الدين القيم
2.6K subscribers
868 photos
45 videos
88 files
2.54K links
Download Telegram
الدين القيم
📮 *صـفـة صــلاة الـنـبــي ﷺ*       ❐ للـشّيــخِ العـَـلّامَـة المُحـدث/        محمد ناصر الدين الألبانـي            -رَﺣِﻤﮧُ اﻟلَّـﮧُ تَـعَـالـﮯَ-: •ـ┈┈┈•◈◉❒ ⑪ ❒◉◈•┈┈┈• ••• 🔵 ❻ الـــركـــوع 🔵 ••• ■ كيفية الركوع: ❪73❫ - ويضع يديه على ركبتيه، ويمكنهما من…
SILSILAH RINGKASAN SHIFAT SHALAT NABI ﷺ KARYA AL IMAM AL ALBANI RAHIMAHULLAH
(11)

▪️Tata cara rukuk :

(73)- Dan ia meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan ia menguatkannya kepada kedua lututnya serta ia merenggangkan antara jari-jemarinya seolah-olah ia menggenggam kedua lututnya, ini semuanya hukumnya wajib.

(74)- Dan ia membentangkan punggungnya hingga jikalau dituangkan air di atasnya niscaya air tersebut akan diam menetap dan ini hukumnya wajib.

(75)- Dan ia tidak menundukkan kepalanya dan tidak pula mengangkatnya namun ia menjadikan kepalanya sejajar sama dengan punggungnya.

(76)- Dan ia menjauhkan kedua sikunya dari kedua pinggangnya.

(77)- Dan ia mengucapkan dalam rukuknya :
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
Subhanaa robbiyal ‘azhim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)". Sebanyak tiga kali atau lebih.

▪️Menyamakan lamanya rukun-rukun shalat :

(78)- Dan termasuk sunnah adalah menyamakan antara rukun-rukun shalat dalam hal panjang atau lamanya, sehingga ia menjadikan rukuknya, berdirinya setelah rukuk dan sujudnya serta duduknya diantara dua sujud menjadi hampir sama lamanya.

(79)- Dan tidak diperbolehkan ia membaca Al Quran dalam rukuk dan sujud.*

▪️I'tidal (bangkit) dari rukuk

(80)- Kemudian ia mengangkat tulang punggungnya dari rukuk, dan ini merupakan rukun shalat.

(81)- Dan ia mengucapkan pada saat i'tidal :

سمع الله لمن حمده
sami’allahu liman hamidah (artinya: Allah mendengar pujian dari orang yang memuji-Nya), dan ini hukumnya wajib

(82)- Dan ia mengangkat kedua tangannya ketika i'tidal dengan cara-cara yang telah lewat.

(83)- Kemudian ia berdiri dalam keadaan lurus dan tenang hingga setiap tulang mengambil tempatnya masing-masing, dan ini merupakan rukun shalat.

(84)- Dan ia mengucapkan ketika berdiri ini :

ربنا ولك الحمد
‘robbana wa lakal hamdu (artinya: Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji)’.
Dan ini hukumnya wajib bagi setiap orang yang shalat walaupun ia adalah makmum dikarenakan ia merupakan dzikir ketika berdiri, adapun bacaan tasmi' (sami'allahu liman hamidah) maka ia merupakan dzikir i'tidal.

(85)- Dan ia menyamakan antara berdiri ini dan rukuk dalam panjang atau lamanya sebagaimana telah lewat.

📚Talkhis Shifatu Shalatin Nabi hal. 19-21.

___
*Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Umar Baazmul hafizhahullah berkata :
Apakah diperbolehkan bagiku untuk berdoa dalam rukuk atau sujud dengan doa yang datang dalam Al Quran?
Jawabannya adalah ya diperbolehkan, hanya saja seorang muslim tidak berniat dengan hal ini untuk membaca ayat Al Quran, namun ia mengambil dari ayat Al Quran doa-doa yang datang dalam Al Quran dan ia berdoa dengannya dalam rukuk atau sujud, sehingga jika ia melakukan hal itu maka ia tidak masuk dalam larangan; dikarenakan ia tidak dinilai membaca Al Quran dengan sebab ini. Dan sungguh telah shahih hadits dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengucapkan dalam rukuknya :

سُبحانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنا وبِحَمدِكَ، اللَّهُمَّ اغفِر لي
/subhaanakallohumma robbanaa wa bihamdika, allohummaghfirli/
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagiMu. Ya Allah ampuni dosaku” (HR. Al Bukhari).

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (78)

🔹Mendoakan kebaikan untuk mayyit lebih utama daripada menghadiahkan (pahala) amalan-amalan ketaatan kepadanya.

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:

Mendoakan kebaikan bagi mayyit lebih utama daripada menghadiahkan amalan-amalan kebaikan kepadanya yakni engkau mendoakan kebaikan untuknya lebih utama daripada engkau melakukan shalat dua rakaat baginya atau engkau bersedekah dua dirham dengan diniatkan atas namanya atau berkurban diniatkan atas namanya atau berhaji untuknya atau melakukan umrah untuknya, maka berdoa untuknya lebih utama, dan alasannya adalah bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda tatkala beliau membicarakan tentang amalan :

"أو ولد صالح يدعو له".
".... atau anak shalih yang mendoakan kebaikan untuknya".
Dan beliau tidak mengatakan : atau anak shalih yang melakukan shalat untuknya, atau bersedekah atas namanya atau berpuasa untuknya dan semisal itu; oleh karena inilah tidaklah ada semenjak zaman salaf mereka memperbanyak sedekah atau amalan (lalu menghadiahkan pahalanya) untuk mayyit, namun ini terjadi di masa-masa belakangan ini.

Maka jika ada yang bertanya kepada kita : apa pendapatmu : mana yang lebih utama; aku berpuasa sehari untuk ayahku yang meninggal ataukah aku mendoakan kebaikan baginya?
Maka kita menjawab : hendaklah engkau mendoakan kebaikan untuknya, lakukanlah umrah untuk dirimu sendiri dan engkau berdoa kepada Allah untuk ayahmu tersebut ketika tawaf atau sa'i, ini lebih bagus, dan engkau juga butuh kepada amalan, akan datang padamu suatu keadaan (yakni kematian, pent) yang mendatangi ayahmu, sehingga jangan engkau membagi-bagi amalanmu kepada Fulan dan Fulan, jadikanlah amalan untukmu sendiri, dan adapun mereka maka berdoalah kepada Allah untuk mereka.

📚Fathu Dzil Jalali wal Ikram 10/288.

http://telegram.me/dinulqoyyim
📍Fadhilatusy Syaikh Al Allamah Muhammad bin Abdil Wahhab Al Wushabi rahimahullah berkata :

Aku mencintai Asy Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah, dan aku menyukai fatwa-fatwa beliau serta aku suka membaca kitab-kitab karya beliau, dan sungguh Allah meletakkan Syeikh Ibnu Baaz di tempat yang layak baginya yakni sebagai Mufti 'Aam dan ketua Haiah Kibaril Ulama, dan beliau berhak atas hal ini semoga Allah merahmati beliau.

📚Qabdhul Fawaid min Yadi Syaikhinal Walid hal. 32-33.

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (78) 🔹Mendoakan kebaikan untuk mayyit lebih utama daripada menghadiahkan (pahala) amalan-amalan ketaatan kepadanya. 📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata: Mendoakan…
📜Diantara amalan yang paling agung yang bermanfaat bagi orang muslim yang telah meninggal adalah mendoakan kebaikan untuknya.

Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata : aku mendengar Sufyan bin Uyainah berkata : "Berdoa lebih utama daripada berhaji untuk (dihadiahkan pahalanya bagi) mayyit kecuali jika si mayyit tersebut belum berhaji dalam keadaan wajib baginya berhaji maka dihajikan untuknya.

📚Al Wuquf karya Al Khallal 2/558.

قا
ل الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله : سمعت سفيان بن عيينة رحمه الله يقول : الدعاء أفضل من الحج عن الميت إلا إن كان لم يحج وقد كان وجب عليه الحج فيحج عنه.
الوقوف للخلال (٢/٥٥٨).

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (79)

🔹Hukum membayar lebih ketika membayar hutang.

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:

Diantara faedah hadits ini adalah bolehnya memberikan tambahan tatkala membayar hutang; dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam membayar hutang dengan membayar sesuatu yang lebih baik daripada yang beliau pinjam; dan beliau bersabda :

"فإن خيار الناس أحسنهم قضاء".

"Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam menunaikan hutang", namun tambahan ini tidak terlepas dari dua hal yaitu kuantitas (jumlah) atau kualitas; maka jika tambahan dalam hal kualitas maka tidak diragukan tentang kebolehannya; dikarenakan hadits ini menunjukkan hal tersebut (dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam meminjam unta kecil kepada seseorang lalu beliau menunaikan hutangnya dengan memberikan unta berumur tujuh tahun, pent); sehingga sebagai contoh : aku meminjam dari seseorang satu sha' tepung gandum kualitas medium, lalu aku membayar hutangku dengan memberikan satu sha' tepung gandum kualitas premium maka ini tidak mengapa dan tidak masalah.

Namun tambahan dalam hal kuantitas apakah kita mengatakan boleh ataukah kita mengatakan tidak boleh?
Kita katakan : dalam hal ini ada perselisihan pendapat; maka jika engkau meminjam satu ekor hewan lalu engkau membayarnya dengan dua ekor hewan atau dua ekor hewan lalu engkau bayar dengan tiga ekor hewan, apakah ini diperbolehkan ataukah tidak?
Pendapat yang benar adalah kebolehan hal tersebut, dan bahwasanya tidak ada bedanya antara jumlah dan kualitas, dan atas dasar ini maka jika engkau meminjam dari seseorang satu dirham dan engkau mengembalikan kepadanya dengan dua dirham maka tidak mengapa; namun dipersyaratkan yaitu hal ini (tambahan ketika membayar hutang) tidak dipersyaratkan dalam akad hutang-piutang, maka jika dipersyaratkan dalam akad hutang-piutang maka tidak diperbolehkan.

📚Fathu Dzil Jalaali wal Ikraam 9/475-476.

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (80)

🔹Pertanyaan : apakah disunnahkan membaca shalawat ibrahimiyyah ketika tasyahhud awal?

📜Jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang afdhal (lebih utama) adalah membaca shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam tasyahhud awal sebagaimana dalam tasyahhud akhir.
Dan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa yang afdhal adalah mencukupkan dengan (bacaan tasyahhud hingga) ucapan : Asyhadu Allaa ilaaha illallah waasyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluh, dan pendapat ini menurutku lebih kuat; dikarenakan hadits Ibnu Abbas dan hadits Ibnu Mas'ud tentang tata cara tasyahhud tidak ada padanya penyebutan shalawat ibrahimiyyah, maka pendapat yang rajih menurutku adalah bahwasanya shalawat ibrahimiyyah yaitu ucapan Allahumma shalli ala Muhammad.... hingga akhir diucapkan pada tasyahhud akhir.

🎙Liqaa' Nuur alad Darb (91).

هل تستحب قراءة الصلاة الإبراهيمية في التشهد الأول؟
يرى بعض أهل العلم أن الأفضل قراءة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في التشهد الأول كما في التشهد الأخير.
ويرى آخرون أن الأفضل الإقتصار على قوله : أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، وهذا عندي أرجح؛ لأن حديث ابن عباس وحديث ابن مسعود في كيفية التشهد ليس فيهما ذكر الصلاة الإبراهيمية، فالذي يترجح عندي أن الصلاة الإبراهيمية وهي : اللهم صل على محمد .....إلى آخره إنما تقال في التشهد الأخير.

https://youtu.be/g9aOi5VFXyE

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (81)

🔹Apakah seorang yang telah meninggal mendapatkan manfaat dari amalan shalih yang dilakukan untuknya?

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:

Sesungguhnya pendapat yang rajih (kuat) di sisi kami adalah bahwasanya seseorang apabila beramal dengan suatu amalan shalih dengan niat (untuk dihadiahkan) kepada si Fulan maka sampai kepada si Fulan tersebut; baik dalam bentuk ibadah harta, atau ibadah badan atau gabungan antara keduanya (harta dan badan).
Namun jika seseorang pada awalnya beramal dengan suatu amalan kemudian (setelah selesai beramal) ia berkata : Ya Allah apa yang engkau tetapkan berupa pahala bagiku atas amalan ini maka jadikanlah untuk si Fulan, maka apakah ini bermanfaat?
Kita katakan : yang nampak hal itu tidak bermanfaat; dikarenakan setelah ditetapkan bagimu maka engkau tidak bisa menghadiahkan pahala tersebut, maka yang ditetapkan bagimu sekarang adalah balasan pahala sehingga engkau tidak bisa menghadiahkannya.
Dan sebagian ahli fiqih berpendapat bahwa ia bisa menghadiahkannya dan bahwasanya jika ia berkata setelah ia selesai dari beramal : Ya Allah apa yang engkau tetapkan dari pahala maka jadikanlah untuk si Fulan maka hal itu diperbolehkan, namun pendapat yang rajih (kuat) menurutku adalah pendapat yang pertama yakni harus ia berniat dari awal bahwa amalan tersebut (ia hadiahkan) untuk si Fulan, maka jika ia niatkan untuk si Fulan maka akan bermanfaat untuknya.....

Apakah dalam hadits ini* ada dalil atas disyariatkannya seseorang beramal dengan suatu amalan yang ia jadikan (hadiahkan) untuk orang lain ataukah menunjukkan kebolehan hal tersebut?
Jawabannya adalah yang kedua (yaitu kebolehan hal tersebut) yakni kita tidak menganjurkan seseorang untuk beramal dengan suatu amalan yang ia jadikan untuk orang lain, namun jika ia melakukan hal tersebut maka kita tidak mengingkarinya, dan tidak kita katakan : hal ini adalah bid'ah; dikarenakan seandainya Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak membolehkan hal tersebut niscaya amalan ini dinilai sebagai kebid'ahan, maka tatkala beliau membolehkannya (sebagaimana dalam hadits) maka diketahui bahwa hal itu diperbolehkan dan tidak diingkari atas orang yang melakukannya.

📚Fathu Dzil Jalaali wal Ikraam 10/516.
___
*Yakni hadits Aisyah radhiyallahu anha bahwa ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam dan bertanya :

يا رسول الله إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»
“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapatkan pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004).

http://telegram.me/dinulqoyyim
الدين القيم
Photo
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (82)

🔹Hukum minum sambil berdiri.

📍Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata:

Da
tang hadits-hadits yang menunjukkan bahwa larangan (dalam hadits ini)* bukanlah bermakna pengharaman, maka sungguh telah shahih bahwa beliau pernah minum dari air zamzam dalam keadaan berdiri, dan beliau pernah bangun di malam hari menuju tempat air (dari kulit) yang digantungkan lalu minum darinya sambil berdiri, dan sudah diketahui bahwa sesuatu yang diharamkan tidaklah menjadi boleh hukumnya dengan semisal perkara yang mudah ini, sebab sesuatu yang diharamkan tidaklah ada yang membolehkannya melainkan kondisi darurat berdasarkan firman Allah Ta'ala :

وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا ٱضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ

"Allah telah menjelaskan kepada kalian apa-apa yang diharamkan bagi kalian sehingga harus kalian tinggalkan, kecuali dalam kondisi darurat (karena kondisi darurat membuat yang terlarang menjadi boleh). (Al An'am : 119).
Maka larangan dari minum sambil berdiri bukanlah menunjukkan hukum pengharaman namun menunjukkan hukum makruh; dengan dalil bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah minum sambil berdiri dengan tanpa adanya kondisi darurat, dalam keadaan sesuatu yang diharamkan tidaklah menjadi boleh kecuali karena kondisi darurat, maka tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam minum (sambil berdiri) tanpa adanya kondisi darurat maka menunjukkan bahwa larangan tersebut bukan menunjukkan pengharaman, oleh karena inilah pendapat yang shahih adalah bahwa minum sambil berdiri hukumnya makruh dengan kemakruhan yang sangat namun tidaklah diharamkan dengan makna seseorang berdosa dengan sebab melakukannya.

📚Fathu Dzil Jalaali wal Ikram 15/60-61.

*Y
akni hadits Ali radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

"لا يشربن أحد منكم قائما".

"Janganlah salah seorang dari kalian minum sambil berdiri". Dikeluarkan oleh Muslim.

http://telegram.me/dinulqoyyim
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (83)

▪️Mana yang lebih utama memakai jam tangan di tangan kanan ataukah di tangan kiri?

🔹Pertanyaan : apa hukum syariat menurut pandangan engkau wahai Fadhilatusy Syaikh tentang memakai jam tangan di tangan kanan?

📍Jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :

Me
makai jam tangan di tangan kanan atau di tangan kiri sama saja; dikarenakan yang lebih dekat kepadanya adalah cincin, dan sungguh shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau terkadang memakai cincin di tangan kanan dan terkadang memakainya di tangan kiri, maka jam tangan lebih dekat kepada cincin (yakni sejenis dengan memakai cincin, pent), sehingga barangsiapa yang memakainya di tangan kanan maka ia di atas kebaikan, dan barangsiapa yang memakainya di tangan kiri maka ia di atas kebaikan; namun kebanyakan manusia pada hari ini memakai jam tangan di tangan kiri; dikarenakan tangan kanan lebih banyak kesibukannya daripada tangan kiri, dan jika ia memakai jam tangan di tangan kanan maka bisa jadi menghalanginya dari aktifitas, dan terkadang menyebabkan patahnya jam tersebut atau bergeser dari tempatnya, maka oleh karena inilah kebanyakan manusia memakainya di tangan kiri, dan tidak mengapa hal tersebut, dan tidak ada keutamaan tangan kanan atas tangan kiri dalam masalah ini.

🎙Fatawa Nur alad Darb (266).

السؤال:
يقول: ما حكم الشرع في نظركم فضيلة الشيخ في لبس الساعة باليمين؟ 
الجواب:

الشيخ: بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، وأصلي وأسلم على نبينا محمدٍ، وعلى آله وأصحابه، ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، لبس الساعة باليد اليمنى، أو اليسرى على حدٍ سواء؛ لأن أقرب ما يكون إليها الخاتم، وقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه كان أحياناًً يلبس الخاتم باليمين، وأحياناًً يلبسها باليسار، فالساعة أقرب شيء إلى الخاتم، فمن لبسها باليمين، فهو على خير، ومن لبسها باليسار، فهو على خير؛ ولكن أكثر الناس اليوم يلبسها باليسار؛ لأن اليمين أكثر شغلاً من اليسار، وإذا لبسها؛ أي لبس الساعة باليمين، فقد تعيقه عن الشغل، وربما تتعرض لانكسار، أو تخلخل، فلهذا اختار أكثر الناس أن يلبسها في اليسار، ولا حرج في هذا، ولا فضل لليمين عن اليسار في هذه المسألة. 

https://binothaimeen.net/content/10632

http://telegram.me/dinulqoyyim
هذه رسالة وصلتنا من أحمد أ. م. الرياض، المملكة العربية السعودية، له مجموعة من الأسئلة، يقول في سؤاله الأول: هل يجوز التختم بالحديد، وإذا كان جائزاً، ما هو الحديث الوارد في ذلك، بارك الله فيكم؟
الجواب:

الشيخ: بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، وأصلي وأسلم على نبينا محمد، وعلى آله وأصحابه أجمعين، التختم بالحديد اختلف فيه أهل العلم، فذهب بعضهم إلى أنه لا يجوز، إما مكروه كراهة تنزيه، وإما مكروه كراهة تحريم، واستدلوا لذلك بأن النبي صلى الله عليه وسلم سماه حلية أهل النار، وذهب آخرون إلى أنه مباح، واستدلوا لذلك بقول النبي صلى الله عليه وسلم للرجل الذي طلب منه أن يزوجه المرأة التي وهبت نفسها للنبي صلى الله عليه وسلم، فقال له النبي عليه الصلاة والسلام: «التمس ولو خاتماً من حديد»، وهذا دليل على جواز التختم بالخاتم، إذ إن الخاتم لا ينتفع به إلا بالتختم، فلولا أنه جائز ما قال له النبي صلى الله عليه وسلم: «التمس ولو خاتماً من حديد» والأصل الحل، إلا ما ثبت تحريمه، والذي أرى في هذه المسألة أنه  ينبغي للإنسان أن يتجنبه، فإن الحديث الذي استدل به من قالوا بالكراهة تنزيها أو تحريماً، وإن كان بعضهم طعن فيه، لكن توجب للإنسان شبهة، واجتناب الشبهات مما جاءت به الشريعة، لقول النبي صلى الله عليه وسلم: «الحلال بين، والحرام بين، وبينهما أمور متشابهات، لا يعلمهنّ كثير من الناس، فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه».

https://binothaimeen.net/content/8439
الدين القيم
هذه رسالة وصلتنا من أحمد أ. م. الرياض، المملكة العربية السعودية، له مجموعة من الأسئلة، يقول في سؤاله الأول: هل يجوز التختم بالحديد، وإذا كان جائزاً، ما هو الحديث الوارد في ذلك، بارك الله فيكم؟ الجواب: الشيخ: بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين،…
🌕🍃SILSILAH FIQHIYYAT AL IMAM IBNU UTSAIMIN RAHIMAHULLAH (84)

💍Hukum memakai cincin dari besi.

🔹Pertanyaan : apakah diperbolehkan memakai cincin dari besi, apabila diperbolehkan maka hadits manakah yang datang tentangnya, barakallahu fiikum?

📍Jawaban Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :

Me
makai cincin dari besi diperselisihkan oleh para ulama, maka sebagian mereka berpendapat bahwa hal itu tidak diperbolehkan; bisa jadi hukumnya makruh dengan karahah tanzih dan bisa jadi hukumnya makruh dengan karahah tahrim*, dan mereka berdalil dengan ucapan Nabi shallallahu alaihi wasallam yang menamakannya dengan perhiasan penduduk neraka, dan para ulama yang lain berpendapat bahwa hal itu diperbolehkan, dan mereka berdalil dengan ucapan Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada seorang laki-laki yang meminta kepada beliau untuk menikahkannya dengan wanita yang menghibahkan dirinya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata kepadanya :

«التمس ولو خاتماً من حديد»

"Carilah (mahar) walaupun cincin dari besi", ini merupakan dalil atas kebolehan memakai cincin dari besi, sebab cincin tidaklah dimanfaatkan kecuali dipakai, maka jikalau tidak diperbolehkan niscaya Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak akan berkata kepada laki-laki tersebut : "carilah walaupun cincin dari besi", dan hukum asal sesuatu adalah halal kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

Dan pendapat yang aku pegangi dalam permasalahan ini adalah bahwa sepantasnya bagi seseorang untuk menjauhinya, dikarenakan hadits yang dijadikan dalil oleh pihak yang berpendapat bahwa hukumnya makruh baik karahah tanzih ataupun karahah tahrim walaupun sebagian mereka mengkritik hadits tersebut namun hal itu menimbulkan syubhat bagi seseorang, dan menjauhi syubuhat termasuk perkara yang diajarkan oleh syariat, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

الحلال بين، والحرام بين، وبينهما أمور متشابهات، لا يعلمهنّ كثير من الناس، فمن اتقى الشبهات فقد استبرأ لدينه وعرضه.

"Perkara yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas pula, sedangkan diantara keduanya ada perkara syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-nya. Barangsiapa yang menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya".

🎙Fatawa Nur alad Darbi (138).
____
*Perbedaaan antara karahah tahrim dan karahah tanzih adalah bahwasanya karahah tahrim berdosa orang yang melakukannya, adapun karahah tanzih tidak berdosa orang yang melakukannya namun diberi pahala bagi orang yang meninggalkannya. Pent.

http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata :

Keyakinanku tentang semisal An Nawawi dan Ibnu Hajar semoga Allah merahmati keduanya bahwasanya keduanya tidaklah menginginkan kesesatan dan tidak pula ingin menyesatkan orang lain, namun keduanya tidak diberi taufik kepada kebenaran dalam bab asma wa shifat (nama-nama dan sifat-sifat Allah), namun keduanya memiliki kebaikan-kebaikan, kejujuran, ketulusan dan keikhlasan yang tidak dicapai oleh kebanyakan dari para ulama.

📚At Ta'liq ala Muqaddimatil Majmu' hal. 80.

‏••══ ༻✿༺══ •
http://telegram.me/dinulqoyyim
🔹Perbandingan antara orang-orang kafir sebelum islam dan antara kaum Syiah Rafidhah dalam menamai anak-anak mereka.

Diantara nama-nama di kalangan orang-orang kafir Arab sebelum islam :
Abdu Manat, Abdu Wudd, Abdu Syams, Abdul Uzza, Abdu Yaghuts, Abdul Laat, Abdu Amr, Abdul Ka'bah.

Dan diantara nama-nama di kalangan Syiah Rafidhah :
Abdu Ali, Abduz Zahraa', Abdul Husain, Abdul Kazhim, Abdur Rasul, Abdur Ridha, Abdul Baqir, Abdush Shadiq.

Padahal tidak akan engkau mendapati di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya dari kalangan orang islam yang bernama dengan nama yang diperhambakan kepada selain Allah.
Bahkan dirubah nama orang-orang yang masuk islam dalam keadaan nama-nama mereka diperhambakan kepada selain Allah.

Dan sungguh Al Faqih Ibnu Hazm rahimahullah berkata :

اِتَّفَقُوْا عَلَى تَحْرِيْمِ كُلِّ اسْمٍ مُعَبَّدٍ لِغَيْرِ اللهِ كَعَبْدِ العزى، وَعَبْدِ هبل، وعبد عمرو، وعبدالكعبة وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ.

“Para ulama telah sepakat mengharamkan seluruh nama yang dita’bid (diperhambakan) kepada selain Allah seperti Abdul Uzza, Abdu Hubal, Abdu Amr (hambanya Amr), Abdul Ka’bah (hambanya Ka’bah) dan yang semisal itu.”


Ditulis oleh
Abdul Qadir Al Junaid.

🔶 مقارنة بين كفار العرب قبل الإسلام وبين الشيعة الرافضة في تسمية الأبناء.

🔻فمِن الأسماء عند كفار العرب قبل الإسلام:

«عبد مناة، وعبد وُد، وعبد شمس، وعبد العُزى، وعبد هُبل، وعبد يَغوث، وعبد اللات، وعبد عمرو، وعبد الكعبة».

🔺 ومِن الأسماء عند الشيعة الرافضة:

«عبد علي، وعبد الزهراء، وعبد الحسين، وعبد الكاظم، وعبد الرسول، وعبد الرضا، وعبد الباقر، وعبد الصادق».

🔹 بينما لا تجد مَن تَسمَّى مِن أهل الإسلام زمَن النبي ﷺ وأصحابه باسم مُعبَّد لغير الله.

بل غُيرت مَن كانت أسماؤهم مِن الأحياء الذين أسلموا مُعبَّدة لغير الله.

▪️وقد قال الفقيه ابن حزم - رحمه الله -:

«واتفقوا - أي: العلماء - على تحريم كل اسم عُبِّدَ لغير الله عز وجل:
كعبد العُزى، وعبد هُبل، وعبد عمرو، وعبد الكعبة، وما أشبه ذلك».

✏️ وكتبه:
عبد القادر الجنيد.

http://telegram.me/dinulqoyyim