الدين القيم
2.6K subscribers
868 photos
45 videos
88 files
2.54K links
Download Telegram
الدين القيم
Photo
Gaza adalah penjara terbesar di dunia saat ini, tempat di mana kejahatan paling keji dilakukan:
pembunuhan terhadap wanita, anak-anak, orang tua, dan lainnya; pembakaran kamp-kamp pengungsian beserta penghuninya; penghancuran seluruh sarana kehidupan seperti masjid, rumah sakit, dan tempat penampungan air.
Gaza juga mengalami blokade kejam dan mencekik, di mana obat-obatan, makanan, pakaian, dan bantuan untuk yang terluka dan sakit dicegah masuk.

Semua ini terjadi sementara umat Islam, umat Al-Qur'an, umat yang seharusnya punya harga diri dan rasa tolong-menolong, serta dunia seluruhnya, hanya mendengar teriakan dan permintaan tolong, menyaksikan darah, kehancuran, air mata, dan jenazah, serta melihat orang-orang hidup yang menunggu kematian karena kelaparan.

Siapa yang rela ini terjadi pada keluarga dan anak-anaknya?
Bahkan, siapa yang rela ini terjadi kepada hewan-hewan sekalipun?

Ya Allah, kami berlepas diri kepada-Mu dari semua ini.
Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik tempat bergantung.
Untuk Allah, kemudian untuk sejarah, (Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi).
Dan siapa pun yang ridha atas apa yang terjadi pada saudara-saudara kami di Gaza, atau membantu, atau menjadi sebabnya — maka hendaklah ia menanti giliran dan balasannya.
Dan di sisi Allah para pihak yang bersengketa akan dikumpulkan.

✍️ Oleh: Fadhilatus Syaikh al-Mubarak
Nu'man bin Abdul Karim al-Watr
Seruan kepada seluruh kaum Muslimin!

Perbanyaklah doa untuk saudara-saudara kalian di Gaza.
Bencilah dengan hati kalian atas apa yang menimpa mereka, siapa pun yang menjadi penyebabnya.

Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari sikap meninggalkan mereka.
Ya Allah, inilah yang kami mampu lakukan, maka janganlah Engkau menghukum kami atas apa yang tidak kami mampu.


نداء إلى عامة المسلمين!

أكثروا الدعاء لإخوانكم في غزة.

واكرهوا بقلوبكم ما يحدث لهم، أيًّا كان المتسبب فيه.

اللهم إني أبرأ إليك من الخذلان.

اللهم هذا ما نملك، فلا تؤاخذنا بما لا نملك.
Penyimpangan Khawarij Zaman Ini terhadap Syariat…"

✍️📒 Penyimpangan terhadap syariat, kelapangan ajarannya, dan hukum-hukumnya adalah salah satu peninggalan terburuk Khawarij zaman ini, yaitu kalangan “Shahawiyyun” (gerakan kebangkitan Islam modern yang menyimpang). Dan diantara kejahatan mereka terhadap maqashid (tujuan) syariat, kaidah-kaidahnya, dan manhaj para nabi dan rasul adalah penyimpangan terhadap hukum-hukum jihad fi sabilillah.

Di antara pokok Khawarij zaman ini:
🔹Kebodohan dan hawa nafsu adalah dua pokok besar penyebab penyimpangan, kesesatan, serta bencana dan musibah yang menimpa kaum muslimin. Barangsiapa membaca sejarah Islam, akan melihat banyak sekali buktinya.
Allah Ta'ala memerintahkan para makhluk agar kembali kepada ulama yang kokoh ilmunya, dan bertanya kepada mereka, serta melarang mengikuti hal-hal yang samar (mutasyabihat) dan berbicara dalam agama dengan kebodohan dan hawa nafsu.

Allah Ta‘ala berfirman:

﴿وَلَا تَقۡفُ مَا لَیۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولࣰا﴾
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra: 36)

Dan Allah berfirman:

﴿فَسۡـَٔلُوۤا۟ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ﴾
.
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. An-Nahl: 43)

Dan Allah berfirman:

﴿وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ﴾
"Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan, mereka menyebarkannya. Dan jika mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang dapat mengambil kesimpulan dari mereka akan mengetahuinya..."(QS. An-Nisa: 83)

Dan Allah juga berfirman:

﴿هُوَ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ عَلَیۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَایَـٰتࣱ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتࣱۖ فَأَمَّا ٱلَّذِینَ فِی قُلُوبِهِمۡ زَیۡغࣱ فَیَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَاۤءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَاۤءَ تَأۡوِیلِهِۦۖ وَمَا یَعۡلَمُ تَأۡوِیلَهُۥۤ إِلَّا ٱللَّهُۗ وَٱلرَّ ٰ⁠سِخُونَ فِی ٱلۡعِلۡمِ﴾.

"Dia-lah yang menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkam (jelas), itulah pokok-pokok isi Al-Kitab dan yang lain mutasyabih (samar). Maka orang-orang yang dalam hatinya ada penyimpangan akan mengikuti yang mutasyabih darinya untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya..."(QS. Ali ‘Imran: 7).

🔹Jihad di jalan Allah adalah ibadah, termasuk ibadah yang paling mulia. Tidak sah dan tidak disyariatkan kecuali apabila terpenuhi syarat-syaratnya, rukun-rukunnya, ketentuan-ketentuannya, dan sebab-sebab syar'inya, sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya ﷺ. Hal ini sebagaimana ibadah-ibadah lain dalam Islam; jihad tidak boleh ditegakkan berdasarkan hawa nafsu, pendapat orang-orang jahil, atau kalangan ekstremis!

Di antara syarat jihad fi sabilillah:
🔹Dalil-dalil syariat yang suci menunjukkan bahwa yang berwenang memerintahkan jihad dan mengajak kepada jihad adalah waliyyul amr (pemimpin umat), baik ia orang saleh ataupun fasik. Bukan hak individu atau kelompok tertentu seperti yang dilakukan oleh Khawarij zaman ini.

Para ulama fiqih juga mensyaratkan dalam pelaksanaan jihad yaitu adanya perlengkapan dan persiapan yang cukup, kekuatan dan kemampuan yang memadai, serta dominasi kemungkinan menang terhadap musuh.
Allah Ta‘ala berfirman:

﴿وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةࣲ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَیۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ﴾.
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang, untuk menakuti musuh Allah dan musuh kalian." (QS. Al-Anfal: 60)

Dan Allah juga berfirman:

﴿لَا یُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ﴾

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah: 286).
Dan Allah berfirman:

﴿فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ﴾

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah semampu kalian." (QS. At-Taghabun: 16).
Dan Allah Ta'ala berfirman:

﴿لَّیۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِینَ لَا یَجِدُونَ مَا یُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا۟ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ﴾.

"Tidak ada dosa atas orang-orang yang lemah, orang-orang sakit, dan orang-orang yang tidak memiliki sesuatu yang dapat mereka infakkan, selama mereka tulus kepada Allah dan Rasul-Nya." (QS. At-Taubah: 91)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w. 728 H) rahimahullah berkata:
“Seluruh ibadah seperti salat, jihad, dan selainnya itu wajib bila ada kemampuan; adapun jika dalam keadaan tidak mampu, maka Allah tidak membebani jiwa kecuali sesuai kesanggupannya.”
(Majmu' al-Fatawa 28/388).

Berkata Al-‘Allamah Al-Faqih Ibnu ‘Utsaimin (w. 1421 H) –rahimahullāh–:

Prinsip ketiga: Kita katakan bahwa pada zaman kita sekarang ini sulit untuk melaksanakan jihad fi sabilillah dengan pedang dan sejenisnya, karena kelemahan kaum muslimin secara materi dan moral, serta tidak terpenuhinya sebab-sebab kemenangan yang hakiki. Selain itu, mereka juga telah masuk dalam berbagai perjanjian dan kesepakatan internasional.
Maka yang tersisa hanyalah jihad dengan dakwah kepada Allah berdasarkan ilmu dan basirah (pemahaman yang jelas).
(Majmu‘ Al-Fatawa 18/388)

Dan beliau berkata pula dalam Asy-Syarhul Mumti‘ (8/7) dalam penjelasan hukum jihad bahwa jihad adalah fardhu kifayah:

> “Wajib terpenuhi satu syarat, yaitu: kaum muslimin harus memiliki kemampuan dan kekuatan yang dengannya mereka bisa berperang. Jika mereka tidak memiliki kemampuan, maka memaksakan diri untuk berperang sama saja dengan melemparkan diri ke dalam kebinasaan.”
(Selesai kutipan).

Kejahatan Khawarij Zaman Ini terhadap Rakyat Palestina:
🔹 Lihatlah, semoga Allah menjagamu… Apa yang telah menimpa kaum Muslimin yang tertindas di tanah Palestina, di Gaza — dari pembunuhan, pemusnahan, pengusiran, penghancuran, hingga pengusiran paksa... Gaza telah menjadi puing-puing yang tinggal kenangan… La haula wa la quwwata illa billah.

Termasuk kebatilan terbesar dan bentuk penghinaan terhadap akal sehat adalah ketika Khawarij zaman ini menyalahkan kaum Muslimin — baik penguasa maupun rakyat — atas akibat dari kebodohan dan tindakan gegabah mereka sendiri.

Ya Allah, selamatkanlah darah kaum Muslimin dan orang-orang tertindas di Palestina dan di seluruh negeri kaum Muslimin.
Ya Allah, beri mereka makanan di tengah kelaparan, dan keamanan di tengah rasa takut.
Ya Allah, hukumlah siapa pun yang menjadi penyebab kehancuran, pembantaian, teror, kelaparan, dan pengusiran mereka.

Ya Rabb Yang Maha Benar, bebaskan kaum Muslimin yang tertindas dari kejahatan mereka.

Ditulis oleh Dr. Sami Khayyath di platform X.


(عَبَثُ ‎#خوارج_العصر بِالشَّرِيعَةِ…)
🖋🗒تَحْرِيفُ الشَّريعة.. وسماحتها، وأحكامها.. من أعظم ‎#مخلفات_خوارج_العصر#الصحويين . ومن جنايتهم بمقاصد الشريعة، وقواعدها، ومنهج الأنبياء والرسل: تحريفهم لأحكام الجهاد في سبيل الله.
(مِنْ أُصُولِ خوارج العصر…)
🔹والجهل والهوى.. أصلان عظيمان من أسباب الزيغ والانحراف.. وجر الويلات والنكبات، والمصائب بالمسلمين. ومن قرأ التاريخ الإسلامي يرى شواهد هذا كثيرة، وكثيرةٌ جداً.. وقد أمر الله جل وعلا الخلق بالرجوع لأهل العلم الراسخين وسؤالهم، ونهى عن اتباع المتشابه، والخوض في الدين بالجهل والهوى. قال تعالى:﴿وَلَا تَقۡفُ مَا لَیۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولࣰا﴾، وقال:﴿فَسۡـَٔلُوۤا۟ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ﴾.
وقال سبحانه: ﴿وَإِذَا جَاۤءَهُمۡ أَمۡرࣱ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰۤ أُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِینَ یَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ﴾.
وقال:﴿هُوَ ٱلَّذِیۤ أَنزَلَ عَلَیۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ مِنۡهُ ءَایَـٰتࣱ مُّحۡكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتࣱۖ فَأَمَّا ٱلَّذِینَ فِی قُلُوبِهِمۡ زَیۡغࣱ فَیَتَّبِعُونَ مَا تَشَـٰبَهَ مِنۡهُ ٱبۡتِغَاۤءَ ٱلۡفِتۡنَةِ وَٱبۡتِغَاۤءَ تَأۡوِیلِهِۦۖ وَمَا یَعۡلَمُ تَأۡوِیلَهُۥۤ إِلَّا ٱللَّهُۗ وَٱلرَّ ٰ⁠سِخُونَ فِی ٱلۡعِلۡمِ﴾.
🔹والجهاد في سبيل الله عبادة، من أجل العبادات.. ولا يصح ولا يشرع إلا إذا توفرت شروطه، وأركانه، وضوابطه، وأسبابه المشروعة، وفق ما أمر الله به، وبينه رسولهﷺ شأنه شأن بقية العبادات في الإسلام؛ ولا يقام بالهوى، وآراء الجهال والغلاة!
(مِنْ شروط الجهاد في سبيل الله)
🔹ودلت دلائل الشرع المطهر أن الذي يأمر بالجهاد، ويدعو إليه هو ولي الأمر-براً كان أم فاجراً- وليس لآحاد الناس، كخوارج العصر القيام به، كما اشترط الفقهاء لإقامته: إعداد العدة الكافية، والقوة والقدرة عليه، وغلبة النصر على العدو. قال عز وجل:﴿وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةࣲ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَیۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ﴾.
وقال تعال: ﴿لَا یُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ﴾، وقال: ﴿فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ﴾. وقال تعالى: ﴿لَّیۡسَ عَلَى ٱلضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى ٱلۡمَرۡضَىٰ وَلَا عَلَى ٱلَّذِینَ لَا یَجِدُونَ مَا یُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا۟ لِلَّهِ وَرَسُولِهِۦۚ﴾.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية(ت٧٢٨هـ)-رحمه الله-: وسائر العبادات من الصلاة، والجهاد، وغير ذلك واجبٌ مع القدرة؛ فأما مع العجز فإن الله لا يكلف نفساً إلا وسعها.[مجموع الفتاوى ٢٨/ ٣٨٨].
وقال العلامة الفقيه ابن عثيمين(١٤٢١هـ)-رحمه الله-: الأصل الثالث: أن نقول: إنه في عصرنا الحاضر يتعذر القيام بالجهاد في سبيل الله بالسيف ونحوه، لضعف المسلمين مادياً ومعنوياً، وعدم إتيانهم بأسباب النصر الحقيقية؛ ولأجل دخولهم في المواثيق والعهود الدولية، فلم يبق إلا الجهاد بالدعوة إلى الله على بصيرة.[مجموع الفتاوى ١٨/ ٣٨٨].
وقال في الشرح الممتع(٨/ ٧) في بيان حكم الجهاد وأنه فرض كفاية:(لا بد فيه من شرط، وهو أن يكون عند المسلمين قدرة وقوة يستطيعون بها القتال، فإن لم يكن لديهم قدرة؛ فإن إقحام أنفسهم في القتال إلقاء بأنفسهم إلى التهلكة). انتهى.
(جناية خوارج العصر على الفلسطينيين)
🔹انظر يا رعاك الله.. ما الذي حل بالمسلمين المستضعفين في أرض فلسطين في ‎#غزة من قتل، وإبادة، وتشريد، وتدمير، وتهجير.. أصبحت غزة أثراً بعد عين.. ولا حول ولا قوة إلا بالله.. ومن أبطل الباطل، والاستخفاف بالعقول، تحميل خوارج العصر المسلمين حكاماً وشعوباً.. مسؤولية نتائج حماقاتهم وطيشهم الأرعن.
اللهم احقن دماء المسلمين والمستضعفين في فلسطين وجميع بلاد المسلمين.. اللهم أطعمهم من جوع، وآمنهم من خوف.. اللهم وعليك بمن تسبب لهم بهذه المهلكة.. والدمار، والقتل، والترويع، والتجويع، والتهجير.. خلص المسلمين المستضعفين منهم إله الحق رب العالمين.
————————
Syekh kami, al-‘Allamah al-Mujahid Rabi‘ bin Hadi al-Madkhali rahimahullah, pernah berkata kepadaku:

"Sebagian pemuda sangat semangat menuntut ilmu syar‘i, namun lalai dalam berpegang teguh pada manhaj salafi. Bisa saja seseorang menjadi penuntut ilmu atau bahkan ‘alim, tetapi bukan seorang salafi."

Tidakkah engkau melihat dalam kitab-kitab para ahli hadits tentang al-jarh wa at-ta‘dil, disebutkan:

"Fulan hafizh tapi dituduh menganut paham Qadariyyah."
"Fulan tsiqah tapi dituduh menganut Murji’ah."
"Fulan tsiqah tsabt tapi condong pada pemikiran Khawarij."

Dr. Riyadh bin Sa‘d, via platform X (Twitter).

‏قال لي شيخنا العلامة المجاهد
#ربيع_بن_هادي_المدخلي رحمه الله
بعض الشباب يحرص على العلم الشرعي
ويغفل عن التمسك بالمنهج السلفي
فقد يكون طالب علم وعالم ولكن ليس بسلفي
ألا ترى في كتب المحدثين في الجرح والتعديل :
فلان حافظ رمي بالقدر ، فلان ثقة رمي بالإرجاء
فلان ثقة ثبت رمي برأي الخوارج .

د. رياض بن سعيد في منصة اكس

http://telegram.me/dinulqoyyim
بين_العلامتين_المدخلي_وابن_عقيل_رحمهما_الله.pdf
881.2 KB
بين_العلامتين_المدخلي_وابن_عقيل_رحمهما_الله.pdf
الدين القيم
بين_العلامتين_المدخلي_وابن_عقيل_رحمهما_الله.pdf
– Dalam salah satu majelis kunjungan Syaikh Rabi' ke rumah Syaikh Ibnu Aqil di asy-Syamiyyah Makkah al-Mukarramah: Syaikh Abdullah Ibnu ‘Aqil –rahimahullah– masuk ke ruangan kamarnya untuk bersiap menghadiri majelis, dan saat itu Syaikh Rabi’ berada di ruang tengah/aula, dan bersama kami ada beberapa penuntut ilmu. Salah seorang dari mereka berkata: "Syaikh ‘Abdur Razzaq sedang mengisi kajian di Jam’iyyah Ihya at-Turats, apa sikap kita terhadapnya?" Maka Syaikh Rabi’ pun menjawab dengan marah: "Jika kamu ingin menjadi muridku, tinggalkanlah pertanyaan seperti ini." Penanya mengulang pertanyaan itu dan berkata: "Saya ingin mengetahui kebenaran dalam hal ini." Maka Syaikh Rabi’ berkata kepadanya: "Syaikh ‘Abdur Razzaq (al-Badr), ijtihad-ijtihad beliau tidak merugikan dakwah Salafiyyah."

Ditulis oleh Bilal bin Mahmud Al Jazairi.


وفي أحد المجلسين؛ دخل الشيخ ابن عقيل -رحمه الله- إلى غرفته ليتهيأ للمجلس، وكان الشيخ ربيع في الصالة، ومعنا بعض الطلبة، فقال أحدهم: إن الشيخ عبد الرزاق يحاضر عند جمعية إحياء التراث، فما موقفنا منه؟ فقال الشيخ ربيع منزعجا : إذا تريد أن تكون من طلابي؛ فاترك عنك مثل هذه الأسئلة. فكرر عليه السؤال، وقال: أريد أن أعرف الحق فـي ذلك. فقال له شيخنا ما نصه: الشيخ عبد الرزاق له اجتهادات لا تضر الدعوة السلفية.

📒بين العلامتين المدخلي وابن عقيل رحمهما الله ص. ٢٨.

http://telegram.me/dinulqoyyim
صدر حديثاً مجموع تفسير سماحة الشيخ/
عبدالعزيز بن عبدالله باز رحمه الله وغفر له

في ١٤ مجلداً وبأشراف مؤسسة ابن باز الخيرية
💡Fadhilatusy Syaikh Abdus Salam bin Barjas Alu Abdil Karim – رحمه الله تعالى - menulis sebuah qasidah panjang dalam memuji Syaikh Muhammad bin Hadi Al Madkhali حفظه الله, di antaranya:

أبا أنس لي إليك حنينُ *** أنت الصَفِيُّ على الوفاء أمينُ

فيك المعالي يُستضاء بنورها *** أخلاق صدقٍ كُلُّهنَّ يمينُ

ليثٌ وربِّي لا يَرُوم لقاءه *** أحزاب سوءٍ من لهم ممنونُ؟

هوأهلها في كل سُنّي له *** طوق الفضائل عدُّهن مِئينُ

أنسيت في "الحرب الخليج"مواقفاً *** من بعضهن صخور نجد
تلينُ
فلَّ الجموع وهدّ أركان الهوى *** سيف الشريعة في يديه سخينُ

علمٌ وقوّةُ منطقٍ وجراءةٍ *** في الحقِّ والله العلي معينُ

حُججٌ له رئي العِدا من دُونها *** يتساقطون كؤوسها غِسلينُ

قالوا:الدُّعاة يسبُّ قلنا:هاتموا *** حُججاً فأمَّا نقدهُ فمَتينُ

هل كان يوماً ردُّ أهل العلم يُد *** عى سُبّةً لا والجنون فنونُ

أم كان نصرُ وُلاتنا جُرماً فذا *** قول الشقيّ وإنّه لخَؤونُ

نَصرُ الوُلاةِ إلى الإله مُحبَّبٌ *** إِكرامُهم فضلٌ وما هو دونُ

لهم الفضائل في الكتاب وسنَّةٍ *** ولهم سيوف حدُّها مسنونُ

ظِلُّ الرَّحيم بأرضِه لعباده *** حِصنٌ من الفِتن العِظام حَصينُ

إنَّا إذا جَهِلَ العَدو صِراطنا *** (قومٌ بِحبِّ المُنعِمِينَ نَدينُ)

من كان يغمزهُ بصدقِ وَلائه *** فهو الغَويُّ ودينُه مطعونُ

زاحوا أزاحهم الإله بفضلهِ *** عن ذي الفِرى وأتوا بماهوهونُ

قالوا: أُصيبَ بظهره وأصابه *** سِحرٌ وذا نقمُ العزيز هتونُ

تعسوا فإن مُصابه وبَلاءه *** قدرٌ شفاء الله منه قَمينُ

أوما دَرَوْا أن المصائب مِنْحَةً *** للمؤمنين فأجرهم مَضمونُ

وأَشدُّهم صِدقاً يَنالُ من الأذى *** أضعافَ ما يَلقى الضَّعيف الهونُ

وإذا المُوَحِّدُ لم يُصَبْ يَنْتَابُهُ *** شكٌّ أفيّ من النِّفاق دَفينُ؟

عجباً فهل فيالنَّاس مثلهموا يَرى *** عَيْبَ الخلائِق بالمصائِب دينُ

لا والنَّصارى واليهود خلافُهم *** والمشركون فأيْنَأيْنَ الدِّينُ؟

رِقُّ التَّحزُّب لايفارقهم ور *** ـقُّ العُنصريّة للقطيع مهينُ

فانهض أبا أنس عليك مُهابةٌ *** تطأُ الجبال ثوابكَ التَّمكينُ

فَلَكَمْ قَطَعْتَ مَفاوِزاً أهوالهُا * ** تَزَعُ الفُؤادَ فللقَويّ أنينُ

أيدي الأحبّة بالدُّعاء مُلِّحةٌ *** (سُمع الدُّعاء وشُفّع التَّأمينُ)

فالحمد لله الَّذي قَدْ سَرَّنَا *** بشِفَائِه فهواللَّطيف مَنونُ

بشِفائِك ابتَسَمَتْ قلوبُ أَحِبَّةٍ *** مِنَّا وخَابَت للعَدُو ظُنونُ

Wahai Abu Anas, padamu hatiku rindu
Engkaulah sahabat setia, penjaga amanah nan jujur

Padamu cahaya kemuliaan bersinar
Akhlakmu penuh kejujuran, semuanya bersumpah benar

Singa sejati, demi Rabbku, tiada lawan mendekat
Kelompok sesat tak berdaya melawanmu, siapa bisa menolong mereka?

Engkau ahlinya dalam setiap sunnah
Gelang kemuliaan terikat padamu, jumlahnya tak terhitung

Apakah kau lupa saat Perang Teluk dahulu
Gunung-gunung Najd pun luluh oleh sebagian sikapmu?

Kau pecahkan barisan, kau hancurkan pangkal hawa nafsu
Dengan pedang syariat panas di tanganmu

Ilmu, kekuatan logika, keberanian bicara
Dalam kebenaran, dan Allah Yang Maha Tinggi penolongnya

Argumenmu kuat, musuh terpatahkan karenanya
Mereka tersungkur seolah menelan racun pahitnya

Mereka berkata: "Ia mencela para dai!"
Kami jawab: "Mari buktikan! Kritiknya kokoh dan dalam maknanya."

Apakah pernah suatu hari bantahan para ulama dianggap sebagai cercaan?
Tidak! Demi Allah, kegilaan memiliki banyak bentuk.

Apakah menolong para pemimpin dianggap sebagai dosa?
Itulah ucapan orang celaka, dan sungguh dia pengkhianat.

Menolong para pemimpin adalah kecintaan karena Allah,
Memuliakan mereka adalah keutamaan, bukan hal remeh.

Mereka memiliki keutamaan dalam Al-Qur’an dan Sunnah,
Dan mereka memiliki pedang yang tajam dan kokoh.

Mereka adalah naungan Ar-Rahman di bumi-Nya bagi hamba-hamba-Nya,
Benteng kuat dari berbagai fitnah besar.

Kami, jika musuh tidak tahu jalan kami,
Adalah kaum yang beragama dengan cinta kepada para pemberi nikmat (ulama & penguasa).

Siapa yang mencibir ketulusan loyalitasnya,
Maka dia orang sesat dan agamanya tercela.

Mereka tersingkir, dan Allah yang Maha Pemurah telah menyingkirkan mereka,
Dari para pembuat fitnah, dan mereka datang membawa kehinaan.

Mereka berkata: ia terkena di punggungnya, ia terkena sihir,
Itulah azab dari Yang Maha Perkasa yang terus mengalir.
Celakalah mereka! Sesungguhnya musibah dan ujiannya
Adalah takdir, dan Allah pasti akan menyembuhkannya.

Tidakkah mereka tahu bahwa musibah adalah anugerah
Bagi orang beriman, dan pahalanya terjamin.

Orang yang paling jujur akan mendapat gangguan paling berat,
Berkali lipat dari yang diterima oleh orang lemah dan hina.

Jika seorang ahli tauhid tidak diuji, maka dia akan ragu
Apakah dalam dirinya tersembunyi kemunafikan?

Aneh! Adakah orang-orang seperti mereka yang menganggap
Aib manusia sebagai agama karena musibah?

Tidak! Demi orang Nasrani dan Yahudi, mereka pun berbeda dengan ini,
Dan para musyrik juga — di mana agama (mereka sebenarnya)?!

Rantai fanatisme kelompok tidak pernah meninggalkan mereka,
Dan noda rasisme membuat mereka hina seperti kawanan ternak.

Bangkitlah, wahai Abu Anas! Engkau memiliki wibawa,
Yang bisa menapaki gunung — pahala bagimu adalah kekokohan.

Sungguh, engkau telah menempuh lembah-lembah yang menakutkan,
Yang menggetarkan hati — bahkan yang kuat pun mengeluh.

Tangan para sahabatmu bersungguh-sungguh dalam doa,
Dan doa pun didengar, serta diaminkan penuh harap.

Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan kami
Dengan kesembuhannya — Dia Maha Lembut dan Maha Memberi.

Dengan kesembuhanmu, hati para sahabat berseri,
Sedangkan harapan musuh pun hancur sia-sia.

📚 Sumber: Kitab "Aqidah Ahlul Islam fi ma Yajibu lil Imam" karya Syaikh Abdul Salam bin Barjas (rahimahullah), halaman 15.
Ini beberapa bait syair ratapan dari Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah untuk Syaikh Abdul Salam bin Barjas rahimahullah:


أيا عينُ جودي بالدموع غزيرةً *** على الصاحب الخلِّ الصفيِّ ابنِ برجسِ

سأبكيكَ يا عبد السلام و إن أمُتْ *** سيبكيك شِعري في مِدادي و أطرُسي

سأبكيك يا عبد السلام كما بكت *** خُناسٌ أخاها في صباحٍ و عسعسِ

فَقَا الله عينًا لا تجود بدمعها *** إذا ما ذُكِرتم يا بهاء المجالسِ

فقد أظلمت أرضُ الرياض بُعَيدَكم *** عليَّ فضوءُ الصُّبحِ فيها كحندسِ

و ما عاد يحلو لي المقامُ بها و لو *** أتتني كبدرِ التمِّ في حُسنِ ملبَسِ.

Wahai mata, curahkanlah air mata derasmu,
Untuk sahabat yang setia dan murni, Ibn Barjas.

Aku akan menangisimu, wahai Abdus Salam, meski aku mati,
Puisiku akan tetap menangisimu dalam tintaku dan lembaranku.

Aku akan menangisimu sebagaimana Khunas menangisi saudaranya,
Di waktu pagi dan petang yang kelam.

Semoga Allah mencabut penglihatan mata yang tak meneteskan air mata,
Jika engkau disebut, wahai cahaya majelis.

Sungguh bumi Riyadh menjadi gelap sepeninggalmu,
Bagiku cahaya pagi pun tampak sehitam malam.

Dan aku tak lagi betah tinggal di sana, meskipun
Ia datang padaku secantik bulan purnama dalam busana terindah.

https://youtu.be/QvDaf0xcIrw?feature=shared

http://telegram.me/dinulqoyyim
📌 Semangat Seorang Wanita yang Menantang Puncak

📝 Ditemukan sebuah naskah kitab Ash-Shihah karya Al-Jauhari, yang ditulis tangan oleh seorang wanita dengan tulisan yang indah, bertanggal akhir abad ke-6 Hijriah. Penulisnya menulis:

“Maryam binti Abdul Qadir. Aku berharap siapa pun yang menemukan kekeliruan di dalamnya, hendaknya memaafkan kesalahanku. Karena saat aku menulis dengan tangan kananku, aku sedang mengayun buaian anakku dengan tangan kiriku.”

📚 Majalah Lughatu al-‘Arab edisi Irak (6/717)

Kisah serupa juga disebutkan tentang Khadijah al-‘Amudi (w. setelah 1400 H) yang menyalin kitab An-Nihayah karya Ar-Ramli sebanyak delapan jilid. Ia berkata:

“Di akhir jilid kedelapan: Hendaknya orang yang membaca kitab ini memaklumi aku, karena aku menulisnya sambil menyusui anakku.”

📚 Aja’ib wa Asrar min Qashash al-‘Ulama’, hlm. 29.

✍🏻 Dr. Shalah Al-Khulaqi – semoga Allah menjaganya.

📌 *همة امرأة تناطح القمم*

📝 وُجِدت نسخة من كتاب: (الصحاح) للجوهري، بخط امرأة وكان الخط جميلاً، مؤرخ في أواخر القرن السادس للهجرة، تقول كاتبته: *«مريم بنت عبدالقادر أرجو من وجد فيه سهوا أن يغفر لي خطئي؛ لأني كنت بينما أخط بيميني، كنت أهز مهد ولدي بشمالي».*

📚 مجلة لغة العرب العراقية (6/ 717)
ونحو هذه القصة ذُكر لخديجة العمودي (ت: بعد 1400هــ) نسخت كتاب: (النهاية) للرملي ثمانية أجزاء، وقالت: *«في آخر الثامن: فليعذرني من وقف على هذا الكتاب؛ فإني كتبته وأنا أُرضع ولدي».*

📚 عجائب وأسرار من قصص العلماء (ص 29).

✍🏻 د. صلاح الخُلاقي وفقه الله.

http://telegram.me/dinulqoyyim
Raja Abdul Aziz Alu Su’ud — rahimahullah — adalah ulama-nya para raja dan raja-nya para ulama.

Lima tahun yang lalu, saya berada di kantor guru kami, Syaikh Shalih Al-Fauzan — semoga Allah menjaganya — di Lajnah Fatwa. Saya menyebutkan hadits:

"إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها".

"Sesungguhnya Allah mengutus kepada umat ini di setiap awal seratus tahun seseorang yang akan memperbarui agama mereka." Maka beliau menoleh kepada saya dan berkata — secara tekstual —:
"Saya menganggap Raja Abdul Aziz — rahimahullah — sebagai seorang mujaddid (pembaru) agama ini."

Lalu beliau melanjutkan dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan Raja Abdul Aziz, baik dalam urusan agama maupun dunia, terhadap negeri dan rakyat.
Beliau menutup dengan berkata: "Salah satu kerabat saya — rahimahullah — pernah bercerita kepadaku. Ia menyertai Raja Abdul Aziz dalam sebuah perjalanan. Ketika malam tiba, dipasanglah sebuah tenda yang diberi wewangian dengan bukhur. Raja Abdul Aziz masuk ke dalamnya seorang diri, dan orang-orang yang bersamanya pergi. Aku saat itu berada dekat dengan tenda, dan aku mendengar Raja Abdul Aziz membaca Al-Qur'an, lama dalam shalat malamnya, membaca, berdoa, dan merendahkan diri kepada Allah hingga menjelang fajar."

Prof. Dr. Ahmad Ar-Rudhaiman, Guru Besar Aqidah di Universitas Hail dan pejabat mufti di wilayah Hail KSA.

قبل خمس سنوات كنت عند شيخنا صالح الفوزان حفظه الله في مكتبه في الإفتاء ، وذكرتُ حديث: (إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها) فالتفت إلي شيخنا وقال لي مانصه: (أنا أعتبر الملك عبدالعزيز رحمه الله مجددا لهذا الدين) ثم استطرد في ذكر فضائله الدينية والدنيوية على البلاد والعباد ، وختمها بقوله حدثني أحد أقاربي رحمه الله وكان مع الملك عبدالعزيز في سفر ، قال: لما جاء آخر الليل نُصبت خيمة وطُيبت بالبخور ، فجاء الملك عبدالعزيز ودخلها وحده ، وانصرف من معه ، وكنت قريبا من الخيمة ، فسمعت قراءة الملك عبدالعزيز للقرآن ، وطول تهجده وقراءته ودعائه وتضرعه لله حتى قُبيل الفجر .

أ.د. احمد الرضيمان أستاذ العقيدة بجامعة حائل والمفوض بالإفتاء بمنطقة حائل

http://telegram.me/dinulqoyyim
Diantara keutamaan Kerajaan Saudi Arabia

🚨 Berkata Syaikh al-‘Allamah Prof. Dr. Rabi‘ bin Hadi al-Madkhali –rahimahullah–:

🖋️ "Sesungguhnya manhaj atau kurikulum Universitas Islam Madinah adalah manhaj yang agung. Ia diletakkan oleh para imam besar, yang mendirikan universitas tersebut untuk mengembalikan kejayaan umat Islam sebagaimana pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, yaitu di atas Al-Qur’an, Sunnah, dan manhaj salafush-shalih.

Setelah mereka melihat bahwa dunia Islam dalam kondisi yang sangat menyedihkan: kebodohan merajalela, bid‘ah dan khurafat tersebar, tauhid dan kedudukannya menjadi hilang —kecuali bagi siapa yang Allah selamatkan— maka universitas ini didirikan dengan tujuan untuk memperbaharui Islam melalui para lulusannya (dimana belajar di Universitas Islam Madinah lebih dari 1.800 mahasiswa dari berbagai kewarganegaraan dengan biaya yang ditanggung oleh Kerajaan Arab Saudi, pent), dan setiap orang akan kembali ke negerinya masing-masing.

Namun sebagian orang belajar lalu tetap tinggal di sini, tidak mengambil perintah Allah –Tabaraka wa Ta‘ala–:
{فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ} [التوبة: 122]».
{Maka mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada mereka, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya} [At-Taubah: 122]."

📗 Dari ceramah "Keutamaan Ilmu yang Bermanfaat"

🚨قال الشيخ العلامة أ.د. #ربيع_بن_هادي_المدخلي رحمه الله:
🖋️«إن منهج #الجامعة_الإسلامية منهج عظيم، وضعه أئمة أعلام، أنشؤها لإعادة مجد الأمة الإسلامية على ما كان عليه في عهد رسول الله وأصحابه، على الكتاب وعلى السنة وعلى منهج السلف الصالح، بعد أن رأوا أن العالم الإسلامي في وضع مؤلم جداً، من الجهل، وانتشار البدع والخرافات، وضياع التوحيد ومكانة التوحيد – إلا من سلمه الله تبارك وتعالى –.
فأُنشئت هذه الجامعة لقصد تجديد الإسلام على أيدي خريجيها كُلٌ يعود إلى بلده، بعض الناس يتعلم ويجلس هنا ما يأخذ بقول الله – تبارك وتعالى –: {فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ} [التوبة: 122]».
📗 من محاضرة «#فضل_العلم_النافع».

http://telegram.me/dinulqoyyim
Banyak pertanyaan datang kepadaku melalui telepon dan WhatsApp mengenai berbagai persoalan, konflik, dan peperangan yang terjadi di sejumlah negara.

Jawaban yang selalu aku ulang-ulang: bahwa urusan peperangan dan politik negara adalah urusan para Waliyyul Amr (pemimpin), bukan urusan kita. Itulah makna dari firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 83:

وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ ٱلْأَمْنِ أَوِ ٱلْخَوْفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسْتَنۢبِطُونَهُۥ مِنْهُمْ ۗ

"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, pastilah akan mengetahui hakikat perkara tersebut orang-orang yang ahli beristinbath dari mereka", dan juga sesuai dengan makna hadits:
عليهم ماحملوا وعليكم ماحملتم.

“Mereka memikul tanggung jawab mereka, dan kalian memikul tanggung jawab kalian.”

Oleh karena itu, aku tidak membicarakan hal-hal seperti ini dan tidak akan membicarakannya, serta tidak ingin termasuk orang yang berkata bahwa politik adalah urusan penguasa, lalu dia justru ikut campur dalamnya.

Maka aku mohon maaf atas pertanyaan seputar politik negara, kebijakan luar negeri, atau peperangan. Kita telah dicukupkan dari beban itu.

Negara kita —semoga Allah memberi taufik— sangat perhatian terhadap segala kebaikan, dan kita mendukungnya. Kementerian Luar Negeri adalah pihak yang berwenang dalam mengeluarkan pernyataan resmi pada waktunya.

Aku pernah berjalan bersama Syaikh Shalih Al-Fauzan —semoga Allah menjaganya— setelah beliau keluar dari kantor Komite Fatwa, lalu aku bertanya kepadanya tentang sikap terhadap peristiwa yang terjadi di Palestina tahun ini. Maka beliau menjawab: “Itu urusan penguasa, tinggalkan perkara itu.”

Prof. Dr. Ahmad Ar-Rudhaiman, Guru Besar Aqidah di Universitas Hail dan pejabat mufti di wilayah Hail KSA.

‏تأتيني أسئلة كثيرة عن طريق الهاتف والواتس عن مايقع من إشكالات وحروب في بعض الدول.
وجوابي الذي كررته كثيرا بأن أمور الدول الحربية والسياسية لولاة الأمور ، ليست لنا ، هذا هو نص الآية الكريمة في سورة النساء رقم 83 ، وهذا هو مقتضى حديث ( عليهم ماحملوا وعليكم ماحملتم) لذلك أنا لم ولن أتكلم عنها ، ولا أحب أن أكون ممن يقول السياسة لاهل السياسة من ولاة الامور ، ثم هو يتكلم فيها ، لذلك أعتذر عن أي سؤال في شأن الدول وسياساتها وحروبها ، فنحن كُفينا المؤنة ، ودولتنا وفقها الله حريصة على كل خير ، ونحن معها ، ووزارة الخارجية في بلادنا هي المعنية بإصدار البيانات المناسبة في الوقت المناسب .
وكنت أسير بجانب شيخنا صالح الفوزان بعد خروجه من لجنة الافتاء ، فسألته عن الموقف مماحدث خلال هذا العام في فلسطين ، فقال: ( هذا لولاة الامور ، اترك هذا ).

أ.د. احمد الرضيمان أستاذ العقيدة بجامعة حائل والمفوض بالإفتاء بمنطقة حائل


http://telegram.me/dinulqoyyim
Di antara ciri yang menonjol yang aku lihat pada guruku dan syaikhku, Shalih Al-Fauzan —semoga Allah menjaganya— dan aku mengambil manfaat darinya, adalah sebagai berikut:

1. Beliau tidak mudah terpengaruh oleh berita, peristiwa, pujian, atau celaan yang disampaikan kepadanya — baik terkait pekerjaan atau individu. Semua itu tidak mengganggu ketenangan, keseimbangan, dan keteguhan sikapnya.

2. Beliau tidak suka terlibat dalam konflik antar manusia. Bahkan beliau memalingkannya kepada pembicaraan tentang sesuatu yang lain, ketika ada yang datang kepadanya dari daerahnya sendiri dengan semangat menceritakan perselisihan yang terjadi di sana, setelah orang itu selesai berbicara, Syaikh berkata: "Kamu dari daerah ini, kan?" Orang itu menjawab: "Ya." Lalu Syaikh berkata: "Apa di tempat kalian sudah turun hujan?"

3. Beliau sangat menghormati otoritas (marji‘iyyah). Suatu kali aku menelepon beliau dan mendapatkan persetujuan awal agar beliau datang ke Universitas Hail untuk memberikan muhadharah (ceramah). Tapi beliau berkata: "Tulis surat kepada atasan saya dalam pekerjaan, yaitu Samahatul Mufti (Mufti Agung Syeikh Abdul Aziz Alusy Syaikh). Jika beliau mengizinkan, saya akan datang. Jika tidak, maka saya tidak akan datang."
Akhirnya, kami benar-benar menulis surat kepada Samahatul Mufti, dan beliau menyetujuinya. Kami pun berbahagia dengan kedatangan guru kami. Ini adalah pelajaran amaliyyah tentang pentingnya menghormati otoritas.

Prof. Dr. Ahmad Ar-Rudhaiman,
Guru Besar Aqidah di Universitas Hail dan Wakil Resmi Fatwa di wilayah Hail.

‏من السمات العملية البارزة التي رأيتها في أستاذي وشيخي صالح الفوزان حفظه الله، واستفدتها منه مايلي:
١- أنه لاينبهر بما يُنقَل له من أخبار وحوادث وثناء أو ذم على عمل أو أشخاص ، ولا يخرجه ذلك عن تؤدته واتزانه وثباته.
٢- أنه لايحب الدخول في الصراعات بين الناس ، بل يصرف المتحدث عنها إلى شيء آخر، جاءه أحدهم من بلده متحمساً لينقل له خلافا وقع عندهم، فلما فرغ ، قال له شيخنا: انت من بلد كذا ، قال : نعم ، فقال شيخنا: ماجاكم مطر ؟
٣- أنه يحترم المرجعية، اتصلت عليه ذات مرة وأخذت الموافقة المبدئية منه على أن يأتينا في جامعة حائل ليلقي محاضرة ، لكنه قال لي : اكتب خطابا لرئيسي في العمل وهو سماحة المفتي ، فإن أذن لي جئتكم ، وإلا فلا.
وفعلا كتبنا لسماحة المفتي فوافق ، وسعدنا بمحيء شيخنا، وهذا درس عملي في احترام المرجعية.

أ.د. احمد الرضيمان أستاذ العقيدة بجامعة حائل والمفوض بالإفتاء بمنطقة حائل.

http://telegram.me/dinulqoyyim