WarisanSalaf.Com
9.14K subscribers
432 photos
14 videos
43 files
1.91K links
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Download Telegram
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 2⃣1⃣)
—---------------------------------------—

🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- mengatakan:

وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى : {وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا} [الجن: 18] (1)

(1) Dalilnya firman Allah Ta’ala: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah –‘Azza waJalla-.” [Al-Jin:18]

💢PENJELASAN:

(1) Pembaca –yang dirahmati Allah-, Pembahasan kali ini, Kita masih membahas ayat ke-18 dari surat Al-Jin.

📝 Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin –Rohimahullah- menjelaskan,

👉🏻 “Allah –Subhanahu waTa’ala- tidak ridho kepada kekafiran dan kesyirikan, Oleh karena itu Allah Ta’ala mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab Nya untuk memerangi kekafiran dan kesyirikan serta membinasakannya.
Allah –Ta’ala- berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 39:

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ

📖 “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.”

✔️ Jika Allah dan Rasul-Nya tidak rela dengan kekafiran dan kesyirikan, maka seorang mukmin juga wajib untuk tidak rela dengan kedua perkara itu. Karena kerelaan seorang mukmin serta kemarahannya harus selaras dengan kerelaan Allah –Ta’ala- dan kemurkaan-Nya. Dia pun hendaknya marah (kepada sesuatu) karena Allah –Ta’ala marah , dan rela terhadap sesuatu yang Allah –‘Azza waJalla- rela kepadanya.

Wallahu A’lamu bisshowaab
(Bersambung,insya Allah…)

📚 Referensi: Syarah Tsalatsatil Ushul karya Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin Rohimahullah

🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🕋🌸 BEBERAPA PERMASALAHAN SEPUTAR PUASA AROFAH

KEUTAMAAN PUASA 'AROFAH
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Puasa hari arofah aku berharap kepada Allah agar ia dapat menghapus (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya." (HR. Muslim)

HUKUM PUASA AROFAH BAGI SELAIN JAMA'AH HAJI

✔️ Syaikh Ibnu Utsaimin berkata,
"Puasa hari arofah bagi selain jama'ah haji adalah sunnah mu'akkadah." (Majmu' Fatawa 20/46)

PUASA AROFAH BERTEPATAN DENGAN HARI JUM'AT

✔️ Al Lajnah Ad-Daimah menjelaskan,
" Disyari'at puasa hari arofah bila bertepatan dengan hari jum'at walaupun tanpa didahului puasa hari sebelumnya. Karena telah diriwiyatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam himbauan untuk melakukannya dan penjelasan keutamaannya dan agungnya pahalanya" (Fatawa Al Lajnah 10/395)

PUASA AROFAH DI HARI SABTU

✔️ Al Lajnah Ad-Daimah menjelaskan,
"Boleh berpuasa arofah sendirian baik bertepatan dengan hari sabtu atau hari-hari lainnya, karena tidak ada perbedaan antara hari-hari tersebut. Hal ini disebabkan puasa arofah adalah sunnah tersendiri, sementara hadits larangan puasa pada hari sabtu adalah lemah karena kegoncangannya dan menyelisihi hadits-hadits yang shahih." (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 10/396)

MENGQODHO' PUASA AROFAH
Bila seseorang berhalangan berpuasa pada hari arofah karena sakit atau sedang haid dan nifas bagi wanita, apakah disyari'atkan mengqodho'nya?

✔️ Syaikh Ibnu 'Utsaimin menjelaskan,
"Apabila seseorang mengakhirkan puasa arofah dan puasa asyuro tanpa udzur maka tidak diragukan bahwa ia tidak perlu mengqodho'nya. Seandainya pun dia mengqodho' tidak akan bermanfaat, maksudnya puasanya itu tidak teranggap puasa arofah dan asyuro.

👉🏻 Adapun bila seseorang terkendala udzur seperti seorang wanita yang sedang haid atau nifas, maka yang tampak juga tidak mengqodho'nya. Karena (puasa arofah dan puasa asyuro) adalah (syari'at) khusus pada hari tertentu, yang mana hukumnya akan hilang dengan berlalunya hari tersebut." (Majmu' Fatawa Ibnu 'Utsaimin 20/43)

PERBEDAAN ANTARA ASYURO DAN AROFAH
🔗 Mengapa Puasa Asyuro hanya menghapus dosa setahun yang telah lewat, sedangkan puasa arofah menghapus dosa satu tahun yang telah lewat dan yang akan datang?

✔️ Ibnul Qoyyim menjelaskan:
1⃣ Bahwasanya hari arofah jatuh pada bulan harom, (bulan) sebelumnya juga bulan harom, dan setelahnya bulan harom, berbeda dengan asyuro.
2⃣ Bahwasanya hari arofah termasuk kekhususan syari'at kita (yang tidak ada pada syari'at umat sebelumnya), berbeda dengan asyuro (yang juga syari'at bagi umat nabi Musa), maka (pahalanya) dilipat gandakan dengan berkahnya al Mushthofa." (Bada'iul Fawaid 4/211)

YANG DIMAKSUD MENGAMPUNI DOSA SATU TAHUN SETELAHNYA
yang dimaksud dengan "diampuni dosanya satu tahun setelahnya" adalah:
📌 Allah telah mengampuni dosanya selama dua tahun.
📌 Allah menjaganya pada dua tahun itu sehingga ia tidak berbuat maksiat.
📌 Apabila seorang hamba melakukan dosa maka puasa arofah akan menebus dosa tersebut.
📌 Atau bila seorang hamba melakukan dosa maka ia akan diberi pahala yang dapat menghapus dosanya tersebut.
(Lihat Al Majmu' 6/381 dan Faidhul Qodir)

PENGAMPUNAN DOSA HANYA KHUSUS BAGI DOSA KECIL

✔️ Syaikh Ibnu Utsaimin berkata,
"Puasa hari arofah dapat mengampuni (dosa yang dilakukan) satu tahun yang telah lewat dan satu tahun setelahnya, ini hanya berlaku bagi dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar, maka pengampunannya harus dengan taubat secara khusus." (Fatawa Nuur 'ala Darb)

wallahu a'lam

📝 Diterjemahkan oleh Tim Warisan Salaf

#fawaidumum

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🕋 BESOK PUASA 'AROFAH INSYA ALLAH

⛵️ Mengingat keutamaannya yang sangat agung, mari kita berusaha agar tidak terlewatkan dari puasa hari 'arofah.

👉🏻 Waktunya hanya satu hari dalam 1 tahun, dan tidak bisa digantikan di hari yang lain.

👉🏻 Bisa jadi kesempatan ini tidak akan berulang di waktu-waktu yang akan datang..

🍏 Semoga Allah memudahkan kita di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya untuk melakukan puasa Arofah dan juga ibadah yang lainnya ikhlas karena mengharap pahala dan Wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

🕋 Amin...

✔️ Admin Warisan Salaf
🌏 www.warisansalaf.com
👍1
🕋 Ya Allah! jagalah jama'ah haji di rumah-Mu yang mulia...

📗 Tuliskanlah bagi mereka haji yang diterima, usaha yang disyukuri, dan dosa yang diampuni..

🌸 Ya Allah! Kembalikanlah mereka ke rumah-rumah mereka dalam keadaan selamat dengan membawa pahala yang banyak...
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 2⃣2⃣)
—---------------------------------------—

🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- mengatakan:

الثَّالِثَةُ : أَنَّ مَنْ أَطَاعَ الرَّسُولَ، وَوَحَّدَ اللهَ، لا يَجُوزُ لَهُ مُوَالاةُ مَنْ حَادَّ اللهَ ورسوله ولو كان أقرب قريب (1)
1⃣ Permasalahan Ketiga;
Barangsiapa taat kepada Rasul dan ia mentauhidkan Allah –Ta’ala-, maka tidak boleh bagi dirinya untuk berteman (atau loyal) dengan orang-orang yang memusuhi Allah –Ta’ala- dan Rasul-Nya, walaupun keluarga dekat.


💢PENJELASAN:
1⃣ Pembaca –yang dirahmati Allah-, Pembahasan kali ini adalah permasalahan ketiga dari tiga permasalahan yang dijelaskan oleh asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah-.

Pembahasan ini disebut dengan “Permasalahan Al-Wala’ wal Baro’ ”.
👉 Al-Wala’ merupakan sinonim dari Al-Muwalah.


🔰 MAKNA AL-WALA' WAL BARO'
—----------------------
Asy-Syaikh Bin Baz –Rohimahullah- menjelaskan,
🔘 Al-Wala’ (loyal) maknanya mencintai kaum mukminin dan berteman dengan mereka.
🔘 Adapun Al-Baro’ maknanya membenci orang-orang kafir, dan memusuhi mereka, serta berlepas diri dari mereka dan agama mereka. [Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 5/246]

👉 Perkara tersebut yang dituntut dari seorang mukmin jangan sebaliknya.

📝 Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –Rohimahullah- menjelaskan,
"Seorang insan yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya apabila dia ber-wala` (loyal) kepada orang-orang yang memusuhi Allah –Ta’ala- , maka hal itu menunjukkan kelemahan imannya. Karena sangat tidak masuk akal, jika seseorang itu mencintai musuh kekasihnya.


🔰 BENTUK LOYAL KEPADA ORANG KAFIR
—----------------------
Beliau melanjutkan, Bahwa diantara bentuk loyal kaum muslimin kepada orang kafir, adalah menolong dan membantu mereka dalam kekufuran dan kesesatan yang mereka lakukan.

Adapun bentuk mencintai mereka (orang-orang kafir) adalah dengan melakukan berbagai macam sebab yang mendatangkan kecintaan mereka kepada dirinya.
Tidak diragukan lagi, bahwa yang demikian itu bisa meniadakan seluruh keimanannya atau meniadakan kesempurnaan imannya.

Yang seharusnya dilakukan oleh seorang mukmin adalah memusuhi, membenci, serta menjauhi orang-orang yang memusuhi Allah –Ta’ala- dan Rasul-Nya, walaupun dari kalangan karib kerabat. Dengan tetap memberikan nasehat kepada mereka -mengajak -kepada kebenaran-.

—-
Wallahu A’lamu bisshowaab
(Bersambung,insya Allah…)

📚 Referensi:
✔️ Syarah Tsalatsatil Ushul; karya: Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin Rohimahullah,
✔️ Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah ; karya: Asy-Syaikh Al-Fauzan Hafizhohullah.

🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
⛵️ PERINGATAN UNTUK BERAMAL DAN TIDAK BERSANDAR KEPADA TAKDIR


🔴 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

إن أهل الجنة ييسرون لعمل أهل الجنة، وإن أهل النار ييسرون لعمل أهل النار

📝 "Sesungguhnya ahli surga akan dimudahkan untuk melakukan amalan penghuni surga, dan ahli neraka akan dimudahkan melakukan amalan penghuni neraka." (HR. Ibnu Abi 'Ashim dalam As-Sunnah)


🌍 Sumber: Silsilah Al Ahadits Ash-Shahihah (7/1474)
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf

#fikihkurban

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍽🍴 MENGUNDANG MANUSIA UNTUK ACARA MAKAN PADA HARI ID ADALAH SUNNAH



📝 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,

جَمْعُ النَّاسِ لِلطَّعَامِ فِي الْعِيدَيْنِ وَأَيَّامِ التَّشْرِيقِ سُنَّةٌ وَهُوَ مِنْ شَعَائِرِ الْإِسْلَامِ الَّتِي سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْمُسْلِمِينَ

🍜 "Mengumpulkan manusia untuk acara makan pada dua hari raya dan juga hari-hari tasyriq adalah sunnah. Dan itu merupakan bagian dari syi'ar Islam yang disunnahkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada kaum muslimin."


🌍 Sumber: Majmu' Al Fatawa Ibnu Taimiyyah (25/298)
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf

#fikihkurban

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🇸🇦🕋🌅 SUKSES HAJI TAHUN 1437 H

asy-Syaikh DR. Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri,

⭐️ "Semoga Allah memberikan balasan kebaikan kepada pemerintah Kerajaan Saudi Arabia atas upaya yang sangat serius dan bagus dalam memberikan pelayanan haji dan melancarkan pelaksanaan manasik.
Aku memohon kepada Allah agar senantiasa menjaga Saudi dari makar musuh-musuhnya."

‏جزى الله ولاة الأمر في المملكة ورجال أمنها على جهودهم الجبارة الرائعة في خدمة الحجاج وتيسير المناسك
وأسأل الله أن يحفظها من كيد الأعادي



🔗 Lihat Tweet @almadani_k: https://twitter.com/almadani_k/status/776116395734077440?s=09
🌍 Sumber: @ManhajulAnbiya


🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 2⃣3⃣)
—---------------------------------------—

🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- mengatakan:

وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [المجادلة: 22] . (1)

1⃣ Dalilnya Firman Allah -Ta’ala-;
Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. [Al-Mujadilah:22]


💢PENJELASAN:
1⃣ Pembaca –yang dirahmati Allah-,
Pembahasan kali ini adalah dalil tentang permasalahan ketiga yang telah kita pelajari pada pelajaran yang lalu.

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan bahwa dalil tentang permasalahan Al-Wala’ wal Baro’ terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 22 yang telah disebutkan di atas.

🔰 SISI PENDALILAN
ِAl-Imam Ibnu Katsir –Rohimahullah- menjelaskan,
“Di dalam ayat ini (Secara tidak langsung, pent) Allah –‘Azza waJalla- memerintahkan (kita) untuk berseberangan dengan orang-orang kafir walaupun mereka adalah ayah (kita) ataupun anak cucu kita (dan keluarga kita, pent).
Serta melarang (kita) untuk memberikan loyalitas kepada mereka (yakni keluarga kita), apabila mereka memilih kekafiran ketimbang keimanan. Bahkan Allah –Azza waJalla- menyatakan ancaman-Nya bagi orang-orang yang melakukan hal tersebut.

🔘 Al-Imam Asy-Syinqithi –Rohimahullah- menjelaskan,
“Ayat yang mulia ini (walaupun) datang dalam bentuk pemberian kabar, namun yang dimaksudkan disini adalah permintaan, pelarangan, dan pencelaan atas perbuatan loyal (kaum mukminin) terhadap musuh-musuh Allah –Ta’ala-; (Diistilahkan dengan Khobar Insya-i , pent).

💯 Pola kalimat seperti ini lebih kuat dan lebih mengena dibandingkan dengan bentuk permintaan (larangan atau perintah, pent).”


bersambung...


🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 2⃣4⃣)
—---------------------------------------—
» Sambungan bagian ke 2⃣3⃣

🌻 Pembaca –yang dirahmati Allah-,
Pembahasan kali ini adalah tentang sebab turunnya ayat tersebut.

🔰 SEBAB TURUNNYA AYAT
Sebab turunnya ayat ini masih dalam pembahasan yang panjang. Dikarenakan beberapa ahli tafsir menyebutkan beberapa riwayat namun dalam konteks keragu-raguan (akan keshohihan sanadnya).

🔘 ((Semisal; Al-Imam Asy-Syinqithi –Rohimahullah- menyatakan,
“Tentang lafadz “Bapak-bapak (mereka)”; Sebagian ulama beranggapan lafadz ini turun tentang kisah Abu Ubaidah Ibnul-Jarroh –Rodhiyallahu ‘anhu- yang membunuh ayah kafirnya dalam sebuah peperangan.

👉 Sebagian ulama lain menyangka lafadz ini turun tentang kisah Abdullah bin Abdullah bin Ubay (anak sang munafiq masyhur; Abdullah bin Ubay) yang minta izin kepada Rasul –Shollallahu ‘alaihi waSallam- untuk membunuh ayahnya (Abdullah bin Ubay), namun Rasulullah –Shollallahu ‘ alaihi waSallam- melarangnya.

👉 Sebagian yang lain menyangka lafadz ini turun tentang kisah Abu Bakr Ash-Shiddiq –Rodhiyallahu ‘anhu- yang memukul ayahnya hingga jatuh ketika dia mencela nabi –Shollallahu ‘alaihi waSallam-.

“Kemudian Lafadz “Anak-anak (mereka)”; Sebagian ulama beranggapan lafadz ini turun tentang kisah Abu Bakr –Rodhiyallahu ‘anhu- tatkala menantang duel anaknya –Abdurrahman- saat peperangan Badr.

“Lafadz dalam ayat “Saudara-saudara (mereka)”; Sebagian ulama beranggapan lafadz ini turun tentang kisah Mush’ab bin ‘Umair –Rodhiyallahu ‘anhu- yang membunuh saudaranya yang bernama ‘Ubaid bin ‘Umair ,…

“Lafadz dalam ayat “Keluarga (mereka)”; Sebagian ulama beranggapan lafadz ini turun tentang kisah ‘Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muttholib bersama Hamzah bin Abdul Muttholib dan Ali bin Abdul Muttholib –Rodhiyallahu ‘anhum- ketika membunuh ‘Utbah bin Robi’ah, Syaibah bin Robi’ah, dan Al-Walid bin ‘Utbah ; tatkala duel (satu lawan satu) ketika peperangan Badr. Padahal yang mereka bunuh adalah anak paman sendiri,… ))

Wallahu A’lamu bisshowaab
(Bersambung,insya Allah…)

📚 Referensi: Tafsir Adwa'ul Bayan


🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📒👆🏻👆🏻 PDF GRATIS: 200 TANYA JAWAB TENTANG AKIDAH ISLAMIYAH

📖 Judul: 200 Su-al wa Jawab fil 'Aqidah Al Islamiyyah
✏️ Penulis: Hafizh al Hakami rahimahullah
🔗 Bahasa: Arab
📘 Penerbit: Darul Arqom
📚 Jumlah Halaman: 100 Halaman