🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (1)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

1⃣Konsekuensi yang pertama : Orang-orang yang merayakan maulid keadaan mereka menunjukkan tidak merasa cukup dengan apa yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya.
Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu berkata :

اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم.

"Ikutilah sunnah dan jangan kalian berbuat kebid'ahan maka sungguh kalian telah dicukupkan".

2⃣Konsekuensi yang kedua : Tatkala mencetus kebid'ahan adalah mengadakan sesuatu yang baru dalam syariat dengan tanpa sandaran syariat maka seolah-olah keadaan ahli bid'ah adalah menganggap syariat butuh untuk dikoreksi, maka ia dengan kebid'ahannya memposisikan dirinya sebagai pembuat syariat dan penyempurna agama.
🏷Fadhilatusy Syaikh Hamud At Tuwaijiri rahimahullah berkata :

إنه يلزم على استحسان بدعة المولد والعمل بها أن يكون الدين ناقصا، وأن يكون العمل بهذه البدعة من مكملات الدين، وهذا اللازم لا محيد عنه.

"Sesungguhnya konsekuensi atas dianggap baiknya bid'ah maulid dan mengamalkannya adalah agama itu ada yang kurang di dalamnya, dan mengamalkan kebid'ahan ini termasuk bentuk menyempurnakan agama, dan konsekuensi ini tidak bisa dihindari".
📚Ar Raddul Qawi hal. 91.

3⃣Konsekuensi yang ketiga : Ahlu bid'ah mereka memposisikan diri-diri mereka menandingi dan menyerupai Allah sebagai pembuat syariat.
Dan barangsiapa yang mencermati definisi bid'ah yang dibawakan oleh Asy Syathibi rahimahullah maka akan nampak baginya hal ini*, dan intinya adalah bahwa penetapan syariat merupakan hak Allah, dan peribadatan kepada Allah tidaklah terwujud kecuali dengan apa yang Allah syariatkan bukan dengan hawa nafsu dan kebid'ahan-kebid'ahan.

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.
__
*Asy Syathibi menyebutkan definisi bid'ah dalam kitabnya Al I'tisham dimana beliau berkata :

طريقة في الدين مخترعة تضاهي الشريعة يقصد بالسلوك عليها المبالغة في التعبد لله سبحانه.
📚  "الإعتصام" (٣٧/١).

"(Bid'ah yaitu) suatu cara baru dalam agama yang menandingi syari’at dimana tujuan dibuatnya adalah untuk membuat nilai lebih dalam beribadah kepada Allah", pent.

http://telegram.me/dinulqoyyim

*📗(الإلزامات الواردة على بدعة الاحتفال بالمولد النبوي)📗*
✍🏽 د. صلاح بن محمد الخلاقي

🌱 يشتمل هذا البحث على جمع ودراسة للإلزامات التي ترِد على المحتفلين ببدعة المولد النبوي، وقد جاءت الإلزامات على قسمين:
1️⃣ الإلزامات العامة: وهي التي تَرِد على كل بدعة إجمالاً.
2️⃣ الإلزامات الخاصة ببدعة المولد. وقد احتوى المبحث على خمسة عشر إلزاماً.
والإلزامات ليست على مرتبة واحدة، بل تتفاوت من جهة أثر الإلزام في المقالة، ومن جهة الوضوح، ومن جهة القوة والضعف، ومن جهة إضعاف قول المخالف وإظهار تناقضه، بل منها ما يقتضي الكفر، ولا يلزم من ذلك تكفير من أُوردت عليهم؛ لكونها توجب فساد مقالتهم، والأصل أن لازم القول ليس بقولٍ، إلا إذا التزمه.
وتنوُّع الإلزامات التي تنقض بدعة الاحتفال بالمولد وكثرتها؛ جاءت لزيادة التبكيت للمخالف، وإلا فإنه يكفي أنها بدعة محدثة ليست من الشرع، ولم تؤثر عن السلف، ولو كانت خيراً لسبقونا إليه، فما مِن أمر فيه خير إلا ودلونا عليه.
*🖨️ رابط البحث:*
https://bit.ly/3Srhi8k
📌 للاشتراك في خدمة - لمن لم يشترك :
*🇧🇭منابر البحرين السلفية🇧🇭*
الواتساب: https://chat.whatsapp.com/EbocUBN57Z6FJFGy9mCMLl
التلجرام:https://t.me/bahrainsalafi

📗(الإلزامات الواردة على بدعة الاحتفال بالمولد النبوي)📗*
✍🏽 د. صلاح بن محمد الخلاقي

🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (2)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

4⃣Konsekuensi yang keempat : tatkala kebid'ahan adalah membuat-buat sesuatu yang baru dalam agama dengan tanpa dalil syar'i maka seolah-olah keadaan pelakunya mencela syariat dan menuduhnya tidak mencakup (segala hal), dan menuduh agama tidak sempurna, dan ini bertentangan dengan firman Allah Ta'ala :

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu". Al Maidah : 3.
🏷Fadhilatusy Syaikh Hamud At Tuwaijiri rahimahullah berkata :

فهذه الآية الكريمة تقضي على البدع كلها، وترد على من تعلق بها أو بشيء منها، وعلى من أفتى بجوازها أو جواز شيء منها، وعلى من زعم أن بدعة المولد حسنة محمودة وسنة مباركة.

"Ayat yang mulia ini membasmi kebid'ahan-kebid'ahan seluruhnya dan membantah orang-orang yang mengamalkannya atau sebagiannya dan membantah orang yang memfatwakan kebolehannya atau sebagiannya serta membantah orang yang meyakini bahwasanya bid'ah maulid itu bid'ah hasanah yang terpuji dan sunnah yang diberkahi".
📚Ar Raddul Qawi hal. 16.

5⃣Konsekuensi yang kelima : konsekuensi dari perbuatan mengada-ngadakan perkara baru dalam agama adalah mencela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari sisi menuduh beliau berkhianat atau lemah penjelasan beliau atau dengan tuduhan beliau meninggalkan amalan bid'ah hasanah, Al Imam Malik rahimahullah berkata :

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة فقد زعم أن محمدا ﷺ خان الرسالة؛ لأنَّ الله تعالى يقول :﴿ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ ﴾ [ المائدة:3 ]،
فما لم يكن يومئذ دينًا فلا يكون اليوم دينًا.

“Barangsiapa yang mengadakan suatu bid’ah dalam islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini, karena sesungguhnya Allah telah berfirman:

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu untukmu…”.
Kemudian beliau berkata: “Maka sesuatu yang pada hari itu bukanlah ajaran agama, maka hari ini pun sesuatu itu bukanlah ajaran agama.”
🏷Al Allamah Hamud At Tuwaijiri rahimahullah berkata setelah menjelaskan tidak adanya dalil yang menunjukkan disyariatkannya perayaan maulid :

وما كان الأمر فيه هكذا فلا يقول عاقل إنه من السنة، ومن كابر وزعم أنه من السنة فلازم قوله أن يكون النبي صلى الله عليه وسلم قد قصر في البيان والتبليغ؛ حيث ترك سنة سلطان إربل في المولد فلم يذكرها، ولم يأمر بالأخذ بها مع سنته وسنة الخلفاء الراشدين.

"Dan jika perkaranya demikian maka tidak boleh bagi orang yang berakal menyatakan bahwa ia termasuk sunnah, dan barangsiapa yang mengingkari hal ini dan ia tetap meyakini bahwa ia termasuk sunnah maka konsekuensi ucapannya tersebut adalah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam kurang dalam hal penyampaian; dimana beliau meninggalkan sunnah Raja Irbil (orang pertama yang merayakan maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, pent) dalam hal maulid sehingga beliau tidak menyebutkannya, dan tidak memerintahkan untuk mengamalkannya bersama dengan sunnahnya dan sunnah khulafaur rasyidin".
📚Ar Raddul Qawi hal. 202.

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (3)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

6⃣Yang keenam : konsekuensi dan hasil pasti yang tidak bisa lari darinya bagi setiap orang yang mengadakan perkara baru dalam agama adalah mencela para shahabat radhiallahu anhum, dan sisi celaan terhadap mereka adalah bahwasanya para shahabat bisa jadi mengetahui adanya perayaan tersebut atau tidak mengetahuinya, maka menuduh mereka tidak mengetahui atau jahil adalah celaan terhadap mereka, dan jika mereka mengetahuinya maka bisa jadi mereka mampu untuk menjelaskannya atau tidak mampu untuk menjelaskannya, dan menuduh mereka tidak mampu untuk menjelaskan sesuatu dalam keadaan mereka adalah manusia yang paling fasih dalam menjelaskan sesuatu merupakan celaan terhadap mereka, maka jika mereka mampu untuk menjelaskannya namun mereka menyembunyikannya dimana tidak sampai kepada kita seruan mereka kepada kebid'ahan ini maka ini bertentangan dengan sifat ketulusan mereka, dan ini merupakan celaan paling buruk terhadap mereka.
🏷Fadhilatusy Syaikh Hamud At Tuwaijiri rahimahullah berkata :

ومن الأعمال المردودة بلا ريب إحياء ليلة المولد كل عام؛ لأنه لم يكن من أمر النبي صلى الله عليه وسلم ولا من عمل الصحابة رضي الله عنهم ولا من عمل التابعين وتابعيهم بإحسان، وإنما هو من محدثات الأمور التي حذر منها رسول الله صلى الله عليه وسلم وإخبر أنها بدعة وضلالة.

"Dan diantara amalan-amalan yang tertolak dengan tanpa diragukan adalah menghidupkan malam maulid setiap tahun; dikarenakan ia bukan termasuk perintah Nabi shallallahu allaihi wasallam dan bukan amalan para shahabat radhiallahu anhum dan bukan amalan para tabi'in dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, dan sesungguhnya ia termasuk perkara yang diada-adakan dalam agama yang diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan beliau mengabarkan bahwa ia adalah bid'ah dan kesesatan".
📚Ar Raddul Qawi.

7⃣Konsekuensi yang ketujuh : Tidak hanya mencela para shahabat sebagai konsekuensi bagi setiap orang yang mengadakan amalan maulid bahkan mencela para ulama rabbaniyyin juga sebagai konsekuensi bagi setiap orang yang mengadakan kebid'ahan maulid; dikarenakan mereka seperti para shahabat radhiallahu anhum dari sisi sama-sama menyampaikan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mendakwahkannya.
🏷Abu Hafsh Al Fakihani Al Maliki rahimahullah berkata :

لا أعلم لهذا المولد أصلا في كتاب ولا سنة، ولا ينقل عمله عن أحد من علماء الأمة الذين هم القدوة في الدين المتمسكون بآثار المتقدمين؛ بل هو بدعة أحدثها البطالون، وشهوة نفس اعتنى بها الأكالون.

"Aku tidak mengetahui amalan maulid ini memiliki dalil dalam Al Quran dan Sunnah, dan tidak dinukilkan pengamalannya dari seorangpun dari ulama yang mereka merupakan teladan dalam agama dan mereka berpegang teguh dengan atsar-atsar pendahulu mereka, bahkan ia merupakan bid'ah yang dibuat-buat oleh orang-orang yang mengikuti kelalaian dan syahwat nafsu yang dengannya orang-orang yang suka makan mencurahkan perhatian mereka".
📚Al Maurid fi Amalil Maulid hal. 8-9.

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (4)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

8⃣Konsekuensi yang kedelapan : Barangsiapa yang mengada-ngadakan perkara dalam agama yang tidak dibawa oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya maka sungguh ia telah mengaku mendahului mendapatkan keutamaan yang tidak diperoleh oleh para shahabat radhiallahu anhum.
🏷Fadhilatusy Syaikh Hamud At Tuwaijiri rahimahullah berkata :

ولو كان في الإحتفال بهذا العيد المبتدع أدنى شيء من الخير لسبق إليه الصحابة رضي الله عنهم فإنهم كانوا أسبق إلى الخير ممن جاء بعدهم.

"Seandainya dalam perayaan yang diada-adakan ini ada sedikit kebaikan niscaya akan didahului oleh para shahabat radhiallahu anhum; dikarenakan mereka lebih mendahului atau lebih semangat terhadap kebaikan daripada orang-orang yang datang sepeninggal mereka".
📚Ar Raddul Qawi hal. 9.

9⃣Konsekuensi yang kesembilan : Ahlu bid'ah ia merasa atau tidak merasa maka ia telah menyelisihi perintah Allah dan RasulNya shallallahu alaihi
wa sallam dimana nash-nash dalil yang melarang dari kebid'ahan-kebid'ahan sangatlah banyak dan masyhur.
Al Imam Malik rahimahullah berkata tatkala ditanya oleh seseorang : apakah aku berihram dari masjid Nabawi ataukah dari Dzul Hulaifah ? maka Al Imam Malik menjawab : bahkan dari Dzul Hulaifah, maka laki-laki tersebut berkata : maka sungguh aku akan berihram dari masjid Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Maka Al Imam Malik berkata : (Allah Ta'ala berfirman :)

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Maka hendaknya orang-orang yang menyalahi perintah Rasulullah takut akan turun pada mereka cobaan dan keburukan atau akan menimpa mereka siksaan pedih lagi menyakitkan di akhirat kelak". An Nur : 63.

Dan merayakan bid'ah maulid menyelisihi perintah Allah Ta'ala sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Abu Hafsh Al Fakihani rahimahullah dimana beliau berkata :

بدليل أنا إذا أدرنا عليه الأحكام الخمسة قلنا : إما أن يكون واجبا، أو مندوبا، أو مباحا، أو مكروها، أو محرما. وهو ليس بواجب إجماعا، ولا مندوبا؛ لأن حقيقة المندوب ما طلبه الشارع من غير ذم على تاركه، وهذا لم يأذن فيه الشرع، ولا فعله الصحابة ولا التابعون ولا العلماء المتدينون فيما علمت. وهذا جوابي عنه بين يدي الله تعالى إن عنه سئلت. ولا جائز أن يكون مباحا؛ لأن الإبتداع في الدين ليس مباحا بإجماع المسلمين. فلم يبق إلا أن يكون مكروها أو حراما.

"....dengan dalil bahwasanya kita jika menerapkan hukum-hukum yang lima atasnya dengan kita katakan : bisa jadi hukumnya wajib, atau mandub (sunnah) atau makruh atau diharamkan, dan ternyata ia tidak wajib secara kesepakatan para ulama, dan tidak pula dihukumi mandub; dikarenakan hakekat mandub (sunnah) adalah apa yang dituntut oleh syariat untuk dikerjakan dengan tanpa celaan kalau ditinggalkan, dalam keadaan amalan maulid ini tidak diizinkan oleh syariat dan tidak dilakukan oleh para shahabat, para tabi'in dan para ulama sebatas yang aku ketahui, dan ini jawabanku tentangnya di hadapan Allah jika aku ditanya tentangnya. Dan tidak bisa dihukumi mubah; dikarenakan perbuatan bid'ah dalam agama tidaklah diperbolehkan dengan kesepakatan kaum muslimin, sehingga tidak tersisa kecuali dihukumi makruh atau haram".
📚Al Maurid fi Amalil Maulid hal. 10.

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (5)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

1⃣0⃣Konsekuensi yang kesepuluh : orang-orang yang mengada-ngadakan sesuatu yang baru dalam agama berarti mereka telah menempuh selain jalan kaum mukminin, dan ini konsekuensi bagi semua Ahlu bid'ah dan diantaranya adalah orang-orang yang merayakan maulid, Al Imam Ad Darimi rahimahullah berkata :

فإن كنتم مؤمنين، وعلى منهاج أسلافهم، فاقتبسوا العلم من آثارهم، واقتبسوا الهدى في سبيله، وارضوا بهذه الآثار إماما، كما رضي بها القوم لأنفسهم إماما، فلعمري ما أنتم أعلم بكتاب الله منهم ولا مثلهم، ولا يمكن الإقتداء بهم إلا باتباع هذه الآثار على ما تروى، فمن لم يقبلها فإنه يريد أن يتبع غير سبيل المؤمنين، وقال الله عز وجل :
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا

"Maka jika kalian termasuk kaum mukminin dan berada di atas jalan para pendahulu mereka maka ambillah ilmu dari atsar-atsar mereka dan ambillah petunjuk di jalan ilmu tersebut, dan hendaklah kalian ridha dengan atsar-atsar ini sebagai imam yang diikuti oleh kalian, sebagaimana para pendahulu kalian meridhainya untuk diri-diri mereka sebagai imam yang diikuti, maka sungguh kalian tidaklah lebih mengilmui terhadap kitabullah daripada mereka dan tidak pula semisal mereka, dan tidak mungkin meneladani mereka kecuali dengan mengikuti atsar-atsar ini sesuai dengan yang diriwayatkan, maka barangsiapa yang tidak menerimanya maka ia ingin mengikuti selain jalan kaum mukminin, Allah Ta'ala berfirman :

وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا

"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali". An Nisaa' : 115.
📚Ar Raddu alal Jahmiyyah hal. 126.

1⃣1⃣Konsekuensi yang kesebelas : Tidak diragukan lagi bahwa kebid'ahan-kebid'ahan mengharuskan terjadinya perpecahan umat, dan ini konsekuensi yang dihasilkan dari sikap keluar dari jalan yang lurus, maka Ahlu bid'ah memecah belah jamaah kaum muslimin dari sisi mereka menjauh dari kebenaran, Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ فَرَّقُوا۟ دِينَهُمْ وَكَانُوا۟ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ ۚ

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama mereka, lalu mereka terbagi-bagi ke dalam golongan-golongan dan kelompok-kelompok, sesungguhnya engkau (wahai Rasul) berlepas diri dari mereka". Al An'am : 159.
Ibnu Baththah meriwayatkan dari Syuraih dari Umar radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada Aisyah radhiallahu anha tentang ayat ini : mereka adalah ash-habul bida' wal ahwa'..."

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

🏷📚SILSILAH ILZAMAT (KONSEKUENSI-KONSEKUENSI) YANG BURUK YANG DIHASILKAN DARI BID'AH MAULID NABAWI (6)

Oleh : Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah (Guru di kementrian pendidikan Kerajaan Bahrain).

1⃣2⃣Konsekuensi yang kedua belas : menempuh jalan Ahlu kitab.
Ini adalah konsekuensi yang dibawakan oleh Asy Syaikh Hamud At Tuwaijiri dalam bantahannya terhadap Ar Rifa'i dimana beliau berkata :

وأما ما ذكره الرفاعي عن السخاوي أنه قال : وإذا كان أهل الصليب اتخذوا ليلة مولد نبيهم عيدا أكبر، فأهل الإسلام أولى بالتكريم وأجدر فجوابه أن يقال : لا شك أن الإحتفال بالمولد النبوي واتخاذه عيدا مبني على التشبه بالنصارى في اتخاذهم مولد المسيح عيدا، وهذا مصداق ما ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم، ثم قال : وإذا علم أن عيد المولد عند جهال المسلمين مبني على التشبه بالنصارى فليعلم أيضا أن التشبه بالنصارى وغيرهم من المشركين حرام شديد التحريم ؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم : من تشبه بقوم فهو منهم.

"Adapun yang dinukilkan oleh Ar Rifa'i dari As Sakhawi bahwasanya beliau berkata : "dan jika kaum Nashara menjadikan malam kelahiran Nabi mereka sebagai ied (hari raya besar) maka kaum muslimin lebih layak untuk memuliakan Nabi mereka", maka jawabannya (bantahannya) adalah dengan kita katakan : Tidak diragukan bahwa merayakan maulid nabawi dan menjadikannya hari raya itu dibangun atas sikap menyerupai kaum Nashara dimana mereka menjadikan hari lahir Al Masih sebagai hari raya....dan jika diketahui bahwa hari raya maulid di sisi orang-orang jahil dari kaum muslimin dibangun di atas sikap menyerupai kaum Nashara maka ketahuilah bahwa sikap menyerupai kaum Nashara dan selain mereka dari kaum musyrikin hukumnya haram dengan keharaman yang berat; berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk golongan mereka.”

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk golongan mereka.” Hadits riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani.
📚Ar Raddul Qawi hal. 26.

1⃣3⃣Konsekuensi yang ketiga belas : Memperburuk citra islam dan keindahannya serta membuat manusia lari dari islam.
Dan barangsiapa yang mencermati kebid'ahan maulid dan hal-hal yang menyertainya berupa joget, gendang/drum, wirid-wirid, nyanyian, ikhtilat (campur baur antara kaum lelaki dan kaum wanita) dan perbuatan israf (berlebih-lebihan) dan selain itu dari hal-hal yang memperburuk keindahan agama, maka ia akan mengetahui hakekat dari konsekuensi ini.
Dan sungguh Al Fakihani (wafat tahun 734 H) dan Ibnul Haaj Al Maliki (wafat tahun 737 H) menghikayatkan sesuatu yang membuat kening berkeringat dari hal-hal yang dilakukan manusia di malam perayaan maulid dalam keadaan keduanya berada di abad kedelapan.

Sumber : Al Ilzamatul Waridah ala Bid'atil Ihtifal bil Maulidin Nabawi karya Dr. Shalah bin Muhammad Al Khulaqi hafizhahullah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

ياراقصاً طرباً بحفلِ المَوْلدِ

قصيدة بصوت ظفر النتيفات

📜
الإجابة الشافية
على شبهات بدعة المولد الواهية
لفضيلة أ د #الشيخ_أحمد_بازمول حفظه الله

إن الاحتفال بالمولد النبوي أمر لم يفعله الرسول صلى الله عليه وسلم ولا أصحابه الكرام رضوان الله عليهم ولا التابعون فمن بعدهم . فهو أمر محدث بدعة غير مشروع.
فإن قيل : الاحتفال باليوم الوطني مشروع والاحتفال بمولد النبي صلى الله عليه وسلم بدعة ؟
فالجواب : أن الاحتفال باليوم الوطني ليس المقصود منه التقرب إلى الله ولا أحد يقول إنه دين بل هو من عادات الناس في أمورهم الدنيوية والبدعة لا تدخل في أمور الدنيا إلا إذا ادعي فاعلها أنه قربة إلى الله .
فإن قيل : النصارى يحتفلون بمولد عيسى عليه السلام فلماذا لا نحتفل بمولد نبينا صلى الله عليه وسلم ؟
فالجواب : أننا نهينا عن البدعة في الدين والإحداث فيه ، كذلك نهينا عن التشبه باليهود والنصارى
فإن قيل : إن المولد  النبوي فعله من باب محبة الرسول صلى الله عليه وسلم ؟
فالجواب : إن محبة الرسول صلى الله عليه وسلم تكون بطاعته فما أمر واجتناب ما نهى عنه وحذر ومما حذر منه البدع المحدثات كالموالد ثم محبته ليست فقط في يوم واحد، بل المؤمن مستمر في محبته صلى الله عليه وسلم. 
فإن قيل : هل تنكرون الصلاة على الرسول صلى الله عليه وسلم ، هل تنكرون محبة الرسول صلى الله عليه وسلم ؟
فالجواب : لا ، لا ننكرها بل ننكر البدع والمحدثات ومخالفة أمر الرسول صلى الله عليه وسلم .
عَطَسَ رَجُلٌ إِلَى جَنْبِ ابْنِ عُمَرَ، فَقَالَ الرجل : الحَمْدُ لِلَّهِ، وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ  الله !
فقَالَ ابْنُ عُمَرَ: وَأَنَا أَقُولُ: الحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ، وَلَيْسَ هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ: الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ".
رأى سعيد بن المسيب رجلاً يصلى بعد طلوع الفجر أكثر من ركعتين , يكثر فيها الركوع والسجود , فنهاه , فقال: يعذبنى الله على الصلاة؟ ! قال: لا , ولكن يعذبك على خلاف السنة.
فإن قيل : هل آثم إذا احتفلت بالمولد النبوي ؟
فالجواب : نعم إذا كنت تعلم أن الاحتفال بالمولد النبوي غير مشروع فإنك تأثم لقوله صلى الله عليه وسلم :"من سن سنة حسنة عمل بها بعده كان له أجره ومثل أجورهم من غير أن ينقص من أجورهم شيء ومن سن سنة سيئة فعمل بها بعده كان عليه وزرها ومثل أوزارهم من غير أن ينقص من أوزارهم شيء". وأما إذا لم تكن تعلم فلا أجر لك .

كتبه : أحمد بن عمر بازمول

https://t.me/ahmadbazmool/2846

📌🍃JAWABAN YANG MENYEMBUHKAN ATAS BEBERAPA SYUBHAT TENTANG KEBID'AHAN MAULID

✍Oleh : Fadhilatusy Syaikh Prof. Dr. Ahmad bin Umar Baazmul hafizhahullah.

Sesungguhnya perayaan maulid nabawi merupakan perkara yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya radhiallahu anhum serta para tabi'in dan orang-orang yang mengikuti mereka sepeninggal mereka, sehingga ia merupakan perkara yang diada-adakan dalam agama dan tidak disyariatkan.

➖Kalau ada yang mengatakan : apakah perayaan hari nasional suatu negara disyariatkan sedangkan perayaan maulid Nabi shallallahu alaihi wasallam dihukumi sebagai kebid'ahan ?
Maka jawabannya : sesungguhnya perayaan hari nasional negara tujuannya bukan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dan tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa itu termasuk bagian agama bahkan hal itu termasuk kebiasaan manusia pada urusan-urusan duniawi mereka sedangkan kebid'ahan tidak masuk pada urusan-urusan dunia kecuali apabila pelakunya meyakininya sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah.

➖Kalau ada yang mengatakan : kaum Nashara mereka merayakan maulid (hari kelahiran) Isa alaihissalam lantas kenapa kita tidak merayakan maulid Nabi kita shallallahu alaihi wasallam?
Maka jawabannya : bahwasanya kita dilarang dari kebid'ahan dalam agama dan membuat perkara-perkara baru di dalamnya, demikian pula kita dilarang dari sikap tasyabbuh (penyerupaan) terhadap kaum Yahudi dan Nashara.

➖Kalau ada yang mengatakan : sesungguhnya merayakan maulid nabawi termasuk bab kecintaan terhadap Rasul shallallahu alaihi wasallam?
Maka jawabannya : sesungguhnya kecintaan terhadap Rasul shallallahu alaihi wasallam dengan cara mentaatinya pada apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang serta mewaspadai apa yang beliau peringatkan berupa kebid'ahan-kebid'ahan bahkan seorang mukmin terus-menerus mencintai beliau shallallahu alaihi wasallam.

➖Kalau ada yang mengatakan : apakah kalian mengingkari shalawat terhadap Rasul shallallahu alaihi wasallam, dan apakah kalian mengingkari bentuk kecintaan terhadap Rasul shallallahu alaihi wasallam?
Maka jawabannya : tidak, kita tidak mengingkarinya bahkan yang kita ingkari adalah kebid'ahan-kebid'ahan dan sikap menyelisihi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Pernah suatu ketika seseorang bersin di samping Ibnu Umar lalu orang tersebut mengucapkan :
الحَمْدُ لِلَّهِ، وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ  الله.
Maka Ibnu Umar mengatakan : aku juga mengatakan :
الحَمْدُ لِلَّهِ، وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ  الله
Dan bukan demikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajari kita, namun beliau mengajari kita untuk mengucapkan :
الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ".

Dan Sa'id ibnul Musayyib pernah melihat seseorang melakukan shalat setelah terbitnya fajar lebih dari dua raka'at dimana ia memperbanyak rukuk dan sujud dalam shalatnya maka Sa'id ibnul Musayyab melarangnya, lalu orang tersebut berkata : "apakah Allah akan mengadzabku karena shalat?!" Sa'id menjawab : tidak, namun Allah akan mengadzabmu karena menyelisihi sunnah.

➖Kalau ada yang mengatakan : apakah berdosa jika aku merayakan maulid nabawi?
Maka jawabannya : ya jika engkau mengetahui bahwa perayaan maulid nabawi tidak disyariatkan maka engkau berdosa (jika merayakannya) berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

"من سن سنة حسنة عمل بها بعده كان له أجره ومثل أجورهم من غير أن ينقص من أجورهم شيء ومن سن سنة سيئة فعمل بها بعده كان عليه وزرها ومثل أوزارهم من غير أن ينقص من أوزارهم شيء".

“Barang siapa yang membuat contoh dalam islam contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barangsiapa yang mencontohkan contoh jelek dalam islam maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”.
Adapun jika engkau tidak mengetahui maka engkau tidak akan mendapatkan pahala.

Sumber : https://t.me/ahmadbazmool/2846

http://telegram.me/dinulqoyyim

🔈 صوتيات إذاعة السنة
بدعة #الاحتفال_بالمولد_النبوي
خطبة الجمعة
لفضيلة أ د #الشيخ_أحمد_بازمول حفظه الله
#خطب_الشيخ_أحمد_بازمول
🔈
https://soundcloud.com/radiosunnah/ab1792
🔗
https://www.radiosunna.com/khutbah167.html
⬇️
https://bit.ly/3rGirgA

التحذير
من منشور خدرت رجله فقل يا محمد
​لفضيلة أ د #الشيخ_أحمد_بازمول حفظه الله
https://t.me/ahmadbazmool/3124

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين.

أما بعد : فقد سئلت عن منشور في مواقع التواصل فيه :

حب الحبيب شفاء ودواء :

روى الإمام البخاري في الأدب المفرد تحت باب ما يقول الرجل إذا خدرت رجله : حدثنا أبو نعيم قال: حدثنا سفيان، عن أبي إسحاق، عن عبد الرحمن بن سعد قال :"خدرت رجل ابن عمر، فقال له رجل: اذكر أحب الناس إليك، فقال: يا محمد".

قال صاحب المنشور :

إذا كنت مريضًا وأنت تحب محمدًا فقلت صادقًا "يا محمد" ذهب عنك ما تجد.

الحديث أورده النووي في الأذكار وابن تيمية في الكلم الطيب والسخاوي في القول البديع والحافظ السلفي في غريب الحديث([1]) والحافظ ابن السني في كتابه عمل اليوم والليلة وذكره الشوكاني في تحفة الذاكرين.

فأجبت :

أولًا : لا يصح الأثر الوارد عن ابن عمر رضي الله عنهما المذكور في المنشور؛ فإسناده ضعيف لا يثبت، قال الألباني :"ضعيف"([2]).

ثانيًا :  جاء نحوه عن ابن عباس ولا يصح؛ قال مجاهد : خدرت رجل رجل عند ابن عباس رضي الله عنهما فقال له ابن عباس: اذكر أحب الناس إليك فقال: محمد صلى الله عليه وسلم فذهب خدره".

وهذا أثر مكذوب؛ قال الألباني :"موضوع"([3]).

ثالثًا : لا دليل على أن من خدرت قدمه يذكر النبي صلى الله عليه وسلم .

رابعًا: وأما كون المريض يقول صادقًا :"يا محمد" فيذهب عنه ما يجد.

فهذه خطأ من ثلاث جهات :

الجهة الأولى : الأثر ورد في خدر الرجل لا المرض.

الجهة الثانية : أنه مخالف للأحاديث الواردة في أذكار المريض([4])؛ فقد وردت عدة أحاديث كلها فيها تعليق الأمر بالله عز وجل وحده لا شريك له.

الجهة الثالثة : أن هذا الفعل فيه ذريعة للشرك بنداء الغائب، والاستغاثة بالنبي صلى الله عليه وسلم، وقد استدل به الصوفية على تجويز هذا وليس لهم فيه دليل لأمرين الأول لعدم صحة هذه الآثار من جهة، ومن جهة أخرى أنه ليس المراد به الاستغاثة به أو طلب منه الشفاء([5]).

خامسًا : وأما كون الأثر ذكره جمع من العلماء فلا يلزم منه ثبوته وصحته كما هو مقرر في علوم الحديث، خاصة أن كلام العلماء على الآثار تصحيحًا، أو تضعيفًا؛ ليس بالكثير.


كتبه

أخوكم المحب

أحمد بن عمر بن سالم بازمول

الأربعاء 12 ربيع الأول 1445هجري


([1]) كذا، وهو في غريب الحديث للحربي (2/673).

([2]) ضعيف الأدب المفرد (87رقم128).

([3]) تخريج الكلم الطيب (173رقم237).

([4]) انظر : الأذكار للنووي (133-136) باب ما يقوله المريض ويقال عنده ويقرأ عليه وسؤاله عن حاله.

([5]) انظر في الرد على هذه الشبهة : رسائل وفتاوى أبا بطين (199)، تحفة الذاكرين بعدة الحصن الحصين للشوكاني (312)، الشيخ محمد بن عبدالوهاب المجدد المفترى عليه لأحمد بن حجر آل بوطامي (86-88)، هذه مفاهيمنا لصالح آل الشيخ (50-53).

📚💥PERINGATAN DARI SELEBARAN : BARANGSIAPA YANG KAKINYA MENGALAMI KESEMUTAN ATAU MATI RASA MAKA UCAPKANLAH : 'YAA MUHAMMAD' (WAHAI MUHAMMAD)

Oleh Fadhilatusy Syaikh Prof. Dr. Ahmad bin Umar Baazmul hafizhahullah.
https://t.me/ahmadbazmool/3124

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين.
أما بعد :

Maka sungguh aku ditanya tentang apa yang tersebar di media sosial :

Kecintaan terhadap orang yang dicintai merupakan obat penyembuh.

Al Bukhari meriwayatkan dalam Al Adabul Mufrad dalam bab apa yang diucapkan oleh seseorang ketika kakinya mengalami kesemutan :

حدثنا أبو نعيم قال: حدثنا سفيان، عن أبي إسحاق، عن عبد الرحمن بن سعد قال :"خدرت رجل ابن عمر، فقال له رجل: اذكر أحب الناس إليك، فقال: يا محمد".

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim ia berkata : telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Abdurrahman bin Sa'ad ia berkata : "kaki Ibnu Umar mengalami kesemutan, maka seorang lelaki berkata kepadanya : sebutkan manusia yang paling kau cintai, lalu Ibnu Umar mengucapkan : "wahai Muhammad".

Berkata penulis selebaran tersebut :
Apabila engkau sakit dan engkau mencintai Muhammad maka ucapkanlah dengan jujur : "wahai Muhammad" niscaya akan hilang sakit yang engkau rasakan.

Hadits ini disebutkan oleh An Nawawi dalam Al Adzkar, Ibnu Taimiyyah dalam Al Kalimut Thayyib, As Sakhawi dalam Al Qaulul Badi', Al Hafizh As Silafi dalam Gharibul Hadits, Ibnus Sunni dalam kitabnya Amalul Yaumi wal Lailah dan disebutkan oleh Asy Syaukani dalam Tuhfatudz Dzakirin.

Maka aku jawab :

1⃣Yang pertama : atsar yang datang dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma yang disebutkan dalam selebaran tersebut tidak sah; maka sanadnya dha'if tidaklah tsabit, Al Albani berkata : dha'if.

2⃣Yang kedua : datang semisal atsar tersebut dari Ibnu Abbas dan tidak sah; Mujahid berkata : "kaki seseorang mengalami kesemutan di sisi Ibnu Abbas radhiallahu anhuma maka Ibnu Abbas berkata kepadanya : "sebutlah orang yang paling engkau cintai", maka orang tersebut berkata : "Muhammad shallallahu alaihi wasallam", sehingga hilanglah rasa kesemutannya".
Atsar ini dipalsukan; Al Albani berkata : maudhu'.

3⃣Yang ketiga : Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa orang yang mengalami kesemutan pada kakinya maka ia dianjurkan untuk menyebut nama Nabi shallallahu alaihi wasallam

4⃣Yang keempat : adapun keadaan orang yang sakit mengucapkan dengan jujur : wahai Muhammad sehingga hilang darinya rasa sakitnya maka ini merupakan kesalahan dari tiga sisi :

Sisi yang pertama : atsar yang datang berkaitan dengan kesemutan pada kaki bukan berkaitan dengan penyakit (secara umum).

Sisi yang kedua : hal itu menyelisihi hadits-hadits yang datang tentang dzikir-dzikir yang diucapkan orang yang sakit; maka sungguh datang sejumlah hadits semuanya mengandung makna penyerahan semua urusan kepada Allah Azza wa Jalla semata tidak ada sekutu bagiNya.

Sisi yang ketiga : amalan ini merupakan perantara kepada kesyirikan dengan cara memanggil orang yang ghaib, dan beristighatsah (meminta bantuan) kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan sungguh kaum Shufiyyah berdalil dengan atsar ini untuk membolehkan hal tersebut dalam keadaan tidak ada bagi mereka dalil di dalamnya dikarenakan dua alasan,
yang pertama dikarenakan atsar-atsar ini tidaklah sah dari satu sisi, dan dari sisi yang lain adalah bahwasanya bukanlah yang dimaukan dengan atsar ini adalah beristighatsah kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam atau meminta kesembuhan kepada beliau.

5⃣Yang kelima : adapun keadaan atsar tersebut disebutkan oleh sekelompok ulama maka tidaklah mengandung konsekuensi darinya bahwa atsar tersebut shahih atau tsabit sebagaimana yang ditetapkan dalam ilmu hadits, terkhusus ucapan para ulama dalam menghukumi terhadap atsar-atsar (para shahabat dan tabi'in) secara penshahihan dan pendha'ifan tidaklah banyak.

✍Ditulis oleh
Saudara yang mencintai kalian
Ahmad bin Umar bin Salim Baazmuul
Rabu 12 Rabi'ul Awwal 1445 Hijriyyah.

http://telegram.me/dinulqoyyim

🔸 دعاء ورجاء لأهل غزة

🔹 الشيخ محمد بن سعيد رسلان حفظه الله ورعاه

‏س: لماذا لا يحبون تذكير الأمة بأن الجهاد المسلح لم يشرع في المرحلة المكية لضعف المسلمين، وأن النبي ﷺ وأصحابه التزموا بذلك غاية الالتزام مع شدة ما واجهوه من العدوان والظلم الذي وصل إلى إزهاق أرواح بريئة؟

‏س: لماذا لا يحبون تذكير الأمة بأن مغامرات التحرش بالأعداء الأقوياء مخالف للشرع والعقل، وقد جربته الأمة وذاقت ويلات عواقبه، ومن أظهر أمثلته التحرش بالتتار وما نتج عنه من إبادة الملايين وتدمير عواصم الإسلام من المشرق الأقصى إلى بغداد والقضاء على الخلافة العباسية؟.

‏س: لماذا لا يحبون تذكير الأمة بحديث نبيها ﷺ أن الله ينهى عيسى ابن مريم عن مواجهة يأجوج ومأجوج لعدم طاقته وأصحابه على قتالهم في آخر الزمان.

‏س: لماذا لا يحبون تذكير الأمة بهدي النبي ﷺ في حرصه على حفظ أرواح المسلمين وأعراضهم وديارهم حين لا توجد الطاقة والعدة الكافية لقتال العدو، ومن مظاهر هذا الحرص نهيه ﷺ حُذيفة يوم الخندق أن يثير عليه الأحزاب فقال "ولا تذعرهم علي".

‏س: لماذا لا يحبون نشر فتاوى العلماء  الربانيين الراسخين في التحذير من الأعمال التي تثير الأعداء مع فقدان القوة التي تردعهم؟.

‏س: لماذا ينهون عن طرح هذه الحقائق الشرعية ويشنعون على من يفعل؟ ويرهبونه ويحومون حول تكفيره؟

‏السبب -والله أعلم-:
‏١- حتى لا تتسع دائرة الوعي ببطلان هذا المنهج الحركي، وأن ضرره على المسلمين أكبر من نفعه، وأن نفعه للعدو أكبر من ضرره عليه.
‏وأنه مخالف للشرع والعقل بل وللخُلُق والمروءة.
‏٢- وحتى لا تتسع دائرة الثقة بالعلماء الراسخين.
‏٣-وحتى لا تتسع دائرة ثقة الشعوب بولاة أمرها وترك أمور السياسة والسلم والحرب لهم.
‏٤- وربما ليستمر التغرير والاتجار  بالدماء المعصومة والأرواح البريئة والله المستعان.
‏اللهم أنج المستضعفين، وأهلك الظالمين، ووفق حكام المسلمين لما فيه صلاح البلاد والعباد.
د. علي بن يحيى الحدادي
١١ / ٤ / ١٤٤٥هـ

💥BARU

Pertanyaan : Kenapa mereka tidak suka mengingatkan umat bahwa jihad yang dipersenjatai tidaklah disyariatkan di marhalah (fase) Makkah dikarenakan kelemahan kaum muslimin, dan bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya mereka menetapi hal ini dalam keadaan beratnya apa yang mereka hadapi berupa permusuhan dan kezhaliman yang sampai pada tingkatan hilangnya nyawa-nyawa orang yang tidak bersalah ?

Pertanyaan : Kenapa mereka tidak suka mengingatkan umat bahwa pertaruhan dengan menyerang musuh-musuh yang kuat merupakan sesuatu yang menyelisihi syariat dan akal, dan sungguh umat islam telah mengalaminya dan merasakan akibat buruk darinya, dan diantara contoh yang paling nampak adalah pertempuran dengan kaum Tatar dan apa yang lahir dari pertempuran tersebut berupa pembantaian terhadap jutaan kaum muslimin dan penghancuran terhadap kota-kota islam dari ujung timur hingga Baghdad dan kehancuran khilafah Abbasiyyah ?

Pertanyaan : Kenapa mereka tidak suka mengingatkan umat dengan hadits Nabinya shallallahu alaihi wasallam bahwasanya Allah melarang Isa bin Maryam dari menghadapi Ya'juj dan Ma'juj dikarenakan ketidakmampuan beliau dan orang-orang yang bersamanya untuk memerangi mereka di akhir zaman.

Pertanyaan : Kenapa mereka tidak mengingatkan umat dengan petunjuk Nabinya shallallahu alaihi wasallam dalam hal semangat beliau untuk menjaga nyawa-nyawa kaum muslimin dan kehormatan-kehormatan mereka serta negeri-negeri mereka ketika tidak didapati kekuatan dan persenjataan yang cukup untuk memerangi musuh, dan diantara contoh semangat beliau ini adalah larangan beliau shallallahu alaihi wasallam terhadap Hudzaifah dari memprovokasi musuh pada perang Khandaq dimana beliau berkata kepadanya : "Jangan engkau mengagetkan mereka dengan keberadaanku".

Pertanyaan : Kenapa mereka tidak suka menyebarkan fatwa-fatwa ulama rabbaniyyin yang kokoh keilmuan mereka tentang peringatan mereka dari bahaya  aksi-aksi yang bisa memprovokasi musuh ketika tidak adanya kekuatan yang bisa menghalau serangan mereka.

Pertanyaan : Kenapa mereka melarang dari mengemukakan kebenaran-kebenaran yang syar'i ini dan mereka mencela terhadap orang yang melakukannya serta berusaha untuk mengkafirkannya ?

Sebabnya wallahu a'lam :
1- Agar tidak meluas daerah kesadaran umat islam akan batilnya manhaj haraki ini, dan bahwa mudharatnya lebih besar daripada manfaatnya, dan bahwa manfaatnya bagi musuh lebih besar daripada mudharat yang diterima oleh mereka, dan bahwa manhaj haraki ini menyelisihi syariat dan akal bahkan menyelisihi akhlaq dan muruah.
2- Supaya tidak meluas daerah kepercayaan umat islam terhadap para ulama yang kokoh keilmuan mereka.
3- Supaya tidak meluas daerah kepercayaan masyarakat terhadap para penguasa mereka dan menyerahkan perkara politik, perdamaian dan peperangan kepada mereka.
4- Dan bisa jadi agar terus terjadi penipuan dan perdagangan darah-darah yang terjaga serta nyawa-nyawa yang tidak bersalah wallahul musta'an.
Ya Allah selamatkanlah orang-orang yang lemah, dan binasakanlah orang-orang yang zhalim dan berikanlah taufik kepada para penguasa kaum muslimin pada apa yang menjadi kebaikan bagi negeri-negeri islam dan kaum muslimin.

Ditulis oleh
Dr. Ali bin Yahya Al Haddadi.
11/4/1445 H.

http://telegram.me/dinulqoyyim

MEMBANTU ORANG-ORANG LEMAH DARI KAUM MUSLIMIN

Oleh Fadhilatusy Syaikh Ali bin Yahya Al Haddadi hafizhahullah.
https://t.me/alihaddadi37

الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، أما بعد :

Maka sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam memerintahkan kaum mukminin agar mereka dalam hal saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyayangi seperti satu tubuh dimana apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas, hal itu dikarenakan ikatan iman merupakan ikatan paling kuat dan paling kokoh, Allah Ta'ala berfirman :

{إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ} [الحجرات : 10]

" Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. " [Qs. Al-Hujurat: 10]

Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"وكُونُوا عِبادَ اللهِ إخْوانًا" .
"Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara".

Dan diantara pengaruh ukhuwwah ini adalah sikap saling membantu ketika turunnya musibah, dan saling menolong ketika datangnya kezhaliman serta membentangkan tangan pertolongan ketika terjadinya bencana, dan jika tidak ada diantara kaum mukminin sikap tolong-menolong dan saling mengasihi dan saling menyayangi lantas apa makna ukhuwwah yang ada diantara mereka kalau demikian ?
Dan pada hari ini banyak dari kaum muslimin yang mendapatkan ujian-ujian besar dan peristiwa-peristiwa yang menyakitkan maka bagaimana kita bisa menolong mereka dan membantu mereka ?
Jawabannya adalah :
Bahwasanya Allah Ta'ala tidaklah membebani suatu jiwapun kecuali apa yang sesuai dengan kemampuannya, Allah Ta'ala berfirman :

{لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا} الآية.

"Allah tidak membebani suatu jiwa melainkan sesuai dengan kesanggupannya". (Al Baqarah : 286).

Dan diantara kemampuan yang kita mampui semuanya adalah :
1- Mendoakan orang-orang yang mendapatkan musibah dan kesusahan agar Allah mengangkat dari mereka kesengsaraan dan kesusahan mereka, dan agar Allah menjadikan bagi mereka kelapangan dan jalan keluar dan menjadikan bagi mereka kemudahan setelah kesusahan, dan sungguh Allah memerintahkan untuk berdoa dan menjanjikan untuk mengabulkan doa mereka, Allah Ta'ala berfirman :

قَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ.

: " Dan Rabb kalian telah berkata : Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan".
Dan Allah Ta'ala berfirman :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِي إِذَا دَعَانِ

" Dan jika hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku akan kabulkan doa orang yang berdoa “ (Al Baqoroh : 186).

2- Memberikan sedekah kepada mereka dengan harta, makanan, pakaian dan obat-obatan, maka jika penguasa mengajak untuk memberikan donasi maka hendaknya memberikan donasi kepada mereka melalui channel-channel yang direkomendasikan oleh penguasa untuk berdonasi melalui channel-channel tersebut saja; dikarenakan kita diperintahkan untuk mendengar dan taat, dan negara -semoga Allah memberinya taufik- telah mengatur penggalangan-penggalangan donasi sesuai dengan tuntutan maslahat, dan sungguh telah berlaku kebiasaan banyak dari maling-maling harta donasi dengan memanfaatkan kesempatan adanya bencana dan musibah lalu mereka membuka akun-akun atau rekening-rekening khusus dan mereka mengajak manusia untuk berdonasi melalui rekening-rekening tersebut dalam rangka untuk menguasai harta donasi tersebut maka waspadalah dari tertipu dengan mereka.

🏷Bersambung...