🍃📙 HUKUM MENYALAKAN LAMPU LISTRIK DI MALAM HARI
🔆 Adalah tidak mengapa.
➖➖➖➖
📝 Dari shahabat Umar ibnul Khotthob rodhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
6293«لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ»
“Jangan biarkan api di rumah-rumah kalian (menyala) tatkala kalian sedang tidur.”
📚 [ HR. Al-Bukhori no. 6293 & Muslim no.2015-(10) ]
〰〰〰📌
⭕️ Sebab Pelarangan:
🔰 Dari shahabat Abu Musa rodhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan:
”Dahulu di kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar menimpa penghuninya di waktu malam.”
Tatkala kejadian yang menimpa mereka dikabarkan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam , beliau kemudian menyatakan:
«إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ، فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ»
“Api ini adalah musuh bagi kalian. Jika kalian hendak tidur padamkanlah api itu dari kalian.”
〰〰 🔘 Dalam hadits terdapat rincian penjelasan bahwa lampu yang berbahaya terbuat dari api.
✅ Dalam hadits Jabir rodhiyallahu ‘anhu disebutkan sisi bahayanya; Rasulullah shollallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
«فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ»
”Karena sesungguhnya tikus-tikus itu bisa menyebabkan rumah terbakar menimpa penghuninya.”
〰〰📌
🌻 Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahullah menjelaskan;
Adapun "lampu pelita gantung" jika bisa menyebabkan kebakaran maka masuk pada larangan ini.
Jika dirasa aman sebagaimana yang biasa terjadi, maka hukumnya tidak mengapa.
📚 [ Fathul Bari 6/356 ]
💯 Lampu Listrik Tidak Masuk dalam Larangan:
〰〰
🌷 Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menjelasakan:
🔻 Di zaman sekarang ini lampu dari api tidak lagi dinyalakan sebagaimana tempo dulu. Hari ini listrik sudah ada, dengannya lampu bisa menyala.
🔻 Misal saja, ada orang tidur dan lampu dirumahnya masih menyala –biasanya dinamakan dengan “Lampu Begadang”—maka hukumnya tidak mengapa.
Karena sebab pelarangan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam yang ada pada api tidak ada pada listrik.
📚 [ Syarah Riyadhis Sholihin 6/390 ]
Wallahu A'lamu bisshowab
📝 Dikirim oleh: al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔆 Adalah tidak mengapa.
➖➖➖➖
📝 Dari shahabat Umar ibnul Khotthob rodhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan: “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
6293«لاَ تَتْرُكُوا النَّارَ فِي بُيُوتِكُمْ حِينَ تَنَامُونَ»
“Jangan biarkan api di rumah-rumah kalian (menyala) tatkala kalian sedang tidur.”
📚 [ HR. Al-Bukhori no. 6293 & Muslim no.2015-(10) ]
〰〰〰📌
⭕️ Sebab Pelarangan:
🔰 Dari shahabat Abu Musa rodhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan:
”Dahulu di kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar menimpa penghuninya di waktu malam.”
Tatkala kejadian yang menimpa mereka dikabarkan kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam , beliau kemudian menyatakan:
«إِنَّ هَذِهِ النَّارَ إِنَّمَا هِيَ عَدُوٌّ لَكُمْ، فَإِذَا نِمْتُمْ فَأَطْفِئُوهَا عَنْكُمْ»
“Api ini adalah musuh bagi kalian. Jika kalian hendak tidur padamkanlah api itu dari kalian.”
〰〰 🔘 Dalam hadits terdapat rincian penjelasan bahwa lampu yang berbahaya terbuat dari api.
✅ Dalam hadits Jabir rodhiyallahu ‘anhu disebutkan sisi bahayanya; Rasulullah shollallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
«فَإِنَّ الْفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ الْبَيْتِ بَيْتَهُمْ»
”Karena sesungguhnya tikus-tikus itu bisa menyebabkan rumah terbakar menimpa penghuninya.”
〰〰📌
🌻 Al-Hafizh Ibnu Hajar rohimahullah menjelaskan;
Adapun "lampu pelita gantung" jika bisa menyebabkan kebakaran maka masuk pada larangan ini.
Jika dirasa aman sebagaimana yang biasa terjadi, maka hukumnya tidak mengapa.
📚 [ Fathul Bari 6/356 ]
💯 Lampu Listrik Tidak Masuk dalam Larangan:
〰〰
🌷 Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menjelasakan:
🔻 Di zaman sekarang ini lampu dari api tidak lagi dinyalakan sebagaimana tempo dulu. Hari ini listrik sudah ada, dengannya lampu bisa menyala.
🔻 Misal saja, ada orang tidur dan lampu dirumahnya masih menyala –biasanya dinamakan dengan “Lampu Begadang”—maka hukumnya tidak mengapa.
Karena sebab pelarangan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam yang ada pada api tidak ada pada listrik.
📚 [ Syarah Riyadhis Sholihin 6/390 ]
Wallahu A'lamu bisshowab
📝 Dikirim oleh: al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Forwarded from WarisanSalaf.Com
▶️✅ AMALAN MULIA YANG DILAKUKAN ANAK ADAM
📡 Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
ما عمل ابن آدم شيئا أفضل من الصلاة وصلاح ذات البين وخلق حسن
🔷 "Tidaklah seorang anak adam melalukan suatu amalan yang lebih afdhal daripada shalat, mendamaikan dua orang yang berselisih, dan perangai yang bagus."
🌏 Shahihul Jami' (no.5645) dan Ash-Shahihah (no.1448)
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📡 Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
ما عمل ابن آدم شيئا أفضل من الصلاة وصلاح ذات البين وخلق حسن
🔷 "Tidaklah seorang anak adam melalukan suatu amalan yang lebih afdhal daripada shalat, mendamaikan dua orang yang berselisih, dan perangai yang bagus."
🌏 Shahihul Jami' (no.5645) dan Ash-Shahihah (no.1448)
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian4⃣4⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:
ودليل الرجاء قوله تعالى: {فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً} (1) [سورة الكهف، الآية: 110]
🔻 Dan dalil untuk Roja` (1⃣); adalah firman Allah –Ta’ala- (artinya):
_”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”_ [ Al-Kahfi : 110 ] (2⃣)
〰〰〰
💢PENJELASAN:
Tentang: “Ibadah Roja` (rasa harap)” (bagian 2).
(1⃣) Macam-macam Roja`:
🌻 Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menyebutkan dalam kitab “Madarij As-Salikin” (2/37) bahwa “Roja`” ada tiga macam, dua yang pertama terpuji, sedangkan yang ketiga tercela;
➖1⃣ Yang Pertama: Berharap Pahala,
🔻 Misalnya: Seseorang berharap pahala dengan melakukan ketaatan kepada Allah –Ta’ala- , di atas cahaya (ilmu) dari Allah –Ta’ala-.
➖2⃣ Yang Kedua: Berharap Ampunan,
🔻 Misalnya: Seseorang berharap maaf, ampunan, kebaikan, kedermawanan, kasih sayang, keramahan dari Allah –‘Azza waJalla- tatkala ia melakukan perbuatan dosa kemudian bertaubat darinya.
➖3⃣ Yang Ketiga: Berharap Rahmat Allah tanpa Amal.
🔻Permisalannya pada seseorang yang terus menerus berbuat kekurangan dan dosa, dia berharap rahmat Allah –Ta’ala- namun tanpa melakukan amal sholih. Yang demikian ini dinamakan penipuan, angan-angan, dan harapan palsu.
〰〰
🌷 Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menjelaskan lebih lanjut, bahwa dua jenis roja`; yang pertama dan kedua diperselisihkan mana yang lebih sempurna, tanpa menguatkan salah satunya. Wallahu a’lam.
📌 Adapun Tanda-tanda adanya Roja` pada diri seseorang adalah:
〰1⃣ Jika mendapatkan kebaikan dia bersyukur,
〰2⃣ Jika mendapatkan kebaikan dia berharap mendapatkan kesempurnaan nikmat dari Allah –Ta’ala- di dunia dan akhirat.
〰3⃣ Jika mendapatkan kebaikan tetap mengharapkan ampunan yang sempurna dari Allah –Ta’ala- di akhirat.
〰〰
👍 Semoga kita semua dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba Nya yang berharap pahala tatkala beramal kebajikan dan berharap ampunan tatkala terjatuh pada dosa dan kesalahan. Aamiin.
Wallahu a'lamu bisshowab
Bersambung insya Allah...
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian4⃣4⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:
ودليل الرجاء قوله تعالى: {فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً} (1) [سورة الكهف، الآية: 110]
🔻 Dan dalil untuk Roja` (1⃣); adalah firman Allah –Ta’ala- (artinya):
_”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”_ [ Al-Kahfi : 110 ] (2⃣)
〰〰〰
💢PENJELASAN:
Tentang: “Ibadah Roja` (rasa harap)” (bagian 2).
(1⃣) Macam-macam Roja`:
🌻 Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menyebutkan dalam kitab “Madarij As-Salikin” (2/37) bahwa “Roja`” ada tiga macam, dua yang pertama terpuji, sedangkan yang ketiga tercela;
➖1⃣ Yang Pertama: Berharap Pahala,
🔻 Misalnya: Seseorang berharap pahala dengan melakukan ketaatan kepada Allah –Ta’ala- , di atas cahaya (ilmu) dari Allah –Ta’ala-.
➖2⃣ Yang Kedua: Berharap Ampunan,
🔻 Misalnya: Seseorang berharap maaf, ampunan, kebaikan, kedermawanan, kasih sayang, keramahan dari Allah –‘Azza waJalla- tatkala ia melakukan perbuatan dosa kemudian bertaubat darinya.
➖3⃣ Yang Ketiga: Berharap Rahmat Allah tanpa Amal.
🔻Permisalannya pada seseorang yang terus menerus berbuat kekurangan dan dosa, dia berharap rahmat Allah –Ta’ala- namun tanpa melakukan amal sholih. Yang demikian ini dinamakan penipuan, angan-angan, dan harapan palsu.
〰〰
🌷 Al-Imam Ibnul Qoyyim –rohimahullah- menjelaskan lebih lanjut, bahwa dua jenis roja`; yang pertama dan kedua diperselisihkan mana yang lebih sempurna, tanpa menguatkan salah satunya. Wallahu a’lam.
📌 Adapun Tanda-tanda adanya Roja` pada diri seseorang adalah:
〰1⃣ Jika mendapatkan kebaikan dia bersyukur,
〰2⃣ Jika mendapatkan kebaikan dia berharap mendapatkan kesempurnaan nikmat dari Allah –Ta’ala- di dunia dan akhirat.
〰3⃣ Jika mendapatkan kebaikan tetap mengharapkan ampunan yang sempurna dari Allah –Ta’ala- di akhirat.
〰〰
👍 Semoga kita semua dimasukkan ke dalam golongan hamba-hamba Nya yang berharap pahala tatkala beramal kebajikan dan berharap ampunan tatkala terjatuh pada dosa dan kesalahan. Aamiin.
Wallahu a'lamu bisshowab
Bersambung insya Allah...
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
👆 ✅🔆 Hasan al Bashri rahimahullah berkata,
إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يُنَافِسُ فِي الدُّنْيَا فَنَافِسْهُ فِي الْآخِرَةِ "
🗻 "Apabila engkau melihat seseorang mengungguli(mu) dalam perkara dunia, maka unggulilah dirinya dalam perkara akhirat."
🌏 Sumber: Az-Zuhdu li Ahmad (hal.176, no.1214)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يُنَافِسُ فِي الدُّنْيَا فَنَافِسْهُ فِي الْآخِرَةِ "
🗻 "Apabila engkau melihat seseorang mengungguli(mu) dalam perkara dunia, maka unggulilah dirinya dalam perkara akhirat."
🌏 Sumber: Az-Zuhdu li Ahmad (hal.176, no.1214)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🕋⛅️ KHUSYU'NYA ULAMA SALAF DALAM BERIBADAH
➖➖➖➖
🔵 Sulaiman bin Mihron al A'masy rahimahullah berkata,
كَانَ إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ إِذَا سَجَدَ تَجِيءُ الْعَصَافِيرُ تَنْقُرُ عَلَى ظَهْرِهِ كَأَنَّهُ جِذْمُ حَائِطٍ
🔘 "Dahulu Ibrahim at Taimi apabila sedang sujud, datanglah burung-burung mematuk-matuk di atas punggungnya, seakan-akan ia adalah potongan dinding." (1)
➖➖➖➖
✅ Ibrahim at Taimi adalah seorang ulama yang meninggal tahun 196 Hijriyah. Al Hafizh Ibnu Hajar mensifatinya sebagai ahli ibadah yang tsiqoh (kokoh), hanyasaja beliau memursalkan hadits dan mentadlisnya." (2)
➖➖➖➖
🌏 Sumber:
(1) Az-Zuhdu li Ahmad (hal.293, no.2105)
(2) Taqribut Tahdzib (no. 269)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
🔵 Sulaiman bin Mihron al A'masy rahimahullah berkata,
كَانَ إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ إِذَا سَجَدَ تَجِيءُ الْعَصَافِيرُ تَنْقُرُ عَلَى ظَهْرِهِ كَأَنَّهُ جِذْمُ حَائِطٍ
🔘 "Dahulu Ibrahim at Taimi apabila sedang sujud, datanglah burung-burung mematuk-matuk di atas punggungnya, seakan-akan ia adalah potongan dinding." (1)
➖➖➖➖
✅ Ibrahim at Taimi adalah seorang ulama yang meninggal tahun 196 Hijriyah. Al Hafizh Ibnu Hajar mensifatinya sebagai ahli ibadah yang tsiqoh (kokoh), hanyasaja beliau memursalkan hadits dan mentadlisnya." (2)
➖➖➖➖
🌏 Sumber:
(1) Az-Zuhdu li Ahmad (hal.293, no.2105)
(2) Taqribut Tahdzib (no. 269)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅ PELAJARAN FIKIH (1⃣4⃣): BAB KELIMA: TENTANG WUDHU' (BAG: 2⃣)
3⃣ MASALAH KETIGA
✅ Tentang Syarat-Syaratnya
☑️ Disyaratkan untuk sahnya wudhu' perkara-perkara berikut ini:
1⃣ Islam, akal, dan tamyiiz.
❌ Wudhu' tidak sah dilakukan oleh orang kafir, orang gila, dan (wudhu') tidak teranggap bila dilakukan anak kecil yang belum masuk usia tamyiiz (kurang lebih 7 tahun).
2⃣ Niat, berdasarkan hadits "Hanyalah amalan-amalan itu dengan niatnya." (HR. al Bukhari dan Muslim),
📛 tidak disyari'atkan melafalkan niat, dikarenakan tidak ada keterangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
3⃣ Air yang suci, berdasarkan yang telah lalu (pada pembahasan) tentang air.
⚠️ Adapun air yang najis maka tidak sah berwudhu' dengannya.
4⃣ Menghilangkan sesuatu yang dapat menghalangi air sampai ke kulit, berupa (tetesan) lilin, adonan, dan yang semisal keduanya, seperti cat kuku (kutek) yang dikenal dikalangan kaum wanita sekarang ini,
5⃣ Istijmar (membersihkan kotoran dengan batu) atau istinja' (membersihkan kotoran dengan air) ketika didapati sesuatu yang menyebabkan keduanya (yaitu buang air besar dan buang air kecil), seperti (pembahasan) yang telah lewat.
6⃣ al muwalah (lihat poin ke enam pada masalah keempat)
7⃣ tartib (berurutan seperti yang Allah sebutkan dalam al Qur'an).
8⃣ Membasuh anggota-anggota wudhu' yang wajib dibasuh.
〰〰
4⃣ MASALAH KEEMPAT
✅ Anggota-Anggota Wudhu' yang Wajib dibasuh
☑️ yaitu ada enam:
1⃣ Membasuh wajah secara menyeluruh. Berdasarkan firman Allah Ta'ala
📖 "Apabila kamu hendak shalat maka basuhlah wajah-wajahmu." (QS. Al-Maidah: 6),
🏝 termasuk wajah adalah berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, dikarenakan mulut dan hidung bagian dari wajah.
2⃣ Membasuh kedua tangan sampai siku. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "dan (basuhlah) kedua tanganmu sampai siku." (QS. Al-Maidah: 6)
3⃣ Mengusap seluruh kepala dan juga kedua telinga. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "dan usaplah kepala-kepala kalian." (QS. Al-Maidah: 6)
🔗 dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Kedua telinga bagian dari kepala." (HR. Tirmidzi no.37, Ibnu Majah no.443, dan dishahihkan Syaikh al Albani)
⛔️ sehingga tidak mencukupi hanya mengusap sebagian kepala tanpa sebagian yang lainnya.
4⃣ Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Dan kaki-kaki kalian hingga mata kaki" (QS. Al-Maidah: 6)
5⃣ Tartib (berurutan), karena Allah Ta'ala menyebutkannya secara berurutan,
✅ dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu' mengurutkan sesuai yang Allah sebutkan, (dimulai dari) wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki.
✏️ Sebagaimana hal itu tersebutkan dalam tatacara wudhu' beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Abdullah bin Zaid dan selainnya.
6⃣ Muwalah, yaitu membasuh anggota wudhu' secara langsung setelah anggota sebelumnya tanpa menundanya.
🔗 Dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu' dengan muwalah.
💧 dan juga berdasarkan hadits Khalid bin Ma'dan,
🍂 "Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seseorang terlihat pada bagian atas kakinya bagian yang tidak terkenai air (لمعة ), maka beliau memerintahkannya agar mengulangi wudhu'nya." (HR. Ahmad 3/424, Abu Daud no.175, dan dishahihkan al Albani)
🔵 Seandainya muwalah itu bukan syarat (wudhu'), niscaya beliau hanya memerintahkan untuk membasahi anggota tubuh yang tidak terkenai air, tidak sampai memerintahkan mengulangi wudhu'nya dari awal.
☑️ lum'ah لمعة (pada hadits di atas) adalah bagian yang tidak terkenai air ketika berwudhu' atau mandi.
..........................
🔵 Insya Allah pada pertemuan berikutnya akan bersambung kepada permasalahan kelima, yaitu Sunnah-Sunnah wudhu'.
..........................
📝 Ikuti terus pelajaran fikih muyassar setiap hari selasa dan kamis, insya Allah
🌍 Sumber Panduan: الفقه الميسر (hal.17)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#pelajaranfikih #fikihmuyassar
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
3⃣ MASALAH KETIGA
✅ Tentang Syarat-Syaratnya
☑️ Disyaratkan untuk sahnya wudhu' perkara-perkara berikut ini:
1⃣ Islam, akal, dan tamyiiz.
❌ Wudhu' tidak sah dilakukan oleh orang kafir, orang gila, dan (wudhu') tidak teranggap bila dilakukan anak kecil yang belum masuk usia tamyiiz (kurang lebih 7 tahun).
2⃣ Niat, berdasarkan hadits "Hanyalah amalan-amalan itu dengan niatnya." (HR. al Bukhari dan Muslim),
📛 tidak disyari'atkan melafalkan niat, dikarenakan tidak ada keterangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
3⃣ Air yang suci, berdasarkan yang telah lalu (pada pembahasan) tentang air.
⚠️ Adapun air yang najis maka tidak sah berwudhu' dengannya.
4⃣ Menghilangkan sesuatu yang dapat menghalangi air sampai ke kulit, berupa (tetesan) lilin, adonan, dan yang semisal keduanya, seperti cat kuku (kutek) yang dikenal dikalangan kaum wanita sekarang ini,
5⃣ Istijmar (membersihkan kotoran dengan batu) atau istinja' (membersihkan kotoran dengan air) ketika didapati sesuatu yang menyebabkan keduanya (yaitu buang air besar dan buang air kecil), seperti (pembahasan) yang telah lewat.
6⃣ al muwalah (lihat poin ke enam pada masalah keempat)
7⃣ tartib (berurutan seperti yang Allah sebutkan dalam al Qur'an).
8⃣ Membasuh anggota-anggota wudhu' yang wajib dibasuh.
〰〰
4⃣ MASALAH KEEMPAT
✅ Anggota-Anggota Wudhu' yang Wajib dibasuh
☑️ yaitu ada enam:
1⃣ Membasuh wajah secara menyeluruh. Berdasarkan firman Allah Ta'ala
📖 "Apabila kamu hendak shalat maka basuhlah wajah-wajahmu." (QS. Al-Maidah: 6),
🏝 termasuk wajah adalah berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, dikarenakan mulut dan hidung bagian dari wajah.
2⃣ Membasuh kedua tangan sampai siku. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "dan (basuhlah) kedua tanganmu sampai siku." (QS. Al-Maidah: 6)
3⃣ Mengusap seluruh kepala dan juga kedua telinga. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "dan usaplah kepala-kepala kalian." (QS. Al-Maidah: 6)
🔗 dan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Kedua telinga bagian dari kepala." (HR. Tirmidzi no.37, Ibnu Majah no.443, dan dishahihkan Syaikh al Albani)
⛔️ sehingga tidak mencukupi hanya mengusap sebagian kepala tanpa sebagian yang lainnya.
4⃣ Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Dan kaki-kaki kalian hingga mata kaki" (QS. Al-Maidah: 6)
5⃣ Tartib (berurutan), karena Allah Ta'ala menyebutkannya secara berurutan,
✅ dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu' mengurutkan sesuai yang Allah sebutkan, (dimulai dari) wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki.
✏️ Sebagaimana hal itu tersebutkan dalam tatacara wudhu' beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Abdullah bin Zaid dan selainnya.
6⃣ Muwalah, yaitu membasuh anggota wudhu' secara langsung setelah anggota sebelumnya tanpa menundanya.
🔗 Dahulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berwudhu' dengan muwalah.
💧 dan juga berdasarkan hadits Khalid bin Ma'dan,
🍂 "Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seseorang terlihat pada bagian atas kakinya bagian yang tidak terkenai air (لمعة ), maka beliau memerintahkannya agar mengulangi wudhu'nya." (HR. Ahmad 3/424, Abu Daud no.175, dan dishahihkan al Albani)
🔵 Seandainya muwalah itu bukan syarat (wudhu'), niscaya beliau hanya memerintahkan untuk membasahi anggota tubuh yang tidak terkenai air, tidak sampai memerintahkan mengulangi wudhu'nya dari awal.
☑️ lum'ah لمعة (pada hadits di atas) adalah bagian yang tidak terkenai air ketika berwudhu' atau mandi.
..........................
🔵 Insya Allah pada pertemuan berikutnya akan bersambung kepada permasalahan kelima, yaitu Sunnah-Sunnah wudhu'.
..........................
📝 Ikuti terus pelajaran fikih muyassar setiap hari selasa dan kamis, insya Allah
🌍 Sumber Panduan: الفقه الميسر (hal.17)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#pelajaranfikih #fikihmuyassar
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍃📮 HUKUM SHOLAT TANPA MENYEMPURNAKAN TASYAHUD AKHIR 📮🍃
⁉️ Padahal imam sudah salam.
➖➖➖➖➖
📝 Pertanyaan:
"Suatu perkara yang telah diketahui (bersama), bahwasanya tasyahud akhir termasuk salah satu rukun sholat. Pada satu kejadian sholat, Imam telah (mengucapkan) salam, dalam keadaan saya belum menyempurnakan tahiyyat (yakni tasyahhud, pen) kecuali sebagian kecilnya (di permulaan, pen). Apakah saya harus mengulangi sholat?
📡 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz menjawab,
🔰 "Wajib bagimu untuk menyempunakan tasyahud walaupun engkau terlambat mengikuti sebagian gerakan imam.
👉 Karena tasyahhud akhir adalah rukun, berdasarkan pendapat yang paling benar dari dua pendapat para ulama.
🔻Di dalamnya juga terdapat sholawat kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
👉 Oleh karena itu, yang wajib engkau lakukan adalah menyempurnakannya (yakni tasyahhud akhir, pen) walaupun (dilakukan) setelah ucapan salam imam.
🔻Di antara (perkara yang harus disempurnakan, pen) adalah ta’awwudz (berlindung) kepada Allah _Ta’ala_ dari adzab Jahannam , ‘adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal Al-Masih. Karena nabi shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan ta’awwudz (berlindung) dari empat perkara ini setelah tasyahhud akhir.
🔻Dan juga sebagian ulama berpendapat wajibnya permasalahan itu.
Wallahu waliyyut taufiq
🌍 Sumber: Majmu’ Fatawa Ibn Baz (11/248)
📝 Diterjemahkan Oleh: Al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum #shalat #fatwashalat
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
⁉️ Padahal imam sudah salam.
➖➖➖➖➖
📝 Pertanyaan:
"Suatu perkara yang telah diketahui (bersama), bahwasanya tasyahud akhir termasuk salah satu rukun sholat. Pada satu kejadian sholat, Imam telah (mengucapkan) salam, dalam keadaan saya belum menyempurnakan tahiyyat (yakni tasyahhud, pen) kecuali sebagian kecilnya (di permulaan, pen). Apakah saya harus mengulangi sholat?
📡 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz menjawab,
🔰 "Wajib bagimu untuk menyempunakan tasyahud walaupun engkau terlambat mengikuti sebagian gerakan imam.
👉 Karena tasyahhud akhir adalah rukun, berdasarkan pendapat yang paling benar dari dua pendapat para ulama.
🔻Di dalamnya juga terdapat sholawat kepada Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam.
👉 Oleh karena itu, yang wajib engkau lakukan adalah menyempurnakannya (yakni tasyahhud akhir, pen) walaupun (dilakukan) setelah ucapan salam imam.
🔻Di antara (perkara yang harus disempurnakan, pen) adalah ta’awwudz (berlindung) kepada Allah _Ta’ala_ dari adzab Jahannam , ‘adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal Al-Masih. Karena nabi shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan ta’awwudz (berlindung) dari empat perkara ini setelah tasyahhud akhir.
🔻Dan juga sebagian ulama berpendapat wajibnya permasalahan itu.
Wallahu waliyyut taufiq
🌍 Sumber: Majmu’ Fatawa Ibn Baz (11/248)
📝 Diterjemahkan Oleh: Al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum #shalat #fatwashalat
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Forwarded from WarisanSalaf.Com
⚠️ SEBELUM ANDA TIDUR… ‼️
✅ Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan beberapa adab mulia yang sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak tidur. Di antara adab-adab tersebut adalah:
💢 Mematikan lampu
🚏 Hanya berlaku bagi lampu yang dinyalakan dengan api.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diceritakan, “Bahwasanya di Kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar di malam hari. Ketika disampaikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
🔅 “Sesungguhnya api ini adalah musuh bagi kalian. Apabila kalian hendak tidur maka padamkanlah.”
🔏 Menutup Pintu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “dan tutuplah pintu-pintu, karena Syaithan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (Hadits Jabir bin Abdillah diriwayatkan Imam Muslim)
☔️ Beruwudhu’ Terlebih Ketika dalam Keadaan Junub
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “Apabila kamu akan mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika hendak shalat…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
💐 Mengebuti Tempat Tidur dengan Membaca Basmalah
Ini adalah SUNNAH yang sering DITINGGALKAN. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya kemudian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Hendaknya ia mengucapkan bismillah…”
🌼 Berbaring dengan Tubuh Bagian Kanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika akan shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🖐🏻 Meletakkan Tangan Kanan di Bawah Pipi
Shahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu menuturkan, “Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila telah berbaring di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya…” (HR. Al-Bukhari)
🌷 Membaca Dzikir dan Do’a Tidur
Ada beberap do’a yang bisa dibaca ketika hendak tidur, di antaranya ialah:
🔆 Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Naas : mengumpulkan kedua tangan, meniup keduanya kemudian membaca tiga surat tersebut. Lalu mengusapkan kedua tangannya ke bagian tubuh yang bisa terjangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuhnya bagian depan.”
🔆 Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Anda akan dijaga dari kejahatan Syaithan dan lainnya.
🔆 Membaca ayat kursi. Anda akan dijaga dari gangguan Syaithan hingga pagi hari.
‼️ Jangan lupa membaca do'a, "BISMIKA ALLAHUMMA AMUUTU WA AHYA"
‼️ Dan ketika bangun membaca do'a, "ALHAMDULILLAHIL LADZI AHYANA BA'DA MA AMATANA WA ILAIHIN NUSYUR..
✳️ Jadikan tidurmu bernilai ibadah... dan Selamat bermimpi indah...
📖 Sumber: Hadits-Hadits Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam
📀 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah (tidak copy paste)
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅ Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan beberapa adab mulia yang sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak tidur. Di antara adab-adab tersebut adalah:
💢 Mematikan lampu
🚏 Hanya berlaku bagi lampu yang dinyalakan dengan api.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diceritakan, “Bahwasanya di Kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar di malam hari. Ketika disampaikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
🔅 “Sesungguhnya api ini adalah musuh bagi kalian. Apabila kalian hendak tidur maka padamkanlah.”
🔏 Menutup Pintu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “dan tutuplah pintu-pintu, karena Syaithan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (Hadits Jabir bin Abdillah diriwayatkan Imam Muslim)
☔️ Beruwudhu’ Terlebih Ketika dalam Keadaan Junub
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “Apabila kamu akan mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika hendak shalat…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
💐 Mengebuti Tempat Tidur dengan Membaca Basmalah
Ini adalah SUNNAH yang sering DITINGGALKAN. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya kemudian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Hendaknya ia mengucapkan bismillah…”
🌼 Berbaring dengan Tubuh Bagian Kanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika akan shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🖐🏻 Meletakkan Tangan Kanan di Bawah Pipi
Shahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu menuturkan, “Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila telah berbaring di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya…” (HR. Al-Bukhari)
🌷 Membaca Dzikir dan Do’a Tidur
Ada beberap do’a yang bisa dibaca ketika hendak tidur, di antaranya ialah:
🔆 Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Naas : mengumpulkan kedua tangan, meniup keduanya kemudian membaca tiga surat tersebut. Lalu mengusapkan kedua tangannya ke bagian tubuh yang bisa terjangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuhnya bagian depan.”
🔆 Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Anda akan dijaga dari kejahatan Syaithan dan lainnya.
🔆 Membaca ayat kursi. Anda akan dijaga dari gangguan Syaithan hingga pagi hari.
‼️ Jangan lupa membaca do'a, "BISMIKA ALLAHUMMA AMUUTU WA AHYA"
‼️ Dan ketika bangun membaca do'a, "ALHAMDULILLAHIL LADZI AHYANA BA'DA MA AMATANA WA ILAIHIN NUSYUR..
✳️ Jadikan tidurmu bernilai ibadah... dan Selamat bermimpi indah...
📖 Sumber: Hadits-Hadits Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam
📀 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah (tidak copy paste)
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
📝☑️ KEYAKINAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH YANG DISEPAKATI ULAMA SALAF DI BERBAGAI NEGERI
🔊 IMAM AHMAD BIN HANBAL rahimahullah
➖➖➖➖
🔵 “Dari al-Hasan bin Ismail ar-Rab'i, ia (al-Hasan bin Ismail) mengatakan, ‘Ahmad bin Hambal menyampaikan kepadaku – yang ia adalah imam Ahlussunnah dan seorang yang tegar dalam menghadapi gempuran ujian,
‘Sejumlah 90 orang dari kalangan tabi’in, yang mereka adalah
🔹 para imam kaum muslimin,
🔹 para imam Salaf,
🔹 dan para fuqaha’ di seluruh penjuru (negeri Islam),
🔘 (Mereka) bersepakat bahwa ajaran as-sunnah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dalam keadaan menjadikannya sebagai warisan adalah;
1⃣ Ridha terhadap ketentuan Allah ‘Azza wa jalla dan tunduk kepada perintah-Nya. Juga bersabar dalam menjalankan hukum-Nya serta memegangi apa yang Allah perintahkan dan berhenti dari apa yang Ia larang.
2⃣ Beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk.
3⃣ Tidak melakukan debat kusir dan jidal dalam urusan agama.
4⃣ Bolehnya mengusap khuf (sesuai dengan syarat dan kondisi yang berlaku-pen).
5⃣ Berjihad bersama setiap khalifah (pimpinan pemerintahan) baik ia pimpinan yang baik maupun jelek.
6⃣ Menegakkan shalat mayit atas setiap orang yang meninggal di atas Islam.
7⃣ Sedangkan iman itu adalah:
🔸 Ucapan dan amalan/perbuatan.
🔸 Bertambah karena melakukan ketaatan
🔸 Dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
8⃣ Al-Qur’an adalah
🔸 Ucapan/firman Allah.
🔸 Diturunkan kepada kalbu Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 Ia (al-Qur’an) bukan makhluk baik ketika dibaca.
9⃣ Bersabar di bawah kepemimpinan penguasa apapun yang terjadi dalam pemerintahannya, baik adil maupun tidak.
1⃣0⃣ Tidak mengangkat senjata untuk memberontak kepada penguasa meskipun tidak adil.
1⃣1⃣ Tidak mengkafirkan seorang pun dari orang yang bertauhid meskipun melakukan dosa besar.
1⃣2⃣ Menahan diri tentang apa yang terjadi sesama sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣3⃣ Orang yang paling utama setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
🔸 Abu Bakar
🔸 Umar
🔸 Utsman
🔸 Dan Ali, putra paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣4⃣ Mendoakan dengan rahmat untuk:
🔸 seluruh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 menantu-menantu Rasulullallahu ‘alaihi wa sallam.
🍂 Radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
🏝 Ajaran-ajaran as-sunnah di atas hendaklah kalian pegangi, pasti kalian akan selamat.
▪️Memegangi ajaran as-sunnah di atas adalah ¬al-huda (jalan petunjuk)
▪️Meninggalkan ajaran as-sunnah di atas adalah kesesatan.
🌏 sumber: Thabaqat al-Hanabilah (1/130-131)
📝 Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Fathul Mujib hafizhahullah
#fawaidumum #aqidah #aqidahahlussunnah
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔊 IMAM AHMAD BIN HANBAL rahimahullah
➖➖➖➖
🔵 “Dari al-Hasan bin Ismail ar-Rab'i, ia (al-Hasan bin Ismail) mengatakan, ‘Ahmad bin Hambal menyampaikan kepadaku – yang ia adalah imam Ahlussunnah dan seorang yang tegar dalam menghadapi gempuran ujian,
‘Sejumlah 90 orang dari kalangan tabi’in, yang mereka adalah
🔹 para imam kaum muslimin,
🔹 para imam Salaf,
🔹 dan para fuqaha’ di seluruh penjuru (negeri Islam),
🔘 (Mereka) bersepakat bahwa ajaran as-sunnah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dalam keadaan menjadikannya sebagai warisan adalah;
1⃣ Ridha terhadap ketentuan Allah ‘Azza wa jalla dan tunduk kepada perintah-Nya. Juga bersabar dalam menjalankan hukum-Nya serta memegangi apa yang Allah perintahkan dan berhenti dari apa yang Ia larang.
2⃣ Beriman kepada takdir yang baik dan takdir yang buruk.
3⃣ Tidak melakukan debat kusir dan jidal dalam urusan agama.
4⃣ Bolehnya mengusap khuf (sesuai dengan syarat dan kondisi yang berlaku-pen).
5⃣ Berjihad bersama setiap khalifah (pimpinan pemerintahan) baik ia pimpinan yang baik maupun jelek.
6⃣ Menegakkan shalat mayit atas setiap orang yang meninggal di atas Islam.
7⃣ Sedangkan iman itu adalah:
🔸 Ucapan dan amalan/perbuatan.
🔸 Bertambah karena melakukan ketaatan
🔸 Dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
8⃣ Al-Qur’an adalah
🔸 Ucapan/firman Allah.
🔸 Diturunkan kepada kalbu Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 Ia (al-Qur’an) bukan makhluk baik ketika dibaca.
9⃣ Bersabar di bawah kepemimpinan penguasa apapun yang terjadi dalam pemerintahannya, baik adil maupun tidak.
1⃣0⃣ Tidak mengangkat senjata untuk memberontak kepada penguasa meskipun tidak adil.
1⃣1⃣ Tidak mengkafirkan seorang pun dari orang yang bertauhid meskipun melakukan dosa besar.
1⃣2⃣ Menahan diri tentang apa yang terjadi sesama sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣3⃣ Orang yang paling utama setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
🔸 Abu Bakar
🔸 Umar
🔸 Utsman
🔸 Dan Ali, putra paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣4⃣ Mendoakan dengan rahmat untuk:
🔸 seluruh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
🔸 menantu-menantu Rasulullallahu ‘alaihi wa sallam.
🍂 Radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
🏝 Ajaran-ajaran as-sunnah di atas hendaklah kalian pegangi, pasti kalian akan selamat.
▪️Memegangi ajaran as-sunnah di atas adalah ¬al-huda (jalan petunjuk)
▪️Meninggalkan ajaran as-sunnah di atas adalah kesesatan.
🌏 sumber: Thabaqat al-Hanabilah (1/130-131)
📝 Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Fathul Mujib hafizhahullah
#fawaidumum #aqidah #aqidahahlussunnah
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
📕 Pelajaran Hari Kamis: Aqidah dan Fikih.
📝 Pelajaran Aqidah melanjutkan pembahasan kitab Tsalatsatul Ushul.
📝 dan pelajaran fikih melanjutkan bab Wudhu' dari kitab Al-Fiqhul Muyassar.
Insya Allah...
📝 Pelajaran Aqidah melanjutkan pembahasan kitab Tsalatsatul Ushul.
📝 dan pelajaran fikih melanjutkan bab Wudhu' dari kitab Al-Fiqhul Muyassar.
Insya Allah...
⚠️💢 MANUSIA LEBIH MENGKHAWATIRKAN MATINYA JASMANI DARIPADA MATINYA HATI
➖➖➖➖
📝 Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
والرجل: هو الذي يخاف موت قلبه، لا موت بدنه، إذ أكثر هؤلاء الخلق يخافون موت أبدانهم، ولا يبالون بموت قلوبهم
🍂 "Lelaki (sejati) adalah seorang yg takut akan kematian hatinya, bukan kematian badannya. Karena kebanyakan manusia takut kepada kematian badan-badan mereka, tapi tidak peduli terhadap kematian hati-hati mereka".
🌏 sumber: Madarijus Salikin 3/248
📝 Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Abu Ja'far Jember hafizhahullah
#fawaidumum #raqaiq
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
📝 Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
والرجل: هو الذي يخاف موت قلبه، لا موت بدنه، إذ أكثر هؤلاء الخلق يخافون موت أبدانهم، ولا يبالون بموت قلوبهم
🍂 "Lelaki (sejati) adalah seorang yg takut akan kematian hatinya, bukan kematian badannya. Karena kebanyakan manusia takut kepada kematian badan-badan mereka, tapi tidak peduli terhadap kematian hati-hati mereka".
🌏 sumber: Madarijus Salikin 3/248
📝 Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Abu Ja'far Jember hafizhahullah
#fawaidumum #raqaiq
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅ PELAJARAN FIKIH (1⃣5⃣): BAB KELIMA: TENTANG WUDHU' (BAG: 3⃣)
5⃣ MASALAH KELIMA
✅ Sunnah-Sunnah Wudhu'
☑️ Ketika berwudhu', ada perbuatan-perbuatan yang disukai untuk dilakukan, akan diberi pahala orang yang melakukannya, sedangkan orang yang meninggalkannya tidak berdosa.
🔹 Perbuatan-perbuatan itu disebut dengan sunnah-sunnah wudhu'.
🍂 (Sunnah-sunnah wudhu' tersebut) yaitu:
1⃣ Membaca basmallah di awalnya,
▪️ berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
لا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
⚠️ "Tidak ada wudhu' bagi seorang yang tidak menyebut nama Allah atasnya." (1)
2⃣ Bersiwak
▪️ berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء
📝 "Seandainya aku tidak khawatir (diwajibkan) atas umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu'." (2)
3⃣ Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali di awal wudhu'.
▪️ Hal ini sesuai dengan perbuatan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, sebagaimana dalam riwayat tentang sifat wudhu' beliau.
4⃣ Memaksimalkan berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung bagi orang yang tidak puasa.
Diriwayatkan dalam sifat wudhu' beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
فمضمض واستنثر
🍂 "Kemudian beliau berkumur-kumur dan mengeluarkan air dari hidung."
Dan juga sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
وبالغ في الاستنشاق إلا أن تكون صائما
🍂 "Bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air ke hidung, kecuali bila engkau sedang berpuasa." (3)
👇🏻👇🏻 Bersambung...
#pelajaranfikih #fikihmuyassar
5⃣ MASALAH KELIMA
✅ Sunnah-Sunnah Wudhu'
☑️ Ketika berwudhu', ada perbuatan-perbuatan yang disukai untuk dilakukan, akan diberi pahala orang yang melakukannya, sedangkan orang yang meninggalkannya tidak berdosa.
🔹 Perbuatan-perbuatan itu disebut dengan sunnah-sunnah wudhu'.
🍂 (Sunnah-sunnah wudhu' tersebut) yaitu:
1⃣ Membaca basmallah di awalnya,
▪️ berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
لا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
⚠️ "Tidak ada wudhu' bagi seorang yang tidak menyebut nama Allah atasnya." (1)
2⃣ Bersiwak
▪️ berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء
📝 "Seandainya aku tidak khawatir (diwajibkan) atas umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu'." (2)
3⃣ Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali di awal wudhu'.
▪️ Hal ini sesuai dengan perbuatan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, sebagaimana dalam riwayat tentang sifat wudhu' beliau.
4⃣ Memaksimalkan berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung bagi orang yang tidak puasa.
Diriwayatkan dalam sifat wudhu' beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
فمضمض واستنثر
🍂 "Kemudian beliau berkumur-kumur dan mengeluarkan air dari hidung."
Dan juga sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
وبالغ في الاستنشاق إلا أن تكون صائما
🍂 "Bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air ke hidung, kecuali bila engkau sedang berpuasa." (3)
👇🏻👇🏻 Bersambung...
#pelajaranfikih #fikihmuyassar