Namanya adalah Gufron. Seorang anak muda pemilik brand minuman kekinian Haus yang perusahaan nya memiliki omset 20M / bulan padahal baru 1 tahun berdiri.
Dulu Gufron adalah pedagang donat, lantaran produknya tidak diterima masyarakat ia mencoba berbagai cara untuk menjalankan berbagai jenis bisnis.
Kegagalan yang ia alami tidak membuat Gufron bersedih. Hingga akhirnya ia memutuskan peruntungannya pada usaha minuman kekinian dan saat ini Haus bisa menjual 1 juta cup / bulan.
Dalam waktu 1 tahun bisnisnya berkembang. Mulai banyak buka cabang, pembenahan, sampai dilirik oleh berbagai investor.
Bagaimana caranya Gufron bisa berjuang & membuat Haus menjadi besar? Silahkan tonton video saya di youtube.
https://youtu.be/Z9Nnrm-_XQY
Dulu Gufron adalah pedagang donat, lantaran produknya tidak diterima masyarakat ia mencoba berbagai cara untuk menjalankan berbagai jenis bisnis.
Kegagalan yang ia alami tidak membuat Gufron bersedih. Hingga akhirnya ia memutuskan peruntungannya pada usaha minuman kekinian dan saat ini Haus bisa menjual 1 juta cup / bulan.
Dalam waktu 1 tahun bisnisnya berkembang. Mulai banyak buka cabang, pembenahan, sampai dilirik oleh berbagai investor.
Bagaimana caranya Gufron bisa berjuang & membuat Haus menjadi besar? Silahkan tonton video saya di youtube.
https://youtu.be/Z9Nnrm-_XQY
Bisnis Tanpa Modal. Emang Beneran Ada?
Apa yang ada di benak Anda saat saya bilang bisnis tanpa modal?
- Ah jaman sekarang mana ada!
- Ngibul ah ini mah!
- Gue ga percaya co, bulshit!
Mungkin kurang lebih respon Anda ada yang begitu ya? Walaupun ga semuanya.
Wajar sih karena banyak banget iming-iming begini diluaran sana yang digunakan untuk menipu orang lain. Tapi sebenarnya saya memulai bisnis awal benar-benar tanpa modal, ada sih modalnya tapi Cuma blackberry sama paket data gaul saat itu yang Cuma bisa bbm + twitteran doang hehehe…
Tapi menurut saya gadget dan koneksi internet bukan modal karena itu udah jadi kebutuhan sehari-hari. Saya memulainya dengan mencari supplier dan posting foto di BBM kemudian mendapatkan penjualan dari sana.
Cara itu disebut dropshiping.
Pola jualan yang asik karena modalnya Cuma gambar, gadget, dan koneksi internet.
Kenapa saya bilang asik? Karena kita ga perlu stok barang, packing barang, dan juga modal uang untuk stok.
Tapi perlahan… asik yang saya rasakan hilang, karena banyak orang yang bermain di dunia dropshiping dengan cara yang serampangan.
Banyak di antara mereka yang merasa enaknya jualan tanpa modal kemudian cara satu-satunya untuk jualan adalah dengan perang harga. Dan saya meyakini betul bahwa perang harga hanya akan menghancurkan semua pemain, ga akan ada yang menang.
Namun demikian, Anda yang mau terjun di dunia dropshiping ga perlu sedih. Karena selalu ada produk yang tetap bisa dijual dengan harga mahal tanpa harus masuk ke dalam “perang harga”.
Produk apakah itu?
Dan bagaimana pola penjualannya agar profitnya besar?
Simak tulisan saya besok ya ^^
Salam,
Rico Huang.
Apa yang ada di benak Anda saat saya bilang bisnis tanpa modal?
- Ah jaman sekarang mana ada!
- Ngibul ah ini mah!
- Gue ga percaya co, bulshit!
Mungkin kurang lebih respon Anda ada yang begitu ya? Walaupun ga semuanya.
Wajar sih karena banyak banget iming-iming begini diluaran sana yang digunakan untuk menipu orang lain. Tapi sebenarnya saya memulai bisnis awal benar-benar tanpa modal, ada sih modalnya tapi Cuma blackberry sama paket data gaul saat itu yang Cuma bisa bbm + twitteran doang hehehe…
Tapi menurut saya gadget dan koneksi internet bukan modal karena itu udah jadi kebutuhan sehari-hari. Saya memulainya dengan mencari supplier dan posting foto di BBM kemudian mendapatkan penjualan dari sana.
Cara itu disebut dropshiping.
Pola jualan yang asik karena modalnya Cuma gambar, gadget, dan koneksi internet.
Kenapa saya bilang asik? Karena kita ga perlu stok barang, packing barang, dan juga modal uang untuk stok.
Tapi perlahan… asik yang saya rasakan hilang, karena banyak orang yang bermain di dunia dropshiping dengan cara yang serampangan.
Banyak di antara mereka yang merasa enaknya jualan tanpa modal kemudian cara satu-satunya untuk jualan adalah dengan perang harga. Dan saya meyakini betul bahwa perang harga hanya akan menghancurkan semua pemain, ga akan ada yang menang.
Namun demikian, Anda yang mau terjun di dunia dropshiping ga perlu sedih. Karena selalu ada produk yang tetap bisa dijual dengan harga mahal tanpa harus masuk ke dalam “perang harga”.
Produk apakah itu?
Dan bagaimana pola penjualannya agar profitnya besar?
Simak tulisan saya besok ya ^^
Salam,
Rico Huang.
Keluar Dari Perang Harga…
Tulisan ini adalah lanjutan dari postingan saya kemarin tentang bisnis tanpa modal dengan cara dropship. Yang sebenernya atmosfer dropshiper banyak yang ga sehat karena main banting-bantingan harga.
Percaya deh sama saya perang harga ga akan bawa kita kemana-mana, karena perlahan bisnis kita akan mati karena profit tipis sehingga mati-matian kita handle operasional.
Saya bisa bilang begitu karena saya pernah bangkrut karena menggunakan strategi itu, jadi jangan pernah masuk ke ranah itu jika ga mau mati perlahan hehehe…
Mungkin sekarang timbul pertanyaan dalam benak Anda, terus gimana caranya profit besar dan keluar dari perang harga?
1. Temukan Produk yang Joss!
Salah satu cara terbaik adalah menemukan produk yang tepat, dalam hal ini menurut saya produk yang bisa membuat Anda punya profit tinggi adalah produk “print on demand.”
Kenapa produk print on demand?
Karena produk itu trendnya ga pernah habis, setiap orang ingin memiliki ciri khasnya masing-masing dan Anda pun bisa menyasar komunitas-komunitas atau membuat “seni” sendiri dari produk tersebut.
Kalo udah ngomongin seni, udah pasti harganya pun bisa tinggi. Reseller saya banyak yang baru sebulan mulai bisnis print on demand bisa menghasilkan profit diatas UMR Jakarta, yang lainnya bisa menyentuh angka puluhan hingga ratusan juta.
Kenapa bisa begitu?
Karena memang produknya langka, bagus dan berkualitas.
2. Cari Supplier Profesional
Salah satu penyebab yang buat orang kabur sebelum membeli adalah “pelayanan”, gimana bisa orang beli produk kalo bales chat aja lama?
Nah sebagai dropshiper kita harus cari supplier yang fast respon dan juga berani kasih garansi. Sayangnya ga semua supplier bisa seperti itu, memang akan agak sulit mencarinya. Tapi kalo udah dapet maka itu akan jadi tambang emas untuk Anda.
3. Temukan niche yang tepat
Market yang tepat akan membuat profit melesat,
Jangan pernah menjual alat pancing kepada pemain buku tangkis, begitupun sebaliknya.
Saya ingin cerita sedikit,
Salah satu reseller saya bisa mendatangkan ratusan order perbulan hanya karena dia menyasar satu niche yaitu pecinta anime.
Di dalam niche itu dia bisa menawarkan berbagai produk dari casing, mug, tampat minum, dan kaos tentunya dengan desain gambar anime.
Lihat?
Satu niche market saja bisa mengubah hidupnya.
Sekarang udah kebayang tentang bisnis print on demand?
Tulisan ini adalah lanjutan dari postingan saya kemarin tentang bisnis tanpa modal dengan cara dropship. Yang sebenernya atmosfer dropshiper banyak yang ga sehat karena main banting-bantingan harga.
Percaya deh sama saya perang harga ga akan bawa kita kemana-mana, karena perlahan bisnis kita akan mati karena profit tipis sehingga mati-matian kita handle operasional.
Saya bisa bilang begitu karena saya pernah bangkrut karena menggunakan strategi itu, jadi jangan pernah masuk ke ranah itu jika ga mau mati perlahan hehehe…
Mungkin sekarang timbul pertanyaan dalam benak Anda, terus gimana caranya profit besar dan keluar dari perang harga?
1. Temukan Produk yang Joss!
Salah satu cara terbaik adalah menemukan produk yang tepat, dalam hal ini menurut saya produk yang bisa membuat Anda punya profit tinggi adalah produk “print on demand.”
Kenapa produk print on demand?
Karena produk itu trendnya ga pernah habis, setiap orang ingin memiliki ciri khasnya masing-masing dan Anda pun bisa menyasar komunitas-komunitas atau membuat “seni” sendiri dari produk tersebut.
Kalo udah ngomongin seni, udah pasti harganya pun bisa tinggi. Reseller saya banyak yang baru sebulan mulai bisnis print on demand bisa menghasilkan profit diatas UMR Jakarta, yang lainnya bisa menyentuh angka puluhan hingga ratusan juta.
Kenapa bisa begitu?
Karena memang produknya langka, bagus dan berkualitas.
2. Cari Supplier Profesional
Salah satu penyebab yang buat orang kabur sebelum membeli adalah “pelayanan”, gimana bisa orang beli produk kalo bales chat aja lama?
Nah sebagai dropshiper kita harus cari supplier yang fast respon dan juga berani kasih garansi. Sayangnya ga semua supplier bisa seperti itu, memang akan agak sulit mencarinya. Tapi kalo udah dapet maka itu akan jadi tambang emas untuk Anda.
3. Temukan niche yang tepat
Market yang tepat akan membuat profit melesat,
Jangan pernah menjual alat pancing kepada pemain buku tangkis, begitupun sebaliknya.
Saya ingin cerita sedikit,
Salah satu reseller saya bisa mendatangkan ratusan order perbulan hanya karena dia menyasar satu niche yaitu pecinta anime.
Di dalam niche itu dia bisa menawarkan berbagai produk dari casing, mug, tampat minum, dan kaos tentunya dengan desain gambar anime.
Lihat?
Satu niche market saja bisa mengubah hidupnya.
Sekarang udah kebayang tentang bisnis print on demand?
Taubatnya Seorang Internet Marketer
Di dunia internet marketing, banyak banget seorang pemula yang udah tau basic ilmu dropship dan ngiklan. Lalu mempraktekannya untuk menghasilkan cuan, mereka udah tau basicnya tapi banyak yang kurang tepat menerapkan ilmunya.
Saya punya teman sebut saja namanya Juan, dia punya basic beriklan di Facebook dan Instagram. Kemudian dia mencari produk untuk didropshipkan, setiap ada produk yang kira-kira laris, pasti dia menjualkannya dengan iklan.
Dapet cuan? Oww tentu dapet, tapi…
Tapi karena produknya selalu ganti-ganti, dia tidak memiliki customer yang loyal dan juga tidak memiliki branding sebagai penjual A atau penjual B. Produk ganti-ganti ini sangat melelahkan menurut dia, karena setiap bulan harus riset produk baru dan begitu terusss.
Riset produk itu tidak mudah, karena dia harus mencari produk yang bisa mendatangkan profit besar. Mengingat dia harus keluar budget iklan karena tidak memiliki loyal customer.
Akhirnya saya perkenalkan dia dengan produk “print on demand” dengan berbagai benefit:
- Sistem dropship yang udah sering dia jalani
- Profit tebel karena produk seni dan berkualitas
- Produk sangat personal karena bisa custom sesuai keinginan customer
- Potensi mendapat loyal customer besar
- Dia bisa membangun brand sendiri
Akhirnya Juan setuju untuk menjadi dropshiper produk print on demand dan ternyata hasilnya di luar dugaan kata dia, karena dia jadi memiliki database yang tepat untuk selalu dijuali. Produk yang mudah dijual dengan profit tinggi, dan lagi brandingnya berhasil sebagai penjual produk eksklusif.
Sehingga setiap bulan juan tidak perlu riset produk lagi, karena produk print on demand sudah lebih dari cukup untuk mengubah hidupnya. Dan akhirnya dia taubat dari jualan gonta ganti produk hehehe…
Oiya saya ga bilang ganti-ganti produk itu salah ya, hanya saja ini adalah pilihan yang dipilih Juan dan saya ceritakan kembali.
Pertanyaannya sekarang, Anda udah dapet produk yang tepat untuk dijual?
Atau jangan-jangan masih bingung sampai detik ini?
Di dunia internet marketing, banyak banget seorang pemula yang udah tau basic ilmu dropship dan ngiklan. Lalu mempraktekannya untuk menghasilkan cuan, mereka udah tau basicnya tapi banyak yang kurang tepat menerapkan ilmunya.
Saya punya teman sebut saja namanya Juan, dia punya basic beriklan di Facebook dan Instagram. Kemudian dia mencari produk untuk didropshipkan, setiap ada produk yang kira-kira laris, pasti dia menjualkannya dengan iklan.
Dapet cuan? Oww tentu dapet, tapi…
Tapi karena produknya selalu ganti-ganti, dia tidak memiliki customer yang loyal dan juga tidak memiliki branding sebagai penjual A atau penjual B. Produk ganti-ganti ini sangat melelahkan menurut dia, karena setiap bulan harus riset produk baru dan begitu terusss.
Riset produk itu tidak mudah, karena dia harus mencari produk yang bisa mendatangkan profit besar. Mengingat dia harus keluar budget iklan karena tidak memiliki loyal customer.
Akhirnya saya perkenalkan dia dengan produk “print on demand” dengan berbagai benefit:
- Sistem dropship yang udah sering dia jalani
- Profit tebel karena produk seni dan berkualitas
- Produk sangat personal karena bisa custom sesuai keinginan customer
- Potensi mendapat loyal customer besar
- Dia bisa membangun brand sendiri
Akhirnya Juan setuju untuk menjadi dropshiper produk print on demand dan ternyata hasilnya di luar dugaan kata dia, karena dia jadi memiliki database yang tepat untuk selalu dijuali. Produk yang mudah dijual dengan profit tinggi, dan lagi brandingnya berhasil sebagai penjual produk eksklusif.
Sehingga setiap bulan juan tidak perlu riset produk lagi, karena produk print on demand sudah lebih dari cukup untuk mengubah hidupnya. Dan akhirnya dia taubat dari jualan gonta ganti produk hehehe…
Oiya saya ga bilang ganti-ganti produk itu salah ya, hanya saja ini adalah pilihan yang dipilih Juan dan saya ceritakan kembali.
Pertanyaannya sekarang, Anda udah dapet produk yang tepat untuk dijual?
Atau jangan-jangan masih bingung sampai detik ini?
Kuliah Sambil Bisnis? Why Not?
Kemarin sore saya share video bahwa akan ada sesuatu yang spesial di tanggal 12.12, setelah itu banyak message yang masuk dari anak kuliahan.
Rata-rata pertanyaannya begini:
“Bisa ga sih kuliah sambil bisnis?”
Gini, gini…
Anda pasti udah pernah tahu cerita tentang mas Eric Jumanto?
Kalo belum bisa cek di highlight Instagram @komunitaspengusahamuda, singkatnya dia adalah seorang office boy di salah satu perusahaan yang menjalankan bisnis dan akhirnya resign karena hasil bisnis lebih besar dari gajinya.
Jadi kalau pekerja aja bisa menjalankan bisnis padahal lebih sibuk dari anak kuliahan, berarti mahasiswa seperti Anda udah pasti bisa. Karena memang memulai bisnis online itu bisa dijalankan dimana saja dan kapan saja. Apalagi jadi dropshiper, Anda ga perlu cek stok barang, ga perlu packing, ga perlu ribet kirim barang ke JNE hehehe…
Jadi kalo nanya ke saya, saya akan jawab dengan tegas BISA BANGET!
Mengingat waktu mahasiswa itu sangat fleksibel dan saya paham kantong mahasiswa suka tipis karena belum punya income. Ketika Anda mencoba bisnis online maka Anda akan merasakan perubahan di dompet Anda, setidaknya itu yang saya rasakan dulu.
Dulu saya memulai bisnis yang serius saat menjadi mahasiswa, di sela waktu yang ada saya memulai sebagai seorang dropshiper yang membawa saya pada titik saat ini.
Jadi kalau mau mulai, mulailah dari sekarang. Mumpung masih muda dan masih banyak tenaga serta pikiran fresh untuk ide-ide segar!
Salam,
Rico Huang.
Kemarin sore saya share video bahwa akan ada sesuatu yang spesial di tanggal 12.12, setelah itu banyak message yang masuk dari anak kuliahan.
Rata-rata pertanyaannya begini:
“Bisa ga sih kuliah sambil bisnis?”
Gini, gini…
Anda pasti udah pernah tahu cerita tentang mas Eric Jumanto?
Kalo belum bisa cek di highlight Instagram @komunitaspengusahamuda, singkatnya dia adalah seorang office boy di salah satu perusahaan yang menjalankan bisnis dan akhirnya resign karena hasil bisnis lebih besar dari gajinya.
Jadi kalau pekerja aja bisa menjalankan bisnis padahal lebih sibuk dari anak kuliahan, berarti mahasiswa seperti Anda udah pasti bisa. Karena memang memulai bisnis online itu bisa dijalankan dimana saja dan kapan saja. Apalagi jadi dropshiper, Anda ga perlu cek stok barang, ga perlu packing, ga perlu ribet kirim barang ke JNE hehehe…
Jadi kalo nanya ke saya, saya akan jawab dengan tegas BISA BANGET!
Mengingat waktu mahasiswa itu sangat fleksibel dan saya paham kantong mahasiswa suka tipis karena belum punya income. Ketika Anda mencoba bisnis online maka Anda akan merasakan perubahan di dompet Anda, setidaknya itu yang saya rasakan dulu.
Dulu saya memulai bisnis yang serius saat menjadi mahasiswa, di sela waktu yang ada saya memulai sebagai seorang dropshiper yang membawa saya pada titik saat ini.
Jadi kalau mau mulai, mulailah dari sekarang. Mumpung masih muda dan masih banyak tenaga serta pikiran fresh untuk ide-ide segar!
Salam,
Rico Huang.
Mulai Putus Asa Kah?
Berbisnis online emang ga bisa lepas sama sosial media, dan sayangnya sosial media terbesar dan banyak penggunanya sekarang dipegang sama om Mark Zuckerberg.
Kenapa saya bilang sayang?
Karena algoritma FB & IG ini sama, sama-sama nyekek kita yang main organik.
Dulu kalo saya posting di Instagram atau grup Facebook & fanpages, semua pengikut bisa baca dan lihat postingan saya. Kalo sekarang? Ga semuanya bisa dan butuh proses untuk meluaskan jangkauan orang yang ngeliat.
Nyebelin?
Emang hahaha…
Hal itu mengartikan bahwa kalo kita pake jasa paid promote atau endorse, ga semua followers mereka akan liat produk kita yang diiklankan mereka.
Udah gitu juga kita ga bisa dapet data berapa banyak orang yang liat, gendernya apa, interestnya apa, dan lain sebagainya. Sehingga setelah iklan kita ga dapet data apa-apa, bisa dibilang untung-untungan.
Ga mau kan selalu kaya gitu?
Perlahan kita emang harus belajar tentang Ads baik di Facebook atau Instagram, biar datanya makin kebuka dan bisa menjangkau semua followers kita, termasuk juga yang bukan followers kita tapi terindikasi potensial buyer.
Semua bisa dilakukan dengan “ads”, tapi sayang ga semua UKM atau pemula paham ini, dan masih ada yang berpikir “ngiklan itu mahal” padahal itu adalah mindset yang salah.
Gimana kalo besok saya share video training GRATIS tentang hal ini?
Siap-siap ya…
Salam,
Rico Huang.
Berbisnis online emang ga bisa lepas sama sosial media, dan sayangnya sosial media terbesar dan banyak penggunanya sekarang dipegang sama om Mark Zuckerberg.
Kenapa saya bilang sayang?
Karena algoritma FB & IG ini sama, sama-sama nyekek kita yang main organik.
Dulu kalo saya posting di Instagram atau grup Facebook & fanpages, semua pengikut bisa baca dan lihat postingan saya. Kalo sekarang? Ga semuanya bisa dan butuh proses untuk meluaskan jangkauan orang yang ngeliat.
Nyebelin?
Emang hahaha…
Hal itu mengartikan bahwa kalo kita pake jasa paid promote atau endorse, ga semua followers mereka akan liat produk kita yang diiklankan mereka.
Udah gitu juga kita ga bisa dapet data berapa banyak orang yang liat, gendernya apa, interestnya apa, dan lain sebagainya. Sehingga setelah iklan kita ga dapet data apa-apa, bisa dibilang untung-untungan.
Ga mau kan selalu kaya gitu?
Perlahan kita emang harus belajar tentang Ads baik di Facebook atau Instagram, biar datanya makin kebuka dan bisa menjangkau semua followers kita, termasuk juga yang bukan followers kita tapi terindikasi potensial buyer.
Semua bisa dilakukan dengan “ads”, tapi sayang ga semua UKM atau pemula paham ini, dan masih ada yang berpikir “ngiklan itu mahal” padahal itu adalah mindset yang salah.
Gimana kalo besok saya share video training GRATIS tentang hal ini?
Siap-siap ya…
Salam,
Rico Huang.
Video Training Gratis untuk Anda [Part 1]
“Kalo bisa promo gratis kenapa harus bayar?”
Kira-kira kata-kata itulah yang terngiang di benak saya di masa lalu, dan perlahan membunuh bisnis saya. Saya terlalu ngirit untuk promosi, sehingga bisnis saya dilibas sama kompetitor dan perlahan mati dengan mengenaskan
Kenapa bisa mati?
Karena dengan cara gratis jangkauan bisnis online saya segitu-gitu aja sehingga ga berkembang. Padahal jika kamu ingin bisnismu menjadi besar maka kamu harus membuat semakin banyak orang yang mengetahui bisnis yang kamu jalankan bukan?
Dan kenapa harus facebook ads?
Ada beberapa alasan kenapa facebook ads adalah pilihan tepat untuk beriklan.
Kelebihan Facebook ads di bandingkan beriklan melalui banner, billboard dan lain sebagainya adalah dengan facebook ads kita dapat menganalisa data.
Saat hasil ga maksimal kita bisa evaluasi apa yang kurang dari iklan kita, kenapa iklan kita tidak berpengaruh banyak ? Apakah ada yang salah dari copy writingnya, atau mungkin gambar yang kurang menarik? kita dapat menganalisisnya karena facebook ads punya mesin learning yang hebat untuk menganalisa.
Alasan lain kenapa facebook ads adalah platform yang tepat untuk beriklan akan di jelaskan di video training singkat yang harus kamu tonton sebelum masuk kelas ngiklan nanti.
Tonton videonya sekarang di sini
>> http://www.instaadsmastery.com/plf-kendaraan-yang-tepat
Udah tau kan asiknya Facebook ads, besok saya akan lanjutkan video trainingnya untuk Anda.
Siap-siap belajar lagi ya ^^
“Kalo bisa promo gratis kenapa harus bayar?”
Kira-kira kata-kata itulah yang terngiang di benak saya di masa lalu, dan perlahan membunuh bisnis saya. Saya terlalu ngirit untuk promosi, sehingga bisnis saya dilibas sama kompetitor dan perlahan mati dengan mengenaskan
Kenapa bisa mati?
Karena dengan cara gratis jangkauan bisnis online saya segitu-gitu aja sehingga ga berkembang. Padahal jika kamu ingin bisnismu menjadi besar maka kamu harus membuat semakin banyak orang yang mengetahui bisnis yang kamu jalankan bukan?
Dan kenapa harus facebook ads?
Ada beberapa alasan kenapa facebook ads adalah pilihan tepat untuk beriklan.
Kelebihan Facebook ads di bandingkan beriklan melalui banner, billboard dan lain sebagainya adalah dengan facebook ads kita dapat menganalisa data.
Saat hasil ga maksimal kita bisa evaluasi apa yang kurang dari iklan kita, kenapa iklan kita tidak berpengaruh banyak ? Apakah ada yang salah dari copy writingnya, atau mungkin gambar yang kurang menarik? kita dapat menganalisisnya karena facebook ads punya mesin learning yang hebat untuk menganalisa.
Alasan lain kenapa facebook ads adalah platform yang tepat untuk beriklan akan di jelaskan di video training singkat yang harus kamu tonton sebelum masuk kelas ngiklan nanti.
Tonton videonya sekarang di sini
>> http://www.instaadsmastery.com/plf-kendaraan-yang-tepat
Udah tau kan asiknya Facebook ads, besok saya akan lanjutkan video trainingnya untuk Anda.
Siap-siap belajar lagi ya ^^
Instaadsmastery
Insta Ads Mastery - Product Launch
Waktu belum punya uang dan masih sekolah saya selalu mikir gimana caranya bisa bisnis ya?
Mau ikut training, mahal…
Mau cari mentor sukses, susah…
Mau belajar ke orang yang sukses bisnis, ga tau jalannya…
Tapi dengan kendala begitu bukan berarti saya nyerah, karena saya mulai jualan dari tanpa modal uang sama sekali yaitu jadi makelar. Kalau sekarang istilah kerennya dropship hehehe…
Dengan ilmu terbatas saya paksakan praktek dulu.
Begitu ada uang sedikit saya membeli beberapa buku, karena belum bisa ikut training yang saat itu harganya mahal. Tapi ternyata kebanyakan buku saat itu berisi tentang motivasi dan minim yang mengajarkan bisnis online.
Apakah sekarang Anda mengalami hal yang sama dengan waktu saya dulu?
Mau ikut training, mahal…
Mau cari mentor sukses, susah…
Mau belajar ke orang yang sukses bisnis, ga tau jalannya…
Tapi dengan kendala begitu bukan berarti saya nyerah, karena saya mulai jualan dari tanpa modal uang sama sekali yaitu jadi makelar. Kalau sekarang istilah kerennya dropship hehehe…
Dengan ilmu terbatas saya paksakan praktek dulu.
Begitu ada uang sedikit saya membeli beberapa buku, karena belum bisa ikut training yang saat itu harganya mahal. Tapi ternyata kebanyakan buku saat itu berisi tentang motivasi dan minim yang mengajarkan bisnis online.
Apakah sekarang Anda mengalami hal yang sama dengan waktu saya dulu?
Dulu sering banget saya ketipu sama judul-judul berita bombastis dan clickbait yang sering muncul di sosmed, tiap liat judul bombastis dan “wah” langsung penasaran dan ngeklik link website suatu berita.
Tapi lama kelamaan setelah tahu bahwa isinya ga se “wah” headlinenya, saya jadi males tuh buka link website yang judulnya clickbait. Pikiran udah terlatih untuk tidak cepat percaya sama hal-hal kaya gitu.
*Contoh headline clickbait:
“Veri AFI yang dulu jadi idola nasibnya sekarang seperti ini”
“7 Fakta mengejutkan tentang Ahmad Dhani, No 4 buat kamu ga nyangka”
Saya dulu masih polos, jadi gampang banget kemakan sama clickbait model begitu, begitu juga dengan customer kamu. Pasti ada yang masih polos dan mudah mempengaruhi dengan kata-kata simple tapi ada juga yang udah cerdas dan ga mudah membuat dia “melihat” iklanmu.
Tahu sepatu Compass?
Local brand yang kemarin sempet ngeluarin edisi spesial dan ditunggu buanyak banget orang sampai antriannya panjang.
Tapi lama kelamaan setelah tahu bahwa isinya ga se “wah” headlinenya, saya jadi males tuh buka link website yang judulnya clickbait. Pikiran udah terlatih untuk tidak cepat percaya sama hal-hal kaya gitu.
*Contoh headline clickbait:
“Veri AFI yang dulu jadi idola nasibnya sekarang seperti ini”
“7 Fakta mengejutkan tentang Ahmad Dhani, No 4 buat kamu ga nyangka”
Saya dulu masih polos, jadi gampang banget kemakan sama clickbait model begitu, begitu juga dengan customer kamu. Pasti ada yang masih polos dan mudah mempengaruhi dengan kata-kata simple tapi ada juga yang udah cerdas dan ga mudah membuat dia “melihat” iklanmu.
Tahu sepatu Compass?
Local brand yang kemarin sempet ngeluarin edisi spesial dan ditunggu buanyak banget orang sampai antriannya panjang.
Kalo diperhatiin di feednya ada banyak foto produknya yang sengaja dibuat kotor,
Nyeleneh ya?
Saat banyak brand sepatu posting foto sepatu yang selalu bersih, justru sepatu compass ini ngeluarin foto dan video dengan kondisi sepatu kotor, dimana itu sangat “berbeda” dan buat orang yang udah terbiasa dijejali foto sepatu bersih jadi “nengok” ke iklan nyeleneh ini.
Sampe sini kebayang?
Jadi saat orang udah terbiasa dengan iklan jenis A, kamu lakukan yang berlawanan agar berbeda dan dilirik orang.
Kenali siapa marketmu dan lirik kompetitor untuk buat terobosan dalam penawaran produkmu.
Salam,
Rico Huang.
Nyeleneh ya?
Saat banyak brand sepatu posting foto sepatu yang selalu bersih, justru sepatu compass ini ngeluarin foto dan video dengan kondisi sepatu kotor, dimana itu sangat “berbeda” dan buat orang yang udah terbiasa dijejali foto sepatu bersih jadi “nengok” ke iklan nyeleneh ini.
Sampe sini kebayang?
Jadi saat orang udah terbiasa dengan iklan jenis A, kamu lakukan yang berlawanan agar berbeda dan dilirik orang.
Kenali siapa marketmu dan lirik kompetitor untuk buat terobosan dalam penawaran produkmu.
Salam,
Rico Huang.
Kemarin saya udah share gimana caranya cek engagement rate akun Instagram sebelum kamu menggunakan jasa mereka.
Tapi ada satu hal yang harus kamu tau sebelum cek engagement rate, yaitu riset karakter akun selebgram atau akun publik tersebut, karena percuma engagement ratenya tinggi kalau karakter akunnya ga sesuai dengan produk yang kamu jual.
Karena artinya audiencenya ga masuk dengan niche market yang kamu incar.
Sebagai contoh, jika kamu jualan produk hijab ga akan mungkin kan endorse younglex walaupun engagement younglex tinggi?
Tapi ada satu hal yang harus kamu tau sebelum cek engagement rate, yaitu riset karakter akun selebgram atau akun publik tersebut, karena percuma engagement ratenya tinggi kalau karakter akunnya ga sesuai dengan produk yang kamu jual.
Karena artinya audiencenya ga masuk dengan niche market yang kamu incar.
Sebagai contoh, jika kamu jualan produk hijab ga akan mungkin kan endorse younglex walaupun engagement younglex tinggi?