✋🏻🌷🌺🌸 DIANTARA KIAT HIDUP SUKSES
✍🏻 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«صل من قطعك وأحسن إلى من أساء إليك وقل الحق ولو على نفسك»
"Sambunglah silaturahim terhadap orang yang memutus hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berlaku buruk padamu, dan ucapkanlah kebenaran meskipun terhadap jiwamu sendiri."
📕(Shahihul Jami' - 3769 As Silsilah ash Shahihah 1911)
📝 Sumber:
@ForumSalafy
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍🏻 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«صل من قطعك وأحسن إلى من أساء إليك وقل الحق ولو على نفسك»
"Sambunglah silaturahim terhadap orang yang memutus hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berlaku buruk padamu, dan ucapkanlah kebenaran meskipun terhadap jiwamu sendiri."
📕(Shahihul Jami' - 3769 As Silsilah ash Shahihah 1911)
📝 Sumber:
@ForumSalafy
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🏳️🏳️ RAMBUT UBAN MUSLIM
✍🏻 Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda :
''Uban adalah cahaya bagi seorang mu'min, tidaklah seseorang beruban dalam keadaan berislam, kecuali dia akan mendapatkan satu pahala dari setiap satu ubannya dan diangkat dengannya satu derajat".
📚 Ash shahihah :1243
قال النبي صلى الله عليه وسلم :
” الشيب نور المؤمن ، لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة “ .
[ الصحيحة ١٢٤٣ ]
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
✍🏻 Nabi shallallahualaihi wa sallam bersabda :
''Uban adalah cahaya bagi seorang mu'min, tidaklah seseorang beruban dalam keadaan berislam, kecuali dia akan mendapatkan satu pahala dari setiap satu ubannya dan diangkat dengannya satu derajat".
📚 Ash shahihah :1243
قال النبي صلى الله عليه وسلم :
” الشيب نور المؤمن ، لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة “ .
[ الصحيحة ١٢٤٣ ]
📝 Sumber:
@salafy_cirebon
www.salafycirebon.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
JUMAT, 22 DZULHIJJAH 1443H
22 JULI 2022 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
22 JULI 2022 M
🔄 Gabung • Simpan • Bagikan
➡️ https://t.me/galeri_pip
➡️ https://t.me/salafypalembang
🍃🌻 HAKIKAT AKHLAQ SESEORANG BISA TERLIHAT TATKALA SAFAR DAN SERING BERMUAMALAH DENGANNYA
🎙Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah :
Sesungguhnya dinamakan Safar karena dia akan :
(يُسفر أخلاق الرجال)
Yakni bisa menampakkan akhlak seseorang, akan menjelaskannya dan menerangkannya.
Karena kebanyakan manusia itu tidak jelas akhlaknya kecuali ketika Safar.
Engkau mendapati sebagian manusia apabila safar (bepergian) dia melayani sahabat-sahabatnya, ia memasakkan buat mereka, dia membawakan kayu bakar dan membuat segala sesuatu untuk kenyamanan para sahabatnya.
Sebagian yang lainnya seperti benalu, yang mana dia dari mulai turun dari mobil dia cuma duduk berbaring-baring di pinggangnya di atas tanah. Terkadang ia mengatakan :
Wahai fulan datangkan kepadaku ini, datangkan kepadaku ini, buatkan untukku kopi, buatkan teh untukku, bawa kemari kurmanya.
Maka ini orang yang tidak memiliki akhlak.
Nafi’ rahimahullah mengatakan :
صحبت ابن عمر لأخدمه فكان يخدمني
Saya pernah menemani Ibnu Umar untuk melayani beliau, tapi ternyata beliau yang melayani saya.
Maka safar hakekatnya akan menyingkap akhlak seseorang, oleh karena itu Umar radhiallahu anhu dulu, apabila ada seseorang yang mentazkiyah orang lain, dia berkata kepada orang ini :
Apakah engkau sudah pernah safar bersama dengannya? kalau dia mengatakan tidak, apakah engkau pernah bermuamalah dengannya?
Dia mengatakan : Tidak.
Maka Umar berkata :
إذًا لا تعرفه؛ لأن الإنسان يُعرف بالسفر، ويُعرف في المعاملة.
Kalau begitu engkau belum mengenali dia, karena seseorang itu bisa dikenali ketika safarnya dan bisa dikenali ketika bermuamalah dengannya.
📑 Disadur dari Fath Dzil jalaal Wal Ikram 11/454-455
📝 Sumber:
@ahlussunnahposo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah :
Sesungguhnya dinamakan Safar karena dia akan :
(يُسفر أخلاق الرجال)
Yakni bisa menampakkan akhlak seseorang, akan menjelaskannya dan menerangkannya.
Karena kebanyakan manusia itu tidak jelas akhlaknya kecuali ketika Safar.
Engkau mendapati sebagian manusia apabila safar (bepergian) dia melayani sahabat-sahabatnya, ia memasakkan buat mereka, dia membawakan kayu bakar dan membuat segala sesuatu untuk kenyamanan para sahabatnya.
Sebagian yang lainnya seperti benalu, yang mana dia dari mulai turun dari mobil dia cuma duduk berbaring-baring di pinggangnya di atas tanah. Terkadang ia mengatakan :
Wahai fulan datangkan kepadaku ini, datangkan kepadaku ini, buatkan untukku kopi, buatkan teh untukku, bawa kemari kurmanya.
Maka ini orang yang tidak memiliki akhlak.
Nafi’ rahimahullah mengatakan :
صحبت ابن عمر لأخدمه فكان يخدمني
Saya pernah menemani Ibnu Umar untuk melayani beliau, tapi ternyata beliau yang melayani saya.
Maka safar hakekatnya akan menyingkap akhlak seseorang, oleh karena itu Umar radhiallahu anhu dulu, apabila ada seseorang yang mentazkiyah orang lain, dia berkata kepada orang ini :
Apakah engkau sudah pernah safar bersama dengannya? kalau dia mengatakan tidak, apakah engkau pernah bermuamalah dengannya?
Dia mengatakan : Tidak.
Maka Umar berkata :
إذًا لا تعرفه؛ لأن الإنسان يُعرف بالسفر، ويُعرف في المعاملة.
Kalau begitu engkau belum mengenali dia, karena seseorang itu bisa dikenali ketika safarnya dan bisa dikenali ketika bermuamalah dengannya.
📑 Disadur dari Fath Dzil jalaal Wal Ikram 11/454-455
📝 Sumber:
@ahlussunnahposo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🍃🌻 TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MEMPERLAKUKAN ORANG-ORANG SHALIH
🎙Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Si’diy rahimahullah berkata :
Manusia dalam memperlakukan orang-orang Saleh itu ada tiga macam :
1⃣ Yang pertama orang-orang Jafa’ (kaku), yang mana mereka merendahkan hak-hak orang-orang Saleh, mereka tidak menunaikan hak-hak orang shaleh, seperti harus mencintai mereka, harus membela mereka, harus menghormati mereka dan harus memuliakan mereka.
2⃣ Golongan yang kedua adalah orang-orang yang berlebih-lebihan (mengkultuskan), mereka mengangkat orang-orang Shaleh di atas kedudukan yang Allah posisikan mereka.
3⃣ Yang ketiga adalah Ahlul Haq (pengikut kebenaran) yang mana mereka mencintai orang-orang shaleh, membela orang-orang Saleh, menunaikan hak-hak mereka secara hakiki, akan tetapi mereka berlepas diri dari sikap berlebih-lebihan (mengkultuskan) dalam memuliakan mereka, dan berlepas diri dari anggapan kalau mereka adalah orang-orang yang orang makshum (terjaga dari salah).
Dan orang-orang shaleh juga tidak mengaku-ngaku kalau diri mereka punya hak-hak Ketuhanan secara khusus, sebagaimana Allah berfirman tentang Nabi Isa Al-Masih ‘alaihis salam :
قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا یَكُونُ لِیۤ أَنۡ أَقُولَ مَا لَیۡسَ لِی بِحَقٍّۚ
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Tidak sepantasnya saya mengucapkan apa-apa yang bukan hak saya.”
[QS. Al-Maidah 116]
📑 Al-Qaul as-Sadiid 62-63
📝 Sumber:
@ahlussunnahposo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Si’diy rahimahullah berkata :
Manusia dalam memperlakukan orang-orang Saleh itu ada tiga macam :
1⃣ Yang pertama orang-orang Jafa’ (kaku), yang mana mereka merendahkan hak-hak orang-orang Saleh, mereka tidak menunaikan hak-hak orang shaleh, seperti harus mencintai mereka, harus membela mereka, harus menghormati mereka dan harus memuliakan mereka.
2⃣ Golongan yang kedua adalah orang-orang yang berlebih-lebihan (mengkultuskan), mereka mengangkat orang-orang Shaleh di atas kedudukan yang Allah posisikan mereka.
3⃣ Yang ketiga adalah Ahlul Haq (pengikut kebenaran) yang mana mereka mencintai orang-orang shaleh, membela orang-orang Saleh, menunaikan hak-hak mereka secara hakiki, akan tetapi mereka berlepas diri dari sikap berlebih-lebihan (mengkultuskan) dalam memuliakan mereka, dan berlepas diri dari anggapan kalau mereka adalah orang-orang yang orang makshum (terjaga dari salah).
Dan orang-orang shaleh juga tidak mengaku-ngaku kalau diri mereka punya hak-hak Ketuhanan secara khusus, sebagaimana Allah berfirman tentang Nabi Isa Al-Masih ‘alaihis salam :
قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا یَكُونُ لِیۤ أَنۡ أَقُولَ مَا لَیۡسَ لِی بِحَقٍّۚ
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Tidak sepantasnya saya mengucapkan apa-apa yang bukan hak saya.”
[QS. Al-Maidah 116]
📑 Al-Qaul as-Sadiid 62-63
📝 Sumber:
@ahlussunnahposo
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
🔊ISTIDRAJ
🎙Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ.
“Jika engkau melihat Allah terus memberi hamba sebagian nikmat dunia yang dia senangi, sementara dia tetap tenggelam dalam kemaksiatan kepada-Nya, ketahuilah sesungguhnya itu merupakan istidraj, nikmat yang menyebabkan hamba semakin jauh dari Allah.”
📕 (HR. Ahmad no. 17311)
📝 Sumber:
@alilmuu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
🎙Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ.
“Jika engkau melihat Allah terus memberi hamba sebagian nikmat dunia yang dia senangi, sementara dia tetap tenggelam dalam kemaksiatan kepada-Nya, ketahuilah sesungguhnya itu merupakan istidraj, nikmat yang menyebabkan hamba semakin jauh dari Allah.”
📕 (HR. Ahmad no. 17311)
📝 Sumber:
@alilmuu
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
👋🏻🌏📚 WAHAI MUKMIN, UTAMAKAN AKHIRATMU!
💬 Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu mengatakan,
من طلب الآخرة أضر بالدنيا ومن طلب الدنيا أضر بالآخرة يا قوم فأضروا بالفاني للباقي
"Barangsiapa mengejar akhiratnya, maka pasti akan terganggu urusan dunianya.
Dan barangsiapa mengejar harta dunia, maka pasti akan terganggu urusan akhiratnya.
Wahai kaum (mukminin) kalahkanlah yang fana (dunia), demi meraih yang kekal (akherat)."
✍️ Az-Zuhd Imam Waki' 1/301 no.72
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
💬 Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu mengatakan,
من طلب الآخرة أضر بالدنيا ومن طلب الدنيا أضر بالآخرة يا قوم فأضروا بالفاني للباقي
"Barangsiapa mengejar akhiratnya, maka pasti akan terganggu urusan dunianya.
Dan barangsiapa mengejar harta dunia, maka pasti akan terganggu urusan akhiratnya.
Wahai kaum (mukminin) kalahkanlah yang fana (dunia), demi meraih yang kekal (akherat)."
✍️ Az-Zuhd Imam Waki' 1/301 no.72
📝 Sumber:
@KajianIslamTemanggung
www.salafytemanggung.com
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
Muhasabah
🍚 HIDUP DENGAN YANG HALAL
✍🏻 Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i Hafidzahullah
Tidak disangka, tidak pula terkira. Ternyata laki-laki itu sehari-harinya bergelut dengan pekerjaannya yang aneh. Dalam pandangan keumuman orang, pekerjaan tersebut mungkin dianggap biasa, lazim bahkan kasar. Pekerjaan itu dianggap aneh karena yang mengerjakannya adalah seorang ulama besar dalam Sejarah Islam.
Jual beli kulit hewan di hiruk
pikuknya kota Basrah beliau tekuni. Kedudukannya di mata kaum muslimin sebagai seorang panutan tidak lantas menghalangi beliau untuk mencari harta halal. Dialah Al Imam Ayyub bin Abi Tamimah As Sikhtiyani. Terkait dengan profesinya sebagai saudagar kulit hewan, membuat nama beliau tersematkan di belakangnya dengan "As Sikhtiyani” (Si Penjual Kulit Hewan).
Padahal, siapakah Ayyub As Sikhtiyani ?
Ayyub adalah seorang tabi'in yang lahir pada tahun 68 H, tahun yang sama dengan wafatnya shahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu Guru-gurunya adalah tokoh-tokoh besar tabi'in semacam Muhammad bin Sirin, Al Hasan Al Basri, Mujahid bin Jabr, Ikrimah maula Ibnu Abbas, Nafi' maula Ibnu Umar, Atha' bin
Abi Rabah dan lainnya.
Pujian Al Hasan Al Basri berikut ini kiranya cukup untuk menggambarkan siapakah Ayyub As Sikhtiyani, "Sayyid syabab ahlil Bashrah."Ayyub adalah tuannya pemuda di seantero wilayah Basrah. Demikian kata Al Hasan.
Karya-karya tentang biografi ulama Islam tentu tidak akan melewatkan Ayyub begitu saja. Bahkan biografinya terlalu panjang untuk diceritakan. Akan tetapi, kita akan sedikit mengutip dari kemuliaan beliau. Dengan titik berat pada profesi beliau yang terbilang aneh dalam kapasitas beliau sebagai seorang tokoh besar.
Hidup dari yang halal Inilah sebuah teladan yang patut kita camkan dari kisah hidup beliau.
Melalui jual beli kulit hewan, seolah-olah Ayyub menyadarkan sekaligus
membelai lembut perasaan kita, "Apa pun kata orang, apa pun pandangan manusia, bagaimana pun hasilnya, bekerja dan berusahalah untuk mencari barang halal. Allah pasti memudahkan dan memberkahi !".
Hidup dengan yang halal adalah ajaran luhur Islam. Sekian banyak ayat Al Qur'an membimbing kita dalam hal ini. Mencari, bekerja, dan mengonsumsi yang halal. Hadits-hadits Nabi Muhammad pun jika diteliti secara saksama, banyak mengajarkan untuk hidup mandiri, berdikari, dan menjaga harga diri.
Allah berfirman di dalam Al Qur'an:
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian, dan syukurilah nikmat Allah, jika kalian hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(Q.S. An Nahl: 114)
Ayat di atas rasanya jelas dan tegas memerintahkan, “Makanlah yang halal dan baik ! " Namun, seperti apakah fakta dan aplikasi di lapangan ? Sedih, menyesakkan, dan mengundang emosi. Siapa juga yang berani mengingkari jika barang halal atau haram tidak lagi dipedulikan. Asal senang dan menyenangkan.
نعوذ بالله من ذلك!
Modus penipuan seakan ter- up date setiap waktunya. Mulai dari rakyat kecil yang dijadikan sasaran hingga orang-orang berduit yang masih tamak akan harta pun tak lepas dari jerat-jerat penipuan. Perampokan di masa sekarang sudah semakin ganas dan liar. Lihat saja aksi penembakan, pembunuhan, dan ancaman bom yang sering mengiringi aksi perampokan.
~Praktek riba,~ walaupun dilarang agama, malah dijadikan sebagai sumber penghasilan oleh sebagian kalangan. Ada yang terang-terangan mengambil bunga, ada juga yang bersembunyi di balik istilah-istilah agama. Ada yang berbentuk bangunan mewah sebagai pusat kendali riba, sampai ada juga yang bersepeda sederhana di tengah-tengah pasar.
🍚 HIDUP DENGAN YANG HALAL
✍🏻 Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i Hafidzahullah
Tidak disangka, tidak pula terkira. Ternyata laki-laki itu sehari-harinya bergelut dengan pekerjaannya yang aneh. Dalam pandangan keumuman orang, pekerjaan tersebut mungkin dianggap biasa, lazim bahkan kasar. Pekerjaan itu dianggap aneh karena yang mengerjakannya adalah seorang ulama besar dalam Sejarah Islam.
Jual beli kulit hewan di hiruk
pikuknya kota Basrah beliau tekuni. Kedudukannya di mata kaum muslimin sebagai seorang panutan tidak lantas menghalangi beliau untuk mencari harta halal. Dialah Al Imam Ayyub bin Abi Tamimah As Sikhtiyani. Terkait dengan profesinya sebagai saudagar kulit hewan, membuat nama beliau tersematkan di belakangnya dengan "As Sikhtiyani” (Si Penjual Kulit Hewan).
Padahal, siapakah Ayyub As Sikhtiyani ?
Ayyub adalah seorang tabi'in yang lahir pada tahun 68 H, tahun yang sama dengan wafatnya shahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu Guru-gurunya adalah tokoh-tokoh besar tabi'in semacam Muhammad bin Sirin, Al Hasan Al Basri, Mujahid bin Jabr, Ikrimah maula Ibnu Abbas, Nafi' maula Ibnu Umar, Atha' bin
Abi Rabah dan lainnya.
Pujian Al Hasan Al Basri berikut ini kiranya cukup untuk menggambarkan siapakah Ayyub As Sikhtiyani, "Sayyid syabab ahlil Bashrah."Ayyub adalah tuannya pemuda di seantero wilayah Basrah. Demikian kata Al Hasan.
Karya-karya tentang biografi ulama Islam tentu tidak akan melewatkan Ayyub begitu saja. Bahkan biografinya terlalu panjang untuk diceritakan. Akan tetapi, kita akan sedikit mengutip dari kemuliaan beliau. Dengan titik berat pada profesi beliau yang terbilang aneh dalam kapasitas beliau sebagai seorang tokoh besar.
Hidup dari yang halal Inilah sebuah teladan yang patut kita camkan dari kisah hidup beliau.
Melalui jual beli kulit hewan, seolah-olah Ayyub menyadarkan sekaligus
membelai lembut perasaan kita, "Apa pun kata orang, apa pun pandangan manusia, bagaimana pun hasilnya, bekerja dan berusahalah untuk mencari barang halal. Allah pasti memudahkan dan memberkahi !".
Hidup dengan yang halal adalah ajaran luhur Islam. Sekian banyak ayat Al Qur'an membimbing kita dalam hal ini. Mencari, bekerja, dan mengonsumsi yang halal. Hadits-hadits Nabi Muhammad pun jika diteliti secara saksama, banyak mengajarkan untuk hidup mandiri, berdikari, dan menjaga harga diri.
Allah berfirman di dalam Al Qur'an:
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian, dan syukurilah nikmat Allah, jika kalian hanya kepada-Nya saja menyembah.”
(Q.S. An Nahl: 114)
Ayat di atas rasanya jelas dan tegas memerintahkan, “Makanlah yang halal dan baik ! " Namun, seperti apakah fakta dan aplikasi di lapangan ? Sedih, menyesakkan, dan mengundang emosi. Siapa juga yang berani mengingkari jika barang halal atau haram tidak lagi dipedulikan. Asal senang dan menyenangkan.
نعوذ بالله من ذلك!
Modus penipuan seakan ter- up date setiap waktunya. Mulai dari rakyat kecil yang dijadikan sasaran hingga orang-orang berduit yang masih tamak akan harta pun tak lepas dari jerat-jerat penipuan. Perampokan di masa sekarang sudah semakin ganas dan liar. Lihat saja aksi penembakan, pembunuhan, dan ancaman bom yang sering mengiringi aksi perampokan.
~Praktek riba,~ walaupun dilarang agama, malah dijadikan sebagai sumber penghasilan oleh sebagian kalangan. Ada yang terang-terangan mengambil bunga, ada juga yang bersembunyi di balik istilah-istilah agama. Ada yang berbentuk bangunan mewah sebagai pusat kendali riba, sampai ada juga yang bersepeda sederhana di tengah-tengah pasar.
Korupsi ? Tidak usah bertanya atau dibicarakan. Siapa pun tahu -karena rahasia umum-, korupsi seolah penyakit kronis yang melekat di hampir setiap orang berpangkat. Bahkan orang kecil-kecilan pun ogah ketinggalan untuk ikut menilep, menikmati, dan merayakan hasil korupsi. Alasannya ? Ah, macam-macamlah.
Padahal Nabi Muhammad pernah marah karena sikap seorang utusan yang beliau percaya untuk menghimpun harta sedekah dari berbagai kabilah. Utusan itu tiba dengan membawa macam -macam harta sambil berkata, “Ini harta untuk kalian. Sementara yang ini untukku sebagai hadiah dari orang yang memberi.”
Duh, betapa marah Rasulullah.!
Seketika itu juga beliau naik ke atas mimbar untuk meluruskan pemahaman yang mungkin terbersit di benak setiap petugas, pegawai, atau karyawan. Dan inilah sabda Rasulullah ﷺ ketika itu:
مَابَالُ عَامِلٍ أَ بْعَثُهُ، فَيَقُولُ: هَذَالَكُمْ، وَهَذَاأُهْدِيَ لِي، أَفَلَاقَعَدَفِي بَيْتِ أَبِيهِ، أَوْفِي بَيْتِ أُمِّهِ، حَتَّى يَنْظُرَ أَيُهْدَى إِلَيْهِ أَم لَا؟
"Ada apa dengan seorang petugas yang aku utus? Ia menyatakan, 'Ini untuk kalian dan ini untukku sebagai hadiah. Kalau ia duduk di rumah ayah atau ibunya, apakah ia diberi hadiah ataukah tidak? (Tentu tidak, ini adalah bentuk suap kepada pegawai, ed.)." [H.R. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Humaid As Sa'idi]
Setelah itu, Nabi Muhammad ﷺ menggambarkan siksa orang-orang yang mengambil harta, padahal bukan haknya. Mereka akan memanggul semua harta yang diambil tanpa hak pada hari kiamat kelak. Dan itu terjadi di hadapan sekian banyak makhluk. Bisa jadi ia selamat dari pengadilan dunia, namun apa yang akan ia lakukan di hadapan pengadilan Allah ? Siksa yang mengerikan ! والعياذ بالله.
Sudahlah. Hidup berselimut halal semestinya menjadi tekad dan prinsip hidup kita. Pilihlah pekerjaan yang halal. Jangan ikutkan hati dengan omongan orang, *“Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal !” Omongan semacam itu hanyalah godaan setan yang tak berlandasan.
Pekerjaan yang halal masih banyak terbentang. Harta yang halal pun tak akan mungkin habis dicari dan dikumpulkan. Pertanyaannya, “Maukah kita mencarinya❓” Walau mungkin dipandang rendah oleh orang, toh bukan manusia yang berhak menilai. Harga diri kita sebagai seorang hamba muslim mesti dipertahankan. Lebih baik sedikit namun diberkahi, daripada banyak namun hasil mengemis atau bahkan "mencuri".
Indahnya wasiat Rasulullah ﷺ untuk kita. Kata beliau:
لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ، خَيْرٌ لَهُ
مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا، فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ
“Sungguh❗Salah seorang di antara kalian meletakkan seikat kayu bakar di punggungnya, lebih baik untuknya daripada meminta kepada orang lain, ia bisa diberi, bisa juga tidak.” (H.R. Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah رضي الله عنه).
Contohlah Hisyam Ad Dustuwa'i yang berjualan kain, Adh Dhahak bin Makhlad yang berjualan sutra, Al Hasan bin Rabi' yang berjualan kayu, Abul Hasan Al Baghdadi yang berjualan beras atau Muslim Al Hannath yang hidup dengan menjahit. Dan jangan lupa juga bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah menjadi seorang penggembala kambing untuk menerima upah dari penduduk Makkah.
Masih tergoda dengan harta yang besar dan banyak namun haram ? Ataukah anda telah menemukan titik cerah bahwa harta halal adalah selimut hidup terbaik? والله الموفق.
📝 Sumber
Majalah Qudwah Edisi 015
@ahlussunah_gubug
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Padahal Nabi Muhammad pernah marah karena sikap seorang utusan yang beliau percaya untuk menghimpun harta sedekah dari berbagai kabilah. Utusan itu tiba dengan membawa macam -macam harta sambil berkata, “Ini harta untuk kalian. Sementara yang ini untukku sebagai hadiah dari orang yang memberi.”
Duh, betapa marah Rasulullah.!
Seketika itu juga beliau naik ke atas mimbar untuk meluruskan pemahaman yang mungkin terbersit di benak setiap petugas, pegawai, atau karyawan. Dan inilah sabda Rasulullah ﷺ ketika itu:
مَابَالُ عَامِلٍ أَ بْعَثُهُ، فَيَقُولُ: هَذَالَكُمْ، وَهَذَاأُهْدِيَ لِي، أَفَلَاقَعَدَفِي بَيْتِ أَبِيهِ، أَوْفِي بَيْتِ أُمِّهِ، حَتَّى يَنْظُرَ أَيُهْدَى إِلَيْهِ أَم لَا؟
"Ada apa dengan seorang petugas yang aku utus? Ia menyatakan, 'Ini untuk kalian dan ini untukku sebagai hadiah. Kalau ia duduk di rumah ayah atau ibunya, apakah ia diberi hadiah ataukah tidak? (Tentu tidak, ini adalah bentuk suap kepada pegawai, ed.)." [H.R. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Humaid As Sa'idi]
Setelah itu, Nabi Muhammad ﷺ menggambarkan siksa orang-orang yang mengambil harta, padahal bukan haknya. Mereka akan memanggul semua harta yang diambil tanpa hak pada hari kiamat kelak. Dan itu terjadi di hadapan sekian banyak makhluk. Bisa jadi ia selamat dari pengadilan dunia, namun apa yang akan ia lakukan di hadapan pengadilan Allah ? Siksa yang mengerikan ! والعياذ بالله.
Sudahlah. Hidup berselimut halal semestinya menjadi tekad dan prinsip hidup kita. Pilihlah pekerjaan yang halal. Jangan ikutkan hati dengan omongan orang, *“Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal !” Omongan semacam itu hanyalah godaan setan yang tak berlandasan.
Pekerjaan yang halal masih banyak terbentang. Harta yang halal pun tak akan mungkin habis dicari dan dikumpulkan. Pertanyaannya, “Maukah kita mencarinya❓” Walau mungkin dipandang rendah oleh orang, toh bukan manusia yang berhak menilai. Harga diri kita sebagai seorang hamba muslim mesti dipertahankan. Lebih baik sedikit namun diberkahi, daripada banyak namun hasil mengemis atau bahkan "mencuri".
Indahnya wasiat Rasulullah ﷺ untuk kita. Kata beliau:
لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ، خَيْرٌ لَهُ
مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا، فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ
“Sungguh❗Salah seorang di antara kalian meletakkan seikat kayu bakar di punggungnya, lebih baik untuknya daripada meminta kepada orang lain, ia bisa diberi, bisa juga tidak.” (H.R. Al Bukhari dari shahabat Abu Hurairah رضي الله عنه).
Contohlah Hisyam Ad Dustuwa'i yang berjualan kain, Adh Dhahak bin Makhlad yang berjualan sutra, Al Hasan bin Rabi' yang berjualan kayu, Abul Hasan Al Baghdadi yang berjualan beras atau Muslim Al Hannath yang hidup dengan menjahit. Dan jangan lupa juga bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah menjadi seorang penggembala kambing untuk menerima upah dari penduduk Makkah.
Masih tergoda dengan harta yang besar dan banyak namun haram ? Ataukah anda telah menemukan titik cerah bahwa harta halal adalah selimut hidup terbaik? والله الموفق.
📝 Sumber
Majalah Qudwah Edisi 015
@ahlussunah_gubug
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
AMALAN SUNNAH DI HARI JUM'AT
📝 Sumber:
@KajianIslamBatam
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
📝 Sumber:
@KajianIslamBatam
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
Muroja'ah
~~~
"BAGAIMANA CARA MENASEHATI ISTRI YANG BELUM MAU MENGGUNAKAN HIJAB, KARENA SETIAP SAYA MENASEHATI, ISTRI SELALU NGOMONG : "BUTUH PROSES, BUTUH PROSES, BUTUH PROSES, BUTUH ILMU" . SUDAH HAMPIR 3 TAHUN BELUM ADA PERUBAHAN, MOHON NASEHATNYA AGAR ISTRI SAYA MAU MENGENAKAN HIJAB. BARAKALLAHU FIIK?"
Bersama:
Al Ustadz Abu Ibrohim Muhammad bin Umar as Sewed Hafidzahullah
📝 Sumber:
@LilHuda
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
"BAGAIMANA CARA MENASEHATI ISTRI YANG BELUM MAU MENGGUNAKAN HIJAB, KARENA SETIAP SAYA MENASEHATI, ISTRI SELALU NGOMONG : "BUTUH PROSES, BUTUH PROSES, BUTUH PROSES, BUTUH ILMU" . SUDAH HAMPIR 3 TAHUN BELUM ADA PERUBAHAN, MOHON NASEHATNYA AGAR ISTRI SAYA MAU MENGENAKAN HIJAB. BARAKALLAHU FIIK?"
Bersama:
Al Ustadz Abu Ibrohim Muhammad bin Umar as Sewed Hafidzahullah
📝 Sumber:
@LilHuda
🌎https://t.me/SalafyPalembang
🎧https://t.me/RadioIbanah
🔘https://t.me/galeri_pip
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Telegram
Salafy Palembang 🇮🇩
Menebar Hikmah dengan bimbingan Al-Qur'an dan As-Sunnah, Meniti Jalan Salaful Ummah.
Website: www.salafypalembang.com
Website: www.salafypalembang.com