๐๐ฎ 1โฃ HUKUM MENGUCAPKAN โSELAMATโ ATAS HARI RAYA AGAMA LAIN ๐ฎ๐
๐ท Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah menjelaskan dalam kitab Ahkam Ahlidz Dzimmah (1/441),
โUcapan selamat atas syiar-syiar khusus kekafiran disepakati keharamannya.
๐ Misalnya: Mengucapkan selamat kepada mereka atas hari raya mereka dan ibadah puasa mereka. Lantas dia katakan:
โ โHari raya yang diberkahi untukmuโ, atau
โ โBergembiralah pada hari raya ini.โ, dan yang semisalnya.
โ๏ธ Ucapan seperti ini; Andaikan pelakunya selamat dari kekafiran, maka perbuatannya tetap termasuk perkara yang diharamkan.
๐ฅ Karena kedudukannya seperti mengucapkan selamat kepada orang yang sedang sujud kepada salib.
โผ๏ธ Perkara ini lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai daripada ucapan selamat kepada peminum khomer (minuman yang memabukkan, pen) , seorang pembunuh, pezina, dan yang semisalnya.โ (selesai)
Wallahul muwaffiq
๐ Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
๐ท Al-Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah menjelaskan dalam kitab Ahkam Ahlidz Dzimmah (1/441),
โUcapan selamat atas syiar-syiar khusus kekafiran disepakati keharamannya.
๐ Misalnya: Mengucapkan selamat kepada mereka atas hari raya mereka dan ibadah puasa mereka. Lantas dia katakan:
โ โHari raya yang diberkahi untukmuโ, atau
โ โBergembiralah pada hari raya ini.โ, dan yang semisalnya.
โ๏ธ Ucapan seperti ini; Andaikan pelakunya selamat dari kekafiran, maka perbuatannya tetap termasuk perkara yang diharamkan.
๐ฅ Karena kedudukannya seperti mengucapkan selamat kepada orang yang sedang sujud kepada salib.
โผ๏ธ Perkara ini lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai daripada ucapan selamat kepada peminum khomer (minuman yang memabukkan, pen) , seorang pembunuh, pezina, dan yang semisalnya.โ (selesai)
Wallahul muwaffiq
๐ Diterjemahkan Oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
โ ๏ธ๐โ LARANGAN MERAYAKAN DAN MENGUCAPKAN SELAMAT TERHADAP HARI RAYA ORANG KAFIR 2โฃ
โโโโ
๐ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ููุงูููุฐูููู ููุง ููุดูููุฏูููู ุงูุฒูููุฑู ููุฅูุฐูุง ู ูุฑูููุง ุจูุงููููุบููู ู ูุฑูููุง ููุฑูุงู ูุง
๐ข "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur, dan apabila mereka melewati (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang sia-sia, mereka melewatinya dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al Furqon:72)
โ๏ธ Ayat di atas dalam rangkaian penyebutan ciri orang-orang yang beriman.
๐ Di antara ciri tersebut adalah, orang-orang yang beriman tidak akan menyaksikan dan menghadiri az-zuur, yaitu ucapan dan perbuatan yang diharamkan. (Tafsir as-Sa'di)
๐ต Sebagian salaf, seperti:
๐ธ Abul Aliyah ar Riyahi (Wafat 90 H),
๐ธ Thowus bin Kaisan (wafat 103 h),
๐ธ Muhammad bin Sirin (wafat 110 h),
๐ธ ar Rabi' bin Anas (wafat 139 h),
๐ธ dan selain mereka,
๐๐ป menafsirkan az-zuur di sini adalah HARI RAYA KAUM MUSYRIKIN. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)
๐ Sehingga makna ayat di atas adalah, orang-orang yang beriman tidak menghadiri dan menyaksikan hari raya kaum musyrikin.
๐ Oleh karena itu, kaum muslimin tidak boleh menghadiri, merayakan, atau menyambut gembira hari raya orang-orang kafir baik itu hari natal, tahun baru, dan selainnya.
โช๏ธ Terlebih, dalam haditsnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk menyelisihi orang Yahudi, Nasrani, dan musyrikin.
wallahu 'alam.
๐ Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
โโโโ
๐ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ููุงูููุฐูููู ููุง ููุดูููุฏูููู ุงูุฒูููุฑู ููุฅูุฐูุง ู ูุฑูููุง ุจูุงููููุบููู ู ูุฑูููุง ููุฑูุงู ูุง
๐ข "Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur, dan apabila mereka melewati (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang sia-sia, mereka melewatinya dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al Furqon:72)
โ๏ธ Ayat di atas dalam rangkaian penyebutan ciri orang-orang yang beriman.
๐ Di antara ciri tersebut adalah, orang-orang yang beriman tidak akan menyaksikan dan menghadiri az-zuur, yaitu ucapan dan perbuatan yang diharamkan. (Tafsir as-Sa'di)
๐ต Sebagian salaf, seperti:
๐ธ Abul Aliyah ar Riyahi (Wafat 90 H),
๐ธ Thowus bin Kaisan (wafat 103 h),
๐ธ Muhammad bin Sirin (wafat 110 h),
๐ธ ar Rabi' bin Anas (wafat 139 h),
๐ธ dan selain mereka,
๐๐ป menafsirkan az-zuur di sini adalah HARI RAYA KAUM MUSYRIKIN. (lihat Tafsir Ibnu Katsir)
๐ Sehingga makna ayat di atas adalah, orang-orang yang beriman tidak menghadiri dan menyaksikan hari raya kaum musyrikin.
๐ Oleh karena itu, kaum muslimin tidak boleh menghadiri, merayakan, atau menyambut gembira hari raya orang-orang kafir baik itu hari natal, tahun baru, dan selainnya.
โช๏ธ Terlebih, dalam haditsnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk menyelisihi orang Yahudi, Nasrani, dan musyrikin.
wallahu 'alam.
๐ Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
โ ๏ธ๐โ MERAYAKAN DAN MENGUCAPKAN "SELAMAT" TERHADAP HARI RAYA ORANG KAFIR ADALAH BENTUK KECINTAAN KEPADA MEREKA 3โฃ
โโโโ
๐ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ููุงุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู ููููุง ููุง ุชูุชููุฎูุฐููุง ุงูููููููุฏู ููุงููููุตูุงุฑูู ุฃูููููููุงุกู ุจูุนูุถูููู ู ุฃูููููููุงุกู ุจูุนูุถู ููู ููู ููุชููููููููู ู ู ูููููู ู ููุฅูููููู ู ูููููู ู ุฅูููู ุงูููููู ููุง ููููุฏูู ุงููููููู ู ุงูุธููุงููู ูููู
๐ข "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang yahudi dan nashoro sebagai pemimpin. Sebagian mereka pemimpin atas sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian ada kecintaan kepada mereka, maka sesungguhnya ia bagian dari mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat zhalim." (QS. Al Maidah:51)
๐ Imam adz Dzahabi (wafat 748 H) rahimahullah menjelaskan,
๐ "Para ulama mengatakan, 'di antara bentuk kecintaan kepada mereka adalah meniru-niru dan menampakkan hari raya mereka. Padahal orang-orang itu (yaitu yahudi dan nashoro,pen) diperintah untuk menyembunyikan hari rayanya di negeri kaum muslimin.
โ ๏ธ Maka apabila seorang muslim melakukannya bersama mereka, maka sungguh ia telah membantu mereka untuk menampakkannya.
โ๏ธ Tentu saja ini merupakan kemunkaran dan kebid'ahan di dalam Dinul Islam. Tidaklah melakukan perbuatan tersebut melainkan seorang yang sedikit agama dan imannya. Dan ia masuk dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
ู ู ุชุดุจู ุจููู ููู ู ููู
"Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia bagian dari mereka."
โ Dan Allah telah memuji orang-orang yang tidak menyaksikan dan menghadiri hari raya orang-orang kafir, Allah berfirman,
ูุงูุฐูู ูุง ูุดูุฏูู ุงูุฒูุฑ
"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur ." (QS. Al Furqon:72)
๐๐ป (lihat makna az-zuur pada postingan kami sebelumnya,pen)
๐ Dipahami dari ayat ini bahwasanya orang-orang yang menyaksikannya dan menghadirinya, ia adalah orang yang tercela dan dimurkai."
๐ Sumber: Tasyabbuhul Khasiis bi Ahli al Khomiis (hal:34-35)
๐ Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
โโโโ
๐ Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
ููุงุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู ููููุง ููุง ุชูุชููุฎูุฐููุง ุงูููููููุฏู ููุงููููุตูุงุฑูู ุฃูููููููุงุกู ุจูุนูุถูููู ู ุฃูููููููุงุกู ุจูุนูุถู ููู ููู ููุชููููููููู ู ู ูููููู ู ููุฅูููููู ู ูููููู ู ุฅูููู ุงูููููู ููุง ููููุฏูู ุงููููููู ู ุงูุธููุงููู ูููู
๐ข "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang yahudi dan nashoro sebagai pemimpin. Sebagian mereka pemimpin atas sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian ada kecintaan kepada mereka, maka sesungguhnya ia bagian dari mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat zhalim." (QS. Al Maidah:51)
๐ Imam adz Dzahabi (wafat 748 H) rahimahullah menjelaskan,
๐ "Para ulama mengatakan, 'di antara bentuk kecintaan kepada mereka adalah meniru-niru dan menampakkan hari raya mereka. Padahal orang-orang itu (yaitu yahudi dan nashoro,pen) diperintah untuk menyembunyikan hari rayanya di negeri kaum muslimin.
โ ๏ธ Maka apabila seorang muslim melakukannya bersama mereka, maka sungguh ia telah membantu mereka untuk menampakkannya.
โ๏ธ Tentu saja ini merupakan kemunkaran dan kebid'ahan di dalam Dinul Islam. Tidaklah melakukan perbuatan tersebut melainkan seorang yang sedikit agama dan imannya. Dan ia masuk dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
ู ู ุชุดุจู ุจููู ููู ู ููู
"Barangsiapa meniru-niru suatu kaum maka ia bagian dari mereka."
โ Dan Allah telah memuji orang-orang yang tidak menyaksikan dan menghadiri hari raya orang-orang kafir, Allah berfirman,
ูุงูุฐูู ูุง ูุดูุฏูู ุงูุฒูุฑ
"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur ." (QS. Al Furqon:72)
๐๐ป (lihat makna az-zuur pada postingan kami sebelumnya,pen)
๐ Dipahami dari ayat ini bahwasanya orang-orang yang menyaksikannya dan menghadirinya, ia adalah orang yang tercela dan dimurkai."
๐ Sumber: Tasyabbuhul Khasiis bi Ahli al Khomiis (hal:34-35)
๐ Disajikan oleh Tim Warisan Salaf
#Fawaidumum #hari_raya
ใฐใฐโฐใฐใฐ
๐ Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
๐ Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
๐ป Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah