Jadi letak keberhasilan bukan pada goal atau tujuannya melainkan konsistensi pada proses yang Anda lalui. Kalau gitu apakah sebenarnya kita tidak perlu memiliki goal atau tujuan?
Goal tentu kita perlukan, goal bisa Anda gunakan sebagai penunjuk arah untuk kita melangkah.
Guru saya pernah bilang: Kita tidak bisa berfokus terhadap hasil, fokuslah kepada trigger atau pemicu dari hasil tersebut.
Apa yang akan terjadi kalau Anda hanya berfokus terhadap goal bukan prosesnya? Mencapai sebuah tujuan hanya akan merubah hidup Anda sementara.
Contoh kasus ketika Anda melihat sebuah ruangan dirumah Anda sangat berantakan kemudian Anda berharap bahwa ruangan tersebut bisa rapi.
Tiba-tiba pada hari itu Anda begitu semangat dan berhasil merapikan ruangan yang mulanya berantakan tersebut.
Tetapi masalahnya adalah ketika kebiasaan yang membuat ruangan berantakan dari diri Anda masih belum hilang maka Anda hanya akan menemukan 2 atau 3 hari ruangan tersebut berantakan kembali. Goal juga hanya menunda kebahagiaan.
Ketika fokus hanya terhadap goal atau tujuan seringkali membuat saya berpikir,
Kalau tercapai saya bisa santai, kalau tercapai saya mau liburan, dan seterusnya.
Lainhalnya ketika fokus pada prosesnya maka sebenarnya saya tidak perlu menunda-nunda sebuah kebahagiaan.
Saya bisa menikmati setiap proses yang saya lakukan untuk mencapai goal tersebut.
Karena ketika kelas membangun tim yang bekerja jarak jauh (remote) dibuka selalu muncul pertanyaan: Kalau misal target tidak tercapai bagaimana memanage nya jika kita bekerja remote?
Sama halnya dengan cerita panjang mengenai goal diatas, di KIRIM.EMAIL kita tidak terfokus pada goal utamanya. Semua goal adalah besar sampai diperkecil.
Yang kita lakukan setiap hari hanya berfokus pada goal harian kita masing-masing untuk setiap divisi.
Itulah yang menjadi alasan mengapa selama ini kita tidak meeting dan jarang miss komunikasi meski Goalnya tetap tercapai.