🔊TIDAK PERNAH TERJADI DALAM DAURAH MASYAYIKH ADA PERTANYAAN: BOLEHKAH HADIR KE MAJELISNYA MASYAYIKH?
🎙 Al Ustadz Saiful Bahri Hafizhahullah
Datang ke majelisnya ulama kok ditanyakan?
Yang tidak diragukan lagi ke ulama-annya.
Beliau heran, ada orang yang bertanya seperti itu?
Aaa... itu alami otomatis.
Siapapun yang ditanya masyayikh itu akan seperti itu, karena yang datang ini masyayikh Ahlussunnah yang terkenal.
Syaikh Salim Bamuhriz, tau kenal kamu? Dauroh Syaikh pertama kali dulu di Sleman, kamu masih kecil ya? Itu tahun 2005 kalau ngga salah... 2007, dauroh pertama di Sleman itu. Syaikh Abdullah Mar'i dan Syaikh Salim Bamuhriz, beliau tahu Indonesia dan beliau mengenal hal itu.
Tidak pernah terjadi, antum perhatikan!!!
Tidak pernah terjadi dalam dauroh masyayikh yang kita laksanakan, adanya pertanyaan:
Syaikh, bolehkah kita hadir ke majelisnya masyayikh?
Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...
Tapi kenapa sekarang itu dimunculkan?
Paham kalimat ini?
Berarti kan ada apa-apanya.
Ada apa-apanya nih!!
Kalau alami dauroh Syaikh ngga perlu ditanyakan kayak gitu itu tuh. Syaikhnya Ahlussunnah.
Kenapa ko perlu ditanyakan?
Karena, dari dua sisi:
1️⃣ Yang pertama mereka mencari penguat dan pendukung untuk banyak masyayikh yang mendukung mereka.
Kenapa? Karena mereka khawatir banyak yang tidak datang.
Kenapa tidak datang umat ke mereka?
Masalah yang sedang terjadi pada diri mereka, hakadza ya ikhwah.
Masalah, kalau tidak ada masalah?? Masya Allah kita datang, menghasung, kita tidak menghalangi. Yang mau berangkat fadholu, sebagaimana Ustadz Muhammad kemarin menjawab seperti itu ya. Tapi kita tidak memerintahkan berbondong-bondong sana... terserah ajalah. Berangkat ya ngono, nda juga ya...gapapa, namanya orang.
Apakah wajib datang ke dauroh dan menjadikan sebuah takaran?
Siapa yang tidak datang ke dauroh, berarti bukan salafy?
Ini bahaya!!!
Sudah dihembuskan oleh mereka.
Siapa yang tidak datang ke dauroh.
Apalagi sampai ketahuan menghalangi.
Dia bukan salafy!!!
Wah mengerikan sekali yang seperti itu.
Fitnahnya semakin gelap, pekat, membingungkan
Ya kalau pekatnya adalah kopi, ya... masya Allah kopinya kental, enak. Itupun kalau sangat kental... pahit banget... ya, kayak apa? Jamu.
Ya bikin jangan terlalu kental-kental ajalah, yang slow-slow saja.
Sehingga semakin sulit umat untuk mengetahui dan bersikap, yang terbaik dalam hal ini bagaimana.
📝 Sumber:
@salafyjember/454
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙 Al Ustadz Saiful Bahri Hafizhahullah
Datang ke majelisnya ulama kok ditanyakan?
Yang tidak diragukan lagi ke ulama-annya.
Beliau heran, ada orang yang bertanya seperti itu?
Aaa... itu alami otomatis.
Siapapun yang ditanya masyayikh itu akan seperti itu, karena yang datang ini masyayikh Ahlussunnah yang terkenal.
Syaikh Salim Bamuhriz, tau kenal kamu? Dauroh Syaikh pertama kali dulu di Sleman, kamu masih kecil ya? Itu tahun 2005 kalau ngga salah... 2007, dauroh pertama di Sleman itu. Syaikh Abdullah Mar'i dan Syaikh Salim Bamuhriz, beliau tahu Indonesia dan beliau mengenal hal itu.
Tidak pernah terjadi, antum perhatikan!!!
Tidak pernah terjadi dalam dauroh masyayikh yang kita laksanakan, adanya pertanyaan:
Syaikh, bolehkah kita hadir ke majelisnya masyayikh?
Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...
Tapi kenapa sekarang itu dimunculkan?
Paham kalimat ini?
Berarti kan ada apa-apanya.
Ada apa-apanya nih!!
Kalau alami dauroh Syaikh ngga perlu ditanyakan kayak gitu itu tuh. Syaikhnya Ahlussunnah.
Kenapa ko perlu ditanyakan?
Karena, dari dua sisi:
1️⃣ Yang pertama mereka mencari penguat dan pendukung untuk banyak masyayikh yang mendukung mereka.
Kenapa? Karena mereka khawatir banyak yang tidak datang.
Kenapa tidak datang umat ke mereka?
Masalah yang sedang terjadi pada diri mereka, hakadza ya ikhwah.
Masalah, kalau tidak ada masalah?? Masya Allah kita datang, menghasung, kita tidak menghalangi. Yang mau berangkat fadholu, sebagaimana Ustadz Muhammad kemarin menjawab seperti itu ya. Tapi kita tidak memerintahkan berbondong-bondong sana... terserah ajalah. Berangkat ya ngono, nda juga ya...gapapa, namanya orang.
Apakah wajib datang ke dauroh dan menjadikan sebuah takaran?
Siapa yang tidak datang ke dauroh, berarti bukan salafy?
Ini bahaya!!!
Sudah dihembuskan oleh mereka.
Siapa yang tidak datang ke dauroh.
Apalagi sampai ketahuan menghalangi.
Dia bukan salafy!!!
Wah mengerikan sekali yang seperti itu.
Fitnahnya semakin gelap, pekat, membingungkan
Ya kalau pekatnya adalah kopi, ya... masya Allah kopinya kental, enak. Itupun kalau sangat kental... pahit banget... ya, kayak apa? Jamu.
Ya bikin jangan terlalu kental-kental ajalah, yang slow-slow saja.
Sehingga semakin sulit umat untuk mengetahui dan bersikap, yang terbaik dalam hal ini bagaimana.
📝 Sumber:
@salafyjember/454
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🌱🌳🪶 TABIAT KHUSUS SETIAP JENJANG USIA ANAK
Seorang ibu harus memahami bahwa setiap jenjang usia dari kehidupan anak memiliki tabiat yang khusus dan cara khusus yang sesuai untuk mendidiknya. Ibu harus mengenali berbagai kekhususan anak agar bisa mendidiknya di atas manhaj tarbiyah yang lurus.
Di antara kekhususan tersebut:
1. Qabiliyah, siap menerima.
Anak yang masih kecil ibarat lembaran putih yang belum tertulis apapun. Dia siap menerima arahan yang dimaukan oleh pendidiknya. Semisal ranting yang lunak, ia mengikuti tekukan ke arah mana pun yang diinginkan oleh orang membentuknya.
Oleh karena itu, seorang ibu harus bersiap mengisi lembaran putih tersebut dengan kebaikan.
2. Madiyah fit Tafkir
Anak kecil belum bisa memahami dengan baik karena akalnya belum sempurna. Oleh karena itu, seorang ibu tidak boleh merasa galau ketika anaknya tidak memahami beberapa hal. Sebab, anak menyerap apa yang ada di hadapannya dengan pikirannya yang belum sempurna.
Andai ibu mengatakan kepada anaknya, “Tiga ditambah tiga berapa?”
Bisa jadi, si anak tidak paham. Akan tetapi, apabila si ibu meletakkan tiga pena dan menambahkan tiga pena lagi, barulah si anak bisa menjawab, “Enam.”
Karena pikirannya belum sempurna, anak tidak dibebani syariat kecuali setelah baligh. Mendidik anak di atas sifat-sifat yang terpuji haruslah dikaitkan dengan amaliah (amal nyata) yang bisa disaksikannya.
Misalnya, ibu hendak mendidik anak agar memiliki sifat suka memberi. Dalam hal ini, ibu memberi contoh di hadapan anak dengan menyedekahkan uang, makanan, atau pakaian kepada fakir miskin.
3. Al-Fardiyah wal Ananiyah, egois mau menang sendiri.
Ibu harus mengetahui bahwa sifat seperti ini ada pada anak-anak. Dengan demikian, ibu berusaha mengarahkannya dengan sabar hingga si anak akhirnya bisa menghormati orang lain.
4. Anak punya kebutuhan-kebutuhan
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, pertumbuhannya akan terganggu atau akan muncul perangai yang buruk pada dirinya.
Di antara kebutuhan anak adalah:
● Mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya
● Memperoleh rasa aman, tidak ada kekhawatiran atau ketakutan yang terus menghantuinya.
● Ingin dihargai dan diberikan kepercayaan. Apabila merasa tidak dihargai dan tidak diberikan kepercayaan, niscaya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri.
● Ingin memiliki teman. Dalam hal ini, ibu perlu mencarikan teman yang baik untuknya. Teman yang bisa mendukungnya menjadi pribadi yang baik agar tidak bertentangan dengan tarbiyah yang ditanamkan kepadanya.
📝 Sumber: https://asysyariah.com/peran-ibu-dalam-tarbiyah-anak/
@salafybaturaja
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Seorang ibu harus memahami bahwa setiap jenjang usia dari kehidupan anak memiliki tabiat yang khusus dan cara khusus yang sesuai untuk mendidiknya. Ibu harus mengenali berbagai kekhususan anak agar bisa mendidiknya di atas manhaj tarbiyah yang lurus.
Di antara kekhususan tersebut:
1. Qabiliyah, siap menerima.
Anak yang masih kecil ibarat lembaran putih yang belum tertulis apapun. Dia siap menerima arahan yang dimaukan oleh pendidiknya. Semisal ranting yang lunak, ia mengikuti tekukan ke arah mana pun yang diinginkan oleh orang membentuknya.
Oleh karena itu, seorang ibu harus bersiap mengisi lembaran putih tersebut dengan kebaikan.
2. Madiyah fit Tafkir
Anak kecil belum bisa memahami dengan baik karena akalnya belum sempurna. Oleh karena itu, seorang ibu tidak boleh merasa galau ketika anaknya tidak memahami beberapa hal. Sebab, anak menyerap apa yang ada di hadapannya dengan pikirannya yang belum sempurna.
Andai ibu mengatakan kepada anaknya, “Tiga ditambah tiga berapa?”
Bisa jadi, si anak tidak paham. Akan tetapi, apabila si ibu meletakkan tiga pena dan menambahkan tiga pena lagi, barulah si anak bisa menjawab, “Enam.”
Karena pikirannya belum sempurna, anak tidak dibebani syariat kecuali setelah baligh. Mendidik anak di atas sifat-sifat yang terpuji haruslah dikaitkan dengan amaliah (amal nyata) yang bisa disaksikannya.
Misalnya, ibu hendak mendidik anak agar memiliki sifat suka memberi. Dalam hal ini, ibu memberi contoh di hadapan anak dengan menyedekahkan uang, makanan, atau pakaian kepada fakir miskin.
3. Al-Fardiyah wal Ananiyah, egois mau menang sendiri.
Ibu harus mengetahui bahwa sifat seperti ini ada pada anak-anak. Dengan demikian, ibu berusaha mengarahkannya dengan sabar hingga si anak akhirnya bisa menghormati orang lain.
4. Anak punya kebutuhan-kebutuhan
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, pertumbuhannya akan terganggu atau akan muncul perangai yang buruk pada dirinya.
Di antara kebutuhan anak adalah:
● Mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya
● Memperoleh rasa aman, tidak ada kekhawatiran atau ketakutan yang terus menghantuinya.
● Ingin dihargai dan diberikan kepercayaan. Apabila merasa tidak dihargai dan tidak diberikan kepercayaan, niscaya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri.
● Ingin memiliki teman. Dalam hal ini, ibu perlu mencarikan teman yang baik untuknya. Teman yang bisa mendukungnya menjadi pribadi yang baik agar tidak bertentangan dengan tarbiyah yang ditanamkan kepadanya.
📝 Sumber: https://asysyariah.com/peran-ibu-dalam-tarbiyah-anak/
@salafybaturaja
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🥏Janganlah tutup mata dan akal anda dengan tazkiyah!____
💬LEMAHNYA KEILMUAN menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini.
"Yakni lemahnya keilmuan menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini. Berkata Fulan!Berkata Fulan!
Kita memiliki manhaj yang dapat membedakan antara Ahlul Haq dan Ahlul Bathil, meskipun Ahmad bin Hambal datang sekarang ini dan mentazkiyah si Fulan dan Fulan, kemudian kita dapati bahwa orang ini tidaklah pantas mendapatkan tazkiyah tersebut berdasarkan dari ucapan-ucapannya, amal-amal perbuatannya, tulisan-tulisannya, dan rekaman-rekaman audionya. Apakah boleh bagi kita untuk bergantung dengan apa yang telah menyebabkan ditazkiyahnya oleh Imam bin Baz atau Al Albani atau Ahmad bin Hambal atau selain mereka!?
Jarh itu didahulukan daripada Ta'dil, Jarh yang rinci dijelaskan lebih didahulukan daripada Ta'dil yang masih bersifat belum jelas.
Kaidah-kaidah ini sudah seharusnya untuk menerapkannya di Medan Jarh dan Ta'dil, misalnya telah mentazkiyahnya Al Albani pada suatu hari si Fulan, lalu telah jelas baginya bahwa dia tidak berhak mendapatkan tazkiyah, maka beliau pun berkata tentangnya ia seorang khawarij.
Dan Ibnu Baz pada suatu hari mentazkiyah si Fulan dan Fulan lalu jelas baginya kesalahan mereka, maka beliau pun berkata tentang mereka, dai-dai kebathilan.
Ahlul bathil datang dan menyebarkan tazkiyah lalu mereka mengubur Jarh. Kalaulah Bin Baz dan Al Albani mewajibkan bagi kita untuk selalu memberlakukan mereka pada tazkiyah tersebut sampai mereka mati, pastilah mereka tidak mempunyai sesuatu pegangan kecuali tazkiyah ini. Apakah harus bagi orang-orang untuk mengambil tazkiyahnya lalu menutup mata-mata mereka dan mengunci mati akal-akalnya dari kesalahan-kesalahan si Fulan dan Fulan yang Al Albani atau Bin Baz telah mentazkiyah mereka. Padahal kesalahan-kesalahan itu jelas, dan Jarh pencacatannya pun jelas.
📃Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali حفظه الله
📝 Sumber:
https://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=18376
@salafykawunganten/3521
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💬LEMAHNYA KEILMUAN menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini.
"Yakni lemahnya keilmuan menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini. Berkata Fulan!Berkata Fulan!
Kita memiliki manhaj yang dapat membedakan antara Ahlul Haq dan Ahlul Bathil, meskipun Ahmad bin Hambal datang sekarang ini dan mentazkiyah si Fulan dan Fulan, kemudian kita dapati bahwa orang ini tidaklah pantas mendapatkan tazkiyah tersebut berdasarkan dari ucapan-ucapannya, amal-amal perbuatannya, tulisan-tulisannya, dan rekaman-rekaman audionya. Apakah boleh bagi kita untuk bergantung dengan apa yang telah menyebabkan ditazkiyahnya oleh Imam bin Baz atau Al Albani atau Ahmad bin Hambal atau selain mereka!?
Jarh itu didahulukan daripada Ta'dil, Jarh yang rinci dijelaskan lebih didahulukan daripada Ta'dil yang masih bersifat belum jelas.
Kaidah-kaidah ini sudah seharusnya untuk menerapkannya di Medan Jarh dan Ta'dil, misalnya telah mentazkiyahnya Al Albani pada suatu hari si Fulan, lalu telah jelas baginya bahwa dia tidak berhak mendapatkan tazkiyah, maka beliau pun berkata tentangnya ia seorang khawarij.
Dan Ibnu Baz pada suatu hari mentazkiyah si Fulan dan Fulan lalu jelas baginya kesalahan mereka, maka beliau pun berkata tentang mereka, dai-dai kebathilan.
Ahlul bathil datang dan menyebarkan tazkiyah lalu mereka mengubur Jarh. Kalaulah Bin Baz dan Al Albani mewajibkan bagi kita untuk selalu memberlakukan mereka pada tazkiyah tersebut sampai mereka mati, pastilah mereka tidak mempunyai sesuatu pegangan kecuali tazkiyah ini. Apakah harus bagi orang-orang untuk mengambil tazkiyahnya lalu menutup mata-mata mereka dan mengunci mati akal-akalnya dari kesalahan-kesalahan si Fulan dan Fulan yang Al Albani atau Bin Baz telah mentazkiyah mereka. Padahal kesalahan-kesalahan itu jelas, dan Jarh pencacatannya pun jelas.
📃Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali حفظه الله
📝 Sumber:
https://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=18376
@salafykawunganten/3521
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊TETAPLAH TENANG JIKA MENDATANGI SHALAT
📝 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jika shalat sudah ditegakkan, janganlah kalian datang dengan berlari. Datanglah kalian dengan berjalan dan tetaplah tenang.
Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah (bersama imam). Dan apa yang terlewatkan, maka sempurnakanlah."
📕H.R. Al Bukhari dan Muslim
dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
📝 Sumber:
@AnNajiyah_Bali
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Jika shalat sudah ditegakkan, janganlah kalian datang dengan berlari. Datanglah kalian dengan berjalan dan tetaplah tenang.
Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah (bersama imam). Dan apa yang terlewatkan, maka sempurnakanlah."
📕H.R. Al Bukhari dan Muslim
dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
📝 Sumber:
@AnNajiyah_Bali
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
SABTU, 15 MUHARRAM 1444H
13 AGUSTUS 2022 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
13 AGUSTUS 2022 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🔰 NASEHAT BAGI PARA PASUTRI
🎙Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala mengatakan :
"Wajib bagi seorang suami agar tidak tergesa-gesa dalam menjatuhkan cerai dan bergaul dengan baik (kepada istri).
Hendaklah dia menghindari kezaliman dan pengurangan hak istrinya.
Wajib bagi seorang istri untuk rendah hati, tidak memicu kemarahan suaminya, tidak mengganggunya, berlemah lembut, ramah, dan bertutur kata yang baik kepada suaminya agar tidak mendorong amarah suaminya sehingga menceraikannya.
Kepada masing-masing suami dan istri agar bersabar dan mengharapkan pahala dalam seluruh keadaannya.
Sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman :
ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".
(Az Zumar : 10)
Maka haruslah ( (istri) dan bagi istri agar bersabar juga terhadap suaminya berupa kekurangan, kelemahan dan yang semisalnya".
📚 (Majmu' Fatawa : 4814)
قال الشيخ العلامة ابن باز رحمه الله تعالى :
الواجب على الرجل أن لا يستعجل في الطلاق ؛ وأن يعاشر
بالمعروف وأن يحذر ظلم المرأة وبخسها حقوقها .
والواجب على الزوجة التواضع وعدم إغضاب الزوج وعدم إيذائه ، وعليها أن تتواضع وأن تستعمل اللطف والرفق والكلام الطيب مع
الزوج حتى لا تثير حفيظته فيطلق .
وعلى الجميع الصبر والاحتساب في جميع الأحوال ..
كما قال سبحانه وتعالى :
« إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ » ( الزمر : 10)
فلا بد من الصبر على بعض #العوج، ولا بد للمرأة أن تصبر أيضاً
على ما قد يقع من الزوج من بعض الخلل أو بعض التقصير وما
أشبه ذلك▪︎
📚 ( مجموع الفتاوى/4713)
•┈┈┈••💎💎••┈┈┈•
✉️انشر جزاك الله خيرا✉️
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala mengatakan :
"Wajib bagi seorang suami agar tidak tergesa-gesa dalam menjatuhkan cerai dan bergaul dengan baik (kepada istri).
Hendaklah dia menghindari kezaliman dan pengurangan hak istrinya.
Wajib bagi seorang istri untuk rendah hati, tidak memicu kemarahan suaminya, tidak mengganggunya, berlemah lembut, ramah, dan bertutur kata yang baik kepada suaminya agar tidak mendorong amarah suaminya sehingga menceraikannya.
Kepada masing-masing suami dan istri agar bersabar dan mengharapkan pahala dalam seluruh keadaannya.
Sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman :
ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".
(Az Zumar : 10)
Maka haruslah ( (istri) dan bagi istri agar bersabar juga terhadap suaminya berupa kekurangan, kelemahan dan yang semisalnya".
📚 (Majmu' Fatawa : 4814)
قال الشيخ العلامة ابن باز رحمه الله تعالى :
الواجب على الرجل أن لا يستعجل في الطلاق ؛ وأن يعاشر
بالمعروف وأن يحذر ظلم المرأة وبخسها حقوقها .
والواجب على الزوجة التواضع وعدم إغضاب الزوج وعدم إيذائه ، وعليها أن تتواضع وأن تستعمل اللطف والرفق والكلام الطيب مع
الزوج حتى لا تثير حفيظته فيطلق .
وعلى الجميع الصبر والاحتساب في جميع الأحوال ..
كما قال سبحانه وتعالى :
« إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ » ( الزمر : 10)
فلا بد من الصبر على بعض #العوج، ولا بد للمرأة أن تصبر أيضاً
على ما قد يقع من الزوج من بعض الخلل أو بعض التقصير وما
أشبه ذلك▪︎
📚 ( مجموع الفتاوى/4713)
•┈┈┈••💎💎••┈┈┈•
✉️انشر جزاك الله خيرا✉️
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🌾🍃🍂 JIKA DOSA TELAH TERASA BERAT
قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى : إذا ثقل الظهر بالأوزار، منع القلب من السير إلى الله، والجوارح من النهوض في طاعته
Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala: "Jika punggung telah berat (memikul) dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju (ketaatan) kepada Allah, dan anggota badan (juga akan terhalangi) untuk bangkit melaksanakan ketaatan kepadaNya."
📚 Bada’iut Tafsir jilid : 3 hal : 332
📝 Sumber:
@KajianIslamBatam
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى : إذا ثقل الظهر بالأوزار، منع القلب من السير إلى الله، والجوارح من النهوض في طاعته
Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala: "Jika punggung telah berat (memikul) dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju (ketaatan) kepada Allah, dan anggota badan (juga akan terhalangi) untuk bangkit melaksanakan ketaatan kepadaNya."
📚 Bada’iut Tafsir jilid : 3 hal : 332
📝 Sumber:
@KajianIslamBatam
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
📛✋🏻❌⚠ BAHAYA MENCINTAI SESEORANG BUKAN KARENA ALLAH
✍🏻 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Barang siapa mencintai seseorang bukan karena Allah, maka bahaya teman-temannya lebih besar daripada bahaya musuh-musuhnya terhadap dirinya.”
📚 Ta’thiirul Anfaas, hlm. 575
📝 Sumber:
@forumsalafy
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍🏻 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Barang siapa mencintai seseorang bukan karena Allah, maka bahaya teman-temannya lebih besar daripada bahaya musuh-musuhnya terhadap dirinya.”
📚 Ta’thiirul Anfaas, hlm. 575
📝 Sumber:
@forumsalafy
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
💺📡KERUSAKAN YANG DITIMBULKAN OLEH FITNAH ORANG-ORANG YANG CINTA KEDUDUKAN
🎙Asy Syaikh Al 'Allâmah Al Imam Rabi' bin Hâdiy 'Umair Al Madkhaliy hafidzahullahu Ta'ala berkata:
"نحن ما عرفنا مثل هذا التفرق والتمزق والله،
الفتنة الآن تكتنف السلفية والسلفيين في العالم ما مر مثلها لأن الرؤوس كثرت، وحب الزعامة انتشر مع الأسف والمدسوسون بين صفوف السلفيين كثر فمزقوا السلفيين شذر مذر فاحذروا من الفرقة وتنبهوا لهؤلاء الـمفرقين وتآخوا فيما بينكم، كونوا كالجسد الواحد "
📚 مجموع الفتاوى (4/297)
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Sebelumnya kita tidak mengetahui semisal dengan perpecahan serta pertikaian seperti ini Demi Allah. Fitnah yang sekarang mengepung as salafiyah dan as salafiyyun di seluruh penjuru dunia, yang semisal ini belum pernah ada sebelumnya.
Hal ini dikarenakan banyaknya kepala (yang masing-masing memiliki pemikiran dan mengajak kepada pemikirannya), dan merajalela orang-orang yang cinta kedudukan. Tentu hal ini sangat disayangkan.
Dan banyaknya perkara (ataupun orang-orang) yang diselipkan ke dalam barisan salafiyun, lalu mereka memecah-belah salafiyun hingga akhirnya mereka tercerai-berai di seluruh penjuru.
Maka hati-hatilah kalian dari perpecahan. Waspadalah terhadap orang-orang yang suka memecah-belah. Jagalah persaudaraan di antara kalian. Jadilah bagaikan jasad yang satu.
📚Majmu Al Fatâwâ, 297/4
📝 Sumber:
@rabee_elmadkhaly/900
@salafymakassar
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Asy Syaikh Al 'Allâmah Al Imam Rabi' bin Hâdiy 'Umair Al Madkhaliy hafidzahullahu Ta'ala berkata:
"نحن ما عرفنا مثل هذا التفرق والتمزق والله،
الفتنة الآن تكتنف السلفية والسلفيين في العالم ما مر مثلها لأن الرؤوس كثرت، وحب الزعامة انتشر مع الأسف والمدسوسون بين صفوف السلفيين كثر فمزقوا السلفيين شذر مذر فاحذروا من الفرقة وتنبهوا لهؤلاء الـمفرقين وتآخوا فيما بينكم، كونوا كالجسد الواحد "
📚 مجموع الفتاوى (4/297)
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Sebelumnya kita tidak mengetahui semisal dengan perpecahan serta pertikaian seperti ini Demi Allah. Fitnah yang sekarang mengepung as salafiyah dan as salafiyyun di seluruh penjuru dunia, yang semisal ini belum pernah ada sebelumnya.
Hal ini dikarenakan banyaknya kepala (yang masing-masing memiliki pemikiran dan mengajak kepada pemikirannya), dan merajalela orang-orang yang cinta kedudukan. Tentu hal ini sangat disayangkan.
Dan banyaknya perkara (ataupun orang-orang) yang diselipkan ke dalam barisan salafiyun, lalu mereka memecah-belah salafiyun hingga akhirnya mereka tercerai-berai di seluruh penjuru.
Maka hati-hatilah kalian dari perpecahan. Waspadalah terhadap orang-orang yang suka memecah-belah. Jagalah persaudaraan di antara kalian. Jadilah bagaikan jasad yang satu.
📚Majmu Al Fatâwâ, 297/4
📝 Sumber:
@rabee_elmadkhaly/900
@salafymakassar
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
⚖️🧭📝 HUKUM MENINGGALKAN SHALAT BERJAMAAH
💬 Syaikh Abdullah al-Bassam rahimahullah menyatakan,
من ترك الجماعة بلا عذر آثم يستحق العقوبة
"Seorang lelaki yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur (alasan yang syar'i) maka dia telah berdosa dan berhak untuk mendapatkan hukuman."
✍️ Taisirul Allam 1/140
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💬 Syaikh Abdullah al-Bassam rahimahullah menyatakan,
من ترك الجماعة بلا عذر آثم يستحق العقوبة
"Seorang lelaki yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur (alasan yang syar'i) maka dia telah berdosa dan berhak untuk mendapatkan hukuman."
✍️ Taisirul Allam 1/140
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊NASEHAT SEPUTAR PENGGUNAAN LAMPU LAMPION ATAU YANG MENYERUPAINYA SEBAGAI LAMBANG PADA DESAIN POSTER DAKWAH....
Pertanyaan :
Bismillah.
Afwan ustadz, terkait pembuatan poster yang bertemakan tentang bulan Ramadan. Kebanyakan desainer poster dakwah cenderung menggunakan gambar lampu yang menyerupai lampion. Mohon nasehat dan bimbingannya terkait hal tersebut.
Jazakumullahu Khairan
Jawaban :
Dijawab oleh al-Ustadz Abdush Shamad Bawazir حفظه الله
Ketika kita memeriahkan sesuatu, itu menunjukkan kita senang dan gembira dengan hal tersebut. Seorang muslim tidak sepantasnya memeriahkan atau menyambut bulan Ramadan yang mulia ini dengan lampion sebagaimana yang dilakukan orang-orang Kristiani, Buddha, Konghucu, dan yang semisalnya, dimana mayoritas mereka memeriahkan hari rayanya dengan lampion (dengan berbagai model dan bentuknya).
Kalau kita menyampaikan desain (poster) dengan disertakannya lampion bermaksud meniru lampu yang ada di sekitar kabah, harusnya ya tidak ada tali yang menggantungnya. Semestinya perlu kita pertimbangkan para pembaca mayoritasnya kira-kira akan melihat atau memahami gambar lampu yang terdapat di poster tersebut adalah lampu kakbah atau lampu yang lainnya.
Kita sedang menjadi contoh di masyarakat, orang sering melihat kita sebagai barometer dalam berpegang dengan agama dan berlepas dirinya kita dari kesyirikan, serta dari atribut-atribut yang kita gunakan (termasuk dalam desain poster), sehingga masyarakat menuntut kita harus bersih dari hal-hal tersebut.
Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam memberikan gambaran kepada mereka.
Dijawab oleh al-Ustadz Usamah bin Faishol Mahri حفظه الله
Ahsan dihindari.
Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy حفظه الله
Lampu pada asalnya tidak masalah, yang jadi problem adalah kaitannya dengan menyambut datangnya sebuah bulan yang dimuliakan dan nuansa ibadah. Saat disertakan lampu-lampu seperti itu (lampion), maka lebih dekat pada tasyabbuh (menyerupai) dengan perayaan kaum Kristiani saat natal, juga kaum Konghucu saat imlek, dan Buddha saat waisak, pasti ada lampu-lampunya (lampion).
Barokallahu fiikum.
📝 Sumber
@faidahassunnahmanado
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Pertanyaan :
Bismillah.
Afwan ustadz, terkait pembuatan poster yang bertemakan tentang bulan Ramadan. Kebanyakan desainer poster dakwah cenderung menggunakan gambar lampu yang menyerupai lampion. Mohon nasehat dan bimbingannya terkait hal tersebut.
Jazakumullahu Khairan
Jawaban :
Dijawab oleh al-Ustadz Abdush Shamad Bawazir حفظه الله
Ketika kita memeriahkan sesuatu, itu menunjukkan kita senang dan gembira dengan hal tersebut. Seorang muslim tidak sepantasnya memeriahkan atau menyambut bulan Ramadan yang mulia ini dengan lampion sebagaimana yang dilakukan orang-orang Kristiani, Buddha, Konghucu, dan yang semisalnya, dimana mayoritas mereka memeriahkan hari rayanya dengan lampion (dengan berbagai model dan bentuknya).
Kalau kita menyampaikan desain (poster) dengan disertakannya lampion bermaksud meniru lampu yang ada di sekitar kabah, harusnya ya tidak ada tali yang menggantungnya. Semestinya perlu kita pertimbangkan para pembaca mayoritasnya kira-kira akan melihat atau memahami gambar lampu yang terdapat di poster tersebut adalah lampu kakbah atau lampu yang lainnya.
Kita sedang menjadi contoh di masyarakat, orang sering melihat kita sebagai barometer dalam berpegang dengan agama dan berlepas dirinya kita dari kesyirikan, serta dari atribut-atribut yang kita gunakan (termasuk dalam desain poster), sehingga masyarakat menuntut kita harus bersih dari hal-hal tersebut.
Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam memberikan gambaran kepada mereka.
Dijawab oleh al-Ustadz Usamah bin Faishol Mahri حفظه الله
Ahsan dihindari.
Dijawab oleh al-Ustadz Muhammad Afifuddin as-Sidawy حفظه الله
Lampu pada asalnya tidak masalah, yang jadi problem adalah kaitannya dengan menyambut datangnya sebuah bulan yang dimuliakan dan nuansa ibadah. Saat disertakan lampu-lampu seperti itu (lampion), maka lebih dekat pada tasyabbuh (menyerupai) dengan perayaan kaum Kristiani saat natal, juga kaum Konghucu saat imlek, dan Buddha saat waisak, pasti ada lampu-lampunya (lampion).
Barokallahu fiikum.
📝 Sumber
@faidahassunnahmanado
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com