This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
KETIKA ANAK TANTRUM (REWEL)
Saat anak tantrum, orang tua harus tetap tenang. Jangan tergesa-gesa, karena sifat tergesa-gesa dari setan. Hadapi dengan lemah lembut, karena kelemahlembutan akan menjadikan segalanya indah.
Langkah awal, orang tua bisa menggendong si kecil, memeluknya, dan meruqyahnya. Bisa meruqyah dengan dibacakan doa atau surat Al Fatihah, atau ayat lainnya.
Ucapkan kata-kata yang bagus! Seperti, “Saleh! Shalihah!” Lebih baik lagi doa-doa, seperti, “Baarakallahufikum” atau yang lainnya.
Saat anak tantrum, orang tua harus tetap tenang. Jangan tergesa-gesa, karena sifat tergesa-gesa dari setan. Hadapi dengan lemah lembut, karena kelemahlembutan akan menjadikan segalanya indah.
Langkah awal, orang tua bisa menggendong si kecil, memeluknya, dan meruqyahnya. Bisa meruqyah dengan dibacakan doa atau surat Al Fatihah, atau ayat lainnya.
Ucapkan kata-kata yang bagus! Seperti, “Saleh! Shalihah!” Lebih baik lagi doa-doa, seperti, “Baarakallahufikum” atau yang lainnya.
🍼 UNTUKMU YANG RINDU 'TUK JADI SEORANG IBU
Sejenak, kalaulah kita lihat mereka yang kini tengah menyesal.
Berharap memutar waktu, mengejar yang tertinggal.
Saat diri merasa bahwa mereka hampir gagal,
mendidik generasi tanpa sebuah bekal
Dan tak mungkin lagi mengulang dari awal
Umpama mereka bisa,
Meminta waktu kembali menyapa.
Merajut kisah, menyulam masa penuh makna.
Mendidik generasi pendamba surga.
Bahkan, mungkin mereka ingin meminta,
Sedikit waktu yang berjeda pun tiada mengapa.
Agar buah hati hadir, saat diri mereka telah siaga.
Ada pula mereka yang kini tengah merindu.
Berharap mengulang masa saat dulu berbulan madu,
Saat masih terasa hangatnya dua jiwa yang berpadu.
Arungi samudera cinta, berlabuh berdua di atas perahu.
Apapun alasan belum terjawabnya doa.
Inilah masa bagimu menikmati dunia milik berdua.
Mengukir memori penuh tawa nan bermakna,
Yang kelak akan menjadi penyemangat kala sedih melanda.
Bahkan, obat saat merasa lelah jiwa dan raga.
Sungguh..
Takkan mendekat, apa yang Allah jauhkan.
Takkan menjauh, apa yang Allah dekatkan.
Jangan engkau habisi waktu dengan saling menyalahkan.
Mungkin tangismu kala meminta,
Begitu disukai Yang Maha Mulia.
Sehingga ingin sejenak lebih berlama,
Berdua denganmu di tengah malam yang terjaga.
Percayalah…
Doamu selalu didengar Sang Penguasa Alam Semesta.
Meski pengabulannya tak selalu sesuai yang kau pinta.
Mungkin doamu terbalas dengan dijauhkan bahaya.
Atau mungkin tertunda pengabulannya,
Untuk dibalas kelak di surga.
Sekali lagi, Janganlah engkau berputus asa dari rahmat-Nya.
Boleh jadi engkau terlahir ke dunia,
‘Tuk jadi ibunda dari mereka yang kehilangan orang tua,
Dengan kau sisihkan hartamu untuknya.
📚 Dikutip dari Aku Rindu Menjadi Ibu hlm. 37 sd. 43
📮 Bisa langsung dipesan di Pemasaran Media Tashfiyah
Sejenak, kalaulah kita lihat mereka yang kini tengah menyesal.
Berharap memutar waktu, mengejar yang tertinggal.
Saat diri merasa bahwa mereka hampir gagal,
mendidik generasi tanpa sebuah bekal
Dan tak mungkin lagi mengulang dari awal
Umpama mereka bisa,
Meminta waktu kembali menyapa.
Merajut kisah, menyulam masa penuh makna.
Mendidik generasi pendamba surga.
Bahkan, mungkin mereka ingin meminta,
Sedikit waktu yang berjeda pun tiada mengapa.
Agar buah hati hadir, saat diri mereka telah siaga.
Maka, untukmu yang rindu tuk jadi seorang ibu.
Apapun alasan harapanmu tertunda.
Sejatinya, Inilah masa bagimu tuk berbekal dan bersiaga.
Agar kelak, ketika datang karunia yang kau damba,
Engkau miliki ilmu menjadi orang tua.
Ada pula mereka yang kini tengah merindu.
Berharap mengulang masa saat dulu berbulan madu,
Saat masih terasa hangatnya dua jiwa yang berpadu.
Arungi samudera cinta, berlabuh berdua di atas perahu.
Jika saja mereka bisa sedikit meminta waktu.
Membuang penat, pergi berdua tak terganggu.
Melepas tawa, mengukir canda dan saling merayu.
Sementara kini, berjalan berdua butuh mencari waktu.
Maka untukmu yang rindu tuk jadi seorang ibu.
Apapun alasan belum terjawabnya doa.
Inilah masa bagimu menikmati dunia milik berdua.
Mengukir memori penuh tawa nan bermakna,
Yang kelak akan menjadi penyemangat kala sedih melanda.
Bahkan, obat saat merasa lelah jiwa dan raga.
Untukmu yang rindu tuk jadi seorang ibu.
Terkadang jumpa menjadi lebih istimewa,
Setelah menanti begitu lama.
Terkadang sesuatu menjadi lebih berharga,
Saat diraih dengan usaha yang tak sederhana.
Sungguh..
Takkan mendekat, apa yang Allah jauhkan.
Takkan menjauh, apa yang Allah dekatkan.
Jangan engkau habisi waktu dengan saling menyalahkan.
Untukmu yang rindu tuk jadi seorang ibu,
Mungkin rasa syukurmu yang istimewa,
Yang memang diinginkan Sang Pencipta.
Rasa syukur darimu yang luar biasa berbeda,
Saat karunia hadir dengan sedikit terjeda.
Mungkin tangismu kala meminta,
Begitu disukai Yang Maha Mulia.
Sehingga ingin sejenak lebih berlama,
Berdua denganmu di tengah malam yang terjaga.
Duhai, apapun alasan Rabbmu menunda.
Percayalah, semua telah tertulis masanya.
Namun adalah hakmu untuk menghabiskan masa.
Dengan cara apa engkau menanti masa itu tiba.
Percayalah…
Doamu selalu didengar Sang Penguasa Alam Semesta.
Meski pengabulannya tak selalu sesuai yang kau pinta.
Tatkala kau terus berdoa meminta kehadiran ananda,
Namun tak kunjung kau dapati tanda.
Mungkin Rabbmu telah mengabulkan dengan cara yang berbeda.
Hanya saja kau tak mampu menghitung nikmat yang kau punya,
Sementara mereka di luar sana begitu mendambanya.
Mungkin doamu terbalas dengan dijauhkan bahaya.
Atau mungkin tertunda pengabulannya,
Untuk dibalas kelak di surga.
Yakinlah….
Untaian doamu selalu didengar oleh-Nya.
Bahkan ketika takdirmu akhirnya berkata,
Takkan ada yang terlahir dari rahimmu selamanya.
Bukalah lembaran kisah Ummul Mukminin yang begitu indahnya.
Sekali lagi, Janganlah engkau berputus asa dari rahmat-Nya.
Boleh jadi engkau terlahir ke dunia,
‘Tuk jadi ibunda dari mereka yang kehilangan orang tua,
Dengan kau sisihkan hartamu untuknya.
Maka, bila memang takdirmu begitu,
Berbahagialah engkau wahai saudariku.
Kau punya pahala membahagiakan anak yatim dan piatu.
Atau, engkau terlahir untuk membersamai suamimu.
Jadilah kekasih yang ia rindu.
Merasa tenteram berada di dekatmu.
Hingga ketika kau kembali pada Rabbmu.
Ridhanya mengiringi kepergianmu.
Kemudian, terbuka pintu-pintu surga sebab keshalihanmu,
Yang dapat kau masuki sesuai pilihanmu.
📚 Dikutip dari Aku Rindu Menjadi Ibu hlm. 37 sd. 43
📮 Bisa langsung dipesan di Pemasaran Media Tashfiyah
Telegram
Media Tashfiyah
Insya Allah akan segera hadir, buku bagi kaum Hawa yang menanti hadirnya buah hati.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
UJIAN ADALAH RAHMAT DARI ALLAH
Al 'Allaamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Di antara rahmat Allah kepada hamba-Nya adalah dengan Allah mengujinya melalui berbagai jenis cobaan.
Dirinya seolah tidak mampu menahannya dan tidak ada yang dapat memahami rinciannya, sampai hatinya tidak bergantung dengan seorang pun kecuali kepada Allah." ( Al Wabilus Shayyib 35)
Al 'Allaamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Di antara rahmat Allah kepada hamba-Nya adalah dengan Allah mengujinya melalui berbagai jenis cobaan.
Dirinya seolah tidak mampu menahannya dan tidak ada yang dapat memahami rinciannya, sampai hatinya tidak bergantung dengan seorang pun kecuali kepada Allah." ( Al Wabilus Shayyib 35)
📚 Aku Rindu Menjadi Ibu hlm. 15
Insya Allah segera hadir buku yang memuat nasihat-nasihat Islami yang bersumber dari dua wahyu: Al Quran dan sunnah.