⛔ BAHAYA RIBA DI DUNIA DAN AKHIRAT 🔥
Oleh: Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz, MA
Bismillah. Ingatlah wahai saudaraku seislam, bahwa harta benda sebanyak apapun yang kita miliki, jika diperoleh dengan cara yang haram atau tercampuri dengan harta hasil riba, maka akan menjadi bencana bagi kita di dunia dan akhirat.
Di antara bahaya dan bencana yang ditimbulkan oleh riba bagi pelakunya adalah sebagai berikut:
➡1. Hilangnya keberkahan pada harta.
Allah ta’ala berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah: 276)
➡2. Orang yang berinteraksi dengan riba akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
➡3. Orang yang berinteraksi dengan riba akan disiksa oleh Allah dengan berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga ia tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut.
Diriwayatkan dari Samuroh bin Jundub radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda menceritakan tentang siksaan Allah kepada para pemakan riba, bahwa “Ia akan berenang di sungai darah, sedangkan di tepi sungai ada seseorang (malaikat) yang di hadapannya terdapat bebatuan, setiap kali orang yang berenang dalam sungai darah hendak keluar darinya, lelaki yang berada di pinggir sungai tersebut segera melemparkan bebatuan ke dalam mulut orang tersebut, sehingga ia terdorong kembali ke tengah sungai, dan demikian itu seterusnya.”. (HR. Bukhari II/734 nomor 1979).
➡4. Allah tidak akan menerima sedekah, infaq dan zakat yang dikeluarkan dari harta riba.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu maha baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim II/703 nomor 1015, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu).
➡5. Do’a pemakan riba tidak akan didengarkan dan dikabulkan oleh Allah.
Di dalam hadits yang shohih, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».
Bahwa ada seseorang yang melakukan safar (bepergian jauh), kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku!” Akan tetapi makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan oleh barang yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan (oleh Allah)?”. (HR. Muslim II/703 no. 1015).
➡6. Memakan harta riba menyebabkan hati menjadi keras dan berkarat.
Allah ta’ala berfirman:
كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)
Diriwayatkan dari An-Nu
Oleh: Ust. Muhammad Wasitho Abu Fawaz, MA
Bismillah. Ingatlah wahai saudaraku seislam, bahwa harta benda sebanyak apapun yang kita miliki, jika diperoleh dengan cara yang haram atau tercampuri dengan harta hasil riba, maka akan menjadi bencana bagi kita di dunia dan akhirat.
Di antara bahaya dan bencana yang ditimbulkan oleh riba bagi pelakunya adalah sebagai berikut:
➡1. Hilangnya keberkahan pada harta.
Allah ta’ala berfirman:
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah.” (QS. Al-Baqarah: 276)
➡2. Orang yang berinteraksi dengan riba akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat kelak dalam keadaan seperti orang gila.
Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
➡3. Orang yang berinteraksi dengan riba akan disiksa oleh Allah dengan berenang di sungai darah dan mulutnya dilempari dengan bebatuan sehingga ia tidak mampu untuk keluar dari sungai tersebut.
Diriwayatkan dari Samuroh bin Jundub radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda menceritakan tentang siksaan Allah kepada para pemakan riba, bahwa “Ia akan berenang di sungai darah, sedangkan di tepi sungai ada seseorang (malaikat) yang di hadapannya terdapat bebatuan, setiap kali orang yang berenang dalam sungai darah hendak keluar darinya, lelaki yang berada di pinggir sungai tersebut segera melemparkan bebatuan ke dalam mulut orang tersebut, sehingga ia terdorong kembali ke tengah sungai, dan demikian itu seterusnya.”. (HR. Bukhari II/734 nomor 1979).
➡4. Allah tidak akan menerima sedekah, infaq dan zakat yang dikeluarkan dari harta riba.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu maha baik dan tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik.” (HR. Muslim II/703 nomor 1015, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu).
➡5. Do’a pemakan riba tidak akan didengarkan dan dikabulkan oleh Allah.
Di dalam hadits yang shohih, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ».
Bahwa ada seseorang yang melakukan safar (bepergian jauh), kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku!” Akan tetapi makanan dan minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan oleh barang yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan (oleh Allah)?”. (HR. Muslim II/703 no. 1015).
➡6. Memakan harta riba menyebabkan hati menjadi keras dan berkarat.
Allah ta’ala berfirman:
كَلا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)
Diriwayatkan dari An-Nu
’man bin Basyir radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah di dalam jasad terdapat sepotong daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari 1/28 no. 52, dan Muslim III/1219 no.1599)
➡7. Badan yang tumbuh dari harta yang haram (hasil riba, korupsi, dan selainnya) akan berhak disentuh api neraka.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ka’ab bi ‘Ujroh radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram, akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. At-Tirmidzi II/512 no.614. dan dinyatakan Shohih Lighoirihi oleh syaikh Al-Albani di dalam Shohih At-Targhib wa At-Tarhib II/150 no.1729).
➡8. Orang yang berinteraksi dengan Riba dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
Dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama (kedudukannya dalam hal dosa). (Diriwayatkan oleh Muslim III/1219 no. 1598).
➡9. Memakan Riba Lebih Buruk Dosanya daripada Perbuatan Zina.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً
“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa yang didalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih).
➡10. Paling Ringannya Dosa Memakan Riba itu Seperti Dosa Seseorang yang Menzinai Ibu Kandungnya Sendiri.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّهُ وَإِنْ أَرْبَى الرِّبَا عِرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ
“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya).
Demikianlah beberapa bahaya dan bencana besar serta pengaruh buruk yang akan dirasakan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan riba.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari berbagai macam bentuk riba dan bahayanya. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita rezeki yang halal, banyak lagi penuh berkah. Amiin.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah di dalam jasad terdapat sepotong daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan. Namun jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Ketahuilah sepotong daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari 1/28 no. 52, dan Muslim III/1219 no.1599)
➡7. Badan yang tumbuh dari harta yang haram (hasil riba, korupsi, dan selainnya) akan berhak disentuh api neraka.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Ka’ab bi ‘Ujroh radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram, akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. At-Tirmidzi II/512 no.614. dan dinyatakan Shohih Lighoirihi oleh syaikh Al-Albani di dalam Shohih At-Targhib wa At-Tarhib II/150 no.1729).
➡8. Orang yang berinteraksi dengan Riba dilaknat oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
Dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, dua saksinya dan penulisnya.” Dan Beliau bersabda, “Mereka semua sama (kedudukannya dalam hal dosa). (Diriwayatkan oleh Muslim III/1219 no. 1598).
➡9. Memakan Riba Lebih Buruk Dosanya daripada Perbuatan Zina.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً
“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui bahwa yang didalamnya adalah hasil riba, dosanya itu lebih besar daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih).
➡10. Paling Ringannya Dosa Memakan Riba itu Seperti Dosa Seseorang yang Menzinai Ibu Kandungnya Sendiri.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّهُ وَإِنْ أَرْبَى الرِّبَا عِرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ
“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya).
Demikianlah beberapa bahaya dan bencana besar serta pengaruh buruk yang akan dirasakan oleh setiap orang yang berinteraksi dengan riba.
Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari berbagai macam bentuk riba dan bahayanya. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita rezeki yang halal, banyak lagi penuh berkah. Amiin.
»~ Ulama Salaf dalam Ketundukan Mereka Terhadap al Haq ~«
Ust. Nuzul LC
Ar Rabi' berkata: "Aku pernah mendengar beliau (Asy Syafi'i) pernah ditanya oleh seorang lelaki: "Apakah engkau berpendapat dengan hadits yang engkau sebutkan itu wahai Abu Abdillah?" Beliau menjawab: "Apabila aku meriwayatkan hadits, lalu tidak kujadikan sebagai pendapatku, aku jadikan kalian semua sebagai saksi bahwa akalku sudah hilang."
Al Humaidi berkata: "Suatu hari Imam Syafi'i meriwayatkan satu hadits. Aku lantas bertanya: "Apakah engkau menjadikannya sebagai pendapatmu?" Beliau menjawab: "Apakah engkau aku sedang keluar dari gereja? Atau aku tengah mengenakan sabuk (simbol Ahli Kitab), sehingga ketika aku mendengar satu hadits dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- tidak kujadikan sebagai pendapatku?"
(Siyaru A'laamin Nubalaa' X : 34)
Ar Rabi' juga pernah berkata: "Aku pernah mendengar Asy Syafi'i menanyakan: "Langit mana lagi tempat aku berteduh, dan bumi mana lagi tempat aku berpijak, apabila aku meriwayatkan hadits Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- lalu tidak kujadikan sebagai pendapatku?"
(Siyaru A'laamin Nubalaa' X : 35)
Ust. Nuzul LC
Ar Rabi' berkata: "Aku pernah mendengar beliau (Asy Syafi'i) pernah ditanya oleh seorang lelaki: "Apakah engkau berpendapat dengan hadits yang engkau sebutkan itu wahai Abu Abdillah?" Beliau menjawab: "Apabila aku meriwayatkan hadits, lalu tidak kujadikan sebagai pendapatku, aku jadikan kalian semua sebagai saksi bahwa akalku sudah hilang."
Al Humaidi berkata: "Suatu hari Imam Syafi'i meriwayatkan satu hadits. Aku lantas bertanya: "Apakah engkau menjadikannya sebagai pendapatmu?" Beliau menjawab: "Apakah engkau aku sedang keluar dari gereja? Atau aku tengah mengenakan sabuk (simbol Ahli Kitab), sehingga ketika aku mendengar satu hadits dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- tidak kujadikan sebagai pendapatku?"
(Siyaru A'laamin Nubalaa' X : 34)
Ar Rabi' juga pernah berkata: "Aku pernah mendengar Asy Syafi'i menanyakan: "Langit mana lagi tempat aku berteduh, dan bumi mana lagi tempat aku berpijak, apabila aku meriwayatkan hadits Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- lalu tidak kujadikan sebagai pendapatku?"
(Siyaru A'laamin Nubalaa' X : 35)
»~ Ulama Salaf dalam Rasa Takut dan Mengingat Allah ~«
Ust. Nuzul LC
Dari Ibnu Syaudzab diriwayatkan bahwa ia berkata: "Tatkala Abu Hurairah berada di ambang kematian, tiba-tiba beliau menangis. Orang-orang bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab: "Jauhnya perjalanan, sedikitnya perbekalan dan banyaknya aral rintangan. Sementara tempat kembali, bisa ke jannah (surga), bisa juga ke naar (neraka)." (Shifatush Shahwah I : 694)
Dari Ubaidillah bin As Sirri diriwayatkan bahwa ia berkata: "Ibnu Sirin pernah berkata: "Aku sungguh mengetahui penyebab utang yang kini melilitku. Aku pernah mengejek seorang lelaki sekitar empat puluh tahun silam: "Wahai orang-orang yang bangkrut (pailit)." Maka aku (Ubaidillah bin As Sirri) menceritakan hal itu kepada Abu Sulaiman ad Darani. Maka beliau menanggapi: "Dosa-dosa mereka (para salaf) sedikit, tapi mereka tahu darimana datang kepada dosa-dosa itu. Sementara dosa-dosa kita banyak, namun kita tidak tahu darimana dosa-dosa itu mendatangi kita." (Shifatush Shafwah III : 246).
Ust. Nuzul LC
Dari Ibnu Syaudzab diriwayatkan bahwa ia berkata: "Tatkala Abu Hurairah berada di ambang kematian, tiba-tiba beliau menangis. Orang-orang bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?" Beliau menjawab: "Jauhnya perjalanan, sedikitnya perbekalan dan banyaknya aral rintangan. Sementara tempat kembali, bisa ke jannah (surga), bisa juga ke naar (neraka)." (Shifatush Shahwah I : 694)
Dari Ubaidillah bin As Sirri diriwayatkan bahwa ia berkata: "Ibnu Sirin pernah berkata: "Aku sungguh mengetahui penyebab utang yang kini melilitku. Aku pernah mengejek seorang lelaki sekitar empat puluh tahun silam: "Wahai orang-orang yang bangkrut (pailit)." Maka aku (Ubaidillah bin As Sirri) menceritakan hal itu kepada Abu Sulaiman ad Darani. Maka beliau menanggapi: "Dosa-dosa mereka (para salaf) sedikit, tapi mereka tahu darimana datang kepada dosa-dosa itu. Sementara dosa-dosa kita banyak, namun kita tidak tahu darimana dosa-dosa itu mendatangi kita." (Shifatush Shafwah III : 246).
(*) KEUTAMAAN HARI SENIN DAN KAMIS (*)
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Hari Senin dan Kamis merupakan bagian dari hari-hari dalam sepekan. Semua hari dan waktu adalah ciptaan Allah. Allah jadikan hari Senin dan Kamis sebagai hari-hari yang memiliki keistimewaan dan keberkahan, sebagamana hari Jumat merupakan hari yang paling mulia dan berkah dalam sepekan.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan dan keberkahan hari Senin dan Kamis berdasarkan hadits-hadits shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
(1) KEUTAMAAN PERTAMA:
Pada hari Senin dan Kamis pintu-pintu Surga dibuka. Dan pada saat itu dosa-dosa dan kesalahan orang-orang yang beriman diampuni oleh Allah Ta’ala, kecuali dua orang mukmin yang sedang bertikai dan bermusuhan, maka pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua ditunda sampai mereka berdamai.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
» Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Artinya: “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka setiap hamba yang tidak pernah berbuat syirik kepada Allah sedikit pun akan diampuni (oleh Allah pada hari tersebut), kecuali seseorang yang memiliki permusuhan antara dirinya dan saudaranya. Maka akan dikatakan (oleh Allah kepada para malaikat pencatat amalan, pent), “Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).
» CATATAN:
Untuk meraih pengampunan dosa dan kesalahan pada hari Senin dan Kamis disyaratkan 2 hal, yaitu:
1. Orang mukmin tersebut adalah Ahli Tauhid, dan tidak pernah berbuat syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Atau ia sudah bertaubat dari segala macam bentuk kemusyrikan.
2. Tidak memiliki permusuhan dengan saudaranya sesama muslim karena urusan dunia. Adapun permusuhan karena urusan agama dan dalam rangka membela Allah dan Rasul-Nya (Al-Quran dan As-Sunnah), seperti permusuhan kita dengan para penganut agama Syi’ah Rofidhoh, Jaringan Islam Liberal, dan pengekor hawa nafsu yang merusak kemurnian Syari’at Islam, maka hal ini tidak menghalangi seorang mukmin utk meraih pengampunan dosa dari Allah, in syaa ALLAH.
(2) KEUTAMAAN KEDUA:
Pada hari Senin dan Kamis semua amalan hamba diangkat kepada Allah untuk dilihat dan diperiksa.
Oleh karenanya, dianjurkan bagi seorang muslim dan muslimah agar semangat berpuasa dan memperbanyak amal sholih, sebagaimana dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersemangat melakukan puasa sunnah pada dua hari tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits-hadits shohih berikut ini:
» Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amalan-amalan (para hamba) diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku diperkihatkan (kepada-Nya) sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi no. 747, dan ia mengatakan bahwa hadits ini derajatnya Hasan Ghorib. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini Hasan. Dan Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini Shohih Lighoirihi, yakni derajatnya SHOHIH karena diperkuat dengan jalur periwayatan lainnya).
» Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa ia berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An-Nasai no. 2362, dan Ibnu Majah no. 1739. Al-H
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Hari Senin dan Kamis merupakan bagian dari hari-hari dalam sepekan. Semua hari dan waktu adalah ciptaan Allah. Allah jadikan hari Senin dan Kamis sebagai hari-hari yang memiliki keistimewaan dan keberkahan, sebagamana hari Jumat merupakan hari yang paling mulia dan berkah dalam sepekan.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaan dan keberkahan hari Senin dan Kamis berdasarkan hadits-hadits shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
(1) KEUTAMAAN PERTAMA:
Pada hari Senin dan Kamis pintu-pintu Surga dibuka. Dan pada saat itu dosa-dosa dan kesalahan orang-orang yang beriman diampuni oleh Allah Ta’ala, kecuali dua orang mukmin yang sedang bertikai dan bermusuhan, maka pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua ditunda sampai mereka berdamai.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
» Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
Artinya: “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka setiap hamba yang tidak pernah berbuat syirik kepada Allah sedikit pun akan diampuni (oleh Allah pada hari tersebut), kecuali seseorang yang memiliki permusuhan antara dirinya dan saudaranya. Maka akan dikatakan (oleh Allah kepada para malaikat pencatat amalan, pent), “Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).
» CATATAN:
Untuk meraih pengampunan dosa dan kesalahan pada hari Senin dan Kamis disyaratkan 2 hal, yaitu:
1. Orang mukmin tersebut adalah Ahli Tauhid, dan tidak pernah berbuat syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Atau ia sudah bertaubat dari segala macam bentuk kemusyrikan.
2. Tidak memiliki permusuhan dengan saudaranya sesama muslim karena urusan dunia. Adapun permusuhan karena urusan agama dan dalam rangka membela Allah dan Rasul-Nya (Al-Quran dan As-Sunnah), seperti permusuhan kita dengan para penganut agama Syi’ah Rofidhoh, Jaringan Islam Liberal, dan pengekor hawa nafsu yang merusak kemurnian Syari’at Islam, maka hal ini tidak menghalangi seorang mukmin utk meraih pengampunan dosa dari Allah, in syaa ALLAH.
(2) KEUTAMAAN KEDUA:
Pada hari Senin dan Kamis semua amalan hamba diangkat kepada Allah untuk dilihat dan diperiksa.
Oleh karenanya, dianjurkan bagi seorang muslim dan muslimah agar semangat berpuasa dan memperbanyak amal sholih, sebagaimana dahulu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersemangat melakukan puasa sunnah pada dua hari tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits-hadits shohih berikut ini:
» Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Amalan-amalan (para hamba) diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku diperkihatkan (kepada-Nya) sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi no. 747, dan ia mengatakan bahwa hadits ini derajatnya Hasan Ghorib. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini Hasan. Dan Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini Shohih Lighoirihi, yakni derajatnya SHOHIH karena diperkuat dengan jalur periwayatan lainnya).
» Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa ia berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An-Nasai no. 2362, dan Ibnu Majah no. 1739. Al-H
afizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini derajatnya Hasan. Dan Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini derajatnya SHOHIH).
(3) KEUTAMAAN KETIGA:
Kebanyakan safar (perjalanan jauh) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dilakukan pada hari Kamis.
Hal ini berdasarkan hadits Shohih berikut ini:
عن كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ يَقُولُ: لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ, إِلَّا يَوْمَ الْخَمِيسِ”, وفي لفظ:” وخَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ”رواهما البخاري(2950- 2949)
» Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan, “Sangat jarang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk melakukan perjalanan jauh (safar) kecuali pada hari Kamis.”
» Dan dalam riwayat lain juga (disebutkan), “Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang), beliau suka keluar (untuk melakukan safar) pada hari Kamis.” (HR. al-Bukhari nomor.2949-2950).
Sebagian ulama hadits meneliti dan menerangkan hikmah di balik seringnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan safar pada hari Kamis.
» Di antara mereka ada yg mengatakan bahwa Allah melimpahkan berkah-Nya kepada Umat Islam pada pagi hari Kamis.
» Ada pula yg menyebutkan bahwa safar-safar Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah safar untuk melakukan ibadah, seperti haji, umroh, jihad dan selainnya. Oleh karenanya, beliau ingin agar safar-safar ibadah itu terjadi pada hari ketika semua amalan hamba diangkat kepada Allah Ta’ala.
» Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah berkata: “Adapun (seringnya) Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan safar pada hari Kamis, maka bisa jadi sebabnya adalah apa yang pernah disabdakan oleh beliau shallallahu alaihi wasallam:
“بورك لأمتي في بكورها يوم الخميس” وهو حديث ضعيف..
“Umatku diberkahi (oleh Allah) pada pagi hari Kamis,” namun hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah).
Beliau (Al-Hafizh Ibnu Hajar) juga mengatakan, “Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih suka dan sering melakukan safar pada hari Kamis bukan berarti beliau selalu keluar safar pada hari itu dengan terus menerus, sebab beliau pernah keluar di sebagian safar beliau pada hari Sabtu.” (Lihat Fathul Bari Syariah Shohih Al-Bukhari VI/113).
Demikian beberapa Keutamaan dan Keistimewaan Hari Senin dan Kamis berdasarkan hadits-hadits shohih yang dapat kami sebutkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan Semoga kita dapat meraih keutamaan dan keberkahan pada setiap hari sepanjang umur kita di dunia. Amiin.
(3) KEUTAMAAN KETIGA:
Kebanyakan safar (perjalanan jauh) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dilakukan pada hari Kamis.
Hal ini berdasarkan hadits Shohih berikut ini:
عن كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ يَقُولُ: لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ, إِلَّا يَوْمَ الْخَمِيسِ”, وفي لفظ:” وخَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ”رواهما البخاري(2950- 2949)
» Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan, “Sangat jarang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk melakukan perjalanan jauh (safar) kecuali pada hari Kamis.”
» Dan dalam riwayat lain juga (disebutkan), “Bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (menang), beliau suka keluar (untuk melakukan safar) pada hari Kamis.” (HR. al-Bukhari nomor.2949-2950).
Sebagian ulama hadits meneliti dan menerangkan hikmah di balik seringnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan safar pada hari Kamis.
» Di antara mereka ada yg mengatakan bahwa Allah melimpahkan berkah-Nya kepada Umat Islam pada pagi hari Kamis.
» Ada pula yg menyebutkan bahwa safar-safar Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah safar untuk melakukan ibadah, seperti haji, umroh, jihad dan selainnya. Oleh karenanya, beliau ingin agar safar-safar ibadah itu terjadi pada hari ketika semua amalan hamba diangkat kepada Allah Ta’ala.
» Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah berkata: “Adapun (seringnya) Nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan safar pada hari Kamis, maka bisa jadi sebabnya adalah apa yang pernah disabdakan oleh beliau shallallahu alaihi wasallam:
“بورك لأمتي في بكورها يوم الخميس” وهو حديث ضعيف..
“Umatku diberkahi (oleh Allah) pada pagi hari Kamis,” namun hadits ini derajatnya DHO’IF (Lemah).
Beliau (Al-Hafizh Ibnu Hajar) juga mengatakan, “Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih suka dan sering melakukan safar pada hari Kamis bukan berarti beliau selalu keluar safar pada hari itu dengan terus menerus, sebab beliau pernah keluar di sebagian safar beliau pada hari Sabtu.” (Lihat Fathul Bari Syariah Shohih Al-Bukhari VI/113).
Demikian beberapa Keutamaan dan Keistimewaan Hari Senin dan Kamis berdasarkan hadits-hadits shohih yang dapat kami sebutkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan Semoga kita dapat meraih keutamaan dan keberkahan pada setiap hari sepanjang umur kita di dunia. Amiin.
# Di Antara Manfaat Tauhid
Ust. Fuad Hamzah Baraba' LC
@fuadhbaraba
Tauhid adalah tempat bergantung pada wali Allah dan juga musuh-musuh-Nya, ia bisa menyelamatkan mereka dari bencana dunia dan malapetakanya, Allah Ta'ala berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)". (QS. Al-'Ankabut:65).
Bagi para wali Allah, tauhid menyelamatkan mereka dari kegelapan-kegelapan dunia dan akhirat serta bencana-bencananya.
Karena itu Nabi Yunus berpegang kepadanya dan Allah menyelamatkannya dari kegelapan-kegelapan yang beliau alami. Dan para pengikut Rasul berpegang kepadanya, maka mereka diselamatkan dari adzab yang ditimpakan kepada kaum musyrikin di dunia, dan siksaan yang disiapkan bagi mereka di akherat.
Ketika Fir'aun berpegang kepadanya saam tampak di depan matanya kebinasaan dan hampir tenggelam, hal itu tidak lagi bermanfaat baginya, karena keimanan ketika sudah melihat langsung tidaklah diterima.
Inilah sunnatullah pada hamba-hamban-Nya, tidak ada sesuatu yang dapat digunakan untuk menolak persoalan dunia sebagaimana halnya tauhid, oleh karena itu doa ketika kesusahan adalah tauhid, doa Nabi Yunus yang beliau panjatkan adalah tauhid.
Tidaklah sesorang mengalami kesusahan lalu berdoa menggunakan tauhid melainkan Allah melapangkan kesusahannya dengan sebab tauhid. Tidak ada yang mencampakan dalam bencana besar kecualai syirik, dan tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya kecuali tauhid.
Tauhid adalah tempat berpegang semua ciptaan dan tempat bernanung, benteng dan penolong bagi mereka. Wabillahi at-Taufiiq.
(Mukhtashor al-Fawaid)
Ust. Fuad Hamzah Baraba' LC
@fuadhbaraba
Tauhid adalah tempat bergantung pada wali Allah dan juga musuh-musuh-Nya, ia bisa menyelamatkan mereka dari bencana dunia dan malapetakanya, Allah Ta'ala berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)". (QS. Al-'Ankabut:65).
Bagi para wali Allah, tauhid menyelamatkan mereka dari kegelapan-kegelapan dunia dan akhirat serta bencana-bencananya.
Karena itu Nabi Yunus berpegang kepadanya dan Allah menyelamatkannya dari kegelapan-kegelapan yang beliau alami. Dan para pengikut Rasul berpegang kepadanya, maka mereka diselamatkan dari adzab yang ditimpakan kepada kaum musyrikin di dunia, dan siksaan yang disiapkan bagi mereka di akherat.
Ketika Fir'aun berpegang kepadanya saam tampak di depan matanya kebinasaan dan hampir tenggelam, hal itu tidak lagi bermanfaat baginya, karena keimanan ketika sudah melihat langsung tidaklah diterima.
Inilah sunnatullah pada hamba-hamban-Nya, tidak ada sesuatu yang dapat digunakan untuk menolak persoalan dunia sebagaimana halnya tauhid, oleh karena itu doa ketika kesusahan adalah tauhid, doa Nabi Yunus yang beliau panjatkan adalah tauhid.
Tidaklah sesorang mengalami kesusahan lalu berdoa menggunakan tauhid melainkan Allah melapangkan kesusahannya dengan sebab tauhid. Tidak ada yang mencampakan dalam bencana besar kecualai syirik, dan tidak ada yang bisa menyelamatkan dirinya kecuali tauhid.
Tauhid adalah tempat berpegang semua ciptaan dan tempat bernanung, benteng dan penolong bagi mereka. Wabillahi at-Taufiiq.
(Mukhtashor al-Fawaid)
# PENDERITAAN SANG PECINTA#
Ust. Firanda MA
Jika pilihan pasangan hidup hanya dilandaskan perasaan, cinta, dan syahwat…, maka bisa jadi kondisi seseorang sebagaimana perkataan seorang penyair :
فَمَا فِي الأَرْضِ أَشْقَى مِنْ مُحِبٍّ وَإِنْ وَجَدَ الْهَوَى حُلْوَ الْمَذَاقِ
Tidak di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang yang mencintai…
Meskipun nafsu jiwanya telah mendapatkan manisnya rasa cinta…
تَرَاهُ باَكِيًا فِي كُلِّ حِيْنٍ مَخَافَةَ فُرْقَةٍ أَوْ اشْتِيَاقٍ
Engkau melihatnya menangis setiap saat…
Karena takut akan perpisahan atau karena kerinduan…
فَيَبْكِي إِنْ نَأَوْا شَوْقًا إِلَيْهِم وَيَبْكِي إِنْ دَنَوْا خَوْفَ الْفِرَاقِ
Ia menangis jika jauh darinya karena kerinduan…
Dan ia juga menangis jika dekat karena takut perpisaha…
فَتْسْخَنُ عَيْنَيْهِ عِنْدَ الْفِرَاقِ وَتَسْخَنُ عَيْنَهُ عِنْدَ الطَّلاَقِ
Matanya berlinang air mata tatkala perpisahan….dan matanya juga berlinang air mata tatkala perceraian…
Akan tetapi jika pilihan pasangan hidup dibangun atas kecintaan dan agama serta tujuan akhirat, maka insya Allah keberkahan akan meliputi kebahagiaan rumah tangga.
Wallahu A'lam
Ust. Firanda MA
Jika pilihan pasangan hidup hanya dilandaskan perasaan, cinta, dan syahwat…, maka bisa jadi kondisi seseorang sebagaimana perkataan seorang penyair :
فَمَا فِي الأَرْضِ أَشْقَى مِنْ مُحِبٍّ وَإِنْ وَجَدَ الْهَوَى حُلْوَ الْمَذَاقِ
Tidak di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang yang mencintai…
Meskipun nafsu jiwanya telah mendapatkan manisnya rasa cinta…
تَرَاهُ باَكِيًا فِي كُلِّ حِيْنٍ مَخَافَةَ فُرْقَةٍ أَوْ اشْتِيَاقٍ
Engkau melihatnya menangis setiap saat…
Karena takut akan perpisahan atau karena kerinduan…
فَيَبْكِي إِنْ نَأَوْا شَوْقًا إِلَيْهِم وَيَبْكِي إِنْ دَنَوْا خَوْفَ الْفِرَاقِ
Ia menangis jika jauh darinya karena kerinduan…
Dan ia juga menangis jika dekat karena takut perpisaha…
فَتْسْخَنُ عَيْنَيْهِ عِنْدَ الْفِرَاقِ وَتَسْخَنُ عَيْنَهُ عِنْدَ الطَّلاَقِ
Matanya berlinang air mata tatkala perpisahan….dan matanya juga berlinang air mata tatkala perceraian…
Akan tetapi jika pilihan pasangan hidup dibangun atas kecintaan dan agama serta tujuan akhirat, maka insya Allah keberkahan akan meliputi kebahagiaan rumah tangga.
Wallahu A'lam
💌 KEIKHLASAN PUN SANGAT MEMBUTUHKAN KESABARAN
1) Sabar untuk mengikhlaskan niat dan membersihkannya dari riya’ dan tujuan duniawi tatkala sebelum beramal dan juga tatkala sedang beramal.
Jangan pernah membohongi diri, dengan menyatakan saya sedang berjuang di jalan Allah akan tetapi ternyata ada udang di balik batu.
Jika engkau membohongi dirimu, yang sekaligus berarti engkau membohongi Allah dan publik maka suatu saat Allah akan memunculkan udangmu tersebut dihadapan publik……. maka berhati-hatilah…!
2) setelah beramal harus sabar agar amalan tersebut tidak dirusak oleh ujub dan takabbur yang sewaktu waktu timbul karena kekaguman terhadap amalan tersebut atau merasa jasa dan peranmu yang besar sehingga jadilah engkau merasa sok “penting”. Padahal semua keberhasilanmu datangnya dari Allah semata
3) sabar untuk menyembunyikan amalan tersebut dan tidak menampakannya kepada orang lain, karena pahala amalan yg tersembunyi lebih besar. Inipun butuh kesabaran yang besar, karena jiwa selalu ingin menceritakan amalannya kepada orang lain agar dihargai dan dihormati
4) jika engkau berbuat baik kepada orang lain maka bersabarlah dengan menjaga keikhlasanmu dengan tdk marah tatkala air susumu dengan air tuba oleh orang yang kau bantu. Karena sesungguhnya engkau tdk mengarapkan “balas jasa”nya dan tidak pula ucapan “terima kasih”nya. Akan tetapi engkau hanya mengharapkan wajah Allah
Allah berfirman:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Setelah itu Allah berfirman :
وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (QS Al-Insan 9, 12)
📝 Oleh Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى
🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu
1) Sabar untuk mengikhlaskan niat dan membersihkannya dari riya’ dan tujuan duniawi tatkala sebelum beramal dan juga tatkala sedang beramal.
Jangan pernah membohongi diri, dengan menyatakan saya sedang berjuang di jalan Allah akan tetapi ternyata ada udang di balik batu.
Jika engkau membohongi dirimu, yang sekaligus berarti engkau membohongi Allah dan publik maka suatu saat Allah akan memunculkan udangmu tersebut dihadapan publik……. maka berhati-hatilah…!
2) setelah beramal harus sabar agar amalan tersebut tidak dirusak oleh ujub dan takabbur yang sewaktu waktu timbul karena kekaguman terhadap amalan tersebut atau merasa jasa dan peranmu yang besar sehingga jadilah engkau merasa sok “penting”. Padahal semua keberhasilanmu datangnya dari Allah semata
3) sabar untuk menyembunyikan amalan tersebut dan tidak menampakannya kepada orang lain, karena pahala amalan yg tersembunyi lebih besar. Inipun butuh kesabaran yang besar, karena jiwa selalu ingin menceritakan amalannya kepada orang lain agar dihargai dan dihormati
4) jika engkau berbuat baik kepada orang lain maka bersabarlah dengan menjaga keikhlasanmu dengan tdk marah tatkala air susumu dengan air tuba oleh orang yang kau bantu. Karena sesungguhnya engkau tdk mengarapkan “balas jasa”nya dan tidak pula ucapan “terima kasih”nya. Akan tetapi engkau hanya mengharapkan wajah Allah
Allah berfirman:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Setelah itu Allah berfirman :
وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (QS Al-Insan 9, 12)
📝 Oleh Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى
🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu
💌 BANU ISRAIL SEBUAH PELAJARAN
Allah sering menceritakan Banu Israil dalam Al Qur’an..
Karena banyak pelajaran penting disana..
Namun..
Ada sebuah pelajaran yang menakjubkan..
Ketika mereka di bawah kekuasaan Fir’aun..
Mereka ditindas dan dizalimi..
Allah membela dan menolong mereka..
Akibat kesabaran menghadapi penguasa zalim dan kafir..
Tetapi..
Ketika mereka telah selamat dari tirani Fir’aun..
Mereka mendapatkan laknat dan celaan dari Allah..
Akibat pembangkangan mereka..
Saudaraku..
Bila kelak Allah takdir kan negeri ini dikuasai oleh non muslim..
Sementara kaum muslimin lemah tak berdaya..
SEMOGA ALLAH TIDAK MENTAQDIRKAN HAL ITU..
Jadilah seperti Banu Israil ketika di bawah kekuasaan Fir’aun..
Allah pasti memberi pertolongan..
Sebagaimana Allah menolong Banu Israil..
Allah Ta’ala berfirman yang artinya..
Dan telah sempurna kalimat Rabbmu yang baik kepada Banu Israil disebabkan kesabaran mereka..
Dan Kami hancurkan apa yang telah diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun.. (Al A’raaf : 137)
📝 Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى
🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu
Allah sering menceritakan Banu Israil dalam Al Qur’an..
Karena banyak pelajaran penting disana..
Namun..
Ada sebuah pelajaran yang menakjubkan..
Ketika mereka di bawah kekuasaan Fir’aun..
Mereka ditindas dan dizalimi..
Allah membela dan menolong mereka..
Akibat kesabaran menghadapi penguasa zalim dan kafir..
Tetapi..
Ketika mereka telah selamat dari tirani Fir’aun..
Mereka mendapatkan laknat dan celaan dari Allah..
Akibat pembangkangan mereka..
Saudaraku..
Bila kelak Allah takdir kan negeri ini dikuasai oleh non muslim..
Sementara kaum muslimin lemah tak berdaya..
SEMOGA ALLAH TIDAK MENTAQDIRKAN HAL ITU..
Jadilah seperti Banu Israil ketika di bawah kekuasaan Fir’aun..
Allah pasti memberi pertolongan..
Sebagaimana Allah menolong Banu Israil..
Allah Ta’ala berfirman yang artinya..
Dan telah sempurna kalimat Rabbmu yang baik kepada Banu Israil disebabkan kesabaran mereka..
Dan Kami hancurkan apa yang telah diperbuat oleh Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun.. (Al A’raaf : 137)
📝 Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc حفظه الله تعالى
🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu
INDAHNYA HIDUP
Indahnya hidup bukan karena banyaknya orang yang mengenal kita.
Tapi lebih dari itu, berapa banyak orang yang bahagia karena kita.
Kita memang tidak wajib membahagiakan semua orang…
Namun yang jelas, kita tidak boleh menyakiti seorangpun.
_______________
Madinah 12-05-1434 H
ACT El-Gharantaly
Indahnya hidup bukan karena banyaknya orang yang mengenal kita.
Tapi lebih dari itu, berapa banyak orang yang bahagia karena kita.
Kita memang tidak wajib membahagiakan semua orang…
Namun yang jelas, kita tidak boleh menyakiti seorangpun.
_______________
Madinah 12-05-1434 H
ACT El-Gharantaly
»~ Ulama Salaf dlm Kezuhudan Mereka Terhadap Kepemimpinan ~«
Ust. Nuzul Dzikri LC
Dari Abdullah bin Iyyasy bhw Yazid bin Al Muhallab ketika diangkat sbg gubernur Khurasan, ia membuat pernyataan: "Beritahukanlah kpdku seorg lelaki yg memiliki kepribadian luhur yg sempurna." Beliau lalu dikenalkan kpd Abu Burdah Al Asy'ari. Ketika beliau menemuinya, beliau mendapatinya sbg seorg lelaki yg memilki keistimewaan. Ketika Abu Burdah berbicara, ternyata apa yg beliau dengar dari ucapannya lebih baik dari apa yg ia lihat dari penampilannya. Beliau lantas berkata: "Aku akan mengusulkanmu untuk urusan ini dan ini, yg termasuk dlm kekuasaanku." Abu Burdah meminta maaf karena tak bisa menerimanya. Namun beliau tdk menerima alasannya. Akhirnya Abu Burdah berkata: "Wahai gubernur, sudikah anda mendengarkan apa yg disampaikan oleh ayahku kpdku, bhw ia pernah mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda." Gubernur berkata: "Sampaikanlah." Abu Burdah berkata: "Sesungguhnya ayahku (Abu Musa al Asy'ari) mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"Barangsiapa yg ditugaskan untuk memikul satu pekerjaan yg dia tahu bhw dirinya bukanlah org yg ahli/pantas dlm pekerjaan tersebut, bersiap2lah ia masuk ke dlm neraka."
Dan aku bersaksi wahai gubernur, bhw aku bukanlah org yg ahli/pantas dlm urusan yg anda tawarkan." Sang gubernur justru berkata: "dg ucapanmu itu, kamu justru membuat kami makin berhasrat dan senang menaruh kepercayaan kpdmu. Laksanakanlah dg segera tugas2mu. Kami tdk bisa menerima alasanmu."
Maka lelaki itupun menjalankan tugasnya di antara mereka selama bbrp waktu. Lalu ia meminta izin untuk dapat menemui gubernur. Beliau mengizinkan. Lelaki itu berkata: "Wahai gubernur, sudikah anda mendengarkan apa yg disampaikan ayahku kpdku bhw ia mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"Celakalah org yg meminta atas nama Allah dan org yg diminta atas nama Allah lalu tdk mengabulkan permintaannya, kecuali bila ia minta untuk memutus persaudaraan."
Sekarang aku minta atas nama Allah untuk tdk menjalankan tugas lagi, dan memaafkan saya atas pekerjaan yg telah saya lakukan."
Maka sang gubernur pun menerima alasannya.
Diriwayatkan oleh Ar Rawiyyan dlm Musnad-nya dari Imam Ahmad.
(Siyaaru a'laamin nubalaa' IV : 345)
Ust. Nuzul Dzikri LC
Dari Abdullah bin Iyyasy bhw Yazid bin Al Muhallab ketika diangkat sbg gubernur Khurasan, ia membuat pernyataan: "Beritahukanlah kpdku seorg lelaki yg memiliki kepribadian luhur yg sempurna." Beliau lalu dikenalkan kpd Abu Burdah Al Asy'ari. Ketika beliau menemuinya, beliau mendapatinya sbg seorg lelaki yg memilki keistimewaan. Ketika Abu Burdah berbicara, ternyata apa yg beliau dengar dari ucapannya lebih baik dari apa yg ia lihat dari penampilannya. Beliau lantas berkata: "Aku akan mengusulkanmu untuk urusan ini dan ini, yg termasuk dlm kekuasaanku." Abu Burdah meminta maaf karena tak bisa menerimanya. Namun beliau tdk menerima alasannya. Akhirnya Abu Burdah berkata: "Wahai gubernur, sudikah anda mendengarkan apa yg disampaikan oleh ayahku kpdku, bhw ia pernah mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda." Gubernur berkata: "Sampaikanlah." Abu Burdah berkata: "Sesungguhnya ayahku (Abu Musa al Asy'ari) mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"Barangsiapa yg ditugaskan untuk memikul satu pekerjaan yg dia tahu bhw dirinya bukanlah org yg ahli/pantas dlm pekerjaan tersebut, bersiap2lah ia masuk ke dlm neraka."
Dan aku bersaksi wahai gubernur, bhw aku bukanlah org yg ahli/pantas dlm urusan yg anda tawarkan." Sang gubernur justru berkata: "dg ucapanmu itu, kamu justru membuat kami makin berhasrat dan senang menaruh kepercayaan kpdmu. Laksanakanlah dg segera tugas2mu. Kami tdk bisa menerima alasanmu."
Maka lelaki itupun menjalankan tugasnya di antara mereka selama bbrp waktu. Lalu ia meminta izin untuk dapat menemui gubernur. Beliau mengizinkan. Lelaki itu berkata: "Wahai gubernur, sudikah anda mendengarkan apa yg disampaikan ayahku kpdku bhw ia mendengar Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda:
"Celakalah org yg meminta atas nama Allah dan org yg diminta atas nama Allah lalu tdk mengabulkan permintaannya, kecuali bila ia minta untuk memutus persaudaraan."
Sekarang aku minta atas nama Allah untuk tdk menjalankan tugas lagi, dan memaafkan saya atas pekerjaan yg telah saya lakukan."
Maka sang gubernur pun menerima alasannya.
Diriwayatkan oleh Ar Rawiyyan dlm Musnad-nya dari Imam Ahmad.
(Siyaaru a'laamin nubalaa' IV : 345)
# Soal Jawab Seputar Aqidah
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Yuk kita belajar aqidah yang benar! Karena aqidah itu pondasi dasar yang harus kita pahami. Tauhid yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه و سلم kepada ummatnya.
Insya Allah artikel ini akan dibuat berseri, tanya jawab seputar aqidah, yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita simak bersama:
1. Soal: Apakah tiga landasan utama yang wajib dipelajari oleh setiap orang?
Jawab: hendaknya setiap orang mengenal Rabbnya, agamanya, serta Nabinya Muhammad صلى الله عليه و سلم
2. Soal: Siapakah Rabbmu?
Jawab: Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memlihara seluruh alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya. Dialah sesembahanku, tiada bagiku sesembahan yang benar selain Dia. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
الحمد لله رب العالمين
"Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam". (QS. Al-Fatihah:2).
Maka, segala sesuatu selain Allah Ta'ala disebut alam, dan aku salah satu dari alam itu.
3. Soal: apakah makna Rabb itu?
Jawab: Maknanya adalah Penguasa, yang disembah, dan yang mengatur, dan hanya Dialah yang berhak untuk diibadahi.
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Yuk kita belajar aqidah yang benar! Karena aqidah itu pondasi dasar yang harus kita pahami. Tauhid yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه و سلم kepada ummatnya.
Insya Allah artikel ini akan dibuat berseri, tanya jawab seputar aqidah, yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Mari kita simak bersama:
1. Soal: Apakah tiga landasan utama yang wajib dipelajari oleh setiap orang?
Jawab: hendaknya setiap orang mengenal Rabbnya, agamanya, serta Nabinya Muhammad صلى الله عليه و سلم
2. Soal: Siapakah Rabbmu?
Jawab: Rabbku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memlihara seluruh alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya. Dialah sesembahanku, tiada bagiku sesembahan yang benar selain Dia. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
الحمد لله رب العالمين
"Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam". (QS. Al-Fatihah:2).
Maka, segala sesuatu selain Allah Ta'ala disebut alam, dan aku salah satu dari alam itu.
3. Soal: apakah makna Rabb itu?
Jawab: Maknanya adalah Penguasa, yang disembah, dan yang mengatur, dan hanya Dialah yang berhak untuk diibadahi.
Tanya Jawab Seputar Aqidah (lanjutan)
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Sebelumnya sudah disampaikan 3 pertanyaan berikut jawabannya.
Mari kita simak, pertanyaan dan jawaban brikutnya.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
4. Dengan apakah engkau mengenal Rabbmu?
Jawab: Aku mengenal-Nya dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Di antara ayat-ayat-Nya adalah adanya siang dan malam, matahari dan bulan. Dan di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya adalah langit yang tujuh dan segala isinya, dan bumi yang tujuh dengan segala isinya, dan apa-apa yang ada di antara keduanya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, Jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah". (QS. Fush-shilat:37).
Dan Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS. Al-A'raf:54).
Insya Allah bersambung...
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Sebelumnya sudah disampaikan 3 pertanyaan berikut jawabannya.
Mari kita simak, pertanyaan dan jawaban brikutnya.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.
4. Dengan apakah engkau mengenal Rabbmu?
Jawab: Aku mengenal-Nya dengan ayat-ayat dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Di antara ayat-ayat-Nya adalah adanya siang dan malam, matahari dan bulan. Dan di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya adalah langit yang tujuh dan segala isinya, dan bumi yang tujuh dengan segala isinya, dan apa-apa yang ada di antara keduanya.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, Jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah". (QS. Fush-shilat:37).
Dan Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS. Al-A'raf:54).
Insya Allah bersambung...
# Soal Jawab Seputar Aqidah (Lanjutan)
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Setelah kita diperkenalkan bagaimana mengenal Rabb kita, atau mengenal Allah Ta'ala, sekerang mari kita lanjutkan dengan mengenal agama kita. Yaitu agama islam.
Agama satu-satunya yang diridhoi Allah Ta'ala. Di mana Allah tidak akan menerima agama selainnya.
Mari kita simak! pertanyaan berikut, mudah-mudahan kita semua mendapatkan taufik dan hidayah-Nya
5. Apakah agamamu?
Jawab: Agamaku islam. Yaitu berserah diri dan patuh hanya kepada Allah Ta'ala semata. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam". (QS. Ali Imron:19).
Dan Allah berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Ali Imron:85).
Dan firman Allah Ta'ala yang lain:
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu". (QS. Al-Maidah:3).
Bersambung إن شاء الله
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Setelah kita diperkenalkan bagaimana mengenal Rabb kita, atau mengenal Allah Ta'ala, sekerang mari kita lanjutkan dengan mengenal agama kita. Yaitu agama islam.
Agama satu-satunya yang diridhoi Allah Ta'ala. Di mana Allah tidak akan menerima agama selainnya.
Mari kita simak! pertanyaan berikut, mudah-mudahan kita semua mendapatkan taufik dan hidayah-Nya
5. Apakah agamamu?
Jawab: Agamaku islam. Yaitu berserah diri dan patuh hanya kepada Allah Ta'ala semata. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam". (QS. Ali Imron:19).
Dan Allah berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". (QS. Ali Imron:85).
Dan firman Allah Ta'ala yang lain:
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu". (QS. Al-Maidah:3).
Bersambung إن شاء الله
# Soal Jawab Seputar Aqidah (Lanjutan)
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Setelah kita tahu apa agama kita, dan kita tahu juga maknanya yaitu, berserah diri dan patuh hanya kepada Allah Ta'ala semata.
Maka setelahnya kitapun harus tahu apa landasan agama kita, oleh karena itu mari kita simak bersama-sama!
Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita semua.
6. Soal: Di atas apakah agama ini dibangun?
Jawab: Agama ini dibangun di atas lima rukun (pondasi),
- bahwa tidak ada yang patut disembah secara benar kecuali Allah Ta'ala, dan Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah hamba dan utusan-Nya
- mendirikan shalat
- menunaikan zakat
- berpuasa di bulan ramadhan
- dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah (Ka'bah) (di Mekah) jika mampu, (memiliki bekal perjalanan ke sana).
7. Soal: Apakah sebenarnya Iman itu?
Jawab: Hendaknya engkau beriman
- kepada Allah Ta'ala
- malaikat-malaikat-Nya
- kitab-kitab-Nya
- para rasul-Nya
- dan hari akhir
- serta engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk
Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
"Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya". (QS. Al-Baqarah:285).
8. Soal: Apakah Ihsan itu?
Jawab: Hendaknya engkau beribadah kepada Allah Ta'ala seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Allah Ta'ala melihatmu.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan". (QS. An-Nahl:128).
Ust. Fuad Hamzah Baraba LC
@fuadhbaraba
Setelah kita tahu apa agama kita, dan kita tahu juga maknanya yaitu, berserah diri dan patuh hanya kepada Allah Ta'ala semata.
Maka setelahnya kitapun harus tahu apa landasan agama kita, oleh karena itu mari kita simak bersama-sama!
Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq kepada kita semua.
6. Soal: Di atas apakah agama ini dibangun?
Jawab: Agama ini dibangun di atas lima rukun (pondasi),
- bahwa tidak ada yang patut disembah secara benar kecuali Allah Ta'ala, dan Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah hamba dan utusan-Nya
- mendirikan shalat
- menunaikan zakat
- berpuasa di bulan ramadhan
- dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah (Ka'bah) (di Mekah) jika mampu, (memiliki bekal perjalanan ke sana).
7. Soal: Apakah sebenarnya Iman itu?
Jawab: Hendaknya engkau beriman
- kepada Allah Ta'ala
- malaikat-malaikat-Nya
- kitab-kitab-Nya
- para rasul-Nya
- dan hari akhir
- serta engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk
Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
"Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya". (QS. Al-Baqarah:285).
8. Soal: Apakah Ihsan itu?
Jawab: Hendaknya engkau beribadah kepada Allah Ta'ala seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak mampu melihat-Nya maka sesungguhnya Allah Ta'ala melihatmu.
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan". (QS. An-Nahl:128).
# Sungguh sulitnya ikhlas!? #
Ust. Djazuli LC
Allah berfirman,"Katakanlah," Sesungguhnya aku diperintahkan hanya beramal ibadah kepada-Nya".
Az-Zumar:11
Berkata seorang ulama salaf,
"Melalui ayat yg mulia ini Allah menyampaikan pesan penting, yaitu
"Wahai yg suka mengaku-ngaku ikhlas!
Buktikan keikhlasan itu dalam hidupmu dengan menunjukkan ketidakpedulianmu terhadap rasa hormat & cinta manusia kpdmu yg sirna dari hati mereka..
Demi menjaga kenyamanan & kedamaian hatimu bersama Allah..
Buktikan pula keikhlasanmu dgn ketidaknyamanmu terhadap perhatian manusia kpd amalmu, sekecil apapun amal yg kau perbuat..
Ya Allah! Jagalah hati kami, agar tetap ikhlas kpd-Mu!
Ust. Djazuli LC
Allah berfirman,"Katakanlah," Sesungguhnya aku diperintahkan hanya beramal ibadah kepada-Nya".
Az-Zumar:11
Berkata seorang ulama salaf,
"Melalui ayat yg mulia ini Allah menyampaikan pesan penting, yaitu
"Wahai yg suka mengaku-ngaku ikhlas!
Buktikan keikhlasan itu dalam hidupmu dengan menunjukkan ketidakpedulianmu terhadap rasa hormat & cinta manusia kpdmu yg sirna dari hati mereka..
Demi menjaga kenyamanan & kedamaian hatimu bersama Allah..
Buktikan pula keikhlasanmu dgn ketidaknyamanmu terhadap perhatian manusia kpd amalmu, sekecil apapun amal yg kau perbuat..
Ya Allah! Jagalah hati kami, agar tetap ikhlas kpd-Mu!
💌 Apakah saya dan anda pernah merasa bahwa sudah dijamin masuk surga....
Surga itu mahal kawan..!
Dari Hanzholah Al Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?” Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”
Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim no. 2750).
¤¤☆¤¤
Seorang shahabat nabi saja merasa dirinya adalah sebagai orang munafiq... itu lantaran saking gelisahnya ketika lupa akhirat...
✏ Ditulis oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى
Surga itu mahal kawan..!
Dari Hanzholah Al Usayyidiy -beliau adalah di antara juru tulis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, ia berkata, “Abu Bakr pernah menemuiku, lalu ia berkata padaku, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Hanzhalah kini telah jadi munafik.” Abu Bakr berkata, “Subhanallah, apa yang engkau katakan?” Aku menjawab, “Kami jika berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami teringat neraka dan surga sampai-sampai kami seperti melihatnya di hadapan kami. Namun ketika kami keluar dari majelis Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami bergaul dengan istri dan anak-anak kami, sibuk dengan berbagai urusan, kami pun jadi banyak lupa.” Abu Bakr pun menjawab, “Kami pun begitu.”
Kemudian aku dan Abu Bakr pergi menghadap Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika kami berada di sisimu, kami akan selalu teringat pada neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah surga dan neraka itu benar-benar nyata di depan kami. Namun jika kami meninggalkan majelismu, maka kami tersibukkan dengan istri, anak dan pekerjaan kami, sehingga kami pun banyak lupa.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kalian mau kontinu dalam beramal sebagaimana keadaan kalian ketika berada di sisiku dan kalian terus mengingat-ingatnya, maka niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian di tempat tidurmu dan di jalan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali. (HR. Muslim no. 2750).
¤¤☆¤¤
Seorang shahabat nabi saja merasa dirinya adalah sebagai orang munafiq... itu lantaran saking gelisahnya ketika lupa akhirat...
✏ Ditulis oleh Ustadz Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc حفظه الله تعالى
JAGALAH SHOLATMU
"Salah satu dari sholatmu akan menjadi sholat terakhir dalam hidupmu. Dan setelah menunaikannya engkau pasti akan berpisah dengan dunia.
Maka jagalah sholatmu, perbaiki seluruhnya, karena engkau tak tau manakah diantara sholat-sholat itu yang akan menjadi sholat terakhirmu."
Syaikh Ali Musthafa Thantawi -rahimahullah-
_________
Malang 17-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
"Salah satu dari sholatmu akan menjadi sholat terakhir dalam hidupmu. Dan setelah menunaikannya engkau pasti akan berpisah dengan dunia.
Maka jagalah sholatmu, perbaiki seluruhnya, karena engkau tak tau manakah diantara sholat-sholat itu yang akan menjadi sholat terakhirmu."
Syaikh Ali Musthafa Thantawi -rahimahullah-
_________
Malang 17-05-1437 H
ACT El-Gharantaly
#Ibadah Bukan Beban, justru Kebutuhan & Kenikmatan#
Ust. Djazuli LC
Saudaraku!
Allah yg kita sembah adalah yg Maha sempurna, Maha Penyayang lagi Maha Lembut..
Lantas, apa efek realita tersbt terhdp ibadah kita?
Efeknya sangat jelas, bhw sekecil apapun amal ibadah yg kita lakukan adalah bentuk kebutuhan manusia kpd Rabbnya..
Logikanya jelas, Allah itu Maha sempurna, lantas mengapa Ia menyuruh kita beribadah kpd-Nya?
pesan & jwbnnya jelas, krn kalian semua butuh Aku( Allah) yg akan membahagiakan mu dunia akhirat
Ibadah bukan sekedar seremonial, atau transaksi jual beli ( saya beramal, maka Allah memberi pahala) atau wujud ketabahan dlm menjalani ujian..apalagi adanya anggapan bhw ibadah itu beban ( yg mengekang kebebasan sebebas binatang)
Semua pemahaman itu hanya bercokol dihati yg sama sekali tdk mengenal Allah kecuali sekedarnya saja..
Simak statement ibnul Qoyyim berikut, "Jika anda benar2 mengenal Allah dgn baik & benar, justru ibadah itu penyejuk mata manusia, puncak kelezatan & kedamaian hati serta kenikmatan tersendiri yg tiada duanya." (kitab Ighostatullahfan bab 6)
So, sobat!
Semakin kita merasa butuh kpd ibadah (ikhlas & mencontoh Rasul), maka semangat ibadah akan mengalir ke seluruh tubuh secara dahsyat & kedamaian serta kebahagiaan merasul ke bagian hati yg paling dalam secara berangsur namun pasti tanpa harus mengeluarkan biaya mahal & energi dgn percuma..
Semoga Allah memberi hidayah & taufik kpd kita semua!
Ust. Djazuli LC
Saudaraku!
Allah yg kita sembah adalah yg Maha sempurna, Maha Penyayang lagi Maha Lembut..
Lantas, apa efek realita tersbt terhdp ibadah kita?
Efeknya sangat jelas, bhw sekecil apapun amal ibadah yg kita lakukan adalah bentuk kebutuhan manusia kpd Rabbnya..
Logikanya jelas, Allah itu Maha sempurna, lantas mengapa Ia menyuruh kita beribadah kpd-Nya?
pesan & jwbnnya jelas, krn kalian semua butuh Aku( Allah) yg akan membahagiakan mu dunia akhirat
Ibadah bukan sekedar seremonial, atau transaksi jual beli ( saya beramal, maka Allah memberi pahala) atau wujud ketabahan dlm menjalani ujian..apalagi adanya anggapan bhw ibadah itu beban ( yg mengekang kebebasan sebebas binatang)
Semua pemahaman itu hanya bercokol dihati yg sama sekali tdk mengenal Allah kecuali sekedarnya saja..
Simak statement ibnul Qoyyim berikut, "Jika anda benar2 mengenal Allah dgn baik & benar, justru ibadah itu penyejuk mata manusia, puncak kelezatan & kedamaian hati serta kenikmatan tersendiri yg tiada duanya." (kitab Ighostatullahfan bab 6)
So, sobat!
Semakin kita merasa butuh kpd ibadah (ikhlas & mencontoh Rasul), maka semangat ibadah akan mengalir ke seluruh tubuh secara dahsyat & kedamaian serta kebahagiaan merasul ke bagian hati yg paling dalam secara berangsur namun pasti tanpa harus mengeluarkan biaya mahal & energi dgn percuma..
Semoga Allah memberi hidayah & taufik kpd kita semua!