Jangan tertipu Selogan Anti Madzhab
Mengikuti Imam Madzhab, hal itu bukan berarti kita meninggalkan Rasulullah ﷺ. Sebab Imam madzhab itu bukan saingan Rasulullah ﷺ atau menggantikan posisi Beliau.
Para ulama yang mengikuti Madzhab Syafi’i seperti Imam al-Bukhari, al-Hakim, al-Daraquthni, al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Katsir dan lain-lain, berkeyakinan bahwa Imam Syafi’i lebih mengerti dari pada mereka terhadap makna-makna al-Qur’an dan hadits Rasulullah secara menyeluruh. Ketika mereka mengikuti Syafi’i, bukan berarti meninggalkan al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman orang yang lebih memahami, yaitu Imam al-Syafi’i.
Silahkan kita baca Tafsir Ibnu Katsir banyak sekali di kutib pendapat-pendapat para imam Madzhab. Jika orang yang mendapat julukan Al Hafidz mereka masih mengikuti Madzhab, apalagi kita yang minim sekali dari pengetahuan tentang agama, tentulah pilihan bermadzhab adalah pilihan terbaik bagi kita yang awam, taqlid kepada Madzhab itu sesuai perintah Al-Quran
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS: An-Nahl: 43)
Mengikuti madzhab juga sesuai perintah Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama al jama’ah. Barangsiapa yang menyimpang, maka ia menyimpang ke neraka“. (HR. Tirmidzi).
Coba kita perhatikan mayoritas Ummat Islam di dunia saat ini adalah moyoritas dari mereka adalah yang merujuk kepada 4 madzhab yaitu : Maliki,Hanafi,Syafi'i dan Hanbali.
والله المستعان.....
📜 Abu Muhammad Al-Maduri.
Mengikuti Imam Madzhab, hal itu bukan berarti kita meninggalkan Rasulullah ﷺ. Sebab Imam madzhab itu bukan saingan Rasulullah ﷺ atau menggantikan posisi Beliau.
Para ulama yang mengikuti Madzhab Syafi’i seperti Imam al-Bukhari, al-Hakim, al-Daraquthni, al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Katsir dan lain-lain, berkeyakinan bahwa Imam Syafi’i lebih mengerti dari pada mereka terhadap makna-makna al-Qur’an dan hadits Rasulullah secara menyeluruh. Ketika mereka mengikuti Syafi’i, bukan berarti meninggalkan al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi mengikuti al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman orang yang lebih memahami, yaitu Imam al-Syafi’i.
Silahkan kita baca Tafsir Ibnu Katsir banyak sekali di kutib pendapat-pendapat para imam Madzhab. Jika orang yang mendapat julukan Al Hafidz mereka masih mengikuti Madzhab, apalagi kita yang minim sekali dari pengetahuan tentang agama, tentulah pilihan bermadzhab adalah pilihan terbaik bagi kita yang awam, taqlid kepada Madzhab itu sesuai perintah Al-Quran
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS: An-Nahl: 43)
Mengikuti madzhab juga sesuai perintah Nabi ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama al jama’ah. Barangsiapa yang menyimpang, maka ia menyimpang ke neraka“. (HR. Tirmidzi).
Coba kita perhatikan mayoritas Ummat Islam di dunia saat ini adalah moyoritas dari mereka adalah yang merujuk kepada 4 madzhab yaitu : Maliki,Hanafi,Syafi'i dan Hanbali.
والله المستعان.....
📜 Abu Muhammad Al-Maduri.
AMALIYAH TAHLILAN
Tradisi membaca tahlil atau biasa di sebut tahlilan adalah suatu bentuk amaliyah yang di himpun dari Al-Quran dan As-sunnah.
Setiap apa-apa yang di baca dalam acara tahlilan seperti surat-surat Al-Qur'an serta dzikir- dzikir dan doa-doa, kesemua Hal tersebut di himpun berdasarkan anjuran dan sunnah Nabi ﷺ yang di kemas sebagai metode dakwah, agar manusia tidak menyia-nyiakan waktu hanya dengan berkumpul-kumpul di rumah duka tanpa mendapatkan manfaat dari perkumpulan tersebut bahkan bisa mendatangkan dosa jika perkumpulan tersebut di gunakan untuk membicarakan hal yang sia-sia atau di gunakan untuk ngibah,naminah dan fitnah, dan tidak di pungkiri jika manusia berkumpul di suatu tempat tanpa ada kegiatan yang jelas, perkumpulan tersebut akan berpotensi banyak membicarakan hal-hal yang tidak bermanfa'at.
Metode dalam menghimpun suatu amaliyah berdasarkan As-sunnah seperti ini, sudah pernah di contohkan oleh para salaf kita diantaranya adalah:
Usaha Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab رضي الله عنه .yang telah berhasil menggumpulkan kaum muslim melakukan shalat tarawih berjama'ah dan di lestarikan secara turun-temurun sampai saat ini, hal ini merupakan suatu bentuk metode dakwah yang di himpun dari As-Sunnah, dan tidak ada satupun sahabat Nabi ﷺ yang lain di zaman itu yang menvonis bahwa hal itu suatu perbuatan bid'ah kendati beliau sendiri mengatakan bahwa :
نعمت البدعة هذه...
Sebaik-baik bid'ah adalah ini.
Begitu halnya juga dengan Tahlilan merupakan amaliyah yang di himpun dari Al -Quran dan As-Sunnah di lestarikan secara turun-temurun sampai saat ini, sungguh Naif jika ada satu amaliyah yang di himpun berdasarkan Al-Quran dan As-sunnah di sebut suatu perbuatan bid'ah dan sesat, sungguh tuduhan ini hanya berdasarkan dzon/dugaan semata tanpa di dasari bukti yang nyata !
Semoga kita selalalu dalam lindunggan Allah ﷻ dan di jauhkan dari prasangka buruk terhadap sesama umat islam .
وبالله التوفيق ....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
Tradisi membaca tahlil atau biasa di sebut tahlilan adalah suatu bentuk amaliyah yang di himpun dari Al-Quran dan As-sunnah.
Setiap apa-apa yang di baca dalam acara tahlilan seperti surat-surat Al-Qur'an serta dzikir- dzikir dan doa-doa, kesemua Hal tersebut di himpun berdasarkan anjuran dan sunnah Nabi ﷺ yang di kemas sebagai metode dakwah, agar manusia tidak menyia-nyiakan waktu hanya dengan berkumpul-kumpul di rumah duka tanpa mendapatkan manfaat dari perkumpulan tersebut bahkan bisa mendatangkan dosa jika perkumpulan tersebut di gunakan untuk membicarakan hal yang sia-sia atau di gunakan untuk ngibah,naminah dan fitnah, dan tidak di pungkiri jika manusia berkumpul di suatu tempat tanpa ada kegiatan yang jelas, perkumpulan tersebut akan berpotensi banyak membicarakan hal-hal yang tidak bermanfa'at.
Metode dalam menghimpun suatu amaliyah berdasarkan As-sunnah seperti ini, sudah pernah di contohkan oleh para salaf kita diantaranya adalah:
Usaha Khalifah Sayyidina Umar bin Khattab رضي الله عنه .yang telah berhasil menggumpulkan kaum muslim melakukan shalat tarawih berjama'ah dan di lestarikan secara turun-temurun sampai saat ini, hal ini merupakan suatu bentuk metode dakwah yang di himpun dari As-Sunnah, dan tidak ada satupun sahabat Nabi ﷺ yang lain di zaman itu yang menvonis bahwa hal itu suatu perbuatan bid'ah kendati beliau sendiri mengatakan bahwa :
نعمت البدعة هذه...
Sebaik-baik bid'ah adalah ini.
Begitu halnya juga dengan Tahlilan merupakan amaliyah yang di himpun dari Al -Quran dan As-Sunnah di lestarikan secara turun-temurun sampai saat ini, sungguh Naif jika ada satu amaliyah yang di himpun berdasarkan Al-Quran dan As-sunnah di sebut suatu perbuatan bid'ah dan sesat, sungguh tuduhan ini hanya berdasarkan dzon/dugaan semata tanpa di dasari bukti yang nyata !
Semoga kita selalalu dalam lindunggan Allah ﷻ dan di jauhkan dari prasangka buruk terhadap sesama umat islam .
وبالله التوفيق ....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
🌹Ketika Rasulullah ﷺ menghadiri pemakaman jenazah.
وفي الحديث الذي في السنن أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حضر جنازة ، فلما دفن الميت أخذ قبضة من التراب فألقاها في القبر ثم قال ( منها خلقناكم ) ثم أخذ أخرى وقال : ( وفيها نعيدكم ) . ثم أخذ أخرى وقال : ( ومنها نخرجكم تارة أخرى ) .
📜Di dalam hadis di kitab sunan disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ menghadiri pemakaman jenazah. Ketika jenazah di kebumikan, beliau mengambil segenggam tanah, kemudian melemparkannya ke dalam liang lahat sambil mengucapkan ayat:
منها خلقناكم....
"Dari bumi Kami menciptakan kalian."
🍃Kemudian mengambil segenggam tanah lagi (dan melemparkannya ke dalam liang lahad) dan mengucapkan ayat:
وفيها نعيدكم.....
"Dan ke bumilah Kami mengembalikan kalian."
🌿Kemudian mengambil segenggam tanah lagi (dan melemparkannya ke dalam liang lahad) dan mengucapkan ayat :
ومنها نخرجكم تارة أخرى......
"Dan dari bumi itu pula Kami membangkitkan kalian pada saat yang lain."...
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
🌾Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian dan darinya Kami akan mengeluarkan kalian pada saat yang lain.( Qs: Thaha: 55)
والله أعلم....
📚Di kutib dari Tafsir ibnu katsir Surat Thaha: 55
صلوا على النبي.....
وفي الحديث الذي في السنن أن رسول الله صلى الله عليه وسلم حضر جنازة ، فلما دفن الميت أخذ قبضة من التراب فألقاها في القبر ثم قال ( منها خلقناكم ) ثم أخذ أخرى وقال : ( وفيها نعيدكم ) . ثم أخذ أخرى وقال : ( ومنها نخرجكم تارة أخرى ) .
📜Di dalam hadis di kitab sunan disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ menghadiri pemakaman jenazah. Ketika jenazah di kebumikan, beliau mengambil segenggam tanah, kemudian melemparkannya ke dalam liang lahat sambil mengucapkan ayat:
منها خلقناكم....
"Dari bumi Kami menciptakan kalian."
🍃Kemudian mengambil segenggam tanah lagi (dan melemparkannya ke dalam liang lahad) dan mengucapkan ayat:
وفيها نعيدكم.....
"Dan ke bumilah Kami mengembalikan kalian."
🌿Kemudian mengambil segenggam tanah lagi (dan melemparkannya ke dalam liang lahad) dan mengucapkan ayat :
ومنها نخرجكم تارة أخرى......
"Dan dari bumi itu pula Kami membangkitkan kalian pada saat yang lain."...
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
🌾Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kalian dan kepadanya Kami akan mengembalikan kalian dan darinya Kami akan mengeluarkan kalian pada saat yang lain.( Qs: Thaha: 55)
والله أعلم....
📚Di kutib dari Tafsir ibnu katsir Surat Thaha: 55
صلوا على النبي.....
MELURUSKAN TAFSIR KAUM LGBT DAN PARA PEMBELANYA.
Kaum LGBT dan para pembelanya dengan berbagai cara dan daya serta upaya untuk membenarkan tindakan mereka dan tanpa malu-malu mereka berusaha untuk menipu umat dengan menafsirkan Al-Quran sesuai kehendak dan nafsu mereka.
Yang berhak menafsirkan Al-Quran adalah Ulama-ulama yang ahli dalam ilmu tafsir dan menafsirkan Al-Quran harus berdasarkan kaidah dalam ilmu tafsir Al-Quran yaitu pertama yufassiru ba'dhuhu ba'dha (Al-Quran menafsirkan ayat satu dengan ayat yang lain) dan yang kedua menafsirkan dengan hadis- hadis Nabi ﷺ .
Sebagai contoh mari kita merujuk salah satu Tafsir Al-Quran yang cukup terkenal yaitu Tafsir Ibnu Katsir, yang menjelaskan tentang perbuatan kaum sodom yaitu kaum Nabi Luth, sehingga tidak ada lagi istilah Argumen tekstual dan alternatif tafsir, sebab hal ini berdasarkan hujjah dan rujukan yang jelas bukan berdasarkan dugaan semata, seperti apa yang mereka sampaikan selama ini hanyalah berdasarkan dugaan semata, tanpa hujjah dan rujukan yang jelas.
Di Dalam Al-Qur'an di sebutkan:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (81)
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(Qs: Al-A'raf: 80-81)
Allah ﷻ mengutus Nabi Luth kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah ﷻ , memerintahkan mengerjakan kebajikan, dan melarang mereka melakukan perbuatan keji dan mungkar. Pada saat itu kaum Sodom tenggelam di dalam perbuatan-perbuatan dosa, dan hal-hal yang diharamkan, serta perbuatan fahisyah yang mereka adakan sendiri dan belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari keturunan Bani Adam selain mereka; yaitu dengan menyetubuhi jenis laki-laki (homoseks) , bukannya jenis perempuan.
Perbuatan ini merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Bani Adam, belum dikenal dan belum pernah terbersit dalam hati mereka untuk melakukannya selain penduduk daerah Sodom.
Para Ulama dan Ahli tafsir mengatakan: Tidak ada seorang lelaki pun yang menyetubuhi lelaki lain kecuali kaum Nabi Luth dan mereka yang pertama-tama melakukannya.
Nabi Luth mengatakan kepada kaumnya, seperti yang di abadikan dalam Ayat :
أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ * إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ
Mengapa kalian mengerjakan perbuatan Fahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita. (Qs: Al-A'raf: 80-81)
Kaum laki-laki negri Sodom enggan dan tidak bergairah terhadap kaum wanita yang diciptakan oleh Allah ﷻ sebagai pasangan dan lawan jenis mereka, kaum sodom lebih menyukai sesama jenis laki-laki. Hal ini merupakan perbuatan yang melampaui batas dan suatu kebodohan, karena perbuatan seperti itu berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Pada ayat yang lain disebutkan berkenaan dengan malaikat yang menjelama sebagai tamu laki-laki yang datang kepada nabi luth dan Nabi Luth memberikan pilihan kepada kaumnya:
قَالَ: هَؤُلاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِين
َ
Inilah putri-putriku (kawinilah mereka), jika kalian hendak berbuat (secara halal). (Qs: Al-Hijr: 71)
Nabi Luth memberikan pilihan kepada kaumnya untuk mengawini putri-putrinya. Tetapi mereka merasa enggan dan beralasan tidak menginginkannya.
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya engkau tentu
Kaum LGBT dan para pembelanya dengan berbagai cara dan daya serta upaya untuk membenarkan tindakan mereka dan tanpa malu-malu mereka berusaha untuk menipu umat dengan menafsirkan Al-Quran sesuai kehendak dan nafsu mereka.
Yang berhak menafsirkan Al-Quran adalah Ulama-ulama yang ahli dalam ilmu tafsir dan menafsirkan Al-Quran harus berdasarkan kaidah dalam ilmu tafsir Al-Quran yaitu pertama yufassiru ba'dhuhu ba'dha (Al-Quran menafsirkan ayat satu dengan ayat yang lain) dan yang kedua menafsirkan dengan hadis- hadis Nabi ﷺ .
Sebagai contoh mari kita merujuk salah satu Tafsir Al-Quran yang cukup terkenal yaitu Tafsir Ibnu Katsir, yang menjelaskan tentang perbuatan kaum sodom yaitu kaum Nabi Luth, sehingga tidak ada lagi istilah Argumen tekstual dan alternatif tafsir, sebab hal ini berdasarkan hujjah dan rujukan yang jelas bukan berdasarkan dugaan semata, seperti apa yang mereka sampaikan selama ini hanyalah berdasarkan dugaan semata, tanpa hujjah dan rujukan yang jelas.
Di Dalam Al-Qur'an di sebutkan:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (81)
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(Qs: Al-A'raf: 80-81)
Allah ﷻ mengutus Nabi Luth kepada kaum Sodom dan daerah-daerah sekitarnya untuk menyeru mereka agar menyembah Allah ﷻ , memerintahkan mengerjakan kebajikan, dan melarang mereka melakukan perbuatan keji dan mungkar. Pada saat itu kaum Sodom tenggelam di dalam perbuatan-perbuatan dosa, dan hal-hal yang diharamkan, serta perbuatan fahisyah yang mereka adakan sendiri dan belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari keturunan Bani Adam selain mereka; yaitu dengan menyetubuhi jenis laki-laki (homoseks) , bukannya jenis perempuan.
Perbuatan ini merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh Bani Adam, belum dikenal dan belum pernah terbersit dalam hati mereka untuk melakukannya selain penduduk daerah Sodom.
Para Ulama dan Ahli tafsir mengatakan: Tidak ada seorang lelaki pun yang menyetubuhi lelaki lain kecuali kaum Nabi Luth dan mereka yang pertama-tama melakukannya.
Nabi Luth mengatakan kepada kaumnya, seperti yang di abadikan dalam Ayat :
أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ * إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ
Mengapa kalian mengerjakan perbuatan Fahisyah itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian? Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita. (Qs: Al-A'raf: 80-81)
Kaum laki-laki negri Sodom enggan dan tidak bergairah terhadap kaum wanita yang diciptakan oleh Allah ﷻ sebagai pasangan dan lawan jenis mereka, kaum sodom lebih menyukai sesama jenis laki-laki. Hal ini merupakan perbuatan yang melampaui batas dan suatu kebodohan, karena perbuatan seperti itu berarti menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Pada ayat yang lain disebutkan berkenaan dengan malaikat yang menjelama sebagai tamu laki-laki yang datang kepada nabi luth dan Nabi Luth memberikan pilihan kepada kaumnya:
قَالَ: هَؤُلاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِين
َ
Inilah putri-putriku (kawinilah mereka), jika kalian hendak berbuat (secara halal). (Qs: Al-Hijr: 71)
Nabi Luth memberikan pilihan kepada kaumnya untuk mengawini putri-putrinya. Tetapi mereka merasa enggan dan beralasan tidak menginginkannya.
قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab, "Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya engkau tentu
mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.”(Qs: Hud: 79)
Maksud dari jawaban mereka adalah: sesungguhnya Nabi Luth telah mengetahui bahwa kaumnya tidak berminat terhadap putri-putrinya, tidak pula mempunyai nafsu kepada mereka. Sesungguhnya Nabi Luth pun mengetahui apa yang di inginkan kaumnya terhadap tamu-tamu itu.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa kaum lelaki sodom melampiaskan nafsunya kepada lelaki lain, sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Demikian pula kaum wanitanya, sebagian dari mereka merasa puas dengan sebagian yang lainnya.
Apakah adzab yang di terima oleh kaum Nabi Luth adalah hanya berdasar “paradigma” dengan pola menolak Nabi luth sebagai utusan dan sebagai pemberi peringatan, kemudian Allah menurunkan adzab.
Mari kita lihat bagaimana ulama Ahli tafsir Al imam Ibnu katsir As-Syafi'i menjelaskan Akan hal ini berdasarkan Al-Quran dan sumber rujukan yang jelas dan hujjah yang kuat.
Nabi Luth melihat bahwa kaumnya semakin parah dalam perbuatan dan kesesatannya, maka Nabi Luth berlepas diri dari mereka seraya berkata:
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian. (Qs: Asy-Syu'ara': 168)
Nabi Luth tidak menyukainya dan benci terhadap perbuatan(menyetubuhi sesama jenis -pen) kaumnya dan sesungguhnya Nabi Luth berlepas diri dari perbuatan tersebut.
Kemudian Nabi Luth berdoa kepada Allah ﷻ untuk kebinasaan kaumnya, seperti di sebutkan dalam ayat:
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan. (Qs: Asy-Syu'ara': 169)
Kemudian Allah ﷻ :
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
Lalu Kami selamatkan Luth beserta keluarganya semua. (Qs: Asy-Syu'ara': 170)
Allah ﷻ memerintahkan kepada Nabi Luth untuk berangkat membawa keluarganya di malam hari kecuali istrinya yang durhaka. Mereka tidak ada yang menoleh ke belakang manakala mereka mendengar suara gemuruh yang menimpa kaumnya. Dan mereka bersabar menaati perintah Allah ﷻ , lalu mereka meneruskan perjalanannya. Allah ﷻ menurunkan adzab yang menimpa kaum yang berdosa itu secara keseluruhan, Allah ﷻ menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Oleh sebab itulah disebutkan dalam ayat:
ثُمَّ دَمَّرْنَا الآخَرِينَ. وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا
Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). (Qs: Asy-Syu'ara': 172-173)
Sangatlah jelas bahwasaya adzab yang di terima oleh kaum Nabi luth bukan semata-mata berdasarkan paradigma dengan pola menolak Nabi luth sebagai utusan dan pemberi peringatan, kemudian Allah ﷻ menurunkan azab melainkan juga di sebabkan oleh perbuatan bejat mereka yaitu menyetubuhi sesama jenis.
Kemudian benarkah tidak ada ketetapan hukum tentang sodomi ataukah hanya di Qiaskan dengan hukum Zina semata dan bagaimanakah pendapat imam-imam madzhab ?
Tentu pembahasan tentang hukum Fiqih tidak bisa di bahas secara singkat, butuh tulisan tersendiri untuk mengupas tuntas hal ini terlebih lagi pembahasanya berdasar pendapat-pendapat para imam madzhab, namun kami coba kutibkan sedikit tentang ijma' dan kepastian hukum tentang sodomi.
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa orang yang melakukan homoseks hukumannya ialah dilemparkan dari ketinggian, kemudian disusul dengan lemparan-lemparan batu, seperti hukuman yang di terima oleh kaum Nabi Luth,
Ulama lainnya berpendapat bahwa pelaku homoseks dikenai hukuman rajam, baik dia telah muhsan(memiliki istri/suami) ataupun belum.
Pendapat ini merupakan salah satu pendapat dari Imam Syafi'i. Hujahnya berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعَمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ"
Barang siapa yang kalian jumpai sedang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan yang dikerjainya.
Sedangkan menurut ulama yang lain, pelakunya dikenai hukuman yang sama seperti hukuman berbuat zina. Dengan kata lain, jika pelaku seorang yang tela
Maksud dari jawaban mereka adalah: sesungguhnya Nabi Luth telah mengetahui bahwa kaumnya tidak berminat terhadap putri-putrinya, tidak pula mempunyai nafsu kepada mereka. Sesungguhnya Nabi Luth pun mengetahui apa yang di inginkan kaumnya terhadap tamu-tamu itu.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa kaum lelaki sodom melampiaskan nafsunya kepada lelaki lain, sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Demikian pula kaum wanitanya, sebagian dari mereka merasa puas dengan sebagian yang lainnya.
Apakah adzab yang di terima oleh kaum Nabi Luth adalah hanya berdasar “paradigma” dengan pola menolak Nabi luth sebagai utusan dan sebagai pemberi peringatan, kemudian Allah menurunkan adzab.
Mari kita lihat bagaimana ulama Ahli tafsir Al imam Ibnu katsir As-Syafi'i menjelaskan Akan hal ini berdasarkan Al-Quran dan sumber rujukan yang jelas dan hujjah yang kuat.
Nabi Luth melihat bahwa kaumnya semakin parah dalam perbuatan dan kesesatannya, maka Nabi Luth berlepas diri dari mereka seraya berkata:
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian. (Qs: Asy-Syu'ara': 168)
Nabi Luth tidak menyukainya dan benci terhadap perbuatan(menyetubuhi sesama jenis -pen) kaumnya dan sesungguhnya Nabi Luth berlepas diri dari perbuatan tersebut.
Kemudian Nabi Luth berdoa kepada Allah ﷻ untuk kebinasaan kaumnya, seperti di sebutkan dalam ayat:
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan. (Qs: Asy-Syu'ara': 169)
Kemudian Allah ﷻ :
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
Lalu Kami selamatkan Luth beserta keluarganya semua. (Qs: Asy-Syu'ara': 170)
Allah ﷻ memerintahkan kepada Nabi Luth untuk berangkat membawa keluarganya di malam hari kecuali istrinya yang durhaka. Mereka tidak ada yang menoleh ke belakang manakala mereka mendengar suara gemuruh yang menimpa kaumnya. Dan mereka bersabar menaati perintah Allah ﷻ , lalu mereka meneruskan perjalanannya. Allah ﷻ menurunkan adzab yang menimpa kaum yang berdosa itu secara keseluruhan, Allah ﷻ menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Oleh sebab itulah disebutkan dalam ayat:
ثُمَّ دَمَّرْنَا الآخَرِينَ. وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا
Kemudian Kami binasakan yang lain. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). (Qs: Asy-Syu'ara': 172-173)
Sangatlah jelas bahwasaya adzab yang di terima oleh kaum Nabi luth bukan semata-mata berdasarkan paradigma dengan pola menolak Nabi luth sebagai utusan dan pemberi peringatan, kemudian Allah ﷻ menurunkan azab melainkan juga di sebabkan oleh perbuatan bejat mereka yaitu menyetubuhi sesama jenis.
Kemudian benarkah tidak ada ketetapan hukum tentang sodomi ataukah hanya di Qiaskan dengan hukum Zina semata dan bagaimanakah pendapat imam-imam madzhab ?
Tentu pembahasan tentang hukum Fiqih tidak bisa di bahas secara singkat, butuh tulisan tersendiri untuk mengupas tuntas hal ini terlebih lagi pembahasanya berdasar pendapat-pendapat para imam madzhab, namun kami coba kutibkan sedikit tentang ijma' dan kepastian hukum tentang sodomi.
Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa orang yang melakukan homoseks hukumannya ialah dilemparkan dari ketinggian, kemudian disusul dengan lemparan-lemparan batu, seperti hukuman yang di terima oleh kaum Nabi Luth,
Ulama lainnya berpendapat bahwa pelaku homoseks dikenai hukuman rajam, baik dia telah muhsan(memiliki istri/suami) ataupun belum.
Pendapat ini merupakan salah satu pendapat dari Imam Syafi'i. Hujahnya berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعَمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ"
Barang siapa yang kalian jumpai sedang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan yang dikerjainya.
Sedangkan menurut ulama yang lain, pelakunya dikenai hukuman yang sama seperti hukuman berbuat zina. Dengan kata lain, jika pelaku seorang yang tela
h muhsan(memiliki istri/suami), maka dikenai hukuman rajam; dan jika dia adalah orang yang belum muhsan. maka dikenai hukuman seratus kali dera. Pendapat ini merupakan qaul (pendapat) yang lain dari Imam Syafi'i.
Adapun mengenai perbuatan mendatangi istri pada liang anusnya dinamakan liwath sugra (perbuatan kaum Lut yang kecil), hukumnya haram menurut ijma' ulama.
والله أعلم....
📜______
Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
Adapun mengenai perbuatan mendatangi istri pada liang anusnya dinamakan liwath sugra (perbuatan kaum Lut yang kecil), hukumnya haram menurut ijma' ulama.
والله أعلم....
📜______
Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
💎 KHASIAT TAWASSUL DENGAN PERANTARA NABI MUHAMMAD ﷺ 💎
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَنِي قَالَ إِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ لَكَ وَإِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ ذَاكَ فَهُوَ خَيْرٌ فَقَالَ ادْعُهُ فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ فَيُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ
🌴 Dari Utsman bin Hunaif berkata, "Seorang lelaki buta datang kepada Nabi ﷺ seraya berkata, "Do'akanlah aku agar Allah menyembuhkanku. " Beliau bersabda: "Jika kamu mau maka aku tangguhkan bagimu dan itu lebih baik, dan jika kamu mau maka aku akan do'akan kamu, " ia berkata, "Do'akanlah. " Maka beliau menyuruhnya agar berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat dua raka'at kemudian berdoalah dengan doa ini :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ فَتَقْضِي لِي اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِي..
🌾 "Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan bertawajjuh kepadaMu dengan perantara Nabimu, Muhammad Nabi pembawa rahmat." Wahai Muhammad, sesungguhnya aku bertawajjuh denganmu kepada Tuhanmu (Tuhanku), agar memenuhi keperluanku ini. Ya Allah, jadikanlah ia penolongku."
قَالَ فَفَعَلَ الرَّجُلُ فَبَرَأَ َ
🍃 Utsman bin Hunaif berkata:" ”Lelaki buta itu mengamalkannya lalu ia pun sembuh.”
📝 Hadis sahih ini di Riwayatkan dalam beberapa periwayat hadis dengan beberapa perbedaan lafadz di antaranya di riwayatkan oleh ;
📜 Imam Ahmad di dalam Kitab MusnadNya.
Imam At-Tirmidzi dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ At-Tirmidzi dan beliau berkata : "hadis hasan shahih gharib".
An-Nasa'i dalam Amalul Yaum wal Laylah dan as-Sunanul Kubra.
Ibnu Khuzaimah di dalam ShahihNya.
Ibnu Majah dalam SunanNya.
Al-Hafidz Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ala Shahihain dan beliau berkata : “shahih ala syarthil Bukhari wa Muslim”.
صلوا على النبي......
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّ رَجُلًا ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَنِي قَالَ إِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ لَكَ وَإِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ ذَاكَ فَهُوَ خَيْرٌ فَقَالَ ادْعُهُ فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ فَيُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ
🌴 Dari Utsman bin Hunaif berkata, "Seorang lelaki buta datang kepada Nabi ﷺ seraya berkata, "Do'akanlah aku agar Allah menyembuhkanku. " Beliau bersabda: "Jika kamu mau maka aku tangguhkan bagimu dan itu lebih baik, dan jika kamu mau maka aku akan do'akan kamu, " ia berkata, "Do'akanlah. " Maka beliau menyuruhnya agar berwudlu dan membaguskan wudlunya, kemudian shalat dua raka'at kemudian berdoalah dengan doa ini :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ فَتَقْضِي لِي اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِي..
🌾 "Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan bertawajjuh kepadaMu dengan perantara Nabimu, Muhammad Nabi pembawa rahmat." Wahai Muhammad, sesungguhnya aku bertawajjuh denganmu kepada Tuhanmu (Tuhanku), agar memenuhi keperluanku ini. Ya Allah, jadikanlah ia penolongku."
قَالَ فَفَعَلَ الرَّجُلُ فَبَرَأَ َ
🍃 Utsman bin Hunaif berkata:" ”Lelaki buta itu mengamalkannya lalu ia pun sembuh.”
📝 Hadis sahih ini di Riwayatkan dalam beberapa periwayat hadis dengan beberapa perbedaan lafadz di antaranya di riwayatkan oleh ;
📜 Imam Ahmad di dalam Kitab MusnadNya.
Imam At-Tirmidzi dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami’ At-Tirmidzi dan beliau berkata : "hadis hasan shahih gharib".
An-Nasa'i dalam Amalul Yaum wal Laylah dan as-Sunanul Kubra.
Ibnu Khuzaimah di dalam ShahihNya.
Ibnu Majah dalam SunanNya.
Al-Hafidz Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ala Shahihain dan beliau berkata : “shahih ala syarthil Bukhari wa Muslim”.
صلوا على النبي......
MANFAAT DAN KEUTAMAAN TAHLILAN
Mayoritas ulama telah sepakat bahwa sampainya kiriman pahala sedekah atas nama orang yang telah meninggal.
Seperti yang telah di sebutkan dalam hadis-hadis yang sahih di antaranya;
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَم
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi ﷺ : "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar". (HR. Bukhari )
Imam Muslim juga meriwayatkan hadis yang semisal di dalam kitab sahihnya pada bab;
وصول ثواب الصدقات إلى الميت.
Sampainya pahala sedekah kepada mayit.
Islam tentunya agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang miskin . Jika si kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu si miskinpun ada cara agar mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadis yang sahih ;
Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً
Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.(HR. Muslim)
Tidak di pungkiri lagi bahwa bacaan kalimat tasbih, takbir, tahmid dan tahlil merupakan salah satu bentuk sedekah.
Di dalam Al-Quran di sebutkan:
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً
Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)
Banyak ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah bacaan;
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.
Diantara manfaat dan keutamaan bacaan tersebut yaitu ;
Merupakan bacaan yang paling di sukai oleh Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَر َ
"Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala; 1. Subhanallah,
2. Al Hamdulillah,
3. Laa ilaaha illallah,
4. Allahu Akbar. . (HR. Muslim)
Dan juga merupakan bacaan yang paling di cintai oleh Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
Sesungguhnya membaca, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena oleh sinar matahari. (HR. Muslim)
Dan juga merupakan bacaan yang merontokkan dosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ تَنْفُضُ الْخَطَايَا كَمَا تَنْفُضُ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
"Sesungguhnya bacaan 'subhaanAllah wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illa Allah wa Allahu akbar' merontokkan dosa-dosa sebagaimana sebatang pohon yang merontokkan daunnya."
(HR. Ahmad, Abu Daud , Ibnu Majah)
Inilah sesungguhnya hakikat tahlilan, yaitu Amaliyah yang di himpun dari Al-Quran dan As-sunnah .
والله أعلم....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
Mayoritas ulama telah sepakat bahwa sampainya kiriman pahala sedekah atas nama orang yang telah meninggal.
Seperti yang telah di sebutkan dalam hadis-hadis yang sahih di antaranya;
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَم
Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi ﷺ : "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bershadaqah untuknya (atas namanya)?". Beliau menjawab: "Ya, benar". (HR. Bukhari )
Imam Muslim juga meriwayatkan hadis yang semisal di dalam kitab sahihnya pada bab;
وصول ثواب الصدقات إلى الميت.
Sampainya pahala sedekah kepada mayit.
Islam tentunya agama yang mengayomi semua lapisan baik yang kaya maupun yang miskin . Jika si kaya mampu bersedekah dengan hartanya, tentu si miskinpun ada cara agar mereka juga bisa bersedekah.
Seperti yang di jelaskan dalam hadis yang sahih ;
Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً
Sesungguhnya pada setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah,.(HR. Muslim)
Tidak di pungkiri lagi bahwa bacaan kalimat tasbih, takbir, tahmid dan tahlil merupakan salah satu bentuk sedekah.
Di dalam Al-Quran di sebutkan:
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلاً
Amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS. Al-Kahfi: 46)
Banyak ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan amalan-amalan yang kekal lagi saleh (al-baqiyatus salihat) adalah bacaan;
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ
Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.
Diantara manfaat dan keutamaan bacaan tersebut yaitu ;
Merupakan bacaan yang paling di sukai oleh Allah ﷻ
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَر َ
"Ada empat ucapan yang paling di sukai Allah Subhanahu Wa Ta'ala; 1. Subhanallah,
2. Al Hamdulillah,
3. Laa ilaaha illallah,
4. Allahu Akbar. . (HR. Muslim)
Dan juga merupakan bacaan yang paling di cintai oleh Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَأَنْ أَقُوْلَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ
Sesungguhnya membaca, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena oleh sinar matahari. (HR. Muslim)
Dan juga merupakan bacaan yang merontokkan dosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ تَنْفُضُ الْخَطَايَا كَمَا تَنْفُضُ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
"Sesungguhnya bacaan 'subhaanAllah wal hamdu lillaah wa laa ilaaha illa Allah wa Allahu akbar' merontokkan dosa-dosa sebagaimana sebatang pohon yang merontokkan daunnya."
(HR. Ahmad, Abu Daud , Ibnu Majah)
Inilah sesungguhnya hakikat tahlilan, yaitu Amaliyah yang di himpun dari Al-Quran dan As-sunnah .
والله أعلم....
✒_____
Di tulis oleh: Abu Muhammad Al-Maduri حفظه الله
🌾 TABARRUK ( MENCARI BERKAH) 🌾
🍃 Al-Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H/781-855 M), mujtahid besar, muhaddits terkemuka dan pendiri madzhab Hanbali –yang pura-pura diikuti oleh orang-orang Wahhabi di Saudi Arabia–, juga mengakui kebolehan dan bahkan kesunnatan ber-tabaruk dengan para nabi dan wali sesudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan perkataan beliau dalam kitab al-‘Ilal wa Ma’rifat al-Rijal (2/492), ketika menjawab pertanyaan tentang tabarruk berikut ini:
3242 – سَأَلْتُهُ عَنِ الرَّجُلِ يَمَسُّ مِنْبَرَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَيَتَبَرَّكُ بِمَسِّهِ وَيُقَبِّلُهُ وَيَفْعَلُ بِالْقَبْرِ مِثْلَ ذَلِكَ أَوْ نَحْوَ هَذَا يُرِيْدُ بِذَلِكَ التَّقَرُّبَ إِلىَ اللهِ جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ : لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ. (الإمام أحمد في كتابه العلل ومعرفة الرجال، 2/492).
🌴 “3243. Aku bertanya kepada ayahanda, al-Imam Ahmad bin Hanbal, tentang seorang laki-laki mengusap mimbar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bermaksud tabarruk dengan mengusapnya itu, ia mencium mimbar itu, dan melakukan hal yang sama terhadap makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau yang seperti itu dengan maksud ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah – jalla wa ‘azza. Beliau menjawab: “Boleh”.
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
🍃 Al-Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H/781-855 M), mujtahid besar, muhaddits terkemuka dan pendiri madzhab Hanbali –yang pura-pura diikuti oleh orang-orang Wahhabi di Saudi Arabia–, juga mengakui kebolehan dan bahkan kesunnatan ber-tabaruk dengan para nabi dan wali sesudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan perkataan beliau dalam kitab al-‘Ilal wa Ma’rifat al-Rijal (2/492), ketika menjawab pertanyaan tentang tabarruk berikut ini:
3242 – سَأَلْتُهُ عَنِ الرَّجُلِ يَمَسُّ مِنْبَرَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَيَتَبَرَّكُ بِمَسِّهِ وَيُقَبِّلُهُ وَيَفْعَلُ بِالْقَبْرِ مِثْلَ ذَلِكَ أَوْ نَحْوَ هَذَا يُرِيْدُ بِذَلِكَ التَّقَرُّبَ إِلىَ اللهِ جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ : لاَ بَأْسَ بِذَلِكَ. (الإمام أحمد في كتابه العلل ومعرفة الرجال، 2/492).
🌴 “3243. Aku bertanya kepada ayahanda, al-Imam Ahmad bin Hanbal, tentang seorang laki-laki mengusap mimbar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bermaksud tabarruk dengan mengusapnya itu, ia mencium mimbar itu, dan melakukan hal yang sama terhadap makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau yang seperti itu dengan maksud ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah – jalla wa ‘azza. Beliau menjawab: “Boleh”.
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
👍1
🌹Pujian Maulid Nabi ﷺ sudah di ada di zaman Nabi ﷺ
قال العباس بن عبد المطلب : يارسول الله اريد ان امتدحك فقال : قل ، لا يفضض الله فاك . فقال العباس :
من قبلها طبت في الظلال وفي مستودع حيث يخصف الورق
ثم هبطت البلاد لا بشر انت ولامضغة ولا علق
بل نطفة تركب السفين وقد ألجم نسرا واهله الغرق
تنقل من صالب الى رحم اذا مضى عالم بدا طبق
حتى احتوى بيتك المهيمن من خندف علياء تحتها النطق
وانت لما ولدت اشرقت الأرض وضاءت بنورك الافق
فنحن في ذلك الضياء وفي النور وسبل الرشاد نخترق
🍃Abbas bin Abdul Muththalib berkata: “Wahai Rasulullah, aku ingin memujimu.” Rasulullah ﷺ menjawab: “Allah akan memberimu kehidupan dengan gigi-gigi yang sehat.” Lalu Abbas berkata:
Wahai Rasulullah, engkau telah harum sebelum diciptakan di bumi, dan ketika engkau berada dalam tulang rusuk Adam, ketika ia dan Hawwa menempelkan dedaunan surga ke tubuh mereka
Engkau harum ketika Adam turun ke bumi engkau berada dalam tulang rusuknya, ketika engkau bukan seorang manusia, bukan gumpalan daging dan bukan gumpalan darah,
Bahkan engkau harum ketika berupa setetes air di pungguhnya Nabi Nuh ‘alaihissalam ketika naik perahu, sementara berhala Nasr dan orang-orang kafir pemujanya ditenggelamkan dalam banjir bandang,
Engkau harum ketika dipindah dari tulang rusuk laki-laki ke rahim wanita, ketika generasi berlalu diganti oleh generasi berikutnya
Sampai kemuliaanmu yang tinggi yang menjadi saksi akan keutamaanmu memuat dari suku yang tinggi dan di bawahnya terdapat lapisan gunung-gunung
Ketika engkau dilahirkan, bumi menjadi bersinar dan cakrawala menjadi terang berkat cahayamu
Maka Kami menerobos dalam sinar, cahaya di jalan-jalan petunjuk itu.
القصيدة أخرجها الطبراني في المعجم الكبير ، و الحاكم في المستدرك على الصحيحين.
📜Qasidah ini di riwatkan oleh Imam Ath-Thabarani dalam Kitab Maj'mu kabir dan imam Al-Hakim dalam Kitab Mustadrak alaa Sahihain.
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
قال العباس بن عبد المطلب : يارسول الله اريد ان امتدحك فقال : قل ، لا يفضض الله فاك . فقال العباس :
من قبلها طبت في الظلال وفي مستودع حيث يخصف الورق
ثم هبطت البلاد لا بشر انت ولامضغة ولا علق
بل نطفة تركب السفين وقد ألجم نسرا واهله الغرق
تنقل من صالب الى رحم اذا مضى عالم بدا طبق
حتى احتوى بيتك المهيمن من خندف علياء تحتها النطق
وانت لما ولدت اشرقت الأرض وضاءت بنورك الافق
فنحن في ذلك الضياء وفي النور وسبل الرشاد نخترق
🍃Abbas bin Abdul Muththalib berkata: “Wahai Rasulullah, aku ingin memujimu.” Rasulullah ﷺ menjawab: “Allah akan memberimu kehidupan dengan gigi-gigi yang sehat.” Lalu Abbas berkata:
Wahai Rasulullah, engkau telah harum sebelum diciptakan di bumi, dan ketika engkau berada dalam tulang rusuk Adam, ketika ia dan Hawwa menempelkan dedaunan surga ke tubuh mereka
Engkau harum ketika Adam turun ke bumi engkau berada dalam tulang rusuknya, ketika engkau bukan seorang manusia, bukan gumpalan daging dan bukan gumpalan darah,
Bahkan engkau harum ketika berupa setetes air di pungguhnya Nabi Nuh ‘alaihissalam ketika naik perahu, sementara berhala Nasr dan orang-orang kafir pemujanya ditenggelamkan dalam banjir bandang,
Engkau harum ketika dipindah dari tulang rusuk laki-laki ke rahim wanita, ketika generasi berlalu diganti oleh generasi berikutnya
Sampai kemuliaanmu yang tinggi yang menjadi saksi akan keutamaanmu memuat dari suku yang tinggi dan di bawahnya terdapat lapisan gunung-gunung
Ketika engkau dilahirkan, bumi menjadi bersinar dan cakrawala menjadi terang berkat cahayamu
Maka Kami menerobos dalam sinar, cahaya di jalan-jalan petunjuk itu.
القصيدة أخرجها الطبراني في المعجم الكبير ، و الحاكم في المستدرك على الصحيحين.
📜Qasidah ini di riwatkan oleh Imam Ath-Thabarani dalam Kitab Maj'mu kabir dan imam Al-Hakim dalam Kitab Mustadrak alaa Sahihain.
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
🌴 MAJELIS DZIKIR, DOA DAN TAHLIL.
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
🌾 Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Qs: Ath-Thur: 48)
🍃 Sebagian ulama mengatakan apabila seseorang hendak berdiri dari majelisnya, dianjurkan mengucapkan doa berikut sebelum meninggalkannya :
سبحانك اللهم وبحمدك
🍂 "Mahasuci Engkau, ya Allah dan dengan memuji kepada Mu."
📜 Dari Abu Usman Al-Faqir, Malaikat Jibril mengajari Nabi ﷺ doa berikut yang dibaca bila hendak meninggalkan majelis ;
سبحانك اللهم وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.
📜 Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ
"Barang siapa yang duduk di sebuah majelis dan banyak keramaian (kegaduhan), kemudian sebelum berdiri ia mengucapkan; SUBHAANAKALLAAHUMMA WA BIHAMDIKA ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Maha Suci Engkau wahai Allah, dan dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah melainkan Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepadaMu) melainkan diampuni dosanya selama di majelisnya tersebut.
📜 Dari Abu Barzah Al-Aslami yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ di akhir usianya apabila hendak meninggalkan majelisnya beliau mengucapkan doa :
" سبحانك اللهم وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك " . فقال رجل : يا رسول الله ، إنك لتقول قولا ما كنت تقوله فيما مضى ؟ ! قال : " كفارة لما يكون في المجلس "
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada'Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu. Lalu ada seorang lelaki bertanya; ya Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mengucapkan suatu doa yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya di masa lalu." Beliau menjawab: doa ini sebagai penghapus (dosa) yang terjadi di dalam majelis itu.
📜 Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud melalui Abdullah bin Amr mengatakan:
" كلمات لا يتكلم بهن أحد في مجلسه عند قيامه ثلاث مرات ، إلا كفر بهن عنه ، ولا يقولهن في مجلس خير ومجلس ذكر إلا ختم له بهن كما يختم بالخاتم على الصحيفة : ... "
Ada beberapa kalimat yang tidak sekali-kali dibaca oleh seseorang dalam majelisnya di saat hendak meninggalkan majelisnya sebanyak tiga kali, melainkan dihapuskan darinya dosa yang dilakukannya dalam majelis tersebut berkat kalimat-kalimat itu. Dan tidaklah ia mengucapkannya pada majelis kebaikan dan majelis dzikir kecuali dianjurkan ditutup dengannya sebagaimana sepucuk surat yang diakhiri dengan tanda (stempel) , yaitu :
سبحانك اللهم وبحمدك ، لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك
"Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.,
📚 Di kutib dari tafsir ibnu katsir surat Ath-Thur: 48
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
🌾 Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri. (Qs: Ath-Thur: 48)
🍃 Sebagian ulama mengatakan apabila seseorang hendak berdiri dari majelisnya, dianjurkan mengucapkan doa berikut sebelum meninggalkannya :
سبحانك اللهم وبحمدك
🍂 "Mahasuci Engkau, ya Allah dan dengan memuji kepada Mu."
📜 Dari Abu Usman Al-Faqir, Malaikat Jibril mengajari Nabi ﷺ doa berikut yang dibaca bila hendak meninggalkan majelis ;
سبحانك اللهم وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.
📜 Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسٍ فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ
"Barang siapa yang duduk di sebuah majelis dan banyak keramaian (kegaduhan), kemudian sebelum berdiri ia mengucapkan; SUBHAANAKALLAAHUMMA WA BIHAMDIKA ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLAA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Maha Suci Engkau wahai Allah, dan dengan memujiMu, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah melainkan Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepadaMu) melainkan diampuni dosanya selama di majelisnya tersebut.
📜 Dari Abu Barzah Al-Aslami yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ di akhir usianya apabila hendak meninggalkan majelisnya beliau mengucapkan doa :
" سبحانك اللهم وبحمدك ، أشهد أن لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك " . فقال رجل : يا رسول الله ، إنك لتقول قولا ما كنت تقوله فيما مضى ؟ ! قال : " كفارة لما يكون في المجلس "
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada'Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu. Lalu ada seorang lelaki bertanya; ya Rasulullah, sesungguhnya engkau telah mengucapkan suatu doa yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya di masa lalu." Beliau menjawab: doa ini sebagai penghapus (dosa) yang terjadi di dalam majelis itu.
📜 Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud melalui Abdullah bin Amr mengatakan:
" كلمات لا يتكلم بهن أحد في مجلسه عند قيامه ثلاث مرات ، إلا كفر بهن عنه ، ولا يقولهن في مجلس خير ومجلس ذكر إلا ختم له بهن كما يختم بالخاتم على الصحيفة : ... "
Ada beberapa kalimat yang tidak sekali-kali dibaca oleh seseorang dalam majelisnya di saat hendak meninggalkan majelisnya sebanyak tiga kali, melainkan dihapuskan darinya dosa yang dilakukannya dalam majelis tersebut berkat kalimat-kalimat itu. Dan tidaklah ia mengucapkannya pada majelis kebaikan dan majelis dzikir kecuali dianjurkan ditutup dengannya sebagaimana sepucuk surat yang diakhiri dengan tanda (stempel) , yaitu :
سبحانك اللهم وبحمدك ، لا إله إلا أنت ، أستغفرك وأتوب إليك
"Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.,
📚 Di kutib dari tafsir ibnu katsir surat Ath-Thur: 48
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
Di dalam kitab Sunan Al Kubra karya Imam Baihaqi di sebutkan bahwa Sayyididina Jabir bin Abdullah berkata:
رش على قبر النبي الماءرشا،قال:وكان الذي رش الماء على قبره بلال بن رباح بقربة،بدأ من قبل رأسه من شقه الأيمن حتى نتهى إلى رجليه
"Makam Nabi disiram dengan air. Yang bertugas menyiram air tetsebut adalah Bilal bin Rabah dengan qirbah,dimulai dari arah kepala,dari sisi tubuh bagian kanan,hingga sampai kedua kaki beliau."
والله أعلم....
رش على قبر النبي الماءرشا،قال:وكان الذي رش الماء على قبره بلال بن رباح بقربة،بدأ من قبل رأسه من شقه الأيمن حتى نتهى إلى رجليه
"Makam Nabi disiram dengan air. Yang bertugas menyiram air tetsebut adalah Bilal bin Rabah dengan qirbah,dimulai dari arah kepala,dari sisi tubuh bagian kanan,hingga sampai kedua kaki beliau."
والله أعلم....
💥 MELAFADZKAN NIAT SEBELUM SHALAT MENURUT WAHABI BID'AH DAN SESAT
🌾 Melafaldzkan niat sebelum melakukan shalat bukanlah suatu perkara yang bid'ah dan sesat, berikut penjelasan secara singkat mengingat sudah banyak tersebar penjelasan secara panjang lebar dan detail akan hal ini, jadi kami hanya sedikit mengutib agar lebih mudah untuk di baca dan di sebarkan, agar kita terhindar dari tipu daya Wahabi.
🍃 TEMPATNYA NIAT DI DALAM HATI
Al-Allamah Al-Imam An-Nawawi, dalam kitab Al-Majmu' (II/43) menjelaskan:
ﻓﺈﻥ ﻧﻮﻯ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﺩﻭﻥ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﺃﺟﺰﺃﻩ
“Apabila berniat dengan hati tanpa lisannya, maka hal tersebut sudah mencukupi”
Di dalam kitab Al-Wafi Syarah Arba'in An-Nawawi, Asy-Syekh Musthafa Al-Bugha & Asy-Syekh Muhyiddin Misthu, menjelaskan tentang Niat :
ﻭﻣﺤﻞ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺍﻟﻘﻠﺐ؛ ﻓﻼ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﻬﺎ؛ ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺤﻀﺎﺭﻫﺎ
"Dan tempatnya niat adalah di hati, maka tiada disyaratkan melafadzkannya, tetapi disunnahkan (melafadzkan niat) agar lisan dapat membantu hati dengan menghadirkannya"
🌹 PERBEDAAN NIAT DAN LAFADZ NIAT
Niat adalah amalan hati, niat shalat dilakukan bersamaan dengan takbiratul Ihram, merupakan bagian dari shalat (rukun shalat), adapun melafadzkan niat (mengucapkan niat) adalah amalan lisan (aktifitas lisan), yang hanya dilakukan sebelum takbiratul Ihram, artinya dilakukan sebelum masuk dalam bagian shalat dan bukan merupakan bagian dari rukun shalat. Niat shalat tidak sama dengan melafadzkan niat.
🌿 TUJUAN MELAFADZANKAN NIAT MENURUT PARA ULAMA
Tujuan dari melafadzkan niat adalah agar lisan dapat menghadirkan dan mengingatkan hati, yaitu membantu kekhusu'an hati dan menjauhkan dari was-was (gangguan hati)
Di dalam kitab Niyatuz Zain Syarh Qarratu 'Ain, Al-'Allamah Al-'Alim Al-Fadil Asy-Syekh An-Nawawi Ats-Tsaniy (Pemimpin Ulama Hijaz) mengatakan:
ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ﻓﺴﻨﺔ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ
"Adapun melafadzkan niat, maka hukumnya adalah sunnah agar lisan dapat membantu hati"
Al-'Allamah Al-Imam Muhammad Asy-Syarbiniy Al-Khatib, didalam kitab Al-Iqna' Fiy Alfaadh Abi Syuja', pada pembahasan "Arkanus shalah" :
ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ﻗﺒﻴﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﻷﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺳﻮﺍﺱ
"Dan disunnahkan mengucapkan niat sebelum Takbiratul Ihram agar lisan dapat membantu hati, dan karena hal tersebut dapat lebih terhindar dari was-was "
🌴 MELAFADZKAN NIAT SEBAGAI PENGUAT NIAT
Berkata Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hambaliy di dalam kitab Al Mughniy :
ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ - ( ﺝ 2 / ﺹ 319 )
ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻔَﻆَ ﺑِﻤَﺎ ﻧَﻮَﺍﻩُ ، ﻛَﺎﻥَ ﺗَﺄْﻛِﻴﺪًﺍ .
Apabila seseorang yang sholat melafadzkan apa yang diniatinya, maka hal tersebut menjadi Ta’kid (penguat) (Al Mughniy Juz 2 hal 319, Maktabah Syamilah).
📜 Demikian penjelasan singkat yang di kutib dari penjelasan para ulama, insyaallah bermanfaat.
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
🌾 Melafaldzkan niat sebelum melakukan shalat bukanlah suatu perkara yang bid'ah dan sesat, berikut penjelasan secara singkat mengingat sudah banyak tersebar penjelasan secara panjang lebar dan detail akan hal ini, jadi kami hanya sedikit mengutib agar lebih mudah untuk di baca dan di sebarkan, agar kita terhindar dari tipu daya Wahabi.
🍃 TEMPATNYA NIAT DI DALAM HATI
Al-Allamah Al-Imam An-Nawawi, dalam kitab Al-Majmu' (II/43) menjelaskan:
ﻓﺈﻥ ﻧﻮﻯ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﺩﻭﻥ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﺃﺟﺰﺃﻩ
“Apabila berniat dengan hati tanpa lisannya, maka hal tersebut sudah mencukupi”
Di dalam kitab Al-Wafi Syarah Arba'in An-Nawawi, Asy-Syekh Musthafa Al-Bugha & Asy-Syekh Muhyiddin Misthu, menjelaskan tentang Niat :
ﻭﻣﺤﻞ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﺍﻟﻘﻠﺐ؛ ﻓﻼ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﻬﺎ؛ ﻭﻟﻜﻦ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﺳﺘﺤﻀﺎﺭﻫﺎ
"Dan tempatnya niat adalah di hati, maka tiada disyaratkan melafadzkannya, tetapi disunnahkan (melafadzkan niat) agar lisan dapat membantu hati dengan menghadirkannya"
🌹 PERBEDAAN NIAT DAN LAFADZ NIAT
Niat adalah amalan hati, niat shalat dilakukan bersamaan dengan takbiratul Ihram, merupakan bagian dari shalat (rukun shalat), adapun melafadzkan niat (mengucapkan niat) adalah amalan lisan (aktifitas lisan), yang hanya dilakukan sebelum takbiratul Ihram, artinya dilakukan sebelum masuk dalam bagian shalat dan bukan merupakan bagian dari rukun shalat. Niat shalat tidak sama dengan melafadzkan niat.
🌿 TUJUAN MELAFADZANKAN NIAT MENURUT PARA ULAMA
Tujuan dari melafadzkan niat adalah agar lisan dapat menghadirkan dan mengingatkan hati, yaitu membantu kekhusu'an hati dan menjauhkan dari was-was (gangguan hati)
Di dalam kitab Niyatuz Zain Syarh Qarratu 'Ain, Al-'Allamah Al-'Alim Al-Fadil Asy-Syekh An-Nawawi Ats-Tsaniy (Pemimpin Ulama Hijaz) mengatakan:
ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻠﻔﻆ ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ﻓﺴﻨﺔ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ
"Adapun melafadzkan niat, maka hukumnya adalah sunnah agar lisan dapat membantu hati"
Al-'Allamah Al-Imam Muhammad Asy-Syarbiniy Al-Khatib, didalam kitab Al-Iqna' Fiy Alfaadh Abi Syuja', pada pembahasan "Arkanus shalah" :
ﻭﻳﻨﺪﺏ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﺎﻟﻤﻨﻮﻱ ﻗﺒﻴﻞ ﺍﻟﺘﻜﺒﻴﺮ ﻟﻴﺴﺎﻋﺪ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﻷﻧﻪ ﺃﺑﻌﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﺳﻮﺍﺱ
"Dan disunnahkan mengucapkan niat sebelum Takbiratul Ihram agar lisan dapat membantu hati, dan karena hal tersebut dapat lebih terhindar dari was-was "
🌴 MELAFADZKAN NIAT SEBAGAI PENGUAT NIAT
Berkata Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hambaliy di dalam kitab Al Mughniy :
ﺍﻟﻤﻐﻨﻲ - ( ﺝ 2 / ﺹ 319 )
ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻔَﻆَ ﺑِﻤَﺎ ﻧَﻮَﺍﻩُ ، ﻛَﺎﻥَ ﺗَﺄْﻛِﻴﺪًﺍ .
Apabila seseorang yang sholat melafadzkan apa yang diniatinya, maka hal tersebut menjadi Ta’kid (penguat) (Al Mughniy Juz 2 hal 319, Maktabah Syamilah).
📜 Demikian penjelasan singkat yang di kutib dari penjelasan para ulama, insyaallah bermanfaat.
والله أعلم....
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
KEUTAMAAN KITAB IKHYA' ULUMUDDIIN.
Kitab ikhya' ulumuddin karya Imam Al-Ghazali adalah kitab pegangan Ahlussunnah Waljamaah
Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengatakan : pengarang kitab Ikhya' adalah guru sekaligus dokter bagi kita.
مؤلفه استاذنا وطبيبنا
Jika kita pelajari sejarah, Imam Al-Ghazali beliau adalah keturunan orang biasa (bukan ulama), ayah beliau adalah pegawai kasar dan seorang tukang pintal benang juga bukan dari suku bangsa Arab akan tetapi cita-citanya dan keinginan beliau terhadap anaknya sangatlah tinggi, ayah Imam Al-Ghazali setiap bertemu dengan ulama' selalu menangis dan yang beliau tangisi adalah mengapa dirinya tidak bisa seperti ulama' itu ???
Namun beliau tidak penah berputus asa dan beliau selalu berdoa dan bermunajat, berharap kepada Allah ﷻ agar menjadikan anaknya sebagai ulama', dan Allah ﷻ mengabulkan doa dan harapan tersebut, Allah ﷻ jadikan anaknya sebagai HUJJATUL-ISLAM. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali.
Beliau tumbuh besar dalam lingkungan keluarga yang sangat cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ .
Karya- karya beliau sangat banyak sekali dan yang paling populer adalah kitab Ikhya' Ulumuddin.
Komentar para ulama' mengenai kitab beliau khususnya Ihkya' Ulumuddin.
- Al-faqih As-syarif Muhammad bin Ali Al-Aidid berkata : siapa orang yang tidak suka kitab-kitabnya Al-Ghazali maka bukanlah dia orang yang ingat akhirat, akan tetapi dia adalah orang yang cinta dunia.
- Al-Habib Abdurahman As-seqaf berkata : siapa orang yang tidak belajar kitab Ikhya' maka dia manusia yang tidak mempunyai rasa malu.
Mudah-mudahan yang sekelumit ini menjadi motifasi kita untuk memepejari kitab Ikhya' Ulumuddin.
والله أعلم....
✒___ Ja'fu Haddar
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
Kitab ikhya' ulumuddin karya Imam Al-Ghazali adalah kitab pegangan Ahlussunnah Waljamaah
Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad mengatakan : pengarang kitab Ikhya' adalah guru sekaligus dokter bagi kita.
مؤلفه استاذنا وطبيبنا
Jika kita pelajari sejarah, Imam Al-Ghazali beliau adalah keturunan orang biasa (bukan ulama), ayah beliau adalah pegawai kasar dan seorang tukang pintal benang juga bukan dari suku bangsa Arab akan tetapi cita-citanya dan keinginan beliau terhadap anaknya sangatlah tinggi, ayah Imam Al-Ghazali setiap bertemu dengan ulama' selalu menangis dan yang beliau tangisi adalah mengapa dirinya tidak bisa seperti ulama' itu ???
Namun beliau tidak penah berputus asa dan beliau selalu berdoa dan bermunajat, berharap kepada Allah ﷻ agar menjadikan anaknya sebagai ulama', dan Allah ﷻ mengabulkan doa dan harapan tersebut, Allah ﷻ jadikan anaknya sebagai HUJJATUL-ISLAM. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali.
Beliau tumbuh besar dalam lingkungan keluarga yang sangat cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ .
Karya- karya beliau sangat banyak sekali dan yang paling populer adalah kitab Ikhya' Ulumuddin.
Komentar para ulama' mengenai kitab beliau khususnya Ihkya' Ulumuddin.
- Al-faqih As-syarif Muhammad bin Ali Al-Aidid berkata : siapa orang yang tidak suka kitab-kitabnya Al-Ghazali maka bukanlah dia orang yang ingat akhirat, akan tetapi dia adalah orang yang cinta dunia.
- Al-Habib Abdurahman As-seqaf berkata : siapa orang yang tidak belajar kitab Ikhya' maka dia manusia yang tidak mempunyai rasa malu.
Mudah-mudahan yang sekelumit ini menjadi motifasi kita untuk memepejari kitab Ikhya' Ulumuddin.
والله أعلم....
✒___ Ja'fu Haddar
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
🍃 TABARUK (MENCARI BERKAH) 🌾
Menurut Al-Imam As-Syafi’i
🌹 Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris al-Syafi’i (150-204 H/767-819 M), mujtahid besar, pakar hadits dan pendiri madzhab Syafi’i yang diikuti oleh mayoritas kaum Muslimin di dunia, juga mengakui bolehnya ber-tabaruk dengan para nabi dan wali sesudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan pernyataan beliau berikut ini:
عَنْ عَلِي بْنِ مَيْمُوْنٍ قَالَ: سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ رضي الله عنه يَقُوْلُ: إِنِّيْ َلأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ يَعْنِيْ زَائِرًا، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَأَتَيْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ الْحَاجَةَ عِنْدَهُ فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى. رواه الحافظ الخطيب البغدادي في تاريخ بغداد (1/123) بسند صحيح.
🌿. “Dari Ali bin Maimun, berkata: “Aku mendengar al-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku selalu bertabarruk dengan Abu Hanifah dan mendatangi makamnya dengan berziarah setiap hari. Apabila aku mempunyai hajat, maka aku menunaikan shalat dua rekaat, lalu aku datangi makam beliau dan aku memohon hajat itu kepada Allah di sisi makamnya, sehingga tidak lama kemudian hajatku segera terkabul”....
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
Menurut Al-Imam As-Syafi’i
🌹 Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris al-Syafi’i (150-204 H/767-819 M), mujtahid besar, pakar hadits dan pendiri madzhab Syafi’i yang diikuti oleh mayoritas kaum Muslimin di dunia, juga mengakui bolehnya ber-tabaruk dengan para nabi dan wali sesudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan pernyataan beliau berikut ini:
عَنْ عَلِي بْنِ مَيْمُوْنٍ قَالَ: سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ رضي الله عنه يَقُوْلُ: إِنِّيْ َلأَتَبَرَّكُ بِأَبِيْ حَنِيْفَةَ وَأَجِيْءُ إِلَى قَبْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ يَعْنِيْ زَائِرًا، فَإِذَا عَرَضَتْ لِيْ حَاجَةٌ صَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ وَأَتَيْتُ إِلَى قَبْرِهِ وَسَأَلْتُ اللهَ الْحَاجَةَ عِنْدَهُ فَمَا تَبْعُدُ عَنِّيْ حَتَّى تُقْضَى. رواه الحافظ الخطيب البغدادي في تاريخ بغداد (1/123) بسند صحيح.
🌿. “Dari Ali bin Maimun, berkata: “Aku mendengar al-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku selalu bertabarruk dengan Abu Hanifah dan mendatangi makamnya dengan berziarah setiap hari. Apabila aku mempunyai hajat, maka aku menunaikan shalat dua rekaat, lalu aku datangi makam beliau dan aku memohon hajat itu kepada Allah di sisi makamnya, sehingga tidak lama kemudian hajatku segera terkabul”....
📝 Di kutib dari tulisan Ustadz Idrus Ramli حفظه الله
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
😈 Menurut wahabi. Nabi Muhammad ﷺ bukanlah makhluk paling mulia secara mutlak.
Sebab bisa jadi ada makhluk yang lebih mulia dari Nabi Muhammad ﷺ namun tidak kita ketahui ....
📒 Keterangan tersebut terdapat dalam Kitab Al-Manahi Al-Lafzhiyyah, H. 161 karya Ibnu Utsaimin...
Bukti ada pada foto kitab 📷 👇🏼
⚡ Bahkan pak Utsaimin Al wahabi juga mengatakan :
💥🔥 ⚡️ DAN SAYA TIDAK MENGETAHUI SAMPAI DETIK INI BAHWA MUHAMMAD ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG LEBIH UTAMA DARI SEGALA MALHLUK APAPUN SECARA MUTLAK. 💥🔥 ⚡️
Semoga kita di jauhkan dari fitnah wahabi. Amin 👍
Sebab bisa jadi ada makhluk yang lebih mulia dari Nabi Muhammad ﷺ namun tidak kita ketahui ....
📒 Keterangan tersebut terdapat dalam Kitab Al-Manahi Al-Lafzhiyyah, H. 161 karya Ibnu Utsaimin...
Bukti ada pada foto kitab 📷 👇🏼
⚡ Bahkan pak Utsaimin Al wahabi juga mengatakan :
💥🔥 ⚡️ DAN SAYA TIDAK MENGETAHUI SAMPAI DETIK INI BAHWA MUHAMMAD ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG LEBIH UTAMA DARI SEGALA MALHLUK APAPUN SECARA MUTLAK. 💥🔥 ⚡️
Semoga kita di jauhkan dari fitnah wahabi. Amin 👍
🌾🌾 Pemahaman aneh kaum Wahabi ini, bertentangan dengan apa yang di jelaskan oleh Al-Hafidh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya , beliau mengatakan :
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah ﷺ , adalah penghulu anak Adam dan makhluk yang paling mulia, di sisi Allah ﷻ. 🌾🌾
Berikut ini keterangan lengkap di tafsir Ibnu Katsir berserta scan kitabnya. 👇
Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah ﷺ , adalah penghulu anak Adam dan makhluk yang paling mulia, di sisi Allah ﷻ. 🌾🌾
Berikut ini keterangan lengkap di tafsir Ibnu Katsir berserta scan kitabnya. 👇
🍃Nabi Muhammad ﷺ adalah penghulu anak Adam dan Makhluk yang paling Mulia
وفي الصحيحين ، من غير وجه ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو سيد ولد آدم ، وأكرم الخلائق على الله عز وجل أنه قال : " آتي تحت العرش ، وأخر لله ساجدا ، ويفتح علي بمحامد لا أحصيها الآن ، فيدعني ما شاء الله أن يدعني ، ثم يقول : يا محمد ، ارفع رأسك ، وقل يسمع واشفع تشفع " . قال : " فيحد لي حدا ، فأدخلهم الجنة ، ثم أعود " ، فذكر أربع مرات ،
🌾Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah ﷺ , adalah penghulu anak Adam dan makhluk yang paling mulia, di sisi Allah ﷻ
🍂Disebutkan bahwa nabi ﷺ bersabda:
Aku datang ke bagian bawah Arsy dan aku tertunduk bersujud kepada Allah ﷻ , lalu Allah ﷻ mengajariku pujian-pujian yang tidak dapat aku hitung jumlahnya sekarang, dan Allah membiarkan aku selama waktu yang dikehendakiNya. Setelah itu Allah ﷻ berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah wajahmu, dan Berkatalah, pasti di dengar. Dan mintalah syafaat, pasti diberi izin memberi syafaat.” Lalu Allah ﷻ memberikan batasan sejumlah tertentu, maka aku masukkan mereka ke dalam surga, lalu aku meminta lagi.
Nabi ﷺ dalam hadisnya ini menyebutkan bahwa beliau melakukan hal tersebut sebanyak empat kali.
صلوات الله وسلامه عليه وعلى سائر الأنبياء .
🌹Semoga shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepadanya, juga kepada segenap para nabi.
والله أعلم....
📚Di kutib dari Tafsir ibnu katsir Surat Thaha: 109
👇DOWNLOAD scan kitabNya
📥 .https://goo.gl/L7VxtH
صلوا على النبي.......
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
@sahabataswaja
وفي الصحيحين ، من غير وجه ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو سيد ولد آدم ، وأكرم الخلائق على الله عز وجل أنه قال : " آتي تحت العرش ، وأخر لله ساجدا ، ويفتح علي بمحامد لا أحصيها الآن ، فيدعني ما شاء الله أن يدعني ، ثم يقول : يا محمد ، ارفع رأسك ، وقل يسمع واشفع تشفع " . قال : " فيحد لي حدا ، فأدخلهم الجنة ، ثم أعود " ، فذكر أربع مرات ،
🌾Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah ﷺ , adalah penghulu anak Adam dan makhluk yang paling mulia, di sisi Allah ﷻ
🍂Disebutkan bahwa nabi ﷺ bersabda:
Aku datang ke bagian bawah Arsy dan aku tertunduk bersujud kepada Allah ﷻ , lalu Allah ﷻ mengajariku pujian-pujian yang tidak dapat aku hitung jumlahnya sekarang, dan Allah membiarkan aku selama waktu yang dikehendakiNya. Setelah itu Allah ﷻ berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah wajahmu, dan Berkatalah, pasti di dengar. Dan mintalah syafaat, pasti diberi izin memberi syafaat.” Lalu Allah ﷻ memberikan batasan sejumlah tertentu, maka aku masukkan mereka ke dalam surga, lalu aku meminta lagi.
Nabi ﷺ dalam hadisnya ini menyebutkan bahwa beliau melakukan hal tersebut sebanyak empat kali.
صلوات الله وسلامه عليه وعلى سائر الأنبياء .
🌹Semoga shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepadanya, juga kepada segenap para nabi.
والله أعلم....
📚Di kutib dari Tafsir ibnu katsir Surat Thaha: 109
👇DOWNLOAD scan kitabNya
📥 .https://goo.gl/L7VxtH
صلوا على النبي.......
👇🏼Ikutin channel telegram
SAHABAT ASWAJA
📥 https://goo.gl/b5HMgB
@sahabataswaja