KIRIM.EMAIL
4.55K subscribers
2.3K photos
41 videos
7 files
1.47K links
Channel Telegram Resmi KIRIM.EMAIL

Hati ke hati dengan pelanggan Anda

Http://Kirim.Email
Download Telegram
Selama 4 tahun ini, ada banyak sekali insight dan juga pelajaran yang saya dapatkan. Melalui KEPO ini, saya ingin membagikannya kepada Anda.
Jika Anda sudah berbisnis lebih dari lebih dari 5 tahun, Anda boleh skip episode kali ini.
Namun kalau Anda berkenan mendengarkan cerita saya, saya persilakan.
Apa saja pelajaran yang saya dapatkan selama 4 tahun ini?
TL;DR (too long; didn’t read) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tulisan yang terlalu panjang, sehingga tidak dibaca.

TL;DW (too long; didn’t watch) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah video yang terlalu panjang durasinya, sehingga tidak ditonton.
Biasanya, saat sesuatu sering ditemukan atau digunakan berulang-ulang, maka akan muncul sebuah istilah untuk menjelaskannya dengan cepat.
Lalu, apa hubungannya dengan babak baru strategi konten?
Beberapa waktu yang lalu, kami baru saja mengadakan kopdar, dimana ini baru pertama kali kami selenggarakan setelah 4 tahun kami berdiri.⠀
Tema yang kami usung untuk kopdar ini adalah Podcast for Business.⠀

Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan.⠀
Kami memilih tema tersebut karena sejak awal, salah satu channel yang konsisten kami gunakan adalah Podcast.⠀

Sudah lebih dari 200 episode sejak tahun 2015 podcast kami tayangkan. Melalui kesempatan ini kami ingin berbagi kepada Anda tentang bagaimana podcast membantu kami bertumbuh.⠀
Bismillah...

Selain rekaman podcast live kami diatas, ini ada review dari salah satu peserta yang hadir di lokasi: Mas Tangguh Rifqi.

Silahkan dengarkan reviewnya disini dan download catatan kopdar dari beliau:

https://podcast.digitalytics.id/kopdar-KIRIM.EMAIL
Dalam seminar atau workshop bisnis, mungkin sering kali kita mendengar istilah “bisnis yang auto-pilot”.
Saat mendengar “auto-pilot” mungkin yang terpikir oleh kita adalah ratusan karyawan yang menjalankan bisnis dengan sistemasi yang ketat ala pabrik. Dan auto-pilot ini merupakan salah satu bentuk dari otomatisasi bisnis.

Tapi, seperti yang pernah saya katakan di salah satu episode KEPO, SDM atau jumlah karyawan adalah overated atau seringkali dilebih-lebihkan.
Dan saat ini, seseorang tidak lagi membutuhkan SDM untuk mengotomatisasi banyak hal, dari mulai yang sederhana hingga yang kompleks.

Jika Anda ingin melakukan otomatisasi binis, mungkin pertanyaan pertama yang muncul adalah mulai dari mana? Atau lebih tepatnya darimana memulai otomatisasi bisnis itu?
Mungkin seperti saya, Anda tidak ingat kapan terakhir kali bernegosiasi melalui telepon, saya bahkan lebih sering diajak bertemu langsung daripada melalui telepon.

Millenial dan generasi sesudahnya (Gen Z), jauh lebih nyaman berkomunikasi melalui text, atau komunikasi satu arah seperti streaming.

Namun dalam konteks bisnis, saat akan negosiasi, Anda akan jarang sekali berada dalam situasi sedang streaming.

Saat mendekati sebuah deal, atau mendekati akhir dari sales (closing), terutama yang nilai transaksinya besar, hampir selalu kita akan bertemu dengan yang namanya negosiasi.

Jika kami lihat kebelakang, hampir seluruh negosiasi penting yang kami jalani terjadi melalui email, atau WhatsApp.

Biasanya saat bertatap muka langsung, itu tinggal untuk tanda tangan, atau finalisasi saja. Bahkan terkadang tanda tangannya pun tanpa bertatap muka.

Jadi memang pernah 100% proses negoasiasi sampai deal itu terjadi hanya di email, WhatsApp, atau gabungan keduanya. Intinya melalui text.

Teknik negosiasi inilah yang akan kita bahas dalam : KIRIM.EMAIL Podcast Premium

Berbeda dengan KEPO reguler, KEPO Premium ini akan lebih teknis dan mendalam dengan durasi yang lebih panjang.

Yang dibahas juga bukan prinsip atau konsep lagi, melainkan sudah cara step by step atau best practice.

Lengkap dengan studi kasusnya.

Di antaranya adalah bagaimana negosiasi di WhatsApp dengan hanya modal copy-paste saja.

Bagaimana cara mendengarkan KEPO Premium?

KEPO Premium ini bisa langsung didengarkan oleh pengguna aktif di KIRIM.EMAIL atau Belanja.BIO Premium.

Jika saat ini Anda memiliki akun aktif, silahkan langsung akses di sini : http://bit.ly/36KfZc5

Untuk Anda yang belum memiliki akun aktif, silahkan mendaftar di sini : http://bit.ly/38QaBFv
Pada dasarnya, setiap hari, kita hampir tidak mungkin terlepas dari negosiasi.

Besar maupun kecil. Saat belanja 100ribu, hingga transaksi ratusan juta.

Email penawaran yang saya kirimkan berisi undangan podcast ternyata dibalas. Ternyata, jadwal waktu undangan tamu podcast-nya dengan jadwal saya, tidak ketemu.

Jadi bagaimana? Tentu saja negosiasi.

Setelah itu? Saya follow-up invoice pembayaran ke calon klien. Selanjutnya bisa Anda tebak, negosiasi lagi. Mereka minta waktu lebih untuk pembayaran.

Dalam kurun waktu kurang dari 1 jam itu saja, sudah terjadi 2 negosiasi.

Dan semakin kesini, negosiasi semakin sering terjadi melalui email dan Whatsapp. Negosiasi yang saya tulis di atas terjadi di email.

Saat bernegosiasi melalui text, kita tidak memiliki cukup banyak informasi.

Kita tidak tahu bagaimana ekspresi wajah si pengirim email.

Kita tidak tahu intonasi suaranya, karenanya kita tidak tahu apakah lawan bicara kita sedang senang, sedih atau marah.

Jadi yang kita miliki hanyalah isi informasi, berdasarkan kata-kata.

Jadi, mayoritas negosiasi kita saat ini, itu terjadi dalam konteks informasi yang tidak lengkap seperti ini.

Karenanya, negosiasi melalui email, WhatsApp, ataupun media lain berbasis text, membutuhkan penyesuaian dan teknik khusus.

Dan teknik khusus inilah yang akan saya bahas di KEPO Premium.

Silahkan dengarkan pembahasan selengkapnya di sini : http://bit.ly/38QaBFv