📢🎙️🕌✅ SEGERA KE MASJID UNTUK SHALAT BERJAMAAH SETELAH BERBUKA
✍🏻 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata,
فإذا كنت تسمع النداء عليك أن تبادر، تأكل ما تيسر من الفطور ثلاث تمرات، خمس تمرات ثلاث تمرات، ما تيسر ثم تذهب إلى الصلاة
Apabila engkau mendengar seruan azan, hendaknya engkau bersegera (ke masjid). Engkau bisa berbuka dengan memakan tiga atau lima butir kurma, atau apa yang mudah bagimu (untuk berbuka), kemudian engkau pergi (ke masjid) untuk shalat (berjamaah).
كان النبي والصحابة يفطرون ثم يذهبون إلى الصلاة، فأنت كذلك تفطر بما يسر الله لك ثم تذهب إلى الصلاة
Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiallahu anhum berbuka, kemudian pergi (ke masjid) untuk shalat (berjamaah). Demikian pula engkau, hendaknya engkau berbuka (sekadar) dengan apa yang Allah mudahkan untukmu, kemudian engkau (bersegera) pergi (ke masjid) untuk menunaikan shalat (berjamaah).
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/segera-ke-masjid-untuk-shalat-berjamaah-setelah-berbuka/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata,
فإذا كنت تسمع النداء عليك أن تبادر، تأكل ما تيسر من الفطور ثلاث تمرات، خمس تمرات ثلاث تمرات، ما تيسر ثم تذهب إلى الصلاة
Apabila engkau mendengar seruan azan, hendaknya engkau bersegera (ke masjid). Engkau bisa berbuka dengan memakan tiga atau lima butir kurma, atau apa yang mudah bagimu (untuk berbuka), kemudian engkau pergi (ke masjid) untuk shalat (berjamaah).
كان النبي والصحابة يفطرون ثم يذهبون إلى الصلاة، فأنت كذلك تفطر بما يسر الله لك ثم تذهب إلى الصلاة
Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiallahu anhum berbuka, kemudian pergi (ke masjid) untuk shalat (berjamaah). Demikian pula engkau, hendaknya engkau berbuka (sekadar) dengan apa yang Allah mudahkan untukmu, kemudian engkau (bersegera) pergi (ke masjid) untuk menunaikan shalat (berjamaah).
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/segera-ke-masjid-untuk-shalat-berjamaah-setelah-berbuka/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻📢⚠️💐 NASIHAT BAGI YANG TERTINGGAL SHALAT MAGRIB BERJAMAAH KARENA BERBUKA PUASA
✍🏻 Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
ﻭﻫﻨﺎ ﺃﻣﺮ ﻳﺠﺐ اﻟﺘﻨﺒﻴﺔ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪ ﻳﺠﻠﺲ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﺋﺪﺓ ﺇﻓﻄﺎﺭﻩ ﻭﻳﺘﻌﺸﻰ ﻭﻳﺘﺮﻙ ﺻﻼﺓ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻣﻊ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ
Pada kesempatan ini, ada satu perkara yang wajib diingatkan, yaitu:
(Kebiasaan) sebagian orang yang duduk di meja makannya untuk berbuka dan langsung makan malam sehingga dia meninggalkan shalat Magrib berjamaah di masjid.
ﻓﻴﺮﺗﻜﺐ ﺑﺬﻟﻚ ﺧﻄﺄ ﻋﻈﻴﻤﺎ، ﻭﻫﻮ اﻟﺘﺄﺧﺮ ﻋﻦ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻭﻳﻔﻮﺕ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﺛﻮاﺑﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎ، ﻭﻳﻌﺮﺿﻬﺎ ﻟﻠﻌﻘﻮﺑﺔ
Dengan demikian, dia terjatuh pada kesalahan besar, antara lain:
– tertinggal shalat berjamaah di masjid,
– terluput dari pahala yang besar, dan
– menyebabkan dirinya sendiri (terancam) dengan hukuman (dari Allah subhanahu wa ta’ala)
ﻭاﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻳﻔﻄﺮ ﺃﻭﻻ، ﺛﻢ ﻳﺬﻫﺐ ﻟﻠﺼﻼﺓ، ﺛﻢ ﻳﺘﻌﺸﻰ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ
Oleh karena itu, disyariatkan bagi orang yang berpuasa untuk berbuka dahulu (sekadar membatalkan puasanya, -pent.). Kemudian, dia pergi menunaikan shalat berjamaah (di masjid). Setelah itu, baru dia makan malam.
📚 Al-Mulakhkhash al-Fiqhi 1/381
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/nasihat-bagi-yang-tertinggal-shalat-magrib-berjamaah-karena-berbuka-puasa/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata,
ﻭﻫﻨﺎ ﺃﻣﺮ ﻳﺠﺐ اﻟﺘﻨﺒﻴﺔ ﻋﻠﻴﻪ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﺑﻌﺾ اﻟﻨﺎﺱ ﻗﺪ ﻳﺠﻠﺲ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﺋﺪﺓ ﺇﻓﻄﺎﺭﻩ ﻭﻳﺘﻌﺸﻰ ﻭﻳﺘﺮﻙ ﺻﻼﺓ اﻟﻤﻐﺮﺏ ﻣﻊ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ
Pada kesempatan ini, ada satu perkara yang wajib diingatkan, yaitu:
(Kebiasaan) sebagian orang yang duduk di meja makannya untuk berbuka dan langsung makan malam sehingga dia meninggalkan shalat Magrib berjamaah di masjid.
ﻓﻴﺮﺗﻜﺐ ﺑﺬﻟﻚ ﺧﻄﺄ ﻋﻈﻴﻤﺎ، ﻭﻫﻮ اﻟﺘﺄﺧﺮ ﻋﻦ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻭﻳﻔﻮﺕ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﺛﻮاﺑﺎ ﻋﻈﻴﻤﺎ، ﻭﻳﻌﺮﺿﻬﺎ ﻟﻠﻌﻘﻮﺑﺔ
Dengan demikian, dia terjatuh pada kesalahan besar, antara lain:
– tertinggal shalat berjamaah di masjid,
– terluput dari pahala yang besar, dan
– menyebabkan dirinya sendiri (terancam) dengan hukuman (dari Allah subhanahu wa ta’ala)
ﻭاﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻳﻔﻄﺮ ﺃﻭﻻ، ﺛﻢ ﻳﺬﻫﺐ ﻟﻠﺼﻼﺓ، ﺛﻢ ﻳﺘﻌﺸﻰ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ
Oleh karena itu, disyariatkan bagi orang yang berpuasa untuk berbuka dahulu (sekadar membatalkan puasanya, -pent.). Kemudian, dia pergi menunaikan shalat berjamaah (di masjid). Setelah itu, baru dia makan malam.
📚 Al-Mulakhkhash al-Fiqhi 1/381
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/nasihat-bagi-yang-tertinggal-shalat-magrib-berjamaah-karena-berbuka-puasa/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻🌅🌔⚠ PUASA, TIDUR SEJAK TERBIT HINGGA AZAN ASAR
✍🏻 Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah
📬 Pertanyaan:
عندنا عادة وهي أنهم ينامون نهار رمضان من بعد الشروق إلى أذان العصر وبعضهم إلى قبيل المغرب فما حكم الشرع في ذلك ؟
Di tempat kami ada sebuah kebiasaan. Orang-orang tidur pada siang hari Ramadhan sejak waktu terbitnya matahari hingga azan asar. Bahkan, sebagian orang tidur sampai sesaat sebelum maghrib. Apa hukum syariat terhadap hal ini?
✍🏼 Jawab:
الواجب عليهم أن يقوموا ويؤدوا الصلاة في وقتها وهي صلاة الظهر ، والصلاة هي أعظم من الصوم ، فالصلاة تاركها يعتبر كافراً ، والصوم يعتبر فاسقاً آثماً إلا إذا كان جاحداً فإنه يكفر ، فالواجب أن يقوم لوقت الظهر ويصلي
Mereka wajib bangun dan menunaikan shalat pada waktunya, yaitu shalat Zuhur. Shalat lebih agung daripada puasa. Orang yang meninggalkan shalat teranggap kafir, sedangkan orang yang tidak berpuasa teranggap fasik dan berdosa. Yang wajib ialah dia bangun dan menunaikan shalat Zuhur.
وإذا لم يأخذ كفايته من النوم لا باس أن ينام بعد الظهر ، على أن من بعد طلوع الشمس إلى الظهر هو نوم كافٍ .
Apabila tidurnya belum cukup, tidak mengapa dia tidur setelah shalat Zuhur, meski tidur sejak terbit matahari hingga masuk waktu Zuhur (sebenarnya) sudah mencukupi.
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/puasa-tidur-sejak-terbit-hingga-adzan-ashar/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i rahimahullah
📬 Pertanyaan:
عندنا عادة وهي أنهم ينامون نهار رمضان من بعد الشروق إلى أذان العصر وبعضهم إلى قبيل المغرب فما حكم الشرع في ذلك ؟
Di tempat kami ada sebuah kebiasaan. Orang-orang tidur pada siang hari Ramadhan sejak waktu terbitnya matahari hingga azan asar. Bahkan, sebagian orang tidur sampai sesaat sebelum maghrib. Apa hukum syariat terhadap hal ini?
✍🏼 Jawab:
الواجب عليهم أن يقوموا ويؤدوا الصلاة في وقتها وهي صلاة الظهر ، والصلاة هي أعظم من الصوم ، فالصلاة تاركها يعتبر كافراً ، والصوم يعتبر فاسقاً آثماً إلا إذا كان جاحداً فإنه يكفر ، فالواجب أن يقوم لوقت الظهر ويصلي
Mereka wajib bangun dan menunaikan shalat pada waktunya, yaitu shalat Zuhur. Shalat lebih agung daripada puasa. Orang yang meninggalkan shalat teranggap kafir, sedangkan orang yang tidak berpuasa teranggap fasik dan berdosa. Yang wajib ialah dia bangun dan menunaikan shalat Zuhur.
وإذا لم يأخذ كفايته من النوم لا باس أن ينام بعد الظهر ، على أن من بعد طلوع الشمس إلى الظهر هو نوم كافٍ .
Apabila tidurnya belum cukup, tidak mengapa dia tidur setelah shalat Zuhur, meski tidur sejak terbit matahari hingga masuk waktu Zuhur (sebenarnya) sudah mencukupi.
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/puasa-tidur-sejak-terbit-hingga-adzan-ashar/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
🕌📑📛🌺 TAHIYATUL MASJID BAGI YANG KELUAR MASJID SESAAT
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
من خرج من المسجد بنية العودة إليه قريباً فإنه تسقط عنه تحية المسجد ، لأنه في حكم الباقي في المسجد
”Barang siapa yang keluar dari masjid dengan niat untuk segera kembali dalam waktu yang singkat, gugur darinya perintah untuk shalat tahiyatul masjid. Sebab, ia dihukumi tetap di dalam masjid.
أما من خرج منه بنية المفارقة ثم عاد له أن يرجع إليه فإنه إذا رجع يصلي ركعتين
Adapun jika ia meninggalkan masjid dengan niat pergi dari masjid, kemudian setelah itu ternyata ingin kembali masuk ke masjid, maka di saat dia masuk hendaknya shalat tahiyatul masjid dua rakaat.
ولهذا قال – النبي صلى الله عليه وسلم – فيمن قام من مكانه ثم عاد إليه أنه (أحق بمجلسه)
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang orang yang bangkit dari duduknya, lalu kembali dalam waktu yang singkat, maka ia lebih berhak dengan tempat duduk tersebut.
وهذا دليل على أنه لا زال في المسجد حكما وإن كان قد فارقه جسما
Dengan demikian, ini adalah dalil bahwa orang tersebut tetap dihukumi di dalam masjid, meskipun jasadnya keluar masjid."
📚 At-Ta’liq ‘al al-Muntaqa 4/92
🌎 Kunjungi || http://forumsalafy.net/tahiyatul-masjid-bagi-yang-keluar-masjid-sesaat/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
من خرج من المسجد بنية العودة إليه قريباً فإنه تسقط عنه تحية المسجد ، لأنه في حكم الباقي في المسجد
”Barang siapa yang keluar dari masjid dengan niat untuk segera kembali dalam waktu yang singkat, gugur darinya perintah untuk shalat tahiyatul masjid. Sebab, ia dihukumi tetap di dalam masjid.
أما من خرج منه بنية المفارقة ثم عاد له أن يرجع إليه فإنه إذا رجع يصلي ركعتين
Adapun jika ia meninggalkan masjid dengan niat pergi dari masjid, kemudian setelah itu ternyata ingin kembali masuk ke masjid, maka di saat dia masuk hendaknya shalat tahiyatul masjid dua rakaat.
ولهذا قال – النبي صلى الله عليه وسلم – فيمن قام من مكانه ثم عاد إليه أنه (أحق بمجلسه)
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang orang yang bangkit dari duduknya, lalu kembali dalam waktu yang singkat, maka ia lebih berhak dengan tempat duduk tersebut.
وهذا دليل على أنه لا زال في المسجد حكما وإن كان قد فارقه جسما
Dengan demikian, ini adalah dalil bahwa orang tersebut tetap dihukumi di dalam masjid, meskipun jasadnya keluar masjid."
📚 At-Ta’liq ‘al al-Muntaqa 4/92
🌎 Kunjungi || http://forumsalafy.net/tahiyatul-masjid-bagi-yang-keluar-masjid-sesaat/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
🍃🌷🌾💐 HARTA YANG BERMANFAAT
✍🏻 Umar bin Dzar rahimahullah mengisahkan,
قال الربيع بن أبي راشد، ورأى رجلاً مريضاً يتصدق بصدقة فقسمها بين جيرانه، فقال: الهدايا إمام الزيارة. فلم يلبث الرجل إلا أياماً حتى مات. فبكى عند ذلك الربيع وقال: أحسن والله بالموت وعلم أنه لا ينفعه من ماله إلا ما قدم بين يديه.
Rabi' bin Abi Rasyid melihat orang sakit yang bersedekah. Orang itu membagi-bagikan hartanya kepada para tetangganya. Rabi' bin Abi Rasyid pun berkata, "Hadiah adalah pembuka kedekatan sebelum kunjungan."
Setelah beberapa hari, orang yang sakit tersebut meninggal. Rabi' bin Abi Rasyid menangis karena hal itu.
Rabi' berkata, "Demi Allah, orang tersebut telah mempersiapkan bekal dengan baik menghadapi kematiannya. Orang itu juga mengetahui bahwa tidak ada harta yang bermanfaat untuknya selain yang ia sedekahkan."
📚 Shifatush Shafwah, hlm. 469
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Umar bin Dzar rahimahullah mengisahkan,
قال الربيع بن أبي راشد، ورأى رجلاً مريضاً يتصدق بصدقة فقسمها بين جيرانه، فقال: الهدايا إمام الزيارة. فلم يلبث الرجل إلا أياماً حتى مات. فبكى عند ذلك الربيع وقال: أحسن والله بالموت وعلم أنه لا ينفعه من ماله إلا ما قدم بين يديه.
Rabi' bin Abi Rasyid melihat orang sakit yang bersedekah. Orang itu membagi-bagikan hartanya kepada para tetangganya. Rabi' bin Abi Rasyid pun berkata, "Hadiah adalah pembuka kedekatan sebelum kunjungan."
Setelah beberapa hari, orang yang sakit tersebut meninggal. Rabi' bin Abi Rasyid menangis karena hal itu.
Rabi' berkata, "Demi Allah, orang tersebut telah mempersiapkan bekal dengan baik menghadapi kematiannya. Orang itu juga mengetahui bahwa tidak ada harta yang bermanfaat untuknya selain yang ia sedekahkan."
📚 Shifatush Shafwah, hlm. 469
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
JANGAN KAU JADIKAN MUSIM HUJAN SEBAGAI KAMBING HITAM
Akhir-akhir ini ramai berita tentang hujan dan banjir, entah sampai kapan berita tentang hujan ini akan berakhir, Allahu A'lam.
Namun ada kenyataan yang membuat hamba beriman mengelus dada, yaitu munculnya suara-suara sumbang terkait dengan hal ini.
Wah hujan lagi, hujan lagi, bisa tidak laku dagangan saya.
Sepertinya alam sedang tidak bersahabat.
Gara-gara hujan harga barang jadi melonjak.
Gara-gara hujan banjir dimana-mana.
Dan ucapan-ucapan lain yang bernada menyalahkan hujan.
Wahai saudaraku...
Tahukah anda, sebenarnya banyak pesan yang ingin Allah Ta'ala sampaikan kepada kita lewat hujan ini.
Diantara pesan yang bisa kita terima adalah,
1. Allah ingin menunjukan kepada manusia betapa besar dan luas kekuasaan Allah
Sebagaimana yang Allah katakan dalam Firmannya,
وَٱللَّهُ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan Dialah Allah yang telah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu kemudian menghidupkan bumi setelah kematiannya sesungguhnya pada hal ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau mendengar (pelajaran). (An Nahl: 65)
Turunnya hujan merupakan salah satu fenomena alam yang mengagumkan, sebagai bukti yang kuat untuk menunjukkan betapa agungnya Dzat yang menurunkannya, untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang mampu menandingi kuasa Allah Ta'ala.
Sepintar apapun manusia, sehebat apapun teknologi yang mereka kuasai, mereka tidak mampu membendung turunnya hujan yang bertubi-bertubi mengguyur bumi mereka, sehingga banjir di mana-mana tidak bisa di hindari.
لا حول و لا قوة إلا بالله العظيم
2. Untuk menambah rasa takut kepada Allah
Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diceritakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu 'anha
وكان إذا رأى غَيْمًا أو رِيحًا عُرِفَ ذلك في وجههِ! فقلتُ: يا رسولَ اللهِ ،الناسُ إذا رأوْا الغَيْمَ فرحوا رجاءَ أن يكونَ فيه المطرُ، وأَراك إذا رأيتَه عُرِفَتْ في وجهِك الكراهيةُ! فقال: يا عائشةُ ، ما يُؤْمِنُني أن يكونَ فيه عذابٌ ؟ قد عُذِّبَ قومٌ بالريحِ ، وقد رأى قومٌ العذابَ قالوا هذا عارض ممطرنا
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mendung atau angin, maka raut wajahnyapun berbeda.” ‘Aisyah berkata, “Wahai Rasululah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu gembira. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka.” Beliau pun bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adalah azab. Dan pernah suatu kaum diberi azab dengan datangnya angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum ‘Aad) ketika melihat azab, mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (HR Bukhari no 4829)
Seorang yang memiliki rasa takut kepada Allah akan membuat dia selalu waspada dengan berupaya melaksanakan ketaatan dan menjahui kemaksiatan. Adapun orang yang merasa aman dari hukuman Allah, dia terus menerus dalam kelalaian dan lumpur dosa, dia berpikir,
Saya tidak mungkin kebanjiran karena saya tinggal di dataran tinggi.
Saya tidak mungkin kena Tsunami karena saya jauh dari pantai.
Maka kita katakan, “Wahai hamba Allah, apa anda pikir azab Allah hanya banjir dan gempa bumi.”?
Allah maha mampu mendatangkan azab dalam bentuk apapun dan dari arah manapun tanpa melihat waktu.
Mari kita simak firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ ٱلْقُرَىٰٓ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? (Al-A'raf: 97)
أَوَأَمِنَ أَهْلُ ٱلْقُرَىٰٓ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (Al-A'raf: 98)
Akhir-akhir ini ramai berita tentang hujan dan banjir, entah sampai kapan berita tentang hujan ini akan berakhir, Allahu A'lam.
Namun ada kenyataan yang membuat hamba beriman mengelus dada, yaitu munculnya suara-suara sumbang terkait dengan hal ini.
Wah hujan lagi, hujan lagi, bisa tidak laku dagangan saya.
Sepertinya alam sedang tidak bersahabat.
Gara-gara hujan harga barang jadi melonjak.
Gara-gara hujan banjir dimana-mana.
Dan ucapan-ucapan lain yang bernada menyalahkan hujan.
Wahai saudaraku...
Tahukah anda, sebenarnya banyak pesan yang ingin Allah Ta'ala sampaikan kepada kita lewat hujan ini.
Diantara pesan yang bisa kita terima adalah,
1. Allah ingin menunjukan kepada manusia betapa besar dan luas kekuasaan Allah
Sebagaimana yang Allah katakan dalam Firmannya,
وَٱللَّهُ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَحْيَا بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dan Dialah Allah yang telah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu kemudian menghidupkan bumi setelah kematiannya sesungguhnya pada hal ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau mendengar (pelajaran). (An Nahl: 65)
Turunnya hujan merupakan salah satu fenomena alam yang mengagumkan, sebagai bukti yang kuat untuk menunjukkan betapa agungnya Dzat yang menurunkannya, untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang mampu menandingi kuasa Allah Ta'ala.
Sepintar apapun manusia, sehebat apapun teknologi yang mereka kuasai, mereka tidak mampu membendung turunnya hujan yang bertubi-bertubi mengguyur bumi mereka, sehingga banjir di mana-mana tidak bisa di hindari.
لا حول و لا قوة إلا بالله العظيم
2. Untuk menambah rasa takut kepada Allah
Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diceritakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu 'anha
وكان إذا رأى غَيْمًا أو رِيحًا عُرِفَ ذلك في وجههِ! فقلتُ: يا رسولَ اللهِ ،الناسُ إذا رأوْا الغَيْمَ فرحوا رجاءَ أن يكونَ فيه المطرُ، وأَراك إذا رأيتَه عُرِفَتْ في وجهِك الكراهيةُ! فقال: يا عائشةُ ، ما يُؤْمِنُني أن يكونَ فيه عذابٌ ؟ قد عُذِّبَ قومٌ بالريحِ ، وقد رأى قومٌ العذابَ قالوا هذا عارض ممطرنا
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat mendung atau angin, maka raut wajahnyapun berbeda.” ‘Aisyah berkata, “Wahai Rasululah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu gembira. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka.” Beliau pun bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adalah azab. Dan pernah suatu kaum diberi azab dengan datangnya angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum ‘Aad) ketika melihat azab, mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (HR Bukhari no 4829)
Seorang yang memiliki rasa takut kepada Allah akan membuat dia selalu waspada dengan berupaya melaksanakan ketaatan dan menjahui kemaksiatan. Adapun orang yang merasa aman dari hukuman Allah, dia terus menerus dalam kelalaian dan lumpur dosa, dia berpikir,
Saya tidak mungkin kebanjiran karena saya tinggal di dataran tinggi.
Saya tidak mungkin kena Tsunami karena saya jauh dari pantai.
Maka kita katakan, “Wahai hamba Allah, apa anda pikir azab Allah hanya banjir dan gempa bumi.”?
Allah maha mampu mendatangkan azab dalam bentuk apapun dan dari arah manapun tanpa melihat waktu.
Mari kita simak firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ ٱلْقُرَىٰٓ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? (Al-A'raf: 97)
أَوَأَمِنَ أَهْلُ ٱلْقُرَىٰٓ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (Al-A'raf: 98)
أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Al-A'raf: 99)
3. Penghancur kesombongan dan keangkuhan bani Adam
Wahai saudaraku..
Ada pesan yang ingin Allah sampaikan kepada kita dengan musim hujan yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan adanya banjir yang melanda dimana-mana, pesan tersebut adalah agar manusia menghilangkan keangkuhan dan kesombongan mereka dan menyadari akan kelemahan mereka di hadapan Al Jabbarul Mutakabbir sehingga mereka kembali kepada Allah, tunduk dan patuh pada ketetapan-Nya.
Saat ini banyak manusia terlalu angkuh dan sombong, dia lebih percaya dengan kemampuan dirinya, dia lebih bersandar pada kecerdasannya sehingga dia lupa bahwa disana ada kekuatan yang tak terbatas, dia lupa bahwa disana ada yang Maha berilmu, Dialah Allah Jalla Robbuna Al Qowiyul Matinul Aliim yang harus dia jadikan sandaran.
Seharusnya kita bersyukur kepada Allah dengan musibah ini, karena hal itu pertanda Allah masih sayang dan cinta dengan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
إذا أرادَ اللهُ بعبدٍ الخَيرَ عجَّلَ له العُقوبَةَ في الدُّنيا، وإذا أرادَ اللهُ بعَبدِه الشَّرَّ مَسَكَ عنه بذَنْبِه حتى يُوافِيَه يَومَ القيامةِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya maka Allah akan segerakan hukuman dosanya ketika di dunia, namun bila Allah menghendaki kejelekan untuknya Allah menunda hukuman atas dosanya hingga hari kiamat nanti.”.(Shahihul Jaami Lil Albani 308)
Dari pemaparan di atas, sangatlah tidak pantas kalau kita menyalahkan musim hujan atas musibah yang kita derita, sangatlah tidak pantas kita menjadikan musim hujan sebagai kambing hitam dari kegagalan kita, hendaknya kita introspeksi diri, hujan tidak pernah salah karena dia merupakan murni perbuatan Allah, perbuatan Allah semuanya baik tidak ada yang salah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alahi wa sallam
والشَّرُّ ليس إليكَ
“Kejelekan tidaklah berasal dari-Mu.” (HR. Muslim: 771)
Mencela hujan sama saja mencela Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam hadits Qudsy, Allah menyatakan,
يُؤذِيني ابنُ آدَمَ يسُبُّ الدَّهرَ وأنا الدَّهرُ بيدي الأمرُ أُقلِّبُ اللَّيلَ والنَّهارَ.
“Anak adam telah menyakitiku, mereka mencela masa padahal Aku adalah yang mengendalikannya, Aku yang membolak-balikkan malam dan siang.” (Mutafaqun 'alaih)
Wahai Saudaraku..
Mari jadikan musim hujan ini sebagai momen dalam mengkoreksi diri kita masing-masing, dan sebagai sebab kita bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Apapun yang kita rasakan dengan adanya musim hujan, baik itu menguntungkan atau merugikan kita, sikapi dengan husnu zhan (prasangka baik), berpikir positif namun tetap optimis dan itulah sikap mukmin sejati, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له
“Sungguh mengagumkan urusannya orang yang beriman, semua keadaan baik untuknya, yang demikian tidak mungkin digapai melainkan hanya orang yang beriman, apabila dia mendapat kesenangan dia bersyukur, namun bila dia mendapat kesulitan dia bersabar.” (HR. Muslim: 2999)
Dan kita memohon kepada Allah agar saudara-saudara kita yang di timpa musibah diberikan ketabahan, kasabaran dan keridhaan terhadap ketetapan Allah, dan Allah memberikan kemudahan urusan mereka semua.
Allahumma Amiin.
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (Al-A'raf: 99)
3. Penghancur kesombongan dan keangkuhan bani Adam
Wahai saudaraku..
Ada pesan yang ingin Allah sampaikan kepada kita dengan musim hujan yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan adanya banjir yang melanda dimana-mana, pesan tersebut adalah agar manusia menghilangkan keangkuhan dan kesombongan mereka dan menyadari akan kelemahan mereka di hadapan Al Jabbarul Mutakabbir sehingga mereka kembali kepada Allah, tunduk dan patuh pada ketetapan-Nya.
Saat ini banyak manusia terlalu angkuh dan sombong, dia lebih percaya dengan kemampuan dirinya, dia lebih bersandar pada kecerdasannya sehingga dia lupa bahwa disana ada kekuatan yang tak terbatas, dia lupa bahwa disana ada yang Maha berilmu, Dialah Allah Jalla Robbuna Al Qowiyul Matinul Aliim yang harus dia jadikan sandaran.
Seharusnya kita bersyukur kepada Allah dengan musibah ini, karena hal itu pertanda Allah masih sayang dan cinta dengan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
إذا أرادَ اللهُ بعبدٍ الخَيرَ عجَّلَ له العُقوبَةَ في الدُّنيا، وإذا أرادَ اللهُ بعَبدِه الشَّرَّ مَسَكَ عنه بذَنْبِه حتى يُوافِيَه يَومَ القيامةِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan untuk hamba-Nya maka Allah akan segerakan hukuman dosanya ketika di dunia, namun bila Allah menghendaki kejelekan untuknya Allah menunda hukuman atas dosanya hingga hari kiamat nanti.”.(Shahihul Jaami Lil Albani 308)
Dari pemaparan di atas, sangatlah tidak pantas kalau kita menyalahkan musim hujan atas musibah yang kita derita, sangatlah tidak pantas kita menjadikan musim hujan sebagai kambing hitam dari kegagalan kita, hendaknya kita introspeksi diri, hujan tidak pernah salah karena dia merupakan murni perbuatan Allah, perbuatan Allah semuanya baik tidak ada yang salah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alahi wa sallam
والشَّرُّ ليس إليكَ
“Kejelekan tidaklah berasal dari-Mu.” (HR. Muslim: 771)
Mencela hujan sama saja mencela Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam hadits Qudsy, Allah menyatakan,
يُؤذِيني ابنُ آدَمَ يسُبُّ الدَّهرَ وأنا الدَّهرُ بيدي الأمرُ أُقلِّبُ اللَّيلَ والنَّهارَ.
“Anak adam telah menyakitiku, mereka mencela masa padahal Aku adalah yang mengendalikannya, Aku yang membolak-balikkan malam dan siang.” (Mutafaqun 'alaih)
Wahai Saudaraku..
Mari jadikan musim hujan ini sebagai momen dalam mengkoreksi diri kita masing-masing, dan sebagai sebab kita bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
Apapun yang kita rasakan dengan adanya musim hujan, baik itu menguntungkan atau merugikan kita, sikapi dengan husnu zhan (prasangka baik), berpikir positif namun tetap optimis dan itulah sikap mukmin sejati, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وليسَ ذاكَ لأَحَدٍ إلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إنْ أصابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكانَ خَيْرًا له، وإنْ أصابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكانَ خَيْرًا له
“Sungguh mengagumkan urusannya orang yang beriman, semua keadaan baik untuknya, yang demikian tidak mungkin digapai melainkan hanya orang yang beriman, apabila dia mendapat kesenangan dia bersyukur, namun bila dia mendapat kesulitan dia bersabar.” (HR. Muslim: 2999)
Dan kita memohon kepada Allah agar saudara-saudara kita yang di timpa musibah diberikan ketabahan, kasabaran dan keridhaan terhadap ketetapan Allah, dan Allah memberikan kemudahan urusan mereka semua.
Allahumma Amiin.
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Media is too big
VIEW IN TELEGRAM
📲📢 [VIDEO] : Bersungguh-Sungguh Bertobat dan Memohon Ampunan
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Muhammad Rijal Lc hafizhahullah
✍🏻 Pemateri: Al-Ustadz Muhammad Rijal Lc hafizhahullah
✋🏻📢💐🌾 KITA SELALU BUTUH HIDAYAH
✍🏻 Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,
فإنَّ المجهولَ لنا من الحقِّ أضعافُ المعلوم، وما لا نريد فعلَه تهاونًا وكسلًا مثلُ ما نريده أو أكثرُ منه أو دونه. وما لا نقدر عليه ممّا نريده كذلك. وما نعرف جملته ولا نهتدي لتفاصيله فأمرٌ يفوت الحصر. ونحن محتاجون إلى الهداية التّامّة، فمن كملت له هذه الأمور كان سؤالُ الهداية له سؤالَ التَّثبيت والدَّوام
(Ilmu) yang tidak kita ketahui berlipat kali banyaknya daripada yang kita kuasai.
Yang tidak ingin kita kerjakan--karena meremehkan dan kemalasan--sama banyaknya dengan yang ingin kita kerjakan, atau melebihinya, atau kurang darinya.
Hal yang kita inginkan tetapi tidak mampu kita kerjakan, juga demikian.
Yang kita tahu globalnya tetapi kita tidak mendapatkan hidayah tentang rinciannya, pun tak terhitung.
Kita membutuhkan hidayah yang sempurna.
Siapa yang telah mendapatkan semua hal di atas secara sempurna, dia tetap memohon hidayah (yaitu) agar kokoh dan terus istiqamah.
📚 Madarijus Salikin hlm. 16
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,
فإنَّ المجهولَ لنا من الحقِّ أضعافُ المعلوم، وما لا نريد فعلَه تهاونًا وكسلًا مثلُ ما نريده أو أكثرُ منه أو دونه. وما لا نقدر عليه ممّا نريده كذلك. وما نعرف جملته ولا نهتدي لتفاصيله فأمرٌ يفوت الحصر. ونحن محتاجون إلى الهداية التّامّة، فمن كملت له هذه الأمور كان سؤالُ الهداية له سؤالَ التَّثبيت والدَّوام
(Ilmu) yang tidak kita ketahui berlipat kali banyaknya daripada yang kita kuasai.
Yang tidak ingin kita kerjakan--karena meremehkan dan kemalasan--sama banyaknya dengan yang ingin kita kerjakan, atau melebihinya, atau kurang darinya.
Hal yang kita inginkan tetapi tidak mampu kita kerjakan, juga demikian.
Yang kita tahu globalnya tetapi kita tidak mendapatkan hidayah tentang rinciannya, pun tak terhitung.
Kita membutuhkan hidayah yang sempurna.
Siapa yang telah mendapatkan semua hal di atas secara sempurna, dia tetap memohon hidayah (yaitu) agar kokoh dan terus istiqamah.
📚 Madarijus Salikin hlm. 16
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
📢✋🏻📑🌹 BERSEMANGAT UNTUK BERMAJELIS DENGAN ORANG SALEH SUPAYA BISA MENIRU AKHLAK MULIA
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
الأخلاق تكون بالاكتساب وتكون بالجبلة وهذا شيء مشاهد فكثيرا ما يصاحب الإنسان شخصاً فيجلس إليه ويكتسب منه خلقه ولو كان دونه في المرتبة أو في السن.
Akhlak ada yang bisa diperoleh dengan usaha dan ada yang memang sudah menjadi watak dasar. Hal ini adalah sesuatu yang bisa disaksikan.
Betapa banyak orang memiliki akhlak mulia disebabkan dia sering menyertai dan duduk bermajelis dengan seorang yang memiliki akhlak mulia. Dia mempelajari dan berusaha meniru akhlaknya, meskipun kedudukan dan umur orang tersebut berada di bawahnya.
📚 At-Ta'liq 'Ala Shahih Muslim, 5/72
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/bersemangat-untuk-bermajlis-dengan-orang-saleh-supaya-bisa-meniru-akhlak-mulia/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata,
الأخلاق تكون بالاكتساب وتكون بالجبلة وهذا شيء مشاهد فكثيرا ما يصاحب الإنسان شخصاً فيجلس إليه ويكتسب منه خلقه ولو كان دونه في المرتبة أو في السن.
Akhlak ada yang bisa diperoleh dengan usaha dan ada yang memang sudah menjadi watak dasar. Hal ini adalah sesuatu yang bisa disaksikan.
Betapa banyak orang memiliki akhlak mulia disebabkan dia sering menyertai dan duduk bermajelis dengan seorang yang memiliki akhlak mulia. Dia mempelajari dan berusaha meniru akhlaknya, meskipun kedudukan dan umur orang tersebut berada di bawahnya.
📚 At-Ta'liq 'Ala Shahih Muslim, 5/72
🌎 Kunjungi || https://forumsalafy.net/bersemangat-untuk-bermajlis-dengan-orang-saleh-supaya-bisa-meniru-akhlak-mulia/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻🌔💧💐 ZIKIR SETELAH SHALAT WITIR
Sahabat Abdurrahman bin Abzaa radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِـ { سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى }، وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ }، وَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ }، وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : ” سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ “. ثَلَاثًا، وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
“Dahulu dalam shalat witir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah Al-A’la, surah Al-Kafirun, dan surah Al-Ikhlas. Setelah salam, beliau membaca sebanyak tiga kali,
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
dan mengeraskan suaranya pada bacaan ketiga.” (HR. An-Nasai no. 1732. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan an-Nasai no. 1732)
Dalam riwayat Imam An-Nasai yang lain,
طَوَّلَ فِي الثَّالِثَةِ
“Memanjangkan suaranya pada bacaan ketiga.” (HR. An-Nasai no. 1734. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan an-Nasai no. 1733)
✍🏻 Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah menerangkan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca zikir ini setelah selesai dari shalat witir. Setelah salam di rakaat ganjil (rakaat terakhir) beliau membaca:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
Zikir ini, telah sahih dibaca berulang (yakni tiga kali). Pada bacaan yang terakhir (yakni yang ketiga) beliau mengeraskan dan memanjangkan suaranya. (Lihat Syarh Sunan Abi Dawud Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad rekaman no. 115)
Maksud “memanjangkan suaranya” pada bacaan yang terakhir (yakni yang ketiga) adalah bacaannya lebih dipanjangkan daripada bacaan pertama dan kedua. (Lihat Syarh Sunan an-Nasai Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad rekaman no. 327)
✍🏻 Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah mengatakan,
“Zikir ini termasuk salah satu sunnah (bimbingan Rasul) yang seharusnya dihidupkan kembali, sebagai ganti dari banyak bacaan yang diucapkan di berbagai negeri. Bahkan, setiap tempat memiliki bacaan dan kebiasaan masing-masing. Sungguh, telah banyak sunnah (ajaran Rasul) yang dimatikan (tidak diperhatikan) oleh umat.” (Lihat Silsilah al-Huda wa an-Nur rekaman 574)
🌍 Kunjungi || https://forumsalafy.net/zikir-setelah-shalat-witir/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Sahabat Abdurrahman bin Abzaa radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِـ { سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى }، وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ }، وَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ }، وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : ” سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ “. ثَلَاثًا، وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
“Dahulu dalam shalat witir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surah Al-A’la, surah Al-Kafirun, dan surah Al-Ikhlas. Setelah salam, beliau membaca sebanyak tiga kali,
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
dan mengeraskan suaranya pada bacaan ketiga.” (HR. An-Nasai no. 1732. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan an-Nasai no. 1732)
Dalam riwayat Imam An-Nasai yang lain,
طَوَّلَ فِي الثَّالِثَةِ
“Memanjangkan suaranya pada bacaan ketiga.” (HR. An-Nasai no. 1734. Hadits ini dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan an-Nasai no. 1733)
✍🏻 Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah menerangkan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca zikir ini setelah selesai dari shalat witir. Setelah salam di rakaat ganjil (rakaat terakhir) beliau membaca:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
SUBHAANAL MALIKIL QUDDUUS
Zikir ini, telah sahih dibaca berulang (yakni tiga kali). Pada bacaan yang terakhir (yakni yang ketiga) beliau mengeraskan dan memanjangkan suaranya. (Lihat Syarh Sunan Abi Dawud Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad rekaman no. 115)
Maksud “memanjangkan suaranya” pada bacaan yang terakhir (yakni yang ketiga) adalah bacaannya lebih dipanjangkan daripada bacaan pertama dan kedua. (Lihat Syarh Sunan an-Nasai Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad rekaman no. 327)
✍🏻 Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah mengatakan,
“Zikir ini termasuk salah satu sunnah (bimbingan Rasul) yang seharusnya dihidupkan kembali, sebagai ganti dari banyak bacaan yang diucapkan di berbagai negeri. Bahkan, setiap tempat memiliki bacaan dan kebiasaan masing-masing. Sungguh, telah banyak sunnah (ajaran Rasul) yang dimatikan (tidak diperhatikan) oleh umat.” (Lihat Silsilah al-Huda wa an-Nur rekaman 574)
🌍 Kunjungi || https://forumsalafy.net/zikir-setelah-shalat-witir/
⚪️ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎💎
☕🌅🌹💐 HUKUM BERBUKA PUASA BERSAMA
📫 Pertanyaan:
سمعت من بعض الإخوة أن الإفطار الجماعي – أكان ذلك في شهر رمضان أو في صيام النافلة – بدعة. فهل هذا صحيح؟
Saya mendengar dari sebagian ikhwah bahwa acara buka bersama baik di bulan Ramadhan atau pada puasa sunnah adalah perkara bid’ah. Apakah ini benar?
🔓 Jawaban:
لا بأس بالإفطار جماعيًّا في رمضان وفي غيره، ما لم يعتقد هذا الاجتماع عبادة
Tidak mengapa untuk berbuka bersama baik pada bulan Ramadhan atau selainnya, selama tidak meyakininya sebagai sebuah ibadah.
Sebagaimana firman Allah:
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا
“Tidak ada dosa bagi kalian untuk makan bersama-sama ataupun secara terpisah.” (An-Nuur: 61)
لكن إن خيف بالإفطار جماعيًّا في النافلة الرياء والسمعة لتميز الصائمين عن غيرهم كره لهم بذلك
Akan tetapi, untuk puasa sunnah, jika dikhawatirkan timbulnya riya dan sum’ah yang membedakan antara orang-orang yang berpuasa dan tidak dengan adanya buka bersama tersebut, maka ini dimakruhkan.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
✍🏻 al-Lajnah ad-Daaimah Li al-Buhuuts al-Ilmiyyah wa al-Iftaa`
• Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
• Anggota:
Abdullah bin Ghudayyan
Shalih al-Fauzan
Abdul Aziz Alusysyaikh
Bakr Abu Zaid
📚 Fatawa al-Lajnah ad-Daimah no. 15616
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/hukum-berbuka-puasa-bersama/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
📫 Pertanyaan:
سمعت من بعض الإخوة أن الإفطار الجماعي – أكان ذلك في شهر رمضان أو في صيام النافلة – بدعة. فهل هذا صحيح؟
Saya mendengar dari sebagian ikhwah bahwa acara buka bersama baik di bulan Ramadhan atau pada puasa sunnah adalah perkara bid’ah. Apakah ini benar?
🔓 Jawaban:
لا بأس بالإفطار جماعيًّا في رمضان وفي غيره، ما لم يعتقد هذا الاجتماع عبادة
Tidak mengapa untuk berbuka bersama baik pada bulan Ramadhan atau selainnya, selama tidak meyakininya sebagai sebuah ibadah.
Sebagaimana firman Allah:
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَأْكُلُوا جَمِيعًا أَوْ أَشْتَاتًا
“Tidak ada dosa bagi kalian untuk makan bersama-sama ataupun secara terpisah.” (An-Nuur: 61)
لكن إن خيف بالإفطار جماعيًّا في النافلة الرياء والسمعة لتميز الصائمين عن غيرهم كره لهم بذلك
Akan tetapi, untuk puasa sunnah, jika dikhawatirkan timbulnya riya dan sum’ah yang membedakan antara orang-orang yang berpuasa dan tidak dengan adanya buka bersama tersebut, maka ini dimakruhkan.
وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
✍🏻 al-Lajnah ad-Daaimah Li al-Buhuuts al-Ilmiyyah wa al-Iftaa`
• Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
• Anggota:
Abdullah bin Ghudayyan
Shalih al-Fauzan
Abdul Aziz Alusysyaikh
Bakr Abu Zaid
📚 Fatawa al-Lajnah ad-Daimah no. 15616
🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/hukum-berbuka-puasa-bersama/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✋🏻🌅🌷🌸 APAKAH WAJIB MAKAN KURMA BERJUMLAH GANJIL TATKALA BERBUKA
✍🏻 Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
📫 Pertanyaan:
سمعت أن الصائم عند إفطاره يجب أن يفطر على عدد فردي من التمر أي خمس أو سبع تمرات وهكذا، فهل هذا واجب؟
Saya pernah mendengar kalau orang yang berpuasa ketika berbuka wajib mengkonsumsi kurma dengan bilangan ganjil, yakni lima, tujuh butir demikian. Apakah ini wajib?
🔓 Jawaban:
ليس بواجب بل ولا سنة أن يفطر الإنسان على وتر، ثلاث أو خمس أو سبع أو تسع إلا يوم العيد عيد الفطر، فقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان لا يغدو للصلاة يوم عيد الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً
Tidak wajib, bahkan sunnah saja tidak untuk seorang insan berbuka dengan bilangan (kurma) ganjil, tiga, lima, tujuh, sembilan. Kecuali pada hari Idul Fithri, telah pasti bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dahulu tidak berangkat ke shalat Idul Fitri sampai makan beberapa butir kurma, dan memakannya dalam jumlah ganjil.
وما سوى ذلك فإن النبي صلى الله عليه وسلم لم يكن يتقصد أن يكون أكله التمر وتراً
Adapun selain dari itu, maka sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyengaja untuk memakan kurmanya dengan jumlah ganjil.
🌎 Kunjungi || http://forumsalafy.net/apakah-wajib-makan-kurma-berjumlah-ganjil-tatkala-berbuka/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
📫 Pertanyaan:
سمعت أن الصائم عند إفطاره يجب أن يفطر على عدد فردي من التمر أي خمس أو سبع تمرات وهكذا، فهل هذا واجب؟
Saya pernah mendengar kalau orang yang berpuasa ketika berbuka wajib mengkonsumsi kurma dengan bilangan ganjil, yakni lima, tujuh butir demikian. Apakah ini wajib?
🔓 Jawaban:
ليس بواجب بل ولا سنة أن يفطر الإنسان على وتر، ثلاث أو خمس أو سبع أو تسع إلا يوم العيد عيد الفطر، فقد ثبت أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان لا يغدو للصلاة يوم عيد الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً
Tidak wajib, bahkan sunnah saja tidak untuk seorang insan berbuka dengan bilangan (kurma) ganjil, tiga, lima, tujuh, sembilan. Kecuali pada hari Idul Fithri, telah pasti bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dahulu tidak berangkat ke shalat Idul Fitri sampai makan beberapa butir kurma, dan memakannya dalam jumlah ganjil.
وما سوى ذلك فإن النبي صلى الله عليه وسلم لم يكن يتقصد أن يكون أكله التمر وتراً
Adapun selain dari itu, maka sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menyengaja untuk memakan kurmanya dengan jumlah ganjil.
🌎 Kunjungi || http://forumsalafy.net/apakah-wajib-makan-kurma-berjumlah-ganjil-tatkala-berbuka/
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✒️🎙️🪥🚰 MENYIKAT GIGI MEMBATALKAN PUASA?
✍🏻 Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah
📬 Pertanyaan
Apakah membersihkan gigi dengan pasta gigi di pagi hari atau siang hari membatalkan puasa?
📬 Jawaban
Hal tersebut tidak membatalkan puasa.
Menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa tidak mengapa hukumnya.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah dia membuang bahan pasta yang menempel di gigi dan mulutnya (dengan berkumur kumur), jangan sampai dia menelannya. Dibersihkan dan dibuang sisa bahan pasta gigi yang menempel di mulutnya tersebut.
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
✍🏻 Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah
📬 Pertanyaan
Apakah membersihkan gigi dengan pasta gigi di pagi hari atau siang hari membatalkan puasa?
📬 Jawaban
Hal tersebut tidak membatalkan puasa.
Menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa tidak mengapa hukumnya.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah dia membuang bahan pasta yang menempel di gigi dan mulutnya (dengan berkumur kumur), jangan sampai dia menelannya. Dibersihkan dan dibuang sisa bahan pasta gigi yang menempel di mulutnya tersebut.
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎