WarisanSalaf.Com
9.15K subscribers
432 photos
14 videos
43 files
1.91K links
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Download Telegram
🍃🔻 TIDAK ADA KESIALAN DALAM ISLAM 🔻🍃

▶️ Dahulu orang Arab Jahiliyyah menganggap bulan Shofar dan beberapa jenis burung sebagai pertanda sial.

🔰 Namun semenjak Islam datang, anggapan itu ditepis oleh Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam, dengan bersumber dari wahyu; Beliau shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ

”Tidak ada penyakit yang menular (dengan sendirinya), tidak ada kesialan pada burung-burung, tidak ada kesialan pada burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shofar.”

📚 [ HR. Al-Bukhori no.5707 & Muslim no.2220-(102) ]


👍 Sehingga yang wajib diyakini oleh umat Islam adalah musibah yang menimpa seseorang itu adalah dengan ijin Allah Ta’ala

🔻 Sebagaimana tertera dalam pedoman hidup kita; Al-Qur'an, surat At-Thaghaabun ayat 11 (artinya);
”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [ At-Thagaabun: 11 ]

Wallahul Muwaffiq


📝 Dikirim oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#fawaidumum #aqidah

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
🔆 KEUTAMAAN BERMAJELIS ILMU BERSAMA ULAMA



🔘 Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

🔵 "Bahwasanya Amirul Mukminin Umar bin al Khattab radhiallahu 'anhu berkata,

☑️ 'Sesungguhnya seseorang benar-benar keluar dari rumahnya dalam keadaan ia memiliki dosa seperti pegunungan Tihamah.

📡 Apabila ia mendengar ilmu, lalu ia takut (atas dosa-dosanya), sehingga ia kembali (kepada Allah) dan bertaubat. Maka ia pulang ke rumahnya dalam keadaan TIDAK MEMILIKI DOSA.

💯 MAKA JANGAN SAMPAI KALIAN MENJAUHKAN DIRI DARI MAJELISNYA ULAMA."


🌍 Sumber: Miftahu Dari As-Sa'adah (1/122)
📝 Diterjemahkan oleh: Tim Warisan Salaf

#fawaidumum

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
⛵️ MEMBIASAKAN LISAN MENGUCAPKAN YANG BAIK, KARENA MALAIKAT AKAN MENGAMINKANNYA

🌻 Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

🕋 "Janganlah kalian mendoakan atas diri-diri kalian kecuali dengan kebaikan. Karena sesungguhnya para malaikat akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan." (HR. Muslim)

📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃🔻 HADITS TENTANG RABU WEKASAN DHOIF JIDDAN 🔻🍃

▶️ “Dhoif Jiddan” artinya sangat lemah derajatnya, dan tidak bisa diamalkan atau diyakini.

🔰 Disebutkan sebuah riwayat hadits dari shahabat Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma, bunyinya:

آخِرُ أَرْبَعَاءَ مِنَ الشَّهْرِ يَوْم نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّ

”Hari Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari sial yang (terus menerus ada) berkesinambungan.”

📚 [HR. Al-Khotib dalam kitab Tarikh Baghdad (14/406) no.7726 , disebutkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shoghir no.1016 bahwasanya hadits ini diriwayatkan oleh Wakii’ dalam Al-Ghuror dan Al-Mardawaih dalam Tafsirnya]

🔰 DERAJAT HADITS

Asy-Syaikh Al-Albani rohimahullah mengatakan: Hadits ini “Dhoif Jiddan” (artinya sangat lemah derajatnya).

🔻 Beliau menambahkan, bahwa hal itu dikarenakan pada sanad (rantai pembawa) haditsnya ada seorang yang bernama Maslamah bin Ash-Sholti, Dikatakan oleh Imam Abu Hatim bahwasanya orang ini “Matrukul Hadits” – ditinggalkan haditsnya. [ Lihat Dhoif Al-Jami’ no.3 dan Adh-Dhoifah no. 1581 , Lihat pula Mizanul I’tidal ; 4/109, Adz-Dzahabi, tentang ucapan Imam Abu Hatim ]

🌷 Al-Imam Ibnul Jauzi rohimahullah (wafat th.597 H) menerangkan dalam kitabnya ”Al-Maudhu’at” (2/72-74), bahwa hadits ini datang dari tiga shahabat Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdillah, dan Ibnu Umar rodhiyallahu ‘anhum, namun kesemuanya itu dikategorikan oleh beliau rohimahullah sebagai hadist maudhu’ (palsu).

Wallahul Muwaffiq

📝 Dikirim oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#fawaidumum #hadits

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
▶️⛔️ BAHAYA PERBUATAN ZHALIM 1⃣



🍃 Zhalim terbagi menjadi dua,
1⃣ Kezhaliman terkait dengan hak Allah,
2⃣ Kezhaliman terkait dengan hak sesama hamba Allah.

▶️ Kezhaliman yang terbesar ialah yang berkaitan dengan hak Allah dan mensekutukan-Nya.
▶️ Adapun kezhaliman yang berkaitan dengan hak sesama hamba, ialah menzhalimi dirinya, hartanya, atau kehormatannya.

Kezhaliman dengan dua jenisnya merupakan perbuatan yang haram dilakukan. Dan Allah telah menyiapkan balasan yang dahsyat bagi pelaku kezhaliman tersebut. Di antaranya ialah,

🔴 Orang yang zhalim tidak memiliki penolong dan pembela yang bisa menyelamatkannya dari adzab Allah.

📔 Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاع

"Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorangpun pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya." (QS. Ghafir: 18)

🔥 Pada hari kiamat, orang yang berlaku zhalim tidak memiliki teman setia yang bisa menyelamatkannya dari adzab Allah, demikian pula (ia tidak memiliki) pembela yang diterima pembelaannya.

📛 Karena ia telah tercampakkan dengan kezhalimannya, kelakuannya yang semena-mena, dan permusuhannya.

🚫 Sehingga, orang yang zhalim benar-benar tidak mendapati seorangpun yang bisa menolongnya (dari adzab Allah).

وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

📡 "Dan orang-orang yang zhalim tidak ada seorang penolongpun baginya." (QS. Al-Baqarah:270)

🔵Pada saat-saat yang genting ketika itu (pada hari kiamat), manusia sangat butuh bantuan, pertolongan, dan pembelaan. Tapi tidak seorangpun yang bisa menolong orang yang berlaku zhalim.

Hanya kepada Allah kita memohon keselamatan.


📝 Disajikan Oleh: Tim Warisan Salaf
🌍 Sumber Panduan: Syarah Riyadhus Shalihin (2/485-486)

#Fawaidumum #kezhaliman

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian4⃣0⃣)
—---------------------------------------—

🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:

وَفِي الْحَدِيثِ: «الدُّعَاءُ مخ الْعِبَادَةِ» .
وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: {وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ} [غافر:60] [14]

🔻 Dan di dalam hadits : “Doa adalah inti ibadah.”

Dalilnya adalah firman Allah –Ta’ala-:
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [ Ghofir: 60 ]


💢PENJELASAN:
(1⃣) Para pembaca –rohimakallah-,
Sekarang Asy-Syaikh –rohimahullah- akan menyebutkan dalil dari macam-macam ibadah secara rinci, Setelah menyebutkan macam-macamnya secara global.


1⃣ Dimulai dari ibadah Doa;
Asy-Syaikh –rohimahullah- menyebutkan sebuah hadits dari shahabat Anas bin Malik –rodhiyallahu ‘anhu- yang berbunyi:
الدُّعَاءُ مخ الْعِبَادَةِ
Artinya: “Doa itu inti ibadah.”

👉 Hadits ini diriwayatkan oleh imam At-Tirmidzi dalam kitab “Sunan”-nya no.3371.

🔻 Hadits ini derajatnya dhoif (lemah) dikarenakan ada seorang rowi (pembawa) hadits yang bernama Ibnu Lahiiah. Di mana keadaan Ibnu Lahiiah ini adalah “Sayyi`ul Hifzh” (Jelek hafalannya). Sebagaimana dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Ahkamul Janaiz”; (1/194).


📙 Namun di sana, ada riwayat lain yang shohih; dari shahabat Nu’man bin Basyir –rodhiyallahu ‘anhu-; bahwasanya Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa itu adalah ibadah.”

📕 Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (18352), Abu Dawud (1479), At-Tirmidzi (2969), Ibnu Majah (3828), Al-Hakim (1802).

👍 Dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam kitab “Shohih Al-Jami’” no.3407, “Shohih Abi Dawud” no.1329.


🌷 Asy-Syaikh Al-Fauzan –hafizhohullah- menjelaskan, bahwa kedua riwayat tersebut maknanya satu. Namun, riwayat kedua lebih shohih dibandingkan yang pertama.

🔰 Intinya, makna hadits tersebut menjelaskan bahwa doa adalah satu jenis ibadah yang paling agung.
Sehingga sangat tidak patut, apabila seorang muslim meninggalkan ibadah ini.


Wallahu a’lamu bisshowaab
Bersambung,…

📚 [ Referensi: Ahkamul Janaiz; Asy-Syaikh Al-Albani, Syarah Tsalatsatil Ushul; Asy-Syaikh Al-Fauzan]

🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
▶️⛔️ BAHAYA PERBUATAN ZHALIM 2⃣



🚫 Orang-orang yang zhalim benar-benar dalam bahaya yang amat besar. Dalam firman-Nya Allah Subhanahu wa Ta'ala memperingatkan dan mengancam mereka,

وَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأبْصَارُ * مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ

📛 "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak)." (QS. Ibrahim:42)

▶️ Di dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang-orang yang zalim, dan di sisi lain merupakan hiburan bagi orang yang terzalimi.

🔵 Dimana Allah Subhanahu wa Ta'ala membiarkan mereka (orang yang zalim) hidup berlimpahkan rejeki dan harta benda. Hanyasaja itu bukan wujud kecintaan Allah padanya, akan tetapi sebagai bentuk penguluran waktu, jika telah tiba waktunya maka Allah akan mengadzabnya dan tidak akan melepaskannya,

وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ

🔥 "Dan begitulah adzab Rabbmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras." (QS. Huud:102)

🔴 Dan kezhaliman pada ayat di atas mencakup kezhaliman terkait dengan hak-hak Allah, dan kezhaliman antar sesama makhluk.

📛📛 Sehingga, janganlah orang-orang yang berlaku zhalim mengira bahwa kezhaliman mereka akan dibiarkan begitu saja tanpa ada pembalasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

📛📛 Jangan pula ia terlena dengan ketentraman hidup yang ia rasakan. Karena itu merupakan bentuk penguluran waktu, jika telah tiba waktunya maka ia akan merasakan adzab dan tidak bisa lepas darinya. wal'iyadzu billah.

📝 Disajikan Oleh: Tim Warisan Salaf
🌍 Sumber Panduan: Tafsir As-Sa'di (hal.427) dan Tafsir Ibnu Katsir (4/515)

#Fawaidumum #kezhaliman

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃📮 KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA HARI JUM’AT 📮🍃
Pembacanya akan disinari di antara dua Jum’at.

🔰 Dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri rodhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

” “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jum'at, dia akan disinari cahaya di antara dua jum'at.”

📚 [HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Ash-Shoghir no.606 ]

🔘 Derajat Hadits: Shohih.

Hadits ini dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rohimahullah dalam kitabnya; Shohih Al-Jami’ no.6470 ]


🌷 Asy-Syaikh Al-'Utsaimin rohimahullah menjelaskan, Surat tersebut (seluruhnya) dibaca sebelum sholat Jum’at atau setelahnya; boleh yang ini dan boleh pula yang itu, di luar sholat. [Lihat Durus al-Haram al-Madani lil 'Utsaimin ; 3/11]


Mari hidupkan Sunnah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam di atas cahaya ilmu.

Wallahul Muwaffiq


📝 Dikirim oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#fawaidumum #harijumat #ahkamjumat

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃📮 MENDOAKAN KEBAIKAN UNTUK PENGUASA 📮🍃

▶️ Termasuk Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

🔰 Berkata Al-Imam Al-Barbahari rohimahullah dalam kitab Syarhus Sunnah hal.113 ,

👎 ”Jika engkau melihat seseorang mendoakan penguasa dengan kejelekan, ketahuilah ia merupakan pengikut hawa nafsu.

👍 Dan jika engkau melihat seorang mendoakan penguasa dengan kabaikan, ketahuilah ia adalah seorang Ahlus Sunnah , inSya Allah.”

🌷 Hal ini berdasarkan ucapan Imam Fudhoil bin ‘Iyadh (📌) rohimahullah, beliau mengatakan;

لَوْ أَنَّ لِي دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ مَا جَعَلْتُهَا إِلَّا فِي السُّلْطَانِ.

”Jika seandainya aku memiliki satu doa mustajab, Aku tidak akan memberikannya kecuali untuk pemimpin.”

Ketika beliau ditanya; “Kenapa demikian?”

Jawabannya; “Karena kebaikan pemimpin merupakan kebaikan suatu bangsa dan negara.”

📚 [ Ucapan Imam Fudhoil tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah ; 8/91 ]


📌 Imam Fudhoil termasuk generasi tabi’ut tabi’in.
Dikatakan oleh al-Hafizh ibnu Hajar, bahwasanya beliau seorang yang tsiqoh (terpercaya), ‘abid (ahli ibadah), imam. [ Lihat At-Taqrib no.5431 ]


Jangan lupa untuk mendoakan penguasa dengan kebaikan di waktu-waktu mustajab.

Wallahul Muwaffiq


📝 Dikirim oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#fawaidumum

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
▶️ MEMULIAKAN ORANG YANG SUDAH LANJUT USIA



📝 Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إن من إجلال الله إكرام ذي الشيبة المسلم، وحامل القرآن، غير الغالي فيه، ولا الجافي عنه، وإكرام ذي السلطان المقسط

🍃 "Sesungguhnya termasuk bentuk memuliakan/mengagungkan Allah ialah,

1⃣ memuliakan seorang muslim yang sudah beruban,

2⃣ dan (memuliakan) penghafal Al-Qur'an yang tidak berlebih-lebihan pada Al-Qur'an tersebut dan tidak mengurang-nguranginya,

3⃣ dan juga memuliakan pemimpin yang adil."



🔵 Di antara bentuk memuliakan orang yang sudah tua ialah berlaku lemah lembut kepadanya dalam berbicara dan berinteraksi.

🔴 Adapun makna "Penghafal Al Qur'an yang berlebihan", ialah berlebihan dalam mengamalkannya, berlebihan meneliti sesuatu yang samar dan mutasyabih dari maknanya, batasan membacanya, dan makhorijul hurufnya. Demikian pula berlebihan dalam hal tajwidnya dan terlalu cepat bacaannya sehingga tidak mentadabburi kandungannya.

▶️ Sedangkan "mengurang-ngurangi Al-Qur'an" yaitu dengan berpaling dari Al-Qur'an, tidak menguatkan hafalannya, dan tidak mengamalkan kandungannya.


🌍 HR. Abu Daud no.4843, dihasankan Syaikh al Albani rahimahullah. Lihat 'Aunul Ma'bud (13/132)
📝 Disajikan Oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #adab

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Forwarded from WarisanSalaf.Com
💢 SEMANGAT SALAF DALAM MENCARI ILMU DAN PERBEDAAN ANTARA ORANG YANG MENCATAT DAN TIDAK MENCATAT

🌴 Shalih bin Kaisan berkata,

روى معمر، عن صالح قال: اجتمعت أنا وابن شهاب, ونحن نطلب العلم فاجتمعنا على أن نكتب السنن, فكتبنا كل شيء سمعنا، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- ثم قال نكتب ما جاء، عن أصحابه فقلت: ليس بسنة فقال: بل هو سنة فكتب ولم أكتب, فأنجح وضيعت.

🌻 "Aku pernah berkumpul bersama Ibnu Syihab pada saat kami sedang menuntut ilmu. Kami pun sepakat untuk menulis sunnah-sunnah. Lalu kami menulis segala sesuatu yang kami dengar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

🔹 Kemudian ia (yakni Ibnu Syihab,pen) berkata, "Mari kita tulis apa yang datang dari para shahabatnya."

🔸 Aku menjawab, " (apa yang datang dari shahabat) bukan sunnah ."

🔹 Ia menjawab, "bahkan ia juga sunnah."

☑️ Lantas ia menulisnya sedangkan aku tidak menulis. Maka ia berhasil sementara aku telah menyia-nyiakan (sunnah para shahabat)."

🌍 Siyar A'lam An-Nubala (6/168)
📝 Disajikan oleh Tim Warisan Salaf

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃💢 BAHAYA SOMBONG 💢🍃
Tidak bisa memasukkan seorang muslim langsung ke dalam Jannah.

🔰 Dari shahabat Abdullah bin Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam; Bahwasanya Beliau pernah bersabda:

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»

”Tidak memasuki Jannah seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar semut kecil.” (📌)

🔻Ternyata ada salah seorang shahabat yang menimpali:
“Sesungguhnya seseorang itu senang jika baju dan sandalnya bagus.”

Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

«إِنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ»

”Sesungguhnya Allah itu Maha Indah serta mencintai keindahan, (adapun) Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”

📚 [ HR. Muslim no.91-(147) ]


📝 Penjelasan Hadits :

(📌) Hadits ini termasuk jenis hadits yang mengandung ancaman secara umum. Digunakan lafadz seperti itu oleh Rasul shollallahu ‘alaihi wasallam memang dalam rangka membuat lari orang dari perbuatan tersebut. Jika dibutuhkan penjelasan secara terperinci, maka rincian itu diambil dalil-dalil syariat yang lainnya.

🔘 Kesombongan di dalam hadits ini bisa dipahami dari dua sisi;
1⃣ ( Yang Pertama ) : Sombong dari kebenaran, dan membencinya;
👉 Orang yang seperti ini kafir, kekal di dalam api neraka, serta tidak akan memasuki Jannah sama sekali.
Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

”Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” [ QS. Muhammad :9 ]

💯 (Pahala-pahala) amalan tidak akan terhapus kecuali dengan kekafiran. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (artinya):

”Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
[ QS. Al-Baqoroh :217 ]

2⃣ ( Yang Kedua ) : Kesombongan itu dilakukan kepada makhluk, yaitu sombong dan congkak dihadapan mereka, namun tidak sombong dalam masalah ibadah kepada Allah Ta’ala.

👉 Orang yang seperti ini, tidak akan memasuki Jannah dengan sifat yang sempurna tanpa adzab secara mutlak. Karena dia harus merasakan adzab terlebih dahulu karena sebab dosa sombongnya (di dunia) sebab ia congkak di hadapan makhluk, kemudian setelah suci (dari dosa) barulah ia memasuki Jannah.

📚 [ Lihat Syarah Riyadhus Sholihin 3/541-542 ]

👆 Hal itu karena keumuman dalil tentang keutamaan orang-orang yang bertauhid mendapatkan jaminan masuk Jannah, sebagaimana penjelasan al-Qodhi ‘Iyadh rohimahullah yang dinukil oleh Imam An-Nawawi rohimahullah, dalam Syarah Shohih Muslim ;2/91.

Wallahul Muwaffiq


📝 Dikirim oleh: al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#fawaidumum

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
👆🏻 💦 Tilawah Khusyu'

📡 Surat Ad- Dukhan ayat 38-59
📀 Qori: Salman al Utaibi
📗 Size: 2,5 mb
🌱 SURGA FIRDAUS, TINGKATAN TERTINGGI DI SURGA



📝 Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ذر الناس يعملون فإن الجنة مائة درجة ما بين كل درجتين كما بين السماء والأرض والفردوس أعلاها درجة وأوسطها وفوقها عرش الرحمن ومنها تفجر أنهار الجنة فإذا سألتم الله فاسألوه الفردوس

🗻 "Biarkan manusia beramal, karena sesungguhnya di jannah (surga) ada seratus tingkatan. Jarak setiap tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi (dalam riwayat lain: jaraknya sejauh 100 tahun perjalanan ).

🏝 sedangkan (jannah) firdaus adalah,

▶️ tingkatan tertingginya,
▶️ letaknya di tengah jannah,
▶️ dan di atas firdaus ada arsy Ar Rahman, dari firdaus lah terpanjar sungai-sungai di jannah.

🕋 Bila kalian hendak meminta sesuatu kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya jannah firdaus."


🌍 HR. Tirmidzi. Lihat Ash-Shahihah (no.922 dan 1913)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum #jannah

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian4⃣1⃣)
—---------------------------------------—

🌴Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:

ودليل الخوف قوله تعالى: {إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ} [آل عمران:175]

🔻 Dan dalil untuk Khouf (1); adalah firman Allah –Ta’ala- (artinya):
_”Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”_
[ Ali Imron : 175 ] (2)


💢PENJELASAN:
Tentang: “Ibadah Khouf (rasa takut).”
(1⃣) Para pembaca –rohimakallah-, Dinyatakan oleh Asy-Syaikh –rohimahullah-; “Dan dalil untuk Khouf”.
Maksud dari ucapan itu adalah dalil yang menunjukkan bahwa Khouf adalah ibadah.

🌷 Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin –rohimahullah- menjelaskan, “Khouf adalah rasa takut. Yaitu perasaan yang muncul karena takut binasa, celaka, atau mendapatkan gangguan.

Apakah semua rasa takut termasuk jenis ibadah?
Jawabannnya ada pada rincian berikut ini,
Asy-Syaikh Ibnu ‘Usaimin –rohimahullah- menjelaskan, bahwa rasa takut itu ada tiga macam;
1⃣ - Khouf Tobi’i, seperti takutnya seorang manusia kepada binatang buas, api, dan takut tenggelam. Yang seperti ini tidak tercela. Sebagaimana Allah –Ta’ala- pernah ceritakan tentang kisah nabi Musa –‘alaihis salam- dalam Al-Qur`an surat Al-Qoshosh ayat 18 (artinya)
_”Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat perbuatannya)…”_

‼️ Namun, Apabila Khouf Thobi’i itu menjadi penyebab terhalanginya suatu kewajiban atau dikerjakannya suatu larangan, maka hukumnya menjadi haram.

2⃣ - Khouf Ibadah, adalah rasa takut kepada seseorang sebagai bentuk ibadah kepadanya.
Jenis ini hanya boleh diberikan kepada Allah.
Jika jenis kedua ini diberikan kepada selain Allah –Ta’ala- maka pelakunya tejerumus ke dalam Syirik Akbar (syirik besar).

3⃣ - Khouf Sirr, adalah rasa takut kepada sesuatu yang samar.
Contohnya; Takut kepada mayit yang telah dikubur, atau takut kepada seorang wali yang posisinya jauh dari tempatnya takut wali itu akan mencelakakan dirinya.
Para ulama menyebutkan bahwa jenis ketiga ini termasuk jenis kesyirikan.
[ Lihat *Syarah Tsalatsul Ushul; hal.57; Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rohimahullah- ]

Wallahu a’lamu bisshowaab
Bersambung,…

📚 [ Referensi: Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah; Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syarah Tsalatsatil Ushul; Asy-Syaikh Al-Fauzan]

🌍 Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
📝 Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.

#ushultsalatsah

🍊 Update Ilmu agama bersama Warisan Salaf di: Website I Telegram I Twitter I Google Plus I Youtube I SMS Tausiyah
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
👍1
🌅〽️MALAIKAT YANG MEMBAWA CAMBUK DARI API



📝 Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma mengisahkan, "Bahwasanya orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka berkata,

🔴 "Wahai Abul Qosim (yakni Nabi Muhammad), kabarkan kepada kami apa itu ar-ro'du (petir)?

📡 maka beliau menjawab,

مَلَكٌ مِنَ المَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مَخَارِيقُ مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ» فَقَالُوا: فَمَا هَذَا الصَّوْتُ الَّذِي نَسْمَعُ؟ قَالَ: «زَجْرَةٌ بِالسَّحَابِ إِذَا زَجَرَهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى حَيْثُ أُمِرَ» قَالُوا: صَدَقْتَ

"Petir adalah malaikat dari malaikat-malaikat Allah yang ditugasi (mengurus) awan. Bersamanya ada alat (cambuk) dari api untuk menggiring awan ke tempat yang Allah kehendaki."

🔴 Orang Yahudi itu bertanya lagi, "Lalu suara apa yang kita dengar (dari petir) ini?"

🔥 Beliau menjawab, "Bentakkan malaikat ketika menggiring awan, jika ia membentakknya, sampai berhenti ke tempat yang diperintahkan kepadanya." (HR. Tirmidzi no.3117)

Dalam riwayat Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Ausath, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang petir,

هو ملك بيده مخراق، إذا رفع برق، وإذا زجر رعدت، وإذا ضرب صعقت

"Petir adalah malaikat, ditangannya ada alat (cambuk dari api). Apabila malaikat mengangkat alat itu maka akan memancarkan kilat, apabila malaikat membentak maka akan memancarkan petir, dan apabila malaikat memukulkannya (ke awan) maka akan memunculkan suara gemuruh."

🌍 Lihat Ash-Shahihah (no.1872)
📝 Diterjemahkan Oleh: Tim Warisan Salaf

#Fawaidumum

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🍃💢 PERBEDAAN MENONJOL antara PEKAN SYAIKH MUHAMMAD bin ABDUL WAHHAB dengan PERAYAAN MAULID NABI shollallahu 'alaihi wasallam 🍃💢

🔰🌷 Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rohimahullah pernah ditanya;

”Tentang perbedaan “Pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah dengan Perayaan Maulid Nabi, kok yang diingkari adalah orang yang melakukan acara kedua, bukan yang pertama?”


💯 Beliau menjawab:
Perbedaan antara kedua (acara) tersebut -berdasarkan pengetahuan yang kami miliki- ada dua sisi:

1⃣ Sisi Yang Pertama:
Pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah tidak dijadikan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ’Azza waJalla. Maksud dan tujuan (di adakan acara tersebut) adalah untuk menghilangkan syubhat (atau kesalahpahaman) pada sebagian masyarakat tentang tokoh ini (yakni Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab).

2⃣ Sisi Yang Kedua:
Pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahullah tidak diulang-ulang seperti perayaan-perayaan yang ada. Bahkan, itu adalah sebuah agenda yang jelas (yang telah ditetapkan oleh Kerajaan Saudi, pent). Dan telah ditulis beberapa makalah dari acara tersebut.

📌 (Bisa dilihat format PDF-nya dalam link berikut:
http://waqfeya.com/book.php?bid=11183 , pent)

Dijelaskan dalam acara tersebut kedudukan tokoh ini (yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, pent) yang belum pernah diketahui oleh kebanyakan masyarakat, kemudian setelah itu selesai acaranya.

(Selesai)


(351) وسئل فضيلة الشيخ: عن الفرق بين ما يسمى بأسبوع الشيخ محمد بن عبد الوهاب -رحمه الله تعالى- والاحتفال بالمولد النبوي حيث ينكر على من فعل الثاني دون الأول؟
فأجاب بقوله: الفرق بينهما حسب علمنا من وجهين:

الأول: أن أسبوع الشيخ محمد بن عبد الوهاب -رحمه الله تعالى- لم يتخذ تقربًا إلى الله -عز وجل- وإنما يقصد به إزالة شبهة في نفوس بعض الناس في هذا الرجل، ويبين ما من الله به على المسلمين على يد هذا الرجل.
الثاني: أسبوع الشيخ محمد بن عبد الوهاب -رحمه الله- لا يتكرر ويعود كما تعود الأعياد، بل هو أمر بين للناس وكتب فيه ما كتب، وتبين في حق هذا الرجل ما لم يكن معروفًا من قبل لكثير من الناس ثم انتهى أمره.

🌍 Sumber: Majmu’ Fatawa wa Rosail Al-‘Utsaimin (2/300, pertanyaan nomor 351)
📝 Diterjemahkan Oleh: Al Ustadz Abdul Hadi Pekalongan

#Fawaidumum

🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com