🔊MENGHADIAHKAN PAHALA MEMBACA AL-QUR’AN
Pertanyaan:
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an, lalu saya menghadiahkan (niatkan) kepada ayah dan ibu saya? Perlu diketahui, keduanya tidak bisa baca-tulis.
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada orang yang bisa baca-tulis? Saya memang bermaksud menghadiahkannya kepadanya.
Demikian pula, bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada lebih dari satu orang?
🎙Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab,
Tidak terdapat dalam Al-Qur’an yang mulia, hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak pula dari para sahabatnya yang mulia; sesuatu yang menunjukkan disyariatkannya menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an al-Karim kepada kedua orang tua atau orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan membaca Al-Qur’an untuk diambil manfaatnya, faedahnya, serta agar bisa dipahami maknanya lalu diamalkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (Shad: 29)
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ
“Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus.” (al-Isra: 9)
قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌۚ
“Katakanlah, ‘Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.’” (Fushshilat: 44)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya (amalan membaca) Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Sahih, HR. Muslim no. 804)
Dengan demikian, tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, dipahami, diniatkan untuk ibadah ketika membacanya, serta agar seseorang memperbanyak membacanya; bukan untuk menghadiahkan (pahala)nya kepada orang-orang yang telah wafat atau selainnya.
Aku tidak mengetahui ada dasar yang bisa dijadikan argumen, dalam hal menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an kepada kedua orang tua atau selain mereka.
Sungguh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari ajaran kami, maka amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. Muslim)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/menghadiahkan-pahala-membaca-al-quran/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Pertanyaan:
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an, lalu saya menghadiahkan (niatkan) kepada ayah dan ibu saya? Perlu diketahui, keduanya tidak bisa baca-tulis.
Bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada orang yang bisa baca-tulis? Saya memang bermaksud menghadiahkannya kepadanya.
Demikian pula, bolehkah saya mengkhatamkan Al-Qur’an untuk saya hadiahkan kepada lebih dari satu orang?
🎙Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah menjawab,
Tidak terdapat dalam Al-Qur’an yang mulia, hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak pula dari para sahabatnya yang mulia; sesuatu yang menunjukkan disyariatkannya menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an al-Karim kepada kedua orang tua atau orang lain.
Allah subhanahu wa ta’ala mensyariatkan membaca Al-Qur’an untuk diambil manfaatnya, faedahnya, serta agar bisa dipahami maknanya lalu diamalkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (Shad: 29)
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ
“Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang paling lurus.” (al-Isra: 9)
قُلۡ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌۚ
“Katakanlah, ‘Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.’” (Fushshilat: 44)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya (amalan membaca) Al-Qur’an itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.” (Sahih, HR. Muslim no. 804)
Dengan demikian, tujuan diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk diamalkan, dipahami, diniatkan untuk ibadah ketika membacanya, serta agar seseorang memperbanyak membacanya; bukan untuk menghadiahkan (pahala)nya kepada orang-orang yang telah wafat atau selainnya.
Aku tidak mengetahui ada dasar yang bisa dijadikan argumen, dalam hal menghadiahkan (pahala) bacaan Al-Qur’an kepada kedua orang tua atau selain mereka.
Sungguh, Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barang siapa mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari ajaran kami, maka amalan itu tertolak.” (Sahih, HR. Muslim)
📝 Sumber:
https://asysyariah.com/menghadiahkan-pahala-membaca-al-quran/
@asysyariah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝💡📚
DUNIA TIDAK LAYAK DIPERJUANGKAN, APALAGI DENGAN MENGORBANKAN AKHIRAT
🎙️ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
Kehidupan dunia ini faktanya bukan kehidupan yang sebenarnya.
Faktanya itu merupakan kesedihan dan kekeruhan.
Semua keceriaannya disusul oleh kekeruhan.
Semua kesehatan disusul oleh sakit.
Semua kebersamaan disusul perpisahan.
Lihatlah apa yang terjadi:
Di mana ayah-ayah?!
Di mana saudara-saudara?!
Di mana anak-anak?!
Di mana para istri?
Apakah ini kehidupan yang hakiki?!
Tidak sama sekali.
Oleh karena inilah sebagian penyair yang bijak mengatakan:
لا طِيبَ لِلْعَيْش مَا دَامَتْ مُنَغَّصَةً .... لَذَّاتُهُ بادِّكَار ِ المَوْتِ وَالْهرم
Tidak ada ketenangan bagi hidup ini selama kesenangannya dikotori oleh mengingat kematian dan masa tua
📝 Sumber:
@fawaidsolo/22945
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
DUNIA TIDAK LAYAK DIPERJUANGKAN, APALAGI DENGAN MENGORBANKAN AKHIRAT
🎙️ Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
Kehidupan dunia ini faktanya bukan kehidupan yang sebenarnya.
Faktanya itu merupakan kesedihan dan kekeruhan.
Semua keceriaannya disusul oleh kekeruhan.
Semua kesehatan disusul oleh sakit.
Semua kebersamaan disusul perpisahan.
Lihatlah apa yang terjadi:
Di mana ayah-ayah?!
Di mana saudara-saudara?!
Di mana anak-anak?!
Di mana para istri?
Apakah ini kehidupan yang hakiki?!
Tidak sama sekali.
Oleh karena inilah sebagian penyair yang bijak mengatakan:
لا طِيبَ لِلْعَيْش مَا دَامَتْ مُنَغَّصَةً .... لَذَّاتُهُ بادِّكَار ِ المَوْتِ وَالْهرم
Tidak ada ketenangan bagi hidup ini selama kesenangannya dikotori oleh mengingat kematian dan masa tua
📝 Sumber:
@fawaidsolo/22945
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🧶 MENGAPA KAMI MENEMUKAN SEBAGIAN ORANG SUKA MEMBUAT RUMIT DAN BERTELE-TELE DALAM MASALAH ILMIAH DAN INTELEKTUAL
Kami dapati di tengah-tengah medan ilmiah, sebagian penuntut ilmu dan para cendekiawan, orang yang tidak akan pernah merasa cukup puas kecuali dengan dalil yang panjang dan pengantar pendahuluan yang banyak, serta beragam serpihan ibarat-ibarat kata dan sebagainya.
Jadi kamu melihat bahwa dia tidak akan senang dengan dalil yang jelas terang dari Al Kitab, As Sunnah atau ucapan yang tidak terdapat padanya berpanjang kata dan kerumitan.
Dan Ini termasuk sebab terbesarnya Wallahu a'lam yaitu terpengaruh oleh ilmu manthiq logika dan filsafat atau banyaknya membaca Kitab-kitab pemikiran intelektual dan rasional, maka kamu akan melihatnya lebih peduli dengan cara yang terlalu berlika-liku sekali, halus, tersembunyi untuk mengarah sampai kepada maksud tujuan, dibandingkan keseriusannya kepada sampainya maksud dari tujuannya itu sendiri.
Jadi dia suka untuk bersendirian menjauh dari dalil-dalil yang umumnya sudah diketahui oleh orang-orang.
Sungguh syaikhul islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah menyifati sifat seperti ini dengan ucapannya:
"Sebagian orang menjadikan jalan itu setiap kalinya lebih akurat dan samar caranya dan lebih banyak pengantar perkenalannya serta bertele-tele akan semakin membuat lebih bermanfaat baginya karena jiwanya terbiasa dengan pertimbangan panjang dalam hal-hal yang halus, oleh karenanya jika dalil itu sedikit pengantarnya atau keadaanya sangat jelas sekali, tidak akan menjadikan dia senang didalamnya. Dan contoh semisal ini telah dilakukan oleh metodenya ahli kalam dan manthiq logika dan selainnya._
Sebab semuanya itu sesuai dengan kebiasaannya bukan karena keadaanya terhadap ilmu yang dicari sudah selaras secara mutlak, karena diantara orang-orang itu ada yang apabila mengetahui apa yang sudah diketahui oleh kebanyakan orang-orang dan keumuman mereka atau yang tidak mungkin diketahui oleh selain orang-orang yang cerdas mengetahuinya, maka tidak akan menjadi menurut dirinya itu sebagai pembeda dengan mereka dalam hal keilmuan, sehingga dia suka mengetahui hal-hal yang samar mendetail yang banyak pendahuluan-pendahuluannya, dan dia ini telah menempuh jalan tersebut"_
📕Bantahan untuk para Ahli Manthiq Logika cet. Muassasah Ar Rayyan hal.299
JADILAH KAMU WAHAI PENUNTUT ILMU yang Salafi Atsari yang mengagungkan dalil-dalil dari Al Kitab dan As Sunnah yang diliputi dengan atsar-atsar Salafiyah dan tinggalkanlah orang-orang yang terpengaruh filsafat dan ilmu manthiq logika serta ilmu retorika kalam teologi!*
📄 Asy Syaikh Fawaz bin Ali Al Madkhali Hafizhahullah
📝 Sumber:
https://t.me/fawaz_almdkhli/739
@salafykawunganten/4527
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Kami dapati di tengah-tengah medan ilmiah, sebagian penuntut ilmu dan para cendekiawan, orang yang tidak akan pernah merasa cukup puas kecuali dengan dalil yang panjang dan pengantar pendahuluan yang banyak, serta beragam serpihan ibarat-ibarat kata dan sebagainya.
Jadi kamu melihat bahwa dia tidak akan senang dengan dalil yang jelas terang dari Al Kitab, As Sunnah atau ucapan yang tidak terdapat padanya berpanjang kata dan kerumitan.
Dan Ini termasuk sebab terbesarnya Wallahu a'lam yaitu terpengaruh oleh ilmu manthiq logika dan filsafat atau banyaknya membaca Kitab-kitab pemikiran intelektual dan rasional, maka kamu akan melihatnya lebih peduli dengan cara yang terlalu berlika-liku sekali, halus, tersembunyi untuk mengarah sampai kepada maksud tujuan, dibandingkan keseriusannya kepada sampainya maksud dari tujuannya itu sendiri.
Jadi dia suka untuk bersendirian menjauh dari dalil-dalil yang umumnya sudah diketahui oleh orang-orang.
Sungguh syaikhul islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah menyifati sifat seperti ini dengan ucapannya:
"Sebagian orang menjadikan jalan itu setiap kalinya lebih akurat dan samar caranya dan lebih banyak pengantar perkenalannya serta bertele-tele akan semakin membuat lebih bermanfaat baginya karena jiwanya terbiasa dengan pertimbangan panjang dalam hal-hal yang halus, oleh karenanya jika dalil itu sedikit pengantarnya atau keadaanya sangat jelas sekali, tidak akan menjadikan dia senang didalamnya. Dan contoh semisal ini telah dilakukan oleh metodenya ahli kalam dan manthiq logika dan selainnya._
Sebab semuanya itu sesuai dengan kebiasaannya bukan karena keadaanya terhadap ilmu yang dicari sudah selaras secara mutlak, karena diantara orang-orang itu ada yang apabila mengetahui apa yang sudah diketahui oleh kebanyakan orang-orang dan keumuman mereka atau yang tidak mungkin diketahui oleh selain orang-orang yang cerdas mengetahuinya, maka tidak akan menjadi menurut dirinya itu sebagai pembeda dengan mereka dalam hal keilmuan, sehingga dia suka mengetahui hal-hal yang samar mendetail yang banyak pendahuluan-pendahuluannya, dan dia ini telah menempuh jalan tersebut"_
📕Bantahan untuk para Ahli Manthiq Logika cet. Muassasah Ar Rayyan hal.299
JADILAH KAMU WAHAI PENUNTUT ILMU yang Salafi Atsari yang mengagungkan dalil-dalil dari Al Kitab dan As Sunnah yang diliputi dengan atsar-atsar Salafiyah dan tinggalkanlah orang-orang yang terpengaruh filsafat dan ilmu manthiq logika serta ilmu retorika kalam teologi!*
📄 Asy Syaikh Fawaz bin Ali Al Madkhali Hafizhahullah
📝 Sumber:
https://t.me/fawaz_almdkhli/739
@salafykawunganten/4527
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💰🍃 CONDONG DUNIA, AKHIRAT SIRNA
Berkata al-Hasan rahimahullah,
"Barang siapa yang lebih mencintai dunia dan perkara dunia lebih menyenangkannya, niscaya kecintaan terhadap akhirat akan hilang dari hatinya."
📚 Mukhtashor Jaami'ul ulum wal Hikam, hlm. 168.
قال الحسن: ((من أحبّ الدنيا وسرّته، خرج حبّ الآخرة من قلبه))
مختصر جامع العلوم والحكام
📝 Sumber:
@idktegal
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Berkata al-Hasan rahimahullah,
"Barang siapa yang lebih mencintai dunia dan perkara dunia lebih menyenangkannya, niscaya kecintaan terhadap akhirat akan hilang dari hatinya."
📚 Mukhtashor Jaami'ul ulum wal Hikam, hlm. 168.
قال الحسن: ((من أحبّ الدنيا وسرّته، خرج حبّ الآخرة من قلبه))
مختصر جامع العلوم والحكام
📝 Sumber:
@idktegal
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊PENTINGNYA MUHASABAH DIRI
🎙 Bakr bin Abdillah al Muzani rahimahullah berkata,
"Jika kamu melihat saudara-saudaramu dari kalangan kaum muslimin memuliakanmu, mengagungkanmu dan menyambung hubungan yang baik denganmu, maka katakanlah olehmu, 'Ini adalah kemuliaan yang mereka punya'.
Adapun jika kamu melihat mereka kaku dan berpaling meninggalkanmu, maka katakan, 'Ini (sebab) dosa yang aku lakukan.'"
📚 (Hilyatul Auliyâ: 2/226)
قال بكر بن عبد الله المزنيُّ رحمه اللّٰه:
وإنْ رأيتَ إخوانك مِن المُسلمينَ يكرمونك، ويُعظِّمونك، ويصلونك، فقل أنت: هذا فضلٌ أخذوا به، وإنْ رأيت منهم جفاءً وانقباضًا، فقل: هذا ذنبٌ أحدثتهُ.
📚 [حلية الأولياء (٢٢٦/٢)].
📝 Sumber:
@mahadannajiyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙 Bakr bin Abdillah al Muzani rahimahullah berkata,
"Jika kamu melihat saudara-saudaramu dari kalangan kaum muslimin memuliakanmu, mengagungkanmu dan menyambung hubungan yang baik denganmu, maka katakanlah olehmu, 'Ini adalah kemuliaan yang mereka punya'.
Adapun jika kamu melihat mereka kaku dan berpaling meninggalkanmu, maka katakan, 'Ini (sebab) dosa yang aku lakukan.'"
📚 (Hilyatul Auliyâ: 2/226)
قال بكر بن عبد الله المزنيُّ رحمه اللّٰه:
وإنْ رأيتَ إخوانك مِن المُسلمينَ يكرمونك، ويُعظِّمونك، ويصلونك، فقل أنت: هذا فضلٌ أخذوا به، وإنْ رأيت منهم جفاءً وانقباضًا، فقل: هذا ذنبٌ أحدثتهُ.
📚 [حلية الأولياء (٢٢٦/٢)].
📝 Sumber:
@mahadannajiyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊JUJURLAH DALAM MENCINTAI SAUDARAMU KARENA ALLAH
🎙Abu Hazim rahimahullah berkata,
"Jika engkau mencintai seseorang karena Allah, maka sedikitkanlah pergaulanmu dengannya dalam urusan dunianya."
📚 Hilyatul Auliya, 3/281
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺯﻡ - ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ - :
ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺒﺒﺖ ﺃﺧﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺄﻗﻞ ﻣﺨﺎﻟﻄﺘﻪ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻩ
📚 ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ( ٣ / ٢٨١ )
📝 Sumber:
@mellah_hanifiyyiah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Abu Hazim rahimahullah berkata,
"Jika engkau mencintai seseorang karena Allah, maka sedikitkanlah pergaulanmu dengannya dalam urusan dunianya."
📚 Hilyatul Auliya, 3/281
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﺯﻡ - ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ - :
ﺇﺫﺍ ﺃﺣﺒﺒﺖ ﺃﺧﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺄﻗﻞ ﻣﺨﺎﻟﻄﺘﻪ ﻓﻲ ﺩﻧﻴﺎﻩ
📚 ﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ( ٣ / ٢٨١ )
📝 Sumber:
@mellah_hanifiyyiah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
SELASA , 12 SHAFAR 1445H
29 AGUSTUS 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
29 AGUSTUS 2023M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🎙 AL-'ALLAMAH MUHAMMAD AMAN AL-JAMI RAHIMAHULLAH :
Al-haq (kebenaran) itu tidak dicintai oleh semua orang
Al-haq itu hanya dicintai oleh orang-orang berakal
Al-haq itu hanya dicintai oleh orang-orang yang diberi taufik.
📝 Syarh qurroti 'uyunil muwahhidin : [7]
📝 Sumber:
@Dhiyaussalaf
http://www.dhiyaussalaf.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Al-haq (kebenaran) itu tidak dicintai oleh semua orang
Al-haq itu hanya dicintai oleh orang-orang berakal
Al-haq itu hanya dicintai oleh orang-orang yang diberi taufik.
📝 Syarh qurroti 'uyunil muwahhidin : [7]
📝 Sumber:
@Dhiyaussalaf
http://www.dhiyaussalaf.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊APAKAH JIN MENGETAHUI PERKARA YANG GHAIB?
🎙Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
"الجن لا يعلمون الغيب ولا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله تعالى واقْرأ قوله تعالى: {فلمّا قضينا عليه الموت ما دلّهم على موته إلّا دابّة الارض تأكل مِنْسَأَتَه فلمّا خرّ تبيّنتِ الجنّ أنْ لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا في العذاب المهين). ومن ادّعى الغيب فهو كافر ومن صدّق من يدّعي علم الغيب فإنّه كافر أيضا لقوله تعالى: {قل لا يعلم من في السماوات والارض الغيب الا الله} فلا يعلم غيب السماوات والارض إلّا الله تعالىى وحده. وهؤلاء الذين يدعون انهم يعلمون الغيب في المستقبل كل هذا من الكهانة وقد ثبت عن النبي {أنّ من أتى عرّافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين يوما} فإن صدّقه فإنّه يكون كافرا لأنه إذا صدّقه بعلم الغيب فقد كذّب قوله تعالى: {قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}".
"Jin tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak ada siapa pun di langit atau di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah ﷻ Yang Maha Tinggi, dan bacalah firman Allah ﷻ
{فلمّا قضينا عليه الموت ما دلّهم على موته إلّا دابّة الارض تأكل مِنْسَأَتَه فلمّا خرّ تبيّنتِ الجنّ أنْ لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا في العذاب المهين}
"Maka ketika Kami tetapkan kematian untuknya, tidak ada yang memberitakan kepada mereka (jin) kematiannya (Sulaiman) kecuali seekor binatang di bumi yang memakan tongkatnya, dan ketika dia (Nabi Sulaiman) jatuh, menjadi jelas bagi jin bahwa jika mereka mengetahui yang ghaib, mereka tidak akan tinggal dalam siksaan yang menghinakan" (Saba': 14)
Dan barang siapa mengaku mengetahui perihal ghaib maka dia telah kafir dan barang siapa yang membenarkan siapapun yang mengaku mengetahui perkara ghaib maka dia telah kafir juga atas dasar firman Allah ﷻ,
{قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}
"Katakanlah: Tidak ada di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah." (an-Naml: 65)
Maka tidak yang mengetahui perkara ghaib di langit maupun di bumi kecuali hanya Allah ﷻ semata. Dan orang-orang yang mengaku mengetahui yang ghaib di masa yang akan datang, semua ini termasuk ramalan, dan telah jelas dari sabda Nabi ﷺ,
{أنّ من أتى عرّافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين يوما}
"Sungguh, barangsiapa yang mendatangi peramal dan bertanya kepadanya, kami tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR. Muslim)
Jika dia percaya padanya, maka dia telah kafir karena jika dia percaya bahwa orang ini mengetahui ilmu ghaib, maka dia telah mendustakan firman Allah ﷻ,
{قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}
"Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan bumi yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah." (an-Naml: 65)
📚 Fatawa Arkanil Islam, hlm. 115.
📝 Sumber:
@hikmahsalafiyyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah,
"الجن لا يعلمون الغيب ولا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله تعالى واقْرأ قوله تعالى: {فلمّا قضينا عليه الموت ما دلّهم على موته إلّا دابّة الارض تأكل مِنْسَأَتَه فلمّا خرّ تبيّنتِ الجنّ أنْ لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا في العذاب المهين). ومن ادّعى الغيب فهو كافر ومن صدّق من يدّعي علم الغيب فإنّه كافر أيضا لقوله تعالى: {قل لا يعلم من في السماوات والارض الغيب الا الله} فلا يعلم غيب السماوات والارض إلّا الله تعالىى وحده. وهؤلاء الذين يدعون انهم يعلمون الغيب في المستقبل كل هذا من الكهانة وقد ثبت عن النبي {أنّ من أتى عرّافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين يوما} فإن صدّقه فإنّه يكون كافرا لأنه إذا صدّقه بعلم الغيب فقد كذّب قوله تعالى: {قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}".
"Jin tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak ada siapa pun di langit atau di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah ﷻ Yang Maha Tinggi, dan bacalah firman Allah ﷻ
{فلمّا قضينا عليه الموت ما دلّهم على موته إلّا دابّة الارض تأكل مِنْسَأَتَه فلمّا خرّ تبيّنتِ الجنّ أنْ لو كانوا يعلمون الغيب ما لبثوا في العذاب المهين}
"Maka ketika Kami tetapkan kematian untuknya, tidak ada yang memberitakan kepada mereka (jin) kematiannya (Sulaiman) kecuali seekor binatang di bumi yang memakan tongkatnya, dan ketika dia (Nabi Sulaiman) jatuh, menjadi jelas bagi jin bahwa jika mereka mengetahui yang ghaib, mereka tidak akan tinggal dalam siksaan yang menghinakan" (Saba': 14)
Dan barang siapa mengaku mengetahui perihal ghaib maka dia telah kafir dan barang siapa yang membenarkan siapapun yang mengaku mengetahui perkara ghaib maka dia telah kafir juga atas dasar firman Allah ﷻ,
{قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}
"Katakanlah: Tidak ada di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah." (an-Naml: 65)
Maka tidak yang mengetahui perkara ghaib di langit maupun di bumi kecuali hanya Allah ﷻ semata. Dan orang-orang yang mengaku mengetahui yang ghaib di masa yang akan datang, semua ini termasuk ramalan, dan telah jelas dari sabda Nabi ﷺ,
{أنّ من أتى عرّافا فسأله لم تقبل له صلاة أربعين يوما}
"Sungguh, barangsiapa yang mendatangi peramal dan bertanya kepadanya, kami tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR. Muslim)
Jika dia percaya padanya, maka dia telah kafir karena jika dia percaya bahwa orang ini mengetahui ilmu ghaib, maka dia telah mendustakan firman Allah ﷻ,
{قل لا يعلم من في السماوات والأرض الغيب إلّا الله}
"Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan bumi yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah." (an-Naml: 65)
📚 Fatawa Arkanil Islam, hlm. 115.
📝 Sumber:
@hikmahsalafiyyah
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊DI ANTARA SIFAT SEORANG YANG BIJAK
🎙Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
والحكيم هو الذي يقدم أعلى المصلحتين، ويدفع أعظم المفسدتين.
Seorang yang bijak adalah orang yang:
▪️mendahulukan kemaslahatan yang paling tinggi di antara dua kemaslahatan dan
▪️mencegah kemafsadatan yang paling besar di antara dua kemafsadatan.
📚 Minhajus Sunnah (3/19)
📝 Sumber
https://twitter.com/AhmadbinTaymiya/status/1693965135377760281
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
والحكيم هو الذي يقدم أعلى المصلحتين، ويدفع أعظم المفسدتين.
Seorang yang bijak adalah orang yang:
▪️mendahulukan kemaslahatan yang paling tinggi di antara dua kemaslahatan dan
▪️mencegah kemafsadatan yang paling besar di antara dua kemafsadatan.
📚 Minhajus Sunnah (3/19)
📝 Sumber
https://twitter.com/AhmadbinTaymiya/status/1693965135377760281
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🩴💼 APA YANG SUDAH KITA SIAPKAN UNTUK HARI ESOK?
Allah ﷻ berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dipersembahkan untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Surat Al-Hasyr: 18)
🎙Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah mengatakan,
"Ayat yang mulia ini sebagai pokok keharusan seorang hamba memeriksa dirinya sendiri, dan terus mengintrospeksi diri.
Jika dia melihat kesalahan, maka dia harus berusaha untuk memperbaikinya dengan meninggalkannya, bertaubat dengan tulus, dan menjauhkan diri dari penyebab kesalahan tersebut.
Jika dia merasa dirinya kurang dalam memenuhi perintah Allah, dia harus berusaha sekuat tenaga, meminta pertolongan Allah untuk melengkapinya, dan mengusahakan yang terbaik.
Dia harus membandingkan antara nikmat dan kemurahan Allah padanya dengan kekurangan yang dia dilakukan, dan hal ini pasti akan membuatnya merasa malu."
📚 Tafsir As-Sa'di.
قال الله تعالى:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلَتَنظُرْ نَفْسَ ما قَدَمَتْ لِغَدَّ وَاتَّقُوا الله إن الله خبير بما تعملون﴾ [الحشر: 18]
وهذه الآية الكريمة أصل في محاسبة العبد نفسه، وأنه ينبغي له أن يتفقدها، فإن رأى زللا تداركه بالإقلاع عنه، والتوبة النصوح، والإعراض عن الأسباب الموصلة إليه، وإن رأى نفسه مقصرا في أمر من أوامر الله بذل جهده واستعان بربه في تكميله وتتميمه، واتقانه، ويقايس بين منن الله عليه وإحسانه وبين تقصيره، فإن ذلك يوجب له الحياء بلا محالة.
تفسير العلامة السعدي
📝 Sumber:
@salafymagelang
https://salafymagelang.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Allah ﷻ berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dipersembahkan untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Surat Al-Hasyr: 18)
🎙Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di rahimahullah mengatakan,
"Ayat yang mulia ini sebagai pokok keharusan seorang hamba memeriksa dirinya sendiri, dan terus mengintrospeksi diri.
Jika dia melihat kesalahan, maka dia harus berusaha untuk memperbaikinya dengan meninggalkannya, bertaubat dengan tulus, dan menjauhkan diri dari penyebab kesalahan tersebut.
Jika dia merasa dirinya kurang dalam memenuhi perintah Allah, dia harus berusaha sekuat tenaga, meminta pertolongan Allah untuk melengkapinya, dan mengusahakan yang terbaik.
Dia harus membandingkan antara nikmat dan kemurahan Allah padanya dengan kekurangan yang dia dilakukan, dan hal ini pasti akan membuatnya merasa malu."
📚 Tafsir As-Sa'di.
قال الله تعالى:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلَتَنظُرْ نَفْسَ ما قَدَمَتْ لِغَدَّ وَاتَّقُوا الله إن الله خبير بما تعملون﴾ [الحشر: 18]
وهذه الآية الكريمة أصل في محاسبة العبد نفسه، وأنه ينبغي له أن يتفقدها، فإن رأى زللا تداركه بالإقلاع عنه، والتوبة النصوح، والإعراض عن الأسباب الموصلة إليه، وإن رأى نفسه مقصرا في أمر من أوامر الله بذل جهده واستعان بربه في تكميله وتتميمه، واتقانه، ويقايس بين منن الله عليه وإحسانه وبين تقصيره، فإن ذلك يوجب له الحياء بلا محالة.
تفسير العلامة السعدي
📝 Sumber:
@salafymagelang
https://salafymagelang.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🌗👣💦 DOAKAN ORANG TUA TERCINTA, DAN KERABAT TERSAYANG YANG TELAH MENDAHULUI...
🎙Fadhilatu Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengingatkan,
الميِّت في حاجة إلى الدعاء والصدقة، وأحسن ما يفعل مع الميِّت، الدعاء، الدعاء له بظهر الغيب، الدعاء له والترحم عليه وسؤال الله سبحانه أن يغفر له، وأن يتغمده بالرحمة، وأن يعفو عنه، وأن يرفع درجاته في الجنة.
"Seorang yang sudah meninggal sangat butuh untuk didoakan dan sedekah (atas namanya), dan amalan paling baik yang dilakukan untuk seorang sudah meninggal adalah doa, dia didoakan sepeninggalnya, didoakan kebaikan, meminta rahmat untuknya, memohon kepada Allah untuk mengampuninya, mengaruniakannya dengan rahmat, memaafkannya dan mengangkat derajatnya kelak di Jannah."
📕Fatāwā Nūr 'Alad Darb 14/290
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Fadhilatu Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah mengingatkan,
الميِّت في حاجة إلى الدعاء والصدقة، وأحسن ما يفعل مع الميِّت، الدعاء، الدعاء له بظهر الغيب، الدعاء له والترحم عليه وسؤال الله سبحانه أن يغفر له، وأن يتغمده بالرحمة، وأن يعفو عنه، وأن يرفع درجاته في الجنة.
"Seorang yang sudah meninggal sangat butuh untuk didoakan dan sedekah (atas namanya), dan amalan paling baik yang dilakukan untuk seorang sudah meninggal adalah doa, dia didoakan sepeninggalnya, didoakan kebaikan, meminta rahmat untuknya, memohon kepada Allah untuk mengampuninya, mengaruniakannya dengan rahmat, memaafkannya dan mengangkat derajatnya kelak di Jannah."
📕Fatāwā Nūr 'Alad Darb 14/290
📝 Sumber:
@ponpes_assunnah_batu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊DUKUNGLAH SUAMI UNTUK BERBAKTI
🎙 Al-'Allamah Muqbil al-Wadi'i rahimahullah berkata:
المَـرْأَةُ الصَّـالِحَةُ لَا تـَرْضَى بِـأَنْ يُفَضِّـلَهَا زَوْجـُهَا عَلَـى أَبـَوَيْهِ الصَّــالِحَـيْنِ.
« الـرِّحلَة الأَخـِيرَة» صـ 240
"Wanita yang shalihah tidak akan ridha jika suaminya lebih mengutamakan dirinya (sang istri) daripada kedua orang tuanya yang shalih."
📔 Ar-Rihlah al-Akhirah halaman 240.
📝 Sumber:
https://t.me/bdifho/3202
@Forum_Salafy_Rakit
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙 Al-'Allamah Muqbil al-Wadi'i rahimahullah berkata:
المَـرْأَةُ الصَّـالِحَةُ لَا تـَرْضَى بِـأَنْ يُفَضِّـلَهَا زَوْجـُهَا عَلَـى أَبـَوَيْهِ الصَّــالِحَـيْنِ.
« الـرِّحلَة الأَخـِيرَة» صـ 240
"Wanita yang shalihah tidak akan ridha jika suaminya lebih mengutamakan dirinya (sang istri) daripada kedua orang tuanya yang shalih."
📔 Ar-Rihlah al-Akhirah halaman 240.
📝 Sumber:
https://t.me/bdifho/3202
@Forum_Salafy_Rakit
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip