✅🤲🏼👉🏼 DOAKU UNTUKMU SAUDARAKU
🎙Seseorang mengatakan kepada Uwais al-Qarni rahimahullah,
صِلنا يا أُويس بالزيارة.
"Sambunglah hubungan dengan kami wahai Uwais dengan mengunjungi kami."
Maka Uwais rahimahullah berkata,
قد وصلتك بما هو خير من الزيارة واللقاء وهو الدُّعاء بظهر الغيب إن الزيارة واللقاء ينقطعان والدعاء يَبقى ثَوابُه
"Sungguh aku telah menyambung hubungan denganmu dengan sesuatu yang lebih baik daripada kunjungan dan pertemuan. Yaitu doa tanpa sepengetahuan saudaranya. Sesungguhnya kunjungan dan pertemuan akan terputus sementara doa akan tetap bertahan pahalanya."
📚 Tarikh Dimasyq 9/499
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Seseorang mengatakan kepada Uwais al-Qarni rahimahullah,
صِلنا يا أُويس بالزيارة.
"Sambunglah hubungan dengan kami wahai Uwais dengan mengunjungi kami."
Maka Uwais rahimahullah berkata,
قد وصلتك بما هو خير من الزيارة واللقاء وهو الدُّعاء بظهر الغيب إن الزيارة واللقاء ينقطعان والدعاء يَبقى ثَوابُه
"Sungguh aku telah menyambung hubungan denganmu dengan sesuatu yang lebih baik daripada kunjungan dan pertemuan. Yaitu doa tanpa sepengetahuan saudaranya. Sesungguhnya kunjungan dan pertemuan akan terputus sementara doa akan tetap bertahan pahalanya."
📚 Tarikh Dimasyq 9/499
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🌴💧🍃
JALAN-JALAN KESELAMATAN
Sahabat Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam perihal jalan menggapai keselamatan.
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ
"Saya( Uqbah bin Amir) bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa penyebab seseorang selamat?' Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, 'Tahan lisanmu, jadikan rumahmu tempat menyibukkan dirimu beribadah, menangislah karena dosa-dosamu'."
📚HR. At-Tirmidzi, no. 2406
Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan tuntunan agar umatnya mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Bila ingin memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat, hendaklah menahan lisannya. Cegah dari melontarkan sesuatu yang buruk; berdusta, mencela, mencaci maki, membongkar aib orang lain dan ungkapan buruk lainnya. Lisannya tidak digunakan kecuali untuk berucap yang baik dan membawa manfaat.
Hendaklah menjadikan rumah sebagai tempat untuk menyibukkan diri guna beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu. Engkau ridha dengan apa yang Allah Ta'ala anugerahkan kepada dirimu, berupa istri sebagai pendamping hidup, anak-anak, rezeki dan tempat tinggal.
Hendaklah tumbuh penyesalan atas segenap dosa yang telah dilakukan. Menangislah, sebagai wujud kejujuran dalam memohon ampun, bertaubat dan kembali ke jalan-Nya yang lurus.
Semoga Allah Subhanahu senantiasa membimbing kita menuju jalan keselamatan, mengampuni segenap dosa, dan memudahkan jalan meraih surga Allah Ta'ala.
✍Ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
📝 Sumber:
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
JALAN-JALAN KESELAMATAN
Sahabat Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam perihal jalan menggapai keselamatan.
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيْئَتِكَ
"Saya( Uqbah bin Amir) bertanya, 'Wahai Rasulullah, apa penyebab seseorang selamat?' Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, 'Tahan lisanmu, jadikan rumahmu tempat menyibukkan dirimu beribadah, menangislah karena dosa-dosamu'."
📚HR. At-Tirmidzi, no. 2406
Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan tuntunan agar umatnya mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.
Bila ingin memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat, hendaklah menahan lisannya. Cegah dari melontarkan sesuatu yang buruk; berdusta, mencela, mencaci maki, membongkar aib orang lain dan ungkapan buruk lainnya. Lisannya tidak digunakan kecuali untuk berucap yang baik dan membawa manfaat.
Hendaklah menjadikan rumah sebagai tempat untuk menyibukkan diri guna beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah Subhanahu. Engkau ridha dengan apa yang Allah Ta'ala anugerahkan kepada dirimu, berupa istri sebagai pendamping hidup, anak-anak, rezeki dan tempat tinggal.
Hendaklah tumbuh penyesalan atas segenap dosa yang telah dilakukan. Menangislah, sebagai wujud kejujuran dalam memohon ampun, bertaubat dan kembali ke jalan-Nya yang lurus.
Semoga Allah Subhanahu senantiasa membimbing kita menuju jalan keselamatan, mengampuni segenap dosa, dan memudahkan jalan meraih surga Allah Ta'ala.
✍Ditulis oleh:
al Ustadz Abul Faruq Ayip Syafruddin hafizhahullah
📝 Sumber:
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊APAKAH SEMUA HUJAN BERMANFAAT?
Apakah disunahkan membaca al-Quran tatkala hujan turun?
Apa makna doa ketika turun hujan, ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAFI'A
Mari simak soal jawab berikut ini.
Soal:
Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada kalian.
Seorang penanya bernama Ibrahim berkata,
Apakah boleh membaca al-Quran tatkala hujan turun atau disunahkan untuk berdoa tatkala hujan turun?
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjawab,
Membaca al-Quran tidaklah disyariatkan ketika hujan. Akan tetapi membaca al-Quran disyariatkan di setiap waktu.
Yang disyariatkan tatkala hujan turun adalah mengucapkan doa,
اللّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat.
Hal tersebut dikarenakan kadang hujan bermanfaat. Kadang hujan tidak bermanfaat. Kadang pula bermadharat, jika mengakibatkan rumah-rumah hancur, tanaman tenggelam, hewan ternak mati. Ini adalah madharat.
Allah telah mengirim banjir bandang kepada kaum Nuh. Dia juga mengirimkannya kepada kaum Saba, sebagai hukuman bagi mereka.
Kadang terjadi hujan, tidak menumbuhkan tanaman sedikitpun.
Di dalam Shahih Muslim, terdapat hadits yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa'alaa aalihi wasallam. Beliau bersabda,
«ليس السنة أن لا تمطروا إنما السنة أن تمطروا ولا تنبت الأرض شيئاً»
"Bukan termasuk paceklik, kalian tidak dikaruniai hujan. Hanyalah paceklik, tatkala diturunkan air hujan sementara bumi tidak menumbuhkan sedikitpun tanaman."
Yakni, kadang hujan turun sangat banyak. Namun bumi tidak bisa menumbuhkan tanaman sedikitpun. Ini adalah hujan yang tidak bermanfaat. Karena paceklik tetap ada.
Oleh karena itu, seyogyanya bagi setiap insan, ketika turun hujan untuk mengucapkan,
اللّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Ya Allah, turunkanlan hujan yang bermanfaat.
Yakni, Ya Allah jadikanlah hujan ini bermanfaat.
Adapun membaca al-Quran tatkala turun hujan, maka ini bukan sunah.
📚Fatawa Nur Alad Darb
هل تسن قراءة القرآن عند نزول المطر؟
السؤال:
أحسن الله إليكم. هذا السائل إبراهيم على يقول في هذا السؤال: هل يجوز قراءة القرآن عند نزول المطر، أم أنه يستحب الدعاء عند نزول المطر؟ وهل هناك حديثٌ نبوي يدل على أنه يستحب الدعاء لوحده دون قراءة القرآن؟
الجواب:
الشيخ: قراءة القرآن ليست مشروعة عند المطر بل هي مشروعة في كل وقتن لكن الذي يشرع عند نزول المطر أن يقول: اللهم صيباً نافعاً، يعني اللهم اجعله صيباً نافعاً؛ وذلك لأن المطر قد يكون نافعاً وقد يكون غير نافع، والمطر قد يكون ضاراً إذا حصل به تهدم البيوت وغرق الزروع وهلاك المواشي هذا ضرر، وقد أرسل الله تعالى الطوفان على قوم نوح وأرسله على أهل سبأ انتقاماً، وقد يكون المطر ولا تنبت الأرض شيئاً، وقد ثبت في صحيح مسلم أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: «ليس السنة أن لا تمطروا إنما السنة أن تمطروا ولا تنبت الأرض شيئاً»، يعني قد تنزل أمطار كثيرة ولكن لا تنبت الأرض شيئاً فهنا المطر لم يكن نافعاً؛ لأن الجدب ما زال باقياً، فلذلك ينبغي للإنسان إذا نزل المطر أن يقول: اللهم صيباً نافعاً، يعني اللهم اجعله صيباً نافعاً. وأما قراءة القرآن عند نزول المطر فليست بسنة. نعم.
فتاوى نور على الدرب
📝 Sumber:
@salafymagelang
https://salafymagelang.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Apakah disunahkan membaca al-Quran tatkala hujan turun?
Apa makna doa ketika turun hujan, ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAFI'A
Mari simak soal jawab berikut ini.
Soal:
Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada kalian.
Seorang penanya bernama Ibrahim berkata,
Apakah boleh membaca al-Quran tatkala hujan turun atau disunahkan untuk berdoa tatkala hujan turun?
Apakah ada hadits Nabi yang menunjukkan disunahkannya berdoa saja tanpa membaca al-Quran?
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjawab,
Membaca al-Quran tidaklah disyariatkan ketika hujan. Akan tetapi membaca al-Quran disyariatkan di setiap waktu.
Yang disyariatkan tatkala hujan turun adalah mengucapkan doa,
اللّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat.
Hal tersebut dikarenakan kadang hujan bermanfaat. Kadang hujan tidak bermanfaat. Kadang pula bermadharat, jika mengakibatkan rumah-rumah hancur, tanaman tenggelam, hewan ternak mati. Ini adalah madharat.
Allah telah mengirim banjir bandang kepada kaum Nuh. Dia juga mengirimkannya kepada kaum Saba, sebagai hukuman bagi mereka.
Kadang terjadi hujan, tidak menumbuhkan tanaman sedikitpun.
Di dalam Shahih Muslim, terdapat hadits yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa'alaa aalihi wasallam. Beliau bersabda,
«ليس السنة أن لا تمطروا إنما السنة أن تمطروا ولا تنبت الأرض شيئاً»
"Bukan termasuk paceklik, kalian tidak dikaruniai hujan. Hanyalah paceklik, tatkala diturunkan air hujan sementara bumi tidak menumbuhkan sedikitpun tanaman."
Yakni, kadang hujan turun sangat banyak. Namun bumi tidak bisa menumbuhkan tanaman sedikitpun. Ini adalah hujan yang tidak bermanfaat. Karena paceklik tetap ada.
Oleh karena itu, seyogyanya bagi setiap insan, ketika turun hujan untuk mengucapkan,
اللّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Ya Allah, turunkanlan hujan yang bermanfaat.
Yakni, Ya Allah jadikanlah hujan ini bermanfaat.
Adapun membaca al-Quran tatkala turun hujan, maka ini bukan sunah.
📚Fatawa Nur Alad Darb
هل تسن قراءة القرآن عند نزول المطر؟
السؤال:
أحسن الله إليكم. هذا السائل إبراهيم على يقول في هذا السؤال: هل يجوز قراءة القرآن عند نزول المطر، أم أنه يستحب الدعاء عند نزول المطر؟ وهل هناك حديثٌ نبوي يدل على أنه يستحب الدعاء لوحده دون قراءة القرآن؟
الجواب:
الشيخ: قراءة القرآن ليست مشروعة عند المطر بل هي مشروعة في كل وقتن لكن الذي يشرع عند نزول المطر أن يقول: اللهم صيباً نافعاً، يعني اللهم اجعله صيباً نافعاً؛ وذلك لأن المطر قد يكون نافعاً وقد يكون غير نافع، والمطر قد يكون ضاراً إذا حصل به تهدم البيوت وغرق الزروع وهلاك المواشي هذا ضرر، وقد أرسل الله تعالى الطوفان على قوم نوح وأرسله على أهل سبأ انتقاماً، وقد يكون المطر ولا تنبت الأرض شيئاً، وقد ثبت في صحيح مسلم أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: «ليس السنة أن لا تمطروا إنما السنة أن تمطروا ولا تنبت الأرض شيئاً»، يعني قد تنزل أمطار كثيرة ولكن لا تنبت الأرض شيئاً فهنا المطر لم يكن نافعاً؛ لأن الجدب ما زال باقياً، فلذلك ينبغي للإنسان إذا نزل المطر أن يقول: اللهم صيباً نافعاً، يعني اللهم اجعله صيباً نافعاً. وأما قراءة القرآن عند نزول المطر فليست بسنة. نعم.
فتاوى نور على الدرب
📝 Sumber:
@salafymagelang
https://salafymagelang.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝💡📚 WAJAR MANUSIA MENJAUHI ORANG YANG PALING BURUK DI SISI ALLAH
🎙Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ.
"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat nanti adalah orang yang ditinggalkan atau dijauhi manusia karena menghindari keburukan lisan dan kelakuannya."
📚 (HR. Al-Bukhari no. 6131, Muslim no. 2591, Abu Dawud no. 4791, dan Tirmidzi no. 2081)
📝 Sumber :
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ.
"Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat nanti adalah orang yang ditinggalkan atau dijauhi manusia karena menghindari keburukan lisan dan kelakuannya."
📚 (HR. Al-Bukhari no. 6131, Muslim no. 2591, Abu Dawud no. 4791, dan Tirmidzi no. 2081)
📝 Sumber :
@fawaidsolo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
📑📱 YUK...JAUHI ANAK-ANAK KITA DARI HANDPHONE
Bersama :
📮Al ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzahulloh
📝 Sumber:
@ikhwanbugis
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Bersama :
📮Al ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzahulloh
📝 Sumber:
@ikhwanbugis
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🚫 JANGAN MENOLAK KEBENARAN SEDIKITPUN ❗
✍️ Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Setiap orang yang berpaling dari suatu perkara kebenaran dan menentangnya, maka ia telah terjerumus ke dalam kebatilan."
📚 Madarijus Salikin (jilid 1/hlm. 183).
قال الإمام ابن القيم رحمه الله :
ﻛﻞ ﻣﻦ ﺃﻋﺮﺽ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻣﻦ اﻟﺤﻖ ﻭﺟﺤﺪﻩ ، ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺑﺎﻃﻞ .
📚 مدارج السالكين (١٨٣/١).
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍️ Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Setiap orang yang berpaling dari suatu perkara kebenaran dan menentangnya, maka ia telah terjerumus ke dalam kebatilan."
📚 Madarijus Salikin (jilid 1/hlm. 183).
قال الإمام ابن القيم رحمه الله :
ﻛﻞ ﻣﻦ ﺃﻋﺮﺽ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻣﻦ اﻟﺤﻖ ﻭﺟﺤﺪﻩ ، ﻭﻗﻊ ﻓﻲ ﺑﺎﻃﻞ .
📚 مدارج السالكين (١٨٣/١).
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊SEBAB-SEBAB TERJADINYA HASAD
Pada dasarnya, jiwa manusia memiliki tabiat menyukai kedudukan yang terpandang, dan tidak ingin ada yang menyaingi atau lebih tinggi darinya. Jika ada yang lebih tinggi darinya, ia pun sempit dada dan tidak menyukainya, serta ingin agar nikmat itu hilang dari saudaranya.
Dari sini jelaslah bahwa hasad merupakan penyakit kejiwaan. Hasad merupakan penyakit kebanyakan orang. Tidak terbebas darinya kecuali segelintir manusia.
Oleh karena itu, dahulu dikatakan,
“Tiada jasad yang bebas dari sifat hasad. Akan tetapi, orang yang jelek akan menampakkan hasadnya, sedangkan orang yang baik akan menyembunyikannya.”
📕Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah ditanya,
“Apakah seorang mukmin itu (memiliki sifat) hasad❓”
Beliau rahimahullah menjawab,
“Begitu cepatnya engkau lupa (tentang kisah hasad) saudara-saudara Nabi Yusuf alaihissalam. Namun, sembunyikanlah hasad itu di dalam dadamu. Hal itu tidak akan membahayakanmu selagi tidak ditampakkan dengan tangan dan lisan.”
(Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 10/125)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/hasad-penyakit-umat-terdahulu-yang-menjangkiti-kaum-muslimin-akhlak/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Pada dasarnya, jiwa manusia memiliki tabiat menyukai kedudukan yang terpandang, dan tidak ingin ada yang menyaingi atau lebih tinggi darinya. Jika ada yang lebih tinggi darinya, ia pun sempit dada dan tidak menyukainya, serta ingin agar nikmat itu hilang dari saudaranya.
Dari sini jelaslah bahwa hasad merupakan penyakit kejiwaan. Hasad merupakan penyakit kebanyakan orang. Tidak terbebas darinya kecuali segelintir manusia.
Oleh karena itu, dahulu dikatakan,
“Tiada jasad yang bebas dari sifat hasad. Akan tetapi, orang yang jelek akan menampakkan hasadnya, sedangkan orang yang baik akan menyembunyikannya.”
📕Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah ditanya,
“Apakah seorang mukmin itu (memiliki sifat) hasad❓”
Beliau rahimahullah menjawab,
“Begitu cepatnya engkau lupa (tentang kisah hasad) saudara-saudara Nabi Yusuf alaihissalam. Namun, sembunyikanlah hasad itu di dalam dadamu. Hal itu tidak akan membahayakanmu selagi tidak ditampakkan dengan tangan dan lisan.”
(Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 10/125)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/hasad-penyakit-umat-terdahulu-yang-menjangkiti-kaum-muslimin-akhlak/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
SENIN,14 SYA'BAN 1444H
06 Maret 2023 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
06 Maret 2023 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
بِسْــــــــــــــــــمِ الله الرحمن الرحيــــــــــــــم
📣 INFO KAJIAN RUTIN KOTA PALEMBANG MALAM INI
Alhamdulillah..
Hadirilah dengan mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala semata, kajian islam ilmiah dengan tema
📗 KEAGUNGAN ISLAM
(Pembahasan Aqidah)
📚 Dari kitab FADLUL ISLAM
✍🏻 Karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
🎙️Bersama :
Al Ustadz Abul Abbas Harits hafizhahullah
(Alumni Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon dan Mudir Rumah Belajar Al Ibanah Palembang)
📆 SETIAP HARI SENIN MALAM SELASA
🕡 Waktu :
Mulai Setelah Shalat Maghrib s/d Menjelang Shalat Isya'
🕌 Tempat:
Masjid Baitul Mi'raj PT Telkom Jl. Kapt. Anwar Sastro Palembang
https://goo.gl/maps/31caULWKTrWTcTUy7
📌 KHUSUS IKHWAH
📻 Insyaallah akan disiarkan secara langsung di Radio Al Ibanah Palembang
🖥️ Penyelenggara :
Majelis Ta'lim Al Ibanah Palembang
-------------------------
📲 Join t.me/salafypalembang
📲 Join t.me/RadioIbanah
📲 Join t.me/galeri_pip
Hadir di Majelis Ilmu lebih utama
📣 INFO KAJIAN RUTIN KOTA PALEMBANG MALAM INI
Alhamdulillah..
Hadirilah dengan mengharap ridha Allah subhanahu wa ta'ala semata, kajian islam ilmiah dengan tema
📗 KEAGUNGAN ISLAM
(Pembahasan Aqidah)
📚 Dari kitab FADLUL ISLAM
✍🏻 Karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
🎙️Bersama :
Al Ustadz Abul Abbas Harits hafizhahullah
(Alumni Ma'had Dhiya'us Sunnah Cirebon dan Mudir Rumah Belajar Al Ibanah Palembang)
📆 SETIAP HARI SENIN MALAM SELASA
🕡 Waktu :
Mulai Setelah Shalat Maghrib s/d Menjelang Shalat Isya'
🕌 Tempat:
Masjid Baitul Mi'raj PT Telkom Jl. Kapt. Anwar Sastro Palembang
https://goo.gl/maps/31caULWKTrWTcTUy7
📌 KHUSUS IKHWAH
📻 Insyaallah akan disiarkan secara langsung di Radio Al Ibanah Palembang
🖥️ Penyelenggara :
Majelis Ta'lim Al Ibanah Palembang
-------------------------
📲 Join t.me/salafypalembang
📲 Join t.me/RadioIbanah
📲 Join t.me/galeri_pip
Hadir di Majelis Ilmu lebih utama
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
📡🔊 SUDAH MULAI
📶 KAJIAN ISLAM RUTIN KOTA PALEMBANG
🔖 Pertemuan ke-18
📚 Pembahasan Kitab: Syarah Risalah Fadhlul Islam
📝 Bab Hukum Keluar dari Penamaan Islam
🎙 Bersama Al-Ustadz Abul Abbas Harits حفظه الله (Mudir Rumah Belajar Tahfizhul Qur'an Al-Ibanah, Kota Palembang)
🕌 Dari Masjid Baitul Mi'roj PT. Telkom (Jalan Kapten Anwar Sastro, Kota Palembang)
🎧📻 Dengarkan kajiannya di Radio Al-Ibanah Palembang #RadionyoWongKito melalui aplikasi Radio Syariah
#HadirDiMajelisIlmuLebihUtama
#DiRumahBukanBerartiTidakTaklim
📥 Audio rekaman kajian bisa didownload di Channel Telegram:
https://t.me/RadioIbanah
📶 KAJIAN ISLAM RUTIN KOTA PALEMBANG
🔖 Pertemuan ke-18
📚 Pembahasan Kitab: Syarah Risalah Fadhlul Islam
📝 Bab Hukum Keluar dari Penamaan Islam
🎙 Bersama Al-Ustadz Abul Abbas Harits حفظه الله (Mudir Rumah Belajar Tahfizhul Qur'an Al-Ibanah, Kota Palembang)
🕌 Dari Masjid Baitul Mi'roj PT. Telkom (Jalan Kapten Anwar Sastro, Kota Palembang)
🎧📻 Dengarkan kajiannya di Radio Al-Ibanah Palembang #RadionyoWongKito melalui aplikasi Radio Syariah
#HadirDiMajelisIlmuLebihUtama
#DiRumahBukanBerartiTidakTaklim
📥 Audio rekaman kajian bisa didownload di Channel Telegram:
https://t.me/RadioIbanah
Telegram
Radio AL IBANAH Palembang
Arsip Rekaman Audio Kajian Radio Al Ibanah Palembang.
Forwarded from GALERI SENDANGMULYO
🌼📚 JANGAN MEREMEHKAN PENDAPAT JUMHUR
قال الشيخ العثيمين رحمه الله تعالى :
واعرفوا هذه القاعدة , أنك إذا رأيت الجمهور على قول فلا تخرج عنه إلا بعد التأني والتريث والنظر في الأدلة والتدبر فيها . لماذا ؟؟؟ لأن قول الجمهور لا يستهان به . قول الجمهور أقرب إلى الحق من قول الواحد . فلا تفرح أن تجد قولا غريبا تخرج به أمام الناس ليصدق قول الناس عليك : خالف تعرف, وبعض الناس يقول: خالف تذكر . لا , كن مع الجماعة , لكن إذا بان أن الحق في خلاف قول الجمهور فالواجب عليك اتباع الحق . انتهى .
( شرح العقيدة السفارينية - الشريط ٢٩)
Asy-Syaikh Muhammad Ibnul 'Utsaimin rahimahullah berkata,
”Ketahuiah kaidah ini! Apabila engkau melihat Jumhur (mayoritas) pada suatu pendapat, maka janganlah engkau berpaling dari pendapat itu kecuali setelah menempuh tahapan dengan seksama, tidak tergesa-gesa, dan melakukan penelitian dalil-dalil secara detail. Kenapa? Karena pendapat Jumhur tidak bisa dikesampingkan. Pendapat Jumhur (mayoritas) lebih mendekati kebenaran dibandingkan pendapat satu orang saja.
Janganlah engkau berbangga diri ketika mendapati pendapat yang asing, lantas engkau kemukakan hal itu di hadapan kaum muslimin agar mereka memercayaimu, "Ini menyelisihi keumuman". Sebagian manusia mengatakan, "Ini melawan arus".
Janganlah seperti itu! Jadilah seseorang yang senantiasa bersama mayoritas, kecuali jika tampak bagimu bahwasanya kebenaran menyelisihi pendapat Jumhur (mayoritas), maka wajib bagimu untuk mengikuti kebenaran".
📚 Kajian Syarh Al-Aqidah As-Safariniyah, Rekaman ke-29)
🖋️ GALERI SENDANGMULYO
🌎 Channel Telegram : https://t.me/galerisendangmulyo/
🌸 Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin seluruhnya
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰
قال الشيخ العثيمين رحمه الله تعالى :
واعرفوا هذه القاعدة , أنك إذا رأيت الجمهور على قول فلا تخرج عنه إلا بعد التأني والتريث والنظر في الأدلة والتدبر فيها . لماذا ؟؟؟ لأن قول الجمهور لا يستهان به . قول الجمهور أقرب إلى الحق من قول الواحد . فلا تفرح أن تجد قولا غريبا تخرج به أمام الناس ليصدق قول الناس عليك : خالف تعرف, وبعض الناس يقول: خالف تذكر . لا , كن مع الجماعة , لكن إذا بان أن الحق في خلاف قول الجمهور فالواجب عليك اتباع الحق . انتهى .
( شرح العقيدة السفارينية - الشريط ٢٩)
Asy-Syaikh Muhammad Ibnul 'Utsaimin rahimahullah berkata,
”Ketahuiah kaidah ini! Apabila engkau melihat Jumhur (mayoritas) pada suatu pendapat, maka janganlah engkau berpaling dari pendapat itu kecuali setelah menempuh tahapan dengan seksama, tidak tergesa-gesa, dan melakukan penelitian dalil-dalil secara detail. Kenapa? Karena pendapat Jumhur tidak bisa dikesampingkan. Pendapat Jumhur (mayoritas) lebih mendekati kebenaran dibandingkan pendapat satu orang saja.
Janganlah engkau berbangga diri ketika mendapati pendapat yang asing, lantas engkau kemukakan hal itu di hadapan kaum muslimin agar mereka memercayaimu, "Ini menyelisihi keumuman". Sebagian manusia mengatakan, "Ini melawan arus".
Janganlah seperti itu! Jadilah seseorang yang senantiasa bersama mayoritas, kecuali jika tampak bagimu bahwasanya kebenaran menyelisihi pendapat Jumhur (mayoritas), maka wajib bagimu untuk mengikuti kebenaran".
📚 Kajian Syarh Al-Aqidah As-Safariniyah, Rekaman ke-29)
🖋️ GALERI SENDANGMULYO
🌎 Channel Telegram : https://t.me/galerisendangmulyo/
🌸 Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin seluruhnya
➰➰➰➰➰➰➰➰➰➰
Telegram
GALERI SENDANGMULYO
Artikel Faedah, Audio, Video dan Poster Dakwah dari para asatidzah serta ulama Ahlussunnah wal jamaah.
Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin seluruhnya, aamiin
Pembina :
Ustadz Yasir Sulistiono, ST hafizahullah
Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin seluruhnya, aamiin
Pembina :
Ustadz Yasir Sulistiono, ST hafizahullah
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
[VIDEO FAIDAH RINGKAS]: AMALAN-AMALAN DI BULAN SYA'BAN SESUAI AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📚✔️ PARFUM YANG MENGANDUNG ALKOHOL
☑️ Berikut ini fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah seputar minyak wangi yang mengandung alkohol.
🖥 Simak selengkapnya: https://asysyariah.com/parfum-yang-mengandung-alkohol/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
☑️ Berikut ini fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah seputar minyak wangi yang mengandung alkohol.
🖥 Simak selengkapnya: https://asysyariah.com/parfum-yang-mengandung-alkohol/
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🏘🏘 JANGAN REMEHKAN KEIKHLASAN & DO'ANYA ORANG-ORANG LEMAH...y
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إنما ينصر الله هذه الأمة بضعيفها بدعوتهم وصلاتهم وإخلاصهم .
"Allah hanya akan menolong umat ini dengan sebab orang lemah diantara mereka, melalui do’a, shalat, dan keikhlasan mereka."
Shahîh Al-Jâmi' Ash Shagî
🎙Imam Ibnu Bathal rahimahullah menjelaskan,
تأويل الحديث أن الضعفاء أشد إخلاصا في الدعاء وأكثر خشوعا في العبادة لخلاء قلوبهم عن التعلق بزخرف الدنيا .
"Hadits tersebut memberikan makna:
sungguh orang-orang lemah, lebih ikhlas dalam berdo’a, lebih khusyuk dalam ibadah; karena hati mereka kosong dari kuatnya kecintaan terhadap perhiasan dunia."
📕Fathul Bâri li Ibni Rajab, 89/6
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إنما ينصر الله هذه الأمة بضعيفها بدعوتهم وصلاتهم وإخلاصهم .
"Allah hanya akan menolong umat ini dengan sebab orang lemah diantara mereka, melalui do’a, shalat, dan keikhlasan mereka."
Shahîh Al-Jâmi' Ash Shagî
🎙Imam Ibnu Bathal rahimahullah menjelaskan,
تأويل الحديث أن الضعفاء أشد إخلاصا في الدعاء وأكثر خشوعا في العبادة لخلاء قلوبهم عن التعلق بزخرف الدنيا .
"Hadits tersebut memberikan makna:
sungguh orang-orang lemah, lebih ikhlas dalam berdo’a, lebih khusyuk dalam ibadah; karena hati mereka kosong dari kuatnya kecintaan terhadap perhiasan dunia."
📕Fathul Bâri li Ibni Rajab, 89/6
📝 Sumber:
@ahlussunnahmalang
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🏷️✅👍🏻NIATKAN BERBUAT BAIK DAN MEMBERI MANFAAT UNTUK ORANG LAIN
▫️Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu:
على الإنسان أن يكون مقصوده نفع الخلق والإحسان إليهم مطلقًا، وهذا هو الرحمة التي بُعث بها محمد - صَلى الله عليه وسلم - في قوله: ﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ﴾ فعلى العبد أن يقصد الرحمة والإحسان والنفع.
Hendaknya bagi seorang niatannya adalah memberi manfaat bagi manusia dan berbuat baik kepada mereka.
Maka ini adalah bentuk rahmat yang mana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di utus dengannya, sebagaimana dalam firman-Nya:
(وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةࣰ لِّلۡعَـٰلَمِینَ)
"Dan tidaklah kami mengutusmu (Wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat untuk alam semesta."
[Surat Al-Anbiya' 107]
Maka bagi seorang hamba untuk meniatkan memberi rahmat, berbuat baik dan manfaat."
📚Jami' al-Masail (6/37)
📝 Sumber:
@ForumSalafyPurbalingga
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
▫️Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu:
على الإنسان أن يكون مقصوده نفع الخلق والإحسان إليهم مطلقًا، وهذا هو الرحمة التي بُعث بها محمد - صَلى الله عليه وسلم - في قوله: ﴿وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ﴾ فعلى العبد أن يقصد الرحمة والإحسان والنفع.
Hendaknya bagi seorang niatannya adalah memberi manfaat bagi manusia dan berbuat baik kepada mereka.
Maka ini adalah bentuk rahmat yang mana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di utus dengannya, sebagaimana dalam firman-Nya:
(وَمَاۤ أَرۡسَلۡنَـٰكَ إِلَّا رَحۡمَةࣰ لِّلۡعَـٰلَمِینَ)
"Dan tidaklah kami mengutusmu (Wahai Muhammad) kecuali sebagai rahmat untuk alam semesta."
[Surat Al-Anbiya' 107]
Maka bagi seorang hamba untuk meniatkan memberi rahmat, berbuat baik dan manfaat."
📚Jami' al-Masail (6/37)
📝 Sumber:
@ForumSalafyPurbalingga
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊MENUNTUT ORANG-ORANG AGAR BERBICARA MERUPAKAN IMTIHAN BID'AH!
🎙 Al-Allamah Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafizhahullah
Barakallahu fik.
Jangan sampai pemahaman rancu, jangan goncang!
Tahan lisanmu!
Sebagaimana yang kami katakan pada pertemuan yang lalu, bukan merupakan perkara darurat: tidak semua masalah engkau harus membenamkan hidungmu padanya!!
Sebagian orang miskin (kasihan), dia menyangka bahwa setiap masalah yaitu peristiwa besar dia harus ikut serta, apakah dengan tulisan, dengan risalah, dengan lafazh, atau dengan ucapan, agar tidak dikatakan demikian demikian, agar tidak...
Apa semacam ini?!
Engkau takut kepada Allah atau takut kepada makhluk?!
Engkau merasa diawasi oleh Allah atau merasa diawasi oleh makhluk?!
Apa ini?!
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ.
"Itu hanyalah setan yang menakuti-nakuti kalian dengan wali-walinya, maka janganlah kalian takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman."
(QS. Ali Imran: 175)
Yang semacam ini tidak tepat wahai anakku.
Sebagian orang ada yang berdalih, "Agar tidak dikatakan demikian demikian..."
Biarkan saja dikatakan wahai saudaraku!
Apakah ucapan ini ucapan yang benar atau ucapan yang batil?!
Inilah timbangannya!
⚠️ Perkaranya tidak cukup sampai di sini, tetapi datang kepada Zaid, Amr, Bakr si fulan, dia tanyai:"
"Kenapa engkau tidak menulis?!"
"Kenapa engkau tidak berbicara?!"
"Apa yang engkau katakan?!"
Subhanallah, Subhanallahil 'Aliyil 'Azhim...
Berapa kali para ulama memberikan bimbingan dan mereka berbicara tentang masalah seperti pertanyaan-pertanyaan ini?!
Kita tanya kepadanya, "Apakah dia harus memiliki ucapan?!"
Kami katakan berkali-kali bahwa orang yang ditanya ini jika dia setelah nampaknya kesalahan dan penjelasannya serta gamblangnya dan seterusnya... jika orang ini dia memiliki pembelaan terhadap orang yang di atas kebatilan, maka di sini jika dia rujuk kepada kebenaran dia wajib untuk berlepas diri dari orang tersebut dan menjelaskannya, yaitu menjelaskan sikap berlepas diri, karena dia masih tetap membela.
Jika tidak ada bukti dia memiliki ucapan baik berupa tulisan, perkataan, ucapan yang dinukil, atau yang bisa didengar (rekaman), atau yang bisa dibaca (tulisan), tidak ada bukti darinya berupa pembelaan, dukungan atau yang lainnya, dia hanya diam.
Dia mendengar para ulama bicara dan dia diam. Dia menilai ahlul ilmi yang berbicara dan menulis bukti-bukti dan tulisan-tulisan bahwa mereka benar, dia tidak membantah dan dia tidak bangkit (menentang), maka kenapa engkau tanyai dia?!
Di sinilah bid'ah!! Ketika dikatakan sebagai imtihan (menguji).
Di sinilah bid'ah!!"
Yang mau silakan dan yang menolak silakan!!
Bisa dipahami?!
Tidak boleh disandarkan sebuah ucapan kepada orang yang diam, jika keadaannya seperti yang telah disebutkan.
Siapa yang mengatakan bahwa setiap orang harus memiliki ucapan?!
Siapa orang yang mewajibkan ini?!
Apakah engkau menjadikannya fardhu ain?!
Apakah engkau menegakkan shalat dan menegakkan perkara-perkara ini dan rukun-rukun besar yang tidak boleh bagi seseorang untuk tertinggal darinya?!
Membantah orang yang salah ini apakah termasuk hal-hal yang sifatnya fardhu kifayah ataukah fardhu ain?!
Hingga masalah seperti ini apakah kita perlu untuk kembali (belajar) dari awal?!
Wahai saudara-saudaraku tercinta, wahai anak-anak kami, sebagaimana yang telah kami katakan, bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan dakwah ini!!
📝 Sumber:
@salafyjember/539
Liqa'atul Jum'ah, no. 54
📆 04 Rabiul Tsani 1439 H yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember 2017
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙 Al-Allamah Abdullah bin Abdurrahim al-Bukhary hafizhahullah
Barakallahu fik.
Jangan sampai pemahaman rancu, jangan goncang!
Tahan lisanmu!
Sebagaimana yang kami katakan pada pertemuan yang lalu, bukan merupakan perkara darurat: tidak semua masalah engkau harus membenamkan hidungmu padanya!!
Sebagian orang miskin (kasihan), dia menyangka bahwa setiap masalah yaitu peristiwa besar dia harus ikut serta, apakah dengan tulisan, dengan risalah, dengan lafazh, atau dengan ucapan, agar tidak dikatakan demikian demikian, agar tidak...
Apa semacam ini?!
Engkau takut kepada Allah atau takut kepada makhluk?!
Engkau merasa diawasi oleh Allah atau merasa diawasi oleh makhluk?!
Apa ini?!
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ.
"Itu hanyalah setan yang menakuti-nakuti kalian dengan wali-walinya, maka janganlah kalian takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman."
(QS. Ali Imran: 175)
Yang semacam ini tidak tepat wahai anakku.
Sebagian orang ada yang berdalih, "Agar tidak dikatakan demikian demikian..."
Biarkan saja dikatakan wahai saudaraku!
Apakah ucapan ini ucapan yang benar atau ucapan yang batil?!
Inilah timbangannya!
⚠️ Perkaranya tidak cukup sampai di sini, tetapi datang kepada Zaid, Amr, Bakr si fulan, dia tanyai:"
"Kenapa engkau tidak menulis?!"
"Kenapa engkau tidak berbicara?!"
"Apa yang engkau katakan?!"
Subhanallah, Subhanallahil 'Aliyil 'Azhim...
Berapa kali para ulama memberikan bimbingan dan mereka berbicara tentang masalah seperti pertanyaan-pertanyaan ini?!
Kita tanya kepadanya, "Apakah dia harus memiliki ucapan?!"
Kami katakan berkali-kali bahwa orang yang ditanya ini jika dia setelah nampaknya kesalahan dan penjelasannya serta gamblangnya dan seterusnya... jika orang ini dia memiliki pembelaan terhadap orang yang di atas kebatilan, maka di sini jika dia rujuk kepada kebenaran dia wajib untuk berlepas diri dari orang tersebut dan menjelaskannya, yaitu menjelaskan sikap berlepas diri, karena dia masih tetap membela.
Jika tidak ada bukti dia memiliki ucapan baik berupa tulisan, perkataan, ucapan yang dinukil, atau yang bisa didengar (rekaman), atau yang bisa dibaca (tulisan), tidak ada bukti darinya berupa pembelaan, dukungan atau yang lainnya, dia hanya diam.
Dia mendengar para ulama bicara dan dia diam. Dia menilai ahlul ilmi yang berbicara dan menulis bukti-bukti dan tulisan-tulisan bahwa mereka benar, dia tidak membantah dan dia tidak bangkit (menentang), maka kenapa engkau tanyai dia?!
Di sinilah bid'ah!! Ketika dikatakan sebagai imtihan (menguji).
Di sinilah bid'ah!!"
Yang mau silakan dan yang menolak silakan!!
Bisa dipahami?!
Tidak boleh disandarkan sebuah ucapan kepada orang yang diam, jika keadaannya seperti yang telah disebutkan.
Siapa yang mengatakan bahwa setiap orang harus memiliki ucapan?!
Siapa orang yang mewajibkan ini?!
Apakah engkau menjadikannya fardhu ain?!
Apakah engkau menegakkan shalat dan menegakkan perkara-perkara ini dan rukun-rukun besar yang tidak boleh bagi seseorang untuk tertinggal darinya?!
Membantah orang yang salah ini apakah termasuk hal-hal yang sifatnya fardhu kifayah ataukah fardhu ain?!
Hingga masalah seperti ini apakah kita perlu untuk kembali (belajar) dari awal?!
Wahai saudara-saudaraku tercinta, wahai anak-anak kami, sebagaimana yang telah kami katakan, bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan dakwah ini!!
📝 Sumber:
@salafyjember/539
Liqa'atul Jum'ah, no. 54
📆 04 Rabiul Tsani 1439 H yang bertepatan dengan tanggal 22 Desember 2017
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com