WarisanSalaf.Com
9.66K subscribers
429 photos
14 videos
43 files
1.9K links
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Download Telegram
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
PELAJARAN FIKIH (2️⃣0️⃣): BAB KEENAM: TENTANG MENGUSAP KEDUA KHUF (SEPATU), IMAMAH (SORBAN), DAN GIPS/PERBAN (BAG: 1️⃣)


👞 Khuf adalah sesuatu yang dipakai di kaki, yang biasanya terbuat dari kulit dan sejenisnya.

🔺 Bentuk jamaknya adalah Khifaaf (خفاف)

Termasuk ke dalam makna khuf adalah semua yang dipakai di kaki baik yang terbuat dari kain atau sejenisnya.

1️⃣ Masalah Pertama: hukum mengusap khuf dan dalilnya

✔️ Mengusap khuf (ketika berwudhu’) adalah boleh berdasarkan kesepakatan Ahlussunnah wal Jama’ah.

✔️ Mengusap khuf merupakan keringanan (rukhsoh) dari Allah ‘Azza wa Jalla bagi hamba-hambaNya, sebagai bentuk menghilangkan kesulitan dan rasa berat dari mereka.

🔻 Bolehnya (mengusap khuf) ditunjukkan oleh sunnah dan ijma’.

🔊 Adapun Sunnah, hadits-hadits yang shahih dan mutawatir dari Nabi shallalallahu 'alaihi wasallam menunjukkan tentang hal ini baik dari perbuatan, perintah, dan rukhos beliau .

☑️ Imam Ahmad rahimahullah berkata, "Tidak ada sedikitpun keraguan di dalam hatiku tentang (bolehnya) mengusap (khuf), pada permasalahan ini ada 40 hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

☑️ Hasan al-Bashri juga berkata, "Telah menceritakan kepadaku 70 orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau mengusap kedua khufnya. "

Di antaranya ialah hadits Jarir bin Abdillah, ia berkata,

رأيت رسول الله - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بال ثم توضأ ومسح على خفيه

"Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam buang air kecil, kemudian beliau berwudhu dan mengusap kedua khufnya."
📖 (HR. Muslim no.272, hadits serupa juga diriwayatkan al-Bukhari dari al-Mughiroh pada Bab al-Mashu 'alal Khuffain no.203)

Berkata al-A'masy dari Ibrahim (an-Nakho'i), "Hadits (Jarir) ini dikagumi para ulama’, sebab keislaman Jarir terjadi setelah turunnya surat al-Maidah, yaitu ayat wudhu'."

Dan para ulama' ahlussunnah wal jama'ah telah bersepakat atas disyari'atkannya mengusap khuf (ketika berwudhu’) baik saat safar atau muqim, untuk suatu kebutuhan atau selainnya.

Demikian pula boleh mengusap kaos kaki, yaitu yang dipakai di kaki selain yang terbuat dari kulit, seperti terbuat dari kain atau sejenisnya, yang di jaman ini disebut dengan syurrob (kaos kaki), karena sama-sama dibutuhkan oleh kaki, dan 'illah (sebab) pada keduanya juga sama.

Lebih lagi, saat ini kaos kaki lebih banyak dipakai daripada khuf. Maka boleh mengusapnya bila memang menutupi kaki.

..........................

📕 Ikuti terus pelajaran fikih muyassar setiap hari selasa dan kamis, insya Allah

🌍 Sumber: الفقه الميسر (hal.23)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf

#pelajaranfikih #fikihmuyassar

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃💎 HAKEKAT KETAQWAAN



📝 Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata,

التقوى أن لا ترى نفسك خيرا من أحد

"Taqwa adalah engkau tidak memandang dirimu lebih baik dari orang lain."


🌍 Tafsir al-Baghowi 1/82
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #taqwa #takwa #tawadhu

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📚 SHAHIH AL-ADABUL MUFROD 3️⃣: BAB JAZA'UL WALIDAIN (Bag:1️⃣)


بَابُ جزاء الوالدين
BAB 5️⃣: Membalas Kedua Orang Tua



HADITS KE 1️⃣

8/10- (صحيح) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدَهُ، إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ".

(Shahih)
📝 Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

🍃 “Seorang anak tidak dapat membalas (kebaikan) orang tuanya, kecuali ia mendapatinya sebagai budak lalu membelinya dan membebaskannya.”



HADITS 2️⃣

9/11 - (صحيح الإسناد.) عن أبى بردة؛ أَنَّهُ شَهِدَ ابْنَ عُمَرَ، ورجلٌ يمانيٌ يَطُوفُ بِالْبَيْتِ - حَمَلَ أُمَّهُ وراء ظهره - يقول: إِنِّي لَهَا بَعِيرُهَا الْمُذَلَّلُ ... ... إِنْ أُذْعِرَتْ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرِ
ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ عُمَرَ! أَتُرَانِي جَزَيْتُهَا؟ قَالَ: لَا. وَلَا بِزَفْرَةٍ واحدة، واحدة ثم طَافَ ابْنُ عُمَرَ، فَأَتَى الْمَقَامَ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ. ثُمَّ قَالَ: يَا ابْنَ أَبِي مُوسَى! إِنَّ كُلَّ ركعتين تكفران ما أمامهما.

(Sanadnya Shahih)
📝 Dari Abu Burdah, bahwasanya ia menyaksikan Ibnu Umar dan seorang dari Yaman sedang thawaf di Ka’bah sambil menggendong ibunya seraya mengatakan,

Sesungguhnya aku baginya bagaikan unta yang hina (tunduk)

Seandainya unta itu mengejutkan penunggangnya, aku tidak akan mengejutkan (ibuku).


Lalu orang itu berkata, “Wahai Ibnu Umar, menurutmu apakah aku sudah membalas kebaikannya?”

‼️ ‘Tentu saja belum, bahkan tidak sebanding dengan satu tarikan nafasnya (saat melahirkan).’ Tegas Ibnu Umar.

🔻 Kemudian Ibnu Umar melanjutkan thawafnya, mendatangi Maqam (Ibrahim) dan shalat dua raka’at. Lalu beliau berkata,

‘Wahai anaknya Abu Musa (yaitu Abu Burdah), sesungguhnya setiap shalat dua raka’at akan menggugurkan dosa yang ada di hadapannya.’.”



HADITS KE 3️⃣

10/13 - (صحيح) عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُهُ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكَ أَبَوَيْهِ يَبْكِيَانِ، فقال: "ارْجِعْ إِلَيْهِمَا، وَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا".

(Shahih)
📝 Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, “Seseorang datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya membai'at beliau untuk hijrah, namun ia meninggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan menangis.

🔆 Maka beliau bersabda, “Pulanglah, dan buat kedua orang tuamu tertawa sebagaimana kamu membuatnya menangis.”


📗 Ikuti terus pelajaran Adab dan Akhlaq dari Kitab Shahih Al-Adabul Mufrod Setiap hari Rabu, insyaallah


🌍 Sumber: Shahih Al-Adabul Mufrod 36
📝 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #adab #akhlaq #akhlak #pelajaranadab #adabulmufrod

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
📚 SHAHIH AL-ADABUL MUFROD 4️⃣: BAB JAZA'UL WALIDAIN (Bag:2️⃣)


بَابُ جزاء الوالدين
BAB 5️⃣: Balasan Kedua Orang Tua



HADITS KE 4️⃣

11/14 (حسن الإسناد) عن أبي مُرَّةَ؛ مَوْلَى أُمِّ هَانِئِ ابْنَةِ أَبِي طَالِبٍ أَخْبَرَهُ "أَنَّهُ رَكِبَ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ إِلَى أَرْضِهِ بـ (العقيق) فَإِذَا دَخَلَ أَرْضَهُ صَاحَ بِأَعْلَى صوته: السَّلَامُ عَلَيْكِ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ يَا أُمَّتَاهُ! تَقُولُ: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. يَقُولُ: رَحِمَكِ اللَّهُ كَمَا رَبَّيْتِنِي صَغِيرًا. فَتَقُولُ: يَا بُنَيَّ! وَأَنْتَ. فَجَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا وَرَضِيَ عَنْكَ، كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيرًا" قَالَ: مُوسَى: كَانَ اسْمُ أَبِي هُرَيْرَةَ: عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عمرو.

(Sanadnya Hasan)
📝 Dari Abu Murroh maula Ummu Hani’ bintu Abu Thalib,

🍃 ‘Bahwasanya ia naik (unta) bersama Abu Hurairah ke desanya yang berada di (lembah) ‘Aqiq.

🏡 Setibanya di desanya, Abu Hurairah berseru dengan suara lantang,

السَّلَامُ عَلَيْكِ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ يَا أُمَّتَاهُ!

Assalamu ‘alaiki warahmatullahi wabarakatuh, wahai ibuku!

وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

‘Wa’alaikis salam warahmatullahi wabarakatuh.’ Jawab ibunya.

🔻 Abu Hurairah berkata,
رَحِمَكِ اللَّهُ كَمَا رَبَّيْتِنِي صَغِيرًا

“Semoga Allah merahmati engkau sebagaimana engkau telah merawat aku sewaktu kecil.”

يَا بُنَيَّ! وَأَنْتَ. فَجَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا وَرَضِيَ عَنْكَ، كَمَا بَرَرْتَنِي كَبِيرًا"

“Kamu juga, duhai anakku! semoga Allah merahmatimu dan membalasmu dengan kebaikan dan keridhaan, sebagaimana kamu berbakti kepadaku di saat kamu dewasa.” Balas ibunya

Musa berkata, “Dahulu nama Abu Hurairah adalah Abdullah bin Amr.



📗 Ikuti terus pelajaran Adab dan Akhlaq dari Kitab Shahih Al-Adabul Mufrod Setiap hari Rabu, insyaallah


🌍 Sumber: Shahih Al-Adabul Mufrod 34-35
📝 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #adab #akhlaq #akhlak #pelajaranadab #adabulmufrod

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM 1️⃣



📝 Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bulan ini berada pada urutan pertama penanggalan hijriyah sejak diresmikan oleh Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu ‘anhu.

📝 Pada mulanya, terjadi silang pendapat di antara para shahabat dalam menentukan awal masuknya kalender Islam, dengan bulan apa dimulai?

🔹 Sebagian mereka mengusulkan dimulai dengan bulan Rabi'ul Awwal,
🔹 sebagian lagi mengusulkan dengan bulan Ramadhan.

✔️ Namun, Khalifah Umar dan sejumlah shahabat lainnya lebih memilih bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Islam, dengan alasan bahwa di bulan inilah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam membulatkan tekadnya untuk berhijrah ke negeri Madinah. Oleh karena itu, penanggalan Umar ini disebut penanggalan hijriyyah. (Al-Bidayah wa An-Nihayah)


📝 Buletin al-Ilmu Jember

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM 2️⃣



🕋 BULAN MUHARRAM MENURUT ISLAM

📝 Muharram termasuk salah satu dari empat bulan suci dalam Islam yang tersebut dalam Al-Qur'an,

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

📖 “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS. At-Taubah: 36)

Keempat bulan itu adalah:
1️⃣ Muharram,
2️⃣ Rajab,
3️⃣ Dzulqo’dah,
4️⃣ dan Dzulhijjah,
sebagaimana yang dideklarasikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat haji perpisahan (hajjatul wada').

✔️ Disebut bulan haram karena ia mengandung kemuliaan lebih (dari bulan-bulan lainnya) dan karena pada bulan-bulan ini diharamkan untuk berperang. (Tafsir As-Sa'di, hlm.192)

🌻 Cukuplah menunjukkan kemuliaan bulan Muharram ini ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjulukinya sebagai bulan Allah, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"... yaitu bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982)

Para ulama' menjelaskan, "Segala sesuatu yang disandarkan kepada Allah itu memiliki kemuliaan lebih dari yang tidak disandarkan kepada-Nya, seperti baitullah (rumah Allah), rasulullah (utusan Allah), dll."

🕋 Dalam Islam, bulan Muharram memiliki nilai historis (sejarah) yang luar biasa; pada bulan ini, tepatnya pada tanggal sepuluh, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya serta menenggelamkan mereka di laut merah.

📝 Di bulan ini juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bertekad kuat untuk berhijrah ke negeri Madinah, setelah mendengar bahwa penduduknya siap berjanji setia membela dakwah beliau. Walaupun tekad kuat beliau ini baru bisa terealisasi pada bulan Shafar.

📝 Selain itu, di bulan ini terdapat ibadah puasa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan, beliau bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

👉🏻 "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah berpuasa di bulan Allah, bulan Muharram." (HR. Muslim, no.1982 dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda ketika ditanya tentang keutamaannya:

"Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu."

(HR. Muslim, no.1977 dari shahabat Abu Qotadah Al-Anshari Radhiallahu ‘anhu)


📝 Buletin al-Ilmu Jember

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM 3️⃣



🔴 BULAN MUHARRAM MENURUT MASYARAKAT JAWA

📝 Bagi masyarakat Jawa, bulan Muharram atau yang lebih dikenal dengan bulan suro memiliki nilai religi yang tinggi. Bulan ini dianggap sebagai bulan keramat yang tidak boleh dibuat pesta dan bersenang-senang sehingga banyak aktivitas yang ditunda atau bahkan dibatalkan.

‼️ Lebih dari itu, mereka meyakini siapa yang mengadakan hajatan pada bulan ini akan ditimpa musibah dan malapetaka. Sebagai contoh adalah pernikahan, masyarakat Jawa pada umumnya, enggan menikahkan putra atau putri mereka di bulan ini karena khawatir ditimpa petaka dan kesengsaraan bagi kedua mempelai.

📌 Ketika ditanya mengenai alasan mereka menilai bulan Muharram sebagai bulan keramat nan penuh pantangan, tidak ada Jawaban berarti dari mereka selain, 'Beginilah tradisi kami' atau 'Beginilah yang diajarkan bapak-bapak kami'.

📝 Para pembaca rahimakumullah, sikap mengikuti tradisi atau leluhur tanpa bimbingan Islam adalah terlarang, bahkan sikap seperti ini termasuk sifat orang-orang jahiliyah dan penyembah berhala. Allah di dalam Al-Qur'an menyebutkan Jawaban orang-orang Quraisy ketika diajak oleh Rasulullah ` untuk meninggalkan kesyirikan, kata mereka:

إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ

📖 “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak (nenek moyang) kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa –pent), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 22)

🔥 Demikian pula Fir'aun, ketika diajak oleh Nabi Musa 'Alaihis Salam agar beriman kepada Allah, ia malah berkata:

"Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya." (QS. Yunus: 78)

Kemudian, anggapan sial untuk melakukan aktivitas di bulan Muharram yang diyakini oleh keumuman masyarakat Jawa saat ini dalam ajaran Islam disebut Tathoyur atau Thiyaroh, yaitu meyakini suatu keburuntungan atau kesialan didasarkan pada kejadian tertentu, atau tempat tertentu.

📌 Anggapan seperti ini sebenarnya sudah ada sejak zaman jahiliyah. Setelah Islam datang, maka ia dikategorikan kedalam perbuatan syirik yang harus ditinggalkan.

Allah berfirman:

"Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 131)

🔗 Dalil yang menunjukkan bahwa Thatoyur atau Thiyaroh termasuk kesyirikan adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ ثَلاثًا

👉🏻 "Thiyaroh adalah kesyirikan", beliau mengulangnya sebanyak tiga kali." (HR. Ahmad dan Abu Daud, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu 'anhu)

🌸 Apabila kita telah tahu bahwa anggapan sial atau keberuntungan seperti itu termasuk kesyirikan, kewajiban kita selanjutnya adalah menjauhinya dan menjauhkannya dari anak dan istri kita. Sehingga kita beserta keluarga kita tidak terjerembab kedalam kobangan dosa besar yang paling besar, yaitu dosa syirik.


📝 Buletin al-Ilmu Jember

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM 4️⃣



🔴 BULAN MUHARRAM MENURUT SYI'AH

📌 Berbeda halnya dengan orang-orang syi’ah, apabila keumuman masyarakat Jawa menjadikan bulan Muharram sebagai bulan 'istirahat' dari melakukan aktivitas, justru orang-orang syi’ah menjadikannya sebagai hari belasungkawa. Pada setiap tanggal 10 Muharram, orang-orang syi'ah di Iran mengadakan pawai akbar untuk memperingati hari terbunuhnya cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Husein bin Ali Radhiallahu 'anhuma di padang Karbala.

📝 Acara rutin mereka tersebut dimulai sejak tanggal 1 sampai tanggal 10 Muharram. Pada tanggal 1 Muharram sampai tanggal 9 Muharram mereka mengadakan pawai besar-besaran di jalan-jalan menuju Al-Huseiniyah. Al-Huseiniyah adalah tempat ibadah syi'ah, kalau kaum muslimin menyebutnya masjid, tetapi biasanya Al-Huseiniyyah digunakan untuk makam Imam, bukan untuk shalat, sedang shalat dilakukan di luar bangunan. Penamaan ini diambil dari nama Imam syi'ah ke 3, yaitu Al-Imam Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma.

‼️ Peserta pawai hanya mengenakan celana atau sarung saja sedangkan badannya terbuka. Selama pawai, mereka memukul-mukul dada dan punggungnya dengan rantai besi sehingga meninggalkan luka memar yang mencolok.

Kemudian, pada acara puncak, mereka mengenakan kain berwarna putih dan ikat kepala berwarna putih pula. Setelah itu, mereka menghantamkan pedang, pisau, atau benda tajam lainnya ke kepala dan dahi mereka sehingga darah pun bercucuran. Darah yang mengalir ke kain putih membuat suasana semakin haru dan duka, bahkan tak sedikit di antara mereka yang menangis histeris.

🔥 Lebih parah lagi, di Lahore, kota terbesar kedua di Pakistan, orang-orang syi'ah menutup acara mereka itu dengan 'malam gembira' berupa mut'ah (baca; zina) masal. Na'audzu billahi min dzalik.

🌏 Demikianlah gambaran ringkas tentang aktivitas syi'ah di bulan Muharram. Seperti yang telah kami sebutkan, tujuan utama mereka adalah untuk mengenang terbunuhnya Husein bin Ali radhiallahu 'anhuma.

bersambung, insyaallah


📝 Buletin al-Ilmu Jember

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔗 MENGENAL BULAN MUHARRAM 5️⃣



📡 Para pembaca rahimakumullah, sebagai seorang muslim tentu kita juga sangat bersedih dengan peristiwa tragis nan menyayat hati yang menimpa cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam itu.

🕋 Namun, Islam melarang pemeluknya yang tertimpa musibah untuk berucap atau berbuat sesuatu yang menunjukkan ketidak-ridhaan kepada keputusan Allah, seperti, merobek baju, menampar pipi, menjambak rambut, menangis histeris, apalagi menyayat kepala dan dahi seperti yang dilakukan orang-orang syi'ah tersebut.

🔸🔹 Bandingkanlah kelakuan mereka itu dengan perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan ahlul bait (keluarga) beliau.

🔗 Ingatlah ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan putranya bernama Ibrahim. Tidak ada yang beliau lakukan selain berucap,

”Sesungguhnya air mata terus mengalir dan hati ikut bersedih, tetapi kami tidak akan berucap kecuali yang diridhai Allah. Dan sesungguhnya kami, wahai Ibrahim, merasakan kesedihan dengan kepergianmu” (HR. Al-Bukhari)

✔️ Demikian pula ketika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam kehilangan seorang paman yang sangat beliau cintai, yaitu Hamzah bin Abdul Muttalib radhiallahu 'anhu. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau dan ahlul baitnya memukul punggung-punggung mereka dengan rantai apalagi menghantamkan benda tajam ke kepala dan dahi mereka.

Tidak pula cara berkabung ’ala’ syi’ah tersebut dipraktekan oleh Imam Husein radhiallahu 'anhu ketika kehilangan ayahnya, Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, yang juga mati syahid secara zhalim. Tidak pula dipraktekan oleh Hasan bin Ali radhiallahu 'anhu ketika kehilangan saudara kandungnya, yaitu Husein bin Ali radhiallahu 'anhu .

🍏 Perbuatan nyeleneh seperti itu sengaja mereka (kaum muslimin) hindari karena tidak ingin mendapatkan ancaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang disebutkan dalam haditsnya:

"Bukan dari golongan kami barang siapa yang menampar pipi, merobek baju, atau meratap dengan ratapan jahiliyah." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu)

🍏 Dalam hadits lain, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengancam para wanita peratap yang mati dan belum bertaubat, yaitu akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan pakaian dari tembaga meleleh yang berbau busuk.

📝 Penutup

🌻 Para pembaca rahimakumullah, itulah fenomena yang terjadi di tengah-tengah umat seputar perbedaan menyikapi bulan Muharram.

✔️ Sebagai seorang muslim seharusnya kita bisa membedakan antara syari'at dan adat. Syari'at harus dikedepankan, walaupun menyelisih adat. Sebaliknya, adat harus disingkirkan ketika menyelisihi syari'at, demikianlah Islam. Karena dengan sikap inilah Islam akan jaya. Adapun jika umat masih mengedepankan adat dan tradisi, walaupun bertentangan dengan syari'at, maka pada saat itulah mereka akan ditimpa kehinaan dan kerendahan, inilah makna hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي

"Dan dijadikan kerendahan dan kehinaan bagi siapa saja yang menentang syari'atku." (HR. Al-Bukhari, dari shahabat Abdullah bin 'Umar radhiallahu 'anhuma)

🕋 Semoga tulisan ringkas ini bisa memberikan tambahan ilmu bagi saudara-saudaraku seiman dan semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal 'alamin...

selesai ...


📝 Buletin al-Ilmu Jember

#fawaidumum #bulanmuharram #bulanislam

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🕋🍃 BENTUK PENGABULAN DOA



📝 Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah,

كُلَّ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ لَكِنْ تَتَنَوَّعُ الْإِجَابَةُ
فَتَارَةً تَقَعُ بِعَيْنِ مَا دَعَا بِهِ وَتَارَةً بِعِوَضِهِ

💢 Setiap hamba yang berdoa kepada Allah, pasti akan dikabulkan segala permohonan yang dipanjatkannya.

🔻 Hanya saja, bentuk pengabulannya bermacam-macam.

Terkadang Allah kabulkan dengan cara langsung diberi apa yang diminta,

Kadang pula Allah ganti pemberiannya dalam bentuk yang lebih baik."



🌍 Sumber: Kitab Fathul Bari, 11/95
📝 Diterjemahkan oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

#Fawaidumum #adab #doa #terkabul

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
💢⚠️ BANGSA JIN PUN TAK MENYUKAI AHLI BID'AH



📝 Salamah bin Syabib (wafat 247 H) rahimahullah mengisahkan,

بِعْتُ دَارِي بِنَيْسَابُوْرَ، وَأَرَدْتُ التَّحَوُّلَ إِلَى مَكَّةَ بِعِيَالِي

🏡 “Aku menjual rumahku yang ada di Naisabur karena ingin pindah ke Mekkah dengan keluargaku.

فَقُلْتُ: أُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، وَأُوَدِّعُ عُمَّارَ الدَّارِ

Kataku, ‘Sebaiknya aku shalat dulu empat raka’at dan mengucapkan salam perpisahan untuk penunggu rumah ini.’

فَصَلَّيْتُ، وَقُلْتُ: يَا عُمَّارَ الدَّارِ، سَلاَمٌ عَلَيْكُم، فَإِنَّا خَارِجُوْنَ نُجَاوِرُ بِمَكَّةَ

Aku pun (shalat empat raka’at), lalu kukatakan, ‘hai penunggu rumah! Salamun ‘alaikum, kami akan keluar (dari rumah ini) dan pindah ke Mekkah.’

فَسَمِعْتُ هَاتِفاً يَقُوْلُ: عَلَيْكَ السَّلاَمُ يَا سَلَمَةُ، وَنَحْنُ خَارِجُوْنَ مِنَ الدَّارِ، فَإِنَّهُ بَلَغَنَا أَنَّ الَّذِي اشتَرَاهَا يَقُوْلُ: القُرْآنُ مَخْلُوْقٌ.

🔈 Tiba saja aku mendengar suara menjawab, ’alaikassalam ya Salamah! Kami juga mau keluar dari rumah ini. Karena sampai berita kepada kami kalau yang membelinya meyakini al-Qur’an adalah makhluk.”


🌍 Siyar A'lamin Nubala' 12/256
📝 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #ahlibidah #manhaj #sesat

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
💎💢 SUKA MENOLONG, AKHLAK TERPUJI



📝 Berkata Al Hasan Al Bashri rahimahullah,
'
لأن أقضي لمسلم حاجة أحب إلي من أن أصلي ألف ركعة.
'
"Terjun memenuhi hajat seorang muslim (yang butuh bantuan), sungguh lebih Aku sukai daripada shalat (walaupun) seribu rakaat."

🌍 Sumber: Kitab Qadhaul Hawaij, karya Ibnu Abid Dunya hal. 37
📝 Diterjemahkan oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

#Fawaidumum #akhlaq #akhlak

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔈💦 KALA NASIHAT TAK LAGI BERMANFAAT



📝 Berkata Maimun bin Mihran (wafat 117 H) rahimahullah,

رجلان لا تَعِظهما؛ ليس تنفعهما العِظَة:

⚠️ Dua jenis orang, tak perlu kau sampaikan nasihat pada keduanya.

❗️ Nasihat apapun, tak akan banyak berpengaruh bagi mereka.


رجلٌ قد لَهَج بكسبٍ خبيث،

1️⃣ Jenis pertama; seseorang yang terus mengais harta dengan cara yang haram,

وصاحب هوىً قد استغرق فيه!"

2️⃣ Jenis kedua; budak hawa nafsu, yang menyeretnya jauh tenggelam kedalamnya.


🌍 Sumber: Kitab Tarikh Dimasyqi, 11/349
📝 Diterjemahkan oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

#Fawaidumum #akhlaq #akhlak #nasehat

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
💎🍃 TAK ADA SAHABAT YANG SEMPURNA



📝 Berkata Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah,

من طلب أخاً بلا عيب بقي بلا أخ

"Barang siapa yang mencari sahabat tanpa mau ada aib padanya, maka jangan salahkan jika (selamanya) dia tak akan memiliki sahabat."


🌍 Sumber: Raudhatul 'Uqala hal. 169
📝 Diterjemahkan oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi

#Fawaidumum #akhlaq #akhlak #nasehat

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
🌻 TERNYATA AMALAN 'SEPELE' ITU MEMASUKKANNYA KE SURGA



📝 Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

لَقدْ رَأيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ في الجَنَّةِ في شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَرِيقِ كَانَتْ تُؤذِي المُسْلِمِينَ

"Sungguh aku melihat seseorang bersenang-senang di surga disebabkan pohon yang ia singkirkan dari tengah jalan karena mengganggu kaum muslimin." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain,

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهرِ طَرِيقٍ، فَقَالَ: وَاللهِ لأُنْحِيَنَّ هَذَا عَنِ المُسْلِمينَ لا يُؤذِيهِمْ، فَأُدخِلَ الجَنَّةَ

💢 "Ada seseorang berjalan melewati ranting pohon yang melintang di tengah jalan, lalu ia berkata, 'Demi Allah! AKAN AKU SINGKIRKAN ranting pohon ini agar tidak mengganggu kaum muslimin.'

🔵 Maka ia dimasukkan ke surga."


................................
Janganlah menganggap remeh suatu perbuatan yang dipandang kecil oleh manusia, jika seseorang melakukannya dengan ikhlas, bisa saja itu menjadi sebab Allah akan mengampuninya dan memasukkanya ke surga.


🌏 Sumber Hadits: Riyadhus Shalihin, hal.62
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf


#Fawaidumum #hadits

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
💢 BESARNYA HAK SEORANG SUAMI



📝 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

وَلَيْسَ عَلَى الْمَرْأَةِ بَعْدَ حَقِّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ أَوْجَبَ مِنْ حَقِّ الزَّوْجِ؛ حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {لَوْ كُنْت آمِرًا لِأَحَدِ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدِ لَأَمَرْت الْمَرْأَةَ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا؛ لِعِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا}

☑️ "Setelah hak Allah dan hak Rasul-Nya, tidak ada yang lebih wajib bagi kaum wanita daripada menunaikan hak suaminya.

Sampai sampai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

🔊 "Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku akan perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya, dikarenakan besarnya hak suami yang harus ia tunaikan."



🌍 Sumber: Majmu al Fatawa Ibnu Taimiyyah 32/275
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #adab #hak

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com