السابع والعشرين من رجب، أو تخصيص ليلة النصف من شعبان أو يومها أو نحو ذلك.
⇠والنوعان على المسلم أن يحذر منهما ويبتعد عنهما.
📍وأنبه على قاعدة هامة وهي أن الأمر خلاف السنة إذا داوم المسلم عليه صار بدعة إضافية. فالحذر الحذر والله الموفق".
🔗 الرابط:
https://bit.ly/3suvCm5
#فوائد_إثرائية #بدعة
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
Semoga Allah memberkahi Anda wahai Syaikh kami, apa perbedaan antara bid‘ah haqiqiyyah dan bid‘ah idhafiyyah?
🌱 Jawaban Syaikh Muhammad Bazmul –semoga Allah menjaganya–:
• Bid‘ah haqiqiyyah: adalah melakukan suatu amalan yang tidak memiliki asal dalam syariat sama sekali, tidak menyerupai ibadah syar‘i, dan diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seperti orang yang beribadah dengan menari, bersiul, dan semacamnya yang dilakukan oleh orang-orang bodoh dari kalangan shufi, lalu mereka menganggap itu sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta‘ala.
• Bid‘ah idhafiyyah: adalah amalan yang pada asalnya disyariatkan, seperti salat atau puasa, namun ditambahkan sesuatu padanya, seperti pengkhususan waktu, tempat, cara tertentu, atau keyakinan khusus, sehingga karena tambahan itu berubah menjadi bid‘ah. Misalnya: shalat sunnah itu dianjurkan, puasa sunnah juga dianjurkan, namun jika seseorang mengkhususkan waktu tertentu untuk salat atau puasa tanpa ada dalil syar‘i yang mendasarinya, maka itu bid‘ah tambahan. Seperti mengkhususkan shalat dan puasa pada malam 27 Rajab, atau malam nisfu Sya‘ban, atau hari pertengahan Sya'ban, dan semacamnya.
🟢 السؤال:
أحسن الله اليكم شيخنا، ما الفرق بين البدعة الحقيقية والبدعة الاضافية؟
🌱 أجاب الشيخ محمد بازمول -حفظه الله-:
• "البدعة الحقيقية: أن تأتي بعمل لا أصل له في الشرع، لا يشابه عبادة شرعية أصلًا، وتقصد التقرب إلى الله به، كمن يتعبد بالرقص، والصفير، ونحو ذلك مما يفعله الجهلة من الصوفية، ويزعمون ذلك عبادة يتقربون بها إلى الله تعالى.
• البدعة الإضافية: أن يكون أصل العمل في الشرع، كالصلاة أو الصوم أو نحو ذلك، فيضيف إليه شيئًا كتخصيص زمان أو مكان أو هيئة أو اعتقاد فيصير بسبب هذه الإضافة بدعة، فمثلًا صلاة التطوع مرغب فيها، وصوم التطوع مرغب فيه، لكن أن تخصص بالصوم يومًا أو بالصلاة ليلة لم يرد بها دليل شرعي فهذا بدعة إضافية، كتخصيص ليلة السابع والعشرين من رجب، أو تخصيص ليلة النصف من شعبان أو يومها أو نحو ذلك.
⇠والنوعان على المسلم أن يحذر منهما ويبتعد عنهما.
📍وأنبه على قاعدة هامة وهي أن الأمر خلاف السنة إذا داوم المسلم عليه صار بدعة إضافية. فالحذر الحذر والله الموفق".
🔗 الرابط:
https://bit.ly/3suvCm5
#فوائد_إثرائية #بدعة
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
Facebook
محمد بن عمر بازمول
#سؤال: أحسن الله اليكم، ما الفرق بين البدعة الحقيقية و البدعة الإضافية ؟
الجواب : البدعة الحقيقية أن تأتي بعمل لا أصل له في الشرع، لا يشابه عبادة شرعية اصلاً، وتقصد التقرب إلى الله به، كمن يتعبد...
الجواب : البدعة الحقيقية أن تأتي بعمل لا أصل له في الشرع، لا يشابه عبادة شرعية اصلاً، وتقصد التقرب إلى الله به، كمن يتعبد...
Nabi ﷺ mengabarkan bahwa Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari:
• satu hari seperti setahun,
• satu hari seperti sebulan,
• satu hari seperti sepekan,
• dan sisa harinya seperti hari-hari biasa.
Para sahabat رضي الله عنهم pun bertanya:
“Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami untuk shalat sehari saja?”
Beliau ﷺ menjawab: “Tidak, perkirakanlah waktunya (untuk shalat) sesuai kadarnya.”
📒Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin رحمه الله berkata:
“Andaikan hadis ini sampai ke sebagian orang belakangan yang mengaku sebagai orang ‘berakal’, niscaya mereka akan menakwilkan bahwa lamanya hari itu hanyalah majaz/kiasan dari beratnya penderitaan, karena menurut mereka hari yang penuh kesenangan terasa cepat, sedangkan hari penuh kesusahan terasa lama.
Tapi para sahabat رضي الله عنهم —karena kejernihan hati dan ketundukan mereka— langsung menerima (kabar itu) dan berkata dengan lisan keadaan (hati) mereka:
'Yang menciptakan matahari dan menetapkan ia beredar dalam 24 jam siang-malam, tentu mampu untuk menjadikannya beredar selama setahun penuh.' Karena Sang Pencipta Maha Kuasa.
Mereka tidak bertanya tentang urusan kauniyah (ketetapan alam) karena mereka tahu kekuasaan Allah di atas jangkauan mereka, tapi mereka bertanya tentang urusan syar’i, yaitu:
‘Bagaimana kami shalat?’
Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah cukup dalam hari yang seperti setahun itu untuk shalat sehari saja?’
Beliau ﷺ menjawab: ‘Tidak, perkirakanlah waktunya sesuai kadarnya.’
Inilah bentuk penyerahan diri yang sejati kepada wahyu dan ketentuan Allah.
📚 Majmū‘ al-Fatāwā 2/17
أخبر النبي ﷺ أن الدجال يمكث أربعون يومًا لكن يوم كسنة، ويوم كشهر، ويوم كجمعة، وسائر أيامه كأيامنا.
فقال الصحابة -رضي الله عنهم- : يا رسول الله فذلك اليوم الذي كسنةٍ أتكفينا فيه صلاة يوم؟ قال ﷺ: { لا اقدروا له قدره}
قال #العلامة_ابن_عثيمين -رحمه الله- :
لو أن هذا الحديث مر على المتأخرين الذين يدعون أنهم هم العقلاء لقالوا إن طوله مجاز عما فيه من التعب والمشقة لأن أيام السرور قصيرة، وأيام الشرور طويلة، ولكن الصحابة - رضي الله عنهم - من صفائهم وقبولهم سلموا
في الحال وقالوا بلسان الحال إن الذي خلق الشمس وجعلها تجري في أربع وعشرين ساعة في اليوم والليلة قادر على أن يجعلها تجري في اثني عشر شهرا؛ لأن الخالق واحد - عز وجل - فهو قادر، ولذلك سلموا .
وقالوا : كيف نصلي ؟ ما سألوا عن الأمر الكوني لأنهم يعلمون أن قدرة الله فوق مستواهم، سألوا عن الأمر الشرعي الذين هم مكلفون به وهو الصلاة.
وهذا والله حقيقة الانقياد والقبول قالوا يا رسول الله فذلك اليوم الذي كسنة أتكفينا فيه صلاة يوم ؟ قال : لا اقدروا له قدره.
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ☆
📚 مجموع الفتاوى ٢/ ١٧
http://telegram.me/dinulqoyyim
• satu hari seperti setahun,
• satu hari seperti sebulan,
• satu hari seperti sepekan,
• dan sisa harinya seperti hari-hari biasa.
Para sahabat رضي الله عنهم pun bertanya:
“Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami untuk shalat sehari saja?”
Beliau ﷺ menjawab: “Tidak, perkirakanlah waktunya (untuk shalat) sesuai kadarnya.”
📒Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin رحمه الله berkata:
“Andaikan hadis ini sampai ke sebagian orang belakangan yang mengaku sebagai orang ‘berakal’, niscaya mereka akan menakwilkan bahwa lamanya hari itu hanyalah majaz/kiasan dari beratnya penderitaan, karena menurut mereka hari yang penuh kesenangan terasa cepat, sedangkan hari penuh kesusahan terasa lama.
Tapi para sahabat رضي الله عنهم —karena kejernihan hati dan ketundukan mereka— langsung menerima (kabar itu) dan berkata dengan lisan keadaan (hati) mereka:
'Yang menciptakan matahari dan menetapkan ia beredar dalam 24 jam siang-malam, tentu mampu untuk menjadikannya beredar selama setahun penuh.' Karena Sang Pencipta Maha Kuasa.
Mereka tidak bertanya tentang urusan kauniyah (ketetapan alam) karena mereka tahu kekuasaan Allah di atas jangkauan mereka, tapi mereka bertanya tentang urusan syar’i, yaitu:
‘Bagaimana kami shalat?’
Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah cukup dalam hari yang seperti setahun itu untuk shalat sehari saja?’
Beliau ﷺ menjawab: ‘Tidak, perkirakanlah waktunya sesuai kadarnya.’
Inilah bentuk penyerahan diri yang sejati kepada wahyu dan ketentuan Allah.
📚 Majmū‘ al-Fatāwā 2/17
أخبر النبي ﷺ أن الدجال يمكث أربعون يومًا لكن يوم كسنة، ويوم كشهر، ويوم كجمعة، وسائر أيامه كأيامنا.
فقال الصحابة -رضي الله عنهم- : يا رسول الله فذلك اليوم الذي كسنةٍ أتكفينا فيه صلاة يوم؟ قال ﷺ: { لا اقدروا له قدره}
قال #العلامة_ابن_عثيمين -رحمه الله- :
لو أن هذا الحديث مر على المتأخرين الذين يدعون أنهم هم العقلاء لقالوا إن طوله مجاز عما فيه من التعب والمشقة لأن أيام السرور قصيرة، وأيام الشرور طويلة، ولكن الصحابة - رضي الله عنهم - من صفائهم وقبولهم سلموا
في الحال وقالوا بلسان الحال إن الذي خلق الشمس وجعلها تجري في أربع وعشرين ساعة في اليوم والليلة قادر على أن يجعلها تجري في اثني عشر شهرا؛ لأن الخالق واحد - عز وجل - فهو قادر، ولذلك سلموا .
وقالوا : كيف نصلي ؟ ما سألوا عن الأمر الكوني لأنهم يعلمون أن قدرة الله فوق مستواهم، سألوا عن الأمر الشرعي الذين هم مكلفون به وهو الصلاة.
وهذا والله حقيقة الانقياد والقبول قالوا يا رسول الله فذلك اليوم الذي كسنة أتكفينا فيه صلاة يوم ؟ قال : لا اقدروا له قدره.
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ☆
📚 مجموع الفتاوى ٢/ ١٧
http://telegram.me/dinulqoyyim
✍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ramzan Al Hajiri hafizhahullah dalam akun X beliau:
Fiqih realita menurut para ulama:
Ketika terjadi Revolusi Iran tahun 1979 M, dan mereka menyatakan bahwa revolusi itu melawan kezaliman dan penindasan, serta menyerukan pembebasan Palestina, para anggota kelompok-kelompok partai bid'ah seperti Ikhwanul Muslimin dan selain mereka pun mendukungnya.
Namun Syaikh Ibn Baz رحمه الله berkata dengan kata-kata yang jelas:
'Allah tidak akan menguatkan agama-Nya melalui orang-orang Syi'ah Rafidhah.'
Inilah pandangan akidah terhadap masa depan yang dibuktikan oleh realita.
Fiqih realita menurut para ulama:
Ketika terjadi Revolusi Iran tahun 1979 M, dan mereka menyatakan bahwa revolusi itu melawan kezaliman dan penindasan, serta menyerukan pembebasan Palestina, para anggota kelompok-kelompok partai bid'ah seperti Ikhwanul Muslimin dan selain mereka pun mendukungnya.
Namun Syaikh Ibn Baz رحمه الله berkata dengan kata-kata yang jelas:
'Allah tidak akan menguatkan agama-Nya melalui orang-orang Syi'ah Rafidhah.'
Inilah pandangan akidah terhadap masa depan yang dibuktikan oleh realita.
🟢 Sikap ghuluw (berlebihan) dari segi dampaknya terbagi menjadi dua bagian:
⇠ Bagian pertama: Ghuluw yang haram namun tidak menyebabkan seseorang keluar dari agama.
Orang yang melakukannya berdosa karena melakukan hal yang haram, tetapi ia tetap seorang Muslim dan tidak dianggap melakukan kekufuran.
• Contohnya: Ghuluw dalam zikir…
Misalnya, seseorang meninggalkan zikir yang disyariatkan dan membuat-buat bentuk zikir yang tidak disyariatkan, seperti berzikir hanya dengan ucapan "هو" (Hu – artinya "Dia"). Zikir semacam ini tidak ada asalnya dalam Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah ﷺ, dan tidak dilakukan oleh para pemuka umat ini.
↲ Maka orang tersebut telah berlebihan dalam zikir dan melakukan perbuatan yang haram. Apakah ini syirik? Tidak. Dia tetap Muslim namun telah melakukan keharaman.
⇠ Bagian kedua: Ghuluw yang menyebabkan kekufuran (ghuluw mukaffir).
Yaitu bentuk ghuluw yang bisa menjadikan pelakunya kafir jika terpenuhi syarat-syaratnya dan tidak ada penghalangnya.
• Contohnya: Ghuluw terhadap Nabi ﷺ sampai meyakini bahwa beliau memiliki sifat-sifat ketuhanan.
Jika ada seseorang berkata: “Nabi ﷺ mengetahui perkara gaib, tidak ada satu hal pun yang gaib melainkan beliau mengetahuinya!”
Maka kita katakan: “Ini adalah bentuk ghuluw terhadap Nabi ﷺ,” karena dia telah melampaui batasan syariat kepada perkara yang tidak disyariatkan.
Dan ini adalah kekufuran –na'udzubillah– karena merupakan pendustaan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, dan karena dia telah menetapkan untuk Nabi ﷺ sesuatu yang hanya khusus bagi Allah.
📗 Syarh Kitab At-Tauhid - Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili.
#Faedah_Ilmiah
🟢 ينقسم الغلو من حيث أثره إلى قسمين:
⇠ القسم الأول: غلو هو حرام؛ لكنه لا يُخرِج من الدين. مَن فعله فقد ارتكب حرامًا وأثم؛ لكنه يبقى مسلمًا، ولا يكون فاعلًا لمكفر،
• مثال ذلك: الغلو في الأذكار...، فإذا جاء رجل فترك المشروع وأَحدث أمرًا غير مشروعًا؛ فأصبح يذكر الله بـ"هو"، ذكر الله بـ"هو" هذا غير مشروع، لم يَردْ في كتاب الله ولا في سنة رسول الله -ﷺ- ولم يفعله سادة الأمة،
↲ هذا غلا في الذكر، فَعَلَ حرامًا، هل فعل شركًا؟ الجواب: لا، هو مسلم لكنه فعل حرمًا.
⇠ القسم الثاني: الغلو المكفِّر: الذي يفعل الإنسان بسببه الكفر، وقد يُحكَم عليه بعينه بالكفر إذا اجتمعت الشروط وانتفت الموانع.
• مثال ذلك: الغلو في النبي -ﷺ- حتى يُعتقد فيه ما لله.
فإذا جاءنا إنسان وقال: إنّ النبي -ﷺ- يعلم الغيب، ما من غائبة إلا ويعلمها النبي ﷺ! قلنا: هذا غلو في النبي -ﷺ-؛ لأنك تجاوزتَ المشروع إلى غير المشروع، وهذا كفر -والعياذ بالله-؛ لأنه تكذيب للقرآن وتكذيب للسنة، ولأنك جعلت للنبي -ﷺ- ما لله".
📗[شرح كتاب التوحيد للشيخ سليمان الرحيلي].
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
⇠ Bagian pertama: Ghuluw yang haram namun tidak menyebabkan seseorang keluar dari agama.
Orang yang melakukannya berdosa karena melakukan hal yang haram, tetapi ia tetap seorang Muslim dan tidak dianggap melakukan kekufuran.
• Contohnya: Ghuluw dalam zikir…
Misalnya, seseorang meninggalkan zikir yang disyariatkan dan membuat-buat bentuk zikir yang tidak disyariatkan, seperti berzikir hanya dengan ucapan "هو" (Hu – artinya "Dia"). Zikir semacam ini tidak ada asalnya dalam Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah ﷺ, dan tidak dilakukan oleh para pemuka umat ini.
↲ Maka orang tersebut telah berlebihan dalam zikir dan melakukan perbuatan yang haram. Apakah ini syirik? Tidak. Dia tetap Muslim namun telah melakukan keharaman.
⇠ Bagian kedua: Ghuluw yang menyebabkan kekufuran (ghuluw mukaffir).
Yaitu bentuk ghuluw yang bisa menjadikan pelakunya kafir jika terpenuhi syarat-syaratnya dan tidak ada penghalangnya.
• Contohnya: Ghuluw terhadap Nabi ﷺ sampai meyakini bahwa beliau memiliki sifat-sifat ketuhanan.
Jika ada seseorang berkata: “Nabi ﷺ mengetahui perkara gaib, tidak ada satu hal pun yang gaib melainkan beliau mengetahuinya!”
Maka kita katakan: “Ini adalah bentuk ghuluw terhadap Nabi ﷺ,” karena dia telah melampaui batasan syariat kepada perkara yang tidak disyariatkan.
Dan ini adalah kekufuran –na'udzubillah– karena merupakan pendustaan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, dan karena dia telah menetapkan untuk Nabi ﷺ sesuatu yang hanya khusus bagi Allah.
📗 Syarh Kitab At-Tauhid - Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili.
#Faedah_Ilmiah
🟢 ينقسم الغلو من حيث أثره إلى قسمين:
⇠ القسم الأول: غلو هو حرام؛ لكنه لا يُخرِج من الدين. مَن فعله فقد ارتكب حرامًا وأثم؛ لكنه يبقى مسلمًا، ولا يكون فاعلًا لمكفر،
• مثال ذلك: الغلو في الأذكار...، فإذا جاء رجل فترك المشروع وأَحدث أمرًا غير مشروعًا؛ فأصبح يذكر الله بـ"هو"، ذكر الله بـ"هو" هذا غير مشروع، لم يَردْ في كتاب الله ولا في سنة رسول الله -ﷺ- ولم يفعله سادة الأمة،
↲ هذا غلا في الذكر، فَعَلَ حرامًا، هل فعل شركًا؟ الجواب: لا، هو مسلم لكنه فعل حرمًا.
⇠ القسم الثاني: الغلو المكفِّر: الذي يفعل الإنسان بسببه الكفر، وقد يُحكَم عليه بعينه بالكفر إذا اجتمعت الشروط وانتفت الموانع.
• مثال ذلك: الغلو في النبي -ﷺ- حتى يُعتقد فيه ما لله.
فإذا جاءنا إنسان وقال: إنّ النبي -ﷺ- يعلم الغيب، ما من غائبة إلا ويعلمها النبي ﷺ! قلنا: هذا غلو في النبي -ﷺ-؛ لأنك تجاوزتَ المشروع إلى غير المشروع، وهذا كفر -والعياذ بالله-؛ لأنه تكذيب للقرآن وتكذيب للسنة، ولأنك جعلت للنبي -ﷺ- ما لله".
📗[شرح كتاب التوحيد للشيخ سليمان الرحيلي].
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
◽️ Faedah yang berharga:
Ucapan Abu Sufyan ketika kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud:
"Apakah Muhammad ada di antara mereka?
Apakah Ibn Abi Quhafah (Abu Bakar) ada di antara mereka?
Apakah Ibn al-Khattab (Umar) ada di antara mereka?"
📒Al-Muhaddits al-Kasymiri -rahimahullah- berkata:
"Dalam hal ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir pun mengetahui keutamaan (para sahabat) berdasarkan urutan tersebut (yaitu Muhammad, lalu Abu Bakar, lalu Umar)."
[Sumber: Faydh al-Bari 'ala Shahih al-Bukhari (35/5)]
◽️ فائدة نفیسة:
- قول أبي سفیان لمّا أصیب المسلمون في غزوة أحد:
أفي القوم محمّد؟
أفي القوم ابن أبي قُحافة؟
أفي القوم ابن الخطّاب؟
_ قال المحدِّث الکشمیري -رحمه الله-:
"فیه أنّ الکفّار أیضًا کانوا یعرفون أنَّ الفضل بینهم بهذا التّرتیب".
[فیض الباري علی صحیح البخاري (٣٥/٥)]
http://telegram.me/dinulqoyyim
Ucapan Abu Sufyan ketika kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud:
"Apakah Muhammad ada di antara mereka?
Apakah Ibn Abi Quhafah (Abu Bakar) ada di antara mereka?
Apakah Ibn al-Khattab (Umar) ada di antara mereka?"
📒Al-Muhaddits al-Kasymiri -rahimahullah- berkata:
"Dalam hal ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir pun mengetahui keutamaan (para sahabat) berdasarkan urutan tersebut (yaitu Muhammad, lalu Abu Bakar, lalu Umar)."
[Sumber: Faydh al-Bari 'ala Shahih al-Bukhari (35/5)]
◽️ فائدة نفیسة:
- قول أبي سفیان لمّا أصیب المسلمون في غزوة أحد:
أفي القوم محمّد؟
أفي القوم ابن أبي قُحافة؟
أفي القوم ابن الخطّاب؟
_ قال المحدِّث الکشمیري -رحمه الله-:
"فیه أنّ الکفّار أیضًا کانوا یعرفون أنَّ الفضل بینهم بهذا التّرتیب".
[فیض الباري علی صحیح البخاري (٣٥/٥)]
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔵 Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله ditanya:
Apakah tanda-tanda besar hari kiamat datang secara berurutan?
🔹 Beliau menjawab:
“Sebagian tanda-tanda besar hari kiamat datang dengan urutan yang diketahui, dan sebagian lainnya tidak berurutan serta tidak diketahui urutannya.
Termasuk yang datang secara berurutan adalah turunnya Isa bin Maryam, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta Dajjal.
→ Dajjal muncul terlebih dahulu, kemudian Isa bin Maryam turun lalu membunuh Dajjal, lalu setelah itu Ya’juj dan Ma’juj keluar.
🔹 As-Saffarini رحمه الله menyusun urutan tanda-tanda tersebut dalam kitab akidahnya. Sebagian urutan itu dapat diterima dan menenangkan jiwa, namun sebagian lainnya tidak demikian.
Tetapi urutan itu bukan hal yang penting bagi kita. Yang penting adalah bahwa hari kiamat memiliki tanda-tanda besar. Jika tanda-tanda itu muncul, maka kiamat sudah sangat dekat. Allah menjadikan tanda-tanda kiamat sebagai peringatan karena ia adalah peristiwa besar yang membutuhkan perhatian manusia terhadap kedatangannya yang semakin dekat.”
📘 [Majmu’ al-Fatawa (2/ Pertanyaan no. 137)].
🔵 سئل الشيخ محمد الصالح العثيمين -رحمه الله-:
هل أشراط الساعة الكبرى تأتي بالترتيب؟
🔹فأجاب:
" أشراط الساعة الكبرى بعضها مرتب ومعلوم، وبعضها غير مرتب ولا يعلم ترتيبه، فمما جاء مرتبًا نزول عيسى بن مريم وخروج يأجوج ومأجوج، والدجال فإن الدجال يبعث ثم ينزل عيسى بن مريم فيقتله ثم يخرج يأجوج ومأجوج.
🔹 وقد رتب السفاريني -رحمه الله- في عقيدته هذه الأشراط، لكن بعض هذا الترتيب تطمئن إليه النفس، وبعضها ليس كذلك، والترتيب لا يهمنا، وإنما يهمنا أن للساعة علامات عظيمة إذا وقعت فإن الساعة تكون قد قربت، وقد جعل الله للساعة أشراطًا؛ لأنها حدث هام يحتاج الناس إلى تنبيههم لقرب حدوثه".
📘 [مجموع الفتاوى (٢/السؤال رقم ١٣٧)].
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله ditanya:
Apakah tanda-tanda besar hari kiamat datang secara berurutan?
🔹 Beliau menjawab:
“Sebagian tanda-tanda besar hari kiamat datang dengan urutan yang diketahui, dan sebagian lainnya tidak berurutan serta tidak diketahui urutannya.
Termasuk yang datang secara berurutan adalah turunnya Isa bin Maryam, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta Dajjal.
→ Dajjal muncul terlebih dahulu, kemudian Isa bin Maryam turun lalu membunuh Dajjal, lalu setelah itu Ya’juj dan Ma’juj keluar.
🔹 As-Saffarini رحمه الله menyusun urutan tanda-tanda tersebut dalam kitab akidahnya. Sebagian urutan itu dapat diterima dan menenangkan jiwa, namun sebagian lainnya tidak demikian.
Tetapi urutan itu bukan hal yang penting bagi kita. Yang penting adalah bahwa hari kiamat memiliki tanda-tanda besar. Jika tanda-tanda itu muncul, maka kiamat sudah sangat dekat. Allah menjadikan tanda-tanda kiamat sebagai peringatan karena ia adalah peristiwa besar yang membutuhkan perhatian manusia terhadap kedatangannya yang semakin dekat.”
📘 [Majmu’ al-Fatawa (2/ Pertanyaan no. 137)].
🔵 سئل الشيخ محمد الصالح العثيمين -رحمه الله-:
هل أشراط الساعة الكبرى تأتي بالترتيب؟
🔹فأجاب:
" أشراط الساعة الكبرى بعضها مرتب ومعلوم، وبعضها غير مرتب ولا يعلم ترتيبه، فمما جاء مرتبًا نزول عيسى بن مريم وخروج يأجوج ومأجوج، والدجال فإن الدجال يبعث ثم ينزل عيسى بن مريم فيقتله ثم يخرج يأجوج ومأجوج.
🔹 وقد رتب السفاريني -رحمه الله- في عقيدته هذه الأشراط، لكن بعض هذا الترتيب تطمئن إليه النفس، وبعضها ليس كذلك، والترتيب لا يهمنا، وإنما يهمنا أن للساعة علامات عظيمة إذا وقعت فإن الساعة تكون قد قربت، وقد جعل الله للساعة أشراطًا؛ لأنها حدث هام يحتاج الناس إلى تنبيههم لقرب حدوثه".
📘 [مجموع الفتاوى (٢/السؤال رقم ١٣٧)].
•┈•✿•┈••┈•✿•┈•
http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
القواعد_الأربع_للشيخ_محمد_بن_عبدالوهاب.pdf
Tinjauan terhadap Tujuan Risalah "Al-Qawā‘id Al-Arba‘" (Empat Kaidah) karya Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
---
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya dan orang-orang pilihan-Nya. Amma ba’du:
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjelaskan maksud dari empat kaedah tersebut, ia berkata dalam pengantar ucapannya tentang kaidah-kaidah tersebut:
"Sesungguhnya syirik jika tercampur dalam ibadah maka merusak ibadah itu, membatalkan amalannya, dan menjadikan pelakunya kekal di neraka."
Beliau menetapkan syarat sahnya ibadah adalah adanya tauhid, dan maksud dari "tauhid" di sini adalah tauhid uluhiyyah.
Ia berkata: "Maka ketahuilah bahwasanya ibadah tidaklah disebut ibadah kecuali disertai tauhid, sebagaimana shalat tidaklah disebut shalat kecuali disertai thaharah, maka jika syirik masuk pada ibadah maka ibadah tersebut rusak, sebagaimana hadats jika masuk pada thaharah".
Kemudian beliau menyebutkan maksud sebelumnya dengan menjelaskan dan menyebutkan empat kaidah:
Pertama:
Bahwa pengakuan terhadap tauhid rububiyyah saja tidaklah cukup, namun harus meyakini tauhid uluhiyyah dengan dalil: bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah mengakui bahwa bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, dan pengakuan tersebut tidaklah memasukkan mereka ke dalam islam.
Kedua:
Bahwa niat yang baik saja tidak cukup untuk diterimanya suatu amal, tetapi harus dipastikan bahwa ibadah tidak dipalingkan dan tidak diminta kecuali hanya kepada Allah semata. Barang siapa memintanya kepada selain-Nya, maka ia telah berbuat syirik, meskipun dengan maksud untuk mendekatkan diri atau sebagai perantara (syafaat); dikarenakan orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah mereka mengatakan: Kami tidak berdoa kepada mereka dan tidak menghadap kepada mereka kecuali untuk mencari kedekatan (kepada Allah) dan syafaat, dan niat baik mereka tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka tidak diberi uzur (tidak dimaafkan) dalam hal itu.
Ketiga:
Tidak ada perbedaan dalam kesyirikan antara sesembahan dan sesembahan selain Allah; maka memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik, meskipun sesembahan itu adalah malaikat yang dekat (dengan Allah), atau nabi yang diutus, apalagi hanya seorang lelaki saleh, atau pohon, atau batu, atau matahari atau bulan; dikarenakan orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah ﷺ beragam dalam peribadatan mereka dan beliau memerangi mereka tanpa membedakan objek sesembahan mereka.
Keempat:
Bahwa orang-orang musyrik di zaman kita lebih parah dalam hal kesyirikan dibanding kaum musyrikin terdahulu. Karena kaum musyrikin terdahulu mereka melakukan kesyirikan hanya di waktu lapang, dan mereka mentauhidkan Allah saat keadaan sempit. Sedangkan orang-orang musyrik sekarang melakukan syirik dalam kondisi sempit maupun lapang, Dan hal ini mengharuskan — berdasarkan dalalah mafhum al-muwafaqah yang lebih utama — untuk memerangi mereka.
Selesai, semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.
✍Prof. Dr. Abdurrahman Al-Hatthab
Dosen di Universitas Islam Madinah Al Munawwarah.
http://telegram.me/dinulqoyyim
---
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya dan orang-orang pilihan-Nya. Amma ba’du:
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjelaskan maksud dari empat kaedah tersebut, ia berkata dalam pengantar ucapannya tentang kaidah-kaidah tersebut:
"Sesungguhnya syirik jika tercampur dalam ibadah maka merusak ibadah itu, membatalkan amalannya, dan menjadikan pelakunya kekal di neraka."
Beliau menetapkan syarat sahnya ibadah adalah adanya tauhid, dan maksud dari "tauhid" di sini adalah tauhid uluhiyyah.
Ia berkata: "Maka ketahuilah bahwasanya ibadah tidaklah disebut ibadah kecuali disertai tauhid, sebagaimana shalat tidaklah disebut shalat kecuali disertai thaharah, maka jika syirik masuk pada ibadah maka ibadah tersebut rusak, sebagaimana hadats jika masuk pada thaharah".
Kemudian beliau menyebutkan maksud sebelumnya dengan menjelaskan dan menyebutkan empat kaidah:
Pertama:
Bahwa pengakuan terhadap tauhid rububiyyah saja tidaklah cukup, namun harus meyakini tauhid uluhiyyah dengan dalil: bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah mengakui bahwa bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur segala sesuatu, dan pengakuan tersebut tidaklah memasukkan mereka ke dalam islam.
Kedua:
Bahwa niat yang baik saja tidak cukup untuk diterimanya suatu amal, tetapi harus dipastikan bahwa ibadah tidak dipalingkan dan tidak diminta kecuali hanya kepada Allah semata. Barang siapa memintanya kepada selain-Nya, maka ia telah berbuat syirik, meskipun dengan maksud untuk mendekatkan diri atau sebagai perantara (syafaat); dikarenakan orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah mereka mengatakan: Kami tidak berdoa kepada mereka dan tidak menghadap kepada mereka kecuali untuk mencari kedekatan (kepada Allah) dan syafaat, dan niat baik mereka tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka tidak diberi uzur (tidak dimaafkan) dalam hal itu.
Ketiga:
Tidak ada perbedaan dalam kesyirikan antara sesembahan dan sesembahan selain Allah; maka memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik, meskipun sesembahan itu adalah malaikat yang dekat (dengan Allah), atau nabi yang diutus, apalagi hanya seorang lelaki saleh, atau pohon, atau batu, atau matahari atau bulan; dikarenakan orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah ﷺ beragam dalam peribadatan mereka dan beliau memerangi mereka tanpa membedakan objek sesembahan mereka.
Keempat:
Bahwa orang-orang musyrik di zaman kita lebih parah dalam hal kesyirikan dibanding kaum musyrikin terdahulu. Karena kaum musyrikin terdahulu mereka melakukan kesyirikan hanya di waktu lapang, dan mereka mentauhidkan Allah saat keadaan sempit. Sedangkan orang-orang musyrik sekarang melakukan syirik dalam kondisi sempit maupun lapang, Dan hal ini mengharuskan — berdasarkan dalalah mafhum al-muwafaqah yang lebih utama — untuk memerangi mereka.
Selesai, semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.
✍Prof. Dr. Abdurrahman Al-Hatthab
Dosen di Universitas Islam Madinah Al Munawwarah.
http://telegram.me/dinulqoyyim
Demi Allah, seandainya mereka tahu buruknya rahasia diriku,
niscaya orang yang menemuiku tak akan mau mengucap salam padaku.
Mereka akan berpaling dariku, bosan bersahabat denganku,
dan aku akan kembali dari kemuliaan menuju kehinaan.
Tetapi Engkau (ya Allah) telah menutupi aib dan cela-celaku,
Engkau bersabar atas kesalahanku dan zalimku.
Maka segala pujian dan sanjungan hanyalah milik-Mu,
dengan lintasan hatiku, anggota tubuhku, dan lisanku.
📚 Nūniyyah Al-Qahthānī.
والله لو علموا قبــيح ســريرتي
لأبـــى الســلام على من يلقــاني
ولأعرضوا عني وملّوا صــحبتي
ولبــؤت بـــعــد كــرامـة بــهــوان
لـــكن ستـرت معايبي ومثالبي
وحلمت عن سقَطي وعن طغيـاني
فـلـك المحــامد والمــدائح كلها
بخــواطــري وجـوارحي ولسـاني
📚 نونية القحطاني.
#روائع_الشعر
http://telegram.me/dinulqoyyim
niscaya orang yang menemuiku tak akan mau mengucap salam padaku.
Mereka akan berpaling dariku, bosan bersahabat denganku,
dan aku akan kembali dari kemuliaan menuju kehinaan.
Tetapi Engkau (ya Allah) telah menutupi aib dan cela-celaku,
Engkau bersabar atas kesalahanku dan zalimku.
Maka segala pujian dan sanjungan hanyalah milik-Mu,
dengan lintasan hatiku, anggota tubuhku, dan lisanku.
📚 Nūniyyah Al-Qahthānī.
والله لو علموا قبــيح ســريرتي
لأبـــى الســلام على من يلقــاني
ولأعرضوا عني وملّوا صــحبتي
ولبــؤت بـــعــد كــرامـة بــهــوان
لـــكن ستـرت معايبي ومثالبي
وحلمت عن سقَطي وعن طغيـاني
فـلـك المحــامد والمــدائح كلها
بخــواطــري وجـوارحي ولسـاني
📚 نونية القحطاني.
#روائع_الشعر
http://telegram.me/dinulqoyyim
نونية القحطاني ... كاملة
Select Scholar
نونية القحطاني كاملة بصوت فارس عباد