Salafy Palembang 🇮🇩
6.53K subscribers
5.19K photos
443 videos
308 files
14.2K links
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Download Telegram
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
💥 NGERINYA ADZAB ORANG-ORANG TIDAK MENGAMALKAN APA YANG MEREKA DAKWAHKAN

📋 Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِأقْوَامٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ، قُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيْلُ؟
قَالَ: خُطَبَاءُ أمَّتِكَ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ مَا لَا يَفْعَلُوْنَ وَيَقْرَؤوْنَ كِتَابَ اللهِ وَلَا يَعْمَلُوْنَ بِهِ.

"Pada malam Isra' Mi’raj aku melewati beberapa kaum yang mulut mereka dipotong-potong dengan gunting-gunting dari api, lalu aku bertanya,
"Siapakah mereka ini Jibril?"
Dia menjawab,
"Mereka adalah para khathib dari umatmu yang mengucapkan apa-apa yang tidak mereka lakukan dan mereka membaca Kitab Allah, namun tidak mengamalkannya."

📚 Shahih at-Targhib wat Tarhib, no. 125

📝 Sumber:
@fawaidsolo

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💎🎙 ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN SHOLEH AL-'UTSAIMIN RAHIMAHULLAH :

Apabila musafir berada di suatu negeri (daerah) dan dia mendengar muadzin, maka wajib baginya memenuhi panggilan muadzin tersebut dan hendaklah dia sholat berjama'ah dan ketika dia sholat bersama imam, maka tetap baginya menyempurnakan sholat karena siapa yang sholat di belakang orang yang menyempurnakan sholat maka tetap baginya menyempurnakan sholat walaupun dia seorang musafir.

📝 Fatawa Nur 'ala ad-darb : [5/ 422]

قال سماحة الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه الله:

‏إذا كان ‎المسافر في بلد وسمع المؤذن فإنه يجب عليه أن يجيب المؤذن وأن يصلي مع الناس وإذا صلى مع الإمام لزمه الإتمام لأنه من صلى خلف من يتم لزمه الإتمام وإن كان مسافراً.

📚 فتاوى نور على الدرب ج 5 ص


📝 Sumber:
@usaymeen
@Dhiyaussalaf

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
‌‌🍃🌻 BATASAN USIA WANITA TUA YANG DIIZINKAN MELEPAS HIJAB (CADARNYA)

🎙Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baaz rahimahullah

Pertanyaan :
Ibuku seorang wanita yang sudah berumur 50 tahunan atau lebih, apakah dia harus memakai baju yang sesuai syariat, memakai cadar ketika keluar rumah? Ibuku dalam keadaan memakai baju yang sopan tidak menampakkan kecuali wajah dan dua telapak tangan.
Mana yang afdhal, apa yang mesti dilakukan jika beliau tidak menaati perintah kami?


Jawaban :
"Seorang ibu yang berusia 5️⃣0️⃣ tahun itu tergolong masih kuat, dia bukanlah termasuk wanita tua. Jiwa manusia terus bisa condong kepadanya.

Maka wajib baginya untuk berhijab dan tidak membukanya.

Allah Taala berfirman :

وَٱلۡقَوَٰعِدُ مِنَ ٱلنِّسَآءِ ٱلَّٰتِي لَا يَرۡجُونَ نِكَاحٗا فَلَيۡسَ عَلَيۡهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعۡنَ ثِيَابَهُنَّ غَيۡرَ مُتَبَرِّجَٰتِۭ بِزِينَةٖۖ

Dan para wanita tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar) mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan.'
[QS. An-Nur 60]

Allah Ta’ala juga berfirman :

وَأَن يَسۡتَعۡفِفۡنَ خَيۡرٞ لَّهُنَّۗ

'Tetapi memelihara kehormatan adalah lebih baik bagi mereka.'
[QS. An-Nur 60]

Maka wanita-wanita tua yang dimaksud di sini adalah yang sudah tua yang tidak lagi menjadi perhatian dan tidak lagi dihias-hiasi.

Adapun seorang wanita usia limapuluhan, maka dia sampai sekarang masih ada sisa kecantikan.

Sepantasnya dia untuk berhijab dan wajib dia untuk berhijab dan tidak berhias di sisi laki-laki yang bukan mahram.

Adapun di sisi para wanita, maka tidak mengapa karena dia adalah bagian dari kaum wanita.

Akan tetapi di samping para laki-laki, maka dia harus menutup wajahnya dengan kerudung, dan cadar, dan menutup kedua tangannya juga dengan seluruh pakaiannya. Dan yang demikian ini lebih jauh dari fitnah, berdasarkan firman Allah Taala :

ذَٰلِكُمۡ أَطۡهَرُ لِقُلُوبِكُمۡ وَقُلُوبِهِنَّۚ

“Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.”
[QS. Al-Ahzab: 53]

Adapun wanita tua yang tidak ada keinginan untuk menikah dan tidak memakai pakaian yang indah, maka tidak mengapa untuk menampakkan wajah dan kedua telapak tangannya, tanpa berhias dengan celak ataupun hiasan apapun, akan tetapi jika menutupnya itu lebih afdhal."

📑 Fatwa Nur ala Ad-Darbi 30/226

📝 Sumber:
@ahlussunnahposo

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊TIDAK PERNAH TERJADI DALAM DAURAH MASYAYIKH ADA PERTANYAAN: BOLEHKAH HADIR KE MAJELISNYA MASYAYIKH?

🎙 Al Ustadz Saiful Bahri Hafizhahullah

Datang ke majelisnya ulama kok ditanyakan?
Yang tidak diragukan lagi ke ulama-annya.

Beliau heran, ada orang yang bertanya seperti itu?
Aaa... itu alami otomatis.
Siapapun yang ditanya masyayikh itu akan seperti itu, karena yang datang ini masyayikh Ahlussunnah yang terkenal.

Syaikh Salim Bamuhriz, tau kenal kamu? Dauroh Syaikh pertama kali dulu di Sleman, kamu masih kecil ya? Itu tahun 2005 kalau ngga salah... 2007, dauroh pertama di Sleman itu. Syaikh Abdullah Mar'i dan Syaikh Salim Bamuhriz, beliau tahu Indonesia dan beliau mengenal hal itu.

Tidak pernah terjadi, antum perhatikan!!!

Tidak pernah terjadi dalam dauroh masyayikh yang kita laksanakan, adanya pertanyaan:

Syaikh, bolehkah kita hadir ke majelisnya masyayikh?

Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...
Ngga pernah ada...


Tapi kenapa sekarang itu dimunculkan?

Paham kalimat ini?

Berarti kan ada apa-apanya.
Ada apa-apanya nih!!

Kalau alami dauroh Syaikh ngga perlu ditanyakan kayak gitu itu tuh. Syaikhnya Ahlussunnah.

Kenapa ko perlu ditanyakan?

Karena, dari dua sisi:
1️⃣ Yang pertama mereka mencari penguat dan pendukung untuk banyak masyayikh yang mendukung mereka.

Kenapa? Karena mereka khawatir banyak yang tidak datang.

Kenapa tidak datang umat ke mereka?
Masalah yang sedang terjadi pada diri mereka, hakadza ya ikhwah.
Masalah, kalau tidak ada masalah??
Masya Allah kita datang, menghasung, kita tidak menghalangi. Yang mau berangkat fadholu, sebagaimana Ustadz Muhammad kemarin menjawab seperti itu ya. Tapi kita tidak memerintahkan berbondong-bondong sana... terserah ajalah. Berangkat ya ngono, nda juga ya...gapapa, namanya orang.

Apakah wajib datang ke dauroh dan menjadikan sebuah takaran?

Siapa yang tidak datang ke dauroh, berarti bukan salafy?

Ini bahaya!!!
Sudah dihembuskan oleh mereka.
Siapa yang tidak datang ke dauroh.
Apalagi sampai ketahuan menghalangi.
Dia bukan salafy!!!


Wah mengerikan sekali yang seperti itu.

Fitnahnya semakin gelap, pekat, membingungkan

Ya kalau pekatnya adalah kopi, ya... masya Allah kopinya kental, enak. Itupun kalau sangat kental... pahit banget... ya, kayak apa? Jamu.
Ya bikin jangan terlalu kental-kental ajalah, yang slow-slow saja.


Sehingga semakin sulit umat untuk mengetahui dan bersikap, yang terbaik dalam hal ini bagaimana.

📝 Sumber:
@salafyjember/454

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🌱🌳🪶 TABIAT KHUSUS SETIAP JENJANG USIA ANAK

Seorang ibu harus memahami bahwa setiap jenjang usia dari kehidupan anak memiliki tabiat yang khusus dan cara khusus yang sesuai untuk mendidiknya. Ibu harus mengenali berbagai kekhususan anak agar bisa mendidiknya di atas manhaj tarbiyah yang lurus.

Di antara kekhususan tersebut:

1. Qabiliyah, siap menerima.

Anak yang masih kecil ibarat lembaran putih yang belum tertulis apapun. Dia siap menerima arahan yang dimaukan oleh pendidiknya. Semisal ranting yang lunak, ia mengikuti tekukan ke arah mana pun yang diinginkan oleh orang membentuknya.

Oleh karena itu, seorang ibu harus bersiap mengisi lembaran putih tersebut dengan kebaikan.

2. Madiyah fit Tafkir

Anak kecil belum bisa memahami dengan baik karena akalnya belum sempurna. Oleh karena itu, seorang ibu tidak boleh merasa galau ketika anaknya tidak memahami beberapa hal. Sebab, anak menyerap apa yang ada di hadapannya dengan pikirannya yang belum sempurna.

Andai ibu mengatakan kepada anaknya, “Tiga ditambah tiga berapa?”

Bisa jadi, si anak tidak paham. Akan tetapi, apabila si ibu meletakkan tiga pena dan menambahkan tiga pena lagi, barulah si anak bisa menjawab, “Enam.”

Karena pikirannya belum sempurna, anak tidak dibebani syariat kecuali setelah baligh. Mendidik anak di atas sifat-sifat yang terpuji haruslah dikaitkan dengan amaliah (amal nyata) yang bisa disaksikannya.

Misalnya, ibu hendak mendidik anak agar memiliki sifat suka memberi. Dalam hal ini, ibu memberi contoh di hadapan anak dengan menyedekahkan uang, makanan, atau pakaian kepada fakir miskin.

3. Al-Fardiyah wal Ananiyah, egois mau menang sendiri.

Ibu harus mengetahui bahwa sifat seperti ini ada pada anak-anak. Dengan demikian, ibu berusaha mengarahkannya dengan sabar hingga si anak akhirnya bisa menghormati orang lain.

4. Anak punya kebutuhan-kebutuhan

Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, pertumbuhannya akan terganggu atau akan muncul perangai yang buruk pada dirinya.

Di antara kebutuhan anak adalah:

● Mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya

● Memperoleh rasa aman, tidak ada kekhawatiran atau ketakutan yang terus menghantuinya.

● Ingin dihargai dan diberikan kepercayaan. Apabila merasa tidak dihargai dan tidak diberikan kepercayaan, niscaya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri.

● Ingin memiliki teman. Dalam hal ini, ibu perlu mencarikan teman yang baik untuknya. Teman yang bisa mendukungnya menjadi pribadi yang baik agar tidak bertentangan dengan tarbiyah yang ditanamkan kepadanya.

📝 Sumber: https://asysyariah.com/peran-ibu-dalam-tarbiyah-anak/
@salafybaturaja

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🥏Janganlah tutup mata dan akal anda dengan tazkiyah!____

💬LEMAHNYA KEILMUAN menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini.

"Y
akni lemahnya keilmuan menyeret kepada semisal hal-hal yang tidak bermutu ini. Berkata Fulan!Berkata Fulan!

Ki
ta memiliki manhaj yang dapat membedakan antara Ahlul Haq dan Ahlul Bathil, meskipun Ahmad bin Hambal datang sekarang ini dan mentazkiyah si Fulan dan Fulan, kemudian kita dapati bahwa orang ini tidaklah pantas mendapatkan tazkiyah tersebut berdasarkan dari ucapan-ucapannya, amal-amal perbuatannya, tulisan-tulisannya, dan rekaman-rekaman audionya. Apakah boleh bagi kita untuk bergantung dengan apa yang telah menyebabkan ditazkiyahnya oleh Imam bin Baz atau Al Albani atau Ahmad bin Hambal atau selain mereka!?

Ja
rh itu didahulukan daripada Ta'dil, Jarh yang rinci dijelaskan lebih didahulukan daripada Ta'dil yang masih bersifat belum jelas.
Kai
dah-kaidah ini sudah seharusnya untuk menerapkannya di Medan Jarh dan Ta'dil, misalnya telah mentazkiyahnya Al Albani pada suatu hari si Fulan, lalu telah jelas baginya bahwa dia tidak berhak mendapatkan tazkiyah, maka beliau pun berkata tentangnya ia seorang khawarij.
Dan Ibnu Baz pada suatu hari mentazkiyah si Fulan dan Fulan lalu jelas baginya kesalahan mereka, maka beliau pun berkata tentang mereka, dai-dai kebathilan.

Ah
lul bathil datang dan menyebarkan tazkiyah lalu mereka mengubur Jarh. Kalaulah Bin Baz dan Al Albani mewajibkan bagi kita untuk selalu memberlakukan mereka pada tazkiyah tersebut sampai mereka mati, pastilah mereka tidak mempunyai sesuatu pegangan kecuali tazkiyah ini. Apakah harus bagi orang-orang untuk mengambil tazkiyahnya lalu menutup mata-mata mereka dan mengunci mati akal-akalnya dari kesalahan-kesalahan si Fulan dan Fulan yang Al Albani atau Bin Baz telah mentazkiyah mereka. Padahal kesalahan-kesalahan itu jelas, dan Jarh pencacatannya pun jelas.


📃Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali حفظه الله

📝
Sumber:
https://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=18376
@salafykawunganten/3521

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🔊TETAPLAH TENANG JIKA MENDATANGI SHALAT

📝 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Jika shalat sudah ditegakkan, janganlah kalian datang dengan berlari. Datanglah kalian dengan berjalan dan tetaplah tenang.

Apa yang kalian dapatkan maka shalatlah (bersama imam). Dan apa yang terlewatkan, maka sempurnakanlah."

📕H.R. Al Bukhari dan Muslim
dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu



إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَلَا تَأْتُوهَا تَسْعَوْنَ وَأْتُوهَا تَمْشُونَ عَلَيْكُمْ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا


📝 Sumber:
@AnNajiyah_Bali

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
SABTU, 15 MUHARRAM 1444H
13 AGUSTUS 2022 M

🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🔰 NASEHAT BAGI PARA PASUTRI

🎙Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ta'ala mengatakan :

"Wajib bagi seorang suami agar tidak tergesa-gesa dalam menjatuhkan cerai dan bergaul dengan baik (kepada istri).
Hendaklah dia menghindari kezaliman dan pengurangan hak istrinya.

Wajib bagi seorang istri untuk rendah hati, tidak memicu kemarahan suaminya, tidak mengganggunya, berlemah lembut, ramah, dan bertutur kata yang baik kepada suaminya agar tidak mendorong amarah suaminya sehingga menceraikannya.

Kepada masing-masing suami dan istri agar bersabar dan mengharapkan pahala dalam seluruh keadaannya.

Sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman :

ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas".

(Az Zumar : 10)

Maka haruslah ( (istri) dan bagi istri agar bersabar juga terhadap suaminya berupa kekurangan, kelemahan dan yang semisalnya".

📚 (Majmu' Fatawa : 4814)


قال الشيخ العلامة ابن باز رحمه الله تعالى :

الواجب على الرجل أن لا يستعجل في الطلاق ؛ وأن يعاشر
بالمعروف وأن يحذر ظلم المرأة وبخسها حقوقها .

والواجب على الزوجة التواضع وعدم إغضاب الزوج وعدم إيذائه ، وعليها أن تتواضع وأن تستعمل اللطف والرفق والكلام الطيب مع
الزوج حتى لا تثير حفيظته فيطلق .

وعلى الجميع الصبر والاحتساب في جميع الأحوال ..

كما قال سبحانه وتعالى :

« إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ » ( الزمر : 10)

فلا بد من الصبر على بعض #العوج، ولا بد للمرأة أن تصبر أيضاً
على ما قد يقع من الزوج من بعض الخلل أو بعض التقصير وما
أشبه ذلك

📚 ( مجموع الفتاوى/4713)

•┈┈┈••💎💎••┈┈┈•
✉️انشر جزاك الله خيرا✉️


📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🌾🍃🍂 JIKA DOSA TELAH TERASA BERAT

قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى : إذا ثقل الظهر بالأوزار، منع القلب من السير إلى الله، والجوارح من النهوض في طاعته

Berkata Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala: "Jika punggung telah berat (memikul) dosa-dosa, maka hati akan terhalangi untuk berjalan menuju (ketaatan) kepada Allah, dan anggota badan (juga akan terhalangi) untuk bangkit melaksanakan ketaatan kepadaNya."

📚 Bada’iut Tafsir jilid : 3 hal : 332

📝 Sumber:
@KajianIslamBatam

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
📛✋🏻 BAHAYA MENCINTAI SESEORANG BUKAN KARENA ALLAH

✍🏻 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

“Barang siapa mencintai seseorang bukan karena Allah, maka bahaya teman-temannya lebih besar daripada bahaya musuh-musuhnya terhadap dirinya.”

📚 Ta’thiirul Anfaas, hlm. 575

📝 Sumber:
@forumsalafy

🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️