Salafy Palembang 🇮🇩
6.57K subscribers
5.17K photos
443 videos
308 files
14.2K links
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Download Telegram
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
🥇💪🏼🍃 MERAIH KEMULIAAN BUTUH PERJUANGAN

🎙️ Ibnu Jauzi rahimahullah menyatakan,

"تأملت عجبًا وهو أن كل شيء نفيس خطير يطول طريقه، ويكثر التعب في تحصيله. فإن العلم لما كان أشرف الأشياء لم يحصل إلا بالتعب والسهر والتكرار وهجر اللذات والراحة"

"Aku telah mengamati sebuah perkara yang menakjubkan.
Yaitu
bahwa segala sesuatu yang berharga lagi penting, ternyata sangat panjang jalan meraihnya dan sering membuat lelah dalam memperolehnya.

Sehingga tatkala ilmu agama adalah perkara yang paling mulia, maka ilmu ini tidak akan bisa diraih kecuali dengan kelelahan, begadang, mengulang ulang kembali pelajaran dan meninggalkan kelezatan serta kenyamanan hidup."

📓 Shoidul Khathir 281

📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
https://salafytemanggung.com

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Forwarded from Asy-Syariah
📚🖊💎 Orang yang Berinfak Akan Murah Rezekinya


Firman Allah subhanahu wa ta’ala,

ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةً مِّنۡهُ وَفَضۡلًاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kefakiran dan menyuruh kalian berbuat fahisyah (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dari-Nya untuk kalian dan karunia-Nya.” (al-Baqarah: 268)

🖊 Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata tentang ayat di atas,

“Dua hal dari Allah dan dua hal dari setan. Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kefakiran. Dia berkata, ‘Jangan engkau infakkan hartamu dan tahanlah karena engkau membutuhkannya.’ Dia juga menyuruh kalian berbuat fahisyah (kikir). Sementara itu, Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan ampunan dari-Nya untuk kalian dari maksiat-maksiat yang dilakukan, dan berjanji memberikan karunia-Nya berupa keutamaan dalam hal rezeki.” (Tafsir ath-Thabari, 3/88, atsar no. 6167)

🔹 Dalam Tafsir al-Khazin (1/204) dinyatakan bahwa ampunan merupakan isyarat yang menunjukkan pada kemanfaatan akhirat. Adapun karunia/keutamaan menunjukkan kemanfaatan dunia dan rezeki berikut ganti yang diperoleh.

Al-Qadhi Ibnu Athiyyah rahimahullah berkata dalam tafsirnya, “Magfirah atau ampunan adalah ditutup/dihapusnya kesalahan para hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Adapun al-fadhl atau karunia/keutamaan adalah rezeki di dunia, mendapatkan keluasan di dalamnya, dan mendapatkan nikmat di akhirat.” (al-Muharrarul Wajiz fi Tafsir al-Kitabil ‘Aziz, 1/364)

🖥 Simak selengkapnya:

🌏 https://asysyariah.com/berbuat-baik-kepada-sesama/

📲 https://t.me/asysyariah/1566
Forwarded from Asy-Syariah
📚🖊💎 Keutamaan Berinfak dalam Kebaikan


📄 Siapa yang menginfakkan atau membelanjakan hartanya dalam kebaikan, Allah subhanahu wa ta’ala akan menggantinya di dunia. Kelak di akhirat disediakan pahala yang berlipat ganda.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

قُلۡ إِنَّ رَبِّي يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ لَهُۥۚ وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَيۡءٍ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۥۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

“Katakanlah (wahai Nabi), ‘Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya.’ Dan apa saja yang kalian nafkahkan/infakkan maka Dia akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Saba: 39)

🔹 Orang yang berinfak akan beroleh ganti di dunia. Di akhirat kelak mendapatkan ganjaran dan pahala, kata al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya. (Tafsir Ibni Katsir, 6/331)

🖥 Simak selengkapnya:

🌏 https://asysyariah.com/berbuat-baik-kepada-sesama/

📲 https://t.me/asysyariah/1562
🔊USAHA APA LAGI YANG BAGUS YA?

Asy Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah:

فهو يطلب الرزق، لكن لا يحرص على جمع الأموال على وجهٍ يصدّه عن الآخرة، ويشغله عنها، ويكون همّه الاستكثار، لا، ولكن يكون حريصًا على ما يسدّ حاجته، ويُغنيه عمَّا في أيدي الناس، ويُعينه على طاعة الله ورسوله.

"Seseorang mencari rezeki.

Namun janganlah berambisi untuk mengumpulkan harta yang bisa menghalangi dan menyibukkan dia dari akheratnya. Sehingga keinginannya hanya untuk memperbanyak harta, tidak boleh demikian.

Namun hendaknya dia bersemangat untuk sekadar mencukupi kebutuhannya dan membuat dia merasa cukup dari apa yang ada pada manusia, dan bisa membantunya untuk taat kepada Allah."

📝 Sumber:
https://binbaz.org.sa/audios/2506/183
@Berbagiilmuagama

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
JUMAT, 17 MUHARRAM 1445H
04 AGUSTUS 2023M

🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🔊UPAYA MEMPERBAIKI BANGSA DIMULAI DARI MEMPERBAIKI INDIVIDU

🎙Asy-Syaikh Muhammad Amān al-Jāmi rahimahullah berkata,

أصلح نفسك بالعلم ثم حاول إصلاح غيرك

“Perbaiki dirimu dengan ilmu, kemudian upayakanlah memperbaiki orang lain.”

📕 Syarh Qurratu 'Uyūnil Muwahhidīn, kaset no. 13

📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
🔊AGAMAMU ADALAH DARAH DAGINGMU, PERHATIKANLAH SUNGGUH-SUNGUH

Di antara nasihat Sufyân Ats Sauriy rahimahullah kepada ʼAli bin Al Hasan rahimahullah:

وَلَا تَأْخُذَنَّ دِينَكَ إِلَّا مِمَّنْ هُوَ مُشْفِقٌ عَلَى دِينِهِ , فَإِنَّ مَثَلَ الَّذِي هُوَ غَيْرُ مُشْفِقٍ عَلَى دِينِهِ كَمَثَلِ طَبِيبٍ بِهِ دَاءٌ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُعَالِجَ دَاءَ نَفْسِهِ وَيَنْصَحَ لِنَفْسِهِ , كَيْفَ يُعَالِجُ دَاءَ النَّاسِ وَيَنْصَحُ لَهُمْ؟ فَهَذَا الَّذِي لَا يُشْفِقُ عَلَى دِينِهِ كَيْفَ يُشْفِقُ عَلَى دِينِكَ؟ وَيَا أَخِي , إِنَّمَا دِينُكَ لَحْمُكَ وَدَمُكَ.

📚أبو نعيم الأصبهاني ,حلية الأولياء وطبقات الأصفياء ,7/82

Janganlah engkau mengambil agamamu dari orang yang tidak sayang dengan urusan agamanya, karena permisalannya adalah ibarat seorang dokter yang memiliki penyakit sedangkan dia tidak mampu menyembuhkan penyakitnya dan mengarahkan dirinya. Lalu bagaimana mungkin dia mampu mengobati penyakit orang lain dan mengarahkan mereka?

Maka orang dengan permisalan seperti ini, tidak sayang dengan urusan agamanya, bagaimana mau peduli terhadap agamamu?

Duhai saudara..
Sesungguhnya agama merupakan darah dagingmu."

📚Abu Nu'aim Al Ashbahani, Hilyatul Aulia Wa Thabaqatul Ashfiya' 7/82)

📝 Sumber:
@salafy_sorowako

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊JANGAN SUKA MENERKA NIAT MANUSIA

🎙Makhul asy-Syami rahimahullah berkata,

رأيت رجلا يبكي في صلاته، فاتهمته بالرياء، فحرمت البكاء سنة.

"Aku pernah melihat seseorang yang menangis di dalam salatnya. Maka aku pun menuduhnya sedang berbuat riya'. Akibatnya aku (dihukum dengan) diharamkan dari menangis hingga setahun lamanya."

📙 Al-'Uqubat, karya Ibnu Abi Dunya halaman 63 via Maktabah Syamilah.

📝 Sumber:
@riyadhussalafiyyin

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊TIDAK SEPATUTNYA MENGADU KEPADA MAKHLUK

Para salaf terdahulu tidak menyukai mengadukan keadaan kepada makhluk. Memang, mengadukan keadaan kepada makhluk padanya terdapat kelegaan, namun itu menunjukkan kelemahan dan kerendahan. Sedangkan bersabar darinya itu menunjukkan kekuatan dan kemuliaan.

Juga, mengadukan keadaan kepada makhluk berarti menyebarkan rahasia Allah yang itu bisa menimbulkan celaan dari musuh, dan belas kasihan dari teman.

لا تشكون إلى صديق حالة ... فاتتك فى السراء و الضراء
فلرحمة المتوجعين مضاضة ... فى القلب مثل شماتة الأعداء

"Janganlah kamu mengadukan kepada teman keadaan yang telah berlalu padamu; baik tentang senang maupun susah. Sungguh, belas kasihan orang-orang yang iba itu terasa pedih di hati, seperti celaan dari musuh".

Para salaf terdahulu juga tidak menyukai merintih. Karena hal itu termasuk dari mengadu.

Selama mampu bersabar, maka hendaknya dia terus bersabar. Namun, jika rasa sakit mengalahkannya, maka dia diberi udzur padanya.

Ahmad bin Hanbal berkata kepada putranya, "Bacakan kepadaku hadits Thawus bahwa beliau tidak menyukai merintih saat sakit". Maka putranya pun membacakannya kepadanya. Beliau pun tidak merintih sampai meninggal dunia.¹

Banyak dari kalangan salaf terdahulu menjadikan tempat merintih menjadi tempat berdzikir kepada Allah, istighfar, dan beribadah.

Berkata Ibnu Abi Hazim; "Bahwasannya Shafwan bin Sulaim ketika di saat-saat menjelang wafatnya, saudaranya menjenguknya. Shafwan pun berbolak-balik (di atas pembaringan).

Mereka bertanya, "Apakah dia ingin sesuatu?" Shafwan menimpali, "Iya". Lalu putrinya Shafwan berkata, "Dia tidak ada keinginan melainkan dia ingin agar kalian bangkit darinya sehingga dia bisa untuk berdiri mengerjakan shalat. Itu saja keinginannya. Merekapun bangkit, lalu ia berdiri mengerjakan shalat.

Kemudian putrinya Shafwan berteriak. Merekapun masuk, ternyata Shafwan sudah meninggal dunia".

Catatan
1. Manaqib Imam Ahmad ( 407 ), Shifatus Shafwah ( 2/357 )

📝 Sumber
@RaudhatulAnwar1

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊CERAMAH DI MASJIDNYA TABLIG, HIZBI, DSB

🎙Al-Allamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidzahullah pernah ditanya..

Apakah boleh? Untuk berdakwah mengajak kepada Allah dan kepada manhaj salaf di mimbar-mimbarnya jama'ah sempalan (menyimpang).

Beliau menjawab..

Apabila dirimu dipersilahkan untuk menjelaskan kebenaran. Maka jelaskan!. Dengan syarat dirimu tidak usah beramah-tamah dengan mereka.

Apabila mereka mengatakan; "Kemarilah! ke mimbar kami dan berkhutbahlah di masjid kami. Dan kami adalah jama'ah tablig atau ikhwani. Tapi kami khususkan mimbar kami untukmu, berikan sepatah kata!."

Maka bangkitlah, hantam mereka dengan kebenaran! Hai saudaraku.

Namun jangan bersikap ramah kepada mereka. Jelaskan kebenaran lalu pergilah. Jangan berkumpul, makan-makan, minum-minum, canda tawa, ataupun safar dengan mereka setelahnya.

Dan jelaskan kebenaran dengan hikmah, hujjah (bantahan), dan burhan (dalil). Jika dirimu telah melakukan hal itu, maka dirimu telah menunaikan perkara wajibnya.

📚 Majmu' Fatawa Wa Rasail 14/222

📝 Sumber:
@faedahislamiyahslogohimo/8242

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🌎🔭🌧️ HUKUM MEMPREDIKSI CUACA HUJAN

🎙Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,

"وأما من أخبر بنزول مطر أو توقع نزول مطر في المستقبل بناءً على ما تقتضيه الآلات دقيقة التي تقاس بها أ حوال الجو فيعلم الخبيرون بذلك أن الجو مهيأ لسقوط الأمطار فإن هذا ليس من علم الغيب بل هو مستند إلى أمر محسوس والشيء المستند إلى أمر محسوس لا يقال إنه من علم الغيب. والتنبؤات التي تقال في الإذاعات من هذا الباب وليست من باب علم الغيب ولذلك هم يستنتجونها بواسطة الآلات الدقيقة التي تضبط حالات الجو وليسوا مثلاً يخبرونك بأنه سينزل مطر بعد كذا سنة وبمقدار معين لأن هذه الوسائل الآلات لم تصل بعد إلى حدٍ تدرك به ماذا يكون من حوادث الجو بل هي محصورة في ساعات معينة ثم قد تخطئ أحياناً و قد تصيب أما علم الغيب فهو الذي يستند إلى مجرد العلم فقط بدون وسيلة محسوسة وهذا لا يعلمه إلا الله عز وجل"

"Adapun menyampaikan informasi tentang turunnya hujan atau perkiraan turunnya hujan pada beberapa waktu berikutnya, berdasarkan hasil penelitian dengan alat canggih, untuk memprediksi kondisi cuaca, sehingga ahli meteorologi dapat menyimpulkan bahwa cuaca mengarah pada turunnya hujan. Informasi semacam ini, tidak termasuk ilmu ghaib. Namun dia mengacu pada indikator lahiriyah. Dan semua kesimpulan yang mengacu pada indikator lahiriyah, tidak bisa disebut bahwa itu ilmu ghaib.

Informasi yang disampaikan di radio tentang perkiraan cuaca bukan termasuk mengetahui ilmu ghaib. Oleh karena itu, mereka hanya bisa mendapatkan info tentang prediksi cuaca, dengan alat canggih yang bisa mengukur kondisi cuaca. Mereka juga tidak mampu, misalnya mengisyaratkan akan turun hujan setelah sekian tahun dengan curah tertentu. Karena alat yang mereka gunakan tidak mampu menjangkau keadaan yang bisa mengetahui semua kondisi cuaca. Alat ini hanya terbatas untuk waktu tertentu. Itupun kadang meleset, meskipun kadang juga benar. Adapun ilmu ghaib adalah mengetahui sesuatu yang ghaib yang bersandar pada pengetahuan yang dimiliki, tanpa menggunakan indikator lahiriyah. Dan semacam ini tidak ada yang tahu kecuali Allah ".

📝 Sumber :
https://binothaimeen.net/content/7484
@hikmahsalafiyyah

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊KEWAJIBAN YANG MULAI BANYAK DITINGGALKAN

🎙Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

"من المؤسف أن كثيرا من المسلمين اليوم غفلوا عن القيام بحق الوالدين والأرحام ، وقطعوا حبل الوصل ، وحجة بعضهم أن أقاربه لا يصلونه ، وهذه الحجة لا تنفع ؛ لأنه لو كان لا يصل إلا من وصله لم يكن صلته لله عز وجل وإنما هي مكافأة ، كما في صحيح البخاري أن النبي ﷺ قال : ( ليس الواصل بالمكافئ ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها )

📚مجالس شهر رمضان, ٢١٣

"Sangat disayangkan banyak dari kaum muslimin hari ini begitu lalai dari menunaikan hak orang tua dan juga kerabat, memutus hubungan. Sebagian mereka beralasan karena kerabatnya tidak menyambung hubungan dengannya. Alasan seperti ini tidak berguna, karena jika dia tidak mau menyambung hubungan kecuali kepada kerabatnya yang memulai terlebih dahulu maka silaturahimnya bukan karena Allah, melainkan dia hanya membalas silaturrahim kerabatnya, sebagaimana dalam hadits dalam Sahih al-Bukhari bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"ليس الواصل بالمكافئ ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها"

"Seorang yang menyambung tali silaturahim bukanlah yang membalas (silaturrahim saudaranya), namun dia yang apabila saudaranya memutus hubungan dia yang menyambunganya."

📚Majalis Syahri Ramadhan, 213

📝 Sumber:
@salafy_sorowako

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
🔊KENAPA ENGKAU MEMILIH DUNIA..

🎙 Bersama:
Al ustadz Muhammad bin Umar Assewed Hafizhahullah

📝 Sumber:
@annajiyahdesign

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip