📂💠MENASEHATI PARA PEJABAT NEGARA SECARA TERANG-TERANGAN MERUPAKAN MANHAJ YANG SALAH
🔻Aku bertanya kepada guru kami dan ayah kami Al Allamah Shalih Al Fauzan hafizhahullah di kantor beliau pada hari selasa 24/6/1441 H tentang hukum menggunakan media sosial dalam menasehati secara terang-terangan terhadap sebagian pejabat pemerintah negara (seperti menteri, gubernur dan semisalnya, pen) ? maka beliau menjawab : bahwa itu tidak boleh dan hal itu merupakan manhaj (cara) yang salah, sesungguhnya nasehat dilakukan secara rahasia antara pihak yang menasehati dan pihak yang dinasehati".
✍Ditulis oleh
Dr. Umar bin Abdirrahman Al Umar.
Sumber : https://twitter.com/sabqorg/status/1230024819279900672?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔻Aku bertanya kepada guru kami dan ayah kami Al Allamah Shalih Al Fauzan hafizhahullah di kantor beliau pada hari selasa 24/6/1441 H tentang hukum menggunakan media sosial dalam menasehati secara terang-terangan terhadap sebagian pejabat pemerintah negara (seperti menteri, gubernur dan semisalnya, pen) ? maka beliau menjawab : bahwa itu tidak boleh dan hal itu merupakan manhaj (cara) yang salah, sesungguhnya nasehat dilakukan secara rahasia antara pihak yang menasehati dan pihak yang dinasehati".
✍Ditulis oleh
Dr. Umar bin Abdirrahman Al Umar.
Sumber : https://twitter.com/sabqorg/status/1230024819279900672?s=20
http://telegram.me/dinulqoyyim
Twitter
صحيفة سبق الإلكترونية
"الفوزان": "المناصحة العلنية" لمسؤولي الدولة عبر منصات التواصل منهج خاطئ. https://t.co/VbetLQA8C9
🔖💠MEWASPADAI KEBID'AHAN-KEBID'AHAN DI BULAN RAJAB
📂Asy Syaikh Dr. Ali Bin Yahya Al Haddady hafizhahullah berkata :
🔺Diantara kebid'ahan-kebid'ahan adalah apa yang muncul di tengah-tengah ummat semenjak dahulu berupa sebagian ibadah dan perayaan-perayaan keagamaan yang mereka mengkhususkan bulan Rajab dengannya seperti :
1⃣Melakukan Shalat Ragha-ib yaitu shalat di malam jum'at pertama dari bulan Rajab.
2⃣Mengkhususkan bulan Rajab dengan puasa baik secara keseluruhan maupun pada sebagian hari-harinya.
3⃣Mengkhususkan bulan Rajab dengan sesembelihan yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, dikarenakan hal tersebut mengandung unsur (tasyabbuh) menyerupai kaum musyrikin dimana mereka mengkhususkan bulan Rajab dengan 'atirah yaitu sesembelihan yang mereka sembelih di bulan Rajab dalam rangka mendekatkan diri kepada berhala-berhala mereka.
🔺Oleh karena inilah Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"لا عتيرة في الإسلام".
"Tidak ada 'atirah dalam islam".
Hadits riwayat Ahmad.
4⃣Merayakan malam Isra' dan Mi'raj pada bulan Rajab dimana hal ini banyak dilakukan oleh kebanyakan dari kaum muslimin padahal mereka tidak memiliki dalil atas bolehnya melakukan perayaan mereka tersebut baik dari ayat muhkamah maupun sunnah shahihah serta amalan yang dinukil dari Salafus Shalih.
⭕️Maka tanggal terjadinya peristiwa isra' dan mi'raj tidak diketahui di bulan apa, bahkan diperselisihkan terjadi di tahun keberapa dengan perselisihan yang banyak.
🔸Dan seandainya benar penentuan tanggal terjadinya isra' dan mi'raj tersebut maka tidak ada dalil yang menunjukkan bolehnya merayakannya, dan sesungguhnya perayaan isra' mi'raj dan perayaan peristiwa-peristiwa keagamaan seperti perayaan Maulid, perayaan tahun baru hijriyyah, perayaan hari-hari perang itu semua datang tatkala manusia diliputi oleh kejahilan terhadap sunnah dan mereka terpengaruh dengan adat-adat kaum Nashara dan umat-umat kafir dalam acara-acara perayaan mereka dan upacara-upacara keagamaan mereka, dan mereka disemangati oleh musuh-musuh islam yang tidak suka tatkala kaum muslimin jujur dalam berpegang teguh terhadap Al Quran dan sunnah agar mereka tersibukkan dengan ibadah-ibadah yang diada-adakan dari melakukan ibadah-ibadah yang benar dan agar menjadi banyak kelompok-kelompok pengekor hawa nafsu di tengah-tengah kaum muslimin sehingga hati-hati merekapun berselisih dan kalimat mereka berpecah-belah dan persatuan mereka menjadi runtuh serta melemah kekuatan mereka sehingga musuh-musuh islam pun bisa menguasai mereka.
🎙Khutbah berjudul "At Tahdzir min Bida' Rajab".
✍فضيلة الشيخ د. علي بن يحيى الحدادي حفظه الله :
فاتقوا الله واجتنبوا أسباب سخطه وإن من أعظم أسباب سخطه البدع والمحدثات في دين الله تعالى.
ومن تلك البدع ما ظهر في الأمة من أزمان قديمة من بعض العبادات والاحتفالات الدينية التي يخصون بها شهر رجب كصلاة الرغائب وهي صلاة في أول ليلة جمعة من رجب، ومنها تخصيصه بالصيام كله أو بعض أيامه، ومنها تخصيصه بذبيحة تذبح فيه تقرباً إلى الله، لما فيه من المشابهة للمشركين الذين كانوا يخصونه بالعتيرة وهي ذبيحة يذبحونها في رجب تقرباً إلى أصنامهم. لذا قال صلى الله عليه وسلم (لا عتيرة في الإسلام) رواه أحمد.
ومن تلك البدع والمحدثات الاحتفال في رجب بليلة الإسراء والمعراج الذي يفعله كثير من المسلمين وليس عندهم على احتفالهم به دليل لا من آية محكمة، ولا سنة صحيحة، ولا عمل منقول عن السلف الصالح.
فتاريخ الإسراء والمعراج غير معروف في أي شهر هو، بل قد اختلف في أي عام هو اختلافاً كثيراً فضلاً عن تعيين شهره أو يومه.
ولو ثبت تعيين تاريخه لم يكن على الاحتفال به دليل وإنما جاء الاحتفال به وبالأحداث الدينية والوقائع التاريخية كالاحتفال بالمولد وبالهجرة وبالمغازي لما غلب الجهل بالسنة على الناس وتأثروا بعادات النصارى والأمم الكافرة في مناسباتهم وطقوسهم، وشجعهم عليها أعداء الإسلام ممن لا يحب لهم صدق الاستمساك بالكتاب والسنة ليشتغلوا بالعبادات المبتدعة عن العبادات الصحيحة ولتكثرَ فيهم الفرق والأهواء فتختلف قلوبهم. وتتفرق كلمتهم. وينتقض جمعهم، ويضعف أمرهم فيتسلطوا عليهم.
#خطبة_مكتوبه
🔺التحذير من بعض بدع رجب والحث على اجتناب أسباب البدع
للشيخ/د. علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
http://www.haddady.com/18711-2/
telegram.me/dinulqoyyim
📂Asy Syaikh Dr. Ali Bin Yahya Al Haddady hafizhahullah berkata :
🔺Diantara kebid'ahan-kebid'ahan adalah apa yang muncul di tengah-tengah ummat semenjak dahulu berupa sebagian ibadah dan perayaan-perayaan keagamaan yang mereka mengkhususkan bulan Rajab dengannya seperti :
1⃣Melakukan Shalat Ragha-ib yaitu shalat di malam jum'at pertama dari bulan Rajab.
2⃣Mengkhususkan bulan Rajab dengan puasa baik secara keseluruhan maupun pada sebagian hari-harinya.
3⃣Mengkhususkan bulan Rajab dengan sesembelihan yang disembelih dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, dikarenakan hal tersebut mengandung unsur (tasyabbuh) menyerupai kaum musyrikin dimana mereka mengkhususkan bulan Rajab dengan 'atirah yaitu sesembelihan yang mereka sembelih di bulan Rajab dalam rangka mendekatkan diri kepada berhala-berhala mereka.
🔺Oleh karena inilah Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"لا عتيرة في الإسلام".
"Tidak ada 'atirah dalam islam".
Hadits riwayat Ahmad.
4⃣Merayakan malam Isra' dan Mi'raj pada bulan Rajab dimana hal ini banyak dilakukan oleh kebanyakan dari kaum muslimin padahal mereka tidak memiliki dalil atas bolehnya melakukan perayaan mereka tersebut baik dari ayat muhkamah maupun sunnah shahihah serta amalan yang dinukil dari Salafus Shalih.
⭕️Maka tanggal terjadinya peristiwa isra' dan mi'raj tidak diketahui di bulan apa, bahkan diperselisihkan terjadi di tahun keberapa dengan perselisihan yang banyak.
🔸Dan seandainya benar penentuan tanggal terjadinya isra' dan mi'raj tersebut maka tidak ada dalil yang menunjukkan bolehnya merayakannya, dan sesungguhnya perayaan isra' mi'raj dan perayaan peristiwa-peristiwa keagamaan seperti perayaan Maulid, perayaan tahun baru hijriyyah, perayaan hari-hari perang itu semua datang tatkala manusia diliputi oleh kejahilan terhadap sunnah dan mereka terpengaruh dengan adat-adat kaum Nashara dan umat-umat kafir dalam acara-acara perayaan mereka dan upacara-upacara keagamaan mereka, dan mereka disemangati oleh musuh-musuh islam yang tidak suka tatkala kaum muslimin jujur dalam berpegang teguh terhadap Al Quran dan sunnah agar mereka tersibukkan dengan ibadah-ibadah yang diada-adakan dari melakukan ibadah-ibadah yang benar dan agar menjadi banyak kelompok-kelompok pengekor hawa nafsu di tengah-tengah kaum muslimin sehingga hati-hati merekapun berselisih dan kalimat mereka berpecah-belah dan persatuan mereka menjadi runtuh serta melemah kekuatan mereka sehingga musuh-musuh islam pun bisa menguasai mereka.
🎙Khutbah berjudul "At Tahdzir min Bida' Rajab".
✍فضيلة الشيخ د. علي بن يحيى الحدادي حفظه الله :
فاتقوا الله واجتنبوا أسباب سخطه وإن من أعظم أسباب سخطه البدع والمحدثات في دين الله تعالى.
ومن تلك البدع ما ظهر في الأمة من أزمان قديمة من بعض العبادات والاحتفالات الدينية التي يخصون بها شهر رجب كصلاة الرغائب وهي صلاة في أول ليلة جمعة من رجب، ومنها تخصيصه بالصيام كله أو بعض أيامه، ومنها تخصيصه بذبيحة تذبح فيه تقرباً إلى الله، لما فيه من المشابهة للمشركين الذين كانوا يخصونه بالعتيرة وهي ذبيحة يذبحونها في رجب تقرباً إلى أصنامهم. لذا قال صلى الله عليه وسلم (لا عتيرة في الإسلام) رواه أحمد.
ومن تلك البدع والمحدثات الاحتفال في رجب بليلة الإسراء والمعراج الذي يفعله كثير من المسلمين وليس عندهم على احتفالهم به دليل لا من آية محكمة، ولا سنة صحيحة، ولا عمل منقول عن السلف الصالح.
فتاريخ الإسراء والمعراج غير معروف في أي شهر هو، بل قد اختلف في أي عام هو اختلافاً كثيراً فضلاً عن تعيين شهره أو يومه.
ولو ثبت تعيين تاريخه لم يكن على الاحتفال به دليل وإنما جاء الاحتفال به وبالأحداث الدينية والوقائع التاريخية كالاحتفال بالمولد وبالهجرة وبالمغازي لما غلب الجهل بالسنة على الناس وتأثروا بعادات النصارى والأمم الكافرة في مناسباتهم وطقوسهم، وشجعهم عليها أعداء الإسلام ممن لا يحب لهم صدق الاستمساك بالكتاب والسنة ليشتغلوا بالعبادات المبتدعة عن العبادات الصحيحة ولتكثرَ فيهم الفرق والأهواء فتختلف قلوبهم. وتتفرق كلمتهم. وينتقض جمعهم، ويضعف أمرهم فيتسلطوا عليهم.
#خطبة_مكتوبه
🔺التحذير من بعض بدع رجب والحث على اجتناب أسباب البدع
للشيخ/د. علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
http://www.haddady.com/18711-2/
telegram.me/dinulqoyyim
موقع د. علي بن يحيى الحدادي
التحذير من بعض بدع رجب والحث على اجتناب أسباب البدع خطبة مكتوبة - موقع د. علي بن يحيى الحدادي
اضغط هنا لتحميل المقالة بنسخة PDF الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.. [يَا أَيُّهَا الَّذِينَ…
🗒🗞SILSILAH SOAL-JAWAB TENTANG MANHAJ (17)
🖇Pertanyaan : wahai fadhilatusy syaikh, apakah para penuntut ilmu diperbolehkan menjelaskan keadaan orang-orang yang menyimpang apabila keadaan menuntut untuk menjelaskannya ataukah hal itu khusus bagi para ulama ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
🔻Barangsiapa yang mengenal al haq maka wajib baginya untuk menjelaskannya ketika keadaan menuntut untuk menjelaskannya dan harus terikat dengan manhaj dakwah yang benar, dan barangsiapa yang mengenal kebatilan maka demikian pula wajib baginya untuk menjelaskannya namun dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh syariat dan dengan adab-adab dakwah salafiyyah.
🔸Dan para ulama merekalah yang baik dalam berdakwah dalam bab ini, dan mereka bagus dalam menangani perkara-perkara ini, sehingga seorang penuntut ilmu yang pemula atau pertengahan tidak boleh terburu-buru, dan semangat dan keberanian yang menggelora jangan sampai mendorongnya untuk mencalonkan dirinya dalam menyalahkan manusia atau menghukumi mereka dengan kesesatan atau kebid'ahan hingga ia yakin dan ia memasrahkan hukum tersebut kepada yang lainnya dan mendiskusikan perkara ini kepada yang lainnya, dan ia hendaknya menjadi sebaik-baik penolong dalam menyebarkan kebaikan dan menumpas kebid'ahan namun wajib baginya untuk sesuai dengan aturan, dan wajib baginya menjadi seorang yang tidak tergesa-gesa supaya tidak muncul darinya hukum-hukum secara serampangan dengan tanpa ilmu dan dengan tanpa pemahaman terhadap perkara-perkara dan hakekat-hakekat yang ada sehingga menyebabkan ia terjatuh pada hal yang memudharatkan dan tidak bermanfaat.
📚Al Aqdul Muadhdhad Al Jadid fil Ijabah ala Masail fil Fiqhi wal Manahij wat Tauhid 1/127.
✍ من فتاوى الإمام العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة - :
▪️الســـؤال : ﻓﻀﻴﻠﺔ اﻟﺸﻴﺦ، ﻫﻞ ﻟﻄﻠﺒﺔ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﻴﺎﻥ ﺣﺎﻝ اﻟﻤﻨﺤﺮﻓﻴﻦ ﺇﺫا اﻗﺘﻀﻰ اﻟﺤﺎﻝ اﻟﺒﻴﺎﻥ، ﺃﻡ ﻫﻮ ﻣﺨﺘﺺ ﺑﺎﻟﻌﻠﻤﺎء؟
▫️الجــواب : ﻣﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺤﻖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻋﻨﺪ اﻗﺘﻀﺎء اﻟﺤﺎﻝ ﻟﺬﻟﻚ، ﻭﻋﻨﺪ ﻟﺰﻭﻡ اﻷﻣﺮ، ﻭﻋﻨﺪ اﻟﺘﻘﻴﺪ ﺑﻤﻨﻬﺞ اﻟﺪﻋﻮﺓ اﻟﺼﺤﻴﺢ، ﻭﻣﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺒﺎﻃﻞ ﻛﺬﻟﻚ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻴﺎﻧﻪ، ﻭﻟﻜﻦ ﺑﺎﻟﻀﻮاﺑﻂ اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ، ﻭﺑﺂﺩاﺏ اﻟﺪﻋﻮﺓ اﻟﺴﻠﻔﻴﺔ، ﻭاﻟﻌﻠﻤﺎء ﻫﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺤﺴﻨﻮﻥ اﻟﺪﻋﻮﺓ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺒﺎﺏ، ﻭﻳﺤﺴﻨﻮﻥ ﻣﻌﺎﻟﺠﺔ ﻫﺬﻩ اﻷﻣﻮﺭ، ﻓﻼ ﻳﺴﺘﻌﺠﻞ ﻃﺎﻟﺐ اﻟﻌﻠﻢ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ ﺃﻭ اﻟﻤﺘﻮﺳﻂ، ﻭﻻ ﻳﺤﻤﻠﻪ اﻟﺤﻤﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﺷﻴﺤﻪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺗﺨﻄﺌﺔ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭ اﻟﺤﻜﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑﺎﻟﻀﻼﻝ ﺃﻭ اﻟﺒﺪﻋﺔ، ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺄﻛﺪ ﻭﻳﺪﻉ اﻟﺤﻜﻢ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻣﻨﺎﻗﺸﺔ ﻫﺬا اﻷﻣﺮ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻫﻮ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ اﻷﻋﻮاﻥ ﻋﻠﻰ ﻧﺸﺮ اﻟﺨﻴﺮ ﻭﻗﻤﻌﺎ ﻟﻠﺒﺪﻋﺔ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﻀﺒﻄﺎ، ﻭﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺘﺄﻧﻴﺎ، ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﺼﺪﺭ اﻷﺣﻜﺎﻡ ﻣﺠﺎﺯﻓﺔ ﺑﺪﻭﻥ ﻋﻠﻢ، ﻭﺑﺪﻭﻥ ﻓﻬﻢ ﻓﻲ اﻷﻣﻮﺭ ﻭاﻟﺤﻘﺎﺋﻖ ﻓﻴﻘﻊ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻀﺮ ﻭﻻ ﻳﻨﻔﻊ .
📝 العقد المنضد الجديد في الإجابة على مسائل في الفقه والمناهج والتوحيد (ج: ١ / ص: ١٢٧) .
http://telegram.me/dinulqoyyim
🖇Pertanyaan : wahai fadhilatusy syaikh, apakah para penuntut ilmu diperbolehkan menjelaskan keadaan orang-orang yang menyimpang apabila keadaan menuntut untuk menjelaskannya ataukah hal itu khusus bagi para ulama ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
🔻Barangsiapa yang mengenal al haq maka wajib baginya untuk menjelaskannya ketika keadaan menuntut untuk menjelaskannya dan harus terikat dengan manhaj dakwah yang benar, dan barangsiapa yang mengenal kebatilan maka demikian pula wajib baginya untuk menjelaskannya namun dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh syariat dan dengan adab-adab dakwah salafiyyah.
🔸Dan para ulama merekalah yang baik dalam berdakwah dalam bab ini, dan mereka bagus dalam menangani perkara-perkara ini, sehingga seorang penuntut ilmu yang pemula atau pertengahan tidak boleh terburu-buru, dan semangat dan keberanian yang menggelora jangan sampai mendorongnya untuk mencalonkan dirinya dalam menyalahkan manusia atau menghukumi mereka dengan kesesatan atau kebid'ahan hingga ia yakin dan ia memasrahkan hukum tersebut kepada yang lainnya dan mendiskusikan perkara ini kepada yang lainnya, dan ia hendaknya menjadi sebaik-baik penolong dalam menyebarkan kebaikan dan menumpas kebid'ahan namun wajib baginya untuk sesuai dengan aturan, dan wajib baginya menjadi seorang yang tidak tergesa-gesa supaya tidak muncul darinya hukum-hukum secara serampangan dengan tanpa ilmu dan dengan tanpa pemahaman terhadap perkara-perkara dan hakekat-hakekat yang ada sehingga menyebabkan ia terjatuh pada hal yang memudharatkan dan tidak bermanfaat.
📚Al Aqdul Muadhdhad Al Jadid fil Ijabah ala Masail fil Fiqhi wal Manahij wat Tauhid 1/127.
✍ من فتاوى الإمام العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة - :
▪️الســـؤال : ﻓﻀﻴﻠﺔ اﻟﺸﻴﺦ، ﻫﻞ ﻟﻄﻠﺒﺔ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﻴﺎﻥ ﺣﺎﻝ اﻟﻤﻨﺤﺮﻓﻴﻦ ﺇﺫا اﻗﺘﻀﻰ اﻟﺤﺎﻝ اﻟﺒﻴﺎﻥ، ﺃﻡ ﻫﻮ ﻣﺨﺘﺺ ﺑﺎﻟﻌﻠﻤﺎء؟
▫️الجــواب : ﻣﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺤﻖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻴﺎﻧﻪ ﻋﻨﺪ اﻗﺘﻀﺎء اﻟﺤﺎﻝ ﻟﺬﻟﻚ، ﻭﻋﻨﺪ ﻟﺰﻭﻡ اﻷﻣﺮ، ﻭﻋﻨﺪ اﻟﺘﻘﻴﺪ ﺑﻤﻨﻬﺞ اﻟﺪﻋﻮﺓ اﻟﺼﺤﻴﺢ، ﻭﻣﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺒﺎﻃﻞ ﻛﺬﻟﻚ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻴﺎﻧﻪ، ﻭﻟﻜﻦ ﺑﺎﻟﻀﻮاﺑﻂ اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ، ﻭﺑﺂﺩاﺏ اﻟﺪﻋﻮﺓ اﻟﺴﻠﻔﻴﺔ، ﻭاﻟﻌﻠﻤﺎء ﻫﻢ اﻟﺬﻳﻦ ﻳﺤﺴﻨﻮﻥ اﻟﺪﻋﻮﺓ ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺒﺎﺏ، ﻭﻳﺤﺴﻨﻮﻥ ﻣﻌﺎﻟﺠﺔ ﻫﺬﻩ اﻷﻣﻮﺭ، ﻓﻼ ﻳﺴﺘﻌﺠﻞ ﻃﺎﻟﺐ اﻟﻌﻠﻢ اﻟﻤﺒﺘﺪﺉ ﺃﻭ اﻟﻤﺘﻮﺳﻂ، ﻭﻻ ﻳﺤﻤﻠﻪ اﻟﺤﻤﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﺷﻴﺤﻪ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺗﺨﻄﺌﺔ اﻟﻨﺎﺱ ﺃﻭ اﻟﺤﻜﻢ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺑﺎﻟﻀﻼﻝ ﺃﻭ اﻟﺒﺪﻋﺔ، ﺣﺘﻰ ﻳﺘﺄﻛﺪ ﻭﻳﺪﻉ اﻟﺤﻜﻢ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻣﻨﺎﻗﺸﺔ ﻫﺬا اﻷﻣﺮ ﻟﻐﻴﺮﻩ، ﻭﻫﻮ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ اﻷﻋﻮاﻥ ﻋﻠﻰ ﻧﺸﺮ اﻟﺨﻴﺮ ﻭﻗﻤﻌﺎ ﻟﻠﺒﺪﻋﺔ، ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﻀﺒﻄﺎ، ﻭﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺘﺄﻧﻴﺎ، ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﺼﺪﺭ اﻷﺣﻜﺎﻡ ﻣﺠﺎﺯﻓﺔ ﺑﺪﻭﻥ ﻋﻠﻢ، ﻭﺑﺪﻭﻥ ﻓﻬﻢ ﻓﻲ اﻷﻣﻮﺭ ﻭاﻟﺤﻘﺎﺋﻖ ﻓﻴﻘﻊ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻀﺮ ﻭﻻ ﻳﻨﻔﻊ .
📝 العقد المنضد الجديد في الإجابة على مسائل في الفقه والمناهج والتوحيد (ج: ١ / ص: ١٢٧) .
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔻Engkau akan melihat dari kaum Shufiyyah suatu keanehan !
⭕️Dimana mereka bersemangat dalam menyebarkan hadits-hadits tentang puasa Rajab dan mereka saling mengirimkan pesan dan saling berwasiat dengannya padahal para ulama kibar ahli hadits mendha'ifkan hadits-hadits tersebut dan mereka menjelaskan bahwa tidak ada satupun dari hadits-hadits tersebut yang shahih.
🔸Dan di sisi lain mereka bermalas-malasan dan diam dari menyebarkan hadits-hadits tentang puasa Sya'ban padahal hadits-hadits tersebut telah disepakati keshahihannya dan datang dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim dan selain keduanya.
✍Ditulis oleh
Abdul Qadir bin Muhammad Al Junaid hafizhahullah.
📌 ترى من الصوفية عجبًا!
حيث:
ينشطون لنشر أحاديث صيام شهر رجب، ويتواصون، ويتراسلون بها.
مع أن كبار المُحدِّثين قد ضعفوها، وبينوا أنه لا يصح منها شيء.
بينما:
يتكاسلون ويخفتون كثيرًا عن نشر أحاديث صيام شهر شعبان.
مع أنه متفق على صحتها.
وجاءت في "صحيح البخاري" و "صحيح مسلم"، وغيرهما.
@aljounaid77
http://telegram.me/dinulqoyyim
⭕️Dimana mereka bersemangat dalam menyebarkan hadits-hadits tentang puasa Rajab dan mereka saling mengirimkan pesan dan saling berwasiat dengannya padahal para ulama kibar ahli hadits mendha'ifkan hadits-hadits tersebut dan mereka menjelaskan bahwa tidak ada satupun dari hadits-hadits tersebut yang shahih.
🔸Dan di sisi lain mereka bermalas-malasan dan diam dari menyebarkan hadits-hadits tentang puasa Sya'ban padahal hadits-hadits tersebut telah disepakati keshahihannya dan datang dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim dan selain keduanya.
✍Ditulis oleh
Abdul Qadir bin Muhammad Al Junaid hafizhahullah.
📌 ترى من الصوفية عجبًا!
حيث:
ينشطون لنشر أحاديث صيام شهر رجب، ويتواصون، ويتراسلون بها.
مع أن كبار المُحدِّثين قد ضعفوها، وبينوا أنه لا يصح منها شيء.
بينما:
يتكاسلون ويخفتون كثيرًا عن نشر أحاديث صيام شهر شعبان.
مع أنه متفق على صحتها.
وجاءت في "صحيح البخاري" و "صحيح مسلم"، وغيرهما.
@aljounaid77
http://telegram.me/dinulqoyyim
📗سلسلة التعليق على حائية ابن أبي داود (١)📗
ـــ﷽ـــ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد:
فهذه تعليقات مختصرة على حائية ابن أبي داود -رحمه الله- كتبهتها ونشرتها على حلقات في تطبيق الواتساب لبعض الإخوة والأحبة ثم رأيت نشرها لتعم بها الفائدة والله من وراء القصد.
قوله -رحمه الله-:
•تمسك بحبل الله واتبع الهدى …. ولا تك بدعياً لعلك تفلح.
-التعليق:
يوصي الناظم -رحمه الله- بالتمسك والاعتصام بحبل الله أي بالسبب الموصل إلى الله تعالى وإلى رضوانه وهو كتابه الكريم كما قال تعالى:
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا}
قال ابن مسعود وقتادة :
حبل الله : القرآن.
ولا يعارض هذا تفسير حبل الله بطاعة الله ورسوله أو بلزوم الجماعة فإن كتاب الله تعالى فيه الامر بلزوم السنة والتمسك بها، وفيه الأمر بلزوم جماعة المسلمين وتروك مفارقتهم.
ثم أوصى الناظمُ باتباع الهدى وهو العلم النافع الذي بعث الله به نبي
-ﷺ-كما قال تعالى:
{هو الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ}
أي بالعلم النافع والعمل الصالح.
فديننا دين اتباع لا ابتداع كما قال ابن مسعود-رضي الله عنه-
(اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم) وذلك أن تفاصيل العقيدة لا تدرك بالعقل والقياس والاجتهاد إنما تدرك بالوحي فمن اتبعه سلم ومن خالفه هلك.
ولما أمر الناظم بالاتباع نهى وحذر من الابتداع فقال -رحمه الله-:
(ولا تك بدعياً لعلك تفلح) والمبتدع هو من أحدث في الدين ما ليس منه كما قال -ﷺ-:
(من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد) متفق عليه من حديث عائشة -رضي الله عنها- ، فالإحداث في الدين عقيدة أو عبادة بدعة وضلالة قال -ﷺ-:(وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة) رواه مسلم من حديث جابر ، ورواه النسائي وزاد
(وكل ضلالة في النار) وقال -ﷺ-: (وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وإن كل بدعة ضلالة) رواه أحمد وأبو داود من حديث العرباض بن سارية.
⭕️تنبيه:
لا يلزم من التكلم بالبدعة أو فعل البدعة أن يكون الفاعل أو القائل بعينه مبتدعاً فالشعبة من الكفر أو الجاهلية أو النفاق أو الفسوق قد تكون في الرجل ولا يكون بذلك كافراً ولا جاهلياً ولا منافقاً ولا فاسقا، فالحكم على المعين بذلك مرجعه أهل الرسوخ في العلم، لأنه حكم شرعي يفتقر إلى العلم والورع.
ومن استقام على السنة واجتنب البدعة فقد أفلح كما قال الناظم:
(ولا تك بدعياً لعلك تفلح) والفلاح هو الفوز والظفر بالمطلوب وأعظم ما يطلبه المؤمن الفوز بالجنة والنجاة من النار، والفرقة الناجية من النار هي الفرقة التي تمسكت بالسنة واجتنبت البدعة كما قال -ﷺ-
عن الفرق الهالكة الاثنتين والسبعين (كلها في النار) وحكم لفرقة واحدة بالنجاة ولما سئل عنها قال (الجماعة) وفي رواية (من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي).
وكان الزهري يقول: كان من مضى من علمائنا يقولون: “الاعتصام بالسنة نجاة”، وقال مالك بن أنس: “السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق”.
كتبة/د.علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
🔗www.haddady.com
📲http://cutt.us/uf1Xq
ـــ﷽ـــ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد:
فهذه تعليقات مختصرة على حائية ابن أبي داود -رحمه الله- كتبهتها ونشرتها على حلقات في تطبيق الواتساب لبعض الإخوة والأحبة ثم رأيت نشرها لتعم بها الفائدة والله من وراء القصد.
قوله -رحمه الله-:
•تمسك بحبل الله واتبع الهدى …. ولا تك بدعياً لعلك تفلح.
-التعليق:
يوصي الناظم -رحمه الله- بالتمسك والاعتصام بحبل الله أي بالسبب الموصل إلى الله تعالى وإلى رضوانه وهو كتابه الكريم كما قال تعالى:
{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا}
قال ابن مسعود وقتادة :
حبل الله : القرآن.
ولا يعارض هذا تفسير حبل الله بطاعة الله ورسوله أو بلزوم الجماعة فإن كتاب الله تعالى فيه الامر بلزوم السنة والتمسك بها، وفيه الأمر بلزوم جماعة المسلمين وتروك مفارقتهم.
ثم أوصى الناظمُ باتباع الهدى وهو العلم النافع الذي بعث الله به نبي
-ﷺ-كما قال تعالى:
{هو الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ}
أي بالعلم النافع والعمل الصالح.
فديننا دين اتباع لا ابتداع كما قال ابن مسعود-رضي الله عنه-
(اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم) وذلك أن تفاصيل العقيدة لا تدرك بالعقل والقياس والاجتهاد إنما تدرك بالوحي فمن اتبعه سلم ومن خالفه هلك.
ولما أمر الناظم بالاتباع نهى وحذر من الابتداع فقال -رحمه الله-:
(ولا تك بدعياً لعلك تفلح) والمبتدع هو من أحدث في الدين ما ليس منه كما قال -ﷺ-:
(من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد) متفق عليه من حديث عائشة -رضي الله عنها- ، فالإحداث في الدين عقيدة أو عبادة بدعة وضلالة قال -ﷺ-:(وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة) رواه مسلم من حديث جابر ، ورواه النسائي وزاد
(وكل ضلالة في النار) وقال -ﷺ-: (وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وإن كل بدعة ضلالة) رواه أحمد وأبو داود من حديث العرباض بن سارية.
⭕️تنبيه:
لا يلزم من التكلم بالبدعة أو فعل البدعة أن يكون الفاعل أو القائل بعينه مبتدعاً فالشعبة من الكفر أو الجاهلية أو النفاق أو الفسوق قد تكون في الرجل ولا يكون بذلك كافراً ولا جاهلياً ولا منافقاً ولا فاسقا، فالحكم على المعين بذلك مرجعه أهل الرسوخ في العلم، لأنه حكم شرعي يفتقر إلى العلم والورع.
ومن استقام على السنة واجتنب البدعة فقد أفلح كما قال الناظم:
(ولا تك بدعياً لعلك تفلح) والفلاح هو الفوز والظفر بالمطلوب وأعظم ما يطلبه المؤمن الفوز بالجنة والنجاة من النار، والفرقة الناجية من النار هي الفرقة التي تمسكت بالسنة واجتنبت البدعة كما قال -ﷺ-
عن الفرق الهالكة الاثنتين والسبعين (كلها في النار) وحكم لفرقة واحدة بالنجاة ولما سئل عنها قال (الجماعة) وفي رواية (من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي).
وكان الزهري يقول: كان من مضى من علمائنا يقولون: “الاعتصام بالسنة نجاة”، وقال مالك بن أنس: “السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها غرق”.
كتبة/د.علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
🔗www.haddady.com
📲http://cutt.us/uf1Xq
💠📂SILSILAH PENJELASAN TERHADAP "QASHIDAH HAIYYAH FIS SUNNAH" KARYA Al IMAM IBNU ABI DAWUD RAHIMAHULLAH (1)
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد :
🔻Ini penjelasan ringkas terhadap Qashidah Haiyyah karya Ibnu Abi Dawud rahimahullah yang aku tulis pada beberapa bagian dan aku sebarkan kepada sebagian ikhwah yang saya cintai melalui aplikasi whatsapp kemudian aku memandang untuk menyebarkannya agar faedahnya merata dan Allahlah yang mengetahui niat hambaNya.
تمسك بحبل الله واتبع الهدى.....
ولا تك بدعيا لعلك تفلح.
Berpegang teguhlah dengan tali Allah (Al Quran) dan ikutilah petunjuk (Nabi shallallahu alaihi wasallam).....
Dan janganlah engkau menjadi seorang mubtadi' (ahli bid'ah) niscaya engkau akan berhasil.
🔸Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah mewasiatkan untuk berpegang teguh dengan tali Allah yaitu sebab yang bisa menyampaikan kepada Allah dan kepada keridhaannya yaitu kitabNya yang mulia sebagaimana Allah Taala berfirman :
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا.
"Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah".
✔️Ibnu Mas'ud berkata : tali Allah adalah Al Quran.
⭕️Dan penafsiran ini tidak bertentangan dengan penafsiran yang menyatakan bahwa tali Allah adalah ketaatan kepada Allah dan RasulNya atau menetapi jamaah kaum muslimin; dikarenakan di dalam Al Quran terdapat perintah untuk menetapi sunnah dan berpegang teguh dengannya dan di dalamnya juga terdapat perintah untuk menetapi jamaah kaum muslimin dan tidak berpisah dengan mereka.
🖇Kemudian beliau mewasiatkan untuk mengikuti petunjuk yaitu ilmu yang bermanfaat yang dibawa oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana Allah Taala berfirman :
هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق.
"Dialah (Allah) yang mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang haq".
Yaitu dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan shalih.
📍Maka agama kita adalah agama yang menganjurkan untuk ittiba' (mengikuti sunnah) bukan ibtida' (mengada-ngadakan perkara baru dalam agama) sebagaimana Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu berkata :
اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم.
"Ikutilah sunnah dan jangan kalian berbuat kebid'ahan maka sungguh kalian telah dicukupkan".
Hal itu dikarenakan perincian-perincian aqidah tidak bisa dijangkau dengan akal dan qiyas serta ijtihad namun dijangkau dengan wahyu maka barangsiapa yang mengikuti wahyu maka ia akan selamat dan barangsiapa yang menyelisihinya maka ia akan binasa.
🔺Dan tatkala beliau memerintahkan untuk ittiba' dan melarang dan memperingatkan dari ibtida' maka beliau berkata :
ولا تك بدعيا لعلك تفلح.
"Dan jangan engkau menjadi mubtadi' niscaya engkau akan berhasil".
Mubtadi' adalah seorang yang mengada-ngadakan dalam agama sesuatu yang tidak termasuk darinya sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد.
"Barangsiapa yang mengada-ngadakan dalam urusan agama kami ini sesuatu (amalan) yang bukan bagian darinya maka amalan tersebut tertolak". Muttafaqun alaih dari hadits Aisyah radhiallahu anha.
Maka mengadakan sesuatu yang baru dalam agama baik dalam hal aqidah ataupun ibadah adalah bid'ah dan suatu kesesatan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.
"Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat". Hadits riwayat Muslim dari hadits Jabir, dan An Nasai juga meriwayatkannya dengan tambahan lafazh :
وكل ضلالة في النار.
"Dan setiap kesesatan dalam neraka".
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وإن كل بدعة ضلالة.
Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang diada-adakan dikarenakan setiap perkara yang diada-adakan dalam agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat". Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari hadits Al Irbadh bin Sariyah.
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد :
🔻Ini penjelasan ringkas terhadap Qashidah Haiyyah karya Ibnu Abi Dawud rahimahullah yang aku tulis pada beberapa bagian dan aku sebarkan kepada sebagian ikhwah yang saya cintai melalui aplikasi whatsapp kemudian aku memandang untuk menyebarkannya agar faedahnya merata dan Allahlah yang mengetahui niat hambaNya.
تمسك بحبل الله واتبع الهدى.....
ولا تك بدعيا لعلك تفلح.
Berpegang teguhlah dengan tali Allah (Al Quran) dan ikutilah petunjuk (Nabi shallallahu alaihi wasallam).....
Dan janganlah engkau menjadi seorang mubtadi' (ahli bid'ah) niscaya engkau akan berhasil.
🔸Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah mewasiatkan untuk berpegang teguh dengan tali Allah yaitu sebab yang bisa menyampaikan kepada Allah dan kepada keridhaannya yaitu kitabNya yang mulia sebagaimana Allah Taala berfirman :
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا.
"Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah".
✔️Ibnu Mas'ud berkata : tali Allah adalah Al Quran.
⭕️Dan penafsiran ini tidak bertentangan dengan penafsiran yang menyatakan bahwa tali Allah adalah ketaatan kepada Allah dan RasulNya atau menetapi jamaah kaum muslimin; dikarenakan di dalam Al Quran terdapat perintah untuk menetapi sunnah dan berpegang teguh dengannya dan di dalamnya juga terdapat perintah untuk menetapi jamaah kaum muslimin dan tidak berpisah dengan mereka.
🖇Kemudian beliau mewasiatkan untuk mengikuti petunjuk yaitu ilmu yang bermanfaat yang dibawa oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagaimana Allah Taala berfirman :
هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق.
"Dialah (Allah) yang mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang haq".
Yaitu dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan shalih.
📍Maka agama kita adalah agama yang menganjurkan untuk ittiba' (mengikuti sunnah) bukan ibtida' (mengada-ngadakan perkara baru dalam agama) sebagaimana Ibnu Mas'ud radhiallahu anhu berkata :
اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم.
"Ikutilah sunnah dan jangan kalian berbuat kebid'ahan maka sungguh kalian telah dicukupkan".
Hal itu dikarenakan perincian-perincian aqidah tidak bisa dijangkau dengan akal dan qiyas serta ijtihad namun dijangkau dengan wahyu maka barangsiapa yang mengikuti wahyu maka ia akan selamat dan barangsiapa yang menyelisihinya maka ia akan binasa.
🔺Dan tatkala beliau memerintahkan untuk ittiba' dan melarang dan memperingatkan dari ibtida' maka beliau berkata :
ولا تك بدعيا لعلك تفلح.
"Dan jangan engkau menjadi mubtadi' niscaya engkau akan berhasil".
Mubtadi' adalah seorang yang mengada-ngadakan dalam agama sesuatu yang tidak termasuk darinya sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد.
"Barangsiapa yang mengada-ngadakan dalam urusan agama kami ini sesuatu (amalan) yang bukan bagian darinya maka amalan tersebut tertolak". Muttafaqun alaih dari hadits Aisyah radhiallahu anha.
Maka mengadakan sesuatu yang baru dalam agama baik dalam hal aqidah ataupun ibadah adalah bid'ah dan suatu kesesatan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة.
"Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid'ah adalah sesat". Hadits riwayat Muslim dari hadits Jabir, dan An Nasai juga meriwayatkannya dengan tambahan lafazh :
وكل ضلالة في النار.
"Dan setiap kesesatan dalam neraka".
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وإن كل بدعة ضلالة.
Dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang diada-adakan dikarenakan setiap perkara yang diada-adakan dalam agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat". Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari hadits Al Irbadh bin Sariyah.
⭕️Tanbih :
Tidaklah ucapan atau amalan kebid'ahan mengharuskan pelakunya dihukumi sebagai mubtadi' maka satu cabang dari kekufuran atau jahiliyyah atau nifaq atau kefasikan bisa jadi ada pada seseorang dan tidak bisa dengan sebab itu ia dihukumi kafir atau ahli jahiliyyah atau munafiq atau fasiq, maka menghukumi individu tertentu dengan hukum tersebut dikembalikan kepada para ulama yang kokoh keilmuannya, dikarenakan itu merupakan hukum syar'i yang butuh kepada ilmu dan sikap wara'.
🔻Dan barangsiapa yang istiqamah di atas sunnah dan menjauhi bid'ah maka sungguh ia telah berhasil sebagaimana Al Imam Ibnu Abi Dawud berkata dalam manzhumahnya :
Dan jangan engkau menjadi seorang mubtadi' niscaya engkau akan berhasil.
Yakni berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan perkara yang terbesar yang diinginkan seorang mukmin adalah mendapatkan surga dan selamat dari neraka, dan kelompok yang selamat dari neraka adalah kelompok yang berpegang teguh dengan sunnah dan menjauhi kebid'ahan sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang kelompok-kelompok yang binasa yang berjumlah 72 kelompok bahwa semuanya di neraka dan beliau menghukumi satu kelompok dengan keselamatan dan tatkala beliau ditanya tentangnya beliau menjawab : "Al Jamaah" dan dalam riwayat yang lain : "orang-orang yang mengikuti jalanku dan para shahabatku".
Dan Az Zuhri berkata : "orang-orang yang telah meninggal dari para ulama kita mengatakan : "berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan".
Malik bin Anas berkata : "Sunnah ibarat kapal Nabi Nuh barangsiapa yang menaikinya maka ia akan selamat dan barangsiapa yang tertinggal darinya maka ia akan tenggelam".
✍Ditulis oleh
Dr. Ali bin Yahya Al Haddadi hafizhahullah.
http://🔗www.haddady.com
http://telegram.me/dinulqoyyim
Tidaklah ucapan atau amalan kebid'ahan mengharuskan pelakunya dihukumi sebagai mubtadi' maka satu cabang dari kekufuran atau jahiliyyah atau nifaq atau kefasikan bisa jadi ada pada seseorang dan tidak bisa dengan sebab itu ia dihukumi kafir atau ahli jahiliyyah atau munafiq atau fasiq, maka menghukumi individu tertentu dengan hukum tersebut dikembalikan kepada para ulama yang kokoh keilmuannya, dikarenakan itu merupakan hukum syar'i yang butuh kepada ilmu dan sikap wara'.
🔻Dan barangsiapa yang istiqamah di atas sunnah dan menjauhi bid'ah maka sungguh ia telah berhasil sebagaimana Al Imam Ibnu Abi Dawud berkata dalam manzhumahnya :
Dan jangan engkau menjadi seorang mubtadi' niscaya engkau akan berhasil.
Yakni berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan perkara yang terbesar yang diinginkan seorang mukmin adalah mendapatkan surga dan selamat dari neraka, dan kelompok yang selamat dari neraka adalah kelompok yang berpegang teguh dengan sunnah dan menjauhi kebid'ahan sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang kelompok-kelompok yang binasa yang berjumlah 72 kelompok bahwa semuanya di neraka dan beliau menghukumi satu kelompok dengan keselamatan dan tatkala beliau ditanya tentangnya beliau menjawab : "Al Jamaah" dan dalam riwayat yang lain : "orang-orang yang mengikuti jalanku dan para shahabatku".
Dan Az Zuhri berkata : "orang-orang yang telah meninggal dari para ulama kita mengatakan : "berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan".
Malik bin Anas berkata : "Sunnah ibarat kapal Nabi Nuh barangsiapa yang menaikinya maka ia akan selamat dan barangsiapa yang tertinggal darinya maka ia akan tenggelam".
✍Ditulis oleh
Dr. Ali bin Yahya Al Haddadi hafizhahullah.
http://🔗www.haddady.com
http://telegram.me/dinulqoyyim
📗سلسلة التعليق على حائية ابن أبي داود (٢)📗
•ودن بكتاب الله والسنن التي …
أتت عن رسول الله تنج وتربح
التعليق:
يوصي الناظم باعتقاد ما جاء في كتاب الله وسنة نبيه -ﷺ- ، وهو تأكيد لما تقدم في البيت الذي قبله لمزيد الاهتمام والعناية.
ووصية الناظم تنطلق من النصوص الآمرة بلزوم الكتاب والسنة كما في قوله تعالى:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ} وقوله تعالى:
{وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ}…
وقوله -ﷺ-:
«من أطاعني فقد أطاع الله»
وقوله -ﷺ-:
«عمن رغب عن سنتي فليس مني».
وسنة النبي -ﷺ- وحي من الله واجبة الاتباع كما قال تعالى:
{وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى}
وقال -ﷺ-:
«ألا إني أوتيت الكتاب، ومثله معه ألا يوشك رجل شبعان على أريكته يقول عليكم بهذا القرآن فما وجدتم فيه من حلال فأحلوه، وما وجدتم فيه من حرام فحرموه..» رواه أبو داود، ورواه الترمذي بلفظ :
«ألا هل عسى رجل يبلغه الحديث عني وهو متكئ على أريكته، فيقول: بيننا وبينكم كتاب الله، فما وجدنا فيه حلالا استحللناه. وما وجدنا فيه حراما حرمناه، وإن ما حرم رسول الله كما حرم الله» .
فيجب قبول السنة والتزام ما جاء فيها فتصدق أخبارها وتلتزم أحكامها، ولا يجوز رد شيء من السنة الثابتة الصحيحة بدعوى مخالفتها لظاهر القرآن، أو بدعوى مجيئها بطريق الآحاد، أو بدعوى ظنية ثبوتها أو حجيتها. أو لمخالفة مذهب الإمام المتبوع ونحو ذلك من المعاذير التي يرد بها أعداء السنة ومن تاثر بهم كثيراً من السنن عن النبي -ﷺ- .
قال عمر بن عبد العزيز:
"لا رأي لأحد مع سنة سنها رسول الله -ﷺ-" . وقال الشافعي:
"أجمع الناس على أن من استبانت له سنة عن رسول الله -ﷺ- لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس . وصح عنه أنه قال: لا قول لأحد مع سنة رسول الله -ﷺ- .
وافتتح المؤلف منظومته بالوصية بكتاب الله وسنة رسوله -ﷺ- لأنهما هما مصدر الدين وعليهما يبنى الاعتقاد فالعقيدة ليست مسرحاً للاجتهاد والآراء والأفكار إنما هو التلقي والفهم والاتباع فقط.
كتبة/د.علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
🔗www.haddady.com
📲http://cutt.us/uf1Xq
•ودن بكتاب الله والسنن التي …
أتت عن رسول الله تنج وتربح
التعليق:
يوصي الناظم باعتقاد ما جاء في كتاب الله وسنة نبيه -ﷺ- ، وهو تأكيد لما تقدم في البيت الذي قبله لمزيد الاهتمام والعناية.
ووصية الناظم تنطلق من النصوص الآمرة بلزوم الكتاب والسنة كما في قوله تعالى:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ} وقوله تعالى:
{وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ}…
وقوله -ﷺ-:
«من أطاعني فقد أطاع الله»
وقوله -ﷺ-:
«عمن رغب عن سنتي فليس مني».
وسنة النبي -ﷺ- وحي من الله واجبة الاتباع كما قال تعالى:
{وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى}
وقال -ﷺ-:
«ألا إني أوتيت الكتاب، ومثله معه ألا يوشك رجل شبعان على أريكته يقول عليكم بهذا القرآن فما وجدتم فيه من حلال فأحلوه، وما وجدتم فيه من حرام فحرموه..» رواه أبو داود، ورواه الترمذي بلفظ :
«ألا هل عسى رجل يبلغه الحديث عني وهو متكئ على أريكته، فيقول: بيننا وبينكم كتاب الله، فما وجدنا فيه حلالا استحللناه. وما وجدنا فيه حراما حرمناه، وإن ما حرم رسول الله كما حرم الله» .
فيجب قبول السنة والتزام ما جاء فيها فتصدق أخبارها وتلتزم أحكامها، ولا يجوز رد شيء من السنة الثابتة الصحيحة بدعوى مخالفتها لظاهر القرآن، أو بدعوى مجيئها بطريق الآحاد، أو بدعوى ظنية ثبوتها أو حجيتها. أو لمخالفة مذهب الإمام المتبوع ونحو ذلك من المعاذير التي يرد بها أعداء السنة ومن تاثر بهم كثيراً من السنن عن النبي -ﷺ- .
قال عمر بن عبد العزيز:
"لا رأي لأحد مع سنة سنها رسول الله -ﷺ-" . وقال الشافعي:
"أجمع الناس على أن من استبانت له سنة عن رسول الله -ﷺ- لم يكن له أن يدعها لقول أحد من الناس . وصح عنه أنه قال: لا قول لأحد مع سنة رسول الله -ﷺ- .
وافتتح المؤلف منظومته بالوصية بكتاب الله وسنة رسوله -ﷺ- لأنهما هما مصدر الدين وعليهما يبنى الاعتقاد فالعقيدة ليست مسرحاً للاجتهاد والآراء والأفكار إنما هو التلقي والفهم والاتباع فقط.
كتبة/د.علي بن يحيي الحدادي
-حفظه الله-
🔗www.haddady.com
📲http://cutt.us/uf1Xq
💠📂SILSILAH PENJELASAN TERHADAP QASHIDAH HAIYYAH FIS SUNNAH KARYA AL IMAM IBNU ABI DAWUD RAHIMAHULLAH (2)
ودن بكتاب الله والسنن التي....
أتت عن رسول الله تنج وتربح.
Dan yakinilah apa yang datang dalam Kitabullah dan sunnah...
Rasulullah niscaya engkau akan selamat dan beruntung.
🔻Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah mewasiatkan untuk meyakini apa yang datang dalam kitabullah dan sunnah NabiNya shallallahu alaihi wasallam, dan ini merupakan penekanan terhadap apa yang telah lewat dalam bait syair sebelumnya agar lebih diperhatikan.
⭕️Dan wasiat beliau ini berasal dari nash-nash dalil yang memerintahkan untuk menetapi Al Kitab dan Sunnah sebagaimana firman Allah Taala :
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول.
"Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya".
Dan firman Allah Taala :
وأطيعوا الرسول لعلكم ترحمون.
"Dan taatilah Rasulullah niscaya kalian akan dirahmati".
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من أطاعني فقد أطاع الله.
"Barangsiapa yang mentaatiku maka sungguh ia telah mentaati Allah".
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من رغب عن سنتي فليس مني.
"Barangsiapa yang membenci sunnahku maka ia bukan dari golonganku".
📍Dan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah wahyu dari Allah yang wajib diikuti sebagaimana firman Allah Taala :
وما ينطق عن الهوى * إن هو إلا وحي يوحى.
"Tidaklah beliau berbicara karena hawa nafsu. Tidaklah ucapan beliau melainkan wahyu (dari Allah)".
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
ألا إني أوتيت الكتاب، ومثله معه ألا يوشك رجل شبعان على أريكته يقول عليكم بهذا القرآن فما وجدتم فيه من حلال فأحلوه، وما وجدتم فيه من حرام فحرموه...
"Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al Kitab (Al Quran) dan yang semisal dengannya bersamanya (yaitu sunnah), ketahuilah hampir datang waktunya seorang laki-laki yang kenyang duduk di atas tempat tidurnya dan mengatakan : ambillah oleh kalian Al Quran ini maka apa yang kalian dapati padanya sesuatu yang halal maka halalkanlah dan apa yang kalian dapati di dalamnya sesuatu yang haram maka haramkanlah...".
Hadits riwayat Abu Dawud dan diriwayatkan oleh At Tirmidzi dengan lafazh :
ألا هل عسى رجل يبلغه الحديث عني وهو متكئ على أريكته، فيقول : بيننا وبينكم كتاب الله، فما وجدنا فيه حلالا استحللناه، وما وجدنا فيه حراما حرمناه، وإن ما حرم رسول الله كما حرم الله.
"Ketahuilah barangkali ada seseorang yang sampai kepadanya hadits dariku dalam keadaan ia bersandar ke tempat tidurnya lalu ia berkata : antara kita dan kalian adalah kitabullah, maka apa yang kita dapati di dalamnya perkara yang halal maka kita halalkan dan apa yang kita dapati di dalamnya sesuatu yang haram maka kita haramkan, dan sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rasulullah seperti apa yang diharamkan oleh Allah".
ودن بكتاب الله والسنن التي....
أتت عن رسول الله تنج وتربح.
Dan yakinilah apa yang datang dalam Kitabullah dan sunnah...
Rasulullah niscaya engkau akan selamat dan beruntung.
🔻Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah mewasiatkan untuk meyakini apa yang datang dalam kitabullah dan sunnah NabiNya shallallahu alaihi wasallam, dan ini merupakan penekanan terhadap apa yang telah lewat dalam bait syair sebelumnya agar lebih diperhatikan.
⭕️Dan wasiat beliau ini berasal dari nash-nash dalil yang memerintahkan untuk menetapi Al Kitab dan Sunnah sebagaimana firman Allah Taala :
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول.
"Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya".
Dan firman Allah Taala :
وأطيعوا الرسول لعلكم ترحمون.
"Dan taatilah Rasulullah niscaya kalian akan dirahmati".
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من أطاعني فقد أطاع الله.
"Barangsiapa yang mentaatiku maka sungguh ia telah mentaati Allah".
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
من رغب عن سنتي فليس مني.
"Barangsiapa yang membenci sunnahku maka ia bukan dari golonganku".
📍Dan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah wahyu dari Allah yang wajib diikuti sebagaimana firman Allah Taala :
وما ينطق عن الهوى * إن هو إلا وحي يوحى.
"Tidaklah beliau berbicara karena hawa nafsu. Tidaklah ucapan beliau melainkan wahyu (dari Allah)".
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
ألا إني أوتيت الكتاب، ومثله معه ألا يوشك رجل شبعان على أريكته يقول عليكم بهذا القرآن فما وجدتم فيه من حلال فأحلوه، وما وجدتم فيه من حرام فحرموه...
"Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al Kitab (Al Quran) dan yang semisal dengannya bersamanya (yaitu sunnah), ketahuilah hampir datang waktunya seorang laki-laki yang kenyang duduk di atas tempat tidurnya dan mengatakan : ambillah oleh kalian Al Quran ini maka apa yang kalian dapati padanya sesuatu yang halal maka halalkanlah dan apa yang kalian dapati di dalamnya sesuatu yang haram maka haramkanlah...".
Hadits riwayat Abu Dawud dan diriwayatkan oleh At Tirmidzi dengan lafazh :
ألا هل عسى رجل يبلغه الحديث عني وهو متكئ على أريكته، فيقول : بيننا وبينكم كتاب الله، فما وجدنا فيه حلالا استحللناه، وما وجدنا فيه حراما حرمناه، وإن ما حرم رسول الله كما حرم الله.
"Ketahuilah barangkali ada seseorang yang sampai kepadanya hadits dariku dalam keadaan ia bersandar ke tempat tidurnya lalu ia berkata : antara kita dan kalian adalah kitabullah, maka apa yang kita dapati di dalamnya perkara yang halal maka kita halalkan dan apa yang kita dapati di dalamnya sesuatu yang haram maka kita haramkan, dan sesungguhnya apa yang diharamkan oleh Rasulullah seperti apa yang diharamkan oleh Allah".
🔸Maka wajib menerima sunnah dan berpegang teguh dengan apa yang datang di dalamnya dengan membenarkan berita-beritanya dan mengamalkan hukum-hukum yang datang di dalamnya, dan tidak boleh menolak sedikitpun dari sunnah yang shahih dengan alasan bahwa sunnah tersebut menyelisihi zhahir Al Quran, atau dengan alasan bahwa sunnah tersebut datang dari jalur aahad (bukan mutawatir), atau dengan alasan diragukan keshahihannya atau dengan alasan bahwa sunnah tersebut menyelisihi madzhab imam yang diikuti dan semisal itu dari alasan-alasan yang dengannya musuh-musuh sunnah dan orang-orang yang terpengaruh dengan mereka menolak banyak dari sunnah-sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam.
🔺Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata :
"Tidak ada pendapat seorangpun yang didahulukan atas sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam".
🖇Asy Syafi'i berkata :
"Manusia sepakat bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah shlallallahu alaihi wasallam maka tidak diperbolehkan baginya meninggalkan sunnah tersebut karena pendapat salah seorangpun dari manusia".
Dan telah shahih dari beliau bahwa beliau berkata : "tidak ada pendapat seorangpun yang didahulukan atas sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam".
📋Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah memulai manzhumahnya dengan menyebutkan wasiat untuk berpegang teguh dengan kitabullah dan sunnah RasulNya shallallahu alaihi wasallam dikarenakan keduanya merupakan sumber agama dan di atas keduanya aqidah dibangun maka aqidah bukanlah tempat bagi ijtihad, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran manusia namun ia harus dengan talaqqi, memahami nash-nash dalil dan mengikuti dalil semata.
✍Ditulis oleh
Dr. Ali bin Yahya Al Haddadi hafizhahullah.
http://🔗www.haddady.com
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔺Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata :
"Tidak ada pendapat seorangpun yang didahulukan atas sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam".
🖇Asy Syafi'i berkata :
"Manusia sepakat bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah shlallallahu alaihi wasallam maka tidak diperbolehkan baginya meninggalkan sunnah tersebut karena pendapat salah seorangpun dari manusia".
Dan telah shahih dari beliau bahwa beliau berkata : "tidak ada pendapat seorangpun yang didahulukan atas sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam".
📋Al Imam Ibnu Abi Dawud rahimahullah memulai manzhumahnya dengan menyebutkan wasiat untuk berpegang teguh dengan kitabullah dan sunnah RasulNya shallallahu alaihi wasallam dikarenakan keduanya merupakan sumber agama dan di atas keduanya aqidah dibangun maka aqidah bukanlah tempat bagi ijtihad, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran manusia namun ia harus dengan talaqqi, memahami nash-nash dalil dan mengikuti dalil semata.
✍Ditulis oleh
Dr. Ali bin Yahya Al Haddadi hafizhahullah.
http://🔗www.haddady.com
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂📋SILSILAH SOAL-JAWAB TENTANG MANHAJ (18)
💠Pertanyaan : wahai Fadhilatusy Syaikh, sebagian manusia membedakan antara seorang alim dan seorang da'i, maka apakah hal ini benar ? dan apa saja ketentuan-ketentuan yang membedakan seorang alim yang diambil ilmu darinya dari selainnya dari manusia ?
🔻Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
📍Pada hakekatnya manusia berbeda-beda dalam keilmuan, maka mereka tidaklah sama, dan orang yang mendapatkan ilmu dan ia mendakwahi manusia kepada apa yang ia ilmui maka ini termasuk jihad melawan diri sendiri sebagaimana yang telah lewat, dan seorang da'i tidaklah dinilai sebagai da'i kecuali jika ia memiliki ilmu, dikarenakan dakwah yang dilakukan oleh orang yang jahil akan memudharatkan dan tidak bermanfaat yakni memudharatkan dirinya kemudian memudharatkan orang lain, seandainya ia keluar dan berjalan bersama manusia dan ia menjelajahi bumi dalam keadaan ia jahil terhadap nash-nash Al Quran dan sunnah dan makna-maknanya maka sungguh dikhawatirkan dari dakwahnya tersebut bisa membuat manusia sesat padahal ia mengaku seorang da'i yang ingin melakukan perbaikan dan menyampaikan risalah dari Allah.
🖇Kalau demikian : seorang alim adalah seorang da'i yang berhasil, adapun orang yang berdakwah dengan kejahilan maka ia tidak pantas menjadi seorang da'i, dan manusia berbeda-beda dalam hal keilmuan antara sedikit dan banyak, dan di atas orang yang berilmu ada yang lebih berilmu.
📚Al Aqdul Munadhdhad Al Jadid fil Ijabah ala Masail fi Fiqhi wal Manahij wat Tauhid 1/15.
✍ من فتاوى العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة - :
▪الســـؤال : ﻓﻀﻴﻠﺔ اﻟﺸﻴﺦ؛ ﺣﺼﻞ ﻋﻨﺪ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎﺱ اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻭاﻟﺪاﻋﻴﺔ، ﻓﻬﻞ ﻫﺬا اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺻﺤﻴﺢ ؟ ﻭﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﻀﻮاﺑﻂ اﻟﺘﻲ ﺗﻤﻴﺰ اﻟﻌﺎﻟﻢ اﻟﺬﻱ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻨﻪ اﻟﻌﻠﻢ ﻋﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ ؟
▫الجــواب : اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، اﻟﻨﺎﺱ ﻳﺘﻔﺎﻭﺗﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻌﻠﻢ، ﻓﻠﻴﺴﻮا ﺳﻮاء، ﻭاﻟﺬﻱ ﻳﺤﺮﺯ ﻋﻠﻤﺎ ﻭﻳﺪﻋﻮ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻢ ﻓﻬﺬا ﻣﻦ ﺟﻬﺎﺩ اﻟﻨﻔﺲ ﻛﻤﺎ ﺃﺳﻠﻔﺖ، ﻭاﻟﺪاﻋﻴﺔ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺩاﻋﻴﺔ ﺇﻻ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﺻﺎﺣﺐ ﻋﻠﻢ، ﻓﺈﻥ ﺩﻋﻮﺓ اﻟﺠﺎﻫﻞ ﺗﻀﺮ ﻭﻻ ﺗﻨﻔﻊ، ﺗﻀﺮﻩ ﻫﻮ ﺛﻢ ﺗﻀﺮ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻟﻮ ﺧﺮﺝ ﻭﻣﺸﻰ ﻣﻊ اﻟﻨﺎﺱ ﻭﺟﺎﺏ اﻟﻘﻔﺎﺭ ﻭاﺭﺗﺤﻞ ﻭﻫﻮ ﻳﺠﻬﻞ ﻧﺼﻮﺹ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻭﻣﺪﻟﻮﻻﺗﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﺩﻋﻮﺗﻪ ﺃﻥ ﻳﻀﻞ ﺑﻬﺎ ﺃﻗﻮاﻣﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﺪﻋﻲ ﺑﺄﻧﻪ ﺩاﻋﻴﺔ ﻣﺼﻠﺢ ﻭﻣﺒﻠﻎ ﻋﻦ اﻟﻠﻪ ﺭﺳﺎﻟﺘﻪ.
ﺇﺫﻥ: اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻫﻮ اﻟﺪاﻋﻴﺔ اﻟﻨﺎﺟﺢ، ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺬﻱ ﻳﺪﻋﻮ ﺑﺠﻬﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺼﻠﺢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺩاﻋﻴﺔ، ﻭاﻟﻨﺎﺱ ﻳﺘﻔﺎﻭﺗﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﻭﻣﺴﺘﻜﺜﺮ، ﻭﻓﻮﻕ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻋﻠﻢ ﻋﻠﻴﻢ.
📝 العقد المنضد الجديد في الإجابة على مسائل في الفقه والمناهج والتوحيد ، الصفحة : (١٥) من الجزء الأول .
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠Pertanyaan : wahai Fadhilatusy Syaikh, sebagian manusia membedakan antara seorang alim dan seorang da'i, maka apakah hal ini benar ? dan apa saja ketentuan-ketentuan yang membedakan seorang alim yang diambil ilmu darinya dari selainnya dari manusia ?
🔻Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
📍Pada hakekatnya manusia berbeda-beda dalam keilmuan, maka mereka tidaklah sama, dan orang yang mendapatkan ilmu dan ia mendakwahi manusia kepada apa yang ia ilmui maka ini termasuk jihad melawan diri sendiri sebagaimana yang telah lewat, dan seorang da'i tidaklah dinilai sebagai da'i kecuali jika ia memiliki ilmu, dikarenakan dakwah yang dilakukan oleh orang yang jahil akan memudharatkan dan tidak bermanfaat yakni memudharatkan dirinya kemudian memudharatkan orang lain, seandainya ia keluar dan berjalan bersama manusia dan ia menjelajahi bumi dalam keadaan ia jahil terhadap nash-nash Al Quran dan sunnah dan makna-maknanya maka sungguh dikhawatirkan dari dakwahnya tersebut bisa membuat manusia sesat padahal ia mengaku seorang da'i yang ingin melakukan perbaikan dan menyampaikan risalah dari Allah.
🖇Kalau demikian : seorang alim adalah seorang da'i yang berhasil, adapun orang yang berdakwah dengan kejahilan maka ia tidak pantas menjadi seorang da'i, dan manusia berbeda-beda dalam hal keilmuan antara sedikit dan banyak, dan di atas orang yang berilmu ada yang lebih berilmu.
📚Al Aqdul Munadhdhad Al Jadid fil Ijabah ala Masail fi Fiqhi wal Manahij wat Tauhid 1/15.
✍ من فتاوى العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة - :
▪الســـؤال : ﻓﻀﻴﻠﺔ اﻟﺸﻴﺦ؛ ﺣﺼﻞ ﻋﻨﺪ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎﺱ اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻭاﻟﺪاﻋﻴﺔ، ﻓﻬﻞ ﻫﺬا اﻟﺘﻔﺮﻳﻖ ﺻﺤﻴﺢ ؟ ﻭﻣﺎ ﻫﻲ اﻟﻀﻮاﺑﻂ اﻟﺘﻲ ﺗﻤﻴﺰ اﻟﻌﺎﻟﻢ اﻟﺬﻱ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻨﻪ اﻟﻌﻠﻢ ﻋﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ اﻟﻨﺎﺱ ؟
▫الجــواب : اﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، اﻟﻨﺎﺱ ﻳﺘﻔﺎﻭﺗﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻌﻠﻢ، ﻓﻠﻴﺴﻮا ﺳﻮاء، ﻭاﻟﺬﻱ ﻳﺤﺮﺯ ﻋﻠﻤﺎ ﻭﻳﺪﻋﻮ اﻟﻨﺎﺱ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻢ ﻓﻬﺬا ﻣﻦ ﺟﻬﺎﺩ اﻟﻨﻔﺲ ﻛﻤﺎ ﺃﺳﻠﻔﺖ، ﻭاﻟﺪاﻋﻴﺔ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺩاﻋﻴﺔ ﺇﻻ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﺻﺎﺣﺐ ﻋﻠﻢ، ﻓﺈﻥ ﺩﻋﻮﺓ اﻟﺠﺎﻫﻞ ﺗﻀﺮ ﻭﻻ ﺗﻨﻔﻊ، ﺗﻀﺮﻩ ﻫﻮ ﺛﻢ ﺗﻀﺮ ﻏﻴﺮﻩ، ﻭﻟﻮ ﺧﺮﺝ ﻭﻣﺸﻰ ﻣﻊ اﻟﻨﺎﺱ ﻭﺟﺎﺏ اﻟﻘﻔﺎﺭ ﻭاﺭﺗﺤﻞ ﻭﻫﻮ ﻳﺠﻬﻞ ﻧﺼﻮﺹ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻭﻣﺪﻟﻮﻻﺗﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﺩﻋﻮﺗﻪ ﺃﻥ ﻳﻀﻞ ﺑﻬﺎ ﺃﻗﻮاﻣﺎ ﻭﻫﻮ ﻳﺪﻋﻲ ﺑﺄﻧﻪ ﺩاﻋﻴﺔ ﻣﺼﻠﺢ ﻭﻣﺒﻠﻎ ﻋﻦ اﻟﻠﻪ ﺭﺳﺎﻟﺘﻪ.
ﺇﺫﻥ: اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻫﻮ اﻟﺪاﻋﻴﺔ اﻟﻨﺎﺟﺢ، ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺬﻱ ﻳﺪﻋﻮ ﺑﺠﻬﻞ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺼﻠﺢ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺩاﻋﻴﺔ، ﻭاﻟﻨﺎﺱ ﻳﺘﻔﺎﻭﺗﻮﻥ ﻓﻲ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﻣﺴﺘﻘﻞ ﻭﻣﺴﺘﻜﺜﺮ، ﻭﻓﻮﻕ ﻛﻞ ﺫﻱ ﻋﻠﻢ ﻋﻠﻴﻢ.
📝 العقد المنضد الجديد في الإجابة على مسائل في الفقه والمناهج والتوحيد ، الصفحة : (١٥) من الجزء الأول .
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂🗞HUKUM SHALAT DENGAN MEMAKAI MASKER
🔖Fadhilatusy Syaikh Usamah bin Su'ud Al Amri hafizhahullah berkata :
"Aku memperhatikan kemarin ada seseorang yang memakai masker ketika shalat Jumat oleh karena inilah saya mentanbih dengan menyebutkan perincian berikut ini👇
📋Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang dari perbuatan as sadl dalam shalat dan melarang seseorang dari menutup mulutnya. Hadits riwayat Abu Dawud (643).
🖇Al Imam Al Khaththabi rahimahullah berkata : "sesungguhnya diantara kebiasaan orang arab adalah menutupi mulut-mulut mereka dengan kain imamah (serban) lalu mereka dilarang dari perbuatan tersebut ketika shalat kecuali jika ia menguap maka ia menutupi mulutnya ketika itu berdasarkan hadits yang datang tentangnya".
📚Aunul Ma'bud Syarhu Sunan Abi Dawud.
Maka ketika ada kebutuhan ia diperbolehkan menutup mulutnya dalam shalat dengan masker, adapun secara mutlak maka tidak".
📌 رسالة وصلتني من الشيخ الفاضل #أسامة_بن_سعود_العمري حفظه الله قال:
" لاحظت أمس في صلاة الجمعة من يلبس الكمامة، لذا جرى التنبيه بهذا التفصيل".
◾عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ السَّدْلِ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ. سنن أبي داود برقم 643
◾قال الخطابي: فإن من عادة العرب التلثم بالعمائم على الأفواه فنهوا عن ذلك في الصلاة إلا أن يعرض الثؤباء فيغطي فمه عند ذلك للحديث الذي جاء فيه. 📚 عون المعبود شرح سنن أبي داود
https://twitter.com/OsamaAlamri99/status/1236174109505134593?s=20
🔁 أسهم في النشر فالدال على الخير
كفاعله
📲 T.me/MajalissElHidab
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔖Fadhilatusy Syaikh Usamah bin Su'ud Al Amri hafizhahullah berkata :
"Aku memperhatikan kemarin ada seseorang yang memakai masker ketika shalat Jumat oleh karena inilah saya mentanbih dengan menyebutkan perincian berikut ini👇
📋Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang dari perbuatan as sadl dalam shalat dan melarang seseorang dari menutup mulutnya. Hadits riwayat Abu Dawud (643).
🖇Al Imam Al Khaththabi rahimahullah berkata : "sesungguhnya diantara kebiasaan orang arab adalah menutupi mulut-mulut mereka dengan kain imamah (serban) lalu mereka dilarang dari perbuatan tersebut ketika shalat kecuali jika ia menguap maka ia menutupi mulutnya ketika itu berdasarkan hadits yang datang tentangnya".
📚Aunul Ma'bud Syarhu Sunan Abi Dawud.
Maka ketika ada kebutuhan ia diperbolehkan menutup mulutnya dalam shalat dengan masker, adapun secara mutlak maka tidak".
📌 رسالة وصلتني من الشيخ الفاضل #أسامة_بن_سعود_العمري حفظه الله قال:
" لاحظت أمس في صلاة الجمعة من يلبس الكمامة، لذا جرى التنبيه بهذا التفصيل".
◾عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ السَّدْلِ فِي الصَّلَاةِ، وَأَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ. سنن أبي داود برقم 643
◾قال الخطابي: فإن من عادة العرب التلثم بالعمائم على الأفواه فنهوا عن ذلك في الصلاة إلا أن يعرض الثؤباء فيغطي فمه عند ذلك للحديث الذي جاء فيه. 📚 عون المعبود شرح سنن أبي داود
https://twitter.com/OsamaAlamri99/status/1236174109505134593?s=20
🔁 أسهم في النشر فالدال على الخير
كفاعله
📲 T.me/MajalissElHidab
http://telegram.me/dinulqoyyim
Twitter
أسامة بن سعودالعمري
عن أبي هريرة-رضي الله عنه-:مرفوعا"نهى عن السدل في الصلاة،وأن يُغطِّي الرَّجل فاه"د ت. قال الخطابي:"من عادة العرب التلَثم بالعمائم على الأفواه،فنهوا عن ذلك،إلا أن يعرض للمصلِّي التثاؤبُ،فيغطي فاه عند ذلك؛للحديث الذي جاءفيه" فعندالحاجة يغطي فاه في الصلاة بالكمامةأما…
📂📋SILSILAH SOAL-JAWAB TENTANG MANHAJ (19)
💠Pertanyaan : apakah disana ada perbedaan antara aqidah dan manhaj ?
🖇Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
"Manhaj lebih umum (pengertiannya) daripada aqidah, manhaj mencakup aqidah, suluk, akhlak dan muamalah dan mencakup semua kehidupan seorang muslim, semua perkara yang seorang muslim berjalan di atasnya disebut manhaj.
Adapun aqidah maka yang dimaksudkan dengannya adalah pondasi keimanan dan makna dua kalimat syahadat serta konsekuensi dua kalimat syahadat tersebut, inilah aqidah".
📚Al Ajwibatul Mufidah an Asilatil Manahijil Jadidah hal. 123.
الفرق بين العقيدة والمنهج
...
سئل الشيخ العلامة د. صالح الفوزان حفظه الله هل هناك فرق بين العقيدة والمنهج؟
فأجاب حفظه الله: "المنهج أعم من العقيدة، المنهج يكون في العقيدة وفي السلوك والأخلاق والمعاملات وفي كل حياة المسلم، كل الخطة التي يسير عليها المسلم تسمى المنهج.
أما العقيدة فيراد بها أصل الأيمان، ومعنى الشهادتين ومقتضاهما هذا هي العقيدة". اهـ
[📚 الأجوبة المفيدة عن أسئلة المناهج الجديدة لشيخ الفوزان 123]
http://telegram.me/dinulqoyyim
💠Pertanyaan : apakah disana ada perbedaan antara aqidah dan manhaj ?
🖇Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah :
"Manhaj lebih umum (pengertiannya) daripada aqidah, manhaj mencakup aqidah, suluk, akhlak dan muamalah dan mencakup semua kehidupan seorang muslim, semua perkara yang seorang muslim berjalan di atasnya disebut manhaj.
Adapun aqidah maka yang dimaksudkan dengannya adalah pondasi keimanan dan makna dua kalimat syahadat serta konsekuensi dua kalimat syahadat tersebut, inilah aqidah".
📚Al Ajwibatul Mufidah an Asilatil Manahijil Jadidah hal. 123.
الفرق بين العقيدة والمنهج
...
سئل الشيخ العلامة د. صالح الفوزان حفظه الله هل هناك فرق بين العقيدة والمنهج؟
فأجاب حفظه الله: "المنهج أعم من العقيدة، المنهج يكون في العقيدة وفي السلوك والأخلاق والمعاملات وفي كل حياة المسلم، كل الخطة التي يسير عليها المسلم تسمى المنهج.
أما العقيدة فيراد بها أصل الأيمان، ومعنى الشهادتين ومقتضاهما هذا هي العقيدة". اهـ
[📚 الأجوبة المفيدة عن أسئلة المناهج الجديدة لشيخ الفوزان 123]
http://telegram.me/dinulqoyyim
📂🗞SILSILAH SOAL-JAWAB TENTANG MANHAJ (20)
🗒Pertanyaan : Apakah mencaci-maki Ahlul Bida' dan menyifati mereka dengan sifat-sifat yang menunjukkan cacian dan yang semakna dengannya ketika mentahdzir mereka adalah sesuatu yang diperbolehkan ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
🔻Tidak butuh untuk melaknat mereka dan tidak bisa menyelesaikan masalah mereka, namun dengan menjelaskan kesalahan mereka dengan cara ilmiyyah dan memperingatkan manusia serta membuat manusia lari dari kebid'ahan-kebid'ahan mereka supaya manusia tidak terjatuh pada kebid'ahan-kebid'ahan mereka tersebut sehingga menyebabkan mereka binasa, dan tidak boleh mencela dan mencaci-maki mereka namun ia menjelaskan kesalahan dan penyelisihan syariat yang mereka lakukan.
⭕️Dan kebid'ahan-kebid'ahan itu berbeda-beda; ada kebid'ahan-kebid'ahan yang besar, yakni pelakunya dicela dan ditahdzir, dan kebid'ahan-kebid'ahan di bawah itu, dijelaskan kesalahan-kesalahan pelakunya dan diperingatkan manusia dari bahayanya jika ia termasuk para da'i yang menyebarkan kebid'ahan tersebut, na'am".
Sumber : https://youtu.be/4i3YojbP2rk
✍ سئل فضيلة الشيخ العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة وأسكنه فسيح جناته - :
▪️السؤال: يقول السائل: هل سبُّ أهلِ البدع ونعتهم بأوصافٍ تفيدُ السَّب وما معناه في صدَدِ التحذير منهم جائز؟
▫️الجواب: لا حاجةَ إلى لعنهم ولا يحل مشكلة من مشكلاتهم، ولكن بيان ما هم عليه من خطأ، بيانه بالأسلوب العلمي والتحذير والتنفير من بدعِهم حتى لا يقع الناس في بدعهم فيهلكون، ولا يسبُّهم ولا يشتُمهم، بل يبيِّن ما هم عليه من الخطأ والمخالفة.
والبدع تختلف؛ بدع عظمى؛ كبرى، يعني يُشتم فاعلها ويُحذَّر منه، ودون ذلك يُبيَّن ما عليه المبتدع من الأخطاء ويُحذَّر منه إذا كان من الدعاة إلى بدعته. نعم.
https://youtu.be/4i3YojbP2rk
http://telegram.me/dinulqoyyim
🗒Pertanyaan : Apakah mencaci-maki Ahlul Bida' dan menyifati mereka dengan sifat-sifat yang menunjukkan cacian dan yang semakna dengannya ketika mentahdzir mereka adalah sesuatu yang diperbolehkan ?
📋Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Zaid bin Muhammad Hadi Al Madkhali rahimahullah :
🔻Tidak butuh untuk melaknat mereka dan tidak bisa menyelesaikan masalah mereka, namun dengan menjelaskan kesalahan mereka dengan cara ilmiyyah dan memperingatkan manusia serta membuat manusia lari dari kebid'ahan-kebid'ahan mereka supaya manusia tidak terjatuh pada kebid'ahan-kebid'ahan mereka tersebut sehingga menyebabkan mereka binasa, dan tidak boleh mencela dan mencaci-maki mereka namun ia menjelaskan kesalahan dan penyelisihan syariat yang mereka lakukan.
⭕️Dan kebid'ahan-kebid'ahan itu berbeda-beda; ada kebid'ahan-kebid'ahan yang besar, yakni pelakunya dicela dan ditahdzir, dan kebid'ahan-kebid'ahan di bawah itu, dijelaskan kesalahan-kesalahan pelakunya dan diperingatkan manusia dari bahayanya jika ia termasuk para da'i yang menyebarkan kebid'ahan tersebut, na'am".
Sumber : https://youtu.be/4i3YojbP2rk
✍ سئل فضيلة الشيخ العلامة الفقيه زيد بن محمد بن هادي المدخلي - رحمه الله تعالى رحمة واسعة وأسكنه فسيح جناته - :
▪️السؤال: يقول السائل: هل سبُّ أهلِ البدع ونعتهم بأوصافٍ تفيدُ السَّب وما معناه في صدَدِ التحذير منهم جائز؟
▫️الجواب: لا حاجةَ إلى لعنهم ولا يحل مشكلة من مشكلاتهم، ولكن بيان ما هم عليه من خطأ، بيانه بالأسلوب العلمي والتحذير والتنفير من بدعِهم حتى لا يقع الناس في بدعهم فيهلكون، ولا يسبُّهم ولا يشتُمهم، بل يبيِّن ما هم عليه من الخطأ والمخالفة.
والبدع تختلف؛ بدع عظمى؛ كبرى، يعني يُشتم فاعلها ويُحذَّر منه، ودون ذلك يُبيَّن ما عليه المبتدع من الأخطاء ويُحذَّر منه إذا كان من الدعاة إلى بدعته. نعم.
https://youtu.be/4i3YojbP2rk
http://telegram.me/dinulqoyyim
YouTube
هل يجوز سبّ أهلِ البدع ونعتهم بغرض التحذير منهم؟ العلامة زيد المدخلي
💠📂SILSILAH SOAL-JAWAB TENTANG MANHAJ (21)
📋Pertanyaan : Kapan diperbolehkan mendoakan rahmat (dengan mengucapkan 'rahimahullah') terhadap Ahlul bida' wal ahwa', apakah kebolehan ini secara mutlak ataukah dirinci apabila kebid'ahannya terbatas pada orang tersebut dan ia tidak mendakwahkan kebid'ahannya tersebut sehingga boleh mendoakan rahmat baginya, dan jika sebaliknya maka tidak boleh mendoakan rahmat baginya, mohon berikan faedah kepada kami semoga Allah membalasmu dengan kebaikan ?
📍Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullah :
🖇Bid'ah terbagi menjadi dua macam :
1- Bid'ah mukaffirah (yang bisa menyebabkan pelakunya dihukumi kafir) seperti bid'ah pemikiran yang menyatakan bahwa Al Quran adalah makhluk, mencela shahabat dimulai dari Abu Bakr dan Umar, dan menuduh istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam (dengan tuduhan zina) khususnya Aisyah radhiallahu anha yang telah dibersihkan namanya dari atas tujuh langit, maka mereka tidak boleh didoakan dengan rahmat.
2- Namun diperbolehkan mendoakan rahmat bagi ahlul bida' dengan jenis bid'ah mufassiqah yang pelakunya dan keyakinannya tidak sampai pada tingkat kekufuran.
📚Al Fatawa Al Jaliyyah 2/67.
س : متى يترحم على أهل البدع والأهواء، وهل يكون على سبيل الإطلاق أو يفصل فيما إذا كانت محدودة عليه، وليس بداعي إليها، فيترحم عليه، وما كان بعكسه فلا يترحم عليه أفيدونا أثابكم الله ؟
ج : البدعة تنقسم إلى قسمين :
١- بدع مكفرة : كبدعة القول بخلق القرآن، وسب الصحابة بدءا بأبي بكر، وعمر، ورمي أزواج النبي صلى الله عليه وسلم وبالأخص عائشة رضي الله عنها المبرأة من فوق سبع سموات، فهؤلاء لا يجوز الترحم عليهم.
٢- لكن يترحم على أهل البدع المفسقة؛ التي لا تصل بفاعلها ومعتقدها إلى الكفر.
الفتاوى الجلية عن المناهج الدعوية للعلامة أحمد بن يحيى النجمي رحمه الله ٢/٦٧.
http://telegram.me/dinulqoyyim
📋Pertanyaan : Kapan diperbolehkan mendoakan rahmat (dengan mengucapkan 'rahimahullah') terhadap Ahlul bida' wal ahwa', apakah kebolehan ini secara mutlak ataukah dirinci apabila kebid'ahannya terbatas pada orang tersebut dan ia tidak mendakwahkan kebid'ahannya tersebut sehingga boleh mendoakan rahmat baginya, dan jika sebaliknya maka tidak boleh mendoakan rahmat baginya, mohon berikan faedah kepada kami semoga Allah membalasmu dengan kebaikan ?
📍Jawaban Asy Syaikh Al Allamah Ahmad bin Yahya An Najmi rahimahullah :
🖇Bid'ah terbagi menjadi dua macam :
1- Bid'ah mukaffirah (yang bisa menyebabkan pelakunya dihukumi kafir) seperti bid'ah pemikiran yang menyatakan bahwa Al Quran adalah makhluk, mencela shahabat dimulai dari Abu Bakr dan Umar, dan menuduh istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam (dengan tuduhan zina) khususnya Aisyah radhiallahu anha yang telah dibersihkan namanya dari atas tujuh langit, maka mereka tidak boleh didoakan dengan rahmat.
2- Namun diperbolehkan mendoakan rahmat bagi ahlul bida' dengan jenis bid'ah mufassiqah yang pelakunya dan keyakinannya tidak sampai pada tingkat kekufuran.
📚Al Fatawa Al Jaliyyah 2/67.
س : متى يترحم على أهل البدع والأهواء، وهل يكون على سبيل الإطلاق أو يفصل فيما إذا كانت محدودة عليه، وليس بداعي إليها، فيترحم عليه، وما كان بعكسه فلا يترحم عليه أفيدونا أثابكم الله ؟
ج : البدعة تنقسم إلى قسمين :
١- بدع مكفرة : كبدعة القول بخلق القرآن، وسب الصحابة بدءا بأبي بكر، وعمر، ورمي أزواج النبي صلى الله عليه وسلم وبالأخص عائشة رضي الله عنها المبرأة من فوق سبع سموات، فهؤلاء لا يجوز الترحم عليهم.
٢- لكن يترحم على أهل البدع المفسقة؛ التي لا تصل بفاعلها ومعتقدها إلى الكفر.
الفتاوى الجلية عن المناهج الدعوية للعلامة أحمد بن يحيى النجمي رحمه الله ٢/٦٧.
http://telegram.me/dinulqoyyim
🖇Fadhilatusy Syaikh Prof. Dr. Sulaiman Ar Ruhaili hafizhahullah berkata :
"Salam secara syariat dengan menggunakan lisan dan berjabat tangan merupakan tambahan kebaikan, dan termasuk perbuatan baik pada hari ini adalah meninggalkan berjabat tangan dikarenakan menolak mafsadah didahulukan atas mendatangkan mashlahat, maka aku menganjurkan semua kaum muslimin untuk mencukupkan dengan salam menggunakan lisan dan meninggalkan untuk berjabat tangan, mempersedikit keluar dari rumah, mempersedikit perkumpulan-perkumpulan yang tidak harus, serius dalam menjaga kebersihan serta bertawakkal kepada Allah sebelum dan setelahnya.
📌 المصافحة بالأيدي في هته الأيام
✍️ تغريدة لفضيلة الشيخ أ.د #سليمان_بن_سليم_الله_الرحيلي حفظه الله
@solyman24
📲 رابط التغريدة:
🔗 https://twitter.com/solyman24/status/1238923365496356864?s=19
🔁 أسهم في النشر فالدال على الخير كفاعله
#كورونا
#فيروس_كورونا
#كورونا_الجديد
#COVIDー19
#Algerie
#coronavirus
#COVID19
http://telegram.me/dinulqoyyim
"Salam secara syariat dengan menggunakan lisan dan berjabat tangan merupakan tambahan kebaikan, dan termasuk perbuatan baik pada hari ini adalah meninggalkan berjabat tangan dikarenakan menolak mafsadah didahulukan atas mendatangkan mashlahat, maka aku menganjurkan semua kaum muslimin untuk mencukupkan dengan salam menggunakan lisan dan meninggalkan untuk berjabat tangan, mempersedikit keluar dari rumah, mempersedikit perkumpulan-perkumpulan yang tidak harus, serius dalam menjaga kebersihan serta bertawakkal kepada Allah sebelum dan setelahnya.
📌 المصافحة بالأيدي في هته الأيام
✍️ تغريدة لفضيلة الشيخ أ.د #سليمان_بن_سليم_الله_الرحيلي حفظه الله
@solyman24
📲 رابط التغريدة:
🔗 https://twitter.com/solyman24/status/1238923365496356864?s=19
🔁 أسهم في النشر فالدال على الخير كفاعله
#كورونا
#فيروس_كورونا
#كورونا_الجديد
#COVIDー19
#Algerie
#coronavirus
#COVID19
http://telegram.me/dinulqoyyim
SAUDINEWS
📋Pernyataan resmi Haiah Kibaril Ulama (Dewan Ulama Senior) Kerajaan Saudi Arabia :
1⃣Diharamkan bagi orang yang terinfeksi virus korona untuk menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا يورض ممرض على مصح.
"Janganlah unta yang sakit dicampur dengan unta yang sehat". Muttafaqun alaih.
2⃣Barangsiapa yang ditetapkan oleh instansi terkait untuk melakukan prosedur karantina maka wajib baginya meninggalkan untuk menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah dan ia tetap melakukan shalat di rumahnya atau tempat ia dikarantina.
3⃣Barangsiapa yang khawatir terinfeksi atau membahayakan orang lain maka ia diperbolehkan untuk tidak menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا ضرر ولا ضرر.
"Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan orang lain". Hadits riwayat Ibnu Majah.
Sumber : http://nabd.ws/t/69998571
#فيروس_كورونا
http://telegram.me/dinulqoyyim
📋Pernyataan resmi Haiah Kibaril Ulama (Dewan Ulama Senior) Kerajaan Saudi Arabia :
1⃣Diharamkan bagi orang yang terinfeksi virus korona untuk menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا يورض ممرض على مصح.
"Janganlah unta yang sakit dicampur dengan unta yang sehat". Muttafaqun alaih.
2⃣Barangsiapa yang ditetapkan oleh instansi terkait untuk melakukan prosedur karantina maka wajib baginya meninggalkan untuk menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah dan ia tetap melakukan shalat di rumahnya atau tempat ia dikarantina.
3⃣Barangsiapa yang khawatir terinfeksi atau membahayakan orang lain maka ia diperbolehkan untuk tidak menghadiri shalat Jumat dan shalat berjamaah berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
لا ضرر ولا ضرر.
"Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan orang lain". Hadits riwayat Ibnu Majah.
Sumber : http://nabd.ws/t/69998571
#فيروس_كورونا
http://telegram.me/dinulqoyyim