LD-PCNU Kab KEDIRI
1.62K subscribers
429 photos
24 videos
30 files
2.02K links
LD-PCNU KAB KEDIRI
Download Telegram
Forwarded from Tafsir Ayat Aqidah
TAFSIR AYAT AQIDAH (121)

وَٱلَّذِینَ جَاۤءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ یَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَ ٰ⁠نِنَا ٱلَّذِینَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِیمَـٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِی قُلُوبِنَا غِلࣰّا لِّلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَاۤ إِنَّكَ رَءُوفࣱ رَّحِیمٌ
[Surat Al-Hasyr 10]
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”

Penjelasan
Ayat ini menjelaskan tentang beberapa permasalahan aqidah, di antaranya:
1⃣ Do'a seorang mukmin bisa memberi manfaat terhadap orang mukmin lainnya, termasuk orang-orang mukmin yang terdahulu yang telah meninggal dunia.
🍒 Kemanfaatan do'a tersebut bersifat umum, termasuk do'a yang dipanjatkan setelah seseorang membaca al Qur'an dan Tahlil, agar Allah menyampaikan pahalanya kepada orang yang telah meninggal dunia.
🍒 Do'a tersebut disebut dengan doa ishol:
اللهم أوصل ثواب ما قرأت من القرآن إلى روح...
"Ya Allah sampaikanlah pahala ayat Al Qur'an yang telah aku baca pada ruh...".
🍒 Para ulama sepakat bahwa bacaan Al Qur'an dan Tahlil jika diiringi dengan do'a ishol akan sampai dan bermanfaat untuk mayit.
👆Adapun jika dibaca jauh dari kuburan dan tanpa do'a ishol, para ulama berbeda pendapat sebagian mengatakan akan sampai pada mayit dan sebagian mengatakan tidak sampai.
👆Adapun jika al Qur'an dibaca di dekat kuburan maka meski tanpa do'a ishol pahalanya akan sampai pada mayit.
2⃣ Di antara nama Allah adalah رَءُوفࣱ رَّحِیمٌ
🍒 Nama ini tergolong sebagai al Asma' al Ammah (nama yang umum, boleh dinisbatkan pada Allah dan pada makhluknya dengan makna yang berbeda).
👆Karena selain nama Allah, kedua nama tersebut juga nama Rasulullah shallallahu alayhi wasallam. Allah ta'ala berfirman tentang nabi Muhammad:
لَقَدۡ جَاۤءَكُمۡ رَسُولࣱ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِیزٌ عَلَیۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیصٌ عَلَیۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِینَ رَءُوفࣱ رَّحِیمࣱ
[Surat At-Taubah 128]
🍒 Makna dua nama tersebut jika dinisbatkan kepada Allah adalah:
الرؤوف
Dzat yang memberi kemudahan kepada para hamba-Nya.
الرحيم
Dzat yang banyak memberi rahmat kepada orang-orang mukmin di akhirat

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Jatim
t.me/TafsirAyatAqidah
t.me/ldnupckediri
TAFSIR AYAT AQIDAH (122)

وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَاۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمࣰا مَّقۡضِیࣰّا
[Surat Maryam 71]
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan"

Penjelasan
Ayat ini menjelaskan tentang Shirath dan neraka.
🍒 Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa setiap orang akan mendatangi neraka (واردها).
Ayat ini tidak berarti bahwa setiap orang akan masuk neraka sebagaimana sangkaan sebagian orang.
🍒 Para ulama menjelaskan bahwa wurud dalam ayat di atas memiliki dua pengertian, yaitu:
1⃣ ورود الدخول
mendatangi dengan makna masuk ke dalam neraka, yaitu orang-orang kafir dan sebagian orang mukmin pelaku dosa besar.
2⃣ ورود المرور
mendatangi dengan makna melewati neraka, yakni berjalan di atas shirath.
👆Karena shirath dibentangkan di atas neraka, salah satu ujungnya ada di bumi pengganti (al ardl al mubaddalah) dan satu ujung lainnya di tempat sebelum surga.
🍒 Orang yang melewati shirath terbagi menjadi dua:
1⃣ Mereka menyeberangi shirath tanpa menginjak Shirath, terbang di udara shirath.
👆Mereka adalah para nabi, para wali dan orang-orang yang bertaqwa.
2⃣ Mereka menyeberangi shirath dengan menginjak shirath
👍 Di antara mereka berhasil melewati shirath dan masuk ke dalam surga, meskipun di antara mereka diadzab di atas shirath.
👍 Di antara mereka tidak berhasil melewati shirath dan jatuh ke dalam neraka.

Catatan
♦️ Al Ardl al Mubaddalah (الأرض المبدلة) adalah bumi yang diciptakan oleh Allah setelah bumi ini dihancurkan.
♦️Bumi ini berwarna putih, tidak ada gunung dan lembah, tidak ada laut dan sungai di dalamnya.
♦️Di bumi inilah manusia dihisab atas amal perbuatan yang mereka lakukan di dunia

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Jatim
t.me/TafsirAyatAqidah
t.me/ldnupckediri
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 30

Apabila sebagian Wahhabi berkata:
Adam bukan Nabi dan juga bukan Rasul berdasarkan Hadits tentang syafaat udzma, bahwa pada hari kiamat manusia meminta syafaat kepada nabi Nuh, mereka berkata kepada nabi Nuh alayhissalam:
أنت أول رسول أرسله الله إلى أهل الأرض
"Engkau adalah Rasul pertama yang Allah utus ke penduduk bumi".

Maka katakan padanya:
✔️ Dalam memahami hadits itu harus komprehensif, harus membandingkannya dengan ayat-ayat al Qur'an, karena salah satu tugas nabi adalah menjelaskan al Qur'an.
✔️ Dalam ayat Al Qur'an, Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰۤ ءَادَمَ وَنُوحࣰا وَءَالَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ وَءَالَ عِمۡرَ ٰ⁠نَ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِینَ
[Surat Ali 'Imran 33]
👆Ayat ini secara terang menjelaskan bahwa Adam dipilih oleh Allah menjadi seorang nabi dan Rasul, sebagaimana Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran.
✔️ Dalam memahami Hadits, kita juga harus memperhatikan hadits-hadits yang lain, karena hadits-hadits nabi itu saling menjelaskan satu dengan yang lain. Dalam Hadits, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي
"Pada hari itu (hari kiamat) tidak ada seorang nabi pun, baik Adam atau lainnya kecuali berada di bawah benderaku. " HR at Tirmidzi

Apabila Wahhabi berkata:
Adam itu nabi saja bukan seorang Rasul

*Maka katakan padanya:*
Jika Adam bukan seorang Rasul, syariat siapa yang diamalkan oleh nabi Adam dan keturunannya sampai dengan nabi Nuh? Apakah menurut kalian Adam dan keturunannya itu hidup tanpa aturan syariat, sebagaimana hidupnya binatang?! والعياذ بالله
👆Bukankah pada masa nabi Adam ada syariat, seperti misalnya boleh bagi seorang laki-laki untuk menikahi saudara perempuannya sekandung yang bukan kembaranya?!, dan haram menikahi saudari perempuan yang menjadi kembarannya?! Bukankah ini menunjukkan bahwa nabi Adam memiliki syariat, dan itu menunjukkan bahwa beliau bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang Rasul.

🙏Para ulama menjelaskan bahwa makna hadits di atas adalah bahwa nabi Nuh adalah *Rasul pertama yang diutus pada orang-orang kafir*. Karena para nabi sebelumnya seperti nabi Adam, nabi Tsits dan Nabi Idris diutus kepada manusia yang muslim
Kekufuran dan kesyirikan baru terjadi setelah wafatnya nabi Idris 'alayhissalam. Dikisahkan bahwa ada lima orang wali yang namanya disebutkan dalam al Qur'an:
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ *وَدࣰّا وَلَا سُوَاعࣰا وَلَا یَغُوثَ وَیَعُوقَ وَنَسۡرࣰا*
[Surat Nuh 23]
sepeninggal mereka, Iblis datang membisiki mereka agar membuat patung lima orang wali tersebut sebagai peringatan atas kebaikan mereka. Namun setelah berganti generasi, Iblis menghasut mereka untuk menyembah patung-patung itu, sehingga sejak saat itu mulai terjadi kesyirikan. Keadaan seperti berjalan selama seribu tahun dan disebut dengan jahiliyyah pertama, sampai kemudian nabi Nuh diutus kepada mereka (orang-orang kafir).

#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 31

Apabila Wahhabi berkata:
Allah itu bertempat di langit berdasarkan firman Allah ta' ala:
ءَأَمِنتُم مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ أَن یَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا هِیَ تَمُورُ ۝ أَمۡ أَمِنتُم *مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ* أَن یُرۡسِلَ عَلَیۡكُمۡ حَاصِبࣰاۖ فَسَتَعۡلَمُونَ كَیۡفَ نَذِیرِ
[Surat Al-Mulk 16 - 17]

Maka katakan pada mereka:
Kalian telah mempertentangkan ayat di atas dengan ayat muhkamat yang merupakan umm al kitab (induk al Qur'an) yang menegaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk, yaitu Q.S Syuraa: 11:
ليس كمثله شيء
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, baik dari satu segi maupun semua segi".
👆Karena dengan pemahaman seperti ini kalian telah menyerupakan Allah dengan para malaikat, bahwa keduanya sama-sama bertempat di atas langit. Sebab malaikat adalah penduduk langit sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
ما في السماوات السبع موضع اربع أصابع الا وفيه ملك قائم أو راكع أو ساجد
"Tidak ada di langit yang tujuh tempat empat jari kecuali di sana ada malaikat yang berdiri atau ruku' atau sujud".
🙏Al Qur'an tidak mungkin saling bertentangan, karena dia adalah kalam Allah yang Maha Mengetahui.

Katakan juga pada mereka:
Para ulama tafsir telah menafsirkan lafadz من في السماء pada ayat di atas dengan "para malaikat".
👆Sehingga makna ayat di atas adalah "Sudah merasa amankah kalian, bahwa para malaikat yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia berguncang?!"
👆Hal ini selaras dengan Hadits di atas yang menegaskan bahwa langit adalah tempat tinggal para malaikat.

Jika Wahhabi mengatakan:
Lafadz من pada surat al Mulk di atas tidak mungkin dimaknai dengan 'para malaikat', karena lafadz من itu menunjukkan mufrad (arti satu), sementara malaikat itu banyak.

Maka katakan pada mereka:
Dalam Nahwu lafadz lafadz من itu boleh digunakan untuk makna mufrad dan makna jama'.
👆Perhatikan dua firman Allah ta'ala:
وَمِنۡهُم مَّن یَسۡتَمِعُ إِلَیۡكَۖ
[Surat Al-An'am 25]
👆Pada ayat pertama من secara lafadz adalah mufrad terbukti fiil setelahnya menggunakan dlomir mufrad, tetapi maknanya adalah jama', sebagaimana ditunjukkan dalam ayat lain, Allah ta'ala berfirman:
وَمِنۡهُم مَّن یَسۡتَمِعُونَ إِلَیۡكَۚ
[Surat Yunus 42]
👆Fiil dalam ayat ini menggunakan dlomir jama' dan ini menunjukkan bahwa makna من pada kedua ayat di atas adalah jama'.

Katakan juga pada mereka:
Apakah makna firman Allah ta'ala فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ dalam ayat:
وَنُفِخَ فِی ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَمَن فِی ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا مَن شَاۤءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِیهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِیَامࣱ یَنظُرُونَ
[Surat Az-Zumar 68]
👆Jika lafadz فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ kalian maknai dengan "Allah yang di langit" sebagaimana dalam surat Al Mulk maka berarti kalian telah mengatakan bahwa Allah pingsan ketika sangkakala ditiup oleh Israfil pada hari kiamat. والعياذ بالله تعالى
👆Dan apabila kalian memaknainya dengan para malaikat yang berada di langit pingsan mendengar sangkakala yang ditiup malaikat Israfil maka kalian telah mengakui bahwa yang di langit itu malaikat dan bukan Allah.
👆Dan jika kalian tetap ngotot mengatakan bahwa Allah bertempat di langit maka secara tidak langsung kalian juga mengakui bahwa kalian telah menyerupakan Allah dengan malaikat, bahwa keduanya sama-sama bertempat di langit.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 32

Apabila Wahhabi berkata:
Allah itu ada di atas langit berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلَّا كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
"Demi dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak istrinya ke ranjang (untuk bersenggama) sedangkan dia enggan, melainkan yang ada di langit murka kepadanya sampai suaminya mema'afkannya."

Maka katakan kepadanya:
♦️Dalam hadits di atas, Rasulullah tidak menyebutkan Allah yang ada di langit, tetapi beliau menyebut yang di langit. Padahal telah maklum dari beberapa ayat dan hadits bahwa penduduk langit adalah para malaikat, bukan Allah. Maka maksud Nabi dengan sabdanya yang di langit adalah malaikat.
👆Di antara hadist yang menunjukkan bahwa malaikat bertempat tinggal di langit adalah:
ما في السماوات السبع موضع اربع أصابع الا وفيه ملك قائم أو راكع أو ساجد
"Tidak ada di langit yang tujuh tempat empat jari kecuali di sana ada malaikat yang berdiri atau ruku' atau sujud". HR At Tirmidzi

Katakan juga kepadanya:
♦️Dalam memahami hadits ini kita juga harus melihat hadits-hadits lain yang semakna. Jangan memahami hadits semaunya sendiri, mengambil satu hadits dan mengabaikan hadits-hadits yang lain.
👆Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ
"Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya menolaknya sehingga dia melalui malam itu dalam keadaan marah, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga Subuh". HR al Bukhari dan Muslim
🍒Dalam hadist pertama disebutkan bahwa yang ada di langit murka kepada seorang istri yang menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan suami istri.
🍒Dalam hadits kedua disebutkan secara sharih (jelas) bahwa para malaikat melaknat seorang istri yang menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan suami istri.
🙏Hadits pertama dijelaskan oleh hadits kedua, bahwa yang di langit yang murka dan melaknat perempuan tersebut adalah para malaikat, bukan Allah.
🍒 Al Hafidz al Iraqi dalam alfiyahnya berkata:
وخير ما فسرته بالوارد
"Sebaik-baik sesuatu yang kamu tafsirkan adalah yang kamu tafsirkan dengan yang warid"
👆Ayat ditafsirkan dengan ayat, ayat ditafsirkan dengan hadits atau hadits dijelaskan dengan hadits yang lain.
والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
RUDUD 26

Apabila Wahhabi berkata:
“Allah itu ada di atas langit berdasarkan hadits Jariyah yang ada dalam shahih Muslim, bahwa Rasulullah bertanya kepada budak perempuan tersebut: أين الله؟, kemudian budak perempuan tersebut menjawab: في السماء."

Maka katakanlah:
Tidak ada seorang ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah yang memahami hadits tersebut seperti pemahaman kalian. Dalam menjelaskan hadits tersebut, sebagian ulama mengatakan hadits tersebut adalah hadits dloif (lemah), sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah dalam persoalan akidah. Sebagian ulama mensgohihkan hadits tersebut, tetapi mereka mentakwilkannya. Bahwa pertanyaan Nabi “Aina Allah” bukan pertanyaan tentang tempat (di mana), tetapi bertanya tentang kedudukan (Bagaimana pengagungan kamu kepada Allah). Sedangkan jawaban jariyah (budak perempuan), “fis Sama’” artinya Allah itu kedudukannya sangat tinggi.

Apabila Wahhabi berkata:
Ini adalah hadits Muslim, kenapa dikatakan dloif?

Maka katakanlah:
Memang secara umum hadits yang diriwayatkan oleh al Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim adalah shahih. Namun ada beberapa hadits yang ada dalam kitab tersebut yang mendapat kritik dari para huffadz hadits. Selain hadits Jariyah ada juga hadits lain yang didloifkan oleh para huffadz, antara lain:
1. Hadits yang berbunyi:
إِنَّ أَبِيْ وَأَبَاكَ فِي النَّارِ
“Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”
Hadits ini didloifkan oleh al Hafidz as Suyuthi.

2. Hadits yang berbunyi:
إِنَّهُ يُعْطِيْ كُلَّ مُسْلِمٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فِدَاءً لَهُ مِنَ اْليَهُوْدِ وَالنَّصَارِى
Hadits ini ditolak oleh al Imam al Bukhari.

3. Hadits yang berbunyi:
صَلَّيْتُ خَلْفَ رسول الله صلى الله عليه وسلم وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوا لا يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Hadits ini didloifkan oleh al Imam as Syafi’i dan sebagian huffadz lainnya.

*Apabila Wahhabi berkata:*
Kenapa kalian mendloifkan hadits Jariyah?!

Maka katakanlah:
Sebagian para huffadz hadits mendloifkan hadits Jariyah, karena dua hal:
1. Hadits tersebut adalah hadits mudlthorib, baik sanad maupun matannya.
Dari segi sanadnya, hadits tersebut riwayatkan dengan beberapa riwayat yang antara satu riwayat dengan riwayat lainya tidak dapat dikompromikan. Demikian juga dari segi matannya juga diriwayatkan dengan redaksi matan yang berbeda-beda, yaitu:
a. Rasulullah bertanya: Aina Allah?, Jariyah menjawab: Fi as Sama`
b. Rasulullah bertanya: Man Rabbuka?, kemudian jariyah menjawab: Allah
c. Rasulullah bertanya: Aina Allah?, budak itu menjawab dengan memberi isyarat ke arah langit
d. Rasulullah bertanya:
أَتَشْهَدِيْنَ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ؟ قَالَتْ: نَعَمْ قَالَ أَتَشْهَدِيْنَ أَنِّي رَسُوْلُ اللهِ قَالَتْ نَعَمْ

2. Hadits tersebut bertentangan dengan dasar agama (ashl ad din), bahwa seseorang dihukumi dengan muslim apabila dia telah mengucapkan dua kalimah syahadat, bukan ketika dia mengatakan “Allah di langit”, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Mutawatir, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
أمِرْتُ أَن أُقاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَن لا إِلهَ إِلاَّ اللَّه وأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersyahadat bahwa tidak ada yang berhak disembah selian Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah”.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
RUDUD 27

Apabila Wahhabi berkata:
"Allah itu dilangit berdasarkan hadits Rahmah, Rasulullah shallallahu ‘layhi wasallam bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Maka katakanlah:
Ini menunjukkan kedangkalan pengetahuan kalian terhadap hadits. Hadits ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits yang lain yang diantaranya diriwayatkan oleh al Hafidz al Iraqi dalam kitab Amaliy-nya. Rasulullah bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحِيْمُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang, ar Rahim akan menyayangi mereka, sayangilah penduduk bumi maka penduduk langit akan menyayangi kalian”.
Sedangkan riwayat yang diriwayatkan oleh al Imam Hakim dalam kitab al Mustadrak berbunyi:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang, ar Rahman akan menyayangi mereka, sayangilah penduduk bumi maka penduduk langit akan menyayangi kalian”.
Sanad riwayat yang pertama adalah hasan, sedangkan riwayat yang kedua sanadnya shahih, dishahihkan oleh al Hakim dan disetujui oleh al Hafidz adz Dzahabi.
☝️ Ketika disebut penduduk langit, maka yang dimaksud adalah para malaikat, berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam:
مَا فِي السَّمَوَاتِ مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلاَّ وَفِيْهِ مَلَكٌ قَائِمٌ أَوْ رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ
“Tidak ada di langit (yang tujuh) tempat empat jari kecuali ada malaikat yang berdiri, atau ruku’ atau sujud” HR at Tirmidzi dan at Thobarani.
Apabila kalian tetap ngotot mengatakan Allah bertempat di langit, maka sama saja kalian mengatakan Allah berdesak-desakan di atas langit dengan para malaikat, karena berdasarkan hadits di atas, langit telah penuh sesak dengan para malaikat.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
Https://t.me/SalafiWahhabi
Https://t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
RUDUD 28

Apabila Wahhabi berkata:
"Kenapa kalian membatasi sifat Allah hanya 13 atau 20 sifat?”

Maka katakanlah:
Kami (Aswaja) tidak membatasi sifat Allah hanya 13 atau 20 sifat. Tetapi sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat yang wajib diketahui oleh setiap muslim.
Para ulama mewajibkan setiap muslim mengetahui dan meyakini 20 sifat tersebut karena dua hal:
1. Sifat-sifat tersebut seluruhnya telah disebutkan dalam al Qur’an dan hadits
2. Sifat-sifat dapat diketahui dengan akal manusia, jika manusia berfikir menggunakan akalnya akan mengetahui bahwa Allah memiliki sifat wujud, qidam, baqa` dan seterusnya.

Apabila Wahhabi berkata:
Sifat wujud dan qidam (azali) tidak ada dalam al Qur’an dan hadits, kenapa kalian mensifati Allah dengan sifat itu?

*Maka katakanlah:*
Memang secara lafadz sifat wujud dan qidam tidak ada dalam al Qur’an dan hadits. Tetapi secara maknawi kedua sifat itu ada dalam al Qur’an dan hadits. Tentang sifat wujud, Allah ta’ala berfirman:
أَفِي اللهِ شَكٌّ
“Tidak ada keraguan (akan adanya) Allah”.
Tentang sifat qidam Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ
"Allah ada (pada azal) dan belum ada sesuatupun selainnya"
(Diriwayatkan oleh al Imam Al Bukhari)

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
bunyikan aqidah tasybih dan tajsim. Kalian mengatakan: "kami tidak mensifati Allah kecuali dengan sifat yang Allah sifatkan pada Dzat-Nya". Dengan konsep ini kalian juga mengkafirkan mayoritas umat Islam yang mentakwil ayat-ayat sifat mutasyabihat yang makna dzahirnya mengindikasikan bahwa Allah serupa dengan makhluk.
👍Dengan dalih pernyataan itu kalian mensifati Allah dengan duduk (julus), bersemayam (istiqror), padahal Allah tidak pernah mensifati Dzat-Nya dengan sifat itu. "Teori dan prakteknya berbeda"

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 30

Apabila sebagian Wahhabi berkata:
Adam bukan Nabi dan juga bukan Rasul berdasarkan Hadits tentang syafaat udzma, bahwa pada hari kiamat manusia meminta syafaat kepada nabi Nuh, mereka berkata kepada nabi Nuh alayhissalam:
أنت أول رسول أرسله الله إلى أهل الأرض
"Engkau adalah Rasul pertama yang Allah utus ke penduduk bumi".

Maka katakan padanya:
✔️ Dalam memahami hadits itu harus komprehensif, harus membandingkannya dengan ayat-ayat al Qur'an, karena salah satu tugas nabi adalah menjelaskan al Qur'an.
✔️ Dalam ayat Al Qur'an, Allah ta'ala berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰۤ ءَادَمَ وَنُوحࣰا وَءَالَ إِبۡرَ ٰ⁠هِیمَ وَءَالَ عِمۡرَ ٰ⁠نَ عَلَى ٱلۡعَـٰلَمِینَ
[Surat Ali 'Imran 33]
👆Ayat ini secara terang menjelaskan bahwa Adam dipilih oleh Allah menjadi seorang nabi dan Rasul, sebagaimana Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran.
✔️ Dalam memahami Hadits, kita juga harus memperhatikan hadits-hadits yang lain, karena hadits-hadits nabi itu saling menjelaskan satu dengan yang lain. Dalam Hadits, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ آدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ إِلَّا تَحْتَ لِوَائِي
"Pada hari itu (hari kiamat) tidak ada seorang nabi pun, baik Adam atau lainnya kecuali berada di bawah benderaku. " HR at Tirmidzi

Apabila Wahhabi berkata:
Adam itu nabi saja bukan seorang Rasul

*Maka katakan padanya:**
Jika Adam bukan seorang Rasul, syariat siapa yang diamalkan oleh nabi Adam dan keturunannya sampai dengan nabi Nuh? Apakah menurut kalian Adam dan keturunannya itu hidup tanpa aturan syariat, sebagaimana hidupnya binatang?! والعياذ بالله
👆Bukankah pada masa nabi Adam ada syariat, seperti misalnya boleh bagi seorang laki-laki untuk menikahi saudara perempuannya sekandung yang bukan kembaranya?!, dan haram menikahi saudari perempuan yang menjadi kembarannya?! Bukankah ini menunjukkan bahwa nabi Adam memiliki syariat, dan itu menunjukkan bahwa beliau bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang Rasul.

🙏Para ulama menjelaskan bahwa makna hadits di atas adalah bahwa nabi Nuh adalah *Rasul pertama yang diutus pada orang-orang kafir**. Karena para nabi sebelumnya seperti nabi Adam, nabi Tsits dan Nabi Idris diutus kepada manusia yang muslim
Kekufuran dan kesyirikan baru terjadi setelah wafatnya nabi Idris 'alayhissalam. Dikisahkan bahwa ada lima orang wali yang namanya disebutkan dalam al Qur'an:
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ *وَدࣰّا وَلَا سُوَاعࣰا وَلَا یَغُوثَ وَیَعُوقَ وَنَسۡرࣰا*
[Surat Nuh 23]
sepeninggal mereka, Iblis datang membisiki mereka agar membuat patung lima orang wali tersebut sebagai peringatan atas kebaikan mereka. Namun setelah berganti generasi, Iblis menghasut mereka untuk menyembah patung-patung itu, sehingga sejak saat itu mulai terjadi kesyirikan. Keadaan seperti berjalan selama seribu tahun dan disebut dengan jahiliyyah pertama, sampai kemudian nabi Nuh diutus kepada mereka (orang-orang kafir).

#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 31

Apabila Wahhabi berkata:
Allah itu bertempat di langit berdasarkan firman Allah ta' ala:
ءَأَمِنتُم *مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ* أَن یَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا هِیَ تَمُورُ ۝ أَمۡ أَمِنتُم *مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ* أَن یُرۡسِلَ عَلَیۡكُمۡ حَاصِبࣰاۖ فَسَتَعۡلَمُونَ كَیۡفَ نَذِیرِ
[Surat Al-Mulk 16 - 17]

Maka katakan pada mereka:
Kalian telah mempertentangkan ayat di atas dengan ayat muhkamat yang merupakan umm al kitab (induk al Qur'an) yang menegaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk, yaitu Q.S Syuraa: 11:
ليس كمثله شيء
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, baik dari satu segi maupun semua segi".
👆Karena dengan pemahaman seperti ini kalian telah menyerupakan Allah dengan para malaikat, bahwa keduanya sama-sama bertempat di atas langit. Sebab malaikat adalah penduduk langit sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:
ما في السماوات السبع موضع اربع أصابع الا وفيه ملك قائم أو راكع أو ساجد
"Tidak ada di langit yang tujuh tempat empat jari kecuali di sana ada malaikat yang berdiri atau ruku' atau sujud".
🙏Al Qur'an tidak mungkin saling bertentangan, karena dia adalah kalam Allah yang Maha Mengetahui.

Katakan juga pada mereka:
Para ulama tafsir telah menafsirkan lafadz من في السماء pada ayat di atas dengan "para malaikat".
👆Sehingga makna ayat di atas adalah "Sudah merasa amankah kalian, *bahwa para malaikat yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia berguncang?!"
👆Hal ini selaras dengan Hadits di atas yang menegaskan bahwa langit adalah tempat tinggal para malaikat.

Jika Wahhabi mengatakan:
Lafadz من pada surat al Mulk di atas tidak mungkin dimaknai dengan 'para malaikat', karena lafadz من itu menunjukkan mufrad (arti satu), sementara malaikat itu banyak.

Maka katakan pada mereka:
Dalam Nahwu lafadz lafadz من itu boleh digunakan untuk makna mufrad dan makna jama'.
👆Perhatikan dua firman Allah ta'ala:
وَمِنۡهُم *مَّن یَسۡتَمِعُ* إِلَیۡكَۖ
[Surat Al-An'am 25]
👆Pada ayat pertama من secara lafadz adalah mufrad terbukti fiil setelahnya menggunakan dlomir mufrad, tetapi maknanya adalah jama', sebagaimana ditunjukkan dalam ayat lain, Allah ta'ala berfirman:
وَمِنۡهُم مَّن یَسۡتَمِعُونَ إِلَیۡكَۚ
[Surat Yunus 42]
👆Fiil dalam ayat ini menggunakan dlomir jama' dan ini menunjukkan bahwa makna من pada kedua ayat di atas adalah jama'.

Katakan juga pada mereka:
Apakah makna firman Allah ta'ala فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ dalam ayat:
وَنُفِخَ فِی ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَمَن فِی ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا مَن شَاۤءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِیهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِیَامࣱ یَنظُرُونَ
[Surat Az-Zumar 68]
👆Jika lafadz فَصَعِقَ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ kalian maknai dengan "Allah yang di langit" sebagaimana dalam surat Al Mulk maka berarti kalian telah mengatakan bahwa *Allah pingsan ketika sangkakala ditiup oleh Israfil pada hari kiamat. والعياذ بالله تعالى
👆Dan apabila kalian memaknainya dengan para malaikat yang berada di langit pingsan mendengar sangkakala yang ditiup malaikat Israfil maka kalian telah mengakui bahwa yang di langit itu malaikat dan bukan Allah.
👆Dan jika kalian tetap ngotot mengatakan bahwa Allah bertempat di langit maka secara tidak langsung kalian juga mengakui bahwa kalian telah menyerupakan Allah dengan malaikat, bahwa keduanya sama-sama bertempat di langit.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
Https://t.me/SalafiWahhabi
Https://t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 32

Apabila Wahhabi berkata:
Allah itu ada di atas langit berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهَا فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلَّا كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
"Demi dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak istrinya ke ranjang (untuk bersenggama) sedangkan dia enggan, melainkan *yang ada di langit murka kepadanya sampai suaminya mema'afkannya."

Maka katakan kepadanya:
♦️Dalam hadits di atas, Rasulullah tidak menyebutkan *Allah yang ada di langit, tetapi beliau menyebut *yang di langit. Padahal telah maklum dari beberapa ayat dan hadits bahwa penduduk langit adalah para malaikat, bukan Allah. Maka maksud Nabi dengan sabdanya *yang di langit adalah malaikat.
👆Di antara hadist yang menunjukkan bahwa malaikat bertempat tinggi di langit adalah:

Apabila Wahhabi berkata
Allah itu bertempat di langit berdasarkan firman Allah ta' ala:
ءَأَمِنتُم مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ أَن یَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا هِیَ تَمُورُ ۝ أَمۡ أَمِنتُم مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ أَن یُرۡسِلَ عَلَیۡكُمۡ حَاصِبࣰاۖ فَسَتَعۡلَمُونَ كَیۡفَ نَذِیرِ
[Surat Al-Mulk 16 - 17]

Maka katakan pada mereka:
♦️Kalian telah mempertentangkan ayat di atas dengan ayat muhkamat yang merupakan umm al kitab (induk al Qur'an) yang menegaskan bahwa Allah tidak serupa dengan makhluk, yaitu Q.S Syuraa: 11:
ليس كمثله شيء
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, baik dari satu segi maupun semua segi".
👆Dengan pemahaman seperti ini kalian telah menyerupakan Allah dengan para malaikat, sama-sama bertempat di atas langit.
☝️ Karena malaikat adalah penduduk langit. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ما في السماوات السبع موضع اربع أصابع الا وفيه ملك قائم أو راكع أو ساجد
"Tidak ada di langit yang tujuh tempat empat jari kecuali di sana ada malaikat yang berdiri atau ruku' atau sujud".

Katakan juga kepadanya:
♦️Dalam memahami hadits ini kita juga harus melihat hadits-hadits lain yang semakna. Jangan memahami hadits semaunya sendiri, mengambil satu hadits dan mengabaikan hadits-hadits yang lain.
👆Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا *لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ* حَتَّى تُصْبِحَ
"Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya, lalu istrinya menolaknya sehingga dia melalui malam itu dalam keadaan marah, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga Subuh". HR al Bukhari dan Muslim
🍒Dalam hadist pertama disebutkan bahwa *yang ada di langit murka* kepada seorang istri yang menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan suami istri.
🍒Dalam hadits kedua disebutkan secara sharih jelas bahwa *para malaikat* melaknat seorang istri yang menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan suami istri.
🙏Hadits pertama dijelaskan oleh hadits kedua, bahwa dzat yang di langit yang murka dan melaknat perempuan tersebut adalah para malaikat, bukan Allah.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
Https://t.me/SalafiWahhabi
Https://t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 33

Apabila Wahhabi berkata:
Setiap sepertiga malam terakhir Allah turun ke langit dunia dengan dzat-Nya.

Maka katakanlah:
Pertama; turun dan naik secara fisik adalah salah satu sifat makhluk, dan ini adalah mustahil bagi Allah ta’ala.
Kedua; konsekwensi dari perkataan kalian ini adalah Allah tidak memiliki pekerjaan selain naik dan turun, karena sepertiga malam terakhir di setiap daerah itu berbeda-beda. Dan ini sesuatu yang juga mustahil bagi Allah.

Apabila Wahhabi berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
ينزل رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Maka katakanlah:
Ini akibat dari memahami hadits secara harfiyah dan sepotong-potong.
Hadits ini tergolong sebagai hadits sifat mutasyabihat. Apabila makna dhahir dari hadits mutasyabihat bertentangan dengan makna ayat atau hadits muhkamat maka hadits tersebut harus ditakwil agar maknanya sesuai dengan ayat dan hadits muhkamat. Karena hadits tidak bertentangan dengan ayat atau hadits lain.
Di antara takwil yang dijelaskan oleh para pensyarah kitab Shahih Muslim seperti al Imam an Nawawi dan al Imam al ‘Ainiy adalah malaikat yang turun dengan perintah Allah dengan dua dalil:
1⃣ Al Imam al ‘Ainiy mengutip perkataan Ibnu Furak yang memberitahukan bahwa beliau mendengar hadits tersebut dengan harakat dlommah pada huruf ya’ (yunzilu/Allah menurunkan) bukan dengan fathah (yanzilu/Allah turun). Ini adalah dalil bahwa sesungguhnya yang turun ke langit dunia adalah malaikat dengan perintah Allah.
2⃣ al Imam al ‘Ainiy juga menuturkan hadits lain yang menjelaskan hadits an nuzul di atas. Hadits diriwayatkan oleh an Nasa’i dari hadits al Agharr dari Abu Hurairah dan Abi Sa’id, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
إنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُمْهِلُ حَتَّى يَمْضِي شَطْرُ اللَّيْلِ الأَوَّلُ، ثُمَّ يَأْمُرُ مُنَادِيًا يُنَادِي، يَقُولُ: هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ ؟ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطَى ؟
Dalam hadits ini terdapat sabda Nabi:
ثُمَّ يَأْمُرُ مُنَادِيًا يُنَادِي
kemudian Allah memerintahkan penyeru (malaikat) yang menyeru.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 34

Apabila Wahhabi berkata:
Tidak boleh istighotsah dengan memanggil nama Nabi (ya Muhammad) setelah wafatnya Nabi dan itu adalah kesyirikan

Maka katakan padanya:
♦️Secara tidak langsung kalian telah mensyrikkan imam kalian, yaitu Ibnu Taimiyah.
👆Karena dalam salah satu kitabnya, dia meriwayatkan atsar dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma sebagai berikut:
فصل في الرجل إذا خدرت رجله
عن الهيثم بن حنش قال : ( كنا عند عبد الله بن عمر رضي الله عنهما، فخَدِرَت رِجلُه ، فقال له رَجُل: اذكر أحبَّ الناس إليك: فقال : يا محمد، قال: فقام فكأنما نَشِطَ من عِقال)
"Pasal tentang seseorang yang kakinya sakit semacam lumpuh". Dari al Haitsam ibn Hanasy berkata, kami berada di dekat Abdullah ibn Umar radliyallahu anhuma kemudian kakinya sakit semacam lumpuh, kemudian ada seorang laki-laki berkata kepadanya, sebutlah orang yang paling engkau cintai, kemudian beliau berkata: ya Muhammad!, kemudian beliau berdiri seakan-akan terlepas dari ikatan.
👆Ibnu Taimiyah (imam kalian) meriwayatkan atsar di atas dalam sebuah kitab yang dia beri judul al Kalim at Thoyyib (الكلم الطيب) yang artinya perkataan-perkataan yang baik.
☝️ Ini artinya menurut Ibnu Taimiyah semua kalimat yang ada dalam kitabnya tersebut adalah kalimat yang baik, termasuk kalimat nida' (panggilan) kepada Nabi yang dilakukan oleh Ibnu Umar setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alayhi wasallam.
🙏Jadi Ibnu Taimiyah menganggap baik Istighotsah dengan memanggil nama nabi setelah wafatnya.
♦️Perlu kalian ketahui bahwa atsar di atas juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari dalam kitab al Adab al Mufrad dan Ibnu as Sunniy dalam kitab Amal al Yaum wa al Lailah.
Wahai Wahhabi, pilihan kalian sekarang hanya dua:
1⃣ Kamu tarik hukum syirik terhadap orang yang Istighotsah dengan memanggil nama nabi Muhammad setelah beliau wafat dan membolehkannya.
2⃣ Atau kalian memilih untuk mensyrikkan Ibnu Taimiyah yang kalian sebut dengan Syaikhul Islam.

Apabila Wahhabi berkata:
Ibnu Taimiyah meriwayatkan atsar tersebut dari jalan seorang perowi yang diperselisihkan.

Maka katakan padanya:
♦️Sekedar Ibnu Taimiyah meriwayatkannya saja dalam kitab ini adalah bukti bahwa Ibnu Taimiyah menganggap baik perkataan tersebut, baik dia menilainya shahih atau tidak shahih.
☝️Karena seseorang yang menyebutkan kebatilan dalam kitabnya tanpa memperingatkan orang dari kebatilan tersebut maka dia berarti mengajak orang untuk membenarkannya.

Apabila Wahhabi berkata:
Atsar itu sudah didloifkan oleh Albani

Katakan padanya:
Tashhih (menilai hadits dengan shahih) dan tadl'if (menilai hadits dengan dloif) yang dilakukan oleh Albani terhadap hadits-hadits nabi adalah sampah yang tidak boleh dibuat pegangan. Karena ia bukan seorang Hafidz yang dibolehkan untuk melakukan Tashhih dan tadl'if.
☝️Albani sendiri mengakui bahwa dirinya adalah muhaddits kitab bukan muhaddits hifdz.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 35

Apabila Wahhabi berkata kepadamu:
Tawassul dengan orang yang mati itu tidak boleh, karena orang yang mati itu tidak bisa mendengar.

Maka katakan padanya:
Secara syara' dan akal mungkin saja seorang nabi dan wali yang telah meninggal itu bisa mendengar.
♦️Para nabi, karena mereka hidup di dalam kuburnya, Allah menghidupkannya setelah kematian mereka. Dalam hadits yang diriwayatkan sahabat Anas, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
الأنبياء أحياء في قبورهم يصلون
"Para nabi itu hidup, di dalam kuburnya melakukan shalat".
👆Hadits ini dishahihkan oleh al Hafidz al Bayhaqi dalam kitab Hayat al Anbiya' dan disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fath al Bari, dan beliau telah menegaskan dalam Muqoddimah kitab Fath al Bari bahwa Hadits penjelas dari Hadits shahih al Bukhari adalah hadits shahih atau Hasan.
♦️Seorang wali juga tidak mustahil bisa mendengar panggilan Istighotsah orang yang hidup.
👆Dalam hadits disebutkan, Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
وما من رجُلٍ مسلم يمرُّ بقبرِ أخيه المؤمن كانَ يعرفُهُ في الدُّنيا فيسلِّمُ عليْهِ إلَّا عرفه وردَّ عليْهِ السَّلامَ
"Tidaklah seorang laki-laki muslim melewati kuburan saudaranya mukmin yang dia kenal di dunia kemudian dia mengucapkan salam kepadanya kecuali orang yang dikubur mengetahuinya dan menjawab salamnya"
👆Hadits ini dinilai shahih oleh Al Hafidz Abdul Haq al Isybiliy.
🍒 Dalil lain, ketika kita berziarah kubur kita disunnahkan untuk membaca salam sebagai berikut:
السلام عليكم دار قوم مؤمنين
👆Riwayat ini disebutkan oleh imam Muslim dalam Shahih Muslim.
👆Apabila mayit tidak bisa mendengar salam orang yang berziarah, kenapa lafadznya secara sharih ditujukan kepada ahli kubur, jelas ini menunjukkan bahwa mayit bisa mendengar salam orang yang menziarahinya.

Apabila Wahhabi berkata kepadamu:
Bukankah Allah berfirman :
وما أنت بمسمع من في القبور
"Tidaklah kamu dapat membuat orang yang di dalam kubur mendengar"

Maka katakan padanya:
Kalau memahami ayat al Qur'an jangan semaunya sendiri, lihatlah penafsiran para ulama.
👆Karena pemahaman kamu seperti itu berarti telah mempertentangan al Qur'an dan sekian banyak Hadits. Padahal Hadits adalah penjelas al Qur'an, sehingga tidak mungkin hadits bertentangan dengan al Qur'an.
♦️Para ulama menafsirkan ayat tersebut dengan bahwa Allah menyerupakan orang-orang kafir dengan orang-orang mati yang berada di dalam kubur. Orang-orang kafir meskipun masih hidup tetapi mereka tidak bisa mengambil manfaat dari perkataan Rasulullah seperti orang-orang mati yang pada umumnya tidak bisa mengambil manfaat dari perkataan orang lain.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Beda aswaja & wahhabi
Rudud 'ala al Wahhabiyyah 36

Apabila Wahhabi berkata kepadamu:
Tawassul tidak diperbolehkan sebagaimana penegasan dari al Imam Abu Hanifah, beliau berkata:
Aku benci jika dikatakan:
أسألك بحق فلان
"Aku meminta kepadamu dengan hak si fulan"

Maka katakan padanya:
Yang lebih tahu maksud dari al Imam Abu Hanifah adalah para penganut madzhab Hanafi, bukan kalian yang ngaku-ngaku pengikut al Imam Ahmad bin Hanbal padahal aqidah kalian bertentangan dengan aqidah al Imam Ahmad bin Hanbal.
♦️Ibnu Abidin (salah seorang ulama madzhab Hanafi) dalam kitab Radd al Muhtar mengatakan, bahwa al Imam Abu Hanifah hanya tidak menyukai penggunaan lafadz tersebut.
👆Beliau tidak mengatakan bahwa beliau benci terhadap tawassul dengan para nabi dan wali secara mutlak.
♦️Apabila maksud al Imam Abu Hanifah itu seperti yang kalian pahami (pengharaman tawassul secara mutlak, pastilah para pengikut al Imam Abu Hanifah tidak akan bertawassul, bertabarruk dan Istighotsah, tetapi faktanya mereka seluruhnya bertawassul, bertabarruk dan beristighotsah dengan para nabi dan wali.
♦️Perlu kalian ketahui juga bahwa maksud dari al Imam Abu Hanifah (sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abidin) adalah bahwa lafadz tersebut mengindikasikan seolah-olah ada hak makhluk padanya atau ada kewajiban Allah terhadap makhluk-Nya, padahal aqidah Islam menegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang wajib bagi Allah. Karena itu beliau tidak menyukai tawassul dengan lafadz tersebut, tetapi beliau bertawassul dengan lafadz yang lain.
♦️Perlu juga kalian ketahui, bahwa Lafadz tawassul di atas juga dapat ditemukan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ahmad dan lainnya.
👆Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ حِينَ يَخْرُجُ إِلَى الصَّلَاةِ : اللَّهُمَّ إِنِّي *أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِينَ عَلَيْكَ، وَبِحَقِّ مَمْشَايَ،* فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشَرًا، وَلَا بَطَرًا، وَلَا رِيَاءً، وَلَا سُمْعَةً، خَرَجْتُ اتِّقَاءَ سَخَطِكَ، وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ، أَسْأَلُكَ أَنْ تُنْقِذَنِي مِنَ النَّارِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ. وَكَّلَ اللَّهُ بِهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ
"Barangsiapa yang ketika keluar rumah untuk menuju ke masjid berkata:
اللَّهُمَّ إِنِّي *أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِينَ عَلَيْكَ، وَبِحَقِّ مَمْشَايَ،* فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشَرًا، وَلَا بَطَرًا، وَلَا رِيَاءً، وَلَا سُمْعَةً، خَرَجْتُ اتِّقَاءَ سَخَطِكَ، وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ، أَسْأَلُكَ أَنْ تُنْقِذَنِي مِنَ النَّارِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.
maka Allah menugaskan 70.000 malaikat memintakan ampunan untuknya"
👆Hadits di nilai Hasan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar al Asqalani dalam kitab Amalinya, dan al Hafidz Abu al Hasan al Maqdisiy, Asy Syaikh al Hafidz al Mundziri dan al Hafidz al Iraqi.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Kab Kediri
t.me/SalafiWahhabi
t.me/ldnupckediri
TAFSIR AYAT AQIDAH 123

سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى
[Surat Al-A'la 1]
"Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi (derajatnya)"

Penjelasan
🍒 Ayat ini memerintahkan untuk mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya.
👆Sifat-sifat Allah semua menunjukkan kesempurnaan bagi-Nya. ♦️Seluruh sifat makhluk adalah sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah.
👆Sifat makhluk seperti berubah, berada pada tempat dan arah, memiliki bentuk dan ukuran, memiliki warna dan seterusnya.
🍒 Al A'la artinya Dzat yang paling tinggi kedudukan dan derajat-Nya, bukan tinggi dari segi tempat dan arah.
👆Karena kemuliaan itu tidak diukur dari tingginya tempat dan arah, tetapi karena dimuliakan oleh Allah ta'ala.
👆Para Nabi bertempat tinggal di bumi (di arah bawah), tetapi mereka lebih mulia dari para malaikat yang bertempat tinggal di atas langit.
🍒 Ahlussunnah wal jama’ah meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah.
👆Al Hafidz al Iraqi mengutip ijma' yang mengkafirkan orang yang menetapkan tempat dan arah pada Allah.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Jatim
t.me/TafsirAyatAqidah
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Tafsir Ayat Aqidah
TAFSIR AYAT AQIDAH 124

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰۤ ۝ أَن جَاۤءَهُ ٱلۡأَعۡمَىٰ
[Surat 'Abasa 1 - 2]
"Dia telah bermuka masam dan berpaling karena telah datang seorang buta kepadanya"

Penjelasan
🍒 Ayat ini berkenaan dengan kisah Rasulullah shallallahu alayhi wasallam dan Abdullah ibn Ummi Maktum.
🍒 Suatu hari Rasulullah shallallahu alayhi wasallam sedang berusaha keras mengajak para pembesar Quraisy untuk masuk Islam, mereka adalah Utbah ibn Robi'ah, Abu Jahal ibn Hisham, Umayyah dan Ubayy ibn Kholaf. Ketika itu Rasulullah memiliki harapan yang sangat besar, mereka akan masuk ke dalam Islam.
👆Namun di saat beliau sedang sibuk tersebut, tiba-tiba datang Ibnu Ummi Maktum (seorang sahabat yang buta) memutus pembicaraan mereka. Ibnu Ummi Maktum berkata: "Ajarkanlah kepadaku apa yang telah Allah ajarkan kepadamu".
👆Mendengar itu Rasulullah mukanya menjadi masam dan memalingkan mukanya, serta pergi ke rumah beliau. Karena itulah Rasulullah shallallahu alayhi wasallam ditegur oleh Allah dengan teguran halus.
👆Setelah itu setiap kali Ibnu Ummi Maktum datang kepada Rasulullah, beliau selalu menyambutnya dengan ucapan:
مرحبا بمن عاتبني فيه ربي
"selamat datang orang yang karenanya Tuhanku menegurku (dengan teguran halus).

Perhatian
1⃣ Tidak boleh dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu alayhi wasallam telah menyakiti Ibnu Ummi Maktum.
👆Karena Ibnu Ummi Maktum adalah seorang sahabat yang buta, sehingga ketika Nabi memalingkan muka dia tidak melihatnya, dan tidak tersakiti hatinya.
👆Menyakiti orang lain adalah dosa besar, dan para Nabi itu makshum dari dosa besar.
2⃣ Tidak boleh dikatakan bahwa Rasulullah shallallahu alayhi wasallam telah bermaksiat kepada Allah, pada saat beliau memalingkan mukanya dari Ibnu Ummi Maktum.
3⃣ Tidak boleh dikatakan bahwa Allah mencela dan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alayhi wasallam.
4⃣ Tidak boleh dikatakan bahwa dalam kisah di atas Rasulullah shallallahu alayhi wasallam telah berijtihad dan ijtihadnya salah.
Waspadalah terhadap pendapat Yusuf Qordlowi yang mengatakan bahwa Rasulullah itu berijtihad dan terkadang salah dalam berijtihad.
👆Ajaran seperti ini adalah sangat berbahaya, karena akan membuat umat Islam ragu-ragu terhadap kebenaran syariat Islam.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Jatim
t.me/TafsirAyatAqidah
t.me/ldnupckediri
Forwarded from Tafsir Ayat Aqidah
TAFSIR AYAT AQIDAH 126

قُلۡ یَـٰۤأَهۡلَ ٱلۡكِتَـٰبِ لَا تَغۡلُوا۟ فِی دِینِكُمۡ غَیۡرَ ٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوۤا۟ أَهۡوَاۤءَ قَوۡمࣲ قَدۡ ضَلُّوا۟ مِن قَبۡلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِیرࣰا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَاۤءِ ٱلسَّبِیلِ
[Surat Al-Ma'idah 77]
"Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus.”

Penjelasan
🍅 Ayat ini menjelaskan larangan al ghuluw fid din (berlebihan dalam agama).
☝️Al Ghuluw fid din adalah mengamalkan ajaran agama melebihi dari batas yang diperintahkan.
🍅 Bentuk-bentuk al Ghuluw fid din di antaranya:
1⃣ Mengharamkan sesuatu yang tidak haram
👆Seperti orang yang mengharamkan tawassul, tabarruk dan istighotsah dengan nabi dan para wali.
☝️Padahal Rasulullah shallallahu alayhi wasallam mengajarkan tawassul dengan Nabi dan para sahabat serta salaf mempraktikkan tawassul, tabarruk dan istighotsah dengan Nabi dan wali
2⃣ Mewajibkan sesuatu yang tidak wajib
☝️Seperti kelompok yang mewajibkan seorang perempuan memakai cadar, padahal hukumnya bukan wajib melainkan sunnah.
3⃣ Memutlakkan sesuatu yang hukumnya dirinci
☝️Seperti orang yang mengatakan Isbal itu haram secara mutlak, perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian haram mutlak dan semacamnya.
☝️Padahal hukum dari tiga masalah di atas itu dirinci. Isbal jika bertujuan untuk sombong maka haram, tetapi jika tidak untuk sombong hukumnya makruh. Perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian jika bertujuan menyebarkan fitnah di antara kaum laki-laki hukumnya haram, dan jika tidak bertujuan untuk itu maka tidak haram.
4⃣ Memuji seseorang melebihi dari derajatnya
☝️Seperti orang Nashrani yang menuhankan nabi Isa
☝️Seperti orang yang mengatakan Nabi Muhammad mengetahui semua yang diketahui Allah
☝️Seperti orang yang mengatakan, wali fulan tidak pernah salah.
❤️Rasulullah shallallahu alayhi wasallam bersabda:
لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
"Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nasrani mengkultuskan 'Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah 'abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya"). HR al Bukhari.
🍅Semakna dengan ayat di atas, hadits Rasulullah shallallahu alayhi wasallam:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ ‏
"Wahai manusia jauhilah al Ghuluw fid din, sesungguhnya al Ghuluw fid din telah merusak orang sebelum kalian" HR Ibnu Majah.

والله اعلم بالصواب
#Asnuter Jatim
t.me/TafsirAyatAqidah
👉 Orang yang mati syahid ruhnya akan langsung masuk surga.
🌟 Hari ini umat sedang rusak, kebodohan terhadap ajaran-ajaran Islam menyebar luas dan paham-paham yang menyimpang tumbuh subur, maka barang siapa berdiri tegak untuk mendakwahkan ajaran Rasulullah maka dia akan mendapatkan pahala orang yang mati syahid meskipun dia mati di atas tidurnya.

#Asnuter Kab Kediri