Dahulu Seorang ulama yang bernama Abu Bakr Al Baqillani pernah berdebat dengan seorang nashrani..
Nasrani berkata: “Kalian laki laki umat islam dibolehkan menikahi wanita ahli kitab dari yahudi dan nasrani. Tapi wanita kalian tidak boleh dinikahi oleh laki laki yahudi dan nasrani.”
Beliau menjawab, “Karena kami beriman kepada nabi Isa bin Maryam dan nabi Musa.. Sedangkan kalian tidak beriman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kalian mau beriman kepada Muhammad (masuk islam) maka kami akan nikahkan kamu dengan anak wanita kami.”
Nasrani: .... (diam tak dapat menjawab)
Ust. Badrusalam LC
Nasrani berkata: “Kalian laki laki umat islam dibolehkan menikahi wanita ahli kitab dari yahudi dan nasrani. Tapi wanita kalian tidak boleh dinikahi oleh laki laki yahudi dan nasrani.”
Beliau menjawab, “Karena kami beriman kepada nabi Isa bin Maryam dan nabi Musa.. Sedangkan kalian tidak beriman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jika kalian mau beriman kepada Muhammad (masuk islam) maka kami akan nikahkan kamu dengan anak wanita kami.”
Nasrani: .... (diam tak dapat menjawab)
Ust. Badrusalam LC
Forwarded from BBG Al ilmu
Berkata Ghassãn ibn Al-Mufaddhol rahimahullah:
ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ: ﺍﺻﺤﺐ ﻣﻦ ﻳﻨﺴﻰ ﻣﻌﺮﻭﻓﻪ ﻋﻨﺪﻙ
”Dahulu dikatakan: ‘Bertemanlah dengan orang yang melupakan kebaikannya kepadamu.”
Dikeluarkan oleh ibnu Abidunya
Teman yang selalu mengingat kebaikannya kepada kita..
Suatu ketika ia akan bersikap tak baik dan merasa telah berjasa..
Barangkali ia sulit memaafkan saat kita berbuat salah kepadanya..
Ust. Badrusalam LC
ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ: ﺍﺻﺤﺐ ﻣﻦ ﻳﻨﺴﻰ ﻣﻌﺮﻭﻓﻪ ﻋﻨﺪﻙ
”Dahulu dikatakan: ‘Bertemanlah dengan orang yang melupakan kebaikannya kepadamu.”
Dikeluarkan oleh ibnu Abidunya
Teman yang selalu mengingat kebaikannya kepada kita..
Suatu ketika ia akan bersikap tak baik dan merasa telah berjasa..
Barangkali ia sulit memaafkan saat kita berbuat salah kepadanya..
Ust. Badrusalam LC
ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
من اتبع هواه في مثل طلب الرئاسة والعلو ; أو جمعه للمال يجد في أثناء ذلك من الهموم والغموم والأحزان والآلام وضيق الصدر ما لا يعبر عنه . وربما لا يطاوعه قلبه على ترك الهوى ولا يحصل له ما يسره ; بل هو في خوف وحزن دائما : إن كان طالبا لما يهواه فهو قبل إدراكه حزين متألم حيث لم يحصل . فإذا أدركه كان خائفا من زواله وفراقه . وأولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
"Siapa yang mengikuti hawa nafsunya seperti pada mencari kedudukan atau mengumpulkan harta. Ketika mencarinya ia akan mendapatkan kegundahan, kesedihan, kesakitan, dan kesempitan dada yang tidak dapat diungkapkan dengan kata kata. Bahkan barangkali hati tak kuasa meninggalkan hawa nafsu dan tidak meraih kegembiraan. Tetapi ia selalu dalam kekhawatiran dan kesedihan. Saat ia tidak mendapatkannya, ia bersedih dan merasa sakit. Dan saat mendapatkannya ia merasa khawatir kehilangannya. Sedangkan wali wali Allah tidak merasa khawatir tidak juga bersedih hati."
(Majmu Fatawa 10/652)
Ust. Badrusalam LC
من اتبع هواه في مثل طلب الرئاسة والعلو ; أو جمعه للمال يجد في أثناء ذلك من الهموم والغموم والأحزان والآلام وضيق الصدر ما لا يعبر عنه . وربما لا يطاوعه قلبه على ترك الهوى ولا يحصل له ما يسره ; بل هو في خوف وحزن دائما : إن كان طالبا لما يهواه فهو قبل إدراكه حزين متألم حيث لم يحصل . فإذا أدركه كان خائفا من زواله وفراقه . وأولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
"Siapa yang mengikuti hawa nafsunya seperti pada mencari kedudukan atau mengumpulkan harta. Ketika mencarinya ia akan mendapatkan kegundahan, kesedihan, kesakitan, dan kesempitan dada yang tidak dapat diungkapkan dengan kata kata. Bahkan barangkali hati tak kuasa meninggalkan hawa nafsu dan tidak meraih kegembiraan. Tetapi ia selalu dalam kekhawatiran dan kesedihan. Saat ia tidak mendapatkannya, ia bersedih dan merasa sakit. Dan saat mendapatkannya ia merasa khawatir kehilangannya. Sedangkan wali wali Allah tidak merasa khawatir tidak juga bersedih hati."
(Majmu Fatawa 10/652)
Ust. Badrusalam LC
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
التَّهاون بالأمر إذا حضَر وقتُه فإنَّك إن تهاونتَ به ثبَّطك الله وأقعدَكَ عن مراضِيه وأوامِره عقوبة لك
“Meremehkan perintah apabila waktunya telah tiba, jika kamu melakukannya maka Allah akan membuatmu berat untuk mencari keridloan dan melaksanakan perintahNya sebagai sanksi untukmu. Allah Ta’ ala berfirman:
إنكم رضيتم بالقعود أول مرة فاقعدوا مع الخالفين} [ التوبة : 83 ]
، “Sesungguhnya kamu lebih rela duduk (tidak pergi jihad) di awal pertama kalinya, maka duduklah kamu bersama orang orang yang tidak ikut.” (Attaubah: 83)
(Bada’iul Fawaid 3/139)
Hati hatilah saudaraku..
Dari meremehkan perintah Allah..
Saat sholat telah tiba misalnya..
Bersegeralah dan bersungguh sungguhlah..
Agar Allah tidak memberi sanksi dengan diberatkan hati kita untuk melakukannya..
Ust. Badrusalam LC
التَّهاون بالأمر إذا حضَر وقتُه فإنَّك إن تهاونتَ به ثبَّطك الله وأقعدَكَ عن مراضِيه وأوامِره عقوبة لك
“Meremehkan perintah apabila waktunya telah tiba, jika kamu melakukannya maka Allah akan membuatmu berat untuk mencari keridloan dan melaksanakan perintahNya sebagai sanksi untukmu. Allah Ta’ ala berfirman:
إنكم رضيتم بالقعود أول مرة فاقعدوا مع الخالفين} [ التوبة : 83 ]
، “Sesungguhnya kamu lebih rela duduk (tidak pergi jihad) di awal pertama kalinya, maka duduklah kamu bersama orang orang yang tidak ikut.” (Attaubah: 83)
(Bada’iul Fawaid 3/139)
Hati hatilah saudaraku..
Dari meremehkan perintah Allah..
Saat sholat telah tiba misalnya..
Bersegeralah dan bersungguh sungguhlah..
Agar Allah tidak memberi sanksi dengan diberatkan hati kita untuk melakukannya..
Ust. Badrusalam LC
#Dahulu kita kaum yang hina..#
Ust. Badrusalam LC
Thariq bin Syihab bercerita:
Umar bin al khathab keluar menuju Syam, dan bersama kami Abu Ubaidah bin al jarrah. Mereka melewati sungai kecil, sementara Umar di atas untanya. Umarpun turun dan melepaskan dua sendalnya dan meletakan keduanya di pundaknya sambil memegang tali kekang untanya. Beliau pun melalui sungai tersebut.
Maka Abu Ubaidah berkata, "Hai Amirul mukminin, kamu melakukan ini ?? Aku tidak suka penduduk kota melihatmu seperti itu."
Umar berkata, "Huss.. Kalau selain kamu mengucapkan itu, aku akan berikan sanksi sebagai pelajaran untuk umat Muhamad shallallahu'alaihi wasallam.
Dahulu kita adalah kaum yang hina, lalu Allah muliakan kita dengan islam. Bila kita mencari kemuliaan dengan selainnya, niscaya Allah akan hinakan kita."
(HR Al Hakim).
Ust. Badrusalam LC
Thariq bin Syihab bercerita:
Umar bin al khathab keluar menuju Syam, dan bersama kami Abu Ubaidah bin al jarrah. Mereka melewati sungai kecil, sementara Umar di atas untanya. Umarpun turun dan melepaskan dua sendalnya dan meletakan keduanya di pundaknya sambil memegang tali kekang untanya. Beliau pun melalui sungai tersebut.
Maka Abu Ubaidah berkata, "Hai Amirul mukminin, kamu melakukan ini ?? Aku tidak suka penduduk kota melihatmu seperti itu."
Umar berkata, "Huss.. Kalau selain kamu mengucapkan itu, aku akan berikan sanksi sebagai pelajaran untuk umat Muhamad shallallahu'alaihi wasallam.
Dahulu kita adalah kaum yang hina, lalu Allah muliakan kita dengan islam. Bila kita mencari kemuliaan dengan selainnya, niscaya Allah akan hinakan kita."
(HR Al Hakim).
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:
الصبر عن معاصي اللسان والفرج من أصعب أنواع الصبر ؛ لشدة الداعي إليهما وسهولتهما
“Sabar terhadap maksiat lisan dan kemaluan termasuk jenis sabar yang terberat. Karena pendorongnya amat kuat dan mudah untuk dilakukan.”
(Uddatushobirin)
Oleh karena itu Nabi mengabarkan.. bahwa perkara yang banyak memasukkan manusia ke dalam api neraka..
Adalah lisan dan kemaluan..
Diriwayatkan oleh Attirmidzi..
Ust. Badrusalam LC
الصبر عن معاصي اللسان والفرج من أصعب أنواع الصبر ؛ لشدة الداعي إليهما وسهولتهما
“Sabar terhadap maksiat lisan dan kemaluan termasuk jenis sabar yang terberat. Karena pendorongnya amat kuat dan mudah untuk dilakukan.”
(Uddatushobirin)
Oleh karena itu Nabi mengabarkan.. bahwa perkara yang banyak memasukkan manusia ke dalam api neraka..
Adalah lisan dan kemaluan..
Diriwayatkan oleh Attirmidzi..
Ust. Badrusalam LC
BBG Al-ilmu:
#Lebih hebat dari berjalan di atas air#
Ust. Badrusalam LC
Abu Muhamad Al Hiiri (328H) ditanya: "Dengan apakah seorang hamba dapat meraih cinta Allah ?"
Ia menjawab, "Dengan memberika loyalitas kepada para wali Allah, dan memusuhi para musuh Allah."
Ditanya: "Ada orang yang bisa berjalan di atas air ?"
Ia berkata, "Bagiku, orang yang Allah berikan kekuatan untuk melawan hawa nafsunya lebih agung dari berjalan di atas air."
Ditanya: "Amal apa yang paling utama?"
Ia menjawab, "Melihat (mengakui) karunia Allah."
(Siyar a'lam An Nubala 15/328).
#Lebih hebat dari berjalan di atas air#
Ust. Badrusalam LC
Abu Muhamad Al Hiiri (328H) ditanya: "Dengan apakah seorang hamba dapat meraih cinta Allah ?"
Ia menjawab, "Dengan memberika loyalitas kepada para wali Allah, dan memusuhi para musuh Allah."
Ditanya: "Ada orang yang bisa berjalan di atas air ?"
Ia berkata, "Bagiku, orang yang Allah berikan kekuatan untuk melawan hawa nafsunya lebih agung dari berjalan di atas air."
Ditanya: "Amal apa yang paling utama?"
Ia menjawab, "Melihat (mengakui) karunia Allah."
(Siyar a'lam An Nubala 15/328).
# Perintah Bersiwak #
Ust. Badrusalam LC
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau bukan karena khawatir memberatkan umatku, aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudlu". HR Malik, Ahmad, An Nasai dan dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah.
Fawaid hadits:
1. Bersiwak setiap kali berwudlu adalah sunnah muakkadah.
2. Hadits ini menunjukkan kaidah fiqih: al masyaqqah tajlib at taisiir (kesulitan mendatangkan kemudahan).
3. Kasih sayang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya.
4. Hadits ini juga menunjukkan kepada kaidah: menghindari mafsadah lebih didahulukan dari mendatangkan mashlahat.
5. Juga kepada kaidah: pada asalanya perintah itu menghasilkan hukum wajib. Kecuali bila ada dalil yang memalingkannya kepada sunnah.
6. Ibnu Daqiq al 'Ied berkata: "Rahasia hadits ini adalah bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa di atas kebersihan di setiap kali bertaqarrub kepada Allah.
7. Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan manusia.
Ust. Badrusalam LC
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalau bukan karena khawatir memberatkan umatku, aku akan perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudlu". HR Malik, Ahmad, An Nasai dan dishahihkan oleh ibnu Khuzaimah.
Fawaid hadits:
1. Bersiwak setiap kali berwudlu adalah sunnah muakkadah.
2. Hadits ini menunjukkan kaidah fiqih: al masyaqqah tajlib at taisiir (kesulitan mendatangkan kemudahan).
3. Kasih sayang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya.
4. Hadits ini juga menunjukkan kepada kaidah: menghindari mafsadah lebih didahulukan dari mendatangkan mashlahat.
5. Juga kepada kaidah: pada asalanya perintah itu menghasilkan hukum wajib. Kecuali bila ada dalil yang memalingkannya kepada sunnah.
6. Ibnu Daqiq al 'Ied berkata: "Rahasia hadits ini adalah bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa di atas kebersihan di setiap kali bertaqarrub kepada Allah.
7. Islam adalah agama yang mudah dan tidak memberatkan manusia.
Dulu, orang Arab Baduwi meminta Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berdoa kepada Allah ta'ala agar diturunkan hujan. Allah ta'ala mengabulkannya. Turun lah hujan dari langit dengan deras dan lama, hingga akhirnya merusak tanaman dan ternak. Orang Arab Baduwi tidak menyalahkan Nabi karenanya. Mereka kembali dan meminta beliau berdoa kepada Allah agar hujan berhenti di tempat mereka.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ.
“Ya Allah, berikanlah hujan di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya Allah, berikanlah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan”.
Hujan asalnya keberkahan. Allah jalla wa ‘alaa berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” [QS. Al-A’raf : 96].
Pada Tafsir Al-Khaazin 2/266 disebutkan :
سمي المطر بركة السماء لثبوت البركة فيه وكذا ثبوت البركة في نابت الأرض لأنه نشأ عن بركات السماء وهي المطر
“Hujan dinamakan sebagai berkah dari langit karenanya keberadaan berkah padanya. Begitu juga keberkahan yang yang ada pada tumbuh-tumbuhan di bumi karena tumbuh dari berkah yang datang dari langit, yaitu hujan”.
Jika hujan yang asalnya keberkahan menjadi bencana (banjir) pada kita, mestinya kita bermuhasabah dan beristighfar. Bukan malah menyalahkan kenapa ada orang yang meminta hujan.
Dony Arif Wibowo
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdoa :
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ.
“Ya Allah, berikanlah hujan di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya Allah, berikanlah hujan ke daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan”.
Hujan asalnya keberkahan. Allah jalla wa ‘alaa berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi” [QS. Al-A’raf : 96].
Pada Tafsir Al-Khaazin 2/266 disebutkan :
سمي المطر بركة السماء لثبوت البركة فيه وكذا ثبوت البركة في نابت الأرض لأنه نشأ عن بركات السماء وهي المطر
“Hujan dinamakan sebagai berkah dari langit karenanya keberadaan berkah padanya. Begitu juga keberkahan yang yang ada pada tumbuh-tumbuhan di bumi karena tumbuh dari berkah yang datang dari langit, yaitu hujan”.
Jika hujan yang asalnya keberkahan menjadi bencana (banjir) pada kita, mestinya kita bermuhasabah dan beristighfar. Bukan malah menyalahkan kenapa ada orang yang meminta hujan.
Dony Arif Wibowo
Adz-Dzahabiy rahimahullah berkata :
لا يكاد يوجد الحق فيما اتفق أئمة الاجتهاد الأربعة على خلافه ، مع اعترافنا أن اتفاقهم على مسألة لا يكون إجماع الأمة ، ونهاب أن نجزم بمسألة اتفقوا عليها بأن الحق في خلافها
"Hampir tidak didapati ada kebenaran yang menyelisihi sesuatu yang disepakati para imam mujtahid yang empat (Abu Haniifah, Maalik, Asy-Syaafi'iy, dan Ahmad), meskipun kita mengetahui kesepakatan mereka terhadap satu masalah bukanlah kesepakan (ijma') umat. Dan kami takut untuk menyatakan kebenaran menyelisihi kesepakatan mereka atas satu permasalahan" [Siyaru A'laamin-Nubalaa', 7/116-117].
Perkataan Adz-Dzahabiy di atas semakna dengan perkataan gurunya - Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahumallah - yang berkata:
وقول القائل: لا أتقيد بأحد هؤلاء الأئمة الأربعة، إن أراد به أنه لا يتقيد بواحد بعينه دون الباقين، فقد أحسن، بل هو الصواب من القولين، وإن أراد أني لا أتقيد بها كلها، بل أخالفها، فهو مخطئ في الغالب قطعًا؛ إذ الحق لا يخرج عن هذه الأربعة في عامة الشريعة
"Tentang perkataan seseorang : 'Aku tidak terikat dengan seorang pun diantara imam yang empat'. Apabila ia menginginkan dengannya adalah dirinya tidak terikat dengan satu orang saja (dari kalangan imam) tanpa yang lain, maka ini perkataan yang baik. Bahkan itulah yang benar dari dua pendapat yang ada. Namun apabila ia menginginkan dengannya : 'sesungguhnya aku tidak terikat sama sekali dengan mereka semuanya, bahkan aku menyelisihinya', maka ia pasti keliru dalam kebanyakan perkara, karena kebenaran dalam kebanyakan perkara syari'at tidak keluar dari ijtihad empat imam" [Mukhtashar Al-Fataawaa Al-Mishriyyah, hal. 61].
Perkataan mereka memberikan beberapa faedah, diantaranya:
1. Kebenaran secara umum tidak keluar dari ijtihad imam empat, terlebih kesepakatan mereka. Mengutamakan pendapat para ulama yang sudah dikenal keluasan ilmunya dalam permasalahan agama merupakan sikap salaf dan ulama kita terdahulu.
Ishaaq bin Rahawaih rahimahullah berkata:
إذا اجتمع الثوري و الأوزاعي ومالك على أمر فهو سنة
"Apabila (pendapat) Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, dan Maalik berkumpul dalam satu perkara, maka itulah sunnah".
Maksudnya, secara umum adalah kebenaran. Hal itu dikarenakan pengetahuan mereka yang mendalam terhadap sunnah [Shalaahul-Ummah fii 'Uluwwil-Himmah, 2/186].
2. Kesepakatan imam yang empat bukan merupakan ijmaa' yang haram diseleisihi. Akan tetapi seandainya akan keluar dari pendapat mereka atau kesepakat mereka dalam satu permasalahan, wajib berhati-hati dan benar-benar dikaji/diteliti secara ekstra. Tidak boleh kita mengikuti pendapat yang tidak memiliki pendahulunya di kalangan ulama/salaf. Al-Imaam Ahmad bin Hanbal rahimahullah:
إيَّاكَ أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ
“Berhati-hatilah berkata dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 11/296].
3. Dikarenakan kesepakatan mereka (imam yang empat) bukan merupakan ijmaa' umat/ulama yang menjadi hujjah setelah Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka kebenaran tidak terbatas pada pendapat mereka. Syaikhul-Islaam rahimahullah berkata:
أن أهل السنة لم يقل أحد منهم إن إجماع الأئمة الأربعة حجة معصومة ولا قال إن الحق منحصر فيها وإن ما خرج عنها باطل بل إذا قال من ليس من أتباع الأئمة كسفيان الثوري والأوزعي والليث بن سعد ومن قبلهم ومن بعدهم من المجتهدين قولا يخالف قول الأئمة الأربعة رد ما تنازعوا فيه إلى الله ورسوله وكان القول الراجح هو القول الذي قام عليه الدليل
"Tidak dikatakan oleh seorang ulama Ahlus-Sunnah pun bahwa kesepakatan imam empat merupakan hujjah yang ma'shum (pasti benar, tidak mungkin salah). Tidak pula mereka mengatakan : 'sesungguhnya kebenaran terbatas pada kesepakatan mereka (imam empat) dan apa yang keluar darinya (pasti) batil/salah'. Akan tetapi seharusnya apabila ada orang yang statusnya bukan pengikut para imam (yang empat) seperti Sufyaan Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, Al-Laits bin Sa'd, dan orang-orang sebelum atau setelah mereka dari kalangan mujtahid yang mengemukakan sebuah pendapat yang menyelisihi pendapat imam empat; maka perselisihan mereka pada perkara tersebut harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Pendapat yang kuat (raa
لا يكاد يوجد الحق فيما اتفق أئمة الاجتهاد الأربعة على خلافه ، مع اعترافنا أن اتفاقهم على مسألة لا يكون إجماع الأمة ، ونهاب أن نجزم بمسألة اتفقوا عليها بأن الحق في خلافها
"Hampir tidak didapati ada kebenaran yang menyelisihi sesuatu yang disepakati para imam mujtahid yang empat (Abu Haniifah, Maalik, Asy-Syaafi'iy, dan Ahmad), meskipun kita mengetahui kesepakatan mereka terhadap satu masalah bukanlah kesepakan (ijma') umat. Dan kami takut untuk menyatakan kebenaran menyelisihi kesepakatan mereka atas satu permasalahan" [Siyaru A'laamin-Nubalaa', 7/116-117].
Perkataan Adz-Dzahabiy di atas semakna dengan perkataan gurunya - Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah rahimahumallah - yang berkata:
وقول القائل: لا أتقيد بأحد هؤلاء الأئمة الأربعة، إن أراد به أنه لا يتقيد بواحد بعينه دون الباقين، فقد أحسن، بل هو الصواب من القولين، وإن أراد أني لا أتقيد بها كلها، بل أخالفها، فهو مخطئ في الغالب قطعًا؛ إذ الحق لا يخرج عن هذه الأربعة في عامة الشريعة
"Tentang perkataan seseorang : 'Aku tidak terikat dengan seorang pun diantara imam yang empat'. Apabila ia menginginkan dengannya adalah dirinya tidak terikat dengan satu orang saja (dari kalangan imam) tanpa yang lain, maka ini perkataan yang baik. Bahkan itulah yang benar dari dua pendapat yang ada. Namun apabila ia menginginkan dengannya : 'sesungguhnya aku tidak terikat sama sekali dengan mereka semuanya, bahkan aku menyelisihinya', maka ia pasti keliru dalam kebanyakan perkara, karena kebenaran dalam kebanyakan perkara syari'at tidak keluar dari ijtihad empat imam" [Mukhtashar Al-Fataawaa Al-Mishriyyah, hal. 61].
Perkataan mereka memberikan beberapa faedah, diantaranya:
1. Kebenaran secara umum tidak keluar dari ijtihad imam empat, terlebih kesepakatan mereka. Mengutamakan pendapat para ulama yang sudah dikenal keluasan ilmunya dalam permasalahan agama merupakan sikap salaf dan ulama kita terdahulu.
Ishaaq bin Rahawaih rahimahullah berkata:
إذا اجتمع الثوري و الأوزاعي ومالك على أمر فهو سنة
"Apabila (pendapat) Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, dan Maalik berkumpul dalam satu perkara, maka itulah sunnah".
Maksudnya, secara umum adalah kebenaran. Hal itu dikarenakan pengetahuan mereka yang mendalam terhadap sunnah [Shalaahul-Ummah fii 'Uluwwil-Himmah, 2/186].
2. Kesepakatan imam yang empat bukan merupakan ijmaa' yang haram diseleisihi. Akan tetapi seandainya akan keluar dari pendapat mereka atau kesepakat mereka dalam satu permasalahan, wajib berhati-hati dan benar-benar dikaji/diteliti secara ekstra. Tidak boleh kita mengikuti pendapat yang tidak memiliki pendahulunya di kalangan ulama/salaf. Al-Imaam Ahmad bin Hanbal rahimahullah:
إيَّاكَ أنْ تتكلمَ في مسألةٍ ليسَ لكَ فيها إمامٌ
“Berhati-hatilah berkata dalam satu permasalahan yang engkau tidak memiliki pendahulunya” [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 11/296].
3. Dikarenakan kesepakatan mereka (imam yang empat) bukan merupakan ijmaa' umat/ulama yang menjadi hujjah setelah Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka kebenaran tidak terbatas pada pendapat mereka. Syaikhul-Islaam rahimahullah berkata:
أن أهل السنة لم يقل أحد منهم إن إجماع الأئمة الأربعة حجة معصومة ولا قال إن الحق منحصر فيها وإن ما خرج عنها باطل بل إذا قال من ليس من أتباع الأئمة كسفيان الثوري والأوزعي والليث بن سعد ومن قبلهم ومن بعدهم من المجتهدين قولا يخالف قول الأئمة الأربعة رد ما تنازعوا فيه إلى الله ورسوله وكان القول الراجح هو القول الذي قام عليه الدليل
"Tidak dikatakan oleh seorang ulama Ahlus-Sunnah pun bahwa kesepakatan imam empat merupakan hujjah yang ma'shum (pasti benar, tidak mungkin salah). Tidak pula mereka mengatakan : 'sesungguhnya kebenaran terbatas pada kesepakatan mereka (imam empat) dan apa yang keluar darinya (pasti) batil/salah'. Akan tetapi seharusnya apabila ada orang yang statusnya bukan pengikut para imam (yang empat) seperti Sufyaan Ats-Tsauriy, Al-Auzaa'iy, Al-Laits bin Sa'd, dan orang-orang sebelum atau setelah mereka dari kalangan mujtahid yang mengemukakan sebuah pendapat yang menyelisihi pendapat imam empat; maka perselisihan mereka pada perkara tersebut harus dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Pendapat yang kuat (raa
jih) adalah pendapat yang berdiri di atas dalil" [Minhaajus-Sunnah, 3/412].
4. Kebenaran tidak selalu mengikuti seorang ulama - siapapun dia - dalam setiap pendapatnya. Tidak ada yang ma'shum dari kesalahan selain Nabi ﷺ, sebagaimana sabda beliau ﷺ:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2499, Ahmad 3/198, Ibnu Abi Syaibah 13/187, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/604].
Mujaahid rahimahullah berkata :
لَيْسَ أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلا يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ، وَيُتْرَكُ إِلا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Tidak ada seorang pun setelah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dimana perkataannya dapat diambil dan ditinggalkan, kecuali Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Juz’u Raf’il-Yadain, hal. 153 no. 179; shahih].
5. Dianjurkan untuk mengambil pendapat yang masyhur di kalangan ulama, bukan pendapat yang gharib/asing/nyleneh. Barangsiapa yang ragu akan satu permasalahan, hendaklah ia mengambil pendapat jumhur ulama, karena pendapat jumhur ulama atau kesepakatan imam empat secara umum dekat pada kebenaran.
Wallaahu a'lam.
Dony Arif Wibowo
4. Kebenaran tidak selalu mengikuti seorang ulama - siapapun dia - dalam setiap pendapatnya. Tidak ada yang ma'shum dari kesalahan selain Nabi ﷺ, sebagaimana sabda beliau ﷺ:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua anak Adam banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2499, Ahmad 3/198, Ibnu Abi Syaibah 13/187, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/604].
Mujaahid rahimahullah berkata :
لَيْسَ أَحَدٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلا يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ، وَيُتْرَكُ إِلا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Tidak ada seorang pun setelah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dimana perkataannya dapat diambil dan ditinggalkan, kecuali Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dalam Juz’u Raf’il-Yadain, hal. 153 no. 179; shahih].
5. Dianjurkan untuk mengambil pendapat yang masyhur di kalangan ulama, bukan pendapat yang gharib/asing/nyleneh. Barangsiapa yang ragu akan satu permasalahan, hendaklah ia mengambil pendapat jumhur ulama, karena pendapat jumhur ulama atau kesepakatan imam empat secara umum dekat pada kebenaran.
Wallaahu a'lam.
Dony Arif Wibowo
*Prestasi Setan Adalah Membuat Bercerai Suami Istri*
@fuadhbaraba
📖 Hadits kedelapan puluh delapan dari buku 100 hadits tentang *Wanita*
Ketahuilah bahwasanya iblis senang apabila terjadi perceraian antara suami istri.
Karena perceraian itu merupakan target pencapaian yang dilakukan secara masif dan terstruktur oleh setan yang merupakan pasukan iblis.
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ: ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ. مُسْلِمٌ
*Dari Jabir radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:*
*_"Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas laut. Kemudian mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya (dengan Iblis) adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor: Saya telah melakukan godaan ini dan itu. Iblis mengatakan: Kamu belum melakukan apa-apa"._*
*_"Datang yang lain melaporkan: Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah (bercerai) dengan istrinya"._*
*_"Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata: Sebaik-baik setan adalah kamu"._* (HR. Muslim).
Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa perceraian adalah prestasi yang sangat diinginkan oleh iblis dan para pasukannya.
Allahu a'lam.
@fuadhbaraba
📖 Hadits kedelapan puluh delapan dari buku 100 hadits tentang *Wanita*
Ketahuilah bahwasanya iblis senang apabila terjadi perceraian antara suami istri.
Karena perceraian itu merupakan target pencapaian yang dilakukan secara masif dan terstruktur oleh setan yang merupakan pasukan iblis.
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ، فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فَيَقُولُ: مَا صَنَعْتَ شَيْئًا، قَالَ: ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ: مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ، قَالَ: فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ: نِعْمَ أَنْتَ. مُسْلِمٌ
*Dari Jabir radhiallahu 'anhu berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:*
*_"Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas laut. Kemudian mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya (dengan Iblis) adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor: Saya telah melakukan godaan ini dan itu. Iblis mengatakan: Kamu belum melakukan apa-apa"._*
*_"Datang yang lain melaporkan: Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah (bercerai) dengan istrinya"._*
*_"Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata: Sebaik-baik setan adalah kamu"._* (HR. Muslim).
Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada kita bahwa perceraian adalah prestasi yang sangat diinginkan oleh iblis dan para pasukannya.
Allahu a'lam.
Satu ketika, kakek (buyut) Ibnu Taimiyyah berhaji sementara ia mempunyai seorang istri dalam keadaan hamil. Ketika berada di Taimaa' - kota yang terletak di antara Madinah dan Tabuk - , ia melihat seorang anak perempuan yang keluar dari tenda. Dan saat kembali ke Harraan, ia mendapati istrinya telah melahirkan anak wanita. Ketika kakek Ibnu Taimiyyah melihat anaknya tersebut, ia berkata : 'Wahai Taimiyyah, wahai Taimiyyah (yaitu, anak itu mirip dengan anak perempuan yang dilihatnya di di Taimaa'), sehingga dilaqabi (Ibnu Taimiyyah) dengannya.
Ibnun-Najjaar berkata : "Disebutkan kepada kami bahwa kakeknya, yaitu Muhammad, mempunyai ibu yang bernama Taimiyyah. Ibunya tersebut seorang pemberi nasihat (waa'idhah/ustadzah/ulama wanita), sehingga ia dinisbatkan kepada neneknya dan kemudian dikenal dengannya (yaitu : Ibnu Taimiyyah)"
[Taariikhul-Islaam, 13/723].
Keshalihan seorang wanita merupakan kemuliaan yang menjadi sebab dalam penisbatan.
Dony Arif Wibowo
Ibnun-Najjaar berkata : "Disebutkan kepada kami bahwa kakeknya, yaitu Muhammad, mempunyai ibu yang bernama Taimiyyah. Ibunya tersebut seorang pemberi nasihat (waa'idhah/ustadzah/ulama wanita), sehingga ia dinisbatkan kepada neneknya dan kemudian dikenal dengannya (yaitu : Ibnu Taimiyyah)"
[Taariikhul-Islaam, 13/723].
Keshalihan seorang wanita merupakan kemuliaan yang menjadi sebab dalam penisbatan.
Dony Arif Wibowo
*Mendapatkan Pahala Shalat Sepanjang Malam*
@fuadhbaraba
Wahai saudarakau, bagaimanakah jika ada yang bertanya kepadamu, mampukah anda melakukan shalat malam atau tahajud sepanjang malam?
Sangat berat tentunya jika aktivitas siang harinya sangat padat. Akan tetapi, pahala shalat sepanjang malam bisa saja kita raih dengan cara melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
*_"Barang siapa yang shalat Isya berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat separo malam. Dan barangsiapa yang shalat subuh berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat sepanjang malam"._* (HR. Muslim).
Allah Akbar, begitu besar pahala bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjama'ah!
Akankan kita sia-siaka pahala sebesar ini?
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapatkan pahala shalat sepanjang malam!
Aamiin
----------
Di bawah gelapnya malam kota Bandung yang penuh kenangan...
@fuadhbaraba
Wahai saudarakau, bagaimanakah jika ada yang bertanya kepadamu, mampukah anda melakukan shalat malam atau tahajud sepanjang malam?
Sangat berat tentunya jika aktivitas siang harinya sangat padat. Akan tetapi, pahala shalat sepanjang malam bisa saja kita raih dengan cara melaksanakan shalat subuh secara berjamaah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
*_"Barang siapa yang shalat Isya berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat separo malam. Dan barangsiapa yang shalat subuh berjama'ah, maka dia sama seperti orang yang shalat sepanjang malam"._* (HR. Muslim).
Allah Akbar, begitu besar pahala bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjama'ah!
Akankan kita sia-siaka pahala sebesar ini?
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapatkan pahala shalat sepanjang malam!
Aamiin
----------
Di bawah gelapnya malam kota Bandung yang penuh kenangan...
# YAKINLAH 3 HAL
Ust. Dr. Syafiq riza Basalamah
AKHI ukhti
Semoga Allah menjaga mu
Yakinlah dengan 3 hal
Tiada yang lebih mengasihimu lebih daripada Allah rabb mu
Tiada yang lebih mengetahui dengan kegundahan hatimu melainkan hanya Allah
Tiada yang lebih bisa menjauhkan marabahaya lebih dari Tuhanmu
Oleh karena itu
Minta pertolongan padanya
Bersandarlah kepadanya dalam semua perkara dan dalam semu kondisi
Niscaya engkau akan mendapatkan lebih dari yang kau inginkan
Tapi kau perlu menanamkan keyakinan tersebut di dalam hatimu
Ingatlah dengan Ibrahim tatkala dilemparkan di dalam api
Ingatlah dengan Yunus ketika di dalam perut ikan paus
Ingatlah dengan luth ketika menghadapi kaumnya
Ingatlah dengan ya'qub ketika dipisahkan dengan yusuf
Ingatlah dengan Musa ketika dikejar-kejar fir'Aun
Tidak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah
Dia hanya tinggal berkata kun (jadilah) maka akan terjadi yang diinginkannya
Dan kau tinggal pasrah dan bersandar diri padanya
Kelak dia akan mencukupimu
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq:3)
Ust. Dr. Syafiq riza Basalamah
AKHI ukhti
Semoga Allah menjaga mu
Yakinlah dengan 3 hal
Tiada yang lebih mengasihimu lebih daripada Allah rabb mu
Tiada yang lebih mengetahui dengan kegundahan hatimu melainkan hanya Allah
Tiada yang lebih bisa menjauhkan marabahaya lebih dari Tuhanmu
Oleh karena itu
Minta pertolongan padanya
Bersandarlah kepadanya dalam semua perkara dan dalam semu kondisi
Niscaya engkau akan mendapatkan lebih dari yang kau inginkan
Tapi kau perlu menanamkan keyakinan tersebut di dalam hatimu
Ingatlah dengan Ibrahim tatkala dilemparkan di dalam api
Ingatlah dengan Yunus ketika di dalam perut ikan paus
Ingatlah dengan luth ketika menghadapi kaumnya
Ingatlah dengan ya'qub ketika dipisahkan dengan yusuf
Ingatlah dengan Musa ketika dikejar-kejar fir'Aun
Tidak ada yang sulit dan mustahil bagi Allah
Dia hanya tinggal berkata kun (jadilah) maka akan terjadi yang diinginkannya
Dan kau tinggal pasrah dan bersandar diri padanya
Kelak dia akan mencukupimu
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq:3)