rasi). (al-Ajwibatul Mufiidah an as-ilatil manaahij al-Jadiidah, jawaban pertanyaan no. 98).
Selanjutnya berikut ini akan disampaikan kajian beberapa dalil yang menunjukkan keburukan-keburukan demonstrasi. Keburukan itu bisa berupa penyelisihan terhadap tuntunan dan bimbingan Nabi shollallahu alaihi wasallam kepada umatnya, atau juga berupa kerugian duniawi yang terlihat.
Keburukan-keburukan demonstrasi di antaranya:
1. Menyelisihi perintah Nabi untuk menyampaikan nasihat kepada penguasa secara tersembunyi (tidak terang-terangan).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ نَصِيحَةٌ لِذِي سُلْطَانٍ فَلَا يُكَلِّمُهُ بِهَا عَلَانِيَةً، وَلْيَأْخُذْ بِيَدِهِ، وَلْيُخْلِ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَهَا قَبِلَهَا، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ
Barangsiapa yang memiliki nasihat kepada penguasa, janganlah disampaikan dengan terang-terangan. Akan tetapi, peganglah tangannya dan bicarakan berdua dengannya. Jika ia mau menerima, maka akan diterima olehnya. Jika tidak, maka engkau telah menunaikan kewajibanmu terhadapnya. (H.R. al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Dzhilalul Jannah).
Sahabat Nabi, Usamah bin Zaid, pernah ditanya oleh seseorang, "Tidakkah engkau masuk kepada khalifah Utsman bin Affan dan berbicara kepadanya?"
Usamah bin Zaid menjawab:
أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ كَلَّمْتُهُ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ
Apakah engkau menganggap bahwa pembicaraanku dengannya harus aku perdengarkan kepada kalian? Demi Allah, aku telah berbicara berdua dengannya saja (H.R. Muslim)
Seseorang bertanya kepada Sahabat Nabi, Ibnu Abbas, tentang beramar makruf nahi mungkar terhadap pemimpin (penguasa). Ibnu Abbas menjawab:
فَإِنْ كُنْتَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَفِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ
Jika engkau harus melakukannya, maka lakukanlah dengan penyampaian yang hanya antara engkau dan dia saja yang tahu. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya)
Ucapan Ibnu Abbas tersebut memberikan faedah bahwa intinya adalah nasihat tersampaikan dalam keadaan hanya sang pemberi nasihat dan yang diberi nasihat saja yang tahu. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan dialog empat mata atau melalui tulisan.
2. Meniru tata cara orang-orang kafir.
Demonstrasi bukanlah bagian dari Islam. Akan tetapi, demonstrasi berasal dari tata cara orang-orang kafir.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian kaum tersebut. (H.R. Abu Dawud, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albaniy).
Termasuk padanya keyakinan menyampaikan pendapat secara bebas sebagai hak asasi manusia, meskipun harus melanggar rambu-rambu syariat.
3. Bisa terpancing untuk mencerca dan mencela penguasa muslim.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan para Sahabatnya melarang kita untuk mencerca penguasa muslim:
لَا تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ، وَلَا تَغِشُّوهُمْ، وَلَا تَبْغَضُوهُمْ، وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاصْبِرُوا؛ فَإِنَّ الْأَمْرَ قَرِيبٌ
Janganlah kalian mencela para pemimpin kalian, jangan menipu mereka, jangan marah kepada mereka, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, karena urusannya sudah dekat (H.R. Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah dengan sanad yang baik (jayyid), dishahihkan al-Albany).
Sahabat Nabi, Anas bin Malik radhiyallahu anhu menyatakan:
كَانَ اْلأَكَابِرُ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَوْنَنَا عَنْ سَبِّ اْلأُمَرَاءِ
Para pembesar dari Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melarang kami dari mencela para pemimpin (Riwayat Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid)
Sahabat Nabi, Abud Darda’ radhiyallahu anhu menyatakan:
وإنَّ أوَّل نِفَاقِ الْمَرْءِ طَعْنُهُ عَلَى إِمَامِهِ
Sesungguhnya awal kemunafikan pada seseorang adalah celaannya kepada pemimpinnya (riwayat Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid dan Ibnu Asakir).
Demikian juga apabila aib tampak pada sesama muslim dan masih ada harapan perbaikan dengan nasehat tersembunyi, maka merupakan adab mulia menutup aib tersebut.
Sementara demonstrasi meruntuhkan adab ini secara masal.
4. Menghinakan pemimpin muslim, terancam mendapatkan kehinaan dari Allah.
Suat
Selanjutnya berikut ini akan disampaikan kajian beberapa dalil yang menunjukkan keburukan-keburukan demonstrasi. Keburukan itu bisa berupa penyelisihan terhadap tuntunan dan bimbingan Nabi shollallahu alaihi wasallam kepada umatnya, atau juga berupa kerugian duniawi yang terlihat.
Keburukan-keburukan demonstrasi di antaranya:
1. Menyelisihi perintah Nabi untuk menyampaikan nasihat kepada penguasa secara tersembunyi (tidak terang-terangan).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ نَصِيحَةٌ لِذِي سُلْطَانٍ فَلَا يُكَلِّمُهُ بِهَا عَلَانِيَةً، وَلْيَأْخُذْ بِيَدِهِ، وَلْيُخْلِ بِهِ، فَإِنْ قَبِلَهَا قَبِلَهَا، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ
Barangsiapa yang memiliki nasihat kepada penguasa, janganlah disampaikan dengan terang-terangan. Akan tetapi, peganglah tangannya dan bicarakan berdua dengannya. Jika ia mau menerima, maka akan diterima olehnya. Jika tidak, maka engkau telah menunaikan kewajibanmu terhadapnya. (H.R. al-Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany dalam Dzhilalul Jannah).
Sahabat Nabi, Usamah bin Zaid, pernah ditanya oleh seseorang, "Tidakkah engkau masuk kepada khalifah Utsman bin Affan dan berbicara kepadanya?"
Usamah bin Zaid menjawab:
أَتَرَوْنَ أَنِّي لَا أُكَلِّمُهُ إِلَّا أُسْمِعُكُمْ وَاللَّهِ لَقَدْ كَلَّمْتُهُ فِيمَا بَيْنِي وَبَيْنَهُ
Apakah engkau menganggap bahwa pembicaraanku dengannya harus aku perdengarkan kepada kalian? Demi Allah, aku telah berbicara berdua dengannya saja (H.R. Muslim)
Seseorang bertanya kepada Sahabat Nabi, Ibnu Abbas, tentang beramar makruf nahi mungkar terhadap pemimpin (penguasa). Ibnu Abbas menjawab:
فَإِنْ كُنْتَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَفِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ
Jika engkau harus melakukannya, maka lakukanlah dengan penyampaian yang hanya antara engkau dan dia saja yang tahu. (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnafnya)
Ucapan Ibnu Abbas tersebut memberikan faedah bahwa intinya adalah nasihat tersampaikan dalam keadaan hanya sang pemberi nasihat dan yang diberi nasihat saja yang tahu. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan dialog empat mata atau melalui tulisan.
2. Meniru tata cara orang-orang kafir.
Demonstrasi bukanlah bagian dari Islam. Akan tetapi, demonstrasi berasal dari tata cara orang-orang kafir.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian kaum tersebut. (H.R. Abu Dawud, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albaniy).
Termasuk padanya keyakinan menyampaikan pendapat secara bebas sebagai hak asasi manusia, meskipun harus melanggar rambu-rambu syariat.
3. Bisa terpancing untuk mencerca dan mencela penguasa muslim.
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan para Sahabatnya melarang kita untuk mencerca penguasa muslim:
لَا تَسُبُّوا أُمَرَاءَكُمْ، وَلَا تَغِشُّوهُمْ، وَلَا تَبْغَضُوهُمْ، وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاصْبِرُوا؛ فَإِنَّ الْأَمْرَ قَرِيبٌ
Janganlah kalian mencela para pemimpin kalian, jangan menipu mereka, jangan marah kepada mereka, bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah, karena urusannya sudah dekat (H.R. Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah dengan sanad yang baik (jayyid), dishahihkan al-Albany).
Sahabat Nabi, Anas bin Malik radhiyallahu anhu menyatakan:
كَانَ اْلأَكَابِرُ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَوْنَنَا عَنْ سَبِّ اْلأُمَرَاءِ
Para pembesar dari Sahabat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam melarang kami dari mencela para pemimpin (Riwayat Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid)
Sahabat Nabi, Abud Darda’ radhiyallahu anhu menyatakan:
وإنَّ أوَّل نِفَاقِ الْمَرْءِ طَعْنُهُ عَلَى إِمَامِهِ
Sesungguhnya awal kemunafikan pada seseorang adalah celaannya kepada pemimpinnya (riwayat Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid dan Ibnu Asakir).
Demikian juga apabila aib tampak pada sesama muslim dan masih ada harapan perbaikan dengan nasehat tersembunyi, maka merupakan adab mulia menutup aib tersebut.
Sementara demonstrasi meruntuhkan adab ini secara masal.
4. Menghinakan pemimpin muslim, terancam mendapatkan kehinaan dari Allah.
Suat
u hari, ketika seorang penguasa (Ibnu Amir) sedang berkhutbah dengan menggunakan pakaian yang tipis, seseorang yang bernama Abu Bilal mengatakan, "Lihatlah pemimpin kita menggunakan pakaiannya orang fasik!" Kemudian, Abu Bilal ditegur oleh Sahabat Nabi, Abu Bakrah, seraya menyampaikan hadits yang didengarnya dari Nabi shollallahu alaihi wasallam:
مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَهَانَهُ اللَّهُ
Barangsiapa yang menghinakan pemimpin Allah di bumi, Allah akan hinakan dia.(H.R. at-Tirmidzi no. 2150, dihasankan oleh at-Tirmidzi dan al-Albany).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ قَوْمٍ مَشَوْا إِلَى سُلْطَانِ اللهِ لِيَذِلُّوهُ إِلاَّ أَذَلَّهُمُ اللَّهُ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Tidaklah suatu kaum berjalan menuju pemimpin Allah dengan tujuan untuk menghinakannya, kecuali Allah akan hinakan ia sebelum hari kiamat (H.R. al-Bazza dari Hudzaifah dan diisyaratkan keshahihannya oleh al-Haitsamy dalam Majmauz Zawaaid).
5.Mengganggu pengguna jalan.
Semestinya, bagian dari keimanan adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Akan tetapi, justru dengan demonstrasi, jalanan macet atau bahkan dialihkan sehingga mengganggu kaum muslimin yang lain.
...وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ
...dan cabang keimanan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan(H.R. Muslim dari Abu Hurairah).
Alih-alih beroleh cabang iman, laknat muslimin yang dirugikan akibat aksi mereka justru mengancam.
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda sebagaimana riwayat athThobaroniy dalam "alKabir" dengan sanad yang hasan:
مَنْ آذَى الْمُسْلِمِيْنَ فِي طُرُقِهِمْ، وَجَبَتْ عَلَيْهِ لَعْنَتُهُمْ
"Barang siapa yang mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, dia pantas memperoleh laknat dari mereka."
Dalam hadits lainnya juga ditetapkan hak-hak pengguna jalan yang akan sulit ditunaikan para demonstran.
Sebagaimana hadits dari Abu Sa'id alKhudriy radhiyallahu 'anhu, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟْﺠُﻠُﻮﺱَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄُّﺮُﻗَﺎﺕِ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ , ﻣَﺎ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻣَﺠَﺎﻟِﺴِﻨَﺎ ﺑُﺪٌّ ﻧَﺘَﺤَﺪَّﺙُ ﻓِﻴﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺑَﻴْﺘُﻢْ ﺇِﻻ ﺍﻟْﻤَﺠْﻠِﺲَ , ﻓَﺄَﻋْﻄُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖَ ﺣَﻘَّﻪُ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ , ﻓَﻤَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻏَﺾُّ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮِ، ﻭَﻛَﻒُّ ﺍﻷَﺫَﻯ، ﻭَﺭَﺩُّ ﺍﻟﺴَّﻼﻡِ، ﻭَﺍﻷَﻣْﺮُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ، ﻭَﺍﻟﻨَّﻬْﻲُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ
“Hindarilah duduk-duduk di jalanan!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana kalau kami perlu duduk-duduk di situ membicarakan hal yang memang diperlukan? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab, Jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalanan. Mereka bertanya, Apakah haknya? Beliau menjawab, Menundukkan pandangan, tidak memberi gangguan, menjawab salam, menganjurkan kebaikan, dan mencegah yang mungkar. (HR. alBukhori dan Muslim)
6.Rawan terjadi kericuhan dan kerusuhan.
Jika massa pendemo berjumlah banyak, bahkan berasal dari berbagai organisasi, akan sulit dikendalikan. Situasi di lapangan sangat mudah memunculkan kericuhan dan kerusuhan. Rasa capek, lapar, cuaca yang panas, akan membuat kerumunan orang sulit berpikir jernih dan bertindak tenang.
7. Kerusakan fasilitas umum atau kepemilikan pribadi.
Tidak jarang demonstrasi menimbulkan kerusakan fasilitas umum dan kerusakan harta pribadi warga yang juga muslim. Lalu, siapakah yang akan bertanggung jawab jika terjadi kerusakan-kerusakan itu? Jika ditengarai kerusakan dilakukan oleh kelompok tertentu yang terlibat demo, koordinatornya akan melempar tanggung jawab dan menganggap bahwa perbuatan itu adalah penyusupan dari pihak luar.
8. Tertumpahnya darah sesama muslim.
Bentrokan fisik antardemonstran satu sama lain, atau antardemonstran dengan warga sekitar, atau antardemonstran dengan aparat keamanan; seringkali mengakibatkan tertumpahnya darah kaum muslimin. Baik dalam bentuk luka-luka ataupun bahkan kehilangan nyawa.
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
"Sungguh, hancurnya dunia bagi Allah lebih ringan daripada terbunuhnya seorang muslim." (H.R atTirmidzi dari Abdullah
مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أَهَانَهُ اللَّهُ
Barangsiapa yang menghinakan pemimpin Allah di bumi, Allah akan hinakan dia.(H.R. at-Tirmidzi no. 2150, dihasankan oleh at-Tirmidzi dan al-Albany).
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ قَوْمٍ مَشَوْا إِلَى سُلْطَانِ اللهِ لِيَذِلُّوهُ إِلاَّ أَذَلَّهُمُ اللَّهُ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Tidaklah suatu kaum berjalan menuju pemimpin Allah dengan tujuan untuk menghinakannya, kecuali Allah akan hinakan ia sebelum hari kiamat (H.R. al-Bazza dari Hudzaifah dan diisyaratkan keshahihannya oleh al-Haitsamy dalam Majmauz Zawaaid).
5.Mengganggu pengguna jalan.
Semestinya, bagian dari keimanan adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Akan tetapi, justru dengan demonstrasi, jalanan macet atau bahkan dialihkan sehingga mengganggu kaum muslimin yang lain.
...وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ
...dan cabang keimanan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan(H.R. Muslim dari Abu Hurairah).
Alih-alih beroleh cabang iman, laknat muslimin yang dirugikan akibat aksi mereka justru mengancam.
Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga bersabda sebagaimana riwayat athThobaroniy dalam "alKabir" dengan sanad yang hasan:
مَنْ آذَى الْمُسْلِمِيْنَ فِي طُرُقِهِمْ، وَجَبَتْ عَلَيْهِ لَعْنَتُهُمْ
"Barang siapa yang mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, dia pantas memperoleh laknat dari mereka."
Dalam hadits lainnya juga ditetapkan hak-hak pengguna jalan yang akan sulit ditunaikan para demonstran.
Sebagaimana hadits dari Abu Sa'id alKhudriy radhiyallahu 'anhu, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟْﺠُﻠُﻮﺱَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄُّﺮُﻗَﺎﺕِ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ , ﻣَﺎ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻣَﺠَﺎﻟِﺴِﻨَﺎ ﺑُﺪٌّ ﻧَﺘَﺤَﺪَّﺙُ ﻓِﻴﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺑَﻴْﺘُﻢْ ﺇِﻻ ﺍﻟْﻤَﺠْﻠِﺲَ , ﻓَﺄَﻋْﻄُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖَ ﺣَﻘَّﻪُ، ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ , ﻓَﻤَﺎ ﺣَﻖُّ ﺍﻟﻄَّﺮِﻳﻖِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻏَﺾُّ ﺍﻟْﺒَﺼَﺮِ، ﻭَﻛَﻒُّ ﺍﻷَﺫَﻯ، ﻭَﺭَﺩُّ ﺍﻟﺴَّﻼﻡِ، ﻭَﺍﻷَﻣْﺮُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ، ﻭَﺍﻟﻨَّﻬْﻲُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ
“Hindarilah duduk-duduk di jalanan!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana kalau kami perlu duduk-duduk di situ membicarakan hal yang memang diperlukan? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab, Jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalanan. Mereka bertanya, Apakah haknya? Beliau menjawab, Menundukkan pandangan, tidak memberi gangguan, menjawab salam, menganjurkan kebaikan, dan mencegah yang mungkar. (HR. alBukhori dan Muslim)
6.Rawan terjadi kericuhan dan kerusuhan.
Jika massa pendemo berjumlah banyak, bahkan berasal dari berbagai organisasi, akan sulit dikendalikan. Situasi di lapangan sangat mudah memunculkan kericuhan dan kerusuhan. Rasa capek, lapar, cuaca yang panas, akan membuat kerumunan orang sulit berpikir jernih dan bertindak tenang.
7. Kerusakan fasilitas umum atau kepemilikan pribadi.
Tidak jarang demonstrasi menimbulkan kerusakan fasilitas umum dan kerusakan harta pribadi warga yang juga muslim. Lalu, siapakah yang akan bertanggung jawab jika terjadi kerusakan-kerusakan itu? Jika ditengarai kerusakan dilakukan oleh kelompok tertentu yang terlibat demo, koordinatornya akan melempar tanggung jawab dan menganggap bahwa perbuatan itu adalah penyusupan dari pihak luar.
8. Tertumpahnya darah sesama muslim.
Bentrokan fisik antardemonstran satu sama lain, atau antardemonstran dengan warga sekitar, atau antardemonstran dengan aparat keamanan; seringkali mengakibatkan tertumpahnya darah kaum muslimin. Baik dalam bentuk luka-luka ataupun bahkan kehilangan nyawa.
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
"Sungguh, hancurnya dunia bagi Allah lebih ringan daripada terbunuhnya seorang muslim." (H.R atTirmidzi dari Abdullah
bin 'Amr, dishahihkan al-Albaniy)
9. Hilangnya keamanan dan terhentinya aktifitas-aktifitas kebaikan.
Demo yang melibatkan massa dalam jumlah besar, menyebabkan beberapa aktifitas diliburkan, seperti perniagaan, pendidikan, dan semisalnya. Bahkan, sebagian pihak ada yang mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman yang tidak dilalui jalur demo.
10. Para wanita berbaur dengan kaum lelaki di jalanan.
Poin ini seperti yang disebutkan Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin di atas. Secara asal, Allah Azza Wa Jalla memerintahkan para wanita untuk berada di rumah-rumah mereka:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
Dan hendaknya kalian (para wanita) tetap di rumah-rumah kalian (Q.S. al-Ahzab: 33)
11. Termasuk bentuk khuruj (pembangkangan atau pemberontakan) terhadap penguasa muslim yang dilarang.
Khuruj kepada penguasa muslim bisa dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan.
12. Menyelisihi karakteristik dasar kaum beriman yang secara asal mudah diarahkan dan diatur pada kebaikan.
Seperti yang diisyaratkan oleh Syaikh Sholih al-Fauzan di atas, bahwa agama Islam pada dasarnya adalah ketenangan, keteraturan, dan ketertiban. Demonstrasi bisa memicu kekacauan-kekacauan itu. Seorang yang beriman, secara asal mudah diarahkan pada kebaikan.
13. Menurunkan wibawa orang-orang muslim.
Perbuatan yang diperlihatkan dalam demonstrasi seperti berteriak-teriak, membawa atribut-atribut yang memancing perhatian, melompat-lompat, dan bersandiwara adalah tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang beradab dan penuh kedewasaan dalam pikiran dan perbuatan. Hal itu mengurangi muruah (kewibawaan) seseorang.
14. Memecah-belah kaum muslimin dan melemahkan barisan mereka di hadapan para musuhnya.
15. Menyelisihi bimbingan Nabi agar bersabar jika melihat hal yang tidak disukai dilakukan penguasa muslim.
Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنْ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang membenci sesuatu dari pemimpinnya, hendaknya ia bersabar. Karena barangsiapa yg keluar (dari ketaatan) kepada penguasa sejengkal, ia meninggal dalam keadaan mati Jahiliyyah (H.R. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
16. Di beberapa negara terbukti bahwa diawali dengan demonstrasi, menjadi celah masuknya kekuasaan negeri-negeri kafir ke negara tersebut.
17. Menyakiti sesama mukmin.
Kerap didapati orasi di hadapan masa bermuatan kalimat yang menyakiti pihak-pihak yang dianggap berseberangan atau tidak sepakat dengan pendapat mereka. Apabila pihak-pihak yang disakiti baik dengan ucapan maupun perbuatan adalah sesama mukmin, pelakunya dikategorikan melakukan kebohongan dan dosa yang tidak bisa diremehkan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.(Q.S. al-Ahzab: 58)
18. Mengajarkan pemaksaan kehendak.
19. Memberi ruang kepada politikus culas dan tokoh jahat untuk mengambil simpati masyarakat.
20. Membuka amalan bid'ah yang berkedok agama.
21. Mengesankan bahwa kebenaran sesuai dengan suara mayoritas.
Padahal, kebenaran tidak ditentukan dengan mayoritas, tetapi kebenaran diukur dengan al-Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaf. Justru kebanyakan manusia berpaling dari kebenaran hakiki.
ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻣُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ
"Dan sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)." (Yusuf: 106)
22. Memalingkan muslimin dari berbagai amalan yang lebih utama.
Contohnya, bila unjuk rasa dilakukan pada hari Jumat, si-demonstran bisa kehilangan amalan sunnah membaca surat alKahfi, mandi Jumat, berpagi-pagi ke masjid, termasuk juga bekerja mencari rizki Allah sebagai nafkah bagi keluarga. Jika dilakukan di bulan suci Ramadhan, sungguh tak terkira
9. Hilangnya keamanan dan terhentinya aktifitas-aktifitas kebaikan.
Demo yang melibatkan massa dalam jumlah besar, menyebabkan beberapa aktifitas diliburkan, seperti perniagaan, pendidikan, dan semisalnya. Bahkan, sebagian pihak ada yang mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman yang tidak dilalui jalur demo.
10. Para wanita berbaur dengan kaum lelaki di jalanan.
Poin ini seperti yang disebutkan Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin di atas. Secara asal, Allah Azza Wa Jalla memerintahkan para wanita untuk berada di rumah-rumah mereka:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
Dan hendaknya kalian (para wanita) tetap di rumah-rumah kalian (Q.S. al-Ahzab: 33)
11. Termasuk bentuk khuruj (pembangkangan atau pemberontakan) terhadap penguasa muslim yang dilarang.
Khuruj kepada penguasa muslim bisa dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan.
12. Menyelisihi karakteristik dasar kaum beriman yang secara asal mudah diarahkan dan diatur pada kebaikan.
Seperti yang diisyaratkan oleh Syaikh Sholih al-Fauzan di atas, bahwa agama Islam pada dasarnya adalah ketenangan, keteraturan, dan ketertiban. Demonstrasi bisa memicu kekacauan-kekacauan itu. Seorang yang beriman, secara asal mudah diarahkan pada kebaikan.
13. Menurunkan wibawa orang-orang muslim.
Perbuatan yang diperlihatkan dalam demonstrasi seperti berteriak-teriak, membawa atribut-atribut yang memancing perhatian, melompat-lompat, dan bersandiwara adalah tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang beradab dan penuh kedewasaan dalam pikiran dan perbuatan. Hal itu mengurangi muruah (kewibawaan) seseorang.
14. Memecah-belah kaum muslimin dan melemahkan barisan mereka di hadapan para musuhnya.
15. Menyelisihi bimbingan Nabi agar bersabar jika melihat hal yang tidak disukai dilakukan penguasa muslim.
Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنْ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Barangsiapa yang membenci sesuatu dari pemimpinnya, hendaknya ia bersabar. Karena barangsiapa yg keluar (dari ketaatan) kepada penguasa sejengkal, ia meninggal dalam keadaan mati Jahiliyyah (H.R. al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
16. Di beberapa negara terbukti bahwa diawali dengan demonstrasi, menjadi celah masuknya kekuasaan negeri-negeri kafir ke negara tersebut.
17. Menyakiti sesama mukmin.
Kerap didapati orasi di hadapan masa bermuatan kalimat yang menyakiti pihak-pihak yang dianggap berseberangan atau tidak sepakat dengan pendapat mereka. Apabila pihak-pihak yang disakiti baik dengan ucapan maupun perbuatan adalah sesama mukmin, pelakunya dikategorikan melakukan kebohongan dan dosa yang tidak bisa diremehkan.
Allah Ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.(Q.S. al-Ahzab: 58)
18. Mengajarkan pemaksaan kehendak.
19. Memberi ruang kepada politikus culas dan tokoh jahat untuk mengambil simpati masyarakat.
20. Membuka amalan bid'ah yang berkedok agama.
21. Mengesankan bahwa kebenaran sesuai dengan suara mayoritas.
Padahal, kebenaran tidak ditentukan dengan mayoritas, tetapi kebenaran diukur dengan al-Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman Salaf. Justru kebanyakan manusia berpaling dari kebenaran hakiki.
ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﻣُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ
"Dan sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)." (Yusuf: 106)
22. Memalingkan muslimin dari berbagai amalan yang lebih utama.
Contohnya, bila unjuk rasa dilakukan pada hari Jumat, si-demonstran bisa kehilangan amalan sunnah membaca surat alKahfi, mandi Jumat, berpagi-pagi ke masjid, termasuk juga bekerja mencari rizki Allah sebagai nafkah bagi keluarga. Jika dilakukan di bulan suci Ramadhan, sungguh tak terkira
begitu banyak amalan ibadah yang lebih baik dilakukan di rumah atau di sekitar tempat kediaman, menebar kedamaian dan kebaikan.
Sungguh benar tengara, tidaklah suatu kebidahan kecuali akan menghapus sunnah yang setara.
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ﻣَﺎ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻗَﻮْﻡٌ ﺑِﺪْﻋَﺔً ﺇِﻟَّﺎ ﺭُﻓِﻊَ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ
Tidaklah suatu kaum melakukan suatu bid’ah, kecuali akan terangkat Sunnah yang semisal dengannya (H.R Ahmad dari Ghudhaif bin al-Haarits, dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (baik) dalam Fathul Baari (13/253))
23. Membuat buruk sangka kepada aparat pemerintah dan saudaranya yang berseberangan.
Dugaan pemerintah yang melindungi pelaku penistaan/kejahatan, kelompok yang tidak mendukung perjuangan membela agama, acapkali merebak. Introspeksi menjadi sulit terealisasi. Padahal prasangka dan dugaan tidak bernilai di sisi kebenaran.
ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺘَّﺒِﻊُ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﻇَﻨًّﺎ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻈَّﻦَّ ﻟَﺎ ﻳُﻐْﻨِﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺷَﻴْﺌًﺎ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikitpun terhadap kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."(Q.S Yunus : 36)
24. Membudayakan gaya dakwah pamer (baca: riya' dan sum'ah) dalam menyampaikan nasehat.
25 . Penanganan konflik secara represif akan menimbulkan dendam dan efek negatif bagi muslimin minoritas di negeri-negeri lainnya. Unjuk kekuatan kubu mayoritas terhadap minoritas akan menjadi dalih pembenaran aksi balas dendam terhadap minoritas muslimin di lain tempat.
26. Menjerat muslimin dalam dilema ; apabila tidak diterima aspirasinya, akan membuat musuh semakin besar kepala dan sombong; namun, jika berhasil, para pengusung demo akan tinggi hati dan melupakan sekian banyak keburukan di atas.
27. Meninggalkan hadits shahih lagi muhkam, dan beramal dengan hadits lemah atau salah memahaminya, sehingga terjerumus dalam bid'ah pemikiran.
Yang shahih sebagaimana tuntunan menasehati penguasa yang telah dipaparkan. Sementara yang lemah semisal hadits pengaduan sekian banyak shohabiyyah dalam suatu malam terkait kekerasan sebagian suami mereka kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Sungguh para ulama telah menjelaskannya dan mendudukkan kembali kepada asal yang muhkam dari berbagai hadits shahih, walhamdulillah.
28. Terjatuh pada banyak menuntut dan mempertanyakan hak (كثرة السؤال) yang dibenci Allah.
29. Terjatuh pada pemborosan (اضاعة المال) dengan sekian banyak sumberdaya yang dikerahkan baik transportasi, konsumsi, akomodasi maupun operasional (pamflet, banner, dst.)
30. Membuka dan membiarkan pembuatan gambar makhluk bernyawa yang diharamkan syariat.
Bahkan tak jarang dimuatnya aksi mereka di layar kaca, menjadi tajuk utama berita koran adalah kebanggaan dan parameter keberhasilan bagi mereka. Semakin terpampang dan disiarkan, semakin bersemangat berunjuk rasa
31. Menampakkan keangkuhan di jalanan.
Berjalan dengan pongah dan angkuh adalah keadaan tercela. Allah ta'ala berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi angkuh. (Q.S. Luqman: 18).
Sejumlah poin yang telah dipaparkan di atas tersebut bukanlah pembatasan. Namun sekedar pengingat dan nasehat yang kita yakini berpijak dari bimbingan para Ulama bahwa asal demonstrasi dari musuh-musuh Islam. Sementara dipermisalkan kaum kafir, jiwa mereka laksana tanah yang buruk yang tidak akan menumbuhkan kecuali keburukan.
ﻭَﺍﻟْﺒَﻠَﺪُ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺐُ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻧَﺒَﺎﺗُﻪُ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻪِ ۖ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﺒُﺚَ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺇِﻟَّﺎ ﻧَﻜِﺪًﺍ ۚ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻧُﺼَﺮِّﻑُ ﺍﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﺸْﻜُﺮُﻭﻥَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tidak akan tumbuh darinya kecuali sekedar tanaman yang merana. Demikianlah Kami mengulangi
Sungguh benar tengara, tidaklah suatu kebidahan kecuali akan menghapus sunnah yang setara.
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ﻣَﺎ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻗَﻮْﻡٌ ﺑِﺪْﻋَﺔً ﺇِﻟَّﺎ ﺭُﻓِﻊَ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ
Tidaklah suatu kaum melakukan suatu bid’ah, kecuali akan terangkat Sunnah yang semisal dengannya (H.R Ahmad dari Ghudhaif bin al-Haarits, dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (baik) dalam Fathul Baari (13/253))
23. Membuat buruk sangka kepada aparat pemerintah dan saudaranya yang berseberangan.
Dugaan pemerintah yang melindungi pelaku penistaan/kejahatan, kelompok yang tidak mendukung perjuangan membela agama, acapkali merebak. Introspeksi menjadi sulit terealisasi. Padahal prasangka dan dugaan tidak bernilai di sisi kebenaran.
ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺘَّﺒِﻊُ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﻇَﻨًّﺎ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻈَّﻦَّ ﻟَﺎ ﻳُﻐْﻨِﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺷَﻴْﺌًﺎ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻋَﻠِﻴﻢٌ ﺑِﻤَﺎ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻮﻥَ
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikitpun terhadap kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan."(Q.S Yunus : 36)
24. Membudayakan gaya dakwah pamer (baca: riya' dan sum'ah) dalam menyampaikan nasehat.
25 . Penanganan konflik secara represif akan menimbulkan dendam dan efek negatif bagi muslimin minoritas di negeri-negeri lainnya. Unjuk kekuatan kubu mayoritas terhadap minoritas akan menjadi dalih pembenaran aksi balas dendam terhadap minoritas muslimin di lain tempat.
26. Menjerat muslimin dalam dilema ; apabila tidak diterima aspirasinya, akan membuat musuh semakin besar kepala dan sombong; namun, jika berhasil, para pengusung demo akan tinggi hati dan melupakan sekian banyak keburukan di atas.
27. Meninggalkan hadits shahih lagi muhkam, dan beramal dengan hadits lemah atau salah memahaminya, sehingga terjerumus dalam bid'ah pemikiran.
Yang shahih sebagaimana tuntunan menasehati penguasa yang telah dipaparkan. Sementara yang lemah semisal hadits pengaduan sekian banyak shohabiyyah dalam suatu malam terkait kekerasan sebagian suami mereka kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Sungguh para ulama telah menjelaskannya dan mendudukkan kembali kepada asal yang muhkam dari berbagai hadits shahih, walhamdulillah.
28. Terjatuh pada banyak menuntut dan mempertanyakan hak (كثرة السؤال) yang dibenci Allah.
29. Terjatuh pada pemborosan (اضاعة المال) dengan sekian banyak sumberdaya yang dikerahkan baik transportasi, konsumsi, akomodasi maupun operasional (pamflet, banner, dst.)
30. Membuka dan membiarkan pembuatan gambar makhluk bernyawa yang diharamkan syariat.
Bahkan tak jarang dimuatnya aksi mereka di layar kaca, menjadi tajuk utama berita koran adalah kebanggaan dan parameter keberhasilan bagi mereka. Semakin terpampang dan disiarkan, semakin bersemangat berunjuk rasa
31. Menampakkan keangkuhan di jalanan.
Berjalan dengan pongah dan angkuh adalah keadaan tercela. Allah ta'ala berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi angkuh. (Q.S. Luqman: 18).
Sejumlah poin yang telah dipaparkan di atas tersebut bukanlah pembatasan. Namun sekedar pengingat dan nasehat yang kita yakini berpijak dari bimbingan para Ulama bahwa asal demonstrasi dari musuh-musuh Islam. Sementara dipermisalkan kaum kafir, jiwa mereka laksana tanah yang buruk yang tidak akan menumbuhkan kecuali keburukan.
ﻭَﺍﻟْﺒَﻠَﺪُ ﺍﻟﻄَّﻴِّﺐُ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻧَﺒَﺎﺗُﻪُ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺭَﺑِّﻪِ ۖ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﺧَﺒُﺚَ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﺇِﻟَّﺎ ﻧَﻜِﺪًﺍ ۚ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻧُﺼَﺮِّﻑُ ﺍﻟْﺂﻳَﺎﺕِ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﺸْﻜُﺮُﻭﻥَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tidak akan tumbuh darinya kecuali sekedar tanaman yang merana. Demikianlah Kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (Q.S Al-A'rof:58)
Semoga Allah Azza Wa Jalla senantiasa memberikan petunjuk pada segenap kaum muslimin, diberikan taufiq untuk senantiasa bersyukur dengan nikmat aman, damai, saling menyayangi sesama muslim, dan mengindahkan arahan ulama dan kepemimpinan pemerintahnya.
(Arsip tulisan lama di tahun 2016, disusun bersama oleh Asatidzah Admin Grup WA al Itishom, dengan beberapa penyesuaian)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Semoga Allah Azza Wa Jalla senantiasa memberikan petunjuk pada segenap kaum muslimin, diberikan taufiq untuk senantiasa bersyukur dengan nikmat aman, damai, saling menyayangi sesama muslim, dan mengindahkan arahan ulama dan kepemimpinan pemerintahnya.
(Arsip tulisan lama di tahun 2016, disusun bersama oleh Asatidzah Admin Grup WA al Itishom, dengan beberapa penyesuaian)
💡💡📝📝💡💡
WA al I'tishom
Salafy Purwakarta:
🎖|| *Kajian Islam Ilmiah Purwakarta*
*Talim terakhir di bulan Ramadhan 1440*
Insya Allah ﷻ.....
📆 *Ahad Sore,*
*21 Ramadhan 1440 H*
*26 Mei 2019 M*
*Tema :*
_Pembatal Pembatal Puasa_
📚 Dari Kitab Al-Mulakhosul Fiqhiy
💺Bersama Al-Ustadz 🎙
*Abu Mu'awiyah Idris حفظه الله*
⏰ *Waktu : 16:30 - 17:30*
(Buka puasa di masjid stasiun Insya Allah)
Tempat
🕌 *Masjid Baitul Arqom*
Masjid Stasiun Purwakarta
Semoga kita dimudahkan untuk bisa mendatangi majlis ilmu...
*UNTUK UMUM*
(IKHWAN & AKHWAT)
*InsyaaAlloh talim kembali di bulan Syawwal atau menunggu informasi selanjutnya*
_Baarakallahufiykum_
➖➖➖➖➖➖➖➖
🌎 WA Salafy Purwakarta
◀ https://t.me/salafypurwakarta
🎖|| *Kajian Islam Ilmiah Purwakarta*
*Talim terakhir di bulan Ramadhan 1440*
Insya Allah ﷻ.....
📆 *Ahad Sore,*
*21 Ramadhan 1440 H*
*26 Mei 2019 M*
*Tema :*
_Pembatal Pembatal Puasa_
📚 Dari Kitab Al-Mulakhosul Fiqhiy
💺Bersama Al-Ustadz 🎙
*Abu Mu'awiyah Idris حفظه الله*
⏰ *Waktu : 16:30 - 17:30*
(Buka puasa di masjid stasiun Insya Allah)
Tempat
🕌 *Masjid Baitul Arqom*
Masjid Stasiun Purwakarta
Semoga kita dimudahkan untuk bisa mendatangi majlis ilmu...
*UNTUK UMUM*
(IKHWAN & AKHWAT)
*InsyaaAlloh talim kembali di bulan Syawwal atau menunggu informasi selanjutnya*
_Baarakallahufiykum_
➖➖➖➖➖➖➖➖
🌎 WA Salafy Purwakarta
◀ https://t.me/salafypurwakarta
Telegram
Salafy Purwakarta
Info Ma'had Purwakarta
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
Menyajikan Artikel, Poster dan Audio Kajian Salafy di Purwakarta - Jawa Barat
Pembina :
al-Ustadz Hamzah Bajry
al-Ustadz Mahmud Barjib
al-Ustadz Idris
Hafidzahumullah Jami'an
*JAWABAN TERKAIT ERORNYA APLIKASI-APLIKASI MEDIA SOSIAL*
Dijawab oleh Al-Ustadz Abu Hafsh Umar hafizhahullah
Pertanyaan :
Bismillah.. Afwan ust izin bertanya, apakah dgn menggunakan aplikasi" semacam itu utk bisa melancarkan aplikasi yg dierorkan oleh pemerintah termasuk tindakan memberontak kepada pemerintah?
Jazakumullahu khoiron
Jawaban :
Naam, itu VPN atau semisalx aplikasi yg ga bisa dipertanggung jawabkan..
Pemerintah sedang mengambil kebijakan demikian, kita taati saja.. Ini prinsip kita.
Dulu Imam Ahmad rahimahullah, tatkala sudah dilepas ikatan tangannya, beliau tidak mau keluar, kecuali setelah diperintahkan oleh khalifah utk keluar.
Terkait Wa dll,
Jangan kita melanggar..
In sya Allah, nanti ada saatnya kita pake wa normal kembali..
Barakallahu fikum.
Dijawab oleh Al-Ustadz Abu Hafsh Umar hafizhahullah
Pertanyaan :
Bismillah.. Afwan ust izin bertanya, apakah dgn menggunakan aplikasi" semacam itu utk bisa melancarkan aplikasi yg dierorkan oleh pemerintah termasuk tindakan memberontak kepada pemerintah?
Jazakumullahu khoiron
Jawaban :
Naam, itu VPN atau semisalx aplikasi yg ga bisa dipertanggung jawabkan..
Pemerintah sedang mengambil kebijakan demikian, kita taati saja.. Ini prinsip kita.
Dulu Imam Ahmad rahimahullah, tatkala sudah dilepas ikatan tangannya, beliau tidak mau keluar, kecuali setelah diperintahkan oleh khalifah utk keluar.
Terkait Wa dll,
Jangan kita melanggar..
In sya Allah, nanti ada saatnya kita pake wa normal kembali..
Barakallahu fikum.
Forwarded from Galeri Poster Dakwah Ahlussunnah
DOA YANG DISUNNAHKAN PADA LAILATUL QADAR
#ramadhan #lailatulqadar
is.gd/GPDte
is.gd/GPDig
is.gd/GPDtwit
www.galeriposterdakwah.com
#ramadhan #lailatulqadar
is.gd/GPDte
is.gd/GPDig
is.gd/GPDtwit
www.galeriposterdakwah.com
📚📜📜📚
*Cara meraih Lailatul Qodar,tanpa ada keraguan.*
🎙Allamah Ibnu Baz rahimahulloh.
👉 _Barang siapa yang bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir *(malam ganjil dan genap).*_
▪Membaca Alquran
▪Shalat Tarawih
▪Berdoa dan
▪Amalan-amalan baik lainnya.
✋ *Dia pasti mendapatkan malam lailatul Qodar, tanpa diragukan lagi.*
_Dan akan mendapatkan janji Allah yang diberikan bagi barang siapa yang menegakkannya (menghidupkannya),_
☑ _dalam keadaan iman serta mengharap pahala dari sisiNya._
📚 *Fatawa Ibnu Baz 6/397.*
*👈كيف تُدرِك ليلة القدر بلا شك ؟*
📌قال الإمام ابن باز رحمه الله:
« *ومن اجتهد في العشر كلها؛ في الصلاة والقرآن والدعاء وغير ذلك من وجوه الخير أدرك ليلة القدر بلا شك وفاز بما وعد الله به من قامها إذا فعل ذلك إيمانًا واحتسابًا* »
مجموع فتاوى ابن باز (٦/ ٣٩٨)
نتعاون على السنة
السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك
https://t.me/Nataouan
Turut berbagi Channel 👇
@infosehatkita
*Cara meraih Lailatul Qodar,tanpa ada keraguan.*
🎙Allamah Ibnu Baz rahimahulloh.
👉 _Barang siapa yang bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir *(malam ganjil dan genap).*_
▪Membaca Alquran
▪Shalat Tarawih
▪Berdoa dan
▪Amalan-amalan baik lainnya.
✋ *Dia pasti mendapatkan malam lailatul Qodar, tanpa diragukan lagi.*
_Dan akan mendapatkan janji Allah yang diberikan bagi barang siapa yang menegakkannya (menghidupkannya),_
☑ _dalam keadaan iman serta mengharap pahala dari sisiNya._
📚 *Fatawa Ibnu Baz 6/397.*
*👈كيف تُدرِك ليلة القدر بلا شك ؟*
📌قال الإمام ابن باز رحمه الله:
« *ومن اجتهد في العشر كلها؛ في الصلاة والقرآن والدعاء وغير ذلك من وجوه الخير أدرك ليلة القدر بلا شك وفاز بما وعد الله به من قامها إذا فعل ذلك إيمانًا واحتسابًا* »
مجموع فتاوى ابن باز (٦/ ٣٩٨)
نتعاون على السنة
السنة سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك
https://t.me/Nataouan
Turut berbagi Channel 👇
@infosehatkita
Telegram
نتعاون على السنة
قال العلامة ربيع -حفظه الله-: «انشروا للواضحين»
Forwarded from Galeri Poster Dakwah Ahlussunnah
DOA YANG DISUNNAHKAN PADA LAILATUL QADR [REVISI]
#lailatulqadr #doa #sunnah
is.gd/GPDte
is.gd/GPDig
is.gd/GPDtwit
www.galeriposterdakwah.com
#lailatulqadr #doa #sunnah
is.gd/GPDte
is.gd/GPDig
is.gd/GPDtwit
www.galeriposterdakwah.com
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah
🍃🌺 *TIGA CIRI MALAM ‘LAILATUL QODAR’* 🌺🍃
—---------------------
1️⃣- *BENTUK BULAN SAAT ITU SEPERTI PARUHAN MANGKUK.*
➖ Dari shahabat *Abu Huroiroh* - _rodhiyallahu‘anhu_-, Bahwasanya beliau pernah mengingat-ingat malam ‘lailatul qodar’ bersama dengan Rasulullah - _shollallahu ‘alaihi wasallam_-, Beliau mengatakan:
«أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ طَلَعَ الْقَمَرُ، وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ؟»
_“Siapakah diantara kalian yang ingat, tatkala bulan muncul dalam keadaan seperti paruhan (📌) mangkuk.?”_
📎 [ *HR. Muslim* no.1170-(222) ]
(📌) Paruhan adalah setengah bagian. [ KBBI ]
2️⃣- *SUASANA TENANG, UDARA DAN CUACA PADA MALAM ITU SEDANG (TIDAK PANAS DAN TIDAK DINGIN).*
➖ Dari shahabat *Ibnu Abbas* - _rodhiyallahu ‘anhu_-, bahwasanya Rasulullah - _shollallahu ‘alaihi wasallam_- pernah bersabda tentang lailatul qodar;
«لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ يُصْبِحُ شَمْسُها صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ »
_“Sebuah malam yang tenang penuh kelembutan; tidak panas dan tidak dingin. Matahari –pada pagi harinya- terbit dengan cahaya yang lemah berwarna merah.”_
📎 [ *HR. Al-Baihaqi* dalam “Syu’abil Iman” no. 3419 dan *Ath-Thoyalisi* dalam “Musnadnya” no. 2802 ] ,
Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam “Shohih Al-Jami’” no. 5475. Disebutkan pula dalam “Adh-Dhoifah” dibawah pembahasan hadits no. 4404; walaupun didalamnya ada 2 orang rowi yang lemah, namun masih bisa menjadi syawahid (penguat, pent.). Wallahu a’lam.
3️⃣- *MATAHARI -PADA PAGI HARINYA- TERBIT TANPA CAHAYA, SEPERTI BASKOM DARI TEMBAGA, BERWARNA MERAH.*
➖ Dari Shahabat *Ubay bin Ka’ab* - _rodhiyallahu ‘anhu_- beliau mengatakan:
«أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ، لَا شُعَاعَ لَهَا»
_“Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah mengabarkan kepada kami bahwa (pagi hari setelah malam lailatul qodar, pent.)_ *matahari terbit tanpa cahaya (yang menyilaukan, pent.).”*
📎 [ *HR. Muslim* no.762-(220) ] , Derajatnya: Shohih.
🔻 Dalam *Riwayat Ahmad* no. 21197 & 21209 dan *Abu Dawud* no. 1378, terdapat tambahan;
«صَبِيحَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَا شُعَاعَ لَهَا، كَأَنَّهَا طَسْتٌ حَتَّى تَرْتَفِعَ »
_”Pagi hari (setelah) malam lailatul qodar matahari terbit tanpa cahaya (yang menyilaukan, pent.),_ *seolah-olah seperti baskom dari tembaga,* _sampai menjulang tinggi.”_
📎 [ Lafadz tersebut diambil dari “Musnad Ahmad” , Dan dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam *Shohih Al-Jami’* no. 3754 ]
🔻 Adapun warna merah matahari telah disebutkan dalam riwayat Al-Baihaqi dan Ath-Thoyalisi dari shahabat *Ibnu Abbas* _rodhiyallahu ‘anhu_ di atas. Silahkan melihat pembahasan ciri yang kedua.
〰〰〰〰〰
🔘 Catatan:
Ada beberapa tanda yang disebutkan dalam beberapa hadits seperti; tidak ada awan, tidak ada hujan, tidak ada angin, tidak ada meteor,… ; namun riwayat-riwayat tersebut lemah. [ Lihat *”Adh-Dhoifah”* 4404. ]
✅ Yang jelas, sebagian dari tanda-tanda tersebut muncul setelah berlalunya malam lailatul qodar.
👉 Kita hanya bisa berusaha untuk memaksimalkan pencarian tersebut pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhon seluruhnya. Agar tidak terluput sedikitpun satu malam yang kita lewati.
〰〰〰〰
✅ Tak lupa, kita memohon kepada Allah -Ta’ala- agar bisa mendapatkan malam ‘lailatul qodar’ tersebut beserta ampunan yang dijanjikan-Nya, Aamiin.
_Wallahu a’lamu bisshowab. (AH)_
#LailatulQodar #Ampunan #Tandatanda
〰〰➰〰〰
🔰 YOOK NGAJI YANG ILMIAH
🔻 (Memfasilitasi Kajian Islam secara Ilmiah)
🌐🔻 Situs Blog: https://Yookngaji.com
🚀🌐🔻 Gabung Saluran Telegram: https://t.me/yookngaji
📝 *Dipublikasikan ulang hari Jumat, 19 Ramadhan 1440 H / 24 Mei 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
🍃🌺 *TIGA CIRI MALAM ‘LAILATUL QODAR’* 🌺🍃
—---------------------
1️⃣- *BENTUK BULAN SAAT ITU SEPERTI PARUHAN MANGKUK.*
➖ Dari shahabat *Abu Huroiroh* - _rodhiyallahu‘anhu_-, Bahwasanya beliau pernah mengingat-ingat malam ‘lailatul qodar’ bersama dengan Rasulullah - _shollallahu ‘alaihi wasallam_-, Beliau mengatakan:
«أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ طَلَعَ الْقَمَرُ، وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ؟»
_“Siapakah diantara kalian yang ingat, tatkala bulan muncul dalam keadaan seperti paruhan (📌) mangkuk.?”_
📎 [ *HR. Muslim* no.1170-(222) ]
(📌) Paruhan adalah setengah bagian. [ KBBI ]
2️⃣- *SUASANA TENANG, UDARA DAN CUACA PADA MALAM ITU SEDANG (TIDAK PANAS DAN TIDAK DINGIN).*
➖ Dari shahabat *Ibnu Abbas* - _rodhiyallahu ‘anhu_-, bahwasanya Rasulullah - _shollallahu ‘alaihi wasallam_- pernah bersabda tentang lailatul qodar;
«لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ يُصْبِحُ شَمْسُها صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ »
_“Sebuah malam yang tenang penuh kelembutan; tidak panas dan tidak dingin. Matahari –pada pagi harinya- terbit dengan cahaya yang lemah berwarna merah.”_
📎 [ *HR. Al-Baihaqi* dalam “Syu’abil Iman” no. 3419 dan *Ath-Thoyalisi* dalam “Musnadnya” no. 2802 ] ,
Dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam “Shohih Al-Jami’” no. 5475. Disebutkan pula dalam “Adh-Dhoifah” dibawah pembahasan hadits no. 4404; walaupun didalamnya ada 2 orang rowi yang lemah, namun masih bisa menjadi syawahid (penguat, pent.). Wallahu a’lam.
3️⃣- *MATAHARI -PADA PAGI HARINYA- TERBIT TANPA CAHAYA, SEPERTI BASKOM DARI TEMBAGA, BERWARNA MERAH.*
➖ Dari Shahabat *Ubay bin Ka’ab* - _rodhiyallahu ‘anhu_- beliau mengatakan:
«أَخْبَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ، لَا شُعَاعَ لَهَا»
_“Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah mengabarkan kepada kami bahwa (pagi hari setelah malam lailatul qodar, pent.)_ *matahari terbit tanpa cahaya (yang menyilaukan, pent.).”*
📎 [ *HR. Muslim* no.762-(220) ] , Derajatnya: Shohih.
🔻 Dalam *Riwayat Ahmad* no. 21197 & 21209 dan *Abu Dawud* no. 1378, terdapat tambahan;
«صَبِيحَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَّمْسُ لَا شُعَاعَ لَهَا، كَأَنَّهَا طَسْتٌ حَتَّى تَرْتَفِعَ »
_”Pagi hari (setelah) malam lailatul qodar matahari terbit tanpa cahaya (yang menyilaukan, pent.),_ *seolah-olah seperti baskom dari tembaga,* _sampai menjulang tinggi.”_
📎 [ Lafadz tersebut diambil dari “Musnad Ahmad” , Dan dishohihkan Asy-Syaikh Al-Albani –rohimahullah- dalam *Shohih Al-Jami’* no. 3754 ]
🔻 Adapun warna merah matahari telah disebutkan dalam riwayat Al-Baihaqi dan Ath-Thoyalisi dari shahabat *Ibnu Abbas* _rodhiyallahu ‘anhu_ di atas. Silahkan melihat pembahasan ciri yang kedua.
〰〰〰〰〰
🔘 Catatan:
Ada beberapa tanda yang disebutkan dalam beberapa hadits seperti; tidak ada awan, tidak ada hujan, tidak ada angin, tidak ada meteor,… ; namun riwayat-riwayat tersebut lemah. [ Lihat *”Adh-Dhoifah”* 4404. ]
✅ Yang jelas, sebagian dari tanda-tanda tersebut muncul setelah berlalunya malam lailatul qodar.
👉 Kita hanya bisa berusaha untuk memaksimalkan pencarian tersebut pada sepuluh hari terakhir bulan Romadhon seluruhnya. Agar tidak terluput sedikitpun satu malam yang kita lewati.
〰〰〰〰
✅ Tak lupa, kita memohon kepada Allah -Ta’ala- agar bisa mendapatkan malam ‘lailatul qodar’ tersebut beserta ampunan yang dijanjikan-Nya, Aamiin.
_Wallahu a’lamu bisshowab. (AH)_
#LailatulQodar #Ampunan #Tandatanda
〰〰➰〰〰
🔰 YOOK NGAJI YANG ILMIAH
🔻 (Memfasilitasi Kajian Islam secara Ilmiah)
🌐🔻 Situs Blog: https://Yookngaji.com
🚀🌐🔻 Gabung Saluran Telegram: https://t.me/yookngaji
📝 *Dipublikasikan ulang hari Jumat, 19 Ramadhan 1440 H / 24 Mei 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
Telegram
Ittiba`u Rasulillah
Raihlah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui majelis ilmu dan jangan mencukupkan mengambil ilmu dari internet sehingga lalai menghadiri majelis ilmu.
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
Forwarded from INFO SEHAT KITA
*Menangis karena berpisah dengan Ramadhan*
Al Hafidz Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata:
Hati-hati orang bertakwa selalu merindukan bulan ini dan merintih kesakitan karena berpisah dengannya.
(Lathaif Ma'arif hal 304)
Beliau juga -rahimahullah- berkata:
Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak menyucurkan air mata karena berpisah dengan Ramadhan, dalam keadaan dia tidak tahu apakah masih tersisa umurnya untuk bisa kembali berjumpa dengannya.
(Lathaiful Ma'arif hal 217)
Turut berbagi
Channel Info Sehat Kita👇
Join
https://t.me/infosehatkita
Al Hafidz Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata:
Hati-hati orang bertakwa selalu merindukan bulan ini dan merintih kesakitan karena berpisah dengannya.
(Lathaif Ma'arif hal 304)
Beliau juga -rahimahullah- berkata:
Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak menyucurkan air mata karena berpisah dengan Ramadhan, dalam keadaan dia tidak tahu apakah masih tersisa umurnya untuk bisa kembali berjumpa dengannya.
(Lathaiful Ma'arif hal 217)
Turut berbagi
Channel Info Sehat Kita👇
Join
https://t.me/infosehatkita
Telegram
INFO SEHAT KITA
Menyajikan info seputar kesehatan dan tips pengobatan ala nabi, konsultasi dengan Thabib Muslim chat ke 087719139851 http://bit.ly/Mau_Konsultasi
http://www.detoksmagictea.com
https://iridologimagelang.blogspot.com
http://www.detoksmagictea.com
https://iridologimagelang.blogspot.com
:: RENUNGAN DI AKHIR RAMADHAN (1) ::
Asy-Syaikh 'Abdullah azh-Zhafiri hafizhahullah berkata :
"Apabila engkau melihat pada dirimu wahai hamba Allah, ternyata telah berubah keadaanmu pada bulan ramadhan dan setelah ramadhan dari sebelum apa yang engkau telah lakukan sebelum ramadhan, maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh buah ini.
Kemudian jika tadinya engkau seorang yang lalai dalam menunaikan kewajiban dan fardhu-fardhu lalu berubah keadaanmu di bulan ramadhan maka ketahuilah bahwasannya engkau telah memperoleh ketakwaan yang hal itu adalah buahnya puasa.
Apabila engkau melihat pada dirimu sebelum ramadhan melakukan sebagian kemaksiatan dan kemungkaran dan berubahnya keadaanmu setelah ramadhan maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh bonus ramadhan.
Bonus puasa yaitu ketakwaan, yang jika didapati dihati seorang hamba, maka akan menjadi pendorong baginya mengerjakan ketakwaan dan meninggalkan larangan dan kemaksiatan-kemaksiatan.
Adapun jika keadaanmu di bulan ramadhan dan setelah ramadhan sebagaimana keadaanmu sebelum ramadhan maka ketahuilah bahwa puasamu semata-mata (menahan) dari makan dan minum, dan ini merupakan musibah, ini adalah musibah yang seseorang pantas menangisi keadaannya bahwasanya telah datang ramadhan dan telah pergi pula ramadhan namun dia tidak memperoleh buah ramadhan dan bonus ramadhan."
Sumber : https://miraath.net/ar/content/makalate/جائزة-رمضان
@hikmahsalafiyyah
Selengkapnya : https://www.atsar.id/2018/06/renungan-di-akhir-ramadhan.html?m=1
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
Telegram : t.me/atsarid
Twitter : twitter.com/atsarid
Line : https://line.me/ti/p/%40bqg5243o
YT : https://www.youtube.com/c/AtsarID
Website : www.atsar.id
Asy-Syaikh 'Abdullah azh-Zhafiri hafizhahullah berkata :
"Apabila engkau melihat pada dirimu wahai hamba Allah, ternyata telah berubah keadaanmu pada bulan ramadhan dan setelah ramadhan dari sebelum apa yang engkau telah lakukan sebelum ramadhan, maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh buah ini.
Kemudian jika tadinya engkau seorang yang lalai dalam menunaikan kewajiban dan fardhu-fardhu lalu berubah keadaanmu di bulan ramadhan maka ketahuilah bahwasannya engkau telah memperoleh ketakwaan yang hal itu adalah buahnya puasa.
Apabila engkau melihat pada dirimu sebelum ramadhan melakukan sebagian kemaksiatan dan kemungkaran dan berubahnya keadaanmu setelah ramadhan maka ketahuilah bahwasanya engkau telah memperoleh bonus ramadhan.
Bonus puasa yaitu ketakwaan, yang jika didapati dihati seorang hamba, maka akan menjadi pendorong baginya mengerjakan ketakwaan dan meninggalkan larangan dan kemaksiatan-kemaksiatan.
Adapun jika keadaanmu di bulan ramadhan dan setelah ramadhan sebagaimana keadaanmu sebelum ramadhan maka ketahuilah bahwa puasamu semata-mata (menahan) dari makan dan minum, dan ini merupakan musibah, ini adalah musibah yang seseorang pantas menangisi keadaannya bahwasanya telah datang ramadhan dan telah pergi pula ramadhan namun dia tidak memperoleh buah ramadhan dan bonus ramadhan."
Sumber : https://miraath.net/ar/content/makalate/جائزة-رمضان
@hikmahsalafiyyah
Selengkapnya : https://www.atsar.id/2018/06/renungan-di-akhir-ramadhan.html?m=1
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
Telegram : t.me/atsarid
Twitter : twitter.com/atsarid
Line : https://line.me/ti/p/%40bqg5243o
YT : https://www.youtube.com/c/AtsarID
Website : www.atsar.id
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
Renungan di Akhir Ramadhan
Renungan di Akhir Bulan Ramadhan, Muhasabah Puasa Ramadan, Nasihat setelah ramadan.
::
🚇 SIKAP MUKMIN DI PENGHUJUNG RAMADHAN
🎙Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata:
“Wahai kaum mukminin,
Inilah bulan (Ramadhan) telah berakhir atau hampir berakhir, maka hendaknya kita instropeksi diri kita di dalamnya.
Apa yang telah kita sajikan untuk diri kita di bulan yang agung ini?
⬜️ Siapa yang telah berbuat ihsan maka hendaklah ia memuji Allah dan menyempurnakan dengan kebaikan.
⬜️ Dan siapa yang berleha-leha maka hendaknya ia iringi dengan bertaubat, sebab sungguh Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan amalan-amalan jelek. Dan janganlah kalian patah arang dari rahmat Allah!
إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ﴿٨٧﴾
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Q.S. Yusuf: 87.
⬜️ Siapa yang telah berbuat baik atau kurang dalam beramal (dari awal Ramadhan) maka hendaknya ia baikkan penutupnya karena sungguh “amalan-amalan itu (dilihat) pada penghujungnya”.
⬜️ Kemudian jadilah kalian dalam posisi harap-harap cemas dan takut untuk tidak diterima amalan-amalan itu dari kalian, sebab Allah jalla wa ‘ala berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٢٧﴾
"Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa". Q.S. Al-Maaidah: 27.
Sehingga pikirkan diri-diri kalian dan niat-niat serta tujuan-tujuan kalian (dalam beramal)!
❗Janganlah salah seorang kalian merasa takjub dengan amalannya atau jangan ia mengira bahwa ia telah melaksanakan apa yang diwajibkan atasnya dan telah menunaikan hak Allah atasnya.
❱ Bahkan hendaknya ia menilai dirinya sangat kurang dalam beramal dan tidak ada nilai padanya serta tidak memiliki timbangan di hadapan Rabbnya ‘azza wa jalla.
Dahulu sebagian salaf berkata:
لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ اْللَّهَ تَقَبَّلَ مِنِّيْ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ لَتَمَنّيْتُ الْمَوْت
Andai aku tahu bahwa Allah telah menerima dariku seberat biji khardal (dari amalan shalih) niscaya aku mengangankan kematian.
Hal tersebut karena sangatnya rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sementara Allah telah menyifati hamba-hamba pilihan, Dia Subhanahu berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ﴿٦٠﴾ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ﴿٦١﴾
060. Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
061. mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. Q.S. Al-Mu’minuun: 60 – 61.
Ummul Mukminin, ‘Aisyah, radhiallahu ‘anha berkata,”Wahai Rasulullah, apakah mereka ini(yang disebut dalam ayat) adalah orang-orang yang berzina dan mimun khamr, dan mereka takut diazab dengan sebab dosa-dosa mereka?”
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasallam- berkata,”Tidak, wahai putri Ash-Shiddiq! Sungguh mereka adalah suatu kaum yang menaati Allah ‘azza wa jalla dan telah berbuat ihsan, dan mereka khawatir akan dikembalikan (tertolak) amalan-amalan mereka kepada mereka dan tidak diterima dari mereka.”
❗Maka wajib atas kita untuk menjadi orang-orang yang takut untuk ditolak atas kita amalan-amalan kita.
Dan janganlah kita terpesona dengannya dan menganggap telah banyak beramal sebab hal itu sungguh sedikit dalam hak Allah.
Sebab hak Allah atas kita itu sangat besar.
Namun Dia Yang Maha Suci mengampuni(atas kekurangan kita), berbuat dermawan, dan bermurah hati dengan keutamaan-Nya.
Akan tetapi ini diperuntukkan bagi yang berbaik sangka kepada Rabbnya.
Sehingga berprasangkalah yang baik terhadap Rabb kalian dan cita-citakan kebaikan serta beramallah yang shalih!”
🌏 Petikan Khutbah:
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14075
📑 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Turut Berbagi
INFO SEHAT KITA
Join Klik link dan sebarkan👇
https://t.me/infosehatkita
🚇 SIKAP MUKMIN DI PENGHUJUNG RAMADHAN
🎙Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah berkata:
“Wahai kaum mukminin,
Inilah bulan (Ramadhan) telah berakhir atau hampir berakhir, maka hendaknya kita instropeksi diri kita di dalamnya.
Apa yang telah kita sajikan untuk diri kita di bulan yang agung ini?
⬜️ Siapa yang telah berbuat ihsan maka hendaklah ia memuji Allah dan menyempurnakan dengan kebaikan.
⬜️ Dan siapa yang berleha-leha maka hendaknya ia iringi dengan bertaubat, sebab sungguh Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan amalan-amalan jelek. Dan janganlah kalian patah arang dari rahmat Allah!
إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ﴿٨٧﴾
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Q.S. Yusuf: 87.
⬜️ Siapa yang telah berbuat baik atau kurang dalam beramal (dari awal Ramadhan) maka hendaknya ia baikkan penutupnya karena sungguh “amalan-amalan itu (dilihat) pada penghujungnya”.
⬜️ Kemudian jadilah kalian dalam posisi harap-harap cemas dan takut untuk tidak diterima amalan-amalan itu dari kalian, sebab Allah jalla wa ‘ala berfirman:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٢٧﴾
"Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa". Q.S. Al-Maaidah: 27.
Sehingga pikirkan diri-diri kalian dan niat-niat serta tujuan-tujuan kalian (dalam beramal)!
❗Janganlah salah seorang kalian merasa takjub dengan amalannya atau jangan ia mengira bahwa ia telah melaksanakan apa yang diwajibkan atasnya dan telah menunaikan hak Allah atasnya.
❱ Bahkan hendaknya ia menilai dirinya sangat kurang dalam beramal dan tidak ada nilai padanya serta tidak memiliki timbangan di hadapan Rabbnya ‘azza wa jalla.
Dahulu sebagian salaf berkata:
لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ اْللَّهَ تَقَبَّلَ مِنِّيْ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ لَتَمَنّيْتُ الْمَوْت
Andai aku tahu bahwa Allah telah menerima dariku seberat biji khardal (dari amalan shalih) niscaya aku mengangankan kematian.
Hal tersebut karena sangatnya rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sementara Allah telah menyifati hamba-hamba pilihan, Dia Subhanahu berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ﴿٦٠﴾ أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ﴿٦١﴾
060. Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
061. mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. Q.S. Al-Mu’minuun: 60 – 61.
Ummul Mukminin, ‘Aisyah, radhiallahu ‘anha berkata,”Wahai Rasulullah, apakah mereka ini(yang disebut dalam ayat) adalah orang-orang yang berzina dan mimun khamr, dan mereka takut diazab dengan sebab dosa-dosa mereka?”
Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wasallam- berkata,”Tidak, wahai putri Ash-Shiddiq! Sungguh mereka adalah suatu kaum yang menaati Allah ‘azza wa jalla dan telah berbuat ihsan, dan mereka khawatir akan dikembalikan (tertolak) amalan-amalan mereka kepada mereka dan tidak diterima dari mereka.”
❗Maka wajib atas kita untuk menjadi orang-orang yang takut untuk ditolak atas kita amalan-amalan kita.
Dan janganlah kita terpesona dengannya dan menganggap telah banyak beramal sebab hal itu sungguh sedikit dalam hak Allah.
Sebab hak Allah atas kita itu sangat besar.
Namun Dia Yang Maha Suci mengampuni(atas kekurangan kita), berbuat dermawan, dan bermurah hati dengan keutamaan-Nya.
Akan tetapi ini diperuntukkan bagi yang berbaik sangka kepada Rabbnya.
Sehingga berprasangkalah yang baik terhadap Rabb kalian dan cita-citakan kebaikan serta beramallah yang shalih!”
🌏 Petikan Khutbah:
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/14075
📑 Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍 www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
Turut Berbagi
INFO SEHAT KITA
Join Klik link dan sebarkan👇
https://t.me/infosehatkita
www.alfawzan.af.org.sa
الأعمال الختامية في شهر رمضان | موقع معالي الشيخ صالح الفوزان
الخطبة الأولى:
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah
🌺🍃 *HUKUM SHALAT 'ID* 🍃🌺
┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄
🔰 Asy-Syaikh al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz _Rahimahullah_ :
“Shalat ‘Id *FARDHU KIFAYAH* menurut pendapat kebanyakan para ‘ulama, boleh ada sebagian orang tertinggal tidak menghadiri shalat ‘Id.
Namun kehadiran dia dan turut serta bersama-sama saudara-saudaranya kaum muslimin dalam shalat ‘Id merupakan *SUNNAH MU’AKKADAH* tidak boleh ditinggalkan tanpa ada udzur syar’i.
Sebagian ‘ulama lainnya berpendapat bahwa shalat ‘id hukumnya adalah *FARDHU ‘AIN* seperti Shalat Jum’at.
Maka *TIDAK BOLEH* seorang pun mukallaf dari kalangan pria merdeka yang mukim untuk meninggalkannya.
Pendapat ini *LEBIH TEPAT* dan *LEBIH DEKAT KEPADA KEBENARAN.*
Disunnahkan bagi kaum wanita untuk menghadirinya juga, namun *DENGAN TETAP MEMPERHATIKAN* :
▪ HIJAB,
▪ MENUTUP AURAT, dan
▪TIDAK MENGENAKAN MINYAK WANGI/PARFUM
Ini berdasarkan hadits yang telah pasti/sah dari Nabi _Shallallahu ‘alaihi wa Sallam_ dalam “ash-Shahihain” dari Ummu ‘Athiyyah _Radhiyallahu_ ‘anha bahwa dia berkata,
«أمرنا أن نخرج في العيدين العواتق والحيض ليشهدن الخير ودعوة المسلمين وتعتزل الحيض المصلى»
“Kami diperintah untuk mengajak keluar pada dua hari raya : para gadis dan para wanita haidh. Agar mereka bisa menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Namun para wanita haidh menjauhi tempat shalat.”
📔 *[ HR. al-Bukhari 324, Muslim 890]*
🔰 Pada sebagian lafazh lainnya,
«فقالت إحداهن: يا رسول الله لا تجد إحدانا جلبابا تخرج فيه، فقال صلى الله عليه وسلم: لتلبسها أختها من جلبابها »
Salah seorang di antara kami ada yang mengatakan,
“Wahai Rasulullah, ada seorang dari kami tidak memiliki jilbab yang dengannya dia bisa keluar.”
Maka Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wa Sallam_ menjawab,
“Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) dari jilbab miliknya.”
📔 *[ HR. Ahmad 20269, Ibnu Majah 1307 ]*
⚠️ Tidak diragukan, bahwa ini menunjukkan *DITEKANKANNYA* kaum wanita untuk keluar/berangkat juga guna melaksanakan shalat ‘Id, supaya mereka bisa menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin.
📖 *[ Majmu Fatawa Ibn Baz 13/7-8 ]*
📚 Sumber : https://manhajul-anbiya.net/al-fawaid-as-salafiyyah/silsilah-ragam-hukum-terkait-ied/
➖➖➖
🔰 _Semoga Allah Ta'ala menjadikan pribadi setiap muslim kaya akan ilmu syar'i. Aamiin_
📝 *Senin, 29 Ramadhan 1440 H / 03 Juni 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
🌺🍃 *HUKUM SHALAT 'ID* 🍃🌺
┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄
🔰 Asy-Syaikh al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin Baz _Rahimahullah_ :
“Shalat ‘Id *FARDHU KIFAYAH* menurut pendapat kebanyakan para ‘ulama, boleh ada sebagian orang tertinggal tidak menghadiri shalat ‘Id.
Namun kehadiran dia dan turut serta bersama-sama saudara-saudaranya kaum muslimin dalam shalat ‘Id merupakan *SUNNAH MU’AKKADAH* tidak boleh ditinggalkan tanpa ada udzur syar’i.
Sebagian ‘ulama lainnya berpendapat bahwa shalat ‘id hukumnya adalah *FARDHU ‘AIN* seperti Shalat Jum’at.
Maka *TIDAK BOLEH* seorang pun mukallaf dari kalangan pria merdeka yang mukim untuk meninggalkannya.
Pendapat ini *LEBIH TEPAT* dan *LEBIH DEKAT KEPADA KEBENARAN.*
Disunnahkan bagi kaum wanita untuk menghadirinya juga, namun *DENGAN TETAP MEMPERHATIKAN* :
▪ HIJAB,
▪ MENUTUP AURAT, dan
▪TIDAK MENGENAKAN MINYAK WANGI/PARFUM
Ini berdasarkan hadits yang telah pasti/sah dari Nabi _Shallallahu ‘alaihi wa Sallam_ dalam “ash-Shahihain” dari Ummu ‘Athiyyah _Radhiyallahu_ ‘anha bahwa dia berkata,
«أمرنا أن نخرج في العيدين العواتق والحيض ليشهدن الخير ودعوة المسلمين وتعتزل الحيض المصلى»
“Kami diperintah untuk mengajak keluar pada dua hari raya : para gadis dan para wanita haidh. Agar mereka bisa menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Namun para wanita haidh menjauhi tempat shalat.”
📔 *[ HR. al-Bukhari 324, Muslim 890]*
🔰 Pada sebagian lafazh lainnya,
«فقالت إحداهن: يا رسول الله لا تجد إحدانا جلبابا تخرج فيه، فقال صلى الله عليه وسلم: لتلبسها أختها من جلبابها »
Salah seorang di antara kami ada yang mengatakan,
“Wahai Rasulullah, ada seorang dari kami tidak memiliki jilbab yang dengannya dia bisa keluar.”
Maka Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wa Sallam_ menjawab,
“Hendaknya saudaranya memakaikan (meminjamkan) dari jilbab miliknya.”
📔 *[ HR. Ahmad 20269, Ibnu Majah 1307 ]*
⚠️ Tidak diragukan, bahwa ini menunjukkan *DITEKANKANNYA* kaum wanita untuk keluar/berangkat juga guna melaksanakan shalat ‘Id, supaya mereka bisa menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin.
📖 *[ Majmu Fatawa Ibn Baz 13/7-8 ]*
📚 Sumber : https://manhajul-anbiya.net/al-fawaid-as-salafiyyah/silsilah-ragam-hukum-terkait-ied/
➖➖➖
🔰 _Semoga Allah Ta'ala menjadikan pribadi setiap muslim kaya akan ilmu syar'i. Aamiin_
📝 *Senin, 29 Ramadhan 1440 H / 03 Juni 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
Telegram
Ittiba`u Rasulillah
Raihlah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui majelis ilmu dan jangan mencukupkan mengambil ilmu dari internet sehingga lalai menghadiri majelis ilmu.
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
◎» https://t.me/Ittiba_uRasulillah
🍃🌺 *HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA* 🌺🍃
┈┉┅━❀🍃🌹🍃❀━┅┉┈
🔰 Diriwayatkan dari Jubair bin Nufair, ia berkata,
“Para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dahulu jika mereka bertemu pada hari raya, mereka saling mengucapkan:
*تقبِّلَ مِنَّا وَ مِنْكُمْ*
_“Semoga diterima amalan kami dan amalan kalian.”_
🔰 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam *Fathul Bari (2/446),*
_”Sanadnya hasan (baik).”_
🔰 Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin _rahimahullah_ pernah ditanya:
“Apa hukum mengucapkan selamat hari raya Ied? Apakah ada kalimat khusus tentangnya?”
*Beliau menjawab,*
_“Mengucapkan selamat Hari Raya Ied hukumnya *BOLEH,* dan tidak ada ucapan yang bersifat khusus. Bahkan ucapan yang telah menjadi kebiasaan manusia itu boleh, selama tidak mengandung dosa.”_
📖 *[ Majmu Fatawa wa Rasail al-Utsaimin 16/208-210 ]*
🔰 Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin _rahimahullah_ pernah ditanya,
apakah ada bentuk kalimat yang dihafal dari para salaf terkait ucapan selamat pada hari raya ied?
*Beliau menjawab,*
“Mengucapkan selamat hari raya Ied telah dilakukan oleh sebagian shahabat _radhiyallaahu ‘anhum._
Kalaupun dikatakan belum pernah terjadi pada masa shahabat, namun ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh manusia.
Mereka saling mengucapkan selamat satu sama lain dengan sampainya mereka pada hari Ied dan sempurnanya puasa dan qiyamul lail.
Akan tetapi, satu perkara yang terkadang mengganggu dan tidak ada faktor pendorong untuk melakukannya adalah permasalahan mengecup.
Sebagian orang, jika mengucapkan selamat hari raya Ied, mereka mengecup. Yang seperti ini tidak ada alasan yang mendukung, tidak ada kebutuhan padanya.
Jadi, *cukup dengan berjabat tangan dan mengucap selamat.”*
📖 *[ Majmu Fatawa wa Rasail al-Utsaimin 16/208 ]*
📚 Url : https://www.manhajul-anbiya.net/al-fawaid-as-salafiyyah/silsilah-ragam-hukum-terkait-ied/
➖➖➖
🔰 _Semoga Allah Ta'ala memberikan kemenangan bagi kita dalam menggapai keberkahan dibulan ini._ Aamiin
📝 *Sabtu, 27 Ramadhan 1440 H / 01 Juni 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
🍃🌺 *HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA* 🌺🍃
┈┉┅━❀🍃🌹🍃❀━┅┉┈
🔰 Diriwayatkan dari Jubair bin Nufair, ia berkata,
“Para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dahulu jika mereka bertemu pada hari raya, mereka saling mengucapkan:
*تقبِّلَ مِنَّا وَ مِنْكُمْ*
_“Semoga diterima amalan kami dan amalan kalian.”_
🔰 Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam *Fathul Bari (2/446),*
_”Sanadnya hasan (baik).”_
🔰 Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin _rahimahullah_ pernah ditanya:
“Apa hukum mengucapkan selamat hari raya Ied? Apakah ada kalimat khusus tentangnya?”
*Beliau menjawab,*
_“Mengucapkan selamat Hari Raya Ied hukumnya *BOLEH,* dan tidak ada ucapan yang bersifat khusus. Bahkan ucapan yang telah menjadi kebiasaan manusia itu boleh, selama tidak mengandung dosa.”_
📖 *[ Majmu Fatawa wa Rasail al-Utsaimin 16/208-210 ]*
🔰 Fadhilatu asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin _rahimahullah_ pernah ditanya,
apakah ada bentuk kalimat yang dihafal dari para salaf terkait ucapan selamat pada hari raya ied?
*Beliau menjawab,*
“Mengucapkan selamat hari raya Ied telah dilakukan oleh sebagian shahabat _radhiyallaahu ‘anhum._
Kalaupun dikatakan belum pernah terjadi pada masa shahabat, namun ini sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh manusia.
Mereka saling mengucapkan selamat satu sama lain dengan sampainya mereka pada hari Ied dan sempurnanya puasa dan qiyamul lail.
Akan tetapi, satu perkara yang terkadang mengganggu dan tidak ada faktor pendorong untuk melakukannya adalah permasalahan mengecup.
Sebagian orang, jika mengucapkan selamat hari raya Ied, mereka mengecup. Yang seperti ini tidak ada alasan yang mendukung, tidak ada kebutuhan padanya.
Jadi, *cukup dengan berjabat tangan dan mengucap selamat.”*
📖 *[ Majmu Fatawa wa Rasail al-Utsaimin 16/208 ]*
📚 Url : https://www.manhajul-anbiya.net/al-fawaid-as-salafiyyah/silsilah-ragam-hukum-terkait-ied/
➖➖➖
🔰 _Semoga Allah Ta'ala memberikan kemenangan bagi kita dalam menggapai keberkahan dibulan ini._ Aamiin
📝 *Sabtu, 27 Ramadhan 1440 H / 01 Juni 2019 M*
🔖 _Media Ittibau Rasulillah:_
🌏 Situs Blog:
https://ittibaurasulillah.blogspot.com
📲 Follow Instagram:
http://instagram.com/ittiba_urasulillah
📠 Join Channel telegram:
https://t.me/Ittiba_uRasulillah
📮 *WhatsApp Ittiba`u Rasulillah*
•┈┈┈┈•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•┈┈┈┈•
Telegram
Ittiba`u Rasulillah
Raihlah kebahagiaan dunia dan akhirat melalui majelis ilmu dan jangan mencukupkan mengambil ilmu dari internet sehingga lalai menghadiri majelis ilmu.
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
📈 Pembimbing :
al-Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah, hafizhahullahu
✋🏻⚠💥‼ *AJARI ANAK ANDA FIKIH JIHAD SEBELUM MEREKA TERSESAT JALANNYA*
✍🏻 Al-Allamah Shalih Al-Fauzan _hafizhahullah_ berkata:
تنظيم الجهاد والإشراف عليه من صلاحيات إمام المسلمين.
● Pengaturan jihad dan pengawasannya adalah wewenang Penguasa kaum muslimin.
الجهاد لا يكون بقتل المسلمين والمستأمنين، وإنما مع الكفار المحاربين.
● Jihad itu tidak dengan membunuhi kaum muslimin dan kafir musta’man (yang dijamin keamanannya). Akan tetapi jihad itu adalah dengan memerangi orang-orang kafir harbi (yang memerangi kaum muslimin).
لا يجوز قتل الكافر المستأمن والمعاهد والذمي بحجة أن الكفار الآن يقتلون المسلمين.
● Tidak boleh membunuh orang kafir musta’man (orang kafir yang minta jaminan keamanan), kafir mu’ahad (orang kafir yang ada perjanjian damai dengan negeri muslimin), dan kafir dzimmi (orang kafir yang tunduk dengan penguasa negeri muslimin), dengan dalih kalau orang kafir sekarang membunuhi kaum muslimin.
الانتحار ليس استشهادا، لأن المنتحر يتعمد قتل نفسه، ومن قتل نفسه فهو متوعد بالنار.
● Bom bunuh diri bukanlah amalan mencari syahid, karena bom bunuh diri itu menyengaja membunuh dirinya, dan barang siapa yang membunuh dirinya maka dia diancam api neraka.
*[Dari kitab Al-Aan hash hashal haq hal 74-75]*
⚪ *WhatsApp Salafy Indonesia*
⏩ *Channel Telegram* || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Al-Allamah Shalih Al-Fauzan _hafizhahullah_ berkata:
تنظيم الجهاد والإشراف عليه من صلاحيات إمام المسلمين.
● Pengaturan jihad dan pengawasannya adalah wewenang Penguasa kaum muslimin.
الجهاد لا يكون بقتل المسلمين والمستأمنين، وإنما مع الكفار المحاربين.
● Jihad itu tidak dengan membunuhi kaum muslimin dan kafir musta’man (yang dijamin keamanannya). Akan tetapi jihad itu adalah dengan memerangi orang-orang kafir harbi (yang memerangi kaum muslimin).
لا يجوز قتل الكافر المستأمن والمعاهد والذمي بحجة أن الكفار الآن يقتلون المسلمين.
● Tidak boleh membunuh orang kafir musta’man (orang kafir yang minta jaminan keamanan), kafir mu’ahad (orang kafir yang ada perjanjian damai dengan negeri muslimin), dan kafir dzimmi (orang kafir yang tunduk dengan penguasa negeri muslimin), dengan dalih kalau orang kafir sekarang membunuhi kaum muslimin.
الانتحار ليس استشهادا، لأن المنتحر يتعمد قتل نفسه، ومن قتل نفسه فهو متوعد بالنار.
● Bom bunuh diri bukanlah amalan mencari syahid, karena bom bunuh diri itu menyengaja membunuh dirinya, dan barang siapa yang membunuh dirinya maka dia diancam api neraka.
*[Dari kitab Al-Aan hash hashal haq hal 74-75]*
⚪ *WhatsApp Salafy Indonesia*
⏩ *Channel Telegram* || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Telegram
Salafy Indonesia
💎 Menjalin Ukhuwwah di Atas Minhaj Nubuwwah
📝 Silakan menyebarkan tanpa mengubah materi dan tetap mencantumkan sumber.
💻 Media resmi: t.me/forumsalafy, forumsalafy.net, dan Grup WSI
📲 Admin: Muhammad (Cileungsi, Bogor) salafyindonesia001@gmail.com
📝 Silakan menyebarkan tanpa mengubah materi dan tetap mencantumkan sumber.
💻 Media resmi: t.me/forumsalafy, forumsalafy.net, dan Grup WSI
📲 Admin: Muhammad (Cileungsi, Bogor) salafyindonesia001@gmail.com
KHAWARIJ, BERISI BARISAN PARA PEMUDA YANG PENDEK AKALNYA
يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Akan datang di akhir zaman, suatu kaum yang usianya masih muda tapi pendek akalnya. Mereka berucap dengan ucapan makhluk terbaik. Mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari sasaran bidik (setelah mengenainya). Keimanan mereka tidaklah melewati kerongkongan mereka. Di mana saja kalian bertemu dengan mereka, perangilah mereka. Karena sesungguhnya memerangi mereka akan mendapatkan pahala pada hari kiamat" (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ali bin Abi Tholib)
Penjelasan:
Fenomena penyimpangan Khawarij sudah dijelaskan Nabi shollallahu alaihi wasallam sebelum kemunculannya. Nabi menjelaskan dalam hadits di atas tentang beberapa ciri yang ada pada mereka.
Nabi menggambarkan bahwa mereka itu usianya masih muda namun pendek akalnya. Pemuda memiliki semangat yang tinggi dan kondisi fisik yang masih prima. Namun mereka memiliki kekurangan pengalaman dan ilmu. Seharusnya, mereka mengikuti bimbingan para Ulama yang telah senior. Karena sesungguhnya keberkahan itu akan didapatkan bersama bimbingan para Ulama “besar” (senior) tersebut.
Setiap pergerakan Khawarij dari dulu hingga saat ini tidak pernah didukung oleh para Ulama Ahlussunnah. Sebut saja kelompok al-Qaeda, ISIS, Boko Haram, dan berbagai jenisnya, tidak ada satupun Ulama Ahlussunnah yang mendukungnya.
Bahkan sejak awal-awal kemunculannya, ketika berdialog dengan para Khawarij, Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: Aku datang dari sisi para Sahabat Nabi shollallahu alaihi wasallam dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Kepada merekalah al-Quran diturunkan, dan mereka lebih mengerti tentang wahyu dibandingkan kalian. Di tengah-tengah merekalah alQuran diturunkan. Tidak ada seorang pun di antara mereka (para Sahabat Nabi) yang bersama kalian.
Di masa-masa awal kemunculan Khawarij, tidak ada seorang pun para Sahabat Nabi (orang-orang yang paling berilmu dan bertakwa) mendukung mereka. Demikian juga pada generasi setelahnya. Tidak didapati seorang Ulama Ahlussunnah pun yang mendukung mereka. Jika mereka mengklaim ada seorang Ulama, bisa jadi orang yang dimaksud adalah figur yang di-ulama-kan. Bukan benar-benar Ulama.
Nabi juga menyebutkan ciri –ciri mereka: Mereka berucap dengan ucapan makhluk terbaik. Artinya, mereka berdalil dengan alQuran, sehingga mudah menarik kaum muslimin. Ucapan mereka indah. Seakan-akan dalil kokoh bersama mereka. Namun pada hakikatnya dalil yang mereka gunakan tidak pada tempatnya. Seperti jika mereka berdalil dengan ayat: Tidak ada hukum kecuali hanya milik Allah (Q.S al-An’aam ayat 57). Kalimat yang diucapkan benar, tapi ditempatkan tidak pada tempatnya, karena ada keyakinan batil yang menyertainya. Mereka gunakan ayat itu untuk mengkafirkan kaum muslimin.
Nabi juga menggambarkan bahwa mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari sasaran bidik (setelah mengenainya). Para Ulama berbeda pendapat tentang apakah Khawarij kafir atau tidak. Jumhur Ulama berpendapat mereka masih muslim dengan penyimpangan yang ada pada mereka.
Dalam hadits di atas, Nabi juga menyatakan: Keimanan mereka tidaklah melampaui kerongkongan mereka. Artinya, al-Quran yang mereka baca sekedar tilawah yang dilafadzkan, tidak dipahami dengan pemahaman yang benar yang menghasilkan keimanan yang benar hingga merasuk ke dalam hati.
Kemudian di akhir hadits, Nabi memberikan motivasi bagi orang-orang beriman untuk memerangi mereka. Perangilah mereka karena Allah. Tentunya di bawah koordinasi dengan Waliyyul Amr, pemerintah muslim. Karena pada sikap memerangi mereka itu terdapat pahala yang akan dipetik kenikmatannya pada hari kiamat.
✍🏼 (Abu Utsman Kharisman)
**Sumber rujukan:
Tuhfatul Ahwadzi syarh S
يَأْتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ حُدَثَاءُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لَا يُجَاوِزُ إِيمَانُهُمْ حَنَاجِرَهُمْ فَأَيْنَمَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاقْتُلُوهُمْ فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْرٌ لِمَنْ قَتَلَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Akan datang di akhir zaman, suatu kaum yang usianya masih muda tapi pendek akalnya. Mereka berucap dengan ucapan makhluk terbaik. Mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari sasaran bidik (setelah mengenainya). Keimanan mereka tidaklah melewati kerongkongan mereka. Di mana saja kalian bertemu dengan mereka, perangilah mereka. Karena sesungguhnya memerangi mereka akan mendapatkan pahala pada hari kiamat" (H.R al-Bukhari dan Muslim dari Ali bin Abi Tholib)
Penjelasan:
Fenomena penyimpangan Khawarij sudah dijelaskan Nabi shollallahu alaihi wasallam sebelum kemunculannya. Nabi menjelaskan dalam hadits di atas tentang beberapa ciri yang ada pada mereka.
Nabi menggambarkan bahwa mereka itu usianya masih muda namun pendek akalnya. Pemuda memiliki semangat yang tinggi dan kondisi fisik yang masih prima. Namun mereka memiliki kekurangan pengalaman dan ilmu. Seharusnya, mereka mengikuti bimbingan para Ulama yang telah senior. Karena sesungguhnya keberkahan itu akan didapatkan bersama bimbingan para Ulama “besar” (senior) tersebut.
Setiap pergerakan Khawarij dari dulu hingga saat ini tidak pernah didukung oleh para Ulama Ahlussunnah. Sebut saja kelompok al-Qaeda, ISIS, Boko Haram, dan berbagai jenisnya, tidak ada satupun Ulama Ahlussunnah yang mendukungnya.
Bahkan sejak awal-awal kemunculannya, ketika berdialog dengan para Khawarij, Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata: Aku datang dari sisi para Sahabat Nabi shollallahu alaihi wasallam dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Kepada merekalah al-Quran diturunkan, dan mereka lebih mengerti tentang wahyu dibandingkan kalian. Di tengah-tengah merekalah alQuran diturunkan. Tidak ada seorang pun di antara mereka (para Sahabat Nabi) yang bersama kalian.
Di masa-masa awal kemunculan Khawarij, tidak ada seorang pun para Sahabat Nabi (orang-orang yang paling berilmu dan bertakwa) mendukung mereka. Demikian juga pada generasi setelahnya. Tidak didapati seorang Ulama Ahlussunnah pun yang mendukung mereka. Jika mereka mengklaim ada seorang Ulama, bisa jadi orang yang dimaksud adalah figur yang di-ulama-kan. Bukan benar-benar Ulama.
Nabi juga menyebutkan ciri –ciri mereka: Mereka berucap dengan ucapan makhluk terbaik. Artinya, mereka berdalil dengan alQuran, sehingga mudah menarik kaum muslimin. Ucapan mereka indah. Seakan-akan dalil kokoh bersama mereka. Namun pada hakikatnya dalil yang mereka gunakan tidak pada tempatnya. Seperti jika mereka berdalil dengan ayat: Tidak ada hukum kecuali hanya milik Allah (Q.S al-An’aam ayat 57). Kalimat yang diucapkan benar, tapi ditempatkan tidak pada tempatnya, karena ada keyakinan batil yang menyertainya. Mereka gunakan ayat itu untuk mengkafirkan kaum muslimin.
Nabi juga menggambarkan bahwa mereka keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah dari sasaran bidik (setelah mengenainya). Para Ulama berbeda pendapat tentang apakah Khawarij kafir atau tidak. Jumhur Ulama berpendapat mereka masih muslim dengan penyimpangan yang ada pada mereka.
Dalam hadits di atas, Nabi juga menyatakan: Keimanan mereka tidaklah melampaui kerongkongan mereka. Artinya, al-Quran yang mereka baca sekedar tilawah yang dilafadzkan, tidak dipahami dengan pemahaman yang benar yang menghasilkan keimanan yang benar hingga merasuk ke dalam hati.
Kemudian di akhir hadits, Nabi memberikan motivasi bagi orang-orang beriman untuk memerangi mereka. Perangilah mereka karena Allah. Tentunya di bawah koordinasi dengan Waliyyul Amr, pemerintah muslim. Karena pada sikap memerangi mereka itu terdapat pahala yang akan dipetik kenikmatannya pada hari kiamat.
✍🏼 (Abu Utsman Kharisman)
**Sumber rujukan:
Tuhfatul Ahwadzi syarh S
unan atTirmidzi karya al-Imam al-Mubaarokfuriy
Syarah Shahih Muslim libni Utsaimin**
<< Rubrik Nubuwwah Majalah Tashfiyah, dikirim pada Agustus 2016 >>
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Serta Publikasi
↘ Join Telegram
🔵 https://telegram.me/KesesatanKhawarij
Bongkar Kesesatan Khawarij Sampai keakar akarnya
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡
SUMBER, t.me/salafybaturaja
04 Syawal 1439 H
18 Juni 2018 M
Syarah Shahih Muslim libni Utsaimin**
<< Rubrik Nubuwwah Majalah Tashfiyah, dikirim pada Agustus 2016 >>
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Serta Publikasi
↘ Join Telegram
🔵 https://telegram.me/KesesatanKhawarij
Bongkar Kesesatan Khawarij Sampai keakar akarnya
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡
SUMBER, t.me/salafybaturaja
04 Syawal 1439 H
18 Juni 2018 M
Telegram
KesesatanKhawarij
Membongkar kesesatan Teroris/Khawarij dan yang semisal Sampai ke akar akarnya
بســــــــــم الله الرحمن الرحيــــــــم
📢 *H.A.D.I.R.I.L.A.H...*
Insya Allah
✅ *Sholat Idul Fitri*
Rabu, 1 Syawal 1440 H
5 Juni 2019
🎙 *Khatib dan Imam :*
al-Ustadz Mahmud Barjib Hafizhahullah
📂 Tema:
*Menjaga Ketaqwaan Hati di Hari yang Fitri*
🕌 *Tempat :*
Lapangan Muhajirin
Ma'had Daarul Atsaar Purwakarta
⏰ Insya Allah sholat dimulai *jam 06:30*
📲 Informasi: @ابو حفيظ
Abu Hafidz Hari Nasution
____📝
📢 *H.A.D.I.R.I.L.A.H...*
Insya Allah
✅ *Sholat Idul Fitri*
Rabu, 1 Syawal 1440 H
5 Juni 2019
🎙 *Khatib dan Imam :*
al-Ustadz Mahmud Barjib Hafizhahullah
📂 Tema:
*Menjaga Ketaqwaan Hati di Hari yang Fitri*
🕌 *Tempat :*
Lapangan Muhajirin
Ma'had Daarul Atsaar Purwakarta
⏰ Insya Allah sholat dimulai *jam 06:30*
📲 Informasi: @ابو حفيظ
Abu Hafidz Hari Nasution
____📝