الدين القيم
2.6K subscribers
868 photos
45 videos
88 files
2.54K links
Download Telegram
SHALAT JUMAT TIDAK MEMILIKI SHALAT SUNNAH RAWATIB QABLIYYAH

🔖Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata :

"Shalat Jumat tidak memiliki shalat sunnah rawatib sebelumnya, bahkan apabila seseorang hadir ke masjid maka ia melakukan shalat yang dimudahkan baginya dengan tanpa ditentukan (jumlahnya dalam syariat), ia bisa melakukan shalat dua rakaat, atau empat rakaat, atau enam rakaat, ia melakukan shalat sesuai yang ia kehendaki, dan ia salam pada setiap dua rakaat".

📚Fatawa Nur alad Darb 5/525.

#Ahkamul_Jumah

Sumber : https://twitter.com/tawman505/status/1070943117782732800?s=20

http://telegram.me/dinulqoyyim
MENGANGKAT KEDUA TANGAN KETIKA BERDOA PADA SAAT BERKHUTBAH MERUPAKAN KEBID'AHAN

عن حصين أن بشر بن مروان رفع يديه يوم الجمعة على المنبر، فسبه عمارة بن رؤيبة الثقفي، وقال : ما زاد رسول الله صلى الله عليه وسلم على هذا، وأشار بأصبعه السبابة.

Dari Hushain bahwasanya Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya pada hari Jumat di atas mimbar, maka 'Umarah bin Ruwaibah Ats Tsaqafi mencelanya dan beliau mengatakan : "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak melakukan lebih dari ini, dalam keadaan beliau menunjuk dengan jari telunjuknya.
Dikeluarkan oleh An Nasa-i dalam Al Mujtaba dan hadits ini dikeluarkan oleh Muslim.

🗒Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata :

"في فوائده :
-ما ترجم له المصنف رحمه الله تعالى، وهو جواز الإشارة بالسبابة في الدعاء حال الخطبة.
-عدم مشروعية رفع اليدين في الدعاء حال الخطبة، وأن ما يفعله كثير من الخطباء من رفع أيديهم عند الخطبة بدعة، وإنما الثابت الإشارة بالإصبع.
-مشروعية الدعاء في الخطبة.
-إنكار المنكر، ولو كان فاعله ذا وجاهة، فإن من واجب المسلم أن لا يأخذه في الله لومة لائم".

"Diantara faedah hadits 'Umarah bin Ruwaibah Ats Tsaqafi radhiallahu anhu :

-Bab yang dibuat oleh penyusun Sunan (An Nasa-i) yaitu bolehnya menunjuk dengan jari telunjuk ketika berdoa dalam keadaan berkhutbah.
-Tidak disyariatkan mengangkat kedua tangan ketika berdoa pada saat berkhutbah, dan bahwasanya apa yang dilakukan oleh kebanyakan dari para khathib berupa mengangkat tangan-tangan mereka ketika berkhutbah adalah bid'ah, namun yang benar adalah menunjuk dengan jari telunjuk.
-Disyariatkannya berdoa dalam khutbah.
-Mengingkari kemungkaran, walaupun pelaku kemungkaran tersebut memiliki kedudukan, dikarenakan diantara kewajiban seorang muslim adalah tidaklah celaan orang yang mencela menghalanginya dari mengamalkan perintah Allah berupa mengingkari kemungkaran".

📚Dzakhiratul Uqba fi Syarhil Mujtaba jild 16 hal. 256-259.

#ahkamul_jumah

http://telegram.me/dinulqoyyim
KAPAN WAKTU DIKABULKANNYA DOA PADA HARI JUMAT ?

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang hari Jumat :

"...وفيه ساعة لا يصادفها مؤمن، وهو في الصلاة، يسأل الله فيها شيئا، إلا أعطاه إياه".

"Dan di dalam hari Jumat terdapat waktu dimana tidaklah seorang mukmin menjumpainya dalam keadaan ia berada dalam shalat dan ia meminta kepada Allah sesuatu dalam shalatnya melainkan Allah akan memberikannya". Riwayat An Nasa-i dan dishahihkan oleh Al Ityubi.

Dari Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu anhu berkata : aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang waktu mustajab di hari Jumat :

"هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة".

"Yaitu antara duduknya imam hingga selesainya shalat". Dikeluarkan oleh Muslim.

Dari Abdullah bin Salam radhiallahu anhu bahwasanya beliau berkata tentang waktu mustajab :

"إني لأعلم تلك الساعة؛ هي آخر ساعة في يوم الجمعة قبل أن تغيب الشمس".

"Sungguh aku mengetahui waktu tersebut yaitu di akhir waktu dari hari Jumat sebelum terbenamnya matahari". Riwayat An Nasa-i dan dishahihkan oleh Al Ityubi

🗒Ibnul Munayyir rahimahullah Berkata :

"إذا علم أن فائدة الإبهام لهذه الساعة ولليلة القدر بعث الداعي على الإكثار من الصلاة والدعاء، ولو ببن لاتكل الناس على ذلك، وتركوا ما عداها، فالعجب بعد ذلك ممن يجتهد في طلب تحديدها".

"Apabila diketahui bahwa faedah disembunyikannya waktu mustajab pada hari Jumat ini dan disembunyikannya malam lailatul qadar adalah membangkitkan motivasi untuk memperbanyak shalat dan doa, dan seandainya dijelaskan niscaya manusia akan bersandar pada waktu tersebut dan meninggalkan selain waktu tersebut, maka merupakan suatu yang mengherankan setelah itu ketika ada orang yang bersungguh-sungguh untuk menentukan waktu mustajab tersebut".

📚Fathul Bari 3/82-90.

🔖Asy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Ali Adam Al Ityubi hafizhahullah berkata setelah menukil 42 pendapat tentang masalah ini yang disebutkan Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah :

"قد تلخص مما ذكر أن الأصح هو ما عليه أكثر الأئمة، وهو ترجيح قول عبدالله بن سلام رضي الله عنه أنها بعد العصر، لقوته، هذا من حيث الترجيح.
وأما من حيث المعنى، فعدم التحديد بهذا -كما قال ابن المنير- أولى، لمخالفته لحكمة إخفاء الله تعالى لها، حتى يجتهد عباده في التضرع إليه كثيرا، فيتبغي أن يجتهد في الدعاء، ولا سيما في هذين الوقتين اللذين نص عليهما في حديث عبدالله بن سلام، وحديث أبي موسى الأشعري رضي الله عنهما".

"Sungguh bisa disimpulkan dari apa yang disebutkan oleh beliau (Al Hafizh Ibnu Hajar) bahwa pendapat yang paling benar adalah apa yang dipegangi oleh kebanyakan aimmah (ulama) yaitu kuatnya pendapat Abdullah bin Salam radhiallahu anhu yakni waktu mustajab tersebut adalah setelah Ashar karena kekuatan pendapat ini, ini dari sisi tarjih.
Adapun dari sisi makna maka pendapat yang tidak menentukan waktu tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Munayyir itu lebih utama, dikarenakan pendapat yang menentukan waktu tersebut menyelisihi hikmah Allah dalam menyembunyikannya, agar hamba-hambaNya bersungguh-sungguh dalam memohon kepadaNya, maka sepantasnya ia bersungguh-sungguh dalam berdoa, terutama di dua waktu yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Salam dan hadits Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu anhuma".

📚Dzakhiratul Uqba fi Syarhil Mujtaba hal. 321-322.

#Ahkamul_Jumah

http://telegram.me/dinulqoyyim