Sebuah kata kebenaran tentang realita mereka.
Siapa yang benar-benar mencintai seorang ulama setelah wafatnya, apa yang ia lakukan?
Engkau akan melihatnya menyebarkan ilmunya, menyebut kebaikannya, dan membantah segala syubhat terhadapnya.
Namun sebagian orang yang mengaku mencintai sang imam yang telah wafat (Syaikh Rabi') —semoga Allah merahmatinya— ternyata dulunya adalah penghalang antara orang-orang dengan sang imam semasa hidupnya. Dan kini telah tampak tujuan mereka; belum berlalu beberapa saat sejak wafatnya, mereka langsung sibuk menetapkan “para pengganti” dan mengangkat mereka sebagai para pewaris sejati yang bertakwa.
Sementara siapa pun selain mereka yang menyebarkan kebaikan-kebaikan sang imam, menyampaikan ilmunya, meratapi kepergiannya, dan membelanya — dianggap sebagai “penyusup”.
Maka tahukah engkau sekarang mengapa mereka melakukan semua itu semasa hidupnya?
Karena mereka sedang menunggu momen ini: yaitu untuk meraih kepemimpinan dan kedudukan.
Mereka tidak benar-benar berbuat baik kepadanya saat hidup, dan tidak pula setelah wafatnya.
Ditulis oleh Dr. Rabi’ bin Thahir dalam akun X beliau
كلمة حق بتأمل في واقعهم.
من يحب العالم بعد موته، ماذا يصنع؟
تجده ينشر علمه ومآثره، ويردّ الشبهات عنه. لكن بعض من يدّعي محبة الإمام الراحل رحمه الله، كانوا حاجزًا عن الوصول إليه في حياته، واليوم ظهرت مقاصدهم؛ فما إن تجاوزت الساعات، إلا وحالهم السعي في تثبيت “الخلفاء”، وأنهم الورثة البررة الأتقياء، وكل من نشر مآثر الشيخ وعلمه ورثاه وذبّ عنه غيرهم فهم “الدخلاء”.
فهل عرفت لماذا كانوا في حياته يصنعون ذلك؟ إنها انتظار هذه اللحظة: الرياسة والزعامة.
فلا هم برّوه حقيقة في حياته، ولا بعد مماته.
د. ربيع بن طاهر
http://telegram.me/dinulqoyyim
Siapa yang benar-benar mencintai seorang ulama setelah wafatnya, apa yang ia lakukan?
Engkau akan melihatnya menyebarkan ilmunya, menyebut kebaikannya, dan membantah segala syubhat terhadapnya.
Namun sebagian orang yang mengaku mencintai sang imam yang telah wafat (Syaikh Rabi') —semoga Allah merahmatinya— ternyata dulunya adalah penghalang antara orang-orang dengan sang imam semasa hidupnya. Dan kini telah tampak tujuan mereka; belum berlalu beberapa saat sejak wafatnya, mereka langsung sibuk menetapkan “para pengganti” dan mengangkat mereka sebagai para pewaris sejati yang bertakwa.
Sementara siapa pun selain mereka yang menyebarkan kebaikan-kebaikan sang imam, menyampaikan ilmunya, meratapi kepergiannya, dan membelanya — dianggap sebagai “penyusup”.
Maka tahukah engkau sekarang mengapa mereka melakukan semua itu semasa hidupnya?
Karena mereka sedang menunggu momen ini: yaitu untuk meraih kepemimpinan dan kedudukan.
Mereka tidak benar-benar berbuat baik kepadanya saat hidup, dan tidak pula setelah wafatnya.
Ditulis oleh Dr. Rabi’ bin Thahir dalam akun X beliau
كلمة حق بتأمل في واقعهم.
من يحب العالم بعد موته، ماذا يصنع؟
تجده ينشر علمه ومآثره، ويردّ الشبهات عنه. لكن بعض من يدّعي محبة الإمام الراحل رحمه الله، كانوا حاجزًا عن الوصول إليه في حياته، واليوم ظهرت مقاصدهم؛ فما إن تجاوزت الساعات، إلا وحالهم السعي في تثبيت “الخلفاء”، وأنهم الورثة البررة الأتقياء، وكل من نشر مآثر الشيخ وعلمه ورثاه وذبّ عنه غيرهم فهم “الدخلاء”.
فهل عرفت لماذا كانوا في حياته يصنعون ذلك؟ إنها انتظار هذه اللحظة: الرياسة والزعامة.
فلا هم برّوه حقيقة في حياته، ولا بعد مماته.
د. ربيع بن طاهر
http://telegram.me/dinulqoyyim
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 1)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
🖋🗒 Semoga Allah merahmati guru kami, sang ulama besar rabbani, ahli hadits, singa pembela sunnah, imam, pejuang, profesor doktor Rabi‘ bin Hadi al-Madkhali (1351–1447 H), dan menempatkannya di surga Firdaus yang tertinggi. Semoga segala ujian dan cobaan yang beliau hadapi dalam perjalanan hidupnya, serta perjuangannya dalam menyebarkan tauhid dan sunnah, manhaj salafus shalih, serta peringatannya terhadap kelompok-kelompok sesat dan bid‘ah, menjadi cahaya dan peninggian derajat baginya di akhirat.
Aku mengenal beliau sejak tahun 1407 H, sekitar 40 tahun yang lalu di Madinah Nabawiyyah, saat aku menempuh studi di Universitas Islam Madinah – Fakultas Hadits – untuk beberapa waktu. Berita wafatnya pada hari Rabu, 14-1-1447 H, menggugah emosiku dan mengalirkan kata-kata singkat tentang perjalanan dan perjuangannya dalam menyebarkan ilmu dan sunnah, serta dalam memperingatkan umat dari kelompok-kelompok sesat dan bid‘ah, yang telah kusaksikan dengan mataku sendiri dan kujalani bersamanya — baik saat aku sering mengunjunginya di Madinah maupun di Makkah. Padahal hak beliau atas kita sangat besar, dan tidak akan cukup dibalas hanya dengan beberapa kalimat lalu atau lintasan perasaan sesaat.
Para masyayikh beliau dan kecintaannya terhadap sunnah serta ilmu:
🔹Rabi‘ al-Madkhali sempat belajar kepada para ulama besar di masanya sejak awal kehidupannya, dan mengambil ilmu dari mereka, seperti:
– Al-‘Allāmah Hafizh bin Ahmad al-Ḥakami (w. 1377 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad al-Amīn al-Shinqithi (w. 1393 H),
– Al-‘Allāmah ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz (w. 1420 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad Nashiruddin al-Albani (w. 1420 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad Aman al-Jami (w. 1416 H),
– Al-‘Allāmah Aḥmad bin Yahya al-Najmi (w. 1429 H) — semoga Allah merahmati mereka semua — dan lainnya.
Beliau belajar dari mereka, mengambil manfaat, dan menimba dari sumber ilmu mereka. Sejak kecil, beliau dikenal sebagai orang yang cerdas, tajam pikirannya, cepat tanggap, cinta ilmu, dan berpegang teguh pada sunnah. Oleh karena itu, beliau menapaki jenjang ilmu syar‘i dengan penuh keunggulan dan prestasi, hingga memperoleh gelar doktor dalam ilmu hadits dan sunnah.
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh pasti melihat betapa besar kecintaannya terhadap ilmu, kesungguhannya dalam berdakwah di atas manhaj salaf, pengagungannya terhadap sunnah Nabi serta kecintaannya terhadapnya, dan ketelitiannya dalam mengikuti sunnah dalam penampilannya, interaksinya, akhlaknya, bahkan dalam pendapat-pendapat ilmiahnya dalam masalah-masalah khilafiyah. Engkau akan melihatnya selalu mengikuti dalil, berpegang pada sunnah Nabi dan amal para salafus shalih.
🔹Di antara tanda cintanya terhadap ilmu… beliau senantiasa meneliti dan membaca kitab-kitab ilmu sepanjang waktunya, kecuali saat tidur. Kitab-kitab ilmu dan catatan-catatan ilmiahnya tidak pernah lepas dari majelisnya, tempat beliau berada di rumah, bahkan mengelilinginya hingga di sekitar kursi dan tempat tidurnya, antara kitab yang sedang dibaca, dirujuk, atau ditulis. Hal ini bisa disaksikan dengan jelas oleh siapa pun yang mengenal beliau.
Sebagian Akhlak Syaikh Rabi‘:
Ini adalah bahasan yang luas… karena beliau memiliki akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang terpuji. Maka apa yang bisa kukatakan tentangnya?—dimana ini berbeda dengan apa yang disebarkan para musuhnya—Syaikh dikenal dengan sikap tawadhu' yang luar biasa hingga hampir beliau tidak bisa dibedakan dari murid-muridnya kecuali karena wibawa keilmuannya, usianya yang lanjut, dan jubah yang dikenakannya jika keluar rumah. Syaikh juga sangat dermawan tanpa dibuat-buat; rumahnya selalu terbuka bagi para pemuda, tamu, baik yang sejalan dengannya maupun yang berbeda pandangan, sepanjang pekan… Demi Allah, aku sendiri melihat banyaknya delegasi yang datang berkunjung kepada beliau dari kalangan ulama, da‘i, dan penuntut ilmu dari seluruh penjuru dunia Islam.
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
🖋🗒 Semoga Allah merahmati guru kami, sang ulama besar rabbani, ahli hadits, singa pembela sunnah, imam, pejuang, profesor doktor Rabi‘ bin Hadi al-Madkhali (1351–1447 H), dan menempatkannya di surga Firdaus yang tertinggi. Semoga segala ujian dan cobaan yang beliau hadapi dalam perjalanan hidupnya, serta perjuangannya dalam menyebarkan tauhid dan sunnah, manhaj salafus shalih, serta peringatannya terhadap kelompok-kelompok sesat dan bid‘ah, menjadi cahaya dan peninggian derajat baginya di akhirat.
Aku mengenal beliau sejak tahun 1407 H, sekitar 40 tahun yang lalu di Madinah Nabawiyyah, saat aku menempuh studi di Universitas Islam Madinah – Fakultas Hadits – untuk beberapa waktu. Berita wafatnya pada hari Rabu, 14-1-1447 H, menggugah emosiku dan mengalirkan kata-kata singkat tentang perjalanan dan perjuangannya dalam menyebarkan ilmu dan sunnah, serta dalam memperingatkan umat dari kelompok-kelompok sesat dan bid‘ah, yang telah kusaksikan dengan mataku sendiri dan kujalani bersamanya — baik saat aku sering mengunjunginya di Madinah maupun di Makkah. Padahal hak beliau atas kita sangat besar, dan tidak akan cukup dibalas hanya dengan beberapa kalimat lalu atau lintasan perasaan sesaat.
Para masyayikh beliau dan kecintaannya terhadap sunnah serta ilmu:
🔹Rabi‘ al-Madkhali sempat belajar kepada para ulama besar di masanya sejak awal kehidupannya, dan mengambil ilmu dari mereka, seperti:
– Al-‘Allāmah Hafizh bin Ahmad al-Ḥakami (w. 1377 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad al-Amīn al-Shinqithi (w. 1393 H),
– Al-‘Allāmah ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz (w. 1420 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad Nashiruddin al-Albani (w. 1420 H),
– Al-‘Allāmah Muḥammad Aman al-Jami (w. 1416 H),
– Al-‘Allāmah Aḥmad bin Yahya al-Najmi (w. 1429 H) — semoga Allah merahmati mereka semua — dan lainnya.
Beliau belajar dari mereka, mengambil manfaat, dan menimba dari sumber ilmu mereka. Sejak kecil, beliau dikenal sebagai orang yang cerdas, tajam pikirannya, cepat tanggap, cinta ilmu, dan berpegang teguh pada sunnah. Oleh karena itu, beliau menapaki jenjang ilmu syar‘i dengan penuh keunggulan dan prestasi, hingga memperoleh gelar doktor dalam ilmu hadits dan sunnah.
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh pasti melihat betapa besar kecintaannya terhadap ilmu, kesungguhannya dalam berdakwah di atas manhaj salaf, pengagungannya terhadap sunnah Nabi serta kecintaannya terhadapnya, dan ketelitiannya dalam mengikuti sunnah dalam penampilannya, interaksinya, akhlaknya, bahkan dalam pendapat-pendapat ilmiahnya dalam masalah-masalah khilafiyah. Engkau akan melihatnya selalu mengikuti dalil, berpegang pada sunnah Nabi dan amal para salafus shalih.
🔹Di antara tanda cintanya terhadap ilmu… beliau senantiasa meneliti dan membaca kitab-kitab ilmu sepanjang waktunya, kecuali saat tidur. Kitab-kitab ilmu dan catatan-catatan ilmiahnya tidak pernah lepas dari majelisnya, tempat beliau berada di rumah, bahkan mengelilinginya hingga di sekitar kursi dan tempat tidurnya, antara kitab yang sedang dibaca, dirujuk, atau ditulis. Hal ini bisa disaksikan dengan jelas oleh siapa pun yang mengenal beliau.
Sebagian Akhlak Syaikh Rabi‘:
Ini adalah bahasan yang luas… karena beliau memiliki akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang terpuji. Maka apa yang bisa kukatakan tentangnya?—dimana ini berbeda dengan apa yang disebarkan para musuhnya—Syaikh dikenal dengan sikap tawadhu' yang luar biasa hingga hampir beliau tidak bisa dibedakan dari murid-muridnya kecuali karena wibawa keilmuannya, usianya yang lanjut, dan jubah yang dikenakannya jika keluar rumah. Syaikh juga sangat dermawan tanpa dibuat-buat; rumahnya selalu terbuka bagi para pemuda, tamu, baik yang sejalan dengannya maupun yang berbeda pandangan, sepanjang pekan… Demi Allah, aku sendiri melihat banyaknya delegasi yang datang berkunjung kepada beliau dari kalangan ulama, da‘i, dan penuntut ilmu dari seluruh penjuru dunia Islam.
Sikap tawadhu' Syaikh dalam Ilmunya dan terhadap Murid-Muridnya:
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh, pernah bertemu dengannya, atau sering mendatanginya—apalagi yang selalu bersamanya—sepakat bahwa beliau sangat tawadhu'... tawadhu' seorang alim rabbani. Tawadhu'nya tampak baik terhadap para gurunya, rekan-rekannya, bahkan terhadap murid-muridnya—meskipun masih muda—bahkan kepada masyarakat umum. Tawadhu' dalam bersikap, dalam menghormati orang lain, dalam mendengarkan lawan bicara, dalam menjawab pertanyaan, serta dalam mengajar dan menyampaikan ilmu. Dalam sifat ini, banyak kisah dan peristiwa yang diceritakan oleh para muridnya di universitas, serta mereka yang menghadiri majelisnya dan selalu bersamanya. Di antara tanda-tanda tawadhu' beliau:
- Menerima kebenaran dan dalil dalam suatu permasalahan, pendapat, penukilan, atau rujukan, apabila jelas baginya bahwa dirinya keliru dan orang lain benar—meskipun dari muridnya sendiri.
- Menyampaikan faedah-faedah ilmiah, fiqih, dan hadis yang mendalam dengan kelembutan, lalu mengarahkan murid-murid untuk merujuk ke sumbernya agar bisa memverifikasi.
- Meminta pendapat kepada para gurunya, rekan-rekannya, dan murid-murid cerdasnya dalam beberapa persoalan, bantahan, dan penelitian.
- Menunjukkan sebagian karyanya atau bantahannya kepada rekan-rekan ulama sebelum diterbitkan, untuk meminta masukan—bahkan juga kepada murid-muridnya yang cerdas.
- Menyebut siapa yang memberinya faedah atau mengingatkannya terhadap suatu manfaat tanpa sungkan, meskipun itu dari muridnya.
- Menanyakan kabar murid-muridnya dan memperhatikan keadaan mereka. Aku tidak akan lupa saat beliau meneleponku lewat telepon rumah—sebelum ada ponsel—ketika aku sedang di rumah ayahku di Jeddah, di daerah Ghaleel, menanyakan keadaanku dan beberapa urusan dakwah di Jeddah… sebelum terbongkarnya tokoh-tokoh Sururiyah dan permainan mereka di sana.
(رَحِمَ اللهُ العَلاَّمَةَ الربَّانِيَّ ربيعاً المَدْخليَّ١-٦)
🖋🗒رَحِمَ اللهُ شَيْخَنا العلامة الرَّباني، المحدث، أسد السنة، الإمام، المجاهد الأستاذ الدكتور #ربيع_بن_هادي_المدخلي (١٣٥١-١٤٤٧هـ) وأسكنه الفردوس الأعلى، وجعل ما أصابه ولاقاه في مسيرة حياته، وجهاده في نشر التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، والتحذير من الفرق والجماعات الضالة، والبدع نوراً ورفعةً له في الآخرة.
عرفت الشيخ عام١٤٠٧ من نحو ٤٠ عاماً في المدينة النبوية إبان دراستي في الجامعة الإسلامية-كلية الحديث الشريف- لفترة، وجاشت مشاعري لنبأ وفاته يوم الأربعاء ١٤-١-١٤٤٧هـ بكلماتٍ مقتضبةٍ في مسيرته.. وجهاده في نشر العلم والسنة، وتحذيره من الفرق والبدع، مما رأته عيني، وعايشته مع الشيخ خلال ترددي عليه في المدينة النبوية، ثم في مكة المكرمة، وإلا فحقُّ شيخنا علينا كبير، ولا توفيه كُلَيْمَات سائرة، ولا خواطر عابرة.
(مَشَايِخُهُ.. وحُبُّه للسُّنَّة والعِلْم)
🔹أدرك ربيع المدخلي كبار علماء عصره، منذ نشأته، وأخد عنهم، كالشيخ العلامة حافظ بن أحمد الحكمي(ت١٣٧٧هـ)، والعلامة محمد الأمين الشنقيطي(ت١٣٩٣هـ)، والعلامة عبد العزيز بن باز(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة محمد ناصر الدين الألباني(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة محمد أمان الجامي(ت١٤١٦هـ)، والعلامة أحمد بن يحيى النجمي(ت١٤٢٩هـ)-رحمهم الله-وغيرهم.. فأخذ عنهم، وأفاد منهم، ونهل من معينهم. وقد عُرِفَ الشيخ منذ صباه، بالذكاء والفطنة، والنباهة، ومحبة العلم، واتباعه للسنة.. ولهذا تدرج في تحصيل العلم الشرعي بتفوق وتميز، إلى أن حصل على درجة الدكتوراه في علوم الحديث والسنة.
🔹كُلُّ من عرف الشيخ رأى شغفه بالعلم.. وحرصه على الدعوة السلفية، وتعظيمه للسنة النبوية وحبه لها، وتحريه لاتباعها في سمته، وتعامله، وأخلاقه، وحتى في ترجيحاته لمسائل العلم في مسائل الخلاف، تراه متبعاً للدليل، متحرياً السنة النبوية، وعمل السلف الصالح.
🔹ومن شغفه بالعلم.. أن بحثه ونظره في كتب العلم ملازم له طيلة وقته عدا ساعات نومه.. فكتب العلم، وكراريسه لاتفارق مجالسه، ومكان تواجده في بيته، وتحوطه حتى حول كرسيه، وسرير نومه.. ما بين مطالع، ومراجع، ومؤلف.. وهذا مشاهدٌ ملاحظٌ لكل من عرف الشيخ.
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh, pernah bertemu dengannya, atau sering mendatanginya—apalagi yang selalu bersamanya—sepakat bahwa beliau sangat tawadhu'... tawadhu' seorang alim rabbani. Tawadhu'nya tampak baik terhadap para gurunya, rekan-rekannya, bahkan terhadap murid-muridnya—meskipun masih muda—bahkan kepada masyarakat umum. Tawadhu' dalam bersikap, dalam menghormati orang lain, dalam mendengarkan lawan bicara, dalam menjawab pertanyaan, serta dalam mengajar dan menyampaikan ilmu. Dalam sifat ini, banyak kisah dan peristiwa yang diceritakan oleh para muridnya di universitas, serta mereka yang menghadiri majelisnya dan selalu bersamanya. Di antara tanda-tanda tawadhu' beliau:
- Menerima kebenaran dan dalil dalam suatu permasalahan, pendapat, penukilan, atau rujukan, apabila jelas baginya bahwa dirinya keliru dan orang lain benar—meskipun dari muridnya sendiri.
- Menyampaikan faedah-faedah ilmiah, fiqih, dan hadis yang mendalam dengan kelembutan, lalu mengarahkan murid-murid untuk merujuk ke sumbernya agar bisa memverifikasi.
- Meminta pendapat kepada para gurunya, rekan-rekannya, dan murid-murid cerdasnya dalam beberapa persoalan, bantahan, dan penelitian.
- Menunjukkan sebagian karyanya atau bantahannya kepada rekan-rekan ulama sebelum diterbitkan, untuk meminta masukan—bahkan juga kepada murid-muridnya yang cerdas.
- Menyebut siapa yang memberinya faedah atau mengingatkannya terhadap suatu manfaat tanpa sungkan, meskipun itu dari muridnya.
- Menanyakan kabar murid-muridnya dan memperhatikan keadaan mereka. Aku tidak akan lupa saat beliau meneleponku lewat telepon rumah—sebelum ada ponsel—ketika aku sedang di rumah ayahku di Jeddah, di daerah Ghaleel, menanyakan keadaanku dan beberapa urusan dakwah di Jeddah… sebelum terbongkarnya tokoh-tokoh Sururiyah dan permainan mereka di sana.
(رَحِمَ اللهُ العَلاَّمَةَ الربَّانِيَّ ربيعاً المَدْخليَّ١-٦)
🖋🗒رَحِمَ اللهُ شَيْخَنا العلامة الرَّباني، المحدث، أسد السنة، الإمام، المجاهد الأستاذ الدكتور #ربيع_بن_هادي_المدخلي (١٣٥١-١٤٤٧هـ) وأسكنه الفردوس الأعلى، وجعل ما أصابه ولاقاه في مسيرة حياته، وجهاده في نشر التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، والتحذير من الفرق والجماعات الضالة، والبدع نوراً ورفعةً له في الآخرة.
عرفت الشيخ عام١٤٠٧ من نحو ٤٠ عاماً في المدينة النبوية إبان دراستي في الجامعة الإسلامية-كلية الحديث الشريف- لفترة، وجاشت مشاعري لنبأ وفاته يوم الأربعاء ١٤-١-١٤٤٧هـ بكلماتٍ مقتضبةٍ في مسيرته.. وجهاده في نشر العلم والسنة، وتحذيره من الفرق والبدع، مما رأته عيني، وعايشته مع الشيخ خلال ترددي عليه في المدينة النبوية، ثم في مكة المكرمة، وإلا فحقُّ شيخنا علينا كبير، ولا توفيه كُلَيْمَات سائرة، ولا خواطر عابرة.
(مَشَايِخُهُ.. وحُبُّه للسُّنَّة والعِلْم)
🔹أدرك ربيع المدخلي كبار علماء عصره، منذ نشأته، وأخد عنهم، كالشيخ العلامة حافظ بن أحمد الحكمي(ت١٣٧٧هـ)، والعلامة محمد الأمين الشنقيطي(ت١٣٩٣هـ)، والعلامة عبد العزيز بن باز(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة محمد ناصر الدين الألباني(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة محمد أمان الجامي(ت١٤١٦هـ)، والعلامة أحمد بن يحيى النجمي(ت١٤٢٩هـ)-رحمهم الله-وغيرهم.. فأخذ عنهم، وأفاد منهم، ونهل من معينهم. وقد عُرِفَ الشيخ منذ صباه، بالذكاء والفطنة، والنباهة، ومحبة العلم، واتباعه للسنة.. ولهذا تدرج في تحصيل العلم الشرعي بتفوق وتميز، إلى أن حصل على درجة الدكتوراه في علوم الحديث والسنة.
🔹كُلُّ من عرف الشيخ رأى شغفه بالعلم.. وحرصه على الدعوة السلفية، وتعظيمه للسنة النبوية وحبه لها، وتحريه لاتباعها في سمته، وتعامله، وأخلاقه، وحتى في ترجيحاته لمسائل العلم في مسائل الخلاف، تراه متبعاً للدليل، متحرياً السنة النبوية، وعمل السلف الصالح.
🔹ومن شغفه بالعلم.. أن بحثه ونظره في كتب العلم ملازم له طيلة وقته عدا ساعات نومه.. فكتب العلم، وكراريسه لاتفارق مجالسه، ومكان تواجده في بيته، وتحوطه حتى حول كرسيه، وسرير نومه.. ما بين مطالع، ومراجع، ومؤلف.. وهذا مشاهدٌ ملاحظٌ لكل من عرف الشيخ.
(بَعْضُ شَمَائِلِ الشيخ ربيع)
هذا بابٌ واسعٌ.. فقد تحلَّى الشيخ بمكارم الأخلاق، واتصف بمحامد الصفات، فماذا عساي أن أقول أو أذر-خلافاً لما يشيعه أعداؤه عنه- فالشيخ متواضعٌ تواضعاً جماً.. لا يكاد يتميز عن طلابه إلا بهيبته العلمية، وكبر سنه، ومشلحه إن كان خارج منزله، والشيخ كريمٌ في غاية الكرم دون تكلف؛ فبيته مفتوحٌ للشباب.. والزوار، والمترددين عليه من الموافق، والمخالف له، طيلة أيام الأسبوع.. إي وربي رأيت بعيني كثرة الوفود الزائرة له من العلماء، والدعاة، وطلاب العلم من جميع أنحاء العالم الإسلامي.
(تَوَاضُعُ الشَّيخ فِي عِلْمهِ ومَعَ طلابه)
🔹يُجْمِعُ مَنْ عَرَفَ الشيخ، والتقاه، وتردد عليه، ناهيك عمن لازمه.. على تواضعه الجم.. تواضع العالم الرباني، سواء مع مشايخه، أو مع أقرانه.. بل وحتى مع طلابه-ولو كانوا صغاراً- بل ومع عموم الناس.. تواضعاً في تعامله، واحترامه لغيره، تواضعاً في الاستماع والانصات لمحاوره، وتواضعاً للسائلين، تواضعاً في التعليم والتدريس.. وفي هذه الخلة قصصٌ وأحداثٌ كثيرة يحملها طلابه في الجامعة، ومن حضر دروسه ولازمه ويروونها.. ومن مظاهر تواضعه:
⁃قبوله للحق والدليل في أي مسألة أو قول، أو عزو أو إحالة.. استبان له خطؤه فيه، وصواب قول غيره، ولو كان من طلابه.
⁃عرضه للفوائد العلمية، والفقهية، والحديثية الدقيقة بلطف، ثم توجيهه للطلبة بالرجوع للمصادر.. التي استقى منها فوائده، للتأكد منها.
⁃استشارته لمشايخه، وأقرانه، ونجباء طلابه في بعض المسائل، والردود، والأبحاث.
⁃عرضه بعض مؤلفاته وردوده على بعض أقرانه، وكبار العلماء.. قبل نشرها للاستئناس بآرائهم حيالها؛ بل وحتى على النجباء من طلابه.
⁃عزوه لمن أفاده بمسألة أو نبهه على فائدة دون حرج، ولو كان من طلابه.
⁃سؤاله عن طلابه وتفقده لهم، ولا أنسى اتصاله بي هاتفياً -بالهاتف الثابت قبل ظهور الجوالات- وأنا في بيت والدي في جدة في حي غليل، يسأل عني، وعن بعض شؤون الدعوة في جدة.. قبل انكشاف رموز السرورية وعبثهم بها.
————————
هذا بابٌ واسعٌ.. فقد تحلَّى الشيخ بمكارم الأخلاق، واتصف بمحامد الصفات، فماذا عساي أن أقول أو أذر-خلافاً لما يشيعه أعداؤه عنه- فالشيخ متواضعٌ تواضعاً جماً.. لا يكاد يتميز عن طلابه إلا بهيبته العلمية، وكبر سنه، ومشلحه إن كان خارج منزله، والشيخ كريمٌ في غاية الكرم دون تكلف؛ فبيته مفتوحٌ للشباب.. والزوار، والمترددين عليه من الموافق، والمخالف له، طيلة أيام الأسبوع.. إي وربي رأيت بعيني كثرة الوفود الزائرة له من العلماء، والدعاة، وطلاب العلم من جميع أنحاء العالم الإسلامي.
(تَوَاضُعُ الشَّيخ فِي عِلْمهِ ومَعَ طلابه)
🔹يُجْمِعُ مَنْ عَرَفَ الشيخ، والتقاه، وتردد عليه، ناهيك عمن لازمه.. على تواضعه الجم.. تواضع العالم الرباني، سواء مع مشايخه، أو مع أقرانه.. بل وحتى مع طلابه-ولو كانوا صغاراً- بل ومع عموم الناس.. تواضعاً في تعامله، واحترامه لغيره، تواضعاً في الاستماع والانصات لمحاوره، وتواضعاً للسائلين، تواضعاً في التعليم والتدريس.. وفي هذه الخلة قصصٌ وأحداثٌ كثيرة يحملها طلابه في الجامعة، ومن حضر دروسه ولازمه ويروونها.. ومن مظاهر تواضعه:
⁃قبوله للحق والدليل في أي مسألة أو قول، أو عزو أو إحالة.. استبان له خطؤه فيه، وصواب قول غيره، ولو كان من طلابه.
⁃عرضه للفوائد العلمية، والفقهية، والحديثية الدقيقة بلطف، ثم توجيهه للطلبة بالرجوع للمصادر.. التي استقى منها فوائده، للتأكد منها.
⁃استشارته لمشايخه، وأقرانه، ونجباء طلابه في بعض المسائل، والردود، والأبحاث.
⁃عرضه بعض مؤلفاته وردوده على بعض أقرانه، وكبار العلماء.. قبل نشرها للاستئناس بآرائهم حيالها؛ بل وحتى على النجباء من طلابه.
⁃عزوه لمن أفاده بمسألة أو نبهه على فائدة دون حرج، ولو كان من طلابه.
⁃سؤاله عن طلابه وتفقده لهم، ولا أنسى اتصاله بي هاتفياً -بالهاتف الثابت قبل ظهور الجوالات- وأنا في بيت والدي في جدة في حي غليل، يسأل عني، وعن بعض شؤون الدعوة في جدة.. قبل انكشاف رموز السرورية وعبثهم بها.
————————
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 2)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kedermawanan Syaikh, Kelapangan Dadanya, dan Kesabarannya terhadap yang Berbeda Pendapat:
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh Rabi' bersaksi atas kedermawanan beliau, baik secara maknawi maupun nyata… kedermawanan orang Arab sejati yang dihiasi dengan wajah ramah, sambutan hangat, dan sifat tawadhu'. Rumah beliau terbuka untuk para pemuda, penuntut ilmu, para tamu, dan siapa saja yang datang. Perpustakaannya pun terbuka untuk mereka. Bahkan, beliau menjamu sebagian tamu dan penuntut ilmu untuk menginap di rumahnya, dan tidak pernah menolak siapa pun dari kalangan penuntut ilmu, para dai, para tamu, atau penanya—baik yang sepemahaman maupun yang berbeda.
Aku sendiri menyaksikan—dengan mata kepala—rombongan demi rombongan yang datang mengunjungi beliau dari kalangan dai Jamaah Tabligh, maupun yang terafiliasi dengan kelompok Ikhwanul Muslimin dan cabangnya, Sururiyah. Demikian pula rombongan dari ulama dunia Islam dan para penuntut ilmu dari berbagai negara dan kebangsaan. Mereka datang untuk menemuinya, dan semuanya disambut dengan hangat dan penuh kedermawanan. Beliau bertanya tentang keadaan kaum muslimin dan dakwah di negeri mereka, memberikan nasihat, arahan, diskusi, dan pengajaran. Ia juga menjamu tamunya dengan makanan, tanpa pilih kasih.
Di antara bentuk kedermawanannya yang terkenal adalah, beliau mengundang para murid dan orang-orang yang mencintainya, atau yang bertemu dan menyalaminya di Masjid Nabawi, di kampus, atau di masjid dekat rumahnya, untuk berkunjung. Beliau memuliakan mereka dengan ilmu dan berdiskusi, lalu mendesak mereka untuk tinggal lebih lama dan menjamu mereka dengan apa yang beliau miliki tanpa berlebihan, baik berupa sarapan, makan siang, atau makan malam.
🔹Adapun kesabaran dan kelapangan dada beliau dalam berinteraksi dengan manusia, khususnya dengan orang-orang yang berbeda pendapat—terutama yang menyelisihi manhaj salaf dari kalangan kelompok-kelompok harakah dan pemikiran yang menyimpang—maka demi Allah, ini adalah hal yang menakjubkan dari beliau (berbeda dengan yang disebarkan oleh kaum hizbiyyin tentangnya). Tujuan beliau adalah bersikap lemah lembut dalam berdakwah kepada mereka, bersabar, menarik hati mereka, serta menanamkan kecintaan terhadap sunnah dan manhaj salaf dalam diri mereka.
Meskipun beliau memiliki kekuatan dalam ilmu syar’i, dan argumentasi yang kokoh berdasarkan prinsip salaf, beliau tetap bersikap lembut kepada orang-orang yang berbeda, bersabar dengan mereka, menasihati mereka, berdialog, dan menanggung berbagai hal dari mereka dalam waktu yang panjang—bertahun-tahun lamanya. Setelah itu barulah beliau menimbang maslahat syar’i dalam membantah mereka, menjelaskan kebenaran, dan memperingatkan dari kebatilan—sebagai bentuk nasihat kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum muslimin, dan masyarakat umum—juga sebagai bentuk penjagaan terhadap dakwah dan para pemuda agar tidak tertipu dan terpedaya oleh mereka.
🔹Aku dahulu seperti kebanyakan pemuda lain, merasa heran terhadap kesabaran dan kelapangan dada Syaikh terhadap banyak pengikut Ikhwanul Muslimin dan Sururiyah, sementara beliau tetap berusaha menarik mereka, bersikap lembut, dan menasihati mereka selama bertahun-tahun.
🔹Begitu pula kesabaran dan kelapangan dada beliau terhadap keras kepala sebagian pemuda, para penuntut ilmu, para penanya, dan siapa pun yang datang kepada beliau untuk bertanya atau mengambil manfaat. Para mahasiswa sering menghentikan beliau di kampus, dalam perjalanan ke masjid dekat rumahnya, atau saat pergi ke Masjid Nabawi, bahkan ketika naik turun mobil. Beliau berhenti dan memenuhi kebutuhan para penanya, khususnya jika tahu bahwa sang penanya adalah penuntut ilmu yang berasal dari luar negeri, atau datang dari tempat jauh untuk belajar darinya. Maka beliau menyambutnya, memperhatikannya, menasihatinya, membimbingnya, meluangkan waktu khusus untuknya, bahkan mengundangnya ke rumah, atau membawanya bersama beliau di dalam mobilnya.
Kecintaan Syaikh terhadap Pemuda dan Penuntut Ilmu…
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kedermawanan Syaikh, Kelapangan Dadanya, dan Kesabarannya terhadap yang Berbeda Pendapat:
🔹Setiap orang yang mengenal Syaikh Rabi' bersaksi atas kedermawanan beliau, baik secara maknawi maupun nyata… kedermawanan orang Arab sejati yang dihiasi dengan wajah ramah, sambutan hangat, dan sifat tawadhu'. Rumah beliau terbuka untuk para pemuda, penuntut ilmu, para tamu, dan siapa saja yang datang. Perpustakaannya pun terbuka untuk mereka. Bahkan, beliau menjamu sebagian tamu dan penuntut ilmu untuk menginap di rumahnya, dan tidak pernah menolak siapa pun dari kalangan penuntut ilmu, para dai, para tamu, atau penanya—baik yang sepemahaman maupun yang berbeda.
Aku sendiri menyaksikan—dengan mata kepala—rombongan demi rombongan yang datang mengunjungi beliau dari kalangan dai Jamaah Tabligh, maupun yang terafiliasi dengan kelompok Ikhwanul Muslimin dan cabangnya, Sururiyah. Demikian pula rombongan dari ulama dunia Islam dan para penuntut ilmu dari berbagai negara dan kebangsaan. Mereka datang untuk menemuinya, dan semuanya disambut dengan hangat dan penuh kedermawanan. Beliau bertanya tentang keadaan kaum muslimin dan dakwah di negeri mereka, memberikan nasihat, arahan, diskusi, dan pengajaran. Ia juga menjamu tamunya dengan makanan, tanpa pilih kasih.
Di antara bentuk kedermawanannya yang terkenal adalah, beliau mengundang para murid dan orang-orang yang mencintainya, atau yang bertemu dan menyalaminya di Masjid Nabawi, di kampus, atau di masjid dekat rumahnya, untuk berkunjung. Beliau memuliakan mereka dengan ilmu dan berdiskusi, lalu mendesak mereka untuk tinggal lebih lama dan menjamu mereka dengan apa yang beliau miliki tanpa berlebihan, baik berupa sarapan, makan siang, atau makan malam.
🔹Adapun kesabaran dan kelapangan dada beliau dalam berinteraksi dengan manusia, khususnya dengan orang-orang yang berbeda pendapat—terutama yang menyelisihi manhaj salaf dari kalangan kelompok-kelompok harakah dan pemikiran yang menyimpang—maka demi Allah, ini adalah hal yang menakjubkan dari beliau (berbeda dengan yang disebarkan oleh kaum hizbiyyin tentangnya). Tujuan beliau adalah bersikap lemah lembut dalam berdakwah kepada mereka, bersabar, menarik hati mereka, serta menanamkan kecintaan terhadap sunnah dan manhaj salaf dalam diri mereka.
Meskipun beliau memiliki kekuatan dalam ilmu syar’i, dan argumentasi yang kokoh berdasarkan prinsip salaf, beliau tetap bersikap lembut kepada orang-orang yang berbeda, bersabar dengan mereka, menasihati mereka, berdialog, dan menanggung berbagai hal dari mereka dalam waktu yang panjang—bertahun-tahun lamanya. Setelah itu barulah beliau menimbang maslahat syar’i dalam membantah mereka, menjelaskan kebenaran, dan memperingatkan dari kebatilan—sebagai bentuk nasihat kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum muslimin, dan masyarakat umum—juga sebagai bentuk penjagaan terhadap dakwah dan para pemuda agar tidak tertipu dan terpedaya oleh mereka.
🔹Aku dahulu seperti kebanyakan pemuda lain, merasa heran terhadap kesabaran dan kelapangan dada Syaikh terhadap banyak pengikut Ikhwanul Muslimin dan Sururiyah, sementara beliau tetap berusaha menarik mereka, bersikap lembut, dan menasihati mereka selama bertahun-tahun.
🔹Begitu pula kesabaran dan kelapangan dada beliau terhadap keras kepala sebagian pemuda, para penuntut ilmu, para penanya, dan siapa pun yang datang kepada beliau untuk bertanya atau mengambil manfaat. Para mahasiswa sering menghentikan beliau di kampus, dalam perjalanan ke masjid dekat rumahnya, atau saat pergi ke Masjid Nabawi, bahkan ketika naik turun mobil. Beliau berhenti dan memenuhi kebutuhan para penanya, khususnya jika tahu bahwa sang penanya adalah penuntut ilmu yang berasal dari luar negeri, atau datang dari tempat jauh untuk belajar darinya. Maka beliau menyambutnya, memperhatikannya, menasihatinya, membimbingnya, meluangkan waktu khusus untuknya, bahkan mengundangnya ke rumah, atau membawanya bersama beliau di dalam mobilnya.
Kecintaan Syaikh terhadap Pemuda dan Penuntut Ilmu…
🔹Syaikh Rabi’ adalah seorang ulama rabbani, yang sangat mengagungkan sunnah dan mengamalkannya. Sunnah telah menganjurkan perhatian terhadap generasi muda dan memuliakan penuntut ilmu. Karena itu, beliau sangat mencintai para pemuda muslim, menyambut penuntut ilmu, dan selalu dekat dengan mereka sepanjang hidupnya. Semangat beliau tetap muda meski usia beliau telah lanjut. Sungguh, beliau adalah "ayah" bagi para Salafiyin—dan ini berasal dari sikap tawadhu beliau serta baiknya pendidikan dan perhatian beliau terhadap pemuda. Aku menyaksikan hal ini, sebagaimana disaksikan pula oleh siapa pun yang mengenalnya, khususnya dari kalangan murid-murid senior beliau.
🔹Syaikh membuka hati dan rumahnya untuk para ulama, dosen-dosen universitas, para da’i, pemuda, penuntut ilmu, para peneliti, dan masyarakat umum. Hati beliau begitu terkait dengan para pemuda umat Islam karena cintanya untuk membimbing mereka kepada kebaikan dan mengikuti manhaj salafus shalih. Maka berdatanganlah para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia, memenuhi rumah beliau siang dan malam. Para penuntut ilmu ini sangat menyibukkan beliau, sampai menyita waktu keluarga, urusan pribadi, dan bahkan proyek-proyek ilmiahnya.
Bahkan murid-murid beliau yang setia, para penuntut ilmu terbaiknya, dan anak-anak beliau sendiri, pernah mencoba mengatur waktu kunjungan agar tidak terlalu menyita beliau—namun selalu gagal!
Setiap kali pengaturan itu diumumkan, segera runtuh dan tidak berjalan lama. Penyebab utamanya: tawadhu Syaikh, rasa malu yang luar biasa terhadap murid-murid dan para pengunjungnya, serta kecintaan beliau terhadap ilmu, dakwah, dan pemuda.
Namun, di masa akhir hidupnya, anak-anak beliau berhasil menerapkan pengaturan waktu kunjungan, demi menjaga waktu dan kesehatan beliau.
(كَرَمُ الشَّيخِ وحِلْمُهُ وصَبْرهُ على المخالف…)
🔹يَشْهَدُ كلَّ من عرف الشيخ ربيعاً بكرمه المعنوي، والحسي.. كرم العربي الأصيل المحلى بالبشاشة والترحاب والتواضع؛ فبيته مفتوح للشباب.. وطلاب العلم، والزائرين، وقاصديه، ومكتبته مفتوحة لهم.. بل ويستضيف بعض الطلبة والزائرين للإقامة في بيته، ولا يرد أحداً قصده من طلاب العلم، والدعاة، والزائرين، والسائلين الموافقين له أو المخالفين.. رأيت بعيني وفوداً تترى لزيارة الشيخ من دعاة جماعة التبليغ، ومن المحسوبين على تيار الإخوان المسلمين وفروعهم السرورية.. ووفوداً من علماء العالم الإسلامي، وطلاب العلم من مختلف الجنسيات يقصدونه بالزيارة.. ويستقبل الجميع بالحفاوة والكرم، ويسأل عن حال المسلمين والدعوة في بلدانهم، وينصح، ويوجه، ويناقش، ويعلم.. ويجود على الجميع بكرمه إذا وافق تناول وجبة طعام دون محاباة لأحد عن أحد.. ومن كرمه المعهود أنه يدعو طلابه، ومحبيه، ومن لاقوه وسلموا عليه في المسجد النبوي، أو الجامعة، أو مسجده المجاور لزيارته لإكرامهم بالعلم والمذاكرة.. ثم يلح عليهم بالبقاء لإكرامهم بما يجود به دون تكلف، سواء كان إفطاراً، أم غداءً، أم عشاءً.
🔹أَمَّا صبرهُ وحلمهُ في تعامله مع الناس.. سيما مع المخالف، والمخالفين لمنهج السلف من التيارات الحركية، والفكرية المخالفة.. فهذا والله أمرٌ عجيبٌ من الشيخ-خلافاً لما يشيعه الحزبيون عنه- ويهدف منه الرفق في دعوتهم، والتأني بهم، وتألفهم، وتحبيب السنة ومنهج السلف إليهم؛ فبالرغم من قدرته العلمية.. وقوته الشرعية، وحججه السلفية.. إلا أنه يتلطف بالمخالفين كثيراً، ويرفق بهم، ويناصحهم، ويحاورهم، ويصبر ويحلم عليهم كثيراً، ومدداً طويلة، وسنوات عديدة.. ثم بعدها يقدر المصلحة الشرعية في الرد عليهم وبيان الحق، والتحذير من الباطل نصحاً لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمة المسلمين، وعامتهم، وحماية للدعوة، والشباب من الاغترار بحالهم، والانخداع بهم.. وكنت أتعجب كغيري من الشباب حينها من صبر الشيخ، وحلمه، وطول نفسه على كثير من أتباع تيار #الإخوان_المسلمين و تيار#السرورية وهو يستأن بهم، ويتألفهم، ويناصحهم سنين طويلة.
🔹وكذلك صبره وحلمه على صلف بعض الشباب، وطلاب العلم، والسائلين، وكل من قصده بالسؤال والإفادة منه؛ فيستوقفه الطلاب في الجامعة، وفي ذهابه وإيابه للمسجد المجاور لبيته، وفي ذهابه وإيابه للمسجد النبوي، وأثناء صعوده ونزوله من السيارة.. فيقف ويلبي حاجة السائلين وخصوصاً إذا عرف أن السائل طالب علمٍ مغترب، أو قصده من مكان بعيد ليتعلم منه.. فيحتفي به، ويحوطه باهتمامه ونصحه وإرشاده، ويخصه بوقت يلبي حاجته، بل ويدعوه لبيته، ويركبه معه في سيارته.
🔹Syaikh membuka hati dan rumahnya untuk para ulama, dosen-dosen universitas, para da’i, pemuda, penuntut ilmu, para peneliti, dan masyarakat umum. Hati beliau begitu terkait dengan para pemuda umat Islam karena cintanya untuk membimbing mereka kepada kebaikan dan mengikuti manhaj salafus shalih. Maka berdatanganlah para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia, memenuhi rumah beliau siang dan malam. Para penuntut ilmu ini sangat menyibukkan beliau, sampai menyita waktu keluarga, urusan pribadi, dan bahkan proyek-proyek ilmiahnya.
Bahkan murid-murid beliau yang setia, para penuntut ilmu terbaiknya, dan anak-anak beliau sendiri, pernah mencoba mengatur waktu kunjungan agar tidak terlalu menyita beliau—namun selalu gagal!
Setiap kali pengaturan itu diumumkan, segera runtuh dan tidak berjalan lama. Penyebab utamanya: tawadhu Syaikh, rasa malu yang luar biasa terhadap murid-murid dan para pengunjungnya, serta kecintaan beliau terhadap ilmu, dakwah, dan pemuda.
Namun, di masa akhir hidupnya, anak-anak beliau berhasil menerapkan pengaturan waktu kunjungan, demi menjaga waktu dan kesehatan beliau.
(كَرَمُ الشَّيخِ وحِلْمُهُ وصَبْرهُ على المخالف…)
🔹يَشْهَدُ كلَّ من عرف الشيخ ربيعاً بكرمه المعنوي، والحسي.. كرم العربي الأصيل المحلى بالبشاشة والترحاب والتواضع؛ فبيته مفتوح للشباب.. وطلاب العلم، والزائرين، وقاصديه، ومكتبته مفتوحة لهم.. بل ويستضيف بعض الطلبة والزائرين للإقامة في بيته، ولا يرد أحداً قصده من طلاب العلم، والدعاة، والزائرين، والسائلين الموافقين له أو المخالفين.. رأيت بعيني وفوداً تترى لزيارة الشيخ من دعاة جماعة التبليغ، ومن المحسوبين على تيار الإخوان المسلمين وفروعهم السرورية.. ووفوداً من علماء العالم الإسلامي، وطلاب العلم من مختلف الجنسيات يقصدونه بالزيارة.. ويستقبل الجميع بالحفاوة والكرم، ويسأل عن حال المسلمين والدعوة في بلدانهم، وينصح، ويوجه، ويناقش، ويعلم.. ويجود على الجميع بكرمه إذا وافق تناول وجبة طعام دون محاباة لأحد عن أحد.. ومن كرمه المعهود أنه يدعو طلابه، ومحبيه، ومن لاقوه وسلموا عليه في المسجد النبوي، أو الجامعة، أو مسجده المجاور لزيارته لإكرامهم بالعلم والمذاكرة.. ثم يلح عليهم بالبقاء لإكرامهم بما يجود به دون تكلف، سواء كان إفطاراً، أم غداءً، أم عشاءً.
🔹أَمَّا صبرهُ وحلمهُ في تعامله مع الناس.. سيما مع المخالف، والمخالفين لمنهج السلف من التيارات الحركية، والفكرية المخالفة.. فهذا والله أمرٌ عجيبٌ من الشيخ-خلافاً لما يشيعه الحزبيون عنه- ويهدف منه الرفق في دعوتهم، والتأني بهم، وتألفهم، وتحبيب السنة ومنهج السلف إليهم؛ فبالرغم من قدرته العلمية.. وقوته الشرعية، وحججه السلفية.. إلا أنه يتلطف بالمخالفين كثيراً، ويرفق بهم، ويناصحهم، ويحاورهم، ويصبر ويحلم عليهم كثيراً، ومدداً طويلة، وسنوات عديدة.. ثم بعدها يقدر المصلحة الشرعية في الرد عليهم وبيان الحق، والتحذير من الباطل نصحاً لله، ولكتابه، ولرسوله، ولأئمة المسلمين، وعامتهم، وحماية للدعوة، والشباب من الاغترار بحالهم، والانخداع بهم.. وكنت أتعجب كغيري من الشباب حينها من صبر الشيخ، وحلمه، وطول نفسه على كثير من أتباع تيار #الإخوان_المسلمين و تيار#السرورية وهو يستأن بهم، ويتألفهم، ويناصحهم سنين طويلة.
🔹وكذلك صبره وحلمه على صلف بعض الشباب، وطلاب العلم، والسائلين، وكل من قصده بالسؤال والإفادة منه؛ فيستوقفه الطلاب في الجامعة، وفي ذهابه وإيابه للمسجد المجاور لبيته، وفي ذهابه وإيابه للمسجد النبوي، وأثناء صعوده ونزوله من السيارة.. فيقف ويلبي حاجة السائلين وخصوصاً إذا عرف أن السائل طالب علمٍ مغترب، أو قصده من مكان بعيد ليتعلم منه.. فيحتفي به، ويحوطه باهتمامه ونصحه وإرشاده، ويخصه بوقت يلبي حاجته، بل ويدعوه لبيته، ويركبه معه في سيارته.
(مَحَبَّةُ الشَّيخِ لِلشَّبابِ وطلاب العلم…)
🔹الشَّيخُ ربيعٌ عالمٌ ربانيٌّ.. معظمٌ للسنة عاملٌ بها، وقد أوصت بالعناية بالنشئ والحفاوة بطلاب العلم.. ولهذا كان مُحِبَّاً لشباب المسلمين، محتفياً بطلاب العلم قريباً منهم طيلة حياته.. فروح الشيخ شبابية لم تتغير رغم كبر سنه، هو حقَّاً أبٌ للسلفيين، وهذا من تواضعه، وحسن تربيته للشباب، ورعايته لهم، أدركت هذا فيه، كما أدركه كل من عرفه في مرحلة شبابنا من طبقة طلاب الشيخ الكبار.
🔹لقد فتح الشيخ قلبه وبيته للعلماء، وأساتذة الجامعات، والدعاة، والشباب وطلاب العلم، والباحثين، والناس، وتعلق قلبه بشباب الأمة الإسلامية محبةً في دلالتهم إلى الخير، واتباع #منهج_السلف_الصالح فانهمر عليه طلاب العلم من كل حدب وصوب.. وأصبح بيته عامراً بالطلبة مكتظاً بالزائرين والمترددين عليه ليل نهار.. وأشغلوا الشيخ كثيراً.. عن أهله وشؤونه الخاصة، ومشاريعه العلمية، حتى إن خُلَّصَ مُحِبِّيه، وطلابه النجباء، وكبار أبنائه حاولوا تنظيم أوقات زياراته دون جدوى! فما أن يعلنوا ذلك إلا وسرعان ما ينخرم هذا التنظيم ويفشل في الاستمرار عليه.. لأسباب أهمها: تواضع الشيخ، واستحياؤه الشديد من طلابه، وزواره ومحبيه، أن يقصدوه ولا يستقبلهم، ومحبته للعلم والدعوة والشباب. على أن أبناء الشيخ التزموا تنظيم أوقات زيارته في آخر حياته، محافظة على وقت الشيخ، ومراعاة لظروفه الصحية..
————————
🔹الشَّيخُ ربيعٌ عالمٌ ربانيٌّ.. معظمٌ للسنة عاملٌ بها، وقد أوصت بالعناية بالنشئ والحفاوة بطلاب العلم.. ولهذا كان مُحِبَّاً لشباب المسلمين، محتفياً بطلاب العلم قريباً منهم طيلة حياته.. فروح الشيخ شبابية لم تتغير رغم كبر سنه، هو حقَّاً أبٌ للسلفيين، وهذا من تواضعه، وحسن تربيته للشباب، ورعايته لهم، أدركت هذا فيه، كما أدركه كل من عرفه في مرحلة شبابنا من طبقة طلاب الشيخ الكبار.
🔹لقد فتح الشيخ قلبه وبيته للعلماء، وأساتذة الجامعات، والدعاة، والشباب وطلاب العلم، والباحثين، والناس، وتعلق قلبه بشباب الأمة الإسلامية محبةً في دلالتهم إلى الخير، واتباع #منهج_السلف_الصالح فانهمر عليه طلاب العلم من كل حدب وصوب.. وأصبح بيته عامراً بالطلبة مكتظاً بالزائرين والمترددين عليه ليل نهار.. وأشغلوا الشيخ كثيراً.. عن أهله وشؤونه الخاصة، ومشاريعه العلمية، حتى إن خُلَّصَ مُحِبِّيه، وطلابه النجباء، وكبار أبنائه حاولوا تنظيم أوقات زياراته دون جدوى! فما أن يعلنوا ذلك إلا وسرعان ما ينخرم هذا التنظيم ويفشل في الاستمرار عليه.. لأسباب أهمها: تواضع الشيخ، واستحياؤه الشديد من طلابه، وزواره ومحبيه، أن يقصدوه ولا يستقبلهم، ومحبته للعلم والدعوة والشباب. على أن أبناء الشيخ التزموا تنظيم أوقات زيارته في آخر حياته، محافظة على وقت الشيخ، ومراعاة لظروفه الصحية..
————————
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 3)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kesibukan Syaikh Rabi’ dalam Dakwah Salafiyah.
🔹Syaikh Rabi’ telah mengabdikan dirinya dalam penyebaran ilmu dan dakwah kepada Allah, menyebarkan tauhid dan sunnah, serta mengajak kepada manhaj salafus shalih selama lebih dari 70 tahun. Beliau mengajarkan kitab-kitab tauhid, aqidah, hadits, kitab-kitab sunnah, ilmu mushthalah, ilmu rijal, dan ilmu al-jarh wa al-ta’dil. Beliau juga banyak memberikan ceramah ilmiah, manhajiyah, dan pengarahan kepada para penuntut ilmu. Selain itu, beliau juga aktif dalam penelitian, penulisan, dan membantah penyimpangan—khususnya terhadap ahli bid’ah.
🔹Kecintaan beliau terhadap dakwah salafiyah bersumber dari cintanya terhadap Islam yang murni, bersih dari segala noda bid’ah akidah, pemikiran, maupun amal, juga karena kecintaan beliau kepada para pemuda dan rasa takut beliau akan penyimpangan mereka dalam memahami Islam, serta terseretnya mereka ke dalam jurang hizbiyyah (fanatisme golongan) yang buruk dan menjadi alat penghancur Islam.
🔹Aku mengenal beliau, sebagaimana para murid senior beliau juga mengetahuinya, sebagai sosok berjiwa muda, penuh semangat, sangat peduli dalam menasihati pemuda dan membimbing mereka ke dakwah salafiyah yang murni. Tak ada yang lebih beliau cintai selain kesibukannya dengan ilmu dan dakwah, terutama ketika beliau menyadari besarnya bahaya infiltrasi manhaj kelompok-kelompok Islamiyah, khususnya Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, ke dalam jiwa pemuda Saudi dan umat Islam secara umum. Maka beliau pun mewakafkan dirinya untuk menyebarkan tauhid dan sunnah, melawan ahli hawa dan bid’ah, serta membongkar manhaj-manah ahli penyimpangan yang menyamar dengan pakaian sunnah secara dusta.
🔹Adapun faktor-faktor yang mendorong beliau menekuni hal ini, di antaranya:
- Sedikitnya orang yang benar-benar memahami persoalan ini dan mengetahui hakikat kelompok-kelompok dan aliran yang menisbahkan diri kepada Islam—yang banyak menipu masyarakat, bahkan tersembunyi hakikatnya bagi sebagian penuntut ilmu dan sebagian ulama sendiri.
- Minimnya orang yang berani membela kebenaran dan membantah manhaj-manhaj kelompok dan gerakan hizbiyyah.
- Banyaknya pemuda umat Islam yang mengikuti kelompok-kelompok ini karena ketidaktahuan mereka dan terpedaya oleh slogan serta syubhat mereka yang memikat.
Penjelasan beliau tentang Kebenaran dan Bantahan terhadap Ikhwanul Muslimin.
🔹Syaikh Rabi’—rahimahullah—sejak awal telah menyadari bahaya besar dari infiltrasi manhaj Jama’ah Ikhwanul Muslimin dan tersebarnya pemikiran mereka di berbagai institusi pendidikan umum maupun tinggi, serta lembaga-lembaga dakwah, bahkan dominasi mereka atasnya pada masa-masa tertentu (yang kita mohon kepada Allah agar tidak kembali terjadi). Beliau sangat marah dan sedih menyaksikan bagaimana para tokoh hizbi (fanatik kelompok) yang menguasai universitas menolak para mahasiswa salafi untuk masuk ke fakultas-fakultas syar’iyyah. Maka beliau pun berdiri bersama mereka, membela dengan segala kemampuan, memberi syafaat, dan berusaha menghubungi para masyayikh dan pihak universitas agar mereka diterima.
🔹Meski begitu, beliau tetap menasihati para aktivis hizbi ini dengan lemah lembut, berharap agar mereka menerima kebenaran dan mengikuti manhaj salafus shalih. Di antara karya awal dakwah beliau yang penting adalah ceramah berjudul: “Manhaj Para Nabi dalam Berdakwah kepada Allah: Di Dalamnya Terdapat Hikmah dan Akal”, yang kemudian dicetak dalam bentuk buku.
🔹Pada awal Perang Teluk Kedua (1990/1410 H), ketika Ikhwanul Muslimin dan kelompok Sururiyah memperlihatkan wajah asli mereka yang revolusioner dan pemberontak, Syaikh Rabi’ langsung menyadari bahaya besar dari cabang Ikhwanul Muslimin yang baru ini yaitu kelompok Sururiyah yang telah menipu banyak orang dengan menyamar sebagai salafi, menyuarakan pentingnya ilmu, padahal mereka menyembunyikan manhaj pemberontakan.
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kesibukan Syaikh Rabi’ dalam Dakwah Salafiyah.
🔹Syaikh Rabi’ telah mengabdikan dirinya dalam penyebaran ilmu dan dakwah kepada Allah, menyebarkan tauhid dan sunnah, serta mengajak kepada manhaj salafus shalih selama lebih dari 70 tahun. Beliau mengajarkan kitab-kitab tauhid, aqidah, hadits, kitab-kitab sunnah, ilmu mushthalah, ilmu rijal, dan ilmu al-jarh wa al-ta’dil. Beliau juga banyak memberikan ceramah ilmiah, manhajiyah, dan pengarahan kepada para penuntut ilmu. Selain itu, beliau juga aktif dalam penelitian, penulisan, dan membantah penyimpangan—khususnya terhadap ahli bid’ah.
🔹Kecintaan beliau terhadap dakwah salafiyah bersumber dari cintanya terhadap Islam yang murni, bersih dari segala noda bid’ah akidah, pemikiran, maupun amal, juga karena kecintaan beliau kepada para pemuda dan rasa takut beliau akan penyimpangan mereka dalam memahami Islam, serta terseretnya mereka ke dalam jurang hizbiyyah (fanatisme golongan) yang buruk dan menjadi alat penghancur Islam.
🔹Aku mengenal beliau, sebagaimana para murid senior beliau juga mengetahuinya, sebagai sosok berjiwa muda, penuh semangat, sangat peduli dalam menasihati pemuda dan membimbing mereka ke dakwah salafiyah yang murni. Tak ada yang lebih beliau cintai selain kesibukannya dengan ilmu dan dakwah, terutama ketika beliau menyadari besarnya bahaya infiltrasi manhaj kelompok-kelompok Islamiyah, khususnya Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, ke dalam jiwa pemuda Saudi dan umat Islam secara umum. Maka beliau pun mewakafkan dirinya untuk menyebarkan tauhid dan sunnah, melawan ahli hawa dan bid’ah, serta membongkar manhaj-manah ahli penyimpangan yang menyamar dengan pakaian sunnah secara dusta.
🔹Adapun faktor-faktor yang mendorong beliau menekuni hal ini, di antaranya:
- Sedikitnya orang yang benar-benar memahami persoalan ini dan mengetahui hakikat kelompok-kelompok dan aliran yang menisbahkan diri kepada Islam—yang banyak menipu masyarakat, bahkan tersembunyi hakikatnya bagi sebagian penuntut ilmu dan sebagian ulama sendiri.
- Minimnya orang yang berani membela kebenaran dan membantah manhaj-manhaj kelompok dan gerakan hizbiyyah.
- Banyaknya pemuda umat Islam yang mengikuti kelompok-kelompok ini karena ketidaktahuan mereka dan terpedaya oleh slogan serta syubhat mereka yang memikat.
Penjelasan beliau tentang Kebenaran dan Bantahan terhadap Ikhwanul Muslimin.
🔹Syaikh Rabi’—rahimahullah—sejak awal telah menyadari bahaya besar dari infiltrasi manhaj Jama’ah Ikhwanul Muslimin dan tersebarnya pemikiran mereka di berbagai institusi pendidikan umum maupun tinggi, serta lembaga-lembaga dakwah, bahkan dominasi mereka atasnya pada masa-masa tertentu (yang kita mohon kepada Allah agar tidak kembali terjadi). Beliau sangat marah dan sedih menyaksikan bagaimana para tokoh hizbi (fanatik kelompok) yang menguasai universitas menolak para mahasiswa salafi untuk masuk ke fakultas-fakultas syar’iyyah. Maka beliau pun berdiri bersama mereka, membela dengan segala kemampuan, memberi syafaat, dan berusaha menghubungi para masyayikh dan pihak universitas agar mereka diterima.
🔹Meski begitu, beliau tetap menasihati para aktivis hizbi ini dengan lemah lembut, berharap agar mereka menerima kebenaran dan mengikuti manhaj salafus shalih. Di antara karya awal dakwah beliau yang penting adalah ceramah berjudul: “Manhaj Para Nabi dalam Berdakwah kepada Allah: Di Dalamnya Terdapat Hikmah dan Akal”, yang kemudian dicetak dalam bentuk buku.
🔹Pada awal Perang Teluk Kedua (1990/1410 H), ketika Ikhwanul Muslimin dan kelompok Sururiyah memperlihatkan wajah asli mereka yang revolusioner dan pemberontak, Syaikh Rabi’ langsung menyadari bahaya besar dari cabang Ikhwanul Muslimin yang baru ini yaitu kelompok Sururiyah yang telah menipu banyak orang dengan menyamar sebagai salafi, menyuarakan pentingnya ilmu, padahal mereka menyembunyikan manhaj pemberontakan.
🔹Syaikh pun bangkit membantah mereka. Bersama sekelompok ulama kota Madinah, di barisan terdepan ada dua ulama besar: Syaikh Muhammad Aman al-Jami (w. 1416 H) dan Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali (w. 1447 H)—rahimahumallah. Beliau mewakafkan hidupnya untuk membongkar kesesatan Ikhwanul Muslimin dan Sururiyah, yang pemikiran mereka telah menyebar di kalangan pemuda dan orang-orang yang semangat dalam agama. Ideologi mereka tertanam dalam benak generasi muda, terutama di masa dominasi kaum hizbi atas dunia pendidikan dan dakwah.
🔹Syaikh Rabi’ pun menghancurkan fondasi mereka yang rapuh.
🔹Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya berusaha keras menghentikan Syaikh Rabi’ dari membongkar kesesatan mereka dan membantah pemikiran mereka. Mereka mengirim rombongan besar untuk mengunjungi beliau secara langsung di Madinah, menghubunginya lewat telepon, serta melalui tokoh-tokoh mereka di Madinah dan daerah lainnya, memohon agar beliau berhenti menyerang dan mengkritik mereka dengan alasan-alasan lemah dan tidak berdasar.
🔹Namun, Syaikh tetap teguh seperti gunung dalam pendiriannya untuk menjelaskan kebenaran. Ini adalah karunia dan taufik dari Allah kepadanya untuk membela Islam dan menjaga kemurniannya. Demi Allah, penulis sendiri menyaksikan wibawa, ketegasan, dan kekuatan ilmiah Syaikh Rabi’ dalam membela kebenaran, dibandingkan dengan kepengecutan dan ketakutan Ikhwanul Muslimin dan Sururiyah ketika berhadapan dengan ilmunya.
🔹Syaikh Rabi’ langsung memulai pembongkaran terhadap pemikiran mereka dalam ceramah-ceramah, pelajaran, dan lewat tulisan-tulisan. Ia pun mulai menulis buku-buku penting dalam bidang pemikiran dan manhaj yang menghancurkan fondasi mereka dan mengungkap penyimpangan tokoh-tokoh mereka. Di antara karya awal beliau yang sangat penting:
- Kitab: “Shadd ‘Adwan al-Mulhidin wa Jawaz al-Isti’anah ‘ala Qitalihim bi Ghayr al-Muslimin” (Menolak serangan kaum atheis dan bolehnya meminta bantuan non-Muslim dalam memerangi mereka).
- Kitab: “Ahlul Hadits Hum ath-Thaifah an-Najiyah al-Mansurah” (Ahlul Hadits adalah golongan yang selamat dan mendapat pertolongan – Bantahan terhadap Salman al-‘Awdah).
- Kitab: “Adhwa’ Islamiyyah ‘ala ‘Aqidah Sayyid Quthb wa Fikrih” (Cahaya Islam atas akidah dan pemikiran Sayyid Quthb).
- Kitab: “Matha'in Sayyid Quthb fi Shahabah Rasulillah” (Celaan-celaan Sayyid Quthb terhadap para Sahabat Rasulullah).
- Kitab: “Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah fi Naqd ar-Rijal wal Kutub wat Thawa'if” (Manhaj Ahlus Sunnah dalam mengkritik perawi, buku-buku, dan kelompok-kelompok).
📚 Saudara kami yang tercinta, salafi yang berjihad di jalan ilmu, Abu Jabir Abdullah Utsman al-Anshari, mengambil peran besar dalam menerbitkan karya-karya Syaikh Rabi’ melalui penerbit miliknya Dar al-Ghuraba al-Atsariyyah, pada masa sulit ketika para penolong dan pendukung sangat sedikit.
💥 Demi Allah, Syaikh Rabi’ menghadapi perang besar, karena pada saat itu kekuatan berada di tangan kaum hizbiyyin di berbagai tempat, sementara para salafi sedikit dan lemah.
🛡 Abu Jabir, rekan seperjuangan kami, juga mendapat tekanan, gangguan, dan ujian besar karena membantu Syaikh, namun ia bersabar dan tetap tegar. Ia memiliki kedudukan mulia dalam membantu Syaikh dan membela dakwah salafiyah.
📖 Karena kepercayaan dan cinta Syaikh Rabi’ kepada murid-muridnya yang tulus, beliau pun menugaskan sebagian dari mereka untuk menelaah dan menyunting bukunya setelah proses penyusunan dan koreksi, di antaranya:
- Abu Jabir
- Syaikh Khalid bin Husain Labni
- Dan penulis lembaran ini sendiri (yakni penulis kesaksian ini, Sami Khayyath, pent).
(اشْتِغَالُ المدخليِّ بالدَّعْوةِ السَّلفية)
🔹اشتغل الشيخ ربيع بنشر العلم.. والدعوة إلى الله، ونشر التوحيد والسنة، والدعوة لمنهج السلف الصالح لأكثر من ٧٠ سبعين عاماً؛ درس كتب التوحيد، والعقيدة، والحديث، وكتب السنة، والمصطلح، والرجال، والجرح والتعديل، وألقى الكثير من المحاضرات العلمية، والمنهجية، والتوعوية لطلبة العلم، كما اشتغل بالتحقيق، والتأليف، والرد على المخالفين.. سيما أهل البدع.
🔹Syaikh Rabi’ pun menghancurkan fondasi mereka yang rapuh.
🔹Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya berusaha keras menghentikan Syaikh Rabi’ dari membongkar kesesatan mereka dan membantah pemikiran mereka. Mereka mengirim rombongan besar untuk mengunjungi beliau secara langsung di Madinah, menghubunginya lewat telepon, serta melalui tokoh-tokoh mereka di Madinah dan daerah lainnya, memohon agar beliau berhenti menyerang dan mengkritik mereka dengan alasan-alasan lemah dan tidak berdasar.
🔹Namun, Syaikh tetap teguh seperti gunung dalam pendiriannya untuk menjelaskan kebenaran. Ini adalah karunia dan taufik dari Allah kepadanya untuk membela Islam dan menjaga kemurniannya. Demi Allah, penulis sendiri menyaksikan wibawa, ketegasan, dan kekuatan ilmiah Syaikh Rabi’ dalam membela kebenaran, dibandingkan dengan kepengecutan dan ketakutan Ikhwanul Muslimin dan Sururiyah ketika berhadapan dengan ilmunya.
🔹Syaikh Rabi’ langsung memulai pembongkaran terhadap pemikiran mereka dalam ceramah-ceramah, pelajaran, dan lewat tulisan-tulisan. Ia pun mulai menulis buku-buku penting dalam bidang pemikiran dan manhaj yang menghancurkan fondasi mereka dan mengungkap penyimpangan tokoh-tokoh mereka. Di antara karya awal beliau yang sangat penting:
- Kitab: “Shadd ‘Adwan al-Mulhidin wa Jawaz al-Isti’anah ‘ala Qitalihim bi Ghayr al-Muslimin” (Menolak serangan kaum atheis dan bolehnya meminta bantuan non-Muslim dalam memerangi mereka).
- Kitab: “Ahlul Hadits Hum ath-Thaifah an-Najiyah al-Mansurah” (Ahlul Hadits adalah golongan yang selamat dan mendapat pertolongan – Bantahan terhadap Salman al-‘Awdah).
- Kitab: “Adhwa’ Islamiyyah ‘ala ‘Aqidah Sayyid Quthb wa Fikrih” (Cahaya Islam atas akidah dan pemikiran Sayyid Quthb).
- Kitab: “Matha'in Sayyid Quthb fi Shahabah Rasulillah” (Celaan-celaan Sayyid Quthb terhadap para Sahabat Rasulullah).
- Kitab: “Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah fi Naqd ar-Rijal wal Kutub wat Thawa'if” (Manhaj Ahlus Sunnah dalam mengkritik perawi, buku-buku, dan kelompok-kelompok).
📚 Saudara kami yang tercinta, salafi yang berjihad di jalan ilmu, Abu Jabir Abdullah Utsman al-Anshari, mengambil peran besar dalam menerbitkan karya-karya Syaikh Rabi’ melalui penerbit miliknya Dar al-Ghuraba al-Atsariyyah, pada masa sulit ketika para penolong dan pendukung sangat sedikit.
💥 Demi Allah, Syaikh Rabi’ menghadapi perang besar, karena pada saat itu kekuatan berada di tangan kaum hizbiyyin di berbagai tempat, sementara para salafi sedikit dan lemah.
🛡 Abu Jabir, rekan seperjuangan kami, juga mendapat tekanan, gangguan, dan ujian besar karena membantu Syaikh, namun ia bersabar dan tetap tegar. Ia memiliki kedudukan mulia dalam membantu Syaikh dan membela dakwah salafiyah.
📖 Karena kepercayaan dan cinta Syaikh Rabi’ kepada murid-muridnya yang tulus, beliau pun menugaskan sebagian dari mereka untuk menelaah dan menyunting bukunya setelah proses penyusunan dan koreksi, di antaranya:
- Abu Jabir
- Syaikh Khalid bin Husain Labni
- Dan penulis lembaran ini sendiri (yakni penulis kesaksian ini, Sami Khayyath, pent).
(اشْتِغَالُ المدخليِّ بالدَّعْوةِ السَّلفية)
🔹اشتغل الشيخ ربيع بنشر العلم.. والدعوة إلى الله، ونشر التوحيد والسنة، والدعوة لمنهج السلف الصالح لأكثر من ٧٠ سبعين عاماً؛ درس كتب التوحيد، والعقيدة، والحديث، وكتب السنة، والمصطلح، والرجال، والجرح والتعديل، وألقى الكثير من المحاضرات العلمية، والمنهجية، والتوعوية لطلبة العلم، كما اشتغل بالتحقيق، والتأليف، والرد على المخالفين.. سيما أهل البدع.
لقد كانت محبة الشيخ للدعوة السلفية، نابعة من حبه للإسلام الصافي النقي من شوائب البدع الاعتقادية، والفكرية، والعملية، ومن محبته الخير للشباب، وخوفه عليهم من الانحراف في فهم الإسلام، والانجرار لأتون الحزبية المقيتة التي هي معاول هدم للإسلام.. عرفت الشيخ كما عرفه كبار طلابه القدماء بروحه الشبابية المتوقدة، الحريصة على نصح الشباب، وتوجيههم للدعوة السلفية الصافية النقية، ولا يعدل عند الشيخ شيء كاشتغاله بالعلم والدعوة، خصوصاً بعد إدراكه استفحال خطر تغلغل(مناهج الجماعات الإسلامية) سيما جماعة الإخوان المسلمين وفروعهم.. على شباب المملكة، والعالم بأسره. فنذر نفسه لنشر التوحيد والسنة، ومقارعة أهل الأهواء والبدع، وكشف مناهج أهل الزيغ المتلبسة لبوس السنة زوراً، وأحسب أن الذي دفع الشيخ لهذا أمور، منها:
- قلة من يفهم هذا الباب، ويعرف حقيقة الجماعات، والتيارات المنسوبة للإسلام، فقد اغتر بها الناس، وخفي حالها وحقيقتها على كثير من طلبة العلم، بل وبعض خواص العلماء.
- قلة المتصدين لبيان الحق، والرد على مناهج الجماعات والتيارات الحزبية الحركية.
- اتباع كثير من شباب الأمة لهذه الجماعات والتيارات جهلاً بحقيقتها، واغتراراً بشعاراتها وشبهاتها البراقة.
(بيانه الحق وردوده على الإخوان المسلمين)
🔹ولِهَذَا أَدْرَكَ الشَّيخ ُمبكراً خطورة تغلل منهج جماعة #الإخوان_المسلمين وشيوع فكرهم على مؤسسات التعليم العام والعالي، والمؤسسات الدعوية وسيطرتهم عليها في حقبة مضت-لا أعادها الله-، وكان مستاءً غاية الاستياء، وأدركته وهو يتألم لتربص الحزبيين المسيطرين على الجامعات رفض قبول الطلاب السلفيين في الكليات الشرعية، وكان يقف معهم بكل ما يملك ويقدر عليه، ويشفع لهم، ويتواصل مع كثير من المشايخ ومسؤولي الجامعة لقبولهم.
ومع هذا كان الشيخ يناصحهم، ويستأن بهم كثيراً رجاء قبولهم الحق، واتباعهم منهج السلف الصالح.. ومن أوائل أعماله الدعوية المهمة.. محاضرته التي ألقاها بعنوان: (منهج الأنبياء في الدعوة إلى الله فيه الحكمة والعقل)وقد طبعها في كتاب بعد ذلك.
🔹وفي مطلع حرب الخليج الثانية عام١٤١٠- ١٩٩٠م لَمَّا كشف #الإخوان و #السروريون عن وجههم الخارجي الثوري القميء.. أدرك الشيخ خطورة الفرع الإخواني الجديد المتمظهر با #السلفية بعد أن خَدَعَ السروريون الناس فترةً من الزمن، بتوشحهم ثياب السلفية والاهتمام بالعلم. وقد انبرى للرد عليهم، وكشف حقيقتهم كوكبة من علماء المدينة، في مقدمتهم العلامتان/محمد أمان الجامي(ت١٤١٦هـ)، وربيع بن هادي المدخلي(ت١٤٤٧هـ)-رحمهما الله- ونذر الشيخ ربيع نفسه للرد على الإخوان والسرورية الذين فشا فكرهما في أوساط الشباب والمتدينين، وانغرس في عقول أجيال من الناشئة إبان سيطرة الحزبيين على معاقل التعليم والدعوة.. ودك قواعد بنيانهم المهترئ.
🔹حاول الإخوان وفروعهم تثنية الشيخ عن التصدي لهم والرد عليهم.. بالوفود الكثيرة المبعوثة للشيخ ربيع حضورياً بزيارته في المدينة، أو هاتفياً، وعبر الكثير من أرباب هذا الفكر في المدينة وغيرها، وترجيهم ألا يتصدى للرد عليهم، بحججٍ واهية.. بيد أن الشيخ ثابتٌ كالجبل من موقفه في بيان الحق، وهذا توفيقٌ من الله له في نصرة الإسلام والذود عن حياضه. وأيم الله قد رأيت هيبة الشيخ، وصلابته، وقوته العلمية في الحق أمام جبن الإخوان والسرورية، وخورهم وتهافتهم من علم الشيخ، وإقدام الشيخ وشروعه في الرد عليهم، في محاضراته، ودروسه، وفي مؤلفاته، فأخرج الشيخ حينها بواكير كتبه الفكرية، والمنهجية، المحطمة لفكرهم، ورموزهم، منها:
* كتاب: صد عدوان الملحدين وجواز الاستعانة على قتالهم بغير المسلمين.
* ثم كتاب: أهل الحديث هم الطائفة الناجية المنصورة(رد على سلمان العودة).
* وكتاب: أضواء إسلامية على عقيدة سيد قطب وفكره.
* وكتاب: مطاعن سيد قطب في صحابة رسول الله.
* وكتاب: منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف.
وتولى أخونا الحبيب السلفي المجاهد أبو جابر عبد الله عثمان الأنصاري نشر كتب الشيخ في دار نشره الغرباء الأثرية في وقت عز فيه المؤازر والنصير.. وتالله حورب الشيخ حرباً ضروساً شعواء؛ فقد كانت الغلبة والقوة للحزبيين في كل مكان، والسلفيون قلةٌ مستضعفون، وثُنِّي رفيق دربنا أبو جابر، وحورب وأوذي كثيراً وصبر، فله قدم صدق وسبق في خدمة الشيخ، ونصرة السنة، والدعوة السلفية. ومن ثقة الشيخ ومحبته لخلص طلابه، كلف بعضهم بمراجعة كتبه، بعد صفها وتصحيحها، منهم: أبو جابر، والشيخ خالد بن حسين لبني، والعبد الفقير راقم هذه الأسطر.
- قلة من يفهم هذا الباب، ويعرف حقيقة الجماعات، والتيارات المنسوبة للإسلام، فقد اغتر بها الناس، وخفي حالها وحقيقتها على كثير من طلبة العلم، بل وبعض خواص العلماء.
- قلة المتصدين لبيان الحق، والرد على مناهج الجماعات والتيارات الحزبية الحركية.
- اتباع كثير من شباب الأمة لهذه الجماعات والتيارات جهلاً بحقيقتها، واغتراراً بشعاراتها وشبهاتها البراقة.
(بيانه الحق وردوده على الإخوان المسلمين)
🔹ولِهَذَا أَدْرَكَ الشَّيخ ُمبكراً خطورة تغلل منهج جماعة #الإخوان_المسلمين وشيوع فكرهم على مؤسسات التعليم العام والعالي، والمؤسسات الدعوية وسيطرتهم عليها في حقبة مضت-لا أعادها الله-، وكان مستاءً غاية الاستياء، وأدركته وهو يتألم لتربص الحزبيين المسيطرين على الجامعات رفض قبول الطلاب السلفيين في الكليات الشرعية، وكان يقف معهم بكل ما يملك ويقدر عليه، ويشفع لهم، ويتواصل مع كثير من المشايخ ومسؤولي الجامعة لقبولهم.
ومع هذا كان الشيخ يناصحهم، ويستأن بهم كثيراً رجاء قبولهم الحق، واتباعهم منهج السلف الصالح.. ومن أوائل أعماله الدعوية المهمة.. محاضرته التي ألقاها بعنوان: (منهج الأنبياء في الدعوة إلى الله فيه الحكمة والعقل)وقد طبعها في كتاب بعد ذلك.
🔹وفي مطلع حرب الخليج الثانية عام١٤١٠- ١٩٩٠م لَمَّا كشف #الإخوان و #السروريون عن وجههم الخارجي الثوري القميء.. أدرك الشيخ خطورة الفرع الإخواني الجديد المتمظهر با #السلفية بعد أن خَدَعَ السروريون الناس فترةً من الزمن، بتوشحهم ثياب السلفية والاهتمام بالعلم. وقد انبرى للرد عليهم، وكشف حقيقتهم كوكبة من علماء المدينة، في مقدمتهم العلامتان/محمد أمان الجامي(ت١٤١٦هـ)، وربيع بن هادي المدخلي(ت١٤٤٧هـ)-رحمهما الله- ونذر الشيخ ربيع نفسه للرد على الإخوان والسرورية الذين فشا فكرهما في أوساط الشباب والمتدينين، وانغرس في عقول أجيال من الناشئة إبان سيطرة الحزبيين على معاقل التعليم والدعوة.. ودك قواعد بنيانهم المهترئ.
🔹حاول الإخوان وفروعهم تثنية الشيخ عن التصدي لهم والرد عليهم.. بالوفود الكثيرة المبعوثة للشيخ ربيع حضورياً بزيارته في المدينة، أو هاتفياً، وعبر الكثير من أرباب هذا الفكر في المدينة وغيرها، وترجيهم ألا يتصدى للرد عليهم، بحججٍ واهية.. بيد أن الشيخ ثابتٌ كالجبل من موقفه في بيان الحق، وهذا توفيقٌ من الله له في نصرة الإسلام والذود عن حياضه. وأيم الله قد رأيت هيبة الشيخ، وصلابته، وقوته العلمية في الحق أمام جبن الإخوان والسرورية، وخورهم وتهافتهم من علم الشيخ، وإقدام الشيخ وشروعه في الرد عليهم، في محاضراته، ودروسه، وفي مؤلفاته، فأخرج الشيخ حينها بواكير كتبه الفكرية، والمنهجية، المحطمة لفكرهم، ورموزهم، منها:
* كتاب: صد عدوان الملحدين وجواز الاستعانة على قتالهم بغير المسلمين.
* ثم كتاب: أهل الحديث هم الطائفة الناجية المنصورة(رد على سلمان العودة).
* وكتاب: أضواء إسلامية على عقيدة سيد قطب وفكره.
* وكتاب: مطاعن سيد قطب في صحابة رسول الله.
* وكتاب: منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف.
وتولى أخونا الحبيب السلفي المجاهد أبو جابر عبد الله عثمان الأنصاري نشر كتب الشيخ في دار نشره الغرباء الأثرية في وقت عز فيه المؤازر والنصير.. وتالله حورب الشيخ حرباً ضروساً شعواء؛ فقد كانت الغلبة والقوة للحزبيين في كل مكان، والسلفيون قلةٌ مستضعفون، وثُنِّي رفيق دربنا أبو جابر، وحورب وأوذي كثيراً وصبر، فله قدم صدق وسبق في خدمة الشيخ، ونصرة السنة، والدعوة السلفية. ومن ثقة الشيخ ومحبته لخلص طلابه، كلف بعضهم بمراجعة كتبه، بعد صفها وتصحيحها، منهم: أبو جابر، والشيخ خالد بن حسين لبني، والعبد الفقير راقم هذه الأسطر.
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 4)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Pujian Para Ulama terhadap Karya-Karya Syaikh Rabi'
Para ulama Ahlus Sunnah — baik dari kalangan masyayikhnya, rekan-rekannya, maupun para penuntut ilmu senior — menyambut baik karya-karya Syaikh Rabi’ serta bantahannya terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin dan Sururiyyah, seperti:
- Syaikh Ibn Baz
- Syaikh Ibn Utsaimin
- Syaikh al-Fawzan
- Syaikh al-Albani
- Syaikh Muqbil al-Wadi’i
- Syaikh Ahmad an-Najmi
dan lainnya.
Mereka menyatakan pujian terhadap karya-karya tersebut, menganjurkan agar diambil manfaat darinya, memberkahi usahanya, serta mengucapkan terima kasih kepada beliau.
📖 Kisah yang saya abadikan untuk sejarah dan dalam rangka menjaga kedudukan Syaikh — dan saya telah menyampaikannya kepada beliau saat itu:
Ketika cetakan pertama buku:
- “Adhwa’ Islamiyyah…”
- “Matha’in Sayyid Quthb…”
- “Ahlul Hadits…”
- “Manhaj Ahlus Sunnah…”
telah terbit, saya membawanya dan mengunjungi Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Abdillah as-Subayyil (w. 1434 H), imam Masjidil Haram, anggota Hai’ah Kibaril Ulama, dan mantan Ketua Umum Urusan Haramain.
🗨 Ia bergembira, lalu berkata secara harfiah:
"Sampaikan salamku kepada Syaikh Rabi’, sampaikan terima kasihku atas upayanya. Katakan padanya bahwa ia telah menggugurkan dari kami satu kewajiban besar yang seharusnya berada di pundak kami — dengan bantahannya terhadap hizbiyyin dan para penyimpang dari manhaj salaf. Kami sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mengikuti penyimpangan-penyimpangan itu. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Aku bahkan mendapati beberapa muridku mengikuti manhaj menyimpang ini." Selesai.
📌 Saya katakan:
Ini adalah kesaksian yang adil atas benarnya perjuangan Syaikh Rabi’ dalam melawan ahlul bid’ah dari kalangan hizbiyyin, dan bahwa menyingkap kondisi mereka, membantah mereka, serta memperingatkan umat dari mereka adalah kewajiban dan jalan para ulama.
Ia juga menjelaskan dengan terang udzur (alasan) sebagian ulama besar yang tidak sempat membantah Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, serta memaafkan siapa pun yang sempat menyanjung mereka di awal karena tertipu dengan penampilan ilmiah dan dakwah mereka — sebelum hakikat mereka terungkap.
Siapakah Musuh-Musuh Syaikh Rabi’ al-Madkhali?
🔹Yang mencela dan mencaci-maki Syaikh Rabi’ al-Madkhali adalah Ahlul Ahwa’ wal Bida’ (pengikut hawa nafsu dan bid’ah) seperti:
- Kaum sufi,
- Rafidhah (Syiah ekstrim),
- Para penolak sunnah,
- Terutama Khawarij zaman ini, yakni:
- Kelompok Ikhwanul Muslimin, dan
- Kelompok Sururiyyah,
serta setiap orang yang menyelisihi sunnah dan manhaj salafus shalih.
Adapun Ahlus Sunnah Salafiyyin, maka mereka:
- memuliakan beliau,
- mengenal kedudukannya,
- mengakui keunggulannya dalam ilmu,
- serta mengakui jerih payah dan jasa beliau dalam berdakwah kepada Allah, membela Islam dan dakwah salafiyyah dari segala penyimpangan dan bid’ah.
Apakah Syaikh Rabi’ Ma’shum dan Tak Pernah Salah?
🔹Pertanyaan: Apakah syaikh maksum dan tak pernah salah? Apakah beliau punya kesalahan? Dan kalaupun ada, seberapa besar perbandingannya dengan kebenaran yang beliau sampaikan?
Jawabannya:
Termasuk prinsip akidah salafiyah yang telah ditetapkan adalah bahwa tidak ada manusia yang maksum (terjaga dari kesalahan) kecuali para nabi dan rasul dalam hal penyampaian wahyu dari Allah.
Setiap manusia bisa salah, dan begitu pula Syaikh Rabi’ al-Madkhali, beliau adalah manusia seperti yang lainnya — bisa benar, bisa juga keliru.
Beliau sendiri tidak pernah mengklaim dirinya maksum, dan tidak ada satu pun dari murid atau pecintanya yang menyandangkan sifat itu padanya.
Beliau berijtihad sebagaimana para ulama lainnya, dan setiap ijtihad bisa bernilai satu pahala jika salah, dua pahala jika benar. Dan terkadang ada yang menyelisihinya dalam ijtihadnya pada perkara yang memang boleh ada perselisihan padanya (masail ijtihadiyyah) maka tidak mengapa dan tidak ada celaan.
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Pujian Para Ulama terhadap Karya-Karya Syaikh Rabi'
Para ulama Ahlus Sunnah — baik dari kalangan masyayikhnya, rekan-rekannya, maupun para penuntut ilmu senior — menyambut baik karya-karya Syaikh Rabi’ serta bantahannya terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin dan Sururiyyah, seperti:
- Syaikh Ibn Baz
- Syaikh Ibn Utsaimin
- Syaikh al-Fawzan
- Syaikh al-Albani
- Syaikh Muqbil al-Wadi’i
- Syaikh Ahmad an-Najmi
dan lainnya.
Mereka menyatakan pujian terhadap karya-karya tersebut, menganjurkan agar diambil manfaat darinya, memberkahi usahanya, serta mengucapkan terima kasih kepada beliau.
📖 Kisah yang saya abadikan untuk sejarah dan dalam rangka menjaga kedudukan Syaikh — dan saya telah menyampaikannya kepada beliau saat itu:
Ketika cetakan pertama buku:
- “Adhwa’ Islamiyyah…”
- “Matha’in Sayyid Quthb…”
- “Ahlul Hadits…”
- “Manhaj Ahlus Sunnah…”
telah terbit, saya membawanya dan mengunjungi Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Abdillah as-Subayyil (w. 1434 H), imam Masjidil Haram, anggota Hai’ah Kibaril Ulama, dan mantan Ketua Umum Urusan Haramain.
🗨 Ia bergembira, lalu berkata secara harfiah:
"Sampaikan salamku kepada Syaikh Rabi’, sampaikan terima kasihku atas upayanya. Katakan padanya bahwa ia telah menggugurkan dari kami satu kewajiban besar yang seharusnya berada di pundak kami — dengan bantahannya terhadap hizbiyyin dan para penyimpang dari manhaj salaf. Kami sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mengikuti penyimpangan-penyimpangan itu. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan. Aku bahkan mendapati beberapa muridku mengikuti manhaj menyimpang ini." Selesai.
📌 Saya katakan:
Ini adalah kesaksian yang adil atas benarnya perjuangan Syaikh Rabi’ dalam melawan ahlul bid’ah dari kalangan hizbiyyin, dan bahwa menyingkap kondisi mereka, membantah mereka, serta memperingatkan umat dari mereka adalah kewajiban dan jalan para ulama.
Ia juga menjelaskan dengan terang udzur (alasan) sebagian ulama besar yang tidak sempat membantah Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, serta memaafkan siapa pun yang sempat menyanjung mereka di awal karena tertipu dengan penampilan ilmiah dan dakwah mereka — sebelum hakikat mereka terungkap.
Siapakah Musuh-Musuh Syaikh Rabi’ al-Madkhali?
🔹Yang mencela dan mencaci-maki Syaikh Rabi’ al-Madkhali adalah Ahlul Ahwa’ wal Bida’ (pengikut hawa nafsu dan bid’ah) seperti:
- Kaum sufi,
- Rafidhah (Syiah ekstrim),
- Para penolak sunnah,
- Terutama Khawarij zaman ini, yakni:
- Kelompok Ikhwanul Muslimin, dan
- Kelompok Sururiyyah,
serta setiap orang yang menyelisihi sunnah dan manhaj salafus shalih.
Adapun Ahlus Sunnah Salafiyyin, maka mereka:
- memuliakan beliau,
- mengenal kedudukannya,
- mengakui keunggulannya dalam ilmu,
- serta mengakui jerih payah dan jasa beliau dalam berdakwah kepada Allah, membela Islam dan dakwah salafiyyah dari segala penyimpangan dan bid’ah.
Apakah Syaikh Rabi’ Ma’shum dan Tak Pernah Salah?
🔹Pertanyaan: Apakah syaikh maksum dan tak pernah salah? Apakah beliau punya kesalahan? Dan kalaupun ada, seberapa besar perbandingannya dengan kebenaran yang beliau sampaikan?
Jawabannya:
Termasuk prinsip akidah salafiyah yang telah ditetapkan adalah bahwa tidak ada manusia yang maksum (terjaga dari kesalahan) kecuali para nabi dan rasul dalam hal penyampaian wahyu dari Allah.
Setiap manusia bisa salah, dan begitu pula Syaikh Rabi’ al-Madkhali, beliau adalah manusia seperti yang lainnya — bisa benar, bisa juga keliru.
Beliau sendiri tidak pernah mengklaim dirinya maksum, dan tidak ada satu pun dari murid atau pecintanya yang menyandangkan sifat itu padanya.
Beliau berijtihad sebagaimana para ulama lainnya, dan setiap ijtihad bisa bernilai satu pahala jika salah, dua pahala jika benar. Dan terkadang ada yang menyelisihinya dalam ijtihadnya pada perkara yang memang boleh ada perselisihan padanya (masail ijtihadiyyah) maka tidak mengapa dan tidak ada celaan.
Namun, kami meyakini bahwa tingkat kebenaran dan ketepatan dalam dakwah Syaikh — yang menyeru kepada Al-Qur'an, Sunnah, dan manhaj salaf, serta dalam membantah ahli bid’ah dan membela syariat — sangat dominan dan mendominasi hidup beliau.
Walillahil hamd.
🔹Bisa saja seorang perawi yang tsiqah, hafizh, imam, kokoh dan jenius dalam ilmu salah dan keliru… Namun sedikit kesalahannya tidak merusak banyak kebenarannya. Kebaikan dan manfaat Syaikh Rabi’ untuk umat begitu besar dan tinggi nilainya. Bagaimana tidak, sementara beliau adalah seorang ulama mujtahid, salafi, muwahhid (ahli tauhid), yang menghabiskan hidupnya untuk berdakwah kepada tauhid, sunnah, dan manhaj salaf, serta memperingatkan umat dari syirik, bid’ah, dan aliran-aliran sesat.
🔹Cukuplah menjadi keutamaan bagi Syaikh Rabi’ bahwa beliau adalah seorang ahli sunnah dan muwahhid. Maka bagaimana jika ia juga seorang penuntut ilmu salafi? Bahkan bagaimana jika dia seorang ulama besar, mujtahid, salafi, dai tauhid, yang mengorbankan seluruh ilmunya, waktunya, umurnya, dan hartanya untuk membela tauhid, sunnah, manhaj salaf, dan untuk memperingatkan umat dari segala bentuk syirik, bid’ah, dan aliran sesat?
🔹Cukuplah menjadi kebaikan besar bagi beliau: penyebaran dakwah tauhid, dakwah kepada manhaj salafus shalih, dan penjelasan terhadap bahaya Khawarij zaman ini. Demi Allah — tidak kutahu ada ulama lain yang menasihati umat, dan membela Islam dengan membongkar kedok kelompok paling berbahaya yang menyerupai Freemasonry batiniyyah yang muncul sejak satu abad yang lalu, yang berhasil menipu banyak ulama, menyesatkan umat, dan membaurkan agama mereka (kelompok Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya), seperti yang dilakukan oleh Syaikh Rabi’...
(ثَنَاءُ العلماءِ على مؤلفات الشيخ)
تلقى علماء أهل السنة-من طبقة مشايخه، وأقرانه، وطلاب العلم الكبار- مؤلفات الشيخ وردوده على الإخوان والسرورية، كالعلامة ابن باز، وابن عثيمين، والفوزان، والألباني، ومقبل الوادعي، والنجمي وغيرهم، بقبول حسنٍ.. وأثنوا عليها، ونصحوا بالإفادة منها، وباركوا جهود الشيخ وشكروه، وتحضرني ههنا قصة.. أقولها للتاريخ، وحفظاً لمكانة الشيخ-وقد أخبرته بها حينها-: لما طبع كتاب:(أضواء إسلامية..)، وكتاب(مطاعن سيد قطب..)، وكتاب(أهل الحديث..)، وكتاب:(منهج أهل السنة..)طبعتهم الأولى، حملت نسخة منها وزرت معالي الشيخ العلامة الفقيه محمد بن عبد الله السبيل(ت١٤٣٤هـ)الرئيس العام الأسبق لشؤون الحرمين، إمام وخطيب المسجد الحرام، عضو هيئة كبار العلماء، وناولته إياها، فابتهج وقال لي نصاً:(أبلغ سلامي للشيخ ربيع، واشكره على جهوده، وأبلغه أنه أسقط عنا واجباً عظيماً كان منوطاً بأعناقنا بردوده على الحزبيين والمخالفين لمنهج السلف.. أسقط عنا واجباً كان بأعناقنا، نحن مشغولون وليس لدينا وقت لتتبع هؤلاء المنحرفين، والضالين جزاه الله عنا خير الجزاء، وقد اكتشفت بعض طلابي يسيرون على هذا المنهج المنحرف). انتهى.
قُلْتُ: وهي شهادةُ حقٍّ في صواب جهاد الشيخ ضد أهل البدع من الحزبيين(الجماعات الإسلامية)، وأن استدافهم بكشف حالهم، والرد عليهم، والتحذير منهم واجبٌ وجادة أهل العلم، كما أنها كشفت بوضوح عذر كبار العلماء في عدم الرد على الإخوان المسلمين وفروعهم، والاعتذار لمن أثنى عليهم ابتداء، واغتراراً بتمظهرهم الاشتغال بالعلم والدعوة.. قبل انكشاف حالهم، وظهور فكرهم ومنهجهم.
(مَنْ هُمْ أَعْدَاءُ ربيع المدخلي؟)
🔹مَنْ يطعنُ في الشيخ ربيع المدخلي هم #أهل_الأهواء_والبدع كا #الصوفية و #الرافضة ومنكروا السنة.. وخصوصاً #خوارج_العصر = #التيار_الإخواني و #التيار_السروري وكل مخالف للسنة ومنهج السلف الصالح.. أما أهل السنة السلفيون فيجلونه، ويعرفون قدره، وعلو كعبه في العلم، ويحفظون بلاءه الحسن في الدعوة إلى الله، والذب عن الإسلام، والدعوة السلفية كل دخيل وبدعة.
(هَلْ الشيخ معصوم لا يخطأ؟)
🔹وأخيراً.. نقول: هل الشيخ معصوم من الخطأ والزلل؟ وهل للشيخ أخطاء؟ وما نسبة أخطائه-إن لوحظت- بالنسبة لصوابه؟
والجواب: أن من أصول العقيدة السلفية المقررة أن لاعصمة لأحد من البشر غير من عصمهم الله تعالى من الأنبياء والرسل فيما يبلغون عن الله دينه وشرعه، وأنَّ كل إنسانٍ معرض لصدور الخطأ منه، وكذلك شيخنا ربيع المدخلي بشرٌ كغيره من البشر.. يصيب ويخطئ، وهو لم يَدَّع العصمة، ولم ينسبها له أحد من طلابه ومحبيه..
Walillahil hamd.
🔹Bisa saja seorang perawi yang tsiqah, hafizh, imam, kokoh dan jenius dalam ilmu salah dan keliru… Namun sedikit kesalahannya tidak merusak banyak kebenarannya. Kebaikan dan manfaat Syaikh Rabi’ untuk umat begitu besar dan tinggi nilainya. Bagaimana tidak, sementara beliau adalah seorang ulama mujtahid, salafi, muwahhid (ahli tauhid), yang menghabiskan hidupnya untuk berdakwah kepada tauhid, sunnah, dan manhaj salaf, serta memperingatkan umat dari syirik, bid’ah, dan aliran-aliran sesat.
🔹Cukuplah menjadi keutamaan bagi Syaikh Rabi’ bahwa beliau adalah seorang ahli sunnah dan muwahhid. Maka bagaimana jika ia juga seorang penuntut ilmu salafi? Bahkan bagaimana jika dia seorang ulama besar, mujtahid, salafi, dai tauhid, yang mengorbankan seluruh ilmunya, waktunya, umurnya, dan hartanya untuk membela tauhid, sunnah, manhaj salaf, dan untuk memperingatkan umat dari segala bentuk syirik, bid’ah, dan aliran sesat?
🔹Cukuplah menjadi kebaikan besar bagi beliau: penyebaran dakwah tauhid, dakwah kepada manhaj salafus shalih, dan penjelasan terhadap bahaya Khawarij zaman ini. Demi Allah — tidak kutahu ada ulama lain yang menasihati umat, dan membela Islam dengan membongkar kedok kelompok paling berbahaya yang menyerupai Freemasonry batiniyyah yang muncul sejak satu abad yang lalu, yang berhasil menipu banyak ulama, menyesatkan umat, dan membaurkan agama mereka (kelompok Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya), seperti yang dilakukan oleh Syaikh Rabi’...
(ثَنَاءُ العلماءِ على مؤلفات الشيخ)
تلقى علماء أهل السنة-من طبقة مشايخه، وأقرانه، وطلاب العلم الكبار- مؤلفات الشيخ وردوده على الإخوان والسرورية، كالعلامة ابن باز، وابن عثيمين، والفوزان، والألباني، ومقبل الوادعي، والنجمي وغيرهم، بقبول حسنٍ.. وأثنوا عليها، ونصحوا بالإفادة منها، وباركوا جهود الشيخ وشكروه، وتحضرني ههنا قصة.. أقولها للتاريخ، وحفظاً لمكانة الشيخ-وقد أخبرته بها حينها-: لما طبع كتاب:(أضواء إسلامية..)، وكتاب(مطاعن سيد قطب..)، وكتاب(أهل الحديث..)، وكتاب:(منهج أهل السنة..)طبعتهم الأولى، حملت نسخة منها وزرت معالي الشيخ العلامة الفقيه محمد بن عبد الله السبيل(ت١٤٣٤هـ)الرئيس العام الأسبق لشؤون الحرمين، إمام وخطيب المسجد الحرام، عضو هيئة كبار العلماء، وناولته إياها، فابتهج وقال لي نصاً:(أبلغ سلامي للشيخ ربيع، واشكره على جهوده، وأبلغه أنه أسقط عنا واجباً عظيماً كان منوطاً بأعناقنا بردوده على الحزبيين والمخالفين لمنهج السلف.. أسقط عنا واجباً كان بأعناقنا، نحن مشغولون وليس لدينا وقت لتتبع هؤلاء المنحرفين، والضالين جزاه الله عنا خير الجزاء، وقد اكتشفت بعض طلابي يسيرون على هذا المنهج المنحرف). انتهى.
قُلْتُ: وهي شهادةُ حقٍّ في صواب جهاد الشيخ ضد أهل البدع من الحزبيين(الجماعات الإسلامية)، وأن استدافهم بكشف حالهم، والرد عليهم، والتحذير منهم واجبٌ وجادة أهل العلم، كما أنها كشفت بوضوح عذر كبار العلماء في عدم الرد على الإخوان المسلمين وفروعهم، والاعتذار لمن أثنى عليهم ابتداء، واغتراراً بتمظهرهم الاشتغال بالعلم والدعوة.. قبل انكشاف حالهم، وظهور فكرهم ومنهجهم.
(مَنْ هُمْ أَعْدَاءُ ربيع المدخلي؟)
🔹مَنْ يطعنُ في الشيخ ربيع المدخلي هم #أهل_الأهواء_والبدع كا #الصوفية و #الرافضة ومنكروا السنة.. وخصوصاً #خوارج_العصر = #التيار_الإخواني و #التيار_السروري وكل مخالف للسنة ومنهج السلف الصالح.. أما أهل السنة السلفيون فيجلونه، ويعرفون قدره، وعلو كعبه في العلم، ويحفظون بلاءه الحسن في الدعوة إلى الله، والذب عن الإسلام، والدعوة السلفية كل دخيل وبدعة.
(هَلْ الشيخ معصوم لا يخطأ؟)
🔹وأخيراً.. نقول: هل الشيخ معصوم من الخطأ والزلل؟ وهل للشيخ أخطاء؟ وما نسبة أخطائه-إن لوحظت- بالنسبة لصوابه؟
والجواب: أن من أصول العقيدة السلفية المقررة أن لاعصمة لأحد من البشر غير من عصمهم الله تعالى من الأنبياء والرسل فيما يبلغون عن الله دينه وشرعه، وأنَّ كل إنسانٍ معرض لصدور الخطأ منه، وكذلك شيخنا ربيع المدخلي بشرٌ كغيره من البشر.. يصيب ويخطئ، وهو لم يَدَّع العصمة، ولم ينسبها له أحد من طلابه ومحبيه..
وربيع يجتهد اجتهاد العالم؛ فلا يخلو اجتهاده من أجرٍ أو أجرين، كغيره من أهل العلم، وقد يخالفه غيره في اجتهاده في المسائل التي يسوغ فيها الخلاف ولا تثريب!
بيد أننا نحسبُ: أن نسبة الحق والصواب، في دعوة الشيخ للكتاب والسنة، ومنهج السلف الصالح، ورده على أهل البدع، والذب عن الشريعة، الذي دعا إليه الشيخ، ونافح عنه طيلة عمره هو الغالب الأعم والحمد لله..
🔹وقد يخطأ الثقة الحافظ الإمام الثبت الجهبذ ويهم.. ولايضره قليل خطئه أمام كثير صوابه.. ومحامد الشيخ وإفادته للأمة تعلو وتربو.. كيف والشيخ عالمٌ مجتهدٌ سلفيٌّ موحدٌ، قضى عمره يدعو للتوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، ويحذرُ من الشرك والبدعة، ومناهج أهل الأهواء والبدع.
🔹يكفي الشيخ ربيعاً أنه سُنِّيٌّ موحدٌ.. فكيف إذا كان طالب علم سلفياً.. فكيف إذا كان عالماً مجتهداً سلفياً وداعيةً موحداً.. فكيف إذا سخر علمه، ووقته، وعمره، وماله مجاهداً لنصرة التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، والتحذير من ضروب الشرك وأهل الأهواء والبدع.
🔹يكفي الشيخ حسنةُ نشره للتوحيد ودعوته لمنهج السلف الصالح، وتبصيره للأمة خطر #خوارج_العصر ووالله، وبالله، وتالله لا أعرف عالماً نصح الأمة، وذب عن الإسلام بكشفه لأخطر فرقة ماسونية باطنية ظهرت منذ قرن، التبس أمرها، وخدعت كثيراً من العلماء، وفتنت المسلمين ولبست عليهم دينهم(الإخوان المسلمون وفروعهم)، مثل الشيخ ربيع..
بيد أننا نحسبُ: أن نسبة الحق والصواب، في دعوة الشيخ للكتاب والسنة، ومنهج السلف الصالح، ورده على أهل البدع، والذب عن الشريعة، الذي دعا إليه الشيخ، ونافح عنه طيلة عمره هو الغالب الأعم والحمد لله..
🔹وقد يخطأ الثقة الحافظ الإمام الثبت الجهبذ ويهم.. ولايضره قليل خطئه أمام كثير صوابه.. ومحامد الشيخ وإفادته للأمة تعلو وتربو.. كيف والشيخ عالمٌ مجتهدٌ سلفيٌّ موحدٌ، قضى عمره يدعو للتوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، ويحذرُ من الشرك والبدعة، ومناهج أهل الأهواء والبدع.
🔹يكفي الشيخ ربيعاً أنه سُنِّيٌّ موحدٌ.. فكيف إذا كان طالب علم سلفياً.. فكيف إذا كان عالماً مجتهداً سلفياً وداعيةً موحداً.. فكيف إذا سخر علمه، ووقته، وعمره، وماله مجاهداً لنصرة التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح، والتحذير من ضروب الشرك وأهل الأهواء والبدع.
🔹يكفي الشيخ حسنةُ نشره للتوحيد ودعوته لمنهج السلف الصالح، وتبصيره للأمة خطر #خوارج_العصر ووالله، وبالله، وتالله لا أعرف عالماً نصح الأمة، وذب عن الإسلام بكشفه لأخطر فرقة ماسونية باطنية ظهرت منذ قرن، التبس أمرها، وخدعت كثيراً من العلماء، وفتنت المسلمين ولبست عليهم دينهم(الإخوان المسلمون وفروعهم)، مثل الشيخ ربيع..
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 5)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Fitnah Tuduhan Pendiri Jamaah Madkhaliyyah
🔹Di antara kedustaan yang disebarkan oleh kelompok-kelompok haraki seperti Ikhwanul Muslimin dan lainnya dari kalangan musuh dakwah salafiyyah, adalah tuduhan bahwa Syaikh Rabi’ mendirikan suatu jamaah atau sekte yang mereka nisbatkan kepadanya! Demi Allah, ini adalah kedustaan semata. Syaikh sendiri berlepas diri darinya, demikian pula para muridnya dan setiap salafi sunni selama hidupnya. Para ulama Ahlus Sunnah pun telah menolak tuduhan ini dan membela beliau serta para muridnya dari fitnah tersebut.
Di mana buktinya atas tuduhan ini? Dan apa penyelisihan mereka terhadap Al-Qur'an, Sunnah, dan manhaj salaf dalam pokok maupun cabang agama?
Dakwah dan manhaj Syaikh Rabi’ adalah dakwah kepada tauhid dan mengikuti manhaj salaf yang murni. Itu adalah lanjutan dari dakwah para imam Ahlus Sunnah seperti Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), hingga ke masa Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H), serta para imam dakwah salafiyyah di Nejed.
🔹Aku katakan: Ini adalah tipu daya klasik para pengusung bid’ah—menyebarkan kebohongan tentang Ahlus Sunnah untuk menodai dakwah mereka dan menjauhkan manusia dari kebenaran yang mereka serukan. Lihat bagaimana mereka menamakan para imam dakwah salafiyyah di Nejed dengan sebutan "Wahhabi" demi menakut-nakuti orang darinya!
Abu Hatim Ar-Razi (w. 327 H) berkata:
"Tanda-tanda ahli bid’ah adalah merendahkan ahli atsar (ulama salaf). Tanda-tanda kaum zindiq adalah menyebut ahli atsar sebagai 'hasywiyyah' (kosong isi) untuk membatalkan atsar. Dan tanda-tanda Qadariyyah adalah menyebut ahli sunnah sebagai 'mujbirah'. Tanda-tanda Jahmiyyah adalah menyebut Ahlussunnah sebagai 'mujassimah' (yang menyerupakan Allah). Dan tanda-tanda Rafidhah adalah menyebut ahli atsar sebagai 'nabitah' dan 'nashibah'.
(Kitab Aqidah as-Salaf, hlm. 105).
Apa yang saya sebutkan ini hanyalah sepenggal renungan ringan tentang sosok imam besar ini—sebagai bentuk kesetiaan dan penghormatan atas sebagian hak beliau atas kami. Kami berjalan bersama beliau dalam menyebarkan sunnah, menyeru kepada dakwah salafiyah, dan memperingatkan dari kelompok-kelompok dan bid’ah-bid’ah pemikiran. Sejak kami mengenalnya, kami terus membelanya dan membela para ulama salaf, sementara para ahli bid’ah yang batil lagi pengangguran menuduh kami sebagai “Madkhaliyyah” dan “Jamiyyah”. Semoga Allah merahmati kedua syaikh (Syaikh Rabi’ dan Syaikh Muhammad Aman al-Jami), dan segala puji bagi Allah. Kami memohon kepada-Nya agar menetapkan kami di atas tauhid, sunnah, dan manhaj salafus shalih hingga kami bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha kepada kami.
Apa yang telah diberikan oleh Rabi’ al-Madkhali kepada ilmu dan dakwah?
🔹Cukuplah bagi seorang ‘alim rabbani (ulama yang mendidik ummat) dan penuntut ilmu suatu kehormatan besar karena mengemban ilmu. Para ulama adalah pewaris para nabi. Mengemban ilmu adalah ibadah yang paling mulia dan amal yang paling dicintai Allah, karena dengan ilmu itulah Allah disembah dengan benar, syariat dijaga, benteng Islam dipelihara, dan wahyu ilahi diwariskan dari generasi ke generasi, hingga Allah mewariskan bumi dan seluruh isinya.
Menjaga agama dan membela syariat termasuk bentuk jihad fi sabilillah yang paling agung. Dan syaikh kami, al-‘Allamah Rabi’ al-Madkhali, telah Allah pilih di zaman kita ini untuk menjaga agama dan membela syariat dari berbagai kelompok, bid’ah, dan pemikiran-pemikiran merusak yang muncul—yang mana hakikatnya tersembunyi dan samar bagi kebanyakan orang, bahkan bagi sebagian orang-orang khusus—yang pada hakikatnya bertujuan meruntuhkan Islam dan merobohkan fondasi-fondasinya. Maka sungguh besar peran dan jasa beliau dalam membela Islam dan menjaga kesuciannya.
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Fitnah Tuduhan Pendiri Jamaah Madkhaliyyah
🔹Di antara kedustaan yang disebarkan oleh kelompok-kelompok haraki seperti Ikhwanul Muslimin dan lainnya dari kalangan musuh dakwah salafiyyah, adalah tuduhan bahwa Syaikh Rabi’ mendirikan suatu jamaah atau sekte yang mereka nisbatkan kepadanya! Demi Allah, ini adalah kedustaan semata. Syaikh sendiri berlepas diri darinya, demikian pula para muridnya dan setiap salafi sunni selama hidupnya. Para ulama Ahlus Sunnah pun telah menolak tuduhan ini dan membela beliau serta para muridnya dari fitnah tersebut.
Di mana buktinya atas tuduhan ini? Dan apa penyelisihan mereka terhadap Al-Qur'an, Sunnah, dan manhaj salaf dalam pokok maupun cabang agama?
Dakwah dan manhaj Syaikh Rabi’ adalah dakwah kepada tauhid dan mengikuti manhaj salaf yang murni. Itu adalah lanjutan dari dakwah para imam Ahlus Sunnah seperti Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), hingga ke masa Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H), serta para imam dakwah salafiyyah di Nejed.
🔹Aku katakan: Ini adalah tipu daya klasik para pengusung bid’ah—menyebarkan kebohongan tentang Ahlus Sunnah untuk menodai dakwah mereka dan menjauhkan manusia dari kebenaran yang mereka serukan. Lihat bagaimana mereka menamakan para imam dakwah salafiyyah di Nejed dengan sebutan "Wahhabi" demi menakut-nakuti orang darinya!
Abu Hatim Ar-Razi (w. 327 H) berkata:
"Tanda-tanda ahli bid’ah adalah merendahkan ahli atsar (ulama salaf). Tanda-tanda kaum zindiq adalah menyebut ahli atsar sebagai 'hasywiyyah' (kosong isi) untuk membatalkan atsar. Dan tanda-tanda Qadariyyah adalah menyebut ahli sunnah sebagai 'mujbirah'. Tanda-tanda Jahmiyyah adalah menyebut Ahlussunnah sebagai 'mujassimah' (yang menyerupakan Allah). Dan tanda-tanda Rafidhah adalah menyebut ahli atsar sebagai 'nabitah' dan 'nashibah'.
(Kitab Aqidah as-Salaf, hlm. 105).
Apa yang saya sebutkan ini hanyalah sepenggal renungan ringan tentang sosok imam besar ini—sebagai bentuk kesetiaan dan penghormatan atas sebagian hak beliau atas kami. Kami berjalan bersama beliau dalam menyebarkan sunnah, menyeru kepada dakwah salafiyah, dan memperingatkan dari kelompok-kelompok dan bid’ah-bid’ah pemikiran. Sejak kami mengenalnya, kami terus membelanya dan membela para ulama salaf, sementara para ahli bid’ah yang batil lagi pengangguran menuduh kami sebagai “Madkhaliyyah” dan “Jamiyyah”. Semoga Allah merahmati kedua syaikh (Syaikh Rabi’ dan Syaikh Muhammad Aman al-Jami), dan segala puji bagi Allah. Kami memohon kepada-Nya agar menetapkan kami di atas tauhid, sunnah, dan manhaj salafus shalih hingga kami bertemu dengan-Nya dalam keadaan Dia ridha kepada kami.
Apa yang telah diberikan oleh Rabi’ al-Madkhali kepada ilmu dan dakwah?
🔹Cukuplah bagi seorang ‘alim rabbani (ulama yang mendidik ummat) dan penuntut ilmu suatu kehormatan besar karena mengemban ilmu. Para ulama adalah pewaris para nabi. Mengemban ilmu adalah ibadah yang paling mulia dan amal yang paling dicintai Allah, karena dengan ilmu itulah Allah disembah dengan benar, syariat dijaga, benteng Islam dipelihara, dan wahyu ilahi diwariskan dari generasi ke generasi, hingga Allah mewariskan bumi dan seluruh isinya.
Menjaga agama dan membela syariat termasuk bentuk jihad fi sabilillah yang paling agung. Dan syaikh kami, al-‘Allamah Rabi’ al-Madkhali, telah Allah pilih di zaman kita ini untuk menjaga agama dan membela syariat dari berbagai kelompok, bid’ah, dan pemikiran-pemikiran merusak yang muncul—yang mana hakikatnya tersembunyi dan samar bagi kebanyakan orang, bahkan bagi sebagian orang-orang khusus—yang pada hakikatnya bertujuan meruntuhkan Islam dan merobohkan fondasi-fondasinya. Maka sungguh besar peran dan jasa beliau dalam membela Islam dan menjaga kesuciannya.
🔹Aku katakan: Sejak didirikannya kelompok Ikhwanul Muslimin pada tahun 1928, aku tidak mengetahui ada seorang ulama besar lagi cerdas yang menghadapi penyimpangan mereka, serta menjelaskan bahayanya terhadap Islam dan kaum muslimin, dan memperingatkan umat dari kelompok itu secara mendetail, dengan kritik ilmiah dan syar’i terhadap prinsip-prinsip dan tokoh-tokohnya seperti yang dilakukan oleh Syaikh Rabi’.
Sudah sepantasnya para penuntut ilmu —terutama mahasiswa pascasarjana— menjadikan ilmu Syaikh, warisannya, perjuangan ilmiah dan dakwahnya sebagai objek kajian dan penelitian. Begitu juga dengan penulisan biografinya, pengabdiannya, serta kontribusinya dalam ilmu, dakwah, pemikiran, dan manhaj.
Cukuplah dalam kesempatan singkat dan lewat platform terbatas ini aku memberi isyarat dan petunjuk… dan orang yang cerdas cukup dengan isyarat akan paham.
(فِرْيَةُ تأسيسِ جماعة #المداخلة …)
🔹ومما افتراه الحزبيون الحركيون الإخوان المسلمون وغيرهم من الجماعات.. أعداء #الدعوة_السلفية على الشيخ تأسيسه لجماعة وفرقه.. نسبوها إليه!! وأيم الله إن هذا لمحض افتراء.. تبرأ منه الشيخ، وطلابه، وكل سلفي سني في حياته.. ونفاه عنه علماء أهل السنة، وبرأوا الشيخ وطلابه منه..
وأين الدليل على هذه الفرية؟
وما هي مخالفاتهم للكتاب والسنة ونهج السلف في أصول الدين وفروعه؟
دعوة الشيخ ربيع، ومنهجه.. دعوةٌ للتوحيد، واتباع منهج السلف الصالح.. امتدادٌ لدعوة أئمة أهل السنة وعلمائها الكبار كالإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤١هـ)، إلى عهد شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب(ت١٢٠٦هـ)، وأئمة الدعوة السلفية النجدية.
🔹قُلْتُ: وهذه حيلة أهل البدع من قديم.. الافتراء على أهل السنة ما ليس فيهم، لمحاولة تشويه دعوتهم، والحق الذي يدعون الناس إليه.. ولتنفير الناس عنهم، انظر كيف أطلقوا على أئمة الدعوة السلفية النجدية لقب(وهابية) لتنفير الناس عنها!!
قال أبو حاتمٍ الرازيُّ(ت٣٢٧هـ) -رحمه الله-: علامةُ أهل البدع الوقيعةُ في أهل الأثر، وعلامةُ الزَّنادقة: تسميتُهم أهلَ الأثر حشويَّةً، يريدون بذلك إبطالَ الأثر، وعلامةُ القدرية: تسميتُهم أهلَ السنَّة مُجْبِرَةً، وعلامةُ الجهميَّة: تسميتُهم أهلَ السنَّة مشبِّهةً، وعلامةُ الرافضة: تسميتُهم أهلَ الأثر نابتةً وناصبةً.[عقيدة السلف ص١٠٥].
وما ذكرته.. خواطر مجتزأة يسيرة عن هذا الإمام الجبل.. وفاءً لشيءٍ من حقه علينا، ونحن نسير معه في نشره للسنة، ودعوته السلفية، والتحذير من الفرق والجماعات والبدع الفكرية، ومذ عرفناه ونحن نذود عنه، وعن علماء السلف، ويصنفنا المبتدعة المبطلون البطالون أننا(مداخلة)، (وجامية) رحم الله الشيخين، والحمد لله، ونسأله الثبات على التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح حتى نلقاه وهو راضٍ عنا.
(ما الذي قَدَّمَهُ ربيع المدخلي وأضافه للعلم والدعوة؟)
🔹يكفي العالم الرباني، وطالب العلم.. شرف حمل العلم.. فالعلماء ورثة الأنبياء، وحمل العلم من أَجَلِّ العبادات، وأحب القربات إلى الله تعالى.. إذ به يُعْبَدُ الله على بصيرة، وتحفظ الشريعة، وتصان بيضة الإسلام، وينقل الوحي الإلهي للناس جيلاً بعد جيل، إلى أن يرث الله الأرض ومن عليها. و #حراسة_الدين ، والذب عن الشريعة من أعظم الجهاد في سبيل الله. وشيخنا العلامة ربيع المدخلي قيضه الله في عصرنا لحراسة الدين، والذب عن الشريعة فيما استجد من فرق وبدع، وأفكار هدامة -خفي حالها، والتبس أمرها على أكثر الخلق وحتى الخواص-من شأنها هدم الإسلام، وتقويض قواعده.. فبلاؤه في خدمة الإسلام، والذب عنه عظيمٌ.
🔹أَقُولُ: منذ تأسيس فرقة الإخوان المسلمين عام ١٩٢٨م لا أعلم عالماً نحريراً تصدى لبيان انحرافها، وخطرها على الإسلام والمسلمين، وحذر الأمة منها بإسهاب، ونقد علميٍّ شرعيٍّ لأصولها، ورموزها كالشيخ ربيع.
وحريٌّ بطلبة العلم سيما طلاب الدراسات العليا أن يستهدفوا علم الشيخ وتراثه، وجهاده العلمي، والدعوي بالدراسة والبحث، وتدوين سيرته، وعطائه، وإضافاته العلمية، والدعوية، والفكرية، والمنهجية.. وحسبي في مثل هذا المقام، وعبر هذه المنصة المحدودة أن ألمح إلماحات.. وأشير إشارات.. واللبيب بالإشارة يفهم.
http://telegram.me/dinulqoyyim
Sudah sepantasnya para penuntut ilmu —terutama mahasiswa pascasarjana— menjadikan ilmu Syaikh, warisannya, perjuangan ilmiah dan dakwahnya sebagai objek kajian dan penelitian. Begitu juga dengan penulisan biografinya, pengabdiannya, serta kontribusinya dalam ilmu, dakwah, pemikiran, dan manhaj.
Cukuplah dalam kesempatan singkat dan lewat platform terbatas ini aku memberi isyarat dan petunjuk… dan orang yang cerdas cukup dengan isyarat akan paham.
(فِرْيَةُ تأسيسِ جماعة #المداخلة …)
🔹ومما افتراه الحزبيون الحركيون الإخوان المسلمون وغيرهم من الجماعات.. أعداء #الدعوة_السلفية على الشيخ تأسيسه لجماعة وفرقه.. نسبوها إليه!! وأيم الله إن هذا لمحض افتراء.. تبرأ منه الشيخ، وطلابه، وكل سلفي سني في حياته.. ونفاه عنه علماء أهل السنة، وبرأوا الشيخ وطلابه منه..
وأين الدليل على هذه الفرية؟
وما هي مخالفاتهم للكتاب والسنة ونهج السلف في أصول الدين وفروعه؟
دعوة الشيخ ربيع، ومنهجه.. دعوةٌ للتوحيد، واتباع منهج السلف الصالح.. امتدادٌ لدعوة أئمة أهل السنة وعلمائها الكبار كالإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤١هـ)، إلى عهد شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب(ت١٢٠٦هـ)، وأئمة الدعوة السلفية النجدية.
🔹قُلْتُ: وهذه حيلة أهل البدع من قديم.. الافتراء على أهل السنة ما ليس فيهم، لمحاولة تشويه دعوتهم، والحق الذي يدعون الناس إليه.. ولتنفير الناس عنهم، انظر كيف أطلقوا على أئمة الدعوة السلفية النجدية لقب(وهابية) لتنفير الناس عنها!!
قال أبو حاتمٍ الرازيُّ(ت٣٢٧هـ) -رحمه الله-: علامةُ أهل البدع الوقيعةُ في أهل الأثر، وعلامةُ الزَّنادقة: تسميتُهم أهلَ الأثر حشويَّةً، يريدون بذلك إبطالَ الأثر، وعلامةُ القدرية: تسميتُهم أهلَ السنَّة مُجْبِرَةً، وعلامةُ الجهميَّة: تسميتُهم أهلَ السنَّة مشبِّهةً، وعلامةُ الرافضة: تسميتُهم أهلَ الأثر نابتةً وناصبةً.[عقيدة السلف ص١٠٥].
وما ذكرته.. خواطر مجتزأة يسيرة عن هذا الإمام الجبل.. وفاءً لشيءٍ من حقه علينا، ونحن نسير معه في نشره للسنة، ودعوته السلفية، والتحذير من الفرق والجماعات والبدع الفكرية، ومذ عرفناه ونحن نذود عنه، وعن علماء السلف، ويصنفنا المبتدعة المبطلون البطالون أننا(مداخلة)، (وجامية) رحم الله الشيخين، والحمد لله، ونسأله الثبات على التوحيد والسنة، ومنهج السلف الصالح حتى نلقاه وهو راضٍ عنا.
(ما الذي قَدَّمَهُ ربيع المدخلي وأضافه للعلم والدعوة؟)
🔹يكفي العالم الرباني، وطالب العلم.. شرف حمل العلم.. فالعلماء ورثة الأنبياء، وحمل العلم من أَجَلِّ العبادات، وأحب القربات إلى الله تعالى.. إذ به يُعْبَدُ الله على بصيرة، وتحفظ الشريعة، وتصان بيضة الإسلام، وينقل الوحي الإلهي للناس جيلاً بعد جيل، إلى أن يرث الله الأرض ومن عليها. و #حراسة_الدين ، والذب عن الشريعة من أعظم الجهاد في سبيل الله. وشيخنا العلامة ربيع المدخلي قيضه الله في عصرنا لحراسة الدين، والذب عن الشريعة فيما استجد من فرق وبدع، وأفكار هدامة -خفي حالها، والتبس أمرها على أكثر الخلق وحتى الخواص-من شأنها هدم الإسلام، وتقويض قواعده.. فبلاؤه في خدمة الإسلام، والذب عنه عظيمٌ.
🔹أَقُولُ: منذ تأسيس فرقة الإخوان المسلمين عام ١٩٢٨م لا أعلم عالماً نحريراً تصدى لبيان انحرافها، وخطرها على الإسلام والمسلمين، وحذر الأمة منها بإسهاب، ونقد علميٍّ شرعيٍّ لأصولها، ورموزها كالشيخ ربيع.
وحريٌّ بطلبة العلم سيما طلاب الدراسات العليا أن يستهدفوا علم الشيخ وتراثه، وجهاده العلمي، والدعوي بالدراسة والبحث، وتدوين سيرته، وعطائه، وإضافاته العلمية، والدعوية، والفكرية، والمنهجية.. وحسبي في مثل هذا المقام، وعبر هذه المنصة المحدودة أن ألمح إلماحات.. وأشير إشارات.. واللبيب بالإشارة يفهم.
http://telegram.me/dinulqoyyim
Dengarkan baik-baik, wahai mahasiswa pascasarjana... dan wahai akademisi...
🔹Wafatnya al-‘Allamah Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali (1351–1447 H) —semoga Allah merahmatinya— telah membuka banyak peluang penelitian ilmiah bagi para peneliti dan mahasiswa. Maka sudah sepantasnya bagi mahasiswa pascasarjana ilmu syar’i untuk memberi perhatian terhadap hal ini. Bahkan, peluang ini juga sangat cocok bagi para dosen akademik yang tengah mencari tema untuk kenaikan jabatan akademik.
🔹Apa pun spesialisasimu:
- Akidah dan aliran pemikiran beserta cabang-cabangnya seperti aliran-aliran sesat
- Hadis dan cabang-cabang ilmunya
- Dakwah dan budaya Islam
- Sejarah Islam
- Ilmu pendidikan
- Ilmu sosial
- Ilmu politik
- Keamanan pemikiran
Syaikh Rabi’ al-Madkhali adalah sosok publik —sebuah sekolah/manhaj ilmiah, pemikiran, pendidikan, dan perilaku. Ia memiliki pengaruh besar dalam gerakan ilmiah, dakwah, dan pemikiran kontemporer. Maka sangat layak bagi para peneliti untuk menjadikan sosok dan karya beliau sebagai objek kajian.
🔹Dan aku siap membantu —karena Allah— untuk melayani dan membimbing siapa saja dari kalangan penuntut ilmu salafi yang ingin meneliti aspek-aspek kontribusi ilmiah, pemikiran, dakwah, dan pendidikan Syaikh Rabi’.
Wallahul muwaffiq.
Ditulis oleh Dr. Sami Khayyath dalam akun X beliau.
#إضاءات_منهجية_فكرية
(أرْعِنِي سَمْعَكَ يَا طَالِبَ الدِّرَاسَات العُليا.. ويا أكاديمي..)
🔹وفاة العلامة #ربيع_بن_هادي_المدخلي (١٣٥١-١٤٤٧هـ)-رحمه الله- هَيَّأتْ َفرصاً بحثية علمية عديدة للباحثين، والطلبة.. فحريٌّ بطلبة #الدراسات_العليا_الشرعية الاهتمام بها.. بل وكذلك هيَّأت فرصاً للدكاترة الأكاديميين الذين يبحثون عن موضوعات للترقيات العلمية..
🔹أياً كان كان تخصصك..
⁃عقيدة ومذاهب فكرية.. وفروعها كالفرق.
⁃حديث وعلومه بفروعه العديدة..
⁃دعوة وثقافة، وفروعها..
⁃تاريخ إسلامي وفروعه..
⁃علوم تربوية بفروعها..
⁃علوم اجتماعية بفروعها..
⁃علوم سياسية..
⁃الأمن الفكري..
فالشيخ ربيع المدخلي شخصية عامة.. ومدرسة علمية، فكرية، تربوية، سلوكية.. له آثاره الواضحة في الحركة العلمية، والدعوية، والفكرية المعاصرة.. جديرٌ بالباحثين استهدافها بالدراسة والبحث..
🔹وأنا متبرعٌ لوجه الله تعالى لخدمة، وتوجيه أي باحث وطالب علمٍ سلفيٍّ رام البحث عن جانبٍ من جوانب إضافات الشيخ ربيع وإسهامته العلمية، والفكرية، والدعوية، والتربوية، والله الموفق.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Wafatnya al-‘Allamah Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali (1351–1447 H) —semoga Allah merahmatinya— telah membuka banyak peluang penelitian ilmiah bagi para peneliti dan mahasiswa. Maka sudah sepantasnya bagi mahasiswa pascasarjana ilmu syar’i untuk memberi perhatian terhadap hal ini. Bahkan, peluang ini juga sangat cocok bagi para dosen akademik yang tengah mencari tema untuk kenaikan jabatan akademik.
🔹Apa pun spesialisasimu:
- Akidah dan aliran pemikiran beserta cabang-cabangnya seperti aliran-aliran sesat
- Hadis dan cabang-cabang ilmunya
- Dakwah dan budaya Islam
- Sejarah Islam
- Ilmu pendidikan
- Ilmu sosial
- Ilmu politik
- Keamanan pemikiran
Syaikh Rabi’ al-Madkhali adalah sosok publik —sebuah sekolah/manhaj ilmiah, pemikiran, pendidikan, dan perilaku. Ia memiliki pengaruh besar dalam gerakan ilmiah, dakwah, dan pemikiran kontemporer. Maka sangat layak bagi para peneliti untuk menjadikan sosok dan karya beliau sebagai objek kajian.
🔹Dan aku siap membantu —karena Allah— untuk melayani dan membimbing siapa saja dari kalangan penuntut ilmu salafi yang ingin meneliti aspek-aspek kontribusi ilmiah, pemikiran, dakwah, dan pendidikan Syaikh Rabi’.
Wallahul muwaffiq.
Ditulis oleh Dr. Sami Khayyath dalam akun X beliau.
#إضاءات_منهجية_فكرية
(أرْعِنِي سَمْعَكَ يَا طَالِبَ الدِّرَاسَات العُليا.. ويا أكاديمي..)
🔹وفاة العلامة #ربيع_بن_هادي_المدخلي (١٣٥١-١٤٤٧هـ)-رحمه الله- هَيَّأتْ َفرصاً بحثية علمية عديدة للباحثين، والطلبة.. فحريٌّ بطلبة #الدراسات_العليا_الشرعية الاهتمام بها.. بل وكذلك هيَّأت فرصاً للدكاترة الأكاديميين الذين يبحثون عن موضوعات للترقيات العلمية..
🔹أياً كان كان تخصصك..
⁃عقيدة ومذاهب فكرية.. وفروعها كالفرق.
⁃حديث وعلومه بفروعه العديدة..
⁃دعوة وثقافة، وفروعها..
⁃تاريخ إسلامي وفروعه..
⁃علوم تربوية بفروعها..
⁃علوم اجتماعية بفروعها..
⁃علوم سياسية..
⁃الأمن الفكري..
فالشيخ ربيع المدخلي شخصية عامة.. ومدرسة علمية، فكرية، تربوية، سلوكية.. له آثاره الواضحة في الحركة العلمية، والدعوية، والفكرية المعاصرة.. جديرٌ بالباحثين استهدافها بالدراسة والبحث..
🔹وأنا متبرعٌ لوجه الله تعالى لخدمة، وتوجيه أي باحث وطالب علمٍ سلفيٍّ رام البحث عن جانبٍ من جوانب إضافات الشيخ ربيع وإسهامته العلمية، والفكرية، والدعوية، والتربوية، والله الموفق.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🚨جديد إصدارات #دار_سبيل_المؤمنين
🖋️لفضيلة الشيخ العلامة المجاهد #ربيع_بن_هادي_المدخلي
🤲رحمه الله تعالى واسكنه الفردوس الأعلى من الجنة
📗شهد الربيع من بساتين الشيخ ربيع
📘(نصائح في الدعوة إلى الله)
🖋️لفضيلة الشيخ العلامة المجاهد #ربيع_بن_هادي_المدخلي
🤲رحمه الله تعالى واسكنه الفردوس الأعلى من الجنة
📗شهد الربيع من بساتين الشيخ ربيع
📘(نصائح في الدعوة إلى الله)
Kata-kata singkat tentang perjalanan hidup Syeikh Rabi' (Bag 6)
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kontribusi-kontribusi Syaikh Rabi’:
🔹Aku katakan: Diantara kontribusi yang diberikan oleh Syaikh (Rabi’) dan yang ia persembahkan dari ilmunya serta perjuangannya sepanjang hidupnya dalam melayani Islam, berdakwah kepada Allah, dan membela agama adalah: perhatiannya terhadap apa yang dibutuhkan oleh manusia, para dai, dan penuntut ilmu pada zamannya, serta fokus beliau terhadap hal tersebut. Ia memanfaatkan ilmunya untuk mengajarkan kepada manusia, para pelajar, dan para dai hal-hal yang mereka butuhkan — dan ini termasuk dari kefaqihannya (pemahaman yang dalam).
Beliau sangat perhatian dengan dakwah kepada tauhid dan sunnah, menetapkan manhaj para nabi dalam berdakwah kepada Allah, serta memperingatkan dari kesyirikan, bid’ah, dan khurafat. Sebab, pada masanya terdapat kelompok-kelompok dan aliran-aliran yang menampilkan diri sebagai dai kepada Allah, padahal hakikatnya mereka adalah dai bid’ah dan kesesatan yang telah menyimpangkan hukum-hukum Islam, serta merusak keindahan, keadilan, dan moderasi Islam dengan pemahaman mereka yang menyimpang, perbuatan mereka yang tercela, dan tindakan mereka yang bersifat teror.
Oleh karena itu, beliau sangat menekankan bahaya manhaj kelompok-kelompok dan aliran-aliran kontemporer yang menyelisihi manhaj para nabi dan rasul. Di antara bentuk nyata hal tersebut:
-Upaya beliau menjaga dakwah salafiyah dan membelanya dari pengaruh pemikiran Khawarij masa kini — yaitu kelompok-kelompok Islam kontemporer seperti Ikhwanul Muslimin, cabang-cabangnya, dan Jamaah Tabligh.
Jihad ilmiah dan dakwah beliau ini merupakan kelanjutan dari pembelaan para imam besar Ahlus Sunnah terdahulu terhadap akidah salafiyah dan manhaj salaf, dari penyimpangan yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok baru seperti Khawarij, Qadariyah, Jahmiyah, dan Murji'ah. Ini adalah kelanjutan dari jihad Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w. 728 H), muridnya Ibnul Qayyim (w. 751 H), dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H).
- Beliau menghadapi dan membantah kelompok-kelompok dan aliran-aliran kontemporer (kelompok-kelompok Islam), khususnya Khawarij kontemporer, dan membongkar kedok mereka karena besarnya fitnah dan bahayanya terhadap agama.
- Beliau membongkar metode-metode tersembunyi para Khawarij modern yang bersembunyi di balik dakwah, serta menjelaskan penyimpangan mereka dari manhaj Salafus Shalih.
- Beliau mengungkap hakikat dakwah Jamaah Ikhwanul Muslimin yang bersifat batiniyah (tertutup) beserta pemikiran dan tujuan mereka yang menyelisihi Islam baik dalam hal pokok maupun cabang, serta menjelaskan betapa berbahayanya mereka bagi Islam dan kaum muslimin.
- Beliau juga membongkar hakikat sebagian tokoh utama Khawarij zaman ini dan para pemikir mereka seperti Sayyid Qutb, serta mereka yang sejalan dengannya dari kalangan kelompok shahwiyin (aktivis kebangkitan Islam), bahwa Sayyid Quthb adalah pemikir utama ideologi teror, takfir (mengkafirkan), dan pengeboman.
- Beliau memberikan kontribusi ilmiah dan metodologis yang kuat melalui karya-karya ilmiah, pelajaran, dan bantahannya… dalam meletakkan fondasi dan membentuk ilmu baru yang dikenal sebagai: Ilmu Fiqih Manhaj Salafi.
- Beliau menyebarkan kesadaran ilmiah, intelektual, budaya, dan penyuluhan di kalangan ulama, pelajar, dai, dan masyarakat umum mengenai pentingnya memahami manhaj salafi dan bahayanya Khawarij zaman ini — yaitu Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya — terhadap akidah individu dan keamanan masyarakat.
Aku katakan: Para ulama memang telah memperingatkan dari Khawarij zaman ini (Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya) secara umum — seperti Al-‘Allamah Ahmad bin Muhammad Syakir (w. 1377 H), Ibn Baz (w. 1420 H), Al-Albani (w. 1420 H), Muqbil Al-Wadi’i (w. 1422 H), Shalih Al-Luhaidan (w. 1443 H), Shalih Al-Fawzan, dan lainnya.
✍Oleh Dr. Sami Khayyath
Kontribusi-kontribusi Syaikh Rabi’:
🔹Aku katakan: Diantara kontribusi yang diberikan oleh Syaikh (Rabi’) dan yang ia persembahkan dari ilmunya serta perjuangannya sepanjang hidupnya dalam melayani Islam, berdakwah kepada Allah, dan membela agama adalah: perhatiannya terhadap apa yang dibutuhkan oleh manusia, para dai, dan penuntut ilmu pada zamannya, serta fokus beliau terhadap hal tersebut. Ia memanfaatkan ilmunya untuk mengajarkan kepada manusia, para pelajar, dan para dai hal-hal yang mereka butuhkan — dan ini termasuk dari kefaqihannya (pemahaman yang dalam).
Beliau sangat perhatian dengan dakwah kepada tauhid dan sunnah, menetapkan manhaj para nabi dalam berdakwah kepada Allah, serta memperingatkan dari kesyirikan, bid’ah, dan khurafat. Sebab, pada masanya terdapat kelompok-kelompok dan aliran-aliran yang menampilkan diri sebagai dai kepada Allah, padahal hakikatnya mereka adalah dai bid’ah dan kesesatan yang telah menyimpangkan hukum-hukum Islam, serta merusak keindahan, keadilan, dan moderasi Islam dengan pemahaman mereka yang menyimpang, perbuatan mereka yang tercela, dan tindakan mereka yang bersifat teror.
Oleh karena itu, beliau sangat menekankan bahaya manhaj kelompok-kelompok dan aliran-aliran kontemporer yang menyelisihi manhaj para nabi dan rasul. Di antara bentuk nyata hal tersebut:
-Upaya beliau menjaga dakwah salafiyah dan membelanya dari pengaruh pemikiran Khawarij masa kini — yaitu kelompok-kelompok Islam kontemporer seperti Ikhwanul Muslimin, cabang-cabangnya, dan Jamaah Tabligh.
Jihad ilmiah dan dakwah beliau ini merupakan kelanjutan dari pembelaan para imam besar Ahlus Sunnah terdahulu terhadap akidah salafiyah dan manhaj salaf, dari penyimpangan yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok baru seperti Khawarij, Qadariyah, Jahmiyah, dan Murji'ah. Ini adalah kelanjutan dari jihad Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w. 728 H), muridnya Ibnul Qayyim (w. 751 H), dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206 H).
- Beliau menghadapi dan membantah kelompok-kelompok dan aliran-aliran kontemporer (kelompok-kelompok Islam), khususnya Khawarij kontemporer, dan membongkar kedok mereka karena besarnya fitnah dan bahayanya terhadap agama.
- Beliau membongkar metode-metode tersembunyi para Khawarij modern yang bersembunyi di balik dakwah, serta menjelaskan penyimpangan mereka dari manhaj Salafus Shalih.
- Beliau mengungkap hakikat dakwah Jamaah Ikhwanul Muslimin yang bersifat batiniyah (tertutup) beserta pemikiran dan tujuan mereka yang menyelisihi Islam baik dalam hal pokok maupun cabang, serta menjelaskan betapa berbahayanya mereka bagi Islam dan kaum muslimin.
- Beliau juga membongkar hakikat sebagian tokoh utama Khawarij zaman ini dan para pemikir mereka seperti Sayyid Qutb, serta mereka yang sejalan dengannya dari kalangan kelompok shahwiyin (aktivis kebangkitan Islam), bahwa Sayyid Quthb adalah pemikir utama ideologi teror, takfir (mengkafirkan), dan pengeboman.
- Beliau memberikan kontribusi ilmiah dan metodologis yang kuat melalui karya-karya ilmiah, pelajaran, dan bantahannya… dalam meletakkan fondasi dan membentuk ilmu baru yang dikenal sebagai: Ilmu Fiqih Manhaj Salafi.
- Beliau menyebarkan kesadaran ilmiah, intelektual, budaya, dan penyuluhan di kalangan ulama, pelajar, dai, dan masyarakat umum mengenai pentingnya memahami manhaj salafi dan bahayanya Khawarij zaman ini — yaitu Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya — terhadap akidah individu dan keamanan masyarakat.
Aku katakan: Para ulama memang telah memperingatkan dari Khawarij zaman ini (Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya) secara umum — seperti Al-‘Allamah Ahmad bin Muhammad Syakir (w. 1377 H), Ibn Baz (w. 1420 H), Al-Albani (w. 1420 H), Muqbil Al-Wadi’i (w. 1422 H), Shalih Al-Luhaidan (w. 1443 H), Shalih Al-Fawzan, dan lainnya.
Namun, hanya sedikit ulama yang benar-benar membongkar secara rinci manhaj mereka dan membantah tokoh-tokoh mereka — seperti Al-‘Allamah Ahmad bin Yahya An-Najmi (w. 1429 H) dan Syaikh Rabi’ Al-Madkhali (w. 1447 H). Bahkan, Syaikh Rabi’lah yang paling menonjol dan paling unggul dalam membantah mereka dan membongkar tipu daya serta makar mereka, karena beliau sangat mengenal mereka dari dekat melalui pergaulannya, pekerjaannya di dunia akademik, interaksinya dengan para dai di seluruh dunia, serta telaah mendalam terhadap buku-buku mereka.
🔹Umat Islam — bahkan seluruh dunia — sangat membutuhkan dakwah salafiyah yang murni dan bersih, yang mewakili Islam yang hakiki (berdasarkan Kitab dan Sunnah), sebagaimana yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad ﷺ, dan dijalani oleh para salafus shalih. Jauh dari kesyirikan, bid’ah, khurafat, kelompok-kelompok, dan jamaah-jamaah asing yang menyusup ke dalam Islam.
🔹Aku telah menulis (di media sosial) sejak lama, memperingatkan akan bahaya infiltrasi pemikiran Jamaah Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, serta bagaimana pemikiran itu telah mengakar dalam benak banyak orang selama beberapa dekade lalu, ketika para shahwiyyin (aktivis kebangkitan Islam) menguasai dunia pendidikan dan dakwah; mereka menanamkan pemikiran mereka dan menyebarkan budaya mereka ke generasi yang belajar dan tumbuh di tangan mereka. Di antara yang pernah aku tulis tentang pentingnya terus memperingatkan dari Khawarij zaman ini adalah: Seandainya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w. 728 H), bahkan seandainya Imam Ahmad bin Hanbal (w. 242 H) hidup di zaman kita ini, niscaya mereka akan menghabiskan mayoritas waktu, dakwah, dan tulisan mereka untuk membantah Khawarij zaman ini (Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya). Dan Allah-lah tempat memohon pertolongan.
Inilah yang bisa dituangkan oleh pikiranku dengan cepat... Masih banyak yang tersimpan dalam hati, semoga Allah memudahkan untuk aku ungkapkan di waktu dan tempat yang tepat...
Semoga Allah merahmati guru kami, Al-‘Allamah Al-Imam, ahli hadits, singa pembela sunnah, Rabi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkhali, meninggikan derajatnya, dan mengumpulkannya bersama para nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada, dan orang-orang saleh. Milik Allah-lah segala sesuatu yang diambil dan diberikan, dan segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ajal yang telah ditetapkan. Maka bersabarlah dan berharaplah pahala, wahai Ahlus Sunnah. Semoga Allah mengganti bagi kaum muslimin dengan yang lebih baik. Segala puji hanya bagi Allah.
(إِضَافَاتُ الشَّيخِ ربيعٍ وإِسْهَامَاتُه…)
🔹أقول: مما أضافه الشيخ وجاد به علمه، وجهاده طيلة حياته.. في خدمة الإسلام، والدعوة إلى الله، والذب عن الدين: عنايته بما يحتاجه الناس، والدعاة، من العلم في عصره، وتركيزه عليه، فوظَّفَ علمه لتعليم الناس والطلبة والدعاة ما يحتاجونه، وهذا من فقهه؛ فاهتم بالدعوة إلى التوحيد والسنة، وتقرير منهج الأنبياء في الدعوة إلى الله، والتحذير من الشرك والبدع والخرافات؛ لوجود جماعات وتيارات صدروا أنفسهم دعاة إلى الله، وحقيقة أمرهم أنهم دعاة بدعٍ وضلالات حرفوا أحكام الإسلام، وشوهوا جماله ومحاسنه ووسطيته بمفاهيمهم الزائغة، وأعمالهم المشينة، وممارساتهم الإرهابية، ولهذا ركز على التحذير من مناهج الفرق، والجماعات المعاصرة المخالفة لمنهج الأنبياء والرسل، ومن مظاهر ذلك:
* صيانته للدعوة السلفية، ونصرته لها مما شابها من فكر خوارج العصر= #الجماعات_الإسلامية المعاصرة كالإخوان المسلمين، وفروعهم، والتبليغيين، على أن جهاده العلمي والدعوي هذا، امتدادٌ لذب أئمة أهل العلم الكبار السابقين عن العقيدة السلفية، ومنهج السلف، مما أحدثته الفرق المحدثة كالخوارج، والقدرية، والجهمية، والمرجئة.. امتدادٌ لجهاد الإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤١هـ)، وشيخ الإسلام ابن تيمية(ت٧٢٨هـ)، وتلميذه ابن قيم الجوزية(ت٧٥١هـ)، وشيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب(ت١٢٠٦هـ).
* تصديه للرد على الفرق والطوائف المعاصرة(الجماعات الإسلامية) سيما #خوارج_العصر وتعريتها؛ لعظيم الفتنة بها، وضررها على الدين.
🔹Umat Islam — bahkan seluruh dunia — sangat membutuhkan dakwah salafiyah yang murni dan bersih, yang mewakili Islam yang hakiki (berdasarkan Kitab dan Sunnah), sebagaimana yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad ﷺ, dan dijalani oleh para salafus shalih. Jauh dari kesyirikan, bid’ah, khurafat, kelompok-kelompok, dan jamaah-jamaah asing yang menyusup ke dalam Islam.
🔹Aku telah menulis (di media sosial) sejak lama, memperingatkan akan bahaya infiltrasi pemikiran Jamaah Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya, serta bagaimana pemikiran itu telah mengakar dalam benak banyak orang selama beberapa dekade lalu, ketika para shahwiyyin (aktivis kebangkitan Islam) menguasai dunia pendidikan dan dakwah; mereka menanamkan pemikiran mereka dan menyebarkan budaya mereka ke generasi yang belajar dan tumbuh di tangan mereka. Di antara yang pernah aku tulis tentang pentingnya terus memperingatkan dari Khawarij zaman ini adalah: Seandainya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w. 728 H), bahkan seandainya Imam Ahmad bin Hanbal (w. 242 H) hidup di zaman kita ini, niscaya mereka akan menghabiskan mayoritas waktu, dakwah, dan tulisan mereka untuk membantah Khawarij zaman ini (Ikhwanul Muslimin dan cabang-cabangnya). Dan Allah-lah tempat memohon pertolongan.
Inilah yang bisa dituangkan oleh pikiranku dengan cepat... Masih banyak yang tersimpan dalam hati, semoga Allah memudahkan untuk aku ungkapkan di waktu dan tempat yang tepat...
Semoga Allah merahmati guru kami, Al-‘Allamah Al-Imam, ahli hadits, singa pembela sunnah, Rabi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkhali, meninggikan derajatnya, dan mengumpulkannya bersama para nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada, dan orang-orang saleh. Milik Allah-lah segala sesuatu yang diambil dan diberikan, dan segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ajal yang telah ditetapkan. Maka bersabarlah dan berharaplah pahala, wahai Ahlus Sunnah. Semoga Allah mengganti bagi kaum muslimin dengan yang lebih baik. Segala puji hanya bagi Allah.
(إِضَافَاتُ الشَّيخِ ربيعٍ وإِسْهَامَاتُه…)
🔹أقول: مما أضافه الشيخ وجاد به علمه، وجهاده طيلة حياته.. في خدمة الإسلام، والدعوة إلى الله، والذب عن الدين: عنايته بما يحتاجه الناس، والدعاة، من العلم في عصره، وتركيزه عليه، فوظَّفَ علمه لتعليم الناس والطلبة والدعاة ما يحتاجونه، وهذا من فقهه؛ فاهتم بالدعوة إلى التوحيد والسنة، وتقرير منهج الأنبياء في الدعوة إلى الله، والتحذير من الشرك والبدع والخرافات؛ لوجود جماعات وتيارات صدروا أنفسهم دعاة إلى الله، وحقيقة أمرهم أنهم دعاة بدعٍ وضلالات حرفوا أحكام الإسلام، وشوهوا جماله ومحاسنه ووسطيته بمفاهيمهم الزائغة، وأعمالهم المشينة، وممارساتهم الإرهابية، ولهذا ركز على التحذير من مناهج الفرق، والجماعات المعاصرة المخالفة لمنهج الأنبياء والرسل، ومن مظاهر ذلك:
* صيانته للدعوة السلفية، ونصرته لها مما شابها من فكر خوارج العصر= #الجماعات_الإسلامية المعاصرة كالإخوان المسلمين، وفروعهم، والتبليغيين، على أن جهاده العلمي والدعوي هذا، امتدادٌ لذب أئمة أهل العلم الكبار السابقين عن العقيدة السلفية، ومنهج السلف، مما أحدثته الفرق المحدثة كالخوارج، والقدرية، والجهمية، والمرجئة.. امتدادٌ لجهاد الإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤١هـ)، وشيخ الإسلام ابن تيمية(ت٧٢٨هـ)، وتلميذه ابن قيم الجوزية(ت٧٥١هـ)، وشيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب(ت١٢٠٦هـ).
* تصديه للرد على الفرق والطوائف المعاصرة(الجماعات الإسلامية) سيما #خوارج_العصر وتعريتها؛ لعظيم الفتنة بها، وضررها على الدين.
* كشفه لمناهج خوارج العصر الباطنية الحديثة، وأساليبهم الخفية، وبيان مخالفتها لمنهج السلف الصالح.
* كشفه لحقيقة دعوة جماعة الإخوان المسلمين الباطنية وفكرهم، وأهدافهم المخالفة للإسلام أصولاً وفروعاً، وبيانه لخطورتهم على الإسلام والمسلمين.
* تعريته لحقيقة بعض رموز خوارج العصر، ومنظريهم الكبار كسيد قطب!! ومن نحا نحوه من #الصحويين وأنه المنظرُ لفكره الإرهاب، والتكفير، والتفجير.
* إسهامه العلمي والمنهجي الرصين من خلال أطروحاته، ودروسه، وردوده.. في رَسْمِ مَعَالِمِ العِلْمِ الحَدِيثِ، وتَأسِيسِهِ:(عِلْمُ فِقْهِ المَنْهَجِ السَّلَفِيِّ).
* نشره الوعي العلمي، والفكري، والثقافي، والتوعوي، لدى العلماء، والطلاب، والدعاة، وجماهير الناس.. بأهمية فقه المنهج السلفي، وخطورة خوارج العصر= الإخوان المسلمون وفروعهم، على عقيدة الفرد، وأمن المجتمعات.
قُلْتُ: قد حذر العلماء من خوارج العصر(الإخوان المسلمون وفروعهم)، تحذيراً جُمْلياً عاماً.. كالعلامة أحمد بن محمد شاكر(ت١٣٧٧هـ)، والعلامة ابن باز(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة الألباني(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة مقبل الوادعي(ت١٤٢٢هـ)، والعلامة صالح اللحيدان(ت١٤٤٣هـ)، والعلامة صالح الفوزان، وغيرهم، بيد أن قلة من العلماء الذين تصدوا لتعرية منهجهم بتوسعٍ وشرحٍ وتوضيح.. والرد على تفاصيل منهجهم، ورموزهم كالشيخ العلامة أحمد بن يحيى النجمي(ت١٤٢٩هـ) والشيخ ربيع المدخلي(ت١٤٤٧هـ)، مع تفرد الشيخ ربيع، وتميزه في ردوده عليهم، وكشف ألاعيبهم ومكرهم، لمعرفة الشيخ بهم معرفةً تامةً من خلال اختلاطه بهم، وعمله الأكاديمي الجامعي، واتصاله بالدعاة في جميع أنحاء العالم، ومطالعته الدقيقة لكتبهم.
🔹والأمة الإسلامية، بل العالم أجمع بحاجة للدعوة السلفية الصافية النقية التي تمثل الإسلام الحق(كتاباً وسنة) المنزل على رسولنا محمدﷺ، وانتهجه سلفنا الصالح، وترك الشرك، والبدع، والخرافات، والفرق، والجماعات الدخيلة على الإسلام.
🔹وقد غردت منذ زمن محذراً من خطورة تغلل فكر جماعة الإخوان وفروعهم، وترسخه في عقول كثير من الناس خلال عقود مضت كانت الغلبة في التعليم والدعوة للصحويين؛ فرسخوا فكرهم، ونثروا ثقافتهم لدى أجيال تلقوا عنهم، وتربوا على أيديهم.. ومما قلته في بيان أهمية الاستمرار في التحذير من خوارج العصر: لو كان شيخ الإسلام ابن تيمية(ت٧٢٨هـ)، بل لو كان الإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤٢هـ) حياً في زماننا لصرف جل وقته، ودعوته، وتآليفه في الرد على خوارج العصر(الإخوان وفروعهم). والله المستعان.
هذا ما جادت به القريحة على عجل.. وفي الجعبة أشياء لعل الله ييسر الإعراب عنها في وقتها، وموطنها المناسب.. رحم الله شيخنا العلامة الإمام، المحدث، أسد السنة، وخريتها الألمعي، وحارسها اللوذعي، ربيع بن هادي عمير المدخلي وأعلى منزلته.. وحشره الله مع النبيين والصديقين، والشهداء، والصالحين.. ولله ما أخذ وله ما أعطى، وكل شيء عنده بأجل مسمى؛ فلتصبروا ولتحتسبوا يا أهل السنة.. وأخلف الله على المسلمين خيراً. والحمد لله.
* كشفه لحقيقة دعوة جماعة الإخوان المسلمين الباطنية وفكرهم، وأهدافهم المخالفة للإسلام أصولاً وفروعاً، وبيانه لخطورتهم على الإسلام والمسلمين.
* تعريته لحقيقة بعض رموز خوارج العصر، ومنظريهم الكبار كسيد قطب!! ومن نحا نحوه من #الصحويين وأنه المنظرُ لفكره الإرهاب، والتكفير، والتفجير.
* إسهامه العلمي والمنهجي الرصين من خلال أطروحاته، ودروسه، وردوده.. في رَسْمِ مَعَالِمِ العِلْمِ الحَدِيثِ، وتَأسِيسِهِ:(عِلْمُ فِقْهِ المَنْهَجِ السَّلَفِيِّ).
* نشره الوعي العلمي، والفكري، والثقافي، والتوعوي، لدى العلماء، والطلاب، والدعاة، وجماهير الناس.. بأهمية فقه المنهج السلفي، وخطورة خوارج العصر= الإخوان المسلمون وفروعهم، على عقيدة الفرد، وأمن المجتمعات.
قُلْتُ: قد حذر العلماء من خوارج العصر(الإخوان المسلمون وفروعهم)، تحذيراً جُمْلياً عاماً.. كالعلامة أحمد بن محمد شاكر(ت١٣٧٧هـ)، والعلامة ابن باز(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة الألباني(ت١٤٢٠هـ)، والعلامة مقبل الوادعي(ت١٤٢٢هـ)، والعلامة صالح اللحيدان(ت١٤٤٣هـ)، والعلامة صالح الفوزان، وغيرهم، بيد أن قلة من العلماء الذين تصدوا لتعرية منهجهم بتوسعٍ وشرحٍ وتوضيح.. والرد على تفاصيل منهجهم، ورموزهم كالشيخ العلامة أحمد بن يحيى النجمي(ت١٤٢٩هـ) والشيخ ربيع المدخلي(ت١٤٤٧هـ)، مع تفرد الشيخ ربيع، وتميزه في ردوده عليهم، وكشف ألاعيبهم ومكرهم، لمعرفة الشيخ بهم معرفةً تامةً من خلال اختلاطه بهم، وعمله الأكاديمي الجامعي، واتصاله بالدعاة في جميع أنحاء العالم، ومطالعته الدقيقة لكتبهم.
🔹والأمة الإسلامية، بل العالم أجمع بحاجة للدعوة السلفية الصافية النقية التي تمثل الإسلام الحق(كتاباً وسنة) المنزل على رسولنا محمدﷺ، وانتهجه سلفنا الصالح، وترك الشرك، والبدع، والخرافات، والفرق، والجماعات الدخيلة على الإسلام.
🔹وقد غردت منذ زمن محذراً من خطورة تغلل فكر جماعة الإخوان وفروعهم، وترسخه في عقول كثير من الناس خلال عقود مضت كانت الغلبة في التعليم والدعوة للصحويين؛ فرسخوا فكرهم، ونثروا ثقافتهم لدى أجيال تلقوا عنهم، وتربوا على أيديهم.. ومما قلته في بيان أهمية الاستمرار في التحذير من خوارج العصر: لو كان شيخ الإسلام ابن تيمية(ت٧٢٨هـ)، بل لو كان الإمام أحمد بن حنبل(ت٢٤٢هـ) حياً في زماننا لصرف جل وقته، ودعوته، وتآليفه في الرد على خوارج العصر(الإخوان وفروعهم). والله المستعان.
هذا ما جادت به القريحة على عجل.. وفي الجعبة أشياء لعل الله ييسر الإعراب عنها في وقتها، وموطنها المناسب.. رحم الله شيخنا العلامة الإمام، المحدث، أسد السنة، وخريتها الألمعي، وحارسها اللوذعي، ربيع بن هادي عمير المدخلي وأعلى منزلته.. وحشره الله مع النبيين والصديقين، والشهداء، والصالحين.. ولله ما أخذ وله ما أعطى، وكل شيء عنده بأجل مسمى؛ فلتصبروا ولتحتسبوا يا أهل السنة.. وأخلف الله على المسلمين خيراً. والحمد لله.