BBG Al-ilmu
883 subscribers
27 photos
5 videos
3 files
405 links
Menebar cahaya sunnah, group medsos berawal dari grup bbm Al-ilmu
Download Telegram
 .#Ada apa dengan Rajab?#

Allah menciptakan 12 bulan dalam setahun..
Diantaranya adalah empat bulan haram..
Dzulqaidah, dzulhijjah, muharram dan rajab..

Allah melarang kita berbuat zalim di bulan bulan tersebut..
Padahal berbuat zalim di selain bulan itu di haramkan..

Namun..
Kezaliman di bulan2 itu dilipat gandakan dosanya..

Sekarang di bulan Rajab..
Berhati-hatilah dari perbuatan zalim..
Kezaliman yang agung sering dilakukan di bulan ini..

Dengan menebar hadits hadits palsu seputar Rajab..
~Seperti keutamaan tanggal 1 rajab, 2,3,4 dan seterusnya..

~Seperti hadits: Rajab adalah bulan Allah..
Hadits tentang shalat raghaib..

Semua itu dusta atas nama Nabi..

Al Hafidz ibnu Hajar rahimahullah..
Telah menjelaskan dalam kitabnya: tabyinul 'ajab..
Bahwa hadits hadits tentang keutamaan rajab adalah lemah dan palsu..

Ingatlah saudaraku sebuah hadits:
"Siapa yang sengaja berdusta atas namaku..
Hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya dalam api Neraka..
HR Bukhari Muslim dan lainnya..

Rajab memang bulan haram..
Namun tidak ada amalan khusus di bulan ini..
Tidak ada bedanya dengan bulan bulan haram lainnya..

Untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhi keharaman..
Semoga kita diberi kekuatan dan dilindungi dari berbuat zalim..
Amiin

 Ditulis oleh Ustadz Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 13 (Lanjutan) 
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba

Setelah kita tahu, apa tiga perkara yang wajib untuk diketahui dan diamalkan, selanjutnya kita beralih kepada makna Allah Ta'ala, untuk apa Allah menciptakanmu, apa makna ibadah, dan apa dalilnya. 

Mari kita simak bersama, semoga bermanfaat.

19. Soal: Apakah makna Allah Ta'ala? 

Jawab: Maknanya adalah Dzat yang memiliki sifat-siaft ketuhanan lagi berhak disembah oleh seluruh makhluk-Nya.

20. Soal: Untuk apa Allah menciptakanmu?

Jawab: Untuk beribadah kepada-Nya.

21. Soal: Apakah makna beribadah kepada-Nya?

Jawab: Yaitu mentauhidkan (mengesakan) Allah Ta'ala dan taat kepada-Nya. 

22. Soal: Apa dalilnya? 

Jawab: Dailnya adalah firman Allah Ta'ala: 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku". (QS. Adz-Dzariyat:56).

Bersambung insya Allah...
Alhamdulillah, In Sha Allah Esok hari sudah mulai kembali

Kajian Fathul Bari Syarah Kitab Shahih Al Bukhari telah di mulai kembali setelah libur 3 pekan.

Pemateri :
Al Ustadz Abu Unaisah Abdul Hakim Bin Amir Abdat Hafizhahullah

Materi :

Kitab Hadits Fathul Bari Syarah Kitab Shahih Al Bukhari

Tempat : Masjid Al Mubarak, Jl. Kebahagiaan 7-A Krukut Taman Sari Jakarta Barat DKI Jakarta ( Belakang Kantor Redaksi POS KOTA ).

Petunjuk jalan via google maps >>> https://goo.gl/maps/jmuGxt89w8D2

In Shaa Allah :
Waktu : Sabtu, 2 Rajab 1437 H atau 9 April 2016

Jam : 08.30 S/D 11.00 WIB

Kajian ini terbuka untuk umum bagi Ikhwan ( Laki-Laki ), ajaklah seluruh keluarga, karib kerabat dan rekan-rekan anda.

#KajianIslam #KajianShahihAlBukhari #KajianSalaf #KajianSunnah #KajianIslamJakarta #KajianJakarta #KajianSalafJakarta #JumatBerkah #Jakarta #Indonesia
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 14 (Lanjutan)

@fuadhbaraba

Ikhwan fillah, telah dijelaskan makna Allah Ta'ala, untuk apa Allah menciptakanmu, apa makna ibadah, dan apa dalilnya.

Setelah ini mari kita beralih kepada yang pertama kali Allah wajibkan kepada kita, dan makna al-Urwatul wutsqa. 

Mari kita simak bersama-sama, Barokallah fiikum...

23. Soal: Apakah yang pertama kali Allah Ta'ala wajibkan kepada kita?

Jawab: Mengingkari thgagut dan beriman kepada Allah Ta'ala. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS.Al-Baqarah: 256). 

24. Soal: apakah makna al-Urwatul wutsqa (tali yang sangat kuat) itu?

Jawab: Maknanya adalah Laa ilaaha illallah.

Sedangkan makna laa ilaaha illallah ada an-Nafyu (penolakan, peniadaan atau penafian), dan illallah adalah al-Itsbaat (penetapan sesembahan hanya untuk Allah Ta'ala semata). 

Bersambung insya Allah...
Saat menunggu di bandara Soeta kemarin bertemu dg Abu Musa. Pertemuan yang pasti direncanakan Allah. Ngobrol dari jam 14.30-16.00, ana nyontek ilmu bagaimana beliau menjadikan Musa yang berumur 7 tahun itu sudah mutqin hafal 30 juz.
Info tambahan, Musa sudah hafal 'Umdatul Ahkam, Arbain Nawawi, Arbain hadits ust Yazid, dan telah selesai Durusul Lughoh. Sekarang sedang menghafal Bulughul Maram. Semua program menghafalnya Musa dilakukan mandiri oleh Abu Musa di rumah saja!

1. Pada awalnya Musa kata beliau juga sulit menghafal sebagaimana umumnya anak, namun dengan ketekunan akhirnya hafal juga. Kunci paling penting adalah Murajaahnya alias mengulang-ulang hafalan. Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.

2. Pergaulan dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat abinya untuk menjaga hafalan.

3. Televisi jauh jauh dah. Musa sangat dijaga jangan sampai nonton televisi. Bukti, pas ana ngobrol dengan beliau di ruang tunggu kebetulan pas di depan televisi beliau minta pindah. Pindah yuk, akh. Takut Musa nantinya lihat televisi, kata beliau.

4. Makanan dijaga. Sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa dan adik-adiknya. Menghafal membutuhkan banyak energi!

5. Rutinitas harian Musa adalah: pagi setengah jam sebelum subuh, tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya. Kemudian Subuh berjamaah di masjid. Setelah Subuh murajaahnya sampai jam 9 pagi. Musa kuat murajaah 10 juz dalam sehari secara rutin! Antum berapa, hayoo..

6. Jam 9-10 Makan pagi dll.

7. Jam 10-Dhuhur: Tidur siang. Tidur ini hukumnya wajib untuk Musa.

8. Habis Dhuhur nambah hafalan baru sampai Ashar.

9. Bada Ashar sekarang Musa sedang menghafal Bulughul Maram.

10. Jam 5-maghrib: Waktu bermain

11. Maghrib-Isya: Ikut taklim abinya. Sebelum Abinya nyampaikan taklim, Musa mengawali dengan membaca hafalannya. Dan terkadang hadirin dipersilakan bertanya mengetes. Ini berjalan hampir setiap hari.

Dan unik dan kadang bikin geli, banyak sekolah-sekolah yang mengundang Musa dan ayahnya, dan pengin belajar cara menghafal. Padahal semua tahu, Musa kan 'tidak sekolah'. Jadi yang sekolah malah belajar sama yang 'tidak sekolah'. :)

Saat bertemu, saya langsung tanya, Abu Musa, ya? Kemudian langsung menebak beliau mau ke Mesir untuk lomba Tahfidz sedunia. Dan benar. Dia satu-satunya yang mewakili Indonesia. Semoga menang, Musa!

Semoga obrolan ini menginspirasi semua orang tua. Monggo...

Oleh: Ustadz Rohmanto Abu Al Laits
Manfaatkan cinta dunia, utk meraih Firdaus-Nya...

Ust. Musyafa Ad Dariny Lc MA
=====

Siapa yg tidak cinta dunia, itu merupakan fitrah manusia. Dia juga merupakan senjata bermata dua, bisa mendatangkan kebaikan, bisa juga mendatangkan keburukan.

Tidak diragukan lagi, setan dengan lihainya menjadikan cinta dunia yg ada pada manusia sbg senjata agar mereka terlena dan lupa akan akherat...

Sebaliknya, sebenarnya kita juga bisa melawan setan dg senjata yg sama agar kita selalu mendekat kepada Allah dan mendapatkan firdaus-Nya.

Bagaimana caranya?

Yaitu dengan menyisipkan tujuan akherat pada target dunia yg sangat kita cita-citakan... Lihatlah beberapa contoh berikut ini:

1. Jika Anda sangat mencita-citakan kekayaan... Maka, berdoalah utk itu dg menyisipkan tujuan akherat, misalnya dg mengatakan: "Ya Allah berikanlah aku harta yg melimpah, berkah, bermanfaat bagi agama-Mu dan bisa memasukkanku ke surga firdaus-Mu".

2. Jika Anda masih jomblo dan menginginkan isteri yg cantik dan salehah yg merupakan perhiasan terbaik dunia, maka berdoalah dg mengatakan: "Ya Rabb, anugerahkan kepadaku isteri yg cantik dan salehah, yg diberkahi, dan bisa mengantarkanku ke firdaus-Mu".

3. Jika Anda seorang pelajar, dan menginginkan prestasi yg tinggi, maka berdoalah dg mengatakan: " Ya Allah, berikanlah aku kesuksesan dalam belajar dan ilmu yg bermanfaat dan berkah, yg bisa memasukkanku ke dalam surga firdaus-Mu"...

(Silahkan dikembangkan sendiri dg contoh-contoh lainnya)

Jika memang itu menjadi cita-cita besar kita, tentu kita akan rajin dan semangat berdoa kepada Allah utk itu... Dengan banyak berdoa tentunya kita akan semakin dekat kepada Allah... Dengan semakin dekat kepada Allah, tentunya doa kita kemungkinan besar akan terkabul...

Dan akhirnya, kita mendapatkan kebaikan dunia dan akherat... Semoga bermanfaat, aamiin.
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 15 (Lanjutan)‎

@fuadhbaraba

‎Setelah dijelaskan apa yang pertama kali Allah wajibkan kepada kita, dan makna al-Urwatul wutsqa, sekarang mari kita lanjutkan dengan maksud an-Nafyu wal itsbat beserta dalilnya. 

Mari kita simak bersama, mudah-mudahan bisa kita fahami bersama, dan bermanfaat bagi kita semua.


25. Soal: Apakah yang dimaksud dengan an-Nafyu wal itsbaat (Penolakan dan penetapan) di sini?

Jawab: Yaitu menolak seluruh sesembahan selain Allah Ta'ala, dan menetapkan seluruh ibadah hanya untuk Allah Ta'ala saja, tiada sekutu bagi-Nya.

26. Soal: Apa dalilnya?

Jawab: Yaitu firman Allah Ta'ala:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ

"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah". (QS. Az-Zukhruf: 26). Ini adalah dalil an-Nafyu (penolakan).‎

Adapun dalil al-Itsbaat (penetapan) adalah (pada ayat berikutnya): 

إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ

"Kecuali (kamu menyembah) Tuhan Yang menciptakanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". (QS. Az-Zukhruf: 27).‎

Bersambung insya Allah...
SYUKURI APA YANG ADA

Syaikh Ali Mustafa Thantawi -rahimahullah- mengatakan:

"Filosofi rizki itu sangat sulit untuk dimengerti. Tengoklah kehidupan manusia. Diantara mereka ada para penyelam yang Allah jadikan rezekinya berserta segenap keluarganya tersimpan jauh di dasar lautan. Mereka takkan bisa meraihnya hingga mereka mau menyelam ke dasar lautan yang dalam.

Ada juga para pilot yang Allah jadikan rezekinya berada di atas awan, sehingga mereka tidak mungkin mendapatkannya hingga mereka mau terbang tinggi ke angkasa.

Ada juga yang rezekinya tersembunyi di dalam bebatuan yang sangat keras, dimana mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan memecah batu-batu itu.

Ada pula orang-orang yang rezeki mereka berada di bawah gorong-gorong air yang kotor, atau di tempat-tempat penambangan yang dalam, dimana wajah mentari dan cahaya siang tak dapat dilihat.
Ada orang yang mendapatkan bagian rezekinya dengan tangan, kaki, lisan dan otaknya. Ada juga yang tidak bisa meraihnya kecuali den mempertaruhkan nyawa dan menghadapkan diri kepada kematian, seperti halnya para pemain sirkus yang selalu saja diburu kematian. Kalau ia tidak mendapati rizkinya dengan cara jatuh bertumpuh di atas kepala, ia mendapatinya ketika berada di antara taring-taring singa atau di bawah kaki-kaki gajah.

Maka bersyukurlah kepada Allah, karena Dia telah menjadikan rezekimu berada di atas meja kerjamu. Kau bisa mendapatkannya sambil duduk di atas kursi. Bersyukurlah karena Dia tidak menjadikan rezekimu berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, atau di dasar lautan yang dalam, juga tidak harus berhadapan dengan singa maupun macan.

Beliau juga mengatakan:
Dengan gaji yang sedikit engkau bisa menjadi orang yang paling bahagia, asalkan engkau cerdas mengelola keuanganmu dan ridho terhadap pembagian Robb-mu.
(Syekh Ali Musthafa Thanthawi dalam risalah Ma’a An-Naas hal: 78-79)
_________________
Madinah 14-05-1436 H
ACT El Gharantaly
(*) 6 KEUTAMAAN BERDO'A KEPADA ALLAH (*)

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Secara bahasa, DO'A berarti meminta atau memohon dengan sepenuh hati.

Sedangkan menurut istilah syar’i, DO'A berarti permohonan seorang hamba kepada Allah ta’ala dengan sepenuh hati. Dan diartikan pula dengan pensucian, pemujaan dan semisalnya. (lihat kitab syuruthu ad-du’a wa mawani’u al-ijabah, karya Syaikh Sa’id bin Ali Al-Qohthoni, hlm. 5).

Doa memiliki keutamaan dan faedah yang tak terhitung, kedudukannya sebagai satu bentuk ibadah sudah cukup menjadi bukti keutamaannya.

Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan berdoa kepada Allah. Diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Doa adalah ibadah itu sendiri.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

اَلدُّعَاءُ هُوَ اْلعِبَادَةُ

"Doa adalah ibadah.”
(HR. Abu Daud I/466 no.1479, Tirmizi V/374 no.3247, Ibnu Majah II/1258 no.3828, dan Ahmad IV/267 no.18378, dan An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu. Dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani).

Meninggalkan doa adalah bentuk menyombongkan diri dari menyembah Allah, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)

2. Doa itu menunjukan sikap tawakal kepada Allah ta’ala.

Hal itu dikarenakan orang yang berdo’a dalam kondisi memohon pertolongan kepada-Nya, menyerahkan urusan hanya kepada-Nya bukan kepada yang selain-Nya. Sebagaimana doa juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan bentuk pemenuhan akan perintah-Nya. Allah ta’ala berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 60)

3. Doa juga merupakan senjata yang kuat yang digunakan seorang muslim dalam mencari kebaikan dan menolak bahaya dan keburukan.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِى أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ».

“Barang siapa diantara kalian telah dibukakan baginya pintu doa, pasti dibukakan pula baginya pintu rahmat, dan tidaklah Allah diminta sesuatu yang lebih Dia senangi dari pada diminta kesehatan (atau keselamatan)."

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ »

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, maka hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi V/552 no.3548, dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma. Dihasankan oleh syaikh Al-Albani).

4. Doa adalah senjata yang digunakan para nabi dalam menghadapi situasi dan keadaan yang sulit.

» Begitu pun nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam perang Badar, ketika beluau melihat jumlah kaum musyrikin sebanyak seribu orang sedangkan pasukan Islam berjumlah tiga ratus sembilan belas orang, beliau segera menghadap ke Kiblat seraya mengangkat kedua tangannya berdoa:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ ». فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ. وَقَالَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ

“Ya Allah wujudkanlah untuk kami apa yang engkau janjikan, ya Allah berikanlah kepada kami apa yang engkau janjikan, ya Allah jika sekumpulan kaum muslimin ini binasa, maka tidak ada yang akan menyembah engkau di
muka bumi ini.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terus melantunkan doa seraya membentangkan kedua tangan beliau menghadap ke kiblat hingga selempangnya jatuh, maka datanglah Abu Bakar mengambil selempang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan meletakannya di atas pundaknya dan menjaganya dari belakang dan berkata: "wahai nabi Allah, doa engkau kepada Tuhanmu sudah cukup, karena Dia pasti akan mewujudkan apa yang Dia janjikan untukmu.” (HR. Muslim III/1383 no.1763, dari Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu)

» Demikian pula nabi Ayub 'alaihissalam, ia menggunakan senjata doa ketika mengalami berbagai macam cobaan, terisolir dari manusia, tidak ada lagi yang menyayanginya selain istrinya sendiri, dalam kondisi seperti itu ia tetap bersabar dan mengharap ridho Allah, dan ketika cobaan itu telah berlarut lama, ia berdoa:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (83) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (84)

“Dan (ingatlah kisah nabi) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kami pun memperkenankan seruan (doa)nya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS: Al-Anbiya’: 83-84)

5. Doa dapat menghilangkan kegelisahan dan kesedihan, menjadikan hati lapang, dan mempermudah urusan.

Dalam berdoa, seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya, mengakui kelemahan dan ketidak berdayaannya, mengungkapkan rasa butuhnya kepada Pencipta dan Pemiliknya, doa juga sarana untuk menghindari murka Allah ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَیْهِ

“Barang siapa tidak mau meminta kepada Allah, niscaya Dia akan marah kepadanya.”
(HR. Ahmad II/442 no.9699, dan At-Tirmidzi V/456 no.3373, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Dan dihasankan syaikh Al-Albani).

Alangkah indahnya ungkapan seorang penyair:

Janganlah engkau meminta manusia satu kebutuhan,

Mintalah kepada yang pintu-Nya tak pernah tertutup.

Allah marah jika engkau tidak meminta-Nya,

Sedang manusia justru marah ketika diminta.

6. Doa juga menjadi senjata bagi orang-orang yang terzholimi (teraniaya), ia adalah tempat berlindung bagi orang-orang lemah yang putus harapan, tertutup segala pintu di hadapanya.

Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan:

“Apakah engkau meremehkan doa dan memandangnya sepele,

Padahal engkau tidak tahu apa yang diperbuat doa.

Ia adalah anak panah-anak panah malam yang tak kan meleset,

Akan tetapi ia memiliki masa dan masa itu ada penghujungnya”.

Demikian pelajaran yang dapat kami sampaikan pada pagi hari ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semoga kita semakin semangat untuk memperbanyak doa, memohon segala kebaikan di dunia dan akhirat hanya kepada Allah yang Maha Kaya lagi Maha Mampu atas segala sesuatu. Amiin. (Madinah Nabawiyyah, 12 April 2016)
# GUBERNUR IDAMAN #

By Ust Aan Chandra Thalib, Lc


Di dalam Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir mengisahkan bahwa saat memasuki Yaman Urwah bin Muhammad Al-Jusyami* -gubernur Yaman di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz- berkata, "Wahai penduduk Yaman.. Ini adalah tungganganku. Bila aku keluar (dari kota Yaman) dengan sesuatu yang lebih dari ini, maka aku telah mencuri (uang negara).


Di dalam At-Tahdzib Imam Al-Mizzy menukilkan dari Sufyan, beliau mengatakan, "Maula Urwah bin Muhammad** berkata: "Setelah memerintah bertahun-tahun di wilayah Yaman Urwah bin Muhammad meninggalkannya tanpa membawa apapun kecuali Pedang, Panah dan Mushafnya."


Catatan:


Hari ini...


Ketika amanah dan kejujuran menjadi barang langka, memimpikan hadirnya seorang Urwah pun seperti mengharapkan tegaknya benang yang basah.


Bila harapan itu tak kunjung terwujud, biarlah ia menjadi pengaduan dalam bait-baik do'a.


Semoga Allah mengaruniakan pejabat-pejabat yang jujur lagi amanah untuk negeri yang kita cintai ini.


Amien


--------

* Urwah bin Muhammad memangku jabatan gubernur Yaman pada tiga rezim. Rezim Umar bin Abdul Aziz, Sulaiman bin Abdul Malik dan Yazid bin Abdul Malik


**Budak yang dimerdekakan Urwah


http://salamdakwah.com/baca-artikel/gurbernur-idaman.html

# GUBERNUR IDAMAN #
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 16 (Lanjutan)‎

@fuadhbaraba

‎Setelah dijelaskan apa yang pertama kali Allah wajibkan kepada kita, dan makna al-Urwatul wutsqa, dengan maksud an-Nafyu wal itsbat beserta dalilnya. 

Sekarang kita beralih kepada apa itu thagut, dan ada berpakah?

Kemudian amalan apa yang paling utama setelah dua kalimat syahadat?

27. Soal: Ada berapakah thagut itu?

Jawab: Jumlahnya sangat banyak, banyak, intinya ada lima. 

1. Iblis semoga Allah Ta'ala melaknatnya.
2. Sesorang yang disembah dan dia ridha.
3. Orang yang mengajak orang lain untuk menyembahnya.
4. Seseorang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib.
5. Orang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan oleh Allah Ta'ala.

28. Soal: Amalan apakah yang paling utama setelah mengucapkan dua kalimat syahadat? 

Jawab: Yang paling utama adalah mendirikan shalat lima waktu. 

Dan shalat itu memiliki syarat-syarat, rukun-rukun, dan kewajiban-kewajiban.

Bersambung insya Allah...
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 17 (Lanjutan)

@fuadhbaraba

Dan shalat itu memiliki syarat-syarat, rukun-rukun, dan kewajiban-kewajiban.

Syarat-syarat yang terpenting adalah: 

1. Islam
2. Berakal
3. Tamyiz
4. Menghilangkan hadats
5. Menghilangkan najis
6. Menutup aurat
7. Menghadap ke arah kiblat
8. Telah masuk waktu shalat
9. Niat.

Sedangkan rukun-rukunnya ada empat belas:

1. Berdiri apabila mampu
2. Takbiratul ihram
3. Membaca surat al-Fatihah
4. Ruku'
5. Bangkit dari ruku'
6. Sujud di atas tujuh anggota tubuh
7. I'tidal (bangkit dari sujud)
8. Duduk di antara dua sujud
9. Tuma'ninah (tenang) dalam semua rukun-rukun ini
10. Tertib
11. Tasyahud akhir
12. Duduk tasyahud akhir
13. Shalawat kepada nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
14. Salam.

Adapun kewajiban-kewajiban shalat itu ada delapan: 

1. Semua takbir selain takbiratul ihram
2. Membaca "subhaana rabbiyal adziim" ketika ruku'
3. Ucapan "sami'allahu liman hamidah" bagi imam dan orang yang shalat senidiran
4. Doa "Rabbanaa walakal hamdu" bagi imam, makmum, dan orang yang shalat sendirian
5. Doa "subhaana rabbiyal a'laa" ketika sujud
6. Ucapan "Rabbighfir lii" ketika duduk di antara dua sujud
7. Tasyahud awal
8. Duduk ketika tasyahud awal.

Adapun selain yang telah disebutkan ini adalah sunnah, baik berupa ucapan atau perbuatan.

Bersambung insya Allah...

Perusak-Perusak Ilmu dan Kiat Mengatasi Kesulitan Pemahaman

Bismillah mohon Ustadz jelaskan musuh-musuh ilmu? Karena seringnya kami mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu? Adakah kiat lain yang bisa dilakukan selain muroja’ah dan berdoa agar mudah memahami ilmu? jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiikum

Jawab: Di antara musuh-musuh ilmu atau perusak-perusak ilmu yang disebutkan oleh para Ulama adalah kemalasan dan kelalaian. Kedua hal ini menjadi penghalang terbesar bagi thalabatul ‘ilmi dalam memahami ilmu yang dipelajarinya. Allah berfirman:

ولا تكن من الغافلين

“Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)

Sedangkan lawannya dari kemalasan dan kelalaian adalah kesungguhan hati dan kesabaran. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز

“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim 2664)

Oleh sebab itu kita dapati para Ulama Salaf ada yang mempelajari kitab "Shahih Al-Bukhari" hanya beberapa malam seperti Al-Khathib Al-Baghdadi yang mulai mengkajinya sejak Maghrib sampai Shubuh. Adapula Ulama yang menghabiskan waktunya dalam sehari mempelajari 12 bab ilmu yang berbeda seperti Al-Imam An-Nawawi. Bahkan ada Ulama yang sampai buta dan kencing darah lantaran ilmu yang dituntutnya. Berkat kesungguhan dan pengorbanan mereka, Allah anugerahkan pemahaman kepada para Ulama dan keshalihan dalam beramal.

Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah menasehatkan:

يا أبنائي لو كان العلم يسقى في كأس لأسقيتموه ، ولكن لا يتحصّل عليه إلا بكد وحكِ الركب ، وقد قال يحيى بن أبي كثير لولده عبد الله : لا يستطاع العلم براحة الجسد 

"Wahai anak-anakku, seandainya ilmu bisa dituang ke dalam gelas, niscaya akan kutuangkan untuk kalian. Akan tetapi ilmu ini mustahil diperoleh kecuali dengan kerja keras dan penuh pengorbanan. Dan Yahya bin Abi Katsir telah berkata kepada anaknya, "Ilmu tidaklah akan dicapai dengan badan yang santai." (Nubdzah Mukhtasharah hal. 44)

Perhatikan air yang terus-menerus menetes di atas batu yang keras saja bisa berlubang. Begitupula dengan kesungguhan dan kesabaran dalam thalabul 'ilmi kelak akan mendatangkan kemudahan.

Kemudian perusak berikutnya adalah perasaan ‘ujub (besar diri). Ibnul Qayyim berkata, “Tak ada suatu perkara pun yang lebih merusak amalan daripada ‘ujub dan berlebihan memandang jasa diri.” (Al-Fawa’id hal. 147)

Sifat ‘ujub yang bercokol dalam hati sangat berbahaya, karena ia akan merusak keikhlasan dan akibatnya ilmu yang dipelajarinya itu tidak barakah sehingga seseorang akan mengalami kesulitan dalam pemahaman. Sedangkan lawan dari sifat ‘ujub ini adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه

“Tidaklah seseorang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Malik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Darimi 1676)

Ibnu Rajab Al-Hanbali, "Pertanda ilmu yang bermanfaat akan nampak pada diri seseorang manakala ia mengamalkan ilmunya, tidak suka disanjung atau merasa besar diri, semakin tawadhu’ (rendah hati), menjauh dari cinta kepemimpinan, ketenaran, cinta dunia, menghindar dari mengaku-ngaku berilmu, berburuk sangka terhadap dirinya dan baik sangka terhadap orang lain.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf hal. 56-57)

Juga termasuk perusak ilmu ialah mengandalkan logika dalam beragama. Sedangkan lawan dari sikap ini adalah merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah dan memahami keduanya itu dengan atsar para Shahabat. Allah berfirman:

 يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم 


“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Al-Hujurat: 1) 

Salah seorang Ulama dari kalangan tabi'it tabi'in yaitu Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan,  “Wajib atas engkau berpegang dengan atsar sekalipun orang-or
ang menolakmu. Dan hati-hatilah engkau dari pikiran-pikiran orang meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau akan berjalan di atas "shirathal mustaqim" (yakni jalan yang lurus) .” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)

Adapun kiat lain agar memudahkan seseorang dalam memahami ilmu selain muraja’ah (mengulang-ngulang pelajaran) dan berdoa ialah dengan bertanya kepada para ahlinya. Allah berfirman:

 فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya jika kalian tidak mengerti.” (Al-Anbiya': 7)

____
Fikri Abul Hasan

🌍 WhatsApp Group
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
GUBERNUR IDAMAN

Di dalam Tarikh Dimasyq, Ibnu Asakir mengisahkan bahwa saat memasuki Yaman Urwah bin Muhammad Al-Jusyami* -gubernur Yaman di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz- berkata, "Wahai penduduk Yaman.. Ini adalah tungganganku. Bila aku keluar (dari kota Yaman) dengan sesuatu yang lebih dari ini, maka aku telah mencuri (uang negara).

Di dalam At-Tahdzib Imam Al-Mizzy menukilkan dari Sufyan, beliau mengatakan, "Maula Urwah bin Muhammad** berkata: "Setelah memerintah bertahun-tahun di wilayah Yaman Urwah bin Muhammad meninggalkannya tanpa membawa apapun kecuali Pedang, Panah dan Mushafnya."

Catatan:

Hari ini...
Ketika amanah dan kejujuran menjadi barang langka, memimpikan hadirnya seorang Urwah pun seperti mengharapkan tegaknya benang yang basah.
Bila harapan itu tak kunjung terwujud, biarlah ia menjadi pengaduan dalam bait-baik do'a.
Semoga Allah mengaruniakan pejabat-pejabat yang jujur lagi amanah untuk negeri yang kita cintai ini.

Amien

--------
* Urwah bin Muhammad memangku jabatan sebagai gubernur Yaman pada tiga rezim, yaitu rezim Umar bin Abdul Aziz, Sulaiman bin Abdul Malik dan Yazid bin Abdul Malik
**Budak yang dimerdekakan Urwah

_____________
Salemba 05-07-1437 H
ACT El-Gharantaly
# Soal Jawab Seputar Aqidah seri 18 (Lanjutan)

@fuadhbaraba

Setelah kita tahu apa itu thagut, dan ada berapa thagut itu‎.Kemudian amalan apa yang paling utama setelah dua kalimat syahadat (shalat).

Dan dijelaskan juga syarat-syarat, rukun-rukun, dan kewajiban-kewajiban di dalam shalat.

Selanjutnya kita beralih kepada permasalahan kebangkitan manusia sesudah kematianya, hisab amal perbuatan, serta balasan surga dan neraka.

29. Soal: Apakah Allah Ta'ala akan membangkitkan seluruh makhluk sesudah mereka mati dan menghisab amal perbuatan mereka yang baik maupun yang buruk? Dan apa benar Allah Ta'ala akan memasukkan orang yang taat ke dalam surga, sedangkan orang kufur dan syirik kepada-Nya akan menjadi penghuni neraka? 

Jawab: Benar. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala: 

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

"Orang-orang yang kafir mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad) : "Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan". Dan yang demikian itu mudah bagi Allah". (QS. At-Taghaabun: 7). 

Dan firman-Nya: 

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

"Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain". (QS. Thaahaa: 55). 

Dan di dalam al-Quran banyak dalil akan hal ini yang tidak terhitung.

Bersambung insya Allah...
# SEANDAINYA APAKAH SEPERTI MUSA

Sejak 1,5 tahun lalu nama Musa banyak diperbincangkan orang. Usianya yang masih sangat muda membuat decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu baru 5,5 tahun tapi ia sudah hafal Al-Qur’an 29 juz, kemudian genap 6 tahun ia menyempurnakan hafalannya 30 juz.

Yang mempopulerkan Musa adalah acara acara hafidz Indonesia. Program lomba hafalan Al-Qur’an dengan peserta anak-anak yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta ini menyedot perhatian orang. Saat Musa tampil, hampir semua orang yang melihtnya menangis. Bahkan tak jarang dewan juri pun meneteskan air mata karena haru menyaksikan anak sekecil itu bisa menghafalkan Al-Qur’an dengan mutqin.

Jika dahulu ada kisah para ulama yang hafal Al-Qur’an semenjak belia, seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, maka zaman ini, di negeri yang jauh dari jazirah Arab dan tak bisa berbahasa Arab, ada Musa. Musa bukan saja mengguncang Indonesia, tapi dunia.

Beberapa hari lalu, Musa kembali menorehkan prestasinya. Ia meraih juara ketiga pada lomba hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Mesir. Dewan juri menentukan demikian, karena penilaian bukan hanya dilihat dari kekuatan hafalan, tetapi memperhatikan juga makhorijul huruf. Mengingat Musa masih cadel, sehingga ia tidak menempati urutan pertama. Meski demikian, dewan juri menyampaikan rasa kagum luar biasa, mendapati ada anak kecil dari Indonesia yang memiliki kemampuan sehebat itu. Musa berusia paling muda diantara peserta-peserta yang ada, ia baru berusia tujuh tahun. Musa kemudian diminta oleh pemerintah Mesir pada Ramadhan mendatang untuk hadir di negeri para nabi tersebut.

Bagaimana Proses Belajar Musa?

Banyak orang tua yang mendambakan memiliki anak seperti Musa. Siapa yang tidak ingin punya anak menjadi penghafal Al-Qur’an?, terlebih di usia yang masih sangat dini. Ini merupakan idaman bagi setiap orang tua, dimana ia adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.

Musa sering diundang oleh lembaga-lembaga Islam untuk berbagi kisah bagaimana ia berhasil menjadi seorang hafidz cilik. Para orang tua juga sering bertanya dan konsultasi kepada orang tua Musa, La Ode Abu Hanafi dan Yulianti,  meminta resep agar anak-anaknya bisa menjadi seperti Musa.

Musa tidaklah tiba-tiba menjadi Musa seperti sekarang.  Untuk menjadi hafidz Qur’an, tidak melalui proses dan tahapan yang instan. Orang tua Musa mendidiknya dengan ketat dan disiplin. Musa bukanlah santri pondok pesantren atau sekolah Islam terpadu. Ia adalah didikan langsung kedua orang tuanya.

Sebelum subuh, seisi rumah Musa sudah bangun. Kedua orang tuanya dan adik-adik Musa melakukan sholat tahajud, kemudian melanjutkan sholat subuh di masjid. Setelah itu ia mengulang hafalan dimbing oleh ayahnya sampai pukul 9 pagi. Usai mengulang hafalan, Musa sarapan kemudian tidur sampai dzuhur.

Setelah dzuhur, Musa ngaji lagi sampai ashar. Setelah ashar Musa mengahafal kitab-kitab hadits, dan saat ini sudah hafal kitab arba’in nawawi, bulughul maram dan umdatul ahkam. Pukul 17 sampai menjelang maghrib adalah waktu bermain bagi Musa.

Sedangkan setelah maghrib sampai isya, Musa diajak ayahnya untuk ke pengajian. Seringkali Musa diminta untuk mengulang-ulang hafalannya di hadapan jamaah yang hadir.

Keluarga Musa berbeda dengan lainnya. Saat waktu kosong biasanya dimanfaatkan dengan menonton televisi, tidak demikian bagi Musa. Di rumahnya tidak ada televisi bahkan  orang tuanya sebisa mungkin untuk menghindari tontonan-tontonan televisi, yang memang kebanyakan bersifat negatif dan tidak mendidik.

Ayah Musa yang berprofesi sebagai pedagang dan berkebun karet, memudahkan ia untuk mendidik dan mengontrol langsung perkembangan Musa di rumah sendiri, tanpa mengandalkan pihak lain seperti sekolah atau pesantren. Awalnya Abu Hanafi bekerja ke luar kota, tapi demi pendidikan dan kebaikan bagi anak-anaknya, ia balik kampung dan membuka usaha sendiri.

Ingin Anak  Kita Seperti Musa?

Jika melihat pengorbanan dan perjuangan orang tua Musa, sangat luar biasa hebatnya. Abu Hanafi rela meninggalkan pekerjaannya demi pendidikan anak-anaknya, sedangkan ki
ta? Berapa jam berkumpul bersama anak-anak?.

Keluarga Musa bangun sebelum subuh, kemudian mengajari Musa membaca dan menghafal Al-Qur’an sampai sore hari. Apakah kita demikian?

Tak ada televisi di rumah Musa, orang tuanya melarang itu untuk kebaikan keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?, apakah justru mengajari anak-anak untuk rutin melihat acara-acara musik dan sinetron?.

Ketika melihat Musa, mata menangis, kemudian muncul keinginan kuat agar anak kita bisa menjadi seperti Musa. Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah menciptakan lingkungan dan mendidik seperti ayah Musa kepada Musa?.
# SEANDAINYA ANAKKU SEPERTI MUSA