🔊 INTI PERKARA ADALAH AKIDAH YANG BENAR !
✍️ Al'Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah berkata :
"Demi Allah, tidak ada nilainya ilmu fikih dan ilmu yang lain tatkala kita menyia-nyiakan ilmu akidah dan tauhid dan kita jatuh ke dalam kesyirikan kepada Allah.
Tidak ada faidah pada ilmu apapun, sekalipun kita telah menghafal Al-Qur'an, hadis, dan kitab-kitab fikih sementara kita jatuh ke dalam gelapnya kesyirikan. Tidak ada nilainya bagi kita, dan akhirnya kita tidak akan pernah bisa mengambil faidah dari ilmu agama ini."
📚 Marhaban Ya Thalibal-Ilmi, hlm.111.
قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :
و الله لا قيمة للفقه ولا لغيره ؛ إذا ضيعنا العقيدة وضيعنا التوحيد ، ووقعنا في الشرك بالله ؛ لا فائدة لأي علم أبداً، ولو حفظنا القرآن، وحفظنا الحديث، وحفظنا كتب الفقه، ونحن واقعون في ظلمات الشرك، لا قيمة لنا ولن نستفيد من هذا العلم” .
📚 مرحباً يا طالب العلم" (ص/١١١).
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍️ Al'Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah berkata :
"Demi Allah, tidak ada nilainya ilmu fikih dan ilmu yang lain tatkala kita menyia-nyiakan ilmu akidah dan tauhid dan kita jatuh ke dalam kesyirikan kepada Allah.
Tidak ada faidah pada ilmu apapun, sekalipun kita telah menghafal Al-Qur'an, hadis, dan kitab-kitab fikih sementara kita jatuh ke dalam gelapnya kesyirikan. Tidak ada nilainya bagi kita, dan akhirnya kita tidak akan pernah bisa mengambil faidah dari ilmu agama ini."
📚 Marhaban Ya Thalibal-Ilmi, hlm.111.
قال العلامة ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله :
و الله لا قيمة للفقه ولا لغيره ؛ إذا ضيعنا العقيدة وضيعنا التوحيد ، ووقعنا في الشرك بالله ؛ لا فائدة لأي علم أبداً، ولو حفظنا القرآن، وحفظنا الحديث، وحفظنا كتب الفقه، ونحن واقعون في ظلمات الشرك، لا قيمة لنا ولن نستفيد من هذا العلم” .
📚 مرحباً يا طالب العلم" (ص/١١١).
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊SALAH SATU KUNCI REZEKI
Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ—وَفِي رِوَايَةٍ: يَحْضُرُ حَدِيْثَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَجْلِسَهُ—وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ. فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ هَذَا أَخِيْ لاَ يُعِيْنُنِيْ بِشَيْءٍ. فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
Ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yang satu biasa mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam (dalam satu riwayat: ia menghadiri hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan majelis beliau) sedangkan yang satunya lagi sibuk bekerja.
Suatu ketika yang bekerja mengadukan saudaranya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, saudaraku ini tidak membantuku sedikitpun untuk mencari penghidupan.”
Nabi shallallahu alaihi wa sallam malah mengatakan, “Mungkin kamu diberi rezeki karena dia.” (HR. at-Tirmidzi no. 2345, dinilai sahih dalam al-Misykat no. 5308 dan ash-Shahihah no. 2769)
🎙Al-Mubarakfuri menjelaskan hadits ini bahwa makna sabda beliau “Mungkin kamu diberi rezeki karena dia,” maksudnya aku berharap dan aku khawatir kamu diberi rezeki justru dengan sebab berkah saudaramu, karena dia diberi rezeki dari hasil pekerjaanmu. Oleh sebab itu, kamu jangan merasa telah memberi anugerah kepadanya dengan perbuatanmu.” (Tuhfatul Ahwadzi, “Kitabuz Zuhd”, “Bab at-Tawakkul ‘alallah”)
Hadits di atas menunjukkan bahwa memberi infak kepada penuntut ilmu syariat yang mempelajari agama Allah subhanahu wa ta’ala, belajar Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, juga termasuk kunci rezeki.
🖥 Simak selengkapnya:
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/berbuat-baik-kepada-sesama/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ—وَفِي رِوَايَةٍ: يَحْضُرُ حَدِيْثَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَجْلِسَهُ—وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ. فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنَّ هَذَا أَخِيْ لاَ يُعِيْنُنِيْ بِشَيْءٍ. فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
Ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yang satu biasa mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam (dalam satu riwayat: ia menghadiri hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan majelis beliau) sedangkan yang satunya lagi sibuk bekerja.
Suatu ketika yang bekerja mengadukan saudaranya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, saudaraku ini tidak membantuku sedikitpun untuk mencari penghidupan.”
Nabi shallallahu alaihi wa sallam malah mengatakan, “Mungkin kamu diberi rezeki karena dia.” (HR. at-Tirmidzi no. 2345, dinilai sahih dalam al-Misykat no. 5308 dan ash-Shahihah no. 2769)
🎙Al-Mubarakfuri menjelaskan hadits ini bahwa makna sabda beliau “Mungkin kamu diberi rezeki karena dia,” maksudnya aku berharap dan aku khawatir kamu diberi rezeki justru dengan sebab berkah saudaramu, karena dia diberi rezeki dari hasil pekerjaanmu. Oleh sebab itu, kamu jangan merasa telah memberi anugerah kepadanya dengan perbuatanmu.” (Tuhfatul Ahwadzi, “Kitabuz Zuhd”, “Bab at-Tawakkul ‘alallah”)
Hadits di atas menunjukkan bahwa memberi infak kepada penuntut ilmu syariat yang mempelajari agama Allah subhanahu wa ta’ala, belajar Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, juga termasuk kunci rezeki.
🖥 Simak selengkapnya:
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/berbuat-baik-kepada-sesama/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
AHAD , 10 SHAFAR 1445H
27 AGUSTUS 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
27 AGUSTUS 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🔊KAMU LALAI ATAU LUPA?
🎙️ Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
"والفرق بين الغفلة والنسيان
أن الغفلة ترك باختيار الغافل و النسيان ترك بغير اختياره
و لهذا قال تعالى : {و لا تكن من الغافلين} و لم يقل و لا تكن من الناسين فان النسيان لا يدخل تحت التكليف."
"Perbedaan antara sifat lalai dan lupa adalah,
Lalai itu meninggalkan sesuatu karena pilihan sendiri.
Sedangkan lupa itu meninggalkan sesuatu tanpa kesengajaan.
Oleh karena itu Allah ﷻ berfirman,
{و لا تكن من الغافلين}
'Dan janganlah engkau termasuk dari orang-orang yang lalai.'
{QS. al-A'raf : 205}
Dan Allah ﷻ tidak berfirman,
'Dan janganlah kamu termasuk dari orang-orang yang lupa.'
Yang demikian itu karena lupa tidak termasuk di luar ranah taklif (pembebanan syariat)."
📓 Madarijus Salikin 2/434
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
https://salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙️ Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
"والفرق بين الغفلة والنسيان
أن الغفلة ترك باختيار الغافل و النسيان ترك بغير اختياره
و لهذا قال تعالى : {و لا تكن من الغافلين} و لم يقل و لا تكن من الناسين فان النسيان لا يدخل تحت التكليف."
"Perbedaan antara sifat lalai dan lupa adalah,
Lalai itu meninggalkan sesuatu karena pilihan sendiri.
Sedangkan lupa itu meninggalkan sesuatu tanpa kesengajaan.
Oleh karena itu Allah ﷻ berfirman,
{و لا تكن من الغافلين}
'Dan janganlah engkau termasuk dari orang-orang yang lalai.'
{QS. al-A'raf : 205}
Dan Allah ﷻ tidak berfirman,
'Dan janganlah kamu termasuk dari orang-orang yang lupa.'
Yang demikian itu karena lupa tidak termasuk di luar ranah taklif (pembebanan syariat)."
📓 Madarijus Salikin 2/434
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
https://salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊Bismillah. Bagaimana jika di tempat kerja/kantor saya terdapat banyak pelanggaran seperti ikhtilath dan musik, saya ingin berhenti bekerja tetapi Ibu saya melarang, apa yang harus saya lakukakan, berhenti bekerja atau tetap bekerja di situ?
📎 Yuk kita dengar audionya:
https://www.ukhuwahanakkuliah.com/audio-islami/bismillah-bagaimana-jika-di-tempat-kerja-kantor-saya-terdapat-banyak-pelanggaran-seperti-ikhtilath-dan-musik-saya-ingin-berhenti-bekerja-tetapi-ibu-saya-melarang-apa-yang-harus-saya-lakukakan-berh-6985/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📎 Yuk kita dengar audionya:
https://www.ukhuwahanakkuliah.com/audio-islami/bismillah-bagaimana-jika-di-tempat-kerja-kantor-saya-terdapat-banyak-pelanggaran-seperti-ikhtilath-dan-musik-saya-ingin-berhenti-bekerja-tetapi-ibu-saya-melarang-apa-yang-harus-saya-lakukakan-berh-6985/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊HAKIKAT KEKAYAAN
🎙Abu Sulaiman ad Darani rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya ada suatu kaum berusaha mencari kekayaan, mereka mengira bahwa kekayaan itu digapai dengan cara mengumpulkan pundi-pundi harta. Ketahuilah, bahwasanya kekayaan itu hanya pada Qana'ah (rasa cukup)."
📚 Az Zuhdu al Kabir Lil Baihaqi (79)
قَالَ أَبُو سُلَيْمَانَ الدَّارَانِيُّ - رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَىٰ - :
" إِنَّ قَوْماً طَلَبُوا الغِنَى فَحَسِبُوا أَنَّهُ فِيْ جَمْعِ المَالِ ، أَلَا وَإِنَّمَا الغِنَى فِيْ القَنَاعَةِ " .
الزُّهْدُ الكَبِيْرُ لِلبَيْهَقِيِّ (٧٩)
📝 Sumber:
@faedahdankajian
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Abu Sulaiman ad Darani rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya ada suatu kaum berusaha mencari kekayaan, mereka mengira bahwa kekayaan itu digapai dengan cara mengumpulkan pundi-pundi harta. Ketahuilah, bahwasanya kekayaan itu hanya pada Qana'ah (rasa cukup)."
📚 Az Zuhdu al Kabir Lil Baihaqi (79)
قَالَ أَبُو سُلَيْمَانَ الدَّارَانِيُّ - رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَىٰ - :
" إِنَّ قَوْماً طَلَبُوا الغِنَى فَحَسِبُوا أَنَّهُ فِيْ جَمْعِ المَالِ ، أَلَا وَإِنَّمَا الغِنَى فِيْ القَنَاعَةِ " .
الزُّهْدُ الكَبِيْرُ لِلبَيْهَقِيِّ (٧٩)
📝 Sumber:
@faedahdankajian
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊BERSABAR DI ATAS SUNAH
🎙Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizahullah berkata,
"Siapa yang berpegang teguh dengan sunah, maka ia akan merasakan keletihan, gangguan, perendahan, ancaman dari manusia.
Namun, tetaplah bersabar dan jangan lemah untuk memperjuangkan kebenaran."
📚 Syarhus Sunnah, 306
قال الشيخ صالح الفوزان حفظه الله
من تمسك بالسنة سيلقى عنتا وتعبا واحتقارا وازدراء أو تهديدا من الناس .
لكن عليه أن يصبر ولا يتضعضع عن الحق
شرح السنة:(306)
📝 Sumber:
@mellah_hanifiyyiah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizahullah berkata,
"Siapa yang berpegang teguh dengan sunah, maka ia akan merasakan keletihan, gangguan, perendahan, ancaman dari manusia.
Namun, tetaplah bersabar dan jangan lemah untuk memperjuangkan kebenaran."
📚 Syarhus Sunnah, 306
قال الشيخ صالح الفوزان حفظه الله
من تمسك بالسنة سيلقى عنتا وتعبا واحتقارا وازدراء أو تهديدا من الناس .
لكن عليه أن يصبر ولا يتضعضع عن الحق
شرح السنة:(306)
📝 Sumber:
@mellah_hanifiyyiah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊MENJAGA KEIKHLASAN MEMBUTUHKAN PERJUANGAN BERAT
🎙️Ibnu Qudâma Najmuddîn Al Maqdisiy rahimahullahu Ta'ala menyebutkan:
فرب عبد مخلص يخلص العمل، ولا يقصد الرياء بل يكرهه، ويتم العمل على ذلك، لكن إذا اطلع الناس عليه سره ذلك وارتاح له، وروح ذلك عن قلبه شدة العبادة، فهذا السرور يدل على رياء خفي منه يرشح السرور، ولولا التفات القلب إلى الناس لما ظهر سروره عند اطلاع الناس
Betapa banyak hamba yang ikhlas tatkala beramal, tidak bermaksud untuk riyâ' bahkan membencinya. Diapun menyelesaikan amalannya dalam kondisi ikhlas. Namun apabila orang lain mengetahui ibadahnya, dia menjadi senang, merasa puas, dan tertancap semangat di dalam hati untuk semakin maksimal dalam ibadah. Perasaan senang ini menunjukkan adanya riyâ khofî (riya yang tersembunyi lagi samar).
Darinyalah muncul perasaan senang tersebut. Kalau saja hati tidak menaruh sesuatu kepada manusia, tentu perasaan senang tatkala mereka mengetahui amalan tidak akan nampak.
📚Mukhtashor Minhâjil Qôsidîn, 256
📝 Sumber:
@salafymakassar
http://salafymakassar.net
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙️Ibnu Qudâma Najmuddîn Al Maqdisiy rahimahullahu Ta'ala menyebutkan:
فرب عبد مخلص يخلص العمل، ولا يقصد الرياء بل يكرهه، ويتم العمل على ذلك، لكن إذا اطلع الناس عليه سره ذلك وارتاح له، وروح ذلك عن قلبه شدة العبادة، فهذا السرور يدل على رياء خفي منه يرشح السرور، ولولا التفات القلب إلى الناس لما ظهر سروره عند اطلاع الناس
Betapa banyak hamba yang ikhlas tatkala beramal, tidak bermaksud untuk riyâ' bahkan membencinya. Diapun menyelesaikan amalannya dalam kondisi ikhlas. Namun apabila orang lain mengetahui ibadahnya, dia menjadi senang, merasa puas, dan tertancap semangat di dalam hati untuk semakin maksimal dalam ibadah. Perasaan senang ini menunjukkan adanya riyâ khofî (riya yang tersembunyi lagi samar).
Darinyalah muncul perasaan senang tersebut. Kalau saja hati tidak menaruh sesuatu kepada manusia, tentu perasaan senang tatkala mereka mengetahui amalan tidak akan nampak.
📚Mukhtashor Minhâjil Qôsidîn, 256
📝 Sumber:
@salafymakassar
http://salafymakassar.net
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊 KUNCI TAUFIQ HANYA DOA
🎙Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
وقد أَجْمع العارفون على أنَّ كلَّ خيرٍ فأصلُه بتوفيقِ الله للعبد، وكلَّ شرٍّ فأصلُه خذلانه لعبده.
"Dan telah disepakati oleh orang-orang yang bijak bahwasanya seluruh kebaikan asalnya adalah taufik Allah untuk si hamba, dan setiap kejelekan maka asalnya adalah penelantaraan Allah kepada hamba-Nya.
وأجمعوا أنَّ التوفيقَ أن لا يكِلَك الله إلى نفسك، وأنَّ الخذلانَ هو أن يخلي بينَك وبين نفسك.
Mereka juga sepakat bahwa taufik itu (maknanya) adalah Allah tidak menyerahkanmu kepada dirimu sendiri, dan bahwasanya al-Khudzlan adalah kamu ditelantarkan dengan dirimu sendiri.
فإذا كان كل خير فأصله التوفيق، وهو بيد الله لا بيد العبد؛ فمفتاحه الدعاء والافتقار وصدق اللجأ والرغبة والرهبة إليه؛ فمتى أعطى العبد هذا المفتاح فقد أراد أن يفتح له، ومتى أضله عن المفتاح بقي باب الخير مرتجا دونه.
Maka apabila seluruh kebaikan asalnya adalah taufik, dan itu adanya di tangan Allah bukan di tangan seorang hamba, maka kuncinya adalah doa, merasa butuh, benar dalam kembali, dan harap-harap cemas kepada-Nya; maka kapanpun Allah berikan kunci ini kepada si hamba, maka sungguh Dia telah menginginkan agar dibukakan untu si hamba tersebut, dan kapanpun Allah sesatkan dari kunci tersebut, pintu kebaikan akan selalu dimasuki oleh selain dirinya."
📕[Al-Fawāid 1/141]
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
وقد أَجْمع العارفون على أنَّ كلَّ خيرٍ فأصلُه بتوفيقِ الله للعبد، وكلَّ شرٍّ فأصلُه خذلانه لعبده.
"Dan telah disepakati oleh orang-orang yang bijak bahwasanya seluruh kebaikan asalnya adalah taufik Allah untuk si hamba, dan setiap kejelekan maka asalnya adalah penelantaraan Allah kepada hamba-Nya.
وأجمعوا أنَّ التوفيقَ أن لا يكِلَك الله إلى نفسك، وأنَّ الخذلانَ هو أن يخلي بينَك وبين نفسك.
Mereka juga sepakat bahwa taufik itu (maknanya) adalah Allah tidak menyerahkanmu kepada dirimu sendiri, dan bahwasanya al-Khudzlan adalah kamu ditelantarkan dengan dirimu sendiri.
فإذا كان كل خير فأصله التوفيق، وهو بيد الله لا بيد العبد؛ فمفتاحه الدعاء والافتقار وصدق اللجأ والرغبة والرهبة إليه؛ فمتى أعطى العبد هذا المفتاح فقد أراد أن يفتح له، ومتى أضله عن المفتاح بقي باب الخير مرتجا دونه.
Maka apabila seluruh kebaikan asalnya adalah taufik, dan itu adanya di tangan Allah bukan di tangan seorang hamba, maka kuncinya adalah doa, merasa butuh, benar dalam kembali, dan harap-harap cemas kepada-Nya; maka kapanpun Allah berikan kunci ini kepada si hamba, maka sungguh Dia telah menginginkan agar dibukakan untu si hamba tersebut, dan kapanpun Allah sesatkan dari kunci tersebut, pintu kebaikan akan selalu dimasuki oleh selain dirinya."
📕[Al-Fawāid 1/141]
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊ANGAN-ANGAN MAYYIT .
Demi Allah , sekiranya ditanyakan ke penduduk kubur " berandailah kalian !" Sungguh mereka akan berangan bisa beramal walau satu hari dibulan ramadhan .
📕 Ibnul Jauzi rahimahullah .
تاللهِ لَو قِيلَ لأهلِ القُبورِ تَمنَّوا لتَمنّوا يومًا مِن رَمضان.
📚التبصرة .
📝 Sumber:
@PenaTholab
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Demi Allah , sekiranya ditanyakan ke penduduk kubur " berandailah kalian !" Sungguh mereka akan berangan bisa beramal walau satu hari dibulan ramadhan .
📕 Ibnul Jauzi rahimahullah .
تاللهِ لَو قِيلَ لأهلِ القُبورِ تَمنَّوا لتَمنّوا يومًا مِن رَمضان.
📚التبصرة .
📝 Sumber:
@PenaTholab
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊MENGHADIAHKAN PAHALA MEMBACA AL-QUR’AN
Pertanyaan:
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an, lalu saya menghadiahkan (niatkan) kepada ayah dan ibu saya? Perlu diketahui, keduanya tidak bisa baca-tulis.
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada orang yang bisa baca-tulis? Saya memang bermaksud menghadiahkannya kepadanya.
Demikian pula, bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada lebih dari satu orang?
🎙Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab,
Tidak terdapat dalam Al-Qur’an yang mulia, hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak pula dari para sahabatnya yang mulia; sesuatu yang menunjukkan disyariatkannya menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an al-Karim kepada kedua orang tua atau orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan membaca Al-Qur’an untuk diambil manfaatnya, faedahnya, serta agar bisa dipahami maknanya lalu diamalkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (Shad: 29)
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ
“Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus.” (al-Isra: 9)
قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌۚ
“Katakanlah, ‘Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.’” (Fushshilat: 44)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya (amalan membaca) Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Sahih, HR. Muslim no. 804)
Dengan demikian, tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, dipahami, diniatkan untuk ibadah ketika membacanya, serta agar seseorang memperbanyak membacanya; bukan untuk menghadiahkan (pahala)nya kepada orang-orang yang telah wafat atau selainnya.
Aku tidak mengetahui ada dasar yang bisa dijadikan argumen, dalam hal menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an kepada kedua orang tua atau selain mereka.
Sungguh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari ajaran kami, maka amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. Muslim)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/menghadiahkan-pahala-membaca-al-quran/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Pertanyaan:
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an, lalu saya menghadiahkan (niatkan) kepada ayah dan ibu saya? Perlu diketahui, keduanya tidak bisa baca-tulis.
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada orang yang bisa baca-tulis? Saya memang bermaksud menghadiahkannya kepadanya.
Demikian pula, bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada lebih dari satu orang?
🎙Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab,
Tidak terdapat dalam Al-Qur’an yang mulia, hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak pula dari para sahabatnya yang mulia; sesuatu yang menunjukkan disyariatkannya menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an al-Karim kepada kedua orang tua atau orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan membaca Al-Qur’an untuk diambil manfaatnya, faedahnya, serta agar bisa dipahami maknanya lalu diamalkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (Shad: 29)
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ
“Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus.” (al-Isra: 9)
قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌۚ
“Katakanlah, ‘Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.’” (Fushshilat: 44)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya (amalan membaca) Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Sahih, HR. Muslim no. 804)
Dengan demikian, tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, dipahami, diniatkan untuk ibadah ketika membacanya, serta agar seseorang memperbanyak membacanya; bukan untuk menghadiahkan (pahala)nya kepada orang-orang yang telah wafat atau selainnya.
Aku tidak mengetahui ada dasar yang bisa dijadikan argumen, dalam hal menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an kepada kedua orang tua atau selain mereka.
Sungguh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari ajaran kami, maka amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. Muslim)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/menghadiahkan-pahala-membaca-al-quran/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝💡📚
DUNIA TIDAK LAYAK DIPERJUANGKAN, APALAGI DENGAN MENGORBANKAN AKHIRAT
🎙️ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
Kehidupan dunia ini faktanya bukan kehidupan yang sebenarnya.
Faktanya itu merupakan kesedihan dan kekeruhan.
Semua keceriaannya disusul oleh kekeruhan.
Semua kesehatan disusul oleh sakit.
Semua kebersamaan disusul perpisahan.
Lihatlah apa yang terjadi:
Di mana ayah-ayah?!
Di mana saudara-saudara?!
Di mana anak-anak?!
Di mana para istri?
Apakah ini kehidupan yang hakiki?!
Tidak sama sekali.
Oleh karena inilah sebagian penyair yang bijak mengatakan:
لا طِيبَ لِلْعَيْش مَا دَامَتْ مُنَغَّصَةً .... لَذَّاتُهُ بادِّكَار ِ المَوْتِ وَالْهرم
Tidak ada ketenangan bagi hidup ini selama kesenangannya dikotori oleh mengingat kematian dan masa tua
📝 Sumber:
@fawaidsolo/22945
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
DUNIA TIDAK LAYAK DIPERJUANGKAN, APALAGI DENGAN MENGORBANKAN AKHIRAT
🎙️ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
Kehidupan dunia ini faktanya bukan kehidupan yang sebenarnya.
Faktanya itu merupakan kesedihan dan kekeruhan.
Semua keceriaannya disusul oleh kekeruhan.
Semua kesehatan disusul oleh sakit.
Semua kebersamaan disusul perpisahan.
Lihatlah apa yang terjadi:
Di mana ayah-ayah?!
Di mana saudara-saudara?!
Di mana anak-anak?!
Di mana para istri?
Apakah ini kehidupan yang hakiki?!
Tidak sama sekali.
Oleh karena inilah sebagian penyair yang bijak mengatakan:
لا طِيبَ لِلْعَيْش مَا دَامَتْ مُنَغَّصَةً .... لَذَّاتُهُ بادِّكَار ِ المَوْتِ وَالْهرم
Tidak ada ketenangan bagi hidup ini selama kesenangannya dikotori oleh mengingat kematian dan masa tua
📝 Sumber:
@fawaidsolo/22945
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com