KUMPULAN ATSAR SHAHABAT
Berisi 350 Atsar Sahabat Dan Tabi'in 1 Set berisi 2 jilid
Selama ini kita sudah terbiasa berpedoman pada perkataan si Fulan dan si Fulan. Terbiasa menyebut ayat dan hadits, setelah itu kita berkata, "Fulan berpendapat", "Fulan berkata", dan sebagainya. Kami sama sekali tidak bermaksud mengurangi rasa hormat terhadap madzhab dan para ulamanya, ataupun mengingkari ilmu mereka.
Namun kita berkewajiban menyebut dan mengedepankan perkataan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan para tokoh serta fuqaha lain dari kalangan shahabat di atas pernyataan siapa pun yang tingkat keutamaan dan ilmunya di bawah para shahabat. Para shahabat secara langsung menyaksikan Al-Qur'an diturunkan. Mereka memahami makna-makna Al-Qur'an dan menjadi objek wahyu yang disampaikan. Merekalah yang mendengar penuturan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tanpa perantara. Mereka pun memahami maksud beliau, dan mereka terapkan pemahaman ini di bawah pengawasan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara langsung. Ibarat kata, mereka yang punya busur dan mereka pula yang membuatnya.
-------------------------------------
Kumpulan Atsar Shahabat
Berisi 350 Atsar Sahabat Dan Tabi'in - 1 Set berisi 2 jilid
Penulis: Abu Abdullah Ad-Dani bin Munir Ali Zahwi
Tebal: 482 halaman/jilid 1, 398 halaman/jilid 2 (15,5 x 21,5cm)
Sampul: Hard Cover
Harga 1 set: Rp.150.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Berisi 350 Atsar Sahabat Dan Tabi'in 1 Set berisi 2 jilid
Selama ini kita sudah terbiasa berpedoman pada perkataan si Fulan dan si Fulan. Terbiasa menyebut ayat dan hadits, setelah itu kita berkata, "Fulan berpendapat", "Fulan berkata", dan sebagainya. Kami sama sekali tidak bermaksud mengurangi rasa hormat terhadap madzhab dan para ulamanya, ataupun mengingkari ilmu mereka.
Namun kita berkewajiban menyebut dan mengedepankan perkataan Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, dan para tokoh serta fuqaha lain dari kalangan shahabat di atas pernyataan siapa pun yang tingkat keutamaan dan ilmunya di bawah para shahabat. Para shahabat secara langsung menyaksikan Al-Qur'an diturunkan. Mereka memahami makna-makna Al-Qur'an dan menjadi objek wahyu yang disampaikan. Merekalah yang mendengar penuturan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tanpa perantara. Mereka pun memahami maksud beliau, dan mereka terapkan pemahaman ini di bawah pengawasan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara langsung. Ibarat kata, mereka yang punya busur dan mereka pula yang membuatnya.
-------------------------------------
Kumpulan Atsar Shahabat
Berisi 350 Atsar Sahabat Dan Tabi'in - 1 Set berisi 2 jilid
Penulis: Abu Abdullah Ad-Dani bin Munir Ali Zahwi
Tebal: 482 halaman/jilid 1, 398 halaman/jilid 2 (15,5 x 21,5cm)
Sampul: Hard Cover
Harga 1 set: Rp.150.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
*KAMUS AROBIYAH BAINA YADAIK*
*Kamus bergambar dan fullcolor yang berisi 7.000 kata paling penting yang digunakan dalam Bahasa Arab*
Kamus Bahasa Arab Baina Yadaik ini adalah kamus bergambar dan fullcolor yang berisi 7.000 kata paling penting yang digunakan dalam Bahasa Arab. Kamus ini sangat penting bagi Anda para pelajar, guru, dosen, mudaris, ustadz atau pengajar untuk lebih memahami buku Al-Arabiyah Baina Yadaik.
Buku Kamus Al-Mu’jam Al-Arabiy Baina Yadaik :
- Mencakup 7.000 kata dalam Bahasa Arab yang paling sering digunakan, disertai ilustrasi bergambar dan berwarna
- Kamus Baina Yadaik ini mencakup semua kosa-kata dalam seri buku pelajaran bahasa Arab
- Pengurutan kata sesuai alfabet Arabic.
- Memberikan pelayanan kepada pelajar dan pengajar dalam memahami pelajaran seri buku Al-Arabiyah Baina Yadaik.
---------------------------------------------
Kamus Arobiyah Baina Yadaik
Penulis :
- Abdurrahman bin Ibrahim Al Fauzan
- Mukhtar Thahir Husain
- Muhammad Khaliq Muhammad Fadl
Ukuran: 18 x 25,5 cm
Tebal: 450 Halaman
Berat: 700 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp.300.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
*Kamus bergambar dan fullcolor yang berisi 7.000 kata paling penting yang digunakan dalam Bahasa Arab*
Kamus Bahasa Arab Baina Yadaik ini adalah kamus bergambar dan fullcolor yang berisi 7.000 kata paling penting yang digunakan dalam Bahasa Arab. Kamus ini sangat penting bagi Anda para pelajar, guru, dosen, mudaris, ustadz atau pengajar untuk lebih memahami buku Al-Arabiyah Baina Yadaik.
Buku Kamus Al-Mu’jam Al-Arabiy Baina Yadaik :
- Mencakup 7.000 kata dalam Bahasa Arab yang paling sering digunakan, disertai ilustrasi bergambar dan berwarna
- Kamus Baina Yadaik ini mencakup semua kosa-kata dalam seri buku pelajaran bahasa Arab
- Pengurutan kata sesuai alfabet Arabic.
- Memberikan pelayanan kepada pelajar dan pengajar dalam memahami pelajaran seri buku Al-Arabiyah Baina Yadaik.
---------------------------------------------
Kamus Arobiyah Baina Yadaik
Penulis :
- Abdurrahman bin Ibrahim Al Fauzan
- Mukhtar Thahir Husain
- Muhammad Khaliq Muhammad Fadl
Ukuran: 18 x 25,5 cm
Tebal: 450 Halaman
Berat: 700 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp.300.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
MARBOT UDIN JADI PROFESOR
Tahun 1998, dia ke Jogja, sebagai mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), jurusan elektro. Kehidupannya yang tidak berkecukupan membuatnya prihatin, kuliah, tinggal dan mengurus masjid Al Amin, menjadi marbot dan jualan tempe.
Setiap pagi setelah subuh, dia kayuh sepeda bututnya, mengambil tempe Mochlar dan mengantar ke langganannya.
Setelah itu, kembali ke masjid untuk membersihkan masjid, kemudian mengayuh sepedanya ke kampus yang jaraknya sekitar 5 km. Kadang malam hari selepas isya dia mengantar tempe ke langganannya yang lain.
Tak jarang dia pulang ke masjid di sela-sela jam kuliahnya untuk melantunkan adzan dhuhur atau ashar. Kemudian balik lagi ke kampus untuk meneruskan kuliahnya.
Sepulang kuliah, dia mengajar anak-anak mengaji di TPA masjid. Berpuluh anak belajar alif ba ta darinya. Tepuk anak sholeh dan lagu anak TPA pun diajarkannya.
Setiap malam kamis, pengajian rutin disiapkannya. Sebagai marbot masjid, dia mengangkat minuman dan snack, membagikan ke jamaah yang hadir mengaji. Setelahnya, dia merapikan lagi tikar gelaran tadi, menyapu dan mengepelnya.
Alhamdulillah, Udin, begitu kami memanggilnya, lulus dengan cumlaude. Meneruskan sekolah S2 di Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), dan kemudian menikah. Setelah menikah, dia tidak lagi tinggal di kampung kami. Menurut kabar dia tinggal di daerah Bantul.
Selang berapa tahun, dia kembali. Dia membeli rumah di kampung kami, dekat dengan masjid yang dulu dia rawat. Kali ini, dia sudah menjadi dosen di UNY dan sudah bergelar PhD. Sudah memiliki anak 3 orang.
Bertahun berlalu, Udin yang dulu mengayuh sepeda butut, sekarang sudah mengendarai mobil. Sesekali sepeda dikayuhnya untuk berolah raga. Tak lama lagi, dia akan menjadi Profesor. Profesor Khairudin, di usia yang sangat muda.
.
Barakallah Prof Khairudin. Maafkan kami, tak bisa mengubah panggilan itu, Udin. Meskipun sudah Profesor, engkau tetaplah Udin, yang bagai anak bagi mama dan bapak, adik, kakak, bagi keluarga kami.
Dan menjadi teladan bagi kami.
Condong Catur - Yogja,
4 Agustus 2020
copas : Falasifah Ani Yuniarti
Tahun 1998, dia ke Jogja, sebagai mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), jurusan elektro. Kehidupannya yang tidak berkecukupan membuatnya prihatin, kuliah, tinggal dan mengurus masjid Al Amin, menjadi marbot dan jualan tempe.
Setiap pagi setelah subuh, dia kayuh sepeda bututnya, mengambil tempe Mochlar dan mengantar ke langganannya.
Setelah itu, kembali ke masjid untuk membersihkan masjid, kemudian mengayuh sepedanya ke kampus yang jaraknya sekitar 5 km. Kadang malam hari selepas isya dia mengantar tempe ke langganannya yang lain.
Tak jarang dia pulang ke masjid di sela-sela jam kuliahnya untuk melantunkan adzan dhuhur atau ashar. Kemudian balik lagi ke kampus untuk meneruskan kuliahnya.
Sepulang kuliah, dia mengajar anak-anak mengaji di TPA masjid. Berpuluh anak belajar alif ba ta darinya. Tepuk anak sholeh dan lagu anak TPA pun diajarkannya.
Setiap malam kamis, pengajian rutin disiapkannya. Sebagai marbot masjid, dia mengangkat minuman dan snack, membagikan ke jamaah yang hadir mengaji. Setelahnya, dia merapikan lagi tikar gelaran tadi, menyapu dan mengepelnya.
Alhamdulillah, Udin, begitu kami memanggilnya, lulus dengan cumlaude. Meneruskan sekolah S2 di Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), dan kemudian menikah. Setelah menikah, dia tidak lagi tinggal di kampung kami. Menurut kabar dia tinggal di daerah Bantul.
Selang berapa tahun, dia kembali. Dia membeli rumah di kampung kami, dekat dengan masjid yang dulu dia rawat. Kali ini, dia sudah menjadi dosen di UNY dan sudah bergelar PhD. Sudah memiliki anak 3 orang.
Bertahun berlalu, Udin yang dulu mengayuh sepeda butut, sekarang sudah mengendarai mobil. Sesekali sepeda dikayuhnya untuk berolah raga. Tak lama lagi, dia akan menjadi Profesor. Profesor Khairudin, di usia yang sangat muda.
.
Barakallah Prof Khairudin. Maafkan kami, tak bisa mengubah panggilan itu, Udin. Meskipun sudah Profesor, engkau tetaplah Udin, yang bagai anak bagi mama dan bapak, adik, kakak, bagi keluarga kami.
Dan menjadi teladan bagi kami.
Condong Catur - Yogja,
4 Agustus 2020
copas : Falasifah Ani Yuniarti
*BANJIR DARAH: Kisah Nyata Aksi PKI terhadap Kiai, Santri, dan Kaum Muslimin.*
HAMPIR SAJA BURUNG GARUDA DIGANTI PALU ARIT!
Sejarah PKI yang penuh darah, kekejaman dan kebengisan mereka di mana-mana.
- PKI menyiksa, membakar, menyembelih, serta mengubur hidup-hidup para kiai dan santri.
- Menghasut para petani untuk berontak.
- PKI merampas harta-harta semua golongan yang tidak sepaham komunis.
Semua tindakan PKI hanya untuk satu tujuan yaitu mengganti NKRI menjadi Negara Komunis. Negara yang anti Tuhan dan anti insan ber-Tuhan yang berlambang Palu Arit!
Simak kesaksian demi kesaksian para korban PKI di buku ini:
- Berdasarkan kisah nyata.
- Gaya penulisan bertutur mirip sebuah novel.
- Sangat penting untuk dibaca sebagai penyeimbang dari banyaknya informasi yang mencoba mengaburkan peristiwa sejarah.
-----------------------------------
BANJIR DARAH
Kisah Nyata Aksi PKI terhadap Kiai, Santri, dan Kaum Muslimin.
Penulis: Anab Afifi.
Ukuran: 14 x 20.5 cm.
Sampul: Soft Cover.
Isi: Bookpaper 55gr, 424 halaman.
Berat: 380 gr.
ISBN: 9789790397712.
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
HAMPIR SAJA BURUNG GARUDA DIGANTI PALU ARIT!
Sejarah PKI yang penuh darah, kekejaman dan kebengisan mereka di mana-mana.
- PKI menyiksa, membakar, menyembelih, serta mengubur hidup-hidup para kiai dan santri.
- Menghasut para petani untuk berontak.
- PKI merampas harta-harta semua golongan yang tidak sepaham komunis.
Semua tindakan PKI hanya untuk satu tujuan yaitu mengganti NKRI menjadi Negara Komunis. Negara yang anti Tuhan dan anti insan ber-Tuhan yang berlambang Palu Arit!
Simak kesaksian demi kesaksian para korban PKI di buku ini:
- Berdasarkan kisah nyata.
- Gaya penulisan bertutur mirip sebuah novel.
- Sangat penting untuk dibaca sebagai penyeimbang dari banyaknya informasi yang mencoba mengaburkan peristiwa sejarah.
-----------------------------------
BANJIR DARAH
Kisah Nyata Aksi PKI terhadap Kiai, Santri, dan Kaum Muslimin.
Penulis: Anab Afifi.
Ukuran: 14 x 20.5 cm.
Sampul: Soft Cover.
Isi: Bookpaper 55gr, 424 halaman.
Berat: 380 gr.
ISBN: 9789790397712.
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Para misionaris, seperti van Lith, berkeinginan memisahkan orang Jawa dengan Islam. Sebab, orang Jawa memang sangat kokoh memegang identitasnya sebagai Muslim, meskipun mereka belum mengamalkan ajaran Islam sepenuhnya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1802655513207724&id=153825841424041
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1802655513207724&id=153825841424041
AL-WALA' WAL BARA'
Konsep Loyalitas & Permusuhan dalam Islam
Wabah akidah yang hari ini banyak menjangkiti manusia adalah penyetaraan segala agama dan keyakinan. Semua agama dianggap benar. Akhirnya, toleransipun kebablasan, menerjang dinding-dinding ideologi yang telah digariskan. Atas nama toleransi, pemahaman ini mengharamkan kita membenci keyakinan orang lain, tak boleh ada keresahan apalagi kebencian terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syiar dan syariat Islam.
Persoalan Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas, kecintaan versus kebencian, berlepas diri) adalah konsekuensi ketika seseorang mengikrarkan syahadat. Di saat ia mengakui Allah sebagai satu-satunya Zat yang berhak diibadahi, ia harus meyakini bahwa sesembahan selain-Nya adalah batil dan sesat. Meski ada perintah untuk bersikap baik dan adil kepada fisik orang kafir bukan berarti menoleransi kesesatan keyakinannya.
Buku ini mengupas pemahaman yang sudah banyak terkikis dari umat Islam tersebut. Menjelaskan dengan komplit devinisi Al-Wala’ wal Bara’, konsekuensi dan implementasinya baik di masa Salafusshaleh maupun kehidupan kita hari ini. Penulis juga memberikan garis haluan bagaimana seorang Muslim berinteraksi dengan kafir. Kedalaman isi, kelengkapan dalil dan keutuhan pembahasan membawa Penulis buku ini meraih gelar cumlaude pada program Magister di Universits Ummul Qura, Mekkah.
----------------------------------
AL-WALA' WAL-BARA'
Konsep Loyalitas & Permusuhan dalam Islam
Penulis: Muhammad Said Al-Qathani
Ukuran1: 17,5 x 24,5 cm
Isi: 477 halaman
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Konsep Loyalitas & Permusuhan dalam Islam
Wabah akidah yang hari ini banyak menjangkiti manusia adalah penyetaraan segala agama dan keyakinan. Semua agama dianggap benar. Akhirnya, toleransipun kebablasan, menerjang dinding-dinding ideologi yang telah digariskan. Atas nama toleransi, pemahaman ini mengharamkan kita membenci keyakinan orang lain, tak boleh ada keresahan apalagi kebencian terhadap hal-hal yang bertentangan dengan syiar dan syariat Islam.
Persoalan Al-Wala’ wal Bara’ (loyalitas, kecintaan versus kebencian, berlepas diri) adalah konsekuensi ketika seseorang mengikrarkan syahadat. Di saat ia mengakui Allah sebagai satu-satunya Zat yang berhak diibadahi, ia harus meyakini bahwa sesembahan selain-Nya adalah batil dan sesat. Meski ada perintah untuk bersikap baik dan adil kepada fisik orang kafir bukan berarti menoleransi kesesatan keyakinannya.
Buku ini mengupas pemahaman yang sudah banyak terkikis dari umat Islam tersebut. Menjelaskan dengan komplit devinisi Al-Wala’ wal Bara’, konsekuensi dan implementasinya baik di masa Salafusshaleh maupun kehidupan kita hari ini. Penulis juga memberikan garis haluan bagaimana seorang Muslim berinteraksi dengan kafir. Kedalaman isi, kelengkapan dalil dan keutuhan pembahasan membawa Penulis buku ini meraih gelar cumlaude pada program Magister di Universits Ummul Qura, Mekkah.
----------------------------------
AL-WALA' WAL-BARA'
Konsep Loyalitas & Permusuhan dalam Islam
Penulis: Muhammad Said Al-Qathani
Ukuran1: 17,5 x 24,5 cm
Isi: 477 halaman
Harga: Rp. 110.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
KESAKTIAN DAKWAH
Oleh: Dr. Adian Husaini
Prof. Dr. Hamka pernah menulis sebuah artikel menarik berjudul “Islam dan Majapahit”, yang dimuat dalam buku Dari Perbendaharaan Lama (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982). Bagi pengkaji sejarah Islam di Indonesia, artikel Hamka ini teramat sayang untuk dilewatkan. Hamka memulai artikelnya dengan ungkapan pembuka:
“Meskipun telah hidup di zaman baru dan penyelidik sejarah sudah lebih luas dari pada dahulu, masih banyak orang yang mencoba memutar balikkan sejarah. Satu di antara pemutarbalikkan itu ialah dakwah setengah orang yang lebih tebal rasa Hindunya daripada Islamnya, berkata bahwa keruntuhan Majapahit adalah karena serangan Islam. Padahal bukanlah begitu kejadiannya. Malahan sebaliknya.”
Hamka menjelaskan, bahwa Kerajaan Majapahit pada zaman kebesarannya, terutama semasa dalam kendali Patih Gajah Mada, memang adalah sebuah kerajaan Hindu yang besar di Indonesia, dan pernah mengadakan ekspansi, serangan dan tekanan atas pulau-pulau Indonesia yang lain. Dalam kitab “Negarakertagama” disebutkan daftar negeri taklukkan Majapahit. Berbagai Kerajaan, baik Hindu, Budha, maupun Kerajaan Islam ditaklukkan.
Kerajaan Islam Pasai dan Terengganu pun dihancurkan oleh Majapahit. Pasai tidak pernah bangkit lagi sebagai sebuah kerajaan. Tapi, Pasai kaya dengan para ulama. Di dalam sejarah Melayu, Tun Sri Lanang menulis, bahwa setelah Kerajaan Malaka naik dan maju, senantiasa juga ahli-ahli agama di Malaka menanyakan hukum-hukum Islam yang sulit ke Pasai. Dan jika ada orang-orang besar Pasai datang ziarah ke Malaka, mereka disambut juga oleh Sultan-sultan di Malaka dengan serba kebesaran.
Menurut Hamka, jika Pasai ditaklukkan dengan senjata, maka para ulama Pasai kemudian dating ke Tanah Jawa dengan dakwah, dengan keteguhan cita-cita dan ideologi. Para ulama datang ke Gresik sambil berniaga dan berdakwah. Terdapatlah nama-nama Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ibrahim Asmoro, atau Jumadil Kubro, ayah dari Maulana Ishak yang berputera Sunan Giri (Raden Paku) dan Sunan Ngampel (Makhdum Ibrahim).
“Dengan sabar dan mempunyai rancangan yang teratur, guru-guru Islam berdarah Arab-Persia-Aceh, itu menyebarkan agamanya di Jawa Timur, sampai Giri menjadi pusat penyiaran Islam, bukan saja untuk tanah Jawa, bahkan sampai ke Maluku. Sampai akhirnya Sunan Bonang (Raden Rahmat) dapat mengambil Raden Patah, putra Raja Majapahit yang terakhir (Brawijaya) dikawinkan dengan cucunya, dan akhirnya dijadikan Raja Islam yang pertama di Demak,” tulis Hamka.
Tindakan para wali dalam penyebaran Islam di Jawa itu tidak dapat dicela oleh raja-raja Majapahit. Bahkan, kekuasaan dan kewibawaan mereka di tengah masyarakat semakin meluas. Ada wali yang diangkat sebagai adipati Kerajaan Majapahit. Hamka menolak keras pandangan yang menyatakan, bahwa Majapahit runtuh karena diserang Islam. Itu adalah pemutarbalikan sejarah yang sengaja disebarkan oleh orientalis seperti Snouck Hourgronje. Upaya ini dilakukan untuk menjauhkan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan Islam sebagai basis semangat kebangsaan. “Maksud ini berhasil,” papar Hamka.
Akibatnya, dalam pentas sejarah nasional Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah, nama Sunan Ampel dan Sunan Giri tenggelam oleh nama Gajah Mada. Nama Raden Patah dan Pati Unus yang mencoba mengusir penjajah Portugis dari Malaka tenggelam oleh nama Raja Airlangga. Upaya sistematis untuk memecah belah bangsa Indonesia yang mayoritasnya Muslim dilakukan dengan berbagai cara oleh penjajah Belanda. Salah satunya dengan menjauhkan Islam dari semangat kebangsaan Indonesia. Seolah-olah Indonesia adalah kelanjutan Kerajaan Majapahit.
Simaklah paparan Hamka selanjutnya berikut ini:
“Marilah kita jadikan saja segala kejadian itu, menjadi kekayaan sejarah kita, dan jangan dicoba memutar balik keadaan, agar kokohkan kesatuan bangsa Indonesia, di bawah lambaian Merah Putih!
Kalau tuan membusungkan dada menyebut Gajah Mada, maka orang di Sriwijaya akan berkata bahwa yang mendirikan Candi Borobudur itu ialah seorang Raja Budha dari Sumatra yang pernah menduduki pu
Oleh: Dr. Adian Husaini
Prof. Dr. Hamka pernah menulis sebuah artikel menarik berjudul “Islam dan Majapahit”, yang dimuat dalam buku Dari Perbendaharaan Lama (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982). Bagi pengkaji sejarah Islam di Indonesia, artikel Hamka ini teramat sayang untuk dilewatkan. Hamka memulai artikelnya dengan ungkapan pembuka:
“Meskipun telah hidup di zaman baru dan penyelidik sejarah sudah lebih luas dari pada dahulu, masih banyak orang yang mencoba memutar balikkan sejarah. Satu di antara pemutarbalikkan itu ialah dakwah setengah orang yang lebih tebal rasa Hindunya daripada Islamnya, berkata bahwa keruntuhan Majapahit adalah karena serangan Islam. Padahal bukanlah begitu kejadiannya. Malahan sebaliknya.”
Hamka menjelaskan, bahwa Kerajaan Majapahit pada zaman kebesarannya, terutama semasa dalam kendali Patih Gajah Mada, memang adalah sebuah kerajaan Hindu yang besar di Indonesia, dan pernah mengadakan ekspansi, serangan dan tekanan atas pulau-pulau Indonesia yang lain. Dalam kitab “Negarakertagama” disebutkan daftar negeri taklukkan Majapahit. Berbagai Kerajaan, baik Hindu, Budha, maupun Kerajaan Islam ditaklukkan.
Kerajaan Islam Pasai dan Terengganu pun dihancurkan oleh Majapahit. Pasai tidak pernah bangkit lagi sebagai sebuah kerajaan. Tapi, Pasai kaya dengan para ulama. Di dalam sejarah Melayu, Tun Sri Lanang menulis, bahwa setelah Kerajaan Malaka naik dan maju, senantiasa juga ahli-ahli agama di Malaka menanyakan hukum-hukum Islam yang sulit ke Pasai. Dan jika ada orang-orang besar Pasai datang ziarah ke Malaka, mereka disambut juga oleh Sultan-sultan di Malaka dengan serba kebesaran.
Menurut Hamka, jika Pasai ditaklukkan dengan senjata, maka para ulama Pasai kemudian dating ke Tanah Jawa dengan dakwah, dengan keteguhan cita-cita dan ideologi. Para ulama datang ke Gresik sambil berniaga dan berdakwah. Terdapatlah nama-nama Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ibrahim Asmoro, atau Jumadil Kubro, ayah dari Maulana Ishak yang berputera Sunan Giri (Raden Paku) dan Sunan Ngampel (Makhdum Ibrahim).
“Dengan sabar dan mempunyai rancangan yang teratur, guru-guru Islam berdarah Arab-Persia-Aceh, itu menyebarkan agamanya di Jawa Timur, sampai Giri menjadi pusat penyiaran Islam, bukan saja untuk tanah Jawa, bahkan sampai ke Maluku. Sampai akhirnya Sunan Bonang (Raden Rahmat) dapat mengambil Raden Patah, putra Raja Majapahit yang terakhir (Brawijaya) dikawinkan dengan cucunya, dan akhirnya dijadikan Raja Islam yang pertama di Demak,” tulis Hamka.
Tindakan para wali dalam penyebaran Islam di Jawa itu tidak dapat dicela oleh raja-raja Majapahit. Bahkan, kekuasaan dan kewibawaan mereka di tengah masyarakat semakin meluas. Ada wali yang diangkat sebagai adipati Kerajaan Majapahit. Hamka menolak keras pandangan yang menyatakan, bahwa Majapahit runtuh karena diserang Islam. Itu adalah pemutarbalikan sejarah yang sengaja disebarkan oleh orientalis seperti Snouck Hourgronje. Upaya ini dilakukan untuk menjauhkan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan Islam sebagai basis semangat kebangsaan. “Maksud ini berhasil,” papar Hamka.
Akibatnya, dalam pentas sejarah nasional Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah, nama Sunan Ampel dan Sunan Giri tenggelam oleh nama Gajah Mada. Nama Raden Patah dan Pati Unus yang mencoba mengusir penjajah Portugis dari Malaka tenggelam oleh nama Raja Airlangga. Upaya sistematis untuk memecah belah bangsa Indonesia yang mayoritasnya Muslim dilakukan dengan berbagai cara oleh penjajah Belanda. Salah satunya dengan menjauhkan Islam dari semangat kebangsaan Indonesia. Seolah-olah Indonesia adalah kelanjutan Kerajaan Majapahit.
Simaklah paparan Hamka selanjutnya berikut ini:
“Marilah kita jadikan saja segala kejadian itu, menjadi kekayaan sejarah kita, dan jangan dicoba memutar balik keadaan, agar kokohkan kesatuan bangsa Indonesia, di bawah lambaian Merah Putih!
Kalau tuan membusungkan dada menyebut Gajah Mada, maka orang di Sriwijaya akan berkata bahwa yang mendirikan Candi Borobudur itu ialah seorang Raja Budha dari Sumatra yang pernah menduduki pu
lau Jawa.
Kalau tuan membanggakan Majapahit, maka orang Melayu akan membuka Sitambo lamanyab pula, menyatakan bahwa Hang Tuah pernah mengamuk dalam kraton sang Prabu Majapahit dan tidak ada kstaria Jawa yang berani menangkapnya.
Memang, di zaman jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.
Tahukan tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Diponegoro, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocordan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan disana beliau berkubur buat selama-lamanya?
Maka dengan memakai paham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana.”
Peringatan Hamka, ulama terkenal, ini kiranya sangat patut dicamkan! Upaya sebagian kalangan, baik LSM dalam dan luar negeri maupun sebagian unsur pemerintah untuk menjauhkan Islam dari masyarakat – dengan cara membangkitkan kembali tradisi-tradisi pra-Islam atau menanamkan paham sekularisme – sejatinya akan membawa Indonesia ke jurang bencana.
Fenomana ini menunjukkan, bahwa tantangan dakwah Islam di Tanah Jawa sejatinya masih belum berubah. Jika Wali Songo dan para pendakwah Islam lainnya di Tanah Jawa telah memulai langkah-langkah yang spektakuler, mengubah agama penduduk mayoritas negeri ini menjadi Muslim, maka kaum Muslim selanjutnya berkewajiban melanjutkannya.
Dalam buku terkenalnya, Fiqhud Da’wah, M. Natsir menegaskan, bahwa dakwah adalah kewajiban setiap muslim. “Tidak boleh seorang Muslim dan Muslimah menghindarkan diri dari padanya.” (***)
Kalau tuan membanggakan Majapahit, maka orang Melayu akan membuka Sitambo lamanyab pula, menyatakan bahwa Hang Tuah pernah mengamuk dalam kraton sang Prabu Majapahit dan tidak ada kstaria Jawa yang berani menangkapnya.
Memang, di zaman jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.
Tahukan tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Diponegoro, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocordan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan disana beliau berkubur buat selama-lamanya?
Maka dengan memakai paham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana.”
Peringatan Hamka, ulama terkenal, ini kiranya sangat patut dicamkan! Upaya sebagian kalangan, baik LSM dalam dan luar negeri maupun sebagian unsur pemerintah untuk menjauhkan Islam dari masyarakat – dengan cara membangkitkan kembali tradisi-tradisi pra-Islam atau menanamkan paham sekularisme – sejatinya akan membawa Indonesia ke jurang bencana.
Fenomana ini menunjukkan, bahwa tantangan dakwah Islam di Tanah Jawa sejatinya masih belum berubah. Jika Wali Songo dan para pendakwah Islam lainnya di Tanah Jawa telah memulai langkah-langkah yang spektakuler, mengubah agama penduduk mayoritas negeri ini menjadi Muslim, maka kaum Muslim selanjutnya berkewajiban melanjutkannya.
Dalam buku terkenalnya, Fiqhud Da’wah, M. Natsir menegaskan, bahwa dakwah adalah kewajiban setiap muslim. “Tidak boleh seorang Muslim dan Muslimah menghindarkan diri dari padanya.” (***)
HUTANG BARAT TERHADAP ISLAM
Oleh: Adian Husaini
”Hutang Barat terhadap Islam” (The Wes’st Debt to Islam). Itulah tajuk satu bab dari sebuah buku berjudul “What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization” (London: Watkins Publishing, 2006), karya Tim Wallace-Murphy. Di tengah gencarnya berbagai serangan terhadap Islam melalui berbagai media di Barat saat ini, buku seperti ini sangat patut dibaca. Selain banyak menyajikan data sejarah hubungan Islam-Barat di masa lalu, buku ini memberikan arus lain dalam menilai Islam dari kacamata Barat.
Berbeda dengan manusia-manusia Barat yang fobia dan antipati terhadap Islam – seperti sutradara film Fitna, Geert Wilders – penulis buku ini memberikan gambaran yang lumayan indah tentang sejarah Islam. Bahkan, dia tidak segan-segan mengajak Barat untuk mengakui besarnya hutang mereka terhadap Islam. ”Hutang Barat terhadap Islam,” kata, Tim Wallace-Murphy, “adalah hal yang tak ternilai harganya dan tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun. Katanya, “We in the West owe a debt to the Muslim world that can be never fully repaid.’’
Pengakuan Wallace-Murphy sebagai bagian dari komunitas Barat semacam itu, sangatlah penting, baik bagi Barat maupun bagi Islam. Di mana letak hutang budi Barat terhadap Islam? Buku ini banyak memaparkan data tentang bagaimana transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat pada zaman yang dikenal di Barat sebagai Zaman Pertengahan (the Middle Ages). Sejak beberapa bulan lalu, setiap hari, Harian Republika, juga memuat rubrik khusus tentang khazanah peradaban Islam di masa lalu, yang memberikan pengaruh besar terhadap para ilmuwan di Barat.
Di Zaman Pertengahan itulah, tulis Wallace-Murphy, Andalusia yang dipimpin kaum Muslim menjadi pusat kebudayaan terbesar, bukan hanya di daratan Eropa tetapi juga di seluruh kawasan Laut Tengah. Pada zaman itu, situasi kehidupan dunia Islam dan dunia Barat sangatlah kontras. Bagi mayoritas masyarakat di dunia Kristen Eropa, zaman itu, kehidupan adalah singkat, brutal dan barbar, dibandingkan dengan kehidupan yang canggih, terpelajar, dan pemerintahan yang toleran di Spanyol-Islam.
Saat itu, Barat banyak sekali belajar pada dunia Islam. Para tokoh agama dan ilmuwan mereka berlomba-lomba mempelajari dan menerjemahkan karya-karya kaum Muslim dan Yahudi yang hidup nyaman dalam perlindungan masyarakat Muslim. Barat dapat menguasai ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini, karena mereka berhasil mentransfer dan mengembangkan sains dari para ilmuwan Muslim.
Tim Wallace-Murphy menekankan perlunya Barat mengakui bahwa mereka mewarisi sains Yunani dan lain-lain, adalah atas`jasa para ilmuwan dan penguasa Muslim. Di masa kegelapan Eropa tersebut, orang-orang Barat secara bebas menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab – tanpa perlu membayar Hak Cipta. Sejarawan Louis Cochran menjelaskan, bahwa Adelard of Bath (c.1080-c.1150), yang dijuluki sebagai “the first English scientist”, berkeliling ke Syria dan Sicilia selama tujuh tahun, pada awal abad ke-12. Ia belajar bahasa Arab dan mendapatkan banyak sekali buku-buku para sarjana. Ia menerjemahkan “Elements” karya Euclidus, dan dengan demikian mengenalkan Eropa pada buku tentang geometri yang paling berpengaruh di sana. Buku ini menjadi standar pengajaran geometri selama 800 tahun kemudian. Adelard dengan menerjemahkan buku table asronomi, Zijj, karya al-Khawarizmi (d. 840) yang direvisi oleh Maslama al-Majriti of Madrid (d.1007). Buku itu merupakan pengatahuan astronomi termodern pada zamannya.
Seorang penerjemah yang sangat fenomenal bernama Gerard of Cremona. Selama hampir 50 tahun tinggal di Toledo (1140-1187), dia menerjemahkan sekitar 90 buku dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Separoh lebih berkaitan dengan matematika, astronomi, dan bidang sains lainnya; sepertiga berkaitan dengan kedokteran dan sisanya tentang filsafat dan logika. Bidang-bidang keilmuan inilah yang memberikan fondasi bagi munculnya renaissance (kelahiran kembali peradaban Barat) di Eropa pada abad ke-12 dan ke-13 M.
Bukan hanya dalam bidan
Oleh: Adian Husaini
”Hutang Barat terhadap Islam” (The Wes’st Debt to Islam). Itulah tajuk satu bab dari sebuah buku berjudul “What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization” (London: Watkins Publishing, 2006), karya Tim Wallace-Murphy. Di tengah gencarnya berbagai serangan terhadap Islam melalui berbagai media di Barat saat ini, buku seperti ini sangat patut dibaca. Selain banyak menyajikan data sejarah hubungan Islam-Barat di masa lalu, buku ini memberikan arus lain dalam menilai Islam dari kacamata Barat.
Berbeda dengan manusia-manusia Barat yang fobia dan antipati terhadap Islam – seperti sutradara film Fitna, Geert Wilders – penulis buku ini memberikan gambaran yang lumayan indah tentang sejarah Islam. Bahkan, dia tidak segan-segan mengajak Barat untuk mengakui besarnya hutang mereka terhadap Islam. ”Hutang Barat terhadap Islam,” kata, Tim Wallace-Murphy, “adalah hal yang tak ternilai harganya dan tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun. Katanya, “We in the West owe a debt to the Muslim world that can be never fully repaid.’’
Pengakuan Wallace-Murphy sebagai bagian dari komunitas Barat semacam itu, sangatlah penting, baik bagi Barat maupun bagi Islam. Di mana letak hutang budi Barat terhadap Islam? Buku ini banyak memaparkan data tentang bagaimana transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat pada zaman yang dikenal di Barat sebagai Zaman Pertengahan (the Middle Ages). Sejak beberapa bulan lalu, setiap hari, Harian Republika, juga memuat rubrik khusus tentang khazanah peradaban Islam di masa lalu, yang memberikan pengaruh besar terhadap para ilmuwan di Barat.
Di Zaman Pertengahan itulah, tulis Wallace-Murphy, Andalusia yang dipimpin kaum Muslim menjadi pusat kebudayaan terbesar, bukan hanya di daratan Eropa tetapi juga di seluruh kawasan Laut Tengah. Pada zaman itu, situasi kehidupan dunia Islam dan dunia Barat sangatlah kontras. Bagi mayoritas masyarakat di dunia Kristen Eropa, zaman itu, kehidupan adalah singkat, brutal dan barbar, dibandingkan dengan kehidupan yang canggih, terpelajar, dan pemerintahan yang toleran di Spanyol-Islam.
Saat itu, Barat banyak sekali belajar pada dunia Islam. Para tokoh agama dan ilmuwan mereka berlomba-lomba mempelajari dan menerjemahkan karya-karya kaum Muslim dan Yahudi yang hidup nyaman dalam perlindungan masyarakat Muslim. Barat dapat menguasai ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini, karena mereka berhasil mentransfer dan mengembangkan sains dari para ilmuwan Muslim.
Tim Wallace-Murphy menekankan perlunya Barat mengakui bahwa mereka mewarisi sains Yunani dan lain-lain, adalah atas`jasa para ilmuwan dan penguasa Muslim. Di masa kegelapan Eropa tersebut, orang-orang Barat secara bebas menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab – tanpa perlu membayar Hak Cipta. Sejarawan Louis Cochran menjelaskan, bahwa Adelard of Bath (c.1080-c.1150), yang dijuluki sebagai “the first English scientist”, berkeliling ke Syria dan Sicilia selama tujuh tahun, pada awal abad ke-12. Ia belajar bahasa Arab dan mendapatkan banyak sekali buku-buku para sarjana. Ia menerjemahkan “Elements” karya Euclidus, dan dengan demikian mengenalkan Eropa pada buku tentang geometri yang paling berpengaruh di sana. Buku ini menjadi standar pengajaran geometri selama 800 tahun kemudian. Adelard dengan menerjemahkan buku table asronomi, Zijj, karya al-Khawarizmi (d. 840) yang direvisi oleh Maslama al-Majriti of Madrid (d.1007). Buku itu merupakan pengatahuan astronomi termodern pada zamannya.
Seorang penerjemah yang sangat fenomenal bernama Gerard of Cremona. Selama hampir 50 tahun tinggal di Toledo (1140-1187), dia menerjemahkan sekitar 90 buku dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Separoh lebih berkaitan dengan matematika, astronomi, dan bidang sains lainnya; sepertiga berkaitan dengan kedokteran dan sisanya tentang filsafat dan logika. Bidang-bidang keilmuan inilah yang memberikan fondasi bagi munculnya renaissance (kelahiran kembali peradaban Barat) di Eropa pada abad ke-12 dan ke-13 M.
Bukan hanya dalam bidan
g penerjemahan Barat sangat aktif. Dalam Pendidikan Tinggi, Oxford University yang berdiri tahun 1263 dan Cambridge University tak lama sesudah itu, juga menjiplak model kampus-kampus ternama di Andalusia.
Dengan bukti-bukti sejarah tentang kejayaan Islam dan karakter Islam itu sendiri, Wallace-Murphy mengajak koleganya di dunia Barat untuk mengakui jasa-jasa besar Islam terhadap Barat. Lebih dari itu, dia mengimbau, agar Barat mampu melihat Islam dengan lebih jernih dan jangan bernafsu untuk mengintervensi urusan dunia Islam. Termasuk dalam soal toleransi dan penghormatan terhadap budaya dan pemeluk agama lain. Terhadap pertanyaan, “Can the world of Islam solve its own problems?”, apakah dunia Islam mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, Wallace-Murphy menjawab tegas: Itu telah terbukti di masa lalu, dan berkat prinsip-prinsip ajaran Islam yang penuh toleransi terhadap budaya dan agama lain, maka Islam akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Bahkan, ditambahkannya, karena keyakinan kaum Muslim yang tidak tergoyahkan dan hasrat besar akan kemerdekaan, maka ”Siapa atau apa yang akan mampu menghentikan mereka?” Agama Islam, katanya, telah memberikan inspirasi yang begitu besar di masa lalu, dan mereka akan meraih kejayaan kembali di masa depan di berbagai bidang yang mereka telah memiliki pengalaman hebat di banding yang lain, dalam soal toleransi, kreativitas, dan penghormatan. Lalu, ia menutup bukunya dengan sebuah imbauan kepada masyarakat Barat: “Berikanlah penghormatan kepada kaum Muslim, sebagaimana mereka telah memperlihatkan kepada kita, saat mereka – tanpa syarat – membagi buah kebudayaan mereka kepada kita.” Kata Wallace-Murphy, “Grant them the same respect that they have shown to us when they, unconditionally, shared the fruits of their culture with us”.
Sains Islam
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang dari masa ke masa. Dan dunia Islam ketika itu berhasil mentransfer dan mengembangkan ilmu pengatahuan yang dikembangkan oleh peradaban lain, seperti Yunani, India, Cina, Persia, Babilonia, dan sebagainya. Tetapi, para ilmuwan Muslim tidak begitu saja menjiplak karya-karya ilmuwan Yunani atau yang lain. Bahkan, menurut pakar sains Islam, Prof. Cemil Akdogan, ilmuwan Muslim berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang ”khas Islam”, yang berbeda dengan tradisi ilmu pengetahuan Yunani atau peradaban lain.
Dalam bukunya, Science in Islam and the West, (ISTAC-IIUM, 2008), Cemil Akdogan menjelaskan, bahwa sains Islam adalah produk dari pendekatan tauhidik, sedangkan sains Barat modern adalah produk dari pendekatan dualistik. Dalam Islam, sains tidak terpisahkan dari Islam. Sedangkan di Barat, sains bersifat ”bebas Tuhan” (godless).
Ironisnya, ketika Barat modern mengambil sains dari dunia Islam, mereka mensekularkan sains tersebut dan membebaskan sains dari campur tangan agama. Ini adalah salah satu produk sekulerisme yang memandang alam sebagai hal yang semata-mata ”profane” dan tidak terkait dengan unsur ketuhanan. Karena itulah, mereka memandang bahwa manusia boleh memperlakukan alam sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Prof. Naquib al-Attas menilai, sains sekular Barat inilah sumber kerusakan terhadap dunia saat ini, bukan hanya kerusakan manusia tetapi juga dunia binatang, tumbuhan, dan alam mineral.
Prestasi-prestasi besar kaum Muslim di bidang kehidupan dan keilmuan tidaklah terpisah dari dorongan besar yang diberikan Kitab Suci al-Quran dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Quran adalah Kitab yang begitu besar perhatiannya terhadap aktivitas pemikiran dan keilmuan. Ini, misalnya, tergambar dari penyebutan kata “al-‘ilm” dan derivasinya yang mencapai 823 kali. Ditegaskan dalam QS 3:18-19, orang-orang yang berilmu harus mampu menemukan dua kesimpulan: (1) Tidak ada Tuhan selain Allah, (2) ad-Din (agama) dalam pandangan Allah hanyalah Islam.
Dengan semangat inilah, kaum Muslim mampu menaklukkan dunia ilmu. Sepenggal sejarah peradaban Islam yang digambarkan oleh Tim Wallace-Murphy dalam bukunya, memperlihatkan bagaimana “rahmatan lil-alamin” memang pernah terwujudkan ketika umat Islam mengi
Dengan bukti-bukti sejarah tentang kejayaan Islam dan karakter Islam itu sendiri, Wallace-Murphy mengajak koleganya di dunia Barat untuk mengakui jasa-jasa besar Islam terhadap Barat. Lebih dari itu, dia mengimbau, agar Barat mampu melihat Islam dengan lebih jernih dan jangan bernafsu untuk mengintervensi urusan dunia Islam. Termasuk dalam soal toleransi dan penghormatan terhadap budaya dan pemeluk agama lain. Terhadap pertanyaan, “Can the world of Islam solve its own problems?”, apakah dunia Islam mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, Wallace-Murphy menjawab tegas: Itu telah terbukti di masa lalu, dan berkat prinsip-prinsip ajaran Islam yang penuh toleransi terhadap budaya dan agama lain, maka Islam akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Bahkan, ditambahkannya, karena keyakinan kaum Muslim yang tidak tergoyahkan dan hasrat besar akan kemerdekaan, maka ”Siapa atau apa yang akan mampu menghentikan mereka?” Agama Islam, katanya, telah memberikan inspirasi yang begitu besar di masa lalu, dan mereka akan meraih kejayaan kembali di masa depan di berbagai bidang yang mereka telah memiliki pengalaman hebat di banding yang lain, dalam soal toleransi, kreativitas, dan penghormatan. Lalu, ia menutup bukunya dengan sebuah imbauan kepada masyarakat Barat: “Berikanlah penghormatan kepada kaum Muslim, sebagaimana mereka telah memperlihatkan kepada kita, saat mereka – tanpa syarat – membagi buah kebudayaan mereka kepada kita.” Kata Wallace-Murphy, “Grant them the same respect that they have shown to us when they, unconditionally, shared the fruits of their culture with us”.
Sains Islam
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang dari masa ke masa. Dan dunia Islam ketika itu berhasil mentransfer dan mengembangkan ilmu pengatahuan yang dikembangkan oleh peradaban lain, seperti Yunani, India, Cina, Persia, Babilonia, dan sebagainya. Tetapi, para ilmuwan Muslim tidak begitu saja menjiplak karya-karya ilmuwan Yunani atau yang lain. Bahkan, menurut pakar sains Islam, Prof. Cemil Akdogan, ilmuwan Muslim berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang ”khas Islam”, yang berbeda dengan tradisi ilmu pengetahuan Yunani atau peradaban lain.
Dalam bukunya, Science in Islam and the West, (ISTAC-IIUM, 2008), Cemil Akdogan menjelaskan, bahwa sains Islam adalah produk dari pendekatan tauhidik, sedangkan sains Barat modern adalah produk dari pendekatan dualistik. Dalam Islam, sains tidak terpisahkan dari Islam. Sedangkan di Barat, sains bersifat ”bebas Tuhan” (godless).
Ironisnya, ketika Barat modern mengambil sains dari dunia Islam, mereka mensekularkan sains tersebut dan membebaskan sains dari campur tangan agama. Ini adalah salah satu produk sekulerisme yang memandang alam sebagai hal yang semata-mata ”profane” dan tidak terkait dengan unsur ketuhanan. Karena itulah, mereka memandang bahwa manusia boleh memperlakukan alam sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Prof. Naquib al-Attas menilai, sains sekular Barat inilah sumber kerusakan terhadap dunia saat ini, bukan hanya kerusakan manusia tetapi juga dunia binatang, tumbuhan, dan alam mineral.
Prestasi-prestasi besar kaum Muslim di bidang kehidupan dan keilmuan tidaklah terpisah dari dorongan besar yang diberikan Kitab Suci al-Quran dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Quran adalah Kitab yang begitu besar perhatiannya terhadap aktivitas pemikiran dan keilmuan. Ini, misalnya, tergambar dari penyebutan kata “al-‘ilm” dan derivasinya yang mencapai 823 kali. Ditegaskan dalam QS 3:18-19, orang-orang yang berilmu harus mampu menemukan dua kesimpulan: (1) Tidak ada Tuhan selain Allah, (2) ad-Din (agama) dalam pandangan Allah hanyalah Islam.
Dengan semangat inilah, kaum Muslim mampu menaklukkan dunia ilmu. Sepenggal sejarah peradaban Islam yang digambarkan oleh Tim Wallace-Murphy dalam bukunya, memperlihatkan bagaimana “rahmatan lil-alamin” memang pernah terwujudkan ketika umat Islam mengi
kuti dan menerapkan perintah al-Quran untuk belajar dan bekerja keras. Umat Islam menjadi umat yang disegani dan dicontoh oleh peradaban lain.
Satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari buku Tim Wallace-Murphy itu adalah kesadaran akan hakekat ajaran Islam itu sendiri, yang berhasil diserap dan diaplikasikan oleh kaum Muslim, sehingga menghasilkan sebuah peradaban yang tinggi. Umat Islam tidak pernah menutup diri dari peradaban lain. Unsur-unsur positif dari mana pun bisa diambil. Tetapi, bukan pandangan hidup syirik yang bertentangan dengan ajaran Tauhid.
Dalam kaitan inilah, kita tidak habis pikir dengan banyaknya cendekiawan yang ”silau” dengan peradaban Barat; yang bangga dan rajin melantunkan lagu-lagu sekularisme, liberalisme, feminisme, pluralisme agama, dan isme-isme lain yang hanya menyeret kaum Muslim menjadi ”satelit Barat”. Karena itulah, sangatlah ajaib, bahwa banyak perguruan Tinggi Islam saat ini, misalnya, lebih bangga menerapkan metode hermeneutika Barat dalam menafsirkan al-Quran ketimbang menggunakan Ilmu Tafsir al-Quran itu sendiri. (Depok, 2 Rabiulakhir 1429 H/9 April 2008).
Satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari buku Tim Wallace-Murphy itu adalah kesadaran akan hakekat ajaran Islam itu sendiri, yang berhasil diserap dan diaplikasikan oleh kaum Muslim, sehingga menghasilkan sebuah peradaban yang tinggi. Umat Islam tidak pernah menutup diri dari peradaban lain. Unsur-unsur positif dari mana pun bisa diambil. Tetapi, bukan pandangan hidup syirik yang bertentangan dengan ajaran Tauhid.
Dalam kaitan inilah, kita tidak habis pikir dengan banyaknya cendekiawan yang ”silau” dengan peradaban Barat; yang bangga dan rajin melantunkan lagu-lagu sekularisme, liberalisme, feminisme, pluralisme agama, dan isme-isme lain yang hanya menyeret kaum Muslim menjadi ”satelit Barat”. Karena itulah, sangatlah ajaib, bahwa banyak perguruan Tinggi Islam saat ini, misalnya, lebih bangga menerapkan metode hermeneutika Barat dalam menafsirkan al-Quran ketimbang menggunakan Ilmu Tafsir al-Quran itu sendiri. (Depok, 2 Rabiulakhir 1429 H/9 April 2008).
*TADABBUR KISAH QUR'ANI*
*Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an*
Al-Qur'an adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu, "Barangsiapa yang menghendaki ilmu, maka ia hendaklah mengkaji Al-Quran; karena di dalamnya terdapat ilmu orang terdahulu dan ilmu orang terkemudian."
Maka, orang yang merugi adalah orang yang membaca kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran namun dia tidak mengetahui faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah tersebut.
Olehnya, Imam Sufyan bin Uyaimah Rahimahullah mengingatkan, "Hanya-sanya ayat-ayat Al-Quran ialah gudang harta simpanan. Jika kamu memasuki sebuah gudang, maka pastikanlah agar kamu tidak keluar darinya hingga kamu mengetahui apa isinya (mengetahui makna dan menadabburinya).
Buku "Tadabbur Kisah Qur'ani" karya Ibnu Abdil Bari ini penuh manfaat dan memiliki banyak kelebihan, di antaranya adalah:
• Menadabburi ayat-ayat yang memberitakan sepuluh kisah terkenal dalam Al-Quran.
• Blok Mencantumkan referensi pada tiap faedahnya.
• Berisi 476 faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari ayat-ayat tersebut.
• Merujuk kepada 80 lebih buku-buku tafsir dan tadabbur kontemporer.
• Diperkaya dengan 90-an quote yang berisi perkataan para salaf terkait tema yang dibahas.
Semoga hadirnya buku ini membawa banyak manfaat kaum muslimin yang berkeinginan untuk menadabburi Al-Qur'an Al-Karim.
------------------------------------
TADABBUR KISAH QUR'ANI
Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an
Penulis: Ibnu Abdil Bari
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 484 Halaman
Berat: 900 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 130.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
*Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an*
Al-Qur'an adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu, "Barangsiapa yang menghendaki ilmu, maka ia hendaklah mengkaji Al-Quran; karena di dalamnya terdapat ilmu orang terdahulu dan ilmu orang terkemudian."
Maka, orang yang merugi adalah orang yang membaca kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran namun dia tidak mengetahui faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah tersebut.
Olehnya, Imam Sufyan bin Uyaimah Rahimahullah mengingatkan, "Hanya-sanya ayat-ayat Al-Quran ialah gudang harta simpanan. Jika kamu memasuki sebuah gudang, maka pastikanlah agar kamu tidak keluar darinya hingga kamu mengetahui apa isinya (mengetahui makna dan menadabburinya).
Buku "Tadabbur Kisah Qur'ani" karya Ibnu Abdil Bari ini penuh manfaat dan memiliki banyak kelebihan, di antaranya adalah:
• Menadabburi ayat-ayat yang memberitakan sepuluh kisah terkenal dalam Al-Quran.
• Blok Mencantumkan referensi pada tiap faedahnya.
• Berisi 476 faedah dan pelajaran yang bisa diambil dari ayat-ayat tersebut.
• Merujuk kepada 80 lebih buku-buku tafsir dan tadabbur kontemporer.
• Diperkaya dengan 90-an quote yang berisi perkataan para salaf terkait tema yang dibahas.
Semoga hadirnya buku ini membawa banyak manfaat kaum muslimin yang berkeinginan untuk menadabburi Al-Qur'an Al-Karim.
------------------------------------
TADABBUR KISAH QUR'ANI
Menyelami 476 Faedah Dari 10 Kisah Dalam Al-Qur'an
Penulis: Ibnu Abdil Bari
Ukuran: 17 x 24,5 cm
Tebal: 484 Halaman
Berat: 900 gr
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 130.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
PERJALANAN HIDUP EMPAT KHALIFAH RASUL YANG AGUNG
Penulis: Ibnu Katsir
Benarkah Khalifah Pertama Abu Bakar ash-Shiddiq diracun hingga menyebabkan kematian beliau? Benarkah penyebab dicopotnya Khalid bin al-Walid dari jabatannya sebagai panglima pasukan karena adanya intrik pribadi antara dia dengan Umar bin al-Khaththab? Benarkah isu-isu tendensius yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan lebih mengutamakan karib kerabat untuk memegang jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan seperti yang dituduhkan sebagian orang? Apa yang melatar-belakangi peperangan Jamal yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dengan az-Zubair, Thalhah dan ‘Aisyah? Dan Apa pula yang melatarbelakangi peperangan antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah? Benarkah isu yang menyebutkan bahwa al-Hasan bin Ali diracun oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan hingga menyebabkan kematiannya?
Begitu banyak isu-isu kontroversial yang disebutkan dalam buku-buku sejarah yang perlu diluruskan. Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari penyimpangan sejarah.
Buku ini berusaha meluruskan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Dipetik dari al-Bidayah wan Nihayah, sebuah karya monumental seorang ulama besar yang tidak asing lagi; al-Hafizh Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir.
Pembaca juga dapat membaca sejarah Khulafa’ur Rasyidin dan dapat menyaksikan masa-masa keemasan Islam yang disajikan secara apik oleh Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami. Buku ini akan meluruskan penyimpangan sejarah yang banyak diselewengkan oleh tangan-tangan jahil.
------------------------------------------------------
Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung
Penulis: Ibnu Katsir
Ukuran: 16x24 Cm.
Isi: xlii + 736 hal.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 160.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.
Penulis: Ibnu Katsir
Benarkah Khalifah Pertama Abu Bakar ash-Shiddiq diracun hingga menyebabkan kematian beliau? Benarkah penyebab dicopotnya Khalid bin al-Walid dari jabatannya sebagai panglima pasukan karena adanya intrik pribadi antara dia dengan Umar bin al-Khaththab? Benarkah isu-isu tendensius yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan lebih mengutamakan karib kerabat untuk memegang jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan seperti yang dituduhkan sebagian orang? Apa yang melatar-belakangi peperangan Jamal yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dengan az-Zubair, Thalhah dan ‘Aisyah? Dan Apa pula yang melatarbelakangi peperangan antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah? Benarkah isu yang menyebutkan bahwa al-Hasan bin Ali diracun oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan hingga menyebabkan kematiannya?
Begitu banyak isu-isu kontroversial yang disebutkan dalam buku-buku sejarah yang perlu diluruskan. Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari penyimpangan sejarah.
Buku ini berusaha meluruskan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Dipetik dari al-Bidayah wan Nihayah, sebuah karya monumental seorang ulama besar yang tidak asing lagi; al-Hafizh Imaduddin Abul Fida’ Ismail bin Umar bin Katsir yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir.
Pembaca juga dapat membaca sejarah Khulafa’ur Rasyidin dan dapat menyaksikan masa-masa keemasan Islam yang disajikan secara apik oleh Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami. Buku ini akan meluruskan penyimpangan sejarah yang banyak diselewengkan oleh tangan-tangan jahil.
------------------------------------------------------
Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung
Penulis: Ibnu Katsir
Ukuran: 16x24 Cm.
Isi: xlii + 736 hal.
Sampul: Hard Cover
Harga: Rp. 160.000,-
Pemesanan silahkan sms ke 087878147997 atau Whatsapp:
https://wa.me/6287878147997
Syukran.