*بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
27 Rajab 1441
(22 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
27 Rajab 1441
(22 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
💽 _Audio Muhadharah._
📚 *Peristiwa Tho'un dalam Sejarah Islam*
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 27 Rajab 1441 / 22 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (42:41) = 9,9 MB
Link https://bit.ly/3bbEmSm
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~
📚 *Peristiwa Tho'un dalam Sejarah Islam*
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 27 Rajab 1441 / 22 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (42:41) = 9,9 MB
Link https://bit.ly/3bbEmSm
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
🌟 *Mendulang Faidah dari al-'Allamah Rabi' al-Madkhali dalam menghadapi Musibah*
_(contoh beberapa bentuk kemudahan dalam Islam)_
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 28 Rajab 1441 / 23 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (36:57) = 8,4 MB
Link https://bit.ly/3bvOc1R
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~
_(contoh beberapa bentuk kemudahan dalam Islam)_
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 28 Rajab 1441 / 23 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (36:57) = 8,4 MB
Link https://bit.ly/3bvOc1R
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
💐📝Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-1)
✅Sekilas tentang Ash-hamah anNajasyi
Nama Asli: Ash-hamah bin Abjar
Lahir : { hidup semasa Nabi namun tidak pernah berjumpa dengan Nabi – disebut pula alMukhodhrom }
Wafat: 9 H
Tempat Tinggal: Habasyah (Etiopia)
Guru Beliau: Ja’far bin Abi Tholib
Murid Beliau: Amr bin al-Ash
✅Penjelasan Umum tentang Ash-hamah anNajasyi
Saat ini, kita mengenal wilayah itu dengan sebutan Etiopia. Sebuah negara di kawasan Afrika. Dahulu, negeri itu dikenal dengan sebutan Habasyah.
Pemimpin Habasyah disebut dengan anNajasyi. Itulah gelar untuk penguasa atau raja di sana. Semua raja atau pemimpin Habasyah disebut anNajasyi. Sama dengan Kisra, sebutan bagi penguasa Persia. Atau Muqouqis untuk raja Mesir. Sedangkan penguasa Romawi disebut Qoishor (Ta’siisul Ahkaam syarh Umdatil Ahkam karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmiy (3/83)).
Seorang anNajasyi yang menggoreskan sejarah indah dalam perjuangan awal kaum muslimin, adalah penguasa adil yang bernama Ash-hamah. Beliau tidak rela jika ada pihak yang terdzhalimi di wilayah kekuasaannya.
Ash-hamah adalah satu figur yang unik, sulit dicari bandingannya. Beliau hidup di masa Nabi, pernah berkorespondensi (surat menyurat) dengan Nabi, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi.
Beliau sangat menghormati Nabi. Bahkan menjadi perwakilan Nabi dalam pernikahan beliau dengan Ummu Habibah Romlah bintu Abi Sufyan. Tidak hanya memfasilitasi pernikahan itu, Ash-hamah juga membayarkan mahar yang cukup besar untuk Nabi, sebagai hadiah dan pemuliaan.
Beliau bukan Sahabat Nabi, masuk Islam dengan sebab dakwah Sahabat Nabi. Uniknya, dengan sebab beliau satu orang yang sebelumnya kafir masuk Islam, hingga menjadi Sahabat Nabi.
Hidupnya di lingkungan agama Nashara. Namun beliau memilih untuk menjadi muslim, meski menyendiri dan kesepian dalam keimanannya, di tengah-tengah komunitas orang-orang kafir di masa itu. Tak goyah keimanan itu menghunjam kuat, meski sebelumnya beliau adalah orang Kristen yang kuat dalam agamanya.
Sebagian Ulama menjelaskan bahwa sepanjang hidup Nabi, Nabi tidak pernah melakukan sholat ghaib kecuali untuk Ash-hamah anNajasyi tersebut. Saat Ash-hamah meninggal, Nabi mendapat wahyu akan meninggalnya beliau itu, hingga Nabi menyuruh para Sahabat untuk sholat ghaib. Jenazah ada di Habasyah (Etiopia, Afrika), sedangkan orang yang menyolatkan ada di Madinah.
<< Insyaallah bersambung....>>
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi :
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
✅Sekilas tentang Ash-hamah anNajasyi
Nama Asli: Ash-hamah bin Abjar
Lahir : { hidup semasa Nabi namun tidak pernah berjumpa dengan Nabi – disebut pula alMukhodhrom }
Wafat: 9 H
Tempat Tinggal: Habasyah (Etiopia)
Guru Beliau: Ja’far bin Abi Tholib
Murid Beliau: Amr bin al-Ash
✅Penjelasan Umum tentang Ash-hamah anNajasyi
Saat ini, kita mengenal wilayah itu dengan sebutan Etiopia. Sebuah negara di kawasan Afrika. Dahulu, negeri itu dikenal dengan sebutan Habasyah.
Pemimpin Habasyah disebut dengan anNajasyi. Itulah gelar untuk penguasa atau raja di sana. Semua raja atau pemimpin Habasyah disebut anNajasyi. Sama dengan Kisra, sebutan bagi penguasa Persia. Atau Muqouqis untuk raja Mesir. Sedangkan penguasa Romawi disebut Qoishor (Ta’siisul Ahkaam syarh Umdatil Ahkam karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmiy (3/83)).
Seorang anNajasyi yang menggoreskan sejarah indah dalam perjuangan awal kaum muslimin, adalah penguasa adil yang bernama Ash-hamah. Beliau tidak rela jika ada pihak yang terdzhalimi di wilayah kekuasaannya.
Ash-hamah adalah satu figur yang unik, sulit dicari bandingannya. Beliau hidup di masa Nabi, pernah berkorespondensi (surat menyurat) dengan Nabi, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi.
Beliau sangat menghormati Nabi. Bahkan menjadi perwakilan Nabi dalam pernikahan beliau dengan Ummu Habibah Romlah bintu Abi Sufyan. Tidak hanya memfasilitasi pernikahan itu, Ash-hamah juga membayarkan mahar yang cukup besar untuk Nabi, sebagai hadiah dan pemuliaan.
Beliau bukan Sahabat Nabi, masuk Islam dengan sebab dakwah Sahabat Nabi. Uniknya, dengan sebab beliau satu orang yang sebelumnya kafir masuk Islam, hingga menjadi Sahabat Nabi.
Hidupnya di lingkungan agama Nashara. Namun beliau memilih untuk menjadi muslim, meski menyendiri dan kesepian dalam keimanannya, di tengah-tengah komunitas orang-orang kafir di masa itu. Tak goyah keimanan itu menghunjam kuat, meski sebelumnya beliau adalah orang Kristen yang kuat dalam agamanya.
Sebagian Ulama menjelaskan bahwa sepanjang hidup Nabi, Nabi tidak pernah melakukan sholat ghaib kecuali untuk Ash-hamah anNajasyi tersebut. Saat Ash-hamah meninggal, Nabi mendapat wahyu akan meninggalnya beliau itu, hingga Nabi menyuruh para Sahabat untuk sholat ghaib. Jenazah ada di Habasyah (Etiopia, Afrika), sedangkan orang yang menyolatkan ada di Madinah.
<< Insyaallah bersambung....>>
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi :
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
🌾 *INGATLAH SAUDARAMU*🌾
===========================
*AYYUHAL IKHWAH*❗❗❗❗❗❗
*Di Sa'at- Sa'at INI*.......
🤝🤝🤝🤝
*_BUKANKAH KITA RINDU, UNTUK BISA SALING BERTEMU KEMBALI DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA ,DAN SALING BERTANYA KHABAR_*❓❓❓
🪑📚📚📚📚
*_BUKAN KAH KITA RINDU, UNTUK BISA KEMBALI BERMAJELIS ILMU BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA_* ❓❓❓
🧮📏📏🧮
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA KEMBALI BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA KITA DALAM HAL MENDIDIK PUTRA-PUTERI KITA_*❓❓❓
🔨🔨🔨
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA SALING BERTA'AWUN BERSAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA DI DALAM DAKWAH INI*_,, ❓❓❓
☝ *_MAKA TENTULAH, JAWABAN DARI INI SEMUANYA, ADALAH_* :
*NA'AM*... *NA'AM*... *NA'AM*
_DI Karenakan Sebagaimana Di Katakan Oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضً*
"" *_ANTARA SEORANG MU'MIN DENGAN MU'MN YANG LAINNYA, ITU IBARAT SEBUAH BANGUNAN, YANG MANA SATU DENGAN YANG LAINNYA SALING MENGUATKAN_* ""
❗❗❗❗
"""Maka Oleh Karena Itu,Ayyuhal Ikhwah... 🔈🔈🔈
☝,,, *_INILAH Di Antara Kesempatan Kita_* KEPADA SAUDARA KITA AHLUSUNNAH,,,,,
🤲🤲🤲
""" *UNTUK KITA MENDO'KAN KEBAIKAN ATAS MEREKA* ,,,
_Di Karenakan Do'a Nya Seorang Muslim Atasa Saudara Nya,Dalam Keada'an Tidak Adanya,_
*_"ITU ADALAH DIANTARA DO'A YANG TERKABULKAN_ "*....
_Sebagaimana Di Sabda kan Oleh Nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*عن أبي درداء رضي الله عنه،قال أنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة، عند رأسه ملك مؤكل كلما دعا لأخيه بخير قال الملك المؤكل به، آمين ولك بمثل. رواه مسلم..*
" _*_Dari Sahabat Abu Darda' berkata Bahwasannya Dahulu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Mengatakan : Do'anya Seorang Muslim Bagi Saudaranya Yang Sedang Dalam Keadaan Tidak Bersama Dengannya, Adalah Do'a Yang Mustajabah, Dan Di Sisi Nya Ada Malaikat Yang Di Tugaskan, Yang Mana Setiap Kali Dia Mendokan Saudaranya Dalam Hal Kebaikan, Maka Malaikat Tersebut Pun Mengatakan, AAMIIN_DAN BAGIMU YANG SEMISALNYA*_
( _Riwayat muslim_ ).
👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
,,,,,, *INILAH Di Antara Kesempatan Kita Untuk Saling Memaafkan*🤝🏼 🤝🏼
🚿🚿🚿
*Dan Menghilangkan Kesalahpahaman Yang Mungkin Selama Ini Sempat terjadi* ,,
☝☝☝
_Di Karenakan Kita Tidak Mengetahui_,,,,,
_Bisa Jadi Kita Tidak Akan Bertemu Kembali Dengan Saudara Kita Di Dunia Ini_
*OLEH KARENA ITU MA'AF KAN LAH*
_maka Niscaya Kelak Kita Akan Mendapatkan Kebaikan Di Hari Kiamat_
_Sebagaimana Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_
*ومَن فرَّج عن مسلمٍ كربةً من كرب الدنيا نفَّس الله عنه كربةً من كرب يوم القيامة،*
"" *_DAN BARANGSIAPA YANG MEMUDAHKAN KESULITAN NYA SEORANG MUSLIM DI DUNIA, MAKA ALLAH PUN AKAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN BAGINYA DARI KESULITAN-KESULITAN NYA PADA HARI KIAMAT_*""
👇🏻👇🏻👇🏻
Dan *INILAH DI Antara Kesempatan Kita*,
*Untuk Kita Bisa Saling MENCINTA KARENA ALLAH* Dan *BERHARAP* Untuk Kita Di Kumpulkan Kembali Kelak Di Surga Allah..
☝☝☝
Di Karenakan Seseorang Itu Kelak Pada Hari Kiamat Akan Di Kumpulkan Bersama Dengan Orang Yang Dia Cintai..
"" _Sebagaimana Telah Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_ ..
*المرء مع مَن أحبَّ*
"" *_SESEORANG AKAN BERSAMA DENGAN SIAPA YANG DIA CINTAI_* ""
*MAKA MANFAATKANLAH KESEMPATAN INI*
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
*BAROKALLAHU FIKUM*
Kamis 1 Sya'ban 1441 Hijriyah...
Medan, Tanjung Morawa.
Al Faqir Ilallah '"Abu Abdillah Munawwir
Dipublikasi:
https://t.me/salafypurwakarta
WA Salafy Purwakarta
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
===========================
*AYYUHAL IKHWAH*❗❗❗❗❗❗
*Di Sa'at- Sa'at INI*.......
🤝🤝🤝🤝
*_BUKANKAH KITA RINDU, UNTUK BISA SALING BERTEMU KEMBALI DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA ,DAN SALING BERTANYA KHABAR_*❓❓❓
🪑📚📚📚📚
*_BUKAN KAH KITA RINDU, UNTUK BISA KEMBALI BERMAJELIS ILMU BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA_* ❓❓❓
🧮📏📏🧮
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA KEMBALI BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA KITA DALAM HAL MENDIDIK PUTRA-PUTERI KITA_*❓❓❓
🔨🔨🔨
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA SALING BERTA'AWUN BERSAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA DI DALAM DAKWAH INI*_,, ❓❓❓
☝ *_MAKA TENTULAH, JAWABAN DARI INI SEMUANYA, ADALAH_* :
*NA'AM*... *NA'AM*... *NA'AM*
_DI Karenakan Sebagaimana Di Katakan Oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضً*
"" *_ANTARA SEORANG MU'MIN DENGAN MU'MN YANG LAINNYA, ITU IBARAT SEBUAH BANGUNAN, YANG MANA SATU DENGAN YANG LAINNYA SALING MENGUATKAN_* ""
❗❗❗❗
"""Maka Oleh Karena Itu,Ayyuhal Ikhwah... 🔈🔈🔈
☝,,, *_INILAH Di Antara Kesempatan Kita_* KEPADA SAUDARA KITA AHLUSUNNAH,,,,,
🤲🤲🤲
""" *UNTUK KITA MENDO'KAN KEBAIKAN ATAS MEREKA* ,,,
_Di Karenakan Do'a Nya Seorang Muslim Atasa Saudara Nya,Dalam Keada'an Tidak Adanya,_
*_"ITU ADALAH DIANTARA DO'A YANG TERKABULKAN_ "*....
_Sebagaimana Di Sabda kan Oleh Nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*عن أبي درداء رضي الله عنه،قال أنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة، عند رأسه ملك مؤكل كلما دعا لأخيه بخير قال الملك المؤكل به، آمين ولك بمثل. رواه مسلم..*
" _*_Dari Sahabat Abu Darda' berkata Bahwasannya Dahulu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Mengatakan : Do'anya Seorang Muslim Bagi Saudaranya Yang Sedang Dalam Keadaan Tidak Bersama Dengannya, Adalah Do'a Yang Mustajabah, Dan Di Sisi Nya Ada Malaikat Yang Di Tugaskan, Yang Mana Setiap Kali Dia Mendokan Saudaranya Dalam Hal Kebaikan, Maka Malaikat Tersebut Pun Mengatakan, AAMIIN_DAN BAGIMU YANG SEMISALNYA*_
( _Riwayat muslim_ ).
👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
,,,,,, *INILAH Di Antara Kesempatan Kita Untuk Saling Memaafkan*🤝🏼 🤝🏼
🚿🚿🚿
*Dan Menghilangkan Kesalahpahaman Yang Mungkin Selama Ini Sempat terjadi* ,,
☝☝☝
_Di Karenakan Kita Tidak Mengetahui_,,,,,
_Bisa Jadi Kita Tidak Akan Bertemu Kembali Dengan Saudara Kita Di Dunia Ini_
*OLEH KARENA ITU MA'AF KAN LAH*
_maka Niscaya Kelak Kita Akan Mendapatkan Kebaikan Di Hari Kiamat_
_Sebagaimana Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_
*ومَن فرَّج عن مسلمٍ كربةً من كرب الدنيا نفَّس الله عنه كربةً من كرب يوم القيامة،*
"" *_DAN BARANGSIAPA YANG MEMUDAHKAN KESULITAN NYA SEORANG MUSLIM DI DUNIA, MAKA ALLAH PUN AKAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN BAGINYA DARI KESULITAN-KESULITAN NYA PADA HARI KIAMAT_*""
👇🏻👇🏻👇🏻
Dan *INILAH DI Antara Kesempatan Kita*,
*Untuk Kita Bisa Saling MENCINTA KARENA ALLAH* Dan *BERHARAP* Untuk Kita Di Kumpulkan Kembali Kelak Di Surga Allah..
☝☝☝
Di Karenakan Seseorang Itu Kelak Pada Hari Kiamat Akan Di Kumpulkan Bersama Dengan Orang Yang Dia Cintai..
"" _Sebagaimana Telah Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_ ..
*المرء مع مَن أحبَّ*
"" *_SESEORANG AKAN BERSAMA DENGAN SIAPA YANG DIA CINTAI_* ""
*MAKA MANFAATKANLAH KESEMPATAN INI*
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
*BAROKALLAHU FIKUM*
Kamis 1 Sya'ban 1441 Hijriyah...
Medan, Tanjung Morawa.
Al Faqir Ilallah '"Abu Abdillah Munawwir
Dipublikasi:
https://t.me/salafypurwakarta
WA Salafy Purwakarta
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
*بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
4 Sya'ban 1441
(29 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
4 Sya'ban 1441
(29 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
بسم الله الرحمن الرحيم
✊🏻🏡💬📢 JANGAN MUNDUR TETAPLAH BERDAKWAH KAWAN
🎙 Berkata Assyaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,
الأنسان مهما عمل فهو ناقص لا يمكن أن يكمل عمله أبدا إلا أن يشاء الله فإذا أصيب و أوذي في سبيل الدعوة إلى الله فإن هذا من باب تكميل دعوته و رفعة درجته فليصبر و ليحتسب و لا ينكص على عقبيه، لا يقول : لست بملزم ، أنا أصابني الأذي، أنا تعبت؛ بل الواجب الصبر، الدنيا ليست طويلة! أيام ثم تزول، فاصبر حتى يأتي الله بأمره.
Artinya:
"Manusia, bagaimanapun dia beramal, maka dia tetap kurang, tidak mungkin dia menyempurnakan amalannya selama-lamanya kecuali jika Allah menghendaki, apabila dia mendapat ujian, disakiti ketika berdakwah kepada Allah, maka hal itu adalah untuk menyempurnakan dakwahnya, mengangkat derajatnya, hendaklah dia bersabar! Dan mengharapkan pahala, jangan mundur setelah itu! Jangan mengatakan, tidak ada yang bisa memaksaku, aku disakiti, aku lelah, bahkan wajib baginya untuk bersabar! Dunia itu tidak lama, hanyalah hari-hari(yang terus berlalu) kemudian akan lenyap, maka bersabarlah! Sampai datang keputusan Allah".
📖 Sumber:
Syarh Riyadhus Shalihin jilid I hal 120
📲 Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
🏡 Chanel telegram:
https://t.me/alfudhail
✊🏻🏡💬📢 JANGAN MUNDUR TETAPLAH BERDAKWAH KAWAN
🎙 Berkata Assyaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,
الأنسان مهما عمل فهو ناقص لا يمكن أن يكمل عمله أبدا إلا أن يشاء الله فإذا أصيب و أوذي في سبيل الدعوة إلى الله فإن هذا من باب تكميل دعوته و رفعة درجته فليصبر و ليحتسب و لا ينكص على عقبيه، لا يقول : لست بملزم ، أنا أصابني الأذي، أنا تعبت؛ بل الواجب الصبر، الدنيا ليست طويلة! أيام ثم تزول، فاصبر حتى يأتي الله بأمره.
Artinya:
"Manusia, bagaimanapun dia beramal, maka dia tetap kurang, tidak mungkin dia menyempurnakan amalannya selama-lamanya kecuali jika Allah menghendaki, apabila dia mendapat ujian, disakiti ketika berdakwah kepada Allah, maka hal itu adalah untuk menyempurnakan dakwahnya, mengangkat derajatnya, hendaklah dia bersabar! Dan mengharapkan pahala, jangan mundur setelah itu! Jangan mengatakan, tidak ada yang bisa memaksaku, aku disakiti, aku lelah, bahkan wajib baginya untuk bersabar! Dunia itu tidak lama, hanyalah hari-hari(yang terus berlalu) kemudian akan lenyap, maka bersabarlah! Sampai datang keputusan Allah".
📖 Sumber:
Syarh Riyadhus Shalihin jilid I hal 120
📲 Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
🏡 Chanel telegram:
https://t.me/alfudhail
Telegram
Majmu'ah Al-Imam Al-Fudhail Bin 'Iyadh
✅ Menebar Nasihat Bahagia Akhirat
Channel resmi situs https://t.me/alfudhail
📩 Kritik/Masukan : 081327522602
📍 Alamat: Masjid Khalid bin Walid Jl. Pangeran Gedak, Kemiling Permai No.13 B RT. 02/RW. 04 Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur Kab. OKU
Channel resmi situs https://t.me/alfudhail
📩 Kritik/Masukan : 081327522602
📍 Alamat: Masjid Khalid bin Walid Jl. Pangeran Gedak, Kemiling Permai No.13 B RT. 02/RW. 04 Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur Kab. OKU
💐📝Berpuasa Sunnah di Bulan Sya’ban
Disunnahkan untuk melakukan shoum (puasa) di bulan Sya’ban. Seseorang yang ingin melakukan ibadah shoum di bulan Sya’ban bisa hanya berpuasa sehari atau beberapa hari. Boleh juga berpuasa mayoritas hari di bulan itu, atau bahkan seluruh hari. Hal itu pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melakukan shoum hingga kami berkata: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka hingga kami mengatakan: beliau tidak shoum. Tidaklah aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam (selalu) menyempurnakan puasa sebulan seluruhnya kecuali Ramadhan. Tidaklah aku melihat beliau paling banyak melakukan shoum (selain Ramadhan) dibandingkan di bulan Sya’ban (H.R alBukhari no 1833 dan Muslim 1956).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Aku tidak pernah melihat Nabi shollallahu alaihi wasallam lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya’ban. Beliau (pernah) berpuasa seluruhnya kecuali hanya sedikit. Bahkan beliau (pernah) berpuasa seluruhnya (H.R atTirmidzi, anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albany)
Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan tahunan menuju Allah Azza Wa Jalla.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid beliau berkata: Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihat anda banyak berpuasa (sunnah) di suatu bulan kecuali pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: Itu adalah bulan yang manusia banyak lalai. Ia berada di antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan yang amalan-amalan diangkat menuju Tuhan semesta alam. Maka aku suka pada saat amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa (H.R anNasaai dihasankan Syaikh al-Albany).
Namun, bagi seseorang yang tidak memulai puasa Sunnah Sya’ban sebelum tengah bulan (tanggal 15 Sya’ban), makruh baginya untuk memulai berpuasa setelah lewat tanggal 15 Sya’ban, sesuai hadits:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا
Jika telah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah (mulai) berpuasa (sunnah)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)
(dikutip dari buku "Ramadhan Bertabur Berkah", Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Disunnahkan untuk melakukan shoum (puasa) di bulan Sya’ban. Seseorang yang ingin melakukan ibadah shoum di bulan Sya’ban bisa hanya berpuasa sehari atau beberapa hari. Boleh juga berpuasa mayoritas hari di bulan itu, atau bahkan seluruh hari. Hal itu pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melakukan shoum hingga kami berkata: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka hingga kami mengatakan: beliau tidak shoum. Tidaklah aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam (selalu) menyempurnakan puasa sebulan seluruhnya kecuali Ramadhan. Tidaklah aku melihat beliau paling banyak melakukan shoum (selain Ramadhan) dibandingkan di bulan Sya’ban (H.R alBukhari no 1833 dan Muslim 1956).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Aku tidak pernah melihat Nabi shollallahu alaihi wasallam lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya’ban. Beliau (pernah) berpuasa seluruhnya kecuali hanya sedikit. Bahkan beliau (pernah) berpuasa seluruhnya (H.R atTirmidzi, anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albany)
Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan tahunan menuju Allah Azza Wa Jalla.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid beliau berkata: Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihat anda banyak berpuasa (sunnah) di suatu bulan kecuali pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: Itu adalah bulan yang manusia banyak lalai. Ia berada di antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan yang amalan-amalan diangkat menuju Tuhan semesta alam. Maka aku suka pada saat amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa (H.R anNasaai dihasankan Syaikh al-Albany).
Namun, bagi seseorang yang tidak memulai puasa Sunnah Sya’ban sebelum tengah bulan (tanggal 15 Sya’ban), makruh baginya untuk memulai berpuasa setelah lewat tanggal 15 Sya’ban, sesuai hadits:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا
Jika telah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah (mulai) berpuasa (sunnah)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)
(dikutip dari buku "Ramadhan Bertabur Berkah", Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
💐📝Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-2)
📖Hijrahnya Para Sahabat Nabi ke Habasyah
Tak terperikan penindasan dan intimidasi yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Nabi dan para Sahabatnya yang beriman. Sikap-sikap tak berperikemanusian kerap dipertontonkan untuk menggoyang maupun meruntuhkan tauhid dan keimanan dalam diri para Sahabat.
Nabi mengizinkan para Sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah. Beliau merasa kasihan pada para Sahabatnya yang tertindas dan mendapat berbagai perlakuan tak menyenangkan. Nabi tidak mampu berbuat banyak melindungi para Sahabatnya. Untuk diri Nabi sendiri, Nabi masih mendapat perlindungan dari paman beliau, Abu Tholib dan kabilah beliau.
Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan mereka berhijrah ke Habasyah dalam sabdanya:
إِنَّ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ مَلِكًا لاَ يُظْلَمُ أَحَدٌ عِنْدَهُ فَالْحَقُوا بِبِلاَدِهِ حَتَّى يَجْعَلَ اللَّهُ لَكُمْ فَرَجًا وَمَخْرَجًا مِمَّا أَنْتُمْ فِيهِ
Sesungguhnya di negeri Habsyah terdapat seorang raja yang tidak ada seorang pun didzhalimi di sisinya. Pergilah kalian ke negerinya hingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian (H.R al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubro, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah)
Setiba di Habasyah, kaum muslimin yang berhijrah tersebut mendapatkan keamanan dan ketenangan untuk beribadah.
Ummu Salamah radhiyallahu anha menyatakan:
لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ النَّجَاشِيَّ أَمِنَّا عَلَى دِينِنَا وَعَبَدْنَا اللَّهَ لَا نُؤْذَى وَلَا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ
Ketika kami tiba di Habasyah, kami tinggal bersama tetangga yang terbaik yaitu anNajasyi. Kami merasa aman dalam Dien kami. Kami beribadah kepada Allah, tidak diganggu. Kami tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak kami sukai (H.R Ahmad)
Mendengar kaum muslimin tenang dan tenteram di negeri seberang, kaum musyrikin meradang. Mereka tidak senang dengan hal itu. Padahal, mereka tidak dirugikan sama sekali. Demikian besar sikap permusuhan mereka pada kaum beriman.
Disusunlah rencana besar untuk memulangkan kaum muslimin dari Habasyah. Diutuslah 2 orang pilihan yang cerdas dan ahli diplomasi, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah dan Amr bin al-Ash. Dipersiapkan hasudan yang matang, dengan hadiah menggiurkan.
Di masa itu, Makkah dikenal dengan kerajinan kulit yang memukau. Kualitasnya tidak akan ditolak. Diinginkan banyak pihak. Kerajinan kulit pilihan itu yang dipersiapkan sebagai hadiah bagi pejabat-pejabat maupun raja Habasyah.
Sebelum menemui raja, utusan musyrikin Quraisy itu melobi para pimpinan perang yang posisinya strategis. Tujuannya agar mereka mendukung misi memulangkan kaum muslimin itu di hadapan raja.
Tidak ada satu pun komandan pasukan anNajasyi melainkan pasti diberi hadiah oleh kedua delegasi itu sebelum keduanya berbicara dengan anNajasyi. Pesan mereka berdua kepada semua komandan pasukan Habasyah saat itu: “Sesungguhnya orang-orang bodoh dari kami telah datang ke negeri sang raja, mereka meninggalkan agama mereka dan mereka tidak masuk ke dalam agama kalian, mereka membawa agama baru yang sama-sama tidak dikenal baik oleh kami maupun kalian. Para pembesar mereka mengutus kami kepada sang raja agar mengembalikan mereka. Bila kami berbicara dengan sang raja tentang mereka, sampaikan pendapat kalian kepadanya agar menyerahkan mereka kepada kami dan jangan sampai sang raja mengajak berbicara dengan mereka”.
Para pimpinan pasukan Habasyah itu senang menerima hadiah tersebut. Mereka siap memuluskan rencana 2 delegasi musyrikin Quraisy itu.
Musyrikin Quraisy khawatir raja akan terpengaruh dengan dakwah dari para Sahabat Nabi itu. Karena itu mereka tidak ingin raja sampai mendengar argumen kaum muslimin tersebut.
Tapi raja Habasyah, anNajasyi waktu itu tidak mau bersikap dzhalim. Ketika para pimpinan pasukan itu menyampaikan maksud delegasi Quraisy dan berharap raja menyerahkan kaum muslimin pada mereka tanpa harus mengajak bicara para Sahabat Nabi itu, anNajasyi marah. Beliau berkata:
لَا هَا اللَّهِ ايْمُ اللَّهِ إِذَنْ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْهِمَا وَ
📖Hijrahnya Para Sahabat Nabi ke Habasyah
Tak terperikan penindasan dan intimidasi yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Nabi dan para Sahabatnya yang beriman. Sikap-sikap tak berperikemanusian kerap dipertontonkan untuk menggoyang maupun meruntuhkan tauhid dan keimanan dalam diri para Sahabat.
Nabi mengizinkan para Sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah. Beliau merasa kasihan pada para Sahabatnya yang tertindas dan mendapat berbagai perlakuan tak menyenangkan. Nabi tidak mampu berbuat banyak melindungi para Sahabatnya. Untuk diri Nabi sendiri, Nabi masih mendapat perlindungan dari paman beliau, Abu Tholib dan kabilah beliau.
Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan mereka berhijrah ke Habasyah dalam sabdanya:
إِنَّ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ مَلِكًا لاَ يُظْلَمُ أَحَدٌ عِنْدَهُ فَالْحَقُوا بِبِلاَدِهِ حَتَّى يَجْعَلَ اللَّهُ لَكُمْ فَرَجًا وَمَخْرَجًا مِمَّا أَنْتُمْ فِيهِ
Sesungguhnya di negeri Habsyah terdapat seorang raja yang tidak ada seorang pun didzhalimi di sisinya. Pergilah kalian ke negerinya hingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian (H.R al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubro, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah)
Setiba di Habasyah, kaum muslimin yang berhijrah tersebut mendapatkan keamanan dan ketenangan untuk beribadah.
Ummu Salamah radhiyallahu anha menyatakan:
لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ النَّجَاشِيَّ أَمِنَّا عَلَى دِينِنَا وَعَبَدْنَا اللَّهَ لَا نُؤْذَى وَلَا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ
Ketika kami tiba di Habasyah, kami tinggal bersama tetangga yang terbaik yaitu anNajasyi. Kami merasa aman dalam Dien kami. Kami beribadah kepada Allah, tidak diganggu. Kami tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak kami sukai (H.R Ahmad)
Mendengar kaum muslimin tenang dan tenteram di negeri seberang, kaum musyrikin meradang. Mereka tidak senang dengan hal itu. Padahal, mereka tidak dirugikan sama sekali. Demikian besar sikap permusuhan mereka pada kaum beriman.
Disusunlah rencana besar untuk memulangkan kaum muslimin dari Habasyah. Diutuslah 2 orang pilihan yang cerdas dan ahli diplomasi, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah dan Amr bin al-Ash. Dipersiapkan hasudan yang matang, dengan hadiah menggiurkan.
Di masa itu, Makkah dikenal dengan kerajinan kulit yang memukau. Kualitasnya tidak akan ditolak. Diinginkan banyak pihak. Kerajinan kulit pilihan itu yang dipersiapkan sebagai hadiah bagi pejabat-pejabat maupun raja Habasyah.
Sebelum menemui raja, utusan musyrikin Quraisy itu melobi para pimpinan perang yang posisinya strategis. Tujuannya agar mereka mendukung misi memulangkan kaum muslimin itu di hadapan raja.
Tidak ada satu pun komandan pasukan anNajasyi melainkan pasti diberi hadiah oleh kedua delegasi itu sebelum keduanya berbicara dengan anNajasyi. Pesan mereka berdua kepada semua komandan pasukan Habasyah saat itu: “Sesungguhnya orang-orang bodoh dari kami telah datang ke negeri sang raja, mereka meninggalkan agama mereka dan mereka tidak masuk ke dalam agama kalian, mereka membawa agama baru yang sama-sama tidak dikenal baik oleh kami maupun kalian. Para pembesar mereka mengutus kami kepada sang raja agar mengembalikan mereka. Bila kami berbicara dengan sang raja tentang mereka, sampaikan pendapat kalian kepadanya agar menyerahkan mereka kepada kami dan jangan sampai sang raja mengajak berbicara dengan mereka”.
Para pimpinan pasukan Habasyah itu senang menerima hadiah tersebut. Mereka siap memuluskan rencana 2 delegasi musyrikin Quraisy itu.
Musyrikin Quraisy khawatir raja akan terpengaruh dengan dakwah dari para Sahabat Nabi itu. Karena itu mereka tidak ingin raja sampai mendengar argumen kaum muslimin tersebut.
Tapi raja Habasyah, anNajasyi waktu itu tidak mau bersikap dzhalim. Ketika para pimpinan pasukan itu menyampaikan maksud delegasi Quraisy dan berharap raja menyerahkan kaum muslimin pada mereka tanpa harus mengajak bicara para Sahabat Nabi itu, anNajasyi marah. Beliau berkata:
لَا هَا اللَّهِ ايْمُ اللَّهِ إِذَنْ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْهِمَا وَ
لَا أُكَادُ قَوْمًا جَاوَرُونِي وَنَزَلُوا بِلَادِي وَاخْتَارُونِي عَلَى مَنْ سِوَايَ حَتَّى أَدْعُوَهُمْ فَأَسْأَلَهُمْ مَاذَا يَقُولُ هَذَانِ فِي أَمْرِهِمْ فَإِنْ كَانُوا كَمَا يَقُولَانِ أَسْلَمْتُهُمْ إِلَيْهِمَا وَرَدَدْتُهُمْ إِلَى قَوْمِهِمْ وَإِنْ كَانُوا عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ مَنَعْتُهُمْ مِنْهُمَا وَأَحْسَنْتُ جِوَارَهُمْ مَا جَاوَرُونِي
“Tidak demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menyerahkan mereka kepada keduanya. Tidak akan aku melakukan tindak kejahatan kepada suatu kaum yang bertetangga denganku, tinggal di negeriku dan memilihku dari selainku, hingga aku memanggil mereka dan menanyakan mereka tentang perkataan kedua utusan ini mengenai mereka. Bila mereka seperti yang dikatakan oleh kedua utusan ini, akan kuserahkan mereka kepada keduanya dan akan kukembalikan kepada kaum mereka. Sebaliknya bila tidak, maka aku melindungi mereka dari kedua orang ini dan aku akan bertetangga baik dengan mereka selama mereka bertetangga dengan aku”(H.R Ahmad)
Subhaanallaah...Kata-kata yang tepat sesuai dengan fitrah, condong pada keadilan.
Kemudian anNajasyi mengirim utusan untuk menemui sahabat-sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan memanggil mereka. Saat utusan anNajasyi datang, kaum muslimin berkumpul dan saling berkata satu sama lain: “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu bila kalian menemuinya?”. Mereka menjawab; “Demi Allah, Kita akan mengatakan secara jujur apa yang kita ketahui, dan yang Nabi shollallahu alaihi wasallam perintahkan kepada kita dan terjadilah segala yang akan terjadi”.
Keputusan yang tepat. Berkata jujur apa adanya dan menyampaikan ajaran Nabi tanpa ditambah atau dikurangi. Siap dengan segala resikonya.
Sikap ini menghasilkan keberkahan. Kejujuran dan ittiba’ (meneladani) Nabi akan berujung pada keberhasilan yang nyata. Para Sahabat adalah orang-orang yang jujur. Jujur dalam ucapan dan keimanannya.
Kaum muslimin memenuhi panggilan anNajasyi. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para uskup pembesar agama Nashara yang siap dengan kitab-kitab di hadapan mereka.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa sebelumnya, dua delegasi Quraisy itu sudah mengatakan kepada para pembesar agama Nashara: “Mereka (kaum muslimin) tidak akan mau sujud kepada raja kalian”. Hal itu untuk mengesankan bahwa kaum muslimin itu tidak memuliakan raja Habasyah.
Ketika kaum muslimin masuk dan berada di hadapan raja, para pembesar agama Nashara menyuruh mereka untuk sujud kepada anNajasyi: Bersujudlah kepada raja! Namun Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu menolak dengan menyatakan:
لَا نَسْجُدُ إِلَّا لِلَّهِ
Kami tidak sujud kecuali kepada Allah (H.R al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
anNajasyi berkata: “Tolong jelaskan agama yang kalian anut, yang karenanya kalian berpisah dengan kaum kalian dan kalian tidak mau masuk ke dalam agamaku, tidak juga kepada satu pun agama yang dianut manusia?”
Ja’far bin Abi Tholib yang menjadi perwakilan kaum muslimin saat itu benar-benar mendapatkan taufiq dari Allah dalam bersikap dan berbicara di forum tersebut. Secara runtut, jelas, disertai hujjah dan dalil, beliau mengungkapkan penjelasan yang tegas namun indah dan menggugah.
“Wahai raja! Dulunya kami kaum jahiliyah, kami dulu menyembah berhala, gemar makan bangkai, melakukan tindakan-tindakan keji, memutuskan tali silaturrahmi, bersikap buruk terhadap tetangga. Pihak yang kuat memakan yang lemah. Kami terus berada dalam kondisi seperti itu hingga Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami.
Kami mengenal nasab, kejujuran, amanah, dan sikap iffahnya (menjaga kehormatan diri). Beliau menyerukan kami kepada Allah Ta’ala untuk kami tauhidkan, kami sembah dan kami lepaskan apa pun yang kami dan nenek moyang kami sembah selain Allah seperti batu dan berhala. Beliau memerintahkan kami agar berbicara dengan jujur, menunaikan amanah, menyambung tali silaturrahim, bersikap baik terhadap tetangga, menjaga diri dari keharaman dan menumpahkan darah, melarang kami dari perbuatan-perbuatan keji, berkata dusta, memakan harta anak yatim, menuduh berzina wanita baik-baik ya
“Tidak demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menyerahkan mereka kepada keduanya. Tidak akan aku melakukan tindak kejahatan kepada suatu kaum yang bertetangga denganku, tinggal di negeriku dan memilihku dari selainku, hingga aku memanggil mereka dan menanyakan mereka tentang perkataan kedua utusan ini mengenai mereka. Bila mereka seperti yang dikatakan oleh kedua utusan ini, akan kuserahkan mereka kepada keduanya dan akan kukembalikan kepada kaum mereka. Sebaliknya bila tidak, maka aku melindungi mereka dari kedua orang ini dan aku akan bertetangga baik dengan mereka selama mereka bertetangga dengan aku”(H.R Ahmad)
Subhaanallaah...Kata-kata yang tepat sesuai dengan fitrah, condong pada keadilan.
Kemudian anNajasyi mengirim utusan untuk menemui sahabat-sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan memanggil mereka. Saat utusan anNajasyi datang, kaum muslimin berkumpul dan saling berkata satu sama lain: “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu bila kalian menemuinya?”. Mereka menjawab; “Demi Allah, Kita akan mengatakan secara jujur apa yang kita ketahui, dan yang Nabi shollallahu alaihi wasallam perintahkan kepada kita dan terjadilah segala yang akan terjadi”.
Keputusan yang tepat. Berkata jujur apa adanya dan menyampaikan ajaran Nabi tanpa ditambah atau dikurangi. Siap dengan segala resikonya.
Sikap ini menghasilkan keberkahan. Kejujuran dan ittiba’ (meneladani) Nabi akan berujung pada keberhasilan yang nyata. Para Sahabat adalah orang-orang yang jujur. Jujur dalam ucapan dan keimanannya.
Kaum muslimin memenuhi panggilan anNajasyi. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para uskup pembesar agama Nashara yang siap dengan kitab-kitab di hadapan mereka.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa sebelumnya, dua delegasi Quraisy itu sudah mengatakan kepada para pembesar agama Nashara: “Mereka (kaum muslimin) tidak akan mau sujud kepada raja kalian”. Hal itu untuk mengesankan bahwa kaum muslimin itu tidak memuliakan raja Habasyah.
Ketika kaum muslimin masuk dan berada di hadapan raja, para pembesar agama Nashara menyuruh mereka untuk sujud kepada anNajasyi: Bersujudlah kepada raja! Namun Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu menolak dengan menyatakan:
لَا نَسْجُدُ إِلَّا لِلَّهِ
Kami tidak sujud kecuali kepada Allah (H.R al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
anNajasyi berkata: “Tolong jelaskan agama yang kalian anut, yang karenanya kalian berpisah dengan kaum kalian dan kalian tidak mau masuk ke dalam agamaku, tidak juga kepada satu pun agama yang dianut manusia?”
Ja’far bin Abi Tholib yang menjadi perwakilan kaum muslimin saat itu benar-benar mendapatkan taufiq dari Allah dalam bersikap dan berbicara di forum tersebut. Secara runtut, jelas, disertai hujjah dan dalil, beliau mengungkapkan penjelasan yang tegas namun indah dan menggugah.
“Wahai raja! Dulunya kami kaum jahiliyah, kami dulu menyembah berhala, gemar makan bangkai, melakukan tindakan-tindakan keji, memutuskan tali silaturrahmi, bersikap buruk terhadap tetangga. Pihak yang kuat memakan yang lemah. Kami terus berada dalam kondisi seperti itu hingga Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami.
Kami mengenal nasab, kejujuran, amanah, dan sikap iffahnya (menjaga kehormatan diri). Beliau menyerukan kami kepada Allah Ta’ala untuk kami tauhidkan, kami sembah dan kami lepaskan apa pun yang kami dan nenek moyang kami sembah selain Allah seperti batu dan berhala. Beliau memerintahkan kami agar berbicara dengan jujur, menunaikan amanah, menyambung tali silaturrahim, bersikap baik terhadap tetangga, menjaga diri dari keharaman dan menumpahkan darah, melarang kami dari perbuatan-perbuatan keji, berkata dusta, memakan harta anak yatim, menuduh berzina wanita baik-baik ya
yang membawakan sandal beliau (sebagai bentuk pelayanan). Tinggallah kalian di negeriku sekehendak kalian (H.R al-Hakim dari Abu Musa al-Asy’ariy, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
Allaahu Akbar....anNajasyi memproklamirkan keimanannya terhadap Rasulullah shollallahu alaihi wasallam di forum itu. Tidak hanya menyuruh mengembalikan hadiah dari delegasi Quraisy, namun juga kaum muslimin diberi makanan dan pakaian.
Kisah yang dipaparkan di atas bersumber dari 2 hadits, yaitu hadits Ummu Salamah riwayat Ahmad dan hadits Abu Musa riwayat al-Hakim. Hadits Ummu Salamah dihasankan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah dalam kitab al-Jaami’us Shahih mimmaa laysa fis Shahihayn (1/243)). Sedangkan hadits Abu Musa tersebut dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy.
Dalam 2 hadits itu ada perbedaan penyebutan delegasi Quraisy yang menyertai ‘Amr bin al-Ash. Kalau dalam hadits Ummu Salamah, orang Quraisy itu adalah Abdullah bin Abi Robi’ah, sedangkan pada hadits Abu Musa, itu adalah Umaaroh bin al-Waliid. Wallaahu A’lam.
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Allaahu Akbar....anNajasyi memproklamirkan keimanannya terhadap Rasulullah shollallahu alaihi wasallam di forum itu. Tidak hanya menyuruh mengembalikan hadiah dari delegasi Quraisy, namun juga kaum muslimin diberi makanan dan pakaian.
Kisah yang dipaparkan di atas bersumber dari 2 hadits, yaitu hadits Ummu Salamah riwayat Ahmad dan hadits Abu Musa riwayat al-Hakim. Hadits Ummu Salamah dihasankan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah dalam kitab al-Jaami’us Shahih mimmaa laysa fis Shahihayn (1/243)). Sedangkan hadits Abu Musa tersebut dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy.
Dalam 2 hadits itu ada perbedaan penyebutan delegasi Quraisy yang menyertai ‘Amr bin al-Ash. Kalau dalam hadits Ummu Salamah, orang Quraisy itu adalah Abdullah bin Abi Robi’ah, sedangkan pada hadits Abu Musa, itu adalah Umaaroh bin al-Waliid. Wallaahu A’lam.
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
ng telah menikah. Beliau memerintahkan kami untuk menyembah Allah semata, tidak menyekutukanNya dengan apa pun, memerintahkan kami agar menunaikan shalat, zakat dan berpuasa”.
Ja’far menyebutkan beberapa perintah dalam Islam dan melanjutkan ucapannya: “Kami mempercayai dan mengimaninya. Kami mengikuti ajaran yang beliau bawa. Kami menyembah Allah semata dan tidak menyekutukanNya dengan apa pun. Kami mengharamkan yang diharamkan pada kami dan menghalalkan yang dihalalkan bagi kami.
Lalu kaum kami memusuhi kami. Mereka menyiksa dan menimpakan ujian pada kami karena masalah agama kami agar mereka mengembalikan kami menyembah berhala lagi selain Allah, menghalalkan hal-hal buruk yang dulu pernah kami lakukan. Saat mereka memaksa kami, menzhalimi kami dan menyusahkan kami, mereka menghalangi kami untuk menjalankan agama kami akhirnya kami pergi ke negeri anda.
Kami lebih memilih anda, bukan yang lain. Kami ingin bertetangga (baik) dengan anda dan kami berharap tidak terdzhalimi di sisi anda wahai raja.
anNajasyi menyimak dengan seksama. Kemudian menyatakan:
هَلْ مَعَكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ عَنِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
Mungkin engkau bisa membacakan (wahyu) yang beliau (Rasulullah) terima dari Allah?(H.R Ahmad)
Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu kemudian membaca permulaan surat Maryam. Bacaan yang terlontar dari hati yang jujur dan ikhlas menembus relung sanubari yang tidak bisa mendustakan cahaya kebenaran.
AnNajasyi menangis. Demikian hebat tangisan haru itu hingga air matanya membasahi jenggotnya. Para uskup pun menangis hingga membasahi kitab-kitab di hadapan mereka.
Sungguh cahaya kebenaran ajaran Islam tidak akan ditolak oleh hati nurani yang belum keluar dari fitrahnya. Namun Allah sajalah Sang Maha Pemberi hidayah. Banyak yang terpukau dan takjub dengan keindahan dan kebenaran kandungan al-Quran. Namun tidak semuanya mendapat hidayah menuju Islam.
AnNajasyi menangis. Para uskup itu pun menangis. Namun tidak semua yang menangis itu menjadi beriman nantinya. AnNajasyi termasuk yang akhirnya beriman. Tidak diketahui apakah para uskup itu juga beriman atau tidak.
Wallaahu A’lam.
AnNajasyi kemudian mengatakan:
إِنَّ هَذَا وَاللَّهِ وَالَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى لَيَخْرُجُ مِنْ مِشْكَاةٍ وَاحِدَةٍ انْطَلِقَا فَوَاللَّهِ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْكُمْ أَبَدًا
Sesungguhnya ini dan (ajaran) yang dibawa Musa, berasal dari lentera yang sama. Pergilah kalian berdua (wahai utusan Quraisy). Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian (H.R Ahmad)
Selesai dari pertemuan itu, salah satu utusan Quraisy, yaitu ‘Amr bin al-Ash tidak pupus semangatnya. Ia belum putus asa untuk menjalankan misinya.
‘Amr bin al-Ash yang waktu itu masih kafir, menyatakan:
وَاللَّهِ لَأُنَبِّئَنَّهُمْ غَدًا عَيْبَهُمْ عِنْدَهُمْ ثُمَّ أَسْتَأْصِلُ بِهِ خَضْرَاءَهُمْ
“Demi Allah, aku akan mendatanginya lagi besok, dan akan kucela mereka di dekatnya, kemudian mereka akan aku habisi hingga ke akar-akarnya” (H.R Ahmad)
Untuk menunjukkan kekuatan tekadnya itu ‘Amr bin al-Ash sampai bersumpah. Sumpahnya dengan menyebut Nama Allah. Itu menunjukkan bahwa orang-orang musyrikin Quraisy yang memerangi Nabi dan para Sahabat juga mengenal Allah. Bahkan mereka pun mengagungkan Allah, hingga menyebutNya dalam sumpah mereka. Namun mereka tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Mereka menyembah Allah, namun juga menyembah berhala-berhala yang mereka anggap akan memberikan syafaat dan mendekatkan mereka kepada Allah. Mereka berkata dalam ucapan yang diabadikan dalam al-Quran:
...مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى...
...kami tidaklah menyembah mereka (para berhala itu) kecuali dalam rangka untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya...(Q.S az-Zumar ayat 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّه...
Dan mereka menyembah selain Allah yang tidak bisa memberikan mudharat (marabahaya) maupun memberikan manfaat kepada mereka, dan mereka berkata: para sesembahan ini adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah...(Q
Ja’far menyebutkan beberapa perintah dalam Islam dan melanjutkan ucapannya: “Kami mempercayai dan mengimaninya. Kami mengikuti ajaran yang beliau bawa. Kami menyembah Allah semata dan tidak menyekutukanNya dengan apa pun. Kami mengharamkan yang diharamkan pada kami dan menghalalkan yang dihalalkan bagi kami.
Lalu kaum kami memusuhi kami. Mereka menyiksa dan menimpakan ujian pada kami karena masalah agama kami agar mereka mengembalikan kami menyembah berhala lagi selain Allah, menghalalkan hal-hal buruk yang dulu pernah kami lakukan. Saat mereka memaksa kami, menzhalimi kami dan menyusahkan kami, mereka menghalangi kami untuk menjalankan agama kami akhirnya kami pergi ke negeri anda.
Kami lebih memilih anda, bukan yang lain. Kami ingin bertetangga (baik) dengan anda dan kami berharap tidak terdzhalimi di sisi anda wahai raja.
anNajasyi menyimak dengan seksama. Kemudian menyatakan:
هَلْ مَعَكَ مِمَّا جَاءَ بِهِ عَنِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ
Mungkin engkau bisa membacakan (wahyu) yang beliau (Rasulullah) terima dari Allah?(H.R Ahmad)
Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu kemudian membaca permulaan surat Maryam. Bacaan yang terlontar dari hati yang jujur dan ikhlas menembus relung sanubari yang tidak bisa mendustakan cahaya kebenaran.
AnNajasyi menangis. Demikian hebat tangisan haru itu hingga air matanya membasahi jenggotnya. Para uskup pun menangis hingga membasahi kitab-kitab di hadapan mereka.
Sungguh cahaya kebenaran ajaran Islam tidak akan ditolak oleh hati nurani yang belum keluar dari fitrahnya. Namun Allah sajalah Sang Maha Pemberi hidayah. Banyak yang terpukau dan takjub dengan keindahan dan kebenaran kandungan al-Quran. Namun tidak semuanya mendapat hidayah menuju Islam.
AnNajasyi menangis. Para uskup itu pun menangis. Namun tidak semua yang menangis itu menjadi beriman nantinya. AnNajasyi termasuk yang akhirnya beriman. Tidak diketahui apakah para uskup itu juga beriman atau tidak.
Wallaahu A’lam.
AnNajasyi kemudian mengatakan:
إِنَّ هَذَا وَاللَّهِ وَالَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى لَيَخْرُجُ مِنْ مِشْكَاةٍ وَاحِدَةٍ انْطَلِقَا فَوَاللَّهِ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْكُمْ أَبَدًا
Sesungguhnya ini dan (ajaran) yang dibawa Musa, berasal dari lentera yang sama. Pergilah kalian berdua (wahai utusan Quraisy). Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian (H.R Ahmad)
Selesai dari pertemuan itu, salah satu utusan Quraisy, yaitu ‘Amr bin al-Ash tidak pupus semangatnya. Ia belum putus asa untuk menjalankan misinya.
‘Amr bin al-Ash yang waktu itu masih kafir, menyatakan:
وَاللَّهِ لَأُنَبِّئَنَّهُمْ غَدًا عَيْبَهُمْ عِنْدَهُمْ ثُمَّ أَسْتَأْصِلُ بِهِ خَضْرَاءَهُمْ
“Demi Allah, aku akan mendatanginya lagi besok, dan akan kucela mereka di dekatnya, kemudian mereka akan aku habisi hingga ke akar-akarnya” (H.R Ahmad)
Untuk menunjukkan kekuatan tekadnya itu ‘Amr bin al-Ash sampai bersumpah. Sumpahnya dengan menyebut Nama Allah. Itu menunjukkan bahwa orang-orang musyrikin Quraisy yang memerangi Nabi dan para Sahabat juga mengenal Allah. Bahkan mereka pun mengagungkan Allah, hingga menyebutNya dalam sumpah mereka. Namun mereka tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Mereka menyembah Allah, namun juga menyembah berhala-berhala yang mereka anggap akan memberikan syafaat dan mendekatkan mereka kepada Allah. Mereka berkata dalam ucapan yang diabadikan dalam al-Quran:
...مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى...
...kami tidaklah menyembah mereka (para berhala itu) kecuali dalam rangka untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya...(Q.S az-Zumar ayat 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّه...
Dan mereka menyembah selain Allah yang tidak bisa memberikan mudharat (marabahaya) maupun memberikan manfaat kepada mereka, dan mereka berkata: para sesembahan ini adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah...(Q
.S Yunus ayat 18)
Mendengar tekad dari Amr bin al-Ash tersebut, salah satu delegasi Quraisy yang lain, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah menimpali: “Jangan kau lakukan itu, karena mereka memiliki kekerabatan (dengan kita) meski mereka berselisih dengan kita”.
Amr bin al-Ash kemudian menyampaikan rencananya:
وَاللَّهِ لَأُخْبِرَنَّهُ أَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنَّ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَبْدٌ
“Demi Allah, akan kuberitahu dia (anNajasyi) bahwa mereka menganggap 'Isa putra Maryam adalah seorang hamba” (H.R Ahmad)
Memang Isa putra Maryam adalah hamba. Beliau adalah hamba Allah. Tapi ‘Amr bin al-Ash waktu itu ingin menjatuhkan kredibilitas kaum muslimin di hadapan anNajasyi dengan mengesankan bahwa mereka mencemooh Isa sebagai hamba sahaya atau budak yang rendah.
Keesokan harinya ‘Amr bin al-Ash menemui anNajasyi dan berkata: “Wahai raja! Sesungguhnya mereka mengemukakan perkataan yang lancang tentang 'Isa putra Maryam. Utuslah seseorang untuk menemui mereka dan tanyakan kepada mereka bagaimana pendapat mereka tentang 'Isa”.
AnNajasyi mengirim utusan untuk menanyakan pandangan mereka tentang 'Isa. Kaum muslimin berkumpul, lalu sebagian dari mereka berkata kepada yang lain; Apa yang akan kalian katakan tentang 'Isa bila raja bertanya pada kalian? Mereka berkata; Demi Allah, akan kami katakan seperti yang difirmankan Allah Subhanahu Wata'ala tentangnya dan yang dibawa oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam tentang hal itu bagaimana pun juga.
Saat kaum muslimin mendatangi anNajasyi, ia bertanya pada mereka; Bagaimana pandangan kalian tentang 'Isa putra Maryam? Ja'far bin Abu Thalib radliyallahu'anhu menjawab:
نَقُولُ فِيهِ الَّذِي جَاءَ بِهِ نَبِيُّنَا هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَرُوحُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ الْعَذْرَاءِ الْبَتُولِ
Pendapat kami seperti yang disampaikan Nabi kami, dia adalah hamba dan Rasul Allah, ruh (dari ciptaanNya) dan kalimatNya (ucapan jadilah, kemudian jadilah) yang disematkan kepada Maryam, perawan suci yang tidak pernah menikah (H.R Ahmad)
Mendengar jawaban itu, AnNajasyi memukulkan tangannya ke tanah lalu mengambil sebilah kayu kecil dan berkata; “Tidaklah apa yang engkau ucapkan tentang 'Isa putra Maryam melampaui batang kayu ini”. Artinya, jawabannya tepat, tidak melenceng jauh seperti tuduhan para delegasi itu.
Para pimpinan pasukan yang telah disuap dengan hadiah merasa tidak terima. Namun anNajasyi menegaskan: “Kendatipun kalian wahai petinggi kerajaanku tidak terima, pergilah kalian dengan aman (wahai muslimin) di tanahku, siapa pun yang mencela kalian dia rugi, siapa pun yang mencela kalian dia rugi, siapa pun yang mencela kalian dia rugi. Aku tidak mau memiliki segunung emas sementara aku menyakiti salah seorang dari kalian. Kembalikan hadiah mereka berdua, kami tidak memerlukannya. Demi Allah, Allah tidak mengambil suap dariku saat mengembalikan kerajaanku kepadaku lalu bagaimana mungkin aku mengambilnya?!”.
Keputusan yang tegas dan menggembirakan kaum muslimin. Raja yang adil yang nantinya akan menjadi saudara mereka dalam Dien, menampakkan kekuasaannya. Meski ia dikelilingi oleh para pembesar kerajaan yang berharap raja memutuskan hal lain. Tapi itulah keputusan raja. Meski banyak pihak tidak menyukainya.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa anNajasyi menyatakan:
يَا مَعْشَرَ الْقِسِّيْسِيْنَ وَالرُّهْبَان مَا يَزِيْدُ هَؤُلَاءِ عَلَى مَا تَقُوْلُوْنَ فِي ابْنِ مَرْيَمَ مَا يَزِنُ هَذِهِ مَرْحَبًا بِكُمْ وَبِمَنْ جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِهِ فَأَنَا أَشْهَدُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَأَنَّهُ الَّذِي بَشَّرَ بِهِ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَلَوْلَا مَا أَنَا فِيْهِ مِنَ اْلملْكِ لَأَتْيُتُهُ حَتَّى أَحْمِلَ نَعْلَيْهِ امْكُثُوْا فِي أَرْضِي مَا شِئْتُمْ
Wahai para pendeta dan pemuka agama (Nashara), tidaklah apa yang mereka ucapkan itu melampaui seukuran ini. Selamat datang kepada kalian dan orang yang kalian datang dari sisinya. Aku bersaksi bahwa beliau adalah utusan Allah dan beliau adalah yang diberitakan sebagai kabar gembira oleh Isa putra Maryam. Kalaulah tidak karena aku memiliki tanggungjawab sebagai raja, niscaya aku akan datang kepada beliau, hingga aku
Mendengar tekad dari Amr bin al-Ash tersebut, salah satu delegasi Quraisy yang lain, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah menimpali: “Jangan kau lakukan itu, karena mereka memiliki kekerabatan (dengan kita) meski mereka berselisih dengan kita”.
Amr bin al-Ash kemudian menyampaikan rencananya:
وَاللَّهِ لَأُخْبِرَنَّهُ أَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنَّ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَبْدٌ
“Demi Allah, akan kuberitahu dia (anNajasyi) bahwa mereka menganggap 'Isa putra Maryam adalah seorang hamba” (H.R Ahmad)
Memang Isa putra Maryam adalah hamba. Beliau adalah hamba Allah. Tapi ‘Amr bin al-Ash waktu itu ingin menjatuhkan kredibilitas kaum muslimin di hadapan anNajasyi dengan mengesankan bahwa mereka mencemooh Isa sebagai hamba sahaya atau budak yang rendah.
Keesokan harinya ‘Amr bin al-Ash menemui anNajasyi dan berkata: “Wahai raja! Sesungguhnya mereka mengemukakan perkataan yang lancang tentang 'Isa putra Maryam. Utuslah seseorang untuk menemui mereka dan tanyakan kepada mereka bagaimana pendapat mereka tentang 'Isa”.
AnNajasyi mengirim utusan untuk menanyakan pandangan mereka tentang 'Isa. Kaum muslimin berkumpul, lalu sebagian dari mereka berkata kepada yang lain; Apa yang akan kalian katakan tentang 'Isa bila raja bertanya pada kalian? Mereka berkata; Demi Allah, akan kami katakan seperti yang difirmankan Allah Subhanahu Wata'ala tentangnya dan yang dibawa oleh Nabi shollallahu alaihi wasallam tentang hal itu bagaimana pun juga.
Saat kaum muslimin mendatangi anNajasyi, ia bertanya pada mereka; Bagaimana pandangan kalian tentang 'Isa putra Maryam? Ja'far bin Abu Thalib radliyallahu'anhu menjawab:
نَقُولُ فِيهِ الَّذِي جَاءَ بِهِ نَبِيُّنَا هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَرُوحُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ الْعَذْرَاءِ الْبَتُولِ
Pendapat kami seperti yang disampaikan Nabi kami, dia adalah hamba dan Rasul Allah, ruh (dari ciptaanNya) dan kalimatNya (ucapan jadilah, kemudian jadilah) yang disematkan kepada Maryam, perawan suci yang tidak pernah menikah (H.R Ahmad)
Mendengar jawaban itu, AnNajasyi memukulkan tangannya ke tanah lalu mengambil sebilah kayu kecil dan berkata; “Tidaklah apa yang engkau ucapkan tentang 'Isa putra Maryam melampaui batang kayu ini”. Artinya, jawabannya tepat, tidak melenceng jauh seperti tuduhan para delegasi itu.
Para pimpinan pasukan yang telah disuap dengan hadiah merasa tidak terima. Namun anNajasyi menegaskan: “Kendatipun kalian wahai petinggi kerajaanku tidak terima, pergilah kalian dengan aman (wahai muslimin) di tanahku, siapa pun yang mencela kalian dia rugi, siapa pun yang mencela kalian dia rugi, siapa pun yang mencela kalian dia rugi. Aku tidak mau memiliki segunung emas sementara aku menyakiti salah seorang dari kalian. Kembalikan hadiah mereka berdua, kami tidak memerlukannya. Demi Allah, Allah tidak mengambil suap dariku saat mengembalikan kerajaanku kepadaku lalu bagaimana mungkin aku mengambilnya?!”.
Keputusan yang tegas dan menggembirakan kaum muslimin. Raja yang adil yang nantinya akan menjadi saudara mereka dalam Dien, menampakkan kekuasaannya. Meski ia dikelilingi oleh para pembesar kerajaan yang berharap raja memutuskan hal lain. Tapi itulah keputusan raja. Meski banyak pihak tidak menyukainya.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa anNajasyi menyatakan:
يَا مَعْشَرَ الْقِسِّيْسِيْنَ وَالرُّهْبَان مَا يَزِيْدُ هَؤُلَاءِ عَلَى مَا تَقُوْلُوْنَ فِي ابْنِ مَرْيَمَ مَا يَزِنُ هَذِهِ مَرْحَبًا بِكُمْ وَبِمَنْ جِئْتُمْ مِنْ عِنْدِهِ فَأَنَا أَشْهَدُ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ وَأَنَّهُ الَّذِي بَشَّرَ بِهِ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَلَوْلَا مَا أَنَا فِيْهِ مِنَ اْلملْكِ لَأَتْيُتُهُ حَتَّى أَحْمِلَ نَعْلَيْهِ امْكُثُوْا فِي أَرْضِي مَا شِئْتُمْ
Wahai para pendeta dan pemuka agama (Nashara), tidaklah apa yang mereka ucapkan itu melampaui seukuran ini. Selamat datang kepada kalian dan orang yang kalian datang dari sisinya. Aku bersaksi bahwa beliau adalah utusan Allah dan beliau adalah yang diberitakan sebagai kabar gembira oleh Isa putra Maryam. Kalaulah tidak karena aku memiliki tanggungjawab sebagai raja, niscaya aku akan datang kepada beliau, hingga aku
⬆️ SEJARAH MEMBUKTIKAN : *Asal Kemunculan Bid'ah Shalat Nisfu Sya'ban* ⬆️
🖋 Al-Imam Syihabuddin Abu Syamah Asy-Syafi'i رحمه اللّٰه mengkhabarkan tentang asal kemunculan shalat nisfu Sya’ban :
وَأَصلهَا مَا حَكَاهُ الطرطوشي فِي كِتَابه وَأَخْبرنِي بِهِ أَبُو مُحَمَّد الْمَقْدِسِي قَالَ لم يكن عندنَا بَيت الْمُقَدّس قطّ صَلَاة الرغائب هَذِه الَّتِي تصلي فِي رَجَب وَشَعْبَان وَأول مَا حدثت عندنَا فِي سنة 448 هـ ثَمَان وَأَرْبَعين وَأَرْبَعمِائَة قدم علينا فِي بَيت الْمُقَدّس رجل من نابلس يعرف بِابْن أبي الْحَمْرَاء وَكَانَ حسن التِّلَاوَة.
🏜 _"Asal kemunculannya sebagaimana yang dihikayatkan oleh Ath-Thurthusyi dalam kitabnya, dan bersamaan dengannya telah mengkhabarkan padaku Abu Muhammad Al-Maqdisy, ia mengatakan :_ *"(Sebelumnya) Tidaklah pernah dilakukan ibadah shalat Raghaib sekalipun ditempat kami* _pada Baitul Maqdis. Shalat ini dikerjakan pada bulan Rajab dan_ *Sya'ban.* _Dan pertama kali diadakan di tempat kami pada tahun 448 H, seseorang berasal dari Nablus yang dikenal dengan Ibnu Abil Hamro mendatangi kami di Baitul Maqdis. Dan ia adalah seseorang yang bagus bacaan(Al-Qur'annya)._
فَقَامَ يُصَلِّي فِي الْمَسْجِد الْأَقْصَى لَيْلَة النّصْف من شعْبَان فاحرم خَلفه رجل ثمَّ انضاف اليهما ثَالِث ورابع فَمَا خَتمهَا إِلَّا وهم جمَاعَة كَثِيرَة ثمَّ جَاءَ فِي الْعَام الْقَابِل فصلى مَعَه خلق كثير وشاعت فِي الْمَسْجِد وانتشرت الصَّلَاة فِي الْمَسْجِد الْأَقْصَى وبيوت النَّاس ومنازلهم ثمَّ اسْتَقَرَّتْ كَأَنَّهَا سنة الى يَوْمنَا هَذَا
🌕🕌 _Maka ia pun berdiri untuk shalat di Masjidil Aqsho ketika_ *malam Nisfu Sya'ban.* _Kemudian seorang lelaki bertakbiratul ihram(ikut shalat) dibelakangnya, kemudian orang ketiga bergabung dengan keduanya, dan juga orang keempat. Maka tidaklah ia menyelesaikan shalatnya kecuali telah banyak jama'ah (dibelakangnya). Kemudian ia datang pada tahun berikutnya(di pertengahan bulan sya'ban), maka ia pun melaksanakan shalat dengan diikuti banyak orang(dibelakangnya). Dan shalat tersebut akhirnya tersebar luas di masjid tersebut, hingga tersebar ke masjid Al-Aqsho, rumah-rumah warga serta tempat tinggal mereka. Kemudian sholat tersebut menjadi sesuatu yang konsisten(dilaksanakan),_ *seakan-akan itu adalah sunnah hingga di hari kita ini."*
📖 *( Al-Ba’its ‘ala Inkarul Bida’ wal Hawadits Hal. 32, Cetakan Mathba’ah An-Nahdhoh Al-Haditsah )*
✏️ Alih Bahasa : Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah : _*Al-Ustadz Abu Muhammad Musa حفظه اللّٰه*_
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
☝️ *AYO SEMANGAT BERDAKWAH..!!!*
_Sebarkanlah ilmu yang kita dapat, bisa jadi apa yang kita sampaikan sekalipun sedikit akan menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir setelah kita meninggalkan kehidupan dunia..._
🔎 *Anda ingin berlangganan Buletin Al-Faidah? Hubungi :* +62857-8264-3130
📲 *JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI :*
• https://t.me/BuletinAlFaidah
🖋 Al-Imam Syihabuddin Abu Syamah Asy-Syafi'i رحمه اللّٰه mengkhabarkan tentang asal kemunculan shalat nisfu Sya’ban :
وَأَصلهَا مَا حَكَاهُ الطرطوشي فِي كِتَابه وَأَخْبرنِي بِهِ أَبُو مُحَمَّد الْمَقْدِسِي قَالَ لم يكن عندنَا بَيت الْمُقَدّس قطّ صَلَاة الرغائب هَذِه الَّتِي تصلي فِي رَجَب وَشَعْبَان وَأول مَا حدثت عندنَا فِي سنة 448 هـ ثَمَان وَأَرْبَعين وَأَرْبَعمِائَة قدم علينا فِي بَيت الْمُقَدّس رجل من نابلس يعرف بِابْن أبي الْحَمْرَاء وَكَانَ حسن التِّلَاوَة.
🏜 _"Asal kemunculannya sebagaimana yang dihikayatkan oleh Ath-Thurthusyi dalam kitabnya, dan bersamaan dengannya telah mengkhabarkan padaku Abu Muhammad Al-Maqdisy, ia mengatakan :_ *"(Sebelumnya) Tidaklah pernah dilakukan ibadah shalat Raghaib sekalipun ditempat kami* _pada Baitul Maqdis. Shalat ini dikerjakan pada bulan Rajab dan_ *Sya'ban.* _Dan pertama kali diadakan di tempat kami pada tahun 448 H, seseorang berasal dari Nablus yang dikenal dengan Ibnu Abil Hamro mendatangi kami di Baitul Maqdis. Dan ia adalah seseorang yang bagus bacaan(Al-Qur'annya)._
فَقَامَ يُصَلِّي فِي الْمَسْجِد الْأَقْصَى لَيْلَة النّصْف من شعْبَان فاحرم خَلفه رجل ثمَّ انضاف اليهما ثَالِث ورابع فَمَا خَتمهَا إِلَّا وهم جمَاعَة كَثِيرَة ثمَّ جَاءَ فِي الْعَام الْقَابِل فصلى مَعَه خلق كثير وشاعت فِي الْمَسْجِد وانتشرت الصَّلَاة فِي الْمَسْجِد الْأَقْصَى وبيوت النَّاس ومنازلهم ثمَّ اسْتَقَرَّتْ كَأَنَّهَا سنة الى يَوْمنَا هَذَا
🌕🕌 _Maka ia pun berdiri untuk shalat di Masjidil Aqsho ketika_ *malam Nisfu Sya'ban.* _Kemudian seorang lelaki bertakbiratul ihram(ikut shalat) dibelakangnya, kemudian orang ketiga bergabung dengan keduanya, dan juga orang keempat. Maka tidaklah ia menyelesaikan shalatnya kecuali telah banyak jama'ah (dibelakangnya). Kemudian ia datang pada tahun berikutnya(di pertengahan bulan sya'ban), maka ia pun melaksanakan shalat dengan diikuti banyak orang(dibelakangnya). Dan shalat tersebut akhirnya tersebar luas di masjid tersebut, hingga tersebar ke masjid Al-Aqsho, rumah-rumah warga serta tempat tinggal mereka. Kemudian sholat tersebut menjadi sesuatu yang konsisten(dilaksanakan),_ *seakan-akan itu adalah sunnah hingga di hari kita ini."*
📖 *( Al-Ba’its ‘ala Inkarul Bida’ wal Hawadits Hal. 32, Cetakan Mathba’ah An-Nahdhoh Al-Haditsah )*
✏️ Alih Bahasa : Thuwailib Tamaam Al-Minnah
🔎 Muroja'ah : _*Al-Ustadz Abu Muhammad Musa حفظه اللّٰه*_
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
☝️ *AYO SEMANGAT BERDAKWAH..!!!*
_Sebarkanlah ilmu yang kita dapat, bisa jadi apa yang kita sampaikan sekalipun sedikit akan menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir setelah kita meninggalkan kehidupan dunia..._
🔎 *Anda ingin berlangganan Buletin Al-Faidah? Hubungi :* +62857-8264-3130
📲 *JOIN CHANNEL TELEGRAM KAMI :*
• https://t.me/BuletinAlFaidah
Telegram
Buletin Al-Faidah
Channel Resmi Buletin Al-Faidah | Berbagi Faidah di atas Sunnah
Pembimbing :
• Al-Ustadz Qomar Su'aidi hafizhahullah
• Al-Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah
• Al-Ustadz 'Abdurrahman Mubarak hafizhahullah
Untuk Berlangganan: +62857-8264-3130
Pembimbing :
• Al-Ustadz Qomar Su'aidi hafizhahullah
• Al-Ustadz Muhammad As-Sewed hafizhahullah
• Al-Ustadz 'Abdurrahman Mubarak hafizhahullah
Untuk Berlangganan: +62857-8264-3130
🍊📝 Dengan memohon pertolongan Allah dan taufiq-Nya
Alhamdulillah telah hadir situs *https://tanggapcovid19.com*
🌅 Semoga situs ini menjadi sumbangsih yang positif dalam upaya percepatan pencegahan dan penanganan Covid-19. Serta mengajak kaum muslimin bertaubat, tunduk dan patuh kepada Allah. _Hanya kepada-Nya kita memohon keselamatan dan penjagaan._
🧾 https://www.tanggapcovid19.com/tentang-kami/
~~~~~~~~~
Alhamdulillah telah hadir situs *https://tanggapcovid19.com*
🌅 Semoga situs ini menjadi sumbangsih yang positif dalam upaya percepatan pencegahan dan penanganan Covid-19. Serta mengajak kaum muslimin bertaubat, tunduk dan patuh kepada Allah. _Hanya kepada-Nya kita memohon keselamatan dan penjagaan._
🧾 https://www.tanggapcovid19.com/tentang-kami/
**
🌐📀💽
📩 Pembahasan :
*Tentang Ibadah Disaat Wabah Melanda Suatu Negeri*
💺 Pemateri :
Al-Ustadz Mahmud Barjib hafizhahullahu
📋 Tausyiah Khusus ll Ibadah dikala Wabah Melanda ll Purwakarta ll 1441 H ll 2020
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶https://t.me/salafypurwakarta
------------💎------------
🌐📀💽
📩 Pembahasan :
*Tentang Ibadah Disaat Wabah Melanda Suatu Negeri*
💺 Pemateri :
Al-Ustadz Mahmud Barjib hafizhahullahu
📋 Tausyiah Khusus ll Ibadah dikala Wabah Melanda ll Purwakarta ll 1441 H ll 2020
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶https://t.me/salafypurwakarta
------------💎------------
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an