Salafy Palembang 🇮🇩

🔊TIDAK HARUS SHALAT DI MASJID AL-HARAM UNTUK MENDAPATKAN KEUTAMAAN SELAMA DALAM WILAYAH TANAH SUCI

🎙️ Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan:
Apakah shalat di Aziziyah dan sekitarnya yang termasuk di dalam batas tanah suci sebanding dengan shalat di Masjid al-Haram?

Jawaban:
Masjid al-Haram mencakup tanah suci semuanya, semua yang ada dalam batas-batas wilayah, semua wilayah yang diharamkan untuk berburu dan haram mengambil barang temuan padanya semuanya termasuk tanah suci, semuanya merupakan wilayah tanah suci dan shalat dan ibadah dilipat gandakan padanya.

Ini merupakan masalah penting yang perlu diketahui oleh manusia pada hari ini.

Manusia pada hari ini berdesak-desakkan di Masjid al-Haram pada waktu haji, pada shalat lima waktu, dan mereka berdesak-desakkan pada bulan Ramadhan dan bertengkar. Sebagian mereka tertimpa keburukan, atau tertimpa hal-hal yang tidak diinginkan atau bahaya.

Semacam ini tidak boleh, tidak boleh.
Alhamdulillah, engkau bisa menunaikan umrah dan pulang ke negerimu, dan jika engkau ingin tinggal di Mekkah, pergilah ke Aziziyah atau di mana saja dan tinggallah di sana dan engkau masih di dalam wilayah tanah suci dan bisa mengerjakan shalat di masjid-masjid yang ada di Mekkah, dan engkau akan mendapatkan pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Engkau berada di wilayah tanah suci dan jangan berdesak-desakkan dengan manusia dan jangan menghadapkan dirimu kepada bahaya.

Mekkah semuanya alhamdulilah sama pahalanya.
Seandainya manusia mengambil nasehat ini niscaya mereka bisa mendapatkan kenyamanan.

Rasulullah ﷺ tiba di Mekkah pada Haji Wada' di hari keempat dari bulan Dzulhijjah, beliau menunaikan thawaf qudum karena beliau melakukan manasik haji qiran, beliau ﷺ melakukan thawaf qudum bersama para shahabat yang belum menggiring hewan hadyu lalu mereka menghapus haji menjadi umrah sehingga mereka berubah melakukan haji tamattu', sedangkan orang-orang yang sudah membawa hewan hadyu mereka tetap dalam keadaan ihram dan melakukan manasik haji qiran bersama Rasulullah ﷺ.

Kemudian Rasulullah ﷺ kembali ke Abthah, beliau turun ke sana dan tidak pergi ke Masjid al-Haram.
Semua hari-hari ketika beliau tinggal di Mekkah beliau berada di Abthah, beliau tidak pergi ke Masjid al-Haram kecuali untuk melakukan thawaf saja.

Sementara engkau mempersulit dirimu sendiri, maksudnya apakah engkau merasa lebih semangat melakukan kebaikan dibandingkan dengan Rasulullah ﷺ?!
Tidak mungkin (engkau lebih semangat melakukan kebaikan dibandingkan dengan beliau) selamanya.

Para ulama yang kami kenal, yaitu guru-guru kami seperti Syaikh Muhammad bin Ibrahim dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, mereka tidak mengerjakan shalat di bulan Ramadhan dengan pergi ke Masjid al-Haram, mereka mengerjakan shalat di masjid-masjid yang lainnya seperti di Aziziyah, atau di Syisyah, untuk mempermudah bagi orang lain.

Syaikh Abdullah bin Humaid demikian juga, beliau tidak pergi (ke Masjid al-Haram) kecuali untuk menyampaikan pelajaran, jika tidak maka beliau mengerjakan shalat di masjid Aziziyah di dekat rumah.

Yang seperti ini memudahkan seseorang dan saudara-saudaranya sesama kaum muslimin serta menghilangkan hal-hal yang memberatkan.

Duhai kiranya manusia memperhatikan hal ini.

📝 Sumber:
Akun Twitter Syaikh Abdullah bin Shalfiq hafizhahullah
@salafysolo/1144

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip