KIRIM.EMAIL
4.54K subscribers
2.3K photos
41 videos
7 files
1.47K links
Channel Telegram Resmi KIRIM.EMAIL

Hati ke hati dengan pelanggan Anda

Http://Kirim.Email
Download Telegram
Saat membangun tim online marketing/sales biasanya ada beberapa pertanyaan yang muncul.
- Siapa yang harus saya rekrut?
- Posisi apa yang harus saya rekrut?
- Berapa orang yang harus direkrut?

Setelah itu mungkin akan muncul pertanyaan lainnya yaitu: Mana yang akan dikerjakan tim internal? mana yang bisa dikerjakan oleh outsource?

Selain pertanyaan itu, mungkin yang terpopuler adalah jika budget terbatas dan hanya bisa merekrut 1-2 orang, maka ranah pekerjaan mana yang menjadi prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu?

Temukan jawabannya pada video berikut ini : http://bit.ly/2H0Ah6q
Saya mau cerita ketika saya bertemu dengan seorang perwakilan dari sebuah perusahaan yang cukup besar di Indonesia. Sebut saja namanya Budi.

Budi lalu mulai bercerita bahwa perusahaannya baru saja selesai merombak total website-nya.

Biayanya? Nyaris setengah milyar.

Website-nya memang cantik. Banyak fitur canggih di dalamnya. Bisa ini, bisa itu.

Tapi, bagaimana manfaatnya ke perusahaan?

Apakah berpengaruh dalam membuat demand? Mendatangkan leads? Atau mungkin menambah sales?

Budi menjawab perlahan, bahwa website itu dirombak seperti sekarang karena didorong oleh pemimpinnya, setelah melihat banyak website perusahaan digital yang bagus-bagus.

Sang pimpinan tidak ingin ketinggalan. Websitenya harus gaya, seperti Airbnb. Seperti startup kekinian lain.

Kesimpulannya, website itu berubah jadi status sosial.

Kebermanfaatannya dilupakan. Padahal, Airbnb tidak pernah menganggap website nya sebagai website. Tapi ya sebagai bagian utama bisnis mereka.

Websitenya adalah bisnisnya itu sendiri.

Akhirnya, fungsi website yang bisa sangat bermanfaat akhirnya tidak digunakan. Website-nya minim traffic dan minim sales.

Jika dimanfaatkan dengan benar, sebuah website bisa menjadi aset penting dalam bisnis Anda.

Tujuan utama website adalah untuk dikunjungi banyak orang.

Secantik apapun website-nya kalau tidak didatangi banyak orang, maka tujuan utamanya tidak tercapai.

Sebaliknya, website satu halaman juga banyak yang menghasilkan milyaran.

Dan semua itu tentu saja ada polanya.

Silahkan simak pembahasan selengkapnya tentang pola tersebut di sini : http://bit.ly/39rqjHJ
Kita akan membahas 19 cara menarik pembeli yang bisa Anda lakukan.

Anda bisa menjalankan 19 cara ini secara keseluruhan ataupun hanya beberapa saja.

Karena memang ada beberapa cara yang membutuhkan skill khusus untuk menjalankannya. Seperti Search Engine Marketing.

Kita akan menggunakan Bullseye Model.

Model ini akan memudahkan kita untuk menguji coba, mana dari 19 cara tersebut yang akhirnya paling berdampak ke bisnis kita.

Dengan begitu, Anda bisa memfokuskan resource yang Anda miliki hanya pada cara-cara menarik pembeli yang paling menghasilkan.

Silahkan dengarkan pembahasan selengkapnya pada KEPO Premium.

Bagaimana caranya? Silahkan klik di sini : http://bit.ly/2OF1hwu
Diskusi Drip Campaign
Langkah selanjutnya setelah iklan kita dilihat atau didengar, adalah kita ingin agar iklan kita diingat, sebelum tentunya penawaran kita dibeli.

Jika seseorang ingat dengan kita, maka akan jauh lebih sederhana untuk membuatnya membeli lagi nantinya. Dalam dunia marketing, ini sering disebut dengan top of mind.

Sederhananya, kemungkinan akan butuh beberapa kali pengulangan apa yang bisnis kita tawarkan kepada, harapannya, dengan frekuensi keterlihatan yang cukup, isi pesan dan asoiasinya ke merek bisnis kita terbentuk.

Jika frekuensi kontaknya kurang, maka mungkin calon pelanggan kita tidak akan ingat dengan kita. Namun jika terlalu banyak pengulangannya, akan berpotensi menjadi membosankan. Yang akhirnya jadi nyebelin.

Salah satu teknik agar pengulangan ini tidak membosankan adalah dengan mengirimkan isi pesan berbeda, yang terus memberi nilai, untuk penawaran yang sama.

Jadi, misalnya sebuah perusahaan membuat draft untuk landing page. Isi draft ini “dicacah” berdasarkan tujuannya. Isi pesan yang sudah dicacah ini, kemudian dikirimkan satu per satu, secara terus menerus, hingga selesai.

Seringnya, teknik ini disebut “Drip Campaign“

Apa itu Drip Campaign?

Silahkan simak pembahasan selengkapnya di sini : http://bit.ly/2OGope1
"Memodel Viral Marketing Ala Dropbox"
Dropbox adalah perusahaan yang bertumbuh sangat pesat dengan viral marketing.



Berbeda mungkin dengan beberapa viral marketing lain yang terjadi secara tidak sengaja menyebar, Dropbox memang mendesain produk marketingnya agar menjadi viral.



Dan mungkin seperti yang kita lihat sekarang, desain viral marketing mereka berhasil. Dropbox tumbuh menjadi pemimpin pasar dalam dunia penyimpanan berbasis cloud.
Artinya ada pola keberhasilan yang bisa kita model. Dengan mempelajari bagaimana modelnya, kita bisa menerapkan model viral dari Dropbox ini ke produk atau bisnis kita juga.
Bisakah diterapkan walaupun kita jualan produk fisik seperti hijab atau obat herbal?
Jawabannya: Bisa kalau kita paham polanya.
Bisakah menggunakan model ini untuk jualan produk seperti perumahan atau jasa misalnya? Seperti training?
Jawabannya: Bisa kalau kita paham polanya.
Saya gaptek mas. Bisakah menggunakan model ini?
Jawabannya: Bisa kalau kita paham polanya.
Jangan lupa Subscribe dan klik tanda lonceng di Youtube Channel KIRIM.EMAIL untuk mendapatkan notifikasi video terbaru dari KIRIM.EMAIL.
Kalau ditanya apakah bisnis yang saya jalankan sekarang itu sesuai dengan passion? Maka dengan tegas saya menjawab tidak. Mengurusi email bukanlah passion saya.

Hal saya sama juga pernah saya tanyakan pada seorang penjual sate yang sangat laris. Beliau adalah seorang mantan pegawai bank. Apakah jualan sate merupakan passionnya beliau? Beliau pun menjawab bukan juga. Passion beliau adalah motor gede, bukan jualan sate.

Jadi pertanyaannya, bagaimana jika bisnis atau pekerjaan yang kita jalankan itu tidak sesuai dengan passion? Apakah ditinggalkan begitu saja dan mencari pekerjaan atau bisnis yang sesuai passion, padahal gajinya sudah tinggi atau sudah laris jualannya dan pelanggannya banyak?

Sebelum membahas hal tersebut, saya ingin menyampaikan satu fakta menarik tentang manusia.

Fakta ini berhubungan dengan pembahasan pada episode kali ini.

Jadi, silahkan dengarkan pembahasan selengkapnya tentang fakta ini pada KEPO Episode 65 berikut ini : http://bit.ly/2He6CXy
Dari sekian banyak email newsletter yang saya terima, biarpun kontennya dan pengirimnya berbeda-beda, ternyata ada juga beberapa persamaan.

Persamaan tersebut diantaranya :
- Dikirimkan hampir setiap hari
- Tampilan email newsletter nya menarik
- Bertujuan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan

Dari 3 persamaan di atas, yang akan kita bahas pada artikel berikut ini adalah terkait poin yang kedua, yaitu tentang tampilan email newsletter yang menarik.

Berikut ini 5 contoh desain email newsletter yang dapat Anda gunakan : http://bit.ly/31UCcDu
Pada saat membuat iklan terkadang, kepala kita sudah penuh dengan pikiran-pikiran yang terkait dengan bisnis yang kita jalankan.

Kita lebih banyak memikirkan hal-hal tersebut daripada duduk dan mengamati apa yang sebenarnya diinginkan oleh pelanggan.

Padahal hanya dengan mengamati dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh pelanggan (feedback) itu bisa dikatakan setengah dari proses membuat iklan.

Kalau kita sering berinteraksi dan melihat dari sudut pandangnya pelanggan, maka iklan kita akan lebih “ngena” ke mereka.

Karenanya, iklan yang dibuat oleh agency itu kadang lebih bagus daripada iklan yang dibuat oleh tim internal kita sendiri.

Berdasarkan pengamatan saya, hal ini dikarenakan mereka (agency) tidak terjebak oleh paradigma produk/layanan yang dimiliki oleh sebuah bisnis.

Sehingga mereka bisa melihat sesuatu secara objektif dari sudut pandang pelanggan, sekaligus mampu menghasilkan iklan yang bagus dan “ngena” di audience-nya.

Lalu yang jadi pertanyaan, bisakah kita membuat iklan yang jernih dan bagus seperti halnya iklan yang dibuat oleh agency?

Sedangkan di sisi lain kita sudah penuh dengan pikiran-pikiran tentang bisnis kita?

Inilah yang akan kita bahas pada KEPO Episode 66 berikut ini : http://bit.ly/2P4wc5C