✅🔵 DAUROH MASYAYIKH 1437 H TELAH BERAKHIR
➖➖➖➖
🔵 Alhamdulillah... Dauroh Asy Syari'ah ke 13 tahun 1437 h baru saja berakhir..
☑️ Dauroh ini diselenggarakan di masjid ma'had al anshor, Sleman, Jogjakarta, dan dihadiri lebih dari 500 peserta.
🌱 Pada tahun ini, ada empat masyayikh yang berkesempatan hadir, yaitu:
1️⃣ Asy Syaikh Kholid azh Zhafiri
2️⃣ Asy Syaikh Usamah al 'Amri
3️⃣ Asy Syaikh Muhammad Gholib al 'Umari
4️⃣ Asy Syaikh Hamid al Junaibi
-Semoga Allah menjaga mereka-
🍃🍃🍃
🔵 Syaikh Muhammad Gholib mensyarah kitab Ushul fii Tafsir karya Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah, beliau merampungkannya pada malam Rabu tgl 6 dzulqoidah / 9 Agustus 2016
🔴 Syaikh Kholid azh Zhafiri melanjutkan pembahasan kitab Al Qoulus Sadiid syarh Kitab Tauhid karya Syaikh Abdurrahman bin Sa'di rahimahullah. Setelah melalui 3 rangkaian dauroh -bihamdillah- beliau menuntaskannya pada pagi hari Rabu tanggal 7dzul qoidah / 10 Agustus 2016.
🔵 Syaikh Hamid al Junaibi mensyarah kitab Shofwatul Ushul tentang ilmu ushul fikih karya Syaikh Abdurrahman Sa'di, dan beliau menyelesaikannya ba'da ashar hari Rabu (7 dzulqoidah).
🔴 Adapun Syaikh Usamah al Amri beliau mensyarah kitab Qowaid Muhimmah wa Fawaid Jammah tentang Qowaid Fiqhiyyah karya Syaikh Abdurrahman bin Sa'di rahimahullah, beliau menitik beratkan pada 5 qowaid kubro dan menyelesaikannya ba'da ashar hari kamis ini setelah syaikh Hamid al Junaibi.
📝 Banyak faedah yang didapat dari dauroh ini. Tidak hanya faedah dari inti kitab, tapi juga wasiat berharga yang disampaikan disela-sela pelajaran; terkait dengan adab menuntut ilmu, berpegang teguh dengan sunnah, menjauhi mua'malah dengan ahlul bid'ah dan membaca tulisan-tulisan mereka, mengikatkan diri dengan bimbingan ulama kibar, dan wasiat lainnya.
📖 Semoga kami dimudahkan untuk membagikan sebagian faedah-faedah tersebut di channel ini.
▶️ dan melalui acara daurah ini kami berkesempatan untuk bertemu dan menyapa beberapa asatidzah.
▶️ Dan melalui acarah dauroh ini kami juga bisa bertemu ikhwan salafiyyin dari seluruh nusantara, yang dengan bertemu mereka dan saling berbagi cerita -biidznillah- dapat meningkatkan iman dan semangat untuk terus istiqomah di atas manhaj yang mulia ini.
✅ Jazaallahu masyaikhona khoirol jaza', Semoga Allah menjadikan ilmu yang telah mereka bagikan sebagai amal jariyah yang akan terus bermanfaat hingga yaumul akhir. Amin....
✏️ Admin Warisan Salaf
Abu Rufaidah al Maidani
➖➖➖➖
WarisanSalaf menyajikan artikel dan fatawa ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
➖➖➖➖
🔵 Alhamdulillah... Dauroh Asy Syari'ah ke 13 tahun 1437 h baru saja berakhir..
☑️ Dauroh ini diselenggarakan di masjid ma'had al anshor, Sleman, Jogjakarta, dan dihadiri lebih dari 500 peserta.
🌱 Pada tahun ini, ada empat masyayikh yang berkesempatan hadir, yaitu:
1️⃣ Asy Syaikh Kholid azh Zhafiri
2️⃣ Asy Syaikh Usamah al 'Amri
3️⃣ Asy Syaikh Muhammad Gholib al 'Umari
4️⃣ Asy Syaikh Hamid al Junaibi
-Semoga Allah menjaga mereka-
🍃🍃🍃
🔵 Syaikh Muhammad Gholib mensyarah kitab Ushul fii Tafsir karya Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin rahimahullah, beliau merampungkannya pada malam Rabu tgl 6 dzulqoidah / 9 Agustus 2016
🔴 Syaikh Kholid azh Zhafiri melanjutkan pembahasan kitab Al Qoulus Sadiid syarh Kitab Tauhid karya Syaikh Abdurrahman bin Sa'di rahimahullah. Setelah melalui 3 rangkaian dauroh -bihamdillah- beliau menuntaskannya pada pagi hari Rabu tanggal 7dzul qoidah / 10 Agustus 2016.
🔵 Syaikh Hamid al Junaibi mensyarah kitab Shofwatul Ushul tentang ilmu ushul fikih karya Syaikh Abdurrahman Sa'di, dan beliau menyelesaikannya ba'da ashar hari Rabu (7 dzulqoidah).
🔴 Adapun Syaikh Usamah al Amri beliau mensyarah kitab Qowaid Muhimmah wa Fawaid Jammah tentang Qowaid Fiqhiyyah karya Syaikh Abdurrahman bin Sa'di rahimahullah, beliau menitik beratkan pada 5 qowaid kubro dan menyelesaikannya ba'da ashar hari kamis ini setelah syaikh Hamid al Junaibi.
📝 Banyak faedah yang didapat dari dauroh ini. Tidak hanya faedah dari inti kitab, tapi juga wasiat berharga yang disampaikan disela-sela pelajaran; terkait dengan adab menuntut ilmu, berpegang teguh dengan sunnah, menjauhi mua'malah dengan ahlul bid'ah dan membaca tulisan-tulisan mereka, mengikatkan diri dengan bimbingan ulama kibar, dan wasiat lainnya.
📖 Semoga kami dimudahkan untuk membagikan sebagian faedah-faedah tersebut di channel ini.
▶️ dan melalui acara daurah ini kami berkesempatan untuk bertemu dan menyapa beberapa asatidzah.
▶️ Dan melalui acarah dauroh ini kami juga bisa bertemu ikhwan salafiyyin dari seluruh nusantara, yang dengan bertemu mereka dan saling berbagi cerita -biidznillah- dapat meningkatkan iman dan semangat untuk terus istiqomah di atas manhaj yang mulia ini.
✅ Jazaallahu masyaikhona khoirol jaza', Semoga Allah menjadikan ilmu yang telah mereka bagikan sebagai amal jariyah yang akan terus bermanfaat hingga yaumul akhir. Amin....
✏️ Admin Warisan Salaf
Abu Rufaidah al Maidani
➖➖➖➖
WarisanSalaf menyajikan artikel dan fatawa ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅🔆 KEUTAMAAN BERMAJELIS ILMU BERSAMA ULAMA
➖➖➖➖➖➖
🔘 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
🔵 "Bahwasanya Amirul Mukminin Umar bin al Khattab radhiallahu 'anhu berkata,
☑️ 'Sesungguhnya seseorang benar-benar keluar dari rumahnya dalam keadaan ia memiliki dosa seperti pegunungan Tihamah.
📡 Apabila ia mendengar ilmu, lalu ia takut (atas dosa-dosanya), sehingga ia kembali (kepada Allah) dan bertaubat. Maka ia pulang ke rumahnya dalam keadaan TIDAK MEMILIKI DOSA.
💯 MAKA JANGAN SAMPAI KALIAN MENJAUHKAN DIRI DARI MAJELISNYA ULAMA."
🌍 Sumber: Miftahu Dari As-Sa'adah (1/122)
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖➖➖
🔘 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
🔵 "Bahwasanya Amirul Mukminin Umar bin al Khattab radhiallahu 'anhu berkata,
☑️ 'Sesungguhnya seseorang benar-benar keluar dari rumahnya dalam keadaan ia memiliki dosa seperti pegunungan Tihamah.
📡 Apabila ia mendengar ilmu, lalu ia takut (atas dosa-dosanya), sehingga ia kembali (kepada Allah) dan bertaubat. Maka ia pulang ke rumahnya dalam keadaan TIDAK MEMILIKI DOSA.
💯 MAKA JANGAN SAMPAI KALIAN MENJAUHKAN DIRI DARI MAJELISNYA ULAMA."
🌍 Sumber: Miftahu Dari As-Sa'adah (1/122)
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔴✅ GANGGUAN MANUSIA TIDAK AKAN MEMBAHAYAKANMU
➖➖➖➖
💢 Berkata Al 'Allamah Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah
ومن الأمور النافعة أن تعرف أن أذية الناس لك وخصوصا في الأقوال السيئة ، لا تضرك ، بل تضرهم
📡 "Di antara perkara yang bermanfaat adalah, engkau mengetahui bahwa gangguan orang lain terhadapmu terkhusus yang berupa ucapan-ucapan jelek (sekali-kali) tidak akan membahayakanmu. Bahkan hal itu akan membahayakan diri mereka sendiri."
🌍 Sumber: Al Wasailul Mufidah hal.30
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
💢 Berkata Al 'Allamah Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah
ومن الأمور النافعة أن تعرف أن أذية الناس لك وخصوصا في الأقوال السيئة ، لا تضرك ، بل تضرهم
📡 "Di antara perkara yang bermanfaat adalah, engkau mengetahui bahwa gangguan orang lain terhadapmu terkhusus yang berupa ucapan-ucapan jelek (sekali-kali) tidak akan membahayakanmu. Bahkan hal itu akan membahayakan diri mereka sendiri."
🌍 Sumber: Al Wasailul Mufidah hal.30
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
✅⛵️ MEMBIASAKAN LISAN MENGUCAPKAN YANG BAIK, KARENA MALAIKAT AKAN MENGAMINKANNYA
🌻 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
🕋 "Janganlah kalian mendoakan atas diri-diri kalian kecuali dengan kebaikan. Karena sesungguhnya para malaikat akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan." (HR. Muslim)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🌻 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
🕋 "Janganlah kalian mendoakan atas diri-diri kalian kecuali dengan kebaikan. Karena sesungguhnya para malaikat akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan." (HR. Muslim)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
📒📗📝 FAEDAH RINGKAS DARI KITAB QOWA'IDUL ARBA' 1⃣
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
"Kaedah Pertama: Hendaknya kamu mengetahui, bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur (alam semesta). Dan (hendaknya kamu juga mengetahui) bahwasanya keyakinan mereka tersebut tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Yunus:31)
〰〰〰〰〰
✅ FAEDAH:
✔️ Bahwasanya hanya mengakui tauhid Rububiyah tidak lantas memasukkan seseorang ke dalam Islam. Karena dahulu orang-orang yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui tauhid Rububiyyah. Akan tetapi nyatanya tidak memasukkan mereka ke dalam Islam, dan tidak membuat darah mereka haram ditumpahkan (oleh penguasa).
✔️ Hal tersebut menunjukkan bahwasanya tauhid dan syirik tidak hanya pada Rububiyah saja. Bahkan tidak ada yang menyekutukan Allah dalam perkara Rububiyyah kecuali segelintir manusia. Seluruh umat mengakui tauhid Rububiyah. Tauhid Rububiyyah yang dimaksud di sini ialah, “Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta, Pemberi rejeki, Menghidupkan dan Mematikan, dan Mengatur seluruh makhluk.”
✔️ Hampir tidak didapati seorang pun yang meyakini adanya Pencipta, Pemberi Rejeki, dan Pengatur seluruh Makhluk bersama Allah. Bahkan kaum musyrikin yang diperangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sekalipun mengakui hal ini.
✔️ Ini menunjukkan bahwasanya tauhid yang diusung para Rasul bukanlah tauhid rububiyyah.
✔️ Hanya meyakini tauhid rububiyyah tidak akan bermanfaat bagi pelakunya. Karena kaum musyrikin dahulu juga mengakuinya, tapi tidak dapat mengeluarkan mereka dari kekufuran dan memasukkan ke dalam Islam.
✔️ Kesalahan besar ketika memaknakan tauhid hanya dalam hal rububiyah. Sebagaimana dilakukan oleh ulama’ ahli kalam di dalam kitab-kitab mereka. Barangsiapa meyakini hal ini, maka ia akan senantiasa berada di atas keyakinannya Abu Jahal dan Abu Lahab.
✔️ Barangsiapa mengatakan, “Bahwasanya kesyirikan ialah ketika seseorang meyakini ada Pencipta dan Pemberi rejeki lain bersama Allah.” Maka ia sama dengan Abu Jahal dan Abu Lahab.
📌 Insya Allah bersambung kepada Kaedah ke 2
🌍 Sumber: http://wp.me/p4Ok1g-uJ
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
"Kaedah Pertama: Hendaknya kamu mengetahui, bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengatur (alam semesta). Dan (hendaknya kamu juga mengetahui) bahwasanya keyakinan mereka tersebut tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam.
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Yunus:31)
〰〰〰〰〰
✅ FAEDAH:
✔️ Bahwasanya hanya mengakui tauhid Rububiyah tidak lantas memasukkan seseorang ke dalam Islam. Karena dahulu orang-orang yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengakui tauhid Rububiyyah. Akan tetapi nyatanya tidak memasukkan mereka ke dalam Islam, dan tidak membuat darah mereka haram ditumpahkan (oleh penguasa).
✔️ Hal tersebut menunjukkan bahwasanya tauhid dan syirik tidak hanya pada Rububiyah saja. Bahkan tidak ada yang menyekutukan Allah dalam perkara Rububiyyah kecuali segelintir manusia. Seluruh umat mengakui tauhid Rububiyah. Tauhid Rububiyyah yang dimaksud di sini ialah, “Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta, Pemberi rejeki, Menghidupkan dan Mematikan, dan Mengatur seluruh makhluk.”
✔️ Hampir tidak didapati seorang pun yang meyakini adanya Pencipta, Pemberi Rejeki, dan Pengatur seluruh Makhluk bersama Allah. Bahkan kaum musyrikin yang diperangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sekalipun mengakui hal ini.
✔️ Ini menunjukkan bahwasanya tauhid yang diusung para Rasul bukanlah tauhid rububiyyah.
✔️ Hanya meyakini tauhid rububiyyah tidak akan bermanfaat bagi pelakunya. Karena kaum musyrikin dahulu juga mengakuinya, tapi tidak dapat mengeluarkan mereka dari kekufuran dan memasukkan ke dalam Islam.
✔️ Kesalahan besar ketika memaknakan tauhid hanya dalam hal rububiyah. Sebagaimana dilakukan oleh ulama’ ahli kalam di dalam kitab-kitab mereka. Barangsiapa meyakini hal ini, maka ia akan senantiasa berada di atas keyakinannya Abu Jahal dan Abu Lahab.
✔️ Barangsiapa mengatakan, “Bahwasanya kesyirikan ialah ketika seseorang meyakini ada Pencipta dan Pemberi rejeki lain bersama Allah.” Maka ia sama dengan Abu Jahal dan Abu Lahab.
📌 Insya Allah bersambung kepada Kaedah ke 2
🌍 Sumber: http://wp.me/p4Ok1g-uJ
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
WARISAN SALAF
Petikan Faedah dari Syarah Al-Qowa’idul Arba’ Syaikh Shalih Al-Fauzan, Bag-1
PETIKAN FAEDAH DARI SYARAH AL-QOWA’IDUL ARBA’ Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullahu Ta’ala القاعدة الأولى: أن تعلم أنّ الكفّار الذين قاتلهم رسول الله -صلى الله عليه وسلم- مقِرُّون بأنّ الله -ت…
📒📗📝 FAEDAH RINGKAS DARI KITAB QOWA'IDUL ARBA' 2⃣
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
🔗 Kaedah Kedua: Mereka berkata: “Kami tidak berdo’a kepada mereka (orang-orang shalih yang telah meninggal) dan mengharap kepada mereka kecuali agar kami bisa dekat dengan Allah dan agar mereka bisa memberikan syafa’at kepada kami.”
Dalil (bahwa tujuan mereka) untuk mendekatkan diri ialah firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar:3)
Dan dalil (bahwa tujuan mereka) untuk (meminta) syafa’at ialah firman Allah Ta’ala, “Mereka menyembah tuhan-tuhan dari selain Allah yang tidak dapat memberikan musibah dan mendatangkan manfaat kepada mereka. Dan mereka berkata, mereka ini adalah para pemberi syafa’at kami di sini Allah.” ( Yunus:18)
Syafa’at terbagi menjadi dua: Syafa’at Manfiyyah yaitu syafa’at yang diminta dari selain Allah dalam hal yang tidak dimampui kecuali Allah. Dalilnya ialah firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah:256)
Dan syafa’at mutsbatah yaitu syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at dimuliakan dengan syafa’at tersebut, dan yang diberi syafa’at adalah orang yang diridhai Allah baik ucapan dan perbuatannya setelah mendapat izin (dari Allah). Sebagaimana firman Allah Ta’aa, “Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya” (QS. Al-Baqarah:255)
〰〰〰〰〰
✅ Faedah:
✔️ Sesungguhnya kaum musyrikin yang telah dijamin kekal di dalam neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hanyalah menyekutukan Allah dalam tauhid uluhiyyah bukan tauhid rububiyyah. Mereka tidak pernah menyatakan bahwa tuhan-tuhan mereka bisa menciptakan dan memberi rejeki bersama Allah. Mereka juga tidak pernah meyakini bahwa tuhan-tuhan mereka dapat memberi manfaat atau menolak musibah dan mengatur alam semesta bersama Allah.
✔️ Kaum musyrikin menyembah tuhan-tuhan mereka dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Agar tuhan-tuhan tersebut yang merupakan orang shalih dapat memberikan syafa’at bagi mereka. Hal ini sebagaimana yang Allah nyatakan, “Mereka menyembah tuhan-tuhan dari selain Allah yang tidak dapat memberikan musibah dan mendatangkan manfaat kepada mereka. Dan mereka berkata, mereka ini adalah para pemberi syafa’at kami di sini Allah.” ( Yunus:18) Dan maksud pemberi syafa’at di sini ialah, penengah yang akan menyampaikan kebutuhan mereka kepada Allah.
✔️ Kaum musyrikin ketika memberikan sesajian berupa sembelihan, atau ketika bernazar bukan dikarenakan mereka meyakini bahwa tuhan-tuhan tersebut dapat menciptakan dan mengatur alam semesta, tapi karena semata-mata tuhan tersebut yang menyampaikan kebutuhan mereka kepada Allah dan memberi syafa’at bagi mereka.
✔️ Oleh karena itu ketika anda mencoba berdiskusi dengan Kuburiyyun, mereka pasti akan menjawab dengan jawaban yang persis seperti di atas, “Aku tahu bahwa orang shalih ini tidak dapat memberi manfaat dan mudharat. Akan tetapi dia adalah orang shalih, dan aku hanya ingin agar ia memberikan syafa’at bagiku.”
✔️ Syafa’at ada yang benar dan ada yang bathil. Syafa’at yang benar ialah yang terpenuhi dua syarat:
👉🏻 Pertama: Harus seijin Allah.
👉🏻 Kedua: Yang diberi syafa’at adalah orang-orang yang bertauhid, maksudnya orang bertauhid yang berbuat maksiat .
❌ Jika salah satu syarat di atas tidak terpenuhi maka syafa’at tersebut adalah batil.
📖 Allah berfirman,
{مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ}
“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya” (QS. Al-Baqarah:255)
👇🏻 Bersambung...
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
🔗 Kaedah Kedua: Mereka berkata: “Kami tidak berdo’a kepada mereka (orang-orang shalih yang telah meninggal) dan mengharap kepada mereka kecuali agar kami bisa dekat dengan Allah dan agar mereka bisa memberikan syafa’at kepada kami.”
Dalil (bahwa tujuan mereka) untuk mendekatkan diri ialah firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar:3)
Dan dalil (bahwa tujuan mereka) untuk (meminta) syafa’at ialah firman Allah Ta’ala, “Mereka menyembah tuhan-tuhan dari selain Allah yang tidak dapat memberikan musibah dan mendatangkan manfaat kepada mereka. Dan mereka berkata, mereka ini adalah para pemberi syafa’at kami di sini Allah.” ( Yunus:18)
Syafa’at terbagi menjadi dua: Syafa’at Manfiyyah yaitu syafa’at yang diminta dari selain Allah dalam hal yang tidak dimampui kecuali Allah. Dalilnya ialah firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa’at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah:256)
Dan syafa’at mutsbatah yaitu syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at dimuliakan dengan syafa’at tersebut, dan yang diberi syafa’at adalah orang yang diridhai Allah baik ucapan dan perbuatannya setelah mendapat izin (dari Allah). Sebagaimana firman Allah Ta’aa, “Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya” (QS. Al-Baqarah:255)
〰〰〰〰〰
✅ Faedah:
✔️ Sesungguhnya kaum musyrikin yang telah dijamin kekal di dalam neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala hanyalah menyekutukan Allah dalam tauhid uluhiyyah bukan tauhid rububiyyah. Mereka tidak pernah menyatakan bahwa tuhan-tuhan mereka bisa menciptakan dan memberi rejeki bersama Allah. Mereka juga tidak pernah meyakini bahwa tuhan-tuhan mereka dapat memberi manfaat atau menolak musibah dan mengatur alam semesta bersama Allah.
✔️ Kaum musyrikin menyembah tuhan-tuhan mereka dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Agar tuhan-tuhan tersebut yang merupakan orang shalih dapat memberikan syafa’at bagi mereka. Hal ini sebagaimana yang Allah nyatakan, “Mereka menyembah tuhan-tuhan dari selain Allah yang tidak dapat memberikan musibah dan mendatangkan manfaat kepada mereka. Dan mereka berkata, mereka ini adalah para pemberi syafa’at kami di sini Allah.” ( Yunus:18) Dan maksud pemberi syafa’at di sini ialah, penengah yang akan menyampaikan kebutuhan mereka kepada Allah.
✔️ Kaum musyrikin ketika memberikan sesajian berupa sembelihan, atau ketika bernazar bukan dikarenakan mereka meyakini bahwa tuhan-tuhan tersebut dapat menciptakan dan mengatur alam semesta, tapi karena semata-mata tuhan tersebut yang menyampaikan kebutuhan mereka kepada Allah dan memberi syafa’at bagi mereka.
✔️ Oleh karena itu ketika anda mencoba berdiskusi dengan Kuburiyyun, mereka pasti akan menjawab dengan jawaban yang persis seperti di atas, “Aku tahu bahwa orang shalih ini tidak dapat memberi manfaat dan mudharat. Akan tetapi dia adalah orang shalih, dan aku hanya ingin agar ia memberikan syafa’at bagiku.”
✔️ Syafa’at ada yang benar dan ada yang bathil. Syafa’at yang benar ialah yang terpenuhi dua syarat:
👉🏻 Pertama: Harus seijin Allah.
👉🏻 Kedua: Yang diberi syafa’at adalah orang-orang yang bertauhid, maksudnya orang bertauhid yang berbuat maksiat .
❌ Jika salah satu syarat di atas tidak terpenuhi maka syafa’at tersebut adalah batil.
📖 Allah berfirman,
{مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ}
“Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya” (QS. Al-Baqarah:255)
👇🏻 Bersambung...
👆🏻 🔗 Lanjutan Sebelumnya
{وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى}
“Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiyah:28)
✔️ Orang-orang kafir dan musyrikin tidak bermanfaat bagi mereka syafa’atnya para pemberi syafa’at. Allah berfirman, “Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” ( Ghafir: 18)
✔️ Mereka hanya mendengar tentang syafa’at tanpa memahami maknanya. Dengan santainya mereka meminta syafa’at dari orang-orang yang telah meninggal tanpa seijin Allah. Parahnya, sebagian orang yang mereka mintai syafa’at adalah musyrik (pelaku kesyirikan, bukan orang shalih).
✔️ Syafa’at ada dua:
1⃣ Pertama: Syafa’at Manfiyyah (Syafa’at yang ditiadakan), yaitu syafa’at tanpa seijin Allah atau ditujukan kepada orang musyrik. Tidak ada orang yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah kecuali yang diberi izin.
📡 Sebagai makhluk termulia sekaligus penutup para Nabi yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika hendak memberi syafa’at kepada manusia di padang mahsyar pada hari kiamat, beliau terlebih dahulu bersujud di hadapan Allah sembari berdo’a dan memuji-Nya. Beliau tidak henti-hentinya bersujud hingga dikatakan kepada beliau, “Angkat kepalamu, bicaralah engkau akan didengar, berilah syafa’at engkau akan diizinkan memberi syafa’at.”
2⃣ Kedua: Syafa’at Mutsbatah (Syafa’at yang ditetapkan), yaitu syafa’at setelah izin dari Allah dan diperuntukkan bagi ahli tauhid.
📌 Insya Allah bersambung kepada Kaedah ke 3
🌍 Sumber: http://wp.me/p4Ok1g-uT
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
{وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى}
“Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al-Anbiyah:28)
✔️ Orang-orang kafir dan musyrikin tidak bermanfaat bagi mereka syafa’atnya para pemberi syafa’at. Allah berfirman, “Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” ( Ghafir: 18)
✔️ Mereka hanya mendengar tentang syafa’at tanpa memahami maknanya. Dengan santainya mereka meminta syafa’at dari orang-orang yang telah meninggal tanpa seijin Allah. Parahnya, sebagian orang yang mereka mintai syafa’at adalah musyrik (pelaku kesyirikan, bukan orang shalih).
✔️ Syafa’at ada dua:
1⃣ Pertama: Syafa’at Manfiyyah (Syafa’at yang ditiadakan), yaitu syafa’at tanpa seijin Allah atau ditujukan kepada orang musyrik. Tidak ada orang yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah kecuali yang diberi izin.
📡 Sebagai makhluk termulia sekaligus penutup para Nabi yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika hendak memberi syafa’at kepada manusia di padang mahsyar pada hari kiamat, beliau terlebih dahulu bersujud di hadapan Allah sembari berdo’a dan memuji-Nya. Beliau tidak henti-hentinya bersujud hingga dikatakan kepada beliau, “Angkat kepalamu, bicaralah engkau akan didengar, berilah syafa’at engkau akan diizinkan memberi syafa’at.”
2⃣ Kedua: Syafa’at Mutsbatah (Syafa’at yang ditetapkan), yaitu syafa’at setelah izin dari Allah dan diperuntukkan bagi ahli tauhid.
📌 Insya Allah bersambung kepada Kaedah ke 3
🌍 Sumber: http://wp.me/p4Ok1g-uT
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅🔰 PELAJARAN SHAHIH AL BUKHARI 1⃣ 🍃
〰〰〰〰〰〰
🔘 KITAB AR-RIQOQ
—---------------—
(Membahas tentang pelembut hati yang keras)
🌻 Mengingatkan kita akan keutamaan negeri Akhirat
dan rendahnya nilai Dunia
🌷 BAB TIDAK ADA KEHIDUPAN YANG HAKIKI KECUALI KEHIDUPAN AKHIRAT
🔘 Hadits No.1
—-------------------
📝 Dari Abdullah bin Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia (yaitu): kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhori no. 6412)
〰〰〰〰
✅ TAKHRIJ HADITS
🔆 Hadits ini diriwayatkan pula oleh: Ahmad (2340), (3207, At-Tirmidzi (2304), Ibnu Majah (4170), Al-Hakim dlm “Al-Mustadrok” (7845), dan selain mereka.
✅ PENJELASAN ARTI KATA
📗 Ucapan beliau, "dua kenikmatan"
📌Kenikmatan atau Nikmat dalam bahasa Arab juga disebut dengan “Na’iim” , “Nu’ma”, atau “Na’ma” artinya lawan dari kesengsaraan. 👉🏻 Bisa berupa kemudahan hidup, ketenangan, ataupun harta. Semua itu termasuk dari kenikmatan. (Lihat Lisanul-Arob 12/579)
📌Kenikmatan juga bisa diartikan keadaan yang baik atau bagus. (Lihat Fathul Bari 11/230)
📗 Ucapan beliau: "Yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia"
Artinya sedikit sekali orang yang diberi taufik untuk bisa memanfaatkannya. (Lihat Fathul Bari 11/230)
✅ Petikan Faedah
⛵️ Imam Ibnul Jauzi rohimahullah- menjelaskan: "Keadaan seseorang terkadang sehat namun tidak memiliki waktu senggang, dikarenakan kesibukan dirinya mencari penghidupan.
🔹 Demikian pula keadaan seseorang terkadang tercukupi kebutuhannya namun dia tidak memiliki kesehatan.
🔹 Jika kedua kenikmatan itu berada pada seseorang lantas menjadikan dirinya malas untuk beramal ketaatan, maka inilah orang yang “maghbun” (atau terlalaikan).
🔹 Sebagai penyempurna kekurangan itu (hendaknya dia sadar) bahwa dunia itu adalah ladang Akhirat.
Di dalam Dunia terdapat perdagangan yang keuntungannya akan dia dapatkan di Akhirat.
✔️ (Sehingga) Siapa saja yang bisa menggunakan nikmat waktu luang dan kesehatannya dia lah orang yang berbahagia.
❌🔥 Barangsiapa menggunakan kedua kenikmatan itu untuk maksiat kepada Allah , maka dia lah orang yang terlalaikan. (Dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” 11/230)
📝 Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik-Nya kepada kita untuk bisa memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang sehingga diri kita semakin dekat kepada-Nya.
Aamiin... Yaa Mujiibas-Saailiin
Wallahu a’lamu bisshowab...
📝 Dirangkum oleh al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan hafizhahullah
#shahihalbukhari
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
〰〰〰〰〰〰
🔘 KITAB AR-RIQOQ
—---------------—
(Membahas tentang pelembut hati yang keras)
🌻 Mengingatkan kita akan keutamaan negeri Akhirat
dan rendahnya nilai Dunia
🌷 BAB TIDAK ADA KEHIDUPAN YANG HAKIKI KECUALI KEHIDUPAN AKHIRAT
🔘 Hadits No.1
—-------------------
📝 Dari Abdullah bin Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia (yaitu): kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhori no. 6412)
〰〰〰〰
✅ TAKHRIJ HADITS
🔆 Hadits ini diriwayatkan pula oleh: Ahmad (2340), (3207, At-Tirmidzi (2304), Ibnu Majah (4170), Al-Hakim dlm “Al-Mustadrok” (7845), dan selain mereka.
✅ PENJELASAN ARTI KATA
📗 Ucapan beliau, "dua kenikmatan"
📌Kenikmatan atau Nikmat dalam bahasa Arab juga disebut dengan “Na’iim” , “Nu’ma”, atau “Na’ma” artinya lawan dari kesengsaraan. 👉🏻 Bisa berupa kemudahan hidup, ketenangan, ataupun harta. Semua itu termasuk dari kenikmatan. (Lihat Lisanul-Arob 12/579)
📌Kenikmatan juga bisa diartikan keadaan yang baik atau bagus. (Lihat Fathul Bari 11/230)
📗 Ucapan beliau: "Yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia"
Artinya sedikit sekali orang yang diberi taufik untuk bisa memanfaatkannya. (Lihat Fathul Bari 11/230)
✅ Petikan Faedah
⛵️ Imam Ibnul Jauzi rohimahullah- menjelaskan: "Keadaan seseorang terkadang sehat namun tidak memiliki waktu senggang, dikarenakan kesibukan dirinya mencari penghidupan.
🔹 Demikian pula keadaan seseorang terkadang tercukupi kebutuhannya namun dia tidak memiliki kesehatan.
🔹 Jika kedua kenikmatan itu berada pada seseorang lantas menjadikan dirinya malas untuk beramal ketaatan, maka inilah orang yang “maghbun” (atau terlalaikan).
🔹 Sebagai penyempurna kekurangan itu (hendaknya dia sadar) bahwa dunia itu adalah ladang Akhirat.
Di dalam Dunia terdapat perdagangan yang keuntungannya akan dia dapatkan di Akhirat.
✔️ (Sehingga) Siapa saja yang bisa menggunakan nikmat waktu luang dan kesehatannya dia lah orang yang berbahagia.
❌🔥 Barangsiapa menggunakan kedua kenikmatan itu untuk maksiat kepada Allah , maka dia lah orang yang terlalaikan. (Dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” 11/230)
📝 Semoga Allah Ta’ala memberikan taufik-Nya kepada kita untuk bisa memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang sehingga diri kita semakin dekat kepada-Nya.
Aamiin... Yaa Mujiibas-Saailiin
Wallahu a’lamu bisshowab...
📝 Dirangkum oleh al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan hafizhahullah
#shahihalbukhari
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📡 Insya Allah pelajaran Kitab Tsalatsatul Ushul akan dilanjutkan hari ini bersama al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan hafizhahullah.
📝 Admin
📝 Admin
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣6⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah menjelaskan:
فَمَنْ أَطَاعَهُ دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَاهُ دَخَلَ النَّارَ (1) ، ...
(1) Barangsiapa menaatinya (yakni Rasul tersebut), dia pasti masuk Jannah.
Barangsiapa mendurhakainya, dia pasti masuk api neraka.
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
Al-Hafizh Ibnu Hajar Rohimahullah menjelaskan, “Ketaatan adalah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.
Adapun kemaksiatan merupakan kebalikan dari ketaatan (Yaitu meninggalkan perintah (tidak mau melaksanakannya) atau mengerjakan perkara yang dilarang; pen). (Fathul Bari 13/112)
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ، فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Semua yang aku larang bagi kalian tinggalkanlah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian laksanakanlah semampu kalian.” [HR. Al-Bukhori no.7288 dan Muslim no.1337-(130), dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
📝 Kita sebagai umat Islam diperintah untuk menaati Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam. Karena ketaatan kita kepada beliau Shollallahu ‘alaihi waSallam dinilai sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah ‘Azza waJalla.
🔻Di dalam Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 80, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya);
“Barangsiapa taat kepada Rasul tersebut, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah.” [An-Nisa:80]
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam juga pernah bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa taat kepadaku, maka dia telah taat kepada Allah.” [HR. Al-Bukhori no.7137 & Muslim no.1835-(32)]
📌 Di antara keutamaan taat kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam adalah jaminan Jannah.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam pernah bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
“Semua umatku pasti masuk Jannah, kecuali orang yang enggan.”
Para Shahabat bertanya, “Siapa mereka yang enggan , wahai Rasulullah?”
Beliau kemudian menyatakan;
مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Barangsiapa menaatiku (pasti) dia masuk Jannah, dan barangsiapa durhaka kepadaku sungguh dia telah enggan (memasuki Jannah, pen.).” [HR. Al-Bukhori no.7280, dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
👍 Suatu balasan istimewa disediakan khusus bagi umat Islam; yaitu Jannah. Adapun umat selain Islam, apabila mereka tidak mau memeluk agama Islam setelah diutusnya Nabi kita Muhammad Shollallahu ‘alaihi waSallam, maka tempatnya di dalam api neraka. Wal’iyadzu billah...
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam bersabda (yang artinya):
“Demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di tangannya, Tidaklah seorang dari umat Yahudi maupun Nashroni mendengar tentangku; kemudian meninggal dalam keadaan belum beriman dengan risalah yang aku bawa, melainkan dia termasuk penduduk api neraka.” [HR. Muslim no.153-(240), dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
🕋 Semoga kita semua dimudahkan untuk bisa istiqomah sebagai seorang muslim yang taat dan meninggal di atasnya. Aamiin yaa Robbal-‘Aalaamin.
Wallahu a’lamu bisshowaab
📚 [Referensi: Tafsir Ibnu Katsir, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, Syarah Tsalatsatul Ushul karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣6⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah menjelaskan:
فَمَنْ أَطَاعَهُ دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَاهُ دَخَلَ النَّارَ (1) ، ...
(1) Barangsiapa menaatinya (yakni Rasul tersebut), dia pasti masuk Jannah.
Barangsiapa mendurhakainya, dia pasti masuk api neraka.
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
Al-Hafizh Ibnu Hajar Rohimahullah menjelaskan, “Ketaatan adalah melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.
Adapun kemaksiatan merupakan kebalikan dari ketaatan (Yaitu meninggalkan perintah (tidak mau melaksanakannya) atau mengerjakan perkara yang dilarang; pen). (Fathul Bari 13/112)
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam bersabda:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ، فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Semua yang aku larang bagi kalian tinggalkanlah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian laksanakanlah semampu kalian.” [HR. Al-Bukhori no.7288 dan Muslim no.1337-(130), dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
📝 Kita sebagai umat Islam diperintah untuk menaati Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam. Karena ketaatan kita kepada beliau Shollallahu ‘alaihi waSallam dinilai sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah ‘Azza waJalla.
🔻Di dalam Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 80, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya);
“Barangsiapa taat kepada Rasul tersebut, maka sesungguhnya ia telah menaati Allah.” [An-Nisa:80]
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam juga pernah bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa taat kepadaku, maka dia telah taat kepada Allah.” [HR. Al-Bukhori no.7137 & Muslim no.1835-(32)]
📌 Di antara keutamaan taat kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam adalah jaminan Jannah.
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam pernah bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
“Semua umatku pasti masuk Jannah, kecuali orang yang enggan.”
Para Shahabat bertanya, “Siapa mereka yang enggan , wahai Rasulullah?”
Beliau kemudian menyatakan;
مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Barangsiapa menaatiku (pasti) dia masuk Jannah, dan barangsiapa durhaka kepadaku sungguh dia telah enggan (memasuki Jannah, pen.).” [HR. Al-Bukhori no.7280, dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
👍 Suatu balasan istimewa disediakan khusus bagi umat Islam; yaitu Jannah. Adapun umat selain Islam, apabila mereka tidak mau memeluk agama Islam setelah diutusnya Nabi kita Muhammad Shollallahu ‘alaihi waSallam, maka tempatnya di dalam api neraka. Wal’iyadzu billah...
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam bersabda (yang artinya):
“Demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di tangannya, Tidaklah seorang dari umat Yahudi maupun Nashroni mendengar tentangku; kemudian meninggal dalam keadaan belum beriman dengan risalah yang aku bawa, melainkan dia termasuk penduduk api neraka.” [HR. Muslim no.153-(240), dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu ‘anhu]
🕋 Semoga kita semua dimudahkan untuk bisa istiqomah sebagai seorang muslim yang taat dan meninggal di atasnya. Aamiin yaa Robbal-‘Aalaamin.
Wallahu a’lamu bisshowaab
📚 [Referensi: Tafsir Ibnu Katsir, Fathul Bari karya Ibnu Hajar, Syarah Tsalatsatul Ushul karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📒📗📝 FAEDAH RINGKAS DARI KITAB QOWA'IDUL ARBA' 3⃣
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
🔴 KAEDAH KETIGA:
Bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam muncul (diutus) kepada kaum yang peribadatan mereka beraneka ragam.
👉🏻 Di antara mereka ada yang beribadah kepada malaikat,
👉🏻 ada juga yang beribadah kepada para Nabi dan orang shalih,
👉🏻 dan ada juga yang beribadah kepada pepohonan dan bebatuan,
👉🏻 dan di antara mereka ada juga yang beribadah kepada matahari dan bulan.
💥 Akan tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerangi mereka semuanya tanpa membeda-bedakan. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
📖 "Dan Perangilah mereka hingga tidak ada fitnah dan agama hanya milik Allah." (QS. Al-Anfal:39)
.........
〰〰〰〰〰
✅ Faedah:
✔️ Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diutus kepada manusia yang menyetukukan Allah. Di antara mereka ada yang menyembah malaikat, matahari dan bulan, berhala, bebatuan, dan pohon, dan ada juga yang menyembah orang shalih.
👉🏻 Ini sebagai bukti jeleknya perbuatan syirik, dimana pelakunya berpecah belah dalam hal ibadah. Berbeda dengan ahli tauhid yang memiliki sesembahan yang satu,
📖 “Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf:39)
✔️ Perpecahan yang dilakukan oleh ahlu syirik disebabkan mereka berjalan di atas hawa nafsu dan arahannya orang-orang sesat.
✔️ Perumpamaan orang-orang yang berbidah kepada Allah semata dan kaum musyrikin, seperti seorang budak yang dimiliki oleh SATU ORANG MAJIKAN dan budak yang dimiliki oleh beberapa orang secara bersamaan.
👉🏻 Tentu saja yang dimiliki satu orang lebih merasa tentram dan lebih mengerti apa yang harus dia lakukan. Sedangkan yang dimiliki oleh beberapa orang akan kebingungan, dimana masing-masing pemilik memiliki keinginan dan tuntutan yang berbeda.
📖 Allah berfirman, “Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar:29)
✔️ Perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang memerangi semua manusia yang berbidah kepada selain Allah, dari watsaniyyun (penyembah berhala), Yahudi dan Nashara (penyembah Nabi), majusi (penyembah api), penyembah malaikat, dan penyembah para wali, ini sebagai bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan, “Penyembah berhala (batu, pohon, Dan benda mati) tidak sama dengan yang menyembah orang shalih dan malaikat.”
‼️ Dengan anggapan ini mereka menginginkan bahwa orang-orang yang menyembah kuburan (orang shalih atau wali) hukumnya berbeda dengan para penyembah berhala. (penyembah orang shalih) Tidak boleh dikafirkan, dan perbuatan tersebut tidak tergolong kesyirikan, sehingga mereka tidak boleh diperangi.
📡 kita katakan kepada mereka, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak membeda-bedakan di antara mereka. Bahkan beliau menganggap mereka semua ahli syirik. Beliau menghalalkan darah dan harta mereka. Orang Nashara yang menyembah Al-Masih (Nabi) diperangi, Yahudi yang menyembah Uzair juga diperangi, dan Uzair adalah nabi mereka atau orang shalih dikalangan mereka.
📌 Insya Allah kaedah ke 3 masih bersambung pada kesempatan berikutnya...
🌍 Sumber panduan Syarah Syaikh Shalih al-Fauzan
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
🔴 KAEDAH KETIGA:
Bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam muncul (diutus) kepada kaum yang peribadatan mereka beraneka ragam.
👉🏻 Di antara mereka ada yang beribadah kepada malaikat,
👉🏻 ada juga yang beribadah kepada para Nabi dan orang shalih,
👉🏻 dan ada juga yang beribadah kepada pepohonan dan bebatuan,
👉🏻 dan di antara mereka ada juga yang beribadah kepada matahari dan bulan.
💥 Akan tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerangi mereka semuanya tanpa membeda-bedakan. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,
📖 "Dan Perangilah mereka hingga tidak ada fitnah dan agama hanya milik Allah." (QS. Al-Anfal:39)
.........
〰〰〰〰〰
✅ Faedah:
✔️ Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diutus kepada manusia yang menyetukukan Allah. Di antara mereka ada yang menyembah malaikat, matahari dan bulan, berhala, bebatuan, dan pohon, dan ada juga yang menyembah orang shalih.
👉🏻 Ini sebagai bukti jeleknya perbuatan syirik, dimana pelakunya berpecah belah dalam hal ibadah. Berbeda dengan ahli tauhid yang memiliki sesembahan yang satu,
📖 “Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf:39)
✔️ Perpecahan yang dilakukan oleh ahlu syirik disebabkan mereka berjalan di atas hawa nafsu dan arahannya orang-orang sesat.
✔️ Perumpamaan orang-orang yang berbidah kepada Allah semata dan kaum musyrikin, seperti seorang budak yang dimiliki oleh SATU ORANG MAJIKAN dan budak yang dimiliki oleh beberapa orang secara bersamaan.
👉🏻 Tentu saja yang dimiliki satu orang lebih merasa tentram dan lebih mengerti apa yang harus dia lakukan. Sedangkan yang dimiliki oleh beberapa orang akan kebingungan, dimana masing-masing pemilik memiliki keinginan dan tuntutan yang berbeda.
📖 Allah berfirman, “Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar:29)
✔️ Perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang memerangi semua manusia yang berbidah kepada selain Allah, dari watsaniyyun (penyembah berhala), Yahudi dan Nashara (penyembah Nabi), majusi (penyembah api), penyembah malaikat, dan penyembah para wali, ini sebagai bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan, “Penyembah berhala (batu, pohon, Dan benda mati) tidak sama dengan yang menyembah orang shalih dan malaikat.”
‼️ Dengan anggapan ini mereka menginginkan bahwa orang-orang yang menyembah kuburan (orang shalih atau wali) hukumnya berbeda dengan para penyembah berhala. (penyembah orang shalih) Tidak boleh dikafirkan, dan perbuatan tersebut tidak tergolong kesyirikan, sehingga mereka tidak boleh diperangi.
📡 kita katakan kepada mereka, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tidak membeda-bedakan di antara mereka. Bahkan beliau menganggap mereka semua ahli syirik. Beliau menghalalkan darah dan harta mereka. Orang Nashara yang menyembah Al-Masih (Nabi) diperangi, Yahudi yang menyembah Uzair juga diperangi, dan Uzair adalah nabi mereka atau orang shalih dikalangan mereka.
📌 Insya Allah kaedah ke 3 masih bersambung pada kesempatan berikutnya...
🌍 Sumber panduan Syarah Syaikh Shalih al-Fauzan
📝 Oleh: Tim Warisan Salaf
#qowaidul_arba
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅🌷 IBADAH AKAN RUSAK JIKA DINODAI KESYIRIKAN
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
فاعلم: أنّ العبادة لا تسمّى عبادة إلا مع التوحيد، كما أنّ الصلاة لا تسمّى صلاة إلا مع الطهارة، فإذا دخل الشرك في العبادة فسدتْ كالحدَث إذا دخل في الطهارة.
⛵️ "Maka ketahuilah! bahwasanya ibadah tidaklah dinamakan ibadah melainkan dibarengi tauhid, sebagaimana halnya shalat tidak disebut shalat kecuali dibarengi thoharoh (bersuci).
📡 Apabila kesyirikan masuk dalam ibadah maka ibadah itu akan rusak, seperti halnya hadats apabila masuk ke dalam thoharoh (maka thoharoh itu akan rusak)."
🌍 Sumber: Matan Qowa'idul Arba'
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
📝 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
فاعلم: أنّ العبادة لا تسمّى عبادة إلا مع التوحيد، كما أنّ الصلاة لا تسمّى صلاة إلا مع الطهارة، فإذا دخل الشرك في العبادة فسدتْ كالحدَث إذا دخل في الطهارة.
⛵️ "Maka ketahuilah! bahwasanya ibadah tidaklah dinamakan ibadah melainkan dibarengi tauhid, sebagaimana halnya shalat tidak disebut shalat kecuali dibarengi thoharoh (bersuci).
📡 Apabila kesyirikan masuk dalam ibadah maka ibadah itu akan rusak, seperti halnya hadats apabila masuk ke dalam thoharoh (maka thoharoh itu akan rusak)."
🌍 Sumber: Matan Qowa'idul Arba'
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣7⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah mengatakan:
وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} [المزمل: 15، 16]
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzammil: 15 – 16]
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
📝 Asy-Syaikh Al-Fauzan Hafizhohullah menjelaskan;
✔️Perkataan “Dalil” di atas, maknanya; dalil (yang menunjukkan) diutusnya rasul tersebut.
✔️ Perkataan “Sesungguhnya Kami” (dalam ayat) adalah dhomir (kata ganti) yang kembalinya kepada Allah Ta’ala.
👉🏻 Dhomir ini menunjukkan pengagungan Allah Ta’ala terhadap dirinya. Dikarenakan Allah Subhanahu wa Ta’ala memang Maha Agung.
✔️ Perkataan “Kami telah mengutus” juga mengandung dhomir yang berfungsi untuk pengagungan. Maksudnya “Kami telah mengutus dan memberikan wahyu kepadanya.”
✔️ Perkataan “Kepada kalian” yaitu Semua bangsa Manusia dan Jin.
👉🏻 Sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada segenap umat manusia, karena risalah yang dibawa rasul ini umum untuk semua umat manusia hingga hari kiamat nanti.
✔️ Perkataan “Seorang Rasul” yang dimaksud adalah nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi waSallam.
👉🏻 Oleh karena itu, hendaknya kita umat manusia taat kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam serta tidak durhaka kepadanya, agar apa yang menimpa Fir’aun (berupa adzab) tidak menimpa kita semua.
Wallahu a’lam bisshowab
📚 [Referensi: Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣7⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah mengatakan:
وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} [المزمل: 15، 16]
Dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzammil: 15 – 16]
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
(1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
📝 Asy-Syaikh Al-Fauzan Hafizhohullah menjelaskan;
✔️Perkataan “Dalil” di atas, maknanya; dalil (yang menunjukkan) diutusnya rasul tersebut.
✔️ Perkataan “Sesungguhnya Kami” (dalam ayat) adalah dhomir (kata ganti) yang kembalinya kepada Allah Ta’ala.
👉🏻 Dhomir ini menunjukkan pengagungan Allah Ta’ala terhadap dirinya. Dikarenakan Allah Subhanahu wa Ta’ala memang Maha Agung.
✔️ Perkataan “Kami telah mengutus” juga mengandung dhomir yang berfungsi untuk pengagungan. Maksudnya “Kami telah mengutus dan memberikan wahyu kepadanya.”
✔️ Perkataan “Kepada kalian” yaitu Semua bangsa Manusia dan Jin.
👉🏻 Sebuah pembicaraan yang ditujukan kepada segenap umat manusia, karena risalah yang dibawa rasul ini umum untuk semua umat manusia hingga hari kiamat nanti.
✔️ Perkataan “Seorang Rasul” yang dimaksud adalah nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi waSallam.
👉🏻 Oleh karena itu, hendaknya kita umat manusia taat kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam serta tidak durhaka kepadanya, agar apa yang menimpa Fir’aun (berupa adzab) tidak menimpa kita semua.
Wallahu a’lam bisshowab
📚 [Referensi: Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
✅🔆 KEUTAMAAN MEMUDAHKAN ORANG YANG BERHUTANG
🔷 Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ، فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ: تَجَاوَزُوا عَنْهُ، لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ
"Dahulu ada seorang pedagang yang memberikan hutang kepada manusia. Apabila ia mendapati mereka kesusahan (melunasinya) maka ia katakan kepada pembantunya,
"maafkanlah dia. Mudah-mudahan Allah memaafkan kita"
🌷 Maka Allah pun memaafkan orang (pedagang) tersebut.
(HR. AL-Bukhari no.2078)
✅ Faedah:
🔗 "maafkanlah dia" menundanya atau melunaskannya.
🔗 Kebaikan yang sedikit bila dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah, maka dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan yang banyak.
🔗 Pahala akan didapat oleh orang yang memerintahkan kepada kebaikan, walaupun bukan dirinya senidiri yang melakukannya.
🌏 Sumber Panduan: Fathul Baari 3/58
〰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://telegram.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔷 Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ، فَإِذَا رَأَى مُعْسِرًا قَالَ لِفِتْيَانِهِ: تَجَاوَزُوا عَنْهُ، لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا، فَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُ
"Dahulu ada seorang pedagang yang memberikan hutang kepada manusia. Apabila ia mendapati mereka kesusahan (melunasinya) maka ia katakan kepada pembantunya,
"maafkanlah dia. Mudah-mudahan Allah memaafkan kita"
🌷 Maka Allah pun memaafkan orang (pedagang) tersebut.
(HR. AL-Bukhari no.2078)
✅ Faedah:
🔗 "maafkanlah dia" menundanya atau melunaskannya.
🔗 Kebaikan yang sedikit bila dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah, maka dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan yang banyak.
🔗 Pahala akan didapat oleh orang yang memerintahkan kepada kebaikan, walaupun bukan dirinya senidiri yang melakukannya.
🌏 Sumber Panduan: Fathul Baari 3/58
〰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://telegram.me/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Forwarded from WarisanSalaf.Com
🔵🕋 TERUSLAH BERDO'A ... JANGAN PERNAH PUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
➖➖➖➖
☑️ Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata,
لا تقنط من رحمة الله ادع الله ولو تأخرت الإجابة"
💪🏻 "Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. (terus) berdo'alah kepada Allah walaupun pengabulannya tertunda."
🌏 Sumber: Al-Muntaqo li Abil Barokat
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍏 Channel https://bit.ly/warisansalaf
🌍 Twitter: @warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
➖➖➖➖
☑️ Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata,
لا تقنط من رحمة الله ادع الله ولو تأخرت الإجابة"
💪🏻 "Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. (terus) berdo'alah kepada Allah walaupun pengabulannya tertunda."
🌏 Sumber: Al-Muntaqo li Abil Barokat
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf
#fawaidumum
〰〰➰〰〰
🍏 Channel https://bit.ly/warisansalaf
🌍 Twitter: @warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅📝 FIKIH RINGKAS DALAM BERKURBAN 1⃣
💢 Allah subhaanahu wa ta’aalaa mensyari’atkan menyembelih al-udhiyah (hewan kurban) bagi kaum muslimin yang memiliki kemampuan. Hal ini Allah sebutkan dalam firman-Nya:
📖 “Maka shalatlah hanya kepada Rabb-mu dan menyembelihlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
👉🏻 Di dalam ayat ini yang dimaksud dengan “menyembelih” adalah menyembelih hewan kurban pada hari nahr (‘Idul Adha dan tiga hari setelahnya). Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ahli tafsir dan dikuatkan oleh Ibnu Katsir. (lihat Zadul Masir 6/195 dan Tafsir Ibnu katsir 8/503)
✅ Makna Udhiyah
🔗 Al-Udhiyyah adalah bentuk tunggal dari al-adhahi. Al-Imam al-Jurjani menjelaskan, bahwa al-udhiyah adalah nama untuk hewan kurban yang disembelih pada hari-hari nahr (Idul Adha dan 3 hari setelahnya) dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. (At-Ta’rifat 1/45)
✅ Hukum Udhiyah
🔗 Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum berkurban adalah sunnah mu’akkadah, dan bagi orang yang memiliki kemampuan agar tidak meninggalkannya. Adapun jika berkurbannya karena wasiat atau nadzar maka menjadi wajib untuk ditunaikan. (Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz 16/156 dan Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/10)
✅ Kedudukan Berkurban dalam Islam
🔗 Berkurban memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Cukuplah menunjukkan hal itu manakala kurban itu lebih utama daripada shadaqah sunnah. Ibnu Qudamah berkata, “Al-Udhiyah lebih utama ketimbang shadaqah biasa yang senilai dengannya.” (Al-Mughni 9/436)
✅ Syarat-Syarat Udhiyah
🔗 Ada empat syarat hewan yang boleh untuk dijadikan sebagai udhiyah:
1⃣ Pertama: Dari jenis hewan yang telah ditentukan syari’at yaitu unta, sapi, dan kambing. Barangsiapa berkurban dengan kuda atau ayam maka tidak sah walaupun bentuknya lebih bagus dan harganya lebih mahal.
2⃣ Kedua: Telah mencapai usia tertentu, yaitu enam bulan untuk domba dan satu tahun untuk kambing Jawa. Adapun untuk sapi adalah dua tahun, sedangkan unta adalah lima tahun.
❌ Barangsiapa berkurban dengan domba berumur lima bulan atau sapi berumur satu tahun maka tidak sah.
3⃣ Ketiga: tidak memiliki 4 cacat tubuh yang disebutkan dalam hadits al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu, “Ada empat cacat yang tidak boleh ada pada hewan kurban; al-‘aura (buta sebelah) yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya, dan kurus yang tidak ada sumsumnya.”
🔴 Maka tidak boleh berkurban dengan hewan-hewan yang memiliki kriteria cacat tubuh seperti tersebut di atas atau yang lebih parah darinya, seperti buta kedua matanya, putus salah satu kakinya, sekarat karena diterkam hewan buas atau yang lainnya.
🔴 Adapun cacat tubuh yang tidak terlalu parah maka masih sah dijadikan sebagai udhiyah seperti hewan yang terpotong telinga, tanduk, atau ekornya, baik terpotong secara keseluruan atau hanya sebagian saja. Tetapi yang afdhal (lebih utama) adalah memilih hewan yang bagus, gemuk, dan sehat.
4⃣ Keempat: Menyembelih pada waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat ‘Idul Adha sampai akhir hari tasyriq. Maka total waktu penyembelihan adalah empat hari (‘Idul Adha dan 3 hari setelahnya).
‼️ Barangsiapa menyembelih pada selain hari yang telah ditentukan maka tidak dianggap sebagai hewan kurban walaupun orang tersebut tidak mengetahui hukumnya. (Lihat Liqa’ Al-Babil Maftuh Ibnu ‘Utsaimin 92/3 dan al-Fatawa Ibnu Utsaimin 25/13)
✔️ Bersambung .....
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
💢 Allah subhaanahu wa ta’aalaa mensyari’atkan menyembelih al-udhiyah (hewan kurban) bagi kaum muslimin yang memiliki kemampuan. Hal ini Allah sebutkan dalam firman-Nya:
📖 “Maka shalatlah hanya kepada Rabb-mu dan menyembelihlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
👉🏻 Di dalam ayat ini yang dimaksud dengan “menyembelih” adalah menyembelih hewan kurban pada hari nahr (‘Idul Adha dan tiga hari setelahnya). Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ahli tafsir dan dikuatkan oleh Ibnu Katsir. (lihat Zadul Masir 6/195 dan Tafsir Ibnu katsir 8/503)
✅ Makna Udhiyah
🔗 Al-Udhiyyah adalah bentuk tunggal dari al-adhahi. Al-Imam al-Jurjani menjelaskan, bahwa al-udhiyah adalah nama untuk hewan kurban yang disembelih pada hari-hari nahr (Idul Adha dan 3 hari setelahnya) dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. (At-Ta’rifat 1/45)
✅ Hukum Udhiyah
🔗 Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum berkurban adalah sunnah mu’akkadah, dan bagi orang yang memiliki kemampuan agar tidak meninggalkannya. Adapun jika berkurbannya karena wasiat atau nadzar maka menjadi wajib untuk ditunaikan. (Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz 16/156 dan Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/10)
✅ Kedudukan Berkurban dalam Islam
🔗 Berkurban memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Cukuplah menunjukkan hal itu manakala kurban itu lebih utama daripada shadaqah sunnah. Ibnu Qudamah berkata, “Al-Udhiyah lebih utama ketimbang shadaqah biasa yang senilai dengannya.” (Al-Mughni 9/436)
✅ Syarat-Syarat Udhiyah
🔗 Ada empat syarat hewan yang boleh untuk dijadikan sebagai udhiyah:
1⃣ Pertama: Dari jenis hewan yang telah ditentukan syari’at yaitu unta, sapi, dan kambing. Barangsiapa berkurban dengan kuda atau ayam maka tidak sah walaupun bentuknya lebih bagus dan harganya lebih mahal.
2⃣ Kedua: Telah mencapai usia tertentu, yaitu enam bulan untuk domba dan satu tahun untuk kambing Jawa. Adapun untuk sapi adalah dua tahun, sedangkan unta adalah lima tahun.
❌ Barangsiapa berkurban dengan domba berumur lima bulan atau sapi berumur satu tahun maka tidak sah.
3⃣ Ketiga: tidak memiliki 4 cacat tubuh yang disebutkan dalam hadits al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhu, “Ada empat cacat yang tidak boleh ada pada hewan kurban; al-‘aura (buta sebelah) yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya, dan kurus yang tidak ada sumsumnya.”
🔴 Maka tidak boleh berkurban dengan hewan-hewan yang memiliki kriteria cacat tubuh seperti tersebut di atas atau yang lebih parah darinya, seperti buta kedua matanya, putus salah satu kakinya, sekarat karena diterkam hewan buas atau yang lainnya.
🔴 Adapun cacat tubuh yang tidak terlalu parah maka masih sah dijadikan sebagai udhiyah seperti hewan yang terpotong telinga, tanduk, atau ekornya, baik terpotong secara keseluruan atau hanya sebagian saja. Tetapi yang afdhal (lebih utama) adalah memilih hewan yang bagus, gemuk, dan sehat.
4⃣ Keempat: Menyembelih pada waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah shalat ‘Idul Adha sampai akhir hari tasyriq. Maka total waktu penyembelihan adalah empat hari (‘Idul Adha dan 3 hari setelahnya).
‼️ Barangsiapa menyembelih pada selain hari yang telah ditentukan maka tidak dianggap sebagai hewan kurban walaupun orang tersebut tidak mengetahui hukumnya. (Lihat Liqa’ Al-Babil Maftuh Ibnu ‘Utsaimin 92/3 dan al-Fatawa Ibnu Utsaimin 25/13)
✔️ Bersambung .....
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅📝 FIKIH RINGKAS DALAM BERKURBAN 2⃣
✅Satu Hewan Cukup untuk Satu Keluarga
🔗 Berkurban dengan satu ekor kambing telah mewakili seluruh keluarga yang tinggal dalam satu atap walaupun berjumlah lebih dari satu keluarga. Dengan ketentuan ketika menyembelihnya harus diniatkan untuk dirinya dan keluarganya. Sebagaimana dahulu Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam hanya berkurban satu ekor domba untuk beliau dan seluruh isteri dan keluarga beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. (HR. Ahmad 6/391, lihat Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/40).
✅ Mengkhusukan Kurban untuk Orang Yang Telah Meninggal
🔗 Tidak boleh mengkhususkan kurban untuk orang yang telah meninggal walaupun kerabat dekat. Karena hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Adapun jika meniatkan untuk diri dan semua keluarganya baik yang masih hidup atau yang telah meninggal maka yang seperti ini tidak mengapa. (Lihat Liqa’ Al-Babil Maftuh Ibnu ‘Utsaimin 92/2)
✅ Beberapa Hukum Berkaitan dengan Orang yang Berkurban
🔗 Berikut beberapa hukum yang harus diperhatikan oleh seorang yang ingin berkurban:
✔️ a. Ikhlas Mengharap Ridha Allah subhaanahu wa ta’aalaa
👉🏻 Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya sebuah amalan. Seorang yang berkurban dengan kambing yang mahal harganya, gemuk tubuhnya, dan bagus bentuknya tetapi tidak diiringi dengan keikhlasan maka tidak akan memiliki arti sedikitpun di sisi Allah subhaanahu wa ta’aalaa,
📖 “Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darahnya (hewan sembelihan), akan tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kalian.” (QS. Al-Hajj: 37) dan ketakwaan yang paling agung adalah mengikhlaskan niat.
✔️ b. Tidak Boleh Memotong Kuku dan Mencukur Rambut
👉🏻 Memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, seorang yang telah berniat berkurban tidak boleh memotong kuku dan semua rambut yang tumbuh di tubuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
📡 “Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian hendak berkurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim no. 1977 dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha)
📡 Dalam riwayat lain, “Janganlah sekali-kali ia memotong rambutnya atau memotong kukunya.”
💢 Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud larangan memotong kuku dan rambut adalah menghilangkan kuku baik dengan cara memotong, mematahkan, atau cara lainnya. Sedangkan larangan memotong rambut adalah dengan mencukur, memendekkan, mencabut, membakar, menggunakan obat perontok, atau cara lainnya. Larangan tersebut berlaku bagi bulu ketiak, kumis, bulu kemaluan, dan seluruh rambut yang tumbuh di tubuh.” (Al-Minhaj 6/472)
✅ Tata Cara Memotong Udhiyah
🔗 Cara memotong udhiyah yang berupa kambing, baik domba maupun kambing Jawa adalah sebagai berikut:
1⃣ Siapkan pisau yang tajam.
2⃣ Baringkanlah hewan kurban di atas lambungnya yang kiri. Kemudian letakkanlah kaki anda di atas leher hewan kurban sedangkan tangan kiri anda memegangi kepala hewan kurban sehingga menjadi tampak urat lehernya.
3⃣ Bacalah basmalah:
📡 Bismillah, Allahu Akbar, Allohumma hadza minka wa laka, Allohumma hadzihi ‘anni wa ‘an ahli baiti
“Dengan nama Allah, Allah Maha besar. Ya Allah (hewan) ini dari-Mu dan untuk-Mu. Ya Allah, ini kurban dariku dan keluargaku.”
📡 Dan boleh juga dengan membaca,
Bismillah, wallahu Akbar
“Dengan nama Allah, Allah Maha besar.”
4⃣ Lalu gorokkan pisau dengan kuat di leher bagian atas hingga terputus al-hulqum (jalan pernapasan), al-wajdain (dua urat leher) dan al-muri (jalur makanan).
✔️ Bersambung .....
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅Satu Hewan Cukup untuk Satu Keluarga
🔗 Berkurban dengan satu ekor kambing telah mewakili seluruh keluarga yang tinggal dalam satu atap walaupun berjumlah lebih dari satu keluarga. Dengan ketentuan ketika menyembelihnya harus diniatkan untuk dirinya dan keluarganya. Sebagaimana dahulu Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam hanya berkurban satu ekor domba untuk beliau dan seluruh isteri dan keluarga beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. (HR. Ahmad 6/391, lihat Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/40).
✅ Mengkhusukan Kurban untuk Orang Yang Telah Meninggal
🔗 Tidak boleh mengkhususkan kurban untuk orang yang telah meninggal walaupun kerabat dekat. Karena hal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam. Adapun jika meniatkan untuk diri dan semua keluarganya baik yang masih hidup atau yang telah meninggal maka yang seperti ini tidak mengapa. (Lihat Liqa’ Al-Babil Maftuh Ibnu ‘Utsaimin 92/2)
✅ Beberapa Hukum Berkaitan dengan Orang yang Berkurban
🔗 Berikut beberapa hukum yang harus diperhatikan oleh seorang yang ingin berkurban:
✔️ a. Ikhlas Mengharap Ridha Allah subhaanahu wa ta’aalaa
👉🏻 Niat yang ikhlas adalah kunci diterimanya sebuah amalan. Seorang yang berkurban dengan kambing yang mahal harganya, gemuk tubuhnya, dan bagus bentuknya tetapi tidak diiringi dengan keikhlasan maka tidak akan memiliki arti sedikitpun di sisi Allah subhaanahu wa ta’aalaa,
📖 “Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darahnya (hewan sembelihan), akan tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kalian.” (QS. Al-Hajj: 37) dan ketakwaan yang paling agung adalah mengikhlaskan niat.
✔️ b. Tidak Boleh Memotong Kuku dan Mencukur Rambut
👉🏻 Memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, seorang yang telah berniat berkurban tidak boleh memotong kuku dan semua rambut yang tumbuh di tubuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
📡 “Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian hendak berkurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kulitnya sedikitpun.” (HR. Muslim no. 1977 dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha)
📡 Dalam riwayat lain, “Janganlah sekali-kali ia memotong rambutnya atau memotong kukunya.”
💢 Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud larangan memotong kuku dan rambut adalah menghilangkan kuku baik dengan cara memotong, mematahkan, atau cara lainnya. Sedangkan larangan memotong rambut adalah dengan mencukur, memendekkan, mencabut, membakar, menggunakan obat perontok, atau cara lainnya. Larangan tersebut berlaku bagi bulu ketiak, kumis, bulu kemaluan, dan seluruh rambut yang tumbuh di tubuh.” (Al-Minhaj 6/472)
✅ Tata Cara Memotong Udhiyah
🔗 Cara memotong udhiyah yang berupa kambing, baik domba maupun kambing Jawa adalah sebagai berikut:
1⃣ Siapkan pisau yang tajam.
2⃣ Baringkanlah hewan kurban di atas lambungnya yang kiri. Kemudian letakkanlah kaki anda di atas leher hewan kurban sedangkan tangan kiri anda memegangi kepala hewan kurban sehingga menjadi tampak urat lehernya.
3⃣ Bacalah basmalah:
📡 Bismillah, Allahu Akbar, Allohumma hadza minka wa laka, Allohumma hadzihi ‘anni wa ‘an ahli baiti
“Dengan nama Allah, Allah Maha besar. Ya Allah (hewan) ini dari-Mu dan untuk-Mu. Ya Allah, ini kurban dariku dan keluargaku.”
📡 Dan boleh juga dengan membaca,
Bismillah, wallahu Akbar
“Dengan nama Allah, Allah Maha besar.”
4⃣ Lalu gorokkan pisau dengan kuat di leher bagian atas hingga terputus al-hulqum (jalan pernapasan), al-wajdain (dua urat leher) dan al-muri (jalur makanan).
✔️ Bersambung .....
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅📝 FIKIH RINGKAS DALAM BERKURBAN 3⃣
📡 Diusahakan menyembelih hewan kurbannya sendiri karena itu yang lebih utama, bila tidak mampu maka diwakilkan kepada orang yang terpercaya. Boleh baginya melihat proses penyembelihan atau pun tidak melihatnya. Dan diperbolehkan bagi wanita menyembelih hewan kurbannya sendiri bila ia mampu melakukannya. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/60 dan 81)
✅Memakan Daging Kurbannya
🔗Seorang yang berkurban disunnahkan memakan sebagian dari daging hewan kurbannya, bahkan ada sebagian ulama’ yang mewajibkannya berdasarkan firman Allah subhaanahu wa ta’ala:
📖 “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir.” (QS. Al Hajj: 28)
👉🏻 Tidak ada ketentuan batas maksimal dalam pengambilan daging kurban, boleh mengambil sedikit, separuh, atau sebagian besar.
✅Berhutang untuk Berkurban
🔗 Berhutang untuk membeli hewan kurban diperbolehkan bagi seseorang yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan pasti, sehingga dia bisa membayar hutangnya tidak melebihi batas tempo yang telah disepakati. Apabila tidak ada penghasilan pasti, maka tidak dianjurkan berhutang karena syari’at kurban hanya berlaku bagi orang yang memiliki kemampuan. (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/110)
✅ Menyimpan Daging Kurbannya
🔗 Diperbolehkan menyimpan daging hewan kurban walaupun lebih dari tiga hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
📡 “Hanyalah dahulu aku melarang kalian (menyimpan daging kurban) karena ada golongan yang membutuhkan. Sekarang makanlah, simpanlah, dan bersedehkahlah” (HR. Muslim no.1971)
✅Menyedekahkan sebagian Daging Kurban
🔗 Hendaknya daging hewan kurbannya tidak dimakan semuanya, sisihkanlah sebagiannya sebagai sedekah bagi orang-orang fakir, Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang artinya):
📖 “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir.” (QS. Al Hajj: 28)
👉🏻 Boleh memberikan daging hewan kurban kepada orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin atau menampakkan kebencian kepada mereka. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 25/133)
Wallahu a’lam…
-selesai
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📡 Diusahakan menyembelih hewan kurbannya sendiri karena itu yang lebih utama, bila tidak mampu maka diwakilkan kepada orang yang terpercaya. Boleh baginya melihat proses penyembelihan atau pun tidak melihatnya. Dan diperbolehkan bagi wanita menyembelih hewan kurbannya sendiri bila ia mampu melakukannya. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/60 dan 81)
✅Memakan Daging Kurbannya
🔗Seorang yang berkurban disunnahkan memakan sebagian dari daging hewan kurbannya, bahkan ada sebagian ulama’ yang mewajibkannya berdasarkan firman Allah subhaanahu wa ta’ala:
📖 “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir.” (QS. Al Hajj: 28)
👉🏻 Tidak ada ketentuan batas maksimal dalam pengambilan daging kurban, boleh mengambil sedikit, separuh, atau sebagian besar.
✅Berhutang untuk Berkurban
🔗 Berhutang untuk membeli hewan kurban diperbolehkan bagi seseorang yang memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan pasti, sehingga dia bisa membayar hutangnya tidak melebihi batas tempo yang telah disepakati. Apabila tidak ada penghasilan pasti, maka tidak dianjurkan berhutang karena syari’at kurban hanya berlaku bagi orang yang memiliki kemampuan. (Majmu’ Fatawa Ibnu ‘Utsaimin 25/110)
✅ Menyimpan Daging Kurbannya
🔗 Diperbolehkan menyimpan daging hewan kurban walaupun lebih dari tiga hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
📡 “Hanyalah dahulu aku melarang kalian (menyimpan daging kurban) karena ada golongan yang membutuhkan. Sekarang makanlah, simpanlah, dan bersedehkahlah” (HR. Muslim no.1971)
✅Menyedekahkan sebagian Daging Kurban
🔗 Hendaknya daging hewan kurbannya tidak dimakan semuanya, sisihkanlah sebagiannya sebagai sedekah bagi orang-orang fakir, Allah subhaanahu wa ta’aalaa berfirman (yang artinya):
📖 “Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang membutuhkan lagi fakir.” (QS. Al Hajj: 28)
👉🏻 Boleh memberikan daging hewan kurban kepada orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin atau menampakkan kebencian kepada mereka. (lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin 25/133)
Wallahu a’lam…
-selesai
🌍 Diterbitkan Oleh Buletin Al-Ilmu Jember
📝 Ditulis Oleh: Admin Warisan Salaf
#fikihkurban
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣8⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah mengatakan:
وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} [المزمل: 15، 16]
🔆 Dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
📖 “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzammil: 15 – 16]
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
✅ (1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
📡 Asy-Syaikh Al-Fauzan Hafizhohullah menjelaskan;
✔️ Firman Allah Ta’ala; “Menjadi saksi terhadap kalian” di dalam ayat, Maksudnya adalah (menjadi saksi) di sisi Allah Ta’ala pada hari kiamat.
Bahwasanya Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menyampaikan risalah (pesan) Allah Ta’ala, sekaligus menegakkan hujjah (menyampaikan penjelasan) kepada kalian (umat manusia).
👉🏻 - Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (artinya):
📖“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [An-Nisaa`:165],
👉🏻 Sehingga pada hari kiamat nanti tidak ada orang yang mengatakan;
‼️ Saya belum tahu (jika) diciptakan untuk ibadah... (atau),
‼️ Saya belum tahu, apa yang menjadi kewajiban saya… (atau),
‼️ Saya belum tahu, perkara yang diharamkan untukku.
🔴 Karena para Rasul –‘alaihimus sholatu wassalam- telah menyampaikannya kepada mereka, ditambah lagi umat Nabi Muhammad –shollallahu ‘alaihi wasallam- menjadi saksi atas mereka.
📝 Allah Ta’ala berfirman (artinya):
📖“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.” [Al-Baqoroh:143]
Wallahu a’lam bisshowab
📚 [Referensi: Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 1⃣8⃣)
—---------------------------------------—
🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Rohimahullah mengatakan:
وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا} [المزمل: 15، 16]
🔆 Dan dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
📖 “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzammil: 15 – 16]
〰〰〰〰〰
💢PENJELASAN:
✅ (1) Para pembaca –yang dirahmati Allah-,
📡 Asy-Syaikh Al-Fauzan Hafizhohullah menjelaskan;
✔️ Firman Allah Ta’ala; “Menjadi saksi terhadap kalian” di dalam ayat, Maksudnya adalah (menjadi saksi) di sisi Allah Ta’ala pada hari kiamat.
Bahwasanya Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- telah menyampaikan risalah (pesan) Allah Ta’ala, sekaligus menegakkan hujjah (menyampaikan penjelasan) kepada kalian (umat manusia).
👉🏻 - Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (artinya):
📖“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [An-Nisaa`:165],
👉🏻 Sehingga pada hari kiamat nanti tidak ada orang yang mengatakan;
‼️ Saya belum tahu (jika) diciptakan untuk ibadah... (atau),
‼️ Saya belum tahu, apa yang menjadi kewajiban saya… (atau),
‼️ Saya belum tahu, perkara yang diharamkan untukku.
🔴 Karena para Rasul –‘alaihimus sholatu wassalam- telah menyampaikannya kepada mereka, ditambah lagi umat Nabi Muhammad –shollallahu ‘alaihi wasallam- menjadi saksi atas mereka.
📝 Allah Ta’ala berfirman (artinya):
📖“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.” [Al-Baqoroh:143]
Wallahu a’lam bisshowab
📚 [Referensi: Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah karya Asy-Syaikh Sholih Al-Fauzan]
🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com