Jika kita setuju bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman, maka logis jika dikatakan bahwa siapapun yang korupsi dengan cara apapun seperti mempermudah kepentingan asing untuk keuntungan pribadi dan kelompok; melakukan kebijakan demi kepentingan golongan/partai/kelompok/organisasi sendiri dan mengesampingkan kepentingan golongan / partai / kelompok / organisasi orang lain setanah air; membuka keburukan orang-orang setanah air kepada orang asing, maka ia itu tergolong lemah imannya dan tidak benar-benar mencintai tanah airnya.
-Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi-
-Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi-
Kedatangan Dua Al-Masih, Pertarungan Nabi Isa vs Dajjal di Akhir Zaman
Penulis: Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi
Siapa yang dimaksud dengan "Dua Al-Masih" dalam buku ini? Tak lain adalah Al-Masih Isa bin Maryam dan Al-Masih Ad-Dajjal. Keduanya tentu saja berada dalam kutub yang berbeda, bahkan berkonfrontasi. Isa Al-Masih turun ke bumi di Akhir Zaman sebagai penolong umat Rasulullah, sedangkan Al-Masih Dajjal datang sebagai pembawa fitnah, kebohongan, huru-hara, dan lain-lain, ke tengah-tengah manusia yang berujung pada kebinasaan.
Buku ini adalah kajian yang mendalam terkait dengan peristiwa-peristiwa di Akhir Zaman, khususnya tentang Al-Masih Isa bin Maryam. Imam Mahdi, Al-Masih Dajjal, dan lain-lain. Kajian ini didasarkan pada penelitian terhadap hadits-hadits yang membicarakan tentang hal-hal tersebut, dengan penjelasan-penjelasan para ulama.
Dengan membaca buku ini, pembaca diharapakan bisa mengetahui secara benar apa yang akan terjadi di Akhir Zaman nanti, dan tentu saja bisa menambah keimanan kita kepada Allah terkait peristiwa-peristiwa ghaib yang sudah dinubuatkan oleh Rasulullah. Sayang jika buku ini tak Anda miliki!
----------------------
Kedatangan Dua Al-Masih, Pertarungan Nabi Isa vs Dajjal di Akhir Zaman
Penulis: Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi
Ukuran: 15 x 25 cm
Isi: 430 Halaman
Berat : 600 gr
Sampul: Soft Cover
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
Penulis: Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi
Siapa yang dimaksud dengan "Dua Al-Masih" dalam buku ini? Tak lain adalah Al-Masih Isa bin Maryam dan Al-Masih Ad-Dajjal. Keduanya tentu saja berada dalam kutub yang berbeda, bahkan berkonfrontasi. Isa Al-Masih turun ke bumi di Akhir Zaman sebagai penolong umat Rasulullah, sedangkan Al-Masih Dajjal datang sebagai pembawa fitnah, kebohongan, huru-hara, dan lain-lain, ke tengah-tengah manusia yang berujung pada kebinasaan.
Buku ini adalah kajian yang mendalam terkait dengan peristiwa-peristiwa di Akhir Zaman, khususnya tentang Al-Masih Isa bin Maryam. Imam Mahdi, Al-Masih Dajjal, dan lain-lain. Kajian ini didasarkan pada penelitian terhadap hadits-hadits yang membicarakan tentang hal-hal tersebut, dengan penjelasan-penjelasan para ulama.
Dengan membaca buku ini, pembaca diharapakan bisa mengetahui secara benar apa yang akan terjadi di Akhir Zaman nanti, dan tentu saja bisa menambah keimanan kita kepada Allah terkait peristiwa-peristiwa ghaib yang sudah dinubuatkan oleh Rasulullah. Sayang jika buku ini tak Anda miliki!
----------------------
Kedatangan Dua Al-Masih, Pertarungan Nabi Isa vs Dajjal di Akhir Zaman
Penulis: Syaikh Ali Ahmad Ath-Thahthawi
Ukuran: 15 x 25 cm
Isi: 430 Halaman
Berat : 600 gr
Sampul: Soft Cover
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
DZAMMUL HAWA: Agar Jatuh Cinta Tak Berujung Petaka
Penulis: Ibnul Jauzi
Bermula dari seorang yang jatuh cinta, mengeluh kepada Imam Ibnul Jauzi. Penderitaan yang dirasakan membuatnya curhat dan meminta nasihat kepada beliau. Dari latar belakang itu, Imam Ibnul Jauzi terdorong untuk menyusun buku dengan tema cinta dan berbagai permasalahannya yang sensitif.
Di buku ini Anda bisa membaca kisah cinta Majnun-Laila beserta syair-syair terkenalnya, pengkhianatan Kutsayir kepada Azzah, cinta Urwah-Afra’ yang tak tersampaikan, dan kisah cinta lainnya. Dari sana Anda bisa mengambil pelajaran agar tidak jatuh di lubang yang sama seperti mereka.
Cinta itu naluri setiap insan. Namun, cinta yang memperturutkan hawa nafsu hanya akan berujung pada kehancuran dan penderitaan. Karena cinta, seorang nekad melakukan bunuh diri, membunuh kekasih, menerobos batasan nasab, mengubah prinsip hidup, membuat akal waras menjadi gila, dan bahkan membuat seseorang murtad dari agamanya.
Bagi yang terlanjur menderita karena jatuh cinta, buku ini juga menjelaskan pengobatan secara batin dan nasihat tentang asmara.
--------------------------------
DZAMMUL HAWA: Agar Jatuh Cinta Tak Berujung Petaka
Penulis: Ibnul Jauzi
Ukuran: 25 x 18 x 4 cm
Sampul: Hard Cover
Isi: HVS 792 halaman
Berat: 1,4 Kg
ISBN: 9786235819013
Harga: Rp. 175.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
Penulis: Ibnul Jauzi
Bermula dari seorang yang jatuh cinta, mengeluh kepada Imam Ibnul Jauzi. Penderitaan yang dirasakan membuatnya curhat dan meminta nasihat kepada beliau. Dari latar belakang itu, Imam Ibnul Jauzi terdorong untuk menyusun buku dengan tema cinta dan berbagai permasalahannya yang sensitif.
Di buku ini Anda bisa membaca kisah cinta Majnun-Laila beserta syair-syair terkenalnya, pengkhianatan Kutsayir kepada Azzah, cinta Urwah-Afra’ yang tak tersampaikan, dan kisah cinta lainnya. Dari sana Anda bisa mengambil pelajaran agar tidak jatuh di lubang yang sama seperti mereka.
Cinta itu naluri setiap insan. Namun, cinta yang memperturutkan hawa nafsu hanya akan berujung pada kehancuran dan penderitaan. Karena cinta, seorang nekad melakukan bunuh diri, membunuh kekasih, menerobos batasan nasab, mengubah prinsip hidup, membuat akal waras menjadi gila, dan bahkan membuat seseorang murtad dari agamanya.
Bagi yang terlanjur menderita karena jatuh cinta, buku ini juga menjelaskan pengobatan secara batin dan nasihat tentang asmara.
--------------------------------
DZAMMUL HAWA: Agar Jatuh Cinta Tak Berujung Petaka
Penulis: Ibnul Jauzi
Ukuran: 25 x 18 x 4 cm
Sampul: Hard Cover
Isi: HVS 792 halaman
Berat: 1,4 Kg
ISBN: 9786235819013
Harga: Rp. 175.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
Negara dan Agama
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi
RUU Sisdiknas khususnya pasal 12 ayat 1 (a) menghadapi keberatan kaum Nasrani karena motif tertentu. Kini muncul pandangan yang mulai meragukan urgensi dan efektifitas pendidikan agama dan bahkan agama bagi peningkatan moralitas bangsa.
Diskursus mengenai urgensi pendidikan agama di negeri ini sebaiknya dihubungkan dengan ideologi formal negeri ini. Terlepas dari wacana yang berkembang, secara ideologis negeri ini telah mendasarkan dirinya pada Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama).
Secara konstitusional negara memberi hak hidup kepada agama-agama (UUD pasal 29). Dan pada prakteknya negara ikut campur dalam urusan agama. Institusi atau departemen yang mengatur agama didirikan dan bahkan partai politik yang berdasarkan agama dibolehkan. Para pemimpin negeri ini bisa menggunakan isu agama untuk kepentingan politik.
Jika Pancasila dipahami dalam bentuk piramida terbalik, maka sila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”, harus menjadi landasan segala sistem di negeri ini. Dan jikapun dipahami dalam bentuk struktur kerucut maka sila itu menjadi tujuan segala sistemnya.
Oleh sebab itu negara Republik Indonesia secara ideologis dan konstitusional berhak mengatur kehidupan beragama rakyatnya, termasuk pendidikan agama. Negara ini adalah negara berketuhanan dan bukan negara sekuler.
Jika negara ini telah disepakati sebagai negara berketuhanan, maka baik-buruk moralitas bangsa ini tidak lepas dari tanggungjawab pemerintah. Ini berarti bahwa sistem dan kebijaksanaan pemerintah di segala bidang harus senantiasa berdasarkan pada prinsip ketuhanan yang kondusif bagi pembinaan moralitas bangsa. Sistem pendidikan nasional adalah salah satu dari sekian sistem yang berhubungan dengan pembinaan moral bangsa.
Adanya pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri dan swasta memiliki landasan konstitusional. Bahkan harus terus dipertahankan dan dikembangkan sehingga efektif dalam mendukung pembinaan moral (character building) bangsa ini.
Persoalannya, apakah pendidikan agama yang sekarang ini dilaksanakan telah benar-benar efektif. Jika jawabnya adalah negatif maka diperlukan clinical remedy atau rekonstruksi materi pelajaran agama. Dan disini perlu melibatkan pakar masing-masing agama untuk menentukan kualitas materi dan pakar bidang pendidikan untuk metodologi.
Seperti disinggung diatas, di negeri yang menjunjung prinsip ketuhanan ini, rasanya tidak perlu lagi mempersoalkan apakah pendidikan agama perlu diajarkan di sekolah atau tidak. Ide meniadakan pendidikan agama dengan alasan masih adanya dekadensi moral di masyarakat, rasanya terlalu simplistik. Sama halnya dengan logika Gulliver Traveller, “Jika sepatu anda kotor anda tidak perlu membersihkan karena nanti akan kotor lagi”. Juga jika ekonomi negara ini mundur maka pelajaran dan fakultas ekonomi sebaiknya dibubarkan.
Kebobrokan moral bangsa saat ini tidak dapat dinilai dari variable agama saja. Bahkan variable-variable dalam agama seperti jumlah pelaksana haji, jumlah masjid dan gereja, atau simbol-simbol ritual lainnya tidaklah cukup. Variable lain-lain seperti kebijakan politik pemerintah, rekrutmen pegawai, pembangunan suprastruktur dan infrastruktur dan lain sebagainya, selama ini tidak meletakkan peran agama secara proporsional.
Korelasi bahwa “Semakin banyak jumlah penduduk yang naik haji semakin baiklah moralitas bangsa” adalah korelasi yang tidak signifikan. Haji sendiri bukan ukuran keimanan dan moralitas seseorang.
Selain itu perlu dipertanyakan pula apakah populasi pelaksanakan haji atau pengunjung gereja dan populasi yang melakukan tindakan amoral itu sama. Apakah para koruptor itu adalah orang yang benar-benar taat beragama.
Korupsi, manipulasi, kolusi dan tindakan amoral lainnya, sejatinya adalah produk dari sistem yang tidak adil. Kotornya sungai Ciliwung bukan karena salah ulama atau pelajaran agama di sekolah, tapi karena bobroknya sistem sanitasi yang dibangun pemerintah yang korup. Perampokan, pembunuhan, penipuan dan lain-lain adalah buah dari ketidakadilan sosial dan ekonomi.
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi
RUU Sisdiknas khususnya pasal 12 ayat 1 (a) menghadapi keberatan kaum Nasrani karena motif tertentu. Kini muncul pandangan yang mulai meragukan urgensi dan efektifitas pendidikan agama dan bahkan agama bagi peningkatan moralitas bangsa.
Diskursus mengenai urgensi pendidikan agama di negeri ini sebaiknya dihubungkan dengan ideologi formal negeri ini. Terlepas dari wacana yang berkembang, secara ideologis negeri ini telah mendasarkan dirinya pada Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama).
Secara konstitusional negara memberi hak hidup kepada agama-agama (UUD pasal 29). Dan pada prakteknya negara ikut campur dalam urusan agama. Institusi atau departemen yang mengatur agama didirikan dan bahkan partai politik yang berdasarkan agama dibolehkan. Para pemimpin negeri ini bisa menggunakan isu agama untuk kepentingan politik.
Jika Pancasila dipahami dalam bentuk piramida terbalik, maka sila: “Ketuhanan Yang Maha Esa”, harus menjadi landasan segala sistem di negeri ini. Dan jikapun dipahami dalam bentuk struktur kerucut maka sila itu menjadi tujuan segala sistemnya.
Oleh sebab itu negara Republik Indonesia secara ideologis dan konstitusional berhak mengatur kehidupan beragama rakyatnya, termasuk pendidikan agama. Negara ini adalah negara berketuhanan dan bukan negara sekuler.
Jika negara ini telah disepakati sebagai negara berketuhanan, maka baik-buruk moralitas bangsa ini tidak lepas dari tanggungjawab pemerintah. Ini berarti bahwa sistem dan kebijaksanaan pemerintah di segala bidang harus senantiasa berdasarkan pada prinsip ketuhanan yang kondusif bagi pembinaan moralitas bangsa. Sistem pendidikan nasional adalah salah satu dari sekian sistem yang berhubungan dengan pembinaan moral bangsa.
Adanya pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri dan swasta memiliki landasan konstitusional. Bahkan harus terus dipertahankan dan dikembangkan sehingga efektif dalam mendukung pembinaan moral (character building) bangsa ini.
Persoalannya, apakah pendidikan agama yang sekarang ini dilaksanakan telah benar-benar efektif. Jika jawabnya adalah negatif maka diperlukan clinical remedy atau rekonstruksi materi pelajaran agama. Dan disini perlu melibatkan pakar masing-masing agama untuk menentukan kualitas materi dan pakar bidang pendidikan untuk metodologi.
Seperti disinggung diatas, di negeri yang menjunjung prinsip ketuhanan ini, rasanya tidak perlu lagi mempersoalkan apakah pendidikan agama perlu diajarkan di sekolah atau tidak. Ide meniadakan pendidikan agama dengan alasan masih adanya dekadensi moral di masyarakat, rasanya terlalu simplistik. Sama halnya dengan logika Gulliver Traveller, “Jika sepatu anda kotor anda tidak perlu membersihkan karena nanti akan kotor lagi”. Juga jika ekonomi negara ini mundur maka pelajaran dan fakultas ekonomi sebaiknya dibubarkan.
Kebobrokan moral bangsa saat ini tidak dapat dinilai dari variable agama saja. Bahkan variable-variable dalam agama seperti jumlah pelaksana haji, jumlah masjid dan gereja, atau simbol-simbol ritual lainnya tidaklah cukup. Variable lain-lain seperti kebijakan politik pemerintah, rekrutmen pegawai, pembangunan suprastruktur dan infrastruktur dan lain sebagainya, selama ini tidak meletakkan peran agama secara proporsional.
Korelasi bahwa “Semakin banyak jumlah penduduk yang naik haji semakin baiklah moralitas bangsa” adalah korelasi yang tidak signifikan. Haji sendiri bukan ukuran keimanan dan moralitas seseorang.
Selain itu perlu dipertanyakan pula apakah populasi pelaksanakan haji atau pengunjung gereja dan populasi yang melakukan tindakan amoral itu sama. Apakah para koruptor itu adalah orang yang benar-benar taat beragama.
Korupsi, manipulasi, kolusi dan tindakan amoral lainnya, sejatinya adalah produk dari sistem yang tidak adil. Kotornya sungai Ciliwung bukan karena salah ulama atau pelajaran agama di sekolah, tapi karena bobroknya sistem sanitasi yang dibangun pemerintah yang korup. Perampokan, pembunuhan, penipuan dan lain-lain adalah buah dari ketidakadilan sosial dan ekonomi.
Sekarang marilah kita lihat negara Amerika atau negara Barat lainya. Ekonomi mereka maju, kehidupan publiknya nyaman, sistem sosialnya nampak rapi. Kesadaran masyarakat terhadap peraturan publik tinggi.
Tapi, perlu diingat bahwa disana agama ditinggalkan, gereja-gereja kosong. Agama dilindungi secara hukum tapi agama tidak boleh bersifat publik. Perayaan natal meriah, hari raya idul adha tidak boleh di lapangan, azan tidak boleh pakai mikrofon.
Pelajaran agama tidak saja absen di sekolah, tapi murid-murid khususnya Muslim tidak mudah melaksanakan shalat 5 waktu di sekolah. Kegiatan seks di kalangan anak sekolah bebas, asal tidak melanggar moral publik. Narkoba juga bebas asal untuk diri sendiri. Jadi dalam kehidupan publik kita tidak boleh melihat wajah agama.
Apa yang disebut prinsip moral, sejatinya tidak jelas, ia berbeda dan malah bertentangan dengan arti akhlak dalam Islam. Agama direduksi menjadi convensi publik, tuhan telah lama mati. Seorang Muslimah yang menikah umur 17 tahun dan hamil, misalnya melanggar hukum, tapi seorang gadis Amerika yang hamil di luar nikah tidak salah. Dimanakah letak kebebasan beragamanya?
Di negara yang berketuhanan ini, agama perlu masuk kedalam urusan publik. Bahkan pemerintah perlu memasukkan kedalam setiap sistem secara jelas. Prinsip keadilan harus ditegakkan, “Segala sesuatu diletakkan sesuai dengan tempat dan proporsinya.” Pendidikan agama di sekolah ditingkatkan dan kalau perlu ditambah.
Dalam konteks RUU Sisdiknas, khususnya pasal 13 ayat 1 yang memberi hak setiap siswa untuk memperoleh pendidikan dan guru agama sesuai dengan agama masing-masing, sudah cukup adil.
Jika hak warga negara memperoleh pendidikan agama dicabut, itu jelas tidak adil. Lebih tidak adil lagi jika semua siswa diwajibkan belajar semua agama, sebab seorang murid Muslim akan menerima sesuatu yang tidak diperlukannya, demikian pula murid Kristen, Hindu dan sebagainya.
Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau sesuai proporsinya. Dan ini bukan perkara mudah, sehingga yang berhasil dapat dicap paling dekat dengan ketakwaan (aqrabu li al-taqwa).
Tapi, perlu diingat bahwa disana agama ditinggalkan, gereja-gereja kosong. Agama dilindungi secara hukum tapi agama tidak boleh bersifat publik. Perayaan natal meriah, hari raya idul adha tidak boleh di lapangan, azan tidak boleh pakai mikrofon.
Pelajaran agama tidak saja absen di sekolah, tapi murid-murid khususnya Muslim tidak mudah melaksanakan shalat 5 waktu di sekolah. Kegiatan seks di kalangan anak sekolah bebas, asal tidak melanggar moral publik. Narkoba juga bebas asal untuk diri sendiri. Jadi dalam kehidupan publik kita tidak boleh melihat wajah agama.
Apa yang disebut prinsip moral, sejatinya tidak jelas, ia berbeda dan malah bertentangan dengan arti akhlak dalam Islam. Agama direduksi menjadi convensi publik, tuhan telah lama mati. Seorang Muslimah yang menikah umur 17 tahun dan hamil, misalnya melanggar hukum, tapi seorang gadis Amerika yang hamil di luar nikah tidak salah. Dimanakah letak kebebasan beragamanya?
Di negara yang berketuhanan ini, agama perlu masuk kedalam urusan publik. Bahkan pemerintah perlu memasukkan kedalam setiap sistem secara jelas. Prinsip keadilan harus ditegakkan, “Segala sesuatu diletakkan sesuai dengan tempat dan proporsinya.” Pendidikan agama di sekolah ditingkatkan dan kalau perlu ditambah.
Dalam konteks RUU Sisdiknas, khususnya pasal 13 ayat 1 yang memberi hak setiap siswa untuk memperoleh pendidikan dan guru agama sesuai dengan agama masing-masing, sudah cukup adil.
Jika hak warga negara memperoleh pendidikan agama dicabut, itu jelas tidak adil. Lebih tidak adil lagi jika semua siswa diwajibkan belajar semua agama, sebab seorang murid Muslim akan menerima sesuatu yang tidak diperlukannya, demikian pula murid Kristen, Hindu dan sebagainya.
Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya atau sesuai proporsinya. Dan ini bukan perkara mudah, sehingga yang berhasil dapat dicap paling dekat dengan ketakwaan (aqrabu li al-taqwa).
ENSIKLOPEDIA ADAB PENUNTUT ILMU: Kompilasi Kitab-Kitab Adab Penuntut Ilmu Terbaik Sepanjang Zaman
Seorang penuntut ilmu yang tidak memiliki adab dan akhlak yang mulia, niscaya usahanya tersebut tidak akan mendatangkan faedah dan keberkahan. Sebab, ilmu yang bermanfaat tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang senantiasa berhias dengan adab dan akhlak yang mulia.
Buku ini istimewa, karena merupakan kumpulan dari berbagai kitab adab terbaik yang ditulis oleh para ulama yang kompeten pada zamannya. .
Dilengkapi dengan matan Arab bersyakal dan disajikan dengan tata letak yang mempermudah para pembaca dalam mengkajinya.
Kitab-kitab istimewa yang tercakup dalam buku ini adalah:
1. Akhlâq Hamalat Al-Qur’ân (Imam Al-Ajurri, w. 360 H)
2. Akhlâq Al-‘Ulamâ’ (Imam Al-Ajurri, w. 360 H)
3. Matn Al-Ilbiri (Abu Ishaq Al-Ilbiri, w. 460 H)
4. Ayyuhal Walad (Imam Al-Ghazali, w. 505 H)
5. Ta‘lîm Al-Mutaʻallim (Imam Az-Zarnuji w. 593 H)
6. Al-Manzhûmah Al-Mîmiyyah (Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami w. 1377 H)
7. Hilyah Thâlib Al-‘Ilmi (Syaikh Bakr Abu Zaid w. 1429 H)
-----------------------------
Ensiklopedia Adab Penuntut Ilmu
Penulis : Imam Al-Ajurri, et. al.
Ukuran: 17,5 x 24,5 cm
Tebal: 744 Halaman
Berat: 1.4 Kg
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 185.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
Seorang penuntut ilmu yang tidak memiliki adab dan akhlak yang mulia, niscaya usahanya tersebut tidak akan mendatangkan faedah dan keberkahan. Sebab, ilmu yang bermanfaat tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang senantiasa berhias dengan adab dan akhlak yang mulia.
Buku ini istimewa, karena merupakan kumpulan dari berbagai kitab adab terbaik yang ditulis oleh para ulama yang kompeten pada zamannya. .
Dilengkapi dengan matan Arab bersyakal dan disajikan dengan tata letak yang mempermudah para pembaca dalam mengkajinya.
Kitab-kitab istimewa yang tercakup dalam buku ini adalah:
1. Akhlâq Hamalat Al-Qur’ân (Imam Al-Ajurri, w. 360 H)
2. Akhlâq Al-‘Ulamâ’ (Imam Al-Ajurri, w. 360 H)
3. Matn Al-Ilbiri (Abu Ishaq Al-Ilbiri, w. 460 H)
4. Ayyuhal Walad (Imam Al-Ghazali, w. 505 H)
5. Ta‘lîm Al-Mutaʻallim (Imam Az-Zarnuji w. 593 H)
6. Al-Manzhûmah Al-Mîmiyyah (Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami w. 1377 H)
7. Hilyah Thâlib Al-‘Ilmi (Syaikh Bakr Abu Zaid w. 1429 H)
-----------------------------
Ensiklopedia Adab Penuntut Ilmu
Penulis : Imam Al-Ajurri, et. al.
Ukuran: 17,5 x 24,5 cm
Tebal: 744 Halaman
Berat: 1.4 Kg
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 185.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
ENSIKLOPEDI ADAB ISLAM Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2,3 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Seluruh syariat Islam, baik yang hukumnya wajib, sunnah, mustahab, maupun mubah baik yang berhubungan secara vertikal, antara hamba dengan Penciptanya, maupun secara horizontal, antar sesama hamba, berfungsi untuk menjaga hubungan baik dengan Pencipta dan dengan sesama mereka secara beradab. Apabila seorang hamba telah memberikan hak-hak dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada Penciptanya dan kepada sesama hamba, berarti dia tergolong hamba yang beradab. Sebaliknya, apabila dia tidak melaksanakan hal-hal tersebut, maka dia digolongkan ke dalam golongan hamba yang tidak beradab. Semua itu telah diatur sedemikian rupa oleh syari'at Islam.
Seorang Muslim yang telah melaksanakan adab-adab tersebut sesuai dengan syari'at Islam berarti ia telah beradab dengan adab islami. Dalam hal ini, Rasulullah laihi saw adalah teladan bagi setiap Muslim dalam beradab islami. Setiap hari selama 24 jam, beliau selalu menjaga hubungan baik dengan Penciptanya dan dengan sesama hamba. Mulai dari masalah kecil keseharian, seperti tidur, mandi, makan, minum, dan lain-lain, hingga yang besar, seperti mengatur negara, berperang, berdamai, dan lain-lain mulai dari urusan ukhrawi ibadah hingga urusan duniawi. Dengan demikian, tampaklah suatu peradaban yang indah, harmonis, demokratis, tertib, rapi, manusiawi, sekaligus bersifat ilahiyah yang jauh dari kesan kekerasan, kekejaman, diskriminasi, dan kesan-kesan negatif lainnya.
Dan semua itu hanya ada di dalam agama Islam sehingga Islam layak disebut sebagai agama yang berperadaban dan penganutnya adalah manusia-manusia yang berperadaban tinggi (masyarakat madani).Lantas, dari manakah kesan terorisme dan teroris didapatkan? Ataukah stigma seperti itu sengaja dipropagandakan oleh musuh-musuh Islam untuk memojokkannya?
-------------------------------------
Ensiklopedi Adab Islam
Edisi lengkap 1 Set (2 jilid)
Penulis: Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada
Ukuran: 17 X 24 cm
Sampul: Hardcover
Jilid 1: 544 halaman
Jilid 2: 576 halaman
Kertas isi: HVS
Berat: 2,3 Kg
Harga: Rp. 280.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran...
👍1
Kamus Istilah Penelitian Indonesia - Arab
Penulis: M. Nasrullah, M.A, Ahmad Zubaidi, Lc., M.Pd danDamam, S.Pd
Mengalami kesulitan dalam menemukan istilah-istilah dalam bahasa Arab? Khususnya dalam menyusun tugas akhir baik berupa paper, skripsi, tesis, maupun disertasi? Sudah saatnya para santri, pelajar, dan mahasiswa mengakhiri masalah dilematik ini.
Kamus Istilah Penelitian Indonesia-Arab adalah solusinya. Kamus ini memuat lebih dari 2.500 istilah penelitian yang dikelompokkan sesuai tema penelitian. Tim penulis menyajikan kosa kata dalam kamus ini secara tematik berdasarkan topik-topik yang memiliki makna sebidang. Istimewanya lagi, pembaca tidak perlu mencari akar kata dari istilah tersebut, akan tetapi cukup melihat tema dari jenis metodologi yang dimaksud.
Semoga kahadiran kamus ini menjadi sumbangsih untuk dunia pendidikan dan berkah bagi para santri, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
-----------------------------
Kamus Istilah Penelitian Indonesia - Arab
Penulis: M. Nasrullah, M.A, Ahmad Zubaidi, Lc., M.Pd danDamam, S.Pd
Ukuran: 10,5 x 18,5 cm
Isi : HVS 278 Halaman
Berat: 300 gr
Sampul: Soft Cover
Harga: Rp. 69.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
Penulis: M. Nasrullah, M.A, Ahmad Zubaidi, Lc., M.Pd danDamam, S.Pd
Mengalami kesulitan dalam menemukan istilah-istilah dalam bahasa Arab? Khususnya dalam menyusun tugas akhir baik berupa paper, skripsi, tesis, maupun disertasi? Sudah saatnya para santri, pelajar, dan mahasiswa mengakhiri masalah dilematik ini.
Kamus Istilah Penelitian Indonesia-Arab adalah solusinya. Kamus ini memuat lebih dari 2.500 istilah penelitian yang dikelompokkan sesuai tema penelitian. Tim penulis menyajikan kosa kata dalam kamus ini secara tematik berdasarkan topik-topik yang memiliki makna sebidang. Istimewanya lagi, pembaca tidak perlu mencari akar kata dari istilah tersebut, akan tetapi cukup melihat tema dari jenis metodologi yang dimaksud.
Semoga kahadiran kamus ini menjadi sumbangsih untuk dunia pendidikan dan berkah bagi para santri, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
-----------------------------
Kamus Istilah Penelitian Indonesia - Arab
Penulis: M. Nasrullah, M.A, Ahmad Zubaidi, Lc., M.Pd danDamam, S.Pd
Ukuran: 10,5 x 18,5 cm
Isi : HVS 278 Halaman
Berat: 300 gr
Sampul: Soft Cover
Harga: Rp. 69.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran
TARIKH KHULAFA: Sejarah Penguasa Islam
Penulis: Imam As-Suyuthi
Zaman terus berputar, peristiwa sejarah akan berulang, tempat dan situasinya yang berbeda. Putaran zaman mempergilirkan antaran kebaikan dan keburukan. Dan kondisi suatu zaman akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi pemimpinnya saat itu. Hal ini dapat kita saksikan pada perjalanan umat islam dari semenjak masa kenabian, masa khulafaurrasyidin serta masa kedinastian Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Kekhilafahan mengalami masa keemasan pada masa-masa khulafaurrasyidin terutama pada masa Khalifah Abu bakar, Umar dan setengah dari masa kekhilafahan Utsman bin Affan. Setelah berakhirnya masa khulafaurrasyidin, kekhilafahan berpindahsecara turun temurun, adakalanya berada di tangan orang yang zhalim dan durhaka. Namun bagaimanapun kondisi mereka tetap lebih baik dibandingkan dengan masa pasca kejatuhan khilafah. Imam As-Suyuthi, seorang ulama besar yang hidup antara tahun 849-911 H, mengungkap perikehidupan para khalifah (penguasa) berdasarkan periwayatan yang terpercaya dan komentar-komentar para ulama yang langsung menjadi pelaku sejarah. Karya beliau merupakan warisan yang sangat berharga karena kaya dengan pelajaran yang mendalam dan menjadi rujukan sepanjang zaman bagi umat yang ingin memahami sejarah para penguasa pendahulunya.
----------------------------------
Tarikh Khulafa
Penulis: Imam As-Suyuthi
Isi: 593 Halaman
Sampul: hard cover.
Berat: 910 gr
Harga: Rp 115.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Imam As-Suyuthi
Zaman terus berputar, peristiwa sejarah akan berulang, tempat dan situasinya yang berbeda. Putaran zaman mempergilirkan antaran kebaikan dan keburukan. Dan kondisi suatu zaman akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang menjadi pemimpinnya saat itu. Hal ini dapat kita saksikan pada perjalanan umat islam dari semenjak masa kenabian, masa khulafaurrasyidin serta masa kedinastian Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
Kekhilafahan mengalami masa keemasan pada masa-masa khulafaurrasyidin terutama pada masa Khalifah Abu bakar, Umar dan setengah dari masa kekhilafahan Utsman bin Affan. Setelah berakhirnya masa khulafaurrasyidin, kekhilafahan berpindahsecara turun temurun, adakalanya berada di tangan orang yang zhalim dan durhaka. Namun bagaimanapun kondisi mereka tetap lebih baik dibandingkan dengan masa pasca kejatuhan khilafah. Imam As-Suyuthi, seorang ulama besar yang hidup antara tahun 849-911 H, mengungkap perikehidupan para khalifah (penguasa) berdasarkan periwayatan yang terpercaya dan komentar-komentar para ulama yang langsung menjadi pelaku sejarah. Karya beliau merupakan warisan yang sangat berharga karena kaya dengan pelajaran yang mendalam dan menjadi rujukan sepanjang zaman bagi umat yang ingin memahami sejarah para penguasa pendahulunya.
----------------------------------
Tarikh Khulafa
Penulis: Imam As-Suyuthi
Isi: 593 Halaman
Sampul: hard cover.
Berat: 910 gr
Harga: Rp 115.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
TADABBUR KISAH QUR'ANI: Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu, "Barangsiapa yang menghendaki ilmu, maka ia hendaklah mengkaji Al-Quran; karena di dalamnya terdapat ilmu orang terdahulu dan ilmu orang terkemudian."
Maka, orang yang merugi adalah orang yang membaca kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran namun dia tidak mengetahui faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah tersebut.
Olehnya, Imam Sufyan bin Uyaimah Rahimahullah mengingatkan, "Hanya-sanya ayat-ayat Al-Quran ialah gudang harta simpanan. Jika kamu memasuki sebuah gudang, maka pastikanlah agar kamu tidak keluar darinya hingga kamu mengetahui apa isinya (mengetahui makna dan menadabburinya).
Buku "Tadabbur Kisah Qur'ani" karya Ibnu Abdil Bari ini penuh manfaat dan memiliki banyak kelebihan, di antaranya adalah:
• Menadabburi ayat-ayat yang memberitakan sepuluh kisah terkenal dalam Al-Quran.
• Blok Mencantumkan referensi pada tiap faedahnya.
• Berisi 476 faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari ayat-ayat tersebut.
• Merujuk kepada 80 lebih buku-buku tafsir dan tadabbur kontemporer.
• Diperkaya dengan 90-an quote yang berisi perkataan para salaf terkait tema yang dibahas.
Semoga hadirnya buku ini membawa banyak manfaat kaum muslimin yang berkeinginan untuk menadabburi Al-Qur'an Al-Karim.
------------------------------------
TADABBUR KISAH QUR'ANI
Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an
Penulis: Ibnu Abdil Bari
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 484 Halaman
Berat: 900 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 130.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Al-Qur'an adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu, "Barangsiapa yang menghendaki ilmu, maka ia hendaklah mengkaji Al-Quran; karena di dalamnya terdapat ilmu orang terdahulu dan ilmu orang terkemudian."
Maka, orang yang merugi adalah orang yang membaca kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran namun dia tidak mengetahui faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah tersebut.
Olehnya, Imam Sufyan bin Uyaimah Rahimahullah mengingatkan, "Hanya-sanya ayat-ayat Al-Quran ialah gudang harta simpanan. Jika kamu memasuki sebuah gudang, maka pastikanlah agar kamu tidak keluar darinya hingga kamu mengetahui apa isinya (mengetahui makna dan menadabburinya).
Buku "Tadabbur Kisah Qur'ani" karya Ibnu Abdil Bari ini penuh manfaat dan memiliki banyak kelebihan, di antaranya adalah:
• Menadabburi ayat-ayat yang memberitakan sepuluh kisah terkenal dalam Al-Quran.
• Blok Mencantumkan referensi pada tiap faedahnya.
• Berisi 476 faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari ayat-ayat tersebut.
• Merujuk kepada 80 lebih buku-buku tafsir dan tadabbur kontemporer.
• Diperkaya dengan 90-an quote yang berisi perkataan para salaf terkait tema yang dibahas.
Semoga hadirnya buku ini membawa banyak manfaat kaum muslimin yang berkeinginan untuk menadabburi Al-Qur'an Al-Karim.
------------------------------------
TADABBUR KISAH QUR'ANI
Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an
Penulis: Ibnu Abdil Bari
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 484 Halaman
Berat: 900 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 130.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
KOMIK SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
Best seller. 1 set (jilid 1 sd 6) plus box.
Waktu terus berlalu. Sultan Nuruddin Zanki melepas pasukan perang yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi menuju Mesir. Mereka dikirim untuk membebaskan kaum muslim dari kesewenang-wenangan dinasti Fathimiyyah yang berkuasa di Mesir saat itu. Sang Sultan agak khawatir sebab ia paham benar jika musuh yang dihadapi kali ini berbeda. Kelompok Assassin yang melindungi penguasa Mesir saat itu dikenal tangguh, culas dan tidak mengenal belas kasihan.
Di tengah perjalanan, pasukan Shalahuddin dihadang oleh kelompok Assassin. Pertempuran dahsyat pun tidak bisa dihindari. Dalam pertempuran tersebut Shalahuddin bertarung dengan Zariq, salah satu Assassin yang kemampuannya di atas rata-rata.
Sanggupkah Shalahuddin memenangkan pertarungan tersebut? Dan membawa pasukannya ke Mesir? Dapatkah mereka membebaskan Mesir? (deskripsi buku komik shalahuddin alayyubi jilid 5).
--------------------------------------
Komik Shalahuddin Al-Ayyubi
1 set (jilid 1 sd 6) plus box.
Penulis: Handri Satria - Sayf Muhammad Isa
Ukuran: 14 x 23 cm
Sampul: Soft Cover
Total halaman: 949 halaman
Berat: 1 kg.
Harga:
Jilid 1 : Rp. 88.000,-
Jilid 2: Rp. 93.000,-
Jilid 3: Rp. 92.000,-
Jilid 4: Rp. 80.000,-
Jilid 5: Rp. 90.000,-
Jilid 6: Rp. 99.000,-
1 set: Rp. 542.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Best seller. 1 set (jilid 1 sd 6) plus box.
Waktu terus berlalu. Sultan Nuruddin Zanki melepas pasukan perang yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayyubi menuju Mesir. Mereka dikirim untuk membebaskan kaum muslim dari kesewenang-wenangan dinasti Fathimiyyah yang berkuasa di Mesir saat itu. Sang Sultan agak khawatir sebab ia paham benar jika musuh yang dihadapi kali ini berbeda. Kelompok Assassin yang melindungi penguasa Mesir saat itu dikenal tangguh, culas dan tidak mengenal belas kasihan.
Di tengah perjalanan, pasukan Shalahuddin dihadang oleh kelompok Assassin. Pertempuran dahsyat pun tidak bisa dihindari. Dalam pertempuran tersebut Shalahuddin bertarung dengan Zariq, salah satu Assassin yang kemampuannya di atas rata-rata.
Sanggupkah Shalahuddin memenangkan pertarungan tersebut? Dan membawa pasukannya ke Mesir? Dapatkah mereka membebaskan Mesir? (deskripsi buku komik shalahuddin alayyubi jilid 5).
--------------------------------------
Komik Shalahuddin Al-Ayyubi
1 set (jilid 1 sd 6) plus box.
Penulis: Handri Satria - Sayf Muhammad Isa
Ukuran: 14 x 23 cm
Sampul: Soft Cover
Total halaman: 949 halaman
Berat: 1 kg.
Harga:
Jilid 1 : Rp. 88.000,-
Jilid 2: Rp. 93.000,-
Jilid 3: Rp. 92.000,-
Jilid 4: Rp. 80.000,-
Jilid 5: Rp. 90.000,-
Jilid 6: Rp. 99.000,-
1 set: Rp. 542.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.