⚠️ SEBELUM ANDA TIDUR… ‼️
✅ Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan beberapa adab mulia yang sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak tidur. Di antara adab-adab tersebut adalah:
💢 Mematikan lampu
🚏 Hanya berlaku bagi lampu yang dinyalakan dengan api.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diceritakan, “Bahwasanya di Kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar di malam hari. Ketika disampaikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
🔅 “Sesungguhnya api ini adalah musuh bagi kalian. Apabila kalian hendak tidur maka padamkanlah.”
🔏 Menutup Pintu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “dan tutuplah pintu-pintu, karena Syaithan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (Hadits Jabir bin Abdillah diriwayatkan Imam Muslim)
☔️ Beruwudhu’ Terlebih Ketika dalam Keadaan Junub
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “Apabila kamu akan mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika hendak shalat…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
💐 Mengebuti Tempat Tidur dengan Membaca Basmalah
Ini adalah SUNNAH yang sering DITINGGALKAN. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya kemudian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Hendaknya ia mengucapkan bismillah…”
🌼 Berbaring dengan Tubuh Bagian Kanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika akan shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🖐🏻 Meletakkan Tangan Kanan di Bawah Pipi
Shahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu menuturkan, “Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila telah berbaring di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya…” (HR. Al-Bukhari)
🌷 Membaca Dzikir dan Do’a Tidur
Ada beberap do’a yang bisa dibaca ketika hendak tidur, di antaranya ialah:
🔆 Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Naas : mengumpulkan kedua tangan, meniup keduanya kemudian membaca tiga surat tersebut. Lalu mengusapkan kedua tangannya ke bagian tubuh yang bisa terjangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuhnya bagian depan.”
🔆 Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Anda akan dijaga dari kejahatan Syaithan dan lainnya.
🔆 Membaca ayat kursi. Anda akan dijaga dari gangguan Syaithan hingga pagi hari.
‼️ Jangan lupa membaca do'a, "BISMIKA ALLAHUMMA AMUUTU WA AHYA"
‼️ Dan ketika bangun membaca do'a, "ALHAMDULILLAHIL LADZI AHYANA BA'DA MA AMATANA WA ILAIHIN NUSYUR..
✳️ Jadikan tidurmu bernilai ibadah... dan Selamat bermimpi indah...
📖 Sumber: Hadits-Hadits Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam
📀 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah (tidak copy paste)
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
✅ Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan beberapa adab mulia yang sepantasnya dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak tidur. Di antara adab-adab tersebut adalah:
💢 Mematikan lampu
🚏 Hanya berlaku bagi lampu yang dinyalakan dengan api.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim diceritakan, “Bahwasanya di Kota Madinah ada sebuah rumah yang terbakar di malam hari. Ketika disampaikan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
🔅 “Sesungguhnya api ini adalah musuh bagi kalian. Apabila kalian hendak tidur maka padamkanlah.”
🔏 Menutup Pintu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “dan tutuplah pintu-pintu, karena Syaithan tidak dapat membuka pintu yang tertutup.” (Hadits Jabir bin Abdillah diriwayatkan Imam Muslim)
☔️ Beruwudhu’ Terlebih Ketika dalam Keadaan Junub
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda, “Apabila kamu akan mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika hendak shalat…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
💐 Mengebuti Tempat Tidur dengan Membaca Basmalah
Ini adalah SUNNAH yang sering DITINGGALKAN. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang kalian hendak berbaring di tempat tidurnya, maka kebutilah tempat tidurnya dengan ujung sarungnya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang akan menimpanya kemudian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Hendaknya ia mengucapkan bismillah…”
🌼 Berbaring dengan Tubuh Bagian Kanan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhu’lah seperti wudhu’ mu ketika akan shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kananmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🖐🏻 Meletakkan Tangan Kanan di Bawah Pipi
Shahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu menuturkan, “Dahulu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila telah berbaring di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya…” (HR. Al-Bukhari)
🌷 Membaca Dzikir dan Do’a Tidur
Ada beberap do’a yang bisa dibaca ketika hendak tidur, di antaranya ialah:
🔆 Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq, Surat An-Naas : mengumpulkan kedua tangan, meniup keduanya kemudian membaca tiga surat tersebut. Lalu mengusapkan kedua tangannya ke bagian tubuh yang bisa terjangkau, dimulai dari kepala, wajah, dan tubuhnya bagian depan.”
🔆 Membaca Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Anda akan dijaga dari kejahatan Syaithan dan lainnya.
🔆 Membaca ayat kursi. Anda akan dijaga dari gangguan Syaithan hingga pagi hari.
‼️ Jangan lupa membaca do'a, "BISMIKA ALLAHUMMA AMUUTU WA AHYA"
‼️ Dan ketika bangun membaca do'a, "ALHAMDULILLAHIL LADZI AHYANA BA'DA MA AMATANA WA ILAIHIN NUSYUR..
✳️ Jadikan tidurmu bernilai ibadah... dan Selamat bermimpi indah...
📖 Sumber: Hadits-Hadits Nabi Shallalahu 'alaihi wa Sallam
📀 Disajikan oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah (tidak copy paste)
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍜🍧 SEKILAS TENTANG ADAB MAKAN DAN MINUM, BAG:1 🍝🍖
🕋 Para pembaca rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kami akan menyebutkan beberapa adab seputar makan dan minum. Pembahasan akan kami tulis seringkas mungkin dan akan kami bagi menjadi dua bagian, agar kita tidak lelah atau jenuh ketika membacanya. Karena artikel yang panjang membuat pembaca menjadi jenuh atau tidak maksimal di dalam mengambil manfaat darinya.
🍲 Berikut adab-adab makan dan minum:
1⃣ MEMBACA BASAMALAH
Membaca Basmallah ketika hendak makan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepada Umar bin Abi Salamah, “Bacalah Bismillah...” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍎 Lafazh Bacaannya
Lafazhnya cukup membaca BISMILLAH. Akan tetapi jika seseorang membacanya secara lengkap maka tidak mengapa (Syarah Riyadhus Shalihin Syaikh Utsaimin 4/188)
🍐 Lupa Membacanya di Awal
Jika seseorang lupa membacanya di awal, maka bacalah ketika ingat dengan lafazh, “BISMILLAHI AWWALAHU WA AKHIROHU” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
🍊 Jika Tidak Membaca Basmallah
Jika seseorang tidak membaca Bismillah ketika hendak makan, maka Syaithan akan ikut makan bersamanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “...dan jika orang tersebut tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka Syaithan berkata (kepada temannya), “Kalian menemukan tempat untuk bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim no.2018)
2⃣ MAKAN DENGAN TANGAN KANAN
🍓 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “dan makanlah dengan tangan kananmu..” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍒 Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah menjelaskan, “Makan dengan tangan kanan adalah wajib. Barangsiapa makan dengan tangan kirinya maka dia berdosa dan bermaksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Barangsiapa bermaksiat kepada Rasul, maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah.” (Syarah Riyadhus Shalihin 4/189)
🎯 Makan dengan tangan kiri merupakan kebiasaan syaithan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Dan jika ingin minum, maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
3⃣ MAKAN DENGAN TIGA JARI
🍔 Dari Ka’ab bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata, Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam makan dengan tiga jarinya.” (HR. Muslim)
4⃣ MENJILATI JARI DAN TEMPAT MAKAN
🍟 Dari Jabir bin Radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan agar menjilati jemari dan piring yang digunakan untuk makan. Beliau berkata, “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di bagian mana dari makanan itu akan turun berkah.” (HR. Muslim)
5⃣ MAKAN DARI YANG TERDEKAT
🍝 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar bin Abi Salamah, “.. dan makanlah dari yang terdekat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍧 Hadits ini berlaku ketika makan tersebut dilakukan secara berjama’ah, karena dikhawatirkan akan mengganggu teman makannya. Adapun jika makan sendirian maka tidak mengapa untuk makan dari sisi yang berbeda-beda.
🍰 Demikian pula ketika jenis makanan/lauknya beraneka ragam, maka tidak mengapa mengambil dari yang jauh walaupun pada saat makan berjama’ah. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin Ibnu Utsaimin 4/189)
🍳 Bersambung Insya Allah....
🌻 Sumber: Riyadus Shalihin dan Syarah Syaikh Ibnu Utsaimin
🌹 Diracik Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🕋 Para pembaca rahimakumullah, pada kesempatan kali ini kami akan menyebutkan beberapa adab seputar makan dan minum. Pembahasan akan kami tulis seringkas mungkin dan akan kami bagi menjadi dua bagian, agar kita tidak lelah atau jenuh ketika membacanya. Karena artikel yang panjang membuat pembaca menjadi jenuh atau tidak maksimal di dalam mengambil manfaat darinya.
🍲 Berikut adab-adab makan dan minum:
1⃣ MEMBACA BASAMALAH
Membaca Basmallah ketika hendak makan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepada Umar bin Abi Salamah, “Bacalah Bismillah...” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍎 Lafazh Bacaannya
Lafazhnya cukup membaca BISMILLAH. Akan tetapi jika seseorang membacanya secara lengkap maka tidak mengapa (Syarah Riyadhus Shalihin Syaikh Utsaimin 4/188)
🍐 Lupa Membacanya di Awal
Jika seseorang lupa membacanya di awal, maka bacalah ketika ingat dengan lafazh, “BISMILLAHI AWWALAHU WA AKHIROHU” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
🍊 Jika Tidak Membaca Basmallah
Jika seseorang tidak membaca Bismillah ketika hendak makan, maka Syaithan akan ikut makan bersamanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “...dan jika orang tersebut tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan, maka Syaithan berkata (kepada temannya), “Kalian menemukan tempat untuk bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim no.2018)
2⃣ MAKAN DENGAN TANGAN KANAN
🍓 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “dan makanlah dengan tangan kananmu..” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍒 Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah menjelaskan, “Makan dengan tangan kanan adalah wajib. Barangsiapa makan dengan tangan kirinya maka dia berdosa dan bermaksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Barangsiapa bermaksiat kepada Rasul, maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah.” (Syarah Riyadhus Shalihin 4/189)
🎯 Makan dengan tangan kiri merupakan kebiasaan syaithan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Dan jika ingin minum, maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
3⃣ MAKAN DENGAN TIGA JARI
🍔 Dari Ka’ab bin Malik Radhiallahu ‘anhu berkata, Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam makan dengan tiga jarinya.” (HR. Muslim)
4⃣ MENJILATI JARI DAN TEMPAT MAKAN
🍟 Dari Jabir bin Radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan agar menjilati jemari dan piring yang digunakan untuk makan. Beliau berkata, “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di bagian mana dari makanan itu akan turun berkah.” (HR. Muslim)
5⃣ MAKAN DARI YANG TERDEKAT
🍝 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar bin Abi Salamah, “.. dan makanlah dari yang terdekat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
🍧 Hadits ini berlaku ketika makan tersebut dilakukan secara berjama’ah, karena dikhawatirkan akan mengganggu teman makannya. Adapun jika makan sendirian maka tidak mengapa untuk makan dari sisi yang berbeda-beda.
🍰 Demikian pula ketika jenis makanan/lauknya beraneka ragam, maka tidak mengapa mengambil dari yang jauh walaupun pada saat makan berjama’ah. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin Ibnu Utsaimin 4/189)
🍳 Bersambung Insya Allah....
🌻 Sumber: Riyadus Shalihin dan Syarah Syaikh Ibnu Utsaimin
🌹 Diracik Oleh: Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
❌ Ada kesalahan ketik terhadap lafazh hadits: “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Dan jika ingin minum, maka minumlah dengan tangan kirinya. Karena syaithan makan dengan tangan kanannya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
✅ yang benar: “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Dan jika ingin minum, maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Jazakumullahu Khairan
✅ yang benar: “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanannya. Dan jika ingin minum, maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)
Jazakumullahu Khairan
💢 4 Cara Menjaga Ilmu Agar Tidak Hilang
✅ Diamalkan
📀 Didakwahkan
📒 Diajarkan
📖 Dibukukan dalam karya tulis, akan tetapi jangan terburu mencetaknya sebelum memperlihatkannya kepada ahlul ilmi
🍏 Diringkas dari Channel Syaikh Muhammad Bazmul
✅ Diamalkan
📀 Didakwahkan
📒 Diajarkan
📖 Dibukukan dalam karya tulis, akan tetapi jangan terburu mencetaknya sebelum memperlihatkannya kepada ahlul ilmi
🍏 Diringkas dari Channel Syaikh Muhammad Bazmul
📕 EBOOK PDF BERJUDUL: BERKACA PADA ULAMA 👆🏻👆🏻
📌 Ditulis oleh Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin Hafizhahullahu Ta'ala
📝 Artikel ini dimuat di Majalah Asy-Syari'ah.
🌹 Kami kemas dalam format PDF agar mudah dibaca di komputer atau di gadget.
✳️ Sebarkan Ebook ini kepada orang lain semoga menjadi amal jariyah
🌏 Sumber: http://warisansalaf.com/2014/07/08/ebook-gratis-berkaca-pada-ulama-bahasa-indonesia/
📌 Ditulis oleh Al-Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin Hafizhahullahu Ta'ala
📝 Artikel ini dimuat di Majalah Asy-Syari'ah.
🌹 Kami kemas dalam format PDF agar mudah dibaca di komputer atau di gadget.
✳️ Sebarkan Ebook ini kepada orang lain semoga menjadi amal jariyah
🌏 Sumber: http://warisansalaf.com/2014/07/08/ebook-gratis-berkaca-pada-ulama-bahasa-indonesia/
📈 HARI SELASA: PELAJARAN FIKIH
📉 Pelajaran Pertama: Tentang Thoharoh
📋 PEMBUKAAN
📚 Insya Allah mulai hari ini, setiap hari selasa kita akan bersama-sama mempelajari permasalahan fikih. Kita akan memulainya dari pembahasan thoharoh (bersuci) dan seterusnya.
Panduan dasar pelajaran fikih ini adalah kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar fi Dhouil Kitab was Sunnah yang ditulis oleh sekumpulan Ulama dan diberi pengantar oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhahullah. Tidak menutup kemungkinan ada faedah-faedah dari sumber lain yang akan disisipkan di sela-sela pembahasan.
🌀 Sebagaimana tekad kami sejak awal, kami tidak akan berpanjang lebar di dalam menjelaskan suatu permasalahan. Lebih baik singkat tetapi dimengerti daripada panjang lebar yang membuat pembaca menjadi bosan.
✅ Agar faedah-faedah ini tidak berlalu begitu saja, ada baiknya anda mengabadikannya ke dalam buku catatan anda.
📉 Pelajaran Pertama: Tentang Thoharoh
📋 PEMBUKAAN
📚 Insya Allah mulai hari ini, setiap hari selasa kita akan bersama-sama mempelajari permasalahan fikih. Kita akan memulainya dari pembahasan thoharoh (bersuci) dan seterusnya.
Panduan dasar pelajaran fikih ini adalah kitab Al-Fiqhu Al-Muyassar fi Dhouil Kitab was Sunnah yang ditulis oleh sekumpulan Ulama dan diberi pengantar oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhahullah. Tidak menutup kemungkinan ada faedah-faedah dari sumber lain yang akan disisipkan di sela-sela pembahasan.
🌀 Sebagaimana tekad kami sejak awal, kami tidak akan berpanjang lebar di dalam menjelaskan suatu permasalahan. Lebih baik singkat tetapi dimengerti daripada panjang lebar yang membuat pembaca menjadi bosan.
✅ Agar faedah-faedah ini tidak berlalu begitu saja, ada baiknya anda mengabadikannya ke dalam buku catatan anda.
🚰 FIKIH THOHAROH (1)
🔈Pembahasan tentang thoharoh atau bersuci terdiri dari sepuluh bab, dan setiap bab mencakup beberapa permasalahan.
1⃣ Bab Pertama: Tentang Hukum Thoharoh dan Air
▶️ Pada bab ini ada enam permasalahan yang akan dibahas:
🔷 Permasalahan Pertama: Pentingnya bersuci dan pembagiannya.
⚪️ Pentingnya bersuci bisa diketahui dari beberapa hal berikut ini:
▫️ Bersuci adalah kunci pembuka shalat.
▫️ Bersuci merupakan syarat shalat yang paling ditekankan.
▫️ Bersuci harus ada sebelum ibadah itu dikerjakan.
⚪️ Bersuci terbagi menjadi dua jenis, yaitu Bersuci secara maknawiyah dan bersuci secara hissiyah.
▫️ Bersuci secara maknawiyyah adalah membersihkan hati dari kesyirikan, kemaksiatan, dan semua partikel yang mengotorinya. Adapun bersuci secara hissiyah adalah membersihkan badan dari hadas, kotoran, dan najis.
🔷 Permasalahan Kedua: Defenisi thoharoh
⚪️ Makna ath-thoharoh Secara Bahasa adalah bersih dari kotoran. Sedangkan Secara istilah, mengangkat hadas dan menghilangkan khobats (seperti najis, dll)
🔷 Permasalahan Ketiga: Air yang Digunakan untuk Bersuci
⚪️ Bersuci membutuhkan sesuatu yang bisa mengangkat hadas dan menghilangkan kotoran, sesuatu tersebut adalah air. Air yang bisa digunakan untuk bersuci adalah air yang bersifat thohur, yaitu dzat airnya suci dan bisa menyucikan benda lainnya. Air suci bisa berasal dari mana saja, baik air hujan, salju, sungai, mata air, sumur, atau air laut. Selama air tesebut masih tetap seperti aslinya maka ia bisa digunakan untuk bersuci.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an,
(وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا) [الفرقان: 48]
“Dan kami turunkan dari langit air yang suci.” (QS. Al-Furqan:48)
⚪️ Tidak boleh bersuci dengan air yang telah berubah dari sifat aslinya disebabkan tercampur dengan benda lainnya. Seperti air kopi, air cuka, air sirup, dan yang lainnya.
Seandainya tidak dijumpai selain air cuka. Maka bersucinya dengan cara tayammum, tidak dengan air cuka tersebut.
🔷 Permasalahan Ketiga: Air yang Tercampur Benda Najis
⚪️ Air suci yang terkontaminasi benda najis sehingga mengubah salah satu dari tiga sifatnya, yaitu aromanya, rasanya, atau warnanya. Maka air itu menjadi najis dengan kesepakatan Ulama, sehingga tidak boleh digunakan untuk bersuci.
⚪️ Akan tetapi jika air yang tercampuri benda najis tersebut tidak berubah salah satu sifatnya, maka air tersebut tetap suci dan bisa digunakan untuk bersuci.
🔷 Permasalahan Keempat: Air yang Bercampur dengan Benda Suci
⚪️ Air yang bercambur dengan benda suci seperti dedaunan, sabun, atau yang lainnya. Jika perubahan airnya tidak terlalu parah, maka air tersebut bisa digunakan untuk thoharoh.
🔷 Permasalahan Kelima: Hukum Air Musta’mal
⚪️ Air musta’mala adalah air yang sudah digunakan, contohnya air yang jatuh dari anggota wudhu’ orang yang berwudhu’ atau orang yang mandi. Menurut pendapat yang shahih, selama tidak berubah salah satu dari tiga sifatnya maka air tersebut tetap suci.
✅ Bersambung kepada permasalahan ke enam ....
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔈Pembahasan tentang thoharoh atau bersuci terdiri dari sepuluh bab, dan setiap bab mencakup beberapa permasalahan.
1⃣ Bab Pertama: Tentang Hukum Thoharoh dan Air
▶️ Pada bab ini ada enam permasalahan yang akan dibahas:
🔷 Permasalahan Pertama: Pentingnya bersuci dan pembagiannya.
⚪️ Pentingnya bersuci bisa diketahui dari beberapa hal berikut ini:
▫️ Bersuci adalah kunci pembuka shalat.
▫️ Bersuci merupakan syarat shalat yang paling ditekankan.
▫️ Bersuci harus ada sebelum ibadah itu dikerjakan.
⚪️ Bersuci terbagi menjadi dua jenis, yaitu Bersuci secara maknawiyah dan bersuci secara hissiyah.
▫️ Bersuci secara maknawiyyah adalah membersihkan hati dari kesyirikan, kemaksiatan, dan semua partikel yang mengotorinya. Adapun bersuci secara hissiyah adalah membersihkan badan dari hadas, kotoran, dan najis.
🔷 Permasalahan Kedua: Defenisi thoharoh
⚪️ Makna ath-thoharoh Secara Bahasa adalah bersih dari kotoran. Sedangkan Secara istilah, mengangkat hadas dan menghilangkan khobats (seperti najis, dll)
🔷 Permasalahan Ketiga: Air yang Digunakan untuk Bersuci
⚪️ Bersuci membutuhkan sesuatu yang bisa mengangkat hadas dan menghilangkan kotoran, sesuatu tersebut adalah air. Air yang bisa digunakan untuk bersuci adalah air yang bersifat thohur, yaitu dzat airnya suci dan bisa menyucikan benda lainnya. Air suci bisa berasal dari mana saja, baik air hujan, salju, sungai, mata air, sumur, atau air laut. Selama air tesebut masih tetap seperti aslinya maka ia bisa digunakan untuk bersuci.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an,
(وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا) [الفرقان: 48]
“Dan kami turunkan dari langit air yang suci.” (QS. Al-Furqan:48)
⚪️ Tidak boleh bersuci dengan air yang telah berubah dari sifat aslinya disebabkan tercampur dengan benda lainnya. Seperti air kopi, air cuka, air sirup, dan yang lainnya.
Seandainya tidak dijumpai selain air cuka. Maka bersucinya dengan cara tayammum, tidak dengan air cuka tersebut.
🔷 Permasalahan Ketiga: Air yang Tercampur Benda Najis
⚪️ Air suci yang terkontaminasi benda najis sehingga mengubah salah satu dari tiga sifatnya, yaitu aromanya, rasanya, atau warnanya. Maka air itu menjadi najis dengan kesepakatan Ulama, sehingga tidak boleh digunakan untuk bersuci.
⚪️ Akan tetapi jika air yang tercampuri benda najis tersebut tidak berubah salah satu sifatnya, maka air tersebut tetap suci dan bisa digunakan untuk bersuci.
🔷 Permasalahan Keempat: Air yang Bercampur dengan Benda Suci
⚪️ Air yang bercambur dengan benda suci seperti dedaunan, sabun, atau yang lainnya. Jika perubahan airnya tidak terlalu parah, maka air tersebut bisa digunakan untuk thoharoh.
🔷 Permasalahan Kelima: Hukum Air Musta’mal
⚪️ Air musta’mala adalah air yang sudah digunakan, contohnya air yang jatuh dari anggota wudhu’ orang yang berwudhu’ atau orang yang mandi. Menurut pendapat yang shahih, selama tidak berubah salah satu dari tiga sifatnya maka air tersebut tetap suci.
✅ Bersambung kepada permasalahan ke enam ....
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🔷 Permasalahan Keenam: Air Bekas Manusia dan Binatang Ternak
⚪️ Seperti air yang tersisa di dalam cangkir atau bejana setelah diminum. Jika yang meminumnya adalah manusia baik laki-laki atau wanita, maka air tersebut adalah suci. Bahkan wanita yang sedang haid atau nifas sekali pun.
⚪️ Demikian pula air bekas diminum binatang yang halal dimakan dagingnya, seperti kambing, sapi, ayam, dan lainnya. Para ulama sepakat bahwa air tersebut adalah suci.
⚪️ Dan juga binatang yang diharamkan dagingnya seperti binatang buas, keledai, dan selainnya. Maka airnya tetap suci jika tidak berubah salah satu dari tiga sifatnya.
✖️ Sedangkan air sisa jilatan anjing dan babi adalah najis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Bentuk sucinya bejana kalian jika dijilat oleh seekor anjing adalah dengan dicuci sebanyak tujuh kali dan cucian pertama dicampur dengan tanah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
▪️ Tentang babi Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an,
فَإِنَّهُ رِجْسٌ) [الأنعام: 145]
“Sesungguhnya itu adalah najis.” (QS. Al-An’am:145)
〰➰〰
🍊 Demikianlah enam permasalahan terkait permasalahan Ath-Thoharoh. Insya Allah pada pembahasan berikutnya kita akan memasuki Bab Tentang Bejana.
🍒 Diharapkan tidak membiarkan faedah-faedah seperti ini berlalu begitu saja.
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
⚪️ Seperti air yang tersisa di dalam cangkir atau bejana setelah diminum. Jika yang meminumnya adalah manusia baik laki-laki atau wanita, maka air tersebut adalah suci. Bahkan wanita yang sedang haid atau nifas sekali pun.
⚪️ Demikian pula air bekas diminum binatang yang halal dimakan dagingnya, seperti kambing, sapi, ayam, dan lainnya. Para ulama sepakat bahwa air tersebut adalah suci.
⚪️ Dan juga binatang yang diharamkan dagingnya seperti binatang buas, keledai, dan selainnya. Maka airnya tetap suci jika tidak berubah salah satu dari tiga sifatnya.
✖️ Sedangkan air sisa jilatan anjing dan babi adalah najis. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Bentuk sucinya bejana kalian jika dijilat oleh seekor anjing adalah dengan dicuci sebanyak tujuh kali dan cucian pertama dicampur dengan tanah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
▪️ Tentang babi Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an,
فَإِنَّهُ رِجْسٌ) [الأنعام: 145]
“Sesungguhnya itu adalah najis.” (QS. Al-An’am:145)
〰➰〰
🍊 Demikianlah enam permasalahan terkait permasalahan Ath-Thoharoh. Insya Allah pada pembahasan berikutnya kita akan memasuki Bab Tentang Bejana.
🍒 Diharapkan tidak membiarkan faedah-faedah seperti ini berlalu begitu saja.
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🚁 JANGAN LUPA WITR SEBELUM TIDUR‼️‼️
🌷 Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu menuturkan,
🌻 "Kekasihku (yakni Nabi) Shallallahu 'alaihi wa Sallam menyampaikan wasiat kepadaku dengan tiga perkara, yaitu
1⃣ agar (aku) berpuasa 3 hari pada setiap bulan
2⃣ melaksanakan dua raka'at shalat dhuha
3⃣dan shalat witir sebelum tidur." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
⛵️ Wasiat yang sama juga ditujukan kepada shahabat Abu Darda' Radhiallahu 'anhu...
🔗 Para Ulama menjelaskan, bahwasanya wasiat untuk melaksanakan shalat witir sebelum tidur berlaku bagi seseorang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam diakibatkan lelah atau perkara lainnya. (Lihat Syarah Muslim)
💪🏻 Adapun bila seseorang itu yakin bisa bangun pada sepertiga malam terakhir, maka sangat dianjurkan agar ia mengakhirkannya, karena akhir malam merupakan waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan shalat witir dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala..
🍉 TENTU SAJA.... ANDA LEBIH MENGETAHUI KEADAAN DIRI ANDA...
💢 Jika anda yakin bangun di akhir malam, maka akhirkanlah shalat witir...
🌧 Jika khawatir keterusan hingga waktu shubuh... maka sebaik-baik wasiat adalah wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam...
✳️ Sekadar nasehat sebagai penutup pertemuan kita pada hari ini. Semoga bisa diamalkan.
〰〰➰〰〰
📗 Sampaikan nasehat ini kepada teman-teman lainnya. Semoga menjadi amal jariyah
📝 Salam Kami Mewakili Tim Warisan Salaf
🕋 www.warisansalaf.com
🌷 Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu menuturkan,
🌻 "Kekasihku (yakni Nabi) Shallallahu 'alaihi wa Sallam menyampaikan wasiat kepadaku dengan tiga perkara, yaitu
1⃣ agar (aku) berpuasa 3 hari pada setiap bulan
2⃣ melaksanakan dua raka'at shalat dhuha
3⃣dan shalat witir sebelum tidur." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
⛵️ Wasiat yang sama juga ditujukan kepada shahabat Abu Darda' Radhiallahu 'anhu...
🔗 Para Ulama menjelaskan, bahwasanya wasiat untuk melaksanakan shalat witir sebelum tidur berlaku bagi seseorang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam diakibatkan lelah atau perkara lainnya. (Lihat Syarah Muslim)
💪🏻 Adapun bila seseorang itu yakin bisa bangun pada sepertiga malam terakhir, maka sangat dianjurkan agar ia mengakhirkannya, karena akhir malam merupakan waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan shalat witir dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala..
🍉 TENTU SAJA.... ANDA LEBIH MENGETAHUI KEADAAN DIRI ANDA...
💢 Jika anda yakin bangun di akhir malam, maka akhirkanlah shalat witir...
🌧 Jika khawatir keterusan hingga waktu shubuh... maka sebaik-baik wasiat adalah wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam...
✳️ Sekadar nasehat sebagai penutup pertemuan kita pada hari ini. Semoga bisa diamalkan.
〰〰➰〰〰
📗 Sampaikan nasehat ini kepada teman-teman lainnya. Semoga menjadi amal jariyah
📝 Salam Kami Mewakili Tim Warisan Salaf
🕋 www.warisansalaf.com
☀️⚡️KESELAMATAN AQIDAH DAN MANHAJ ADALAH BAROMETERNYA (Mengambil Pelajaran dari Kisah Husein Al-Karobisi) 🔥🔥
🔥 Siapakah Husein Al-Karobisi?
💥 Nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Husein bin Ali bin Yazid Al-Karobisi
✔️ ia seorang yang memiliki pemahaman mendalam
✔️ Berilmu
✔️ dan faqih
✔️ Ia memiliki karya tulis yang banyak dalam bidang fikih dan ushulnya
🔵 Al-Khatib Al-Baghdadi mengatakan, "Ia memiliki karya tulis yang banyak dalam bidang fikih dan ushul, hal itu menunjukkan atas baiknya pemahaman dia (dalam hal fikih dan ushul) dan ilmunya yang mendalam"
✔️ Ia juga murid dari Al-Imam Asy-Syafi'i, Yazid bin Harun, Ma'an bin Isa, dan para muhadditsin lainnya..
📡📡 Tapi Tahukah Anda, bahwa KELEBIHAN yang dimilikinya tidak menjadikannya mulia di sisi Ahlussunnah ketika ia melakukan perbuatan BID'AH‼️
🚧 Ibnul Jauzi berkata, "Hanya saja ia terjatuh dalam permasalahan lafazh, ia mengatakan, bahwa lafazhku saat membaca Al-Qur'an adalah makhluk."
🔧 Dengan sebab itu, Al-Imam Ahmad mentahdzirnya dan memerintahkan manusia agar meninggalkannya. Beliau berkata, "(orang) ini mubtadi' maka berhatil-hatilah darinya."
🔋 Beliau juga berkata, "Semoga Allah menghinakan Al-Karobisi, jangan dijadikan teman duduk, jangan diajak bicara, jangan engkau menyalin buku-bukunya, dan jangan duduk bersama orang yang duduk dengannya."
📪 PEMAHAMANNYA tentang permasalahan Ushul dan Furu' ternyata TIDAK MEMBERIKAN manfaat kepadanya ketika ia terjatuh kepada kebid'ahan.
✅ Muhammad bin Abdullah Ash-Shairafi Asy-Syafi'i berkata kepada muridnya, "AMBILLAH PELAJARAN dari keadaan al-Karobisi dan Abu Tsaur. Husein al-Karobisi kapasitas ilmu dan hafalannya tidak bisa ditandingi oleh Abu Tsaur walaupun hanya sepersepuluhnya. Tapi Ahmad (bin Hanbal) berbicara tentangnya dalam permasalahan lafazh (terhadap Al-Qur'an), sehingga ia (yakni al-Karobisi) pun jatuh. dan Ahmad memuji Abu Tsaur sehingga menjadi tinggi kedudukannya disebabkan ia berpegang teguh kepada sunnah."
⛵️ Oleh karena itu...
❌ JANGAN TERTIPU dengan penampilan
❌ JANGAN TERTIPU dengan keilmuan
❌ JANGAN TERTIPU dengan kefasihan
❌ JANGAN TERTIPU dengan ketawadhu'an dan kezuhudan
❌ JANGAN TERTIPU dengan banyaknya Buku yang diterbitkan
💯 AMBILLAH PELAJARAN bahwa barometernya adalah keselamatan aqidah dan manhaj bukan penampilan dan kepiawaian..
〰〰🌻〰〰
🌏 Sumber:
🔗 Tarikh Baghdad
🔗 Al-Muntazhom fii Tarikh Al-Muluk wal Umam
🔗 Situs Sahab
💢 Renungan Pagi disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🔥 Siapakah Husein Al-Karobisi?
💥 Nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Husein bin Ali bin Yazid Al-Karobisi
✔️ ia seorang yang memiliki pemahaman mendalam
✔️ Berilmu
✔️ dan faqih
✔️ Ia memiliki karya tulis yang banyak dalam bidang fikih dan ushulnya
🔵 Al-Khatib Al-Baghdadi mengatakan, "Ia memiliki karya tulis yang banyak dalam bidang fikih dan ushul, hal itu menunjukkan atas baiknya pemahaman dia (dalam hal fikih dan ushul) dan ilmunya yang mendalam"
✔️ Ia juga murid dari Al-Imam Asy-Syafi'i, Yazid bin Harun, Ma'an bin Isa, dan para muhadditsin lainnya..
📡📡 Tapi Tahukah Anda, bahwa KELEBIHAN yang dimilikinya tidak menjadikannya mulia di sisi Ahlussunnah ketika ia melakukan perbuatan BID'AH‼️
🚧 Ibnul Jauzi berkata, "Hanya saja ia terjatuh dalam permasalahan lafazh, ia mengatakan, bahwa lafazhku saat membaca Al-Qur'an adalah makhluk."
🔧 Dengan sebab itu, Al-Imam Ahmad mentahdzirnya dan memerintahkan manusia agar meninggalkannya. Beliau berkata, "(orang) ini mubtadi' maka berhatil-hatilah darinya."
🔋 Beliau juga berkata, "Semoga Allah menghinakan Al-Karobisi, jangan dijadikan teman duduk, jangan diajak bicara, jangan engkau menyalin buku-bukunya, dan jangan duduk bersama orang yang duduk dengannya."
📪 PEMAHAMANNYA tentang permasalahan Ushul dan Furu' ternyata TIDAK MEMBERIKAN manfaat kepadanya ketika ia terjatuh kepada kebid'ahan.
✅ Muhammad bin Abdullah Ash-Shairafi Asy-Syafi'i berkata kepada muridnya, "AMBILLAH PELAJARAN dari keadaan al-Karobisi dan Abu Tsaur. Husein al-Karobisi kapasitas ilmu dan hafalannya tidak bisa ditandingi oleh Abu Tsaur walaupun hanya sepersepuluhnya. Tapi Ahmad (bin Hanbal) berbicara tentangnya dalam permasalahan lafazh (terhadap Al-Qur'an), sehingga ia (yakni al-Karobisi) pun jatuh. dan Ahmad memuji Abu Tsaur sehingga menjadi tinggi kedudukannya disebabkan ia berpegang teguh kepada sunnah."
⛵️ Oleh karena itu...
❌ JANGAN TERTIPU dengan penampilan
❌ JANGAN TERTIPU dengan keilmuan
❌ JANGAN TERTIPU dengan kefasihan
❌ JANGAN TERTIPU dengan ketawadhu'an dan kezuhudan
❌ JANGAN TERTIPU dengan banyaknya Buku yang diterbitkan
💯 AMBILLAH PELAJARAN bahwa barometernya adalah keselamatan aqidah dan manhaj bukan penampilan dan kepiawaian..
〰〰🌻〰〰
🌏 Sumber:
🔗 Tarikh Baghdad
🔗 Al-Muntazhom fii Tarikh Al-Muluk wal Umam
🔗 Situs Sahab
💢 Renungan Pagi disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰〰
🍇 Sebarkan Artikel ini kpd org yg anda cintai smg menjadi amal jariyah.
🍉 Warisan Salaf menyajikan artikel dan Fatawa Ulama’ Ahlussunnah wal Jama’ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
💾💿 EBOOK PDF: KUMPULAN MATAN PENUNTUT ILMU JILID 1 ☝🏻️
🌸 Judul: Mutun Thalibil Ilmi
🌼 Dikumpulkan oleh: Abdul Muhsin Al-Qosim
🚆 Bahasa: ARAB
🍄 Bagian Pertama
☀️ Terdiri dari 4 matan:
1⃣ Matan Tsalatsatul Ushul
2⃣ Matan Al-Qowa’idul Arba
3⃣ Matan Nawaqidul Islam
4⃣ Matan Arba’in Nawawi
🔋 Silahkan disimpan dan dibagikan kepada yang lainnya.
💪🏻 AGAR HAFALAN KUAT (MUTQIN) DAN TIDAK MUDAH LUPA
🍎 Terus menerus di dalam mengulangi hafalan. Tidak cukup hanya sekali atau dua kali.
🍐 Tidak memperbanyak hafalan harian dan teliti dalam menghafal.
🍊 Untuk hadits, maksimal dalam satu hari menghafal 3 hadits.
🍋 Untuk natsr, maksimal menghafal 1 jumlah mufidah dan tidak lebih dari 5 baris.
🍇 Untuk Manzhumah, maksimal menghafal 3 bait.
⛵️ METODE MENGHAFAL:
✅ Hafalan yang telah ditentukan dalam 1 hari diulangi sebanyak 20 kali. Waktu terbaik untuk menghafal adalah setelah shalat shubuh.
✅ Apa yang telah dihafal pada waktu fajar diulangi 20 kali setelah ashar atau setelah maghrib.
✅ Hari esoknya sebelum memulai hafalan baru, ulangilah hafalan sebelumnya 20 kali. Lalu bacalah hafalan dari awal hingga akhir hafalan. Setelah itu baru mulai menghafal yang baru dengan metode yang sama.
✅ Ulangilah metode harian ini hingga selesai dari satu kitab matan.
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🌸 Judul: Mutun Thalibil Ilmi
🌼 Dikumpulkan oleh: Abdul Muhsin Al-Qosim
🚆 Bahasa: ARAB
🍄 Bagian Pertama
☀️ Terdiri dari 4 matan:
1⃣ Matan Tsalatsatul Ushul
2⃣ Matan Al-Qowa’idul Arba
3⃣ Matan Nawaqidul Islam
4⃣ Matan Arba’in Nawawi
🔋 Silahkan disimpan dan dibagikan kepada yang lainnya.
💪🏻 AGAR HAFALAN KUAT (MUTQIN) DAN TIDAK MUDAH LUPA
🍎 Terus menerus di dalam mengulangi hafalan. Tidak cukup hanya sekali atau dua kali.
🍐 Tidak memperbanyak hafalan harian dan teliti dalam menghafal.
🍊 Untuk hadits, maksimal dalam satu hari menghafal 3 hadits.
🍋 Untuk natsr, maksimal menghafal 1 jumlah mufidah dan tidak lebih dari 5 baris.
🍇 Untuk Manzhumah, maksimal menghafal 3 bait.
⛵️ METODE MENGHAFAL:
✅ Hafalan yang telah ditentukan dalam 1 hari diulangi sebanyak 20 kali. Waktu terbaik untuk menghafal adalah setelah shalat shubuh.
✅ Apa yang telah dihafal pada waktu fajar diulangi 20 kali setelah ashar atau setelah maghrib.
✅ Hari esoknya sebelum memulai hafalan baru, ulangilah hafalan sebelumnya 20 kali. Lalu bacalah hafalan dari awal hingga akhir hafalan. Setelah itu baru mulai menghafal yang baru dengan metode yang sama.
✅ Ulangilah metode harian ini hingga selesai dari satu kitab matan.
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅ Keutamaan Sunnah dan Meninggal di Atasnya
قال الإمام أحمد: «مَنْ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ وَالسُّنَّةِ مَاتَ عَلَى الخَيْرِ كُلِّهِ».
سير أعلام النبلاء (11/296)
🌻 Al-Imam Ahmad berkata, "Barangsiapa meninggal di atas Islam dan Sunnah maka dia meninggal di atas kebaikan seluruhnya."
📗 Siyar A'lam Nubala 11/296
📝 Disajikan oleh Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
قال الإمام أحمد: «مَنْ مَاتَ عَلَى الإِسْلاَمِ وَالسُّنَّةِ مَاتَ عَلَى الخَيْرِ كُلِّهِ».
سير أعلام النبلاء (11/296)
🌻 Al-Imam Ahmad berkata, "Barangsiapa meninggal di atas Islam dan Sunnah maka dia meninggal di atas kebaikan seluruhnya."
📗 Siyar A'lam Nubala 11/296
📝 Disajikan oleh Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
☀️✨DZIKIR PAGI DAN PETANG dan Penjelasan Maknanya💫
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ يَقُولُ: " إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ المَصِيرُ، وَإِذَا أَمْسَى فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ ": «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ»
💢 Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, ia berkata, "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallah mengajarkan (bacaan dzikir) kepada para shahabatnya dengan mengatakan, "Apabila memasuki waktu pagi maka ucapkanlah
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ المَصِيرُ
📖 ALLAHUMMA BIKA ASHBAHNA WA BIKA AMSAINA WA BIKA NAHYA WA BIKA NAMUTU WA ILAIKAL MASHIR
🌸 "ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dengan-Mu kami hidup, dan denganmu kami mati, dan hanya kepada-Mu tempat kembali.
👉🏻 dan apabila memasuki waktu sore ucapkanlah,
للَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ
📖 ALLAHUMMA BIKA AMSAINA WA BIKA ASHBAHNA WA BIKA NAHYA WA BIKA NAMUTU WA ILAIKAN NUSYUR
🌸 "Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan-Mu kami hidup, dengan-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu lah kebangkitan."
📀 HR. Tirmidzi (3391) dan Abu Daud (5068). Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
✅ MAKNA KALIMAT:
✳️ "Dengan-Mu kami memasuki waktu pagi" yakni kami memasuki waktu pagi dengan penjagaan-Mu, dilimpahi kenikmatan-Mu, tersibukkan dengan mengingat-Mu, memohon pertolongan dengan nama-Mu, diliputi taufik-Mu, beraktivitas dengan daya dan kekuatan-Mu, berbolak-balik dengan kehendak-Mu dan kemampuan-Mu,
✳️ "dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati" yaitu Engkaulah yang menghidupkan kami dan Engkau pula yang mematikan kami. Demikianlah keadaan kami dalam setiap waktu dan keadaan.
✳️ "Hanya kepada-Mu tempat kembali" tidak kepada yang lainnya.
✳️ "wa ilaikan nusyur" yaitu Allah hidupkan setelah mati.
🌏 Sumber: Tuhfatul Ahwadzi (9/236)
📝 Nutrisi pagi disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ يَقُولُ: " إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ المَصِيرُ، وَإِذَا أَمْسَى فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ ": «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ»
💢 Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, ia berkata, "Dahulu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallah mengajarkan (bacaan dzikir) kepada para shahabatnya dengan mengatakan, "Apabila memasuki waktu pagi maka ucapkanlah
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ المَصِيرُ
📖 ALLAHUMMA BIKA ASHBAHNA WA BIKA AMSAINA WA BIKA NAHYA WA BIKA NAMUTU WA ILAIKAL MASHIR
🌸 "ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dengan-Mu kami hidup, dan denganmu kami mati, dan hanya kepada-Mu tempat kembali.
👉🏻 dan apabila memasuki waktu sore ucapkanlah,
للَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ
📖 ALLAHUMMA BIKA AMSAINA WA BIKA ASHBAHNA WA BIKA NAHYA WA BIKA NAMUTU WA ILAIKAN NUSYUR
🌸 "Ya Allah, dengan-Mu kami memasuki waktu sore, dengan-Mu kami memasuki waktu pagi, dengan-Mu kami hidup, dengan-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu lah kebangkitan."
📀 HR. Tirmidzi (3391) dan Abu Daud (5068). Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
✅ MAKNA KALIMAT:
✳️ "Dengan-Mu kami memasuki waktu pagi" yakni kami memasuki waktu pagi dengan penjagaan-Mu, dilimpahi kenikmatan-Mu, tersibukkan dengan mengingat-Mu, memohon pertolongan dengan nama-Mu, diliputi taufik-Mu, beraktivitas dengan daya dan kekuatan-Mu, berbolak-balik dengan kehendak-Mu dan kemampuan-Mu,
✳️ "dengan-Mu kami hidup dan dengan-Mu kami mati" yaitu Engkaulah yang menghidupkan kami dan Engkau pula yang mematikan kami. Demikianlah keadaan kami dalam setiap waktu dan keadaan.
✳️ "Hanya kepada-Mu tempat kembali" tidak kepada yang lainnya.
✳️ "wa ilaikan nusyur" yaitu Allah hidupkan setelah mati.
🌏 Sumber: Tuhfatul Ahwadzi (9/236)
📝 Nutrisi pagi disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅ MENAMBAL KEKURANGAN PADA IBADAH WAJIB DENGAN IBADAH SUNNAH ⛵️
🕋 Dalam melakukan ibadah wajib seperti shalat dan ibadah lainnya, seringkali seseorang tidak mengerjakannya secara sempurna. Keikhlasan niat dan kekhusyu'an sangat mempengaruhi nilai dari ibadah tersebut.
🌻 Dalam sebuah hadits dinyatakan, bahwasanya manusia mendapatkan pahala yang berbeda-beda terkait dengan shalatnya. Ada di antara mereka yang mendapatkan pahala setengahnya, sepertiga, seperempat, seperlima... dan ada juga yang hanya mendapat sepersepuluhnya saja. (HR. Abu Daud).
🌧 Bahkan tragisnya ada juga yang tidak mendapatkan pahala sama sekali. Na'udzubillah
⛵️ Tentunya perbedaan tersebut disebabkan perbedaan di dalam memenuhi rukun dan syaratnya, kekhusyu'an, ketundukan, dan perkara lainnya. ('Aunul Ma'bud)
🔗 Padahal, baiknya shalat seseorang merupakan tolok ukur keselamatan dan keberuntungannya pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia telah beruntung dan berhasil, tapi jika shalatnya jelek maka dia celaka dan merugi." (HR. Tirmidzi no.413)
💢 Ketika melihat fenomena ini barangkali ada yang bertanya, adakah amalan yang bisa menambal kekurangan-kekurangan tersebut sehingga shalat yang dilakukannya menjadi sempurna?
✳️ Syari'at Islam dengan segala kesempurnaan dan rahmatnya telah mengkhabarkan kepada kita tentang hal itu.
📝 Disebutkan di dalam beberapa riwayat, bahwasanya cara menambal kekurangan yang ada pada ibadah wajib adalah dengan memperbanyak melakukan IBADAH SUNNAH. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam lanjutan hadits riwayat Tirmidzi (413) yang telah kami sebutkan di atas, "Dan jika ibadah fardhunya ada yang kurang, maka Allah berfirman (kepada malaikat-Nya), 'lihatlah kepada hambaku itu (di dalam catatan amalnya,pen), apakah dia memiliki ibadah sunnah? sehingga bisa disempurnakan dengannya kekurangan yang ada pada ibadah wajibnya."
📌 Maka dari sini kita mengetahui betapa amalan sunnah memiliki peran yang besar di dalam menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada ibadah wajib. Oleh karena itu, para salaf sangat berantusias mengerjakan ibadah sunnah, mulai dari shalat, sedekah, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan lain sebagainya.
🌹 Para pembaca rahimakumullah, kita menyadari bahwasanya ibadah wajib yang kita kerjakan acapkali tidak mendapatkan hasil maksimal. Usaha dan bisnis yang sedang dijalani, anak-anak yang menggemaskan, kebutuhan rumah tangga, dan perkara lainnya selalu hadir di dalam shalat kita. Semua itu telah mencuri pahala shalat kita sampai hitungan yang tidak kita ketahui. Allahul musta'an
🌸🌷 Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak ibadah sunnah, mulai dari Shalat malam, witir, dhuha, sunnah rawatib, dan ibadah sunnah lainnya untuk menutupi kekurangan yang ada pada ibadah wajib kita.
🌏 Disajikan oleh Tim Warisan ✅
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
🕋 Dalam melakukan ibadah wajib seperti shalat dan ibadah lainnya, seringkali seseorang tidak mengerjakannya secara sempurna. Keikhlasan niat dan kekhusyu'an sangat mempengaruhi nilai dari ibadah tersebut.
🌻 Dalam sebuah hadits dinyatakan, bahwasanya manusia mendapatkan pahala yang berbeda-beda terkait dengan shalatnya. Ada di antara mereka yang mendapatkan pahala setengahnya, sepertiga, seperempat, seperlima... dan ada juga yang hanya mendapat sepersepuluhnya saja. (HR. Abu Daud).
🌧 Bahkan tragisnya ada juga yang tidak mendapatkan pahala sama sekali. Na'udzubillah
⛵️ Tentunya perbedaan tersebut disebabkan perbedaan di dalam memenuhi rukun dan syaratnya, kekhusyu'an, ketundukan, dan perkara lainnya. ('Aunul Ma'bud)
🔗 Padahal, baiknya shalat seseorang merupakan tolok ukur keselamatan dan keberuntungannya pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik maka sungguh ia telah beruntung dan berhasil, tapi jika shalatnya jelek maka dia celaka dan merugi." (HR. Tirmidzi no.413)
💢 Ketika melihat fenomena ini barangkali ada yang bertanya, adakah amalan yang bisa menambal kekurangan-kekurangan tersebut sehingga shalat yang dilakukannya menjadi sempurna?
✳️ Syari'at Islam dengan segala kesempurnaan dan rahmatnya telah mengkhabarkan kepada kita tentang hal itu.
📝 Disebutkan di dalam beberapa riwayat, bahwasanya cara menambal kekurangan yang ada pada ibadah wajib adalah dengan memperbanyak melakukan IBADAH SUNNAH. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam lanjutan hadits riwayat Tirmidzi (413) yang telah kami sebutkan di atas, "Dan jika ibadah fardhunya ada yang kurang, maka Allah berfirman (kepada malaikat-Nya), 'lihatlah kepada hambaku itu (di dalam catatan amalnya,pen), apakah dia memiliki ibadah sunnah? sehingga bisa disempurnakan dengannya kekurangan yang ada pada ibadah wajibnya."
📌 Maka dari sini kita mengetahui betapa amalan sunnah memiliki peran yang besar di dalam menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada ibadah wajib. Oleh karena itu, para salaf sangat berantusias mengerjakan ibadah sunnah, mulai dari shalat, sedekah, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan lain sebagainya.
🌹 Para pembaca rahimakumullah, kita menyadari bahwasanya ibadah wajib yang kita kerjakan acapkali tidak mendapatkan hasil maksimal. Usaha dan bisnis yang sedang dijalani, anak-anak yang menggemaskan, kebutuhan rumah tangga, dan perkara lainnya selalu hadir di dalam shalat kita. Semua itu telah mencuri pahala shalat kita sampai hitungan yang tidak kita ketahui. Allahul musta'an
🌸🌷 Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak ibadah sunnah, mulai dari Shalat malam, witir, dhuha, sunnah rawatib, dan ibadah sunnah lainnya untuk menutupi kekurangan yang ada pada ibadah wajib kita.
🌏 Disajikan oleh Tim Warisan ✅
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
✅ 3 Do'a yang PASTI Dikabulkan ‼️🌻🌹
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ثلاث دعوات يستجاب لهن، لا شك فيهن: دعوة المظلوم، ودعوة المسافر، ودعوة الوالد لولده "
🕋 Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tiga jenis do'a yang pasti dikabulkan yang tidak diragukan lagi (pasti dikabulkan), yaitu:
🔗 DO'A ORANG YANG TERZHALIMI
🔗 DO'A MUSAFIR
🔗 DO'A ORANG TUA KEPADA ANAKNYA.
🌏 HR. Ibnu Majah (no.3862) dan dihasankan ٍSyaikh Al-Albani
🚖 FAEDAH:
✔️ Sebagai orang tua, anda harus memanfaatkan kesempatan ini untuk:
🍎 Mendo'akan kebaikan bagi anak-anak di saat sujud atau kesempatan lainnya.
🍊 Membiasakan lisan mengucapkan kebaikan dan do'a kepada anak, misal: barokallahu fiik, semoga Allah menjadikanmu anak shalih, atau ucapan lainnya.
📝 Semoga Bermanfaat
✳️ Faedah Penutup Malam, disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ثلاث دعوات يستجاب لهن، لا شك فيهن: دعوة المظلوم، ودعوة المسافر، ودعوة الوالد لولده "
🕋 Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tiga jenis do'a yang pasti dikabulkan yang tidak diragukan lagi (pasti dikabulkan), yaitu:
🔗 DO'A ORANG YANG TERZHALIMI
🔗 DO'A MUSAFIR
🔗 DO'A ORANG TUA KEPADA ANAKNYA.
🌏 HR. Ibnu Majah (no.3862) dan dihasankan ٍSyaikh Al-Albani
🚖 FAEDAH:
✔️ Sebagai orang tua, anda harus memanfaatkan kesempatan ini untuk:
🍎 Mendo'akan kebaikan bagi anak-anak di saat sujud atau kesempatan lainnya.
🍊 Membiasakan lisan mengucapkan kebaikan dan do'a kepada anak, misal: barokallahu fiik, semoga Allah menjadikanmu anak shalih, atau ucapan lainnya.
📝 Semoga Bermanfaat
✳️ Faedah Penutup Malam, disajikan oleh Tim Warisan Salaf
〰〰➰〰〰
🍉 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🍏 Ikuti Channel kami di telegram https://bit.ly/warisansalaf
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Telegram
WarisanSalaf.Com
Warisan Salaf
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah