⚖️🍖💰 HEWAN KURBAN BESAR ATAU HARGA MAHAL?
💬 Al-'Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
إذا نظرنا إلى منفعة الأضحية الكبيرة ذات اللحم الكثير تكون أفضل. وإن نظرنا إلى صدق التعبد لله عزوجل قلنا كثيرة الثمن أفضل. لكن انظر ما هو أصلح لقلبك فافعله فإن رأيت أن النفس يزداد إيمانها وذلها لله عز وجل ببذل الثمن فابذل."
"Apabila kita melihat kepada manfaat sesembelihannya yang besar dan dagingnya banyak, maka ini (hewan yang besar & banyak dagingnya) lebih utama.
Namun jika melihat kepada kejujurannya dalam beribadah, maka kita katakan bahwa yang harganya paling mahal lebih utama.
Sehingga perhatikanlah mana yang lebih bermanfaat untuk kalbumu, maka itulah yang engkau lakukan.
Jika engkau melihat jiwa ini bertambah keimanan dan ketundukannya kepada Allah dengan kurban yang mahal, maka berkurbanlah dengan hewan kurban yang lebih mahal."
✍️ Majmu' al-Fatawa 35/25.
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
https://salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💬 Al-'Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
إذا نظرنا إلى منفعة الأضحية الكبيرة ذات اللحم الكثير تكون أفضل. وإن نظرنا إلى صدق التعبد لله عزوجل قلنا كثيرة الثمن أفضل. لكن انظر ما هو أصلح لقلبك فافعله فإن رأيت أن النفس يزداد إيمانها وذلها لله عز وجل ببذل الثمن فابذل."
"Apabila kita melihat kepada manfaat sesembelihannya yang besar dan dagingnya banyak, maka ini (hewan yang besar & banyak dagingnya) lebih utama.
Namun jika melihat kepada kejujurannya dalam beribadah, maka kita katakan bahwa yang harganya paling mahal lebih utama.
Sehingga perhatikanlah mana yang lebih bermanfaat untuk kalbumu, maka itulah yang engkau lakukan.
Jika engkau melihat jiwa ini bertambah keimanan dan ketundukannya kepada Allah dengan kurban yang mahal, maka berkurbanlah dengan hewan kurban yang lebih mahal."
✍️ Majmu' al-Fatawa 35/25.
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
https://salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Salafy Temanggung
Portal Dakwah Salafiyyah Kabupaten Temanggung
🔰 HUKUM MENGELUARKAN ANAK-ANAK DARI SHAF KETIKA SHALAT
Fatwa
Syeikh bin Baz rahimahullah ta'ala.
Pertanyaan.
Seorang bertanya, "Kebanyakan orang ketika datang untuk shalat di masjid dalam kedaan shalat sedang didirikan, mereka mendapati anak-anak sedang shalat, sebagian mereka ada yang kurang dari tujuh tahun, dan ada yang lebih dari tujuh tahun. Mereka mengatur dengan memindahkan anak-anak ke ujung shaf lalu mereka menempati shaf anak-anak tersebut, jikalau anak-anak tersebut berada di ujung shaf mereka mengakhirkan ke shaf belakangnya, perbuatan tersebut di antara sebab yang bisa memutus shalat anak-anak, apakah dalam perbuatan mereka ini ada suatu ketentuan?
Dan apa yang harus kita lakukan ketika kita melihat yang seperti itu? Apakah boleh mengakhirkan anak-anak yang umur mereka kurang dari tujuh tahun dari shaf mereka semula ke shaf belakangnya?
Tolong beri kami petunjuk, semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan."
Jawaban.
"Adapun anak yang telah mencapai usia tujuh tahun, disyariatkan untuk membiarkannya (di shafnya), dan tidak boleh mengakhirkan shafnya. Karena anak itu lebih dahulu selama tidak ada seorang muslim yang lebih dahulu daripadanya, maka dia lebih berhak atas tempat itu, dan hal itu menyemangatinya dalam menjaga (shalatnya) dan bersegera kepada kebaikan, maka dia tidak menunda-nunda (shalatnya).
Adapun yang kurang dari tujuh tahun, maka ini menjadi pertimbangan, jika dibiarkan (pada shafnya), tidak mengapa. Agar tidak terjadi kemudharatan jika mengakhirkan shafnya, dan agar dia tidak berbuat kekacauan atau pergi ke tempat lain yang mencelakakannya, maka membiarkannya di tempat shafnya lebih utama dan lebih selamat, agar tidak terjadi berbagai kemudharatan apapun, atau agar tidak terjadi sesuatu yang memudharatkan salah seorangpun dengan mengakhirkan shafnya, dengan kekacauan yang dilakukannya, ya."
Presenter, "Semoga Allah membalas dengan kebaikan, berarti di situ (harus) ada perhatian khusus untuk anak-anak di dalam masjid, yang mulia syeikh?"
Syeikh, "Ya, ya, perlu perhatian (khusus) mengingat agar mereka tidak terjatuh dalam kejelekan yang menimpa mereka jika mereka mengakhirkan shaf shalatnya. Mereka mungkin pergi ke daerah yang membahayakan mereka, dan sungguh mereka bisa melakukan perbuatan sembrono yang dapat merugikan diri mereka dan merugikan orang lain. Kemudian juga membiarkan mereka di shaf adalah latihan bagi mereka untuk datang dan rajin shalat. Bahkan jika mereka sudah genap tujuh tahun pun, sungguh mereka tetap berlatih, ya."
Presenter,
"Semoga Allah memberkati Anda, dan semoga Allah membalas Anda.
Jika anak itu menoleh dalam keadaan berada di shaf, atau membuat gerakan yang mungkin berlebihan, apa arahan yang mulia syeikh?"
Syeikh, "Mereka memberi isyarat kepada si anak."
Pembawa acara, "Supaya tenang?"
Syeikh, "Sampai dia tenang, iya dengan teguran isyarat, selama dalam keadaan shalat dengan memberi isyarat."
Presenter,
"Semoga Tuhan membalas Anda dengan kebaikan, dan terbaik untuk Anda."
Kemudian yang mulia syeikh, "Bagi siapa yang mengajak untuk membawa anak-anak setelah mendisiplinkan mereka ke masjid."
Syeikh, "Hendaklah mereka memberi pengarahan."
Presenter, "Semoga Allah memberkati Anda."
Syeikh, "Sampai mereka terbiasa dengan yang baik, ya."
Presenter, "Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan."
حكم إخراج الأطفال من الصفوف في الصلاة
السؤال:
يقول: كثير من الناس حينما يحضر إلى الصلاة في المسجد وهي مقامة؛ يجدون أطفالًا يصلون بعضهم أقل من السابعة، وبعضهم أكثر من السابعة، فيقومون بإزاحتهم إلى طرف الصف ويصفون في مكانهم، وإذا كانوا في طرف الصف، يؤخرونهم إلى الصف الذي يليه؛ مما يؤدي إلى قطع صلاتهم، فهل في عملهم هذا شيء؟
وماذا يجب علينا حين نشاهد مثل ذلك؟ وهل يجوز تأخير الذين أعمارهم أقل من السابعة من صفهم إلى الصف الذي يليه؟
وجهونا، جزاكم الله خيرًا.
Fatwa
Syeikh bin Baz rahimahullah ta'ala.
Pertanyaan.
Seorang bertanya, "Kebanyakan orang ketika datang untuk shalat di masjid dalam kedaan shalat sedang didirikan, mereka mendapati anak-anak sedang shalat, sebagian mereka ada yang kurang dari tujuh tahun, dan ada yang lebih dari tujuh tahun. Mereka mengatur dengan memindahkan anak-anak ke ujung shaf lalu mereka menempati shaf anak-anak tersebut, jikalau anak-anak tersebut berada di ujung shaf mereka mengakhirkan ke shaf belakangnya, perbuatan tersebut di antara sebab yang bisa memutus shalat anak-anak, apakah dalam perbuatan mereka ini ada suatu ketentuan?
Dan apa yang harus kita lakukan ketika kita melihat yang seperti itu? Apakah boleh mengakhirkan anak-anak yang umur mereka kurang dari tujuh tahun dari shaf mereka semula ke shaf belakangnya?
Tolong beri kami petunjuk, semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan."
Jawaban.
"Adapun anak yang telah mencapai usia tujuh tahun, disyariatkan untuk membiarkannya (di shafnya), dan tidak boleh mengakhirkan shafnya. Karena anak itu lebih dahulu selama tidak ada seorang muslim yang lebih dahulu daripadanya, maka dia lebih berhak atas tempat itu, dan hal itu menyemangatinya dalam menjaga (shalatnya) dan bersegera kepada kebaikan, maka dia tidak menunda-nunda (shalatnya).
Adapun yang kurang dari tujuh tahun, maka ini menjadi pertimbangan, jika dibiarkan (pada shafnya), tidak mengapa. Agar tidak terjadi kemudharatan jika mengakhirkan shafnya, dan agar dia tidak berbuat kekacauan atau pergi ke tempat lain yang mencelakakannya, maka membiarkannya di tempat shafnya lebih utama dan lebih selamat, agar tidak terjadi berbagai kemudharatan apapun, atau agar tidak terjadi sesuatu yang memudharatkan salah seorangpun dengan mengakhirkan shafnya, dengan kekacauan yang dilakukannya, ya."
Presenter, "Semoga Allah membalas dengan kebaikan, berarti di situ (harus) ada perhatian khusus untuk anak-anak di dalam masjid, yang mulia syeikh?"
Syeikh, "Ya, ya, perlu perhatian (khusus) mengingat agar mereka tidak terjatuh dalam kejelekan yang menimpa mereka jika mereka mengakhirkan shaf shalatnya. Mereka mungkin pergi ke daerah yang membahayakan mereka, dan sungguh mereka bisa melakukan perbuatan sembrono yang dapat merugikan diri mereka dan merugikan orang lain. Kemudian juga membiarkan mereka di shaf adalah latihan bagi mereka untuk datang dan rajin shalat. Bahkan jika mereka sudah genap tujuh tahun pun, sungguh mereka tetap berlatih, ya."
Presenter,
"Semoga Allah memberkati Anda, dan semoga Allah membalas Anda.
Jika anak itu menoleh dalam keadaan berada di shaf, atau membuat gerakan yang mungkin berlebihan, apa arahan yang mulia syeikh?"
Syeikh, "Mereka memberi isyarat kepada si anak."
Pembawa acara, "Supaya tenang?"
Syeikh, "Sampai dia tenang, iya dengan teguran isyarat, selama dalam keadaan shalat dengan memberi isyarat."
Presenter,
"Semoga Tuhan membalas Anda dengan kebaikan, dan terbaik untuk Anda."
Kemudian yang mulia syeikh, "Bagi siapa yang mengajak untuk membawa anak-anak setelah mendisiplinkan mereka ke masjid."
Syeikh, "Hendaklah mereka memberi pengarahan."
Presenter, "Semoga Allah memberkati Anda."
Syeikh, "Sampai mereka terbiasa dengan yang baik, ya."
Presenter, "Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan."
حكم إخراج الأطفال من الصفوف في الصلاة
السؤال:
يقول: كثير من الناس حينما يحضر إلى الصلاة في المسجد وهي مقامة؛ يجدون أطفالًا يصلون بعضهم أقل من السابعة، وبعضهم أكثر من السابعة، فيقومون بإزاحتهم إلى طرف الصف ويصفون في مكانهم، وإذا كانوا في طرف الصف، يؤخرونهم إلى الصف الذي يليه؛ مما يؤدي إلى قطع صلاتهم، فهل في عملهم هذا شيء؟
وماذا يجب علينا حين نشاهد مثل ذلك؟ وهل يجوز تأخير الذين أعمارهم أقل من السابعة من صفهم إلى الصف الذي يليه؟
وجهونا، جزاكم الله خيرًا.
الجواب:
أما من كان دون السبع فهذا محل نظر، إن ترك فلا بأس؛ لئلا يحصل عليه مضرة إذا أخر، ولئلا يعبث أو يذهب إلى محل آخر يضره، فتركه في مكانه أولى وأحوط، حتى لا يحصل أي ضرر، أو يحصل منه عبث يضر أحدًا من الناس في تأخيره، بالتشويش عليه، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا، إذًا هناك مراعاة خاصة للأطفال في المساجد سماحة الشيخ.
الشيخ: نعم نعم مراعاة لئلا يقع شر عليهم إذا أخروا في الصلاة، قد يذهبون إلى جهات تضرهم، وقد يعبثون عبثًا يضرهم ويضر غيرهم، ثم أيضًا في تركهم في الصف تمرين لهم على المجيء والحرص على الصلاة؛ حتى إذا كملوا السابعة إذا هم قد تمرنوا، نعم.
المقدم: بارك الله فيكم، وجزاكم الله خيرًا، لو التفت الطفل وهو في الصف، أو تحرك حركة ربما تكون زائدة، ما هو توجيه سماحة الشيخ؟
الشيخ: يشيروا له.
المقدم: بالهدوء.
الشيخ: حتى يهدأ، نعم بالإشارة، ما دام في الصلاة بالإشارة، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا، وأحسن إليكم، إذًا سماحة الشيخ: ممن يدعو إلى اصطحاب الأطفال بعد تأديبهم إلى المساجد.
الشيخ: يوجهون.
المقدم: بارك الله فيكم.
الشيخ: حتى يعتادوا الخير، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا.
📝 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/18017/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D8%AE%D8%B1%D8%A7%D8%AC-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B7%D9%81%D8%A7%D9%84-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%81%D9%88%D9%81-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9
@riyadhus_salafiyyin
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
أما من كان دون السبع فهذا محل نظر، إن ترك فلا بأس؛ لئلا يحصل عليه مضرة إذا أخر، ولئلا يعبث أو يذهب إلى محل آخر يضره، فتركه في مكانه أولى وأحوط، حتى لا يحصل أي ضرر، أو يحصل منه عبث يضر أحدًا من الناس في تأخيره، بالتشويش عليه، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا، إذًا هناك مراعاة خاصة للأطفال في المساجد سماحة الشيخ.
الشيخ: نعم نعم مراعاة لئلا يقع شر عليهم إذا أخروا في الصلاة، قد يذهبون إلى جهات تضرهم، وقد يعبثون عبثًا يضرهم ويضر غيرهم، ثم أيضًا في تركهم في الصف تمرين لهم على المجيء والحرص على الصلاة؛ حتى إذا كملوا السابعة إذا هم قد تمرنوا، نعم.
المقدم: بارك الله فيكم، وجزاكم الله خيرًا، لو التفت الطفل وهو في الصف، أو تحرك حركة ربما تكون زائدة، ما هو توجيه سماحة الشيخ؟
الشيخ: يشيروا له.
المقدم: بالهدوء.
الشيخ: حتى يهدأ، نعم بالإشارة، ما دام في الصلاة بالإشارة، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا، وأحسن إليكم، إذًا سماحة الشيخ: ممن يدعو إلى اصطحاب الأطفال بعد تأديبهم إلى المساجد.
الشيخ: يوجهون.
المقدم: بارك الله فيكم.
الشيخ: حتى يعتادوا الخير، نعم.
المقدم: جزاكم الله خيرًا.
📝 Sumber:
https://binbaz.org.sa/fatwas/18017/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%A7%D8%AE%D8%B1%D8%A7%D8%AC-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B7%D9%81%D8%A7%D9%84-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%81%D9%88%D9%81-%D9%81%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9
@riyadhus_salafiyyin
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
binbaz.org.sa
حكم إخراج الأطفال من الصفوف في الصلاة
الجواب:
أما من كان بلغ السابعة فالمشروع تركه، ولا يجوز تأخيره؛ لأنه سبق إذا ما لم يسبق إليه
أما من كان بلغ السابعة فالمشروع تركه، ولا يجوز تأخيره؛ لأنه سبق إذا ما لم يسبق إليه
📆🔕 MEMAKAI PENANGGALAN MASEHI TERMASUK TASYABBUH
✍️ Syaikh Shalih Al Fauzan rahimahullah
هل التأريخ بالتاريخ الميلادي يُعتبَرُ من موالاة النصارى ؟
لا يُعتبَرُ موالاة، لكن يعتبر تشبُّهًا بهم .
والصَّحابة رضي الله عنهم كان التاريخ الميلادي موجودًا، ولم يستعملوه، بل عدلوا عنه إلى التاريخ الهجريِّ، وضعوا التاريخ الهجريَّ، ولم يستعملوا التاريخ الميلادي، مع أنه كان موجودًا في عهدهم، هذا دليل على أنَّ المسلمين يجب أن يستقلُّوا عن عادات الكفَّار وتقاليد الكفَّار،
المنتقى من فتاوى الفوزان ج18 ص5
Soal:
Apakah memakai penanggalan masehi termasuk bentuk loyalitas kepada Nasrani?
Jawab:
Tidak termasuk loyalitas kepada mereka, tetapi termasuk tasyabbuh (menyerupai) mereka. Di zaman shahabat radhiyallahu 'anhum dahulu, sudah ada tanggal masehi tapi mereka tidak menggunakannya. Mereka menggantinya dengan penanggalan hijriah.
Mereka mengadakan penanggalan hijriah dan tidak memakai tanggal masehi meskipun sudah ada di zaman mereka. Ini adalah dalil bahwa muslimin harus berlepas dari kebiasaan dan tradisi orang kafir.
📚 Al Muntaqa min Fatawa Al Fauzan jil 18 hlm. 5
📝 Sumber:
@majalahtashfiyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍️ Syaikh Shalih Al Fauzan rahimahullah
هل التأريخ بالتاريخ الميلادي يُعتبَرُ من موالاة النصارى ؟
لا يُعتبَرُ موالاة، لكن يعتبر تشبُّهًا بهم .
والصَّحابة رضي الله عنهم كان التاريخ الميلادي موجودًا، ولم يستعملوه، بل عدلوا عنه إلى التاريخ الهجريِّ، وضعوا التاريخ الهجريَّ، ولم يستعملوا التاريخ الميلادي، مع أنه كان موجودًا في عهدهم، هذا دليل على أنَّ المسلمين يجب أن يستقلُّوا عن عادات الكفَّار وتقاليد الكفَّار،
المنتقى من فتاوى الفوزان ج18 ص5
Soal:
Apakah memakai penanggalan masehi termasuk bentuk loyalitas kepada Nasrani?
Jawab:
Tidak termasuk loyalitas kepada mereka, tetapi termasuk tasyabbuh (menyerupai) mereka. Di zaman shahabat radhiyallahu 'anhum dahulu, sudah ada tanggal masehi tapi mereka tidak menggunakannya. Mereka menggantinya dengan penanggalan hijriah.
Mereka mengadakan penanggalan hijriah dan tidak memakai tanggal masehi meskipun sudah ada di zaman mereka. Ini adalah dalil bahwa muslimin harus berlepas dari kebiasaan dan tradisi orang kafir.
📚 Al Muntaqa min Fatawa Al Fauzan jil 18 hlm. 5
📝 Sumber:
@majalahtashfiyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊BAGAIMANA MENCARI TEMAN
🎙Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata:
“Carilah teman yang perkataannya menambah ilmumu, amalannya mengajakmu kepada akhirat. Sebaliknya jauhi teman yang perkataannya membuatmu lemah (dalam agamamu), agamanya (amalannya) membuatmu jahil dan perbuatannya mengajakmu kepada dunia.”
📕Tartib Madarik 64
📝 Sumber:
@thoriqussalaf
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata:
“Carilah teman yang perkataannya menambah ilmumu, amalannya mengajakmu kepada akhirat. Sebaliknya jauhi teman yang perkataannya membuatmu lemah (dalam agamamu), agamanya (amalannya) membuatmu jahil dan perbuatannya mengajakmu kepada dunia.”
📕Tartib Madarik 64
📝 Sumber:
@thoriqussalaf
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
⛔️➡️ BERHENTI DI SISI SUNNAH.
🎙ASY-SYAIKH 'UBEID AL-JABIRI RAHIMAHULLAH :
Yang wajib atas setiap muslim mengetahuinya dan menerimanya dan terkhusus lagi para penuntut ilmu adalah berhenti di sisi sunnah baik itu perkara ibadah atau muamalah, apa saja yang telah datang penjelasannya oleh sunnah tidak boleh bagi seseorang muslim menggunakan akal padanya tetapi wajib berhenti di sisi sunnah, termasuk perkara-perkara muamalah selama ada sunnah padanya maka tidak boleh bagi seseorang muslim mengenyampingkan sunnah tersebut dan menggunakan akal.
📝 Tanbihu dzawi al-'uqul as-salimah : [43]
📝 Sumber:
@Dhiyaussalaf
http://www.dhiyaussalaf.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙ASY-SYAIKH 'UBEID AL-JABIRI RAHIMAHULLAH :
Yang wajib atas setiap muslim mengetahuinya dan menerimanya dan terkhusus lagi para penuntut ilmu adalah berhenti di sisi sunnah baik itu perkara ibadah atau muamalah, apa saja yang telah datang penjelasannya oleh sunnah tidak boleh bagi seseorang muslim menggunakan akal padanya tetapi wajib berhenti di sisi sunnah, termasuk perkara-perkara muamalah selama ada sunnah padanya maka tidak boleh bagi seseorang muslim mengenyampingkan sunnah tersebut dan menggunakan akal.
📝 Tanbihu dzawi al-'uqul as-salimah : [43]
📝 Sumber:
@Dhiyaussalaf
http://www.dhiyaussalaf.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🚧🛫🚦 BAHAYA MEMISAHKAN DIRI DARI DALIL
🎙Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
وكان شيخ الإسلام ابن تيمية يقول:
"من فارق الدليل ضل السبيل، ولا دليل إلا ما جاء به الرسول ﷺ".
“Syaikhul Islam rahimahullah dahulu pernah berkata,
"Barang siapa yang memisahkan diri dari dalil, maka dia telah sesat dari jalan yang lurus, dan tidak ada dalil kecuali apa yang apa yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ".”
✒️ [Miftāh Dāris Sa‘ādah (1/229)]
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
وكان شيخ الإسلام ابن تيمية يقول:
"من فارق الدليل ضل السبيل، ولا دليل إلا ما جاء به الرسول ﷺ".
“Syaikhul Islam rahimahullah dahulu pernah berkata,
"Barang siapa yang memisahkan diri dari dalil, maka dia telah sesat dari jalan yang lurus, dan tidak ada dalil kecuali apa yang apa yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ".”
✒️ [Miftāh Dāris Sa‘ādah (1/229)]
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
Forwarded from Khutbah Jum'at Masjid As-Salam Palembang
بسم الله الرحمن الرحيم
📢 H.A.D.I.R.I.L.A.H dan I.K.U.T.I.L.A.H.
✅ Khutbah dan Shalat Jumat
📅 Jumat, 27 Dzulqo'dah 1444 | 16 Juni 2023.
InsyaAllah
💺 Khatib dan Imam:
Al Ustadz Abu Usamah Imam Bukhory, hafizhahullah (Pengasuh Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Kab. Muara Enim, Sumsel)
🕌 Di Masjid AS SALAM Ma'had Darul Hadits Al Ibanah Palembang
📍 Lokasi :
https://maps.app.goo.gl/JwWPY4QPGrJY6fRGA
Barakallahu fikum
🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸
📢 H.A.D.I.R.I.L.A.H dan I.K.U.T.I.L.A.H.
✅ Khutbah dan Shalat Jumat
📅 Jumat, 27 Dzulqo'dah 1444 | 16 Juni 2023.
InsyaAllah
💺 Khatib dan Imam:
Al Ustadz Abu Usamah Imam Bukhory, hafizhahullah (Pengasuh Ma'had Dhiyaa'us Salaf Karang Makmur Kab. Muara Enim, Sumsel)
🕌 Di Masjid AS SALAM Ma'had Darul Hadits Al Ibanah Palembang
📍 Lokasi :
https://maps.app.goo.gl/JwWPY4QPGrJY6fRGA
Barakallahu fikum
🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸
🔊JAGA AURAT ISTRI & KELUARGA, DI ZAMAN BANYAK MATA-MATA YANG BERKHIANAT...
Allah Ta'ala Berfirman,
يَعۡلَمُ خَآئِنَةَ ٱلۡأَعۡيُنِ وَمَا تُخۡفِي ٱلصُّدُورُ
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang berkhianat dan apa yang tersembunyi dalam dada."
(Surat Ghafir: 19)
🎙Berkata Sahabat Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu,
"Dia adalah seorang lelaki yang menemui sebuah keluarga di rumah mereka, dan diantara keluarga tersebut ada seorang wanita yang cantik parasnya. Atau ada seorang wanita cantik yang sedang melewati dia dan mereka (di dalamnya).
Lalu saat keluarga lalai, lelaki itu pun sekejap melihat kepada sang wanita. Namun ketika mereka sadar, lelaki itu menahan pandangan.
Kemudian saat mereka lengah lagi, lelaki itu melihatnya. Dan saat mereka sadar kembali, lelaki itu menahan pandangannya.
Dan Allah mengetahui isi hati lelaki itu, bahwa dia berhasrat kalau seandainya bisa melihat farji sang wanita".
📕Tafsir Ibni Katsir, Q.S Al Ghafir: 19
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Allah Ta'ala Berfirman,
يَعۡلَمُ خَآئِنَةَ ٱلۡأَعۡيُنِ وَمَا تُخۡفِي ٱلصُّدُورُ
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang berkhianat dan apa yang tersembunyi dalam dada."
(Surat Ghafir: 19)
🎙Berkata Sahabat Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu,
"Dia adalah seorang lelaki yang menemui sebuah keluarga di rumah mereka, dan diantara keluarga tersebut ada seorang wanita yang cantik parasnya. Atau ada seorang wanita cantik yang sedang melewati dia dan mereka (di dalamnya).
Lalu saat keluarga lalai, lelaki itu pun sekejap melihat kepada sang wanita. Namun ketika mereka sadar, lelaki itu menahan pandangan.
Kemudian saat mereka lengah lagi, lelaki itu melihatnya. Dan saat mereka sadar kembali, lelaki itu menahan pandangannya.
Dan Allah mengetahui isi hati lelaki itu, bahwa dia berhasrat kalau seandainya bisa melihat farji sang wanita".
📕Tafsir Ibni Katsir, Q.S Al Ghafir: 19
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊PRIA-PRIA YANG BERBAHAGIA...
🎙Imam Ibnu Hibbân rahimahullah mengatakan,
إن من سعادة المرء خصالا أربعا :
١- أن تكون زوجته موافقة.
٢- و ولده أبرارا.
٣- و إخوانه صالحين.
٤- و أن يكون رزقه في بلده.
"Sesungguhnya ada 4 karakteristik yang termasuk kebahagiaan seseorang :
1⃣ Tipe Istrinya cocok sejalan dengan dirinya.
2⃣ Anaknya adalah anak-anak baik (yang berbakti).
3⃣ Kawan-kawannya adalah orang-orang shalih.
4⃣ Dan rizki penghasilannya, diperoleh di dalam negerinya."
📕Raudhatul 'Uqalâ : 142, cet. Dâr Ibnil Jauzi KSA
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Imam Ibnu Hibbân rahimahullah mengatakan,
إن من سعادة المرء خصالا أربعا :
١- أن تكون زوجته موافقة.
٢- و ولده أبرارا.
٣- و إخوانه صالحين.
٤- و أن يكون رزقه في بلده.
"Sesungguhnya ada 4 karakteristik yang termasuk kebahagiaan seseorang :
1⃣ Tipe Istrinya cocok sejalan dengan dirinya.
2⃣ Anaknya adalah anak-anak baik (yang berbakti).
3⃣ Kawan-kawannya adalah orang-orang shalih.
4⃣ Dan rizki penghasilannya, diperoleh di dalam negerinya."
📕Raudhatul 'Uqalâ : 142, cet. Dâr Ibnil Jauzi KSA
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊SEMBELIHAN INDUK BERLAKU PADA JANIN YANG DIKANDUNG
Dari sahabat mulia Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia menyatakan,
سَألْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الجَنِيْنِ فَقَالَ: كُلُوْهُ
إِنْ شِئْتُمْ . وَقَالَ مُسَدَّدٌ قُلْنَا
يَا رَسُوْلَ اللهِ نَنْحَرُ النَّاقَةَ وَنَذْبَحُ البَقَرَةَ وَالشَّاةَ فَنَجِدُ فِي بَطْنِهَا الجَنِيْنَ أَنُلْقِيْهِ أَمْ نَأْْكُلُهُ قَالَ كُلُوْهُ إِنْ شِئْتُمْ فَإِنَّ ذَكَاتَهُ ذَكَاةُ أمِّهِ
"Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal (hukum) janin. Beliau menjawab, 'Makanlah, bila kalian mau'."
Musaddad menyatakan, "Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, kami menyembelih unta, sapi, dan kambing. Kemudian kami dapati janin di dalam perutnya. Apakah janin itu kami buang atau boleh kami makan?'
Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, 'Makanlah, bila kalian mau. Karena sesungguhnya penyembelihan induknya menjadi penyembelihan bagi janinnya'."
📚 HR. Abu Dawud, no. 2827
Hadits di atas menerangkan hukum (memakan) janin bila induknya disembelih secara sah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, bahwa bila induknya telah disembelih secara sah, maka janin yang dikandung hewan sembelihan tersebut boleh dikonsumsi. Sembelihan induknya, menjadi sembelihan janin yang dikandungnya.
Allahu a'lam.
Ya, Allah berkahilah rezeki yang Engkau limpahkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.
📝 Sumber:
ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Dari sahabat mulia Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia menyatakan,
سَألْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الجَنِيْنِ فَقَالَ: كُلُوْهُ
إِنْ شِئْتُمْ . وَقَالَ مُسَدَّدٌ قُلْنَا
يَا رَسُوْلَ اللهِ نَنْحَرُ النَّاقَةَ وَنَذْبَحُ البَقَرَةَ وَالشَّاةَ فَنَجِدُ فِي بَطْنِهَا الجَنِيْنَ أَنُلْقِيْهِ أَمْ نَأْْكُلُهُ قَالَ كُلُوْهُ إِنْ شِئْتُمْ فَإِنَّ ذَكَاتَهُ ذَكَاةُ أمِّهِ
"Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perihal (hukum) janin. Beliau menjawab, 'Makanlah, bila kalian mau'."
Musaddad menyatakan, "Kami bertanya, 'Wahai Rasulullah, kami menyembelih unta, sapi, dan kambing. Kemudian kami dapati janin di dalam perutnya. Apakah janin itu kami buang atau boleh kami makan?'
Maka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, 'Makanlah, bila kalian mau. Karena sesungguhnya penyembelihan induknya menjadi penyembelihan bagi janinnya'."
📚 HR. Abu Dawud, no. 2827
Hadits di atas menerangkan hukum (memakan) janin bila induknya disembelih secara sah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan, bahwa bila induknya telah disembelih secara sah, maka janin yang dikandung hewan sembelihan tersebut boleh dikonsumsi. Sembelihan induknya, menjadi sembelihan janin yang dikandungnya.
Allahu a'lam.
Ya, Allah berkahilah rezeki yang Engkau limpahkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.
📝 Sumber:
ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
KAMIS, 27 DZULQO'DAH 1444H
16 JUNI 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
16 JUNI 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
PARA ULAMA BESAR TIDAK PERNAH MERASA BERJASA BAGI DAKWAH DAN TIDAK SUKA DIPUJI LAHIR DAN BATIN
🎙️ Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Saudara-saudaraku, saya meminta maaf atas apa yang disampaikan dalam muqaddimah (oleh pembawa acara --pent), karena sesungguhnya saya tidak tepat jika dikatakan bahwa saya telah mengorbankan jiwa dan harta saya di jalan Allah.
Kami memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Saya teringat suatu kali bahwa salah seorang ulama dari Mesir memuji Syaikh Ibnu Baz dengan pujian yang sebenarnya memang berhak beliau dapatkan, namun Syaikh Ibnu Humaid rahimahullah keberatan dengan pujian tersebut dan mengatakan, "Anda memuji Syaikh di hadapan beliau langsung, dan itu tidak sepantasnya dilakukan, karena Anda telah mematahkan punggung Syaikh."
Maka Syaikh (Ibnu Baz) berkata dengan berat karena menangis, "Demi Allah, sesungguhnya Allah mengetahui bahwa saya tidak senang dengan pujian baik lahir maupun batin."
Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikh, dan menunjukkan sifat tawadhu' beliau.
Kita memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala agar menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang memiliki sifat tawadhu' karena Allah, jujur, dan ikhlas dalam sifat tawadhu' mereka, serta menjauhkan kami dan kalian dari sifat riya' dan senang didengar.
Sesungguhnya Rabb kita benar-benar Maha Mendengar doa.
📝 Sumber:
@salafysolo/1015
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙️ Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Saudara-saudaraku, saya meminta maaf atas apa yang disampaikan dalam muqaddimah (oleh pembawa acara --pent), karena sesungguhnya saya tidak tepat jika dikatakan bahwa saya telah mengorbankan jiwa dan harta saya di jalan Allah.
Kami memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.
Saya teringat suatu kali bahwa salah seorang ulama dari Mesir memuji Syaikh Ibnu Baz dengan pujian yang sebenarnya memang berhak beliau dapatkan, namun Syaikh Ibnu Humaid rahimahullah keberatan dengan pujian tersebut dan mengatakan, "Anda memuji Syaikh di hadapan beliau langsung, dan itu tidak sepantasnya dilakukan, karena Anda telah mematahkan punggung Syaikh."
Maka Syaikh (Ibnu Baz) berkata dengan berat karena menangis, "Demi Allah, sesungguhnya Allah mengetahui bahwa saya tidak senang dengan pujian baik lahir maupun batin."
Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikh, dan menunjukkan sifat tawadhu' beliau.
Kita memohon kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala agar menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang memiliki sifat tawadhu' karena Allah, jujur, dan ikhlas dalam sifat tawadhu' mereka, serta menjauhkan kami dan kalian dari sifat riya' dan senang didengar.
Sesungguhnya Rabb kita benar-benar Maha Mendengar doa.
📝 Sumber:
@salafysolo/1015
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊BARANGSIAPA BERSEMBUNYI DENGAN NAMA KEJUJURAN PASTI ALLAH AKAN MEMBONGKAR KEDOKNYA DAN MENELANJANGINYA
🎙️ Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafizhahullah
Dakwah salafiyyah adalah dakwah yang bersih, tidak menerima kecurangan, tipu daya, makar, para pendusta, dan para penipu.
Tidak menerima kecuali orang-orang yang jujur.
Barangsiapa yang bersembunyi di balik kejujuran, barangsiapa yang berkedok dengan kejujuran padahal dia tidak berkata dengan kejujuran dan tidak meyakininya, maka Allah Azza wa Jalla akan membongkar kedoknya dan menelanjanginya di hadapan para saksi. Selamanya (seperti itu).
Engkau akan melihat kedustaan itu nampak melalui ketergelinciran lisannya, bahkan melalui raut-raut wajahnya. Selamanya.
Pasti, sebagaimana dikatakan, "Tali kedustaan itu pendek."
Pasti akan terputus.
Adapun orang yang selalu jujur secara lahir dan batin dalam ucapan dan perbuatannya dia satu (sama).
📝 Sumber:
@salafysolo/959
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙️ Syaikh Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafizhahullah
Dakwah salafiyyah adalah dakwah yang bersih, tidak menerima kecurangan, tipu daya, makar, para pendusta, dan para penipu.
Tidak menerima kecuali orang-orang yang jujur.
Barangsiapa yang bersembunyi di balik kejujuran, barangsiapa yang berkedok dengan kejujuran padahal dia tidak berkata dengan kejujuran dan tidak meyakininya, maka Allah Azza wa Jalla akan membongkar kedoknya dan menelanjanginya di hadapan para saksi. Selamanya (seperti itu).
Engkau akan melihat kedustaan itu nampak melalui ketergelinciran lisannya, bahkan melalui raut-raut wajahnya. Selamanya.
Pasti, sebagaimana dikatakan, "Tali kedustaan itu pendek."
Pasti akan terputus.
Adapun orang yang selalu jujur secara lahir dan batin dalam ucapan dan perbuatannya dia satu (sama).
📝 Sumber:
@salafysolo/959
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com