.:
Ⓜ APAKAH SYAIKH MUHAMMAD BIN HADY AL-MADKHOLY SUDAH MENYIMPANG? APAKAH PARA ULAMA SUDAH MENTAHDZIRNYA?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin -hafizhahullah-
🗓 Dauroh "Jadilah Hamba-hamba Allah yang Bersaudara"| SENIN, 20 Shafar 1440 H / 29 Oktober 2018 di Masjid Majelis Ta'lim Qoulan Sadida, Cikohkol - Banjarsari, Ciamis
➰(1,4 MB) - Durasi [00:05:19]
#mushofiqoh #shoafiqoh #ulfah #kecondongan_hati #diatas_alhaq_ada_cahaya
•••
📶 t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Ⓜ APAKAH SYAIKH MUHAMMAD BIN HADY AL-MADKHOLY SUDAH MENYIMPANG? APAKAH PARA ULAMA SUDAH MENTAHDZIRNYA?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad Afifuddin -hafizhahullah-
🗓 Dauroh "Jadilah Hamba-hamba Allah yang Bersaudara"| SENIN, 20 Shafar 1440 H / 29 Oktober 2018 di Masjid Majelis Ta'lim Qoulan Sadida, Cikohkol - Banjarsari, Ciamis
➰(1,4 MB) - Durasi [00:05:19]
#mushofiqoh #shoafiqoh #ulfah #kecondongan_hati #diatas_alhaq_ada_cahaya
•••
📶 t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Telegram
منتدى نشر الفـــــــوائد
📝 Menggali Faidah Ilmu dan Menyebarkannya
Pembimbing :
- Al Ustadz Ruwaifi' bin Sulaimi, Lc حفظه الله
- Al Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
Kritik dan Saran:
📧 ForumBerbagiFaidah@gmail.com
Pembimbing :
- Al Ustadz Ruwaifi' bin Sulaimi, Lc حفظه الله
- Al Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
Kritik dan Saran:
📧 ForumBerbagiFaidah@gmail.com
.:
Ⓜ SIAPAKAH ABU USAMAH ROBI' AT-THOHIRY?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad As-Sewed -hafizhahullah-
🗓 Kajian Kitab Fathul Majid Pertemuan - 237 Bab Tentang Riya -5 | Kamis, 23 Shafar 1440 H/ 01 Nopember 2018 M di Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon
➰(514 KB) - Durasi [00:00:25]
#shoafiqoh #mushofiqoh
(*) Abu Usamah Rabee' bin Tohir bin Hamud al-Yamani (Pembicara Dauroh Imam Syafi'i ke-8)
•••
📶 t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Ⓜ SIAPAKAH ABU USAMAH ROBI' AT-THOHIRY?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad As-Sewed -hafizhahullah-
🗓 Kajian Kitab Fathul Majid Pertemuan - 237 Bab Tentang Riya -5 | Kamis, 23 Shafar 1440 H/ 01 Nopember 2018 M di Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon
➰(514 KB) - Durasi [00:00:25]
#shoafiqoh #mushofiqoh
(*) Abu Usamah Rabee' bin Tohir bin Hamud al-Yamani (Pembicara Dauroh Imam Syafi'i ke-8)
•••
📶 t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Telegram
منتدى نشر الفـــــــوائد
📝 Menggali Faidah Ilmu dan Menyebarkannya
Pembimbing :
- Al Ustadz Ruwaifi' bin Sulaimi, Lc حفظه الله
- Al Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
Kritik dan Saran:
📧 ForumBerbagiFaidah@gmail.com
Pembimbing :
- Al Ustadz Ruwaifi' bin Sulaimi, Lc حفظه الله
- Al Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
Kritik dan Saran:
📧 ForumBerbagiFaidah@gmail.com
::
Ⓜ APA HUJJAHMU HINGGA ANTUM TUDUH SI FULAN DEMIKIAN? (BIAR HARI YANG AKAN MENGUNGKAP TAPI SUDAH BICARA TANPA BUKTI)
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Usamah Mahri -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:01:26
◙ Ukuran file 340 KB
◙ Link: http://bit.ly/2IT9rlw
#menuduh_tanpa_bukti #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Ⓜ APA HUJJAHMU HINGGA ANTUM TUDUH SI FULAN DEMIKIAN? (BIAR HARI YANG AKAN MENGUNGKAP TAPI SUDAH BICARA TANPA BUKTI)
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Usamah Mahri -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:01:26
◙ Ukuran file 340 KB
◙ Link: http://bit.ly/2IT9rlw
#menuduh_tanpa_bukti #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
::
Ⓜ HADDADIYAH MUSHO'FIQOH: VONIS DULU, BUKTI BELAKANGAN "NANTI AKAN MUNCUL.. NANTI AKAN TAMPAK.. AKAN TERLIHAT BUKTI-BUKTINYA NANTI..!"
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:12:27
◙ Ukuran file 3,1 MB
◙ Link: http://bit.ly/3pUpHDq
#menuduh_tanpa_bukti #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam #sayati #sayadzhar_lakum #falih_alharbi
(*) Menyimpulkan dan mentahdzir dulu, baru kemudian mencari bukti-bukti kesalahannya.. | Bedakan antara zallah ketergelinciran/kesalahan dengan penyimpangan
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Ⓜ HADDADIYAH MUSHO'FIQOH: VONIS DULU, BUKTI BELAKANGAN "NANTI AKAN MUNCUL.. NANTI AKAN TAMPAK.. AKAN TERLIHAT BUKTI-BUKTINYA NANTI..!"
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:12:27
◙ Ukuran file 3,1 MB
◙ Link: http://bit.ly/3pUpHDq
#menuduh_tanpa_bukti #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam #sayati #sayadzhar_lakum #falih_alharbi
(*) Menyimpulkan dan mentahdzir dulu, baru kemudian mencari bukti-bukti kesalahannya.. | Bedakan antara zallah ketergelinciran/kesalahan dengan penyimpangan
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
::
Ⓜ JARH MUFASSAR DARI SEORANG ALIM HARUS DITERIMA: POKOKNYA (HARUS) SALAH WALAUPUN TIDAK ADA HUJJAH DAN BUKTI
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Usamah Mahri -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:04:45
◙ Ukuran file 1,1 MB
◙ Link: http://bit.ly/33eYh1g
#menuduh_tanpa_bukti #khobar_tsiqoh #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam #sayati #sayadzhar_lakum #vonis
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Ⓜ JARH MUFASSAR DARI SEORANG ALIM HARUS DITERIMA: POKOKNYA (HARUS) SALAH WALAUPUN TIDAK ADA HUJJAH DAN BUKTI
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Usamah Mahri -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:04:45
◙ Ukuran file 1,1 MB
◙ Link: http://bit.ly/33eYh1g
#menuduh_tanpa_bukti #khobar_tsiqoh #mushofiqoh #kezhahiman #satubdi_lakal_ayyam #sayati #sayadzhar_lakum #vonis
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah [FBF]
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
::
📬 RINCIAN JARH WAT TA'DIL: BENARKAH KHOBAR TSIQOH ITU LANGSUNG DITERIMA SECARA MUTLAK?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad As-Sewed -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:10:50
◙ Ukuran file 2,5 MB
◙ Link: http://bit.ly/3n63WxG
#menuduh_tanpa_bukti #khobar_tsiqoh #mushofiqoh #kezhahiman #sayati #sayadzhar_lakum #vonis #maruf_salafy #berubah #dikenal_ahlussunnah #nggak_perlu_tanya_kenapa
(*) Letak kesalahannya adalah menyamakan antara 2 jenis manusia : orang yang benar-benar majruh sedari awalnya/Ahlul Ahwa dengan seorang yang pada asalnya telah dikenal sebagai seorang sunny, salafy, Ahlussunnah (tidak diterima jarh siapapun kecuali dibuktikan dengan bukti yang rinci, mufassar dan mubayyan)
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
📬 RINCIAN JARH WAT TA'DIL: BENARKAH KHOBAR TSIQOH ITU LANGSUNG DITERIMA SECARA MUTLAK?
🎙Disampaikan Oleh:
Al-Ustadz Muhammad As-Sewed -hafizhahullah-
◙ Durasi 00:10:50
◙ Ukuran file 2,5 MB
◙ Link: http://bit.ly/3n63WxG
#menuduh_tanpa_bukti #khobar_tsiqoh #mushofiqoh #kezhahiman #sayati #sayadzhar_lakum #vonis #maruf_salafy #berubah #dikenal_ahlussunnah #nggak_perlu_tanya_kenapa
(*) Letak kesalahannya adalah menyamakan antara 2 jenis manusia : orang yang benar-benar majruh sedari awalnya/Ahlul Ahwa dengan seorang yang pada asalnya telah dikenal sebagai seorang sunny, salafy, Ahlussunnah (tidak diterima jarh siapapun kecuali dibuktikan dengan bukti yang rinci, mufassar dan mubayyan)
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 مجموعـــــة نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للإشتراك : افتح الرابط واضغط على إشتراك👇
💾 JOIN bit.ly/ForumBerbagiFaidah
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
::
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Pertama
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Sudah menjadi sebuah manhaj dan keyakinan yang terpatri dalam sanubari Ahlussunnah bahwa "Jumlah Mayoritas" bukanlah tolok ukur sebuah kebenaran.
Betapa banyak dalil yang menegaskan manhaj dan keyakinan ini di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah serta perkataan para ulama rabbani.
Namun tak jarang ketika sebuah fitnah terjadi, manhaj dan keyakinan yang sudah terpatri ini menjadi terlupakan, bahkan ditinggalkan.
Bukan karena kejahilan, namun hawa nafsu dan berbagai kepentingan ternyata menjadikan banyak pihak melupakannya, bahkan mendorong mereka untuk bersikap tidak adil dan tidak ilmiah.
Tak luput orang yang pernah dianggap dan diposisikan sebagai orang yang berilmu ‘sekaliber’ Muhammad bin Hadi yang telah menyimpang dan jatuh dalam jerat-jerat manhaj al-Haddadiyah yang ekstrim.
Demikian pula Abul Hasan al-Ma’riby yang kemudian menjadi seorang yang bermanhaj Ikhwanul muslimin, tak urung berhujjah dengan "Jumlah Mayoritas" dalam membela kesalahan dan penyimpangannya.
Demi mengingatkan saudara-saudara kami yang lupa terhadap prinsip penting ini terkhusus di masa fitnah yang sedang berkecamuk, maka berikut ini kami sajikan sebuah ilmu dan nasehat dari salah satu ulama kibar umat yaitu asy-Syaikh al-’Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, dari kitab karya beliau yang berjudul, “al-Qaulul Mufid ‘Ala Kitabit Tauhid”, pada bab “Man Haqqaqat Tauhid...”
Beliau rahimahullah berkata,
الخامسة عشرة: ثمرة هذا العلم، وهو عدم الاغترار بالكثرة.. إلخ، فإن الكثرة قد تكون ضُلالاً
"Permasalahan ke Lima Belas :
Buah dari ilmu (hadits) ini adalah tidak tertipu oleh jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas)… dst karena jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas) bisa jadi justru mereka adalah orang-orang yang sesat.
قال الله تعالى: { وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ } [الأنعام: 116]
Allah berfirman yang artinya,
"Dan jika kamu menuruti mayoritas orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." [al-An’am : 116]
وأيضاً الكثرة من جهة أخرى إذا اغتر الإنسان بكثرة وظن لن يغلب أو أنّه منصور، فهذا أيضاً سبب للخذلان. فالكثرة إن نظرنا إلى أن أكثر أهل الأرض ضلال لا تغتر بهم، فلا تقل: إن الناس على هذا، كيف أنفرد عنهم؟
Juga jumlah yang banyak (mayoritas) -dari sisi lain- jika seseorang tertipu dengannya dan menyangka bahwa dirinya tidak akan terkalahkan atau akan menang (karena merasa mayoritas), maka sungguh ini juga merupakan sebab tertelantarkannya dari pertolongan (Allah).
Maka jumlah (pengikut) yang banyak, jika kita melihat bahwa mayoritas penduduk bumi di atas kesesatan, janganlah Anda tertipu dengan mereka. Maka jangan anda mengatakan “(Mayoritas) manusia berada di atas prinsip ini, bagaimana mungkin saya bersendirian berbeda dengan mereka?!”
كذلك أيضاً لا تغتر بالكثرة إذا كان معك أتباع كثيرون على الحق، فكلام المؤلف له وجهان:
الوجه الأول: أن لا نغتر بكثرة الهالكين فنهلك معهم.
الوجه الثاني: أن لا نغتر بكثرة الناجين فيلحقنا الإعجاب بالنفس وعدم الزهد في القلة، أي أن لا نزهد بالقلة فقد تكون القلة خيراً من الكثرة. اهـــ
Demikian pula, janganlah Anda tertipu dengan jumlah yang banyak ketika bersama Anda ada pengikut yang banyak di atas kebenaran. Maka pernyataan penulis (al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah) ada dua sisi:
⬜️ Sisi Pertama: Janganlah kita tertipu dengan banyaknya jumlah orang-orang yang binasa (pengikut kebatilan), sehingga kita pun ikut binasa bersama mereka.
⬜️ Sisi Kedua: Janganlah kita tertipu dengan banyaknya orang-orang yang selamat (pengikut kebenaran), kemudian sifat ‘Ujub (berbangga diri) menimpa kita, dan janganlah mengabaikan (tidak mempedulikan) jumlah yang sedikit, yakni janganlah kita mengabaikan jumlah (pengikut kebenaran) yang sedikit, karena bisa jadi yang sedikit itu ternyata lebih baik dibanding yang banyak."
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 منتدى نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
https://t.me/ForumBerbagiFaidah/9715
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Pertama
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Sudah menjadi sebuah manhaj dan keyakinan yang terpatri dalam sanubari Ahlussunnah bahwa "Jumlah Mayoritas" bukanlah tolok ukur sebuah kebenaran.
Betapa banyak dalil yang menegaskan manhaj dan keyakinan ini di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah serta perkataan para ulama rabbani.
Namun tak jarang ketika sebuah fitnah terjadi, manhaj dan keyakinan yang sudah terpatri ini menjadi terlupakan, bahkan ditinggalkan.
Bukan karena kejahilan, namun hawa nafsu dan berbagai kepentingan ternyata menjadikan banyak pihak melupakannya, bahkan mendorong mereka untuk bersikap tidak adil dan tidak ilmiah.
Tak luput orang yang pernah dianggap dan diposisikan sebagai orang yang berilmu ‘sekaliber’ Muhammad bin Hadi yang telah menyimpang dan jatuh dalam jerat-jerat manhaj al-Haddadiyah yang ekstrim.
Demikian pula Abul Hasan al-Ma’riby yang kemudian menjadi seorang yang bermanhaj Ikhwanul muslimin, tak urung berhujjah dengan "Jumlah Mayoritas" dalam membela kesalahan dan penyimpangannya.
Demi mengingatkan saudara-saudara kami yang lupa terhadap prinsip penting ini terkhusus di masa fitnah yang sedang berkecamuk, maka berikut ini kami sajikan sebuah ilmu dan nasehat dari salah satu ulama kibar umat yaitu asy-Syaikh al-’Allamah Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, dari kitab karya beliau yang berjudul, “al-Qaulul Mufid ‘Ala Kitabit Tauhid”, pada bab “Man Haqqaqat Tauhid...”
Beliau rahimahullah berkata,
الخامسة عشرة: ثمرة هذا العلم، وهو عدم الاغترار بالكثرة.. إلخ، فإن الكثرة قد تكون ضُلالاً
"Permasalahan ke Lima Belas :
Buah dari ilmu (hadits) ini adalah tidak tertipu oleh jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas)… dst karena jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas) bisa jadi justru mereka adalah orang-orang yang sesat.
قال الله تعالى: { وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ } [الأنعام: 116]
Allah berfirman yang artinya,
"Dan jika kamu menuruti mayoritas orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." [al-An’am : 116]
وأيضاً الكثرة من جهة أخرى إذا اغتر الإنسان بكثرة وظن لن يغلب أو أنّه منصور، فهذا أيضاً سبب للخذلان. فالكثرة إن نظرنا إلى أن أكثر أهل الأرض ضلال لا تغتر بهم، فلا تقل: إن الناس على هذا، كيف أنفرد عنهم؟
Juga jumlah yang banyak (mayoritas) -dari sisi lain- jika seseorang tertipu dengannya dan menyangka bahwa dirinya tidak akan terkalahkan atau akan menang (karena merasa mayoritas), maka sungguh ini juga merupakan sebab tertelantarkannya dari pertolongan (Allah).
Maka jumlah (pengikut) yang banyak, jika kita melihat bahwa mayoritas penduduk bumi di atas kesesatan, janganlah Anda tertipu dengan mereka. Maka jangan anda mengatakan “(Mayoritas) manusia berada di atas prinsip ini, bagaimana mungkin saya bersendirian berbeda dengan mereka?!”
كذلك أيضاً لا تغتر بالكثرة إذا كان معك أتباع كثيرون على الحق، فكلام المؤلف له وجهان:
الوجه الأول: أن لا نغتر بكثرة الهالكين فنهلك معهم.
الوجه الثاني: أن لا نغتر بكثرة الناجين فيلحقنا الإعجاب بالنفس وعدم الزهد في القلة، أي أن لا نزهد بالقلة فقد تكون القلة خيراً من الكثرة. اهـــ
Demikian pula, janganlah Anda tertipu dengan jumlah yang banyak ketika bersama Anda ada pengikut yang banyak di atas kebenaran. Maka pernyataan penulis (al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah) ada dua sisi:
⬜️ Sisi Pertama: Janganlah kita tertipu dengan banyaknya jumlah orang-orang yang binasa (pengikut kebatilan), sehingga kita pun ikut binasa bersama mereka.
⬜️ Sisi Kedua: Janganlah kita tertipu dengan banyaknya orang-orang yang selamat (pengikut kebenaran), kemudian sifat ‘Ujub (berbangga diri) menimpa kita, dan janganlah mengabaikan (tidak mempedulikan) jumlah yang sedikit, yakni janganlah kita mengabaikan jumlah (pengikut kebenaran) yang sedikit, karena bisa jadi yang sedikit itu ternyata lebih baik dibanding yang banyak."
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 منتدى نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
https://t.me/ForumBerbagiFaidah/9715
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Telegram
منتدى نشر الفـــــــوائد
::
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Pertama
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Sudah menjadi sebuah manhaj dan keyakinan yang terpatri dalam sanubari Ahlussunnah bahwa "Jumlah Mayoritas" bukanlah tolok ukur sebuah kebenaran.
Betapa…
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Pertama
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Sudah menjadi sebuah manhaj dan keyakinan yang terpatri dalam sanubari Ahlussunnah bahwa "Jumlah Mayoritas" bukanlah tolok ukur sebuah kebenaran.
Betapa…
::
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Kedua
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Pada bab dan hadits yang sama, di dalam kitab “I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid” salah satu ulama terkemuka zaman ini al-’Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah juga mengingatkan kita semua dari bahaya sikap menjadikan “Mayoritas” sebagai pedoman dalam bersikap dan mencari kebenaran.
Mari kita simak bersama penjelasan beliau dengan penuh harapan hidayah dan taufiq dari Allah untuk bisa mengamalkannya.
Beliau hafizhahullah berkata :
فهذا فيه دليل على أنه لا يُحتج بالكثرة، وإنما يُحتج بمن كان على الحق، ومعه الدليل، ولو كانوا قليلين، ولو كان شخصاً واحداً. فمن كان على الحق، ومعه دليل من كتاب الله وسنّة رسوله، فهذا هو الذي يُؤخذ بقوله ويُقتدى به. أما من خالف الدليل فلا عبرة به حتى ولو كانوا كثرة.
"Maka dalam hadits ini terdapat dalil bahwa jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas) tidak boleh dijadikan hujjah (untuk menentukan kebenaran), tetapi yang dijadikan hujjah adalah orang yang berada di atas al-haq, dan yang memiliki dalil walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan walaupun seorang diri.
Barang siapa di atas al-haq dan memiliki dalil dari al-Quran dan sunnah Rasul-Nya, maka dialah yang boleh diambil pendapatnya dan diteladani. Adapun orang yang menyelisihi dalil maka tidak boleh diperhitungkan walaupun jumlah mereka banyak.
والله تعالى يقول في نوح: {وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آَمَنَ وَمَا آَمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ } [هود: 40]
Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘alaihis salam (yang artinya):
“Kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” [Hud : 40]
ويقول: { وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ } [يوسف: 103]
Allah juga berfirman (yang artinya):
”Dan sebahagian besar (mayoritas) manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” [Yusuf: 103]
ويقول جل وعلا: {وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ} [الأنعام: 116]
Dan Allah Jalla wa ‘Ala berfirman (yang artinya):
”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” [al-An’am: 116]
فالكثرة ليست هي الضابط في إصابة الحق، ولا يُغتر بها، فربما تكون الكثرة على الباطل. إنما إذا اجتمع الكثرة مع إصابة الحق، فهذا طيّب، أما إذا كانت كثرة بدون حق فلا،
Maka jumlah (pengikut) yang banyak bukanlah pedoman untuk memperoleh kebenaran, dan jangan teperdaya dengannya, bisa saja jumlah yang banyak (mayoritas) ternyata berada di atas kebatilan.
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Kedua
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Pada bab dan hadits yang sama, di dalam kitab “I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid” salah satu ulama terkemuka zaman ini al-’Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah juga mengingatkan kita semua dari bahaya sikap menjadikan “Mayoritas” sebagai pedoman dalam bersikap dan mencari kebenaran.
Mari kita simak bersama penjelasan beliau dengan penuh harapan hidayah dan taufiq dari Allah untuk bisa mengamalkannya.
Beliau hafizhahullah berkata :
فهذا فيه دليل على أنه لا يُحتج بالكثرة، وإنما يُحتج بمن كان على الحق، ومعه الدليل، ولو كانوا قليلين، ولو كان شخصاً واحداً. فمن كان على الحق، ومعه دليل من كتاب الله وسنّة رسوله، فهذا هو الذي يُؤخذ بقوله ويُقتدى به. أما من خالف الدليل فلا عبرة به حتى ولو كانوا كثرة.
"Maka dalam hadits ini terdapat dalil bahwa jumlah (pengikut) yang banyak (mayoritas) tidak boleh dijadikan hujjah (untuk menentukan kebenaran), tetapi yang dijadikan hujjah adalah orang yang berada di atas al-haq, dan yang memiliki dalil walaupun jumlah mereka sedikit, bahkan walaupun seorang diri.
Barang siapa di atas al-haq dan memiliki dalil dari al-Quran dan sunnah Rasul-Nya, maka dialah yang boleh diambil pendapatnya dan diteladani. Adapun orang yang menyelisihi dalil maka tidak boleh diperhitungkan walaupun jumlah mereka banyak.
والله تعالى يقول في نوح: {وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آَمَنَ وَمَا آَمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ } [هود: 40]
Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘alaihis salam (yang artinya):
“Kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.” [Hud : 40]
ويقول: { وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ } [يوسف: 103]
Allah juga berfirman (yang artinya):
”Dan sebahagian besar (mayoritas) manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” [Yusuf: 103]
ويقول جل وعلا: {وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ} [الأنعام: 116]
Dan Allah Jalla wa ‘Ala berfirman (yang artinya):
”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” [al-An’am: 116]
فالكثرة ليست هي الضابط في إصابة الحق، ولا يُغتر بها، فربما تكون الكثرة على الباطل. إنما إذا اجتمع الكثرة مع إصابة الحق، فهذا طيّب، أما إذا كانت كثرة بدون حق فلا،
Maka jumlah (pengikut) yang banyak bukanlah pedoman untuk memperoleh kebenaran, dan jangan teperdaya dengannya, bisa saja jumlah yang banyak (mayoritas) ternyata berada di atas kebatilan.
Hanya saja jika jumlah yang banyak tersebut bersamaan dengan perolehan kebenaran maka hal itu baik, namun apabila jumlah (pengikut) yang banyak tanpa disertai al-Haq (dalil atau hujjah) maka sungguh tidak (bukan kebaikan).
ولا يُزَهِّدُنا في الحق قلّة أتباعه، لأن بعض الناس اليوم إذا نُبّه على خطأ يقول: هذا عليه أكثر الناس…
Dan janganlah kita mengabaikan al-haq karena sedikit (minoritas)nya jumlah pengikut al-haq tersebut, karena sebagian manusia pada masa ini jika diperingatkan dari sebuah kesalahan (penyimpangan) dia (menolak dengan) menjawab: “Perkara ini adalah (keyakinan) mayoritas orang..."
ويجب على المسلم أنه يتبع الحق، ولا يكابر بكثرة من خالفه أو جانبه، نبي من أنبياء الله ليس معه إلاَّ دون عشرة، ونبي من أنبياء الله ليس معه إلَّا رجل أو رجلان، ونبي من أنبياء الله ليس معه أحد.
Wajib atas seorang muslim untuk mengikuti al-haq dan tidak menolaknya disebabkan banyaknya orang yang menyelisihi atau menjauhi al- haq tersebut. Ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki pengikut kecuali kurang dari sepuluh orang pengikut, ada pula seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki pengikut kecuali satu atau dua orang, bahkan seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki seorang pengikut pun.
نسأل الله أن يوفقنا وإيّاكم لقول الحق والعمل به، ومخالفة الهوى والنفس والشيطان. اهـــــ
Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kami dan kalian untuk (berkata) dengan perkataan yang haq (benar) dan beramal dengannya, serta (diberi taufiq) untuk menyelisihi hawa nafsu dan Syaithan." -selesai-
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 منتدى نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للاشتراك : افتح الرابط واضغط على اشتراك👇
💾 https://t.me/ForumBerbagiFaidah/9737
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
ولا يُزَهِّدُنا في الحق قلّة أتباعه، لأن بعض الناس اليوم إذا نُبّه على خطأ يقول: هذا عليه أكثر الناس…
Dan janganlah kita mengabaikan al-haq karena sedikit (minoritas)nya jumlah pengikut al-haq tersebut, karena sebagian manusia pada masa ini jika diperingatkan dari sebuah kesalahan (penyimpangan) dia (menolak dengan) menjawab: “Perkara ini adalah (keyakinan) mayoritas orang..."
ويجب على المسلم أنه يتبع الحق، ولا يكابر بكثرة من خالفه أو جانبه، نبي من أنبياء الله ليس معه إلاَّ دون عشرة، ونبي من أنبياء الله ليس معه إلَّا رجل أو رجلان، ونبي من أنبياء الله ليس معه أحد.
Wajib atas seorang muslim untuk mengikuti al-haq dan tidak menolaknya disebabkan banyaknya orang yang menyelisihi atau menjauhi al- haq tersebut. Ada seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki pengikut kecuali kurang dari sepuluh orang pengikut, ada pula seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki pengikut kecuali satu atau dua orang, bahkan seorang nabi dari nabi-nabi Allah tidak memiliki seorang pengikut pun.
نسأل الله أن يوفقنا وإيّاكم لقول الحق والعمل به، ومخالفة الهوى والنفس والشيطان. اهـــــ
Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kami dan kalian untuk (berkata) dengan perkataan yang haq (benar) dan beramal dengannya, serta (diberi taufiq) untuk menyelisihi hawa nafsu dan Syaithan." -selesai-
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
🔍 منتدى نشر الفـــــــوائد
قناتنا في برنامـــج [تيليجــــــرام]
للاشتراك : افتح الرابط واضغط على اشتراك👇
💾 https://t.me/ForumBerbagiFaidah/9737
◽️◽️◽️◽️◽️◽️
Telegram
منتدى نشر الفـــــــوائد
::
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Kedua
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Pada bab dan hadits yang sama, di dalam kitab “I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid” salah satu ulama terkemuka zaman ini al-’Allamah Shalih al-Fauzan…
📬 ADA APA DENGAN “MAYORITAS”?
Bagian Kedua
Rubrik: #manhaj #rudud #haddadiyah #mushofiqoh
Pada bab dan hadits yang sama, di dalam kitab “I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid” salah satu ulama terkemuka zaman ini al-’Allamah Shalih al-Fauzan…