MUSTANIR ONLINE
3.24K subscribers
865 photos
163 videos
56 files
900 links
Sharing audio, tulisan karya Dr Adian Husaini, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi serta pemikir muslim kontemporer lainnya.
Download Telegram
FAKTA BARU WALISONGO
Telaah Kritis Ajaran, Dakwah dan Sejarah Walisongo
Penulis: Zainal Abidin Bin Syamsuddin

Sinopsis:
Benarkah Jawa diislamkan atau Islam dijawakan? Mungkinkah Islam menjadi agama mayoritas di pulau Jawa hanya sebatas usaha Sembilan orang yang disebut Walisongo, atau bahkan Walisongo sebenarnya tidak pernah ada? Inilah polemik saat sosok Walisongo diperbincangkan.

Tampaknya sosok Walisongo akan terus menjadi idola terutama bagi orang Jawa. Makam mereka dibanjiri para penziarah, walaupun gambaran Walisongo di benak mereka masih kabur dan tidak jelas. Bahkan Walisongo yang dianggap sebagai tokoh utama dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa dalam historiografi Jawa tampil sosok mistis, sakti dan memuja praktik klenik seperti bertapa, pemujaan terhadap roh leluhur, tidak terlibat dalam kehidupan sosial-politik profan. Sosok Walisongo sangat berlawanan dengan kehidupan generasi awal penyebaran Islam yang sarat dengan petualangan politik yang patriotik, berwatak sosial dan apresiasi rasional terhadap tradisi dan kultur-kultur lokal yang berkembang di masyarakat.

Malah sosok Walisongo baik sebagai pribadi maupun lembaga dakwah yang memenuhi kualifikasi keorganisasian yang solid, dan strategi maupun perjuangan Dakwah yang hebat, hampir lenyap ditelan legenda, dongeng dan mitos. Sehingga mendata sejarah dan ajaran Walisongo butuh sikap cermat, nalar sehat, telaah kritis dan objektif agar muncul kembali sebagai sosok yang logis, figur bertalenta dan juru Dakwah yang berhasil dengan sukses menyampaikan dakwah Islam kepada masyarakat Jawa yang sebelumnya mayoritas memeluk agama Hindu, Budha dan Animisme yang akhirnya masyarakat Jawa memeluk agama Islam.
----------------------------------
FAKTA BARU WALISONGO
Telaah Kritis Ajaran, Dakwah dan Sejarah Walisongo
Penulis: Zainal Abidin Bin Syamsuddin
Hard Cover,
Dimensi 15,5 x 24 cm,
Isi 385 halaman.
Berat 1058 gram,
Harga Rp. 120.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Al-Lu’lu’ Wal Marjan
Penulis: Muhammad Fuad Abdul Baqi

Buku best seller ini menjelaskan 54 bab berdasarkan mutiara hadits shahih bukhari dan muslim, seperti penjelasan wasiat, shalat, haid, zakat, shalat gerhana, talak, puasa, zikir, jihad, dan banyak lagi (lihat daftar isi). Semoga buku ini bermanfaat.

Daftar Isi:
• Bab 1 : Iman
• Bab 2 : Thaharah
• Bab 3 : Haid
• Bab 4 : Shalat
• Bab 5 : Masjid Dan Tempat-Tempat Shalat
• Bab 6 : Shalat Musafir Dan Tata Cara Qasharnya
• Bab 7 : Jumat
• Bab 8 : Shalat Dua Hari Raya
• Bab 9 : Shalat Istisqa’
• Bab 10: Shalat Gerhana
• Bab 11: Janaiz
• Bab 12: Zakat
• Bab 13: Puasa
• Bab 14: I’tikaf
• Bab 15: Haji
• Bab 16: Nikah
• Bab 17: Susuan
• Bab 18: Anak Milik Majikan Dari Budak Wanita
• Bab 19: Talak
• Bab 20: Li’an
• Bab 21: Memerdekakan Budak
• Bab 22: Jual Beli
• Bab 23: Larangan Muhaqalah, Muzabanah, Mukhabarah, Dan Menjual Buah Yang Belum Terlihat Bagus
• Bab 24: Musaqat
• Bab 25: Fara’idh (warisan)
• Bab 26: Hibah
. Bab 27: Wasiat
• Bab 28: Nazar
• Bab 29: Sumpah
• Bab 30: Qusamah (Sumpah karena terjadi pembunuhan yang tidak diketahui siapa pembunuhnya)
• Bab 31: Hudud (hukuman)
• Bab 32: Putusan Hukum
• Bab 33: Barang Temuan
• Bab 34: Jihad
• Bab 35: Imarah (Kepemimpinan)
• Bab 36: Berburu, Sembelihan, Dan Hewan Yang Boleh Dimakan
• Bab 37: Sembelihan
• Bab 38: Minuman
• Bab 39: Pakaian Dan PerhiasanBab 40: Adab
• Bab 41: Salam
• Bab 42: Perkataan Sopan
• Bab 43: SyairBab 44: Mimpi
• Bab 45: Keutamaan
• Bab 46: Keutamaan Shahabat
• Bab 47: Adab, Hubungan Silaturahmi, Dan Bakti Kepada Orang Tua
• Bab 48: Takdir
• Bab 49: Ilmu
• Bab 50: Zikir dan Istighfar
. Bab 51: Tobat
• Bab 52: Penduduk Surga dan kenikmatannya
• Bab 53: Fitnah dan Tanda-tanda Kiamat
• Bab 54: Tafsir
-------------------------
Al-Lu’lu’ Wal Marjan
Penulis Muhammad Fuad Abdul Baqi
Isi 1404 halaman
Sampul: Hardcover
Dimensi: 18 x 25 cm
Berat: 1,7 Kg.
Harga: Rp. 188.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Mukhtashar Ihya ’Ulumiddin
Penulis: Imam Ghazali

Imam al-Dzahabi berkata: “Abu Hamid al-Ghazali adalah hujjah al-Islâm (intelektual Islam), zain aldîn (cahaya agama). Salah satu dari para cendikiawan. Ia telah mengarang banyak buku. Ia memiliki kecerdasan yang luar biasa, menguasai berbagai disiplin ilmu. Jelasnya, dia tiada tandingannya.”

Buku Mukhtasar Ihya ‘Ulumiddin ini adalah ringkasan dari kitab masterpiece paling gemilang dari Imam al-Ghazali. Buku ini membahas pokok-pokok agama Islam. Mulai dari keutamaan ilmu, pondasi iman, thaharah, shalat, puasa, zakat, haji, etika pernikahan, etika pergaulan, halal & haram, penyakit dzahir & batin, taubat, syukur, hingga mengingat kematian. Seluruh pembahasan dalam Ihya ‘Ulumiddin dihadirkan dalam buku yang ringkas dan lengkap ini.

Buku ini sangat bermanfaat dibaca oleh kaum Muslimin. Perpaduan ilmu keislaman di dalamnya amat lengkap. Membaca buku ini kita diajak mempelajari ilmu akidah, fiqih, akhlak, hingga tasawuf, langsung dengan praktik pembelajarannya. Tak heran, banyak ulama salaf, menempatkan kitab Ihya ‘Ulumiddin termasuk kitab ketiga yang harus dipelajari, setelah al-Qur’an dan Hadits Rasulullah.
-------------------------------
Mukhtashar Ihya ’Ulumiddin
Penulis: Imam Al-Ghazali
Isi: 550 halaman
Kertas: Bookpaper
Sampul: Soft cover
ISBN :978-602-1361-04-7
Dimensi 14,8 x 21 cm
Harga: Rp. 140.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
MINHAJUL MUSLIM
Konsep Hidup Ideal Dalam Islam

Kesempurnaan Islam tergambar dalam aturannya yang lengkap atas berbagai aspek kehidupan manusia tanpa melewatkan perkara yang kecil maupun yang besar. Pembahasan mengenai akidah, ibadah, akhlak maupun muamalah dapat kita temukan aturannya di dalam agama Islam.

Hanya saja sedikit sekali orang yang mampu menggali nilai-nilai tersebut secara langsung dari dua sumber utama hukum Islam; al-Qur`an dan Sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun demikian, tidak banyak dari para ulama yang menuangkannya secara lengkap dalam tulisan-tulisan mereka. Sering kali sebuah buku menjelaskan Islam hanya sebatas pada satu aspek saja, misalnya hanya aspek akidah atau fikih atau yang lainnya.

Di sisi lain kita dapati sebuah buku membahas suatu permasalahan dalam tulisan yang panjang lebar bahkan hingga berjilid-jilid. Memang tidak mudah untuk menemukan satu karya tulis yang memberikan gambaran tentang ajaran Islam secara utuh dan menyeluruh namun ringkas. Buku yang ini merupakan satu dari sedikit karya tulis dalam bentuk ringkas yang menggambarkan ajaran Islam secara menyeluruh. Ditulis oleh seorang ulama besar yang tinggal di kota Madinah Saudi Arabia yang hingga saat ini masih aktif memberikan kajian-kajian dan ceramah-ceramah ilmiah di Masjid Nabawi. Hampir seluruh aspek agama dijelaskan dalam buku ini dengan merujukkannya kepada al-Qur’an dan Hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ditambah lagi, buku ini dikemas secara sistematis dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah dipahami. Sehingga tidak heran jika buku ini telah dicetak berulang kali dalam edisi aslinya dan tersebar luas di banyak negara.

Oleh karena itu, tidak berlebihan apa yang dikatakan oleh penulis buku ini di dalam mukadimahnya pada cetakan pertama, bahwa buku ini merupakan panduan seorang muslim yang tidak layak jika tidak terdapat di dalam rumah setiap muslim.
--------------------------------
Minhajul Muslim Konsep Hidup Ideal Dalam Islam
Penulis: Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi
Isi: xliv + 1200 hal.
Sampul: Hardcover
Berat: 1,9 Kg.
Harga Rp. 160.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Jika seorang ateis diizinkan memahami framework Islam, maka Nabi bisa jadi penipu. Kalau alam pikiran sekuler dipakai, shahadat menjadi manifesto sekulerisasi. Menurut alam pikiran liberal, Nabi, Umar ibn Khattab dan lain-lain adalah seorang tokoh liberal sejati dan seterusnya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1706437552829521&id=153825841424041
Bukan Sekadar Mazhab:
Opisisi dan Heterodoksi Syi'ah
Penulis: Dr. Syamsuddin Arif.

Syi‘ah seringkali disalahpahami oleh banyak orang. Informasi yang sepotong-sepotong, penjelasan yang tidak utuh, dan pembacaan yang tidak menyeluruh adalah sebab-sebabnya. Buku ini mengupas apa, mengapa, dan bagaimana Syi‘ah dari sumber-sumber aslinya, berdasarkan kitab-kitab muktabarnya, dengan merujuk pada tokoh-tokoh otoritatifnya.

Bukan untuk menghujat atau menggugat, akan tetapi untuk memahami sebelum menghakimi, berdasarkan data dan fakta. Mulai dari asal-usulnya, pembentukan awalnya, perkembangan doktrin-doktrinnya, perubahan Syi‘ah dari orthodoksi menjadi heterodoksi, pembentukan tradisinya, dan cita-cita politik serta gerakan massanya.

Pembaca akan mendapat pencerahan mengenai tipologi dan evolusi Syi‘ah, berbagai kepercayaan dan praktik ritual Syi‘ah, dari soal wasiat nabi hingga masalah imam mahdi, metode tafsir dan hadis Syi‘ah, sampai perkara laknat dan nikah mut‘ah –dibahas secara lugas dan logis, dengan pendekatan historis kritis dan sosiologis. En vous souhaitant bonne lecture !
----------------------------
Bukan Sekadar Mazhab:
Opisisi dan Heterodoksi Syi'ah
Penulis: Dr. Syamsuddin Arif
Harga: Rp. 165.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
EDISI BARU:
ISLAM DAN DIABOLISME INTELEKTUAL
Penulis: Dr. Syamsuddin Arif

Setelah Rasulullah wafat, umat Islam menghadapi sendiri tantangan pemikiran yang hadir ke hadapan mereka. Cara mereka menjawab tantangan tersebut adalah dengan berpegang pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, lalu menjelaskannya dengan perincian menggunakan dalil-dalil yang memuaskan akal. Mereka mampu untuk melakukan itu karena mereka adalah orang yang berilmu. Warisan-warisan pemikiran mereka, kalangan yang disebut dengan mulia oleh Al-Qur'an sebagai ulama, bahkan masih tetap sesuai dengan kebutuhan umat hari ini dalam menghadapi tantangan pemikiran kontemporer.

Buku ini adalah salah satu upaya memenuhi kebutuhan itu. Sambil merujuk pendapat para ulama sekaligus intelektual Barat dengan lincah, paragraf demi paragraf buku ini membawa kita pada kepercayaan diri sebagai muslim dalam menghadapi "diabolisme intelektual". Kepercayaan diri seperti itu akan menjadikan kita pribadi yang lebih tenang, bijak, namun tetap tegas dalam menghadapi tantangan pemikiran.

Buku cetakan kedua ini hadir dengan sampul baru dan dilengkapi judul tambahan, "Relevansi Ibn Sina", sesuai kepakaran penulisnya di bidang pemikiran filsuf besar Islam penafsir Aristoteles ini.
-------------------------
ISLAM DAN DIABOLISME INTELEKTUAL
Penulis: Dr. Syamsuddin Arif
Harga: Rp. 165.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
Kisahnya sederhana dan tidak penting. Yang penting apa yang dikatakannya kemudian. Sambil tersenyum dia berkata: “You see! wisdom always come from the East”. Lho! apa hubungannya? Kami diam sejenak, tapi kemudian tertawa renyah. Rasanya kami sedang memperolok-olok teknologi Barat. Teknologi itu kecil!
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1708422895964320&id=153825841424041
Setiap tahun ribuan anak-anak muda muslim yang cerdas ‘terpaksa’ harus berebut kursi Perguruan Tinggi yang dianggap favorit. Kriteria utama penentuan ‘favorit’ adalah aspek peluang kerja yang ‘keren’, bukan aspek iman, taqwa, dan akhlak mulia.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1708500839289859&id=153825841424041
ISTIQAMAH
Penulis: Ibnu Taimiyah

Sebagai warisan klasik (turats), buku Istiqomah yang ditulis oleh Syaiku; Islam Ibnu Taimiyah adalah khazanah keilmuan yang memberikan kontribusi besar bagi kaum Muslimin. Tema-tema yang dibahas dalam buku ini memang isu lama, tetapi selalu menjadi relevan diperbincangkan hingga saat ini.

Syaikh Ibnu Taimiyah dikenal sebagai ulama yang otoritatif ketika membincangkan persoalan-persoalan agama. Dalam buku ini, ia menuliskan pandangan-pandangannya tentang berbagai persoalan, terutama yang mencakup tiga tema pokok, yaitu : Akidah, Akhlak & Ibadah. Buku ini menjelaskan pendapat-pendapatnya yang cemerlang tentang pengertian bida’ah dan sunnah, tentang fikih ikhtilaf, Ilmu Kalam dan Tasawuf.

Dalam memaparkan pandangan-pandangannya, Syaikh Ibnu Taimiyah juga mengutip pendapat pendapat para sahabat dan salafussaleh, sehingga buku ini penuh warna dan kaya akan rujukan. Pendapat-pendapat tersebut dijelaskan, kemudian diberi komentar olehnya untuk menguatkan hujjah-nya tentang suatu persoalan.
-----------------------
ISTIQAMAH
Penulis: Ibnu Taimiyah
ISBN: 9789795928010
Sampul Hard Cover
Isi: 674 halaman
Ukuran: 25x15 Cm
Berat: 1,2 Kg.
Harga: Rp 165.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.
AGAMA
Oleh: Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi

Di pinggir jalan kota Manchester Inggris terdapat papan iklan besar bertuliskan kata-kata singkat “It’s like Religion”. Iklan itu tidak ada hubungannya dengan agama atau kepercayaan apapun. Disitu terpampang gambar seorang pemain bola dengan latar belakang ribuan supporternya yang fanatik. Saya baru tahu kalau itu iklan klub sepak bola setelah membaca tulisan dibawahnya Manchester United.

Sepakbola dengan supporter fanatik itu biasa, tapi tulisan it’s like religion itu cukup mengusik pikiran saya. Kalau iklan itu di pasang di Jalan Thamrin Jakarta umat beragama pasti akan geger. Ini pelecehan terhadap agama.

Tapi, di Barat agama bisa dipahami seperti itu. Agama adalah fanatisme, kata para sosiolog. Bahkan ketika seorang selebritinya mengatakan My religion is song, sex, sand and champagne juga masih dianggap waras. Mungkin ini yang disinyalir al-Qur’an ara’ayta man ittakhadha ilaahahu hawaahu (QS. 25:43).

Pada dataran diskursus akademik, makna religion di Barat memang problematik. Bertahun-tahun mereka mencoba mendefinisikan religion tapi gagal.

Mereka tetap tidak mampu menjangkau hal-hal yang khusus. Jikapun mampu, mereka terpaksa menafikan agama lain. Ketika agama didefinisikan sebagai kepercayaan, atau kepercayaan kepada yang Maha Kuasa (Supreme Being), kepercayaan primitif di Asia menjadi bukan agama. Sebab agama primitif tidak punya kepercayaan formal, apalagi doktrin.

F. Schleiermacher kemudian mendefinisikan agama dengan tidak terlalu doktriner, agama adalah “Rasa ketergantungan yang absolut” (feeling of absolute dependence). Demikian pula Whithehead, agama adalah “Apa yang kita lakukan dalam kesendirian”.

Disini faktor-faktor terpentingnya adalah emosi, pengalaman, intuisi dan etika. Tapi definisi ini hanya sesuai untuk agama primitif yang punya tradisi penuh dengan ritus-ritus, dan tidak cocok untuk agama yang punya struktur keimanan, ide-ide dan doktrin-doktrin.

Tapi bagi sosiolog dan antropolog memang begitu. Bagi mereka religion sama sekali bukan seperangkat ide-ide, nilai atau pengalaman yang terpisah dari matriks kultural.

Bahkan, kata mereka, beberapa kepercayaan, adat istiadat atau ritus-ritus keagamaan tidak bisa dipahami kecuali dengan matriks kultural tersebut. Emile Durkheim malah yakin bahwa masyarakat itu sendiri sudah cukup sebagai faktor penting bagi lahirnya rasa berketuhanan dalam jiwa. (Lihat The Elementary Forms of the Religious Life, New York, 1926, p. 207).

Tapi bagi pakar psikologi agama justru harus diartikan dari faktor kekuatan kejiwaan manusia ketimbang faktor sosial dan intelektual. Para sosiolog Barat nampaknya trauma dengan makna agama yang doktriner, sehingga tidak peduli dengan aspek ekstrasosial, ekstrasosiologis atau pun ekstrapsikologis. Aspek imanensi lebih dipentingkan daripada aspek transendensi.

Sejatinya, akar kebingungan Barat mendefinisikan religion karena konsep Tuhan yang bermasalah. Agama Barat - Kristen - kata Armstrong dalam History of God justru banyak bicara Yesus Kristus ketimbang Tuhan. Padahal, Yesus sendiri tidak pernah mengklaim dirinya suci, apalagi Tuhan.

Dalam hal ini kesimpulan Profesor al-Attas sangat jitu ‘Islam, sebagai agama, telah sempurna sejak diturunkan’. Konsep Tuhan, Agama, Ibadah, Manusia dan lain-lain dalam Islam telah jelas sejak awal. Para ulama kemudian hanya menjelaskan konsep-konsep itu tanpa merubah konsep asalnya. Sedang di Barat konsep Tuhan mereka sejak awal bermasalah sehingga perlu direkayasa agar bisa diterima akal manusia.

Kita mungkin akan tersenyum membaca judul buku yang baru terbit di Barat, Tomorrow’s God, (Tuhan Masa Depan), karya Neale Donald Walsch. Tuhan agama-agama yang ada tidak lagi cocok untuk masa kini. Tuhan haruslah seperti apa yang digambarkan oleh akal modern. Manusia makhluk berakal (rational animal) harus lebih dominan daripada manusia makhluk Tuhan. Pada puncaknya nanti manusialah yang menciptakan Tuhan dengan akalnya.

Socrates pun pernah berkata: “Wahai warga Athena! aku percaya pada Tuhan, tapi tidak akan berhenti berfilsafat”. Artinya “Saya ber
iman tapi saya akan tetap menggambarkan Tuhan dengan akal saya sendiri”. Wilfred Cantwell Smith nampaknya setuju. Dalam makalahnya berjudul Philosophia as One of the Religious Tradition of Mankind, ia mengategorikan tradisi intelektual Yunani sebagai agama. Apa arti agama baginya tidak penting, malah kalau perlu istilah ini dibuang.

Akhirnya, sama juga mengamini Nietzche bahwa tuhan hanyalah realitas sobyektif dalam fikiran manusia, alias khayalan manusia yang tidak ada dalam realitas obyektif. Konsep tuhan rasional inilah yang justru menjadi lahan subur bagi ateisme. Sebab tuhan bisa dibunuh.

Jika Imam al-Ghazzali dikaruniai umur hingga abad ini mungkin ia sudah menulis berjilid-jilid Tahafut. Sekurang-kurangnya ia akan menolak jika Islam dimasukkan kedalam definisi religion versi Barat dan Allah disamakan dengan Tuhan spekulatif. Jika konsep Unmoved Mover Aristotle saja ditolak, kita bisa bayangkan apa reaksi al-Ghazzali ketika mengetahui tuhan di Barat kini is no longer Supreme Being (Tidak lagi Maha Kuasa).

Konsep Tuhan di Barat kini sudah hampir sepenuhnya rekayasa akal manusia. Buktinya tuhan ‘harus’ mengikuti peraturan akal manusia. Ia “tidak boleh” menjadi tiran, “tidak boleh” ikut campur dalam kebebasan dan kreativitas manusia. Tuhan yang ikut mengatur alam semesta dianggap absurd.

Tuhan yang personal dan tirani itulah yang pada abad ke 19 “dibunuh” Nietzche dari pikiran manusia. Tuhan Pencipta tidak wujud pada nalar manusia produk kebudayaan Barat. Agama disana akhirnya tanpa tuhan atau bahkan tuhan tanpa Tuhan. Disini kita baru paham mengapa Manchester United dengan penyokongnya itu like religion. Mungkin mereka hanya malu mengatakan it’s really religion but without god.

Kini di Indonesia dan di negeri-negeri Muslim lainnya cendekiawan Muslim mulai ikut-ikutan risih dengan konsep Allah Maha Kuasa (Supreme Being). Tuhan tidak lagi mengatur segala aspek kehidupan manusia. Bahkan kekuasaan Tuhan harus dibatasi. Benteng pemisah antara agama dan politik dibangun kokoh. Para kyai dan cendekiawan Muslim seperti berteriak “Politik Islam, No” tapi lalu berbisik “Berpolitik, Yes”….”Money Politik laa siyyama (apalagi)”.

Tapi ketika benteng pemisah agama dan politik dibangun, tiba-tiba tembok pemisah antar agama-agama dihancurkan. “Ini proyek besar bung”! kata fulan berbisik. “Ini zaman globalisasi dan kita harus akur” kata profesor pakar studi Islam. Santri-santri diajari berani bilang “Ya akhi tuhan semua agama itu sama, yang beda hanya namaNya”; “Gus! Maulud Nabi sama saja dengan maulud Isa atau Natalan”. Mahasiswa Muslim pun diajari logika relativis “Anda jangan menganggap agama anda paling benar”. Tak ketinggalan para ulama diperingati “Jangan mengatasnamakan Tuhan”.

Kini semua orang “harus” membiarkan pembongkaran batas antar agama, menerima pluralitas dan pluralisme sekaligus. Sebab, kata mereka, pluralisme seperti juga sekularisme, adalah hukum alam. Samar-samar seperti ada suara besar mengingatkan “Kalau anda tidak pluralis anda pasti teroris”

Anehnya, untuk menjadi seorang pluralis kita tidak perlu meyakini kebenaran agama kita. Kata-kata Hamka “yang bilang semua agama sama berarti ia tidak beragama” mungkin dianggap kuno. Kini yang laris manis adalah konsep global theology-nya John Hick, atau kalau kurang kental pakai Transcendent Unity of Religions-nya F. Schuon.

Semua agama sama pada level esoteris. Di negeri Muslim terbesar di dunia ini, lagu-lagu lama Nietzche tentang relativisme dan nihilisme dinyanyikan mahasiswa Muslim dengan penuh emosi dan semangat. “Tidak ada yang absolut selain Allah” artinya ‘tidak ada yang tahu kebenaran selain Allah’. Syariat, fiqih, tafsir wahyu, ijtihad para ulama adalah hasil pemahaman manusia, maka semua relatif.

Walhal, Tuhan tidak pernah meminta kita memahami yang absolut apalagi menjadi absolut. Dalam Islam Yang relatif pun bisa mengandung yang absolut. Secara kelakar seorang kawan membayangkan di Jakarta nanti ada papan iklan besar bergambar seorang kyai dengan latar belakang ribuan santri dengan tulisan singkat “Yesus Tuhan kita juga”.
KITAB TAUHID
Penulis: Dr. Shalih bin Fuzan Al-Fauzan

Selama 13 tahun di Makkah, sesudah diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW mengajak manusia kepada tauhid, karena hal itu merupakan pondasi bangunan Islam. Oleh karena itu, ilmu tauhid adalah ilmu yang harus dijaga baik dengan mempelajari maupun mengajarkannya serta mengamalkannya. Hal itu agar amal seseorang menjadi amal yang saleh, diterima disisi Allah, dan bermanfaat bagi semesta alam. Terlebih aliran-aliran sesat telah tersebar di mana-mana dan siap memangsa siapa saja.

Buku ini adalah terjemahan dari kitab tauhid 1, 2, dan 3 karya Dr. Shalih bin Fauzan yang sudah tidak asing lagi di dunia. Di dalamnya dijabarkan berbagai persoalan tauhid secara lengkap serta disampaikan dengan bahasa ringkas dan mudah dipahami. Sumbernya pun hanya diambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta karya-karya ulama yang terpercaya.
------------------------------------------------
Kitab Tauhid
Penulis: Dr. Shalih bin Fuzan Al-Fauzan
Ukuran: 15 x 23 cm
Tebal: 462 hlm
ISBN: 978-602-7637-01-6
Harga: Rp. 98.000,-

Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997

Syukran.