Penjelasan ilmiah imam As-suyuti رحمه الله dalam kitab Masalikul hunafaa'.
Hadits Imam Muslim dalam kitab sahihnya yang di riwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Affan dari Hammad bin salamah dari Tsabit dari Anas:
Seorang laki laki bertanya: "Ya Rasulullah di mana ayahku?" Nabi ﷺ menjawab: "Di neraka". Setelah orang itu pergi maka ia di panggil kembali oleh Nabi ﷺ kemudian bersabda: "Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka".
Mengenai hadits ini Para Imam Ahli Hadits seperti Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Daud, dan Al-Baihaqi, meriwayatkan hanya melalui jalur Hammad dari Tsabit dari Anas bin Malik.
Hadits ini tidak diriwayatkan dengan jalur selain mereka.
Dalam periwayatan yang lebih tsiqah yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ma’mar, tidak terdapat lafadz yang menyebutkan kalimat bahwa ayah Nabi ﷺ termasuk ahli neraka. Namun Kalimatnya adalah:
إذا مررت بقبر كافر فبشره بالنار
"Apabila kamu melewati kuburan orang kafir maka sampaikalah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Dalam periwayatan ini, lebih dipercaya/tsiqah sebab diriwayatakan dari Ma’mar.
Oleh karena itulah imam Bukhari hanya meriwayatkan hadits dari jalur dan isnad Ma’mar dan imam Bukhari tidak menerima periwayatan dari Hammad. Dan tak ada satu-pun para ulama ahli hadits yang mempermasalahkan Ma’mar. Maka seharusnya hadis periwayatan dari jalur Ma’mar lebih didahulukan dari hadis periwayatan imam Muslim dari jalur Hammad.
Dan dikuatkan juga dengan hadits yang di riwayatkan oleh imam Al-Baihaqi, Al-Bazzar dan At-Thabrani dari jalur Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan susunan kalimat seperti yang ada dalam hadits Anas melalui jalur Ma'mar :
أنّ أعرابيًا أتى النبى صلّى الله عليه و سلّم فقال " يا رسول الله أين أبى .. ؟ " قال " فى النار " قال " فأين أبوك .. ؟ " قال " حيثما مررت بقبر كافر فبشّره بالنار " .
Bahwasanya ada seorang badui datang kepada Nabi ﷺ dan bertanya; "Wahai Rasulullah di mana ayahku?" Rasulullah menjawab; "Di neraka", Lalu orang dusun arab itu bertanya lagi; "Lalu di mana pula ayahmu ?", Maka Nabi ﷺ menjawab; "Sekiranya kamu melewati kuburan orang kafir, maka sampaikalah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Dari riwayat-riwayat yang lebih tsiqah(terpercaya) ini, tidak menyebutkan ayah Nabi ﷺ di neraka, tapi menyebutkan "Jika kamu melewati kuburan orang kafir, maka sampaikanlah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Maka hadits ini lebih bisa dipegang dari hadits imam Muslim melalui jalur Hammad.
Adapun tambahan kalimat "inna abi wa abaka finnar" adalah tambahan ucapan dari perawi Hammad sendiri yang di riwayatkan berdasarkan hafalanya yang lemah dan ingatanya yang kurang kuat.
Jika hadits sahih bertentangan dengan dalil-dalil lain yang lebih kuat dari hadis tersebut , maka hal itu harus di takwil sebagaimana ketetapan dan kaidah dalam Ilmu Usul.
Demikian imam As-suyuti dalam kitabnya Masalikul hunafaa', tentang ulasanya terhadap hadits Imam Muslim tersebut.
والله أعلم....
📚Di kutib dari buku Islam Esensial
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Hadits Imam Muslim dalam kitab sahihnya yang di riwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Syaibah dari Affan dari Hammad bin salamah dari Tsabit dari Anas:
Seorang laki laki bertanya: "Ya Rasulullah di mana ayahku?" Nabi ﷺ menjawab: "Di neraka". Setelah orang itu pergi maka ia di panggil kembali oleh Nabi ﷺ kemudian bersabda: "Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka".
Mengenai hadits ini Para Imam Ahli Hadits seperti Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Daud, dan Al-Baihaqi, meriwayatkan hanya melalui jalur Hammad dari Tsabit dari Anas bin Malik.
Hadits ini tidak diriwayatkan dengan jalur selain mereka.
Dalam periwayatan yang lebih tsiqah yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ma’mar, tidak terdapat lafadz yang menyebutkan kalimat bahwa ayah Nabi ﷺ termasuk ahli neraka. Namun Kalimatnya adalah:
إذا مررت بقبر كافر فبشره بالنار
"Apabila kamu melewati kuburan orang kafir maka sampaikalah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Dalam periwayatan ini, lebih dipercaya/tsiqah sebab diriwayatakan dari Ma’mar.
Oleh karena itulah imam Bukhari hanya meriwayatkan hadits dari jalur dan isnad Ma’mar dan imam Bukhari tidak menerima periwayatan dari Hammad. Dan tak ada satu-pun para ulama ahli hadits yang mempermasalahkan Ma’mar. Maka seharusnya hadis periwayatan dari jalur Ma’mar lebih didahulukan dari hadis periwayatan imam Muslim dari jalur Hammad.
Dan dikuatkan juga dengan hadits yang di riwayatkan oleh imam Al-Baihaqi, Al-Bazzar dan At-Thabrani dari jalur Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan susunan kalimat seperti yang ada dalam hadits Anas melalui jalur Ma'mar :
أنّ أعرابيًا أتى النبى صلّى الله عليه و سلّم فقال " يا رسول الله أين أبى .. ؟ " قال " فى النار " قال " فأين أبوك .. ؟ " قال " حيثما مررت بقبر كافر فبشّره بالنار " .
Bahwasanya ada seorang badui datang kepada Nabi ﷺ dan bertanya; "Wahai Rasulullah di mana ayahku?" Rasulullah menjawab; "Di neraka", Lalu orang dusun arab itu bertanya lagi; "Lalu di mana pula ayahmu ?", Maka Nabi ﷺ menjawab; "Sekiranya kamu melewati kuburan orang kafir, maka sampaikalah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Dari riwayat-riwayat yang lebih tsiqah(terpercaya) ini, tidak menyebutkan ayah Nabi ﷺ di neraka, tapi menyebutkan "Jika kamu melewati kuburan orang kafir, maka sampaikanlah kepadanya berita ancaman tentang api neraka".
Maka hadits ini lebih bisa dipegang dari hadits imam Muslim melalui jalur Hammad.
Adapun tambahan kalimat "inna abi wa abaka finnar" adalah tambahan ucapan dari perawi Hammad sendiri yang di riwayatkan berdasarkan hafalanya yang lemah dan ingatanya yang kurang kuat.
Jika hadits sahih bertentangan dengan dalil-dalil lain yang lebih kuat dari hadis tersebut , maka hal itu harus di takwil sebagaimana ketetapan dan kaidah dalam Ilmu Usul.
Demikian imam As-suyuti dalam kitabnya Masalikul hunafaa', tentang ulasanya terhadap hadits Imam Muslim tersebut.
والله أعلم....
📚Di kutib dari buku Islam Esensial
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
NASEHAT BAGI YANG MENGINGKARI JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU
Dalam sebuah hadits sahih di sebutkan Rasulullah ﷺ bersabda:
والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله..
"Seorang mujahid adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsu-nya di dalam keta'atan kepada Allah,". [HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, ath-Thabrani dan lainya]
Pada hadits yang lain di riwayatkan bahwa:
Datang kepada Rasulullah ﷺ orang-orang yang baru selesai berperang. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر ..
"Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang lebih besar."
Para sahabat bertanya: "Apa itu jihad yang lebih besar ?"
Nabi ﷺ menjawab: "jihad melawan hawa nafsu."
[HR. Al-Baihaqi, Al-Khathib Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad].
Dan hadits ini juga di kutib di dalam kitab Ihya Ulumuddin. Dan juga terdapat astar tabi'in Ibrahim bin Abi Ablah Al-Uqaili, yang semisal dengan hadits ini yang di riwayatkan oleh Imam Nasa'i.
Jihad di jalan Allah ﷻ adalah suatu perkara yang agung dan setiap muslim wajib mengobarkan semangat jihad di dadanya, dan tentunya jihad di jalan Allah ﷻ adalah Jihad sesuai tuntunan syari'at, dan hal ini tidak akan terlaksana tanpa di dahului dengan jihad melawan hawa nafsu.
Ibnu Qayyim mengatakan dalam Zadul Ma'ad bahwasanya jihad di jalan Allah ﷻ memiliki beberapa cabang dan diantaranya yaitu jihad melawan hawa nafsu.
Orang yang berjihad di jalan Allah ﷻ tentunya dia harus berjuang melawan hawa nafsu-nya di dalam keta'atan terhadap Allah ﷻ ,sehingga dia berjihad sesuai dengan tuntunan syari'at, namun orang yang berjihad tanpa bisa berjuang melawan hawa nafsu-nya sudah tentu dia akan berjihad dengan cara yang salah dan tidak sesuai dengan tuntunan syari'at seperti contoh-nya yaitu berjihad dengan menghalalkan bunuh diri, menyebar teror terhadap wanita dan anak-anak, dan menghalalkan darah umat islam serta berbuat kerusakan di muka bumi.
Jadi sangat jelaslah bahwasanya jihad melawan hawa nafsu di dalam ketaatan terhadap Allah ﷻ bisa di istilahkan dengan istilah jihadil akbar (jihad besar).
والله أعلم....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Dalam sebuah hadits sahih di sebutkan Rasulullah ﷺ bersabda:
والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله..
"Seorang mujahid adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsu-nya di dalam keta'atan kepada Allah,". [HR. Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Hakim, ath-Thabrani dan lainya]
Pada hadits yang lain di riwayatkan bahwa:
Datang kepada Rasulullah ﷺ orang-orang yang baru selesai berperang. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر ..
"Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang lebih besar."
Para sahabat bertanya: "Apa itu jihad yang lebih besar ?"
Nabi ﷺ menjawab: "jihad melawan hawa nafsu."
[HR. Al-Baihaqi, Al-Khathib Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad].
Dan hadits ini juga di kutib di dalam kitab Ihya Ulumuddin. Dan juga terdapat astar tabi'in Ibrahim bin Abi Ablah Al-Uqaili, yang semisal dengan hadits ini yang di riwayatkan oleh Imam Nasa'i.
Jihad di jalan Allah ﷻ adalah suatu perkara yang agung dan setiap muslim wajib mengobarkan semangat jihad di dadanya, dan tentunya jihad di jalan Allah ﷻ adalah Jihad sesuai tuntunan syari'at, dan hal ini tidak akan terlaksana tanpa di dahului dengan jihad melawan hawa nafsu.
Ibnu Qayyim mengatakan dalam Zadul Ma'ad bahwasanya jihad di jalan Allah ﷻ memiliki beberapa cabang dan diantaranya yaitu jihad melawan hawa nafsu.
Orang yang berjihad di jalan Allah ﷻ tentunya dia harus berjuang melawan hawa nafsu-nya di dalam keta'atan terhadap Allah ﷻ ,sehingga dia berjihad sesuai dengan tuntunan syari'at, namun orang yang berjihad tanpa bisa berjuang melawan hawa nafsu-nya sudah tentu dia akan berjihad dengan cara yang salah dan tidak sesuai dengan tuntunan syari'at seperti contoh-nya yaitu berjihad dengan menghalalkan bunuh diri, menyebar teror terhadap wanita dan anak-anak, dan menghalalkan darah umat islam serta berbuat kerusakan di muka bumi.
Jadi sangat jelaslah bahwasanya jihad melawan hawa nafsu di dalam ketaatan terhadap Allah ﷻ bisa di istilahkan dengan istilah jihadil akbar (jihad besar).
والله أعلم....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
👍1
🍒 ALLAH MENGAPUNI SEMUA MAKHLUK-NYA DIMALAM NISHFU SYA'BAN
ٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
🌾 Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah di malam nishfu Sya'ban mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang meninggalkan jama'ah".
📜 Hadits riwayat Imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
ٍ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
🌾 Dari Abu Musa Al Asy'ari dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah di malam nishfu Sya'ban mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang meninggalkan jama'ah".
📜 Hadits riwayat Imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
KEUTAMAAN MALAM NISHFU SYA'BAN. Bag II
Syaikh Ibnu Taimiyah, ulama panutan utama kaum Salafi-Wahabi berkata dalam fatwanya:
وَقَدْ سُئِلَ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ صَلاَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى اْلإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِيْ جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنَ السَّلَفِ فَهُوَ حَسَنٌ. وَقَالَ فِيْ مَوْضِعٍ آخَرَ : وَأَمَّا لَيْلَةُ النِّصْفِ فَقَدْ رُوِيَ فِيْ فَضْلِهَا أَحَادِيْثُ وَآَثاَرٌ وَنُقِلَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ السَّلَفِ أَنَّهُمْ كَانُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْهَا فَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْهَا وَحْدَهُ قَدْ تَقَدَّمَهُ فِيْهِ سَلَفٌ وَلَهُ فِيْهِ حُجَّةٌ فَلَا يُنْكَرُ مِثْلُ هَذَا.
“Ibnu Taimiyah ditanya tentang shalat malam Nishfu Sya’ban, maka ia menjawab: “Apabila seseorang menunaikan shalat pada malam Nishfu Sya’ban, sendirian atau bersama jamaah tertentu sebagaimana dikerjakan oleh banyak kelompok kaum salaf, maka hal itu baik.” Di tempat lain, Ibnu Taimiyah juga berkata: “Adapun malam Nishfu Sya’ban, telah diriwayatkan banyak hadits dan atsar tentang keutamaannya dan telah dikutip dari sekelompok kaum salaf bahwa mereka menunaikan shalat pada malam itu. Jadi shalat yang dilakukan oleh seseorang sendirinya pada malam tersebut, telah dilakukan sebelumnya oleh kaum salaf dan ia mempunya hujjah, oleh karena itu hal seperti ini tidak boleh diingkari.” (Majma’ Fatawa Ibni Taimiyah [3/131-132].)
Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, salah seorang murid Ibnu Taimiyah, juga berkata dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif sebagai berikut:
وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ التَّابِعُوْنَ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ يُعَظِّمُوْنَهَا وَيَجْتَهِدُوْنَ فِيْهَا فِي الْعِبَادَةِ، وَكَانَ خَالِدُ بْنِ مَعْدَانَ وَلُقْمَانُ بْنِ عَامِرٍ وَغَيْرُهُمَا مِنْ تَابِعِي الشَّامِ يَقُوْمُوْنَ فِي الْمَسْجِدِ لَيْلَةَ النِّصْفِ، وَوَافَقَهُمُ اْلإِمَامُ إِسْحَاقُ ابْنُ رَاَهَوْيه عَلىَ ذَلِكَ، وَقَالَ فِيْ قِيَامِهَا فِي الْمَسَاجِدِ جَمَاعَةً : لَيْسَ ذَلِكَ بِبِدْعَةٍ . انتهى باختصار وتصرف .
“Malam Nishfu Sya’ban, kaum Tabi’in dari penduduk Syam mengagungkannya dan bersungguh-sungguh menunaikan ibadah pada malam tersebut. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lain-lain dari kalangan tabi’in Syam mendirikan shalat di dalam Masjid pada malam Nishfu Sya’ban. Perbuatan mereka disetujui oleh al-Imam Ishaq Ibnu Rahawaih. Ibnu Rahawaih berkata mengenai shalat sunnah pada malam Nishfu Sya’ban di Masjid-masjid secara berjamaah: “Hal tersebut tidak termasuk bid’ah.” (al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif [h. 263] dengan disederhanakan).
Wal-hasil, keutamaan malam Nishfu Sya’ban memiliki dasar hadits-hadits yang shahih. Menghidupkan malam tersebut dengan aneka ragam ibadah sunnah telah dianjurkan oleh banyak ulama salaf, untuk mengharapkan rahmat Allah yang turun pada malam utama tersebut. Lebih-lebih malam Nishfu Sya’ban termasuk salah satu malam yang dipermudah terkabulnya doa. Al-Imam al-Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm sebagai berikut:
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَانَ
Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu malam Jum’at, malam hari raya idul adha, malam hari raya idul fitri, awal malam di bulan Rajab dan malam Nishfu Sya’ban.” (Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231]).
Berdasarkan keterangan di atas, kita jumpai kaum Muslimin sejak masa-masa yang silam menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan aneka ragam ibadah dan kebajikan seperti bersedekah, mengerjakan shalat sunnah secara berjamaah, membaca surat Yasin dan diakhiri dengan doa kepada Allah SWT.
والله أعلم......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Syaikh Ibnu Taimiyah, ulama panutan utama kaum Salafi-Wahabi berkata dalam fatwanya:
وَقَدْ سُئِلَ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ صَلاَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى اْلإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِيْ جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنَ السَّلَفِ فَهُوَ حَسَنٌ. وَقَالَ فِيْ مَوْضِعٍ آخَرَ : وَأَمَّا لَيْلَةُ النِّصْفِ فَقَدْ رُوِيَ فِيْ فَضْلِهَا أَحَادِيْثُ وَآَثاَرٌ وَنُقِلَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ السَّلَفِ أَنَّهُمْ كَانُوْا يُصَلُّوْنَ فِيْهَا فَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْهَا وَحْدَهُ قَدْ تَقَدَّمَهُ فِيْهِ سَلَفٌ وَلَهُ فِيْهِ حُجَّةٌ فَلَا يُنْكَرُ مِثْلُ هَذَا.
“Ibnu Taimiyah ditanya tentang shalat malam Nishfu Sya’ban, maka ia menjawab: “Apabila seseorang menunaikan shalat pada malam Nishfu Sya’ban, sendirian atau bersama jamaah tertentu sebagaimana dikerjakan oleh banyak kelompok kaum salaf, maka hal itu baik.” Di tempat lain, Ibnu Taimiyah juga berkata: “Adapun malam Nishfu Sya’ban, telah diriwayatkan banyak hadits dan atsar tentang keutamaannya dan telah dikutip dari sekelompok kaum salaf bahwa mereka menunaikan shalat pada malam itu. Jadi shalat yang dilakukan oleh seseorang sendirinya pada malam tersebut, telah dilakukan sebelumnya oleh kaum salaf dan ia mempunya hujjah, oleh karena itu hal seperti ini tidak boleh diingkari.” (Majma’ Fatawa Ibni Taimiyah [3/131-132].)
Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, salah seorang murid Ibnu Taimiyah, juga berkata dalam kitabnya Lathaif al-Ma’arif sebagai berikut:
وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ التَّابِعُوْنَ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ يُعَظِّمُوْنَهَا وَيَجْتَهِدُوْنَ فِيْهَا فِي الْعِبَادَةِ، وَكَانَ خَالِدُ بْنِ مَعْدَانَ وَلُقْمَانُ بْنِ عَامِرٍ وَغَيْرُهُمَا مِنْ تَابِعِي الشَّامِ يَقُوْمُوْنَ فِي الْمَسْجِدِ لَيْلَةَ النِّصْفِ، وَوَافَقَهُمُ اْلإِمَامُ إِسْحَاقُ ابْنُ رَاَهَوْيه عَلىَ ذَلِكَ، وَقَالَ فِيْ قِيَامِهَا فِي الْمَسَاجِدِ جَمَاعَةً : لَيْسَ ذَلِكَ بِبِدْعَةٍ . انتهى باختصار وتصرف .
“Malam Nishfu Sya’ban, kaum Tabi’in dari penduduk Syam mengagungkannya dan bersungguh-sungguh menunaikan ibadah pada malam tersebut. Khalid bin Ma’dan, Luqman bin Amir dan lain-lain dari kalangan tabi’in Syam mendirikan shalat di dalam Masjid pada malam Nishfu Sya’ban. Perbuatan mereka disetujui oleh al-Imam Ishaq Ibnu Rahawaih. Ibnu Rahawaih berkata mengenai shalat sunnah pada malam Nishfu Sya’ban di Masjid-masjid secara berjamaah: “Hal tersebut tidak termasuk bid’ah.” (al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaif al-Ma’arif [h. 263] dengan disederhanakan).
Wal-hasil, keutamaan malam Nishfu Sya’ban memiliki dasar hadits-hadits yang shahih. Menghidupkan malam tersebut dengan aneka ragam ibadah sunnah telah dianjurkan oleh banyak ulama salaf, untuk mengharapkan rahmat Allah yang turun pada malam utama tersebut. Lebih-lebih malam Nishfu Sya’ban termasuk salah satu malam yang dipermudah terkabulnya doa. Al-Imam al-Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm sebagai berikut:
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَانَ
Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu malam Jum’at, malam hari raya idul adha, malam hari raya idul fitri, awal malam di bulan Rajab dan malam Nishfu Sya’ban.” (Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231]).
Berdasarkan keterangan di atas, kita jumpai kaum Muslimin sejak masa-masa yang silam menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan aneka ragam ibadah dan kebajikan seperti bersedekah, mengerjakan shalat sunnah secara berjamaah, membaca surat Yasin dan diakhiri dengan doa kepada Allah SWT.
والله أعلم......
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Kontradiktif Syaikh Albani dalam memberi penilaian dhaif dan shahih suatu hadits.
#Bagian: 7
Hadits dari Utsman bin Affan radliallahu 'anhu.
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ يَوْمٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنْ الْمَنَازِل
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berjaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada seribu hari di tempat-tempat selainnya. (Hr. Nasa'i dan At-Tirmidzi )
Albani dalam Al-Misykah mengatakan hadist ini di riwayatkan oleh seorang perawi yang majhul (misterius)
Namun anehnya Albani menshahihkan hadist ini di dalam kitabnya yang lain yaitu kitab shahih Sunan Nasa'i
Dan di kitab yang lain-nya lagi, yaitu di dalam Dhaif Al-jami', Albani mendhaifkan hadits tersebut.
Tujuan tulisan ini bukan untuk melecehkan Syaikh Albani namun kami tujukan kepada saudara-saudara kami yang Fanatik berlebihan terhadap penilain Albani sehingga menganggap penilain hadistnya adalah suatu penilaian yang qath'i.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
#Bagian: 7
Hadits dari Utsman bin Affan radliallahu 'anhu.
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رِبَاطُ يَوْمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ يَوْمٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنْ الْمَنَازِل
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berjaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada seribu hari di tempat-tempat selainnya. (Hr. Nasa'i dan At-Tirmidzi )
Albani dalam Al-Misykah mengatakan hadist ini di riwayatkan oleh seorang perawi yang majhul (misterius)
Namun anehnya Albani menshahihkan hadist ini di dalam kitabnya yang lain yaitu kitab shahih Sunan Nasa'i
Dan di kitab yang lain-nya lagi, yaitu di dalam Dhaif Al-jami', Albani mendhaifkan hadits tersebut.
Tujuan tulisan ini bukan untuk melecehkan Syaikh Albani namun kami tujukan kepada saudara-saudara kami yang Fanatik berlebihan terhadap penilain Albani sehingga menganggap penilain hadistnya adalah suatu penilaian yang qath'i.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌹 DOSA-DOSA DI AMPUNI DI MALAM NISHFU SYA'BAN,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَخَرَجْتُ أَطْلُبُهُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ رَافِعٌ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ قَدْ قُلْتُ وَمَا بِي ذَلِكَ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْب
🌿 Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, "Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mencarinya, dan ternyata beliau berada di kuburan Baqi' menengadahkan kepalanya ke langit, beliau lalu bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya akan mengurangi (haknya) atasmu?" ia menjawab, "Aku telah mengatakan tidak, hanya saja aku khawatir engkau mendatangi salah seorang dari isterimu. " Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya pada malam pertengahan bulan Sya'ban Allah mengampuni orang-orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku bani Kalb."
📜 Hadits riwayat imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
فَقَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَخَرَجْتُ أَطْلُبُهُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ رَافِعٌ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ يَا عَائِشَةُ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قَالَتْ قَدْ قُلْتُ وَمَا بِي ذَلِكَ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعَرِ غَنَمِ كَلْب
🌿 Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, "Suatu malam aku kehilangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mencarinya, dan ternyata beliau berada di kuburan Baqi' menengadahkan kepalanya ke langit, beliau lalu bersabda: "Wahai 'Aisyah, apakah engkau takut Allah dan Rasul-Nya akan mengurangi (haknya) atasmu?" ia menjawab, "Aku telah mengatakan tidak, hanya saja aku khawatir engkau mendatangi salah seorang dari isterimu. " Maka beliau pun bersabda: "Sesungguhnya pada malam pertengahan bulan Sya'ban Allah mengampuni orang-orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu kambing suku bani Kalb."
📜 Hadits riwayat imam Ibnu Majah
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌱 PERMOHONAN AKAN DI KABULKAN DI MALAM NISHFU SYA'BAN
🌴 Al-Imam Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm :
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَان
َ
🍒 Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu ;
✅ Malam Jum’at,
✅ Malam hari raya idul adha,
✅ Malam hari raya idul fitri,
✅ Awal malam di bulan Rajab
✅ Malam Nishfu Sya’ban.”
📒 Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231].
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌴 Al-Imam Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm :
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَان
َ
🍒 Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu ;
✅ Malam Jum’at,
✅ Malam hari raya idul adha,
✅ Malam hari raya idul fitri,
✅ Awal malam di bulan Rajab
✅ Malam Nishfu Sya’ban.”
📒 Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231].
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌿 NABI KHIDIR Vs DAJJAL
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنْ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ فَيَقُولُ الدَّجَّالُ أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ قَالَ فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
قَالَ أَبُو إِسْحَقَ يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام ...
🌾 Dari Ibnu Syihab telah mengkhabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada suatu hari cerita yang panjang tentang Dajjal, diantara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: " Dajjal mendatangi jalan di gunung Madinah -padahal Madinah diharamkan baginya- hingga tiba di sebagaian tanah setelah Madinah. Saat itu seorang manusia terbaik atau diantara manusia yang terbaik menghadangnya, ia berkata, 'Aku bersaksi bahwa kau adalah Dajjal yang pernah diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada kami.' Dajjal berkata (kepada para pengikutnya-,): 'Bagaimana menurutmu, bila aku membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali, apa kau masih meragukannya? ' mereka menjawab: 'Tidak.' Dajjal pun membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Saat menghidupkannya, ia berkata: 'Demi Allah, aku tidak pernah lebih memahamimu melebihi saat ini.' lalu Dajjal ingin membunuhnya tapi ia tidak mampu mengusainya'." Abu Ishaq berkata: Ada yang mengatakan bahwa orang itu adalah Khidir 'alaihis Salam...
📜 Hadits riwayat Imam Muslim
اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال..
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ
حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حَدِيثًا طَوِيلًا عَنْ الدَّجَّالِ فَكَانَ فِيمَا حَدَّثَنَا قَالَ يَأْتِي وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ نِقَابَ الْمَدِينَةِ فَيَنْتَهِي إِلَى بَعْضِ السِّبَاخِ الَّتِي تَلِي الْمَدِينَةَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ يَوْمَئِذٍ رَجُلٌ هُوَ خَيْرُ النَّاسِ أَوْ مِنْ خَيْرِ النَّاسِ فَيَقُولُ لَهُ أَشْهَدُ أَنَّكَ الدَّجَّالُ الَّذِي حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدِيثَهُ فَيَقُولُ الدَّجَّالُ أَرَأَيْتُمْ إِنْ قَتَلْتُ هَذَا ثُمَّ أَحْيَيْتُهُ أَتَشُكُّونَ فِي الْأَمْرِ فَيَقُولُونَ لَا قَالَ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يُحْيِيهِ فَيَقُولُ حِينَ يُحْيِيهِ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ فِيكَ قَطُّ أَشَدَّ بَصِيرَةً مِنِّي الْآنَ قَالَ فَيُرِيدُ الدَّجَّالُ أَنْ يَقْتُلَهُ فَلَا يُسَلَّطُ عَلَيْهِ
قَالَ أَبُو إِسْحَقَ يُقَالُ إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ هُوَ الْخَضِرُ عَلَيْهِ السَّلَام ...
🌾 Dari Ibnu Syihab telah mengkhabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam pada suatu hari cerita yang panjang tentang Dajjal, diantara yang beliau ceritakan kepada kami adalah: " Dajjal mendatangi jalan di gunung Madinah -padahal Madinah diharamkan baginya- hingga tiba di sebagaian tanah setelah Madinah. Saat itu seorang manusia terbaik atau diantara manusia yang terbaik menghadangnya, ia berkata, 'Aku bersaksi bahwa kau adalah Dajjal yang pernah diceritakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam kepada kami.' Dajjal berkata (kepada para pengikutnya-,): 'Bagaimana menurutmu, bila aku membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali, apa kau masih meragukannya? ' mereka menjawab: 'Tidak.' Dajjal pun membunuhnya lalu menghidupkannya kembali. Saat menghidupkannya, ia berkata: 'Demi Allah, aku tidak pernah lebih memahamimu melebihi saat ini.' lalu Dajjal ingin membunuhnya tapi ia tidak mampu mengusainya'." Abu Ishaq berkata: Ada yang mengatakan bahwa orang itu adalah Khidir 'alaihis Salam...
📜 Hadits riwayat Imam Muslim
اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال..
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌾 SALAF YANG SHALEH MENGUCAPKAN SHADAQALLAHUL ADZIM
ذٰ لِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِمَا كَفَرُوْا ؕ وَهَلْ نُـجٰزِيْۤ اِلَّا الْـكَفُوْر
🍃 Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
[QS. Saba': Ayat 17]
وقال الحسن البصري : صدق الله العظيم ...
🌹 Al-imam Hasan Al-Basri mengatakan; Shadaqallahul Adzim (Mahabenar Allah Yang Mahabesar)....
والله أعلم....
📚 Di kutib dari Tafsir Ibnu Katsir surat Saba' : Ayat 17
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
ذٰ لِكَ جَزَيْنٰهُمْ بِمَا كَفَرُوْا ؕ وَهَلْ نُـجٰزِيْۤ اِلَّا الْـكَفُوْر
🍃 Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.
[QS. Saba': Ayat 17]
وقال الحسن البصري : صدق الله العظيم ...
🌹 Al-imam Hasan Al-Basri mengatakan; Shadaqallahul Adzim (Mahabenar Allah Yang Mahabesar)....
والله أعلم....
📚 Di kutib dari Tafsir Ibnu Katsir surat Saba' : Ayat 17
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌿 JANGAN TERGESA-GESA DAN PUTUS ASA DALAM BER-DOA
🌾 Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahih-nya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاء
🍃 Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ' Rasulullah ﷺ menjawab: 'Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi."
🌹 Imam Ahmad juga meriwayatkan ;
عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يَزَالُ الْعَبْدُ بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ". قَالُوا: وَكَيْفَ يَسْتَعْجِلُ؟ قَالَ: "يَقُولُ: قَدْ دعوتُ رَبِّي فَلَمْ يَسُتَجبْ لِي"
🌱 Dari Anas, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Seorang hamba masih tetap berada dalam kebaikan selama dia tidak tergesa-gesa. Seorang sahabat bertanya; 'bagaimanakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? " Beliau ﷺ menjawab, " orang yang berdoa mengatakan, Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi doaku masih belum juga dikabulkan ."
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌾 Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab shahih-nya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاء
🍃 Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa." Seorang sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ' Rasulullah ﷺ menjawab: 'Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; 'Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan'. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi."
🌹 Imam Ahmad juga meriwayatkan ;
عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يَزَالُ الْعَبْدُ بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ". قَالُوا: وَكَيْفَ يَسْتَعْجِلُ؟ قَالَ: "يَقُولُ: قَدْ دعوتُ رَبِّي فَلَمْ يَسُتَجبْ لِي"
🌱 Dari Anas, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Seorang hamba masih tetap berada dalam kebaikan selama dia tidak tergesa-gesa. Seorang sahabat bertanya; 'bagaimanakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? " Beliau ﷺ menjawab, " orang yang berdoa mengatakan, Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi doaku masih belum juga dikabulkan ."
صلوا على النبي....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
👍1
🌹KISAH MULIA MATI SYAHID
وقد ذكر الحافظ محمد بن المنذر الهروي - المعروف بشكر - في كتاب " العجائب " بسنده عن قباث بن رزين أبي هاشم قال : أسرت في بلاد الروم ، فجمعنا الملك وعرض علينا دينه ، على أن من امتنع ضربت عنقه . فارتد ثلاثة ، وجاء الرابع فامتنع ، فضربت عنقه ، وألقي رأسه في نهر هناك ، فرسب في الماء ثم طفا على وجه الماء ، ونظر إلى أولئك الثلاثة فقال : يا فلان ، ويا فلان ، ويا فلان - يناديهم بأسمائهم - قال الله تعالى في كتابه : ( يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي ) ثم غاص في الماء ، [ قال ] فكادت النصارى أن يسلموا ، ووقع سرير الملك ، ورجع أولئك الثلاثة إلى الإسلام . قال : وجاء الفداء من عند الخليفة أبي جعفر المنصور فخلصنا .
🍃 Al-Hafidz Muhammad bin Munzir Al-Harawi yang dikenal dengan Basykr telah menyebutkan di dalam Kitab Aja'ib berikut sanad-nya dari Qabbas bin Razin yaitu Abu Hasyim yang mengatakan, bahwa ia ditawan di Negeri Romawi.
🌾 Kemudian Raja Romawi mengumpulkan semua tawanan, dan ia menawarkan utuk memeluk agamanya kepada para tawanan, bahwa barangsiapa yang menolak maka akan dipenggal kepalanya.
Maka murtad-lah tiga orang dari tawanan, lalu datanglah orang yang ke empat, setelah ditawarkan kepadanya untuk murtad, ia menolak, maka dipenggallah kepalanya, lalu dilemparkan ke sebuah sungai.
🍂Kemudian kepala orang itu pada mulanya tenggelam ke dalam air, tidak lama kemudian muncul mengambang dan ia memandang kepada ketiga orang temannya yang telah murtad itu dan mengatakan kepada mereka, hai Fulan, Fulan dan Fulan, dengan menyebutkan nama-nama mereka satu per-satu.
Kemudian ia berkata ; Allah ﷻ berfirman di dalam Al-Quran :
يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu. [Qs Al-Fajr: 27-30] Kemudian kepala orang itu tenggelam kembali ke dalam air.
🌿 Abu Hasyim melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat itu juga hampir semua orang Nasrani masuk Islam, dan tak lama kemudian kekuasaan raja terjatuh, dan ketiga orang yang murtad bertobat, lalu kembali lagi kedalam agama Islam.
🍎Abu Hasyim melanjutkan kisahnya bahwa tidak lama kemudian datanglah tebusan para tawanan pasukan kaum muslim yang dikirim oleh khalifah Abu Ja'far Al-Mansur, sehingga kami pun bebas.
والله أعلم....
📚 Di kutib dari Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Fajr, ayat : 27
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
وقد ذكر الحافظ محمد بن المنذر الهروي - المعروف بشكر - في كتاب " العجائب " بسنده عن قباث بن رزين أبي هاشم قال : أسرت في بلاد الروم ، فجمعنا الملك وعرض علينا دينه ، على أن من امتنع ضربت عنقه . فارتد ثلاثة ، وجاء الرابع فامتنع ، فضربت عنقه ، وألقي رأسه في نهر هناك ، فرسب في الماء ثم طفا على وجه الماء ، ونظر إلى أولئك الثلاثة فقال : يا فلان ، ويا فلان ، ويا فلان - يناديهم بأسمائهم - قال الله تعالى في كتابه : ( يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي ) ثم غاص في الماء ، [ قال ] فكادت النصارى أن يسلموا ، ووقع سرير الملك ، ورجع أولئك الثلاثة إلى الإسلام . قال : وجاء الفداء من عند الخليفة أبي جعفر المنصور فخلصنا .
🍃 Al-Hafidz Muhammad bin Munzir Al-Harawi yang dikenal dengan Basykr telah menyebutkan di dalam Kitab Aja'ib berikut sanad-nya dari Qabbas bin Razin yaitu Abu Hasyim yang mengatakan, bahwa ia ditawan di Negeri Romawi.
🌾 Kemudian Raja Romawi mengumpulkan semua tawanan, dan ia menawarkan utuk memeluk agamanya kepada para tawanan, bahwa barangsiapa yang menolak maka akan dipenggal kepalanya.
Maka murtad-lah tiga orang dari tawanan, lalu datanglah orang yang ke empat, setelah ditawarkan kepadanya untuk murtad, ia menolak, maka dipenggallah kepalanya, lalu dilemparkan ke sebuah sungai.
🍂Kemudian kepala orang itu pada mulanya tenggelam ke dalam air, tidak lama kemudian muncul mengambang dan ia memandang kepada ketiga orang temannya yang telah murtad itu dan mengatakan kepada mereka, hai Fulan, Fulan dan Fulan, dengan menyebutkan nama-nama mereka satu per-satu.
Kemudian ia berkata ; Allah ﷻ berfirman di dalam Al-Quran :
يا أيتها النفس المطمئنة ارجعي إلى ربك راضية مرضية فادخلي في عبادي وادخلي جنتي
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu. [Qs Al-Fajr: 27-30] Kemudian kepala orang itu tenggelam kembali ke dalam air.
🌿 Abu Hasyim melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat itu juga hampir semua orang Nasrani masuk Islam, dan tak lama kemudian kekuasaan raja terjatuh, dan ketiga orang yang murtad bertobat, lalu kembali lagi kedalam agama Islam.
🍎Abu Hasyim melanjutkan kisahnya bahwa tidak lama kemudian datanglah tebusan para tawanan pasukan kaum muslim yang dikirim oleh khalifah Abu Ja'far Al-Mansur, sehingga kami pun bebas.
والله أعلم....
📚 Di kutib dari Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Fajr, ayat : 27
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
SAHABAT NABI ﷺ BUKAN WAHABI
Didalam Hadits shahih yang di riwayatkan oleh Imam Nasa'i disebutkan ;
Dari Asy Sya'bi dari Syuraih bahwa ia pernah menulis kepada Umar Bin Khattab رضي الله عنه untuk minta fatwa. Maka Umar menulis fatwa kepadanya agar ia menghukumi sebagaimana yang ada dalam Kitabullah. Jika dalam Kitabullah tidak ada, hendaklah dengan sunah Rasulullah ﷺ . Jika dalam Kitabullah dan sunah Rasulullah ﷺ tidak ada, hendaklah ia memutuskan hukum berdasarkan ketetapan yang telah ditetapkan oleh orang-orang shalih. Jika tidak ditemukan dalam Kitabullah, tidak pula dalam sunah Rasulullah ﷺ dan orang-orang shalih juga tidak memutuskan ketetapan hukumnya, jika engkau berkenan silahkan engkau maju (berijtihad dan memberi jawaban), dan jika berkenan silahkan engkau mundur/tunda/diam. Dan aku tidak melihat mengundurkan diri (menunda/diam) kecuali suatu kebaikan untukmu."
Dalam hadits di atas, Sayyidina Umar Bin Khattab رضي الله عنه berfatwa, jika tidak mendapati ketetapan hukum dari Al-Quran dan Sunnah, agar memutuskan hukum berdasarkan ketetapan orang- orang shalih jika juga tidak ada, maka berijtihad dengan pendapatnya atau diam.
Sahabat Umar tidak berfatwa untuk membid'ahkan, mengharamkan dan mensyirikkan seperti tradisi fatwa kaum Wahabi.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Didalam Hadits shahih yang di riwayatkan oleh Imam Nasa'i disebutkan ;
Dari Asy Sya'bi dari Syuraih bahwa ia pernah menulis kepada Umar Bin Khattab رضي الله عنه untuk minta fatwa. Maka Umar menulis fatwa kepadanya agar ia menghukumi sebagaimana yang ada dalam Kitabullah. Jika dalam Kitabullah tidak ada, hendaklah dengan sunah Rasulullah ﷺ . Jika dalam Kitabullah dan sunah Rasulullah ﷺ tidak ada, hendaklah ia memutuskan hukum berdasarkan ketetapan yang telah ditetapkan oleh orang-orang shalih. Jika tidak ditemukan dalam Kitabullah, tidak pula dalam sunah Rasulullah ﷺ dan orang-orang shalih juga tidak memutuskan ketetapan hukumnya, jika engkau berkenan silahkan engkau maju (berijtihad dan memberi jawaban), dan jika berkenan silahkan engkau mundur/tunda/diam. Dan aku tidak melihat mengundurkan diri (menunda/diam) kecuali suatu kebaikan untukmu."
Dalam hadits di atas, Sayyidina Umar Bin Khattab رضي الله عنه berfatwa, jika tidak mendapati ketetapan hukum dari Al-Quran dan Sunnah, agar memutuskan hukum berdasarkan ketetapan orang- orang shalih jika juga tidak ada, maka berijtihad dengan pendapatnya atau diam.
Sahabat Umar tidak berfatwa untuk membid'ahkan, mengharamkan dan mensyirikkan seperti tradisi fatwa kaum Wahabi.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
KEMBALI KEPADA AL-QURAN DAN AS-SUNNAH DENGAN CARA NABI ﷺ BUKAN DENGAN CARA WAHABI
Didalam Al-Quran di sebutkan:
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْر
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 185]
Di dalam kitab shahih Imam Bukhari dan kitab shahih Imam Muslim disebutkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ mengutus sahabat Mu'adz bin Jabal dan Abu Musa ke negeri Yaman, Nabi ﷺ berpesan kepada keduanya:
" بشرا ولا تنفرا ، ويسرا ولا تعسرا ، وتطاوعا ولا تختلفا "
Sampaikanlah berita gembira kepada mereka dan janganlah kamu berdua bersikap yang membuat mereka anti-pati terhadap kalian; permudahlah oleh kalian dan janganlah kamu berdua mempersulit, dan saling bantu-membantu dan jangan sampai kamu berdua berselisih pendapat.
Diriwayat-kan oleh Imam Ahmad
حدثنا أبو التياح ، سمعت أنس بن مالك يقول رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " يسروا ، ولا تعسروا ، وسكنوا ولا تنفروا " .
Rasulullah ﷺ bersabda: Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, dan bersikap simpatilah kalian dan janganlah kalian bersikap tidak disenangi.
Di dalam kitab Musnad imam Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَة ِ"
Aku diutus membawa agama yang Al-Hanifiyyah As-Samhah (Agama yang Haq/lurus dan penuh dengan toleransi/murah hati.)
Inilah hakikat dakwah dengan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
Bukan seperti tradisi dakwah Wahabi yang selalu ber-muram durja dan menyebarkan kebencian serta berlomba-lomba untuk membid'ahkan, mengharamkan serta mensyirikkan umat islam.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Didalam Al-Quran di sebutkan:
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْر
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 185]
Di dalam kitab shahih Imam Bukhari dan kitab shahih Imam Muslim disebutkan bahwa ketika Rasulullah ﷺ mengutus sahabat Mu'adz bin Jabal dan Abu Musa ke negeri Yaman, Nabi ﷺ berpesan kepada keduanya:
" بشرا ولا تنفرا ، ويسرا ولا تعسرا ، وتطاوعا ولا تختلفا "
Sampaikanlah berita gembira kepada mereka dan janganlah kamu berdua bersikap yang membuat mereka anti-pati terhadap kalian; permudahlah oleh kalian dan janganlah kamu berdua mempersulit, dan saling bantu-membantu dan jangan sampai kamu berdua berselisih pendapat.
Diriwayat-kan oleh Imam Ahmad
حدثنا أبو التياح ، سمعت أنس بن مالك يقول رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " يسروا ، ولا تعسروا ، وسكنوا ولا تنفروا " .
Rasulullah ﷺ bersabda: Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, dan bersikap simpatilah kalian dan janganlah kalian bersikap tidak disenangi.
Di dalam kitab Musnad imam Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
" إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَة ِ"
Aku diutus membawa agama yang Al-Hanifiyyah As-Samhah (Agama yang Haq/lurus dan penuh dengan toleransi/murah hati.)
Inilah hakikat dakwah dengan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
Bukan seperti tradisi dakwah Wahabi yang selalu ber-muram durja dan menyebarkan kebencian serta berlomba-lomba untuk membid'ahkan, mengharamkan serta mensyirikkan umat islam.
الله المستعان...
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Kontradiktif Syaikh Albani dalam memberi penilaian dhaif dan shahih suatu hadits.
#Bagian: 8
Hadits dari Umar bin Khattab radliallahu 'anhu.
عن عمر بن الخطاب قال : ذكر لي ، قال : يقول : إن الأعمال تتباهى ، فتقول الصدقة : أنا أفضلكم .
Dari Umar bin Khattab radliallahu 'anhu yang mengatakan bahwa seseorang berkata kepadanya: "Sesungguhnya amal-amal saling membanggakan diri, maka berkatalah amal sedekah; 'aku yang terbaik di antara kalian'."
Albani dalam ta'liq shahih Ibnu Khuzaimah mengatakan hadits ini dhaif, sebab ada perawi yang tidak di kenal yaitu Abu Farwah dan juga terdapat An-Nadhr seorang yang dhaif terlebih lagi hadits ini mauquf.
Namun anehnya Albani di dalam kitabnya yang lain yaitu Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, Albani menilai hadits ini shahih
Tulisan ini bukan untuk melecehkan atau menghina Albani sebab kami tahu setiap manusia pasti bisa salah dan lupa, tidak ada manusia yang ma'sum kecuali para nabi, namun kami kutibkan ini agar saudara-saudara kita yang beraliran Salafi/Wahabi bisa sedikit berpikir jernih dan tidak fanatik dan taqlid hanya terhada satu penilai Albani semata sehingga menolak penilaian Ahli hadis yang mu'tabar.
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
#Bagian: 8
Hadits dari Umar bin Khattab radliallahu 'anhu.
عن عمر بن الخطاب قال : ذكر لي ، قال : يقول : إن الأعمال تتباهى ، فتقول الصدقة : أنا أفضلكم .
Dari Umar bin Khattab radliallahu 'anhu yang mengatakan bahwa seseorang berkata kepadanya: "Sesungguhnya amal-amal saling membanggakan diri, maka berkatalah amal sedekah; 'aku yang terbaik di antara kalian'."
Albani dalam ta'liq shahih Ibnu Khuzaimah mengatakan hadits ini dhaif, sebab ada perawi yang tidak di kenal yaitu Abu Farwah dan juga terdapat An-Nadhr seorang yang dhaif terlebih lagi hadits ini mauquf.
Namun anehnya Albani di dalam kitabnya yang lain yaitu Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, Albani menilai hadits ini shahih
Tulisan ini bukan untuk melecehkan atau menghina Albani sebab kami tahu setiap manusia pasti bisa salah dan lupa, tidak ada manusia yang ma'sum kecuali para nabi, namun kami kutibkan ini agar saudara-saudara kita yang beraliran Salafi/Wahabi bisa sedikit berpikir jernih dan tidak fanatik dan taqlid hanya terhada satu penilai Albani semata sehingga menolak penilaian Ahli hadis yang mu'tabar.
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
ISLAM SUDAH SEMPURNA TIDAK BUTUH DIMURNIKAN OLEH WAHABI
Allah ﷻ telah menjamin bahwa islam ini telah sempurna dan tidak butuh untuk di sempurnakan lagi dan islam tidak butuh dimurnikan oleh wahabi, sebab agama islam adalah agama yang telah sempurna dan dirihai oleh Allah ﷻ, Seperti di sebutkan dalam Al-Quran:
اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.
[QS. Al-Ma'idah: Ayat 3]
Hal ini adalah nikmat dari Allah ﷻ yang paling besar kepada umat islam, sebab Allah ﷻ telah menyempurnakan agama ini, sehingga kita tidak lagi membutuhkan agama yang lain selain agama islam, tidak juga membutuhkan nabi yang lain selain nabi kita Muhammad ﷺ.
Oleh sebab itu Allah ﷻ menjadikan nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi yang terakhir diutus.
✅ Tidak ada yang halal selain apa yang telah dihalalkan-nya,
✅ Tidak ada yang haram kecuali apa yang telah diharamkan-nya
✅ Tidak ada syariat kecuali apa yang telah disyariatkan-nya.
⛔️ Jadi agama islam tidak butuh untuk disempurnakan dan dimurnikan oleh wahabi
Dan sunguh suatu dusta yang nyata atas nama agama jika di katakan bahwa agama islam ini belum sempurna dan butuh disempurnakan dan dimurnikan.
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Allah ﷻ telah menjamin bahwa islam ini telah sempurna dan tidak butuh untuk di sempurnakan lagi dan islam tidak butuh dimurnikan oleh wahabi, sebab agama islam adalah agama yang telah sempurna dan dirihai oleh Allah ﷻ, Seperti di sebutkan dalam Al-Quran:
اَ لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.
[QS. Al-Ma'idah: Ayat 3]
Hal ini adalah nikmat dari Allah ﷻ yang paling besar kepada umat islam, sebab Allah ﷻ telah menyempurnakan agama ini, sehingga kita tidak lagi membutuhkan agama yang lain selain agama islam, tidak juga membutuhkan nabi yang lain selain nabi kita Muhammad ﷺ.
Oleh sebab itu Allah ﷻ menjadikan nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi yang terakhir diutus.
✅ Tidak ada yang halal selain apa yang telah dihalalkan-nya,
✅ Tidak ada yang haram kecuali apa yang telah diharamkan-nya
✅ Tidak ada syariat kecuali apa yang telah disyariatkan-nya.
⛔️ Jadi agama islam tidak butuh untuk disempurnakan dan dimurnikan oleh wahabi
Dan sunguh suatu dusta yang nyata atas nama agama jika di katakan bahwa agama islam ini belum sempurna dan butuh disempurnakan dan dimurnikan.
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
ISLAM AGAMA DALIL IKUTI DALIL-DALIL NABAWI BUKAN DALIL-DALIL WAHABI
Al-Quran adalah sumber dalil-dalil hukum yang pertama dan As-sunnah adalah sumber dalil-dalil yang kedua.
Di dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad dan imam Abu Daud.
Rasulullah ﷺ bersabda;
رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال ألا إني أوتيت الكتاب ومثله معه [رواه أبو داود وأحمد]
"Aku ini di beri oleh Allah Al-Qur'an, dan ada yang semisal dengan Al-Quran yaitu hadist".
Oleh sebab itu seorang muslim harus berhujjah dengan dalil-dalil Nabawi yang bersumber dari Al-Quran maupun As-sunnah yang qath'i, jelas, adil, bijaksana, tegas. Dan telah di jelaskan serta di jabarkan oleh para ulama dan imam madzhab, para ulama Ahli fiqih para ulama ahli hadits dan ahli tafsir serta para ulama ahlu sunnah wal-haq dengan rinci dan detail.
Mengapa kita dilarang berhujjah dengan dalil-dalil selain dalil-dalil Nabawi yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab selain dalil-dalil Nabawi adalah dalil-dalil Bathil.
Dan yang lebih parah lagi adanya kelompok- kelompok yang menggunakan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah untuk kebathilan.
Seperti contoh-nya :
⚡️ Ayat-ayat Al-Quran yang di turunkan untuk orang kafir, mereka gunakan untuk mengkafirkan umat islam.
⚡️ Ayat-ayat Al-Quran yang turun berkenaan untuk orang musyrik mereka gunakan untuk mensyrikkan umat islam.
⚡️ Hadits-hadits tentang ahlul bid'ah mereka tujukan untuk membid'ahkan Ahlussunnah. Dan masih banyak lagi lainya.
Menggunakan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah untuk kebathilan merupakan suatu bentuk penipuan dan dusta yang nyata atas nama agama.
الله المستعان.....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله.
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Al-Quran adalah sumber dalil-dalil hukum yang pertama dan As-sunnah adalah sumber dalil-dalil yang kedua.
Di dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad dan imam Abu Daud.
Rasulullah ﷺ bersabda;
رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال ألا إني أوتيت الكتاب ومثله معه [رواه أبو داود وأحمد]
"Aku ini di beri oleh Allah Al-Qur'an, dan ada yang semisal dengan Al-Quran yaitu hadist".
Oleh sebab itu seorang muslim harus berhujjah dengan dalil-dalil Nabawi yang bersumber dari Al-Quran maupun As-sunnah yang qath'i, jelas, adil, bijaksana, tegas. Dan telah di jelaskan serta di jabarkan oleh para ulama dan imam madzhab, para ulama Ahli fiqih para ulama ahli hadits dan ahli tafsir serta para ulama ahlu sunnah wal-haq dengan rinci dan detail.
Mengapa kita dilarang berhujjah dengan dalil-dalil selain dalil-dalil Nabawi yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab selain dalil-dalil Nabawi adalah dalil-dalil Bathil.
Dan yang lebih parah lagi adanya kelompok- kelompok yang menggunakan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah untuk kebathilan.
Seperti contoh-nya :
⚡️ Ayat-ayat Al-Quran yang di turunkan untuk orang kafir, mereka gunakan untuk mengkafirkan umat islam.
⚡️ Ayat-ayat Al-Quran yang turun berkenaan untuk orang musyrik mereka gunakan untuk mensyrikkan umat islam.
⚡️ Hadits-hadits tentang ahlul bid'ah mereka tujukan untuk membid'ahkan Ahlussunnah. Dan masih banyak lagi lainya.
Menggunakan dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah untuk kebathilan merupakan suatu bentuk penipuan dan dusta yang nyata atas nama agama.
الله المستعان.....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله.
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
WASPADA KELOMPOK YANG MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR'AN UNTUK KEBATHILAN.
Salah satu ciri kelompok yang menggunakan ayat Al-Qur'an untuk kebathilan yaitu mereka menggunakan ayat-ayat yang berkenaan dengan orang kafir, mereka gunakan untuk mengkafirkan umat islam.
Na’udzubillahi min dzalik...
Salah satu ayat yang lagi gencar mereka gunakan untuk kebathilan adalah ayat ke: 3 dari surat Al-Gasyiyah yaitu ayat Amilatun nashibah. Dan kami akan membantah-nya dengan hujjah yang sangat kokoh dan kuat yang kami kutib dari tafsir Ibnu Katsir.
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ
Bekerja keras lagi kepayahan,
[QS. Al-Gasyiyah: Ayat 3]
وقال البخاري : قال ابن عباس : ( عاملة ناصبة ) النصارى
Imam Bukhari mengatakan bahwa Ibnu Abbas mengatakan mengenai makna Amilatun nashibah bahwa mereka adalah orang-orang Nasrani.
Imam Ibnu katsir saat menafsirkan ayat ini mengatakan:
Yaitu mereka telah banyak melakukan pekerjaan sampai mereka lelah, namun pada hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala .
Diriwayatkan dari Ikrimah dan As-Saddi, bahwa makna dari Amilatun (Bekerja keras) adalah di dunia melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, dan nashibah (kepayahan) di dalam neraka karena azab dan siksa yang pedih.
Dikisahkan bahwa sayyidina Umar bin Khattab رضي الله عنه melintasi gereja yang dihuni oleh seorang pendeta, maka Umar memanggilnya, "Hai pendeta" dan si pendeta datang; maka Umar memandangnya kemudian beliau menangis. Lalu ditanyakan kepada sayyidina Umar, "Mengapa engkau menangis, wahai Amirul Mu’minin?" Umar menjawab, bahwa ia teringat akan ayat:
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ
Bekerja keras lagi kepayahan, mereka memasuki api yang sangat panas (neraka), [QS. Al-Gasyiyah: Ayat 3- 4]
Hal inilah yang menyebabkan aku menangis.
Jadi sangat jelas bahwasanya ayat ini berkenaan mengenai orang kafir namun oleh kelompok-kelompok extreme mereka gunakan ayat ini untuk menyerang muslimin
Didalam kitab shahih bukhari Ibnu Umar dalam mensifati kelompok khawarij, beliau mengatakan:
وكان ابن عمر يراهم شرار خلق الله وقل إنهم انطلقو إلى آيات نزلت فى الكفار فجعلوها على
المؤمنين ( صحيح البخارى . ج٢٣/ ص ٣١)
“Mereka menggunakan ayat-ayat yang diturunkan untuk orang-orang kafir kemudian mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”.[Sahih Bukhari]
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Salah satu ciri kelompok yang menggunakan ayat Al-Qur'an untuk kebathilan yaitu mereka menggunakan ayat-ayat yang berkenaan dengan orang kafir, mereka gunakan untuk mengkafirkan umat islam.
Na’udzubillahi min dzalik...
Salah satu ayat yang lagi gencar mereka gunakan untuk kebathilan adalah ayat ke: 3 dari surat Al-Gasyiyah yaitu ayat Amilatun nashibah. Dan kami akan membantah-nya dengan hujjah yang sangat kokoh dan kuat yang kami kutib dari tafsir Ibnu Katsir.
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ
Bekerja keras lagi kepayahan,
[QS. Al-Gasyiyah: Ayat 3]
وقال البخاري : قال ابن عباس : ( عاملة ناصبة ) النصارى
Imam Bukhari mengatakan bahwa Ibnu Abbas mengatakan mengenai makna Amilatun nashibah bahwa mereka adalah orang-orang Nasrani.
Imam Ibnu katsir saat menafsirkan ayat ini mengatakan:
Yaitu mereka telah banyak melakukan pekerjaan sampai mereka lelah, namun pada hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala .
Diriwayatkan dari Ikrimah dan As-Saddi, bahwa makna dari Amilatun (Bekerja keras) adalah di dunia melakukan perbuatan-perbuatan maksiat, dan nashibah (kepayahan) di dalam neraka karena azab dan siksa yang pedih.
Dikisahkan bahwa sayyidina Umar bin Khattab رضي الله عنه melintasi gereja yang dihuni oleh seorang pendeta, maka Umar memanggilnya, "Hai pendeta" dan si pendeta datang; maka Umar memandangnya kemudian beliau menangis. Lalu ditanyakan kepada sayyidina Umar, "Mengapa engkau menangis, wahai Amirul Mu’minin?" Umar menjawab, bahwa ia teringat akan ayat:
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ
Bekerja keras lagi kepayahan, mereka memasuki api yang sangat panas (neraka), [QS. Al-Gasyiyah: Ayat 3- 4]
Hal inilah yang menyebabkan aku menangis.
Jadi sangat jelas bahwasanya ayat ini berkenaan mengenai orang kafir namun oleh kelompok-kelompok extreme mereka gunakan ayat ini untuk menyerang muslimin
Didalam kitab shahih bukhari Ibnu Umar dalam mensifati kelompok khawarij, beliau mengatakan:
وكان ابن عمر يراهم شرار خلق الله وقل إنهم انطلقو إلى آيات نزلت فى الكفار فجعلوها على
المؤمنين ( صحيح البخارى . ج٢٣/ ص ٣١)
“Mereka menggunakan ayat-ayat yang diturunkan untuk orang-orang kafir kemudian mereka terapkan untuk menyerang orang-orang beriman”.[Sahih Bukhari]
الله المستعان.....
📌 Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
UCAPAN TAHNIAH KEGEMBIRAAN DATANGNYA BULAN RAMADHAN
Ucapan tahniah dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat yang besar terhadap kebaikan. Dan sesungguhnya para salaf yang shaleh mengucapkan kegembiraan antara satu sama lain dengan kedatangan bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh Nabi ﷺ . Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi رضي الله عنه , Bahwasannya Rasullullah ﷺ memberikan khotbah di hari-hari terakhir dibulan Sya’ban. Beliau Bersabda :
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن ، من فطر فيه صائما كان له مغفرة لذنوبه ، وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيء
"Wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan , bulan yang Allah ﷻ telah menjadi-kan puasaNya suatu kewajiban dan Qiyam (shalat) pada malam harinya suatu ibadah sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan menolong sesama dan bulan dimana Allah ﷻ menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.”
[HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman]
📜 Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-hafidz Ibnu Khuzaimah dalam kitab sahihnya
[التهنئة بشهر رمضان]
أخرج الأصبهاني في الترغيب عن سلمان الفارسي قال: ( «خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال: أيها الناس إنه قد أظلكم شهر عظيم، شهر مبارك، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر» ) - الحديث قال ابن رجب: هذا الحديث أصل في التهنئة بشهر رمضان.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Asbihani di dalam At-Targhib ..
Dari salman Al-farisi berkata; Rasullullah ﷺ berkhotbah di hari-hari terakhir di bulan sya'ban beliau bersabda; wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-hadits)
Berkata Ibnu Rajab; Hadits ini merupakan Hujjah bagi ucapan tahniah dibulan ramadhan.
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
Ucapan tahniah dan kegembiraan dengan datangnya bulan Ramadhan menunjukkan semangat yang besar terhadap kebaikan. Dan sesungguhnya para salaf yang shaleh mengucapkan kegembiraan antara satu sama lain dengan kedatangan bulan Ramadhan dalam rangka mencontoh Nabi ﷺ . Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan dari Salman Al-Farisi رضي الله عنه , Bahwasannya Rasullullah ﷺ memberikan khotbah di hari-hari terakhir dibulan Sya’ban. Beliau Bersabda :
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر مبارك ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، ومن أدى فريضة فيه كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، وهو شهر الصبر ، والصبر ثوابه الجنة ، وشهر المواساة ، وشهر يزاد في رزق المؤمن ، من فطر فيه صائما كان له مغفرة لذنوبه ، وعتق رقبته من النار ، وكان له مثل أجره من غير أن ينقص من أجره شيء
"Wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan , bulan yang Allah ﷻ telah menjadi-kan puasaNya suatu kewajiban dan Qiyam (shalat) pada malam harinya suatu ibadah sunnah. Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan suatu pekerjaan kebajikan (sunnah) di dalamnya, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan kewajiban (fardhu) di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakan 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan menolong sesama dan bulan dimana Allah ﷻ menambah rizki para mukmin di dalamnya. Siapa saja yang pada bulan itu memberikan makanan berbuka kepada orang yang puasa, maka perbuatan itu menjadi pengampunan atas dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang berpuasa yang diberinya makanan berbuka itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.”
[HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman]
📜 Hadits diatas juga diriwayatkan oleh Al-hafidz Ibnu Khuzaimah dalam kitab sahihnya
[التهنئة بشهر رمضان]
أخرج الأصبهاني في الترغيب عن سلمان الفارسي قال: ( «خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم في آخر يوم من شعبان فقال: أيها الناس إنه قد أظلكم شهر عظيم، شهر مبارك، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر» ) - الحديث قال ابن رجب: هذا الحديث أصل في التهنئة بشهر رمضان.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Asbihani di dalam At-Targhib ..
Dari salman Al-farisi berkata; Rasullullah ﷺ berkhotbah di hari-hari terakhir di bulan sya'ban beliau bersabda; wahai manusia sungguh kalian dinaungi oleh suatu bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-hadits)
Berkata Ibnu Rajab; Hadits ini merupakan Hujjah bagi ucapan tahniah dibulan ramadhan.
والله أعلم....
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌾 DO'A DI SAAT BERBUKA PUASA TIDAK AKAN DI TOLAK
🌴 Dianjurkan untuk berdo'a dengan maksimal di saat bulan Ramadhan, dan bahkan di setiap berbuka, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di dalam kitab Musnad-nya:
حدثنا أبو محمد المليكي ، عن عمرو هو ابن شعيب بن محمد بن عبد الله بن عمرو ، عن أبيه ، عن جده عبد الله بن عمرو ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : " للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة " .
فكان عبد الله بن عمرو إذ أفطر دعا أهله ، وولده ودعا .
🌱 Telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad Al-Mulaiki, dari Amr (Ibnu Syu'aib bin Muhammad bin Abdullah bin Amr), dari ayahnya, dari kakeknya (yakni Abdullah Ibnu Amr) yang telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi ﷺ bersabda: Bagi orang yang berpuasa di saat berbukanya terdapat do'a yang dikabulkan.
🍃 Demikian dikisahkan bahwa Abdullah bin Amr selalu berdoa untuk keluarga dan anak-anaknya, begitu juga anak dan keluarganya, berdoa ketika berbuka puasa.
🍒 Abu Abdullah Muhammad bin Yazid ibnu Majah didalam kitab sunan-nya;
حدثنا هشام بن عمار ، أخبرنا الوليد بن مسلم ، عن إسحاق بن عبيد الله المدني ، عن عبد الله بن أبي مليكة ، عن عبد الله بن عمرو ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد "
🌹 Telah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, dari Ishaq bin Abdullah Al-Madani, dari Ubaidillah bin Abu Mulaikah, dari Abdullah bin Amr yang menceritakan bahwa Nabi ﷺ bersabda: Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa di saat berbuka terdapat doa yang tidak ditolak.
. قال عبد الله بن أبي مليكة : سمعت عبد الله بن عمرو يقول إذا أفطر :
🌿 Abdullah bin Abu Mulaikah berkata; ia pernah mendengar Abdullah bin Amr selalu mengucapkan doa berikut disaat berbuka puasa:
اللهم إني أسألك برحمتك التي وسعت كل شيء أن تغفر لي .
🍂 Ya Allah, sesungguhnya Aku memohon demi rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, Ya Allah ampunilah aku.
📜 Didalam kitab Musnad Imam Ahmad, Sunan At-Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah disebutkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثلاثة لا ترد دعوتهم : الإمام العادل ، والصائم حتى يفطر ، ودعوة المظلوم..."
3⃣ Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang teraniaya ..."
والله أعلم....
📚Di Kutib dari Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah; 186
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja
🌴 Dianjurkan untuk berdo'a dengan maksimal di saat bulan Ramadhan, dan bahkan di setiap berbuka, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di dalam kitab Musnad-nya:
حدثنا أبو محمد المليكي ، عن عمرو هو ابن شعيب بن محمد بن عبد الله بن عمرو ، عن أبيه ، عن جده عبد الله بن عمرو ، قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : " للصائم عند إفطاره دعوة مستجابة " .
فكان عبد الله بن عمرو إذ أفطر دعا أهله ، وولده ودعا .
🌱 Telah menceritakan kepada kami Abu Muhammad Al-Mulaiki, dari Amr (Ibnu Syu'aib bin Muhammad bin Abdullah bin Amr), dari ayahnya, dari kakeknya (yakni Abdullah Ibnu Amr) yang telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Nabi ﷺ bersabda: Bagi orang yang berpuasa di saat berbukanya terdapat do'a yang dikabulkan.
🍃 Demikian dikisahkan bahwa Abdullah bin Amr selalu berdoa untuk keluarga dan anak-anaknya, begitu juga anak dan keluarganya, berdoa ketika berbuka puasa.
🍒 Abu Abdullah Muhammad bin Yazid ibnu Majah didalam kitab sunan-nya;
حدثنا هشام بن عمار ، أخبرنا الوليد بن مسلم ، عن إسحاق بن عبيد الله المدني ، عن عبد الله بن أبي مليكة ، عن عبد الله بن عمرو ، قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : " إن للصائم عند فطره دعوة ما ترد "
🌹 Telah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar, telah menceritakan kepada kami Al-Walid bin Muslim, dari Ishaq bin Abdullah Al-Madani, dari Ubaidillah bin Abu Mulaikah, dari Abdullah bin Amr yang menceritakan bahwa Nabi ﷺ bersabda: Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa di saat berbuka terdapat doa yang tidak ditolak.
. قال عبد الله بن أبي مليكة : سمعت عبد الله بن عمرو يقول إذا أفطر :
🌿 Abdullah bin Abu Mulaikah berkata; ia pernah mendengar Abdullah bin Amr selalu mengucapkan doa berikut disaat berbuka puasa:
اللهم إني أسألك برحمتك التي وسعت كل شيء أن تغفر لي .
🍂 Ya Allah, sesungguhnya Aku memohon demi rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, Ya Allah ampunilah aku.
📜 Didalam kitab Musnad Imam Ahmad, Sunan At-Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah disebutkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
" ثلاثة لا ترد دعوتهم : الإمام العادل ، والصائم حتى يفطر ، ودعوة المظلوم..."
3⃣ Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak, yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang teraniaya ..."
والله أعلم....
📚Di Kutib dari Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah; 186
👇🏼Ikuti dan Share Channel Telegram SAHABAT ASWAJA
📥 http://bit.ly/sahabataswaja