#Fatawa_Ash_Shiyam_10
HUKUM MENGQADHA PUASA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA
📋Pertanyaan : Sesungguhnya aku memiliki seorang putri yang wafat pada bulan yang lalu dalam keadaan ia memiliki tanggungan puasa 6 hari dari bulan Ramadhan, maka apa kewajiban kami terkait tanggungan puasanya tersebut ? Apakah kami mengqadha puasa tersebut atau kami bersedekah atas namanya ataukah tidak ada kewajiban apapun bagi kami ?
🌔Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ahmad Bin Yahya An Najmy rahimahullah :
"الحمد لله والصلاة والسلام على رسول اللّٰه وآله وصحبه وبعد :
فإن كانت ابنتكم تمكنت من القضاء ولم تقض فعليكم أن تقضوا عنها، أو تطعموا عن كل يوم كيلو من الأرز أو البر أو الحنطة، أما إن كان استمر بها المرض حتى ماتت، فليس عليكم ولا عليها شيء.
"Apabila putrimu mampu untuk mengqadha' puasa tersebut namun tidak mengqadhanya maka wajib bagimu untuk mengqadha atasnya atau engkau memberi makan setiap harinya satu kilo beras atau gandum burr atau gandum hinthah.
Adapun jika penyakitnya terus ia derita hingga ia meninggal dunia maka tidak ada kewajiban apapun bagimu dan baginya".
📕Sumber : Fatawa Ash Shiyam hal. 63-64.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
telegram.me/dinulqoyyim
HUKUM MENGQADHA PUASA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA
📋Pertanyaan : Sesungguhnya aku memiliki seorang putri yang wafat pada bulan yang lalu dalam keadaan ia memiliki tanggungan puasa 6 hari dari bulan Ramadhan, maka apa kewajiban kami terkait tanggungan puasanya tersebut ? Apakah kami mengqadha puasa tersebut atau kami bersedekah atas namanya ataukah tidak ada kewajiban apapun bagi kami ?
🌔Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ahmad Bin Yahya An Najmy rahimahullah :
"الحمد لله والصلاة والسلام على رسول اللّٰه وآله وصحبه وبعد :
فإن كانت ابنتكم تمكنت من القضاء ولم تقض فعليكم أن تقضوا عنها، أو تطعموا عن كل يوم كيلو من الأرز أو البر أو الحنطة، أما إن كان استمر بها المرض حتى ماتت، فليس عليكم ولا عليها شيء.
"Apabila putrimu mampu untuk mengqadha' puasa tersebut namun tidak mengqadhanya maka wajib bagimu untuk mengqadha atasnya atau engkau memberi makan setiap harinya satu kilo beras atau gandum burr atau gandum hinthah.
Adapun jika penyakitnya terus ia derita hingga ia meninggal dunia maka tidak ada kewajiban apapun bagimu dan baginya".
📕Sumber : Fatawa Ash Shiyam hal. 63-64.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
telegram.me/dinulqoyyim
HUKUM SEORANG MAKMUM YANG INGIN MELAKUKAN SHALAT MAGHRIB DI BELAKANG IMAM YANG MELAKUKAN SHALAT ISYA'
🗒Pertanyaan : apakah boleh bagi seorang makmum yang ingin melakukan shalat Maghrib bermakmum kepada imam masjid yang melakukan shalat Isya' ?
🔖Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ubaid bin Abdillah Al Jabiri hafizhahullah :
"Ini merupakan pendapat sekelompok dari para ulama dan yang saya hafal dan saya ketahui bahwasanya Asy Syaikh Al Imam Al Atsari Samahatul Walid Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berpendapat demikian, namun menurutku pendapat ini perlu ditinjau ulang dikarenakan padanya terdapat cacat dan perbedaan, maka aku berpendapat jika memungkinkan baginya melakukan shalat Maghrib sebelum iqomat shalat Isya' dikumandangkan maka ia lakukan dan itu kewajiban baginya, kalau tidak memungkinkan baginya maka ia langsung melakukan shalat Isya' bersama imam lalu jika ia selesai dari shalatnya tersebut maka ia melakukan shalat Maghrib.
Dan dalam keadaan ini gugur darinya kewajiban untuk mengurutkan shalat sesuai waktunya dan yang lebih utama adalah ia melakukan shalat Isya bersama imamnya dan ini ia meniatkannya sebagai shalat nafilah (sunnah) lalu jika ia selesai maka ia melakukan shalat Maghrib kemudian shalat Isya' dan shalat yang terakhir inilah yang merupakan shalat fardhu (wajib) baginya.
📲Sumber : http://ar.alnahj.net/fatwa/106
#Fatawa_fiqhiyyah
يسأل سائل فيقول هل يجوز للمأموم الذي يريد أن يصلي صلاة المغرب أن يأتم بالإمام إمام المسجد الذي يصلي صلاة العشاء ؟
جواب الشيخ عبيد الجابري حفظه الله :
هذا قال به طائفةٌ من أهل العلم, وفي ما أحفظ وأعلم أن الشيخ الإمام الأثري سماحة الوالد الشيخ عبد العزيز بن باز – رحمه الله – يرى هذا؛ ولكن عندي فيهِ نظر، لما فيه من الخلل والتفاوت، فأرى إن أمكنهُ صلاةُ المغرب قبل إقامة صلاة العشاء فعل وهو الواجب عليه، وإلا لم يمكنهُ صلى العشاء, فإذا صلى العشاء مع هذا الإمام فإذا فرغَ من صلاتهِ صلى المغرب.
وفي هذا الحال يسقطُ عنه الترتيب والأفضل أن يصلي العشاء مع إمامه هذا نافلة فإذا فرغ صلى المغرب ثم العشاء وهذه الأخيرة هي فرضُه.
المصدر : http://ar.alnahj.net/fatwa/106
http://telegram.me/dinulqoyyim
🗒Pertanyaan : apakah boleh bagi seorang makmum yang ingin melakukan shalat Maghrib bermakmum kepada imam masjid yang melakukan shalat Isya' ?
🔖Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ubaid bin Abdillah Al Jabiri hafizhahullah :
"Ini merupakan pendapat sekelompok dari para ulama dan yang saya hafal dan saya ketahui bahwasanya Asy Syaikh Al Imam Al Atsari Samahatul Walid Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah berpendapat demikian, namun menurutku pendapat ini perlu ditinjau ulang dikarenakan padanya terdapat cacat dan perbedaan, maka aku berpendapat jika memungkinkan baginya melakukan shalat Maghrib sebelum iqomat shalat Isya' dikumandangkan maka ia lakukan dan itu kewajiban baginya, kalau tidak memungkinkan baginya maka ia langsung melakukan shalat Isya' bersama imam lalu jika ia selesai dari shalatnya tersebut maka ia melakukan shalat Maghrib.
Dan dalam keadaan ini gugur darinya kewajiban untuk mengurutkan shalat sesuai waktunya dan yang lebih utama adalah ia melakukan shalat Isya bersama imamnya dan ini ia meniatkannya sebagai shalat nafilah (sunnah) lalu jika ia selesai maka ia melakukan shalat Maghrib kemudian shalat Isya' dan shalat yang terakhir inilah yang merupakan shalat fardhu (wajib) baginya.
📲Sumber : http://ar.alnahj.net/fatwa/106
#Fatawa_fiqhiyyah
يسأل سائل فيقول هل يجوز للمأموم الذي يريد أن يصلي صلاة المغرب أن يأتم بالإمام إمام المسجد الذي يصلي صلاة العشاء ؟
جواب الشيخ عبيد الجابري حفظه الله :
هذا قال به طائفةٌ من أهل العلم, وفي ما أحفظ وأعلم أن الشيخ الإمام الأثري سماحة الوالد الشيخ عبد العزيز بن باز – رحمه الله – يرى هذا؛ ولكن عندي فيهِ نظر، لما فيه من الخلل والتفاوت، فأرى إن أمكنهُ صلاةُ المغرب قبل إقامة صلاة العشاء فعل وهو الواجب عليه، وإلا لم يمكنهُ صلى العشاء, فإذا صلى العشاء مع هذا الإمام فإذا فرغَ من صلاتهِ صلى المغرب.
وفي هذا الحال يسقطُ عنه الترتيب والأفضل أن يصلي العشاء مع إمامه هذا نافلة فإذا فرغ صلى المغرب ثم العشاء وهذه الأخيرة هي فرضُه.
المصدر : http://ar.alnahj.net/fatwa/106
http://telegram.me/dinulqoyyim
ar.alnahj.net
هل يجوز للمأموم الذي يريد أن يصلي صلاة المغرب أن يأتم بالإمام إمام المسجد الذي يصلي صلاة العشاء ؟
يسأل سائل فيقول هل يجوز للمأموم الذي يريد أن يصلي صلاة المغرب أن يأتم بالإمام إمام المسجد الذي يصلي صلاة العشاء ؟
TENTANG DISYARIATKANNYA WALIMAH KHITAN
🔖Pertanyaan : apakah disyariatkan walimah khitan ?
🗒Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak disyariatkan walimah khitan karena tidak ada nash (Al Qur'an maupun hadits) yang menetapkannya, namun sebagian ulama berpendapat sebagaimana yang disebutkan oleh Al Qadhi Iyadh, An Nawawi, Ibnul Qayyim dan Asy Syaukani bahwa walimah khitan termasuk bentuk-bentuk walimah yang ada masakan padanya yaitu membuat makanan-makanan yang dinilai sebagai bentuk syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan, dan itu termasuk bentuk perbuatan baik kepada orang lain, dan diantara caranya adalah melakukan adzirah dan i'dzar yaitu membuat makanan khitan".
Dan madzhab jumhur dari kalangan shahabat dan tabi'in adalah wajibnya memenuhi undangan walimah-walimah yang ada".
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
📅Al Jazair 20 Muharram 1428 H.
Bertepatan tanggal 8 Februari 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٧٨٣
الصنف: فتاوى الأشربة والأطعمة - العقيقة
في مشروعية وليمة الخِتَان
السؤال:
هل تُشْرَعُ الوليمةُ في الختان؟ وجزاكم الله خيرًا.
الجواب:
الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على مَنْ أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد:
فذَهَبَ بعضُ العلماء إلى عدَمِ مشروعيَّةِ وليمةِ الختان لعَدَمِ وجودِ نصٍّ في إثباتها، لكِنْ ذَهَبَ بعضُ أهلِ العلم كما ذَكَرَ القاضي عياضٌ والنوويُّ وابنُ القيِّم والشوكانيُّ إلى أنَّها مِن الولائمِ التي سبيلُها الطبخُ، وهي الأطعمةُ التي تجري مجرى الشكران، أي: شُكْر المُنْعِم على ما أَنْعَمَ، وذلك مِن قبيلِ الإحسان، ومِن طُرُقِه إقامةُ «العذيرة»، و«العذيرةُ» و«الإعذار» هي طعامُ الختان(١).
ومذهبُ الجمهورِ مِن الصحابةِ والتابعين وجوبُ الإجابة إلى سائرِ الولائم(٢).
والعلمُ عند الله تعالى، وآخِرُ دعوانا أنِ الحمدُ لله ربِّ العالمين، وصلَّى الله على محمَّدٍ وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدِّين، وسلَّم تسليمًا.
الجزائر في: ٢٠ مِنَ المحرَّم ١٤٢٨ﻫ
الموافق ﻟ: ٨ فبراير ٢٠٠٧م
(١) انظر: «النهاية» لابن الأثير (٣/ ١٩٧)، «نيل الأوطار» للشوكاني (٧/ ٣٧٧).
(٢) انظر: «تحفة المودود» لابن القيِّم (٩٠)، «نيل الأوطار» للشوكاني (٧/ ٣٧٧).
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔖Pertanyaan : apakah disyariatkan walimah khitan ?
🗒Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak disyariatkan walimah khitan karena tidak ada nash (Al Qur'an maupun hadits) yang menetapkannya, namun sebagian ulama berpendapat sebagaimana yang disebutkan oleh Al Qadhi Iyadh, An Nawawi, Ibnul Qayyim dan Asy Syaukani bahwa walimah khitan termasuk bentuk-bentuk walimah yang ada masakan padanya yaitu membuat makanan-makanan yang dinilai sebagai bentuk syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan, dan itu termasuk bentuk perbuatan baik kepada orang lain, dan diantara caranya adalah melakukan adzirah dan i'dzar yaitu membuat makanan khitan".
Dan madzhab jumhur dari kalangan shahabat dan tabi'in adalah wajibnya memenuhi undangan walimah-walimah yang ada".
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
📅Al Jazair 20 Muharram 1428 H.
Bertepatan tanggal 8 Februari 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٧٨٣
الصنف: فتاوى الأشربة والأطعمة - العقيقة
في مشروعية وليمة الخِتَان
السؤال:
هل تُشْرَعُ الوليمةُ في الختان؟ وجزاكم الله خيرًا.
الجواب:
الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على مَنْ أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد:
فذَهَبَ بعضُ العلماء إلى عدَمِ مشروعيَّةِ وليمةِ الختان لعَدَمِ وجودِ نصٍّ في إثباتها، لكِنْ ذَهَبَ بعضُ أهلِ العلم كما ذَكَرَ القاضي عياضٌ والنوويُّ وابنُ القيِّم والشوكانيُّ إلى أنَّها مِن الولائمِ التي سبيلُها الطبخُ، وهي الأطعمةُ التي تجري مجرى الشكران، أي: شُكْر المُنْعِم على ما أَنْعَمَ، وذلك مِن قبيلِ الإحسان، ومِن طُرُقِه إقامةُ «العذيرة»، و«العذيرةُ» و«الإعذار» هي طعامُ الختان(١).
ومذهبُ الجمهورِ مِن الصحابةِ والتابعين وجوبُ الإجابة إلى سائرِ الولائم(٢).
والعلمُ عند الله تعالى، وآخِرُ دعوانا أنِ الحمدُ لله ربِّ العالمين، وصلَّى الله على محمَّدٍ وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدِّين، وسلَّم تسليمًا.
الجزائر في: ٢٠ مِنَ المحرَّم ١٤٢٨ﻫ
الموافق ﻟ: ٨ فبراير ٢٠٠٧م
(١) انظر: «النهاية» لابن الأثير (٣/ ١٩٧)، «نيل الأوطار» للشوكاني (٧/ ٣٧٧).
(٢) انظر: «تحفة المودود» لابن القيِّم (٩٠)، «نيل الأوطار» للشوكاني (٧/ ٣٧٧).
http://telegram.me/dinulqoyyim
HUKUM ANAK KECIL MENYENTUH MUSHAF AL QUR'AN
🔖Pertanyaan : apakah boleh anak kecil menyentuh mushaf dengan tanpa berwudhu' ? Wabarakallahu fiikum.
🗒Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Anak kecil jika belum mencapai usia tamyiz -yakni belum mencapai usia tujuh tahun- maka tidak sepantasnya bagi walinya atau pengajarnya untuk membiarkannya memegang mushaf karena khawatir akan dihinakan dan dirusak.
Adapun jika sudah mencapai usia tamyiz (tujuh tahun) maka tidak wajib untuk memerintahkannya bersuci agar membawa mushaf Al Qur'an dan papan yang bertuliskan Al Qur'an dan menyentuhnya menurut pendapat yang rajih, dan diperbolehkan baginya hal tersebut karena darurat dimana ada kesulitan untuk memerintahkannya bersuci sebagaimana yang dinukilkan oleh An Nawawi rahimahullah; hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
((رفع القلم عن ثلاثة : عن الصبي حتى يحتلم)) وفي رواية : ((حتى يكبر)) وفي أخرى : ((حتى يعقل)).
"Pena pencatat amalan diangkat dari tiga orang : dari anak kecil hingga baligh", dalam suatu riwayat : "hingga dewasa", dan dalam riwayat yang lain : "hingga memahami".
Adapun anak kecil yang mendekati baligh maka ia disamakan hukumnya dengan baligh dalam hal wajibnya bersuci untuk memegang mushaf Al Qur'an dan selainnya dari ibadah-ibadah yang disyariatkan sebagai bentuk pengamalan kaedah :
((Setiap yang mendekati sesuatu maka ia mengambil hukum sesuatu tersebut)).
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
🗓Al Jazair 23 Shafar 1428 H.
Bertepatan pada tanggal 12 Maret 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٦٣٧
الصنـف: فتاوى الطهارة - الوضوء
في حكمِ مسِّ الصبيِّ المصحفَ
السؤال:
هل يجوز للصبيِّ أَنْ يَمَسَّ المُصحفَ مِنْ غير وُضوءٍ؟ وبارك الله فيكم.
الجواب:
الحمد لله ربِّ العالمين، والصلاةُ والسلام على مَنْ أرسله الله رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبِه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد:
فالصبيُّ(١) إِنْ كان غيرَ مميِّزٍ ـ أي: إلى سبع سنين ـ لا ينبغي لوليِّه أو مُعَلِّمِه أَنْ يُمكِّنَهُ مِنَ المصحف خشيةَ امتهانه وانتهاكِه. أمَّا إِنْ كان مميِّزًا فلا يجب ـ على الراجح ـ تكليفُه بالطهارة لِحَمْلِ المصحف واللوح ومَسِّهما، وإنما أُبيحَ له ذلك ـ ضرورةً ـ لمَشقَّةِ تكليفه بالطهارة على ما نَقَله النوويُّ ـ رحمه الله ـ(٢)؛ لقوله صلَّى الله عليه وسلَّم: «رُفِعَ القَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ»(٣)، وفي روايةٍ: «حَتَّى يَكْبَرَ»(٤)، وفي أخرى: «حَتَّى يَعْقِلَ»(٥).
أمَّا الصبيُّ الذي يُقارِبُ البلوغَ فإنه يُلْحَقُ بالبالغِ في الطهارة في مَسِّ المصحف وفي غيرها مِنَ التكاليف الشرعية؛ جريًا على قاعدةِ: «كُلُّ مَا قَارَبَ الشَّيْءَ أَخَذَ حُكْمَهُ».
والعلم عند الله تعالى، وآخِرُ دعوانا أنِ الحمدُ لله ربِّ العالمين، وصلَّى الله على نبيِّنا محمَّدٍ وعلى آله وصحبِه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، وسلَّم تسليمًا.
الجزائر في: ٢٣ صفر ١٤٢٨ﻫ
الموافق ﻟ: ١٢ مارس ٢٠٠٧م
(١) «الولد ما دام في بطنِ أمِّه فهو جنينٌ، فإذا ولَدَتْه سُمِّيَ: صَبِيًّا، فإذا فُطِم سُمِّيَ: غلامًا إلى سبع سنين، ثمَّ يصير يافعًا إلى عشرٍ، ثمَّ يصير حزورًا إلى خمس عشرة» [«الأشباه والنظائر» للسيوطي (٢١٩)، وانظر: «فقه اللغة وسر العربية» للثعالبي (٧٧)].
(٢) انظر: «المجموع» للنووي (٢/ ٦٩).
(٣) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٤٠١) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه. وأخرجه الحاكم في «المستدرك» (٢٣٥٠)، وأحمد في «مسنده» (٢٤٧٠٣)، مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها.
(٤) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٣٩٨)، والنسائيُّ في «الطلاق» بابُ مَنْ لا يقع طلاقُه مِنَ الأزواج (٣٤٣٢)، وابنُ ماجه في «الطلاق» بابُ طلاقِ المعتوه والصغير والنائم (٢٠٤١)، مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها، وأحمد (١٣٢٨) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه.
(٥) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٣٩٩) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه، وأحمد (٢٥١١٤) مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها. وصحَّحه النوويُّ في «الخلاصة» (١/ ٢٥٠)، وقوَّاهُ ابنُ حجرٍ في «فتح الباري» (١٢/ ١٢١)، وصحَّحه أحمد شاكر في تحقيقه ﻟ: «مسند أحمد» (٢/ ١٨٨).
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔖Pertanyaan : apakah boleh anak kecil menyentuh mushaf dengan tanpa berwudhu' ? Wabarakallahu fiikum.
🗒Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Anak kecil jika belum mencapai usia tamyiz -yakni belum mencapai usia tujuh tahun- maka tidak sepantasnya bagi walinya atau pengajarnya untuk membiarkannya memegang mushaf karena khawatir akan dihinakan dan dirusak.
Adapun jika sudah mencapai usia tamyiz (tujuh tahun) maka tidak wajib untuk memerintahkannya bersuci agar membawa mushaf Al Qur'an dan papan yang bertuliskan Al Qur'an dan menyentuhnya menurut pendapat yang rajih, dan diperbolehkan baginya hal tersebut karena darurat dimana ada kesulitan untuk memerintahkannya bersuci sebagaimana yang dinukilkan oleh An Nawawi rahimahullah; hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
((رفع القلم عن ثلاثة : عن الصبي حتى يحتلم)) وفي رواية : ((حتى يكبر)) وفي أخرى : ((حتى يعقل)).
"Pena pencatat amalan diangkat dari tiga orang : dari anak kecil hingga baligh", dalam suatu riwayat : "hingga dewasa", dan dalam riwayat yang lain : "hingga memahami".
Adapun anak kecil yang mendekati baligh maka ia disamakan hukumnya dengan baligh dalam hal wajibnya bersuci untuk memegang mushaf Al Qur'an dan selainnya dari ibadah-ibadah yang disyariatkan sebagai bentuk pengamalan kaedah :
((Setiap yang mendekati sesuatu maka ia mengambil hukum sesuatu tersebut)).
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
🗓Al Jazair 23 Shafar 1428 H.
Bertepatan pada tanggal 12 Maret 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٦٣٧
الصنـف: فتاوى الطهارة - الوضوء
في حكمِ مسِّ الصبيِّ المصحفَ
السؤال:
هل يجوز للصبيِّ أَنْ يَمَسَّ المُصحفَ مِنْ غير وُضوءٍ؟ وبارك الله فيكم.
الجواب:
الحمد لله ربِّ العالمين، والصلاةُ والسلام على مَنْ أرسله الله رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبِه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، أمَّا بعد:
فالصبيُّ(١) إِنْ كان غيرَ مميِّزٍ ـ أي: إلى سبع سنين ـ لا ينبغي لوليِّه أو مُعَلِّمِه أَنْ يُمكِّنَهُ مِنَ المصحف خشيةَ امتهانه وانتهاكِه. أمَّا إِنْ كان مميِّزًا فلا يجب ـ على الراجح ـ تكليفُه بالطهارة لِحَمْلِ المصحف واللوح ومَسِّهما، وإنما أُبيحَ له ذلك ـ ضرورةً ـ لمَشقَّةِ تكليفه بالطهارة على ما نَقَله النوويُّ ـ رحمه الله ـ(٢)؛ لقوله صلَّى الله عليه وسلَّم: «رُفِعَ القَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ»(٣)، وفي روايةٍ: «حَتَّى يَكْبَرَ»(٤)، وفي أخرى: «حَتَّى يَعْقِلَ»(٥).
أمَّا الصبيُّ الذي يُقارِبُ البلوغَ فإنه يُلْحَقُ بالبالغِ في الطهارة في مَسِّ المصحف وفي غيرها مِنَ التكاليف الشرعية؛ جريًا على قاعدةِ: «كُلُّ مَا قَارَبَ الشَّيْءَ أَخَذَ حُكْمَهُ».
والعلم عند الله تعالى، وآخِرُ دعوانا أنِ الحمدُ لله ربِّ العالمين، وصلَّى الله على نبيِّنا محمَّدٍ وعلى آله وصحبِه وإخوانِه إلى يوم الدِّين، وسلَّم تسليمًا.
الجزائر في: ٢٣ صفر ١٤٢٨ﻫ
الموافق ﻟ: ١٢ مارس ٢٠٠٧م
(١) «الولد ما دام في بطنِ أمِّه فهو جنينٌ، فإذا ولَدَتْه سُمِّيَ: صَبِيًّا، فإذا فُطِم سُمِّيَ: غلامًا إلى سبع سنين، ثمَّ يصير يافعًا إلى عشرٍ، ثمَّ يصير حزورًا إلى خمس عشرة» [«الأشباه والنظائر» للسيوطي (٢١٩)، وانظر: «فقه اللغة وسر العربية» للثعالبي (٧٧)].
(٢) انظر: «المجموع» للنووي (٢/ ٦٩).
(٣) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٤٠١) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه. وأخرجه الحاكم في «المستدرك» (٢٣٥٠)، وأحمد في «مسنده» (٢٤٧٠٣)، مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها.
(٤) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٣٩٨)، والنسائيُّ في «الطلاق» بابُ مَنْ لا يقع طلاقُه مِنَ الأزواج (٣٤٣٢)، وابنُ ماجه في «الطلاق» بابُ طلاقِ المعتوه والصغير والنائم (٢٠٤١)، مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها، وأحمد (١٣٢٨) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه.
(٥) أخرجه أبو داود في «الحدود» بابٌ في المجنون يسرق أو يصيب حدًّا (٤٣٩٩) مِنْ حديثِ عليٍّ رضي الله عنه، وأحمد (٢٥١١٤) مِنْ حديثِ عائشة رضي الله عنها. وصحَّحه النوويُّ في «الخلاصة» (١/ ٢٥٠)، وقوَّاهُ ابنُ حجرٍ في «فتح الباري» (١٢/ ١٢١)، وصحَّحه أحمد شاكر في تحقيقه ﻟ: «مسند أحمد» (٢/ ١٨٨).
http://telegram.me/dinulqoyyim
APAKAH MENCUKUR JENGGOT TERANGGAP SEBAGAI DOSA BESAR ?
🗒Pertanyaan : apakah mencukur jenggot termasuk dosa besar ? wajazakumullahu khairan.
🔖Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، الصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Maka jenggot termasuk syiar-syiar muslim yang dengannya ia terbedakan dari orang kafir sebagai bentuk pelaksanaan terhadap perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam di sejumlah nash-nash (hadits) dan sebagai bentuk penyelisihan terhadap kaum Yahudi dan Nashara, oleh karena inilah maka mencukurnya adalah bentuk kemaksiatan dan penentangan terhadap perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam dimana Allah berfirman tentangnya :
(وما آتاكم الرسول أخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا).
"Apa yang dibawa oleh Rasul kepada kalian maka ambillah dan apa yang beliau larang darinya maka tinggalkanlah". (Al Hasyr :7), namun kemaksiatan ini di bawah dosa besar; dikarenakan dosa besar adalah setiap dosa yang mengharuskan pelakunya mendapatkan hukuman had di dunia atau mendapat ancaman di akhirat seperti Allah Ta'ala mengancam pelakunya dengan neraka atau murkaNya atau laknat atau adzab atau Allah dan RasulNya menamakannya sebagai dosa besar, maka semua itu merupakan bentuk ancaman dan penilaian bahwa itu dosa besar, dan selain itu tidak masuk dalam kategori dosa besar".
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
📅Al Jazair 19 Dzulhijjah 1427.
Bertepatan pada 8 Juni 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٥٩١
الصنف: فتاوى متنوِّعة - الرقائق
في حُكم تَعداد حلقِ اللِّحية من الكبائر
السـؤال:
هل حلقُ اللحية من الكبائر؟ وجزاكم الله خيرًا.
الجـواب:
الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أمَّا بعد:
فاللِّحيةُ من شعائرِ المسلمِ التي يتميَّزُ بها عن الكافِرِ امتثالاً لأوامر النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم بها في عِدَّة نصوصٍ مخالَفةً لليهود والنصارى، لذلك كان حلقُها معصيةً لأمر النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم الذي قال تعالى في شأنه: ﴿وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا﴾ [الحشر: ٧]، لكنَّها دون الكبيرة؛ لأنَّ الكبيرة هي: كلُّ ذنبٍ يوجب حدًّا في الدنيا أو وعيدًا في الآخرة كأن يتوعَّد الله تعالى مرتكبه بنارٍ أو غضبٍ أو لعنةٍ أو عذابٍ، أو سمَّاه الله ورسوله كبيرًا، فكلُّ ذلك وعيدٌ وإكبارٌ، وما عداه فلا يدخل فيه.
والعلمُ عند الله تعالى، وآخر دعوانا أنِ الحمد لله ربِّ العالمين، وصلى الله على نبيّنا محمّد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلّم تسليمًا.
الجزائر في: ١٩ من ذي الحجَّة ١٤٢٧ﻫ
الموافق ﻟ: ٠٨ جانفي ٢٠٠٧م
http://telegram.me/dinulqoyyim
🗒Pertanyaan : apakah mencukur jenggot termasuk dosa besar ? wajazakumullahu khairan.
🔖Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Muhammad Ali Farkus hafizhahullah :
الحمد لله رب العالمين، الصلاة والسلام على من أرسله الله رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أما بعد :
"Maka jenggot termasuk syiar-syiar muslim yang dengannya ia terbedakan dari orang kafir sebagai bentuk pelaksanaan terhadap perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam di sejumlah nash-nash (hadits) dan sebagai bentuk penyelisihan terhadap kaum Yahudi dan Nashara, oleh karena inilah maka mencukurnya adalah bentuk kemaksiatan dan penentangan terhadap perintah Nabi shallallahu alaihi wasallam dimana Allah berfirman tentangnya :
(وما آتاكم الرسول أخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا).
"Apa yang dibawa oleh Rasul kepada kalian maka ambillah dan apa yang beliau larang darinya maka tinggalkanlah". (Al Hasyr :7), namun kemaksiatan ini di bawah dosa besar; dikarenakan dosa besar adalah setiap dosa yang mengharuskan pelakunya mendapatkan hukuman had di dunia atau mendapat ancaman di akhirat seperti Allah Ta'ala mengancam pelakunya dengan neraka atau murkaNya atau laknat atau adzab atau Allah dan RasulNya menamakannya sebagai dosa besar, maka semua itu merupakan bentuk ancaman dan penilaian bahwa itu dosa besar, dan selain itu tidak masuk dalam kategori dosa besar".
والعلم عند الله تعالى، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين، وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلم تسليما.
📅Al Jazair 19 Dzulhijjah 1427.
Bertepatan pada 8 Juni 2007 M.
#fatawa
الفتوى رقم: ٥٩١
الصنف: فتاوى متنوِّعة - الرقائق
في حُكم تَعداد حلقِ اللِّحية من الكبائر
السـؤال:
هل حلقُ اللحية من الكبائر؟ وجزاكم الله خيرًا.
الجـواب:
الحمدُ لله ربِّ العالمين، والصلاة والسلام على من أرسله اللهُ رحمةً للعالمين، وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، أمَّا بعد:
فاللِّحيةُ من شعائرِ المسلمِ التي يتميَّزُ بها عن الكافِرِ امتثالاً لأوامر النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم بها في عِدَّة نصوصٍ مخالَفةً لليهود والنصارى، لذلك كان حلقُها معصيةً لأمر النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم الذي قال تعالى في شأنه: ﴿وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا﴾ [الحشر: ٧]، لكنَّها دون الكبيرة؛ لأنَّ الكبيرة هي: كلُّ ذنبٍ يوجب حدًّا في الدنيا أو وعيدًا في الآخرة كأن يتوعَّد الله تعالى مرتكبه بنارٍ أو غضبٍ أو لعنةٍ أو عذابٍ، أو سمَّاه الله ورسوله كبيرًا، فكلُّ ذلك وعيدٌ وإكبارٌ، وما عداه فلا يدخل فيه.
والعلمُ عند الله تعالى، وآخر دعوانا أنِ الحمد لله ربِّ العالمين، وصلى الله على نبيّنا محمّد وعلى آله وصحبه وإخوانه إلى يوم الدين، وسلّم تسليمًا.
الجزائر في: ١٩ من ذي الحجَّة ١٤٢٧ﻫ
الموافق ﻟ: ٠٨ جانفي ٢٠٠٧م
http://telegram.me/dinulqoyyim
4_5767102624155306012.mp4
2 MB
📍Pertanyaan : Apa perbedaan antara Shufiyyah terdahulu dan Shufiyyah belakangan?
🌖Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah :
Shufiyyah terdahulu pada umumnya ada pada mereka ibadah dan zuhud dan tidak ada di sisi mereka ucapan-ucapan yang menyelisihi syariah seperti yang muncul dari Shufiyyah belakangan...mereka adalah ahli ibadah dan ahli zuhud, ini perbedaan antara mereka.
🎙Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#fatawa_kibaril_ulama
"[41 -939] ما الفرق بين الصوفية القدماء والصوفية المتأخرين؟ - الشيخ صالح الفوزان
الجواب: الصوفية القدماء يغلب عليهم العبادة والزهد ولم تحصل عندهم شطحات مثل شطحات المتأخرين من الصوفية، هم عباد وزهاد، ولم يحصل عندهم شطحات الصوفية المتأخرين هذا الفرق بينهم.
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
الشيخ #صالح_الفوزان
انشرها ليعم النفع وتلقى الأجر
تنفيذ #مشروع_كبار_العلماء"
http://telegram.me/dinulqoyyim
🌖Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah :
Shufiyyah terdahulu pada umumnya ada pada mereka ibadah dan zuhud dan tidak ada di sisi mereka ucapan-ucapan yang menyelisihi syariah seperti yang muncul dari Shufiyyah belakangan...mereka adalah ahli ibadah dan ahli zuhud, ini perbedaan antara mereka.
🎙Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#fatawa_kibaril_ulama
"[41 -939] ما الفرق بين الصوفية القدماء والصوفية المتأخرين؟ - الشيخ صالح الفوزان
الجواب: الصوفية القدماء يغلب عليهم العبادة والزهد ولم تحصل عندهم شطحات مثل شطحات المتأخرين من الصوفية، هم عباد وزهاد، ولم يحصل عندهم شطحات الصوفية المتأخرين هذا الفرق بينهم.
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
الشيخ #صالح_الفوزان
انشرها ليعم النفع وتلقى الأجر
تنفيذ #مشروع_كبار_العلماء"
http://telegram.me/dinulqoyyim
4_5767102624155305996.mp4
3.6 MB
📍Pertanyaan : Apa yang menyebabkan para dai yang mengajak kepada tauhid di setiap tempat dinamakan dengan Wahhabiyyah dimana kalimat ini membuat lari kebanyakan dari manusia?
🌕Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
Tidak demi Allah ini tidaklah membuat lari, ini merupakan kebanggaan bagi kami walillaahil hamd bahwasanya orang yang berdakwah kepada tauhid disebut Wahhabi, kalau demikian, orang yang mengajak kepada kesyirikan disebut apa?! Ia disebut Jahili, ini merupakan kebanggaan bagi kami biarkan mereka menamakan kita dengan Wahhabiyyah alhamdulillah, ini persaksian dari mereka bahwa dakwah Wahhabiyyah adalah mengajak kepada tauhid, berkata seorang penyair rahimahullah :
Jika pengikut Ahmad adalah Wahhabi...
Maka hendaklah jin dan manusia mepersaksikan bahwa aku adalah Wahhabi.
Ahmad yang dimaksud adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
📚Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#fatawa_kibaril_ulama
تنفيذ #مشروع_كبار_العلماء"
http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
Tidak demi Allah ini tidaklah membuat lari, ini merupakan kebanggaan bagi kami walillaahil hamd bahwasanya orang yang berdakwah kepada tauhid disebut Wahhabi, kalau demikian, orang yang mengajak kepada kesyirikan disebut apa?! Ia disebut Jahili, ini merupakan kebanggaan bagi kami biarkan mereka menamakan kita dengan Wahhabiyyah alhamdulillah, ini persaksian dari mereka bahwa dakwah Wahhabiyyah adalah mengajak kepada tauhid, berkata seorang penyair rahimahullah :
Jika pengikut Ahmad adalah Wahhabi...
Maka hendaklah jin dan manusia mepersaksikan bahwa aku adalah Wahhabi.
Ahmad yang dimaksud adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
📚Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#fatawa_kibaril_ulama
تنفيذ #مشروع_كبار_العلماء"
http://telegram.me/dinulqoyyim
4_5793924832357779812.mp4
1.9 MB
📍Pertanyaan : Aku melihat seseorang yang berdoa di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu aku melarangnya maka ia berkata : aku berdoa kepada Allah di setiap tempat demikian pula di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam!
🌕Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
Tidak, di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam jangan engkau berdoa kepada Allah! Shalatlah engkau di masjid nabawi dan menghadaplah engkau ke arah kiblat dan berdoalah kepada Allah Azza wa Jalla, tidak akan ada yang melarangmu, adapun engkau menghadap ke arah kuburan dan engkau berdoa maka ini tidak diperbolehkan, jika engkau berdoa kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam maka ini adalah kesyirikan dan jika engkau berdoa kepada Allah di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam maka ini adalah kebid'ahan dan perantara menuju kesyirikan.
🎙Dars Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#Fatawa_kibaril_ulama
http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕Jawaban Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
Tidak, di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam jangan engkau berdoa kepada Allah! Shalatlah engkau di masjid nabawi dan menghadaplah engkau ke arah kiblat dan berdoalah kepada Allah Azza wa Jalla, tidak akan ada yang melarangmu, adapun engkau menghadap ke arah kuburan dan engkau berdoa maka ini tidak diperbolehkan, jika engkau berdoa kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam maka ini adalah kesyirikan dan jika engkau berdoa kepada Allah di sisi kuburan Nabi shallallahu alaihi wasallam maka ini adalah kebid'ahan dan perantara menuju kesyirikan.
🎙Dars Syarh Kitab ad Durrun Nadhid.
#Fatawa_kibaril_ulama
http://telegram.me/dinulqoyyim