💐📝TERJEMAHAN TAFSIR AL-MUYASSAR SURAH AL-FATIHAH
🗒Pendahuluan
Surah ini dinamakan surah al-Fatihah (pembuka) karena alQuran yang agung dibuka dengannya. Disebut juga al-Matsaaniy, karena dibaca pada setiap rakaat (salat). Al-Fatihah juga memiliki nama-nama yang lain
✅Ayat ke-1 Surah al-Fatihah
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١
Aku memulai membaca alQuran dengan nama Allah, memohon pertolongan kepada-Nya. Allah adalah nama (penanda) terhadap Rabb – Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi – satu-satunya yang berhak diibadahi. Ini adalah Nama Allah Ta’ala yang paling khusus. Pihak lain tidaklah boleh dinamakan dengannya. Maha Suci Dia. arRahmaan adalah yang memiliki kasih sayang yang umum, meliputi semua makhluk. arRahiim (adalah kasih sayang) untuk orang-orang beriman. Keduanya (arRahmaan dan arRahiim) adalah 2 Nama-Nya yang mengandung penetapan sifat rahmat (kasih sayang) untuk Allah Ta’ala sesuai dengan kemuliaan-Nya
✅Ayat ke-2 Surah al-Fatihah
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢
Pujian kepada Allah karena sifat-sifat-Nya yang seluruhnya adalah sifat kesempurnaan. Juga karena nikmat (dari)Nya baik lahir maupun batin, nikmat dalam Dien maupun duniawi. Di dalamnya terkandung perintah kepada para hamba-Nya untuk memuji-Nya. Dialah satu-satunya yang layak mendapatkan (pujian itu). Dialah Yang Maha Suci yang menciptakan makhluk, mengurusi perkara-perkara mereka, yang memelihara seluruh makhluk dengan nikmat-nikmat (dari)Nya, dan Dia yang memelihara para wali-Nya dengan iman dan amal saleh
✅Ayat ke-3 Surah al-Fatihah
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣
arRahmaan adalah yang kasih sayang-Nya meliputi seluruh makhluk. arRahiim (yang memiliki kasih sayang) terhadap kaum beriman. Keduanya (arRahmaan dan arRahiim) adalah termasuk Nama Allah Ta’ala
✅Ayat ke-4 Surah al-Fatihah
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤
Dialah (Allah) Yang Maha Suci satu-satunya pemilik hari kiamat. (Hari kiamat itu) adalah hari pembalasan amal. Jika seorang muslim membaca ayat ini pada setiap rakaat dari salatnya itu akan mengingatkan dia akan hari akhir, memberikan motivasi kepadanya untuk berbekal dengan amal saleh, menahan diri untuk tidak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan (berbagai) keburukan
✅Ayat ke-5 Surah al-Fatihah
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥
Sesungguhnya kami mengkhususkan (persembahan) ibadah hanya untuk-Mu semata, dan meminta tolong kepada-Mu semata dalam seluruh urusan kami. Segala urusan di Tangan-Mu. Tidak ada pihak manapun yang memilikinya, meski seberat semut. Di dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa seorang hamba tidaklah boleh memalingkan ibadah apapun macamnya, seperti doa, istighotsah, menyembelih (hewan), dan tawaf kecuali hanya untuk Allah semata. Di dalamnya juga terdapat pengobatan hati dari penyakit (sikap) bergantung kepada selain Allah. Demikian juga (pengobatan) terhadap penyakit riya’, ujub (bangga diri), dan sombong
✅Ayat ke-6 Surah al-Fatihah
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦
Tunjukkanlah, berikan bimbingan, dan taufiq kepada kami menuju jalan yang lurus. Kokohkanlah kami di atasnya hingga kami berjumpa dengan-Mu (nanti). (Jalan yang lurus itu adalah) Islam, yang merupakan jalan yang jelas menghantarkan kepada keridhaan Allah dan surga-Nya. (Jalan itulah) yang ditunjukkan oleh penutup Rasul dan Nabi-Nya Muhammad –semoga shalawat dan keselamatan dari Allah tercurah kepada beliau -. Tidak ada jalan menuju kebahagiaan hamba melainkan dengan istiqomah di atasnya
✅Ayat ke-7 Surah al-Fatihah
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧
yaitu jalan orang-orang yang Engkau (Ya Allah) beri nikmat dari kalangan para Nabi, shiddiq, syuhadaa’, dan orang-orang saleh. Mereka adalah orang-orang yang mendapat hidayah dan istiqomah. Janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang yang menempuh jalan yang dimurkai. Yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran, tapi tidak mengamalkannya. Mereka itu adalah Yahudi dan yang seperti mereka. (Bukan pula jalan) orang-orang yang sesat, yang tidak mendapat petunjuk, sehingga salah jalan. Mereka itu adal
🗒Pendahuluan
Surah ini dinamakan surah al-Fatihah (pembuka) karena alQuran yang agung dibuka dengannya. Disebut juga al-Matsaaniy, karena dibaca pada setiap rakaat (salat). Al-Fatihah juga memiliki nama-nama yang lain
✅Ayat ke-1 Surah al-Fatihah
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ١
Aku memulai membaca alQuran dengan nama Allah, memohon pertolongan kepada-Nya. Allah adalah nama (penanda) terhadap Rabb – Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi – satu-satunya yang berhak diibadahi. Ini adalah Nama Allah Ta’ala yang paling khusus. Pihak lain tidaklah boleh dinamakan dengannya. Maha Suci Dia. arRahmaan adalah yang memiliki kasih sayang yang umum, meliputi semua makhluk. arRahiim (adalah kasih sayang) untuk orang-orang beriman. Keduanya (arRahmaan dan arRahiim) adalah 2 Nama-Nya yang mengandung penetapan sifat rahmat (kasih sayang) untuk Allah Ta’ala sesuai dengan kemuliaan-Nya
✅Ayat ke-2 Surah al-Fatihah
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢
Pujian kepada Allah karena sifat-sifat-Nya yang seluruhnya adalah sifat kesempurnaan. Juga karena nikmat (dari)Nya baik lahir maupun batin, nikmat dalam Dien maupun duniawi. Di dalamnya terkandung perintah kepada para hamba-Nya untuk memuji-Nya. Dialah satu-satunya yang layak mendapatkan (pujian itu). Dialah Yang Maha Suci yang menciptakan makhluk, mengurusi perkara-perkara mereka, yang memelihara seluruh makhluk dengan nikmat-nikmat (dari)Nya, dan Dia yang memelihara para wali-Nya dengan iman dan amal saleh
✅Ayat ke-3 Surah al-Fatihah
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٣
arRahmaan adalah yang kasih sayang-Nya meliputi seluruh makhluk. arRahiim (yang memiliki kasih sayang) terhadap kaum beriman. Keduanya (arRahmaan dan arRahiim) adalah termasuk Nama Allah Ta’ala
✅Ayat ke-4 Surah al-Fatihah
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ٤
Dialah (Allah) Yang Maha Suci satu-satunya pemilik hari kiamat. (Hari kiamat itu) adalah hari pembalasan amal. Jika seorang muslim membaca ayat ini pada setiap rakaat dari salatnya itu akan mengingatkan dia akan hari akhir, memberikan motivasi kepadanya untuk berbekal dengan amal saleh, menahan diri untuk tidak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan (berbagai) keburukan
✅Ayat ke-5 Surah al-Fatihah
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ ٥
Sesungguhnya kami mengkhususkan (persembahan) ibadah hanya untuk-Mu semata, dan meminta tolong kepada-Mu semata dalam seluruh urusan kami. Segala urusan di Tangan-Mu. Tidak ada pihak manapun yang memilikinya, meski seberat semut. Di dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa seorang hamba tidaklah boleh memalingkan ibadah apapun macamnya, seperti doa, istighotsah, menyembelih (hewan), dan tawaf kecuali hanya untuk Allah semata. Di dalamnya juga terdapat pengobatan hati dari penyakit (sikap) bergantung kepada selain Allah. Demikian juga (pengobatan) terhadap penyakit riya’, ujub (bangga diri), dan sombong
✅Ayat ke-6 Surah al-Fatihah
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦
Tunjukkanlah, berikan bimbingan, dan taufiq kepada kami menuju jalan yang lurus. Kokohkanlah kami di atasnya hingga kami berjumpa dengan-Mu (nanti). (Jalan yang lurus itu adalah) Islam, yang merupakan jalan yang jelas menghantarkan kepada keridhaan Allah dan surga-Nya. (Jalan itulah) yang ditunjukkan oleh penutup Rasul dan Nabi-Nya Muhammad –semoga shalawat dan keselamatan dari Allah tercurah kepada beliau -. Tidak ada jalan menuju kebahagiaan hamba melainkan dengan istiqomah di atasnya
✅Ayat ke-7 Surah al-Fatihah
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧
yaitu jalan orang-orang yang Engkau (Ya Allah) beri nikmat dari kalangan para Nabi, shiddiq, syuhadaa’, dan orang-orang saleh. Mereka adalah orang-orang yang mendapat hidayah dan istiqomah. Janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang yang menempuh jalan yang dimurkai. Yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran, tapi tidak mengamalkannya. Mereka itu adalah Yahudi dan yang seperti mereka. (Bukan pula jalan) orang-orang yang sesat, yang tidak mendapat petunjuk, sehingga salah jalan. Mereka itu adal
ah Nashara dan yang mengikuti jalan mereka. Di dalam doa ini terdapat penyembuhan terhadap hati seorang muslim dari penyakit penentangan, kebodohan, dan kesesatan. Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya nikmat terbesar secara mutlak adalah nikmat Islam. Barangsiapa yang paling mengetahui kebenaran dan paling mengikutinya, dialah yang paling berhal mendapatkan jalan yang lurus. Tidak diragukan lagi bahwasanya para Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah orang-orang yang paling layak terhadapnya setelah para Nabi –semoga keselamatan untuk mereka-. Maka ayat ini juga menunjukkan keutamaan mereka dan agungnya kedudukan mereka (para Sahabat Nabi) -semoga Allah meridhai mereka-. Disunnahkan juga di dalam salat, setelah seseorang membaca al-Fatihah hendaknya membaca Aamiin. Maknanya adalah: Ya Allah, kabulkanlah. (Namun bacaan Aamiin itu) bukanlah ayat dari surah al-Fatihah menurut kesepakatan para Ulama. Karena itu, mereka bersepakat untuk tidak menuliskan (bacaan Aamiin tersebut) dalam mushaf-mushaf.
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi:
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Penerjemah: Abu Utsman Kharisman
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi:
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
♲
Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI
PENCEGAHAN
PENYEBARAN COVID-19
PADA LAYANAN NIKAH
DI KUA
A. AKAD NIKAH
DILAKSANAKAN DI KUA
Membatasi jumlah orang yang mengikuti
prosesi akad nikah dalam satu ruangan tidak
lebih dari 10 orang
► Catin dan anggota keluarga yang mengikuti prosesi
harus telah membasuh tangan dengan sabun/hand sanitizer
dan menggunakan masker
Petugas, Wali Nikah dan Catin laki-laki menggunakan
sarung tangan dan masker pada saat ijab kabul
Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI
B. AKAD NIKAH
DILAKSANAKAN DI LUAR KUA
Ruangan prosesi akad nikah di tempat terbuka
atau di ruangan yang berventilasi sehat
Membatasi jumlah orang yang mengikuti
prosesi akad nikah dalam satu ruangan tidak
lebih dari 10 orang
► Catin dan anggota keluarga yang
mengikuti prosesi harus telah membasuh
tangan dengan sabun/hand sanitizer dan
menggunakan masker
Petugas, Wali Nikah dan
Catin laki-laki menggunakan
sarung tangan dan masker
pada saat ijab kabul.
C. Untuk sementara waktu meniadakan semua jenis pelayanan
selain pelayanan administrasi dan pencatatan nikah di KUA, yang
berpotensi menjalin kontak jarak dekat serta menciptakan
kerumunan seperti: bimbingan perkawinan bagi catin, konsultasi
perkawinan, bimbingan klasikal dan sebagainya
D. Selalu melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dalam rangka
pencegahan Covid-19, termasuk memberi rujukan yang diperlukan bilamana
terdapat tanda-tanda dan gejala sakit baik pada petugas maupun masyarakat
pada saat pelayanan berlangsung.
Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI
PENCEGAHAN
PENYEBARAN COVID-19
PADA LAYANAN NIKAH
DI KUA
A. AKAD NIKAH
DILAKSANAKAN DI KUA
Membatasi jumlah orang yang mengikuti
prosesi akad nikah dalam satu ruangan tidak
lebih dari 10 orang
► Catin dan anggota keluarga yang mengikuti prosesi
harus telah membasuh tangan dengan sabun/hand sanitizer
dan menggunakan masker
Petugas, Wali Nikah dan Catin laki-laki menggunakan
sarung tangan dan masker pada saat ijab kabul
Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam
Kementerian Agama RI
B. AKAD NIKAH
DILAKSANAKAN DI LUAR KUA
Ruangan prosesi akad nikah di tempat terbuka
atau di ruangan yang berventilasi sehat
Membatasi jumlah orang yang mengikuti
prosesi akad nikah dalam satu ruangan tidak
lebih dari 10 orang
► Catin dan anggota keluarga yang
mengikuti prosesi harus telah membasuh
tangan dengan sabun/hand sanitizer dan
menggunakan masker
Petugas, Wali Nikah dan
Catin laki-laki menggunakan
sarung tangan dan masker
pada saat ijab kabul.
C. Untuk sementara waktu meniadakan semua jenis pelayanan
selain pelayanan administrasi dan pencatatan nikah di KUA, yang
berpotensi menjalin kontak jarak dekat serta menciptakan
kerumunan seperti: bimbingan perkawinan bagi catin, konsultasi
perkawinan, bimbingan klasikal dan sebagainya
D. Selalu melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dalam rangka
pencegahan Covid-19, termasuk memberi rujukan yang diperlukan bilamana
terdapat tanda-tanda dan gejala sakit baik pada petugas maupun masyarakat
pada saat pelayanan berlangsung.
=========================
*3 Doa yang Bermanfaat Untuk Menghadapi Wabah Virus Corona*
Berikut ini beberapa doa untuk menghadapi wabah virus corona (covid-19)
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah,
"Doa diantara obat yang paling bermanfaat, doa adalah lawan (musuhnya) dari bala', menolaknya, mengobatinya dan mencegah terjadi bala', mengankatnya (menghilangkannya) meringankan apabila turun. Doa adalah senjata orang beriman" (Jawabul Kahfi, hlm 10 - twiter Syaikh DR Khalid Adh Dhafiri)
*Doa Pertama:*
Abdullah bin Umar _radhiyallahu 'anhu_ berkata,
"Di antara doa yang pernah dipanjatkan oleh Rasulullah _shallallahu 'alaihi wa salllam,_
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
"Ya Allah, sungguh aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau limpahkan, berubahnya _al-'aafiyah_ yang telah Engkau karuniakan, hukuman-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala hal yang bisa menyebabkan kemurkaan-Mu."
(HR. Muslim: 2739)
Keterangan:
Makna berlindung dari
تَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ
Maksudnya adalah berlindung dari bergantinya kondisi sehat menjadi sakit dan kondisi kaya (kecukupan) menjadi fakir/miskin. Oleh karena itu, seseorang yang memanjatkan doa ini, maka dia telah meminta kelanggengan _al-'aafiyah,_ yakni keselamatan dari setiap keburukan dan semua penyakit.
(Lihat _al-Bahru al-Muhiith ats-Tsajjaaj fii Syarhi Shahiihi al-Imam Muslim bin al-Hajjaj_ jilid 42 halaman 482-489)
*Doa Kedua:*
Berikut ini doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar terhindar dari penyakit,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala penyakit buruk lainnya.”
(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani )
*Doa Ketiga:*
Dalam sebuah hadits Rosulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ رَأَى صَاحِبَ بَلاءٍ فَقَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا إِلَّا عُوفِيَ مِنْ ذَلِكَ الْبَلَاءِ كَائِنًا مَا كَانَ مَا عَاشَ
Barangsiapa melihat seorang tertimpa bala’ (penyakit dan -pent), kemudian dia berdoa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا
“Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan aku dari apa yang Engkau timpakan kepadanya (berupa penyakit), dan (segala puji baginya) yang telah melebihkan aku atas hamba-hambanya”
Siapa membaca doa ini, niscaya dia akan diselamatkan dari bala itu selama dia hidup.
Hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi no. 3431 dan dihasankan oleh Sheikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi.
Wallahu a'lam bish shawwab
Admin yukbelajarislam.com
(YBI-AJ/03/20)
Sumber Bacaan:
http://telegram.me/forumsalafy
https://problematikaumat.com/obat-virus-corona/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
*3 Doa yang Bermanfaat Untuk Menghadapi Wabah Virus Corona*
Berikut ini beberapa doa untuk menghadapi wabah virus corona (covid-19)
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah,
"Doa diantara obat yang paling bermanfaat, doa adalah lawan (musuhnya) dari bala', menolaknya, mengobatinya dan mencegah terjadi bala', mengankatnya (menghilangkannya) meringankan apabila turun. Doa adalah senjata orang beriman" (Jawabul Kahfi, hlm 10 - twiter Syaikh DR Khalid Adh Dhafiri)
*Doa Pertama:*
Abdullah bin Umar _radhiyallahu 'anhu_ berkata,
"Di antara doa yang pernah dipanjatkan oleh Rasulullah _shallallahu 'alaihi wa salllam,_
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
"Ya Allah, sungguh aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau limpahkan, berubahnya _al-'aafiyah_ yang telah Engkau karuniakan, hukuman-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala hal yang bisa menyebabkan kemurkaan-Mu."
(HR. Muslim: 2739)
Keterangan:
Makna berlindung dari
تَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ
Maksudnya adalah berlindung dari bergantinya kondisi sehat menjadi sakit dan kondisi kaya (kecukupan) menjadi fakir/miskin. Oleh karena itu, seseorang yang memanjatkan doa ini, maka dia telah meminta kelanggengan _al-'aafiyah,_ yakni keselamatan dari setiap keburukan dan semua penyakit.
(Lihat _al-Bahru al-Muhiith ats-Tsajjaaj fii Syarhi Shahiihi al-Imam Muslim bin al-Hajjaj_ jilid 42 halaman 482-489)
*Doa Kedua:*
Berikut ini doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, agar terhindar dari penyakit,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala penyakit buruk lainnya.”
(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani )
*Doa Ketiga:*
Dalam sebuah hadits Rosulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ رَأَى صَاحِبَ بَلاءٍ فَقَالَ : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا إِلَّا عُوفِيَ مِنْ ذَلِكَ الْبَلَاءِ كَائِنًا مَا كَانَ مَا عَاشَ
Barangsiapa melihat seorang tertimpa bala’ (penyakit dan -pent), kemudian dia berdoa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي مِمَّا ابْتَلاكَ بِهِ وَفَضَّلَنِي عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلًا
“Segala puji bagi Alloh yang telah menyelamatkan aku dari apa yang Engkau timpakan kepadanya (berupa penyakit), dan (segala puji baginya) yang telah melebihkan aku atas hamba-hambanya”
Siapa membaca doa ini, niscaya dia akan diselamatkan dari bala itu selama dia hidup.
Hadits ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi no. 3431 dan dihasankan oleh Sheikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi.
Wallahu a'lam bish shawwab
Admin yukbelajarislam.com
(YBI-AJ/03/20)
Sumber Bacaan:
http://telegram.me/forumsalafy
https://problematikaumat.com/obat-virus-corona/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Telegram
Salafy Indonesia
💎 Menjalin Ukhuwwah di Atas Minhaj Nubuwwah
📝 Silakan menyebarkan tanpa mengubah materi dan tetap mencantumkan sumber.
💻 Media resmi: t.me/forumsalafy, forumsalafy.net, dan Grup WSI
📲 Admin: Muhammad (Cileungsi, Bogor) salafyindonesia001@gmail.com
📝 Silakan menyebarkan tanpa mengubah materi dan tetap mencantumkan sumber.
💻 Media resmi: t.me/forumsalafy, forumsalafy.net, dan Grup WSI
📲 Admin: Muhammad (Cileungsi, Bogor) salafyindonesia001@gmail.com
*بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
27 Rajab 1441
(22 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
27 Rajab 1441
(22 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
💽 _Audio Muhadharah._
📚 *Peristiwa Tho'un dalam Sejarah Islam*
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 27 Rajab 1441 / 22 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (42:41) = 9,9 MB
Link https://bit.ly/3bbEmSm
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~
📚 *Peristiwa Tho'un dalam Sejarah Islam*
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 27 Rajab 1441 / 22 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (42:41) = 9,9 MB
Link https://bit.ly/3bbEmSm
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
🌟 *Mendulang Faidah dari al-'Allamah Rabi' al-Madkhali dalam menghadapi Musibah*
_(contoh beberapa bentuk kemudahan dalam Islam)_
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 28 Rajab 1441 / 23 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (36:57) = 8,4 MB
Link https://bit.ly/3bvOc1R
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
~~~~~~~~~~~~~
_(contoh beberapa bentuk kemudahan dalam Islam)_
🎙Bersama al-Ustadz Luqman Ba'abduh hafizhahullah
💡Di Masjid Mahad As Salafy Jember, 28 Rajab 1441 / 23 Maret 2020
⏬ Unduh Audio
Durasi (36:57) = 8,4 MB
Link https://bit.ly/3bvOc1R
•••••••••••••••••••••
🌠📝📡 Majmu'ah Manhajul Anbiya
📟▶ Join Telegram https://telegram.me/ManhajulAnbiya
💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net
💐📝Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-1)
✅Sekilas tentang Ash-hamah anNajasyi
Nama Asli: Ash-hamah bin Abjar
Lahir : { hidup semasa Nabi namun tidak pernah berjumpa dengan Nabi – disebut pula alMukhodhrom }
Wafat: 9 H
Tempat Tinggal: Habasyah (Etiopia)
Guru Beliau: Ja’far bin Abi Tholib
Murid Beliau: Amr bin al-Ash
✅Penjelasan Umum tentang Ash-hamah anNajasyi
Saat ini, kita mengenal wilayah itu dengan sebutan Etiopia. Sebuah negara di kawasan Afrika. Dahulu, negeri itu dikenal dengan sebutan Habasyah.
Pemimpin Habasyah disebut dengan anNajasyi. Itulah gelar untuk penguasa atau raja di sana. Semua raja atau pemimpin Habasyah disebut anNajasyi. Sama dengan Kisra, sebutan bagi penguasa Persia. Atau Muqouqis untuk raja Mesir. Sedangkan penguasa Romawi disebut Qoishor (Ta’siisul Ahkaam syarh Umdatil Ahkam karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmiy (3/83)).
Seorang anNajasyi yang menggoreskan sejarah indah dalam perjuangan awal kaum muslimin, adalah penguasa adil yang bernama Ash-hamah. Beliau tidak rela jika ada pihak yang terdzhalimi di wilayah kekuasaannya.
Ash-hamah adalah satu figur yang unik, sulit dicari bandingannya. Beliau hidup di masa Nabi, pernah berkorespondensi (surat menyurat) dengan Nabi, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi.
Beliau sangat menghormati Nabi. Bahkan menjadi perwakilan Nabi dalam pernikahan beliau dengan Ummu Habibah Romlah bintu Abi Sufyan. Tidak hanya memfasilitasi pernikahan itu, Ash-hamah juga membayarkan mahar yang cukup besar untuk Nabi, sebagai hadiah dan pemuliaan.
Beliau bukan Sahabat Nabi, masuk Islam dengan sebab dakwah Sahabat Nabi. Uniknya, dengan sebab beliau satu orang yang sebelumnya kafir masuk Islam, hingga menjadi Sahabat Nabi.
Hidupnya di lingkungan agama Nashara. Namun beliau memilih untuk menjadi muslim, meski menyendiri dan kesepian dalam keimanannya, di tengah-tengah komunitas orang-orang kafir di masa itu. Tak goyah keimanan itu menghunjam kuat, meski sebelumnya beliau adalah orang Kristen yang kuat dalam agamanya.
Sebagian Ulama menjelaskan bahwa sepanjang hidup Nabi, Nabi tidak pernah melakukan sholat ghaib kecuali untuk Ash-hamah anNajasyi tersebut. Saat Ash-hamah meninggal, Nabi mendapat wahyu akan meninggalnya beliau itu, hingga Nabi menyuruh para Sahabat untuk sholat ghaib. Jenazah ada di Habasyah (Etiopia, Afrika), sedangkan orang yang menyolatkan ada di Madinah.
<< Insyaallah bersambung....>>
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi :
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
✅Sekilas tentang Ash-hamah anNajasyi
Nama Asli: Ash-hamah bin Abjar
Lahir : { hidup semasa Nabi namun tidak pernah berjumpa dengan Nabi – disebut pula alMukhodhrom }
Wafat: 9 H
Tempat Tinggal: Habasyah (Etiopia)
Guru Beliau: Ja’far bin Abi Tholib
Murid Beliau: Amr bin al-Ash
✅Penjelasan Umum tentang Ash-hamah anNajasyi
Saat ini, kita mengenal wilayah itu dengan sebutan Etiopia. Sebuah negara di kawasan Afrika. Dahulu, negeri itu dikenal dengan sebutan Habasyah.
Pemimpin Habasyah disebut dengan anNajasyi. Itulah gelar untuk penguasa atau raja di sana. Semua raja atau pemimpin Habasyah disebut anNajasyi. Sama dengan Kisra, sebutan bagi penguasa Persia. Atau Muqouqis untuk raja Mesir. Sedangkan penguasa Romawi disebut Qoishor (Ta’siisul Ahkaam syarh Umdatil Ahkam karya Syaikh Ahmad bin Yahya anNajmiy (3/83)).
Seorang anNajasyi yang menggoreskan sejarah indah dalam perjuangan awal kaum muslimin, adalah penguasa adil yang bernama Ash-hamah. Beliau tidak rela jika ada pihak yang terdzhalimi di wilayah kekuasaannya.
Ash-hamah adalah satu figur yang unik, sulit dicari bandingannya. Beliau hidup di masa Nabi, pernah berkorespondensi (surat menyurat) dengan Nabi, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi.
Beliau sangat menghormati Nabi. Bahkan menjadi perwakilan Nabi dalam pernikahan beliau dengan Ummu Habibah Romlah bintu Abi Sufyan. Tidak hanya memfasilitasi pernikahan itu, Ash-hamah juga membayarkan mahar yang cukup besar untuk Nabi, sebagai hadiah dan pemuliaan.
Beliau bukan Sahabat Nabi, masuk Islam dengan sebab dakwah Sahabat Nabi. Uniknya, dengan sebab beliau satu orang yang sebelumnya kafir masuk Islam, hingga menjadi Sahabat Nabi.
Hidupnya di lingkungan agama Nashara. Namun beliau memilih untuk menjadi muslim, meski menyendiri dan kesepian dalam keimanannya, di tengah-tengah komunitas orang-orang kafir di masa itu. Tak goyah keimanan itu menghunjam kuat, meski sebelumnya beliau adalah orang Kristen yang kuat dalam agamanya.
Sebagian Ulama menjelaskan bahwa sepanjang hidup Nabi, Nabi tidak pernah melakukan sholat ghaib kecuali untuk Ash-hamah anNajasyi tersebut. Saat Ash-hamah meninggal, Nabi mendapat wahyu akan meninggalnya beliau itu, hingga Nabi menyuruh para Sahabat untuk sholat ghaib. Jenazah ada di Habasyah (Etiopia, Afrika), sedangkan orang yang menyolatkan ada di Madinah.
<< Insyaallah bersambung....>>
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi :
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
🌾 *INGATLAH SAUDARAMU*🌾
===========================
*AYYUHAL IKHWAH*❗❗❗❗❗❗
*Di Sa'at- Sa'at INI*.......
🤝🤝🤝🤝
*_BUKANKAH KITA RINDU, UNTUK BISA SALING BERTEMU KEMBALI DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA ,DAN SALING BERTANYA KHABAR_*❓❓❓
🪑📚📚📚📚
*_BUKAN KAH KITA RINDU, UNTUK BISA KEMBALI BERMAJELIS ILMU BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA_* ❓❓❓
🧮📏📏🧮
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA KEMBALI BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA KITA DALAM HAL MENDIDIK PUTRA-PUTERI KITA_*❓❓❓
🔨🔨🔨
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA SALING BERTA'AWUN BERSAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA DI DALAM DAKWAH INI*_,, ❓❓❓
☝ *_MAKA TENTULAH, JAWABAN DARI INI SEMUANYA, ADALAH_* :
*NA'AM*... *NA'AM*... *NA'AM*
_DI Karenakan Sebagaimana Di Katakan Oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضً*
"" *_ANTARA SEORANG MU'MIN DENGAN MU'MN YANG LAINNYA, ITU IBARAT SEBUAH BANGUNAN, YANG MANA SATU DENGAN YANG LAINNYA SALING MENGUATKAN_* ""
❗❗❗❗
"""Maka Oleh Karena Itu,Ayyuhal Ikhwah... 🔈🔈🔈
☝,,, *_INILAH Di Antara Kesempatan Kita_* KEPADA SAUDARA KITA AHLUSUNNAH,,,,,
🤲🤲🤲
""" *UNTUK KITA MENDO'KAN KEBAIKAN ATAS MEREKA* ,,,
_Di Karenakan Do'a Nya Seorang Muslim Atasa Saudara Nya,Dalam Keada'an Tidak Adanya,_
*_"ITU ADALAH DIANTARA DO'A YANG TERKABULKAN_ "*....
_Sebagaimana Di Sabda kan Oleh Nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*عن أبي درداء رضي الله عنه،قال أنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة، عند رأسه ملك مؤكل كلما دعا لأخيه بخير قال الملك المؤكل به، آمين ولك بمثل. رواه مسلم..*
" _*_Dari Sahabat Abu Darda' berkata Bahwasannya Dahulu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Mengatakan : Do'anya Seorang Muslim Bagi Saudaranya Yang Sedang Dalam Keadaan Tidak Bersama Dengannya, Adalah Do'a Yang Mustajabah, Dan Di Sisi Nya Ada Malaikat Yang Di Tugaskan, Yang Mana Setiap Kali Dia Mendokan Saudaranya Dalam Hal Kebaikan, Maka Malaikat Tersebut Pun Mengatakan, AAMIIN_DAN BAGIMU YANG SEMISALNYA*_
( _Riwayat muslim_ ).
👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
,,,,,, *INILAH Di Antara Kesempatan Kita Untuk Saling Memaafkan*🤝🏼 🤝🏼
🚿🚿🚿
*Dan Menghilangkan Kesalahpahaman Yang Mungkin Selama Ini Sempat terjadi* ,,
☝☝☝
_Di Karenakan Kita Tidak Mengetahui_,,,,,
_Bisa Jadi Kita Tidak Akan Bertemu Kembali Dengan Saudara Kita Di Dunia Ini_
*OLEH KARENA ITU MA'AF KAN LAH*
_maka Niscaya Kelak Kita Akan Mendapatkan Kebaikan Di Hari Kiamat_
_Sebagaimana Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_
*ومَن فرَّج عن مسلمٍ كربةً من كرب الدنيا نفَّس الله عنه كربةً من كرب يوم القيامة،*
"" *_DAN BARANGSIAPA YANG MEMUDAHKAN KESULITAN NYA SEORANG MUSLIM DI DUNIA, MAKA ALLAH PUN AKAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN BAGINYA DARI KESULITAN-KESULITAN NYA PADA HARI KIAMAT_*""
👇🏻👇🏻👇🏻
Dan *INILAH DI Antara Kesempatan Kita*,
*Untuk Kita Bisa Saling MENCINTA KARENA ALLAH* Dan *BERHARAP* Untuk Kita Di Kumpulkan Kembali Kelak Di Surga Allah..
☝☝☝
Di Karenakan Seseorang Itu Kelak Pada Hari Kiamat Akan Di Kumpulkan Bersama Dengan Orang Yang Dia Cintai..
"" _Sebagaimana Telah Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_ ..
*المرء مع مَن أحبَّ*
"" *_SESEORANG AKAN BERSAMA DENGAN SIAPA YANG DIA CINTAI_* ""
*MAKA MANFAATKANLAH KESEMPATAN INI*
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
*BAROKALLAHU FIKUM*
Kamis 1 Sya'ban 1441 Hijriyah...
Medan, Tanjung Morawa.
Al Faqir Ilallah '"Abu Abdillah Munawwir
Dipublikasi:
https://t.me/salafypurwakarta
WA Salafy Purwakarta
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
===========================
*AYYUHAL IKHWAH*❗❗❗❗❗❗
*Di Sa'at- Sa'at INI*.......
🤝🤝🤝🤝
*_BUKANKAH KITA RINDU, UNTUK BISA SALING BERTEMU KEMBALI DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA ,DAN SALING BERTANYA KHABAR_*❓❓❓
🪑📚📚📚📚
*_BUKAN KAH KITA RINDU, UNTUK BISA KEMBALI BERMAJELIS ILMU BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA_* ❓❓❓
🧮📏📏🧮
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA KEMBALI BERSAMA-SAMA DENGAN SAUDARA KITA DALAM HAL MENDIDIK PUTRA-PUTERI KITA_*❓❓❓
🔨🔨🔨
*_BUKANKAH KITA RINDU UNTUK BISA SALING BERTA'AWUN BERSAMA DENGAN SAUDARA-SAUDARA KITA DI DALAM DAKWAH INI*_,, ❓❓❓
☝ *_MAKA TENTULAH, JAWABAN DARI INI SEMUANYA, ADALAH_* :
*NA'AM*... *NA'AM*... *NA'AM*
_DI Karenakan Sebagaimana Di Katakan Oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضً*
"" *_ANTARA SEORANG MU'MIN DENGAN MU'MN YANG LAINNYA, ITU IBARAT SEBUAH BANGUNAN, YANG MANA SATU DENGAN YANG LAINNYA SALING MENGUATKAN_* ""
❗❗❗❗
"""Maka Oleh Karena Itu,Ayyuhal Ikhwah... 🔈🔈🔈
☝,,, *_INILAH Di Antara Kesempatan Kita_* KEPADA SAUDARA KITA AHLUSUNNAH,,,,,
🤲🤲🤲
""" *UNTUK KITA MENDO'KAN KEBAIKAN ATAS MEREKA* ,,,
_Di Karenakan Do'a Nya Seorang Muslim Atasa Saudara Nya,Dalam Keada'an Tidak Adanya,_
*_"ITU ADALAH DIANTARA DO'A YANG TERKABULKAN_ "*....
_Sebagaimana Di Sabda kan Oleh Nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam_.
*عن أبي درداء رضي الله عنه،قال أنه كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة، عند رأسه ملك مؤكل كلما دعا لأخيه بخير قال الملك المؤكل به، آمين ولك بمثل. رواه مسلم..*
" _*_Dari Sahabat Abu Darda' berkata Bahwasannya Dahulu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Mengatakan : Do'anya Seorang Muslim Bagi Saudaranya Yang Sedang Dalam Keadaan Tidak Bersama Dengannya, Adalah Do'a Yang Mustajabah, Dan Di Sisi Nya Ada Malaikat Yang Di Tugaskan, Yang Mana Setiap Kali Dia Mendokan Saudaranya Dalam Hal Kebaikan, Maka Malaikat Tersebut Pun Mengatakan, AAMIIN_DAN BAGIMU YANG SEMISALNYA*_
( _Riwayat muslim_ ).
👇🏻👇🏻👇🏻👇🏻
,,,,,, *INILAH Di Antara Kesempatan Kita Untuk Saling Memaafkan*🤝🏼 🤝🏼
🚿🚿🚿
*Dan Menghilangkan Kesalahpahaman Yang Mungkin Selama Ini Sempat terjadi* ,,
☝☝☝
_Di Karenakan Kita Tidak Mengetahui_,,,,,
_Bisa Jadi Kita Tidak Akan Bertemu Kembali Dengan Saudara Kita Di Dunia Ini_
*OLEH KARENA ITU MA'AF KAN LAH*
_maka Niscaya Kelak Kita Akan Mendapatkan Kebaikan Di Hari Kiamat_
_Sebagaimana Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_
*ومَن فرَّج عن مسلمٍ كربةً من كرب الدنيا نفَّس الله عنه كربةً من كرب يوم القيامة،*
"" *_DAN BARANGSIAPA YANG MEMUDAHKAN KESULITAN NYA SEORANG MUSLIM DI DUNIA, MAKA ALLAH PUN AKAN MEMBERIKAN KEMUDAHAN BAGINYA DARI KESULITAN-KESULITAN NYA PADA HARI KIAMAT_*""
👇🏻👇🏻👇🏻
Dan *INILAH DI Antara Kesempatan Kita*,
*Untuk Kita Bisa Saling MENCINTA KARENA ALLAH* Dan *BERHARAP* Untuk Kita Di Kumpulkan Kembali Kelak Di Surga Allah..
☝☝☝
Di Karenakan Seseorang Itu Kelak Pada Hari Kiamat Akan Di Kumpulkan Bersama Dengan Orang Yang Dia Cintai..
"" _Sebagaimana Telah Di Sebutkan Dalam Sebuah Hadits_ ..
*المرء مع مَن أحبَّ*
"" *_SESEORANG AKAN BERSAMA DENGAN SIAPA YANG DIA CINTAI_* ""
*MAKA MANFAATKANLAH KESEMPATAN INI*
💦💦💦💦💦💦💦💦💦
*BAROKALLAHU FIKUM*
Kamis 1 Sya'ban 1441 Hijriyah...
Medan, Tanjung Morawa.
Al Faqir Ilallah '"Abu Abdillah Munawwir
Dipublikasi:
https://t.me/salafypurwakarta
WA Salafy Purwakarta
🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
*بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم*
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
4 Sya'ban 1441
(29 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
*PEMBERITAHUAN*
Al afu minkum jami'an...
Karena satu dan lain hal,
Maka, Kajian Ahad Siang hari ini,
4 Sya'ban 1441
(29 Maret 2020)
💫💫 *DILIBURKAN* 💫💫
Demikian informasi ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan atas perhatian antum semua, kami ucapkan terimakasih, Jazakumullahu khoir.
Barakallahufikum
Ttd
Panitia Penyelenggara Kajian Ilmiah Purwakarta
بسم الله الرحمن الرحيم
✊🏻🏡💬📢 JANGAN MUNDUR TETAPLAH BERDAKWAH KAWAN
🎙 Berkata Assyaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,
الأنسان مهما عمل فهو ناقص لا يمكن أن يكمل عمله أبدا إلا أن يشاء الله فإذا أصيب و أوذي في سبيل الدعوة إلى الله فإن هذا من باب تكميل دعوته و رفعة درجته فليصبر و ليحتسب و لا ينكص على عقبيه، لا يقول : لست بملزم ، أنا أصابني الأذي، أنا تعبت؛ بل الواجب الصبر، الدنيا ليست طويلة! أيام ثم تزول، فاصبر حتى يأتي الله بأمره.
Artinya:
"Manusia, bagaimanapun dia beramal, maka dia tetap kurang, tidak mungkin dia menyempurnakan amalannya selama-lamanya kecuali jika Allah menghendaki, apabila dia mendapat ujian, disakiti ketika berdakwah kepada Allah, maka hal itu adalah untuk menyempurnakan dakwahnya, mengangkat derajatnya, hendaklah dia bersabar! Dan mengharapkan pahala, jangan mundur setelah itu! Jangan mengatakan, tidak ada yang bisa memaksaku, aku disakiti, aku lelah, bahkan wajib baginya untuk bersabar! Dunia itu tidak lama, hanyalah hari-hari(yang terus berlalu) kemudian akan lenyap, maka bersabarlah! Sampai datang keputusan Allah".
📖 Sumber:
Syarh Riyadhus Shalihin jilid I hal 120
📲 Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
🏡 Chanel telegram:
https://t.me/alfudhail
✊🏻🏡💬📢 JANGAN MUNDUR TETAPLAH BERDAKWAH KAWAN
🎙 Berkata Assyaikh Al-Allamah Muhammad Ibnu Shalih Al-Utsaimin rahimahullah,
الأنسان مهما عمل فهو ناقص لا يمكن أن يكمل عمله أبدا إلا أن يشاء الله فإذا أصيب و أوذي في سبيل الدعوة إلى الله فإن هذا من باب تكميل دعوته و رفعة درجته فليصبر و ليحتسب و لا ينكص على عقبيه، لا يقول : لست بملزم ، أنا أصابني الأذي، أنا تعبت؛ بل الواجب الصبر، الدنيا ليست طويلة! أيام ثم تزول، فاصبر حتى يأتي الله بأمره.
Artinya:
"Manusia, bagaimanapun dia beramal, maka dia tetap kurang, tidak mungkin dia menyempurnakan amalannya selama-lamanya kecuali jika Allah menghendaki, apabila dia mendapat ujian, disakiti ketika berdakwah kepada Allah, maka hal itu adalah untuk menyempurnakan dakwahnya, mengangkat derajatnya, hendaklah dia bersabar! Dan mengharapkan pahala, jangan mundur setelah itu! Jangan mengatakan, tidak ada yang bisa memaksaku, aku disakiti, aku lelah, bahkan wajib baginya untuk bersabar! Dunia itu tidak lama, hanyalah hari-hari(yang terus berlalu) kemudian akan lenyap, maka bersabarlah! Sampai datang keputusan Allah".
📖 Sumber:
Syarh Riyadhus Shalihin jilid I hal 120
📲 Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
🏡 Chanel telegram:
https://t.me/alfudhail
Telegram
Majmu'ah Al-Imam Al-Fudhail Bin 'Iyadh
✅ Menebar Nasihat Bahagia Akhirat
Channel resmi situs https://t.me/alfudhail
📩 Kritik/Masukan : 081327522602
📍 Alamat: Masjid Khalid bin Walid Jl. Pangeran Gedak, Kemiling Permai No.13 B RT. 02/RW. 04 Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur Kab. OKU
Channel resmi situs https://t.me/alfudhail
📩 Kritik/Masukan : 081327522602
📍 Alamat: Masjid Khalid bin Walid Jl. Pangeran Gedak, Kemiling Permai No.13 B RT. 02/RW. 04 Desa Tanjung Baru Kec. Baturaja Timur Kab. OKU
💐📝Berpuasa Sunnah di Bulan Sya’ban
Disunnahkan untuk melakukan shoum (puasa) di bulan Sya’ban. Seseorang yang ingin melakukan ibadah shoum di bulan Sya’ban bisa hanya berpuasa sehari atau beberapa hari. Boleh juga berpuasa mayoritas hari di bulan itu, atau bahkan seluruh hari. Hal itu pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melakukan shoum hingga kami berkata: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka hingga kami mengatakan: beliau tidak shoum. Tidaklah aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam (selalu) menyempurnakan puasa sebulan seluruhnya kecuali Ramadhan. Tidaklah aku melihat beliau paling banyak melakukan shoum (selain Ramadhan) dibandingkan di bulan Sya’ban (H.R alBukhari no 1833 dan Muslim 1956).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Aku tidak pernah melihat Nabi shollallahu alaihi wasallam lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya’ban. Beliau (pernah) berpuasa seluruhnya kecuali hanya sedikit. Bahkan beliau (pernah) berpuasa seluruhnya (H.R atTirmidzi, anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albany)
Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan tahunan menuju Allah Azza Wa Jalla.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid beliau berkata: Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihat anda banyak berpuasa (sunnah) di suatu bulan kecuali pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: Itu adalah bulan yang manusia banyak lalai. Ia berada di antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan yang amalan-amalan diangkat menuju Tuhan semesta alam. Maka aku suka pada saat amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa (H.R anNasaai dihasankan Syaikh al-Albany).
Namun, bagi seseorang yang tidak memulai puasa Sunnah Sya’ban sebelum tengah bulan (tanggal 15 Sya’ban), makruh baginya untuk memulai berpuasa setelah lewat tanggal 15 Sya’ban, sesuai hadits:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا
Jika telah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah (mulai) berpuasa (sunnah)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)
(dikutip dari buku "Ramadhan Bertabur Berkah", Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Disunnahkan untuk melakukan shoum (puasa) di bulan Sya’ban. Seseorang yang ingin melakukan ibadah shoum di bulan Sya’ban bisa hanya berpuasa sehari atau beberapa hari. Boleh juga berpuasa mayoritas hari di bulan itu, atau bahkan seluruh hari. Hal itu pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melakukan shoum hingga kami berkata: beliau tidak berbuka. Dan beliau berbuka hingga kami mengatakan: beliau tidak shoum. Tidaklah aku melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam (selalu) menyempurnakan puasa sebulan seluruhnya kecuali Ramadhan. Tidaklah aku melihat beliau paling banyak melakukan shoum (selain Ramadhan) dibandingkan di bulan Sya’ban (H.R alBukhari no 1833 dan Muslim 1956).
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha beliau berkata: Aku tidak pernah melihat Nabi shollallahu alaihi wasallam lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya’ban. Beliau (pernah) berpuasa seluruhnya kecuali hanya sedikit. Bahkan beliau (pernah) berpuasa seluruhnya (H.R atTirmidzi, anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Syaikh al-Albany)
Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amalan tahunan menuju Allah Azza Wa Jalla.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Dari Usamah bin Zaid beliau berkata: Wahai Rasulullah aku tidak pernah melihat anda banyak berpuasa (sunnah) di suatu bulan kecuali pada bulan Sya’ban. Nabi bersabda: Itu adalah bulan yang manusia banyak lalai. Ia berada di antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan yang amalan-amalan diangkat menuju Tuhan semesta alam. Maka aku suka pada saat amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa (H.R anNasaai dihasankan Syaikh al-Albany).
Namun, bagi seseorang yang tidak memulai puasa Sunnah Sya’ban sebelum tengah bulan (tanggal 15 Sya’ban), makruh baginya untuk memulai berpuasa setelah lewat tanggal 15 Sya’ban, sesuai hadits:
إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا
Jika telah masuk pertengahan Sya’ban, janganlah (mulai) berpuasa (sunnah)(H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Albany)
(dikutip dari buku "Ramadhan Bertabur Berkah", Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Turut Publikasi
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
💐📝Serial Sirah Tabiin: ASH-HAMAH, AN-NAJASYI YANG BERIMAN (Bag ke-2)
📖Hijrahnya Para Sahabat Nabi ke Habasyah
Tak terperikan penindasan dan intimidasi yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Nabi dan para Sahabatnya yang beriman. Sikap-sikap tak berperikemanusian kerap dipertontonkan untuk menggoyang maupun meruntuhkan tauhid dan keimanan dalam diri para Sahabat.
Nabi mengizinkan para Sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah. Beliau merasa kasihan pada para Sahabatnya yang tertindas dan mendapat berbagai perlakuan tak menyenangkan. Nabi tidak mampu berbuat banyak melindungi para Sahabatnya. Untuk diri Nabi sendiri, Nabi masih mendapat perlindungan dari paman beliau, Abu Tholib dan kabilah beliau.
Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan mereka berhijrah ke Habasyah dalam sabdanya:
إِنَّ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ مَلِكًا لاَ يُظْلَمُ أَحَدٌ عِنْدَهُ فَالْحَقُوا بِبِلاَدِهِ حَتَّى يَجْعَلَ اللَّهُ لَكُمْ فَرَجًا وَمَخْرَجًا مِمَّا أَنْتُمْ فِيهِ
Sesungguhnya di negeri Habsyah terdapat seorang raja yang tidak ada seorang pun didzhalimi di sisinya. Pergilah kalian ke negerinya hingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian (H.R al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubro, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah)
Setiba di Habasyah, kaum muslimin yang berhijrah tersebut mendapatkan keamanan dan ketenangan untuk beribadah.
Ummu Salamah radhiyallahu anha menyatakan:
لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ النَّجَاشِيَّ أَمِنَّا عَلَى دِينِنَا وَعَبَدْنَا اللَّهَ لَا نُؤْذَى وَلَا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ
Ketika kami tiba di Habasyah, kami tinggal bersama tetangga yang terbaik yaitu anNajasyi. Kami merasa aman dalam Dien kami. Kami beribadah kepada Allah, tidak diganggu. Kami tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak kami sukai (H.R Ahmad)
Mendengar kaum muslimin tenang dan tenteram di negeri seberang, kaum musyrikin meradang. Mereka tidak senang dengan hal itu. Padahal, mereka tidak dirugikan sama sekali. Demikian besar sikap permusuhan mereka pada kaum beriman.
Disusunlah rencana besar untuk memulangkan kaum muslimin dari Habasyah. Diutuslah 2 orang pilihan yang cerdas dan ahli diplomasi, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah dan Amr bin al-Ash. Dipersiapkan hasudan yang matang, dengan hadiah menggiurkan.
Di masa itu, Makkah dikenal dengan kerajinan kulit yang memukau. Kualitasnya tidak akan ditolak. Diinginkan banyak pihak. Kerajinan kulit pilihan itu yang dipersiapkan sebagai hadiah bagi pejabat-pejabat maupun raja Habasyah.
Sebelum menemui raja, utusan musyrikin Quraisy itu melobi para pimpinan perang yang posisinya strategis. Tujuannya agar mereka mendukung misi memulangkan kaum muslimin itu di hadapan raja.
Tidak ada satu pun komandan pasukan anNajasyi melainkan pasti diberi hadiah oleh kedua delegasi itu sebelum keduanya berbicara dengan anNajasyi. Pesan mereka berdua kepada semua komandan pasukan Habasyah saat itu: “Sesungguhnya orang-orang bodoh dari kami telah datang ke negeri sang raja, mereka meninggalkan agama mereka dan mereka tidak masuk ke dalam agama kalian, mereka membawa agama baru yang sama-sama tidak dikenal baik oleh kami maupun kalian. Para pembesar mereka mengutus kami kepada sang raja agar mengembalikan mereka. Bila kami berbicara dengan sang raja tentang mereka, sampaikan pendapat kalian kepadanya agar menyerahkan mereka kepada kami dan jangan sampai sang raja mengajak berbicara dengan mereka”.
Para pimpinan pasukan Habasyah itu senang menerima hadiah tersebut. Mereka siap memuluskan rencana 2 delegasi musyrikin Quraisy itu.
Musyrikin Quraisy khawatir raja akan terpengaruh dengan dakwah dari para Sahabat Nabi itu. Karena itu mereka tidak ingin raja sampai mendengar argumen kaum muslimin tersebut.
Tapi raja Habasyah, anNajasyi waktu itu tidak mau bersikap dzhalim. Ketika para pimpinan pasukan itu menyampaikan maksud delegasi Quraisy dan berharap raja menyerahkan kaum muslimin pada mereka tanpa harus mengajak bicara para Sahabat Nabi itu, anNajasyi marah. Beliau berkata:
لَا هَا اللَّهِ ايْمُ اللَّهِ إِذَنْ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْهِمَا وَ
📖Hijrahnya Para Sahabat Nabi ke Habasyah
Tak terperikan penindasan dan intimidasi yang dilakukan kaum musyrikin terhadap Nabi dan para Sahabatnya yang beriman. Sikap-sikap tak berperikemanusian kerap dipertontonkan untuk menggoyang maupun meruntuhkan tauhid dan keimanan dalam diri para Sahabat.
Nabi mengizinkan para Sahabatnya untuk berhijrah ke Habasyah. Beliau merasa kasihan pada para Sahabatnya yang tertindas dan mendapat berbagai perlakuan tak menyenangkan. Nabi tidak mampu berbuat banyak melindungi para Sahabatnya. Untuk diri Nabi sendiri, Nabi masih mendapat perlindungan dari paman beliau, Abu Tholib dan kabilah beliau.
Nabi shollallahu alaihi wasallam memerintahkan mereka berhijrah ke Habasyah dalam sabdanya:
إِنَّ بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ مَلِكًا لاَ يُظْلَمُ أَحَدٌ عِنْدَهُ فَالْحَقُوا بِبِلاَدِهِ حَتَّى يَجْعَلَ اللَّهُ لَكُمْ فَرَجًا وَمَخْرَجًا مِمَّا أَنْتُمْ فِيهِ
Sesungguhnya di negeri Habsyah terdapat seorang raja yang tidak ada seorang pun didzhalimi di sisinya. Pergilah kalian ke negerinya hingga Allah memberikan jalan keluar untuk kalian (H.R al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubro, dishahihkan Syaikh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadits as-Shahihah)
Setiba di Habasyah, kaum muslimin yang berhijrah tersebut mendapatkan keamanan dan ketenangan untuk beribadah.
Ummu Salamah radhiyallahu anha menyatakan:
لَمَّا نَزَلْنَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ جَاوَرْنَا بِهَا خَيْرَ جَارٍ النَّجَاشِيَّ أَمِنَّا عَلَى دِينِنَا وَعَبَدْنَا اللَّهَ لَا نُؤْذَى وَلَا نَسْمَعُ شَيْئًا نَكْرَهُهُ
Ketika kami tiba di Habasyah, kami tinggal bersama tetangga yang terbaik yaitu anNajasyi. Kami merasa aman dalam Dien kami. Kami beribadah kepada Allah, tidak diganggu. Kami tidak pernah mendengar sesuatu yang tidak kami sukai (H.R Ahmad)
Mendengar kaum muslimin tenang dan tenteram di negeri seberang, kaum musyrikin meradang. Mereka tidak senang dengan hal itu. Padahal, mereka tidak dirugikan sama sekali. Demikian besar sikap permusuhan mereka pada kaum beriman.
Disusunlah rencana besar untuk memulangkan kaum muslimin dari Habasyah. Diutuslah 2 orang pilihan yang cerdas dan ahli diplomasi, yaitu Abdullah bin Abi Robi’ah dan Amr bin al-Ash. Dipersiapkan hasudan yang matang, dengan hadiah menggiurkan.
Di masa itu, Makkah dikenal dengan kerajinan kulit yang memukau. Kualitasnya tidak akan ditolak. Diinginkan banyak pihak. Kerajinan kulit pilihan itu yang dipersiapkan sebagai hadiah bagi pejabat-pejabat maupun raja Habasyah.
Sebelum menemui raja, utusan musyrikin Quraisy itu melobi para pimpinan perang yang posisinya strategis. Tujuannya agar mereka mendukung misi memulangkan kaum muslimin itu di hadapan raja.
Tidak ada satu pun komandan pasukan anNajasyi melainkan pasti diberi hadiah oleh kedua delegasi itu sebelum keduanya berbicara dengan anNajasyi. Pesan mereka berdua kepada semua komandan pasukan Habasyah saat itu: “Sesungguhnya orang-orang bodoh dari kami telah datang ke negeri sang raja, mereka meninggalkan agama mereka dan mereka tidak masuk ke dalam agama kalian, mereka membawa agama baru yang sama-sama tidak dikenal baik oleh kami maupun kalian. Para pembesar mereka mengutus kami kepada sang raja agar mengembalikan mereka. Bila kami berbicara dengan sang raja tentang mereka, sampaikan pendapat kalian kepadanya agar menyerahkan mereka kepada kami dan jangan sampai sang raja mengajak berbicara dengan mereka”.
Para pimpinan pasukan Habasyah itu senang menerima hadiah tersebut. Mereka siap memuluskan rencana 2 delegasi musyrikin Quraisy itu.
Musyrikin Quraisy khawatir raja akan terpengaruh dengan dakwah dari para Sahabat Nabi itu. Karena itu mereka tidak ingin raja sampai mendengar argumen kaum muslimin tersebut.
Tapi raja Habasyah, anNajasyi waktu itu tidak mau bersikap dzhalim. Ketika para pimpinan pasukan itu menyampaikan maksud delegasi Quraisy dan berharap raja menyerahkan kaum muslimin pada mereka tanpa harus mengajak bicara para Sahabat Nabi itu, anNajasyi marah. Beliau berkata:
لَا هَا اللَّهِ ايْمُ اللَّهِ إِذَنْ لَا أُسْلِمُهُمْ إِلَيْهِمَا وَ
لَا أُكَادُ قَوْمًا جَاوَرُونِي وَنَزَلُوا بِلَادِي وَاخْتَارُونِي عَلَى مَنْ سِوَايَ حَتَّى أَدْعُوَهُمْ فَأَسْأَلَهُمْ مَاذَا يَقُولُ هَذَانِ فِي أَمْرِهِمْ فَإِنْ كَانُوا كَمَا يَقُولَانِ أَسْلَمْتُهُمْ إِلَيْهِمَا وَرَدَدْتُهُمْ إِلَى قَوْمِهِمْ وَإِنْ كَانُوا عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ مَنَعْتُهُمْ مِنْهُمَا وَأَحْسَنْتُ جِوَارَهُمْ مَا جَاوَرُونِي
“Tidak demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menyerahkan mereka kepada keduanya. Tidak akan aku melakukan tindak kejahatan kepada suatu kaum yang bertetangga denganku, tinggal di negeriku dan memilihku dari selainku, hingga aku memanggil mereka dan menanyakan mereka tentang perkataan kedua utusan ini mengenai mereka. Bila mereka seperti yang dikatakan oleh kedua utusan ini, akan kuserahkan mereka kepada keduanya dan akan kukembalikan kepada kaum mereka. Sebaliknya bila tidak, maka aku melindungi mereka dari kedua orang ini dan aku akan bertetangga baik dengan mereka selama mereka bertetangga dengan aku”(H.R Ahmad)
Subhaanallaah...Kata-kata yang tepat sesuai dengan fitrah, condong pada keadilan.
Kemudian anNajasyi mengirim utusan untuk menemui sahabat-sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan memanggil mereka. Saat utusan anNajasyi datang, kaum muslimin berkumpul dan saling berkata satu sama lain: “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu bila kalian menemuinya?”. Mereka menjawab; “Demi Allah, Kita akan mengatakan secara jujur apa yang kita ketahui, dan yang Nabi shollallahu alaihi wasallam perintahkan kepada kita dan terjadilah segala yang akan terjadi”.
Keputusan yang tepat. Berkata jujur apa adanya dan menyampaikan ajaran Nabi tanpa ditambah atau dikurangi. Siap dengan segala resikonya.
Sikap ini menghasilkan keberkahan. Kejujuran dan ittiba’ (meneladani) Nabi akan berujung pada keberhasilan yang nyata. Para Sahabat adalah orang-orang yang jujur. Jujur dalam ucapan dan keimanannya.
Kaum muslimin memenuhi panggilan anNajasyi. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para uskup pembesar agama Nashara yang siap dengan kitab-kitab di hadapan mereka.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa sebelumnya, dua delegasi Quraisy itu sudah mengatakan kepada para pembesar agama Nashara: “Mereka (kaum muslimin) tidak akan mau sujud kepada raja kalian”. Hal itu untuk mengesankan bahwa kaum muslimin itu tidak memuliakan raja Habasyah.
Ketika kaum muslimin masuk dan berada di hadapan raja, para pembesar agama Nashara menyuruh mereka untuk sujud kepada anNajasyi: Bersujudlah kepada raja! Namun Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu menolak dengan menyatakan:
لَا نَسْجُدُ إِلَّا لِلَّهِ
Kami tidak sujud kecuali kepada Allah (H.R al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
anNajasyi berkata: “Tolong jelaskan agama yang kalian anut, yang karenanya kalian berpisah dengan kaum kalian dan kalian tidak mau masuk ke dalam agamaku, tidak juga kepada satu pun agama yang dianut manusia?”
Ja’far bin Abi Tholib yang menjadi perwakilan kaum muslimin saat itu benar-benar mendapatkan taufiq dari Allah dalam bersikap dan berbicara di forum tersebut. Secara runtut, jelas, disertai hujjah dan dalil, beliau mengungkapkan penjelasan yang tegas namun indah dan menggugah.
“Wahai raja! Dulunya kami kaum jahiliyah, kami dulu menyembah berhala, gemar makan bangkai, melakukan tindakan-tindakan keji, memutuskan tali silaturrahmi, bersikap buruk terhadap tetangga. Pihak yang kuat memakan yang lemah. Kami terus berada dalam kondisi seperti itu hingga Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami.
Kami mengenal nasab, kejujuran, amanah, dan sikap iffahnya (menjaga kehormatan diri). Beliau menyerukan kami kepada Allah Ta’ala untuk kami tauhidkan, kami sembah dan kami lepaskan apa pun yang kami dan nenek moyang kami sembah selain Allah seperti batu dan berhala. Beliau memerintahkan kami agar berbicara dengan jujur, menunaikan amanah, menyambung tali silaturrahim, bersikap baik terhadap tetangga, menjaga diri dari keharaman dan menumpahkan darah, melarang kami dari perbuatan-perbuatan keji, berkata dusta, memakan harta anak yatim, menuduh berzina wanita baik-baik ya
“Tidak demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menyerahkan mereka kepada keduanya. Tidak akan aku melakukan tindak kejahatan kepada suatu kaum yang bertetangga denganku, tinggal di negeriku dan memilihku dari selainku, hingga aku memanggil mereka dan menanyakan mereka tentang perkataan kedua utusan ini mengenai mereka. Bila mereka seperti yang dikatakan oleh kedua utusan ini, akan kuserahkan mereka kepada keduanya dan akan kukembalikan kepada kaum mereka. Sebaliknya bila tidak, maka aku melindungi mereka dari kedua orang ini dan aku akan bertetangga baik dengan mereka selama mereka bertetangga dengan aku”(H.R Ahmad)
Subhaanallaah...Kata-kata yang tepat sesuai dengan fitrah, condong pada keadilan.
Kemudian anNajasyi mengirim utusan untuk menemui sahabat-sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan memanggil mereka. Saat utusan anNajasyi datang, kaum muslimin berkumpul dan saling berkata satu sama lain: “Bagaimana pendapat kalian tentang orang itu bila kalian menemuinya?”. Mereka menjawab; “Demi Allah, Kita akan mengatakan secara jujur apa yang kita ketahui, dan yang Nabi shollallahu alaihi wasallam perintahkan kepada kita dan terjadilah segala yang akan terjadi”.
Keputusan yang tepat. Berkata jujur apa adanya dan menyampaikan ajaran Nabi tanpa ditambah atau dikurangi. Siap dengan segala resikonya.
Sikap ini menghasilkan keberkahan. Kejujuran dan ittiba’ (meneladani) Nabi akan berujung pada keberhasilan yang nyata. Para Sahabat adalah orang-orang yang jujur. Jujur dalam ucapan dan keimanannya.
Kaum muslimin memenuhi panggilan anNajasyi. Pertemuan itu juga dihadiri oleh para uskup pembesar agama Nashara yang siap dengan kitab-kitab di hadapan mereka.
Dalam riwayat al-Hakim disebutkan bahwa sebelumnya, dua delegasi Quraisy itu sudah mengatakan kepada para pembesar agama Nashara: “Mereka (kaum muslimin) tidak akan mau sujud kepada raja kalian”. Hal itu untuk mengesankan bahwa kaum muslimin itu tidak memuliakan raja Habasyah.
Ketika kaum muslimin masuk dan berada di hadapan raja, para pembesar agama Nashara menyuruh mereka untuk sujud kepada anNajasyi: Bersujudlah kepada raja! Namun Ja’far bin Abi Tholib radhiyallahu anhu menolak dengan menyatakan:
لَا نَسْجُدُ إِلَّا لِلَّهِ
Kami tidak sujud kecuali kepada Allah (H.R al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
anNajasyi berkata: “Tolong jelaskan agama yang kalian anut, yang karenanya kalian berpisah dengan kaum kalian dan kalian tidak mau masuk ke dalam agamaku, tidak juga kepada satu pun agama yang dianut manusia?”
Ja’far bin Abi Tholib yang menjadi perwakilan kaum muslimin saat itu benar-benar mendapatkan taufiq dari Allah dalam bersikap dan berbicara di forum tersebut. Secara runtut, jelas, disertai hujjah dan dalil, beliau mengungkapkan penjelasan yang tegas namun indah dan menggugah.
“Wahai raja! Dulunya kami kaum jahiliyah, kami dulu menyembah berhala, gemar makan bangkai, melakukan tindakan-tindakan keji, memutuskan tali silaturrahmi, bersikap buruk terhadap tetangga. Pihak yang kuat memakan yang lemah. Kami terus berada dalam kondisi seperti itu hingga Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan kami.
Kami mengenal nasab, kejujuran, amanah, dan sikap iffahnya (menjaga kehormatan diri). Beliau menyerukan kami kepada Allah Ta’ala untuk kami tauhidkan, kami sembah dan kami lepaskan apa pun yang kami dan nenek moyang kami sembah selain Allah seperti batu dan berhala. Beliau memerintahkan kami agar berbicara dengan jujur, menunaikan amanah, menyambung tali silaturrahim, bersikap baik terhadap tetangga, menjaga diri dari keharaman dan menumpahkan darah, melarang kami dari perbuatan-perbuatan keji, berkata dusta, memakan harta anak yatim, menuduh berzina wanita baik-baik ya
yang membawakan sandal beliau (sebagai bentuk pelayanan). Tinggallah kalian di negeriku sekehendak kalian (H.R al-Hakim dari Abu Musa al-Asy’ariy, dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy)
Allaahu Akbar....anNajasyi memproklamirkan keimanannya terhadap Rasulullah shollallahu alaihi wasallam di forum itu. Tidak hanya menyuruh mengembalikan hadiah dari delegasi Quraisy, namun juga kaum muslimin diberi makanan dan pakaian.
Kisah yang dipaparkan di atas bersumber dari 2 hadits, yaitu hadits Ummu Salamah riwayat Ahmad dan hadits Abu Musa riwayat al-Hakim. Hadits Ummu Salamah dihasankan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah dalam kitab al-Jaami’us Shahih mimmaa laysa fis Shahihayn (1/243)). Sedangkan hadits Abu Musa tersebut dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy.
Dalam 2 hadits itu ada perbedaan penyebutan delegasi Quraisy yang menyertai ‘Amr bin al-Ash. Kalau dalam hadits Ummu Salamah, orang Quraisy itu adalah Abdullah bin Abi Robi’ah, sedangkan pada hadits Abu Musa, itu adalah Umaaroh bin al-Waliid. Wallaahu A’lam.
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Allaahu Akbar....anNajasyi memproklamirkan keimanannya terhadap Rasulullah shollallahu alaihi wasallam di forum itu. Tidak hanya menyuruh mengembalikan hadiah dari delegasi Quraisy, namun juga kaum muslimin diberi makanan dan pakaian.
Kisah yang dipaparkan di atas bersumber dari 2 hadits, yaitu hadits Ummu Salamah riwayat Ahmad dan hadits Abu Musa riwayat al-Hakim. Hadits Ummu Salamah dihasankan Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah dalam kitab al-Jaami’us Shahih mimmaa laysa fis Shahihayn (1/243)). Sedangkan hadits Abu Musa tersebut dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim oleh adz-Dzahabiy.
Dalam 2 hadits itu ada perbedaan penyebutan delegasi Quraisy yang menyertai ‘Amr bin al-Ash. Kalau dalam hadits Ummu Salamah, orang Quraisy itu adalah Abdullah bin Abi Robi’ah, sedangkan pada hadits Abu Musa, itu adalah Umaaroh bin al-Waliid. Wallaahu A’lam.
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
🌏 WA Salafy Purwakarta
▶ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an