Aku pernah mengikuti kelas Filsafat selama kurang lebih dua semester (kelas Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Sejarah Pemikiran Moderen).

Dalam proses pemikiran filsafat, ada sebuah aktifitas dimana untuk mendapatkan kebenaran kita harus "ragu-ragu" terhadap sesuatu yang belum jelas benar atau salah namun filsafat melarang untuk ragu-ragu terhadap aktifitas "ragu-ragu" tersebut.

Dalam proses ini, kita diwajibkan untuk berpikir dan membuktikan "apakah benar? apakah salah? apa buktinya? apa pertimbangannya?" Sehingga kita tidak terjebak dalam ketidakjelasan akan suatu kebenaran.


Kita mungkin akan direpotkan dengan proses aktifitas berpikir seperti ini, namun jika kita manusia yang benar-benar berpikir hasil akhirnya tidak akan mengecewakan.

Dalam prinsip keagamaan (Islam) kita dikenalkan dengan suatu proses yang sama (mirip), yakni "tabayun" atau kita terjemahkan sebagai klarifikasi. Proses Tabayun ini akan sama dengan proses pemikiran filsafat yakni ragu-ragu kemudian mencari data dan fakta untuk membuktikan kebenaran suatu permasalahan.

Kedua bidang diatas sama-sama menonjolkan tentang aktifitas berpikir untuk menentukan sebuah kebenaran. Meskipun kita bukan seorang ahli filsafat ataupun ahli agama; masa iya kita sudah bukan jadi manusia hanya karena tidak pernah berpikir sebelum menyampaikan sesuatu? Jangan lupa untuk #SaringSebelumSharing karena #HoaX bisa menghancurkan sebuah negara.