BAHAYA RIBA
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;
Allah Ta'ala telah memberikan banyak ancaman bagi pelaku dan pengguna riba dan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan nya.
Allah Ta'ala berfirman,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila” . (QS Al Baqarah:275).
وقال ابن عباس: آكل الربا يبعث يوم القيامة مجنونا يُخْنَق.
Ibnu Abbas mengatakan, “Orang yang memakan riba itu akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila tercekik”. (HR Ibnu Abi Hatim)
Allah Ta'ala berfirman,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah itu menghapus riba dan mengembangkan sedekah” (QS Al - Baqarah: 276).
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar benar beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya". (QS Al-Baqarah: 278-279).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِل
Dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!”. Para shahabat bertanya, “Apa saja tujuh dosa itu wahai rasulullah?”.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Menyekutukan Allah, sihir, menghabisi nyawa yang Allah haramkan tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, meninggalkan medan perang setelah perang berkecamuk dan menuduh berzina wanita baik baik”. (HR Bukhari dan Muslim)
عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
Dari Jabir, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memakan riba, nasabah riba, juru tulis dan dua saksi transaksi riba. Nabi bersabda, “Mereka itu sama”.(HR Muslim)
عن عبد الله : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : الربا ثلاثة و سبعون بابا أيسرها مثل أن ينكح الرجل أمه
Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu. Dosa riba yang paling ringan itu semisal dosa menyetubuhi ibu sendiri”. (HR Hakim)
عَنْ كَعْبٍ قَالَ لأَنْ أَزْنِىَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ آكُلَ دِرْهَمَ رِباً يَعْلَمُ اللَّهُ أَنِّى أَكَلْتُهُ حِينَ أَكَلْتُهُ رِباً.
Dari Kaab bin al Ahbar, beliau mengatakan, “Sungguh jika aku berzina sebanyak 36 kali itu lebih kusukai dari pada aku memakan satu dirham riba yang Allah tahu bahwa aku memakannya dalam keadaan aku tahu bahwa itu riba”. (Riwayat Ahmad)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »
Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتّ
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;
Allah Ta'ala telah memberikan banyak ancaman bagi pelaku dan pengguna riba dan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatan nya.
Allah Ta'ala berfirman,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila” . (QS Al Baqarah:275).
وقال ابن عباس: آكل الربا يبعث يوم القيامة مجنونا يُخْنَق.
Ibnu Abbas mengatakan, “Orang yang memakan riba itu akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila tercekik”. (HR Ibnu Abi Hatim)
Allah Ta'ala berfirman,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah itu menghapus riba dan mengembangkan sedekah” (QS Al - Baqarah: 276).
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (278) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ (279)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang benar benar beriman. Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya". (QS Al-Baqarah: 278-279).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِل
Dari Abu Hurairah, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!”. Para shahabat bertanya, “Apa saja tujuh dosa itu wahai rasulullah?”.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Menyekutukan Allah, sihir, menghabisi nyawa yang Allah haramkan tanpa alasan yang dibenarkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, meninggalkan medan perang setelah perang berkecamuk dan menuduh berzina wanita baik baik”. (HR Bukhari dan Muslim)
عَنْ جَابِرٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
Dari Jabir, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat orang yang memakan riba, nasabah riba, juru tulis dan dua saksi transaksi riba. Nabi bersabda, “Mereka itu sama”.(HR Muslim)
عن عبد الله : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : الربا ثلاثة و سبعون بابا أيسرها مثل أن ينكح الرجل أمه
Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Riba itu memiliki 73 pintu. Dosa riba yang paling ringan itu semisal dosa menyetubuhi ibu sendiri”. (HR Hakim)
عَنْ كَعْبٍ قَالَ لأَنْ أَزْنِىَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ آكُلَ دِرْهَمَ رِباً يَعْلَمُ اللَّهُ أَنِّى أَكَلْتُهُ حِينَ أَكَلْتُهُ رِباً.
Dari Kaab bin al Ahbar, beliau mengatakan, “Sungguh jika aku berzina sebanyak 36 kali itu lebih kusukai dari pada aku memakan satu dirham riba yang Allah tahu bahwa aku memakannya dalam keadaan aku tahu bahwa itu riba”. (Riwayat Ahmad)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »
Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلاَئِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « دِرْهَمُ رِباً يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتّ
َةٍ وَثَلاَثِينَ زَنْيَةً »
Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنْ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
Dari Ibnu Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang itu memperbanyak harta dari riba kecuali kondisi akhirnya adalah kekurangan”. (HR Ibnu Majah)
Ust. Rochmad supriadi LC
Dari Abdullah bin Hanzhalah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham uang riba yang dinikmati seseorang dalam keadaan tahu bahwa itu riba dosanya lebih jelek dari pada berzina 36 kali”. (HR Ahmad)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنْ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
Dari Ibnu Mas’ud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang itu memperbanyak harta dari riba kecuali kondisi akhirnya adalah kekurangan”. (HR Ibnu Majah)
Ust. Rochmad supriadi LC
*Kecemburuan Allah Ta'ala*
@fuadhbaraba
*Hadits ke sepuluh dari 100 hadits tuk dihafal
Maksiat adalah penyebab seorang hamba menjadi jauh dari Allah Ta'ala, dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah Ta'ala kepadanya.
Dijelaskan dalam sebuah riwayat imam al-Bukhari,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ. البخاري
Dari Abu Hurairoh radhiallahu 'anhu berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi w sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهٌ
_"Sesungguhnya Allah itu cemburu , dan kecemburuan Allah itu apabila seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah"._ (HR. Al-Bukhari).
Itulah kecemburuan Allah. Maka janganlah kita menjadi orang yang membuat Allah akan murka kepada kita, tatkala kita melakukan apa-apa yang diharamkannya.
Semoga bermanfaat...
@fuadhbaraba
*Hadits ke sepuluh dari 100 hadits tuk dihafal
Maksiat adalah penyebab seorang hamba menjadi jauh dari Allah Ta'ala, dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah Ta'ala kepadanya.
Dijelaskan dalam sebuah riwayat imam al-Bukhari,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ. البخاري
Dari Abu Hurairoh radhiallahu 'anhu berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi w sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهٌ
_"Sesungguhnya Allah itu cemburu , dan kecemburuan Allah itu apabila seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah"._ (HR. Al-Bukhari).
Itulah kecemburuan Allah. Maka janganlah kita menjadi orang yang membuat Allah akan murka kepada kita, tatkala kita melakukan apa-apa yang diharamkannya.
Semoga bermanfaat...
*"Saya belum melakukan apa-apa"*
Atau *"Apa yang saya lakukan belum seberapa dan masih banyak kekurangan"*
Bersyukurlah jika kalimat-kalimat diatas meluncur dengan fasih dari *lubuk hati* anda, karena inilah indikator diterimanya amal seorang hamba.
Amal yang diterima akan membentuk pribadi yang selalu merendahkan hati dan merasa penuh kekurangan walaupun segudang amal shalih telah ia torehkan dalam catatan kebaikannya.
Ia khawatir karena kekurangannya dalam menjalankan amal shalih membuat ALLAH tidak berkenan menerimanya. Bukan justru angkuh dan merasa diri suci,
﴿٦٠﴾ وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رٰجِعُونَ
(60) Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan (beramal shalih), dengan hati yang takut (amal ibadah mereka tidak diterima) karena mereka yakin sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
(Al Mu'minun 23:60)
Bukankah kita diperintahkan untuk beristighfar setiap selesai mengerjakan shalat wajib?
Ya, shalat yang notabenya merupakan ibadah terbaik dan prestasi yang sangat prestisius saja diikuti dengan permohonan ampun.
Sebuah *pesan* bahwa sehebat apapun ibadah yang anda kerjakan, anda kerjakan dengan penuh kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka mintalah ampun kepada ALLAH dari segala khilaf dan lalai tersebut, dan rendah hatilah setelah mengerjakannya.
Terinspirasi oleh pemaparan Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikiin 2/62.
✏Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
Atau *"Apa yang saya lakukan belum seberapa dan masih banyak kekurangan"*
Bersyukurlah jika kalimat-kalimat diatas meluncur dengan fasih dari *lubuk hati* anda, karena inilah indikator diterimanya amal seorang hamba.
Amal yang diterima akan membentuk pribadi yang selalu merendahkan hati dan merasa penuh kekurangan walaupun segudang amal shalih telah ia torehkan dalam catatan kebaikannya.
Ia khawatir karena kekurangannya dalam menjalankan amal shalih membuat ALLAH tidak berkenan menerimanya. Bukan justru angkuh dan merasa diri suci,
﴿٦٠﴾ وَٱلَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا۟ وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رٰجِعُونَ
(60) Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan (beramal shalih), dengan hati yang takut (amal ibadah mereka tidak diterima) karena mereka yakin sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
(Al Mu'minun 23:60)
Bukankah kita diperintahkan untuk beristighfar setiap selesai mengerjakan shalat wajib?
Ya, shalat yang notabenya merupakan ibadah terbaik dan prestasi yang sangat prestisius saja diikuti dengan permohonan ampun.
Sebuah *pesan* bahwa sehebat apapun ibadah yang anda kerjakan, anda kerjakan dengan penuh kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka mintalah ampun kepada ALLAH dari segala khilaf dan lalai tersebut, dan rendah hatilah setelah mengerjakannya.
Terinspirasi oleh pemaparan Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikiin 2/62.
✏Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri
*Pahala Capek, Sakit Dan Kesedihan*
@fuadhbaraba
*Hadits ke sebelas dari 100 hadits tuk dihafal
Sesorang akan merasa bersedih ketika orang yang dicintainya sakit, baik orang tua, (ayah dan ibunya), atau istri dan anak-anaknya, atau saudara dan saudarinya.
Itu merupakan hal yang manusiawi, namun hendaklah ridho dengan apa yang menimpa diri dan keluarganya, dengan mengharap pahala di sisi Allah Ta’ala.
Kesusahan, kesedihan dan rasa sakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Dijelaskan di dalam hadits,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَا يُصِيبُ الْمَرْءَ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ ، وَلا وَصَبٍ ، وَلا هَمٍّ ، وَلا حُزْنٍ ، وَلا أَذًى ، وَلا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلا كَفَّرَتْ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
_“Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, gangguan, kesusahan yang menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut."_ (HR. Al-Bukhari).
Kalau orang tua atau anak sakit, dan menjadikan kita bersedih hati, maka kesedihan kita bisa menjadi penghapus sebagian dosa-dosa kita.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menghapuskan dosa-dosa kita semua.
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu channel :
Telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke sebelas dari 100 hadits tuk dihafal
Sesorang akan merasa bersedih ketika orang yang dicintainya sakit, baik orang tua, (ayah dan ibunya), atau istri dan anak-anaknya, atau saudara dan saudarinya.
Itu merupakan hal yang manusiawi, namun hendaklah ridho dengan apa yang menimpa diri dan keluarganya, dengan mengharap pahala di sisi Allah Ta’ala.
Kesusahan, kesedihan dan rasa sakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Dijelaskan di dalam hadits,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَا يُصِيبُ الْمَرْءَ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ ، وَلا وَصَبٍ ، وَلا هَمٍّ ، وَلا حُزْنٍ ، وَلا أَذًى ، وَلا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلا كَفَّرَتْ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا ، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
_“Tidaklah rasa capek, rasa sakit (yang terus menerus), kekhawatiran, rasa sedih, gangguan, kesusahan yang menimpa seorang muslim sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan musibah tersebut."_ (HR. Al-Bukhari).
Kalau orang tua atau anak sakit, dan menjadikan kita bersedih hati, maka kesedihan kita bisa menjadi penghapus sebagian dosa-dosa kita.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menghapuskan dosa-dosa kita semua.
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu channel :
Telegram.me/alilmu
Telegram
Ar- Raudhoh || الروضة
Berilmu Shahih Tuk Beramal Shalih
*Neraka Dan Surga*
@fuadhbaraba
*Hadits ke duabelas dari 100 hadits tuk dihafal
Setiap hal yang menjerumuskan seseorang ke neraka itu sungguh indah dan menyenangkan, demikian pula sebaliknya hal-hal yang dapat membawa ke surga terlihat tidak menyenangkan dan tidak kita sukai.
Hal itu sebagai ujian bagi manusia di dunia, perhatikanlah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : حُجِبت النَّارُ بِالشَّهَواتِ، وحُجِبت الجَنَّةُ بالمكَارِهِ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حُجِبت النَّارُ بِالشَّهَواتِ، وحُجِبت الجَنَّةُ بالمكَارِهِ
_"Neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat, dan surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa)."_ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk surga sehingga melakukan perkara-perkara yang dibenci jiwanya, begitupula sebaliknya seseorang tidak akan masuk neraka sehingga ia melakukan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwatnya.
Demikian itu dikarenakan ada tabir yang menghiasi surga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwanya.
Duhai jiwa, mampukah untuk membuka tabir-tabir yang menutupi surga?! Sehingga kau dimasukan ke dalamnya.
Mudah-mudahan Allah Ta'ala memasukan kita semua ke surga-Nya...
Aamiin...
Telegram Channel: http: //bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke duabelas dari 100 hadits tuk dihafal
Setiap hal yang menjerumuskan seseorang ke neraka itu sungguh indah dan menyenangkan, demikian pula sebaliknya hal-hal yang dapat membawa ke surga terlihat tidak menyenangkan dan tidak kita sukai.
Hal itu sebagai ujian bagi manusia di dunia, perhatikanlah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : حُجِبت النَّارُ بِالشَّهَواتِ، وحُجِبت الجَنَّةُ بالمكَارِهِ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
حُجِبت النَّارُ بِالشَّهَواتِ، وحُجِبت الجَنَّةُ بالمكَارِهِ
_"Neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat, dan surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa)."_ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk surga sehingga melakukan perkara-perkara yang dibenci jiwanya, begitupula sebaliknya seseorang tidak akan masuk neraka sehingga ia melakukan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwatnya.
Demikian itu dikarenakan ada tabir yang menghiasi surga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwanya.
Duhai jiwa, mampukah untuk membuka tabir-tabir yang menutupi surga?! Sehingga kau dimasukan ke dalamnya.
Mudah-mudahan Allah Ta'ala memasukan kita semua ke surga-Nya...
Aamiin...
Telegram Channel: http: //bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
BULAN MUHARROM
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;
Bulan Muharrom, merupakan awal dari bulan-bulan islam Hijriyah, dan merupakan salah satu dari empat bulan haram yang ada, dan Nabi kita Shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan penjelasan tentang hukum-hukum bulan ini dalam kitab Allah Ta'ala dan As-Sunnah, dan diantara yang terpenting adalah sebagai berikut :
● Yang pertama, tentang keutamaan bulan Muharrom :
Bulan Muharrom, merupakan bulan-bulan haram yang telah diagungkan oleh Allah Ta'ala, dan telah dijelaskan didalam firman Nya :
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ ﴿٣٦﴾
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (Q.S. At-Taubah :36)
Allah Ta'ala memuliakan bulan ini diantara bulan-bulan lainnya, dengan memberikan nama Syahrullah Al-Muharrom atau bulan Allah yang haram, dimana disandarkan kepada Allah Ta'ala sebagai bentuk kemuliaan dan bahwasanya Allah Ta'ala telah memberikan status haram dan tidak seorangpun dari para makhluk dapat merubah nya menjadi halal.
Sebagai mana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberikan penerangan tentang pengharaman Allah Ta'ala terhadap bulan ini. ...
Selengkapnya : http://rochmadsupriyadi.blogspot.co.id/2016/09/bulan-muharrom_30.html?m=1
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;
Bulan Muharrom, merupakan awal dari bulan-bulan islam Hijriyah, dan merupakan salah satu dari empat bulan haram yang ada, dan Nabi kita Shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan penjelasan tentang hukum-hukum bulan ini dalam kitab Allah Ta'ala dan As-Sunnah, dan diantara yang terpenting adalah sebagai berikut :
● Yang pertama, tentang keutamaan bulan Muharrom :
Bulan Muharrom, merupakan bulan-bulan haram yang telah diagungkan oleh Allah Ta'ala, dan telah dijelaskan didalam firman Nya :
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ ﴿٣٦﴾
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (Q.S. At-Taubah :36)
Allah Ta'ala memuliakan bulan ini diantara bulan-bulan lainnya, dengan memberikan nama Syahrullah Al-Muharrom atau bulan Allah yang haram, dimana disandarkan kepada Allah Ta'ala sebagai bentuk kemuliaan dan bahwasanya Allah Ta'ala telah memberikan status haram dan tidak seorangpun dari para makhluk dapat merubah nya menjadi halal.
Sebagai mana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberikan penerangan tentang pengharaman Allah Ta'ala terhadap bulan ini. ...
Selengkapnya : http://rochmadsupriyadi.blogspot.co.id/2016/09/bulan-muharrom_30.html?m=1
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
*Malaikat Mendoakan Orang Yang Shalat Selama Berada Di Tempat Shalatnya*
@fuadhbaraba
*Hadits ke tiga belas dari 100 hadits tuk dihafal
Shalat merupakan salah satu kewajiban setiap muslim, salah satu rukun islam yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.
Kita dianjurkan untuk melaksanakannya di masjid secara berjamaah bagi laki-laki, dan ada keutamaan tersendiri bagi yang tetap duduk di tempat shalatnya, yaitu akan didoakan oleh para malaikat.
Segaimana dijelaskan hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِيْ مُصَلاَّهُ الَّذِي صَلَّى فِيْهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ.البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِيْ مُصَلاَّهُ الَّذِي صَلَّى فِيْهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ.
_"Para Malaikat akan selalu mendoakan untuk salah seorang di antara kalian selama ia berada di masjid di mana ia melakukan shalat, hal ini selama wudhu’nya belum batal, (para Malaikat) berdoa: ‘Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, sayangilah ia'"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa bahwa di antara orang-orang yang akan berbahagia dengan doa dari para malaikat adalah orang-orang yang tetap duduk di masjid setelah melaksanakan shalat.
Semoga kita bisa meraih keutaman ini
Aamiin
Sabtu, 29 Dzulhijjah 1437 H / 1 Oktober 2016 M
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke tiga belas dari 100 hadits tuk dihafal
Shalat merupakan salah satu kewajiban setiap muslim, salah satu rukun islam yang paling agung setelah dua kalimat syahadat.
Kita dianjurkan untuk melaksanakannya di masjid secara berjamaah bagi laki-laki, dan ada keutamaan tersendiri bagi yang tetap duduk di tempat shalatnya, yaitu akan didoakan oleh para malaikat.
Segaimana dijelaskan hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِيْ مُصَلاَّهُ الَّذِي صَلَّى فِيْهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ.البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِيْ مُصَلاَّهُ الَّذِي صَلَّى فِيْهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ.
_"Para Malaikat akan selalu mendoakan untuk salah seorang di antara kalian selama ia berada di masjid di mana ia melakukan shalat, hal ini selama wudhu’nya belum batal, (para Malaikat) berdoa: ‘Ya Allah, ampunilah ia, ya Allah, sayangilah ia'"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa bahwa di antara orang-orang yang akan berbahagia dengan doa dari para malaikat adalah orang-orang yang tetap duduk di masjid setelah melaksanakan shalat.
Semoga kita bisa meraih keutaman ini
Aamiin
Sabtu, 29 Dzulhijjah 1437 H / 1 Oktober 2016 M
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
BBG Al-ilmu
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
*Hak Muslim Atas Muslim Lainnya*
@fuadhbaraba
*Hadits ke empat belas dari 100 hadits tuk dihafal
Tahukah kita apa hak seorang muslim terhadap muslim lainnya?
Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari hadits yang menerangkan tentang hal itu.
Marilah kita sama-sama menyimak hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ.
البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
_"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima, (yaitu): menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangannya dan mendo’akan orang yang bersin (jika mengucapkan alhamdulillah)". (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. Ternyata betapa besar hak-hak sesama muslim yang seyogyanya kita tunaikan.
Semoga kita dimudahkan Allah Ta'ala agar bisa mengamalkan hak-hak ini...
Aamiin
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke empat belas dari 100 hadits tuk dihafal
Tahukah kita apa hak seorang muslim terhadap muslim lainnya?
Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari hadits yang menerangkan tentang hal itu.
Marilah kita sama-sama menyimak hadits berikut,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ.
البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ
_"Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima, (yaitu): menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangannya dan mendo’akan orang yang bersin (jika mengucapkan alhamdulillah)". (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. Ternyata betapa besar hak-hak sesama muslim yang seyogyanya kita tunaikan.
Semoga kita dimudahkan Allah Ta'ala agar bisa mengamalkan hak-hak ini...
Aamiin
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
BBG Al-ilmu
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
(*) HADITS-HADITS LEMAH DAN PALSU TENTANG KEUTAMAAN PUASA DAN AMALAN-AMALAN DI BULAN MUHARROM (*)
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
# HADITS PERTAMA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rozin bin Jami’ Al-Mishri Abu Abdillah Al-Mu’addal, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Habib, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sallaam Ath-Thowil, dari Hamzah Az-Zayyaat, dari Laits bin Abi Saliim, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَانَ لَهُ كَفَّارَةَ سَنَتَيْنِ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلاَثُوْنَ يَوْمًا
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arofah maka puasa itu akan menghapuskan (dosa-dosa) selama dua tahun. Dan barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Muharram maka baginya dari setiap hari (bagaikan berpuasa) 30 hari”. (Dikeluarkan oleh Ath-Thobaroni dalam Al-Mu’jam Ash-Shoghir II/164 no.963).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’).
Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah: “Ini adalah hadits PALSU (maudhu’).
Di dalam sanadnya ada dua orang perowi pendusta (pemalsu hadits), yaitu:
1. Sallam Ath-Thowil dan dia adalah pendusta.
* Ibnu Khorrosy berkata tentangnya: “Dia seorang pendusta.”
Ibnu Hibban berkata tentangnya: “Dia meriwayatkan hadits-hadits palsu dari para perowi yang tsiqoh (terpercaya/kredibel), dan sepertinya dia yang sengaja memalsukannya.”
* Al-Hakim berkata tentangnya pula: “Dia meriwayatkan hadits-Hadits palsu.”
2. Al-Haitsam bin Habib diklaim oleh imam Adz-Dzahabi sebagi orang yang meriwayatkan hadits bathil”. (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah I/596 no.412, dan Dho’if At-Targhib wat Tarhib I/154 no. 615).
# HADITS KEDUA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Yusuf Al-Qodhi dan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul A’la bin Hammad An-Narsi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Jabbar bin Al-Ward, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ubaidillah bin Abi Yazid, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ لِيَوْمٍ فَضْلٌ عَلَى يَوْمٍ فِي الصِّيَامِ إِلاَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَيَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
“Tidak ada satu haripun yang memiliki keutamaan melebihi hari-hari yang lainnya dalam hal berpuasa kecuali bulan Ramadhan dan hari ‘Asyuro’”.
(Diriwayatkan oleh Ath-Thobaroni di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir XI/127 no.11253).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya DHO’IF JIDDAN (Sangat Lemah).
Di dalam sanadnya terdapat seorang perowi yang bernama Abdul Jabbar bin Al-Ward.
* Imam Al-Bukhori rahimahullah berkata tentangnya: “Dia menyelisihi pada sebagian hadits-haditsnya” dan berkata Ibnu Hibban tentangnya: “Dia sering salah dan keliru (wahm).”
* Syaikh Al-Albani rahimahulla berkata: “Hadits ini MUNGKAR.” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah I/453no. 285, dan Dho’if At-Targhib wa At-Tarhib I/155 no. 616).
# HADITS KETIGA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul warits bin Ibrahim Abu Ubaidah Al-Askari, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ali bin Abu Tholib Al-Bazzaz, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Haishom bin Asy-Syuddakh, dar Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Alqomah, dari Abdullah (bin Mas’ud), dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِيْ سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa yang melapangkan (nafkah) kepada keluarganya pada hari ‘Asyura, niscaya ia akan senantiasa dalam kelapangan (rizkinya) selama setahun itu”. (Diriwayatkan oleh Ath-Thobrani X/77 no.10007, dan Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’abul Iman VIII/312 no.3635)
# DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah).
* Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Hadits ini TIDAK SHOHIH.”
* Syaikh Al-Albani berkata: “Hadits ini DHO’IF (Lemah). (Lihat tahqiq beliau terhadap Misykat Al-Mashobih, I/434 no.1926).
Di dalam sanadnya ada seorang perowi yang majhul (Tidak dikenal jati dirinya), ya
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
# HADITS PERTAMA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rozin bin Jami’ Al-Mishri Abu Abdillah Al-Mu’addal, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Haitsam bin Habib, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Sallaam Ath-Thowil, dari Hamzah Az-Zayyaat, dari Laits bin Abi Saliim, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَانَ لَهُ كَفَّارَةَ سَنَتَيْنِ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلاَثُوْنَ يَوْمًا
“Barangsiapa berpuasa pada hari Arofah maka puasa itu akan menghapuskan (dosa-dosa) selama dua tahun. Dan barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Muharram maka baginya dari setiap hari (bagaikan berpuasa) 30 hari”. (Dikeluarkan oleh Ath-Thobaroni dalam Al-Mu’jam Ash-Shoghir II/164 no.963).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’).
Berkata Syaikh Al-Albani rahimahullah: “Ini adalah hadits PALSU (maudhu’).
Di dalam sanadnya ada dua orang perowi pendusta (pemalsu hadits), yaitu:
1. Sallam Ath-Thowil dan dia adalah pendusta.
* Ibnu Khorrosy berkata tentangnya: “Dia seorang pendusta.”
Ibnu Hibban berkata tentangnya: “Dia meriwayatkan hadits-hadits palsu dari para perowi yang tsiqoh (terpercaya/kredibel), dan sepertinya dia yang sengaja memalsukannya.”
* Al-Hakim berkata tentangnya pula: “Dia meriwayatkan hadits-Hadits palsu.”
2. Al-Haitsam bin Habib diklaim oleh imam Adz-Dzahabi sebagi orang yang meriwayatkan hadits bathil”. (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah I/596 no.412, dan Dho’if At-Targhib wat Tarhib I/154 no. 615).
# HADITS KEDUA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Yusuf Al-Qodhi dan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul A’la bin Hammad An-Narsi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Jabbar bin Al-Ward, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ubaidillah bin Abi Yazid, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ لِيَوْمٍ فَضْلٌ عَلَى يَوْمٍ فِي الصِّيَامِ إِلاَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَيَوْمُ عَاشُوْرَاءَ
“Tidak ada satu haripun yang memiliki keutamaan melebihi hari-hari yang lainnya dalam hal berpuasa kecuali bulan Ramadhan dan hari ‘Asyuro’”.
(Diriwayatkan oleh Ath-Thobaroni di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir XI/127 no.11253).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya DHO’IF JIDDAN (Sangat Lemah).
Di dalam sanadnya terdapat seorang perowi yang bernama Abdul Jabbar bin Al-Ward.
* Imam Al-Bukhori rahimahullah berkata tentangnya: “Dia menyelisihi pada sebagian hadits-haditsnya” dan berkata Ibnu Hibban tentangnya: “Dia sering salah dan keliru (wahm).”
* Syaikh Al-Albani rahimahulla berkata: “Hadits ini MUNGKAR.” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho’ifah I/453no. 285, dan Dho’if At-Targhib wa At-Tarhib I/155 no. 616).
# HADITS KETIGA:
Imam Ath-Thobroni rahimahullah berkata: Telah menceritakan kepada kami Abdul warits bin Ibrahim Abu Ubaidah Al-Askari, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ali bin Abu Tholib Al-Bazzaz, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al-Haishom bin Asy-Syuddakh, dar Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Alqomah, dari Abdullah (bin Mas’ud), dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِيْ سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ
“Barangsiapa yang melapangkan (nafkah) kepada keluarganya pada hari ‘Asyura, niscaya ia akan senantiasa dalam kelapangan (rizkinya) selama setahun itu”. (Diriwayatkan oleh Ath-Thobrani X/77 no.10007, dan Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’abul Iman VIII/312 no.3635)
# DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah).
* Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Hadits ini TIDAK SHOHIH.”
* Syaikh Al-Albani berkata: “Hadits ini DHO’IF (Lemah). (Lihat tahqiq beliau terhadap Misykat Al-Mashobih, I/434 no.1926).
Di dalam sanadnya ada seorang perowi yang majhul (Tidak dikenal jati dirinya), ya
itu: Al-Haishom bin Asy-Syuddakh.
* Al-‘Uqoili berkata: “Al-Haishom adalah perowi yang majhul, dan hadits ini tidak mahfuzh.”
* Ibnu Hibban berkata: “Al-Haishom meriwayatkan hal-hal yang aneh dan berbahaya, tidak boleh berhujjah dengannya.”
Hadits ini disebutkan pula oleh Ibnul Qoyyim dalam Al-Manar Al-Munif Fi Ash-Shohih wa Adh-Dho’if, I/111 no.223, dan Asy-Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, I/98 no.37).
# HADITS KEEMPAT:
Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam kitabnya Al-Maudhu’aat , bab Puasa di akhir dan awal tahun (baru Hijriyah) berkata: “Telah memberitahukan kepada kami Muhammad bin Nashir, ia berkata; telah memberitahukan kepada kami Abu Ali Al-Hasan bin Ahmad, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Al-Fawaris, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Umar bin Ahmad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Ayub, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Syadzan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah Al-Harwi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Quthb bin Wahb, dari Ibnu Juraij, dari Atho’, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الحِجَّةِ ، وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ المُحَرَّمِ فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ المَاضِيَةَ بِصَوْمٍ ، وَافْتَتَحَ السَّنَةُ المُسْتَقْبِلَةُ بِصَوْمٍ ، جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَارَةٌ خَمْسِيْنَ سَنَةً
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah ta’ala menjadikan kafarat/tertutup dosanya selama 50 tahun.”
(Dikeluarkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at II/566, Ay-Syaukani dalam Al-Fawa-id Al-Majmu’ah I/96 no.31, dan selainnya).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’).
Di dalam sanadnya terdapat dua perowi pendusta dan pemalsu hadits, yaitu Al-Harwi Al-juwaibari dan Wahb.
* Ibnul Jauzi berkata tentang keduanya, yaitu Al-Harwi atau dikenal juga dengan Al-Juwaibari, dan Wahb bahwa keduanya adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits. (Lihat Al-Mawdhu’at II/566).
*Asy-Syaukani berkata tentang hadits ini: “Di dalam hadits ini ada dua perawi yang pendusta yang meriwayatkan hadits ini.” (lihat Al Fawa-id Al Majmu’ah I/96 no.31).
Jika demikian derajat haditsnya, maka tidak boleh bagi siapapun dari umat Islam yang mengkhususkan puasa dan amalan-amalan ibadah lainnya seperti doa menyambut tahun baru hijriyah, dzikir berjama’ah, menghidupkan malamnya dengan qiyamul lail, bersedekah, membaca Al-Qur’an, mengadakan pengajian dan selainnya pada awal dan akhir tahun Hijriyah, karena haditsnya jelas-jelas sangat lemah atau bahkan PALSU, bukan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Cukuplah bagi kita beribadah kepada Allah dengan amalan-amalan yang dilandasi dengan hadits-hadits yang jelas dan pasti keshohihannya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Bersambung (insya Allah) :)
#Blog Dakwah Kami (Pesantren Islam Al-Ittiba' Klaten) KLIK:
Http://abufawaz.wordpress.com
* Al-‘Uqoili berkata: “Al-Haishom adalah perowi yang majhul, dan hadits ini tidak mahfuzh.”
* Ibnu Hibban berkata: “Al-Haishom meriwayatkan hal-hal yang aneh dan berbahaya, tidak boleh berhujjah dengannya.”
Hadits ini disebutkan pula oleh Ibnul Qoyyim dalam Al-Manar Al-Munif Fi Ash-Shohih wa Adh-Dho’if, I/111 no.223, dan Asy-Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, I/98 no.37).
# HADITS KEEMPAT:
Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam kitabnya Al-Maudhu’aat , bab Puasa di akhir dan awal tahun (baru Hijriyah) berkata: “Telah memberitahukan kepada kami Muhammad bin Nashir, ia berkata; telah memberitahukan kepada kami Abu Ali Al-Hasan bin Ahmad, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Al-Fawaris, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Umar bin Ahmad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Ayub, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Syadzan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah Al-Harwi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Quthb bin Wahb, dari Ibnu Juraij, dari Atho’, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الحِجَّةِ ، وَأَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ المُحَرَّمِ فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ المَاضِيَةَ بِصَوْمٍ ، وَافْتَتَحَ السَّنَةُ المُسْتَقْبِلَةُ بِصَوْمٍ ، جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَارَةٌ خَمْسِيْنَ سَنَةً
“Barang siapa yang berpuasa sehari pada akhir dari bulan Dzuhijjah dan puasa sehari pada awal dari bulan Muharrom, maka ia sungguh-sungguh telah menutup tahun yang lalu dengan puasa dan membuka tahun yang akan datang dengan puasa. Dan Allah ta’ala menjadikan kafarat/tertutup dosanya selama 50 tahun.”
(Dikeluarkan oleh Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu’at II/566, Ay-Syaukani dalam Al-Fawa-id Al-Majmu’ah I/96 no.31, dan selainnya).
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya PALSU (Maudhu’).
Di dalam sanadnya terdapat dua perowi pendusta dan pemalsu hadits, yaitu Al-Harwi Al-juwaibari dan Wahb.
* Ibnul Jauzi berkata tentang keduanya, yaitu Al-Harwi atau dikenal juga dengan Al-Juwaibari, dan Wahb bahwa keduanya adalah seorang pendusta dan pemalsu hadits. (Lihat Al-Mawdhu’at II/566).
*Asy-Syaukani berkata tentang hadits ini: “Di dalam hadits ini ada dua perawi yang pendusta yang meriwayatkan hadits ini.” (lihat Al Fawa-id Al Majmu’ah I/96 no.31).
Jika demikian derajat haditsnya, maka tidak boleh bagi siapapun dari umat Islam yang mengkhususkan puasa dan amalan-amalan ibadah lainnya seperti doa menyambut tahun baru hijriyah, dzikir berjama’ah, menghidupkan malamnya dengan qiyamul lail, bersedekah, membaca Al-Qur’an, mengadakan pengajian dan selainnya pada awal dan akhir tahun Hijriyah, karena haditsnya jelas-jelas sangat lemah atau bahkan PALSU, bukan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam. Cukuplah bagi kita beribadah kepada Allah dengan amalan-amalan yang dilandasi dengan hadits-hadits yang jelas dan pasti keshohihannya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Bersambung (insya Allah) :)
#Blog Dakwah Kami (Pesantren Islam Al-Ittiba' Klaten) KLIK:
Http://abufawaz.wordpress.com
MUHAMMAD WASITHO ABU FAWAZ
HIDUP BAHAGIA DI ATAS TAUHID DAN SUNNAH
*Setiap Ummat Islam Akan Masuk Surga*
@fuadhbaraba
*Hadits ke lima belas dari 100 hadits tuk dihafal
Di antara keutamaan dan kelebihan ummat islam adalah mereka akan dimasukan ke dalam surga, jika taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ini menunjukan kasih sayang Allah Ta'ala kepada ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Apa dalil yang menunjukan akan hal itu?
Dalilnya adalah,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى... قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى... قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
_"Setiap ummatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan. Para Shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, siapa yang enggan itu?" Beliau menjawab: "Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan. Yaitu yang mendurhakai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak taat kepadanya.
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang taat kepad-Mu dan taat kepada nabi-Mu
Aamiin..
BBG al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke lima belas dari 100 hadits tuk dihafal
Di antara keutamaan dan kelebihan ummat islam adalah mereka akan dimasukan ke dalam surga, jika taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ini menunjukan kasih sayang Allah Ta'ala kepada ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Apa dalil yang menunjukan akan hal itu?
Dalilnya adalah,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى... قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى... قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
_"Setiap ummatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan. Para Shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, siapa yang enggan itu?" Beliau menjawab: "Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan. Yaitu yang mendurhakai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak taat kepadanya.
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang taat kepad-Mu dan taat kepada nabi-Mu
Aamiin..
BBG al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
BBG Al-ilmu
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
*Larangan Isbal Bagi Laki-Laki*
@fuadhbaraba
*Hadits ke enam belas dari 100 hadits tuk dihafal
Apa itu isbal?
Isbal adalah menjulurkan pakaian (jubah, gamis, sarung, celana) melebihi mata kaki baik karena sombong ataupun tidak.
Dan Isbal dilarang dalam agama islam.
Apa dalil yang menunjukan akan hal itu?
Dalilnya adalah,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ
_"Apa saja yang di bawah mata kaki dari sarung maka tempatnya di neraka"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa pakaian yang panjangnya melebihi mata kaki tempatnya di neraka.
Demikian, semoga kita dimudahkan Allah Ta'ala untuk mengamalkannya
Aamiin...
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke enam belas dari 100 hadits tuk dihafal
Apa itu isbal?
Isbal adalah menjulurkan pakaian (jubah, gamis, sarung, celana) melebihi mata kaki baik karena sombong ataupun tidak.
Dan Isbal dilarang dalam agama islam.
Apa dalil yang menunjukan akan hal itu?
Dalilnya adalah,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda،
مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ
_"Apa saja yang di bawah mata kaki dari sarung maka tempatnya di neraka"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa pakaian yang panjangnya melebihi mata kaki tempatnya di neraka.
Demikian, semoga kita dimudahkan Allah Ta'ala untuk mengamalkannya
Aamiin...
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
BBG Al-ilmu
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
#Ciri2 org berakal#
Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah
akhi ukhti
Apakah kita termasuk orang yang berakal?
Yang cerdas?
Sehingga memiliki predikat yang macam2..
Simaklah perkataan Ibnu Sireen;
"Orang yang berakal bukanlah yg dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan,
Tapi orang yg berakal adalah yg tatkala melihat kebaikan ia mengikutinya
Dan bila melihat keburukan ia menghindarinya".
(Hilyatul Awliya' 8/933)
Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah
akhi ukhti
Apakah kita termasuk orang yang berakal?
Yang cerdas?
Sehingga memiliki predikat yang macam2..
Simaklah perkataan Ibnu Sireen;
"Orang yang berakal bukanlah yg dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan,
Tapi orang yg berakal adalah yg tatkala melihat kebaikan ia mengikutinya
Dan bila melihat keburukan ia menghindarinya".
(Hilyatul Awliya' 8/933)
Bismillah.
Undangan Kajian Untuk Bapak-bapak.
Pemateri : Ustadz Kholid Syamhudi LC Hafidzohulloh
Materi : "Kitab Riyadhus Sholihin"
Waktu : Ahad,9/10/2016 Ba'da Shubuh
Tempat : Musholla Al-Muhajirin Tridaya Nuansa Tambun Bekasi
Atas perhatiannya Jazakumulloh Khoiron
Undangan Kajian Untuk Bapak-bapak.
Pemateri : Ustadz Kholid Syamhudi LC Hafidzohulloh
Materi : "Kitab Riyadhus Sholihin"
Waktu : Ahad,9/10/2016 Ba'da Shubuh
Tempat : Musholla Al-Muhajirin Tridaya Nuansa Tambun Bekasi
Atas perhatiannya Jazakumulloh Khoiron
*Yang Terbaik dan Yang Terlupakan*
"*Dan sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan ALLAH, Al Muharrom*"
Sabda yang disampaikan Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- dalam riwayat Imam Muslim.
Puasa sunnah bulan Al Muharrom adalah amalan yang disunnahkan oleh Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, namun sayangnya ia sering terlupakan, banyak orang tidak sadar bahwa di bulan Al Muharrom inilah bulan terbaik untuk berpuasa sunnah.
Setiap hari dari bulan ini dapat kita isi dengan berpuasa^. Banyak ulama yang menganjurkan kita berpuasa di mayoritas hari-harinya bahkan sebulan penuh bagi yang sanggup^^.
Bagi yang sanggup berpuasa 29 hari, silahkan.
Bagi yang sanggup berpuasa 28 hari, silahkan.
Bagi yang sanggup berpuasa 27 hari, silahkan.
Begitu seterusnya, dan minimal ia berpuasa pada tanggal 10, atau 9 dan 10 atau 9,10,11^^^.
Catatkan diri anda sebagai penghidup sunnah Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- dengan memperbanyak puasa di bulan ini sesuai kemampuan anda, dan niatkan berpuasa sunnah di bulan Al Muharrom.
Selamat berpuasa.
✏ Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri LC
^ Syarh Zaadul Mustaqni' li Syinqiithii.
^^ Al Majmu' Imam Nawawi 6/387, Al Fatawa Ibnu Hajar Al Haitami 2/54, Al Mubdi' Ibnu Muflih 3/54, Fatwa Syeikh bin Baz, Fatwa Syeikh Shalih Al 'Utsaimin, Fatwa Syaikh Shalih Fauzan, Fatwa Syaikh Sa'ad Asy Syatsri, Fatwa Syaikh Muhammad Al Mukhtar Asy Syinqiithii.
^^^ Terjadi khilaf diantara ulama tentang hari puasa yang ditekankan di bulan Al Muharrom, apakah 2 hari (9,10 atau 10,11) atau 3 hari (9,10,11).
"*Dan sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan ALLAH, Al Muharrom*"
Sabda yang disampaikan Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- dalam riwayat Imam Muslim.
Puasa sunnah bulan Al Muharrom adalah amalan yang disunnahkan oleh Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, namun sayangnya ia sering terlupakan, banyak orang tidak sadar bahwa di bulan Al Muharrom inilah bulan terbaik untuk berpuasa sunnah.
Setiap hari dari bulan ini dapat kita isi dengan berpuasa^. Banyak ulama yang menganjurkan kita berpuasa di mayoritas hari-harinya bahkan sebulan penuh bagi yang sanggup^^.
Bagi yang sanggup berpuasa 29 hari, silahkan.
Bagi yang sanggup berpuasa 28 hari, silahkan.
Bagi yang sanggup berpuasa 27 hari, silahkan.
Begitu seterusnya, dan minimal ia berpuasa pada tanggal 10, atau 9 dan 10 atau 9,10,11^^^.
Catatkan diri anda sebagai penghidup sunnah Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- dengan memperbanyak puasa di bulan ini sesuai kemampuan anda, dan niatkan berpuasa sunnah di bulan Al Muharrom.
Selamat berpuasa.
✏ Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri LC
^ Syarh Zaadul Mustaqni' li Syinqiithii.
^^ Al Majmu' Imam Nawawi 6/387, Al Fatawa Ibnu Hajar Al Haitami 2/54, Al Mubdi' Ibnu Muflih 3/54, Fatwa Syeikh bin Baz, Fatwa Syeikh Shalih Al 'Utsaimin, Fatwa Syaikh Shalih Fauzan, Fatwa Syaikh Sa'ad Asy Syatsri, Fatwa Syaikh Muhammad Al Mukhtar Asy Syinqiithii.
^^^ Terjadi khilaf diantara ulama tentang hari puasa yang ditekankan di bulan Al Muharrom, apakah 2 hari (9,10 atau 10,11) atau 3 hari (9,10,11).
*Allah Bergembira Dengan Taubatmu*
@fuadhbaraba
*Hadits ke tujuh belas dari 100 hadits tuk dihafal
Siapa di antara kita yang tidak pernah berdosa?
Rasa-rasanya tidak satupun di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan. Selalu ada saja kesalahan yang kita lakukan.
Apabila kita terjatuh dalam kesalahan, atau perbuatan dosa maka bersegeralah untuk bertaubat kepada Allah Ta'ala. Memohon ampun kepada-Nya.
Karena Allah lebih bergembira dengan taubat kita melebihi kegembiraan kita ketika menemukan barang kita yang hilang.
Perhatikanlah hadits berikut ini,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ :اللَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َاللَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا
_"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat salah seorang dari kalian, melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap barang-barangnya yang hilang tatkala ia menemukannya kembali"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah lebih bergembira dengan taubat kita melebihi kegembiraaan kita terhadap barang-barang kita yang hilang tatkala kita menemukannya kembali.
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua
Aamiin...
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
@fuadhbaraba
*Hadits ke tujuh belas dari 100 hadits tuk dihafal
Siapa di antara kita yang tidak pernah berdosa?
Rasa-rasanya tidak satupun di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan. Selalu ada saja kesalahan yang kita lakukan.
Apabila kita terjatuh dalam kesalahan, atau perbuatan dosa maka bersegeralah untuk bertaubat kepada Allah Ta'ala. Memohon ampun kepada-Nya.
Karena Allah lebih bergembira dengan taubat kita melebihi kegembiraan kita ketika menemukan barang kita yang hilang.
Perhatikanlah hadits berikut ini,
عَنْ أَبِي هريرة رضي الله عنه، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ :اللَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا. البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َاللَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا
_"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat salah seorang dari kalian, melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap barang-barangnya yang hilang tatkala ia menemukannya kembali"._ (HR. Al-Bukhari).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah lebih bergembira dengan taubat kita melebihi kegembiraaan kita terhadap barang-barang kita yang hilang tatkala kita menemukannya kembali.
Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua
Aamiin...
Telegram Channel: http://bit.ly/fuadhbaraba79
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
Ar- Raudhoh || الروضة
Berilmu Shahih Tuk Beramal Shalih
(*) CINTAILAH AHLUSSUNNAH DAN LEMAH LEMBUTLAH TERHADAP MEREKA (*)
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah ialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat radhiyallahu ‘anhum, dan setiap muslim dan muslimah yang mengikuti jejak mereka dengan baik dan benar dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mendakwahkan keduanya.
Mencintai Ahlus-Sunnah hukumnya WAJIB. Dan Imam (pemimpin) Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berikut ini adalah atsar-atsar (riwayat dan perkataan) yang shohih dari para ulama as-salafus sholih, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang menerangkan tentang kewajiban bersikap lemah lembut dan mencintai sesama Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah.
عن الحسن – رحمه الله – قال : (يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس)
1. Al-Hasan (Al-Bashri) rahimahullah berkata: “Wahai Ahlus Sunnah, bersikap lemah lembutlah diantara kalian -semoga Allah merahmati kalian-, karena sesungguhnya kalian adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya).” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/57 no.19).
قال أيوب – رحمه الله – : (إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي)
2. Ayub (As-Sakhtiyani) rahimahullah berkata: “Sungguh aku mendapat kabar tentang kematian seseorang dari Ahlus Sunnah, maka aku merasa seakan-akan telah kehilangan sebagian anggota badanku.” (Lihat Hilyatul Auliya’, karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani III/9, dan Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/60/29).
عن سفيان الثوري – رحمه الله – قال : (استوصوا بأهل السنة خيرا فإنهم غرباء)
3. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Berwasiatlah kepada Ahlus Sunnah dengan kebaikan, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terasingkan.” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/64 no.49).
عن سفيان الثوري – رحمه الله – يقول: (إذا بلغك عن رجل بالمشرق صاحب سنة وآخر بالمغرب فابعث إليهما بالسلام وادع لهما ما أقل أهل السنة والجماعة)
4. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah juga berkata: “Apabila sampai kepadamu berita tentang adanya seorang Ahlus Sunnah di bagian timur dan seseorang Ahlus Sunnah lain di bagian barat bumi, maka sampaikan salam kepada mereka berdua, dan doakanlah kebaikan untuk mereka. Sungguh betapa sedikitnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/64 no.50, dan Hilyatul Auliya’ VII/347).
عن الحسن – رحمه الله – قال : (اعلموا ، رحمكم الله إن أهل السنة كانوا أقل الناس فيما مضي ، وهم أقل الناس فيما بقى ، الذين لم يذهبوا مع أهل الأتراف في أترافهم ، ولا مع أهل البدع في بدعهم ، وصبروا على سنتهم ، حتى لقوا ربهم ، فكذلك فكونوا إن شاء الله)تعظيم قدر الصلاة : 2/6789-
5. Hasan (Al-Bashri rahimahullah) berkata: “Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, sesungguhnya Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya) di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. Mereka adalah orang-orang yang tidak pergi dan berjalan bersama orang-orang yang hidup mewah yang mengakibatkan tenggelam dalam kemewahan mereka. Dan mereka juga tidak pergi dan berduduk-duduk bersama Ahli Bid’ah yang mengakibatkan terjerumus dalam kebid’ahan mereka. Mereka senantiasa bersabar dalam mengikuti As-Sunnah sampai berjumpa dengan Robb mereka. Maka begitu juga dengan kalian. Jadilah seperti mereka, in syaa ALLAH.” (Lihat Ta’zhim Qodri Ash-Sholat II/678)
قال الإمام أحمد – رضي الله عنه – في آخر رسالته التي أرسلها للإمام مسدد بن مسرهد – رحمه الله – : ( أحبوا أهل السنة على ما كان منهم . أماتنا الله وإياكم على السنة والجماعة . ورزقنا الله وإياكم اتباع العلم . ووفقنا وإياكم لما يحبه ويرضاه . ) طبقات الحنابلة : 1/34510-
6. Imam Ahmad rahimahullah berkata di akhir surat yang dikirimnya kepada Musaddad bin Musarhad rahimahullah: “Cintailah Ahlus Sunnah dengan apapun yang ada mereka. Semoga Allah mewafatkan kita semua di atas As-Sunnah dan Al-Jama’ah. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita sikap ittiba’ (mengikuti) kepada ilmu (syar’i), dan memberikan taufiq kepada kita untuk senantiasa melaksanakan apa-apa yang
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah ialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabat radhiyallahu ‘anhum, dan setiap muslim dan muslimah yang mengikuti jejak mereka dengan baik dan benar dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mendakwahkan keduanya.
Mencintai Ahlus-Sunnah hukumnya WAJIB. Dan Imam (pemimpin) Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Berikut ini adalah atsar-atsar (riwayat dan perkataan) yang shohih dari para ulama as-salafus sholih, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang menerangkan tentang kewajiban bersikap lemah lembut dan mencintai sesama Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah.
عن الحسن – رحمه الله – قال : (يا أهل السنة ترفقوا رحمكم الله فإنكم من أقل الناس)
1. Al-Hasan (Al-Bashri) rahimahullah berkata: “Wahai Ahlus Sunnah, bersikap lemah lembutlah diantara kalian -semoga Allah merahmati kalian-, karena sesungguhnya kalian adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya).” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/57 no.19).
قال أيوب – رحمه الله – : (إني أُخبر بموت الرجل من أهل السنة وكأني أفقد بعض أعضائي)
2. Ayub (As-Sakhtiyani) rahimahullah berkata: “Sungguh aku mendapat kabar tentang kematian seseorang dari Ahlus Sunnah, maka aku merasa seakan-akan telah kehilangan sebagian anggota badanku.” (Lihat Hilyatul Auliya’, karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani III/9, dan Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/60/29).
عن سفيان الثوري – رحمه الله – قال : (استوصوا بأهل السنة خيرا فإنهم غرباء)
3. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: “Berwasiatlah kepada Ahlus Sunnah dengan kebaikan, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terasingkan.” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/64 no.49).
عن سفيان الثوري – رحمه الله – يقول: (إذا بلغك عن رجل بالمشرق صاحب سنة وآخر بالمغرب فابعث إليهما بالسلام وادع لهما ما أقل أهل السنة والجماعة)
4. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah juga berkata: “Apabila sampai kepadamu berita tentang adanya seorang Ahlus Sunnah di bagian timur dan seseorang Ahlus Sunnah lain di bagian barat bumi, maka sampaikan salam kepada mereka berdua, dan doakanlah kebaikan untuk mereka. Sungguh betapa sedikitnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.” (Lihat Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnati Wal Jama’ah, karya Al-Lalaka’i I/64 no.50, dan Hilyatul Auliya’ VII/347).
عن الحسن – رحمه الله – قال : (اعلموا ، رحمكم الله إن أهل السنة كانوا أقل الناس فيما مضي ، وهم أقل الناس فيما بقى ، الذين لم يذهبوا مع أهل الأتراف في أترافهم ، ولا مع أهل البدع في بدعهم ، وصبروا على سنتهم ، حتى لقوا ربهم ، فكذلك فكونوا إن شاء الله)تعظيم قدر الصلاة : 2/6789-
5. Hasan (Al-Bashri rahimahullah) berkata: “Ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, sesungguhnya Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling sedikit (jumlahnya) di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. Mereka adalah orang-orang yang tidak pergi dan berjalan bersama orang-orang yang hidup mewah yang mengakibatkan tenggelam dalam kemewahan mereka. Dan mereka juga tidak pergi dan berduduk-duduk bersama Ahli Bid’ah yang mengakibatkan terjerumus dalam kebid’ahan mereka. Mereka senantiasa bersabar dalam mengikuti As-Sunnah sampai berjumpa dengan Robb mereka. Maka begitu juga dengan kalian. Jadilah seperti mereka, in syaa ALLAH.” (Lihat Ta’zhim Qodri Ash-Sholat II/678)
قال الإمام أحمد – رضي الله عنه – في آخر رسالته التي أرسلها للإمام مسدد بن مسرهد – رحمه الله – : ( أحبوا أهل السنة على ما كان منهم . أماتنا الله وإياكم على السنة والجماعة . ورزقنا الله وإياكم اتباع العلم . ووفقنا وإياكم لما يحبه ويرضاه . ) طبقات الحنابلة : 1/34510-
6. Imam Ahmad rahimahullah berkata di akhir surat yang dikirimnya kepada Musaddad bin Musarhad rahimahullah: “Cintailah Ahlus Sunnah dengan apapun yang ada mereka. Semoga Allah mewafatkan kita semua di atas As-Sunnah dan Al-Jama’ah. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita sikap ittiba’ (mengikuti) kepada ilmu (syar’i), dan memberikan taufiq kepada kita untuk senantiasa melaksanakan apa-apa yang
dicintai dan diridhoi-Nya.” (Lihat Thobaqot Al-Hanabilah I/345).
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yg saling mencintai dan melindungi karena Allah dan di Jalan Allah. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua Husnul Khotimah (akhir hidup yang baik). Amiin.
#GRUP MAJLIS HADITS
WA/LINE: 082225243444
(*) Blog Dakwah Sunnah (Pesantren Islam Al Ittiba Klaten), KLIK:
https://abufawaz.wordpress.com/2014/12/29/cintailah-ahlus-sunnah-dan-berlemah-lembutlah-kepada-mereka/
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yg saling mencintai dan melindungi karena Allah dan di Jalan Allah. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua Husnul Khotimah (akhir hidup yang baik). Amiin.
#GRUP MAJLIS HADITS
WA/LINE: 082225243444
(*) Blog Dakwah Sunnah (Pesantren Islam Al Ittiba Klaten), KLIK:
https://abufawaz.wordpress.com/2014/12/29/cintailah-ahlus-sunnah-dan-berlemah-lembutlah-kepada-mereka/
Muhammad Nuzul Dzikri:
*Beberapa Jam Saja Untuk Membersihkan Dosa Selama 1 Tahun ini*
Nabi -shallallahu ’alaihi wa sallam- ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura(10 almuharram)? Beliau menjawab, ”*Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu*.”
(HR. Muslim 1162)
Sebuah penawaran yang sangat menarik bagi kita yang berlumur dosa. 1 tahun adalah waktu yang cukup lama dalam menumpuk dosa-dosa kecil^ dan dapat kita putihkan dengan puasa beberapa jam saja.
Tidak heran jika sebagian ulama-ulama klasik kita (seperti Ibnu 'Abbas, Abu Ishaq, Azzuhri) berusaha berpuasa di tanggal 10 Al Muharrom walaupun mereka sedang safar, bukan mewajibkan namun semangat untuk meraih ampunan dan keutamaan.^^
^ Syafah Muslim Nawawi 4/179, Al Furuu' 3/83
^^ Lathooiful Ma'aarif 53, At Tamhid 7/215.
✏ Muhammad Nuzul Dzikri
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
*Beberapa Jam Saja Untuk Membersihkan Dosa Selama 1 Tahun ini*
Nabi -shallallahu ’alaihi wa sallam- ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura(10 almuharram)? Beliau menjawab, ”*Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu*.”
(HR. Muslim 1162)
Sebuah penawaran yang sangat menarik bagi kita yang berlumur dosa. 1 tahun adalah waktu yang cukup lama dalam menumpuk dosa-dosa kecil^ dan dapat kita putihkan dengan puasa beberapa jam saja.
Tidak heran jika sebagian ulama-ulama klasik kita (seperti Ibnu 'Abbas, Abu Ishaq, Azzuhri) berusaha berpuasa di tanggal 10 Al Muharrom walaupun mereka sedang safar, bukan mewajibkan namun semangat untuk meraih ampunan dan keutamaan.^^
^ Syafah Muslim Nawawi 4/179, Al Furuu' 3/83
^^ Lathooiful Ma'aarif 53, At Tamhid 7/215.
✏ Muhammad Nuzul Dzikri
BBG Al-ilmu telegram.me/alilmu
Telegram
BBG Al-ilmu
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu